HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA DENGAN PRAKTEK PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA DENGAN PRAKTEK PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA"

Transkripsi

1 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA DENGAN PRAKTEK PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA (Studi di Desa Raharja dan Desa Mekarharja Kota Banjar Tahun 2014) Sinta Ratna Dewi YS 1) Sri Maywati 2) Program Studi Fakultas Ilmu kesehatan Siliwangi Universitas Tasikmalaya Jl. Siliwangi No. 24 Kotak Pos 164 Tlp (0265) Tasikmalaya ABSTRAK Sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai dan tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya (World Health Organization). Permasalahan sampah dari tahun ke tahun menjadi sorotan pemerintah Indonesia untuk menanganinya. Sampah yang tidak dikelola sebagaimana mestinya sering menyebabkan masalah lingkungan dan kesehatan manusia, dalam pengelolaan sampah rumah tangga perlu ada perilaku yang baik dari keluarga, komponen perilaku adalah pengetahuan dan sikap. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu rumah tangga dengan praktek pengelolaan sampah rumah tangga di Desa Raharja dan Desa Mekarharja Kota Banjar tahun Metode penelitian ini survey dengan pendekatan cross sectional. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas yaitu : pengetahuan dan sikap dan variabel terikat adalah praktek pengelolaan sampah, sampel sebanyak 97 orang dari populasi sebanyak 3065 orang, pengambilan sampel dengan teknik sampling acak sederhana (Simple Random Sampling). Analisa data menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan pengetahuan dengan praktek pengelolaan sampah dengan nilai p sebesar 0,000, dan ada hubungan antara sikap dengan praktek pengelolaan sampah rumah tangga dengan nilai p sebesar 0,000. Disimpulkan bahwa pengetahuan dan sikap ibu rumah tangga berhubungan dengan praktek pengelolaan sampah. Saran Untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap warga dalam praktek pengelolaan sampah, perlu dilakukan penyuluhan tentang pengelolaan sampah oleh petugas dinas kebersihan, sehingga warga dapat mengetahui dan memahami dengan baik pentingnya pengelolaan sampah. Kata kunci : Pengetahuan, sikap, praktek, pengelolaan sampah Kepustakaan : 28 ( )

2 THE RELATIONS OF KNOWLEDGE AND ATTITUDES HOUSEWIFE WITH HOUSEHOLD WASTE MANAGEMENT PRACTICES HOUSEHOLDS (Practices in Raharja Village and Mekarharja Village Banjar city in 2014) Sinta Ratna Dewi YS 1) Sri Maywati 2) Program Studi Fakultas Ilmu Kesehatan Siliwangi Universitas Tasikmalaya Jl. Siliwangi No. 24 Kotak Pos 164 Tlp. (0265) Tasikmalaya info@unsil.ac.id Garbage is something that can not be used, not used and not liked, or something discarded that are from human activities and does not happen by itself (World Health Organization). Waste problem from year to year in the spotlight Indonesian government to handle. Waste that is not managed properly often leads to environmental problems of human health, in household waste governance, there needs to be of good behavior from family, Component behavior is knowledge and attitude. Purpose of this study was to determine the relationship of knowledge is no attitude housewife with household waste management practices in Raharja Village and Mekaharja Village Banjar city in The research method with cross sectional survey. Variables in this study consists of independent variables, namely: Knowledge and attitudes, and the dependent variable is the practice of management garbage, a sample of 97 people from a population of 3065 people, sampling with simple random sampling technique. Data were analyzed using chi square test. The results showed that there is a relationship of knowledge to practice waste management with p values of and there is a relationship between attitudes to waste management practices housewife with value of In concluded that the knowledge and attitudes related housewife with waste management practices. Suggestions, to improve the knowledge and attitudes of citizens in waste management practices, needs to be done giving knowledge about trash by office staff so that people know and understanding the data well the importance of waste maagement. Keyword : knowledge, attitude, waste management Bibliography : 28 ( )

