DISIPLIN ILMU UTAMA PADA UNIVERSITAS MODERN MULA-MULA
|
|
- Siska Tanuwidjaja
- 8 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 STULOS 12/2 (September 2013) DISIPLIN ILMU UTAMA PADA UNIVERSITAS MODERN MULA-MULA Tjiauw Thuan - Hali Abstrak: Tulisan ini hendak meneliti eksistensi keempat disiplin ilmu pada universitas mula-mula melalui penelusuran terhadap bibliografi yang menggupas dunia Eropa pada abad pertengahan puncak. Universitas modern lahir di Eropa pada abad pertengahan puncak. Pada universitas mula-mula kita jumpai adanya empat disiplin ilmu yang dikembangkan: sastra, hukum, kedokteran, dan teologia. Para dosen dan karya-karya penting dalam terjemahan bahasa Latin ternyata memberikan kontribusi yang besar bagi perkembangan keempat disiplin ilmu tersebut, selain kebutuhan masyarakat Eropa pada masa itu akan tenaga profesional guru & dosen, ahli hukum & negarawan, ahli medis lainnya, pendeta dan pakar teologia. Guna memenuhi kebutuhan tenaga ahli itu, universitas-universitas modern mula-mula menyelenggarakan empat fakultas yang berbeda. Meskipun disiplin ilmu lainnya juga eksis dan dikembangkan, harus diakui bahwa perkembangannya tidak sepesat keempat disiplin ilmu terapan ini. Kata Kunci: Sastra, hukum, kedokteran, dan teologia. INTRODUKSI Berkenaan langsung dengan tema penelitian kita ini, terdapat dua hal penting yang terlebih dahulu perlu dipahami. Hal pertama ialah universitas modern mula-mula, sementara hal kedua ialah disiplin ilmu utama. Kedua hal ini perlu diberi batasan dan penjelasan agar penelitian kita ini dapat tetap terfokus pada pokok persoalan. Di satu pihak, universitas modern mula-mula hendak membedakannya dengan universitas klasik. Di lain pihak universitas modern mula-mula hendak membedakannya dengan universitas yang berkembang belakangan.
2 196 DISIPLIN ILMU UTAMA Universitas-universitas klasik dapat ditelusuri ke dalam sejarah Babilonia, Mesir, China dan India. Akan tetapi kita justru tidak sedang membicarakan hal itu. Universitas-universitas modern baru lahir pada Abad Pertengahan. Abad Pertengahan itu sendiri meliputi kurun waktu yang panjang antara abad Keempat hingga abad Keempat Belas pada pentarikhan Masehi. Universitas-universitas modern lebih tepatnya lahir pada Abad Pertengahan Puncak (High Medieval Ages). Ada pula pengamat yang menyebut Abad Pertengahan Puncak sebagai Abad Pertengahan Pusat (Central Medieval Ages). 1 Penambahan terminologi puncak atau pusat pada Abad Pertengahan berguna untuk membedakannya dengan Abad Pertengahan Awal dan Abad Pertengahan Akhir. Pada umumnya disepakati bahwa kurun waktu antara Abad Kesepuluh hingga Abad Kedua Belas termasuk Abad Pertengahan Puncak. Konkretnya, Abad Pertengahan Puncak berada di antara tahun 900 M dan 1300 M. Pada kurun waktu inilah universitas-universitas modern lahir. Universitas-universitas modern mula-mula lahir di Benua Eropa. Meskipun Yunani memiliki sejarah yang panjang dengan sejumlah pemikir kenamaan: Sokrates, Plato, Aristoteles, universitas-universitas modern mula-mula justru tidaklah lahir di sana. Universitas-universitas modern mula-mula lahir di tanah Italia, Perancis, Spanyol dan Inggris. Beberapa universitas modern yang acapkali disebut antara lain berdiri di kota: Montpellier, Samalanca, Salerno, Reggio, Orleans, Bologna, Paris, Oxford, Toulouse, Padua, Palencia, Cambridge. 2 Di antara itu, terdapat empat universitas yang paling sering masuk ke dalam daftar universitas modern mula-mula. Keempatnya adalah Universitas Oxford, Universitas Paris, Universitas Bologna dan Universitas Salerno. 1 David C. Lindberg, The Beginnings of Western Science: The Europe Scientific Tradition in Philosophical, Religious, and Institutional Context, 600 B.C. to A.D (Chicago: The University of Chicago, 1992) 183; Clifford E. Bachman, Worlds of Medieval Europe (Oxford: Oxford University, 1998) viii [Ebrary]. 2 Edward H. Reisner, Historical Foundations of Modern Education (New York: Macmillan, 1927) 303; Bachman, Worlds of Medieval Europe, 249 [Ebrary].
3 JURNAL TEOLOGI STULOS 197 Dalam kerangka universitas modern mula-mula tersebutlah kita akan meneliti disiplin ilmu yang berkembang pada masa itu. Disiplin-disiplin ilmu apa sajakah yang telah dikembangkan oleh keempat universitas tersebut? Mengapa mereka mengembangkan disiplin-disiplin ilmu tersebut? Siapakah tokoh-tokoh penting di dalamnya? Karya-karya apa sajakah yang menjadi bahan acuan pengembangan disiplin-disiplin ilmu tersebut? Pertanyaan-pertanyaan ini akan menjadi pemandu kita untuk menelusuri disiplin ilmu yang berkembang pada universitas modern mula-mula. Apabila menyelidiki keempat universitas di atas, maka kita bisa mendapati bahwa universitas-universitas modern mula-mula memiliki jurusan-jurusan sebagai berikut: sastra, hukum, kedokteran dan teologi. Keempat disiplin ilmu inilah yang secara universal dikembangkan oleh universitas-universitas modern mula-mula. Hal ini sama sekali bukan berarti disiplin-disiplin ilmu di luar itu tidak eksis. Sebelum Abad Pertengahan pun berbagai disiplin ilmu telah eksis dan berkembang. Sebut saja biologi, matematika, astronomi, filsafat. Hanya saja, sastra, hukum, kedokteran dan teologi menjadi primadona pada masa itu. Para kaum intelektual melalui lembaga-lembaga perguruan tinggi masa itu secara aktif mengembangkan keempat disiplin ilmu ini sehingga menjadi sangat diminati di seluruh benua Eropa. Penelitian kita ini akan berfokus pada keempat disiplin ilmu ini satu persatu. Kita akan melihat tokoh-tokoh di dalam pengembangan disiplin ilmu tersebut dan karya-karya penting yang menjadi sumber acuan mereka. Pada bagian akhir, penulis akan mengajak pembaca untuk mencermati sigfinikansi perkembangan keempat disiplin ilmu tersebut pada universitas modern mula-mula di Abad Pertengahan Puncak dalam terkaitannya dengan dunia modern kita dewasa ini. Sastra Sebelum menempuh pendidikan tinggi, para remaja dan pemuda di Abad Pertengahan tentunya telah mendapatkan pendidikan tingkat
4 198 DISIPLIN ILMU UTAMA menengah dan pendidikan tingkat dasar. Hanya saja, perlu ditegaskan bahwa pada masa itu belum ada pembagian yang jelas dan tegas sebagaimana pembagian pendidikan masa kini atas: pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi, atau dengan penamaan yang berbeda: primary education, secondary education dan tertiary education. Warisan pendidikan ala Yunani dan Romawi masih amat mewarnai pendidikan tinggi pada Puncak Abad Pertengahan. Mereka mempelajari bidang tata bahasa, retorika, logika, aritmetika, geometri, musik dan astronomi. Tiga bidang yang awal lazim dinamakan sebagai Trivium sedangkan empat bidang yang belakangan lazim dinamakan sebagai Quadrivium. Gabungan dari keduanya, menjadi tujuh bidang, biasanya dikenal sebagai Seven Liberal Arts. Pada Abad Pertengahan Puncak, manakala para mahasiswa memasuki universitas, setiap orang harus terlebih dahulu belajar di fakultas sastra. Ini merupakan keharusan dan tak dapat ditawar-tawar. Disiplin ilmu yang telah dikembangkan oleh Yunani dan Romawi dirasakan sudah kurang memadai lagi. Pada umumnya fakultas sastra menuntut penguasaan logika formal dan dialektika. Apa yang diajarkan ialah logika Aristoteles yang meliputi metode berpikir deduktif, teori silogisma dan teori pengungkapan pendapat di muka umum. 3 Selain itu, penguasaan tentang struktur bahasa juga masuk ke dalam kurikulum. Konkretnya ialah pemahaman tata bahasa. Adapun bahasa pengantar di berbagai sekolah menengah dan universitas pada Abad Pertengahan ialah Latin. Di luar bahasa Latin, mahasiswa perlu pula mempelajari bahasa Yunani dan terkadang juga Ibrani, dua bahasa akademik terpenting pada masa itu. Tulisan-tulisan Aristoteles merupakan sumber acuan utama pada masa itu. Tidak sedikit universitas menuntut mahasiswanya untuk mempelajari semua karya Aristoteles (dalam terjemahan Latin). Terkadang masih 3 Reisner, Historical Foundations of Modern Education, 313.
