BAB 2 EKSPLORASI ISU BISNIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 EKSPLORASI ISU BISNIS"

Transkripsi

1 BAB 2 EKSPLORASI ISU BISNIS 2.1 Peta Pemikiran Konseptual Dasar pemikiran untuk mendapatkan isu bisnis PT Rattanland Furniture yaitu dari faktor eksternal dan internal perusahaan. Dalam tesis ini faktor eksternal perusahaan (environmental factors) dibatasi hanya menggunakan analisis PEST (Political Economic Social Technological) dan 5 (lima) struktur industri Porter (Porter's Five Forces model). Sedangkan faktor internal perusahaan (organizational factors) dibatasi hanya menggunakan analisis SWOT (Strength Weakness Opportunities Threat), Bauran Pemasaran (Marketing Mix 4P) dan evaluasi Sumber Daya Manusia (SDM). Sehingga terbentuk peta pemikiran konseptual seperti gambar dibawah ini. Situasi Bisnis PT RATTANLAND FURNITURE - Penurunan Peningkatan Penjualan 2006 Tinjauan Pustaka dan Wawancara Solusi Bisnis Faktor Eksternal Perusahaan - Optimasi Website - Peraturan Pemerintah Faktor Internal Perusahaan - Analisis PEST - SDM - Analisis SWOT - Struktur Industri - Analisis Industri - Bauran Pemasaran - Bauran Pemasaran - SDM - Aksi analisis SWOT Alternatif Solusi Bisnis - Pameran - Franchise - Go Public Rencana Implementasi Kesimpulan Gambar 2.1 Peta Konseptual 14

2 2.2 Analisis Situasi Bisnis Situasi bisnis saat ini di PT Rattanland Furniture adalah terjadinya penurunan peningkatan penjualan tahun Peningkatan penjualan tidak seperti biasanya, hanya 27% dari tahun sebelumnya. Data penjualan PT Rattanland Furniture terlihat pada tabel 2.1: Tabel 2.1. Prosentase Kenaikan Penjualan per Tahun TAHUN PENJUALAN (US$) PROSENTASE 1999 $29, % 2000 $155, % 2001 $229, % 2002 $299, % 2003 $505, % 2004 $746, % 2005 $1,120, % 2006 $1,417, Dari tabel 2.1 terlihat terjadi penurunan kenaikan penjualan pada tahun 2001 ke tahun 2002, tahun 2003 ke tahun 2004, dan tahun 2005 ke tahun Kemungkinan yang terjadi penurunan kenaikkan penjualan tahun adalah karena pada awal tahun 2001 ibunda dari direktur utama meninggal dunia. Pada saat itu PT Rattanland Furniture belum memiliki tim pemasaran, sehingga pemasaran terpusat di direktur utama. Pada tahun 2001 direktur utama PT Rattanland Furniture tidak mencoba mencari pembeli baru, dan berkonsentrasi pada urusan agama. Sedangkan tahun walaupun terjadi penurunan kenaikkan penjualan tetapi masih cukup tinggi hampir 50%. 15

3 Dan penurunan kenaikan penjualan tahun mungkin karena beberapa masalah. Salah satunya berkembang pesatnya negara China sebagai eksportir furniture rotan, sebagai pesaing baru dari Indonesia, Vietnam, Philippines, dan Malaysia. Melihat tren seperti ini PT Rattanland harus memiliki strategi pemasaran baru atau produk baru yang menjadi tren market saat ini dan akan datang. Yang menjadi momentum penting PT Rattanland Furniture adalah pada saat tahun 2010 terjadinya globalisasi negara-negara maju. Hal itu membuat persaingan makin ketat, sehingga dibutuhkan strategi yang baru untuk membenahi diri, jangan sampai terlindas oleh globalisasi dunia Faktor Eksternal Perusahaan (environmental factors) Faktor eksternal perusahaan adalah faktor di luar perusahaan, di luar struktur organisasi perusahaan, di luar dari operasi perusahaan dan memiliki implikasi untuk semua perusahaan dan tidak memiliki pengaruh terhadap pengaturan suatu organisasi Analisis PEST Analisis PEST adalah analisis diluar perusahaan menyangkut lingkungan makro yang mempengaruhi semua perusahaan. Faktor-faktor analisis PEST yaitu: faktor politik, ekonomi, sosial dan teknologi. Faktor Politik Semenjak pemerintahan SBY-JK indutri furniture rotan mengalami penurunan drastis, dikarenakan mulai tahun 2005 dibuka kran ekspor bahan baku rotan mentah. Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono menerbitkan Permenperdag No.12/2005, membolehkan ekspor rotan asalan dan setengah jadi dengan kuota ekspor ton. Yakni ton rotan asalan jenis taman/sega dan irit, ton rotan setengah jadi dalam bentuk kulit dan hati rotan yang diolah dari jenis taman/sega dan irit, dan ton rotan setengah jadi dalam bentuk rotan poles, hati dan kulit rotan yang diolah bukan dari jenis rotan taman/sega dan irit. Sejak diberlakukan Permendag tsb, banyak pembeli yang membeli rotan asalan/mentah, untuk mencoba memproduksi sendiri di negaranya. Negara pesaing Indonesia dalam hal ekspor furniture rotan 16

4 adalah China, Vietnam, Malaysia, dan Filipina. China terkenal dengan produk murahnya dengan kualitas yang rendah, Vietnam sedang banyak dikunjungi pembeli, sedangkan Filipina terkenal dengan desainnya yang bagus dan harga yang mahal. Kondisi ekspor furniture rotan Indonesia saat ini adalah sbb: Tabel 2.2. Data Ekspor Indonesia Produk Rattan Furniture (BPS,15/3/2007) YEAR HS CODE COMMODITY FOB VALUE (US$) SEATS OF RATTAN 100,325, OTHER SEATS CANE,OSIER,BAMBOOS 1,327, ,653, SEATS OF RATTAN 30,347, OTHER SEATS CANE,OSIER,BAMBOOS 196, ,544, SEATS OF RATTAN 172,596, OTHER SEATS CANE,OSIER,BAMBOOS 8,010, ,606, SEATS OF RATTAN 180,371, OTHER SEATS CANE,OSIER,BAMBOOS 7,245, ,616, SEATS OF RATTAN 165,863, OTHER SEATS CANE,OSIER,BAMBOOS 7,052, ,915, SEATS OF RATTAN 176,918, OTHER SEATS CANE,OSIER,BAMBOOS 5,841, ,760, SEATS OF RATTAN 194,619, OTHER SEATS CANE,OSIER,BAMBOOS 5,846, ,466, SEATS OF RATTAN 187,752, OTHER SEATS CANE,OSIER,BAMBOOS 17,916, ,668, SEATS OF RATTAN 169,258, OTHER SEATS CANE,OSIER,BAMBOOS 21,749, ,008, * SEATS OF RATTAN 139,285, OTHER SEATS CANE,OSIER,BAMBOOS 20,028, ,314, *Data tahun 2006 hanya Januari-Oktober. Data Ekspor dari BPS berada di Lampiran 2A-2I 17

