Bunga Penghias Kesuksesan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bunga Penghias Kesuksesan"

Transkripsi

1 Bunga Penghias Kesuksesan 8 Bunga Penghias Kesuksesan Saat berkendara menuju dataran tinggi Puncak, dinginnya hawa akan segera terasa di kulit. Hawa dingin itulah yang konon cocok sebagai tempat tumbuh suburnya tanaman hias. Tak mengherankan bila di sepanjang jalan menuju Puncak, mata kita akan dimanjakan oleh hijaunya beragam tanaman hias, baik yang dijajakan oleh pedagang maupun yang sengaja ditanam oleh para pemilik hotel dan villa _ciaNjur_OKE.indd 89 12/3/08 10:02:20 AM

2 P uncak memang terkenal sebagai sentra tanaman hias terbe sar di Indonesia, terutama sejak berdirinya Taman Bunga Nusantara pada 10 September Kisah ini bukan tentang kiprah kebun bunga terbesar di kawasan puncak tersebut. Namun kisah kali ini adalah tentang keberhasilan seorang pengusaha wanita, yang jika dilihat dari latar belakang pendidikannya tak ada orang akan perca ya. Dia adalah Neneng Soptiah (42), pendiri Gloria Farm, kelompok petani bunga potong di Kampung Babakan, Kecamatan Sukaresmi, Cianjur. Riwayat Usaha Awal keterlibatan Neneng dalam usaha bunga potong tak bisa dilepaskan dari peran Dadang Sadili, kakak ipar Neneng yang juga pengusaha bunga potong di Cianjur. Pria yang sering dipanggil Haji Dadang adalah karyawan Taman Bunga Nusantara dengan jabatan manajer, yang bertugas membebaskan tanah para petani untuk diam bil alih oleh perusahaan yang mengekspor bunga potongnya hingga ke Jepang dan Belanda itu. Tak cukup menjadi orang gajian, Da dang yang belajar bertani bunga potong di perusahaannya dari para Neneng membalik nasibnya dari seorang pedagang biasa menjadi seorang pengusaha sukses. Ber awal dari tidak punya lahan sama sekali, kini ia menguasai 2,5 hektar lahan yang berlokasi di belakang rumahnya _ciaNjur_OKE.indd 90 12/3/08 10:02:22 AM

3 Bunga Penghias Kesuksesan konsultan asing, ikut menularkan ilmunya di rumah sebagai petani bu nga. Salah seorang yang beruntung memperoleh pengetahuan di bidang bunga adalah Ucang Suparman, yang tak lain adalah suami Neneng sendiri. Dari Dadang inilah Neneng terinspirasi untuk berbisnis bunga potong, meninggalkan pekerjaan sebelumnya sebagai pemasar kredit barang-barang kelontong yang dirintisnya sejak tahun 1980-an. Dibanding ketiga saudara iparnya, Neneng terbilang sebagai orang terakhir yang masuk ke bisnis bunga. Pekerjaan Neneng di bidang bunga potong bermula dari posisi sebagai pedagang bunga. Tugasnya adalah mengumpulkan produksi para petani bunga untuk kemudian dicarikan pembelinya. Berkat penguasaannya atas pasar Neneng bisa melebarkan sayapnya ke bidang produksi, padahal saat itu ia sama sekali belum memiliki lahan. Dengan sedikit uang dan lebih banyak bermodalkan tekad, ia mulai bertanam bunga dengan menggunakan sistem gadai lahan. Gadai lahan adalah praktik meminjam lahan sebagai ganti sejumlah uang yang dititipkan kepada pemilik lahan selama periode tertentu, yang akan dikembalikan kepada pemiliknya masing-masing bila tiba batas waktunya. Saat menjalankan usahanya Neneng memang tidak banyak berteori. Ia hanya bergerak cepat menangkap peluang yang datangnya seperti angin. Dulu saya sih tidak punya bayangan bisa jadi seperti sekarang. Cuma saya percaya diri aja, bahwa saya harus berhasil. Masak orang lain bisa, saya tidak? kenangnya. Perkataan Neneng memang bukan hanya isapan jempol. Terbukti, kendati tergolong paling akhir masuk di bisnis bunga potong, ia berhasil menyalip yang lainnya. Usaha Bu Neneng lebih berkembang maju. Hal itu disebabkan karena ia punya keberanian dan wawasan ke depan untuk maju, tutur Anwaradi, Pemimpin Bank Jabar Banten KCP Cipanas. Anwar memang sangat mengenal baik bisnis keluarga Neneng, karena tiga dari empat kakak beradik tersebut telah dibiayai oleh bank milik Pemda Jabar _ciaNjur_OKE.indd 91 12/3/08 10:02:23 AM

4 Perkembangan Usaha Di awal produksinya tahun 1998, Neneng banyak memasarkan bunga potongnya ke Alam Asri, yang mengirimnya ke Jakarta. Omsetnya saat itu mencapai sekitar Rp 10 juta per bulan. Sepuluh tahun kemudian, usaha Neneng berkembang sangat pesat. Ia membalik nasibnya dari seorang pedagang biasa menjadi seorang pengusaha sukses. Ber awal dari tidak punya lahan sama sekali, kini ia berhasil menguasai 2,5 hektar lahan yang berlokasi di belakang rumahnya. Jika dulu ia bekerja seorang diri dibantu suaminya, kini ia bekerja sama dengan sekitar 20 petani, anggota kelompok tani yang dibentuknya bernama Gloria Farm. Omsetnya kini pun berada pada kisaran Rp 40 juta sampai 60 juta per bulan. Dengan adanya permintaan daun Pilo (Philodendron sp.) dan Pikok (Peacock) sejak 2005, ditambah Krisan (Chrisanthemum sp.), pendapatan memang agak meningkat, tuturnya. Neneng memang baru saja menambah koleksinya yang semula hanya ditanami Krisan dan Peacock, ditambah dengan Pilodendron. Kemajuan usaha Neneng memang tak lepas dari dukungan perbankan. Sebenarnya jauh sebelum memulai usaha di bidang bu nga potong, Neneng sudah berhubungan dengan perbankan. Sayang, sebagian catatan di BRI Unit Cipanas, kreditur pertama Neneng, hilang akibat kebakaran di Pasar Cipanas akhir tahun Menurut catatan yang tersisa Neneng diketahui sudah menjadi debitur BRI sejak 1998 dengan pinjaman senilai Rp 25 juta. Pinjaman kembali me ngucur pada tahun 2001 sebanyak dua kali, masing-masing dengan nilai yang sama Rp 25 juta. Pada waktu itu Neneng menggunakan pinjamannya untuk modal usaha barang-barang dagangan. Selanjutnya tahun 2002, Neneng harus berhubungan dengan BRI KCP (Kantor Cabang Pembantu) Cipanas karena pinjaman yang diajukan sudah di atas Rp 50 juta. Pinjaman Neneng di BRI KCP Cipanas dimulai sejak tahun 2002, senilai Rp 125 juta, suku bunga 19% per tahun, dan pokok diangsur sebanyak tiga kali, dengan jangka waktu dua tahun. Pinjaman itu terus berkembang sampai Rp 300 juta. Hingga pada tahun 2004, 2005, 92 08_ciaNjur_OKE.indd 92 12/3/08 10:02:23 AM