3 LATAR BELAKANG MASALAH Sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai dan tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya (World Health Organization). Jenis sampah berdasarkan bentuknya yaitu sampah padat, sampah cair, sampah alam, sampah manusia, sampah konsumsi, dan limbah radioaktif, sedangkan jenis sampah berdasarkan sifatnya yaitu sampah organik (degradable) dan sampah anorganik (undegradable).(kun Sri Budiasih,2010). Permasalahan sampah dari tahun ke tahun menjadi sorotan pemerintah Indonesia untuk menanganinya. Sampah yang tidak di kelola sebagaimana mestinya sering menyebabkan masalah lingkungan dan kesehatan manusia. Antara lain dari masalah estetik, tersumbatnya saluran air yang dapat menyebabkan banjir, bahaya kebakaran, terjadinya pencemaran lingkungan hingga meningkatnya penyakitpenyakit yang ditularkan melalui vektor penyakit seperti tikus, lalat dan vektor lainnya yang dapat hidup di tempat pembuangan sampah terbuka (open dumping) (Sumantri, 2010). Sistem pengelolaan sampah yang banyak digunakan di Indonesia pada saat ini adalah sistem konvensional. Sampah rumah tangga dikumpulkan dari Tempat Pembuangan Sementara (TPS) untuk selanjutnya dikirim ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) tanpa dilakukan pemilahan terlebih dahulu. Sistem pengelolaan sampah seperti ini ternyata belum bisa mengatasi permasalahan sampah di Indonesia. Berdasarkan Laporan Status Lingkungan Hidup Indonesia tahun 2007, dari total timbulan sampah harian di Indonesia, rata-rata prosentase sampah yang terangkut dan dibuang ke TPA berjumlah 41,28%, dibakar 35,59%, dikubur 7,97%, dibuang sembarangan (ke sungai, saluran, jalan, dsb) 14,01%, dan yang terolah (dikompos dan didaur ulang) hanya 1,15%. Sedangkan Agenda 21 menyebutkan bahwa secara nasional hanya 40% dari sampah penduduk perkotaan yang dapat terlayani oleh fasilitas umum sedangkan sisanya dibakar atau dibuang ke badan-badan sungai sehingga menyebabkan pencemaran lingkungan, penurunan kualitas air sungai dan banjir. (Walhi, 2007). Berdasarkan data yang diperoleh dari Bidang Kebersihan Kota Banjar didapatkan bahwa volume timbulan sampah di kota Banajar paling banyak berasal dari pemukiman, yaitu sebanayak 2,25 liter per orang per hari atau sama dengan

4 166,934, Liter per tahun. Kota Banjar memiliki Wilayah pelayanan persampahan/kebersihan yaitu mencakup IV BWK yaitu 7 Kelurahan dan 2 Desa dan dari data tersebut diketahui bahwa kelurahan Purwaharja memiliki Kepala Keluarga, namun yang baru terlayani oleh petugas kebersihan sebanyak 475 kepala keluarga dan sisanya sebanyak kepala keluarga belum terlayani, sehingga sampah menumpuk di rumah penduduk Kota Banjar sudah menerapkan pengelolaan sampah dengan metode 3R dan mensosialisasikannya, namun masih banyak warga yang belum melakukan hal tersebut. Masyarakat di Desa Raharja dan Desa Mekarharja saat ini masih belum melaksanakan pemisahan antara sampah organik dan sampah anorganik, hal ini dimungkinkan masyarakat masih belum memiliki pengetahuan tentang pengelolaan sampah yang efektif, ramah lingkungan dan memberikan nilai tambah pada sampah itu sendiri. Padahal salah satu alternatif pengelolaan sampah yang bisa dilakukan oleh masyarakat adalah dengan melakukan pemilahan sampah, tetapi pemilahan sampah merupakan perilaku yang baru dalam masyarakat oleh karena itu studi pengetahuan dan sikap masyarakat perlu dilakukan. Berdasarkan data yang diperoleh dari dinas kesehatan Kota Banjar tentang rekapitulasi sarana sanitasi dasar di Desa Raharja dan Desa Mekarharja Kota Banjar untuk pengelolaan sampah masih rendah yaitu 39,73 % diperoleh dari hasil pendataan menggunakan formulir penilaian rumah sehat, sedangkan target yang ada di Dinas Kesehatan Kota Banjar sebesar 70 %. Penyakit berbasis lingkungan yang disebabkan oleh sampah yang ada yaitu penyakit ISPA, DBD, dan Diare di Desa Raharja dan Desa Mekarharja Hasil Survey pendahuluan yang dilakukan pada 20 ibu di Desa Raharja dan Desa Mekarharja Kota Banjar pada tanggal 13 Juli 2014 diketahui bahwa 12 ibu tidak pernah memilih sampah yang mudah membusuk dan yang tidak mudah membusuk, kemudian 15 ibu tidak memiliki tempat sampah yang tertutup dan 9 ibu tidak tahu perbedaan sampah organik dan anorganik Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudulu Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Rumah Tangga dengan Praktek Pengelolaan Sampah Rumah Tangga (Studi di Desa Raharja dan Desa Mekarharja Kota Banjar Tahun 2014)

5 METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian yaitu survey, dengan pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian dimana variabel-variabel yang termasuk faktor resiko dan variable-variabel yang termasuk efek diobsevasi pada waktu yang sama. Populasi dalam penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh ibu rumah tangga yang ada di Desa Raharja dan Desa Mekarharja Kota Banjar sebanyak 3065 orang. Sedangkan jumlah sampel yang digunakan sebanyak 97 orang. Instrument penelitian yang digunakan adalah kuesioner. HASIL PENELITIAN 1. Analisis Univariat Analisis univariat digunakan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan variabel-variabel penelitian, dalam penelitian ini adalah pengetahuan, sikap dan praktek pengelolaan sampah. Berikut hasil penelitian akan diuraikan di bawah ini : a. Pengetahuan Tentang Pengelolaan Sampah Distribusi jawaban pengetahuan responden tentang pengelolaan sampah dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini : Tabel 1 Distribusi Jawaban Pengetahuan Responden Tentang Pengelolaan Sampah di Desa Raharja dan Desa Mekarharja Kota Banjar Tahun 2014 N = 97 No Pengetahuan f % 1 Apa pengertian sampah yang ibu ketahui? a. Sesuatu yang tidak dipakai dan tidak disenangi dan harus dibuang yang umumnya berasal dari kegiatan manusia b. Sesuatu yang berasal dari kegiatan manusia termasuk kotoran ,1 24,7 c. Tidak tahu 4 4,1 2 Pembagian sampah dibagi menjadi dua, sampah yang mudah membusuk disebut? a. Sampah organik b. Sampah anorganik c. Tidak tahu ,4 10,3 8,2 3 Jenis sampah organik berupa? a. Sampah yang berupa sisa-sisa dapur, seperti sayur-sayuran b. Sampah plastik atau kaca ,4 14,4

