BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan diseluruh pengusaha tembakau mole iris di Kecamatan
|
|
- Widya Irawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan diseluruh pengusaha tembakau mole iris di Kecamatan Tanjungsari yang masih aktif pada tahun , jumlah dari pengusaha yang masih aktif pada tahun adalah sebanyak tujuh perusahaan sedangkan pada akhir tahun 2011 menjadi lima perusahaan, sehingga objek dari penelitian ini adalah para pengusaha hasil tembakau iris mole. Subjek dari penelitian ini adalah kebijakan pajak hasil tembakau. Akbibat dari ketidak sanggupan para pengusaha dalam memenuhi kebijakan pajak hasil tembakau sehingga terdapat perusahaan yang tutup usaha. Tempat penelitian dipilih secara sengaja (purposive) dengan mempertimbangkan bahwa Kecamatan Tanjungsari merupakan salah satu sentral produksi tembakau mole dengan jumlah pengusaha yang cukup dominan di Kabupaten Sumedang. 3.2 Desain dan Teknik Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain kualitatif. Penelitian kualitatif yaitu metode-metode penelitian untuk mengekplorasi dan memahami makna yang oleh sejumlah individu atau kelompok orang dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan (John W. Creswell, 2009). 40
2 41 Menurut Sugiyono (200 7) menyatakan bahwa penelitian metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam suatu data yang mengandung makna. Teknik penelitian yang digunakan berupa studi kasus ( case study) yaitu penelitian yang terinci tentang seseorang atau suatu unit selama kurun waktu tertentu. Metode ini akan melibatkan kita dalam penyelidikan yang lebih mendalam dan pemeriksaan secara menyeluruh terhadap tingkah laku seseorang individu. (Consuelo dkk, 1993). Terkait dengan penelitian ini, penentuan responden dilakukan pada semua pengusaha tembakau mole iris yang masih aktif dan memiliki Nomor Pokok Pajak Barang Kena Cukai yaitu tujuh perusahaan pada tahun di Kecamatan Tanjungsari. Selain responden dikalangan pengusaha yang masih aktif dan memiliki Nomor Pokok Pajak Barang Kena Cukai, peneliti juga melakukan wawancara bersama beberapa pihak dari Asosiasi Pengusaha Tembakau Indonesia, Pemerintah terkait seperti Kementrian Keuangan Bea dan Cukai. 3.3 Data/ Informasi yang Diperlukan (Operasionalisasi Konsep/Variabel) Variabel Pendapatan Pengusaha Tembakau Mole Iris 1. Biaya Produksi, yaitu semua biaya yang dikeluarkan selama proses produksi berlangsung, terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. a. Biaya tetap, yaitu biaya yang besar kecilnya mempengaruhi pada hasil produksi, terdiri dari penyusutan alat (Rp/Proses Produksi) dan Pajak. b. Biaya variabel, yaitu biaya yang besar dan kecilnya mempunyai pengaruh langsung pada hasil produksi, meliputi :
3 42 Bahan baku dan biaya penunjang (Rp/Kg), Tenaga kerja (Rp/har i kerja) dan biaya trasportasi. 2. Hasil produksi, yaitu banyaknya hasil yang diperoleh dari usaha pengolahan per proses produksi dinyatakan dalam (bungkus/pack) 3. Harga jual adalah harga yang diterima dari hasil penjualan tembakau mole iris (Rp). 4. Penerimaan usaha adalah pendapatan kotor usaha pengolahan tembakau yang berasal dari nilai penjualan hasil pengolahan sebelum dikurangi biaya produksi (Rp/proses produksi) 5. Pendapatan usaha pengolahan adalah penerimaan usaha dikurangi biaya produksi (Rp/ Proses produksi) 6. RC rasio, yaitu penerimaan usaha dibagi biaya usaha yang dikeluarkan. RC rasio menunjukan pendapatan kotor yang diterima untuk setiap biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi Variabel Kebijakan Pajak Hasil Tembakau Iris 1. Undang- Undang Republik Indonesia no 11 tahun 1995 mengenai manademen cukai tentang tarif cukai hasil, penetapan harga dasar (batasan harga jual eceran) dan batasan produksi hasil tembakau. 2. PMK Nomor 200/PMK.04/2008 mengenai sayarat dan prosedur pemberian Nomor Pokok Pajak Barang Kena Cukai (NPPBKC) 3. PMK Nomor 68/PMK.03/2010 mengenai pengusaha kena pajak (pajak pertambahan nilai)
4 43 Konsep Analisis Pendapatan Usaha Hasil Tembakau Iris Mole Kebijakan Pemerintah Variabel Biaya Penerimaan R/C Rasio Prosedur dan Persyaratan Usaha Tabel 5. Operasionalisasi Variabel Abstrak (Subvariabel /Dimensi) Indicator Kongkrit (Data/Informasi) Pajak Bumi dan Bangunan Biaya Tetap Penyusutan Bahan baku dan bahan penunjang Biaya Pembayaran pajak Cukai dan Variabel PPN Tenaga kerja Transportasi Volume Total produksi Produksi Biaya total Nilai Jumlah penerimaan Penjualan Harga jual Total Total penerimaan Penerimaan Total biaya UU RI Tarif Pajak Cukai, Harga Dasar Nomor 11 (batasan HJE) dan Batasan Tahun 1995 Jumlah Produksi Pabrik PMK Pemberian Nomor 200/ NPPBKC PMK.08/ 2008 PMK Nomor 68/ PMK.03/ 2010 Pengusaha kena pajak (PPN) Apabila omset lebih dari Rp 600 Juta Macam Data/ Informasi 3.4 Sumber Data dan Cara Menentukannya Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data autentik atau data langsung dari tangan pertama tentang masalah yang diungkap atau disebut juga data asli.