5 JURNAL TEOLOGI STULOS 199 ditambah lagi dengan tulisan-tulisan Cicero. Di antara karyanya, Hortensius, intinya menghimbau orang-orang yang mempelajari dan mencintai hikmat; inilah makna dari filsafat. Sayang sekali yang ditekankan melalui karya Aristoteles dan Cicero terutama ialah pemahaman dan penguasaan bahasa Latin terhadap tulisan-tulisan tersebut. Sepanjang Abad Pertengahan, bahasa Latin telah menjadi lingua franca dan bahasa akademis, khususnya dalam wilayah kekaisaran Romawi yang mahaluas itu. Sastra merupakan disiplin ilmu paling mendasar pada universitas modern mula-mula. Hampir semua universitas masa itu memiliki jumlah mahasiswa terbanyak dalam fakultas sastra bisa dikatakan menjadi semacam prasyarat atau kelas persiapan sebelum mahasiswa dapat menempuh studi pada tiga disiplin ilmu lainnya. Studi di fakultas sastra diakhiri melalui sebuah ujian komprehensif di depan para dosen. Barangsiapa yang lulus berhak menjadi pengajar untuk membantu dosen, atau semacam asisten dosen. Selain itu, lulusan fakultas sastra dapat pula langsung menjadi guru di berbagai sekolah menengah. Dapat dikatakan bahwa lulusan fakultas sastra pada Abad Pertengahan mendapatkan semacam sertifikat mengajar (licentia docendi). Pada Abad Pertengahan, tenaga guru dan dosen dipersiapkan melalui fakultas sastra. Mereka dituntut untuk belajar bahasa Latin dan logika dengan baik. Jelaslah bahwa pendidikan bagi guru dan dosen merupakan bagian yang tak terpisahkan di dalam sebuah universitas. Hukum Apabila mahasiswa pada usia yang paling mudah empat belas tahun mulai menempuh studi sastra, maka pada waktu dia tamat telah berusia 20 tahun. Ini merupakan usia termudah yang diizinkan untuk menjadi asisten dosen. Tambahan pula, ini merupakan usia termudah untuk dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya.
6 200 DISIPLIN ILMU UTAMA Setelah tamat dari fakultas sastra, mahasiswa mempunyai tiga pilihan studi lanjut: disiplin ilmu hukum, disiplin ilmu kedokteran atau disiplin ilmu teologia. Masing-masing disiplin ilmu ini berturut-turut membutuhkan waktu enam tahun, delapan tahun dan dua belas tahun. 4 Fakultas hukum dapat diperinci lebih detail lagi atas dua disiplin hukum, yaitu hukum sipil dan hukum gereja. Hukum sipil terutama mempelajari ilmu hukum warisan Kekaisaran Romawi, sementara hukum gereja mempelajari keputusan-keputusan konsili gereja. Berhubung pengaruh gereja amat besar pada Abad Pertengahan, disiplin hukum gereja menjadi lebih favorit di banyak universitas. Belakangan hari, seiring dengan surutnya dominasi gereja, disiplin ilmu sipil menjadi semakin penting. Dunia Eropa pada Abad Pertengahan amat bergantung kepada hukum Romawi dan hukum gereja untuk mengatur keamanan dan ketertiban di tengah-tengah masyarakat. Seiring dengan mulai terbentuk monarki-monarki di berbagai belahan Eropa, kebutuhan akan tenaga ahli yang memahami dan menguasai bidang hukum semakin hari menjadi semakin besar. Karya Gratian Decretum yang memaparkan hukum gereja menjadi salah satu sumber acuan terpenting. Hukum sipil menggunakan sumber yang acapkali dihubungkan dengan Justinian bernama Corpus Juris Civilis yang dapat dibagi atas tiga bagian: Digestum Vetus, Infortiatum, Digestum Novum, di mana karya ini berisi hukum-hukum yang berlaku pada zaman Romawi kuno. 5 Dalam fakultas hukum, terdapat satu hal unik mengenai para mahasiswanya. Kebanyakan mahasiswa yang berstudi di fakultas hukum telah memiliki jabatan politik tertentu di daerah asalnya masing-masing. Oleh karena itu secara usia, mereka merupakan orang-orang dewasa yang sudah matang. Tidak sedikit di antara mereka berusia lebih tua daripada dosen-dosennya. Hal ini paling menonjol kita jumpai di Universitas 4 Bachman, Worlds of Medieval Europe, 251 [Ebrary]. 5 Jacques Le Goff, Zhongshiji De Zhishi Fenzi (Beijing: Shangwu Yinshuguan, 1999), 70.