6 c. Tidak tahu 6 6,2 4 Menurut Ibu sampah organik dapat dikelola dengan cara apa? a. Kompos b. Ditimbun di lubang galian sampah/ diambil petugas sampah c. Dibakar / Tidak tahu ,3 15,5 7,2 5 Menurut Ibu sampah an organic dapat dikelola dengan cara apa? a. Di daur ulang / dibuat barang baru b. Di jual ke tukang rongsok c. Tidak tahu 6a Apa yang ibu ketahui tentang dampak negatif akibat sampah? a. Menyebabkan penyakit 1) Ya, menyebutkan minimal tiga macam penyakit secara benar 2) Kurang tahu, menyebutkan minimal satu macam penyakit secara benar 3) Tidak tahu 6b 6c Mengganggu estetika 1) Ya 2) Kurang tahu 3) Tidak tahu Menyebabkan banjir 1) Ya, dengan alasan 2) Kurang tahu 3) Tidak tahu 7 Apa yang ibu ketahui tentang dampak positif akibat sampah? a. Dapat menghasilkan uang jika diolah menjadi barang baru serta dapat digunakan lagi sehingga mengurangi pengeluaran b. Menjadi barang yag bias dipakai lagi c. Tidak tahu 8 Apa yang ibu ketahui tentang Reduce (mengurangi sampah)? a. Mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan dari tiap rumah tangga b. Mengurangi sampah yang dibuang ke TPA oleh rumah tangga c. Tidak tahu 9 Apa yang ibu ketahui tentang Reuse (menggunakan kembali)? a. Menggunakan kembali sampah yang bisa digunakan kembali b. Menggunakan kembali sampah yang telah didaur ulang c. Tidak tahu 10 Apa yang ibu ketahui tentang Recycle (mendaur ulang sampah)? a. Mengubah sampah menjadi barang baru yang siap pakai b. Menggunakan barang lama menjadi barang yang dipakai lagi c. Tidak tahu ,3 17,5 5,2 82,5 11,3 6,2 76,3 20,6 3,1 83,5 12,4 4,1 75,3 19,6 5,2 79,4 14,4 6,2 82,5 12,4 5,2 81,4 13,4 5,2 Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa sebanyak 69 orang (71,1%) menyatakan mengetahui tentang pengertian sampai, sebanyak 79 orang (81,4%) mengetahui tentang pembagian sampah, 77 orang (79,4%) mengetahui tentang jenis sampah organik, dan 80 orang (82,5%) mengetahui tentang reuse (menggunakan kembali).

7 Berdasarkan jawaban responden tersebut, maka dilakukan skoring dan kategorisasi menjadi 3 kategori dengan kriteria sebagai berikut : baik, jika nilai yang diperoleh 16-24, cukup ; jika nilai yang diperoleh 8-15, dan kurang ; jika yang diperoleh 0-7 dengan hasil dapat dilihat pada tabel 4.5 sebagai berikut : Tabel 2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Pengelolaan Sampah di Desa Raharja dan Desa Mekarharja Kota Banjar Tahun 2014 Kategori Frekuensi Persentase Baik 88 90,7 Kurang 9 9,3 Jumlah Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan bahwa pengetahuan responden tentang pengelolaan sampah di Desa Raharja dan Desa Mekarharja Kota Banjar sebagian besar ada pada kategori baik yaitu sebanyak 88 orang (90,7%), sedangkan sebanyak 9 responden ada pada kategori kurang b. Sikap Terhadap Pengelolaan Sampah Distribusi jawaban sikap responden terhadap pengelolaan sampah dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini : Tabel 3 Distribusi Jawaban Sikap Responden Tentang Pengelolaan Sampah di Desa Raharja dan Desa Mekarharja Kota Banjar Tahun 2014 N = 97 No Sikap f % 1 Apakah menurut ibu di setiap rumah tangga harus mempunyai tempat pembuangan sampah sementara? 2 Apakah menurut Ibu tempat sampah yang ada harus tertutup dan kedap air? 3 Apakah menurut ibu bahwa sampah harus dipisahkan antara sampah organik dan sampah an organik? ,6 10,3 2,1 78,4 17,5 4,1

