ANALISIS PERKEMBANGAN ANAK BALITA DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA DI KOTA PADANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PERKEMBANGAN ANAK BALITA DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA DI KOTA PADANG"

Transkripsi

1 ANALISIS PERKEMBANGAN ANAK BALITA DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA DI KOTA PADANG Tsnawat, Oksa Sherly Rustka (Polteknk Kesehatan Kemenkes Padang) ABSTRACT The purpose of research was to descrbe the level of knowledge of mothers about the stmulaton of the development of preschool chldren (3-6 years) n early chldhood educaton As-Shdq at Pegambran n Ths type of research was descrptve. The data collecton was done n early chldhood school As-shdq. The study populaton was mothers wth preschoolers, the populaton was 27 people. All the populaton became the subject of research. The analyss used unvarate and bvarate data. The result showed more than half of the mothers (70.4%) are less knowledgeable about the meanng and purpose of stmulatng development. Less than half of the mothers (48.1%) had sold knowledge of the prncples of developmental stmulaton. More than half of the mothers (81.5%) were less knowledgeable about the forms of stmulaton. More than half of the mothers (74.1%) were less knowledgeable about the mplementaton of the stmulaton of the development. It was expected to educators there to ncrease the awareness of parents n stmulatng development of the chld by means of a specal meetng for parents to dscuss ther chldren's growth stages so that chldren can develop well n accordance wth ther age level. Keywords: Nutrtonal Status, Health Status, Stmulaton, Development ABSTRAK Tujuan peneltan untuk mengetahu gambaran tngkat pengetahuan bu tentang stmulas perkembangan anak usa prasekolah (3-6 tahun) d PAUD Permata As-Shdq Kelurahan Pegambran Tahun Jens peneltan adalah deskrptf. Pengumpulan data dlakukan d PAUD Permata As-Shdq tahun. Populas peneltan adalah bu yang mempunya anak usa prasekolah. Besar populas adalah 27 orang. Semua populas d jadkan subjek peneltan. Analsa data secara unvarat dan bvarat Hasl peneltan ddapatkan lebh dar separoh bu (70,4%) berpengetahuan kurang tentang pengertan dan tujuan stmulas perkembangan. Kurang dar separoh bu (48,1%) berpengetahuan cukup tentang prnsp stmulas perkembangan. Lebh dar separoh bu (81,5%) berpengetahuan kurang tentang bentuk stmulas. Lebh dar separoh bu (74,1%) berpengetahuan kurang tentang pelaksanaan stmulas perkembangan.. Dharapkan kepada Ibu penddk d PAUD Permata As-Shdq agar menngkatkan kesadaran orang tua dalam memberkan stmulas tumbuh kembang anak dengan cara mengadakan pertemuan khusus bag orangtua untuk membcarakan tahapan tumbuh kembang anaknya agar anak dapat berkembang dengan bak sesua dengan tngkat usanya. Kata Kunc: Status Gz, Status Kesehatan, Stmulas, Perkembangan

2 PENDAHULUAN Perode pentng dalam tumbuh kembang anak adalah masa balta, pada masa balta n perkembangan kemampuan berbahasa, kreatftas, kesadaran sosal, emosonal, ntelegens berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berkutnya. Perkembangan moral serta dasar keprbadan juga dbentuk pada masa tu, sehngga setap kelanan penympangan sekecl apapun apabla tdak terdeteks apalag tdak dtangan dengan bak akan mengurang kualtas sumber daya manusa kelak kemudan har. (Dompas, 2010) Pertumbuhan dan perkembangan anak dpengaruh oleh beberapa faktor, sepert genetk, faktor lngkungan (lngkungan prenatalatau lngkungan postnatal). Faktor postnatal yang mempengaruh tumbuh kembang anak secara umum d golongkan menjad 4 (empat), pertama lngkungan bologs, sepert : ras, jens kelamn, umur, gz, perawatan kesehatan, kepekaan terhadap penyakt, penyakt krons, fungs metabolsme, dan hormon ; kedua, faktor fsk : cuaca, santas, keadaan rumah, radas ; ketga, faktor pskososal : stmulas, motvas belajar, hukuman yang wajar, kelompok sebaya, stres, sekolah, cnta dan kash sayang, kualtas nteraks anak orangtua, dan keempat, faktor keluarga melput : pekerjaan/ pendapatan keluarga, penddkan, jumlah saudara. (Ngastyah,2005) Dtnjau dar faktor balta yatu faktor lngkungan bologs, status gz balta merupakan pon pentng yang mempengaruh perkembangannya. Menurut Soedjatmko, pada masa balta otak seorang anak akan berkembang dengan sangat pesat yang nantnya akan mempengaruh kecerdasan anak tersebut. Perkembangan kecerdasan, kreatvtas dan perlaku akan tergantung dar kualtas fungs otak, sementara kualtas fungs otak sendr tergantung oleh banyaknya sel otak, banyaknya percabangan sel otak, kualtas dan kuanttas snaps dan kualtas melnsas. Perkembangan otak anak agar dapat berjalan secara optmal dperlukan asupan nutrs yang berkualtas. (Susant, 2009) Status kesehatan anak juga dapat berpengaruh pada pencapaan pertumbuhan dan perkembangan. Hal n dapat terlhat apabla anak dengan konds sehat dan sejahtera maka percepatan untuk tumbuh kembang sangat mudah, akan tetap apabla konds status kesehatan kurang maka akan terjad perlambatan. (Hdayat, 2009) Mengngat jumlah balta d Indonesa sektar sepuluh persen dar seluruh populas. Maka sebagan calon generas penerus bangsa, kualtas tumbuh kembang balta d Indonesa perlu mendapat perhatan serus yatu mendapat gz yang bak, stmulas