7 JURNAL TEOLOGI STULOS 201 Bologna, Italia bagian utara. Pada masa itu, ilmu hukum berkembang amat pesat di Bologna, sehingga menarik banyak pelajar dari seluruh Eropa untuk menempuh studi ilmu hukum di Bologna. Bologna menjadi pusat disiplin ilmu hukum di seluruh Eropa pada masa itu. Fakultas hukum pada Abad Pertengahan memiliki dharma utama membekali mahasiswa untuk menjadi politikus dan pakar hukum gereja. Baik mereka yang menguasai hukum sipil maupun hukum gereja sangat dibutuhkan pada Abad Pertengahan. Mereka menjadi penengah dan pengambil keputusan di dalam menyelesaikan persengketaan-persengketaan yang terjadi di dalam masyarakat. Kehidupan masyarakat Eropa pada masa itu didasarkan pada aturan-aturan dari hukum Romawi dan hukum gereja. Lulusan ilmu hukum mendapatkan gelar master (magister dalam bahasa Latin). Kedokteran Disiplin ilmu kedokteran pada Abad Pertengahan lebih sering menggunakan sebutan ilmu pengobatan. Tentulah ilmu pengobatan pada Abad Pertengahan itu belum berkembang sepesat seperti disiplin ilmu kedokteran masa kini. Walaupun demikian, fisiologi, patologi, anatomi, neurologi, ilmu bedah sudah eksis pada masa itu. Disiplin ilmu kedokteran terutama mempelajari karya Hipocrates dan Galan dari Pergamum. Karya Hipocrates yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin pada masa itu di antaranya ialah De Quatuor Humoribus (Empat Larutan) dan De Pulsibus. 6 Hingga hari ini, apa yang dinamakan sebagai sumpah Hipocrates masih tetap menjadi dasar etika bagi dunia kedokteran modern. Perkembangan ilmu pengobatan orang-orang Yunani mencapai titik kulminasinya pada zaman Galan. 7 Konstantine dari Afrika ( M) pada abad ke-11 telah menyusun 6 Olaf Pedersen, The First Universities: Studium Generale and the Origins of University Education in Europe (Cambridge: Cambridge University, 1997), Lindberg, The Beginnings of Western Science,
8 202 DISIPLIN ILMU UTAMA pula sebuah buku seni pengobatan di dalam bahasa Latin berdasarkan tulisan-tulisan dari Hipocrates dan Galan. Karya Konstantine ini menjadi buku teks kedokteran terpenting, paling sedikit di kota Salerno. Fakultas kedokteran pada Abad Pertengahan terutama mempelajari ilmu kedokteran warisan Yunani. Di samping itu, universitas-universitas juga mulai mempelajari ilmu kedokteran yang sedang dikembangkan oleh orang-orang Yahudi dan Muslim (terutama di kota Bagdad). Karya ahli medis dan filsuf Muslim, seperti Ibnu Sina (Avicenna) dan Ali ben El Abbas telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin sehingga menjadi salah satu bahan acuan pula dalam fakultas kedokteran. Disiplin ilmu kedokteran berkembang pesat sekali di Universitas Salerno, 8 Italia bagian selatan. Di kota itu telah ditemukan apa yang dinamakan sebagai civitas Hipocrates. 9 Mereka yang terhimpun di dalam civitas Hipocrates inilah yang pada awalnya mengembangkan disiplin ilmu kedokteran di kota Salerno. Tidaklah heran bahwa banyak pelajar dari seluruh Eropa mendatangi kota Salerno untuk menempuh pendidikan kedokteran. Salerno telah menjadi pusat disiplin ilmu kedokteran pada masa itu. Fakultas kedokteran pada Abad Pertengahan memiliki dharma utama membekali mahasiswa untuk menjadi dokter serta tenaga medis lainnya. Tenaga dokter dan ahli medis lainnya merupakan kebutuhan manusia yang universal. Sama dengan lulusan ilmu hukum, Lulusan ilmu kedokteran pun mendapatkan gelar master. Pada Abad Pertengahan, dokter dan ahli medis dipersiapkan melalui fakultas kedokteran. Sesudah tamat dari fakultas sastra, barulah para mahasiswa dapat memasuki jurusan kedokteran. Sudah barang tentu peradapan Eropa pada Abad Pertengahan Puncak membutuhkan tidak sedikit tenaga dokter dan ahli medis guna menjamin kesehatan masyarakat. 8 Sebetulnya Universitas Salerno lebih tepat dinamakan sebagai sebuah college. Ia tidak pernah betul-betul berkembang menjadi sebuah universitas. 9 Pedersen, The First Universities, 123.
9 JURNAL TEOLOGI STULOS 203 Teologia Sepanjang Abad Pertengahan, kekristenan berkembang sangat luas dan amat pesat. Ia telah menjadi semacam agama negara pada kekaisaran Romawi. Gereja yang tersebar di mana-mana membutuhkan para pendeta dalam jumlah yang tidak sedikit. Di samping pendeta, masih dibutuhkan lagi para pejabat gerejawi di dalam berbagai tingkatan. Kebutuhan tenaga pendeta dan pejabat gerejawi sebelumnya dipenuhi melalui pendidikan di biara dan monastery. Lama-kelamaan dirasakan pendidikan teologi yang diadakan di biara (monastery) tidak memadai lagi. Setelah berdirinya universitas, pendidikan teologia masuk menjadi sebuah fakultas di dalamnya. Ada pula biara (monastery) yang belakang hari berkembang ke level universitas. Hampir setiap universitas modern mula-mula memiliki fakultas teologia. Dalam disiplin ilmu teologia, sumber acuan terpenting tidak lain dan tidak bukan Alkitab itu sendiri. Di samping Alkitab, terdapat dua buku penting yang menjadi bahan acuan, yaitu Sentences karya Peter Lombard dan Historia Scholastica karya Petrus Comoster. 10 Buku Sentences berisi kalimat-kalimat penting yang pernah diucapkan oleh para bapa gereja. Di dalam Historia Scholastica diungkapkan sejarah universal berdasarkan data-data Alkitab dan ditambah dengan sumbangsih dari pemikiran bapa-bapa gereja. Kita tidak boleh lupa bahwa pada Abad Pertengahan teologia pernah mendapatkan julukan The Queen of Sciences dan yang senada dengan itu, ibu [segala] pengetahuan yang mendalam (madame la haute science). 11 Pada masa itu teologia menjadi disiplin ilmu utama dan memimpin disiplin-disiplin ilmu lainnya. Teologia menduduki tempat yang terhormat pada Abad Pertengahan. Tidaklah heran bahwa untuk menyelesaikan pendidikan teologia dibutuhkan waktu hingga dua belas tahun setelah 10 Le Goff, Zhongshiji De Zhishi Fenzi, Charles H. Haskins, Daxue De Xingqi (Shanghai: Shiji, 2005), 17.
10 204 DISIPLIN ILMU UTAMA tamat dari fakultas sastra; bandingkan dengan kedokteran yang membutuhkan delapan tahun dan hukum yang membutuhkan enam tahun. Hal ini memberitahu kita bahwa pendidikan teologia tidaklah sesuatu yang mudah. Teologia bukanlah sebuah disiplin ilmu gampangan. Abad Pertengahan Puncak telah memberitakan kita bahwa teologia jauh lebih sulit dan mendalam daripada disiplin ilmu kedokteran dan hukum, apalagi sastra. Disiplin ilmu teologia berkembang amat pesat di Universitas Paris. Selain kota Paris memiliki sigfikansi agama dan politik, terdapat beberapa dosen kenamaan yang mengajar di sana, seperti Peter Abelard ( ). Banyak pelajar dari seantero Eropa memilih Universitas Paris untuk menempuh pendidikan teologia. Paris menjadi pusat disiplin ilmu teologia pada masa itu. Fakultas teologia pada Abad Pertengahan memiliki dharma utama membekali mahasiswa untuk menjadi para clergy. Berbeda dengan lulusan ilmu hukum dan kedokteran, lulusan ilmu teologia mendapatkan gelar doktor. Perlu ditambahkan di sini bahwa pada hahekatnya, universitas modern mula-mula tidak membedakan tingkatan antara master, doktor dan professor; ketiganya sederajat. 12 Pada masa itu bisa dikatakan hanya terdapat dua jenjang pada pendidikan tinggi: sarjana dan pascasarjana; di mana hukum, kedokteran dan teologia sudah barang tentu masuk kategori pascasarjana. Signifikansi Kekaisaran Romawi pada Abad Pertengahan menyediakan tempat yang subur dan waktu yang tepat bagi perkembangan berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Tidak kalah pentingnya ialah peranan gereja. Pada Puncak Abad Pertengahan, empat disiplin ilmu telah dierami sampai 12 Hastings Rashdall, The Universities of Europe in the Middle Ages: Vol. I Salerno, Bologna, Paris (Cambridge: Cambridge University, 2010), [Google Books].