8 4 Apakah menurut ibu sampah dapat menyebabkan penyakit? 5 Apakah menurut ibu sampah dapat mengganggu estetika? 6 Apakah menurut ibu sampah dapat menyebabkan banjir? 7 Apakah menurut ibu sampah yang dihasilkan tiap rumah tangga sebisa mungkin harus dikurangi jumlahnya untuk mengurangi dampak negatif akibat sampah? 8 Apakah menurut ibu sebaiknya ibu rumah tangga menggunakan barang-barang yang dapat digunakan kembali untuk mengurangi produksi sampah? 9 Apakah menurut ibu sebaiknya sampah yang masih dapat dipakai tidak dibuang tetapi digunakan kembali? 10 Apakah menurut ibu sebaiknya sampah didaur ulang menjadi barang baru yang dapat digunakan kembali? ,2 25,8 2,1 78,4 17,5 4,1 72,2 24,7 3,1 80,4 15,5 4,1 71,1 23,7 5, ,9 5,2 70,1 24,7 5,2 69,1 23,7 7,2 Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan bahwa sebanyak 85 orang (87,6%) menyatakan setuju mengenai setiap rumah tangga harus mempunyai tempat pembuangan sampah sementara, sebanyak 76 orang (78,4%) menyatakan setuju mengenai sampah harus dipisahkan antara sampah organik dan an organik, 70 orang (72,2%) menyatakan setuju mengenai sampah dapat

9 menyebabkan penyakit, dan 78 orang (80,4%) menyatakan setuju mengenai sampah yang dihasilkan tiap rumah tangga sebisa mungkin harus dikurangi jumlahnya untuk mengurangi dampak negatif akibat sampah. Berdasarkan jawaban responden tersebut, maka dilakukan skoring dan kategorisasi menjadi 3 kategori dengan kriteria sebagai berikut : baik, jika nilai yang diperoleh 14-22, cukup ; jika nilai yang diperoleh 7-13, dan kurang ; jika yang diperoleh 0-6 dengan hasil dapat dilihat pada tabel 4.8 sebagai berikut : Tabel 4 Distribusi Frekuensi Sikap Responden Tentang Pengelolaan Sampah di Desa Raharja dan Desa Mekarharja Kota Banjar Tahun 2014 Kategori Frekuensi Persentase Baik 87 89,7 Kurang 10 10,3 Jumlah Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan bahwa sikap responden terhadap pengelolaan sampah di Desa Raharja dan Desa Mekarharja Kota Banjar sebagian besar ada pada kategori baik yaitu sebanyak 87 orang (89,7%), sedangkan sebanyak 10 responden (10,3%) ada pada kategori kurang. c. Praktek Pengelolaan Sampah Distribusi jawaban responden mengenai praktek pengelolaan sampah dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini : Tabel 5 Distribusi Jawaban Responden Tentang Praktek Pengelolaan Sampah di Desa Raharja dan Desa Mekarharja Kota Banjar Tahun 2014 N = 97 No Praktek Pengelolaan Sampah f % 1 Memiliki wadah untuk sampah organik dan anorganik (1) Tidak (2) Ya 2 Mendaur ulang sampah an organik menjadi barang bernilai ekonomis (1) Tidak (2) Ya

10 3 Membuat kompos dari sampah organik (1) Tidak (2) Ya 4 Menggunakan tempat sampah yang tertutup (1) Tidak (2) Ya 5 Memilah sampah yang dapat di daur ulang (1) Tidak (2) Ya 6 Memisahkan sampah yang mudah membusuk dan tidak mudah membusuk (1) Tidak (2) Ya 7 Memanfaatkan sampah yang dapat digunakan kembali (1) Tidak (2) Ya ,5 50,5 55,7 44,3 18,6 81,4 16,5 83,5 12,4 87,6 Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan bahwa sebanyak 85 orang (87,6%) memanfaatkan sampah yang dapat digunakan kembali, sebanyak 81 orang (83,5%) memisahkan sampah yang mudah membusuk dan tidak membusuk, 79 orang (81,4%) memilah sampah yang dapat didaur ulang, dan 66 orang (68,0%) tidak mendaur ulang sampah an organik menjadi barang bernilai ekonomis. Berdasarkan jawaban responden tersebut, maka dilakukan skoring dan kategorisasi menjadi 3 kategori dengan kriteria sebagai berikut : baik, jika nilai yang diperoleh 13-14, cukup ; jika nilai yang diperoleh 10-12, dan kurang ; jika yang diperoleh 7-9 dengan hasil dapat dilihat pada tabel 6 sebagai berikut : Tabel 6 Distribusi Frekuensi Responden Mengenai Praktek Pengelolaan Sampah di Desa Raharja dan Desa Mekarharja Kota Banjar Tahun 2014 Kategori Frekuensi Persentase Baik 76 78,4 Kurang 21 21,6 Jumlah Berdasarkan Tabel 6 menunjukkan bahwa praktek pengelolaan sampah yang dilakukan responden di Desa Raharja dan Desa Mekarharja Kota Banjar sebagian besar ada pada kategori baik yaitu sebanyak 76 orang