5 44 Data sekunder adalah data yang mengutip dari sumber lain sehingga tidak bersifat autentik karena sudah diperoleh dari tangan kedua, ketiga dan selanjutnya atau disebut juga data tidak asli (Nawawi, 2005). Data primer diperoleh dari hasil pengamatan langsung dan wawancara secara mendalam dengan objek penelitian (responden dan informan) yang sesuai dengan ruang lingkup dan kebutuhan penelitian ini. Objek penelitian adalah pengusaha tembakau mole iris yang masih aktif pada tahun dengan jumlah total sebanyak tujuh perusahaan hasil tembakau iris mole di Kecamatan Tanjungsari, dan subjek dari penelitian ini adalah kebijaka pajak hasil tembakau. Data sekunder diperoleh dari literatur kepustakaan dan catatan atau dokumen lain dari instansi-instansi atau lembaga-lembaga terkait seperti kantor dinas kehutanan dan perkebunan kabupaten sumedang, asosiasi petani tembakau Indonesia, asosiasi pengusaha tembakau Indonesia, dan lain-lain. 3.5 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Teknik observasi, dengan melakukan pengamatan langsung terhadap objek penelitian, dalam hal ini adalah pengusaha tembakau mole iris. 2. Teknik wawancara, tanya jawab secara langsung kepada objek penelitian, yaitu ketua asosiasi petani tembakau, asosiasi pengusaha tembakau, pemilik dan karyawan pabrik tembakau mole iris. 3. Studi kepustakaan, yaitu dengan mengumpulkan data dan informasi yang berkaitan dengan objek penelitian.
6 Rancangan Analisis Data/Informasi A. Untuk menjawab identifikasi yang pertama diperlukan analisis data mengenai 1. Perhitungan Pajak Cukai Tembakau Jenis Seri Cukai Tembakau a) Seri I isi 120 Keping b) Seri II isi 56 Keping c) Seri III isi 150 Keping 1) Tarif Pajak Cukai Tembakau Persentase Seri Cukai Tembakau x Lembar x Harga Jual Eceran x Tarif (%) 2) Tarif Gramase Seri Cukai Tembakau x Lembar x Isi Tiap Bungkus (gr) x Tarif 2. Pajak Pertambahan Nilai Seri Cukai x Lembar x Harga Jual Eceran x Tarif (8,4%) 3. Pendapatan dan keuntungan pengusaha tembakau mole digunakan analisis biaya dan pendapatan sebagai berikut: a. Biaya produksi yang dihitung adalah biaya total dari proses pengolahan tembakau mole iris, yaitu penjumlahan dari seluruh komponen biaya, baik biaya tetap maupun biaya variabel. TC = FC + VC Dimana : TC = Biaya total (Total Cost) FC = Biaya Tetap Total (Total Fixed Cost) VC = Biaya Variabel Total (Total Variabel Cost)
7 46 b. Penerimaan adalah nilai tambah semua produk yang dihasilkan dalam setiap proses produk, yaitu total produksi dikalikan dengan harga jual. TR = Y x Hy Dimana : TR = Total Penerimaan (Total Revenue) Y = Total Produksi Hy = Harga Jual/Unit c. Pendapatan Merupakan Keuntungan yang dihasilkan dalam setiap proses produksi, yang merupakan selisih antara penerimaan dengan biaya total. Π = TR - TC Dimana : Π = Pendapatan/Keuntungan TR = Total Penerimaan (Total Revenue) TC = Biaya Total (Total Cost) d. RC ratio adalah nilai perbandingan antara jumlah penerimaan dengan jumlah biaya produksi dalam setiap kali proses produksi. RC ratio = Penerimaan / Total biaya Kriteria : 1. R/C Ratio > 1, maka usaha tersebut layak untuk diusahakan (untung) 2. R/C Ratio < 1, maka usaha tersebut tidak layak untuk diusahakan (Rugi) 3. R/C ratio = 1, maka usaha tersebut tidak untung dan tidak rugi (impas)
8 47 B. Untuk menjawab identifikasi yang kedua dibutuhkan informasi mengenai syarat dan prosedur mendirikan usaha hasil tembakau yang diantaranya sebagai berikut : a. UU RI Nomor 11 Tahun 1995 Kebijakan Tarif Pajak Cukai 1. PMK Nomor 118/PMK.04/2006 Perubahan kedua atas peraturan Maret Dengan ketentuan tarif cukai sebesar 4% dari total omset. 2. PMK Nomor 134/PMK.04/2007 Perubahan ketiga atas peraturan Januari Dengan ketentuan tarif cukai sebesar 8% dari total omset. 3. PMK Nomor 203/PMK.011/2008 Perubahan ketiga atas peraturan Februari Dengan ketentuan tarif cukai sebesar 8% dari total omset. 4. PMK Nomor 181/PMK.011/2009, terhitung mulai tanggal 1 Januari Dengan ketentuan tarif cukai sebesar Rp. 5/gr. 5. PMK Nomor 190/PMK.011/2010, terhitung mulai tanggal 1 Januari Dengan ketentuan tarif cukai sebesar Rp. 5/gr.
