BAGIAN 1 PENDAHULUAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAGIAN 1 PENDAHULUAN"

Transkripsi

1 BAGIAN 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Kesehatan merupakan impian semua penduduk di muka bumi ini, tidak terkecuali impian penduduk di Kabupaten Manokwari Propinsi Papua Baran Negara Kesatuan Republik Indonesia. Disisi lain kesehatan merupakan aspek penting dari hak asasi manusia (HAM), sebagaimana disebutkan dalam Deklarasi Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tertanggal 10 November 1948 yang menyatakan bahwa setiap orang berhak atas taraf kehidupan yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan dirinya sendiri dan keluarganya. Konvensi International tentang Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya yang ditetapkan PBB pada tahun 1966 juga mengakui hak setiap orang untuk menikmati standar tertinggi yang dapat dicapai dalam kesehatan fisik dan mentalnya. Sebagai hak asasi manusia, maka hak kesehatan adalah hak yang melekat pada seseorang karena kelahirannya sebagai manusia, bukan karena pemberian seseorang atau negara, dan oleh sebab itu tentu saja tidak dapat dicabut dan dilanggar oleh siapa pun. Sehat itu sendiri tidak hanya sekadar bebas dari penyakit, tetapi adalah kondisi sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara ekonomis. Maka, sesuai dengan norma HAM, negara berkewajiban untuk menghormati, melindungi, dan memenuhi hak-hak asasi kesehatan tersebut. Kewajiban menghormati hak-hak asasi itu, antara lain dilakukan dengan cara menciptakan persamaan akses pelayanan kesehatan, mencegah tindakan-tindakan yang dapat menurunkan status kesehatan masyarakat, melakukan langka-langkah legislasi yang dapat menjamin perlindungan kesehatan masyarakat, dan membuat kebijakan kesehatan, serta menyediakan anggaran dan jasa-jasa pelayanan kesehatan yang layak dan memadai untuk seluruh masyarakat. Hak atas kesehatan ini bermakna bahwa pemerintah harus menciptakan kondisi yang memungkinkan setiap individu untuk hidup sehat, dan ini berarti pemerintah harus menyediakan sarana pelayanan kesehatan yang memadai dan pelayanan kesehatan yang terjangkau untuk semua. Pelayanan kesehatan dimaksud meliputi akses terhadap jasa pelayanan kesehatan dan perawatan kesehatan yang penting, seperti akses terhadap air bersih, nutrisi, imunisasi, perumahan yang sehat, sanitasi, lingkungan dan tempat kerja yang sehat, pendidikan, dan akses terhadap informasi terkait kesehatan. Dalam upaya pemenuhan kesehatan sebagai hak asasi manusia, maka pemerintah yang Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 1

2 mempunyai tugas dan kewenangan untuk menyejahterakan warga negara mempunyai kewajiban untuk menghormati, melindungi, dan memenuhi hak-hak tersebut. Aspek kesehatan ini harus dijadikan pertimbangan penting dalam setiap kebijakan pembangunan. Salah satu bentuk implementasinya adalah kewajiban pemerintah untuk menyediakan anggaran memadai untuk pembangunan kesehatan yang melibatkan masyarakat luas. Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa, dan negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku hidup sehat, memiliki kemampuan untuk mengadakan pelayanan kesehatan yang berjalan secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggitingginya. Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan atau visi yang ingin di capai melalui pembangunan kesehatan tersebut dinyatakan sebagai Indonesia Sehat Untuk mewujudkan visi Indonesia Sehat 2015 dilaksanakan melalui 4 (empat) misi sebagai berikut: 1). Menggerakan pembangunan Nasional berwawasan Kesehatan, 2). Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat, 3). Memelihara dan meningkatan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, dan terjangkau, 4). Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga, masyarakat, beserta lingkungan. Sistem pengganggaran di Indonesia terkait kesehatan telah ada dan diatur dalam sistem peraturan dengan dasar hukum konstitusi, yakni Pasal 28 UUD 1945 dan UU No. 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah serta UU No. 33/2004 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah, dikaitkan dengan PP No. 65/2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal Kabupaten/Kota dan PP No. 38/2007 tentang Pembagian Urusan Bidang Kesehatan. Dalam dokumen perencanaan pembangunan daerah Kabupaten Manokwari yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah RPJM ) Kabupaten Manokwari, Rencana Strategis Kabupaten Manokwari, Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Manokwari, Strategi, Arah dan Kebijakan Pembangunan Kabupaten Manokwari , menempatkan kesehatan sebagai sektor yang sangat penting. Namun demikian keadaan kesehatan penduduk kabupaten Manokwari sampai tahun 2012 masih sangat memperihatinkan terutama sektor kesehatan ibu dan anak dan penyakit menular. Untuk itu kami sebagai komponen masyarakat sebagai mitra pemerintah memiliki kepedulian dan kewajiban untuk membantu pemerintah daerah melalui pemikiran dan ide dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat dengan cara menyusun Lembar Posisi sebagai hasil Analisis Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Manokwari tahun , dan dokumen-dokumen perencanaan dan pembangunan daerah lainnya. 1 1 Analisis APBD ini dilakukan oleh Jaringan CSO JANGKAR (Jaringan Advokasi Anggaran) Manokwari, difasilitasi oleh PATTIRO melalui Program Support to CSO yang didukung AIPD, pada tanggal 6 Agustus Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 2

3 1.2. Tujuan. Adapun tujuan penyusunan Kertas Posisi (Position Paper) ini, antara lain: a. Memberikan masukan dan usulan kepada pemerintah daerah Kabupaten Manokwari melalui lembar posisi terkait posisi program dan atau kegiatan yang perlu mendapat perhatian dan intervensi anggaran secara proporsional dalam upaya meningkatkan akses, mutu, dan kualitas pelayanan kesehatan di Kabupaten Manokwari; khususnya, kesehatan ibu dan anak serta penyakit menular. b. Memberikan masukan dan usulan rencana program, sebagai alternatif penyelesaian permasalahan/ issu strategis yang terkait dengan rendahnya derajat kesehatan penduduk Kabupaten Manokwari Geografis. BAGIAN 2 GAMBARAN UMUM KABUPATEN MANOKWARI Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 tahun 2008 luas wilayah Kabupaten Manokwari adalah km2 atau sekitar 14,69 persen dari total wilayah Provinsi Papua Barat. Kabupaten Manokwari berada pada wilayah kepala burung pulau Papua secara geografis terletak pada posisi di bawah garis katulistiwa, tepatnya pada koordinat 0º 15-3º 25 Lintang Selatan dan 132º º 45 Bujur Timur, berada tepat di utara garis khatulistiwa dengan ketinggian 0 mdpl sampai mdpl. Kabupaten Manokwari berdasarkan status topografinya meliputi desa lembah/daerah aliran sungai (9,98 persen), desa lereng (26,37 persen), dan desa dataran (42,99 persen), dengan topografi datar hingga bergelombang (bergunung), (3,8%) wilayahnya memiliki kemiringan 0 25% (datar), selebihnya (80%) wilayahnya memiliki kemiringan lebih dari 25% (bergunung). Wilayah daratan Manokwari terbagi dalam dua kelompok desa yaitu desa pesisir dan desa bukan pesisir. Secara geografis Kabupaten Manokwari mencakup 87 (20,67 persen) desa pesisir dan 334 (79,33 persen) desa bukan dataran Administratif. Kabupaten Manokwari merupakan kabupaten induk yang telah mengalami dua kali pemekaran, yang pertama mekar menjadi 4 (empat) kabupaten yaitu Kabupaten Teluk Bintuni, Kabupaten Teluk Wondama, Kabupaten Tamrauw, dan Kabupaten Manokwari, pemekaran kedua mekar menjadi 3 (tiga) kabupaten yang meliputi Kabupaten Pegunungan Arfak, Kabupaten Manokwari Selatan, dan Kabupaten Manokwari. Batas wilayah administratif kabupaten Manokwari sebagai berikut : Sebelah Barat : berbatasan dengan Kabupaten Tambrauw Sebelah Utara : berbatasan dengan Samudera Pasifik Sebelah Timur : berbatasan dengan Samudera Pasifik Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kabupaten Teluk Bintuni dan Teluk Wondama Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 3

4 2.3. Demografi. Kependudukan merupakan hal terpenting dalam perkembangan potensi suatu daerah. Adanya faktor natalitas, mortalitas, serta migrasi penduduk akan mempengaruhi jumlah penduduk yang berakibat terhadap kualitas sumber daya manusia. Apabila jumlah penduduk meningkat serta persebaran penduduk tidak merata maka akan berdampak pada pembangunanyang tidak merata pula Keadaan Penduduk dan Perkembanganya Penduduk Kabupaten Manokwari terus meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan hasil proyeksi Sensus Penduduk 2010, pada tahun 2011 jumlah penduduk Kabupaten Manokwari mencapai jiwa. Grafik Perkembangan Jumlah Penduduk ManokwariTahun Sumber : Manokwari dalam angka 2012 Tahun 2011 jumlah penduduk Kabupaten Manokwari mencapai jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak jiwa dan perempuan sebanyak jiwa. Dari angka tersebut menunjukkan bahwa jumlah penduduk laki-laki di Kabupaten Manokwari lebih banyak dibanding perempuan dengan sex ratio sebesar 111,37. Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Manokwari pada tahun 2011 yaitu sebesar 3,97. Ini artinya tingkat pertambahan penduduk per tahun sebesar 3,97 persen dari tahun (lihat tabel dan 2.3.2) Tabel Statistik Kependudukan Manokwari TAHUN Jumlah Rumah Tangga Laki-Laki Perempuan Jumlah Penduduk 181, ,726 Luas Wilayah 14, ,448.5 Kepadatan Penduduk Pertumbuhan penduduk Sex ratio Sumber : Manokwari dalam angka ,410 42,726 92,369 98,940 88,794 88, , ,712 92, ,948 14, Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 4