11 (78,4%), sedangkan sebanyak 21 responden (21,6%) ada pada kategori kurang. 2. Analisis Bivariat 1. Hubungan Pengetahuan dengan Praktek Pengelolaan Sampah Tabel 7 Tabulasi Silang Antara Pengetahuan dengan Praktek Pengelolaan Sampah di Desa Raharja dan Desa Mekarharja Kota Banjar Tahun 2014 Praktek Pengelolaan Sampah Pengetahuan Baik Kurang Total f % f % f % Baik 74 84, , Kurang 2 22,2 7 77, Jumlah 76 78, , p value 0,000 Berdasarkan Tabel 7 menunjukkan bahwa responden dengan praktek pengelolaan sampah baik lebih banyak berpengetahuan baik (84,1%) dibandingkan dengan responden yang berpengetahuan kurang (21,6%). Hasil uji statistik dengan menggunakan Chi Square diperoleh nilai p sebesar 0,000, jika dibandingkan dengan nilai (0,05), maka nilai hitung lebih kecil daripada nilai (0,000 < 0,05) yang berarti Ho ditolak, artinya ada hubungan antara pengetahuan dengan praktek pengeloaan sampah di Desa Raharja dan Desa Mekarharja Kota Banjar.

12 2. Hubungan Sikap dengan Praktek Pengelolaan Sampah Tabel 8 Tabulasi Silang Antara Sikap dengan Praktek Pengelolaan Sampah di Desa Raharja dan Desa Mekarharja Kota Banjar Tahun 2014 Praktek Pengelolaan Sampah Sikap Baik Kurang Total f % f % F % Baik 74 85, , Kurang 2 20,0 8 80, Jumlah 76 78, , p value 0,000 Berdasarkan Tabel 8 menunjukkan bahwa responden dengan praktek pengelolaan sampah baik lebih banyak yang bersikap baik (78,4%) dibandingkan dengan responden yang bersikap kurang (21,6%). Hasil uji statistik dengan menggunakan Chi Square diperoleh nilai p sebesar 0,000, jika dibandingkan dengan nilai (0,05), maka nilai hitung lebih kecil daripada nilai (0,000 < 0,05) yang berarti Ho ditolak, artinya ada hubungan antara sikap dengan praktek pengelolaan sampah di Desa Raharja dan Desa Mekarharja Kota Banjar. PEMBAHASAN A. Hubungan Pengetahuan dengan Praktek Pengelolaan Sampah Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan Chi Square diperoleh nilai p sebesar 0,000, jika dibandingkan dengan nilai (0,05), maka nilai hitung lebih kecil daripada nilai (0,000 < 0,05) yang berarti Ho ditolak, artinya ada hubungan antara pengetahuan dengan praktek pengeloaan sampah di Desa Raharja dan Desa Mekarharja Kota Banjar. Hal ini disebabkan karena semakin tinggi atau baik pengetahuan responden maka semakin baik pula praktek pengelolaan sampah. Proses kognisi atau pengetahuan dimulai dengan persepsi seseorang terhadap rangsangan yang datang dari luar. Apa yang diterima olehnya mempunyai arti melalui proses belajar, yaitu membandingkan pengalaman masa lampau dengan apa yang sedang diamatinya. Melalui proses belajar, individu membandingkan beberapa kemungkinan pilihan cara pemecahannya, untuk kemudian sampai kepada pilihan tertentu. Pilihan tertentu itulah yang nantinya akan tercermin dalam perilakunya, yang

13 nampak nyata dalam tindakannya. Tindakan ini selanjutnya menjadi dasar pengetahuannya dalam melakukan proses persepsi selanjutnya. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi, proses belajar, dan pemecahan persoalan merupakan dasar perilaku seseorang. Menurut Feisbein dan Ajzen (Wiryo, 2001 : 74) Pengetahuan akan membentuk sikap dan selanjutnya niat untuk melakukan tindakan. Perilaku yang dilakukan oleh masyarakat sudah dilakukan bertahun-tahun dan biasanya bersifat lokal spesifik, terjadi pada suatu golongan, ras atau daerah tertentu. Perilaku masyarakat tersebut menurut sudut pandang kita disebut sebagai perilaku negatif yang dipengaruhi oleh sosial, budaya dan ekonomi yang pada hakikatnya merupakan interaksi dari pengaruh lingkungan yang bersifat alami atau buatan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Agni (2012) yang menyatakan bahwa pengetahuan mempunyai hubungan yang sangat kuat dan signifikan dengan prilaku dalam pemeliharaan lingkungan tempat tinggal, semakin baik tingkat pengetahuan warga tentang pemeliharaan lingkungan tempat tinggal semakin baik dalam pemeliharaan lingkungan tempat tinggal. Dengan demikian perilaku responden dalam pengelolaan sampah dapat dikatakan merupakan cermin pengetahuan tentang penataan lingkungan hidup. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan dengan praktek pengelolaan sampah. Seseorang yang banyak mengetahui tentang permasalahan tentang materi sampah dan tahu bagaimana cara pemecahannya (sebagai hasil belajar di kelas) dipandang akan mempunyai perilaku yang lebih baik terhadap pengelolaan sampah. Hal ini sejalan dengan pendapat Notoatmodjo (2003) yang menyatakan bahwa pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah manusia melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba namun sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Kemampuan seseorang dapat dipengaruhi oleh pengetahuan dan ketrampilan, sedangkan pengetahuan dapat diperoleh melalui latihan, pengalaman kerja maupun pendidikan, dan ketrampilan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya jenis pendidikan, kurikulum, pengalaman praktek dan latihan. Pengetahuan terdiri dari fakta, konsep generalisasi dan teori yang memungkinkan manusia dapat memahami fenomena dan memecahkan masalah.