9 48 Penetapan Harga Dasar (Batasan Harga Jual Eceran) - PMK Nomor 118/PMK.04/2006 Perubahan kedua atas peraturan Maret Bab III, Pasal 4, menyatakan bahwa batasan harga jual eceran hasil tembakau minimum Rp. 40/gr. - PMK Nomor 134/PMK.04/2007 Perubahan ketiga atas peraturan Januari Pasal 7, menyatakan bahwa batasan harga jual eceran hasil tembakau minimum Rp. 40/gr. - PMK Nomor 203/PMK.011/2008 Perubahan ketiga atas peraturan Februari Bab III, Pasal 4, menyatakan bahwa batasan harga jual eceran hasil tembakau minimum Rp /gr. Dan kebijakan tersebut masih diberlakukan sampai tahun Batasan Jumlah Produksi Pabrik - PMK Nomor 118/PMK.04/2006 Perubahan kedua atas peraturan Maret Menyatakan bahwa batasan produksi pabrik diperbolehkan melebihi 50 juta gram dan tidak melebihi dari 500 juta gram.
10 49 - PMK Nomor 134/PMK.04/2007 Perubahan ketiga atas peraturan Januari Menyatakan bahwa batasan produksi pabrik tidak lebih dari 500 juta gram. - PMK Nomor 203/PMK.011/2008 Perubahan ketiga atas peraturan Februari Menyatakan bahwa tidak ada batasan produksi pabrik. Dan kebijakan tersebut masih diberlakukan sampai tahun b. PMK Nomor 200/PMK.08/2008, Syarat dan Prosedur Mendapatkan Nomor Pokok Pajak Kena Cukai (NPPBKC) untuk Usaha Hasil Tembakau Tabel 6. Syarat Mendapatkan Nomor Pokok Pajak Kena Cukai No Syarat Mendapatkan Nomor Pokok Pajak Barang Kena Cukai (NPPBKC) 1 IMB 2 Izin yang dikeluarkan pemerintah daerah setempat berdasarkan UU mengenai gangguan 3 Izin usaha industri atau Tanda daftar industri 4 Surat izin usaha perdagangan 5 Rekomendasi Disnaker 6 Nomor pokok wajib pajak 7 Surat Keterangan Catatan Kepolisian 8 Kartu tanda penduduk pemilik usaha 9 Memiliki luas bangunan pabrik atau tempat usaha pada tahun 2007 seluas 5 m 2 diperluas pada tahun 2008 menjadi 200 m 2 Sumber : PP No. 72 Tahun 2008 jo. PMK No.200/PMK.04/2008
11 50 c. PMK Nomor 68/PMK.03/2010, Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak Pengusahan wajib dikukuhkan sebagai pengusaha kena pajak, apabila sampai dengan satu bulan dalam tahun buku jumlah penerimaan bruto/omsetnya melebihi Rp , dilakukan paling lambat akhir bulan berikutnya setelah bulan saat jumlah penerimaan bruto/omset melebihi Rp Apabila diperoleh data yang menunjukan adanya kewajiban pajak tidak dipenuhi oleh pengusaha, Direktur Jendral Pajak dapat mengukuhkan pengusaha tersebut sebagai pengusaha kena pajak secara jabatan. 3.7 Jadwal Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan rincian sebagai berikut: No Fase-fase penelitian Lamanya 1 Persiapan Januari Pengumpulan Data/Informasi Januari Februari Pengolahan Data/Informasi 1 Maret Mei Penulisan Skripsi 15 Mei Juni 2012 Jumlah 6 Bulan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat. Adapun batasan-batasan administratif
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Fisik Daerah Penelitian 4.1.1 Letak Geografis Kecamatan Tanjungsari Kecamatan Tanjungsari termasuk kedalam salah satu kecamatan di Kabupaten Sumedang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tembakau dan rokok. Tembakau dan rokok merupakan produk bernilai tinggi,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tembakau merupakan salah satu komoditas perdagangan penting di dunia termasuk Indonesia. Produk tembakau yang utama diperdagangkan adalah daun tembakau dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pulahenti, Kecamatan Sumalata, Kabupaten Gorontalo Utara. Waktu penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pertimbangan Desa yang memiliki unit usaha industri Gula Kelapa. Kecamatan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Lokasi Penelitian Metode penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) yaitu di Desa Wonoanti. Pengambilan sampel Desa dilakukan dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian difokuskan pada pelaku usaha agroindustri akar wangi binaan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Tempat Penelitian Penelitian difokuskan pada pelaku usaha agroindustri akar wangi binaan Chevron Geothermal Indonesia, Ltd. yang terletak di tiga desa di Kecamatan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kelurahan Sukaresmi, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Desa Nambakan Kecamatan Ringinrejo Kabupaten Kediri. Waktu penelitian dilakukan mulai bulan November
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian survey. Dalam penelitian ini data yang diperlukan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 27/BC/2013
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 27/BC/2013 TENTANG PEMERIKSAAN TERHADAP PENGUSAHA PABRIK HASIL TEMBAKAU
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Wajak Kabupaten Malang, tepatnya di
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Wajak Kabupaten Malang, tepatnya di Desa Wajak dan Desa Blayu. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Februari