5 Data Gambar 2.2 diambil dari Tabel 2.2 sehingga menjadi sebagai berikut: 250,000, ,000, ,606, ,616, ,466, ,668, ,008, ,000, ,915, ,760, ,314,133 USD 100,000, ,653,198 50,000, ,554, Gambar 2.2 Grafik Ekspor Produk Furniture Rotan Indonesia (BPS, 2007) Faktor Ekonomi Perkembangan ekonomi dunia, terutama negara tujuan ekspor, selalu berubah tergantung keadaan ekonomi negara tersebut. Tetapi hasil wawancara didapat informasi jika mata uang rupiah melemah, maka pesanan dari pembeli di luar negeri meningkat. Sedangkan jika rupiah menguat, pesanan pembeli akan menurun. Karena jika rupiah menguat, eksportir akan menaikkan harga jualnya ke pembeli, hal ini akan menjadi hambatan untuk menaikkan penjualan dari perusahaan eksportir. Faktor Sosial dan Budaya Faktor sosial dan budaya ini berpengaruh kepada penjualan jenis produk tertentu ke negara tertentu. Faktor ini meliputi kondisi kultural, ekologis, pendidikan di negara pembeli. Ada kesukaan khusus tiap negara dalam membeli produk furniture rotan. Faktor ini hanya dapat diketahui jika sudah berpengalaman dalam melakukan ekspor ke negara tertentu dalam waktu yang lama. Contohnya kesukaan pembeli dari negara Inggris yaitu anyaman rotan, tidak mau anyaman eceng gondok, pelepah pisang dll. Kemudian bahan kain penutup jok (cushion) harus tahan api. Berbeda dengan negara lain di eropa, mereka membeli produk anyaman eceng gondok, pelepah pisang. Kesukaan pembeli dari negara Canada yaitu produk furniture dengan bahan dasar 18

6 rotan batangan dengan sedikit anyaman. Modelnya pun sangat simpel tanpa banyak asesoris. Faktor Teknologi Faktor ini disebabkan oleh perubahan teknologi yang mempengaruhi kebutuhan pembeli. Contohnya seperti perkembangan teknologi informasi, hampir seluruh pembeli menggunakan sebagai alat komunikasi dengan pihak eksportir. Saat ini pembeli sering chatting dengan para pemasar jika ada permintaan khusus. Misalnya produk penting yang harus dimasukkan ke dalam kontainer. Dari analisis PEST ini, yang paling berpengaruh terhadap industri furniture rotan adalah faktor politik, yaitu adanya peraturan pemerintah yang membolehkan ekspor bahan baku rotan Struktur Industri Analisa untuk menguji tingkat daya saing dalam bidang bisnis menggunakan 5 kekuatan dari Michael E. Porter. Dalam model Porter, terdapat 5 (lima) kekuatan dasar yang harus diperhatikan dalam rangkan menguji daya saing perusahaan, yaitu: 1. Ancaman dari pemain baru (the threat of new entrant) 2. Kekuatan tawar penbeli (the bargaining power of buyers) 3. Kekuatan tawar pemasok(the bargaining power of suppliers) 4. Ancaman produk pengganti(the threat of substitute product and services) 5. Persaingan diantara perusahaan sejenis(the intensity of rivalry among competitors in an industry) (Porter,1998)(Wheelen, 2005) Elemen-elemen struktur industri tersebut ada dibawah ini: 1. Persaingan Industri (rivalry) Persaingan di antara perusahaan yang sejenis biasanya paling berpengaruh diantara lima kekuatan. Strategi yang dijalankan oleh salah satu perusahaan dapat berhasil jika strategi itu menyediakan keunggulan bersaing atas strategi yang dijalankan oleh perusahaan pesaing. Persaingan industri ini timbul sebagai akibat persaingan antara perusahaan yang memproduksi produk yang sama pada pasar yang sama. Persaingan ini diikuti oleh kondisi: a. Perilaku konsumen b. Pesaing yang meningkat 19

7 c. Pertumbuhan permintaan yang lambat d. Kebutuhan biaya tinggi untuk bertahan dalam persaingan 2. Ancaman Masuknya Pendatang Baru (the threat of new entrant) Apabila ada perusahaan baru dengan mudahnya masuk industri tertentu, intensitas persaingan di antara perusahaan akan meningkat. Akan tetapi, hambatan untuk masuk dapat termasuk keperluan skala ekonomi dengan cepat, keperluan untuk memperoleh teknologi dan pengetahuan khusus, kurangnya pengalaman, loyalitas pelanggan yang kuat, pilihan merek yang kuat, persyaratan modal yang besar, kurangnya saluran distribusi yang memadai, kebijakan peraturan pemerintah, tarif, kurangnya akses ke bahan baku, kepemilikan patent, lokasi yang tida menguntungkan, serangan balik dari perusahaan yang bertahan, dan kejenuhan potensi pasar. 3. Kekuatan Tawar Pemasok (the bargaining power of suppliers) Kekuatan tawar dari pemasok mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu industri, terutama apabila jumlah pemasok banyak, apabila sedikit bahan pengganti yang baik, atau apabila biaya mengganti bahan baku sangat tinggi. Pemasok akan memiliki kekuatan bila: a. Supplier input tersebut adalah hal yang penting bagi industri. b. Pasokan tersebut sifatnya unik seingga industri tidak akan beralih kepada pemasok lainnya. c. Mendominasi beberapa produsen besar yang posisi pasarnya aman dan tidak dalam kondisi persaingan ketat. 4. Kekuatan Tawar Pembeli (the bargaining power of buyers) Kekuatan tawar pembeli timbul dalam keadaan sebagai berikut: a. Produk standar (tidak ada perbedaan) b. Konsumen banyak dan pembelian berjumlah besar. c. Prosentase pembelian pelanggan merupakan bagian terbesar dari total penjualan. 20

8 5. Ancaman Produk Pengganti (the threat of substitute product and services) Ancaman produk substitusi diakibatkan karena keunggulan dalam segi kualitas, bahan baku, harga, merek, dan fungsi yang sama yang dapat mengancam perusahaan dalam penawaran produknya di pasar. Misalnya produk furniture dari kayu atau rotan akan tersaingi dengan produk furniture plastik. Karena proses produksi furniture bahan baku hasil bumi lebih lama dibandingkan dengan furniture berbahan baku plastik. Dan saat ini ada produk furniture plastik yang menyerupai kayu dan rotan. Ancaman Pendatang Baru Kekuatan Tawar Pemasok Persaingan di antara Perusahaan yang ada ( Pesaing Industri ) Kekuatan Tawar Pembeli Ancaman Produk / Jasa Pengganti Gambar 2.3 Struktur Industri Furniture Rotan Ekspor Dari gambar 2.3 menunjukkan bahwa kekuatan tawar pembeli lebih besar dari manufaktur. Kekuatan tawar manufaktur dengan pemasok, menunjukkan bahwa pemasok masih bisa mengikuti harga yang ditawarkan perusahaan. Ancaman produk yang paling sering terjadi adalah produk dengan bahan plastik. Jadi PT Rattanland Furnitureharus menghasilkan produk yang tidak bisa digantikan oleh material plastik. Dibukanya kran ekspor bahan baku, akan tumbuhnya pemain-pemain baru di pasar furniture rotan. Akan terjadi persaingan ketat, tidak hanya di negara eksportir sekarang, tetapi jangka panjang bisa bersaing dengan produk dari negara importir. 21