3 yang memada sesua tumbuh kembangnya serta ntervens dn penympangan tumbuh kembang. Peneltan yang d lakukan d negara Jepang pada tahun 2004 menjelaskan bahwa masalah terbesar yang dhadap anak adalah keterlambatan dalam kemampuan berkomunkas pada saat anak tersebut berumur 3-4 tahun.(tr, 2010( Peneltan yang dlakukan d Equador pada anak bulan tahun tercatat 28,1% anak mengalam keterlambatan motork halus. Dan dar Jurnal Peneltan Indonesa yang dambl dar dua rumah sakt d Jakarta menyebutkan bahwa 11,3% anak mengalam keterlambatan perkembangan motork halus. (Ayu, 2013) Hasl peneltan tahun 2007 sektar 35,4% anak balta d Indonesa menderta penympangan perkembangan sepert penympangan dalam motork kasar, motork halus, serta penympangan mental emosonal. Pada tahun 2008 berdasarkan pemantauan status tumbuh kembang balta, prevalens tumbuh kembang turun menjad 23,1%. Hal n dsebabkan karena Indonesa mengalam kemajuan dalam program edukas. (Tr, 2010) Hasl peneltan yang dlakukan oleh Susan Dew (2007) d TPA dan Play Group Permata Bunda dan PAUD Cahaya Baru Kota Padang menunjukkan bahwa 53% bu mempunya balta yang perkembangan normal, 47% bu mempunya balta dengan perkembangan abnormal. Jumlah balta yang ada d Kota Padang adalah sebanyak balta. Cakupan deteks dn tumbuh kembang balta d Kota Padang yang terendah adalah d Puskesmas Bungus, yatu sebanyak 150 balta ( 7,9%) dar 1900 balta. Sedangkan terendah kedua adalah Puskesmas Pegambran, yatu 1142 (28,8%) dar 3961 balta dan terendah ketga adalah Puskesmas Padang Pasr, yatu 1364 balta (37,9%) dar 3601 jumlah balta. (DKK Padang, 2012) D Wlayah Kerja Puskesmas Bungus tahun 2013 jumlah balta yang ada adalah sebanyak balta. Cakupan deteks dn tumbuh kembang balta d sana sebanyak balta (57%) dar balta. Puskesmas Bungus memlk wlayah kerja 6 kelurahan, yatu Kelurahan Bungus Barat, Bungus Tmur, Bungus Selatan, Teluk Kabung Utara, Teluk Kabung Tmur, dan Teluk Kabung Selatan. Cakupan deteks dn tumbuh kembang balta yang terdeteks d Kelurahan Teluk Kabung Utara, yatu sebanyak 184 balta (9%) sedangkan dlhat dar standar nasonal pada target dan ndkator cakupan deteks dn tumbuh kembang balta adalah sebesar 90%. (Puskesmas Bungus) 8. capaan yang jauh dar target, hasl wawancara dengan petugas Puskesmas Bungus, hal yang telah dlakukan oleh petugas terhadap tumbuh kembang anak adalah memberkan penyuluhan tentang tumbuh kembang, tentang gz bay dan balta, penyuluhan tentang berbaga penyakt pada anak. Guna menjawab fenomena tersebut penelt ngn melakukan peneltan tentang Analss Perkembangan Anak Balta serta Faktor Faktor yang Mempengaruhnya delurahan Teluk Kabung Utara Kecamatan