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dengan mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 110/PMK.04/2008 TENTANG
SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 110/PMK.04/2008 TENTANG KEWAJIBAN PENCATATAN BAGI PENGUSAHA PABRIK SKALA KECIL, PENYALUR SKALA KECIL YANG WAJIB MEMILIKI IZIN, DAN PENGUSAHA TEMPAT PENJUALAN ECERAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Kabupaten Batubara. Pemilihan lokasi penelitian
33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kabupaten Batubara. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive), berdasarkan keterjangkauan pengumpulan
Lebih terperinciI. METODE PENELITIAN. A. Metode Dasar Penelitian
A. Metode Dasar Penelitian I. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Metode deskriptif analitis merupakan metode yang bertujuan untuk mendeskripsikan
Lebih terperinciANALISIS PENPAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA INDUSTRI TAHU DANI DI KOTA PALU. Income and Worthiness Analysis of Industrial Enterprises Tofu Dani in Palu
J. Agroland 22 (2) : 169-174, April 2015 ISSN : 0854 641X E-ISSN : 2407 7607 ANALISIS PENPAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA INDUSTRI TAHU DANI DI KOTA PALU Income and Worthiness Analysis of Industrial Enterprises
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data
IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Ciburuy, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive)
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive), yaitu cara. dilakukan dengan dasar pertimbangan bahwa :
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Lokasi Penelitian Metode lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive), yaitu cara pengambilan daerah penelitian dengan mempertimbangkan alasan yang
Lebih terperinciIsi :...(5) Tarif :.(5) Belum dilekati (Bungkus) Telah dilekati (Bungkus)
LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 110/PMK.04/2008 TENTANG KEWAJIBAN PENCATATAN BAGI PENGUSAHA PABRIK SKALA KECIL, PENYALUR SKALA KECIL YANG WAJIB MEMILIKI IZIN, DAN PENGUSAHA TEMPAT PENJUALAN
Lebih terperinciPEMBERITAHUAN BARANG KENA CUKAI YANG SELESAI DIBUAT ETIL ALKOHOL
LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR : 111/PMK.04/2008 TENTANG : PEMBERITAHUAN BARANG KENA CUKAI YANG SELESAI DIBUAT Nomor :...(1)... Lembar : pertama/kedua Tanggal :...(2)... CK-4A ETIL ALKOHOL
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 21 /BC/2013
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 21 /BC/2013 TENTANG PEMERIKSAAN TERHADAP PENGUSAHA PABRIK HASIL TEMBAKAU
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Cimanggis, Kecamatan Bojong Gede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. perkebunan tembakau tergolong dalam tanaman perkebunan. Tetapi bukan. : Nicotiana tobacum L, dan Nicotiana rustica L
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Gambaran Umum Tembakau Tanaman tembakau merupakan tanaman semusim. Dalam dunia perkebunan tembakau tergolong dalam tanaman perkebunan. Tetapi bukan merupakan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. sengaja (purposive) karena Desa Cisaat ini merupakan sentral pembuat tahu di
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Cisaat, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Penentuan lokasi sebagai objek penelitian dilakukan
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 111/PMK.04/2008 TENTANG PEMBERITAHUAN BARANG KENA CUKAI YANG SELESAI DIBUAT MENTERI KEUANGAN,
MENTERI KEUANGAN SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 111/PMK.04/2008 TENTANG PEMBERITAHUAN BARANG KENA CUKAI YANG SELESAI DIBUAT MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. daerah penelitian ini dilakukan secara sengaja atau purposive pada agroindustri
31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan termasuk penelitian deskriptif kuantitatif dikarenakan menjelaskan peristiwa dengan menginterpretasikan berdasarkan data yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Usahatani tembakau sendiri merupakan salah satu usahatani yang memiliki
22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Tembakau merupakan salah satu tanaman yang memberikan kontribusi besar kepada negara Indonesia yaitu sebagai salah satu penghasil devisa negara. Usahatani
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan mulai dari bulan April Juni di Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango.
