PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA"

Transkripsi

1 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan cara survei langsung ke lapangan yaitu pada PT KERETA API LOGISTIK (KALOG) AREA SUMATERA SELATAN STASIUN KERTAPATI, PALEMBANG. Pengumpulan data pada tugas akhir ini, secara garis besar terdiri dari gambaran umum perusahaan, data-data perusahaan yang dibutuhkan dengan permasalahan yang akan diselesaikan Sejarah Umum Perusahaan PT KERETA API LOGISTIK (KALOG) merupakan salah satu anak perusahaan dari PT Kereta Api Indonesia (persero). PT Kereta Api Logistik berdiri pada tahun 2009, dibentuk untuk memperkaya jasa induknya Kereta Api Indonesia (KAI) dalam menyediakan jasa logistik berbasis kereta api secara terpadu. PT Kereta Api Logistik bergerak dibidang layanan distribusi logistik berbasis kereta api, dengan kemasan bisnis door to door service untuk memberikan pelayanan yang pari purna bagi pelanggan kereta api yang didukung dengan angkutan pra dan lanjutan serta layanan penunjangnya, meliputi pengelolaan terminal peti kemas (TPK), bongkar muat, pergudangan, pengepakan, pelabelan, pengangkutan, penjejakan, pengawalan logistik serta manajemen logistik dengan menerapkan prinsip-prinsip perseroan terbatas. Pada tahun 2010 PT Kereta Api Logistik membuka cabang baru di sumatera tepatnya di sumatera selatan stasiun Kertapati, Palembang. Bisnis yang dilakukan di sumatera selatan adalah bisnis manajemen stockpile batubara. Manajemen stockpile adalah pengelolaan kawasan sebagai tempat transit batubara sebelum dilakukan pengiriman menuju konsumen akhir. Area manajemen stockpile yang dikelola saat ini adalah di Kertapati dan Basten Rikardo Hutagalung

2 Sukacinta. Bentuk pelayanan yang diberikan meliputi: penempatan dan penataan batubara, loading dan unloading serta monitoring dan controlling batubara di stockpile. Fasilitas manajemen stockpile batubara yang dimiliki PT Kereta Api Logistik berupa: a) Stockpile di Lahat (Sukacinta) b) Stockpile di Kertapati c) Reach stacker d) Belt Conveyor e) Dump Truck f) Security 24 jam g) Angkutan dengan kereta api h) Dermaga kapal tongkang Visi dan Misi Visi Perusahaan: Menjadi perusahaan penyedia jasa logistik global yang terpadu, unggul dan terdepan di Indonesia Misi Perusahaan: 1. Menyediakan jasa logistik berbasis kereta api dengan solusi door-to-door service. 2. Mengembangkan produk-produk logistik unggulan yang didukung oleh jaringan bisnis lokal dan global. 3. Membangun kapabilitas dan kredibilitas perusahaan dengan mengembangkan strategi kolaborasi yang sinergis dengan mitra bisnis. 4. Memberikan pelayanan dan pengalaman terbaik kepada pelanggan Struktur Organisasi Struktur organisasi merupakan hal penting dalam perusahaan, yang menggambarkan hubungan wewenang antara atasan dengan bawahan. Masing-masing fungsi memiliki Basten Rikardo Hutagalung

3 wewenang dan tanggung jawab yang melekat sesuai dengan ruang lingkup pekerjaannya agar tujuan dan sasaran perusahaan dapat tercapai. Pada Gambar 4.1 merupakan gambar struktur organisasi PT Kereta Api Logistik pusat: Dewan Komisaris Direktur Utama Advisor Administrasi & TU Direktur Adm. Dan Keuangan Direktur Operasi dan Pemasaran VP.Finance VP.Human Capital, general Affair, Legal VP.Logistic & Procurement GM.Marketing GM.Operasi GM.Tex & IT, Pengembangan Usaha M.Budget & Accounting M.Finance M.Human Capital M.general Affair M.Legal M.Logistic M.Procurement M.Market M.P & Peng. P M.Transportasi M.Forwarding & Warehousing M.Tex & IT M.Pengembangan Usaha Regional M.Area Jakarta & Banten M.Area Jawa barat M.Area Sumatera 1,2,3 M.Area Jawa Tengah & DIY M.Area Jawa Timur & Bali Ass. Manager Admin & Finance Ass. Manager Admin & Finance SBU Ass. Manager Admin & Finance Ass. Manager Admin & Finance Ass. Manager Admin & Finance Ass. Manager Operasi Ass. Manager Operasi Ass. Manager Operasi Ass. Manager Operasi Ass. Manager Operasi Gambar 4.1 Gambar struktur organisasi PT Kereta Api Logistik Pusat Struktur organisasi PT Kereta Api Logistik Area Sumatera Selatan Stasiun Kertapati, Palembang Manager Area SUM-SEL Kertapati Ass. Manager Admin & Finance Ass. Manager Operasi Op.Maintenance Op.Conveyor Driver Support Gambar 4.2 Struktur organisasi PT Kereta Api Logistik Area Sum-Sel Sumber: Administratif Staff PT Kereta Api Logistik Area Sumatera Selatan Stasiun Kertapati, Palembang Tahun 2012 Basten Rikardo Hutagalung

4 Adapun fungsi utama dan tugas dari masing-masing jabatan serta unsur-unsurnya dari struktur organisasi tersebut adalah: a) Manager Area SUM-SEL Tugas jabatan: Mengontrol dan mengkoordinir proses bongkar muat batubara bersama asisten manager operasi untuk mendapatkan waktu proses bongkar muat yang lebih efisien. b) Asisten Manager ADM & Finance Tugas jabatan: Bertanggung jawab dalam melakukan input data dan mempersiapkan seluruh dokumentasi yang berhubungan dengan data batubara yang masuk ke stockpile dan data batubara yang keluar. Melakukan pembayaran, penerimaan dana, verifikasi dokumen dan transaksi, pengurusan Bank, dan penyiapan dana untuk memastikan semua transaksi dilakukan sesuai dengan prosedur perusahaan dan memperlancar kegiatan operasional perusahaan. c) Asisten Manager Operasi Tugas Jabatan: bertanggung jawab untuk mengatur kondisi dilapangan baik sebelum memulai aktivitas, pada saat beraktivitas maupun setelah aktivitas selesai. d) Operator 1. Maintenance Tugas jabatan: Bertanggung jawab untuk menjaga kondisi setiap peralatan yang akan digunakan dalam kondisi siap pakai, apabila ada kerusakan maka harus segera diperbaiki. 2. Driver Tugas jabatan: Bertanggung jawab untuk mendistribusikan batu bara dari container yard (CY) ke stockpile maupun ke tongkang. 3. Operator Belt Conveyor Tugas jabatan: Bertanggung jawab untuk menjalankan belt conveyor saat dibutuhkan sekaligus mengontrol saat proses berlangsung. 4. Support Basten Rikardo Hutagalung

5 Tugas jabatan: Bertanggung jawab dalam membuka dan mengunci twice lock baik di gerbong datar maupun di truk. Serta bertanggung jawab untuk menyiram area container yard (CY) supaya mengurangi debu Peta Lokasi PT Kereta Api Logistik Area Sumatera Selatan Stasiun Kertapati, Palembang PT Kereta api Logistik (KALOG) Area Sumatera Selatan stasiun Kertapati, Palembang beroperasi untuk melakukan proses bongkar muat batubara dan pengisian kapal tongkang. Batubara tersebut ditambang oleh PT Bara Alam Utama, dan dalam hal pendistribusiannya diberikan tanggung jawab kepada PT Kereta Api Logistik sebagai patner kerjanya. Lokasi penambangan batubara milik PT Bara Alam Utama berada di Lahat. Batubara didistribusikan menggunakan kereta api dari Lahat menuju Kertapati dengan menggunakan kereta api. Jenis kereta api yang digunakan adalah kereta api dengan jenis gerbong datar (GD). Gambar di bawah ini merupakan lokasi/area PT Kereta Api Logistik area Sum-Sel Kertapati. Gambar 4.3 Gambar Peta Lokasi PT Kereta Api Logistik area Sum-Sel Basten Rikardo Hutagalung

6 4.1.5 Alur Distribusi Batubara Sukacinta Kertapati Stockpile Tongkang Gambar 4.4 Alur Distribusi Batubara (sumber: Hasil Pengumpulan data) 1. Sukacinta: Batubara dimuat ke dalam kontainer di atas kereta, setelah proses pengisian kereta selesai batubara didistribusikan ke kertapati. 2. Kertapati: Kereta tiba di kertapati dan masuk ke area container yard, selanjutnya dilakukan bongkar muat kereta. 3. Stockpile: Stockpile sebagai tempat untuk penyimpana sementara sebelum dimuat ke Tongkang. 4. Tongkang: Batubara dimuat ke Tongkang menggunakan sistem trucking, dan belt conveyor Proses Bongkar Muat Kereta Gambar 4.5 Gambar Area Container Yard (CY) (sumber: dok. Pribadi) Panjang container yard sekitar 250 meter, mampu menampung 15 gerbong datar. Proses bongkar muat kereta dibantu alat mekanis yaitu menggunakan Reach stacker untuk menaikkan dan menurunkan kontainer. Rata-rata berat isi kontainer yang datang dari Sukacinta sebesar 18 ton. Basten Rikardo Hutagalung