5 Tabel Banyaknya Penduduk Kabupaten Manokwari Dirinci Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Umur Laki-laki Perempuan Total ,676 10,909 22, ,129 10,551 21, ,224 9,440 19, ,418 8,953 18, ,327 10,250 21, ,032 10,099 21, ,873 8,578 18, ,511 6,507 14, ,642 5,469 12, ,795 4,075 8, ,438 2,889 6, ,854 4, ,265 2, , T o t a l Sumber : Kabupaten Manokwari Dalam Angka 2012 Penduduk Manokwari tersebar di 29 distrik dengan jumlah penduduk ditiap-tiap distrik sangat beragam, distrik yang memiliki penduduk terbanyak adalah distrik Manokwari Barat dengan jumlah penduduk orang, sedangkan distrik dengan penduduk paling sedikit adalah distrik Tahota dengan jumlah penduduk 583 orang. (lihat tabel 2.3.3) Tabel Penduduk Kabupaten Manokwari menurut Jenis Kelamin per Distrik Distrik Laki-laki Perempuan Total Ransiki 4,033 3,672 7,705 Momi Waren 1, ,036 Nenei ,196 Tahota Sururey 1,228 1,299 2,527 Didohu ,555 Dataran Isim 1,057 1,018 2,075 Anggi 1, ,031 Taige ,306 Anggi Gida ,296 Membey ,068 Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 5

6 Oransbari 2,627 2,397 5,024 Warmare 3,179 3,031 6,210 Prafi 7,431 6,851 14,282 Menyambow 3,154 3,110 6,264 Hingk 2,737 2,687 5,424 Catubouw ,863 Manokwari Barat 43,393 37,213 80,606 Manokwari Timur 4,802 4,496 9,298 Manokwari Utara 1,208 1,104 2,312 Manokwari Selatan 7,380 6,334 13,714 Testega Tanah Rubu 1,094 1,018 2,112 Kebar 982 1,046 2,028 Senopi Amberbaken ,883 Mubrani Masni 7,315 6,430 13,745 Sidey 2,396 2,143 4,539 T o t a l 102,719 92, ,948 Sumber : Kabupaten Manokwari Dalam Angka Pemerintahan. Kabupaten Manokwari ditetapkan sebagai Ibu Kota Provinsi Papua Barat sejak tahun Struktur hierarki dalam pembagian administrasi pemerintahan digolongkan menjadi kecamatan (distrik), kelurahan, dan desa (kampung). Hingga akhir tahun 2010, wilayah administrasi Kabupaten Manokwari terdiri dari 29 distrik, 412 desa dan 9 kelurahan. Pegawa Negeri Sipil (PNS) sebagai aparat pemerintah yang bertugas untuk memberikan pelayanan publik, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pada tahun 2011, persentase PNS yang bertugas di wilayah Kabupaten Manokwari sebesar 65,47 persen PNS laki-laki dan 34,53 persen PNS perempuan. Dilihat secara persentase berdasarkan komposisi pegawai menurut jenis kelamin, jumlah pegawai laki-laki jauh lebih besar dari pada jumlah pegawai perempuan. Hal tersebut ditunjukkan oleh besarnya jumlah pegawai laki-laki yang hampir dua kali lipat dari pada perempuan dari tahun ke tahun.(lihat tabel dan 2.4.2) Tabel Status Pemerintahan Kabupaten Manokwari Wilayah Administrasi Distrik Desa Kelurahan Persentase PNS Laki-laki Perempuan Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 6

7 Pembagian Daerah Administratif Kabupaten Manokwari Dirinci Per Distrik Distrik Ibu Kota Distrik Jumlah Kelurahan Jumlah Kampung Ransiki Ransiki Kota 0 13 Momi Waren Demini 0 7 Nenei Nenei 0 7 Sururey Sururey 0 12 Tahota Simeba 0 4 Didohu Iranmeba 0 14 Dataran Isim Isim 0 12 Anggi Ingembai 0 13 Taige Taige 0 11 Anggi Gida Tombrok 0 8 Membey Membey 0 6 Oransbari Waroser 0 14 Warmare Dindey 0 18 Prafi Udapi Hilir 0 16 Menyambow Menyambouw 0 50 Hingk Uncep 0 29 Catubouw Catubouw 0 21 Manokwari Barat Manokwari Barat 6 4 Manokwari Timur Pasir Putih 1 6 Manokwari Utara Lebau 0 23 Manokwari Selatan Anday 2 16 Testega Testega 0 15 Tanah Rubu Warkapi 0 24 Kebar Anjai 0 8 Senopi Senopi 0 3 Amberbaken Saukorem 0 7 Mubrani Arfu 0 7 Masni Sumber Boga 0 32 Sidey Sidey Baru Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Visi. Visi Kabupaten Manokwari Tahun adalah Terwujudnya Manokwari Damai Sejahtera Religius dan Bermartabat melalui Pembangunan Adil dan Merata. Terdapat 3 (tiga) kata kunci dalam visi tersebut, yaitu : Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 7

8 1. Manokwari Damai Sejahtera, yang merefleksikan kondisi masyarakat dan daerah yang aman, tertib, serta saling menghargai dalam perbedaan (pluralisme) sehingga seluruh pemangku kepentingan dapat bersama-sama mewujudkan aspek kesejahteraan masyarakat. 2. Religius dan Bermartabat, merupakan ungkapan dalam kehidupan yang bernuansa agamis berlandaskan iman dan taqwa serta menunjunjung tinggi sikap kodrat manusia sebagai mahluk sosial. 3. Pembangunan Adil dan Merata, dimana ketercapaian kata kunci pertama di atas harus dilakukan secara berkeadilan tanpa memandang latar belakang, suku, adat istiadat dan agama, sehingga tidak terdapat kesenjangan pembangunan di seluruh wilayah Kabupaten Manokwari Misi. Pencapaian visi Kabupaten Manokwari Tahun dilaksanakan melalui Misi Pembangunan yang termuat dalam Dokumen RPJM, yaitu sebagai berikut: 1) Peningkatan Taraf Hidup Masyarakat Misi ini merupakan upaya pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat yang meliputi kebutuhan sandang, pangan dan papan. Dari aspek sosial ekonomi, berupaya menekan jumlah penduduk miskin melalui peningkatan kualitas SDM serta peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat. 2) Peningkatan Pertumbuhan Perekonomian Daerah Misi ini dilakukan dalam upaya peningkatan investasi usaha yang berbasis pemanfaatan sumberdaya alam secara optimal dan lestari sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja dan kesempatan berusaha serta pengembangan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. 3) Peningkatan Pembangunan Daerah Pencapaian misi ini melalui upaya peningatan pelayanan publik dengan meningkatkan kualitas sumberdaya aparatur, pembangunan dan revitalisasi sarana prasarana dan infrastruktur dengan melaksanakan pembangunan berwawasan lingkungan, agamis dan taat hukum, sehingga tercipta keseimbangan dalam pluralisme Tujuan dan Sasaran. Guna mendukung pelaksanaan misi tersebut di atas maka ditetapkan Tujuan dan Sasaran pembangunan secara rinci sebagai berikut : 1. Misi Peningkatan Taraf Hidup Masyarakat Tujuan Misi Pertama ini adalah : a. Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat, dengan sasaran : 1) Meningkatnya Kualitas Layanan Kesehatan 2) Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 8

9 3) Meningkatnya Kemampuan Daya Beli Masyarakat b. Pemenuhan Kebutuhan Dasar Masyarakat (Sandang, Pangan dan Papan), dengan sasaran : 1) Meningkatnya Jumlah Rumah dan Pemukiman Layak Huni 2) Pemenuhan Kebutuhan Pangan 2. Misi Peningkatan Pertumbuhan Perekonomian Daerah Tujuan Misi Kedua ini adalah : a. Peningkatan Investasi Usaha, dengan sasaran : 1) Meningkatnya Investasi Pemanfaatan Sumberdaya Alam 2) Pengembangan (Peran) Koperasi dan UMKM 3) Meningkatnya Lapangan Kerja Baru 3. Misi Peningkatan Pembangunan Daerah Tujuan Misi Ketiga ini adalah : a. Meningkatnya Peran dan Kualitas Pelaku Pembangunan, dengan sasaran : 1) Meningkatnya Disiplin dan Kapasitas PNS. 2) Meningkatnya Peran Perempuan dalam Pembangunan. 3) Penegakan Hukum. 4) Meningkatnya Prestasi dan Bakat Generasi Muda. 5) Meningkatnya Keamanan, Ketertiban dan Stabilitas Politik. b. Peningkatan Pelayanan Sarana dan Prasarana Perhubungan Darat, Laut, Udara dan Telekomunikasi, dengan sasaran : 1) Meningkatnya Pelayanan Transportasi. 2) Meningkatnya Pelayanan Akses Informasi dan Telekomunikasi. c. Terwujudnya Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah yang Transparan dan Akuntabel, dengan sasaran : 1) Optimalisasi Pendapatan dan Belanja Daerah. 2) Meningkatnya Pengelolaan Asset Daerah. d. Menjaga Kualitas Lingkungan, dengan sasaran : 1) Meningkatnya Kualitas Air Permukaan (sungai, danau, situ) dan Kualitas Air Tanah. 2) Terkendalinya Pencemaran Air, Udara dan Tanah. 3) Meningkatnya Kinerja Pengelolaan Persampahan. 4) Menurunnya Penyimpangan Tata Ruang. 5) Berkurangnya Resiko Bencana Strategi Dan Arah Kebijakan Daerah Berdasarkan analisis terhadap kondisi Kabupaten Manokwari secara umum, dapat dirumuskan faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman) yang mempengaruhi keberlangsungan pembangunan di daerah ini, yaitu : 1. Kekuatan a. Keragaman budaya dan agama masyarakat yang senantiasa hidup berdampingan dalam kerukunan dan saling menghargai. Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 9