14 Berdasarkan temuan di lokasi penelitian menunjukkan bahwa responden sudah mengetahui cara pengelolaan sampah, hal ini terlihat dari hasil kuesioner yang diperoleh melalui penelitian, yang menunjukkan bahwa pembuangan sampah sembarangan dapat menyebabkan terjadinya banjir dan wabah penyakit, ini menunjukkan bahwa pengetahuan responden tentang pengelolaan sampah sudah cukup baik. Selain itu juga warga di sekitar Desa Raharja dan Desa Mekarharja terdapat kelompok kerajinan yang membuat kerajinan dari daur ulang sampah an organik menjadi barang yang bernilai ekonomis, seperti : kerajinan dari kertas koran yang dibuat macam-macam kerajinan seperti baju, tempat pensil, tempat tissu, bunga dan adapula kerajinan dari bekas bungkus kopi menjadi tikar, tas, dompet dan lain-lain. Sedangkan untuk sampah organik masing-masing rumah tangga membuat kompos sendiri-sendiri di rumah untuk keperluan sendiri. Untuk pemilahan sampah yang dapat didaur ulang yang dilakukan sebagian besar masyarakat adalah memisahkan antaraantara sampah-sampah botol plastik dan plastik lainnya yang dapat dijual ke pengepul barang bekas (tukang rongsok). B. Hubungan Sikap dengan Praktek Pengelolaan Sampah Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan Chi Square diperoleh nilai p sebesar 0,000, jika dibandingkan dengan nilai (0,05), maka nilai hitung lebih kecil daripada nilai (0,000 < 0,05) yang berarti Ho ditolak, artinya ada hubungan antara sikap dengan praktek pengelolaan sampah di Desa Raharja dan Desa Mekarharja Kota Banjar. Hal ini disebabkan karena sikap merupakan salah satu faktor predisposisi yang berpengaruh terhadap praktek pengelolaan sampah. Sikap responden terhadap pengelolaan sampah akan menimbulkan pengaruh langsung terhadap perilakunya terhadap lingkungan tempat tinggalnya. Walaupun pengaruh langsung tersebut lebih berupa predisposisi perilaku yang akan direalisasikan hanya apabila kondisi dan situasi memungkinkan. Kondisi apa, waktu apa, dan situasi bagaimana saat individu tersebut harus mengekspresikan sikapnya merupakan sebagian dari determinan-determinan yang sangat berpengaruh terhadap konsistensi antara sikap dengan pernyataannya dan antara pernyataan sikap dengan perilaku. Jadi dapat dikatakan bahwa sikap responden terhadap pengelolaan sampah, berhubungan dengan praktek responden terhadap pengelolaan sampah, seseorang yang sikapnya positif (baik)

15 terhadap lingkungan hidup dipandang akan mempunyai perilaku yang lebih baik pula terhadap lingkungannya. Menurut Ajzen dan Fisbein (Saifudin Azwar, 1997 : 21-22) menyatakan bahwa bila konsistensi sikap dan perilaku dilihat dari korelasional antara keduanya, maka hasil studi telah memperlihatkan bahwa adanya hubungan sikap dan perilaku hanya tampak apabila pengukuran sikap itu erat berkaitan dengan macam perilaku yang bersangkutan. Praktek pengelolaan sampah tidak terlepas dari pengetahuan dan sikap dalam pengelolaan sampah. Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terhadap perilaku dalam pengelolaan sampah. Bukan hanya pengetahuan saja yang dapat mempengaruhi terhadap praktek pengelolaan sampah tetapi juga sikap dari masing-masing individu dapat mempengaruhi terhadap praktek pengelolaan sampah. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Umardhani (2011) yang menyatakan bahwa sikap memberikan dampak yang positif terhadap perilaku warga dalam pemeliharaan lingkungan. Semakin baik sikap responden semakin baik pula perilaku warga dalam pemeliharaan lingkungan. Menurut Gibson (1987) dalam Notoatmodjo (2003) menyatakan bahwa sikap merupakan determinan perilaku, sebab sika berkaitan dengan kepribadian dan motivasi. Sebuah sikap adalah perasaan positif atau negatif atau keadaan mental yang selalu disiapkan, dipelajari, dan diatur melalui pengalaman yang diberikan pengaruh khusus pada respon seseorang terhadap orang, obyek-obyek, dan keadaan. Definisi sikap mempunyai implikasi tetentu pada seseorang yaitu: (1) sikap dapat dipelajari, (2) sikap mendefinisikan predisposisi terhadap aspek-aspek yang diberikan, (3) sikap memberikan dasar perasaan bagi hubungan antar pribadi dan identifikasi dengan yang lain, (4) sikap diatur dan dekat dengan inti kepribadian.