11 JURNAL TEOLOGI STULOS 205 matang sehingga menetaskan lembaga yang kita kenal sebagai universitas. Kebanyakan universitas pada masa itu menyelenggarakan keempat fakultas ini: sastra, hukum, kedokteran dan teologia. Di dalam fakultas-fakultas inilah keempat disiplin ilmu pengetahuan itu dikembangkan semakin hari semakin dalam dan luas. Jelaslah bahwa disiplin-disiplin ilmu utama pada universitas modern mula-mula berkecenderungan kepada disiplin-disiplin ilmu terapan. Ilmu-ilmu terapan secara langsung melayani kebutuhan gereja, kebutuhan masyarakat dan kebutuhan negara pada Abad Pertengahan Puncak. Tenaga-tenaga ahli di bidang hukum, kedokteran dan teologia amat dibutuhkan pada masa itu. Tidak kalah pentingnya ialah tenaga ahli di bidang pendidikan. Baik sekolah menengah maupun universitas modern yang baru lahir pada masa itu membutuhkan tidak sedikit tenaga guru dan dosen. Pada Abad Pertengahan, di antara keempat disiplin ilmu utama tersebut, teologia menduduki tempat yang istimewa. Selain perkembangan kekristenan yang pesat dalam Abad Pertengahan, faktor penentu yang lebih dominan ialah natur dari pendidikan teologia itu sendiri. Disiplin ilmu teologia tidaklah semudah apa yang dibayangkan oleh masyarakat luas selama ini. Guna mendidik seseorang di dalam displin teologia sampai pendidikannya matang, dibutuhkan waktu yang panjang. Seseorang memutuskan masuk ke jurusan teologia bukanlah karena dia tidak diterima di jurusan lainnya. Teologia menyertai manusia bukan hanya seumur hidupnya, melainkan menjangkau pula ranah manusia setelah kematiannya. Hidup mati manusia tidak terlepas dari perhatian disiplin ilmu teologia. Penguasaan bahasa yang baik dan benar amat dituntut pada Abad Pertengahan. Dalam hal ini, bahasa Latin menjadi suatu bahasa yang mutlak dibutuhkan. Universitas-universitas di Eropa pada Abad Pertengahan dan bahkan sesudah itu menjadikan Latin sebagai bahasa pengantar di dalam proses belajar mengajar. Calvin dan Luther pun sewaktu menempuh
12 206 DISIPLIN ILMU UTAMA pendidikan universitasnya memakai bahasa Latin. Selain bahasa Latin, mahasiswa seringkali masih dituntut untuk belajar bahasa Yunani dan Ibrani. Belakangan hari, bahasa masing-masing barulah menggantikan bahasa Latin sebagai bahasa pendidikan di berbagai universitas. Perkembangan sebuah disiplin ilmu turut menentukan terbentuknya fakultas. Apabila tenaga profesional di bidang disiplin ilmu tersebut dibutuhkan dalam jumlah yang besar maka universitas mau tidak mau akan membentuk sebuah fakultas tersendiri. Nyata sekali bahwa sampai pada Abad Pertengahan Puncak, dunia Eropa membutuhkan tidak sedikit tenaga profesional sebagai guru dan dosen, ahli hukum dan negarawan, dokter dan tenaga medis lainnya, pendeta dan pakar teologia. Walaupun disiplin ilmu lain seperti matematika, astronomi, biologi dan fisika telah pula eksis pada masa itu, mereka tidak berkembang sampai terbentuknya fakultas. Hal ini memberi kita petunjuk bahwa tenaga profesional di bidang disiplin ilmu tersebut tidak atau paling sedikit belum dibutuhkan dalam jumlah yang besar. Usaha penerjemahan buku-buku memberikan sumbangsih yang besar di dalam pengembangan disiplin-disiplin ilmu pada universitas-universitas di Abad Pertengahan Puncak. Yang terbanyak ialah penerjemahan karya-karya para cerdik cendikiawan Yunani ke dalam bahasa Latin. Sesudah itu, tidak kalah pentingnya ialah penerjemahan karya-karya dari pemikir-pemikir Yahudi dan Muslim ke dalam bahasa Latin. Kesemua karya itu mewarnai pemikiran para kaum intelektual di Puncak Abad Pertengahan dan masa sesudahnya. Hasil penelitian dan pengembangan keempat disiplin ilmu pada masa itu tidak sedikit yang masih tetap relevan hingga zaman kontemporer ini. Upaya penerjemahan buku-buku dari bahasa asing ke dalam bahasa negara setempat menjadi suatu hal yang penting. Jepang setelah Perang Dunia II menjadi salah satu contoh yang baik. Mereka mengirimkan banyak anak-anak mudah untuk belajar ke dunia Barat. Pada waktu yang sama Jepang menggalakkan penerjemahan karya-karya Barat ke dalam
13 JURNAL TEOLOGI STULOS 207 bahasa Jepang. Alhasil, setelah kehancuran dan kekalahan dalam PD II, Jepang segera pulih dan berkembang amat pesat setara dengan negara-negara Barat. Berbagai disiplin ilmu pun berkembang pesat di sana. Jepang menempatkan diri menjadi sebuah negara di Asia yang paling maju di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Mengenai upaya penerjemahan, beberapa jenis karya berikut ini mutlak mendapatkan perhatian utama: buku teks dari berbagai disiplin ilmu, karya-karya klasik dunia dan karya kontemporer di bidangnya masing-masing. Dengan demikian, disiplin ilmu di setiap negara tidak akan ketinggalan zaman dibandingkan negara-negara lain. Usaha-usaha penerjemahan buku-buku hendaklah tidak mengurangi minat untuk mempelajari bahasa asing dan bahasa akademik dunia. Para mahasiswa dan ilmuwan kiranya tetap memiliki antusiasme untuk mempelajari bahasa asli yang dituntut di disiplin ilmunya masing-masing. Selain Inggris dan Mandarin yang akhir-akhir menjadi bahasa penting dunia, Perancis dan Jerman merupakan bahasa akademik yang tetap penting hingga dewasa ini. Di luar itu, tergantung kepada bidang disiplin ilmu masing-masing untuk menentukan bahasa asing yang harus dipelajari. Untuk mendalami Islam perlu belajar bahasa Arab. Untuk menekuni Perjanjian Baru dibutuhkan bahasa Yunani. Untuk mendalami Perjanjian Lama perlu belajar bahasa Ibrani. Untuk menekuni sejarah Aceh diperlukan belajar bahasa Aceh. Dengan demikian, minat untuk mendalami suatu bahasa akademik tertentu hendaklah didasarkan kepada bidang disiplin ilmu yang hendak ditekuni seseorang.
14 208 DISIPLIN ILMU UTAMA PENUTUP Terbentuknya empat fakultas yang mengembangkan keempat disiplin ilmu pada universitas modern mula-mula tidak terlepas dari kebutuhan riil di tengah masyarakat. Masyarakat Eropa pada Abad Pertengahan Puncak amat memerlukan tenaga profesional guru dan dosen, ahli hukum dan negarawan, dokter dan ahli medis, pendeta dan pakar gerejawi lainnya. Hal inilah yang mendorong disiplin ilmu sastra, hukum, kedokteran dan teologia berkembang. Disiplin ilmu sastra memberikan andil bagi keberlanjutan proses pendidikan di sekolah di universitas, hukum menegakkan ketertiban dan keamanan masyarakat, kedokteran memelihara kesehatan masyarakat dan teologia menunaikan penatalayanan gerejawi bagi umat yang mana hampir semua orang- Eropa masa itu beragama Kristen. Perkembangan keempat disiplin ilmu tersebut didukung oleh sumbangsih tokoh-tokoh kenamaan yang mendalami bidangnya masing-masing. Hal yang lebih penting lagi adalah ketersediaannya buku-buku bermutu. Dalam hal ini, terjemahan karya-karya tersebut ke dalam bahasa Latin menjadi salah satu kunci. Berbagai karya bermutu di dalam bahasa Yunani, Ibrani dan Arab diterjemahkan ke dalam bahasa Latin. Pada masa itu, bahasa Latin telah menjadi lingua franca di Eropa. Pada waktu yang sama, Latin pun menjadi bahasa pengantar di sekolah-sekolah dan universitas-universitas. Kesemua faktor tersebut mendorong kemajuan empat disiplin ilmu tersebut.