5 Bunga Penghias Kesuksesan dan 2006 Neneng mengajukan permohonan perpanjangan atas masa jatuh temponya selama satu tahun. Pada tahun 2007 ia meminta tambahan pinjaman senilai Rp 100 juta, sementara pinjaman sebelumnya masih Rp 300 juta. Dengan total pinjaman Rp 400 juta itu, Neneng mendapatkan jadwal angsur pokok utang selama tiga tahun. Namun setahun kemudian (2008), ia justru kembali mengajukan pinjaman baru senilai Rp 100 juta. Untuk seluruh pinjamannya itu (Rp 500 juta) Neneng dikenakan suku bunga 15% per tahun, dengan pola angsur Rp 20 juta setiap bulan selama tiga tahun. Saat pinjaman Neneng di BRI KCP Cipanas mencapai Rp 500 juta itulah, ia kembali meminta tambahan kredit untuk perluasan usaha. Sayang permintaan itu ditolak oleh BRI. Pada saat yang sama, Neneng yang sudah lama dilirik oleh Bank Jabar Banten ditawari untuk memperoleh kredit. Awalnya, Neneng ragu. Namun karena Neneng memang membutuhkan dana tersebut, akhirnya Neneng menerima tawaran kredit tersebut. Apalagi Neneng sudah cukup lama mengenal Bank Jabar Banten yang sebelumnya sudah menjadi bank referensi keluarga suaminya. Pendekatan yang sangat kekeluargaan membuat akhirnya Neneng mengambil kesempatan tersebut. Apalagi Bank Jabar Banten bersedia menutup pinjaman Neneng di bank sebelumnya. Bank Jabar Banten bersedia memberi pinjaman pada Neneng sebesar Rp 750 juta. Dari dana pinjaman tersebut digunakan untuk melunasi pinjaman di BRI sebesar Rp 500 juta dan sisanya untuk membeli modal kerja. Dengan tambahan dana sebesar Rp 250 juta itu, Neneng melakukan ekspansi dengan menambah koleksi bunga Krisannya dengan tanaman Pilodendron, perlengkapan green house, dan modal kerja lainnya. Untuk tanah seluas 2 ribu meter persegi dibutuhkan 50 ribu batang bibit Pilodendron. Dengan harga bibit Rp 3500 per batang, maka Neneng membutuhkan sekitar Rp 175 juta. Sisanya, sekitar Rp 75 juta digunakan Neneng untuk mengganti bibit Krisan, Peacock, dan membangun green house, rumah beratap plastik tembus pandang tempat membesarkan bunga. Dengan demikian, Neneng memiliki kesempat an untuk melakukan ekspansi usaha dari hanya 93 08_ciaNjur_OKE.indd 93 12/3/08 10:02:23 AM

6 bunga Krisan dan Peacock, ke daun Pilodendron salah satu kebutuhan pokok dalam tanaman hias yang memang menguntungkan. Sebagai debitur, Neneng memang tergolong rajin meminjam ke bank. Dari catatan di atas terlihat, hampir setiap tahun ia melakukan pinjaman. Saya pakai untuk beli lahan dan modal, ujar Neneng. Seperti diceritakan di awal, Neneng memulai usaha bunga potongnya tahun 1996, dengan tidak memiliki lahan sama sekali. Ia baru membeli lahan pertama kali pada tahun 2002 seluas meter persegi. Lahan kedua dibelinya tahun 2003 seluas lebih dari meter persegi setelah mendapat kucuran dana tambahan Rp 150 juta. Lahan ketiga ia beli tahun 2007 seluas meter persegi. Dan akhirnya pada pertengahan tahun 2008, ia kembali membeli lahan seluas meter persegi dengan dana pinjaman dari Bank Jabar Banten. Dukungan lain yang diterima Neneng selain dari pihak per bankan adalah pendampingan lapangan yang dilakukan oleh Departemen Pertanian. Para petugas penyuluh lapangan (PPL) biasanya melakukan kontrol secara berkala terhadap lahan bunga Neneng. Kedatangan mereka tidak tentu, bisa satu bulan sekali, dua bulan sekali, bahkan tiga bulan sekali. Dan pada umumnya mereka sudah tidak terlalu gelisah dengan kondisi lahan Neneng. Agaknya tak berlebihan bila para petugas penyuluh lapangan cenderung mempercayai kelompok tani binaan Neneng. Pasalnya, dalam kelompok tani Gloria Farm sudah ada bagian yang menangani masalah produksi. Kalau ada apa-apa, petani ingin belajar, biasanya datang kepada Kang Ade, Ke tua Seksi Produksinya, untuk dibimbing, papar Neneng. Tak cuma petugas penyuluh lapangan yang memuji kerja kelompok tani dam pingan Neneng, bahkan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono pun berkenan memberi penghargaan Upakarti pada 2005 silam. Neneng dinilai bisa menjadi inspirasi bagi para pengusaha kecil dan mene ngah di bidang agribisnis pada tingkat nasional. Kiat Usaha Omset bunga Neneng per tahun kini sudah mencapai lebih dari Rp 1 miliar. Suatu jumlah yang fantastis mengingat pendidikannya tidak 94 08_ciaNjur_OKE.indd 94 12/3/08 10:02:23 AM

7 Bunga Penghias Kesuksesan lebih dari sekolah dasar. Apa sebenarnya kunci keberhasilan Neneng, hingga usahanya maju sedemikian pesat? Dari hasil wawancara setidaknya terungkap beberapa keunggulan Neneng dibandingkan pengusaha bunga di daerahnya bahkan pengusaha pada umumnya. Pertama, ia mau terlibat penuh dalam mengelola pasar. Jika kendala usaha kecil dan menengah pada umumnya adalah mencari pasar, beruntung Neneng memulai bisnisnya justru di bidang pemasaran. Pesanan bunga potong Neneng selalu saja ada setiap minggunya. Dengan demikian, ia memanen tanamannya secara rutin. Bila pesanan yang datang jumlahnya cukup banyak, mereka akan menyiapkannya mulai dari hari Rabu. Kalau dulu ia harus memasarkan ke Alam Asri, kini para tengkulak yang aktif menyambangi rumahnya. Ia biasanya melayani permintaan untuk pesanan rangkaian bunga dan sisanya untuk dijual ke toko-toko bunga (florist) seperti di Rawabelong (Jakarta). Neneng pun rela untuk mencari produsen bunga lainnya di saat ia tidak memiliki bunga tertentu untuk memenuhi permintaan pasar. Kedua, ia menguasai bidang penanaman bunga dengan membangun jaringan kerja bersama (kemitraan) para petani bunga di sekitarnya. Seperti telah disinggung di awal, Neneng merupakan pendiri kelompok tani yang diberi nama Gloria Farm. Sebagai penggagas kelompok tani, Neneng punya komitmen untuk memajukan petani yang belum mandiri. Mereka disediakan lahan, diberi bibit, dibantu proses produksinya, dan ditampung hasil produknya. Atas kerjanya para petani mendapatkan upah, dan sisa keuntungan dari penjualan bunga menjadi milik Neneng, selaku pemilik lahan. Bila para petani dampingan Neneng sudah cukup mandiri, mereka diperbolehkan menjual bunganya kepada pihak lain. Dari kelompok petani ini pula Neneng mendapatkan kepastian dalam pengadaan bunga potongnya. Kepada petani yang sudah mandiri, ia bisa menjual bibit dan menarik sewa atas lahannya. Ketiga, ia mengelola keuangan secara rapi dan menjalankan pola hidup sederhana. Keluarga Neneng bisa tergolong keluarga seder 95 08_ciaNjur_OKE.indd 95 12/3/08 10:02:24 AM