7 Gambar 4.6 Gambar proses Bongkar Muat Kereta (sumber: dok. Pribadi) Selanjutnya batubara akan ditumpuk di stockpile sebelum dimuat ke tongkang. Penataan batubara di stockpile dibantu dengan menggunakan wheel loader dan excavator. Gambar 4.7 Gambar prose dumping di stockpile (sumber: dok. Pribadi) Sistem Pengisian Batubara ke Kapal Tongkang Dalam proses pengisian batubara ke kapal tongkang PT Kereta Api Logistik menerapkan 3 sistem pengisian yaitu: a) Sistem Trucking Gambar 4.8 Gambar proses pengisian batubara ke tongkang sistem trucking (sumber: dok. Pribadi) Basten Rikardo Hutagalung

8 Urutan kerja proses pengisian batubara ke tongkang dengan menggunakan sistem trucking dapat dilihat pada diagram berikut: Kereta Masuk area Container Yard Bongkar kereta, kontainer isi dinaikkan ke atas dump truck menggunakan Reach Steaker Dump Truck bergerak menuju Tongkang Dump Truck Dumping di Tongkang Dump truck kembali ke Area Container Yard Gambar 4.9 Gambar Proses Aliran Kerja Sistem trucking untuk saat ini dijalankan dengan Dump truck sebanyak 5 unit dengan kapasitas antara 20 ton s.d 40 ton b) Sistem Belt Conveyor Gambar 4.10 Gambar proses pengisian batubara sistem belt conveyor (sumber: dok. Pribadi) Meskipun pengisian batubara dengan menggunakan belt conveyor untuk saat ini masih belum optimal penggunaanya namun setidaknya masih bisa memberikan kontribusi dalam pengisian batubara ke kapal tongkang. Berdasarkan hasil penelitian dilapangan didapatkan kapasitas per jam belt conveyor sebesar 400 ton per jam. Menurut keterangan yang peneliti dapatkan dari pembimbing lapangan, belt conveyor ini didesain untuk kapasitas 800 ton/jam. c) Kombinasi Antara Sistem Trucking dan Sistem Belt Conveyor Gambar 4.11 Gambar proses pengisian batubara dengan kombinasi sistem (sumber: dok. Pribadi) Basten Rikardo Hutagalung

9 Proses pengisian batubara ke tongkang dengan menggabungkan kedua sistem diharapkan supaya proses pengisian dapat diselesaikan dengan waktu yang lebih cepat Kapasitas Kapal Tongkang Gambar 4.12 Gambar Tongkang (sumber: dok. Pribadi) Kapal tongkang memiliki kapasitas yang berbeda-beda, berikut adalah ukuran muatan kapal tongkang yang dimuat oleh PT Kereta Api Logistik dalam periode Agustus 2012: 2500 ton, 3250 ton, 4200 ton, 7300 ton, 7400 ton 7500 ton. Dalam penelitian ini kapasitas kapal tongkang yang dijadikan sebagai patokan adalah kapal tongkang dengan kapasitas 7500 ton Waktu Kerja PT Kereta Api Logistik membagi jam kerja dalam 2 shift dengan satu kali istirahat untuk masing-masing shift. Pembagian waktu kerja tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1 Tabel 4.1 Tabel Jadwal Kerja per Shift Kegiatan Waktu (pukul) Lama Kerja (menit) Shift I Shift II Shift I Shift II Masuk Kerja Kerja Produksi Istirahat Kerja Produksi Selesai Basten Rikardo Hutagalung

10 Jumlah hari kerja selama setahun yang ditetapkan oleh PT Kereta Api Logistik adalah 341 hari. Berdasarkan tabel di atas maka jam kerja per hari adalah 20 jam Hambatan yang dapat dihindari Hambatan yang dapat dihindari merupakan hambatan yang menyebabkan waktu produksi efektif berkurang, hambatan ini disebabkan karena faktor kerusakan alat (teknis) dan faktor operator (non teknis). Dalam penelitian ini yang dibahas adalah hambatan karena faktor operator (non teknis). Hambatan karena faktor operator (non teknis)merupakan hambatan yang sering terjadi karena perilaku dari operator yang kurang disiplin sehingga menyebabkan menurunnya waktu produktif yang tersedia. Berdasarkan pengamatan dilapangan, hambatanhambatan yang dapat dihindari karena faktor operator adalah sebagai berikut: a. Terlambat awal shift Hambatan yang terjadi karena tertundanya produksi yang disebabkan keterlambatan memulai kegiatan pada awal shift kerja. Secara umum hambatan ini terjadi karena adanya waktu yang terbuang yang disebabkan terlambatnya operator datang ke lokasi kerja. Besarnya waktu hambatan ini rata-rata 5 menit per hari. b. Berhenti bekerja lebih awal Waktu hambatan karena kebiasaan dari operator untuk menghentikan pekerjaan untuk istirahat sebelum waktunya. Besarnya waktu hambatan ini rata-rata sebesar 20 menit. c. Istirahat terlalu lama Istirahat terlalu lama atau terlambat awal kerja setelah istirahat, disebabkan keterlambatan memulai pekerjaan kembali setelah waktu istirahat tiap shift kerja. Besarnya waktu hambatan ini rata-rata sebesar 15 menit untuk operator excavator, 5 menit untuk operator wheel loader dan, 20 menit untuk operator dump truck. d. Keperluan operator Keperluan operator seperti pengecekan alat sebelum memulai pekerjaan atau karena kesehatan yang terganggu. Besarnya waktu hambatan ini rata-rata sebesar 5 menit untuk operator excavator dan wheel loader, 10 menit untuk operator dump truck. Basten Rikardo Hutagalung

11 Hambatan yang tidak dapat dihindari Hambatan yang tidak dapat dihindari adalah hambatan yang menyebabkan tidak dapat beroperasinya alat angkut untuk pengisian batubara ke tongkang meskipun kondisi alat dalam keadaan baik dan siap beroperasi. Hambatan yang tidak dapat dihindari antara lain: a. Pemasangan jembatan rampdoor Jembatan rampdoor merupakan jalur akses penghubung antara stockpile dengan tongkang sehingga pengisian batubara dengan sistem trucking dapat berjalan. Pengamatan dilapangan diketahui waktu rata-rata yang digunakan untuk pemasangan jembatan rampdoor rata-rata sebesar 5 menit. b. Pemasangan pintu kapal Pemasangan pintu kapal dilakukan ketika jumlah batubara yang terisi ke tongkang telah mencapai ¼ dari total keseluruhan yang harus diisi. Waktu rata-rata untuk pemasangan pintu kapal adalah 5 menit untuk reach stacker, excavator, wheel loader dan, 20 menit untuk dump truck. c. Trimming cargo Trimming cargo merupakan aktivitas di atas tongkang untuk menata sekaligus memadatkan batubara supaya laju dump truck tidak tersendat. Waktu rata-rata untuk trimming cargo sebesar 200 menit untuk wheel loader dan dump truck. d. Pemeriksaan harian Pemeriksaan harian terhadap alat yang digunakan wajib dilakukan sebelum memulai kegiatan. Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk pemeriksaan harian adalah 10 menit. e. Pengisian bahan bakar Pengisian bahan bakar membutuhkan waktu rata-rata sebesar 15 menit untuk excavator dan wheel loader, dan 8 menit untuk dump truck Jenis-Jenis Alat Bantu Muat dan Alat Angkut batubara ke Tongkang 1. Alat Bantu Muat a) 1 unit Excavator Kapasitas bucket sebesar 1 ton. Basten Rikardo Hutagalung

12 Gambar 4.13 Gambar Excavator (sumber: dok. Pribadi) b) 2 unit Wheel Loader Kapasitas bucket sebesar 3 ton. c) 1 unit Reach stacker Gambar 4.14 Gambar Wheel Loader (sumber: dok. Pribadi) Gambar 4.15 Gambar Reach stacker (sumber: dok. Pribadi) Basten Rikardo Hutagalung

13 2. Alat Angkut a) 5 unit Dump Truck Kemampuan angkut 20 s.d 40 ton b) 1 unit Belt Conveyor Gambar 4.16 Gambar Dump Truck (sumber: dok. Pribadi) Gambar 4.17 Gambar Belt Conveyor (sumber: dok. Pribadi) Target Pemenuhan Kuota Batubara yang Dimuat ke Tongkang PT Bara Alam Utama mempunyai target tahunan terkait dengan jumlah kuota batubara yang dimuat harus dimuat ke tongkang. Target tersebut dibagi ke dalam 3 tahap yaitu sebagai berikut: Tahap 1 = Jumlah kuota batubara yang harus dimuat ke kapal tongkang sebesar ton/tahun Tahap 2 = Jumlah kuota batubara yang harus dimuat ke kapal tongkang sebesar ton/tahun Tahap 3 = Jumlah kuota batubara yang harus dimuat ke kapal tongkang sebesar ton/tahun. Basten Rikardo Hutagalung