9 2.2.2 Faktor Internal Perusahaan Faktor internal perusahaan adalah faktor-faktor di lingkungan perusahaan yang berada di dalam organisasi tersebut dan secara normal memiliki implikasi yang langsung dan khusus pada perusahaan. Faktor internal dalam tesis ini yang dibahas adalah tentang bauran pemasaran, analisis SWOT dan sumber daya manusia Bauran Pemasaran (4P) Salah satu unsur dalam strategi pemasaran terpadu adalah Bauran Pemasaran, yang merupakan strategi yang dijalankan perusahaan, yang berkaitan dengan penentuan, bagaimana perusahaan menyajikan penawaran produk pada satu segmen pasar tertentu, yang merupakan sasaran pasarannya. Bauran pemasaran sekumpulan alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasaran pada pasar sasarannya. Pengklarifikasian alat ini ke dalam empat kelompok yang disebut 4P, yaitu: product (produk), price (harga), place (distribusi), dan promotion (promosi), yang seringkali digunakan untuk produk manufaktur terdapat di Tabel 2.3. Tabel 2.3 Strategi Marketing Mix (4P) (Philip Kotler, 2003) Product Place Promotion Price Quality Channels Advertising List price Features Coverage Personal selling Discounts Options Locations Sales promotion Allowances Style Inventory Publicity Payment periods Brand name Transport Credit items Packaging Sizes Service Warranties 22

10 Produk (Product) Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar. Produk yang ditawarkan dapat berupa kursinya saja, sofanya saja, ataupun dalam bentuk set. Dan bisa pula menggunakan bahan anyaman selain yang ditawarkan. Sehingga pembeli mempunyai pilihan untuk mengatur sendiri pembeliannya. PT Rattanland Furniture seharusnya sudah memiliki izin Patent International terhadap merk Rattanland. Ditinjau dari sisi desain, produk terdiri dari dua kelompok: Desain murni dari perusahaan Desain meniru atau turunan dari pembeli. Ditinjau dari sisi fungsi produk terdiri dari: Kursi, meja, pembatas ruangan, tempat tidur, rak, keranjang. Ditinjau dari sisi bahan dibagi 2: Murni rotan, seluruh produk terbuat dari rotan Campuran dari bahan lain, seperti kayu mangga, serat abaca (pelepah pisang), eceng gondok dsb. Harga (Price) Harga suatu produk atau jasa merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi permintaan pasar. Harga dapat mempengaruhi posisi persaingan dan bagian pasar dari perusahaan. Harga merupakan unsur bauran pemasaran yang memberikan hasil pada perusahaan dengan menciptakan sejumlah pendapatan dan keuntungan. Penentuan harga jual berdasarkan profit minimum 10% maksimum 30%. Tergantung persaingan terhadap produk sejenis tersebut. Karena sebagai perusahaan manufaktur, yang menjual produknya dengan hitungan kontainer, yang diutamakan adalah volume dari penjualan. Harga jual yang diberikan disesuaikan dengan jenis usaha pembelinya. Pembelinya bisa sebagai importer murni, distributor ataupun toko 23

11 retailer. Keuntungan dari PT Rattanland Furniture untuk pembeli dari toko retail lebih besar daripada pembeli jenis importer. Data pembeli ini diketahui dari form pengiriman dari website. Sehingga para marketer mengetahui langsung jenis usaha pembeli yang sedang bernegosiasi. Perhitungan harga jual seperti dibawah ini: Price=Cost+Profit Cost = biaya yang dikeluarkan dari awal pekerjaan sampai selesai, meliputi biaya sub kontraktor pembuat barang mentah, biaya sub kontraktor finishing, dan biaya pengeluaran untuk mendatangkan container ke pabrik. Profit = keuntungan diambil antara 10% sampai 30%, tergantung persaingan produk tersebut. Misalnya model produk yang biasa-biasa saja profitnya lebih kecil dibandingkan dengan model produk unik, yang tidak semua eksportir bisa buat. Price = harga jual ke pembeli dalam dollar amerika (USD). Penetapan nilai dollar diambil dari harga USD sekarang dikurangi Rp 500,-. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga harga jual dari fluktuasi nilai Rp terhadap USD. Harga yang ditawarkan oleh PT Rattanland Furniture hanya dengan metode FOB (Free On Board), untuk menghindari modal besar yang terpakai. Karena harga FOB, barang yang dibeli hanya sampai pelabuhan, selanjutnya tanggungjawab dari pembeli. Berbeda dengan harga CIF (Cost Insurance and Freight), eksportir bertanggungjawab terhadap barang yang dijual sampai dengan pelabuhan pembeli. Jadi biaya transportasi laut dari pelabuhan penjual menuju pelabuhan pembeli ditanggung penjual. Hal ini membuat permodalan dari pembelian 1 kontainer menjadi besar. Sedangkan profit tetap untuk setiap pesanan dari pembeli. 24

12 Distribusi (Place) Aktivitas PT Rattanland Furniture untuk menyediakan produknya di pasar pada waktu yang tepat berhubungan erat dengan sistem distribusi yang diterapkan. Dalam melaksanakan distribusi ada 2 alternatif yang dapat digunakan, yaitu: Distribusi langsung Yaitu perusahaan yang membangun saluran distribusinya sendiri, biasanya perusahaan bersangkutan memiliki finansial yang kuat serta kemampuan manajemen dan pemasaran yang baik. Distribusi tidak langsung Yaitu perusahaan yang menggunakan perantara dalam melakukan distribusi produknya. Saat ini PT Rattanland Furniture menjual produknya dengan 2 sistem distribusi ke semua negara. Hal ini membuat pembeli-pembeli di satu negara mendapatkan perbedaan harga walaupun produknya sama. Ini terjadi karena pembeli tersebut memilik tipe perusahaan yang berbeda, distributor dan retailer. Harga jual untuk retailer lebih tinggi dibandingkan ke distributor. Dengan asumsi pembeli distributor membeli lebih banyak daripada pembeli retailer. Promosi (Promotion) Promosi merupakan salah satu aktifitas pemasaran yang memungkinkan perusahaan untuk berkomunikasi dan membujuk pelanggan untuk membeli produknya. Promosi yang dilakukkan PT Rattanland Furniture sekarang hanya online marketing yaitu pemasaran melalui internet. Tidak melakukan pameran-pameran dagang produk ekspor. Website yang saat ini digunakan menggunakan bahasa inggris saja. 25

13 Analisis SWOT Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness), dan ancaman (threats). (Freddy Rangkuti, Analisis SWOT, 1997, 18) Manfaat dari analisis SWOT (Colin Barrow, Robert Brown, Liz Clarke, The Successfull Entrepreneur s, 2006) Sebuah ringkasan dari elemen-elemen kunci dari bisnis yang dijalankan Laporan singkat yang tidak terlalu singkat Fokus ke permasalahan yang dihadapi perusahaan Aksi yang akan dilakukan dari laporan singkat SWOT 26