8 hana. Secara kasat mata kita akan bisa melihatnya dari kondisi rumah tinggalnya yang belum sempurna dibangun. Apalagi kalau melihat penampilan ibu beranak empat laki-laki ini dalam kesehariannya. Sebagai pengusaha beromset Rp 40 juta sebulan, ia tak canggung harus mondar-mandir melayani konsumen dengan membonceng sepeda motor. Kendaraan terbaiknya adalah mobil bak terbuka, itu pun digunakan untuk operasional usaha. Karena kesederhanaan dan kerajin annya itu, bank tetap memberikan pinjaman kepada Neneng. Keempat, ia membuka kerja sama dengan perbankan. Awal keterlibatan Neneng dengan perbankan sebenarnya telah terjadi saat ia masih bekerja sebagai pemasar kredit barang-barang kelontong. Bermula dari pinjaman senilai Rp 200 ribu, kebutuhan akan dana pinjaman berangsur-angsur meningkat manakala ia beralih usaha di bidang bunga potong. Dengan dana pinjaman bank itu Neneng membeli, bibit, pupuk, dan peralatan. Dari kemampuannya me ngelola dana pinjaman tersebut, ia akhirnya dipercaya untuk mendapatkan pinjaman dari Bank Jabar Banten sebesar Rp 750 juta pada tahun 2008 untuk keperluan modal kerja. Kendala Usaha Namun di atas semua prestasi yang diraih Neneng, ada beberapa kendala yang sebenarnya masih menjadi kendala usaha kecil dan mene ngah pada umumnya. Kendala tersebut adalah lemahnya kemampuan pencatatan keuangan. Pentingnya pencatatan keuangan dalam bisnis bahkan tidak disadari sepenuhnya oleh Neneng. Kalau petani mah ngitungnya begini, asalkan kita nggak punya utang. Produksi jalan, modal ada, rumah beres, tabungan ada, sawah bisa terus tanam, papar Neneng. Ungkapan polos Neneng tersebut agaknya bisa menjadi cerminan pemahaman pengusaha kecil dan menengah khususnya mikro akan keuntungan usaha. Bagi mereka, keuntungan bisa dihitung dari selisih pendapatan atas biaya-biaya kebutuhan lahan seperti bibit, pupuk, dan tenaga kerja. Sebenarnya pencatatan keuangan tidak sekadar menghitung berapa keuntungan usaha. Dengan membuat laporan keuangan ber 96 08_ciaNjur_OKE.indd 96 12/3/08 10:02:24 AM

9 Bunga Penghias Kesuksesan Lahan bunga milik Neneng yang cukup luas, dari pembibitan sampai bunga siap dipetik. arti mencegah tercampurnya penggunaan uang untuk kebutuhan rumah tangga dengan kebutuhan usaha. Yang bahaya, kalau ke untungannya saja belum jelas, mereka sudah bikin rumah, lalu beli kendaraan untuk main, tutur Anwar yang tahu benar masalah ini biasa dialami oleh pengusaha muda. Kendati tidak membuat laporan keuangan, Neneng sendiri sebenarnya punya strategi pengelolaan keuangan yang cukup rapi. Ia mengalokasikan pendapatannya dari jenis tanaman tertentu untuk keperluan usaha (termasuk membayar pinjaman) dan dari jenis tanaman lainnya untuk memenuhi keper luan rumah tangga. Kendati sudah cukup rapi, Neneng ternyata sempat tersandung oleh masalah piutang yang tak tertagih. Pesanan bunga potong dari 97 08_ciaNjur_OKE.indd 97 12/3/08 10:02:32 AM

10 Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono berkenan memberi penghargaan Upakarti kepada Neneng pada Neneng dinilai bisa menjadi inspirasi bagi para pengusaha kecil dan mene ngah di bidang agribisnis. Bandung yang nilainya Rp 71,2 juta sudah tiga tahun ini tidak ada tanda-tanda bisa terlunasi. Neneng memang suka menunda penagihan pembayaran dengan maksud agar jumlah pembayarannya bisa sekaligus besar. Namun nasi sudah menjadi bubur. Kesanggupan untuk membayar utang kini hanya tinggal secarik kuitansi kumal yang tak jelas kapan bisa terlunasi. Sejak itu Neneng menerapkan sistem pelunasan tagihan yang ketat setiap tiga bulan sejak pengiriman barang. Perhitungannya dilakukan setiap tanggal 30. Saya terapkan sejak tahun 2005, ujar Neneng dengan wajah penuh penyesalan. Tidak ada yang menyangkal kalau Neneng adalah pengusaha yang ulet. Banyak perintis usaha di bidang bunga potong yang lebih dulu dari dia, tetapi tidak sedikit yang tumbang, Bubun Bunyamin, account officer Bank Rakyat Indonesia KCP Cipanas memberikan gambaran. Masalah para pengusaha tersebut bukan terletak pada sisi produksi, melainkan di sisi pemasarannya. Neneng sendiri yang memang mengawali pekerjaannya di bidang pemasaran berha 98 08_ciaNjur_OKE.indd 98 12/3/08 10:02:35 AM

11 Bunga Penghias Kesuksesan Berbekal karakter pribadi yang bagus, Neneng bisa dengan mudah membina relasi dengan berbagai pihak. Tak cuma kuat dalam hal pemasaran, Neneng juga memperkuat aspek produksinya. Berkat bimbingan teknis dari Departemen Pertanian, ia berhasil membentuk kelompok tani untuk menangani produksi. sil menjadi tiang penyangga bagi usahanya. Ia berperan besar dalam membuka celah-celah pasar. Berbekal karakter pribadi yang bagus, Neneng bisa dengan mudah membina relasi dengan berbagai pihak. Tak cuma kuat dalam hal pemasaran, Neneng juga memperkuat aspek produksinya. Berkat bimbingan teknis dari Departemen Pertanian, ia berhasil membentuk kelompok tani untuk menangani produksi. Dengan demikian, berhektar-hektar area yang dimilikinya tidak dikelolanya sendiri. Jika kita melihat latar belakang pendidikan Neneng, kita tidak menyangka keberhasilannya sedemikian rupa. Namun, Neneng menyadari kekurangannya itu. Dengan tekad menjadikan anak-anaknya lebih baik dari dirinya, kini ia berhasil menyekolahkan keempat anak laki-lakinya ke jenjang pendidikan yang jauh lebih tinggi. Agaknya keuletan Neneng dalam berusaha telah menjadi inspirasi bagi anakanaknya dalam menempuh pendidikan. Dua di antaranya memilih pertanian sebagai bidang studinya, sedang dua lainnya kini masih mencari masa depannya. Meski separuh masa depan anak-anaknya telah berada di genggam an tangan, namun perempuan yang menikah sejak usia 15 tahun ini belum lagi merasa puas dengan prestasinya. Salah satu citacitanya adalah adanya akses masuk yang lebih mudah menuju lahan usahanya. Mudah-mudahan Allah memberikan rezeki-nya, sehingga tanah di belakang rumah kami bisa terbeli. Jadi enak kalau masuk ke lokasi, kalau beli pupuk kandang atau pupuk kimia bisa gampang menurunkannya. Kalau sekarang kan dipikul sampai ke lokasi, jelas 99 08_ciaNjur_OKE.indd 99 12/3/08 10:02:36 AM

12 Neneng. Selain itu, Neneng juga ingin sekali membuat showroom di bagian depan rumahnya. Di tempat itu antara lain ia ingi n menyediakan peralatan green house untuk memasok para petani anggota kelompok taninya, Gloria Farm. Supaya mereka tidak kerepotan kalau mau membangun green house, tutur Neneng. Sesederhana itu citacitanya. Namun kesederhanaan itulah yang membawanya sampai ke gerbang kesuksesan, sesuatu yang kembali menjadi pijakan untuk mencapai cita-cita berikutnya. Pergi ke Mekah untuk menu naikan ibadah haji menjadi sepotong asa yang masih ia gantungkan tinggitinggi. [] dedes _ciaNjur_OKE.indd /3/08 10:02:36 AM