10 b. Potensi perkembangan kegiatan pertanian, perikanan, pertambangan dan perdagangan serta pariwisata. c. Kondisi keamanan daerah yang kondusif yang mendukung berkembangnya sektorsektor perekonomian. 2. Kelemahan a. Masih rendahnya sumberdaya manusia sedangkan kesempatan kerja yang tersedia membutuhkan keterampilan dan keahlian disamping itu menjadi tantangan bagi pemberdayaan ekonomi masyarakat. b. Masih rendahnya derajat kesehatan masyarakat yang menjadi tantangan bagi pemberdayaan ekonomi masyarakat. c. Kinerja Aparatur Daerah yang belum optimal. 3. Peluang a. Jumlah penduduk cukup besar dan sangat berpotensi sebagai penggerak ekonomi rakyat. b. Kemauan dan kemampuan sebagan besar masyarakat untuk meningkatkan usaha ekonomi rakyat sesuai dengan kondisi daerah. c. Terbukanya peluang investasi. 4. Ancaman a. Masih terdapatnya daerah yang terisolir. b. Masih tingginya angka kemiskinan. c. Pengaruh budaya luar. Dari identifikasi terhadap faktor-faktor internal dan eksternal di atas, selanjutnya disusun Strategi Pembangunan sebagai upaya mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan sekaligus meningkatkan kualitas kehidupan yang lebih baik. tersebut meliputi : Strategi 1. Mendorong masyarakat untuk meningkatkan usaha ekonomi rakyat dengan memanfaatkan sumberdaya alam guna peningkatan dan pertumbuhan ekonomi daerah dan peningkatan kesejahteraan penduduk dengan prinsip berkelanjutan. 2. Meningkatkan kapasitas sumberdaya manusia melalui pelatihan keterampilan dan keahlian yang disesuaikan dengan aspek pengembangan sosial ekonomi masyarakat. 3. Memanfaatkan potensi pengembangan pertanian, peternakan, perkebunan, wisata dan pertambangan dalam mengatasi kemiskinan penduduk. 4. Mendorong masyarakat untuk memanfaatkan potensi yang dimiliki dalam meningkatan ekonomi produktif. 5. Mengoptimalkan peran pemerintah dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya dalam bidang pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kemasyarakatan. 6. Pembukaan isolasi daerah terutama pada daerah yang memiliki potensi pengembangan dan pemanfaatan sumberdaya alam. Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 10

11 7. Memanfaatkan kuantitas sumberdaya manusia dalam pembangunan melalui peningkatan mutu kesehatan serta optimalisasi pelayanan kesehatan dengan meningkatkan jangkauan layanan kesehatan. 8. Memanfaatkan kehidupan sosial budaya yang kondusif berdasarkan nilai-nilai agama dan budaya dalam meminimalisasi pengaruh budaya luar. 9. Meningkatkan kapasitas sumberdaya manusia aparatur untuk mengoptimalkan pelayanan fungsi pemerintah, pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan. 10. Melakukan promosi atas kekayaan sumberdaya alam dan pelaksanaan pembangunan yang kondusif untuk meningkatkan investasi di daerah. Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 11

12 Tabel.2.5. Daftar Strategi, Arah dan Kebijakan Pembangunan Kabupaten Manokwari VISI : TERWUJUDNYA MANOKWARI DAMAI SEJAHTERA RELIGIUS DAN BERMARTABAT MELALUI PEMBANGUNAN ADIL DAN MERATA MISI 1. PENINGKATAN TARAF HIDUP MASYARAKAT TUJUAN STRATEGI SASARAN ARAH KEBIJAKAN Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran Meningkatkan kesejahteraan Masyarakat Meningkatnya Kualitas Layanan Pendidikan Peningkatan kualitas pendidikan Meningkatkan pelaksanaan Wajib Belajar Dasar 9 tahun dan rintisan Wajib Belajar 12 tahun Meningkatkan perluasan dan pemerataan pendidikan menengah baik umum maupun kejuruan untuk mengantisipasi meningkatnya lulusan sekolah menengah pertama sebagai dampak keberhasilan Program Wajib belajar pendidikan Dasar 9 Tahun Meningkatkan penyediaan dan pemerataan tenaga pendidik yang berkualitas Mengembangkan budaya baca guna menciptakan masyarakat belajar. berbudaya. maju dan mandiri Memberikan akses yang lebih besar kepada kelompok masyarakat yang selama ini kurang terjangkau oleh layanan pendidikan seperti masyarakat miskin. ataupun masyarakat penyandang cacat Menata sistem pembiyaan pendidikan yang berprinsip keadilan. efesien. transparan dan akuntabel dan peningkatan anggaran pendidikan hingga mencapai 25 % pada APBD Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 12

13 VISI : TERWUJUDNYA MANOKWARI DAMAI SEJAHTERA RELIGIUS DAN BERMARTABAT MELALUI PEMBANGUNAN ADIL DAN MERATA MISI 1. PENINGKATAN TARAF HIDUP MASYARAKAT TUJUAN STRATEGI SASARAN ARAH KEBIJAKAN 2.1 Pengembangan Jaminan Kesehatan bagi masyarakat Meningkatnya Derajat Kesehatan masyarakat Peningkatan kualitas kesehatan 2.2 Pemerataan dan peningkatan kualitas kesehatan dasar pada masyarakat 2.3 Peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga medis Meningkatkan kesejahteraan Masyarakat Meningkatnya kemampuan Daya Beli Masyarakat Mendorong masyarakat untuk meningkatkan usaha ekonomi rakyat dengan memanfaatkan sumberdaya alam dan memfasilitasi pengembangan potensi SDA dengan melakukan pembinaan Mendorong masyarakat untuk meningkatkan usaha ekonomi rakyat dengan memanfaatkan sumberdaya alam guna peningkatan dan pertumbuhan ekonomi daerah dan peningkatan kesejahteraan penduduk dengan prinsip pembangunan berkelanjutan 2.4 Peningkatan sosialisasi kesehatan lingkungan dan pola hidup sehat 3.1 Memperkuat lembaga pertanian dan perdesaan untuk meningkatkan akses petani dan nelayan terhadap sarana produktif. membangun system dukungan pemerintah untuk sektor pertanian. dan meningkatkan skala pengusahaan yang dapat meningkatkan posisi tawar petani dan nelayan. 3.2 Penanggulangan kemiskinan melalui perberdayaan masyarakat Meningkatkan kapasitas SDM melalui pelatihan ketrampilan dan keahlian yang disesuaikan aspek pengembangan ekonomi masyarakat 3.3 Menyusun kebijakan revitalisasi penyuluhan dan pendampingan petani. termasuk peternak. nelayan dan pembudidaya ikan Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 13

14 BAGIAN 3 POTRET URUSAN KESEHATAN DI KABUPATEN MANOKWARI 3.1. Capaian Pembangunan Kesehatan. Pelaksanaan program kegiatan Urusan Wajib Kesehatan, khususnya pelayanan kesehatan dasar yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan diarahkan untuk mencapai sasaran pembangunan meningkatnya derajat kesehatan masyarakat dengan indikator sebagaimana terlihat pada Tabel di bawah ini. Tabel 3.1. Pencapaian Indikator Urusan Wajib Kesehatan di Kabupaten Manokwari Tahun 2011 No Indikator Capaian Capaian SPM RPJM 1 Tingkat ketersediaan unit pelayanan kesehatan 51,59 57, Jumlah unit kesehatan yang ada (Pkm, Pustu, Polindes) Target Jumlah Kampung yang dapat dilayani (Distrik+Kpg) cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga * 46,1 45,07 90 kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan (%) - Jumlah Kelahiran Ditolong Tenaga kebidanan Jumlah Ibu Hamil Angka kematian Ibu per Kelahiran 16 3,85 24 ** - Jumlah Kematian Ibu 9 - Jumlah Ibu Hamil Angka kematian Bayi per Kelahiran ** - Jumlah Kematian Bayi 44 - Jumlah Ibu Hamil Cakupan kunjungan ibu hamil K4 -* 43, Jumlah Kunjungan Ibu Hamil Jumlah Ibu Hamil Cakupan Komplikasi kebidanan yang ditangani -* 1,01 80 * - Jumlah Kasus Kebidananan yang ditangani 50 - Jumlah Ibu Hamil Angka kasus Anemia Gizi besi pada ibu hamil ,02 - Jumlah Ibu Hamil anemia Gizi Besi Jumlah Ibu Hamil 4,975 8 Prosentase Kasus Balita Gizi Buruk yang terjadi 543 2,48 - Jumlah Balita Jumlah Kasus Gizi Buruk % Penanganan Balita Gizi Buruk 14,63 48, * 50 - Jumlah Balita Gizi Buruk Jumlah Balita Gizi Buruk Yang ditangani Jumlah Kasus akibat pangan dan bahan berbahaya % Kampung/Kelurahan UCI 21 33, * - Jumlah Desa Universal Child Immunization (UCI) Jumlah Kampung/Kelurahan Cakupan Pelayanan Imunisai Polio 4 98,1 83, * - Jumlah Imunisasi Bayi Jumlah Sasaran Bayi Cakupan Pelayanan Imunisasi BCG 91,9 87, * - Jumlah Imunisasi Bayi Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 14