14 Untuk saat ini tahap yang sedang dikerjakan oleh PT Kereta Api Logistik adalah tahap 2, yaitu sebesar ton per tahun Target Pemenuhan Kuota Batubara Tahap 2 Jumlah hari kerja yang ditetapkan selama 341 hari per tahun maka jumlah batubara yang harus didistribusikan setiap harinya adalah sebesar 4.398,82 ton per hari. Penggunaan kereta saat ini sebagai moda untuk mendistribusikan batubara menggunakan 2,5 KA,SF-32. 2,5 KA artinya saat ini untuk proses distribusi batubara menggunakan 3 kereta setiap harinya namun yang beroperasi setiap harinya hanya kereta1 dan 2, sementara kereta yang ke-3 beroperasi sekali dalam dua hari. SF-32 artinya dalam satu kereta terdapat 32 Standformasi (SF)/rangkaian dimana dalam setiap rangkaian menampung dua unit kontainer yang masingmasing berisi batubara dengan berat rata-rata 18 ton. jadi, jumlah rata-rata batubara yang datang setiap harinya sebesar 2880 ton. Basten Rikardo Hutagalung

15 4.2 Pengolahan Data Hambatan-Hambatan Kerja yang Terdapat Pada Alat Bantu Muat dan Alat Angkut Hambatan-hambatan berikut merupakan kejadian yang sering terjadi pada saat proses pengisian batubara ke tongkang. Hambatan ini menyebabkan waktu kerja efektif dari setiap alat yang memiliki waktu hambatan menjadi berkurang. Tabel berikut merupakan tabel waktu hambatan kerja pada alat bantu muat dan alat angkut pada PT KALOG. Tabel 4.2 Tabel Hambatan Kerja Alat Bantu Muat dan Alat Angkut Hambatan Reach Steaker (menit/hari) Excavator (menit/hari) Wheel loader (menit/hari) Dump Truck 1.Hambatan yang dapat dihindari a. Terlambat awal shift b. berhenti bekerja lebih awal c. istirahat terlalu lama d. Keperluan Operator Jumlah Hambatan yang tidak dapat dihindari a. Pemasangan jembatan rampdoor b. Pemasangan pintu kapal c. Trimming cargo c. pemeriksaan harian d. pengisian bahan bakar Jumlah TOTAL (sumber: Hasil pengumpulan dan pengolahan data periode 8 Agustus 2012 s.d 8 September 2012) Waktu Kerja Efektif Alat Bantu Muat Waktu kerja efektif adalah waktu kerja yang tersedia dalam satu hari dikurangi jumlah waktu hambatan. Wke = Wkt Wht..(4.1) a) Reach stacker Wke = Wke = 1185 menit b) Excavator Wke = Wke = 920 menit c) Wheel Loader Wke = Wke= 1130 menit Basten Rikardo Hutagalung

16 4.2.3 Waktu Efektif Alat Angkut a) Dump truck Wke = Wke = 902 menit b) Belt conveyor Data empirik di lapangan menunjukkan bahwa pemakaian belt conveyor untuk melangsungkan proses pengisian batubara ke tongkang rata-rata 7 jam/hari (420 menit per hari). Karena nilai waktu efektif telah diketahui maka dapat dihitung efisiensi kerja alat bantu muat dan alat angkut, yaitu: Eff =...(4.2) Efisiensi Alat Bantu Muat: a) Reach stacker Eff = Eff = 99 % b) Excavator Eff = Eff = 77% c) Wheel Loader Eff = Eff = 94% Efisiensi Alat Angkut: a) Dump truck Eff = Eff = 75% b) Belt conveyor Eff = Eff = 35% Basten Rikardo Hutagalung

17 4.2.4 Produktivitas Alat Bantu Muat a) Reach stacker Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan bahwa Rata-rata berat isi batubara per kontainer yang datang dari Sukacinta adalah sebesar 18 ton, jadi produktivitas per siklus Reach stacker adalah 18 ton per siklus. Waktu siklus atau Cycle Time reach stacker adalah 151 detik (Lampiran A). Produktivitas per jam:.. (4.3) Dimana: Q :produksi per jam (m 3 /jam) q : produksi per siklus (m ) = 18 ton CT : Waktu edar (detik) 60 x 60 : 3600 konversi jam ke detik E :Efisiensi Kerja 3 Q = 6751 ton per hari (375 kontainer per hari) b) Excavator waktu siklus atau Cycle Time excavator adalah 15 detik (Lampiran C) q = q 1 x K (4.4) Dimana: q: produktivitas per siklus (m 3 ) q1: kapasitas munjung (m 3 ) K: faktor pengisian bucket Basten Rikardo Hutagalung

18 q = 1 x 1 q = 1 ton per siklus produksi per jam:. (4.5) waktu siklus atau Cycle Time excavator adalah 15 detik (Lampiran B). Dimana: Q: produktivitas per jam (m 3 /jam) q: produksi per siklus (m ) CT: Waktu edar (detik) 3600: konversi jam ke detik E:Efisiensi Kerja 3 Produksi per hari: Q = 204 x 20 x 77% Q = 3141,6 ton/hari c) Wheel Loader Perhitungan produktivitas alat muat Wheel Loader dapat diketahui dengan menggunakan rumus berikut:. (4.6) waktu siklus atau Cycle Time wheel loader adalah 123 detik (Lampiran c) Dimana: Q : produktifitas wheel loader, m 3 /jam (ton/jam) q : produksi per siklus (cycle), m 3 (ton) Basten Rikardo Hutagalung

19 E 1 : Kapasitas Bucket x Bucket Fill Factor : 3 x 1 = 3 ton : Efisiensi kerja = 0,81 E2: Efisiensi waktu = 0,94 Tabel 4.3 Tabel Efisiensi Kerja Pemeliharaan Mesin Kondisi Operasi Baik Buruk Baik Sedang Buruk Alat sekali sekali Baik sekali 0,83 0,81 0,76 0,7 0,63 Baik 0,78 0,75 0,71 0,65 0,6 Sedang 0,72 0,69 0,65 0,6 0,54 Buruk 0,63 0,61 0,57 0,52 0,45 Buruk sekali 0,52 0,61 0,47 0,42 0,32 (Sumber : Partanto P, 1995) Perhitungan produksi alat bantu muat Wheel Loader dapat diketahui dengan menggunakan rumus berikut: (4.6) Dimana: Q : produktivitas teoritis wheel loader, m 3 /jam (ton/jam) q : produksi per siklus (cycle), m : Kapasitas Bucket x Bucket Fill Factor : 3 x 1 = 3 ton E 1 : Efisiensi kerja = 0,81 E2: Efisiensi waktu = 0,94 3 (ton) Basten Rikardo Hutagalung

20 Pemuatan Ringan Pemuatan Sedang Pemuatan Agak Sulit Tabel 4.4 Tabel Faktor pengisian Faktor pengisian Bucket Memuat batubara dari stockpile atau batubara masih belum lama disimpan di stockpile sehingga proses pemuatan relatif ringan. Pemuatan batubara dari stockpile batubara lepas yang lebih sukar dikeruk dan dimasukkan ke dalam bucket tetapi dapat dimuat sampai hampir munjung: pasir kering, tanah berpasir, tanah bercampur tanah liat. Pemuatan batubara dari stockpile, batubara telah mengalami pemadatan karena karena tingginya tumpukan batubara. Faktor 1,0-0,8 0,8-0,6 0,6-0,5 Pemuatan Sulit Penggalian batubara yang telah lama tersimpan di stockpile mengakibatkan batubara hampir menyatu kembali, sehingga proses penggalian menjadi sulit 0,5-0,4 (Sumber : Rochmanhadi, 1982) Dari data-data diatas, maka produktifitas wheel loader adalah: Dengan demikian maka produktivitas produksi alat bantu muat saat ini sebesar: Tabel 4.5 Tabel Produktivitas Produksi Alat Bantu Muat Produktivitas alat muat Kapasitas per hari (ton) Reach Steaker 6751 Excavator 3141,6 Wheel loader 1260 Total Basten Rikardo Hutagalung

21 4.2.5 Produktivitas Alat Angkut a) Dump Truck (pengisian di container yard) Berdasarkan Jumlah Kedatangan kereta Saat ini adalah 2,5 KA,SF-32, maka terdapat ratarata 2880 ton/hari atau 160 kontainer/hari dengan berat rata-rata 18 ton. Perhitungan untuk produksi alat angkut dump truck adalah:..(4.7) Dimana: Qa: kemampuan produksi alat angkut (m 3 /jam) Na: jumlah alat angkut (unit) CT: Waktu edar alat angkut (menit) Ca : kapasitas alat angkut (m 3 ) E: Efisiensi Kerja waktu siklus atau Cycle Time dump truck adalah 1085 detik (Lampiran E). (12 kontainer/jam) Jadi, untuk bongkar muat kereta dengan jumlah 2880 ton membutuhkan waktu selama 13,3 jam sementara waktu efektif untuk dump truck adalah 15 jam, maka dengan sisa waktu 1,7 jam akan dilanjutkan pengisian kapal tongkang di stockpile. waktu siklus atau Cycle Time dump truck adalah 873 detik (Lampiran F). Pengisian di stockpile (4.8) Dimana: Qa: kemampuan produksi alat angkut (m 3 /jam) Na: jumlah alat angkut (unit) CT: Waktu edar alat angkut (menit) Ca : kapasitas alat angkut (m 3 ) Basten Rikardo Hutagalung