4 Bungus Teluk Kabung Kota Padang Tahun 2014, METODE PENELITIAN Jens peneltan deskrptf Analtk dengan desan survey analtk dengan pendekatan cross sectonal study. Peneltan dlakukan d Kelurahan Teluk Kabung Utara Kecamatan Bungus Kota Padang tahun 2014 dengan jumlah responden 65 orang. Semua populas djadkan sebaga sauyek peneltan. Pengumpulan data prmer untuk masng masng varabel dperoleh melalu wawancara, HASIL PENELITIAN sedangkan data sekunder dperoleh dar hasl pencatatan yang ada d Dnas Kesehatan Kota Parosdang dan Puskesmas Bungus Padang. Pengolahan data dengan system komputersas melalu tahap-tahap berkut : Edtng, codng, Entry dan Cleanng. Data danalss secara unvarat dan bvarat menggunakan uj statstk Ch squere dengan batas kemaknaan α 0,05 dan derajat kepercayaan 95%. Analss Unvarat Tabel 1. Dstrbus Frekuens Responden Berdasarkan perkembangan Anak Balta dan Faktor yang Mempengaruhnya d Puskesmas Bungus Kota Padang Tahun 2014 Karakterstk Frekuens Persentase Perkembangan Tdak sesua 38 58,5 Sesua 27 41,5 Status gz Gz Kurang Gz Bak Status Kesehatan Sakt 2 3,1 Sehat 63 96,9 Pemberan stmulas Kurang bak Bak Berdasarkan tabel 1 dapat dlhat bahwa lebh (96,9%) balta memlk status kesehatan dar separo (58,5%) balta memlk perkembangan yang tdak sesua, sebagan besar (83,1%) balta memlk status gz bak, Analss Bvarat sehat, lebh dar separo (53,8%) bu memberkan stmulas yang kurang bak terhadap perkembangan anak baltanya. Tabel 2.Dstrbus Frekuens Responden Berdasarkan Hubungan Faktor yang Mempengaruh Perkembangan Anak Balta d Puskesmas Bungus Kota Padang Tahun 2014 Perkembangan Jumlah P Status gz Tdak sesua Sesua f % f % f %

5 Gz kurang 10 90,9 1 9, ,020 Gz bak 28 51, , Status kesehatan Sakt 1 50,0 1 50, ,000 Sehat 37 58, , Pemberan stmulas Kurang bak 26 74,3 9 25, ,011 Bak 12 40, , Tabel 2 terlhat bahwa perkembangan anak yang tdak sesua lebh tngg dengan status gz anak yang kurang (90,9%) d bandngkan dengan perkembangan anak dengan status gz yang bak (51,9%), hasl uj statstk menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara status gz dengan perkembangan anak statstk tdak terdapat hubungan yang bermakna antara status kesehatan dengan perkembangan anak balta. P = 1,000 (P > 0,05), serta perkembangan anak yang tdak sesua lebh tngg dengan pemberan stmulas bu yang kurang bak (74,3%) d bandngkan dengan pemberan stmulas bu dengan yang baltanya. P = 0,020 (P < 0,05). Dan bak (40,0%), Hasl uj statstk menunjukkan perkembangan anak yang tdak sesua lebh tngg dengan status kesehatan anak yang sehat (58,7%) d bandngkan dengan status kesehatan anak yang sakt (50,0%), hasl uj ada hubungan yang bermakna antara pemberan stmulas bu dengan perkembangan anak baltanya. P = 0,011(P < 0,05). PEMBAHASAN Hasl peneltan menunjukkan bahwa (58,5%) responden d RW 02 Kelurahan Teluk Kabung Utara Kecamatan Bungus Padang memlk perkembangan yang tdak sesua, sedangkan (41,5%) responden memlk perkembangan yang sesua. Berbeda dengan peneltan Susan Dw (2007) bahwa (53%) bu yang mempunya balta yang perkembangannya normal, sedangkan (47%) bu yang mempunya balta dengan perkembangannya abnormal. Pertumbuhan dan perkembangan anak dpengaruh oleh beberapa faktor, sepert genetk, faktor lngkungan bak lngkungan prenatal maupun lngkungan postnatal. Berdasarkan uraan d atas, dapat dketahu bahwa dampak dar keterlambatan perkembangan personal sosal seorang anak adalah anak akan terlambat dalam bersosalsas dengan teman sebayanya sehngga anak juga bermasalah dalam hubungan sosal awal karena tdak dterma oleh teman sebayanya yang akan menyebabkan anak merasa kesepan dan tdak mempunya kesempatan untuk berperlaku sesua dengan harapan teman sebaya. (Darsana, 2007) Kurangnya pencegahan gangguan perkembangan motork halus pada anak akan menyebabkan perkembangannya tdak sesua dengan umur. Msalnya, pada usa balta