15 No Indikator Capaian Capaian SPM RPJM - Jumlah Sasaran Bayi Cakupan Pelayanan Imunisai DPT/HB3 91,7 76, * - Jumlah Imunisasi Bayi Jumlah Sasaran Bayi Cakupan Pelayanan Imunisai Campak 107,9 79, * - Jumlah Imunisasi Bayi Jumlah Sasaran Bayi Cakupan penemuan dan penanganan penderita * 100 penyakit TBC BTA 76, Jumlah Penderita baru Jumlah Penderita Baru diobati Cakupan penemuan dan penanganan penderita * * 100 penyakit DBD Rasio pemeriksaan malaria secara klinis (AMI) per * Penduduk ,10 - Jumlah Penderita Jumlah Pemeriksaan Klinis Rasio pemeriksaan malaria secara Laboratorium (API) * 50 per Penduduk ,93 - Jumlah Penderita Jumlah Pemeriksaan Klinis Rasio Dokter per satuan penduduk Rasio tenaga paramedis per satuan penduduk Rasio Bidan per satuan penduduk Prosentase perilaku hidup sehat 34 *** 25 Jumlah Posyandu per satuan Balita Rasio Posyandu per satuan Balita 6 2,4 27 Rasio Puskesmas per satuan penduduk 0,75 0,13 28 Rasio Pustu per satuan penduduk 0,4 0,05 Sumber Data : Dinas Kesehatan Tahun 2012 Keterangan : *. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 741/Menkes/VII/2008, ** Perpres Nomor 5 Tahun 2010, *** Data Tidak Tersedia Kesehatan Dasar Puskesmas Pelayanan kesehatan dasar dilaksanakan melalui penyediaan sarana Puskesmas, Pustu dan Polindes. Pada tahun 2010 sebaran puskesmas di kabupaten manokwari meliputi 20 distrik, di tahun 2011 ketersediaan Puskesmas terhadap jumlah distrik mencapai 72,4%, dengan bertambahnya unit baru di Distrik Hink, 1 unit baru di Distrik Masni (Kampung Mobja). Masih terdapat 8 distrik yang belum memiliki puskesmas, yaitu Distrik Membey, Taige, Catubouw, Didohu, Neney, Tahota, Senopi dan Mubrani. (lihat gambar 3.11) Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 15

16 Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran (JANGKAR JANGKAR) Manokwari Gambar Indikator ndikator Ketersediaan Unit Pelayanan Kesehatan Dasar Puskesmas Kesehatan Dasar Puskesmas Pembantu Terdapat pembangunan pustu yang tersebar di Kabupaten Manokwari, sampai tahun 2011 jumlah pustu yang tersebar mancapai 89 unit, dengan jumlah terbanyak berada di distrik Masni mencapai 11 unit pustu, dengan perincian lokasi 7 distrik memiliki 1 pustu, 2 pustu tersebar di 8 distrik dan lebih dari 2 pustu tersebar di 13 distrik, sedangkan hanya pada Distrik Tanah Rubuh yang belum memiliki pustu, karena adanya peningkatan status Pustu menjadi Puskesmas. (lihat gambar 3.1.2) Gambar Indikator Ketersediaan Unit Pelayanan Kesehatan Dasar Puskesmas Pembantu Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Pengetahuan tentang kesehatan di Manokwari sudah cukup baik, hal ini terlihat dari persentase penolong terakhir kelahiran yang sebagian besar adalah bidan dan dokter. Berdasarkan data yang dilaporkan prosentase cakupan pertolongan oleh tenaga kesehatan mencapai mencapai 45,07 % atau persalinan yang ditolong tenaga kesehatan dari ibu hamil. Capaian cakupan indikator ini Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 16

17 pada tahun 2011 masih lebih rendah dibanding dengan tahun 2010 maupun target SPM Tahun Dalam upaya pencapaian target SPM, pada tahun 2011 dilakukan pelatihan kebidanan bagi 10 Bidan dan 72 kader, dengan harapan nantinya meningkatkan jangkauan pertolongan persalinan. Tabel Indikator Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan (%) SPM Angka Kematian Ibu Angka kematian bayi dan ibu melahirkan merupakan salah satu indikator penting dalam menentukan tingkat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Angka kematian bayi dinyatakan dalam jumlah kematian bayi selama 1 tahun per kelahiran. Sedangkan angka kematian ibu melahirkan dinyatakan sebagai jumlah ibu meninggal pada saat persalinan selama 1 tahun per kelahiran. Berdasarkan data yang dilaporkan, capaian AKI pada tahun 2011 lebih baik dibandingkan dengan capaian tahun 2010 maupun target SPM, sebagaimana terlihat pada gambar berikut. Pada Tahun 2011, terdapat 9 kasus kematian, sehingga capaian AKI sebesar 9 kasus, lebih rendah dari target SPM, yaitu 24 kasus kematian. (lihat tabel 3.1.4) Tabel Indikator Angka kematian Ibu Angka kematian Ibu per Kelahiran SPM Rata-rata kabupaten, penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) di tahun 2011 lebih baik jika dibandingkan dengan tahun Akan tetapi terjadi peningkatan kasus seperti di Distrik Manokwari Barat dan Timur dan terjadi pula penurunan kasus seperti yang terjadi di Distrik Amberbaken dan Kebar. (lihat gambar dan ) Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 17

18 Gambar Peta Penyebaran Angka Kematian Ibu Melahirkan 2010 Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran Gambar Peta Penyebaran Angka Kematian Ibu Melahirkan Angka Kematian Bayi Pencapaian indiaktor AKB, di tahun 2011 lebih rendah atau lebih baik jika dibandingkan dengan tahun 2010 maupun SPM, dari ibu melahirkan terdapat kematian bayi sebanyak 44 kasus, sehingga capaian AKB mencapai 20 kasus, sebagaimana terlihat pada grafik Grafik Angka Kematian Bayi Angka kematian Bayi per Kelahiran SPM Jumlah kasus angka kematian bayi (AKB) di tahun 2011, jumlah terbesar terjadi di Distrik Manokwari Barat dengan jumlah 23 kasus dan Distrik Manokwari Selatan 8 kasuss atau lebih besar dari pada 5 per kelahiran. (lihat bambar dan ). Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 18

19 Gambar Angka Kematian Bayi 2010 Gambar Angka Kematian Bayi 2011 Persebaran Angka Kematian Bayi Tahun Kunjungan Ibu Hamil K4 Cakupan kunjungan ibu hamil K4 adalah cakupan ibu hami yang telah mendapat pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling sedikit 4 kali di suatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu. Dari sasaran ibu hami sebanyak orang, jumlah kunjungan K4 hanya mencapai ibu hamil, atau 43,32 %. (lihat grafik 3.1.6) Grafik Indikator Cakupan kunjungan ibu hamil K4 SPM Penanganan Gizi Buruk Prosentase balita gizi buruk yang mendapat penanganan pada sarana pelayanan kesehatan sesuai dengan tata laksana gizi buruk pada tahun 2011 lebih baik pencapaiannya dibandingkan dengan tahun 2010, akan tetapi capaian ini massih sangat jauh dengan SPM, yaitu 48,39 % berbanding 100 %.(lihat grafik 3.1.7) Grafik Indikator % Penanganan Balita Gizi Buruk % Penanganan Balita Gizi Buruk SPM Berdasarkan data yang dilaporkan, dari Balita yang ada di Kabupaten Manokwari, kasus gizi buruk sebanyak 279 kasus dan hanya dapat ditangani sebanyak 135 kasus. Kasus terbesar gizi Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 19

20 buruk berada di Distrik Amberbaken, Senopi dan Anggi sebagaimana ana terlihat pada gambar peta persebaran Kasus Gizi Buruk. Gambar Peta Persebaran Kasus Gizi Buruk Dari kasus yang terjadi, penanganan kasus paling banyak dilakukan di Distrik Masni, Warmare dan Tanah Rubuh, yang diintervensi sebesar 100 % kasus, sedangkan di Distrik lainnya penanganan kurang dari 75 % kasus yang terjadi, sebagaimana terlihat pada gambar berikut Imunisasi Cakupan bayi satu kampung atau kelurahan yang telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap atau > 80 % di Kabupaten Manokwari masih rendah. Dari Bayi yang tinggal pada 412 Kampung dan 9 Kelurahan baru sebanyak 135 kampung yang telah mendapat imunisasi dasar. (lihat grafik 3.1.8) Grafik Indikator % Kampung / Kelurahan UCI % Kampung/Kelurahan UCI SPM Capaian indikator ini masih lebih rendah target SPM. Dari 135 kampung/kelurahan UCI, cakupan pelayanan imunisasi yang telah dilakukan dapat sebagaimana uraian berikut Imunisasi Campak Berdasarkan data yang dilaporkan, cakupan persentase imunisasi campak di Kabupaten Manokwari relatif menurun dibandingan tahun 2010, dengan tingkat persentase penurunan 27,92% dengan capaian di tahun 2011 sebesar 79,98 %. (lihat grafik ) Cakupan Pelayanan Imunisai Campak SPM Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 20

21 Berdasarkan data sebaran pelaksanaan, hampir disemua distrik berdasarkan data yang dilaporkan capaian lebih rendah dibandingkann dengan tahun 2010, sebagaimana terlihat pada gambar berikut. Gambar Peta Pelaksanaan Imunisasi Campak Peta Pelaksanaan Imunisasi Cmpak Tahun Imunisasi BCG Pelaksanaan Imunisasi BCG pada tahun 2011 lebih rendah dari capaian pelaksanaan tahun Persentase cakupan pelaksanaan imunisasi BCG di tahun 2011 sebesar 87,37 % yang tersebar di 18 distrik, dengan cakupan layanan lebih dari 75% di 10 distrik yang meliputi distrik Manokwari Barat, Manokwari Timur, Sururey, Anggi Gida, Warmare, Prafi, Minyambouw, Tanah Rubuh, Masni dan Sidey sebagaimana terlihat pada grafik berikut. Grafik Cakupan Pelayanann Imunisasi BCG Cakupan Pelayanan Imunisai BCG SPM Walaupun secara rata-rata capaian menurun dibandingkan dengan tahun 2010, akan tetapi pelaksanaan di tahun 2011 lebih baik dibandingkan dengan tahun 2010, Distrik Sururey, Manokwari Selatan, Minyambouw dan Warmare, sebelumnya cakupan layanann dibawah 50 %, pada tahun 2011 cakupan layanan sudah mencapai 75 %. (lihat gambar ) Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 21