22 E :Efisiensi Kerja Total pengisian batubara ke tongkang dengan menggunakan dump truck adalah sebesar 3354,83 ton per hari. b) Belt Conveyor Berdasarkan jam operasi per hari yang hanya 7 jam per hari maka produktivitas produksi belt conveyor adalah: kapasitas belt conveyor per jam x kemampuan daya isi pada hopper (%) x jam kerja per hari = 400 ton per jam x 67,79% x 7 = 1898,12 ton per hari Dengan demikian dapat diketahui jumlah pengisian batubara ke tongkang saat ini yakni dengan menggunakan 5 unit dump truck dan belt conveyor sebesar 5252,95 ton per hari. Artinya target untuk pengisian kapal tongkang kapasitas 7500 ton belum bisa terpenuhi selama satu hari. Tabel 4.6 Tabel Produktivitas Produksi Alat Angkut Produktivitas alat angkut Kapasitas per hari (ton) Dump truck 3354,83 Belt conveyor 1898,12 Total 5252, Upaya Peningkatan Produktivitas Produksi Upaya-upaya yang dilakukan untuk dapat mencapai tingkat produktivitas produksi 7500 ton per hari adalah dengan melakukan analisis terhadap jumlah batubara, alat angkut dan alat muat pengisian batubara ke tongkang berdasarkan jam kerja yang tersedia dan jumlah peralatan yang digunakan. Basten Rikardo Hutagalung

23 1. Penambahan Kapasitas Kontainer dan Jumlah Curah Bucket Wheel Loader Rata-rata kapasitas kontainer saat ini yang datang dari Sukacinta adalah sebesar 18 ton, untuk kedepannya diharapkan rata-rata isi kontainer adalah 20 ton karena kemampuan dump truck masih memungkinkan untuk pengangkutan 20 ton. (12 kontainer/jam) Jadi, untuk bongkar muat kereta dengan jumlah 2880 ton membutuhkan waktu selama 11,52 jam sementara waktu efektif untuk dump truck adalah 15 jam, maka dengan sisa waktu 3,48 jam akan dilanjutkan pengisian batubara ke tongkang di stockpile. Upaya peningkatan lainnya adalah dengan peningkatan curah bucket wheel loader untuk pengisian dump truck, jumlah curah awal adalah 6 bucket dan untuk peningkatan kapasitas ditambah menjadi 7 bucket sehingga setiap dump truck mengangkut 21 ton. dengan penambahan jumlah curah ini sekaligus menambah waktu siklus dump truck menjadi 15 menit/siklus. Total pengisian batubara ke tongkang dengan menggunakan dump truck adalah sebesar 3976,2 ton per hari. kapasitas belt conveyor per jam x kemampuan daya isi pada hopper (%) x jam kerja per hari = 400 ton per jam x 67,79% x 7 = 1898,12 ton per hari Dengan demikian dapat diketahui jumlah pengisian batubara ke tongkang saat ini yakni dengan menggunakan 5 unit dump truck dan belt conveyor sebesar 5874,32 ton per hari. Basten Rikardo Hutagalung

24 Artinya target untuk pengisian kapal tongkang kapasitas 7500 ton belum bisa terpenuhi selama satu hari. Tabel 4.6 Tabel Produktivitas Produksi alat angkut dengan penambahan kapasitas muatan Alat Angkut Batubara Produktivitas saat ini Produktivitas alat angkut setelah penambahan kapasitas Jumlah Peningkatan Dump truck 3354, ,2 621,37 Belt Conveyor 1898, ,12 0 Total 5252, ,32 621,37 2. Penambahan Unit Alat Angkut Upaya lainnya agar target produksi dapat terpenuhi. Upaya lainnya untuk meningkatkan produktivitas adalah dengan penambahan unit alat angkut yaitu 2 unit dump truck dengan tipe yang sama yakni Nissan Diessel CWA250X kapasitas muat sebesar 20 ton s.d 40 ton. Perhitungan untuk produktivitas alat angkut Setelah Penambahan Kapasitas dan Jumlah Alat adalah: a) Dump Truck Qa = Na (60/CT) x Ca x E, ton/jam..(4.9) Keterangan: Qa: kemampuan produksi alat angkut, ton/jam Na: Jumlah alat angkut, unit CT: waktu edar alat angkut, menit Ca: kapasitas angkut, ton E: Efisiensi kerja, % Basten Rikardo Hutagalung

25 Jadi, untuk bongkar muat kereta dengan jumlah 2880 ton membutuhkan waktu selama 8,2 jam sementara waktu efektif untuk dump truck adalah 15 jam, maka dengan sisa waktu 6,8 jam akan dilanjutkan pengisian kapal tongkang di stockpile. Pengisian di stockpile Dimana: Qa: kemampuan produksi alat angkut (m 3 /jam) Na: jumlah alat angkut (unit) CT: Waktu edar alat angkut (menit) Ca : kapasitas alat angkut (m 3 ) E: Efisiensi Kerja Total pengisian batubara ke tongkang dengan menggunakan dump truck adalah sebesar 5982,16 ton per hari. b) Belt Conveyor Tabel 4.8 Tabel Produktivitas Produksi Setelah Penambahan Kapasitas dan Jumlah Alat Angkut Alat Angkut Batubara Produktivitas saat ini Produktivitas Setelah Peningkatan kapasitas dan penambahan alat angkut Jumlah Peningkatan Dump truck 3354, , ,33 Belt Conveyor 1898, ,12 0 Total 5252, , ,33 Dengan penambahan penambahan kapasitas muatan kontainer yang awalnya 18 ton menjadi 20 ton dan penambahan jumlah curah bucket wheel loader pada saat pengisian dump truck jumlah alat angkut yang awalnya 5 unit menjadi 7 unit maka target untuk pengisian tongkang 7500 ton berdasarkan kedatangan batubara sebesar 2880 ton/hari dapat terpenuhi. Basten Rikardo Hutagalung

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Folw Chart Metodologi Penelitian Dalam memecahkan masalah pada penelitian yang diamati dibutuhkan langkanglangkah untuk menguraikan pendekatan dan model dari masalah tersebut.

Lebih terperinci

Universitas Widyatama BAB I PENDAHULUAN

Universitas Widyatama BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bongkar muat merupakan kegiatan menaikkan (memuat) barang dan menurunkan (membongkar) di tempat asal maupun tujuan pengiriman barang. Kegiatan memuat barang harus dilakukan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. 1. Tuhan Yesus Kristus, buat pertolongan dan bimbingan-nyasehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.

KATA PENGANTAR. 1. Tuhan Yesus Kristus, buat pertolongan dan bimbingan-nyasehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini. ABSTRAK PT. Kereta Api Logistik (KALOG) area Sumatera Selatan, yang berlokasi di Stasiun Kertapati- Palembang merupakan salah satu area pelayanan KALOG yang bergerak di bidang penyedia jasa penanganan

Lebih terperinci

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN: Prosiding Teknik Pertambangan ISSN: 2460-6499 Analisis Kinerja Penggalian Bucket Wheel Excavator () dalam Upaya Mencapai Target Produksi Over Burden di PT Bukit Asam (Persero) Tbk Unit Pertambangan Tanjung

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PRODUKSI PERALATAN MEKANIS SEBAGAI UPAYA PENCAPAIAN SASARAN PRODUKSI PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP DI PT

OPTIMALISASI PRODUKSI PERALATAN MEKANIS SEBAGAI UPAYA PENCAPAIAN SASARAN PRODUKSI PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP DI PT OPTIMALISASI PRODUKSI PERALATAN MEKANIS SEBAGAI UPAYA PENCAPAIAN SASARAN PRODUKSI PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP DI PT. PUTERA BARAMITRA BATULICIN KALIMANTAN SELATAN Oleh Riezki Andaru Munthoha (112070049)

Lebih terperinci

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN: Prosiding Teknik Pertambangan ISSN: 2460-6499 Analisis Kinerja Penggalian Bucket Wheel Excavator (BWE) dalam Upaya Mecapai Target Produksi Over Burden di PT Bukit Asam (Persero) Tbk Unit Pertambangan Tanjung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. 1 1.1 Latar Belakang Penelitian. BAB 1 PENDAHULUAN Pelabuhan merupakan tempat berlabuh dan atau tempat bertambatnya kapal laut serta kendaraan air lainnya, menaikkan dan menurunkan penumpang, bongkar muat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penggalian, muat dan pengangkutan material. Semua kegiatan ini selalu berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. penggalian, muat dan pengangkutan material. Semua kegiatan ini selalu berkaitan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu kegiatan penambangan tidak akan terlepas dari suatu kegiatan penggalian, muat dan pengangkutan material. Semua kegiatan ini selalu berkaitan dengan masalah

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN. perusahaan swasta yang bergerak di bidang jasa transportasi dan penyimpanan peti

BAB III OBJEK PENELITIAN. perusahaan swasta yang bergerak di bidang jasa transportasi dan penyimpanan peti BAB III OBJEK PENELITIAN III. 1 Objek Penelitian III. 1. 1. Sejarah Singkat PT Global Terminal Marunda yang selanjutnya disebut PT GTM merupakan perusahaan swasta yang bergerak di bidang jasa transportasi

Lebih terperinci

Pelabuhan Cirebon. Main facilities : Cirebon, West Java Coordinates : 6 42` 55.6" S, ` 13.9" E