14 Tabel 2.4 Kekuatan dan Kelemahan PT Rattanland Furniture Kekuatan (strengths) 1.Konsumen (customer) Rattanland memiliki pembeli di seluruh dunia 2. Produk (product) Rattanland memiliki produk yang bervariasi 3. Distribusi (place) Distribusi ke importir dan retailer tanpa perantara 4. Promosi (promotion) Rattanland memiliki peringkat tinggi di search engines. Penghematan, karena tidak melakukan pameran 5. Harga (price) Harga yang ditawarkan cukup bagus hanya profit 10%-30% 6. Keuangan (finance) Setiap bulan selalu membukukan keuntungan 5%-10% dari total penjualan 7. Operasi (operation) Rattanland buka online 24 jam sehari, 7 hari seminggu untuk menerima permintaan pembeli dari website. Rattanland menggunakan tenaga outsource, untuk mengurangi biaya overhead. Kelemahan (weaknesses) Tidak memiliki pembeli yang besar dan terkenal. Karena memiliki banyak produk, pembeli menjadi bingung. Terjadinya konflik dari kepentingan importir dan retailer. Peringkat di search engines hanya sementara, tergantung dengan pesaing yang menggunakan kata kunci sama. Tidak melakukan pameran dagang ekspor, hilang kesempatan untuk mencari pembeli baru. Harga mengikuti tren harga pesaing. Kadangkala terjadi klaim dari kualitas produk yang cacat, akibat proses loading, unloading dan kelalaian QC Perbedaan waktu kerja dengan pembeli, sehingga hanya bisa menggunakan , tidak bisa berkomunikasi langsung. Tenaga outsource yang susah diatur jika waktu kerja ditambah Dari data kekuatan, perusahaan dapat memperkuat dan mempertahankan, dan dari data kelemahan, perusahaan dapat memperbaiki sehingga bukan menjadi kelemahan lagi. 27

15 Tabel 2.5 Peluang dan Ancaman PT Rattanland Furniture Peluang (opportunities) 8. Pasar (market) Penjualan Rattanland tiap tahun masih naik 9. Politik (political) Globalisasi negara maju 2010 dan negara berkembang Teknologi (technology) Rattanland sudah menggunakan tenaga SEO (Search Engines Optimizer) dari Bali dan Perancis. Ancaman (threats) Terjadi penurunan peningkatan penjualan tahun 2006 Jika PP tentang bahan baku tidak dirubah, globalisasi akan menghancurkan eksportir furniture rotan dari Indonesia Tenaga SEO yang digunakan masih outsource, mereka bisa saja bekerjasama dengan manufaktur furniture rotan lainnya. 11.Kompetisi (competition) Penghematan biaya karena menggunakan teknologi lama di proses finishing produk Kompetisi di peringkat search engines masih cukup sedikit. Kompetisi antara manufaktur furniture rotan masih di beberapa negara, China, Malaysia, Vietnam, dan Filipina. Proses finishing yang dilakukan masih menggunakan teknologi lama. Algoritma sistem pencarian search engines selalu berubah tanpa pemberitahuan. Eksportir negara China banyak mengambil pembeli yang biasanya membeli dari Indonesia. Dari Tabel 2.5 tentang peluang dan ancaman, perusahaan memiliki percaya diri karena masih ada peluang yang ada dan ancaman yang ada menjadi dasar untuk membuat perencanaan strategi marketing di masa datang. 28

16 Sumber Daya Manusia PT Rattanland Furniture memiliki 1 orang Manager Operasi, 5 orang pemasar, 1 orang Kepala Produksi, 1 orang Inventory Auditor, 1 orang PPC, 6 orang Quality Control, 2 orang pengurusan dokumen ekspor, 1 orang IT & Desain grafis, 4 orang Satpam. Dari proses bisnis yang dilakukan PT Rattanland Furniture, banyak sekali melakukan outsource. Metode outsource ini memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Menurut Facility Management Indonesia menyatakan bahwa: Kelebihan dari perusahaan yang mengunakan outsource, dapat menggunakan tenaga ahli sesuai kompetensinya, problem sdm yang kompleks juga ditanggung oleh perusahaan outsource. Sedang kekurangannya, tenaga outsource kurang koordinatif dengan pihak internal perusahaan yang mengunakan jasa perusahaan outsource.(fm-indonesia, 2007) Dari buku Strategic Management and Business Policy, ada beberapa kesalahan utama di perusahaan yang mengandalkan outsource: 1. Aktifitas Outsourcing yang seharusnya tidak di outsource. Perusahaan bisa gagal dalam aktifitas utama dalam (in house) produksi sendiri. 2. Kesalahan dalam memilih perusahaan outsource Perusahaan tidak dapat dipercaya ataupun kurang ahli di bidangnya. 3. Kontrak outsourcing yang kurang baik Perusahaan tidak dapat memiliki kekuatan (balance power) dalam hubungannya dengan perusahaan outsourcing. 4. Permasalahan personel Pekerja outsourcing tidak memiliki komitmen penuh kepada perusahaan. 5. Kehilangan kontrol terhadap aktifitas outsourcing Perusahaan tidak dapat mengatur terhadap aktifitas yang dikerjakan perusahaan outsource. 6. Biaya tersembunyi dari proses outsource Biaya outsource yang lebih mahal daripada mengerjakan sendiri. 7. Gagal merencanakan Exit Strategi Perusahaan tidak dapat mengadakan sendiri jika perusahaan outsource meyelesaikan kontraknya. Pada saat ini sumber daya yang tidak dimiliki adalah orang bagian personalia dan orang yang mendesain produk baru. Karena selama ini jabatan tsb masih dirangkap. Pengurusan sumber daya manusia (personalia) dilaksanakan oleh manager operasi dan desainer produk dilakukan oleh tim pemasaran. 29

17 2.3 Akar Masalah Akar masalah merupakan pernyataan yang lengkap mengenai ruang lingkup permasalahan yang akan diteliti sehingga dapat mengarahkan dan memusatkan pikiran pada masalah yang akan diteliti. Permasalahan yang terjadi dari PT Rattanland Furniture adalah: Penurunan peningkatan penjualan tahun Beberapa kemungkinan penyebab permasalahan terjadi karena: Faktor politik : peraturan pemerintah Stuktur industri yang ada Faktor internal perusahaan Sehingga penelitian ini, berusaha mencari jawaban untuk menangani pertanyaan berikut di bawah ini. 1. Bagaimana caranya untuk menambah pembeli baru? 2. Bagaimana dampak PP terhadap penjualan PT Rattanland Furniture? 3. Apakah SDM sudah lengkap dalam rangka meningkatkan penjualan? 4. Apakah struktur industri furniture rotan terdapat masalah? 5. Apakah strategi pemasaran yang dijalankan sudah optimal? 30

BAB 4 RENCANA IMPLEMENTASI

BAB 4 RENCANA IMPLEMENTASI BAB 4 RENCANA IMPLEMENTASI Dari 8 (delapan) solusi bisnis yang ada, yaitu optimasi website, peraturan pemerintah yang harus dirubah, penambahan SDM, mengurangi tekanan persaingan di industri, melakukan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. 1. Identifikasi business model saat ini : dimana penulis akan malakukan