22 Gambar Peta Pelaksanaan Imunisasi BCG Imunisasi Polio 4 dan DPT/HB3 Demikian pula dengan pelaksanaan an Imunisasi Polio 4 dan DPT/HB3, cakupan pelayanan lebih rendah dari capaian layanan tahun 2010, sebagaimana terlihat pada grafik berikut. Grafik Cakupan Pelayanann Imunisasi Polio 4 dan DPT/HB3 Cakupan Pelayanan Imunisai Polio 4 Cakupan Pelayanan Imunisai DPT/HB3 SPM 100 SPM AMII dan API Tujuan 6 Pembangunan Milenium (Millenium Development Goals/MDGs) disebutkan memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya sampai dengan target yang ditetapkan pada tahun HIV/AIDS dan Malaria merupakan ancaman serius di tanah Papua. Jumlah penderita Malaria yang tercatat di Kabupaten Manokwari tahun 2011 ada sebanyak orang lebih besar dibandingkan dengan tahun 2010, yaitu penderita. Dari jumlah tersebut, yang melakukan pemeriksaan klinik sebanyak (AMI) sebanyak pasien atau 10 per penduduk, lebih tinggi dibandingkan dengan target SPM, yaitu 1 per penduduk. (lihat grafik dan Grafik Indikator Rasio AMI per Penduduk Rasio pemeriksaan malaria secara klinis (AMI) per Penduduk SPM Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 22

23 Sedangkan pasien yang melakukan pemeriksaan laboratorium dan diketahui i positif malaria sebanyak pasien atau 81 per penduduk, lebih tinggi dari SPM yaitu 50 per penduduk, sebagaimana terlihat pada grafik. Grafik Indikator Rasio AMI API per Penduduk Rasio pemeriksaan malaria secara Laboratorium (API) per Penduduk Jaringan Advokasi Kebijakan dan Anggaran SPM Berdasarkan kasus yang dilaporkan, kasus yang paling banyak terjadi di Distrik Kebar dan Testega, akan tetapi sudah ada perubahan ke arah yang lebih baik pada Distrik Ransiki, Momiwaren, Minyambouw dan Tanah Rubuh jika dibandingkan tahun Gambar Peta Persebaran Kasus AMI 2010 dan HIV dan AIDS Berdasarkan data STHP 2006 diketahui bahwa di tanah Papua HIV telah berada pada populasi umum dengan prevalensi sebesar 2,4 % yang berarti dari setiap 100 orang penduduk di Papua akan ada 2,4 orang yang telah terinfeksi HIV. Keadaan 2,4% pada populasi umum sebenarnya sudah merupakan keadaan yang luar biasa bagi suatu daerah. Kasus HIV di kabupaten Manokwari telah diketemukan diberbagai kalangan masyarakat, semua bidang pekerjaan telah ada yang terinfeksi termasuk anak sekolah dan mahasiswa seperti yang terlihat pada grafik di bawah ini. Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 23

24 Grafik Komulatif kasus HIV AIDS berdasarkan jenis pekerjaan KASUS HIV & AIDS PRESENTASE (%) Sumber. Dinas Kesehatan Kabupaten Manokwari, September 2012 Berdasarkan data diatas bahwa ibu rumah tangga merupakan pekerjaan yang menduduki jumlah terbanyak yaitu sebesar 182 orang atau 25% dari total jumlah kasus, dimana jumlah tersebut lebih besar dari kasus pada pekerja sekss komersial dengan jumlah 107 orang atau 15% dari total jumlah kasus. HIV juga telah menginveksi penduduk di kabupaten Manokwari dari berbagai kelompok umur seperti terlihat pada grafik di bawah ini. Grafik Data kasus HIV AIDS menurut golongan umur HIV (+) AIDS JUNLAH < > 60 U M U R Data ditabel menunjukan bahwaa jumlah kasus HIV dan AIDS terbanyak adalah pada usia produktif tahun, dan HIV AIDS juga telah menginfeksi bayi, anak balita, anak-anak, dan remaja di Kabupaten Manokwari. Upaya penanganan dan penanggulangan orang dengan HIV AIDS di Kabupaten Manokwari masih jauh dari harapan, keadaan ini dapat terlihat pada grafik di bawah ini. Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 24

25 Grafik Komulatif Kasus HIV dan AIDS HIV AIDS KASUS MATI & L S F UP HIDUP Sumber. Dinas Kesehatan Kabupaten Manokwari, September 2012 Tabel diatas menunjukan bahwa total kasus HIV AIDS yang di ketemukan di Kabupaten Manokwari sebesar 732 orang terdiri dari 496 HIV dan 236 AIDS, dari jumlah tersebut diketahui sebanyak 435 orang stadium HIV dan 112 orang stadium AIDS telah mati dan atau los follow up, sehingga yang hidup tinggal 61 orang stadium HIV dan 124 orang stadium AIDS. Keadaan diatas tidak terlepas dari minimnya layanan kesehatan yang memiliki i kapasitas untuk memeriksa dan menangani orang yang telah terinfeksi HIV AIDS, sampai dengan tahun 2013 baru terdapat 5 (lima) puskesmas dan 1 (satu) rumah sakit yang dapat melaksanakan pemeriksaan HIV dan baru ada satu layanan kesehatan yang dapat memberikan layanan care support treatmen (CST) bagi orang dengan HIV AIDS yaitu Rumah sakit umum daerah. Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 25

26 BAGIAN 4 POTRET ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN MANOKWARI 4.1. Potret Umum Anggaran Trend Total Pendapatann Daerah dan Belanja Daerah. Dalam kurun waktu 3 tahun terakhir ( ), trend total pendapatan daerah Kabupaten Manokwari menujukkan pertumbuhan yang signifikan; sebagaimana yang terlihat pada grafik 4.1 berikut : Grafik 4.1. Trend Total Pendapatann Daerah 786,447,000, ,919,000, ,202,372, Sumber : APBD Kab. Manokwari Tahun , diolah. Pada tahun 2011, total pendapatann daerah Kabupaten Manokwari adalah sebesar Rp 786,447 juta. Kemudian, mengalami pertumbuhan yang significant dalam dua tahun terakhir yaitu sebesar 16,7% pada tahun 2012, dan 7,8% pada tahun 2013, yakni menjadi Rp 917,919 juta dan 989,208 (lihat grafik 4.2). Grafik 4.2. Presentase Pertumbuhan Pendapatan Daerah Kabupaten Manokwari Sumber : APBD Kab. Manokwari Tahun , diolah. Serupa dengan total pendapatan, trend total belanja daerah Kabupaten Manokwari juga menunjukkan pergerakan yang positif (lihat grafik 4.3). Pada tahun 2011, total belanja daerah Kabupaten Manokwari mencapai Rp 728,455, juta. Kemudian, berturut-turut mengalami kenaikan sekitar 20%, pada tahun 2012 dan pada tahun 7 % pada tahun 2013, menjadi Rp 872,394 juta dan 872,394 (lihat grafik 4.4). Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap

27 Grafik 4.4. Gambaran Belanja Daerah Kabupaten Manokwari 728,455,401, ,394,000, ,441,000,000 20% 7% Sumber : APBD Kab. Manokwari Tahun , diolah Trend Komponen Pendapatan Daerah. Dilihat dari proporsinya terhadap total pendapatan, dana perimbangan merupakan pos penyumbang terbesar terhadap total pendapatan daerah Kabupaten Manokwari. Sebagaimana yang dapat dilihat pada grafik berikut, bahwa dana perimbangan mendominasi total pendapatan daerah Kabupaten Manokwari selama periode tahun Pada tahun 2011, kontribusi pos dana ini terhadap total pendapatan daerah Kabupaten Manokwari mencapai 78.3%. Hingga tahun 2013, persentasenya cenderung terus meningkat, dan kontribusi terbesar dana perimbangan terhadap total pendapatan daerah Kabupaten Manokwari mencapai angka lebih dari 80.0% pada tahun 2013, yakni 81.5% (lihat grafik 4.1.2). Grafik Presentasi Sumber Pendapatan Daerah Kabupaten Manokwari Lain-lain pendapatan yang sah Dana Perimbangan PAD Lain-lain pendapatan yang sah Dana Perimbangan PAD Lain-lain pendapatan yang sah Dana Perimbangan PAD 149,582,000,000 (19%) 20,,865,000,000 (3%) 174,700,000,000 (19%) (2%) 21,,387,000, ,108,545,416 (16%) 25,986,000,000 (3%) 616,000,000,000 (78%) 721,,832,000,000 (79%) 806,113,827,500 (81%) Sumber : APBD Kab. Manokwari Tahun , diolah. Kondisi di atas mengindikasikan masih tingginya tingkat ketergantungan Pemerintah Kabupaten Manokwari terhadap Pemerintah Pusat, dalam segi pembiayaan pembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan. Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 27

28 Grafik diatas menunjukkan bahwa perkembangan kemampuan keuangan daerah Kabupaten Manokwari, selama 3 tahun terakhir, tergolong rendah; rata-rataa hanya sebesar 2,28% yang artinya, tingkat ketergantungan Pemerintah Kabupaten Manokwari terhadap Pemerintah Pusat, memang, cukup tinggi. Hal itu, antara lain, disebabkan karena belum optimalnya penerimaan daerah dari pos Pendapatan Asli Daerah (PAD). Seperti yang terlihat grafik 4.1.2, memperlihatkan kemampuan PAD dalam membiayai belanja daerah tergolong lemah. Selama tahun , rasio kemandirian keuangan daerah Kabupaten Manokwari rata-rata hanya sebesar 2,30%. Hal ini menunjukkan bahwa Pemerintah Kabupaten Manokwari belum serius dalam upaya mengoptimalkan pengelolaann sumber-sumber PAD Trend Komponen Belanja Daerah. Kebijakan belanja daerah dalam kerangka APBD Kabupaten Manokwari merupakan cerminan dari Rencana Strategis Kabupaten Manokwari Tahun , di mana kebijakan yang ditetapkan, diharapkan mampu menjadi jawaban untuk menyelesaikan, atau paling tidak, meminimalkan permasalahan yang ada, dalam wujud program pembangunann yang strategis. Dalam kurun waktu tahun , Kabupaten Manokwari menentukan prioritas belanja daerah pada aktivitas pengembangan infrastruktur dasar, peningkatan ketersediaan dan akses pelayanan publik, perbaikan tatakelola pemerintahan, dan peningkatan produktivitas ekonomi masyarakat. Dengan prioritas belanja daerah seperti disebutkan di atas, komposisi belanja tidak langsung dan belanja langsung pada komponenn belanja daerah Kabupaten Manokwari periode tahun menunjukkan trend sebagaimana yang dapat dilihat pada grafik 4.9 berikut. Grafik Komposisi Belanja Langsung dan Tidak Langsung APBD Kabupaten Manokwari BELANJA DAERAH (TOTAL) Belanja Tidak Langsung Belanja Langsung 872,394,000, ,441,000, ,455,401, ,138,000, ,318,000, ,590,000, ,804,000, ,214,000, ,227,000,000 53% 47% 46% 54% 51% 49% 2, ,013 Sumber : APBD Kab. Manokwari Tahun , diolah. Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 28