Pelabuhan Cirebon. Main facilities : Cirebon, West Java Coordinates : 6 42` 55.6 S, ` 13.9 E Pelabuhan Cirebon Alamat : Jl.Perniagaan No.4 Cirebon 45112 Phone : +62231.204241 Fax : (0231) 203201 Provinces : West Java Website : http://www.cirebonport.com E-mail : cirebon@inaport2.co.id Sumber:

Lebih terperinci

KAJIAN TEKNIS KERJA ALAT GALI MUAT UNTUK PENGUPASAN LAPISAN TANAH PUCUK PADA LOKASI TAMBANG BATUBARA DI PIT

KAJIAN TEKNIS KERJA ALAT GALI MUAT UNTUK PENGUPASAN LAPISAN TANAH PUCUK PADA LOKASI TAMBANG BATUBARA DI PIT KAJIAN TEKNIS KERJA ALAT GALI MUAT UNTUK PENGUPASAN LAPISAN TANAH PUCUK PADA LOKASI TAMBANG BATUBARA DI PIT PINANG SOUTH PT. KALTIM PRIMA COAL, SANGATTA, KALIMANTAN TIMUR Oleh : Muhammad Syaiful Irianto

Lebih terperinci

Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 1 Periode: Maret-Agustus 2015

Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 1 Periode: Maret-Agustus 2015 Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 mor. 1 Periode: Maret-Agustus 2015 KAJIAN TEKNIS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP DI PIT UW PT.BORNEO ALAM

Lebih terperinci

Pesawat Polonia

Pesawat Polonia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara maritim sekaligus negara kepulauan terbesar di dunia, tidak bisa dibantah bahwa pelabuhan menjadi cukup penting dalam membantu peningkatan

Lebih terperinci

LOADER Alat untuk memuat material ke dump truck, atau memindahkan material, penggalian ringan. Produksi per jam (Q)

LOADER Alat untuk memuat material ke dump truck, atau memindahkan material, penggalian ringan. Produksi per jam (Q) LOADER Alat untuk memuat material ke dump truck, atau memindahkan material, penggalian ringan. Produksi per jam (Q) q 60 E Q q = q 1. k dimana, q 1 = kapasitas munjung k = factor bucket Waktu siklus a)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat signifikan khususnya terhadap batubara. Batubara merupakan

BAB I PENDAHULUAN. sangat signifikan khususnya terhadap batubara. Batubara merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini kebutuhan akan energi mengalami peningkatan yang sangat signifikan khususnya terhadap batubara. Batubara merupakan sumber energi utama bagi manusia. Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PEMBAHASAN START. Identifikasi masalah. Pengolahan data stockpile hingga menjadi model. Analisa pengadaan alat berat

BAB III METODOLOGI DAN PEMBAHASAN START. Identifikasi masalah. Pengolahan data stockpile hingga menjadi model. Analisa pengadaan alat berat BAB III METODOLOGI DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini penulis menjelaskan tentang alur kegiatan analisa pengadaan alat berat di terminal curah batubara. Diagram alir kegiatan dapat dilihat pada gambar 3.1. START

Lebih terperinci

4.1. Pengolahan Data BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Pengumpulan data merupakan kegiatan mencari data-data yang diperlukan sebagai bahan penulis untuk melakukan analisa untuk melakukan analisa sesuai

Lebih terperinci

Waktu yang dihabiskan kapal selama berada di pelabuhan akan sangat berpengaruh terhadap pengoperasian kapal tersebut. Semakin lama kapal berada di

Waktu yang dihabiskan kapal selama berada di pelabuhan akan sangat berpengaruh terhadap pengoperasian kapal tersebut. Semakin lama kapal berada di BAB I PENDAHULUAN Perdagangan internasional merupakan salah satu sektor ekonomi yang mempunyai peranan dalam menunjang pembangunan Indonesia. Transaksi antar negara-negara di dunia akan menciptakan kerjasama

Lebih terperinci

KAJIAN TEKNIS ALAT GALI MUAT DAN ALAT ANGKUT DALAM UPAYA MEMENUHI SASARAN PRODUKSI PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP PADA PENAMBANGAN BATUBARA DI PT

KAJIAN TEKNIS ALAT GALI MUAT DAN ALAT ANGKUT DALAM UPAYA MEMENUHI SASARAN PRODUKSI PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP PADA PENAMBANGAN BATUBARA DI PT KAJIAN TEKNIS ALAT GALI MUAT DAN ALAT ANGKUT DALAM UPAYA MEMENUHI SASARAN PRODUKSI PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP PADA PENAMBANGAN BATUBARA DI PT. YUSTIKA UTAMA ENERGI KALIMANTAN TIMUR Oleh: Efigenia

Lebih terperinci

B A B 1 P E N D A H U L U A N. bernama Pelabuhan Panjang yang merupakan salah satu Pelabuhan Laut kelas

B A B 1 P E N D A H U L U A N. bernama Pelabuhan Panjang yang merupakan salah satu Pelabuhan Laut kelas 1 B A B 1 P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Provinsi Lampung sebagai gerbang pulau Sumatra memiliki pelabuhan yang bernama Pelabuhan Panjang yang merupakan salah satu Pelabuhan Laut kelas 1 yang

Lebih terperinci

2 Dosen Jurusan Teknik Pertambangan, Sekolah Tinggi Teknologi Nasional.

2 Dosen Jurusan Teknik Pertambangan, Sekolah Tinggi Teknologi Nasional. KESERASIAN KERJA ALAT GALI-MUAT DAN ALAT ANGKUT PADA KEGIATAN PENGAMBILAN LUMPUR DAN TANAH PUCUK DI PT. NEWMONT NUSA TENGGARA KABUPATEN SUMBAWA BARAT, PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Khaerul Nujum 1, Ag.

Lebih terperinci

PERHITUNGAN PEMINDAHAN TANAH MEKANIS PADA PEKERJAAN PEMATANAGN LAHAN PERUMAHAN PANORAMA ALAM ASRI II KEC. SUNGAI KUNJANG SAMARINDA

PERHITUNGAN PEMINDAHAN TANAH MEKANIS PADA PEKERJAAN PEMATANAGN LAHAN PERUMAHAN PANORAMA ALAM ASRI II KEC. SUNGAI KUNJANG SAMARINDA PERHITUNGAN PEMINDAHAN TANAH MEKANIS PADA PEKERJAAN PEMATANAGN LAHAN PERUMAHAN PANORAMA ALAM ASRI II KEC. SUNGAI KUNJANG SAMARINDA MUHAJIR SORDIAN SUHARTA Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 1 BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 1.1 Latar Belakang Sistem transportasi merupakan salah satu bagian penting bagi suatu pembangunan negara. Transportasi menjadi salah satu sektor pendukung kemajuan sistem logistik

Lebih terperinci

ejournal Teknik sipil, 2012, 1 (1) ISSN ,ejurnal.untag-smd.ac.id Copyright 2012

ejournal Teknik sipil, 2012, 1 (1) ISSN ,ejurnal.untag-smd.ac.id Copyright 2012 ejournal Teknik sipil, 2012, 1 (1) ISSN 0000-0000,ejurnal.untag-smd.ac.id Copyright 2012 ANALISA TEKNIS PRODUKSI ALAT BERAT UNTUK PENGUPASAN BATUAN PENUTUP PADA PENAMBANGAN BATUBARA PIT X PT. BINTANG SYAHID

Lebih terperinci

PT.KERETA API INDONESIA

PT.KERETA API INDONESIA PT.KERETA API INDONESIA PELAYANAN Sebagai perusahaan yang mengelola perkeretaapian di Indonesia, PT. Kereta Api Indonesia (Persero) telah banyak mengoperasikan KA penumpangnya, baik KA Utama (Komersil

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari pembahasan bab sebelumnya dapat diambil kesimpulan:! Hasil survei pelanggan menyatakan bahwa sebagian besar responden menginginkan perbaikan pada sisi operasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan jasa angkutan laut semakin lama semakin meningkat, baik

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan jasa angkutan laut semakin lama semakin meningkat, baik BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kebutuhan akan jasa angkutan laut semakin lama semakin meningkat, baik jumlahnya maupun macamnya. Usaha-usaha dalam pembangunan sarana angkutan laut yang dilakukan sampai

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. perkecil ukurannya sebesar ton per bulan. Sedangkan kemampuan

BAB V PEMBAHASAN. perkecil ukurannya sebesar ton per bulan. Sedangkan kemampuan BAB V PEMBAHASAN PT Nan Riang mempunyai target produksi batubara yang akan di perkecil ukurannya sebesar 25000 ton per bulan. Sedangkan kemampuan produksi yang ada pada saat ini pada site ampelu adalah

Lebih terperinci

BAB IV PENAMBANGAN 4.1 Metode Penambangan 4.2 Perancangan Tambang

BAB IV PENAMBANGAN 4.1 Metode Penambangan 4.2 Perancangan Tambang BAB IV PENAMBANGAN 4.1 Metode Penambangan Cadangan Batubara yang terdapat dalam daerah penambangan Sangasanga mempunyai kemiringan umum sekitar 10-15 dan dengan cropline yang berada di sisi barat daerah

Lebih terperinci

I-1 BAB I PENDAHULUAN

I-1 BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia sebagai negara kepulauan, peranan pelayaran sangat penting bagi kehidupan ekonomi, sosial, pemerintahan, pertahanan/keamanan. Bidang kegiatan pelayaran