15 JURNAL TEOLOGI STULOS 209 DAFTAR PUSTAKA Bachman, Clifford E. Worlds of Medieval Europe. Oxford: Oxford University, Goff, Jacques Le. Zhongshiji De Zhishi Fenzi. Beijing: Shangwu Yinshuguan, Haskins, Charles H. Daxue De Xingqi. Shanghai: Shiji, Lindberg, David C. The Beginnings of Western Science: The Europe Scientific Tradition in Philosophical, Religious, and Institutional Context, 600 B.C. to A.D Chicago: The University of Chicago, McCormick, Patrick J. History of Education. Washington: The Catholic Education, Pedersen, Olaf. The First Universities: Studium Generale and the Origins of University Education in Europe. Cambridge: Cambridge University, Rasdhall, Hastings. The Universities of Europe in the Middle Ages: Vol. I Salerno, Bologna, Paris. Cambridge: Cambridge University, 2010; google books. Reisner, Edward H. Historical Foundations of Modern Education. New York: Macmillan, 1927.
16 210 DISIPLIN ILMU UTAMA
Pengaruh ajaran ibnu rusyd terhadap gerakan renaissance di Eropa awal abad XIV
1 Pengaruh ajaran ibnu rusyd terhadap gerakan renaissance di Eropa awal abad XIV Oleh: Nurcahya K 4401033 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak runtuhnya kekaisaran Romawi Barat tahun 476 M,
Lebih terperinciKemunduran Islam Akhir dari Abbasiyah Genghis Khan/Jengis Khan Mongolian Ratanya kota Bagdad Jatuhnya jazirah arab Mesir, Aint Jalut 1260 M
Abad ke-13 Kemunduran Islam Akhir dari Abbasiyah Genghis Khan/Jengis Khan Mongolian Ratanya kota Bagdad Jatuhnya jazirah arab Mesir, Aint Jalut 1260 M Tentara Mamluk Sultan Baybar/Baybarus Kekalahan Hulaghukan(Mongol)
Lebih terperinciPeranan Filsafat Bahasa Dalam Pengembangan Ilmu Bahasa
Peranan Filsafat Bahasa Dalam Pengembangan Ilmu Bahasa Salliyanti Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN Tulisan ini membicarakan peranan
Lebih terperinciTEORI BELAJAR KLASIK Oleh : Habibi FKIP Universitas Wiraraja Sumenep
TEORI BELAJAR KLASIK Oleh : Habibi FKIP Universitas Wiraraja Sumenep Teori belajar berkembang dengan pesat setelah psikologi sebagai bidang ilmu terbentuk. Ilmu pengetahuan sendiri benar-benar eksis dengan
Lebih terperinciKonsep Pengembangan Sains dan Teknologi
Konsep Pengembangan Sains dan Teknologi Judul Buku : Sains Teknologi Masyarakat Penulis : Prof.Dr.Anna Poedjiadi Penerbit : Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia dan PT Remaja Rosdakarya
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA Penulis menggunakan berbagai sumber berupa buku atau artikel yang berkaitan dengan pemikiran Jean Bodin. Terdapat beberapa buku tulisan Jean Bodin sendiri, serta beberapa buku atau
Lebih terperinciFilsafat Umum. Kontrak Perkuliahan Pengantar ke Alam Filsafat 1. Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi
Filsafat Umum Modul ke: 01 Fakultas Psikologi Kontrak Perkuliahan Pengantar ke Alam Filsafat 1 Program Studi Psikologi Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. RAPEM FILSAFAT UMUM Judul Mata Kuliah : Filsafat Umum
Lebih terperinciPendidikan Agama Kristen Protestan
Pendidikan Agama Kristen Protestan Modul ke: 12Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi RENAISSANCE DAN PERUBAHAN MENYELURUH DALAM POLA PIKIR GEREJA Drs. Sugeng Baskoro,M.M. Latar Belakang Sejak abad
Lebih terperinciBerkenalan dengan Kitab Wahyu DR Wenas Kalangit
Berkenalan dengan Kitab Wahyu DR Wenas Kalangit 19 Februari 2008 Jakarta 1 Berkenalan dengan Kitab Wahyu Sedikit tentang Sastra Apokaliptik Kitab terakhir dalam Alkitab bernama: Wahyu. Ini sebetulnya adalah
Lebih terperinciKebangkitan: Paskah Easter? atau Buah Pertama?
Kebangkitan: Paskah Easter? atau Buah Pertama? Paskah Easter hari Minggu adalah puncak dari tahun religius bagi banyak orang. Banyak tradisi yang disukai yang terkait dengan hari raya ini. Paskah Easter
Lebih terperinci: Deny Prio Saputro. : S-1 Ilmu Komunikasi/A NIM : Review The Physician
Nama Prodi : Deny Prio Saputro : S-1 Ilmu Komunikasi/A NIM : 14041184027 Review The Physician The Physician, film ini menceritakan kondisi eropa pada abad ke 11 dimana pengobatan masih dilakukan dengan
Lebih terperinciPERANAN FILSAFAT BAHASA DALAM PENGEMBANGAN ILMU BAHASA
PERANAN FILSAFAT BAHASA DALAM PENGEMBANGAN ILMU BAHASA 0 L E H Dra. SALLIYANTI, M.Hum UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2004 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR....i DAFTAR ISI...ii BAB I. PENDAHULUAN...1
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini. Penelitian-penelitian tersebut, antara
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan, baik skripsi maupun hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa penelitian
Lebih terperinciFilsafat Umum. Filsafat Barat MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 05
MODUL PERKULIAHAN Filsafat Barat Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 05 MK61003 Arie Suciyana S., M.Si Abstract Sejarah Filsafat Barat; Filsafat Yunani; Filsafat
Lebih terperinciSosiologi politik MEMAHAMI POLITIK #3 Y E S I M A R I N C E, M. S I
Sosiologi politik MEMAHAMI POLITIK #3 Y E S I M A R I N C E, M. S I PERKEMBANGAN ILMU POLITIK CARA MEMANDANG ILMU POLITIK Ilmu yang masih muda jika kita memandang Ilmu Politik semata-mata sebagai salah
Lebih terperinci2016, No Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.886, 2016 KEMENAG. Pendidikan. Agama Kristen. Perubahan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI AGAMA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semua aspek kehidupan masyarakat termasuk di bidang pendidikan. Kemajuan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Globalisasi yang saat ini terjadi di Indonesia mempengaruhi hampir semua aspek kehidupan masyarakat termasuk di bidang pendidikan. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
Lebih terperinciSurat-surat Paulus DR Wenas Kalangit
Surat-surat Paulus DR Wenas Kalangit 15 Januari 2008 Jakarta 1 Surat-surat Paulus Catatan Umum Hampir separuh PB, yakni 13 kitab, memakai nama Paulus sebagai penulisnya (= Suratsurat Paulus). Selain itu,
Lebih terperinciKesalahan Umum Penulisan Disertasi. (Sebuah Pengalaman Empirik)
Kesalahan Umum Penulisan Disertasi (Sebuah Pengalaman Empirik) Setelah membimbing dan menguji disertasi di sejumlah perguruan tinggi selama ini, saya memperoleh kesan dan pengalaman menarik berupa kesalahan-kesalahan
Lebih terperinciSEJARAH PERKEMBANGAN ILMU POLITIK
SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU POLITIK TUJUAN PERKULIAHAN Mahasiswa memahami sejarah perkembangan ilmu politik Mahasiswa menganalisa perkembangan ilmu politik SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU POLITIK Dapat kita kaji
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Permasalahan. A.1. Latar Belakang Masalah
9 BAB I PENDAHULUAN A. Permasalahan A.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal penting dalam kehidupan manusia untuk memperoleh bekal pengetahuan dalam menjalani hidup ini. Salah satu pendidikan
Lebih terperinciBUKU RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER
BUKU RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER FILSAFAT BARAT PRA MODERN (FIF 120/2 SKS) Pengampu : Drs. Armaidy Armawi, M.Si. FAKULTAS FILSAFAT UNIVERSITAS GADJAH MADA JOGJAKARTA BUKU RENCANA PROGRAM
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.539,2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN KEAGAMAAN KRISTEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK
Lebih terperinciDESKRIPSI MATAKULIAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI
DESKRIPSI MATAKULIAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI Matakuliah : Agama (Islam, Kristen, Khatolik)* Deskripsi :Matakuliah ini mengkaji tentang
Lebih terperinciSEJARAH HAK AZASI MANUSIA
SEJARAH HAK AZASI MANUSIA Materi Perkuliahan Hukum dan HAM ke-2 FH Unsri URGENSI SEJARAH HAM Kepentingan paling mendasar dari setiap warga negara adalah perlindungan terhadap hak-haknya sebagai manusia.