6 seharusnya sudah mampu dalam hal motork halus yang menggambar, meluks, bernyany tetap jka ada penympangan anak hanya mampu melaksanakan tahap perkembangan motork halus dbawah usa perkembangannya. Herlna, 2015 Tngkat perkembangan pada anak sangat pentng dketahu oleh orangtua, karena setap anak akan berbeda tahap perkembangan yang dlalunya karena tergantung dar umur anak. Apabla perkembangan anak terganggu anak bsa mengalam gangguan pada bcara dan bahasa, cerebral palsy, sndrom down, perawakan pendek, gangguan autsme, retardas mental, gangguan pemusatan perhatan dan hperaktvtas. (Depkes, 2008) Hasl peneltan menunjukkan bahwa anak yang dengan status gz kurang memlk perkembangan yang tdak sesua (90,9%) d bandngkan dengan status gz anak yang bak (51,9%). Hasl uj statstk ada hubungan yang bermakna antara status gz dengan perkembangan anak baltanya. (p = 0,020). Berbeda dengan Dew (2009) menunjukkan bahwa dar 2 balta dengan status gz buruk (50%) memlk perkembangan abnormal, dar 11 balta dengan status gz kurang (18,2%) memlk perkembangan abnormal dan dar 27 balta dengan status gz bak (74,1%) memlk perkembangan normal. Hasl uj statstk d dapatkan P = 0,621, artnya tdak ada hubungan yang bermakna antara status gz dengan perkembangan anak balta. Pertumbuhan dan perkembangan anak dpengaruh oleh beberapa faktor, Dantaranya faktor lngkungan bologs, sepert : ras, jens kelamn, umur, status gz, status kesehatan, kepekaan terhadap penyakt, penyakt krons, fungs metabolsme, dan hormone. (Ngastyah, 2005 Pada peneltan yang dlakukan, sesua hasl uj statstk, ada hubungan yang bermakna antara status gz dengan perkembangan anak balta. Artnya status gz anak balta yang kurang bak, dapat member pengaruh terhadap perkembangan anak balta. Gz atau nutrs merupakan salah satu komponen yang pentng dalam menunjang keberlangsungan proses pertumbuhan dan perkembangan balta yang menjad kebutuhan untuk tumbuh dan berkembang selama masa pertumbuhan. Apabla kebutuhan tersebut tdak atau kurang terpenuh maka dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangannya. (Hdayat, 2004) Pentngnya ntervens gz d usa awal dan hubungannya dengan kemampuan kogntf dalam jangka pendek dan jangka panjang sangat jelas. Oleh sebab tu, dalam rangka perkembangan dan pertumbuhan anak menjad sehat dan kuat, perlu memperhatkan makanan, tdak saja dar seg kuanttas (jumlah) makanan yang dmakan, melankan juga dar seg kualtas (mutu) makanan tu sendr. Pada balta, pemberan makanan yang bergz bermanfaat dalam mengoptmalkan pertumbuhan dan perkembangannya, makanan yang kurang gz dapat berdampak buruk kepada balta yang mempengaruh perkembangan dan pertumbuhannya pula. Status kesehatan yang sehat memlk perkembangan yang tdak sesua (58,7%) d bandngkan dengan status kesehatan anak yang yang sakt (50,0%). Hasl uj statstk tdak terdapat hubungan yang bermakna antara