MEMANFAATKAN JASA PEGADAIAN

MEMANFAATKAN JASA PEGADAIAN MEMANFAATKAN JASA PEGADAIAN Oleh: Safir Senduk Dikutip dari Tabloid NOVA No. 722/XIV Suatu hari, Bu Broto datang menemui Bu Sri, tetangganya yang kebetulan memiliki sebuah toko. Ia bercerita tentang anaknya

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PT. FLORIBUNDA

V. GAMBARAN UMUM PT. FLORIBUNDA V. GAMBARAN UMUM PT. FLORIBUNDA 5.1 Sejarah Perkembangan PT. Floribunda Semula PT. Floribunda merupakan sebuah rumah peristirahatan bagi pemiliknya, Reane Tambayong pada tahun 1984. Lokasi PT. Floribunda

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN SISTEM YANG BERJALAN. bermotor. Produk-produk yang dihasilkan dipasarkan

BAB 3 GAMBARAN SISTEM YANG BERJALAN. bermotor. Produk-produk yang dihasilkan dipasarkan BAB 3 GAMBARAN SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat Perusahaan Perusahaan perorangan Speed Power Racing adalah perusahaan yang bergerak dalam industri pembuatan spare parts (perlengkapan) kendaraan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian di Indonesia pada era globalisasi seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian di Indonesia pada era globalisasi seperti BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian di Indonesia pada era globalisasi seperti saat ini serta lingkungan bisnis yang sangat dinamis dan tidak pasti semakin lama semakin

Lebih terperinci

Kaya Raya Berkebun Salak

Kaya Raya Berkebun Salak Kaya Raya Berkebun Salak 9 Kaya Raya Berkebun Salak Anda pernah membeli salak Pondoh di supermarket? Salak ini ber ukuran besar, dagingnya tebal, tetapi bijinya kecil. Warnanya coklat muda bersih, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah masalah perekonomian. Dengan sempitnya lapangan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah masalah perekonomian. Dengan sempitnya lapangan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu masalah yang dihadapi oleh masyarakat pada umumnya di Indonesia adalah masalah perekonomian. Dengan sempitnya lapangan pekerjaan, masyarakat sulit untuk

Lebih terperinci

5 KETERLIBATAN TENGKULAK DALAM PENYEDIAAN MODAL NELAYAN

5 KETERLIBATAN TENGKULAK DALAM PENYEDIAAN MODAL NELAYAN 56 5 KETERLIBATAN TENGKULAK DALAM PENYEDIAAN MODAL NELAYAN 5.1 Bentuk Keterlibatan Tengkulak Bentuk-bentuk keterlibatan tengkulak merupakan cara atau metode yang dilakukan oleh tengkulak untuk melibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kebutuhan yang mendesak atau kekurangan dana dalam memenuhi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kebutuhan yang mendesak atau kekurangan dana dalam memenuhi BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Kebutuhan yang mendesak atau kekurangan dana dalam memenuhi kebutuhan sehari - hari merupakan masalah yang sering terjadi pada kehidupan masyarakat. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini, membuat perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia saling bersaing untuk. mampu bersaing dan bertahan dalam setiap situasi.

BAB I PENDAHULUAN. ini, membuat perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia saling bersaing untuk. mampu bersaing dan bertahan dalam setiap situasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Perkembangan dunia bisnis di Indonesia semakin berkembang pesat. Hal ini, membuat perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia saling bersaing untuk

Lebih terperinci

BAB VII SETIAP MASALAH ADA JALAN KELUAR

BAB VII SETIAP MASALAH ADA JALAN KELUAR BAB VII SETIAP MASALAH ADA JALAN KELUAR 7.1 Pendahuluan Sebuah organisasi di dalam prosesnya berkembang pasti mengalami pasang surut yang mungkin dapat menghambat kinerja organisasi tersebut. Kendala-kendala

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman hortikultura merupakan komoditas yang memiliki masa depan cerah. dalam pemulihan perekonomian Indonesia di waktu mendatang.

I. PENDAHULUAN. Tanaman hortikultura merupakan komoditas yang memiliki masa depan cerah. dalam pemulihan perekonomian Indonesia di waktu mendatang. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman hortikultura merupakan komoditas yang memiliki masa depan cerah dalam pemulihan perekonomian Indonesia di waktu mendatang. Salah satu tanaman hortikultura yang

Lebih terperinci

BAB III LUMAJANG. berbeda beda untuk jangka waktu cicilan yang berbeda. Penerapan keuntungan transaksi pembiayaan mura>bah{ah ditetapkan

BAB III LUMAJANG. berbeda beda untuk jangka waktu cicilan yang berbeda. Penerapan keuntungan transaksi pembiayaan mura>bah{ah ditetapkan 45 BAB III IMPLEMENTASI PENETAPAN MARGIN DALAM PEMBIAYAAN MURA>BAH{AH DI BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG LUMAJANG A. Implementasi Penetapan Margin Pembiayaan Mura>bah{ah Di BSM Lumajang Margin pada

Lebih terperinci

Oleh: Windra Yuniarsih

Oleh: Windra Yuniarsih Puncak Kebahagiaan Oleh: Windra Yuniarsih Perempuan adalah makhluk yang istimewa. Aku merasa beruntung dilahirkan sebagai perempuan. Meskipun dari keluarga sederhana tetapi kakiku dapat membawaku ke tempat

Lebih terperinci

VI. KERAGAAN USAHATANI KENTANG DAN TOMAT DI DAERAH PENELITIAN

VI. KERAGAAN USAHATANI KENTANG DAN TOMAT DI DAERAH PENELITIAN 73 VI. KERAGAAN USAHATANI KENTANG DAN TOMAT DI DAERAH PENELITIAN 6.1. Karakteristik Lembaga Perkreditan Keberhasilan usahatani kentang dan tomat di lokasi penelitian dan harapan petani bagi peningkatan

Lebih terperinci

VI SISTEM KEMITRAAN PT SAUNG MIRWAN 6.1 Gambaran Umum Kemitraan Kedelai Edamame PT Saung Mirwan sangat menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan.

VI SISTEM KEMITRAAN PT SAUNG MIRWAN 6.1 Gambaran Umum Kemitraan Kedelai Edamame PT Saung Mirwan sangat menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan. VI SISTEM KEMITRAAN PT SAUNG MIRWAN 6.1 Gambaran Umum Kemitraan Kedelai Edamame PT Saung Mirwan sangat menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan. Terutama dalam hal luas lahan dan jumlah penanaman masih

Lebih terperinci

PERANAN BPR UNTUK MASYARAKAT

PERANAN BPR UNTUK MASYARAKAT PERANAN BPR UNTUK MASYARAKAT A. Sejarah Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Bank Perkreditan Rakyat atau BPR memiliki sejarah yang panjang didalam timeline industri perbankan di Indonesia. Awalnya BPR dibentuk

Lebih terperinci

BAB III TRANSAKSI GADAI SAWAH DI DESA BETON KECAMATAN SIMAN KABUPATEN PONOROGO

BAB III TRANSAKSI GADAI SAWAH DI DESA BETON KECAMATAN SIMAN KABUPATEN PONOROGO BAB III TRANSAKSI GADAI SAWAH DI DESA BETON KECAMATAN SIMAN KABUPATEN PONOROGO A. Gambaran Umum Objek Penelitian Pada bab ini akan diuraikan tentang objek penelitian dengan maksud untuk menggambarkan objek