Lebih terperinciFILSAFAT ILMUDAN SEJARAH FILSAFAT. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 05Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi
Modul ke: 05Fakultas Dr. PSIKOLOGI FILSAFAT ILMUDAN LOGIKA SEJARAH FILSAFAT H. SyahrialSyarbaini, MA. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id SEJARAH FILSAFAT ; Standar Kompetensi Setelah perkualiahan
Lebih terperinciRetorika? Encyclopedia Americana, 1995: Rhetoric: The art of using language effectively, whether in speaking or in writing.
Retorika? Encyclopedia Americana, 1995: Rhetoric: The art of using language effectively, whether in speaking or in writing. The New Webster s International Encyclopedia, 1996: Oratory, also call rhetoric,
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. diajukan dalam rumusan masalah skripsi. Dalam rumusan masalah skripsi ini,
BAB V PENUTUP Pada bab V penulis menyimpulkan keseluruhan pembahasan dalam skripsi. Kesimpulan tersebut merupakan jawaban atas pertanyaan penulis ajukan dalam pembatasan masalah. Disamping itu penulis
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pelajaran 2011/2012. Bab 1 ini mencakup latar belakang masalah penelitian,
2 BAB 1 PENDAHULUAN Dalam bab 1 peneliti memaparkan yang menjadi pendahuluan penelitian Studi tentang Register Penyiar Radio sebagai Bahan Pembelajaran Berbicara serta Pelaksanaannya pada Siswa Kelas X
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Ia mustahil dapat hidup sendirian saja. Seseorang yang mengalami
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Manusia adalah makhluk sosial karena merupakan bagian dari masyarakat. Ia mustahil dapat hidup sendirian saja. Seseorang yang mengalami kecelakaan lalu lintaspun pasti
Lebih terperinciMENGENAL ISLAM. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK H. U. ADIL, SS., SHI., MH. Modul ke: Fakultas ILMU KOMPUTER
Modul ke: MENGENAL ISLAM Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK Fakultas ILMU KOMPUTER H. U. ADIL, SS., SHI., MH. Program Studi SISTEM INFORMASI www.mercubuana.ac.id Sumbangan Islam
Lebih terperinciSurat-surat Am DR Wenas Kalangit
Surat-surat Am DR Wenas Kalangit 22 Januari 2008 Jakarta 1 Surat-surat Ibrani dan Am Catatan Umum Delapan surat terakhir dalam PB disebut juga dengan nama: Surat-surat Am atau Umum. Disebut demikian karena
Lebih terperinciFilsafat Ilmu dan Logika. Matematika dan Statistika
Filsafat Ilmu dan Logika Matematika dan Statistika MATEMATIKA Matematika sebagai Bahasa Matematika adalah bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari pernyataan yang ingin kita sampaikan. Lambing-lambang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia, agama Kristen dapat dikatakan sebagai agama yang paling luas tersebar
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Ada banyak agama di dunia ini, dari semua agama yang dianut oleh manusia, agama Kristen dapat dikatakan sebagai agama yang paling luas tersebar di muka
Lebih terperinciMODUL PERKULIAHAN. Sejarah Desain. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
MODUL PERKULIAHAN Sejarah Seni Rupa Prasejarah Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Fakultas Teknik Perencanaan & Desain Desain Produk 01 Kode MK Abstract Seni rupa dapat dikatakan sebagai
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI BAGIAN KE TIGA JENIS PENDIDIKAN TINGGI 1. Pendidikan Akademik 2. Pendidikan Vokasi 3. Pendidikan Profesi Pendidikan Akademik
Lebih terperinciMODUL TEKNOLOGI KOMUNIKASI. Oleh : Dwi Hastuti Puspitasari, SKom, MMSI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI (ERA KOMUNIKASI TULISAN)
Pertemuan 2 MODUL Oleh : Dwi Hastuti Puspitasari, SKom, MMSI POKOK BAHASAN PERKEMBANGAN (ERA KOMUNIKASI TULISAN) DESKRIPSI Pokok bahasan membahas perkembangan teknologi pada era komunikasi tulisan. TUJUAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungan sosial dan lingkungan ekonomi masyarakat berdasar lingkup lokal dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Salah satu dasar penerapan pengembangan bahasa Mandarin dalam kurikulum pendidikan nasional adalah karena adanya keberagaman budaya dan bahasa yang ada di masyarakat
Lebih terperinciPengantar Studi Seni Rupa
PERTEMUAN X Desain? Design (english) Merancang Rancang bangun Designo (itali) = gambar Art & craft perpaduan seni dan ketrampilan Reka bentuk, reka rupa, sketsa ide, pemecahan masalah rupa, berkreasi,
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia selalu diperhadapkan dengan berbagai keragaman, baik itu agama, sosial, ekonomi dan budaya. Jika diruntut maka banyak sekali keragaman yang
Lebih terperinci1 BAB I 2 PENDAHULUAN
1 1 BAB I 2 PENDAHULUAN 2.1 1.1 Latar Belakang Masalah Hubungan diplomatik yang terjadi antara dua negara tentu dapat meningkatkan keuntungan antara kedua belah pihak negara dan berjalan dengan lancar.
Lebih terperinciFAKULTAS SASTRA.