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan mulai dari bulan April Juni 2013 di Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango. B. Metode Penelitian Metode
Lebih terperinciOleh : Iif Latifah 1, Yus Rusman 2, Tito Hardiyanto 3. Fakultas Pertanian Universitas Galuh 2. Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran
ANALISIS NILAI TAMBAH DAN RENTABILITAS AGROINDUSTRI TAHU BULAT (Studi Kasus Pada Perusahaan Tahu Bulat Asian di Desa Muktisari Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis) Oleh : Iif Latifah 1, Yus Rusman 2, Tito
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. sangat baik, karena produk yang dihasilkan mempunyai nilai gizi yang tinggi yang
12 BAB III MATERI DAN METODE 3.1. Kerangka Pemikiran Usaha ternak ayam petelur merupakan usaha yang mempunyai prospek sangat baik, karena produk yang dihasilkan mempunyai nilai gizi yang tinggi yang dibutuhkan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Cipeuyeum, Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat dengan responden para petani yang menggunakan
Lebih terperinciKEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : KEP- 16 / BC / 1998 TENTANG PENETAPAN HARGA JUAL ECERAN HASIL TEMBAKAU
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : KEP- 16 / BC / 1998 TENTANG PENETAPAN HARGA JUAL ECERAN HASIL TEMBAKAU DIREKTUR
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penentuan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Lokasi Penelitian Metode penentuan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive method), yaitu di Kecamatan Duduksampeyan Kabupaten Gresik. Alasan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada kelompok tani Suka Tani di Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, propinsi Jawa Barat. Penentuan lokasi
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN RI NOMOR 597/KMK.04/2001 TANGGAL 23 NOVEMBER 2001 TENTANG PENETAPAN TARIF CUKAI DAN HARGA DASAR HASIL TEMBAKAU
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN RI NOMOR 597/KMK.04/2001 TANGGAL 23 NOVEMBER 2001 TENTANG PENETAPAN TARIF CUKAI DAN HARGA DASAR HASIL TEMBAKAU Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 5 dan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Kumpulan dan i seluruh elemen (responden) tersebut dinamakan populasi.
III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Kualu Nenas Keeamatan Tambang Kabupaten Kampar, Riau. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purfiosive),
Lebih terperinciBAB III PELAKSANAAN TERHADAP PERBUATAN MELAWAN HUKUM ATAS PEREDARAN HASIL TEMBAKAU CUKAI ILEGAL DI KABUPATEN SUMEDANG
BAB III PELAKSANAAN TERHADAP PERBUATAN MELAWAN HUKUM ATAS PEREDARAN HASIL TEMBAKAU CUKAI ILEGAL DI KABUPATEN SUMEDANG A. Para Pihak Yang Terkait Dengan Penerapan Cukai 1. Pengusaha Industri Tembakau Definisi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan, sejak bulan Februari sampai bulan April 2013 dengan lokasi penelitian di Kecamatan Tilongkabila,
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 78/PMK.011/2013 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 78/PMK.011/2013 TENTANG PENETAPAN GOLONGAN DAN TARIF CUKAI HASIL TEMBAKAU TERHADAP PENGUSAHA PABRIK HASIL TEMBAKAU YANG MEMILIKI
Lebih terperinci3. METODOLOGI. Gambar 5 Peta lokasi penelitian di kabupaten Sukabumi.
3. METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kabupaten Sukabumi pada UPI yang bergerak dalam kegiatan pengolahan hasil perikanan. UPI ini berlokasi di kabupaten Sukabumi, Jawa
Lebih terperinciANALISIS PROFITABILITAS USAHA TAHU PADA INDUSTRI TAHU AFIFAH DI KOTA PALU
e-j. Agrotekbis 5 (2) : 238-242, April 2017 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PROFITABILITAS USAHA TAHU PADA INDUSTRI TAHU AFIFAH DI KOTA PALU Profitability Analysis of Tofu Business in Tofu Afifah Industry Palu
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu 4.2 Metode Penentuan Sampel Desain Penelitian
IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan Kecamatan Sedong, Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga April 2010. Kecamatan Sedong
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan studi kasus di Kelurahan Sindang Barang dan Kelurahan Situ Gede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Penentuan
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 78/PMK.011/2013 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 78/PMK.011/2013 TENTANG PENETAPAN GOLONGAN DAN TARIF CUKAI HASIL TEMBAKAU TERHADAP PENGUSAHA PABRIK HASIL TEMBAKAU YANG MEMILIKI
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu sistem kondisi, suatu
III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Mohamad Nazir (2005:54) metode deskriptif adalah suatu metode dalam
Lebih terperinciBAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar merupakan pengertian yang digunakan untuk memperoleh
22 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar Konsep dasar merupakan pengertian yang digunakan untuk memperoleh dan menganalisis data sehubungan dengan tujuan penelitian. Agroindustri gula aren dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian survey data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dari petani
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P - 16 /BC/2008 TENTANG
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P - 16 /BC/2008 TENTANG PENYEDIAAN DAN PEMESANAN PITA CUKAI HASIL TEMBAKAU DIREKTUR
Lebih terperinciKEPUTUSAN DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : KEP-19 / BC / 1997 TENTANG PENETAPAN HARGA JUAL ECERAN HASIL TEMBAKAU
KEPUTUSAN DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : KEP-19 / BC / 1997 TENTANG PENETAPAN HARGA JUAL ECERAN HASIL TEMBAKAU DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI Menimbang : Bahwa dengan telah ditetapkannya Keputusan
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 449 /KMK.04/2002 TENTANG PENETAPAN TARIF CUKAI DAN HARGA DASAR HASIL TEMBAKAU
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 449 /KMK.04/2002 TENTANG PENETAPAN TARIF CUKAI DAN HARGA DASAR HASIL TEMBAKAU MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan terhadap pedagang bakso mangkal dan pedagang bakso keliling di Kota Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan dengan alasan
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 89/KMK.05/2000 TENTANG PENETAPAN TARIF CUKAI DAN HARGA DASAR HASIL TEMBAKAU
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 89/KMK.05/2000 TENTANG PENETAPAN TARIF CUKAI DAN HARGA DASAR HASIL TEMBAKAU MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Daerah
III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Daerah yang dipilih sebagai tempat penelitian mengenai Analisis Alternatif Pendaoatan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek yang diteliti pada penelitian ini adalah profil dan kendala petani padi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Tempat Penelitian Objek yang diteliti pada penelitian ini adalah profil dan kendala petani padi yang memanfaatkan lahan tidur di perkotaan yang tergabung dalam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Telaga, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo. Pemilihan lokasi dilakukan dengan pertimbangan Kecamatan Telaga
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber
IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di peternakan milik Bapak Sarno yang bertempat di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa barat. Pemilihan lokasi
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian IV. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukaluyu, Kecamatan Taman Sari, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (pusposive). Alasan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian pada saat sekarang, berdasarkan
III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Penelitian ini menggunakan metode dasar deskriptif analisis yaitu suatu prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik, metode ini mempunyai ciri-ciri memusatkan diri pada pemecahan masalah yang
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Bogor Jawa Barat, tepatnya di Kecamatan Jasinga. Pemilihan lokasi ini dilakukan atas dasar pertimbangan bahwa
Lebih terperinciANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C AGROINDUSTRI TEMPE (Studi Kasus pada Perajin Tempe di Desa Pananjung Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran)
ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C AGROINDUSTRI TEMPE (Studi Kasus pada Perajin Tempe di Desa Pananjung Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran) Oleh: 1 Sunarti, 2 Dedi Herdiansah Sujaya, 3 Tito Hardiyanto
Lebih terperinciII. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
II. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik. Metode deskriptif analitik yaitu metode penelitian yang menuturkan dan menafsirkan data yang tidak hanya
Lebih terperinciAnalisis kelayakan Usaha Kue Semprong (kasippi) di Mega Rezky Skala Rumah Tangga Desa Lagi-Agi Kecamatan Campalagian Kabupaten Polewali Mandar
Analisis kelayakan Usaha Kue Semprong (kasippi) di Mega Rezky Skala Rumah Tangga Desa Lagi-Agi Kecamatan Campalagian Kabupaten Polewali Mandar Ishak Manggabarani 1, Baharuddin 2 Program Studi Agribisnis,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN Definisi Operasional, dan Pengukuran Variabel
45 III. METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional, dan Pengukuran Variabel Penjelasan mengenai definisi operasional dan variabel pengukuran perlu dibuat untuk menghindari kekeliruan dalam pembahasan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. metode penelitian yang menggambarkan atau menjelaskan kejadian-kejadian atau
A. Metode Dasar Penelitian III. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif adalah metode penelitian yang menggambarkan atau menjelaskan kejadian-kejadian atau gejala-gejala
Lebih terperinciANALISIS PENDAPATAN AGROINDUSTRI KERIPIK NENAS DAN KERIPIK NANGKA DI DESA KUALU NENAS KECAMATAN TAMBANG KABUPATEN KAMPAR
ANALISIS PENDAPATAN AGROINDUSTRI KERIPIK NENAS DAN KERIPIK NANGKA DI DESA KUALU NENAS KECAMATAN TAMBANG KABUPATEN KAMPAR INCOME ANALYSIS OF PINEAPPLE CHIPS AND JACKFRUIT CHIPS AGROINDUSTRY IN KUALU NENAS
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-26/BC/2009 TENTANG
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-26/BC/2009 TENTANG TATA CARA PENUNDAAN PEMBAYARAN CUKAI DIREKTUR JENDERAL BEA
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive), dengan pertimbangan bahwa
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi
III. METODE PENELITIAN Penelitian tentang pengembangan usahatani mina padi dengan sistem jajar legowo ini dilakukan di Desa Mrgodadi, Kecamatan sayegan, Kabupaten Sleman. Penelitian ini menggunakan metode
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI TENTANG
Menimbang : DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : P-17/BC/2007 TENTANG PENYEDIAAN DAN PEMESANAN PITA CUKAI HASIL
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalis data sesuai dengan tujuan penelitian.
47 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang dipergunakan untuk mendapatkan dan menganalis data sesuai dengan tujuan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Peneilitian Penelitian ini dilakukan di Kelompok Ternak Cibinong yang bermitra dengan CV Tunas Mekar Farm (TMF) di Kecamatan Ciluar, Kabupaten Bogor, Provinsi
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis
III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, yaitu sebuah penelitian yang bertujuan untuk memberikan atau menjabarkan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Definisi dan Pengukuran Variabel Definisi dan pengukuran variabel penelitian ini disajikan pada Tabel 3.1.
III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan pada 11 Maret 2015 sampai 11 Mei 2015. Tempat pelaksanaan kegiatan penelitian di Kabupaten Karanganyar. Pemilihan
Lebih terperinciANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI GULA SEMUT (Studi Kasus pada Perajin Gula Semut di Desa Sidamulih Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis)
ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI GULA SEMUT (Studi Kasus pada Perajin Gula Semut di Desa Sidamulih Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis) Oleh: 1 Idin Hadwa, 2 Soetoro, 3 Zulfikar Noormansyah
Lebih terperinciANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C PADA AGROINDUSTRI GULA KELAPA (Suatu Kasus di Desa Bantar Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap) ABSTRAK
ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C PADA AGROINDUSTRI GULA KELAPA (Suatu Kasus di Desa Bantar Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap) Oleh: Waris 1, Dedi Herdiansah S 2, Tito Hardiyanto 3 1,2,3 Fakultas Pertanian
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI Jl. Jenderal A. Yani Jakarta 13230 Kotak Pos 108 Jakarta 10002 Telepon : 4890308 Faksimili : 4897544 www.beacukai.go.id Yth. 1.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Menurut Sugiarto (2004), jenis data yang digunakan dalam penelitian ada dua berupa sumber data primer dan sumber data sekunder, yaitu: 1) Sumber data
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P - 31/BC/2007
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P - 31/BC/2007 TENTANG PENYEDIAAN DAN PEMESANAN PITA CUKAI HASIL TEMBAKAU
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan peternakan sapi perah di CV. Cisarua Integrated Farming, yang berlokasi di Kampung Barusireum, Desa Cibeureum, Kecamatan
Lebih terperinciANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KEDELAI
ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KEDELAI (Glycine max L.) VARIETAS ORBA (Suatu Kasus pada Kelompoktani Cikalong di Desa Langkapsari Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis) Oleh: Apang Haris 1, Dini Rochdiani
Lebih terperinciKEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR KEP-22/BC/2001 TANGGAL 20 APRIL 2001 TENTANG KEMASAN PENJUALAN ECERAN HASIL TEMBAKAU