Lebih terperinci

Resensi Buku JADI KAYA DENGAN BERBISNIS DI RUMAH OLEH NETTI TINAPRILLA * FENOMENA WANITA * WANITA BERBISNIS : ANTARA KELUARGA DAN KARIR

Resensi Buku JADI KAYA DENGAN BERBISNIS DI RUMAH OLEH NETTI TINAPRILLA * FENOMENA WANITA * WANITA BERBISNIS : ANTARA KELUARGA DAN KARIR 69 Resensi Buku JADI KAYA DENGAN BERBISNIS DI RUMAH OLEH NETTI TINAPRILLA * FENOMENA WANITA * WANITA BERBISNIS : ANTARA KELUARGA DAN KARIR Feryanto W. K. 1 1 Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Krisis moneter yang melanda Negara Indonesia pada tahun 1998 lalu, berimbas banyak terhadap perekonomian masyarakat. Jumlah orang miskin dan pengangguran

Lebih terperinci

RUMAHKU SURGAKU. Oleh: Ahmad Gozali

RUMAHKU SURGAKU. Oleh: Ahmad Gozali RUMAHKU SURGAKU Oleh: Ahmad Gozali Dikutip dari Majalah Alia Siapa sih yang tidak mau memiliki rumah sendiri. Setiap kita pastinya punya keinginan untuk memiliki rumah sendiri sebagai tempat berteduh di

Lebih terperinci

VI. MEKANISME PENYALURAN KUR DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

VI. MEKANISME PENYALURAN KUR DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN VI. MEKANISME PENYALURAN KUR DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 6.1. Mekanisme Penyaluran KUR di BRI Unit Tongkol Dalam menyalurkan KUR kepada debitur, ada beberapa tahap atau prosedur yang harus dilaksanakan

Lebih terperinci

DAFTAR RIWAYAT HIDUP. Randublatung-Blora, Jawa Tengah.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP. Randublatung-Blora, Jawa Tengah. DAFTAR RIWAYAT HIDUP I. IDENTITAS PRIBADI 1. Nama : Aisyah Khoirun Nisa 2. Tempat, Tanggal Lahir : Blora, 30 Maret 1996 3. Alamat : Ds. Kadengan Rt.02 Rw. 01 Randublatung-Blora, Jawa Tengah. 4. No. HP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai nilai strategis dalam kehidupan perekonomian suatu Negara. Menurut ketentuan Undang-undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar. Sektor sektor ekonomi yang menopang perekonomian di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar. Sektor sektor ekonomi yang menopang perekonomian di Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peranan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu negara sangat besar. Sektor sektor ekonomi yang menopang perekonomian di Indonesia seperti sektor perdagangan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 64 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dikemukakan hasil dan pembahasan dari group field project mengenai perencaan keuangan individu. Individu yang akan dibahas dibagi menjadi dua golongan,

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pengembalian Kredit. Karakteristik responden baik yang lancar maupun yang menunggak dalam

PEMBAHASAN. 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pengembalian Kredit. Karakteristik responden baik yang lancar maupun yang menunggak dalam 55 II. PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pengembalian Kredit Karakteristik responden baik yang lancar maupun yang menunggak dalam pengembalian Kredit Mikro Utama diidentifikasi

Lebih terperinci

Financial Check List. Definisi Pegadaian. Mengapa Masayrakat Perlu Menggunakan Jasa Pegadaian? Kapan Masyarakat. Menggunakan Jasa. Pegadaian?

Financial Check List. Definisi Pegadaian. Mengapa Masayrakat Perlu Menggunakan Jasa Pegadaian? Kapan Masyarakat. Menggunakan Jasa. Pegadaian? Daftar Isi Financial Check List 1 01 Definisi Pegadaian 3 02 Mengapa Masayrakat Perlu Menggunakan Jasa Pegadaian? 5 5 03 Kapan Masyarakat Menggunakan Jasa Pegadaian? 6 6 04 Siapa yang Menggunakan Jasa

Lebih terperinci

Berkah Sawit di. Lahan Transmigrasi

Berkah Sawit di. Lahan Transmigrasi Berkah Sawit di Lahan Transmigrasi 3 Berkah Sawit di Lahan Transmigrasi Memasuki wilayah Sungai Lilin, Palembang, kita akan berjumpa dengan lengangnya jalan raya yang berliku dan bergelombang. Lama perjalanan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENETAPAN MARGIN PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH{AH DI BSM LUMAJANG DALAM TINJAUAN FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MUI

BAB IV ANALISIS PENETAPAN MARGIN PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH{AH DI BSM LUMAJANG DALAM TINJAUAN FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MUI 55 BAB IV ANALISIS PENETAPAN MARGIN PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH{AH DI BSM LUMAJANG DALAM TINJAUAN FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MUI A. Analisis Penetapan Margin Pada Pembiayaan Mura>bah{ah Di BSM Lumajang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur pengertian prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya kebutuhan hidup masyarakat. Salah satu kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya kebutuhan hidup masyarakat. Salah satu kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi yang semakin meningkat dewasa ini mendorong semakin meningkatnya kebutuhan hidup masyarakat. Salah satu kebutuhan tersebut adalah kebutuhan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pengelolaan Dana Simpan Pinjam LKM GAPOKTAN Ngudi Raharjo II dalam Memberdayakan Msyarakat.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pengelolaan Dana Simpan Pinjam LKM GAPOKTAN Ngudi Raharjo II dalam Memberdayakan Msyarakat. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengelolaan Dana Simpan Pinjam LKM GAPOKTAN Ngudi Raharjo II dalam Memberdayakan Msyarakat. Dalam rangka mensejahterakan hidup masyarakat di Desa Pagerwojo yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Mulyadi (2012:5), prosedur adalah urutan kegiatan klerikal yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Mulyadi (2012:5), prosedur adalah urutan kegiatan klerikal yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Menurut Mulyadi (2012:5), prosedur adalah urutan kegiatan klerikal yang melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih, yang

Lebih terperinci

PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) BTN PLATINUM PADA PT BANK TABUNGAN NEGARA (BTN) KANTOR CABANG SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR

PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) BTN PLATINUM PADA PT BANK TABUNGAN NEGARA (BTN) KANTOR CABANG SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) BTN PLATINUM PADA PT BANK TABUNGAN NEGARA (BTN) KANTOR CABANG SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR Oleh : DIAH RETNO SAYEKTI 2013111074 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dapat menciptakan peluang usaha yang besar. Soto Pak Sipit mulai ramai pengunjung.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dapat menciptakan peluang usaha yang besar. Soto Pak Sipit mulai ramai pengunjung. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Usaha Soto Pak Sipit pertama kali didirikan tahun 2001 oleh Pak Sipit sendiri. Tempat usahanya terletak di jalan Kartini Raya. Hingga saat ini usahanya masih

Lebih terperinci

BAB II KAJIA PUSTAKA DA KERA GKA PEMIKIRA

BAB II KAJIA PUSTAKA DA KERA GKA PEMIKIRA BAB II KAJIA PUSTAKA DA KERA GKA PEMIKIRA 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Tinjauan Umum Kredit 2.1.1.1. Pengertian Kredit Lembaga keuangan bank maupun bukan bank tidak pernah lepas dari masalah kredit. Bahkan,

Lebih terperinci

BAB II Kajian Pustaka. mampu diserap dari masyarakat dan disalurkan kembali kepada masyarakat yang

BAB II Kajian Pustaka. mampu diserap dari masyarakat dan disalurkan kembali kepada masyarakat yang BAB II Kajian Pustaka 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Dunia keuangan khususnya perbankan dari tahun ketahun telah mengalami peningkatan yang signifikan. Peningkatan ini ditunjukkan dari jumlah

Lebih terperinci

Strategi Mensiasati HUTANG

Strategi Mensiasati HUTANG Strategi Mensiasati HUTANG Nah, jika anda seorang pengusaha atau masih awal dalam membuka usaha, tentunya anda pernah atau bahkan terlibat masalah hutang. Apakah dipergunakan untuk menambah modal usaha,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kredit 2.1.1.1 Pengertian Kredit Kegiatan bank yang kedua setelah menghimpun dana dari masyarakat luas dalam bentuk simpanan giro,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal (clerical),

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal (clerical), BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Pengertian prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Pelaksanaan Jaminan Fidusia di Bank Syariah Mandiri KCP Solok. menanyakan langsung kepada pihak warung mikro itu sendiri.