7 status kesehatan dengan perkembangan anak balta. (P > 1,000). Hasl peneltan n menunjukkan bahwa 2 orang balta (3,1%) mempunya rwayat penyakt asma. Asma merupakan suatu penyakt yang dkenal dengan penyakt sesak napas yang dkarenakan adanya penyemptan pada saluran pernapasan karena adanya aktvtas berlebh. Pada anak yang menderta penyakt asma akan mempunya dampak terhadap perkembangannya, sepert anak tdak bsa melakukan aktvtas olahraga, berman, dan sebaganya. Peneltan Dyah (2012) menunjukkan bahwa pada aspek personal sosal, pada 11 anak (73.3 %) PJB sanotk menunjukkan perkembangan yang normal, dan pada 22 anak (57.9 %) PJB non-sanotk menunjukkan perkembangan yang dcurga terlambat. Berdasarkan hasl uj statstk, terdapat perbedaan yang bermakna pada perkembangan personal sosal. Pertumbuhan dan perkembangan anak dpengaruh oleh beberapa faktor, Dantaranya faktor lngkungan bologs, sepert : ras, jens kelamn, umur, status gz, status kesehatan, kepekaan terhadap penyakt, penyakt krons, fungs metabolsme, dan hormone. (Ngastyah, 2005) Pada peneltan yang dlakukan tdak terdapat hubungan yang bermakna antara status kesehatan anak balta dengan perkembangan anak balta. Artnya bahwa anak yang mempunya status kesehatan yang sehat atau sakt, perkembangan anak baltanya tetap bak. Faktor yang mempengaruh perkembangan balta tdak hanya status kesehatan anak saja, akan tetap terdapat faktor yang lannya sepert status gz, stmulas, stres, munsas,dll. Hal n dapat terlhat apabla anak dengan konds sehat dan sejahtera maka percepatan untuk tumbuh kembang sangat mudah, akan tetap apabla konds status kesehatan kurang maka akan terjad perlambatan. Walaupun demkan status kesehatan anak juga dapat berpengaruh pada pencapaan pertumbuhan dan perkembangan. (Hdayat, 2009) Kesehatan anak harus mendapat perhatan dar orangtua, yatu dengan cara segera membawa anaknya yang sakt ke tempat pelayanan kesehatan yang terdekat. Jangan sampa penyaktnya sudah menjad parah, yang bsa membahayakan jwanya. Stmulas kurang bak pada anaknya memlk perkembangan yang tdak sesua (74,3%) d bandngkan dengan bu yang memberkan stmulas dengan cara yang bak (40,0%). Hasl uj statstk terlhat ada hubungan yang bermakna antara pembern stmulas bu dengan perkembangan anak baltanya. (P = 0,011). Peneltan Susan (2007) menunjukkan sejalan atau hampr sama dengan peneltan n yatu perkembangan anak yang abnormal dengan pemberan stmulas oleh bu yang kurang bak sangat tngg (31,3%) dbandngkan dengan perkembangan anak yang abnormal dengan pemberan stmulas oleh bu yang bak (8,8%). nla P value yang d dapat 0,048 menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara

8 tndakan bu terhadap tngkat perkembangan anak baltanya. Aspek tumbuh kembang pada masa anak merupakan suatu hal yang sangat pentng, yang serng d abakan oleh tenaga kesehatan, khususnya dlapangan. Untuk mengetahu adanya penympangan pada tumbuh kembang bay dan balta serta untuk KESIMPULAN DAN SARAN Sebagan besar balta memlk status gz yang bak, status kesehatan yang sehat, lebh dar separo bu memberkan stmulas yang kurang bak dan memlk perkembangan yang tdak sesua, serta terdapat hubungan yang bermakna antara status gz dan pemberan stmulas dengan perkembangan anak balta dan tdak terdapat hubungan yang bermakna antara status kesehatan dengan perkembangan anak balta. mengoreks adanya faktor resko yang memnmalkan dampak anak dapat d cegah, dlakukan deteks dn terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Melalu Pmpnan Puskesmas Bungus Padang, dharapkan agar pemegang program KIA untuk lebh menngkatkan nformas tentang perkembangan anak dan memberkan penyuluhan serta memberkan contoh kepada orang tua tentang cara-cara yang mudah untuk menstmulas perkembangan anak, sepert membacakan buku certa/majalah, mengajak anak perg berekreas saat lburan. DAFTAR PUSTAKA Ayu, Dnda. Hubungan Tngkat Pengetahuan Ibu tentang stmulas Perkembangan dengan Tngkat Perkembangan Motork Halus Pada Masa Prasekolah (3-6 Tahun). Malang; Dnas kesehatan Kota Padang. Profl kesehatan Kota Padang Ngastyah. Perawatan Anak Sakt. Eds ke-2. Jakarta : EGC; Dompas, robn. Buku saku bdan lmu kesehatan anak. Jakarta : EGC; 2010 Hdayat, A azz. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta : Salemba Medka; Tr Sunarsh. Hubungan Antara Pemberan Stmulas Dn Oleh Ibu Dengan Perkembangam Balta D Taman Balta Mutha Sdo Arum, Sleman. Yogyakarta; Susan Dew Parmadana. Hubungan Perlaku Stmulas Anak Oleh Ibu Dengan Perkembangan Anak (Balta). Padang : Poltekkes Kemenkes RI Susant, Dew. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perkembangan Anak Balta. Padang : Unverstas Andalas; 2009.