16 SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Pengetahuan, sikap dan praktek responden dalam pengelolaan sampah di Desa Raharja dan Desa Mekarharja Kota Banjar ada pada kategori baik. 2. Ada hubungan antara pengetahuan tentang pengelolaan sampah dengan praktek pengelolaan sampah di Desa Raharja dan Desa Mekarharja Kota Banjar. 3. Ada hubungan antara sikap terhadap pengelolaan sampah dengan praktek pengelolaan sampah di Desa Raharja dan Desa Mekarharja Kota Banjar. B. Saran Berdasarkan pada kesimpulan di atas, saran-saran yang diajukan adalah: 1. Bagi Dinas Kebersihan Untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap warga dalam praktek pengelolaan sampah, perlu dilakukan penyuluhan yang stimulan tentang pengelolaan sampah oleh petugas dinas kebersihan, sehingga warga dapat mengetahui dan memahami dengan baik pentingnya pengelolaan sampah. Selain itu juga petugas dinas kebersihan perlu memberikan penyuluhan lapangan atau praktek cara pembuatan kompos kepada setiap warga, sehingga warga dapat memanfaatkan sampah organik menjadi kompos. 2. Bagi Penelitian Selanjutnya Perlu adanya penelitian lanjutan tentang faktor-faktor lain terutama faktor psikologis yang dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku responden terhadap pengelolaan sampah.

17 DAFTAR PUSTAKA Chandra, Budiman Pengantar Kesehatan Lingkungan.EGC.Jakarta Notoatmodjo, Soekidjo Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta Undang Undang RI No!* Tahun Tentang Pengelolaan Sampah Soemirat, Slamet Juli. Kesehatan Lingkungan. Gadjah Mada University Press Departemen Pekerjaan Umum SNI tentang tata cara pengelolaan sampah di Permukiman Departemen Pekerjaan Umum SNI T Tentang operasional pengelolaan sampah Perkotaan Departemen Pekerjaan Umum Revisi SNI tentang tata cara pengelolaan sampah di permukiman Budiasih, Kun Sri MSI Makalah Program PPM Pemilahan Sampah Sebagai Upaya Pengelolaan Sampah Yang Baik. Universitas Negeri Yogyakarta Rudjito, Riyadi Pengetahuan, Sikap & Praktek Ibu Rumah Tangga dlm Pemilahan Sampah di Kelurahan Srondol Wetan Kec Banyumanik Kota Semarang (Studi pendahuluan di tiga type perumahan. Semarang Agni Aditya Putra Hubungan Implementasi Kebijakan sekolah ttg Lingkungan Sekolah dgn Sikap Thd Pengelolaan Lingkungan Sekolah dgn Partisipasi Guru dlm Memelihara Lingkungan Sekolah (Studi pada Guru di Yayasan Pendidikan SMK Daarul Abroor Kec Cisayong Kab Tasikmalaya). Tasikmalaya Muhammad Umardhani S Hubungan Antara Latar Belakang Tingkat Pendidikan Formal & Sikap Kepala Keluarga dgn Perilaku dlm Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan (Studi kasus di Desa Cikadongdong Kec Singaparna Kab Tasikmalaya).Tasikmalaya Sumantri, Arif Kesehatan Lingkungan dan Perspektif Islam. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Surahma Asti Mulasari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta

Surahma Asti Mulasari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta KES MAS ISSN : 1978-0575 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGOLAH SAMPAH DI DUSUN PADUKUHAN DESA SIDOKARTO KECAMATAN GODEAN KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA Surahma

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU RUMAH TANGGA DENGAN PENGOLAHAN SAMPAH DOMESTIK DALAM MEWUJUDKAN MEDAN GREEN AND CLEAN (MdGC) DI LINGKUNGAN I KELURAHAN PULO BRAYAN DARAT II KECAMATAN MEDAN

Lebih terperinci

Kata kunci: pengetahuan, sikap, tindakan pengelolaan sampah rumah tangga, ibu rumah tangga

Kata kunci: pengetahuan, sikap, tindakan pengelolaan sampah rumah tangga, ibu rumah tangga HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN IBU RUMAH TANGGA DALAM PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA BORGO KECAMATAN TOMBARIRI KABUPATEN MINAHASA. Yosh Christanto Doa*, Jootje M.L. Umboh*,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Sakinah, 2 Erna, 3 Marta 1,2,3. STIKes Prodi IKM Prima Korespondensi penulis :

PENDAHULUAN. Sakinah, 2 Erna, 3 Marta 1,2,3. STIKes Prodi IKM Prima Korespondensi penulis : HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA DENGAN PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI DUSUN SEMAMBU BUNTING KELURAHAN JAMBI KECIL KECAMATAN MUARO SEBO TAHUN 1 Sakinah, 2 Erna, 3 Marta 1,2,3

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN PERILAKU KEPALA KELUARGA DENGAN SANITASI LINGKUNGAN DI DESA PINTADIA KECAMATAN BOLAANG UKI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN Suharto S. Bunsal*, A. J. M. Rattu*, Chreisye K.F.