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Pelaksanaan Jaminan Fidusia di Bank Syariah Mandiri KCP Solok. menanyakan langsung kepada pihak warung mikro itu sendiri. BAB IV HASIL PENELITIAN A. Pelaksanaan Jaminan Fidusia di Bank Syariah Mandiri KCP Solok Langkah-langkah pengajuan pembiayaan kepada bank adalah sebagai berikut : 1. Nasabah datang ke Bank untuk mencari

Lebih terperinci

MENGHADAPI KENAIKAN HARGA

MENGHADAPI KENAIKAN HARGA MENGHADAPI KENAIKAN HARGA Oleh: Safir Senduk Dikutip dari Tabloid NOVA No. 703/XIV Harga-harga naik. Itu semua orang sudah tahu. Tarif BBM naik, tarif telepon - katanya - juga akan naik. Tarif Dasar Listrik

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI PRAKTEK HUTANG PIUTANG PUPUK DI LINGKUNGAN PETANI TEBU DI DESA BOTO KECAMATAN JAKEN KABUPATEN PATI

BAB III DESKRIPSI PRAKTEK HUTANG PIUTANG PUPUK DI LINGKUNGAN PETANI TEBU DI DESA BOTO KECAMATAN JAKEN KABUPATEN PATI BAB III DESKRIPSI PRAKTEK HUTANG PIUTANG PUPUK DI LINGKUNGAN PETANI TEBU DI DESA BOTO KECAMATAN JAKEN KABUPATEN PATI A. Profil Desa Boto Kecamatan Jaken Kabupaten Pati Desa Boto merupakan salah satu desa

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN KREDIT PADA MIKRO BISNIS UNIT PT. BANK XYZ DI KAWASAN INDUSTRI PULOGADUNG JAKARTA TIMUR MULYADI

STRATEGI PEMASARAN KREDIT PADA MIKRO BISNIS UNIT PT. BANK XYZ DI KAWASAN INDUSTRI PULOGADUNG JAKARTA TIMUR MULYADI LAMPIRAN 69 70 Lampiran 1. Kuesioner kajian. STRATEGI PEMASARAN KREDIT PADA MIKRO BISNIS UNIT PT. BANK XYZ DI KAWASAN INDUSTRI PULOGADUNG JAKARTA TIMUR MULYADI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Republik

Lebih terperinci

Sistem Pembukuan Dan, Erida Ayu Asmarani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017

Sistem Pembukuan Dan, Erida Ayu Asmarani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Ketentuan mengenai gadai ini diatur dalam KUHP Buku II Bab XX, Pasal 1150 sampai dengan pasal 1160. Sedangkan pengertian gadai itu sendiri dimuat dalam Pasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank selaku lembaga penyedia jasa keuangan memiliki peran penting

BAB I PENDAHULUAN. Bank selaku lembaga penyedia jasa keuangan memiliki peran penting BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Bank selaku lembaga penyedia jasa keuangan memiliki peran penting bagi masyarakat, terutama dalam aktivitas di dunia bisnis. Bank juga merupakan lembaga yang

Lebih terperinci

PERENCANAAN KEUANGAN. Swiss Confederation. Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia

PERENCANAAN KEUANGAN. Swiss Confederation. Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia PERENCANAAN KEUANGAN ASET Aktiva/Harta/Kekayaan yang dimiliki, misalnya : uang tunai, tanah, sepeda motor, pohon kakao. LIABILITAS hutang yang dimiliki, misalnya tagihan untuk membayar pinjaman. PENDAPATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Perkembangan dunia usaha baik industri, perdagangan, maupun jasa mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Dalam kondisi ekonomi nasional dan arus globalisasi

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM RUMAH SUTERA ALAM

BAB V GAMBARAN UMUM RUMAH SUTERA ALAM BAB V GAMBARAN UMUM RUMAH SUTERA ALAM 5.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Rumah Sutera Alam memulai kegiatannya pada tahun 2001. Dengan bantuan beberapa karyawan, Bapak H. Tatang Godzali yang merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan transaksi dalam kehidupan sehari-hari. Pada awalnya manusia

BAB I PENDAHULUAN. melakukan transaksi dalam kehidupan sehari-hari. Pada awalnya manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi sekarang ini dimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesatnya, sehingga mendesak kebutuhan manusia akan adanya sesuatu alat

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK, Menimbang : a. bahwa perkembangan pembangunan di daerah semakin pesat, yang salah

Lebih terperinci

Perjuangan Meraih Cita-cita

Perjuangan Meraih Cita-cita Perjuangan Meraih Cita-cita Matahari terik membakar ubun-ubun kepala. Senin pagi ini di SMA Negeri 1 Batangan telah berjejer rapi menghadap tiang bendera sekaligus pembina upacara hari ini. Pukul 08.00

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Perhitungan Model scoring ini adalah model perhitungan yang cepat dan mudah untuk mengidentifikasikan keputusan yang mempunyai beragam criteria. Perhitungan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perbankan sendiri merupakan perantara keuangan dari dua pihak, yakni pihak yang kelebihan dana dan pihak yang kekurangan dana. Hal tersebut tercermin pada UU RI no. 10

Lebih terperinci

VII. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBIAYAAN AGRIBISNIS PADA KOPERASI BAYTUL IKHTIAR

VII. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBIAYAAN AGRIBISNIS PADA KOPERASI BAYTUL IKHTIAR VII. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBIAYAAN AGRIBISNIS PADA KOPERASI BAYTUL IKHTIAR 7.1. Karakteristik Umum Responden Responden penelitian ini adalah anggota Koperasi Baytul Ikhtiar yang sedang memperoleh

Lebih terperinci

MENYIAPKAN KEUANGAN SAAT MUDIK LEBARAN

MENYIAPKAN KEUANGAN SAAT MUDIK LEBARAN MENYIAPKAN KEUANGAN SAAT MUDIK LEBARAN Oleh: Safir Senduk Dikutip dari Tabloid NOVA No. 669/XIII Lebaran sebentar lagi tiba. Apakah Anda salah satu dari mereka yang mudik ke kampung halaman Anda? Apabila

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tak lepas dari kebutuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tak lepas dari kebutuhan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tak lepas dari kebutuhan yang bermacam-macam. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut manusia harus berusaha dengan cara bekerja.