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN Pada Bab ini, hasil interview dengan beberapa nara sumber yang ada di PT Kereta Api Logistik (KALOG) tempat penulis melakukan project akan dijelaskan secara detail. Hasil

Lebih terperinci

ASSALAMUALAIKUM WR.WB

ASSALAMUALAIKUM WR.WB ASSALAMUALAIKUM WR.WB Disusun Oleh : 1. Akhmad Arif (3106030026) 2. Atho Adil Sansail (3106030142) LATAR BELAKANG Kurangnya persediaan air baku pada saat musim kemarau TUJUAN RUMUSAN MASALAH BATASAN MASALAH

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA ALAT CRUSHING PLANT DAN ALAT MUAT DALAM RANGKA PENINGKATAN TARGET PRODUKSI BATUBARA PADA PT MANDIRI CITRA BERSAMA

EVALUASI KINERJA ALAT CRUSHING PLANT DAN ALAT MUAT DALAM RANGKA PENINGKATAN TARGET PRODUKSI BATUBARA PADA PT MANDIRI CITRA BERSAMA EVALUASI KINERJA ALAT CRUSHING PLANT DAN ALAT MUAT DALAM RANGKA PENINGKATAN TARGET PRODUKSI BATUBARA PADA PT MANDIRI CITRA BERSAMA Dahni 1*, Uyu Saismana 2, Romla Noor Hakim 2, Andre 3 1 Mahasiswa Program

Lebih terperinci

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN: rosiding Teknik ertambangan ISSN: 2460-6499 Evaluasi roduktivitas Alat Gali - Muat dan Angkut pada enambangan Batubara di it 3 Timur Tambang Banko Barat T Bukit Asam (ersero) Tbk, Kecamatan Lawang Kidul,

Lebih terperinci

ABSTRAK 1. PENDAHULUAN. JP Vol.1 No.4 Agustus 2017 ISSN

ABSTRAK 1. PENDAHULUAN. JP Vol.1 No.4 Agustus 2017 ISSN OPTIMASI FASILITAS PENANGANAN BATUBARA UNTUK MEMENUHI TARGET PEMASARANSTOCKPILE SITE BANKO BARAT PT.BUKIT ASAM (PERSERO), TBK. TANJUNG ENIM SUMATERA SELATAN OPTIMIZATION OF COAL HANDLING FACILITY TO MEET

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN FASILITAS DAN PERALATAN PELABUHAN DENGAN DAYA LALU (THROUGHPUT), STUDI KASUS: PELABUHAN TANJUNG PERAK, SURABAYA.

ANALISIS HUBUNGAN FASILITAS DAN PERALATAN PELABUHAN DENGAN DAYA LALU (THROUGHPUT), STUDI KASUS: PELABUHAN TANJUNG PERAK, SURABAYA. ANALISIS HUBUNGAN FASILITAS DAN PERALATAN PELABUHAN DENGAN DAYA LALU (THROUGHPUT), STUDI KASUS: PELABUHAN TANJUNG PERAK, SURABAYA. PRESENTASI UJIAN TUGAS AKHIR Kamis, 10 Juli 2014 Nina Oktaviani 4110100005

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA OPERASIONAL BONGKAR MUAT PETI KEMAS PELABUHAN TANJUNG EMAS SEMARANG

ANALISIS KINERJA OPERASIONAL BONGKAR MUAT PETI KEMAS PELABUHAN TANJUNG EMAS SEMARANG ANALISIS KINERJA OPERASIONAL BONGKAR MUAT PETI KEMAS PELABUHAN TANJUNG EMAS SEMARANG Mudjiastuti Handajani Dosen Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Semarang Jalan Soekarno-Hatta, Tlogosari,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... RINGKASAN... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... BAB

DAFTAR ISI... RINGKASAN... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... BAB DAFTAR ISI RINGKASAN... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I. PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah... 2 1.3. Tujuan

Lebih terperinci

BAB II PT. PELABUHAN INDONESIA I BICT. memenuhi harapan pelanggan. Dengan luas area lebih dari 200 ribu m 2, kami siap

BAB II PT. PELABUHAN INDONESIA I BICT. memenuhi harapan pelanggan. Dengan luas area lebih dari 200 ribu m 2, kami siap BAB II PT. PELABUHAN INDONESIA I BICT A. SEJARAH RINGKAS Belawan Internasional Container Terminal disingkat BICT merupakan salah satu cabang pelaksana PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) yang berlokasi

Lebih terperinci

MEMPELAJARI PERAWATAN PERALATAN YANG DIGUNAKAN DALAM PROSES BONGKAR MUAT PADA TERMINAL PETIKEMAS KOJA TANJUNG PRIOK

MEMPELAJARI PERAWATAN PERALATAN YANG DIGUNAKAN DALAM PROSES BONGKAR MUAT PADA TERMINAL PETIKEMAS KOJA TANJUNG PRIOK MEMPELAJARI PERAWATAN PERALATAN YANG DIGUNAKAN DALAM PROSES BONGKAR MUAT PADA TERMINAL PETIKEMAS KOJA TANJUNG PRIOK Disusun Oleh: Nama : Farida Vichyntia NPM : 32411706 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing

Lebih terperinci

ALAT PENGANGKAT CRANE INDRA IRAWAN

ALAT PENGANGKAT CRANE INDRA IRAWAN INDRA IRAWAN - 075524046 ALAT PENGANGKAT CRANE Crane adalah alat pengangkat yang pada umumnya dilengkapi dengan drum tali baja, tali baja dan rantai yang dapat digunakan untuk mengangkat dan menurunkan

Lebih terperinci

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1 Gambaran Umum Perusahaan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan PT.Servo Meda Sejahtera yang selanjutnya disingkat SMS merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang kontraktor

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PERUSAHAAN

BAB III GAMBARAN PERUSAHAAN BAB III GAMBARAN PERUSAHAAN 3.1. Sejarah Singkat CV. Jawara Kasih Sejati CV. Jawara Kasih Sejati (Perusahaan) secara resmi didirikan pada tanggal 23 Desember 2005 di hadapan notaris publik Laurensia Emilia,S.H.

Lebih terperinci

BAB VI 6 ANALISIS KEBIJAKAN

BAB VI 6 ANALISIS KEBIJAKAN BAB VI 6 ANALISIS KEBIJAKAN 6.1 Umum Pada bab analisis dapat diketahui bahwa sebetulnya dari segi harga angkutan barang yang melalui TPKB Gedebage membutuhkan biaya lebih kecil daripada melalui jalan raya.

Lebih terperinci

BAB II PT. PELABUHAN INDONESIA I BICT. berlokasi di Gabion, Belawan. Disini, PT. Pelabuhan Indonesia I ( Persero )

BAB II PT. PELABUHAN INDONESIA I BICT. berlokasi di Gabion, Belawan. Disini, PT. Pelabuhan Indonesia I ( Persero ) BAB II PT. PELABUHAN INDONESIA I BICT A. SEJARAH RINGKAS Belawan Internasional Container Terminal disingkat BICT merupakan salah satu cabang pelaksana PT. Pelabuhan Indonesia I ( Persero ) yang berlokasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan, yang terdiri dari beribu-ribu pulau besar maupun kecil. Kondisi tersebut menyebabkan sektor transportasi memiliki peranan yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PENELITIAN. tinjauan pustaka yaitu melakukan kegiatan mengumpulkan literatur-literatur yang

BAB III METODOLOGI DAN PENELITIAN. tinjauan pustaka yaitu melakukan kegiatan mengumpulkan literatur-literatur yang BAB III METODOLOGI DAN PENELITIAN 3.1. Umum Metode penelitian merupakan penjelasan tentang pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan. Dalam hal ini studi pendahuluan dengan mengidentifikasi masalah tinjauan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ada di Indonesia sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ada di Indonesia sangat berpengaruh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ada di Indonesia sangat berpengaruh dalam perkembangan dunia usaha dan masyarakat dalam menjalankan usahanya, karena

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMAKAIAN ALAT BERAT PADA PEKERJAAN TANAH PROYEK PEMBANGUNAN JALAN BANDA ACEH CALANG STA SUMATRA

PERENCANAAN PEMAKAIAN ALAT BERAT PADA PEKERJAAN TANAH PROYEK PEMBANGUNAN JALAN BANDA ACEH CALANG STA SUMATRA PERENCANAAN PEMAKAIAN ALAT BERAT PADA PEKERJAAN TANAH PROYEK PEMBANGUNAN JALAN BANDA ACEH CALANG STA 138+000-151+000 SUMATRA Disusun oleh : KHAIRUL MUTTAQIN 3107 040 207 Peta Lokasi Peta Lokasi Peta Lokasi

Lebih terperinci

Farisyah Melladia Utami, Angga Kurniawan, Muhammad Wahyudi ABSTRAK

Farisyah Melladia Utami, Angga Kurniawan, Muhammad Wahyudi ABSTRAK STUDI PERBANDINGAN ANTARA MODEL MATCH FACTOR DENGAN MODEL ANTRIAN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN ALAT GALI DAN ALAT MUAT PENAMBANGAN BATUBARA PT.BUKIT ASAM, TANJUNG ENIM Farisyah Melladia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dewasa ini dunia teknologi dan informasi berkembang sangat pesat. Pesatnya perkembangan yang semakin global ini juga menyebabkan dunia usaha mencoba mengikuti setiap