9

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anema adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobn (HB) atau proten pembawa oksgen dalam sel darah merah berada d bawah normal,anema dalam kehamlan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Low Back Pan(LBP) merupakan salah satu gangguan muskuloskletal akbat kerja palng serng dtemukan.nyer juga bsa menjalar kedaerah lan sepert punggung bagan atas dan pangkal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR Resa Septan Pontoh 1), Neneng Sunengsh 2) 1),2) Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran 1) resa.septan@unpad.ac.d,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan merupakan faktor resiko gangguan pada fetal outcome dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan merupakan faktor resiko gangguan pada fetal outcome dan memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anema pada bu haml merupakan masalah kesehatan Anema pada kehamlan merupakan faktor resko gangguan pada fetal outcome dan memlk komplkas yang menngkatkan maternal dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri sendiri ataupun yang ditimbulkan dari luar. karyawan. Masalah stress kerja di dalam organisasi menjadi gejala yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri sendiri ataupun yang ditimbulkan dari luar. karyawan. Masalah stress kerja di dalam organisasi menjadi gejala yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pekerjaan merupakan suatu aspek kehdupan yang sagat pentng. Bag masyarakat modern bekerja merupakan suatu tuntutan yang mendasar, bak dalam rangka memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

Configural Frequency Analysis untuk Melihat Penyimpangan pada Model Log Linear

Configural Frequency Analysis untuk Melihat Penyimpangan pada Model Log Linear SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 Confgural Frequency Analyss untuk Melhat Penympangan pada Model Log Lnear Resa Septan Pontoh 1, Def Y. Fadah 2 1,2 Departemen Statstka FMIPA

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah,

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah, III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Suatu peneltan dapat berhasl dengan bak dan sesua dengan prosedur lmah, apabla peneltan tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. tinggi bagi kesehatan. Buwono (1993) mengungkapkan bahwa susu

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. tinggi bagi kesehatan. Buwono (1993) mengungkapkan bahwa susu BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Susu kambng merupakan suatu produk yang memlk nla manfaat tngg bag kesehatan. Buwono (1993) mengungkapkan bahwa susu merupakan sumber gz yang palng lengkap sekalgus palng

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.3.1 Tempat Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger Gorontalo khususnya pada sswa kelas VIII. 3.3. Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan selama

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS

EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS EVALUASI TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FIRST ORDER CONFIGURAL FREQUENCY ANALYSIS Resa Septan Pontoh Departemen Statstka Unverstas Padjadjaran resa.septan@unpad.ac.d ABSTRAK.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2 LNDSN TEORI 2. Teor engamblan Keputusan Menurut Supranto 99 keputusan adalah hasl pemecahan masalah yang dhadapnya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang past terhadap suatu pertanyaan.

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I 4. LATAR BELAKANG Kesultan ekonom yang tengah terjad akhr-akhr n, memaksa masyarakat memutar otak untuk mencar uang guna memenuh kebutuhan hdup

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penermaan terpentng d Indonesa. Oleh karena tu Pemerntah selalu mengupayakan bagamana cara menngkatkan penermaan Pajak. Semakn tngg penermaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

PROSEDUR MENGGUNAKAN STRATIFIED RANDOM SAMPLING METHOD DALAM MENGESTIMASI PARAMETER POPULASI

PROSEDUR MENGGUNAKAN STRATIFIED RANDOM SAMPLING METHOD DALAM MENGESTIMASI PARAMETER POPULASI JEMI, Vol 1, No 1, Desember 2010 PROSEDUR MENGGUNAKAN STRATIFIED RANDOM SAMPLING METHOD DALAM MENGESTIMASI PARAMETER POPULASI Des Rahmatna, SPd, MSc (Unverstas Martm Raja Al Haj) ABSTRAKSI Peneltan n dmaksudkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

PENGARUH LINGKUNGAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA GURU PENDIDIKAN JASMANI. Oleh Saepudin Abstrak

PENGARUH LINGKUNGAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA GURU PENDIDIKAN JASMANI. Oleh Saepudin Abstrak PENGARUH LINGKUNGAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA GURU PENDIDIKAN JASMANI Oleh Saepudn 82351112034 Abstrak Masalah utama peneltan n adalah Pengaruh Lngkungan dan Kepuasan Kerja terhadap Knerja Guru Penddkan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode Peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konds persangan dalam berbaga bdang ndustr saat n dapat dkatakan sudah sedemkan ketatnya. Persangan dalam merebut pasar, adanya novas produk, mencptakan kepuasan pelanggan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAPURA

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAPURA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAPURA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAPURA Sensus Penduduk 2010 merupakan sebuah kegatan besar bangsa Badan Pusat Statstk (BPS) berdasarkan Undang-undang Nomor 16

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data terdr dar dua data utama, yatu data denyut jantung pada saat kalbras dan denyut jantung pada saat bekerja. Semuanya akan dbahas pada sub bab-sub bab berkut. A. Denyut Jantung