Lebih terperinci

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai Sebagai salah satu tanaman penghasil protein nabati, kebutuhan kedelai di tingkat lokal maupun nasional masih cenderung sangat tinggi. Bahkan sekarang ini kedelai

Lebih terperinci

BUPATI PAKPAK BHARAT

BUPATI PAKPAK BHARAT BUPATI PAKPAK BHARAT PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PERKUATAN PERMODALAN USAHA BAGI MASYARAKAT MELALUI KREDIT NDUMA PAKPAK BHARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB VII KONDISI KETAHANAN PANGAN PADA RUMAHTANGGA KOMUNITAS JEMBATAN SERONG

BAB VII KONDISI KETAHANAN PANGAN PADA RUMAHTANGGA KOMUNITAS JEMBATAN SERONG BAB VII KONDISI KETAHANAN PANGAN PADA RUMAHTANGGA KOMUNITAS JEMBATAN SERONG Rumahtangga di Indonesia terbagi ke dalam dua tipe, yaitu rumahtangga yang dikepalai pria (RTKP) dan rumahtangga yang dikepalai

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2000 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2000 TENTANG Menimbang : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Wawancara I Wawancara dengan manajer pusat Koperasi Anugerah Parakan

Wawancara I Wawancara dengan manajer pusat Koperasi Anugerah Parakan 1 Wawancara I Wawancara dengan manajer pusat Koperasi Anugerah Parakan 1. Bagaimana perkembangan KSP Anugerah? 2. Apakah koperasi mengadakan rapat/pertemuan selain Rapat Anggota Tahunan? Jika ya, dalam

Lebih terperinci

Financial Check List. Apa Manfaat dan Fungsi Bank? Kapan Rekening Bank Perlu Dimiliki? Siapa yang Perlu. Memiliki Rekening? Bagaimana.

Financial Check List. Apa Manfaat dan Fungsi Bank? Kapan Rekening Bank Perlu Dimiliki? Siapa yang Perlu. Memiliki Rekening? Bagaimana. Daftar Isi Financial Check List 1 01 Definisi Bank 3 02 Apa Manfaat dan Fungsi Bank? 5 5 03 Kapan Rekening Bank Perlu Dimiliki? 6 6 04 Siapa yang Perlu 8 Memiliki Rekening? Bagaimana perlu 05 Siapa yang

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Petani Hutan Rakyat 5.1.1. Karakteristik Petani Hutan Rakyat Karakteristik petani hutan rakyat merupakan suatu karakter atau ciri-ciri yang terdapat pada responden.

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1998 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG TENTANG KEPAILITAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1998 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG TENTANG KEPAILITAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1998 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG TENTANG KEPAILITAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa gejolak moneter yang terjadi di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Prioritas utama dalam pembangunan negara Indonesia yakni peningkatan kesejahteraan rakyat melalui mengembangkan perekonomian rakyat yang didukung pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KELAYAKAN DEBITUR PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT ANKASA KABUPATEN PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS KELAYAKAN DEBITUR PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT ANKASA KABUPATEN PEKALONGAN BAB IV ANALISIS KELAYAKAN DEBITUR PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT ANKASA KABUPATEN PEKALONGAN A. Kondisi Analisis Kelayakan Debitur Pada Pembiayaan Murabahah Di BMT ANKASA Kabupaten Pekalongan Dalam pemberian

Lebih terperinci

Modul kuliah 6 Memulai Berwirausaha

Modul kuliah 6 Memulai Berwirausaha Modul kuliah 6 Memulai Berwirausaha Avin Fadilla Helmi A. Pengantar Yang sering dikeluhkan oleh para mahasiswa ketika akan memulai berwirausaha, harus memulai dari mana? Selain itu, sering kali mahasiswa

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. sistem gadai. Lembaga ini pertama kali didirikan di Batavia tanggal 20 Agustus Pada

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. sistem gadai. Lembaga ini pertama kali didirikan di Batavia tanggal 20 Agustus Pada BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Sejarah pegadaian dimulai pada saat pemerintahan penjajahan Belanda (VOC) mendirikan Bank Van Leening yaitu lembaga keuangan yang memberikan kredit dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka untuk mencapai tujuan yang diinginkan oleh suatu perusahaan, maka

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka untuk mencapai tujuan yang diinginkan oleh suatu perusahaan, maka I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka untuk mencapai tujuan yang diinginkan oleh suatu perusahaan, maka dibutuhkan alternatif sumber pembiayaan yang bertujuan untuk mendapatkan tambahan dana

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Mekanisme Pembiayaan Konsumtif di KOPSIM NU Batang

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Mekanisme Pembiayaan Konsumtif di KOPSIM NU Batang BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Mekanisme Pembiayaan Konsumtif di KOPSIM NU Batang Pembiayaan merupakan suatu hal yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam memenuhi kebutuhan. Menyadari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umat manusia. Karena itulah sangat perlu sekali kita mengetahui aturan islam dalam

BAB I PENDAHULUAN. umat manusia. Karena itulah sangat perlu sekali kita mengetahui aturan islam dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama Islam adalah sebagai Agama yang memudahkan umatnya di dalam memenuhi kehidupan sebuah perekonomian di dalam mengatur berbagai hal kemajuan umat manusia.

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk, Kantor Cabang

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk, Kantor Cabang BAB II PROFIL PERUSAHAAN 2.1 Sejarah PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk, Kantor Cabang Putri Hijau Medan Bank Tabungan Pensiunan Nasional disingkat Bank BTPN terlahir dari pemikiran 7 (tujuh) orang

Lebih terperinci

Jika orang lain bisa sukses, pasti saya juga bisa mencapainya, ujar anak kedelapan yang kini menjadi mentor utama Entrepreneur University ini.

Jika orang lain bisa sukses, pasti saya juga bisa mencapainya, ujar anak kedelapan yang kini menjadi mentor utama Entrepreneur University ini. Sepuluh Tahun : Modal Rp500 Ribu Menjadi Rp 5 Miliar Bagian ke 1 Jika hari ini anda masih mendorong gerobak sendiri, berjualan kaki lima dipinggir jalan, terkena panas, dan kehujanan, jangan menyerah dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jika dibandingkan dengan lembaga keuangan konvensial, yaitu bank. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. jika dibandingkan dengan lembaga keuangan konvensial, yaitu bank. Berdasarkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah lembaga pembiayaan mungkin belum sepopuler dengan istilah lembaga keuangan dan lembaga perbankan. Belum akrabnya dengan istilah ini bisa jadi karena dilihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Pembangunan nasional merupakan rangkaian pembangunan pada seluruh aspek kehidupan manusia yang berkesinambungan, yaitu meliputi kehidupan bermasyarakat,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Kelayakan Benda Jaminan Dalam Pembiayaan di KSU. KOTA SANTRI Cabang Karanganyar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Kelayakan Benda Jaminan Dalam Pembiayaan di KSU. KOTA SANTRI Cabang Karanganyar BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kelayakan Benda Jaminan Dalam Pembiayaan di KSU KOTA SANTRI Cabang Karanganyar Koperasi Serba Usaha KOTA SANTRI Cabang Karanganyar dalam memberikan kredit

Lebih terperinci

Buku BI 3 (12 des).indd 1 16/12/ :41:24

Buku BI 3 (12 des).indd 1 16/12/ :41:24 Buku BI 3 (12 des).indd 1 16/12/2014 11:41:24 2 Buku BI 3 (12 des).indd 2 16/12/2014 11:41:25 Bintang berkunjung ke rumah Tante Menik, adik ibunya. Tante Menik seorang wartawati. Rumah Tante Menik kecil,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai tempat tinggal, tetapi juga sebagai investasi, mengingat nilainya yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai tempat tinggal, tetapi juga sebagai investasi, mengingat nilainya yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah merupakan kebutuhan primer bagi setiap keluarga, bukan hanya sebagai tempat tinggal, tetapi juga sebagai investasi, mengingat nilainya yang semakin meningkat