BAB 3 METODOLOGI. 1. Identifikasi business model saat ini : dimana penulis akan malakukan BAB 3 METODOLOGI 3.1 Kerangka Pikir Business Plan Kerangka pikir penulis untuk model bisnis ini terdiri dari delapan langkah yaitu diantaranya berupa : 1. Identifikasi business model saat ini : dimana

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Strategi Pemasaran Selain perencanaan, suatu perusahaan memerlukan pemasaran yang efektif untuk mencapai sasaran dan tujuan. Pemasaran yang efektif meliputi kombinasi dari elemen-elemen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Strategic Strategy dalam sebuah perusahaan terdiri dari beberapa pergerakan kompetitif dan pendekatan bisnis yang manager lakukan untuk mengembangkan bisnis, menarik dan melayani

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Porter Strategi kompetitif merupakan suatu framework yang dapat membantu perusahaan untuk menganalisa industrinya secara keseluruhan, serta menganalisa kompetitor dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi 2.1.1 Pengertian Perencanaan Strategis Perencanaan strategis, menurut Ward dan Peppard (2002, p462) adalah analisa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 RUMAH Rumah adalah salah satu kebutuhan pokok manusia selain sandang dan pangan. Rumah biasanya digunakan manusia sebagai tempat berlindung dari panas matahari dan hujan. Selain

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengantar Produk obat merupakan produk industri yang mempunyai pasar yang sangat besar di Indonesia. Persaingan antar produsen obat di dalam industri farmasi tetap tumbuh meskipun

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Market Assessment. Marketing Strategy. Business Plan. Conclusion

BAB III METODOLOGI. Market Assessment. Marketing Strategy. Business Plan. Conclusion 40 BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Pikir Market Assessment SWOT Porter s Five Forces Marketing Strategy Business Plan Conclusion Gambar 3.1 Kerangka Pikir 41 3.2. Penjelasan Kerangka Pikir Pertama-tama,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah Penulis melakukan analisis terhadap lingkungan industri yang dihadapi oleh Dewi Sambi Tenun dan Perancangan saluran distribusi multi channel Marketing,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Properti Properti berasal dari bahasa Latin yaitu proprietas atau berarti kepemilikan, dan merujuk pada satu atau lebih entitas yang dimiliki seseorang atau badan organisasi, dimana

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tetapi juga menjadi ladang bisnis yang menjanjikan. Dengan adanya

I. PENDAHULUAN. tetapi juga menjadi ladang bisnis yang menjanjikan. Dengan adanya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknologi komunikasi saat ini tidak hanya menjadi kebutuhan masyarakat umum tetapi juga menjadi ladang bisnis yang menjanjikan. Dengan adanya perkembangan bisnis operator

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Melalui fungsi transformasi sumberdaya manusia, iptek dan sosial, perguruan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Melalui fungsi transformasi sumberdaya manusia, iptek dan sosial, perguruan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Melalui fungsi transformasi sumberdaya manusia, iptek dan sosial, perguruan tinggi menempati posisi yang strategis dalam pembangunan masyarakat. Perkembangan masyarakat

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang

LANDASAN TEORI. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Enterprise Resource Planning Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang didisain untuk dapat menyediakan lingkungan yang terintegrasi dan sistematis

Lebih terperinci

BAB III EVALUASI BISNIS

BAB III EVALUASI BISNIS BAB III EVALUASI BISNIS 3.1. Evaluasi Pencapaian Bisnis Konveksi Pakaian KVKU Pola gaya hidup konsumtif masyarakat Indonesia sangat berpengaruh terhadap performa penjualan KVKU dari tahun ke tahunnya.

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. menarik perhatian, dibeli dan digunakan dengan tujuan memberikan kepuasan. product delivery. Packaging.

BAB III LANDASAN TEORI. menarik perhatian, dibeli dan digunakan dengan tujuan memberikan kepuasan. product delivery. Packaging. BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Produk Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pangsa pasar untuk menarik perhatian, dibeli dan digunakan dengan tujuan memberikan kepuasan yang diinginkan oleh

Lebih terperinci

Mata Kuliah. - Markom Industry Analysis- Analisis Situasional Perusahaan. Ardhariksa Z, M.Med.Kom. Modul ke: Fakultas FIKOM

Mata Kuliah. - Markom Industry Analysis- Analisis Situasional Perusahaan. Ardhariksa Z, M.Med.Kom. Modul ke: Fakultas FIKOM Mata Kuliah Modul ke: - Markom Industry Analysis- Analisis Situasional Perusahaan Fakultas FIKOM Ardhariksa Z, M.Med.Kom Program Studi Marketing Communication and Advertising Analisis Situasional Apa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum, industri tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum, industri tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara umum, industri tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia memiliki daya saing yang relatif baik di pasar internasional. Hal ini disebabkan Indonesia memiliki

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS ANJING RAS

KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS ANJING RAS KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS ANJING RAS OLEH ROBINSONLIN SIMBOLON 10.11.4600 S1TI-2N STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 STRATEGI MARKETING ABSTRAK Persaingan didalam bisnis Pasar Anjing Ras

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS KOPI SIDIKALANG

KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS KOPI SIDIKALANG KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS KOPI SIDIKALANG OLEH DAUD ERWIN AYAMISEBA 10.11.4209 S1TI-2I STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 STRATEGI MARKETING ABSTRAK Persaingan industri bisnis kopi sudah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Suatu perusahaan yang bergerak dalam sebuah industri hampir tidak ada yang bisa terhindar dari persaingan. Setiap perusahaan harus memiliki suatu keunggulan kompetitif

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Business Model Menurut Alan Afuah business model adalah kumpulan aktivitas yang telah dilakukan sebuah perusahaan, bagaimana hal tersebut dilakukan, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara dan telah terbukti terutama di saat resesi ekonomi pada tahun 1985 dan

BAB I PENDAHULUAN. negara dan telah terbukti terutama di saat resesi ekonomi pada tahun 1985 dan 10 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usaha Kecil dan Menengah (UKM) merupakan basis usaha rakyat, yang secara mengejutkan mampu bertahan di masa krisis 1997. Kenyataan yang ada menunjukkan bahwa

Lebih terperinci

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS Kiki Alibasah Dosen Jurusan Sistem Informasi STMIK Sumedang Email : kikialibasah78@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran umumnya dipandang sebagai tugas untuk menciptakan, memperkenalkan dan menyerahkan barang dan jasa kepada konsumen dan perusahaan. Sesungguhnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Pemasaran (Marketing Definition) Saat ini konsumen dikelilingi oleh dunia pemasaran (marketing), di rumah, di tempat kerja, di jalan, di toko, di tempat bermain, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya jumlah penjualan mobil dari tahun ke tahun. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa, para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya jumlah penjualan mobil dari tahun ke tahun. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa, para pelaku 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini, perkembangan industri otomotif di Indonesia dalam beberapa tahun ini berkembang dengan sangat pesat dan diperkirakan akan terus bertambah dalam beberapa

Lebih terperinci

Universitas Bina Nusantara. Analisis Strategi Pemasaran Untuk Pengembangan Pasar Pada PT. Padang Digital Indonesia