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com

Lebih terperinci

V ANALISIS VARIABEL MODERASI DAN MEDIASI

V ANALISIS VARIABEL MODERASI DAN MEDIASI Solmun Program Stud Statstka FMIPA UB 31 V ANALISIS VARIABEL MODERASI DAN MEDIASI A. Pengertan Varabel Moderas Varabel Moderas adalah varabel yang bersfat memperkuat atau memperlemah pengaruh varabel penjelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.. KERANGKA ANALISIS Kerangka analss merupakan urutan dar tahapan pekerjaan sebaga acuan untuk mendapatkan hasl yang dharapkan sesua tujuan akhr dar kajan n, berkut kerangka

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen dengan bentuk kuas ekspermen. Pre test dlakukan d awal peneltan dan post tes dlakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian Pengaruh Captal Structure terhadap Proftabltas pada Industr Perbankan d Indonesa Mutara Artkel n d-dgtalsas oleh Perpustakaan Fakultas Ekonom-Unverstas Trsakt, 2016. 021-5663232 ext.8335 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belakang Dalam kehdupan sehar-har, serngkal dumpa hubungan antara suatu varabel dengan satu atau lebh varabel lan. D dalam bdang pertanan sebaga contoh, doss dan ens pupuk yang dberkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I ENDHULUN. Latar elakang Mengambl keputusan secara aktf memberkan suatu tngkat pengendalan atas kehdupan spengambl keputusan. lhan-plhan yang dambl sebenarnya membantu dalam penentuan masa depan. Namun

Lebih terperinci

Nama : Crishadi Juliantoro NPM :

Nama : Crishadi Juliantoro NPM : ANALISIS INVESTASI PADA PERUSAHAAN YANG MASUK DALAM PERHITUNGAN INDEX LQ-45 MENGGUNAKAN PORTOFOLIO DENGAN METODE SINGLE INDEX MODEL. Nama : Crshad Julantoro NPM : 110630 Latar Belakang Pemlhan saham yang

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

HUBUNGAN MEKANIKA TUBUH PERAWAT DENGAN RESIKO TERJADINYA LOW BACK PAIN (LBP) PADAPERAWATPELAKSANA DI RUMAH SAKIT UMUM PIRNGADI MEDAN 2014

HUBUNGAN MEKANIKA TUBUH PERAWAT DENGAN RESIKO TERJADINYA LOW BACK PAIN (LBP) PADAPERAWATPELAKSANA DI RUMAH SAKIT UMUM PIRNGADI MEDAN 2014 SKRIPSI HUBUNGAN MEKANIKA TUBUH PERAWAT DENGAN RESIKO TERJADINYA LOW BACK PAIN (LBP) PADAPERAWATPELAKSANA DI RUMAH SAKIT UMUM PIRNGADI MEDAN 2014 Oleh ERVAN SETIAWAN 1002066 PROGRAM STUDI NERS FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS POTENSI PENGEMBANGAN OBYEK WISATA NGEMBAG PONOROGO SKRIPSI

ANALISIS POTENSI PENGEMBANGAN OBYEK WISATA NGEMBAG PONOROGO SKRIPSI ANALISIS POTENSI PENGEMBANGAN OBYEK WISATA NGEMBAG PONOROGO SKRIPSI dajukan untuk memenuh tugas dan melengkap sebagan syarat-syarat guna memperoleh Gelar Sarjana Program Strata Satu (S-1) Progam Stud Manajemen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukan, guna menjawab persoalanpersoalan yang d hadap. Adapun

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 Tahun Pelajaran

METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 Tahun Pelajaran III. METODE PENELITIAN A. Settng Peneltan Peneltan n menggunakan data kuanttatf dengan jens Peneltan Tndakan Kelas (PTK). Peneltan n dlaksanakan d SMAN 1 Bandar Lampung yang beralamat d jalan Jend. Sudrman

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Tujuan dalm peneltan n adalah mengetahu keefektfan strateg pembelajaran practce-rehearsal pars dengan alat peraga smetr lpat dan smetr putar dalam menngkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Masalah Perkembangan matematka tdak hanya dalam tataran teorts tetap juga pada bdang aplkatf. Salah satu bdang lmu yang dkembangkan untuk tataran aplkatf dalam statstka

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung dalam pelaksanaan otonomi daerah belum dapat dilaksanakan secara optimal, antara

lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung dalam pelaksanaan otonomi daerah belum dapat dilaksanakan secara optimal, antara BAB V KESMPULAN, MPLKAS DAN REKOMENDAS A. Kesmpulan Berdasarkan hasl peneltan yang telah durakan sebelumnya kesmpulan yang dsajkan d bawah n dtark dar pembahasan hasl peneltan yang memjuk pada tujuan peneltan