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR KEP-22/BC/2001 TANGGAL 20 APRIL 2001 TENTANG KEMASAN PENJUALAN ECERAN HASIL TEMBAKAU DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI, Menimbang : bahwa dalam rangka menciptakan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk
28 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasiona Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. tentang istilah-istilah dalam penelitian ini, maka dibuat definisi operasional
III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk memperjelas dan menghindari kesalahpamaham mengenai pengertian tentang istilah-istilah dalam penelitian ini, maka dibuat definisi operasional sebagai
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.337, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Nomor Pokok Pengusaha. Cukai. Pengusaha. Importir. Penjualan Etil Alkohol. Pencabutan. Pembekuan. Pemberian. Tata Cara. Perubahan. PERATURAN MENTERI
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data
IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di PT. Sang Hyang Seri (Persero) Regional Manajer I Sukamandi di Sukamandi, Kabupaten Subang. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Kegiatan ini akan dilaksakan mulai Oktober 2016 Januari 2017, di
BAB III MATERI DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Kegiatan ini akan dilaksakan mulai Oktober 2016 Januari 2017, di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Brondong, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Lokasi penelitian
Lebih terperinciKEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR: KEP-09/BC/1996 TENTANG PENETAPAN HARGA JUAL ECERAN HASIL TEMBAKAU DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR: KEP-09/BC/1996 TENTANG PENETAPAN HARGA JUAL ECERAN HASIL TEMBAKAU DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI, Menimbang Mengingat : bahwa dengan telah ditetapkannya
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian kelayak usahatani dengan
III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian kelayak usahatani dengan sistem jajar legowo di Kabupaten Bantul menggunakan metode dekriptif analisis. Metode deskriptif bertujuan untuk
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pada sayuran organik PT. Masada Organik Indonesia secara optimal. Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Tempat Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah pola pengadaan dan tingkat pengadaan pada sayuran organik PT. Masada Organik Indonesia secara optimal. Penelitian
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Maju Bersama, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian
Lebih terperinciGambar 1. Kurva Permintaan
APLIKASI FUNGSI PADA MATEMATIKA EKONOMI. Fungsi Permintaan dan Penawaran Hukum permintaan menyatakan bahwa semakin tinggi harga barang (P) maka permintaan barang tersebut () akan menurun. Semakin rendah
Lebih terperinci3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengambilan Responden 3.5 Metode Pengumpulan Data
19 3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian di lapangan dilakukan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu, Sukabumi Jawa Barat. Pengambilan data di lapangan dilakukan selama 1 bulan,
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. dilapangan serta menggali fakta-fakta yang berkaitan dengan analisis nilai tambah
III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah diskriptif yaitu dengan mendiskripsikan, memaparkan dan menganalisis kondisi objektif dilapangan serta menggali
Lebih terperinciANALISIS KEUNTUNGAN USAHA TANI CENGKEH (STUDI KASUS DESA SULUUN RAYA) Heince A. A. Lolowang Vicky V. J. Palenewen Arie D. P. Mirah
Agri-SosioEkonomiUnsrat, ISSN 1907 4298, Volume 12 Nomor 3A, November 2016 : 159-164 ANALISIS KEUNTUNGAN USAHA TANI CENGKEH (STUDI KASUS DESA SULUUN RAYA) Heince A. A. Lolowang Vicky V. J. Palenewen Arie
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Pengambilan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) di
III. METODE PENELITIAN A. Teknik Pengambilan Sampel 1. Lokasi Penelitian Pengambilan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) di desa Bolorejo kecamatan Kauman kabupaten Tulungagung, sebab
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di CV. Rumah Alam Jaya (RAJ) Organik terletak
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di CV. Rumah Alam Jaya (RAJ) Organik terletak di Jalan Sudanco Supriyadi Gg 9 / 42 RT 07 RW 04 Kecamatan Sukun Kota
Lebih terperinciKEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR: KEP-19/BC/1996 TENTANG PENETAPAN HARGA JUAL ECERAN HASIL TEMBAKAU DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR: KEP-19/BC/1996 TENTANG PENETAPAN HARGA JUAL ECERAN HASIL TEMBAKAU DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI, Menimbang Mengingat : bahwa dengan telah ditetapkannya
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI Jl. Jenderal A. Yani Jakarta 13230 Kotak Pos 108 Jakarta 10002 Telepon : 4890308 Faksimili : 4897544 www.beacukai.go.id Yth. 1.
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
32 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Biaya Operasi Untuk dapat mencapai tujuannya, perusahaan dituntut untuk melakukan pengorbanan. Dalam perusahaan, pengorbanan yang dikeluarkan biasa disebut sebagai
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode
III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif merupakan metode yang menggambarkan, mendiskripsikan, dan memaparkan fakta-fakta
Lebih terperinci