Universitas Bina Nusantara. Analisis Strategi Pemasaran Untuk Pengembangan Pasar Pada PT. Padang Digital Indonesia Universitas Bina Nusantara Analisis Strategi Pemasaran Untuk Pengembangan Pasar Pada PT. Padang Digital Indonesia Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Skripsi Strata 1 Semester Ganjil tahun 2006/2007 Yuyun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah dapat meningkatkan kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan dapat dilaksanakan dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memasarkan barang atau jasa yang dihasilkan, baik yang datang dari dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memasarkan barang atau jasa yang dihasilkan, baik yang datang dari dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Strategi Pemasaran 2.1.1 Pengertian Strategi Pemasaran Perusahaan tidak bisa terlepas dari hambatan-hambatan dalam memasarkan barang atau jasa yang dihasilkan, baik yang datang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Sebelum masuk ke perumusan, disini penulis menjelaskan kembali penggunaan beberapa analisis dalam rangka merumuskan strategi pemasaran untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Harga merupakan salah satu elemen dari pemasaran yang ditetapkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Harga merupakan salah satu elemen dari pemasaran yang ditetapkan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Harga merupakan salah satu elemen dari pemasaran yang ditetapkan oleh perusahaan yang sifatnya strategis karena keputusan harga bersifat jangka panjang.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian bank menurut Hasibuan (2005:2) adalah badan usaha yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian bank menurut Hasibuan (2005:2) adalah badan usaha yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bank Pengertian bank menurut Hasibuan (2005:2) adalah badan usaha yang kekayaannya terutama dalam bentuk aset keuangan (financial assets) serta bermotifkan profit

Lebih terperinci

2.1.2 SEO (Search Engine Optimization)

2.1.2 SEO (Search Engine Optimization) BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori- Teori Umum 2.1.1 Marketing Menurut (David, 2011, hal. 103), David, Fred R. (2011). Strategic Management : Concept and Cases 13th Edition. marketing dapat diartikan sebagai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam menganalisa, kami menggunakan data dengan pengumpulan menggunakan teknik sebagai berikut : a. Wawancara Dengan cara ini, penulis melakukan tanya jawab dengan bagian

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Tim GFP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Tim GFP KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan limpahan rahmat-nya, sehingga penulis bisa menyelesaikan tesis yang berjudul Analisis dan Perumusan Strategi Marketing untuk

Lebih terperinci

ANALISIS SWOT DALAM MENENTUKAN EFEKTIFITAS STRATEGI PEMASARAN PADA PT. RUANG ASRI UNTUK MU (RAUM) Disusun Oleh:

ANALISIS SWOT DALAM MENENTUKAN EFEKTIFITAS STRATEGI PEMASARAN PADA PT. RUANG ASRI UNTUK MU (RAUM) Disusun Oleh: ANALISIS SWOT DALAM MENENTUKAN EFEKTIFITAS STRATEGI PEMASARAN PADA PT. RUANG ASRI UNTUK MU (RAUM) Disusun Oleh: Nama : DAKSINA SYALSA PERTIWI NPM : 11213979 Pembimbing : ENNY SUKOWATI, SE., MM BAB I LATAR

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Pemasaran Menurut Paul D. Converse, Harvey W. Huegy dan Robert V. Mitchell, dalam bukunya Elements of Marketing menyatakan bahwa marketing didefinisikan sebagai kegiatan

Lebih terperinci

Strategi Pemasaran. Widi Wahyudi,S.Kom, SE, MM. Modul ke: Fakultas Desain & Teknik Kreatif. Program Studi Desain Produk.

Strategi Pemasaran. Widi Wahyudi,S.Kom, SE, MM. Modul ke: Fakultas Desain & Teknik Kreatif. Program Studi Desain Produk. Modul ke: Strategi Pemasaran Widi Wahyudi,S.Kom, SE, MM. Fakultas Desain & Teknik Kreatif Program Studi Desain Produk www.mercubuana.ac.id Tujuan Pembelajaran : Setelah mempelajari bab ini, para mahasiswa

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM CV ANDHINI RATTAN INDUSTRY

BAB 3 GAMBARAN UMUM CV ANDHINI RATTAN INDUSTRY BAB 3 GAMBARAN UMUM CV ANDHINI RATTAN INDUSTRY 3.1 Perkembangan Perusahaan Pada awal mulanya CV Andhini bukanlah sebuah perusahaan yang berbadan hukum. Berdirinya CV Andhini diawali dari sebuah perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Strategi Pemasaran Strategi pemasaran menurut Craven (2004), didefinisikan sebagai: Analisa strategi pengembangan dan pelaksanaan kegiatan dalam pemilihan strategi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Strategic Company Strategy merupakan kombinasi dari pergerakan kompetitif dan pendekatan bisnis yang manager lakukan untuk melayani pelanggan, dapat memenangkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Liquefied Petroleum Gas (LPG) LPG adalah singkatan dari Liquefied Petroleum Gas yang di Iindonesia (oleh PERTAMINA) diproduksi /dipasarkan dengan nama dagang Elpiji. Elpiji umumnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Analisis Keuangan Metode analisis keuangan yang digunakan dalam pengukuran pngembalian investasi bisnis SPBG adalah sebagai berikut : a. Sensitivity Analysis Pada perhitungan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Strength, Weakness, Opportunity, and Threat (SWOT) Analisis SWOT digunakan untuk mengidentifikasikan berbagai faktor untuk merumuskan strategi perusahaan. SWOT mengidentifikasikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Yield Management Internet telah menyebabkan banyak perusahaan untuk mempertimbangkan kembali model bisnis mereka saat ini dan mengevaluasi bagaimana untuk menangkap potensi pendapatan

Lebih terperinci

Rencana Pengembangan Strategi Perusahaan Untuk Meningkatkan Kualitas Perusahaan

Rencana Pengembangan Strategi Perusahaan Untuk Meningkatkan Kualitas Perusahaan Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2015 STMIK STIKOM Bali, 9 10 Oktober 2015 Rencana Pengembangan Strategi Perusahaan Untuk Meningkatkan Kualitas Perusahaan Nyoman Ayu Nila Dewi STMIK STIKOM BALI

Lebih terperinci

III. METODOLOGI KAJIAN

III. METODOLOGI KAJIAN 152 III. METODOLOGI KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dalam rangka menyelesaikan tugas akhir ini dilaksanakan di Pengolahan Ikan Asap UKM Petikan Cita Halus yang berada di Jl. Akar Wangi

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS INDUSTRI

BAB 3 ANALISIS INDUSTRI BAB 3 ANALISIS INDUSTRI Analisa lingkungan mikro merupakan suatu analisa untuk mengetahui kekuatan yang dapat mempengaruhi kelangsungan hidup suatu industri. Dengan menganalisa lingkungan mikro, kita bisa

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Kesimpulan yang dibuat tidak berdasarkan tekanan apapun dan murni dari hasil analisa yang diperoleh. Dari analisa yang dilakukan pada Bab IV, maka dapat diambil

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan oleh adanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan oleh adanya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Konsep Strategis Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan dan dalam perkembangannya konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepariwisataan saat ini mengalami kenaikan yang cukup pesat. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. kepariwisataan saat ini mengalami kenaikan yang cukup pesat. Banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri jasa yang bergerak di bidang kepariwisataan saat ini mengalami kenaikan yang cukup pesat. Banyak perusahaan baru hadir dan berkompetisi dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi setiap masyarakat di Indonesia, baik itu motor ataupun mobil. Apalagi

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi setiap masyarakat di Indonesia, baik itu motor ataupun mobil. Apalagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini kendaraan sudah menjadi salah satu kebutuhan yang di anggap penting bagi setiap masyarakat di Indonesia, baik itu motor ataupun mobil. Apalagi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. teknologi, konsumen, pemasok atau supplier, dan terutama persaingan).