29 Grafik di atas menjelaskan bahwaa untuk komposisi belanja daerah, selama tahun , besaran belanja Pemerintah Kabupaten Manokwari fluktuatif. Pada tahun 2011 belanja langsung lebih rendah daripada belanja tidak langsung, namun pada tahun 2012 komposisi berubah menjadi lebih besar belanja langsung. Situasi berubah lagi menjadi lebih besar belanja tidak langsung. Hal ini patut mendapat perhatian karena dengan komposisi belanja daerah yang demikian, mengindikasikan orientasi yang tidak jelas orientasi pemerintah dalam upaya meningkatkan pelayanan publik bagi masyarakat Trend Komponen Belanja Tidak Langsung. Seperti yang terlihat pada grafik berikut, bahwa dalam kurun waktu tahun , komponen belanja tidak langsungg pada pos belanja daerah Kabupaten Manokwari didominasi oleh jenis belanja pegawai. Porsi belanja yang digunakan untuk membayar gaji dan tunjangan PNS serta belanja aparatur lainnya, ini mencapai rata-rata 41%, dengan belanja pegawai tertinggi terjadi pada tahun 2011 yang mencapai 46,2%. Grafik Trend Komposisi Belanja Tidak langsung Belanja tidak terduga Bagi hasil kepada provinsi/kab/dan desa Belanja Bantuan Sosial Belanja Hibah Belanja Pegawai Belanja tidak terduga Bagi hasil kepada provinsi/kab/dan desa Belanja Bantuan Sosial Belanja Hibah Belanja Pegawai Belanja tidak terduga Bagi hasil kepada provinsi/kab/dan desa Belanja Bantuan Sosial Belanja Hibah Belanja Pegawai 2,000,000,000 (1,6%) - 28,657,000,000 (1,2%) 61,897,000,000 (3,3%) 4,300,000,000 6,809,000,000 4,262,000,000 (0,5%) (0,8%) (0,5% ) 52,844,000,000 (6,1%) 12,000,000,000 (0,2%) 0 9,025,000,000 (3,1%) 24,006,000,000 (6,7%) (46,2%) 360,,596,000,000 (38,1%) 332,,495,000,000 (38,8%) 336,,622,000,000 Sumber : APBD Kab. Manokwari Tahun , diolah. Sementara itu, untuk jenis belanjaa hibah dan belanja bantuan sosial, rata-rata mendapatkan porsi yang hampir sama, yakni berkisarr antara 1 6,5%, setiap tahun. Sedangkan, untuk jenis belanja bagi hasil, belanja bantuan keuangan, dan belanja tidak terduga, rata-rata mendapatkan porsi yang kurang dari 1,0%, setiap tahunnya Trend Komponen Belanja Langsung. Dalam kurun waktu tahun , komponen belanja langsung pada pos belanja daerah Kabupaten Manokwari didominasii oleh jenis belanja modal, yakni mencapai 18,67%. (lihat grafik 4.1.5). Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 29

30 Grafik Trend Komponen Belanja Langsung Belanja Modal Belanja Barang dan Jasa Belanja Pegawai Belanja Modal Belanja Barang dan Jasa Belanja Pegawai Belanja Modal Belanja Barang dan Jasa Belanja Pegawai 51,043,000,000 (5,5%) 57,592,000,000 (6,6%) 94,022,857,368 46,402,594,000 (6,4%) (12,9%) (20,1%) 186,947,000, ,237,000,000 (23,4%) 174,990,,000,000 (20,1%) 239,008,000,000 (27,4%) 201,892,378,123 (27,7%) Sumber : APBD Kab. Manokwari Tahun , diolah. Sementara, untuk jenis belanja barang dan jasa, yakni belanja yang digunakan untuk pengeluaran pembelian/pengadaan barang yang nilai manfaatnya kurang dari 12 bulan dan/atau pemakaian jasa dalam pelaksanaan program dan kegiatan pemerintah daerah, mendapatkan porsi rata-rata sebesar 27.6%. Sedangkan, porsi untuk jenis belanja pegawai, rata-rata sebesar 6% (lihat grafik 4.1.5) Trend Belanja Berdasarkan Urusan. Sebagaimana yang dapat dilihat pada diagram berikut, bahwa untuk alokasi belanja berdasarkan urusan, dalam dua tahun terakhir (2012 dan 2013), porsi belanjaa APBD terbesar dialokasikan untuk belanja urusan Pendidikan. Kemudian, diikuti oleh belanja urusan kesehatan dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) serta kemudian infrastruktur. Pada tahun 2012, porsi belanja urusan pendidikan Kabupaten Manokwari adalah sebesar Rp 229,437 juta atau sekitar 25 % dari total belanja APBD. Di tahun 2013, porsi belanja tersebut mengalami menurunan sebesar 3 %, menjadi Rp 220,050 juta atau sekitar 22,2% dari total belanja APBD. Meskipun, secara nominal, porsi belanja tersebut tetap di atas 20%. Sedangkan belanja kesehatan dalam dua tahun ini tetap tidak bisa melewati angka 10% meskipun adaa kenaikan. Pada tahun 2012 total anggaran dinas kesehatan dan RSUD adalah Rp. 79,870,321,9900 atau 8,7 % dan pada tahun 2013 naik sebesar Rp. 94,617,191,356 atau 9,6% dari total pendapatan. Diagram Komposisi Belanjaa Berdasarkan Urusan APBD Kabupaten Manokwari Infrastruktur Kesehatan (PU), (Dinkes dan 65,113,737,215 RSUD), 70,9% 79,870,321,990 8,7% Kesehatan (Dinkes dan RSUD) 94,617,191,356 9,6% Infrastruktur (PU) 77,372,840,915 8% Pendidikan (Disdik dan OR), 229,437,246,146 25% Belanja Lainya, 543,497,694, % Pendidikan (Disdik dan OR) 220,050,209,205 22% Belanja Lainya 597,168,131,440 60% Tahun 2012 Tahun 2013 Sumber : APBD Kab. Manokwari Tahun 2012 dan 2013, diolah. Kertas Posisi JANGKAR Manokwari terhadap 30

Penutup. Penyelenggaraan Sensus Penduduk 2010 (SP2010) merupakan kegiatan besar. yang hasilnya sangat penting dalam rangka perencanaan pembangunan.

Penutup. Penyelenggaraan Sensus Penduduk 2010 (SP2010) merupakan kegiatan besar. yang hasilnya sangat penting dalam rangka perencanaan pembangunan. KABUPATEN MANOKWARI Penutup Penyelenggaraan Sensus Penduduk 2010 (SP2010) merupakan kegiatan besar yang hasilnya sangat penting dalam rangka perencanaan pembangunan. Pembangunan yang melalui proses perencanaan

Lebih terperinci

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN 2017-2019 Lampiran 2 No Sasaran Strategis 1 Mengembangkan dan meningkatkan kemitraan dengan masyarakat, lintas sektor, institusi

Lebih terperinci

VISI TERWUJUDNYA KABUPATEN MANOKWARI SELATAN YANG AMAN, DAMAI, MAJU DAN SEJAHTERA SERTA MAMPU BERDAYA SAING

VISI TERWUJUDNYA KABUPATEN MANOKWARI SELATAN YANG AMAN, DAMAI, MAJU DAN SEJAHTERA SERTA MAMPU BERDAYA SAING VISI DAN MISI MARKUS WARAN, ST DAN WEMPI WELLY RENGKUNG, SE CALON BUPATI DAN WAKIL BUPATI KABUPATEN MANOKWARI SELATAN PILKADA 2015 ------------------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Pembangunan Daerah adalah pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat yang nyata, baik dalam aspek pendapatan, kesempatan kerja, lapangan

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4 RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4 RPJMD KOTA LUBUKLINGGAU 2008-2013 VISI Terwujudnya Kota Lubuklinggau Sebagai Pusat Perdagangan, Industri, Jasa dan Pendidikan Melalui Kebersamaan Menuju Masyarakat

Lebih terperinci

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 1 1. Pendahuluan UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Pembangunan kesehatan bertujuan untuk: meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS 4.1 Permasalahan Pembangunan Capaian kinerja yang diperoleh, masih menyisakan permasalahan dan tantangan. Munculnya berbagai permasalahan daerah serta diikuti masih banyaknya

Lebih terperinci

RENCANA AKSI KINERJA DAERAH (RAD) DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Target ,10 per 1000 KH

RENCANA AKSI KINERJA DAERAH (RAD) DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Target ,10 per 1000 KH Sasaran No. Strategis 1. Mengembangkan dan meningkatkan kemitraan dengan masyarakat, lintas sektor, institusi swasta, organisasi profesi dan dunia usaha dalam rangka sinergisme, koordinasi diantara pelaku

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO KATA PENGANTAR Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillahirobbilalamin, segala puji bagi Allah SWT atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-nya sehingga Buku Profil Kesehatan Provinsi

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Berdasarkan perkembangan situasi dan kondisi Desa Jatilor saat ini, dan terkait dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM-Desa), maka untuk pembangunan

Lebih terperinci

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 1 1. Pendahuluan Pembangunan kesehatan bertujuan untuk: meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud

Lebih terperinci

2012, No di bidang pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan, serta kemampuan dalam pemanfaatan potensi daerah untuk penyelenggaraan otonomi

2012, No di bidang pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan, serta kemampuan dalam pemanfaatan potensi daerah untuk penyelenggaraan otonomi No.232, 2012 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PEMERINTAH DAERAH. Wilayah. Pembentukan. Kabupaten. Monokwari. Provinsi Papua Barat. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

Lebih terperinci

HASIL ANALISIS APBD PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 1

HASIL ANALISIS APBD PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 1 HASIL ANALISIS APBD PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 1 A. POTRET AKI/AKB DI PROVINSI NTB 1. Trend Kematian Bayi 900 800 700 600 500 400 300 200 100 0 276 300 248 265 274 240 Tren Angka Kematian Bayi Provinsi

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi merupakan cara pandang ke depan tentang kemana Pemerintah Kabupaten Belitung akan dibawa, diarahkan dan apa yang diinginkan untuk dicapai dalam kurun

Lebih terperinci

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat.