Lebih terperinci

KAJIAN TEKNIS BELT CONVEYOR DAN BULLDOZER DALAM UPAYA MEMENUHI TARGET PRODUKSI BARGING PADA PT ARUTMIN INDONESIA SITE ASAM-ASAM

KAJIAN TEKNIS BELT CONVEYOR DAN BULLDOZER DALAM UPAYA MEMENUHI TARGET PRODUKSI BARGING PADA PT ARUTMIN INDONESIA SITE ASAM-ASAM KAJIAN TEKNIS BELT CONVEYOR DAN BULLDOZER DALAM UPAYA MEMENUHI TARGET PRODUKSI BARGING PADA PT ARUTMIN INDONESIA SITE ASAM-ASAM M. Zaini Arief 1*, Uyu Saismana 2, Ahmad Juaeni 3 1 Mahasiswa Program Studi

Lebih terperinci

Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan IV 2016 ISBN Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan IV 2016 ISBN Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya Kajian Teknis Alat Muat dan Alat Angkut Untuk Pencapaian Target Produksi Batugamping Sebesar 24.500 Ton/Hari Pada Crusher Tuban I PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. Kabupaten Tuban Provinsi Jawa Timur

Lebih terperinci

ALAT GALI. Backhoe dan Power Shovel disebut juga alat penggali hidrolis karena bucket digerakkan secara hidrolis.

ALAT GALI. Backhoe dan Power Shovel disebut juga alat penggali hidrolis karena bucket digerakkan secara hidrolis. ALAT GALI Yang termasuk alat gali adalah : 1. Backhoe atau Pull Shovel 2. Power Shovel atau Front Shovel menggunakan prime mover excavator : 3. Dragline bisa wheel (roda ban) atau crawler (roda rantai)

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Pelabuhan Indonesia Pemerintah telah mengembangkan kawasan pelabuhan di Indonesia sejak tahun 1960. PERUM Pelabuhan dibagi menjadi 4 wilayah operasi yang dibentuk berdasarkan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisa Produktivitas Excavator Produktifitas alat pada kenyataan di lapangan tidak sama jika dibandingkan dengan kondisi ideal alat dikarenakan hal-hal tertentu seperti

Lebih terperinci

RINTA ANGGRAINI

RINTA ANGGRAINI TUGAS AKHIR OPTIMALISASI WAKTU DAN BIAYA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BERAT PADA PEMBANGUNAN RELOKASI JALAN ARTERI RAYA PORONG (PAKET 4) KABUPATEN SIDOARJO JAWA TIMUR RINTA ANGGRAINI 3 040 67 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

Universitas Widyatama BAB I PENDAHULUAN

Universitas Widyatama BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkembangnya teknologi informasi di dunia bisnis menimbulkan adanya persaingan yang ketat antar pebisnis. Orang-orang yang berkecimpung di dunia bisnis ini

Lebih terperinci

Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 2 Periode: Sept Feb. 2016

Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 2 Periode: Sept Feb. 2016 Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 2 Periode: Sept. 2015 Feb. 2016 KAJIAN TEKNIS PRODUKSI ALAT GALI-MUAT DAN ALAT ANGKUT UNTUK MEMENUHI TARGET PRODUKSI PENGUPASAN OVERBURDEN PENAMBANGAN BATUBARA

Lebih terperinci

RE DESAIN PENGATURAN PERALATAN COALGETTING UNTUK MEMENUHI TARGET PRODUKSI DESEMBER 2016

RE DESAIN PENGATURAN PERALATAN COALGETTING UNTUK MEMENUHI TARGET PRODUKSI DESEMBER 2016 JP Vol. No.4 Agustus 207 ISSN 2549-008 RE DESAIN PENGATURAN PERALATAN COALGETTING UNTUK MEMENUHI TARGET PRODUKSI DESEMBER 206 RE DESIGN OF SETTING COALGETTING EQUIPMENT TO FULFILL PRODUCTION TARGET ON

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan mengacu pada Rencana Usaha Penyedian Tenaga Listrik

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan mengacu pada Rencana Usaha Penyedian Tenaga Listrik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Barat (UIP JBB) merupakan unit pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan berupa pembangkit tenaga listrik, jaringan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di negara Indonesia, jasa kepelabuhanan merupakan hal strategis untuk kebutuhan logistik berbagai industri dan perpindahan masyarakat dari satu tempat ke tempat

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Kondisi Material 3.1.1 Ukuran Material Faktor ini harus dipahami karena akan berpengaruh terhadap banyak sedikitnya material tersebut dapat menempati suatu ruangan tertentu.

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011

SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011 SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011 ANALISIS KAPASITAS PELAYANAN TERMINAL PETI KEMAS SEMARANG Bambang Triatmodjo 1 1 Dosen Jurusan Teknik Sipil dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Untuk menyediakan solusi terhadap masalah rantai pasok yang dihadapi oleh Perusahaan, maka diagram kerja terstruktur dari McKinsey digunakan untuk menghasilkan hipotesis berdasarkan

Lebih terperinci

EVALUASI PRODUKSI OVERBURDEN PADA FRONT KERJA EXCAVATOR HITACHI SHOVEL

EVALUASI PRODUKSI OVERBURDEN PADA FRONT KERJA EXCAVATOR HITACHI SHOVEL Jurnal Geomine, Vol., No. : April 0 EVALUASI PRODUKSI OVERBURDEN PADA FRONT KERJA EXCAVATOR HITACHI SHOVEL Amrun Liemin *, Anshariah, Hasbi Bakri Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Muslim Indonesia

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN PT (Persero) PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN PT (Persero) PELABUHAN INDONESIA I MEDAN BAB II PROFIL PERUSAHAAN PT (Persero) PELABUHAN INDONESIA I MEDAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Singkat Perusahaan PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Umum Metodologi penelitian merupakan suatu cara peneliti bekerja untuk memperoleh data yang dibutuhkan yang selanjutnya akan digunakan untuk dianalisa sehingga memperoleh

Lebih terperinci

ANALISIS KAPASITAS TERMINAL PETI KEMAS PELABUHAN PONTIANAK

ANALISIS KAPASITAS TERMINAL PETI KEMAS PELABUHAN PONTIANAK ANALISIS KAPASITAS TERMINAL PETI KEMAS PELABUHAN PONTIANAK Aris Purnomo 1) Slamet Widodo 2)., Komala Erwan 2) Abstrak sebagai gerbang perekonomian di Propinsi Kalimantan Barat mempunyai dermaga dan terminal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Troughput. Gambar 1.1. Troughput di TPKS (TPKS,2013)

BAB I PENDAHULUAN. Troughput. Gambar 1.1. Troughput di TPKS (TPKS,2013) Troughput BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Terminal Peti Kemas Semarang (TPKS) merupakan tempat berlabuhnya kapal yang akan melakukan kegiatan bongkar muat peti kemas. Aktivitas bongkar muat yang

Lebih terperinci

Meningkatkan Laju Pembongkaran Pada Dermaga Bongkar Untuk Mengurangi Masalah Antrian Kapal Dengan Metode Simulasi (Studi Kasus: PT Petrokimia Gresik)

Meningkatkan Laju Pembongkaran Pada Dermaga Bongkar Untuk Mengurangi Masalah Antrian Kapal Dengan Metode Simulasi (Studi Kasus: PT Petrokimia Gresik) JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 1 Meningkatkan Laju Pembongkaran Pada Dermaga Bongkar Untuk Mengurangi Masalah Antrian Kapal Dengan Metode Simulasi (Studi Kasus: PT Petrokimia

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Universitas Sumatera Utara Proses pembagian tugas pada lantai produksi dibagi menjadi 17 bagian, yaitu: 1. Direktur a. Merencanakan arah, strategi, dan kebijakan perusahaan dalam rangka mencapai

Lebih terperinci

PBR INTEGRATED MANAGEMENT SYSTEM PROSEDUR PEMUATAN BATUBARA KE DALAM TONGKANG

PBR INTEGRATED MANAGEMENT SYSTEM PROSEDUR PEMUATAN BATUBARA KE DALAM TONGKANG DAFTAR ISI Halaman : 2 dari 7 Halaman 1 Judul 1 2 Kolom Pengesahan & Riwayat Revisi 1 3 Daftar Isi 2 4 Tujuan 3 5 Ruang Lingkup 3 6 Definisi 3 7 Tanggung Jawab 4 8 Diagram Alur 5 9 Uraian Prosedur... 6

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 18 BAB III LANDASAN TEORI Kegiatan penambangan secara umum meliputi aktivitas dasar yaitu pembongkaran atau pemberaian (peledakan), pemuatan material, dan pengangkutan (transportation). Kegiatan penggalian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 KONSEP MATERIAL HANDLING 2.1.1 Definisi Material Handling Istilah material handling sebenarnya kurang tepat kalau diterjemahkan sekedar memindahkan material. Berdasarkan perumusan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sektor unggulan di Kota Dumai diidentifikasi dengan menggunakan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sektor unggulan di Kota Dumai diidentifikasi dengan menggunakan BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Sektor unggulan di Kota Dumai diidentifikasi dengan menggunakan beberapa alat analisis, yaitu analisis Location Quetiont (LQ), analisis MRP serta Indeks Komposit. Kemudian untuk