BAB II LANDASAN TEORI. teknologi, konsumen, pemasok atau supplier, dan terutama persaingan). BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Tingkatan Strategi Pada masa sekarang ini terminologi kata strategi sudah menjadi bagian integral dari aktivitas organisasi bisnis untuk dapat mempertahankan eksistensinya

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Pemasaran Menurut Parkinson (1991), pemasaran merupakan suatu cara berpikir baru tentang bagaimana perusahaan atau suatu organisasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 15 BAB II LANDASAN TEORI Bab II ini akan diuraikan beberapa teori terkait dengan topik dari penulisan tesis. Penulis juga akan memberikan sedikit gambaran mengenai industri peripheral, sejarah perusahaan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab V Simpulan dan Saran 112 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian serta analisis mengenai pengaruh brand image Toko Buku Karisma terhadap keputusan pembelian konsumen di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat dan modern, akan memberikan dampak yang positif bagi

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat dan modern, akan memberikan dampak yang positif bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat dan modern, akan memberikan dampak yang positif bagi perusahaan yang bergerak di bidang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Stanton dalam Tambajong (2013:1293), pemasaran adalah suatu sistem dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan bimbingan-

KATA PENGANTAR. Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan bimbingan- KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan bimbingan- Nya sehingga kami dapat menyelesaikan thesis yang berjudul STRATEGI DISTRIBUSI UNTUK MENINGKATKAN PENJUALAN

Lebih terperinci

5 Kekuatan Kompetisi Dalam Strategi Industri Menurut Michael E Porter

5 Kekuatan Kompetisi Dalam Strategi Industri Menurut Michael E Porter 5 Kekuatan Kompetisi Dalam Strategi Industri Menurut Michael E Porter 8:34 PM No comments dada Dalam buku " Competitive Strategy " disebutkan bahwa terdapat 5 kekuatan strateri bisnis yang merupakan kerangka

Lebih terperinci

TUGAS CASE CANADA GOOSE

TUGAS CASE CANADA GOOSE TUGAS CASE CANADA GOOSE Kelompok 6 : Ade Lukito Hosea Suranta Ginting Martinus Manurung Mega Nur Innama Toga Sinaga PPM SCHOOL OF MANAGEMENT 2016 I Latar Belakang Canada Goose Inc merupakan perusahaan

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan)

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan) PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan) Nama Kelompok : Fadhyl Muhammad 115030407111072 Ardhya Harta S 115030407111075 Ardiansyah Permana 115030407111077 UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Lebih terperinci

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA 4.1 Rencana Implementasi Pada Bab IV ini akan dilakukan perencanaan implementasi untuk melakukan strategi pemasaran produk LHE Sinar. Berdasarkan hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2017 sebesar 5,1%. Kondisi ini

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2017 sebesar 5,1%. Kondisi ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi ekonomi Indonesia yang belum membaik sejak tahun 2013, dan kondisi ekonomi global yang juga mengalami perlambatan menyebabkan pertumbuhan ekonomi Indonesia

Lebih terperinci

KULIAH 7 MANAJEMEN STRATEGIS

KULIAH 7 MANAJEMEN STRATEGIS KULIAH 7 MANAJEMEN STRATEGIS Prentice Hall, 2002 8-1 PENTINGNYA MANAJEMEN STRATEGIS APA YANG DIMAKSUD MANAJEMEN STRATEGIS? Sekumpulnan keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata sangat beragam, terdiri dari bebagai jenis usaha pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata sangat beragam, terdiri dari bebagai jenis usaha pariwisata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini sektor pariwisata di Indonesia berkembang dengan pesat. Industri pariwisata sangat beragam, terdiri dari bebagai jenis usaha pariwisata yang potensial

Lebih terperinci

Integrated Marketing Communication 2

Integrated Marketing Communication 2 Modul ke: 03Fakultas Eppstian Fakultas Ilmu Komunikasi Integrated Marketing Communication 2 Analisis Situasi Pasar dengan Model Michael Porter, GE Matrix, dan Product Life Cycle (PLC) Syah As ari, M.Si

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia pada umumnya dewasa ini sangat cepat berubah demikian

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia pada umumnya dewasa ini sangat cepat berubah demikian Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian dunia pada umumnya dewasa ini sangat cepat berubah demikian pesatnya, terlebih pada era globalisasi ini perubahan informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Menurut Kotler (2008:58), strategi pemasaran adalah logika pemasaran dimana perusahaan berharap untuk menciptakan nilai pelanggan dan mencapai hubungan yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 PERENCANAAN PENELITIAN DAN TINJAUAN PUSTAKA Langkah pertama dalam melakukan penelitan adalah dengan mengidentifikasi masalah yang ada dan menentukan tujuan dari penelitian

Lebih terperinci

cenderung terbuka dan menganut proses pembelajaran. Analisis lingkungan eksternal bisnis dari sebuah perusahaan sangat bagus

cenderung terbuka dan menganut proses pembelajaran. Analisis lingkungan eksternal bisnis dari sebuah perusahaan sangat bagus 24 cenderung terbuka dan menganut proses pembelajaran. 2.7 Analisis Lingkungan Eksternal Bisnis Analisis lingkungan eksternal bisnis dari sebuah perusahaan sangat bagus apabila digunakan untuk membantu

Lebih terperinci

E-Marketing dalam E-Business

E-Marketing dalam E-Business 1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang e-marketing di dalam Dalam e-business terdapat E-Marketing dimana e-marketing juga berperan dalam penyusunan sistem e- business.berikut ini adalah beberapa definisi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Daya Saing 2.1.1 Pengertian Daya Saing Perusahaan yang tidak mempunyai daya saing akan ditinggalkan oleh pasar. Karena tidak memiliki daya saing berarti tidak memiliki keunggulan,

Lebih terperinci

Analisis Manajemen Strategi Pada produk BKP Sport

Analisis Manajemen Strategi Pada produk BKP Sport Analisis Manajemen Strategi Pada produk BKP Sport Mata Kuliah : Manajemen Strategik Dosen : Prof. Dr. Rudy C. Tarumingkeng Disusun oleh : Vicky Harseno (01-2014-093) Pito Fibriyanto (01-2014-097) Melissa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan jaman saat ini, kegiatan ekonomi berkembang sangat pesat. Hal tersebut ditandai dengan perkembangan berbagai sektor industri,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perilaku Konsumen Ada beberapa macam definisi spesifik mengenai perilaku konsumen, diantaranya sebagai berikut: Perilaku konsumen adalah aktifitas aktifitas individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemasaran adalah proses sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara

Lebih terperinci

Merancang Strategi Pemasaran

Merancang Strategi Pemasaran Modul ke: 09 Merancang Strategi Pemasaran Widi Wahyudi, S.Kom, SE, MM. Fakultas Ilmu Komputer Program Studi Sistem Informasi www.mercubuana.ac.id Definisi Pemasaran Pemasaran tidak hanya mengenal penjualan,pemasangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Marketing 2.1.1 Definisi Marketing Menurut Kurtz, marketing adalah fungsi organisasi dan suatu kumpulan dari proses pembuatan, komunikasi, dan pemberian nilai kepada konsumen

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN KERIPIK SINGKONG

STRATEGI PEMASARAN KERIPIK SINGKONG STRATEGI PEMASARAN KERIPIK SINGKONG Rifki Fauzi 1 ) Program Studi Agribisnis Fakultas pertanian Universitas Siliwangi rif.scream@gmail.com D. Yadi Heryadi 2 ) Fakultas Pertanian Univerrsitas Siliwangi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan strategi pemasaran untuk mengenalkan produk besi baja pada

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan strategi pemasaran untuk mengenalkan produk besi baja pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia industri besi baja saat ini sangat pesat, sehingga membutuhkan strategi pemasaran untuk mengenalkan produk besi baja pada konsumen, yang

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Pemasaran. kebutuhan dan keinginan konsumen (Laksana : 2008).

BAB II KERANGKA TEORI. bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Pemasaran. kebutuhan dan keinginan konsumen (Laksana : 2008). BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Pemasaran Dan Strategi Pemasaran 2.1.1 Pemasaran Pasar atau Market menurut Kotler ( dalam Laksana 2008 : 4) adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Penelitian mengenai strategi pengembangan usaha Rumah Durian Harum yang terletak di daerah Kalimalang, Jakarta Timur ini memiliki beberapa konsep

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. melalui Five Forces Porter Analysis dan analisis SWOT, maka dapat diambil

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. melalui Five Forces Porter Analysis dan analisis SWOT, maka dapat diambil BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan analisis terhadap lingkungan eksternal dan internal melalui Five Forces Porter Analysis dan analisis SWOT, maka dapat diambil kesimpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara terbesar penghasil rotan di dunia. Selain itu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara terbesar penghasil rotan di dunia. Selain itu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rotan merupakan sumber devisa yang sangat besar bagi negara karena Indonesia adalah salah satu negara terbesar penghasil rotan di dunia. Selain itu rotan dapat dimanfaatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi sekarang ini, persaingan di dalam dunia usaha menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi sekarang ini, persaingan di dalam dunia usaha menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi sekarang ini, persaingan di dalam dunia usaha menjadi semakin ketat dan terbuka. Mengingat kondisi persaingan yang dihadapi sekarang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia saat ini mengalami kemunduran dibandingkan dengan

I. PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia saat ini mengalami kemunduran dibandingkan dengan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perekonomian Indonesia saat ini mengalami kemunduran dibandingkan dengan perekonomian dunia yang mengalami perkembangan yang sangat baik. Kemunduran ini disebabkan oleh

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan - 1. Bab I. Pendahuluan. Era globalisasi dewasa ini merupakan suatu isu yang banyak

Bab I Pendahuluan - 1. Bab I. Pendahuluan. Era globalisasi dewasa ini merupakan suatu isu yang banyak Bab I Pendahuluan - 1 Bab I Pendahuluan 1.1 Latar belakang penelitian Era globalisasi dewasa ini merupakan suatu isu yang banyak mendapat perhatian oleh banyak pihak, yang ditandai dengan adanya kemajuan

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Langkah-langkah penelitian 3.1.1 Observasi di PT Pertamina Gas Pada tahap ini, dilakukan pengamatan langsung ke Departemen Sumber daya manusia PT Pertamina Gas yang

Lebih terperinci

STRATEGI BAURAN PEMASARAN (4P) TERHADAP TANDAN BUAH SEGAR (TBS) KELAPA SAWIT PADA PT. MARIHAT TAMBUSAI

STRATEGI BAURAN PEMASARAN (4P) TERHADAP TANDAN BUAH SEGAR (TBS) KELAPA SAWIT PADA PT. MARIHAT TAMBUSAI STRATEGI BAURAN PEMASARAN (4P) TERHADAP TANDAN BUAH SEGAR (TBS) KELAPA SAWIT PADA PT. MARIHAT TAMBUSAI AMNA JURUSAN : S1 MANAJEMEN Abstrak PT. Marihat Tambusai merupakan PT. yang bergerak dalam bidang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan selalu berusaha untuk tetap hidup, tumbuh, berkembang, dan menjadi yang terbaik di bidangnya. Oleh karena inilah setiap perusahaan harus menetapkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisa yang telah dilakukan pada Bab IV dan diperoleh hasilnya, maka

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisa yang telah dilakukan pada Bab IV dan diperoleh hasilnya, maka BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisa yang telah dilakukan pada Bab IV dan diperoleh hasilnya, maka kesimpulannya adalah sebagai berikut di bawah ini: 1. Berdasarkan hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. dunia bisnis. Tujaun tersebut hanya dapat dicapai memalui usaha mempertahankan dan

BAB II KERANGKA TEORI. dunia bisnis. Tujaun tersebut hanya dapat dicapai memalui usaha mempertahankan dan BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Pengertian Strategi Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap bertahan dan berkembang dalam dunia bisnis. Tujaun tersebut hanya dapat dicapai memalui usaha mempertahankan

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN BENANG KARET (RUBBER THREAD) PT. INDUSTRI KARET NUSANTARA

STRATEGI PEMASARAN BENANG KARET (RUBBER THREAD) PT. INDUSTRI KARET NUSANTARA STRATEGI PEMASARAN BENANG KARET (RUBBER THREAD) PT. INDUSTRI KARET NUSANTARA (Jl. Medan-Tanjung Morawa Km. 9,5 Medan) Dicky Tri I.P. *), Iskandarini **) dan Salmiah **) *) Alumni Fakultas Pertanian USU

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, dengan jumlah penduduk sekitar 287 juta penduduk ( Time, July

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, dengan jumlah penduduk sekitar 287 juta penduduk ( Time, July BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia, dengan jumlah penduduk sekitar 287 juta penduduk ( Time, July 19 th 2004, pp 43 ), merupakan pasar potensial yamg sangat besar bagi setiap pemasar,

Lebih terperinci

MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN

MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk mempertahankan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pemasaran 2.1.1 Definisi Pemasaran Pemasaran adalah salah satu kegiatan dalam perekonomian yang membantu dalam menciptakan nilai ekonomi. Nilai ekonomi itu sendiri menentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dunia bisnis dalam era informasi ini sangat kompetitif.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dunia bisnis dalam era informasi ini sangat kompetitif. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis dalam era informasi ini sangat kompetitif. Informasi merupakan kekuatan vital dalam menentukan jalannya suatu perusahaan, karena informasi

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap hidup dan

BAB II URAIAN TEORITIS. Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap hidup dan BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap hidup dan berkembang. Tujuan tersebut hanya dapat dicapai melalui usaha mempertahankan dan meningkatkan

Lebih terperinci