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Pada misi V yaitu Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat telah didukung dengan 8 sasaran sebagai

Lebih terperinci

FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD)

FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD) FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD) Lampiran III Unit Eselon I Kementrian/Lembaga/SKPD : Dinas Kesehatan Tahun : 2016 SASARAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i KATA PENGANTAR Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Taufik dan Hidayah - NYA, sehingga buku Profil Kesehatan Tahun dapat disusun. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun merupakan gambaran pencapaian

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS CARA MENCAPAI TUJUAN/SASARAN URAIAN INDIKATOR KEBIJAKAN PROGRAM KETERANGAN. 1 Pelayanan Kesehatan 1.

RENCANA STRATEGIS CARA MENCAPAI TUJUAN/SASARAN URAIAN INDIKATOR KEBIJAKAN PROGRAM KETERANGAN. 1 Pelayanan Kesehatan 1. VISI : Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Bogor yang mandiri untuk hidup sehat MISI I : Meningkatkan Kemandirian dalam Jaminan Kesehatan Nasional Pelayanan Kesehatan. Meningkatkan Masyarakat Miskin Cakupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program dan kegiatan pembangunan pada dasarnya disusun untuk meningkatkan kualitas kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat sebesarbesarnya yang diukur berdasarkan

Lebih terperinci

5.1. VISI MEWUJUDKAN KARAKTERISTIK KABUPATEN ENDE DENGAN MEMBANGUN DARI DESA DAN KELURAHAN MENUJU MASYARAKAT YANG MANDIRI, SEJAHTERA DAN BERKEADILAN

5.1. VISI MEWUJUDKAN KARAKTERISTIK KABUPATEN ENDE DENGAN MEMBANGUN DARI DESA DAN KELURAHAN MENUJU MASYARAKAT YANG MANDIRI, SEJAHTERA DAN BERKEADILAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Mengacu kepada arah pembangunan jangka panjang daerah, serta memerhatikan kondisi riil, permasalahan, dan isu-isu strategis, dirumuskan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran

Lebih terperinci

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk PEMERINTAH KOTA MALANG MATRIK RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN KOTA MALANG (PENYEMPURNAAN) TAHUN 2013-2018 Lampiran : KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA M Nomor : 188.47/ 92 / 35.73.306/ 2015 Tanggal

Lebih terperinci

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan BAB - VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Strategi adalah langkah-langkah berisikan program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi, yang dirumuskan dengan kriterianya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan Kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi

Lebih terperinci

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Visi : Terwujudnya pemerintahan yang baik dan bersih menuju maju dan sejahtera Misi I : Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang profesional, transparan, akuntabel

Lebih terperinci

REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan : Tgk.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan). Maka kesehatan adalah dasar

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan). Maka kesehatan adalah dasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah kebutuhan utama dan mendasar bagi kehidupan manusia. Kesehatan merupakan kondisi sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang

Lebih terperinci

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut :

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut : IKHTISAR EKSEKUTIF Sistem AKIP/LAKIP Kabupaten Sukabumi adalah untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban yang baik, transparan

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN - 115 - BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Visi dan Misi, Tujuan dan Sasaran perlu dipertegas dengan upaya atau cara untuk mencapainya melalui strategi pembangunan daerah dan arah kebijakan yang diambil

Lebih terperinci

Permasalahan Mendasar Daerah

Permasalahan Mendasar Daerah VISI, MISI DAN AGENDA PEMBANGUNAN SERTA KEBIJAKAN STRATEGIS Permasalahan Mendasar Daerah 1. Masih rendahnya kualitas sumberdaya manusia sehingga menyebabkan rendahnya produktivitas dan daya saing yang

Lebih terperinci

BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA

BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi pada hasil, yang bertanda

Lebih terperinci

IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 5 IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN.1. Kondisi Geografi dan Topografi Provinsi Papua Barat awalnya bernama Irian Jaya Barat, berdiri atas dasar Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang pembentukan Provinsi

Lebih terperinci

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN Prioritas dan sasaran merupakan penetapan target atau hasil yang diharapkan dari program dan kegiatan yang direncanakan, terintegrasi, dan konsisten terhadap pencapaian

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2013 BAB IV 1 Tabel 4.1 Hubungan Visi/Misi dan Tujuan/Sasaran Pembangunan No Visi / Misi Tujuan Sasaran 1 2 3 4 Misi : 1 Mengembangkan Masyarakat Lombok Barat yang

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa setiap warga negara berhak untuk

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN IV.1. IV.2. VISI Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur sebagai salah satu dari penyelenggara pembangunan kesehatan mempunyai visi: Masyarakat Jawa

Lebih terperinci

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN 2013 2018 Visi Terwujudnya Kudus Yang Semakin Sejahtera Visi tersebut mengandung kata kunci yang dapat diuraikan sebagai berikut: Semakin sejahtera mengandung makna lebih

Lebih terperinci

BAB VI VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB VI VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB VI VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN A. Visi Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah,

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi Daerah Dalam Rencana Strategis Dinas Kesehatan 2016-2021 tidak ada visi dan misi, namun mengikuti visi dan misi Gubernur

Lebih terperinci

FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD)

FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD) FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD) Lampiran III Unit Eselon I Kementrian/Lembaga/SKPD : Dinas Kesehatan Tahun : 2015 SASARAN

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA

PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2006 PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA (BIDANG KESEHATAN) Disampaikan dalam Rapat Kerja dengan Komisi VIII DPR RI Jakarta, 23 November 2005 AGENDA PEMBANGUNAN AGENDA PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. RENCANA STRATEGI 1. Visi Visi 2012-2017 adalah Mewujudkan GorontaloSehat, Mandiri dan Berkeadilan dengan penjelasan sebagai berikut : Sehat, adalah terwujudnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam kehidupan bermasyarakat, tiap individu selalu dihadapkan pada aturan, norma, standar, ukuran yang harus dipenuhi. Aturan, norma, standar, maupun ukuran tersebut

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2011 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA DAN PROVINSI PAPUA BARAT

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2011 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA DAN PROVINSI PAPUA BARAT PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2011 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA DAN PROVINSI PAPUA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Lebih terperinci

PAPARAN Rancangan Awal RPJMD Tahun Wates, 27 September 2017

PAPARAN Rancangan Awal RPJMD Tahun Wates, 27 September 2017 PAPARAN Rancangan Awal RPJMD Tahun 2017-2022 Wates, 27 September 2017 1 PDRB PER KAPITA MENURUT KABUPATEN/ KOTA DI D.I. YOGYAKARTA ATAS DASAR HARGA BERLAKU, 2012-2016 (JUTA RUPIAH) 1 PERSENTASE PENDUDUK

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA Pemerintah Kabupaten Demak Perencanaan strategik, sebagai bagian sistem akuntabilitas kinerja merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh instansi pemerintah agar mampu

Lebih terperinci

D A F T A R I S I Halaman

D A F T A R I S I Halaman D A F T A R I S I Halaman B A B I PENDAHULUAN I-1 1.1 Latar Belakang I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan I-2 1.3 Hubungan RPJM dengan Dokumen Perencanaan Lainnya I-3 1.4 Sistematika Penulisan I-7 1.5 Maksud

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2011 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA DAN PROVINSI PAPUA BARAT

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2011 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA DAN PROVINSI PAPUA BARAT PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2011 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA DAN PROVINSI PAPUA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI BAB II DESKRIPSI ORGANISASI 2.1. Sejarah Organisasi Kota Serang terbentuk dan menjadi salah satu Kota di Propinsi Banten berdasarkan Undang-undang Nomor 32 tahun 2007 yang diundangkan pada tanggal 10 bulan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA 1 BAB II PERENCANAAN KINERJA Dalam mencapai suatu tujuan organisasi diperlukan visi dan misi yang jelas serta strategi yang tepat. Agar lebih terarah dan fokus dalam melaksanakan rencana strategi diperlukan

Lebih terperinci

VISI PAPUA TAHUN

VISI PAPUA TAHUN ISU-ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA TAHUN 2013-2018 ototus Oleh : DR.Drs. MUHAMMAD MUSAAD, M.Si KEPALA BAPPEDA PROVINSI PAPUA Jayapura, 11 Maret 2014 VISI PAPUA TAHUN 2013-2018 PAPUA BANGKIT PRINSIP

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 24 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD)

FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD) FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD) Lampiran III Unit Eselon I Kementrian/Lembaga/SKPD : Dinas Kesehatan Tahun : 2014 SASARAN

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Visi dan misi merupakan visualisasi dari apa yang ingin dicapai oleh Kota Sorong dalam 5 (lima) tahun mendatang melalui Walikota dan Wakil Walikota terpilih untuk periode

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN A. Strategi Pembangunan Daerah Strategi adalah langkah-langkah berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi. Strategi pembangunan Kabupaten Semarang

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi dan arah kebijakan pembangunan daerah Kabupaten Bengkulu Utara selama lima tahun, yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) Instansi : DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUMENEP Visi Misi : : MASYARAKAT KABUPATEN SUMENEP SEHAT YANG MANDIRI DAN BERKEADILAN 1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan.