Lebih terperinci

BAB III BADAN HUKUM SEBAGAI JAMINAN TAMBAHAN DALAM PERJANJIAN KREDIT DI BPR ALTO MAKMUR SLEMAN

BAB III BADAN HUKUM SEBAGAI JAMINAN TAMBAHAN DALAM PERJANJIAN KREDIT DI BPR ALTO MAKMUR SLEMAN BAB III BADAN HUKUM SEBAGAI JAMINAN TAMBAHAN DALAM PERJANJIAN KREDIT DI BPR ALTO MAKMUR SLEMAN A. Pelaksanaan Penanggungan dalam Perjanjian Kredit di BPR Alto Makmur Bank Perkreditan Rakyat adalah bank

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbankan merupakan lembaga yang bergerak pada jasa keuangan. Lembaga ini selain mengumpulkan uang masyarakat, juga memberikan kredit kepada masyarakat baik untuk kepentingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perbankan di Indonesia memiliki Peranan penting dalam Perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perbankan di Indonesia memiliki Peranan penting dalam Perekonomian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbankan di Indonesia memiliki Peranan penting dalam Perekonomian negara, yaitu sebagai lembaga intermediasi yang membantu kelancaran sistem pembayaran dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Faktor Penyebab Pembiayaan Ijarah Bermasalah di BMT Amanah Mulia Magelang Setelah melakukan realisasi pembiayaan ijarah, BMT Amanah Mulia menghadapi beberapa resiko

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Pembiayaan dalam dunia usaha sangat dibutuhkan dalam mendukung keberlangsungan suatu usaha yang dijalankan. Dari suatu usaha yang memerlukan pembiayaan

Lebih terperinci

Baru dapat 1,5 kilogram kotor, kata Tarsin dalam bahasa Jawa, akhir Maret lalu.

Baru dapat 1,5 kilogram kotor, kata Tarsin dalam bahasa Jawa, akhir Maret lalu. Tarsin (70) kelelahan. Matanya menatap lesu. Memegang ember berisi lhem, atau sisa tetes getah karet alam, ia duduk di bawah pohon karet di area perkebunan PT Perkebunan Nusantara XIX di Sedandang, Pageruyung,

Lebih terperinci

Sukses di Usia Muda 18 Tahun, Hamzah Izzulhaq

Sukses di Usia Muda 18 Tahun, Hamzah Izzulhaq Sukses di Usia Muda 18 Tahun, Hamzah Izzulhaq Pria kelahiran Jakarta, 26 April 1993 ini bernama Hamzah Izzulhaq. Ia adalah seorang pengusaha yang sukses di usia sangat muda. Jiwa entrepreneur-nya sudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah antara lain, bertambah atau berkurangnya penduduk, dan penemuanpenemuan

BAB I PENDAHULUAN. adalah antara lain, bertambah atau berkurangnya penduduk, dan penemuanpenemuan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan salah satu contoh negara yang berada dalam tahap membangun dan berkembang. Seiring dengan berjalannya pembangunan nasional, maka kehidupan masyarakatpun

Lebih terperinci

ANALISIS PROSEDUR PENJUALAN PADA CV. DELI MITRA LESTARI CABANG TEBING TINGGI. Eka Mayastika Sinaga, SE, M.Si STIE Bina Karya Tebing Tinggi ABSTRAK

ANALISIS PROSEDUR PENJUALAN PADA CV. DELI MITRA LESTARI CABANG TEBING TINGGI. Eka Mayastika Sinaga, SE, M.Si STIE Bina Karya Tebing Tinggi ABSTRAK ANALISIS PROSEDUR PENJUALAN PADA CV. DELI MITRA LESTARI CABANG TEBING TINGGI Eka Mayastika Sinaga, SE, M.Si STIE Bina Karya Tebing Tinggi ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan dan menganalisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh suatu bangsa dalam upaya untuk meningkatkan pendapatan dan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh suatu bangsa dalam upaya untuk meningkatkan pendapatan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi diartikan sebagai suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh suatu bangsa dalam upaya untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat ditandai dengan adanya pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat ditandai dengan adanya pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kerja Praktek Pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat ditandai dengan adanya pertumbuhan industri perbankan yang ada dalam negara tersebut. Semakin berkembang industri

Lebih terperinci

HASIL SURVEI KREDIT KONSUMSI A. Karakteristik Bank

HASIL SURVEI KREDIT KONSUMSI A. Karakteristik Bank BOKS 2 HASIL SURVEI KREDIT KONSUMSI DAN PERTANIAN DI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2007 Pada tahun 2007, Kantor Bank Indonesia Bengkulu melakukan dua survei yaitu Survei Kredit Konsumsi dan Survei Survei Kredit

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA PENJAMINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA PENJAMINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA PENJAMINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa usaha penjaminan yang dilakukan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhannya. Perekonomian Indonesia yang terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhannya. Perekonomian Indonesia yang terus berkembang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman sekarang ini pemberian dana instan dengan proses yang cepat mempunyai peranan yang sangat besar bagi masyarakat Indonesia guna memenuhi kebutuhannya. Perekonomian

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN-II MENGELOLA KEUANGAN USAHA. Oloan Situmorang, ST, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi Bisnis. Program Studi Manajemen

KEWIRAUSAHAAN-II MENGELOLA KEUANGAN USAHA. Oloan Situmorang, ST, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi Bisnis. Program Studi Manajemen KEWIRAUSAHAAN-II Modul ke: 11 Fakultas Ekonomi Bisnis MENGELOLA KEUANGAN USAHA Oloan Situmorang, ST, MM Program Studi Manajemen http://mercubuana.ac.id Pokok Bahasan 1. Mengetahui Kebutuhan Modal 2. Mengetahui

Lebih terperinci

Budidaya Kelinci Hias Makin Menjanjikan

Budidaya Kelinci Hias Makin Menjanjikan KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS Budidaya Kelinci Hias Makin Menjanjikan Oleh : Sri Sutanti 08.11.1978 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA JENJANG STRATA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG PERHITUNGAN ANGGARAN NEGARA TAHUN ANGGARAN 2003 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG PERHITUNGAN ANGGARAN NEGARA TAHUN ANGGARAN 2003 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG PERHITUNGAN ANGGARAN NEGARA TAHUN ANGGARAN 2003 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Perhitungan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. prosedur juga dapat memudahkan para pekerja dalam menyelesaikan suatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. prosedur juga dapat memudahkan para pekerja dalam menyelesaikan suatu BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Prosedur Prosedur merupakan rangkaian atau langkah-langkah yang dilaksanakan untuk menyelesaikan kegiatan atau aktivitas, sehingga dapat tercapainya tujuan yang diharapkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini berisi mengenai kesimpulan dari penelitian yang telah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini berisi mengenai kesimpulan dari penelitian yang telah 181 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada bab ini berisi mengenai kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan. Terdapat beberapa kesimpulan yang diperoleh peneliti sebagai jawaban dari setiap

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Gentan, Baki, Sukoharjo. No. Telepon / Fax : /

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Gentan, Baki, Sukoharjo. No. Telepon / Fax : / BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Singkat Perusahaan PT Persada Mulia Anugrah yang berada Jl. Puri Gentan Asri 2 No. 11 Gentan, Baki, Sukoharjo. No. Telepon /

Lebih terperinci