FAKULTAS SASTRA PROGRAM STUDI SASTRA CHINA www.uai.ac.id SASTRA CHINA UNIVERSITAS AL AZHAR INDONESIA PROFIL PROGAM STUDI 1 Program Studi Sastra China Universitas Al Azhar Indonesia memiliki Visi menjadikan
Lebih terperinciEtika, etika profesi Dan kode etik perekam medis
Etika, etika profesi Dan kode etik perekam medis Pengertian Etika berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu Ethikos yang berati timbul dari kebiasaan, adalah cabang utama dari filsafat yang mempelajari nilai
Lebih terperinciPendidikan di Indonesia dan Maroko (27/M) Oleh : Mar'atus Sholihah Minggu, 15 Mei :53
KOPI, Indonesia merupakan salah satu Negara yang sedang berkembang. Sebagai Negara yang sedang berkembang Indonesia berusaha untuk menjalin dan menjaga hubungan baik dengan Negara tetangga guna menciptakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Republik Perancis saat ini merupakan salah satu negara yang dapat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Republik Perancis saat ini merupakan salah satu negara yang dapat dikatagorikan sebagai salah satu negara yang maju dari benua Eropa. Republik Perancis saat ini adalah
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI LULUSAN MUSIK
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN MUSIK DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN PELATIHAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL DAN INFORMAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL 2011 A. Latar Belakang Musik
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KEDOKTERAN
SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa asing kini memiliki nilai yang sangat penting seiring perkembangan dunia. Kemampuan berbahasa asing menjadi sebuah tuntutan bagi masyarakat Indonesia untuk dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harus memiliki kemampuan memaksa dan mengendalikan orang lain karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Politik sering disebut sebagai kekuasaan. Terkadang seorang penguasa harus memiliki kemampuan memaksa dan mengendalikan orang lain karena manusia kadang-kadang
Lebih terperinciSIKAP DAN PREFERENSI KEPALA SEKOLAH SMA SE JAWA TENGAH TERHADAP BAHASA ASING PILIHAN
SIKAP DAN PREFERENSI KEPALA SEKOLAH SMA SE JAWA TENGAH TERHADAP BAHASA ASING PILIHAN Dwi Astuti Universitas Negeri Semarang Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) sikap Kepala Sekolah SMA
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Kuliah : Sejarah dan Kepustakaan Kimia (2 sks) Kode Mata Kuliah : Kim 120 Waktu Pertemuan : 2 x 50 menit Pertemuan ke : 1 I. Kompetensi Dasar : 1.1 Pengetahuan praktis
Lebih terperinciPredestinasi Kristus 1 Ptr. 1:20-21 Ev. Calvin Renata
Predestinasi Kristus 1 Ptr. 1:20-21 Ev. Calvin Renata Pada bulan lalu kita telah belajar tentang Kristus yang mati disalibkan untuk menebus kita dari hidup yang sia-sia bukan dengan emas atau perak tetapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Plato,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup dalam komunitas sebagai anggota gereja (Gereja sebagai Institusi). 1
BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Nabeel Jabbour menepis pemahaman tentang gereja hanya sebatas bangunan, gedung dan persekutuan yang institusional. Berangkat dari pengalaman hidup Nabeel Jabbour selama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Allah menciptakan manusia sebagai satu-satunya makhluk yang memiliki
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah menciptakan manusia sebagai satu-satunya makhluk yang memiliki kesempurnaan lebih dibandingkan dengan makhluk lainnya. Dalam al-quran, Allah berfirman:
Lebih terperinciEksposisi Surat 1 Petrus: Penerima Surat 1Pet.1:1 2 Ev. Calvin Renata
Eksposisi Surat 1 Petrus: Penerima Surat 1Pet.1:1 2 Ev. Calvin Renata Tidak seperti surat rasul Paulus yang ditujukan kepada satu jemaat, Petrus langsung menuliskan suratnya untuk ke-5 jemaatnya. Suratnya
Lebih terperinciCivil Law adalah sistem hukum yang banyak dianut oleh negara-negara Eropa
BAHAN KULIAH SISTEM HUKUM INDONESIA Match Day 2 SISTEM HUKUM DI DUNIA Pada dasarnya sistem hukum yang ada di dunia ini sangat beragam macamnya, setiap sistem hukum memiliki karakter khas dan penganutnya,
Lebih terperinciKarya Monumental umat Islam dalam IPTEKS. AIK IV - Pertemuan II Lusiana Ulfa H, S.Ei, M.Si
Karya Monumental umat Islam dalam IPTEKS AIK IV - Pertemuan II Lusiana Ulfa H, S.Ei, M.Si ... Universitas tertua di dunia adalah Universitas Karaouin, didirikan seorang muslimah di Fez, Maroko pada 859
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM
BAB II GAMBARAN UMUM 2.1. Jepang Pasca Perang Dunia II Pada saat Perang Dunia II, Jepang sebagai negara penyerang menduduki negara Asia, terutama Cina dan Korea. Berakhirnya Perang Dunia II merupakan kesempatan
Lebih terperinciTakut Akan Tuhan Eksposisi 1 Ptr 1:13-17 Ev. Calvin Renata
Takut Akan Tuhan Eksposisi 1 Ptr 1:13-17 Ev. Calvin Renata Di dalam ayat 13 sampai dengan ayat 16 Rasul Petrus memberikan 2 nasihat penting untuk pembaca surat ini, yaitu: 1. Supaya mereka meletakkan pengharapannya
Lebih terperinciSEJARAH ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN
PERKEMBANGAN ADMINISTRASI ATAU MANAJEMEN SEBAGAI SENI SEJARAH ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN Fase Prasejarah Sejarah Modern A. FASE PRASEJARAH 1. Zaman Peradaban Mesopotamia (Irak) Pemerintahan, perdagangan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aspek, termasuk dalam struktur sosial, kultur, sistem pendidikan, dan tidak
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia telah melahirkan suatu perubahan dalam semua aspek, termasuk dalam struktur sosial, kultur, sistem pendidikan, dan tidak tertutup kemungkinan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Buku cerita bilingual Kumpulan Cerita Anak Kreatif - Tales for Creative
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku cerita bilingual Kumpulan Cerita Anak Kreatif - Tales for Creative Children merupakan buku cerita bilingual yang menggunakan dua bahasa yaitu bahasa Indonesia
Lebih terperinciMIMPI MEMPUNYAI UNIVERSITAS KELAS DUNIA. Oleh Hendra Gunawan*
MIMPI MEMPUNYAI UNIVERSITAS KELAS DUNIA Oleh Hendra Gunawan* Dalam banyak hal di republik ini, menurut Effendi Gazhali, kita hanya baru bisa mimpi. Masih lumayan, karena ini menunjukkan kita masih mempunyai
Lebih terperinciPendidikan Agama Kristen Protestan
Pendidikan Agama Kristen Protestan Modul ke: 14Fakultas Psikologi SEJARAH GEREJA, ALIRAN, TOKOH DAN PENGARUHNYA Program Studi Psikologi Drs. Sugeng Baskoro,M.M. PENGANTAR : Abad pertama sejarah gereja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah pengetahuan. Kemudian Plato, menurutnya baik itu apabila ia dikuasai oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Etika di mulai pada abad ke lima sebelum masehi. Berbagai mazhab di yunani yang ditandai dengan kehadiran Socrates, yang mengatakan bahwa kebaikan itu adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Dalam perspektif ilmu-ilmu sosial terutama filsafat dan sosiologi, oposisi diantara subjektivisme dan objektivisme merupakan bagian yang selama ini tidak
Lebih terperinciSEJARAH ALIRAN LINGUISTIK
SEJARAH ALIRAN LINGUISTIK Linguistik Tradisional Dalam pendidikan formal ada istilah kata tata bahasa tradisional dan tata bahasa structural. Kedua jenis tata bahasa ini banyak dibicarakan orang sebagai
Lebih terperinciYohanes 1. Buku Pembimbing: Injil Yohanes
Buku Pembimbing: Injil Yohanes Yohanes 1 Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Kabar Baik oleh Seorang yang Bernama Yohanes Yohanes mendengar kabar baik itu Yohanes memberitakan kabar baik itu
Lebih terperinci1. 1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN Pendidikan yang baik akan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Ini mengisyaratkan bahwa pendidikan yang baik akan didukung oleh sumber daya manusia dengan prestasi yang
Lebih terperinciBerkenalan dengan PB. DR Wenas Kalangit. Bina Teologia Jemaat GKI Kavling Polri 23 Oktober 2007 Jakarta
Berkenalan dengan PB DR Wenas Kalangit 23 Oktober 2007 Jakarta 1 Berkenalan dengan PB Pengantar Secara tradisional, studi biblika (Perjanjian Lama [PL] dan Perjanjian Baru [PB]) di sekolah-sekolah tinggi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. paling dasar. Di tingkat ini, dasar-dasar ilmu pengetahuan, watak, kepribadian,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan ditingkat sekolah dasar merupakan pendidikan formal yang paling dasar. Di tingkat ini, dasar-dasar ilmu pengetahuan, watak, kepribadian, moral,
Lebih terperinciBAPA SURGAWI BERFIRMAN KEPADA SAUDARA
BAPA SURGAWI BERFIRMAN KEPADA SAUDARA Dalam Pelajaran Ini Saudara Akan Mempelajari Allah Ingin Berbicara kepada Saudara Allah Berfirman dalam Berbagai-bagai Cara Bagaimana Kitab Allah Ditulis Petunjuk-petunjuk
Lebih terperinciPara filsuf Eropa menyebut istilah akhir sejarah bagi modernisasi yang kemudian diikuti dengan perubahan besar.