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI WILAYAH

BAB II DESKRIPSI WILAYAH BAB II DESKRIPSI WILAYAH 1.1 Kondisi Geografis 2.1.1 Kota Magelang a. Letak Wilayah Berdasarkan letak astronomis, Kota Magelang terletak pada posisi 110 0 12 30 110 0 12 52 Bujur Timur dan 7 0 26 28 7

Lebih terperinci

Kondisi Wilayah : Provinsi Kalimantan Timur. dan Kalimantan Selatan.

Kondisi Wilayah : Provinsi Kalimantan Timur. dan Kalimantan Selatan. 1 Kondisi Wilayah : Kabupaten Barito Utara dengan luas 830.000 Ha terbagi dalam 6 wilayah kecamatan, terdiri dari 10 kelurahan dan 89 desa. Secara administratif Kabupaten Barito Utara : Sebelah Utara berbatasan

Lebih terperinci

TABEL KETERKAITAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

TABEL KETERKAITAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.4. Tabel Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran TABEL KETERKAITAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Visi : Terwujudnya Kabupaten Grobogan sebagai daerah industri dan perdagangan yang berbasis pertanian,

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN BONE BOLANGO NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN BONE BOLANGO NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN BONE BOLANGO NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET 1. Optimalisasi peran dan fungsi Persentase produk hukum kelembagaan pemerintah daerah daerah ditindaklanjuti

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR GRAFIK... xiii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-5

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS KESEHATAN

PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS KESEHATAN PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS KESEHATAN Jalan Simpang L.A. Sucipto No. 45 Telp. (0341) 406878 M A L A N G KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA MALANG NOMOR : 188.47/ 95 / 35.73.306/ 2015 TENTANG PENETAPAN

Lebih terperinci

dan Program Strategis Kabupaten Luwu Timur Propinsi Sulawesi Selatan

dan Program Strategis Kabupaten Luwu Timur Propinsi Sulawesi Selatan 2015 Ringkasan dan Program Strategis Kabupaten Luwu Timur Propinsi Sulawesi Selatan Calon Bupati dan Wakil Tahun 2016-2021 Visi-Misi Bupati Luwu Timur Periode IR. H. MUH. THORIG HUSLER IRWAN BACHRI SYAM,

Lebih terperinci

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SINGKAWANG, Menimbang : a. bahwa kesehatan

Lebih terperinci

Tabel 6.1 Strategi, Arah dan Kebijakan Kabupaten Ponorogo TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

Tabel 6.1 Strategi, Arah dan Kebijakan Kabupaten Ponorogo TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN Tabel 6.1 Strategi, Arah dan Kebijakan Kabupaten Ponorogo VISI : PONOROGO LEBIH MAJU, BERBUDAYA DAN RELIGIUS MISI I : Membentuk budaya keteladanan pemimpin yang efektif, guna mengembangkan manajemen pemerintahan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Berdasarkan perkembangan situasi dan kondisi Kabupaten Grobogan pada saat ini, dan terkait dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten

Lebih terperinci

Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2015 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA

Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2015 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2015 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA NO INDIKATOR SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET SATUAN BESARAN Misi 1 : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dengan berbasis pada

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA - 1- PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG MURUNG RAYA SEHAT 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MURUNG RAYA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

Tabel 6.1 Strategi dan Arah Kebijakan Kabupaten Sumenep

Tabel 6.1 Strategi dan Arah Kebijakan Kabupaten Sumenep Tabel 6.1 Strategi dan Kabupaten Sumenep 2016-2021 Visi : Sumenep Makin Sejahtera dengan Pemerintahan yang Mandiri, Agamis, Nasionalis, Transparan, Adil dan Profesional Tujuan Sasaran Strategi Misi I :

Lebih terperinci

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA 1 BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA A. Kinerja Akuntabilitas kinerja pada Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar secara umum sudah sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang terukur berdasar Rencana Strategis yang

Lebih terperinci

RPJMD Kota Pekanbaru Tahun

RPJMD Kota Pekanbaru Tahun RPJMD Kota Pekanbaru Tahun 2012-2017 BAB V VISI, MISI, DAN V - 1 Revisi RPJMD Kota Pekanbaru Tahun 2012-2017 5.1. VISI Dalam rangka mewujudkan pembangunan jangka panjang sebagaimana tercantum di dalam

Lebih terperinci

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA 1 BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja pada Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar secara umum sudah sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang terukur berdasar Rencana Strategis yang mengacu

Lebih terperinci

VISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO

VISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO 1 VISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO V I S I Riau Yang Lebih Maju, Berdaya Saing, Berbudaya Melayu, Berintegritas dan Berwawasan Lingkungan Untuk Masyarakat yang Sejahtera serta Berkeadilan

Lebih terperinci

BAB. III TUJUAN, SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB. III TUJUAN, SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN BAB. III TUJUAN, SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1. Telaahan Terhadap Kebijakan Nasioanal dan Provinsi Telaahan terhadap kebijakan Nasioanal dan provinsi menyangkut arah kebijakan dan prioritas pembangunan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi didefinisikan sebagai suatu kondisi ideal masa depan yang ingin dicapai dalam suatu periode perencanaan berdasarkan pada situasi dan kondisi saat ini.

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 36 TAHUN 2012 STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BELITUNG

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 36 TAHUN 2012 STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BELITUNG BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 36 TAHUN 2012 STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PENCAPAIAN DAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor tidak terlepas

Lebih terperinci

BAB 6 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB 6 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB 6 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komprehensif tentang bagaiman pemerintah mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan efektif dan efisien. Dengan

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. 4.1 Kesimpulan

BAB IV PENUTUP. 4.1 Kesimpulan BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan dari Analisa Data Secara Integratif Untuk Menghasilkan Database Kecamatan dan Atlas adalah sebagai berikut: 1. Gambaran umum sejauh mana pencapain dari 7

Lebih terperinci

PROFIL PUSKESMAS KARANGASEM I TAHUN 2012

PROFIL PUSKESMAS KARANGASEM I TAHUN 2012 PROFIL PUSKESMAS KARANGASEM I TAHUN PUSKESMAS KARANGASEM I TAHUN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman tingkat persaingan di bidang kesehatan semakin meningkat demikian

Lebih terperinci

Standar Pelayanan Minimal Puskesmas. Indira Probo Handini

Standar Pelayanan Minimal Puskesmas. Indira Probo Handini Standar Pelayanan Minimal Puskesmas Indira Probo Handini 101111072 Puskesmas Puskesmas adalah unit pelaksana teknis (UPT) dari Dinas Kesehatan Kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017

RENCANA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017 RENCANA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017 RENCANA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017 I. PENDAHULUAN Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar sebagai unsur pelaksana Pemerintah Daerah

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamandau Tahun 2013-2018 yang merupakan tahapan kedua dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN A. Visi Visi merupakan kondisi ideal masa depan yang menantang, yang ingin dicapai dalam suatu periode perencanaan, berdasarkan pada situasi dan kondisi saat ini. Kondisi

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015 BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015 Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Pekalongan Tahun 2015 merupakan tahun keempat pelaksanaan RPJMD Kabupaten Pekalongan tahun 2011-2016.

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 DAFTAR ISI hal. KATA SAMBUTAN DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN i ii iv v x BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 A. KEADAAN PENDUDUK 3 B. KEADAAN EKONOMI 8 C. INDEKS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan salah

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 27 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 27 TAHUN 2008 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 27 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 272 TAHUN 2008 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA DI KABUPATEN SERDANG

Lebih terperinci

IV.B.2. Urusan Wajib Kesehatan

IV.B.2. Urusan Wajib Kesehatan 2. URUSAN KESEHATAN Pembangunan kesehatan adalah bagian integral dari pembangunan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN I. VISI Pembangunan di Kabupaten Flores Timur pada tahap kedua RPJPD atau RPJMD tahun 2005-2010 menuntut perhatian lebih, tidak hanya untuk menghadapi permasalahan

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 DAFTAR ISI

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 DAFTAR ISI DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ------------------------------------------------------------------------------------------------------ i DAFTAR ISI ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Masyarakat No PROGRAM SI AWAL PENGGU NG WAB 1 Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 Cakupan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. VISI PEMBANGUNAN Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah RI Nomor 8 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Terwujudnya Masyarakat Bengkulu Utara yang Mandiri, Maju, dan Bermartabat Visi pembangunan Kabupaten Bengkulu Utara Tahun 2011-2016 tersebut di atas sebagai

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a. bahwa kemiskinan

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH 4.1. Tujuan dan Sasaran Pembangunan Kota Ambon Pembangunan Kota Ambon tahun 2011-2016 diarahkan untuk mewujudkan Visi Ambon Yang Maju, Mandiri, Religius,

Lebih terperinci

... Lanjutkan & Mantapkan Pembangunan Menuju Masyarakat Kabupaten Gunung Mas Yang SEJAHTERA, MANDIRI, BERDAYA SAING dan BERMARTABAT...

... Lanjutkan & Mantapkan Pembangunan Menuju Masyarakat Kabupaten Gunung Mas Yang SEJAHTERA, MANDIRI, BERDAYA SAING dan BERMARTABAT... ... Lanjutkan & Mantapkan Pembangunan Menuju Masyarakat Kabupaten Gunung Mas Yang SEJAHTERA, MANDIRI, BERDAYA SAING dan BERMARTABAT... Atau 1 BERdaya saing, Sejahtera, MaNdiri & BermARtabat KERANGKA PIKIR

Lebih terperinci