Lebih terperinci

EVALUASI CRUSHING PLANT UNTUK PENINGKATAN TARGET PRODUKSI PADA PT INDONESIAN MINERALS AND COAL MINING KECAMATAN KINTAP KABUPATEN TANAH LAUT

EVALUASI CRUSHING PLANT UNTUK PENINGKATAN TARGET PRODUKSI PADA PT INDONESIAN MINERALS AND COAL MINING KECAMATAN KINTAP KABUPATEN TANAH LAUT EVALUASI CRUSHING PLANT UNTUK PENINGKATAN TARGET PRODUKSI PADA PT INDONESIAN MINERALS AND COAL MINING KECAMATAN KINTAP KABUPATEN TANAH LAUT M. Mugeni 1*, Uyu Saismana 1, Riswan 1, Kumaini 2 1 Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelabuhan merupakan simpul transportasi laut yang menjadi fasilitas penghubung dengan daerah lain untuk melakukan aktivitas perdagangan. Pelabuhan memiliki peranan

Lebih terperinci

Journal Industrial Servicess Vol. 3 No. 1a Oktober 2017

Journal Industrial Servicess Vol. 3 No. 1a Oktober 2017 ANALISIS TINGKAT HALANGAN PRODUKTIVITAS TLS II DI PT. BUKIT ASAM (PERSERO) TBK. Irnanda Pratiwi Program Studi Teknik Industri Universitas Tridinanti Palembang Jl. Kapten Marzuki N0. 2446 Kamboja Palembang

Lebih terperinci

STUDI TARGET PEMBONGKARAN OVERBURDEN BERDASARKAN KAJIAN PEMBORAN UNTUK LUBANG LEDAK DI PT BUKIT MAKMUR MANDIRI UTAMA JOBSITE

STUDI TARGET PEMBONGKARAN OVERBURDEN BERDASARKAN KAJIAN PEMBORAN UNTUK LUBANG LEDAK DI PT BUKIT MAKMUR MANDIRI UTAMA JOBSITE STUDI TARGET PEMBONGKARAN OVERBURDEN BERDASARKAN KAJIAN PEMBORAN UNTUK LUBANG LEDAK DI PT BUKIT MAKMUR MANDIRI UTAMA JOBSITE ADARO KABUPATEN TABALONG PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Farida Kesumawati 1, Nurhakim

Lebih terperinci

3 Jasa Pemanduan a Tarif Tetap 40, per kapal per gerakan b Tarif Variabel per GT kapal per gerakan

3 Jasa Pemanduan a Tarif Tetap 40, per kapal per gerakan b Tarif Variabel per GT kapal per gerakan TARIF JASA KEPELABUHANAN PELABUHAN BATAM BERDASARKAN SURAT KEPUTUSAN KETUA OTORITA BATAM NO. 19 DAN 20 TAHUN 2004 NO JENIS PELAYANAN BIAYA IDR US$ KETERANGAN I PELAYANAN KAPAL 1 Jasa Labuh a Kapal Niaga

Lebih terperinci

MENGHITUNG HARGA SATUAN ALAT

MENGHITUNG HARGA SATUAN ALAT MENGHITUNG HARGA SATUAN ALAT Q Metode Perhitungan Produksi Alat Berat : q q N 60 Cm E E dimana : Q = produksi per jam, m /jam, cu.yd/jam q = produksi (m, cu.yd) dalam satu siklus N = jumlah siklus dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. angkutan kereta api batubara meliputi sistem muat (loading system) di lokasi

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. angkutan kereta api batubara meliputi sistem muat (loading system) di lokasi BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian Obyek penelitian berupa rencana sistem angkutan kereta api khusus batubara yang menghubungkan antara lokasi tambang di Tanjung Enim Sumatra

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN PEMBAGIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB Pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing jabatan pada PT. Intan Suar Kartika adalah sebagai berikut: 1. Dewan Komisaris a. Menentukan visi dan misi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan Lokasi tambang Perusahaan terletak di daerah Kutai Lama, Kecamatan Anggana, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Luas areal Kuasa Pertambangan

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN

LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN ABSTRAK....i ABSTRACT....ii KATA PENGANTAR...iii DAFTAR ISI.. v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR..x DAFTAR ISTILAH...xi DAFTAR LAMPIRAN...xiii BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan untuk sarana transportasi umum dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Dalam hal ini, transportasi memegang peranan penting dalam memberikan jasa layanan

Lebih terperinci

KESERASIAN ALAT MUAT DAN ANGKUT UNTUK KECAPAIAN TARGET PRODUKSI PENGUPASAN BATUAN PENUTUP PADA PT. ADARO INDONESIA KALIMANTAN SELATAN

KESERASIAN ALAT MUAT DAN ANGKUT UNTUK KECAPAIAN TARGET PRODUKSI PENGUPASAN BATUAN PENUTUP PADA PT. ADARO INDONESIA KALIMANTAN SELATAN KESERASIAN ALAT MUAT DAN ANGKUT UNTUK KECAPAIAN TARGET PRODUKSI PENGUPASAN BATUAN PENUTUP PADA PT. ADARO INDONESIA KALIMANTAN SELATAN Rezky Anisari (1) (1) Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Politeknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan menempatkan eksploitasi laut sebagai primadona industri, baik dari segi

BAB I PENDAHULUAN. akan menempatkan eksploitasi laut sebagai primadona industri, baik dari segi BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia memiliki sumber daya alam yang sangat kaya. Hal ini berarti akan menempatkan eksploitasi laut sebagai primadona industri, baik dari segi kekayaan alam maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Apalagi informasi tersebut disertai dengan kecepatan, ketepatan, dan keakuratan

BAB I PENDAHULUAN. Apalagi informasi tersebut disertai dengan kecepatan, ketepatan, dan keakuratan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi saat ini, kebutuhan akan informasi sangat penting. Apalagi informasi tersebut disertai dengan kecepatan, ketepatan, dan keakuratan informasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta sebagai tempat perpindahan intra-dan antarmoda transportasi.

BAB I PENDAHULUAN. serta sebagai tempat perpindahan intra-dan antarmoda transportasi. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran, Pelabuhan merupakan tempat yang terdiri atas daratan dan/atau perairan dengan batas-batas tertentu

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Sejarah Perusahaan PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) selanjutnya disingkat Pelindo IV merupakan bagian dari transformasi sebuah perusahaan yang dimiliki pemerintah,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTRAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTRAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTRAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii iv v BAB I PENDAHULUAN... I-1 A. Latar Belakang... I-1 B. Maksud dan Tujuan... I-1 C. Ruang Lingkup...

Lebih terperinci

[ U.30 ] PENELITIAN FAKTOR DOMINAN YANG MEMPENGARUHI TERHAMBATNYA ARUS DISTRIBUSI BARANG PADA TERMINAL PETI KEMAS GEDEBAGE BANDUNG

[ U.30 ] PENELITIAN FAKTOR DOMINAN YANG MEMPENGARUHI TERHAMBATNYA ARUS DISTRIBUSI BARANG PADA TERMINAL PETI KEMAS GEDEBAGE BANDUNG [ U.30 ] PENELITIAN FAKTOR DOMINAN YANG MEMPENGARUHI TERHAMBATNYA ARUS DISTRIBUSI BARANG PADA TERMINAL PETI KEMAS GEDEBAGE BANDUNG Tim Peneliti : 1. Rosita Sinaga, S.H., M.M. 2. Akhmad Rizal Arifudin,

Lebih terperinci

EVALUASI PENCAPAIAN TARGET PRODUKSI ALAT MEKANIS UNTUK PEMBONGKARAN OVERBURDEN DI PIT 4 PT DARMA HENWA SITE ASAM-ASAM

EVALUASI PENCAPAIAN TARGET PRODUKSI ALAT MEKANIS UNTUK PEMBONGKARAN OVERBURDEN DI PIT 4 PT DARMA HENWA SITE ASAM-ASAM JURNAL HIMASAPTA, Vol. 1, No. 3, Desember 216 : 57-61 EVALUASI PENCAPAIAN TARGET PRODUKSI ALAT MEKANIS UNTUK PEMBONGKARAN OVERBURDEN DI PIT 4 PT DARMA HENWA SITE ASAM-ASAM Achmad 1*, Agus Triantoro 2,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Maka pada tingkat awal pengolahan batugamping terutama dalam peremukan harus

BAB I PENDAHULUAN. Maka pada tingkat awal pengolahan batugamping terutama dalam peremukan harus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam pembuatan semen, batugamping merupakan bahan baku utama. Maka pada tingkat awal pengolahan batugamping terutama dalam peremukan harus berjalan dengan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... Bab

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... Bab DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... Bab vii I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Tujuan Penelitian... 1 1.3 Identifikasi Masalah...

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat PT. Itochu Logistics Indonesia Itochu Logistics Indonesia dibentuk pada tahun 2002, menyediakan solusi logistik sepenuhnya untuk pelanggan dan mengurus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Belawan International Container Terminal (BICT) sebagai unit usaha PT.

BAB 1 PENDAHULUAN. Belawan International Container Terminal (BICT) sebagai unit usaha PT. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jalur transportasi air/laut merupakan salah satu jalur transportasi yang paling sering digunakan untuk pengiriman barang dalam skala kecil sampai dengan skala besar,

Lebih terperinci