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5 33 III.METODE PENELITIAN A Jens Dan Desan Peneltan. Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan kuanttatf. Peneltan n merupakan peneltan korelas yang bertujuan untuk mengetahu hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Pendekatan Peneltan Jens peneltan n termasuk peneltan korelasonal (correlatonal studes. Peneltan korelasonal merupakan peneltan yang dmaksudkan untuk mengetahu ada

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan d Sunga Sak, Kota Pekanbaru, Provns Rau. Penentuan lokas dlakukan secara tertuju (purposve) karena sunga n termasuk dalam 13 sunga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. lapangan atau bisa disebut dengan kata field research yakni dengan

BAB III METODE PENELITIAN. lapangan atau bisa disebut dengan kata field research yakni dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang dlakukan secara langsung d lapangan atau bsa dsebut dengan kata feld research yakn dengan melakukan peneltan dan pengamblan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

INDEKS KUALITAS UDARA

INDEKS KUALITAS UDARA INDEKS KUALITAS UDARA Untuk menyatakan konds kualtas udara d suatu tempat dapat dlakukan dengan ndeks kualtas udara. Indeks kualtas udara dbuat untuk memberkan kemudahan mengetahu konds kualtas udara amben

Lebih terperinci

MENGANALISA GANGGUAN PADA 331 WEIGHT FEEDER 2 UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI DI PT. SEMEN GRESIK (PERSERO).Tbk PABRIK TUBAN ABSTRAK

MENGANALISA GANGGUAN PADA 331 WEIGHT FEEDER 2 UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI DI PT. SEMEN GRESIK (PERSERO).Tbk PABRIK TUBAN ABSTRAK Nelson ulstono Teknk Mesn Unverstas Islam Malang 015 MENGANALIA GANGGUAN PADA 331 WEIGHT FEEDER UNTUK MENINGKATKAN PRODUKI DI PT. EMEN GREIK (PERERO).Tbk PABRIK TUBAN Nelson ulstono, Teknk Mesn, Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melindungi tenaga kerja apabila usaha rekayasa (engineering) dan administratif tidak

BAB I PENDAHULUAN. melindungi tenaga kerja apabila usaha rekayasa (engineering) dan administratif tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan lmu pengetahuan dan teknolog dalam bdang ndustr d Indonesa berkembang dengan pesat, sehngga menghaslkan mesn dan alat-alat canggh yang berguna sebaga alat

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN TENTANO PENTELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF DI KABUPATEN PACITAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA I

BUPATI PACITAN TENTANO PENTELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF DI KABUPATEN PACITAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA I BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 3g TAHUN 2012 TENTANO PENTELENGGARAAN PENDDKAN NKLUSF D KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPAT PACTAN Menmbang a. bahwa peseta ddk yang memlk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Manova atau Multvarate of Varance merupakan pengujan dalam multvarate yang bertujuan untuk mengetahu pengaruh varabel respon dengan terhadap beberapa varabel predktor

Lebih terperinci

Pemetaan Penyakit Demam Berdarah (DBD) Kota Makassar Dengan Penduga Empirical Bayes

Pemetaan Penyakit Demam Berdarah (DBD) Kota Makassar Dengan Penduga Empirical Bayes Jurnal Matematka, Statstka & Komputas 1 Vol. 4 No. Januar 008 Pemetaan Penyakt Demam Berdarah (DBD) Kota Makassar Dengan Penduga Emprcal Bayes Ansa Abstrak Peneltan n mengkaj penggunaan model Emprcal Bayes

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan pengembangan yang bertujuan membuat suatu produk dan duj kelayakannya. B. Metode Pengembangan Peneltan n menggunakan

Lebih terperinci

Corresponding Author:

Corresponding Author: Perbandngan Fungs Ketahanan Hdup Dengan Metode Non Parametrk Menggunakan Uj Gehan Dan Uj Cox-Mantel (Lvng wth Securty Functon Comparson Method Usng Non Paremetrk Gehan test and Cox-Mantel Tes Ans Sept

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Tempat dan waktu Peneltan Peneltan dlakukan pada Perusahaan Daerah Ar Mnum Kabupaten Gorontalo yang beralamat d jalan Gunung Bolyohuto No. 390 Kelurahan Bolhuangga Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. awal dengan pemberian latihan dan pemberikan tes akhir yang kemudian melihat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. awal dengan pemberian latihan dan pemberikan tes akhir yang kemudian melihat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Metode peneltan Metode peneltan yang dlakukan adalah metode ekspermen melakukan tes awal dengan pemberan lathan dan pemberkan tes akhr yang kemudan melhat penngkatan dan

Lebih terperinci