Tiga Gelombang Demokrasi Demokrasi modern ditandai dengan adanya perubahan pada bidang politik (perubahan dalam hubungan kekuasaan) dan bidang ekonomi (perubahan hubungan dalam perdagangan). Ciriciri utama
Lebih terperinciPendidikan Agama Kristen Protestan
Modul ke: 07Fakultas PSIKOLOGI Program Studi PSIKOLOGI Pendidikan Agama Kristen Protestan PEKABARAN INJIL DI INDONESIA Oleh : Drs. Sugeng Baskoro, M.M. Istilah "Injil" berasal dari bahasa Arab Inǧīl, yang
Lebih terperinciSABAT MENURUT ALKITAB
SABAT MENURUT ALKITAB Sabat adalah pusat perbaktian kita kepada Allah. Peringatan atas Penciptaan, yang menyatakan sebab-musabab mengapa Allah harus disembah: Ia Pencipta dan kitalah ciptaan- Nya. Oleh
Lebih terperinciSEIKATSU KAIZEN. Reformasi Pola Hidup Jepang
SEIKATSU KAIZEN Reformasi Pola Hidup Jepang SEIKATSU KAIZEN Reformasi Pola Hidup Jepang Panduan Menjadi Masyarakat Unggul dan Modern Susy ONG Penerbit PT Elex Media Komputindo SEIKATSU KAIZEN Reformasi
Lebih terperinciTujuan 1. Mengenali keempat masyarakat dalam Kisah 1:8.
Masyarakat Kristen Seorang lurah adalah kepala desanya. Seorang walikota adalah pemimpin sebuah kota. Seorang polisi memelihara hukum dan tata tertib di suatu lingkungan tertentu. Lurah dan walikota itu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Humaniora berasal dari program pendidikan Cicero yaitu Humanitas yang bertujuan menjadikan orator yang andal (Woodhouse 2002:1) humanitas berarti kualitas, perasaan,
Lebih terperincimakalah filsafat BAB II PEMBAHASAN Pengertian Filsafat; Berpikir Secara Rasional, Logis Kritis dan Analistis
makalah filsafat BAB II PEMBAHASAN Pengertian Filsafat; Berpikir Secara Rasional, Logis Kritis dan Analistis Seorang yang berfilsafat dapat diumpamakan seorang yang berpijak di bumi sedang tengadah kebintang-bintang.
Lebih terperinciDAFTAR MATA KULIAH PRODI S1 TEOLOGI STT KHARISMA MULAI BERLAKU TAHUN AKADEMIK 2016/2017
DAFTAR MATA KULIAH PRODI S1 TEOLOGI STT KHARISMA MULAI BERLAKU TAHUN AKADEMIK 2016/2017 Semester I Inti Lokal Minimum 1 Pendidikan Kewarganegaraan MPK.01.01.01.1.2016 2 C Paralel 2 Bahasa Inggris 1 MPK.01.01.04.1.2016
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan aspek yang unik dari hasil pemikiran manusia 1. Matematika memainkan peran penting terhadap sejarah peradaban manusia pada masa lalu, sehingga dapat
Lebih terperinciMaind map rangkuamn ke 2
Sejarah ilmu pegetahuan Ilmu pengetahuan bermula dari rasa ingin tahu, yang merupakan ciri khas manusia. Manusia mempunyai rasa ingin tahu tentang benda-benda disekitarnya, seperti bulan, bintang, dan
Lebih terperinciSejarah Perkembangan Ilmu
Sejarah Perkembangan Ilmu Afid Burhanuddin Pusat kendali kehidupan manusia terletak di tiga tempat, yaitu indera, akal, dan hati. Namun, akal dan hati itulah yang paling menentukan Akal dan hati ibarat
Lebih terperinciSEJARAH ARSITEKTUR GOTHIC
SEJARAH ARSITEKTUR GOTHIC Masa Arsitektur Gothic (XII-XVI) yang mewarnai era awal dan akhir dari periode pertengahan evolusi dari Arsiktektur Romawi. Gaya Gothic dimulai di Perancis dikenal sebagai periode
Lebih terperinci2013, No Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-U
No.132, 2013 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PENDIDIKAN. Kedokteran. Akademik. Profesi. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5434) UNDANG-UNDANG REPUBLIK
Lebih terperinciBIPA Pendukung Internasionalisasi Bahasa Indonesia
BIPA Pendukung Internasionalisasi Bahasa Indonesia Liliana Muliastuti, Ketua Umum Afiliasi Pengajar dan Pegiat BIPA Pengantar Optimisme terhadap peluang bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional cenderung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Bahasa Jerman adalah salah satu bahasa asing yang dipelajari di Sekolah Menengah Atas. Selain bahasa Jerman dipelajari juga bahasa Inggris, bahasa Jepang dan
Lebih terperinciUNIVERSITAS PADJADJARAN
BIOLOGI DASAR Bab 1 PENDAHULUAN TIM DOSEN BIOLOGI DASAR JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PADJADJARAN 1 Definisi biologi Biologi (bios hidup + logos ilmu): ilmu
Lebih terperinciOptimalisasi Kerjasama Pendidikan Indonesia-India
Optimalisasi Kerjasama Pendidikan Indonesia-India Tulisan ini dimuat dalam buletin Atase Pendidikan KBRI New Delhi Edisi III, ditampilkan di blog dengan harapan agar bisa berbagi informasi bagi teman-teman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kecenderungan masyarakat pada masa yang akan datang dituntut menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kecenderungan masyarakat pada masa yang akan datang dituntut menjadi masyarakat teknologi, informasi dan globalisasi, yang berakar pada kualitas sumber daya
Lebih terperinciTENTANG PENATAAN DAN PENETAPAN KEMBALI IZIN PENYELENGGARAAN PROGRAM STUDI DI UNIVERSITAS GADJAH MADA REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA,
KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR 526/P/SK/HT/2008 TENTANG PENATAAN DAN PENETAPAN KEMBALI IZIN PENYELENGGARAAN PROGRAM STUDI DI UNIVERSITAS GADJAH MADA REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang didapat melalui proses tertentu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang didapat melalui proses tertentu yang dinamakan metode keilmuan. Sebagai bagian dari pengetahuan, ilmu pengetahuan lebih bersifat
Lebih terperinciSEJARAH HUKUM INTERNASIONAL H. BUDI MULYANA, S.IP., M.SI
SEJARAH HUKUM INTERNASIONAL H. BUDI MULYANA, S.IP., M.SI Sejarah Hukum Internasional Sejarah Hukum Internasional: Sejarah praktik negara-negara yang menunjukkan keberadaan norma-norma Hukum Internasional.
Lebih terperinciPendidikan Agama Kristen Protestan
Modul ke: 02Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi Pendidikan Agama Kristen Protestan TERBENTUKNYA GEREJA Drs. Sugeng Baskoro,M.M. Sebelum Yesus naik ke surga, Ia memberikan perintah kepada para murid-nya
Lebih terperinciBahasa Indonesia Sebagai Bahasa Internasional
Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Internasional Oleh : Andy Wijaya NIM :125110200111066 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya Malang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki peranan penting
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa sejalan dengan ratifikasi Indonesia pada perjanjian-perjanjian internasional, perkembangan
Lebih terperinciTugas Filsafat. Mohamad Kashuri M
Tugas Filsafat Mohamad Kashuri 090810530M PROGRAM STUDI ILMU FARMASI FAKULTAS FARMASI PASCA SARJANA UNIVERSITAS AIRLANGGA 2008 1. Pendahuluan Sejalan dengan kemajuan pola berpikir manusia saat ini, ilmu
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
1 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : a. bahwa sejalan dengan ratifikasi Indonesia pada
Lebih terperinciFilsafat Pemerintahan (Sebuah Gambaran Umum) Oleh: Erwin Musdah
Filsafat Pemerintahan (Sebuah Gambaran Umum) Oleh: Erwin Musdah Pendahuluan Sudah menjadi suatu hal yang lazim dalam pembahasan sebuah konsep dimulai dari pemaknaan secara partikuler dari masing-masing
Lebih terperinci