Lebih terperinci

PERILAKU IBU RUMAH TANGGA DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI DESA BLURU KIDUL RW 11 KECAMATAN SIDOARJO

PERILAKU IBU RUMAH TANGGA DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI DESA BLURU KIDUL RW 11 KECAMATAN SIDOARJO PERILAKU IBU RUMAH TANGGA DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI DESA BLURU KIDUL RW 11 KECAMATAN SIDOARJO Ayu Fitriana, Oedojo Soedirham Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku FKM Universirtas Airlangga

Lebih terperinci

Edu Geography 4 (3) (2016) Edu Geography.

Edu Geography 4 (3) (2016) Edu Geography. Edu Geography 4 (3) (2016) Edu Geography http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edugeo TINGKAT PENGETAHUAN WARGA KAMPUS DI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

Lebih terperinci

KUISIONER FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUNG APUNG RT10/01 KELURAHAN KAPUK JAKARTA BARAT

KUISIONER FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUNG APUNG RT10/01 KELURAHAN KAPUK JAKARTA BARAT KUISIONER FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUNG APUNG RT10/01 KELURAHAN KAPUK JAKARTA BARAT 1. Nama Responden : 2. Jenis Kelamin : 3. Umur : a) Usia Produktif

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPEMILIKAN SERTIFIKAT LAIK SEHAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURNAMA KECAMATAN PONTIANAK SELATAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPEMILIKAN SERTIFIKAT LAIK SEHAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURNAMA KECAMATAN PONTIANAK SELATAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPEMILIKAN SERTIFIKAT LAIK SEHAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURNAMA KECAMATAN PONTIANAK SELATAN Wahyuni, Nurul Amaliyah dan Yulia Jurusan Kesehatan Lingkungan, Poltekkes

Lebih terperinci

Prodi Teknik Lingkungan, Universitas Kristen Surakarta

Prodi Teknik Lingkungan, Universitas Kristen Surakarta ANALISIS PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH TERHADAP PERILAKU WARGA DALAM MENGELOLA SAMPAH RUMAH TANGGA DI KELURAHAN SEWU, KECAMATAN JEBRES, KOTA SURAKARTA Yonathan Suryo Pambudi

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua. Pada tahun 2030,

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua. Pada tahun 2030, BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Upaya kesehatan lingkungan berdasarkan Sustainable Development Goals (SDGs) tahun 2030 pada sasaran ke enam ditujukan untuk mewujudkan ketersediaan dan pengelolaan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

HUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR HUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR WASTE HANDLING CORRELATION WITH THE OCCURRENCE OF DIARRHEA ON TODDLER WORKING AREA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo ± 4 km. Jumlah penduduk pada tahun 2011 adalah Jiwa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo ± 4 km. Jumlah penduduk pada tahun 2011 adalah Jiwa BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Kelurahan Dulalowo 1. Geografi, Batas Wilayah Dan Iklim Kelurahan Dulalowo berada di Kecamatan Kota Tengah merupakan salah satu kecamatan yang ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota akan selalu berhubungan erat dengan perkembangan lahan baik dalam kota itu sendiri maupun pada daerah yang berbatasan atau daerah sekitarnya. Selain itu lahan

Lebih terperinci

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Masyarakat Dengan Pengelolaan Sampah di Desa Loli Tasiburi Kecamatan Banawa Kabupaten Donggala

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Masyarakat Dengan Pengelolaan Sampah di Desa Loli Tasiburi Kecamatan Banawa Kabupaten Donggala ISSN : 2443 1141 P E N E L I T I A N Hubungan Pengetahuan dan Sikap Masyarakat Dengan Pengelolaan Sampah di Desa Loli Tasiburi Kecamatan Banawa Kabupaten Donggala Dedi Mahyudin Syam 1 * Abstrak Desa Loli

Lebih terperinci

PENGOLAHAN SAMPAH DENGAN SISTEM 3R (REDUCE, REUSE, RECYCLE)

PENGOLAHAN SAMPAH DENGAN SISTEM 3R (REDUCE, REUSE, RECYCLE) PENGOLAHAN SAMPAH DENGAN SISTEM 3R (REDUCE, REUSE, RECYCLE) Disampaikan oleh: DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG KABUPATEN KENDAL 2016 Dasar hukum Pengelolaan Sampah Undang undang no. 18 tahun 2008 ttg Pengelolaan

Lebih terperinci

PERILAKU HIGIENE SANITASI PENJAMAH MAKANAN PADA KATERING RUMAH TANGGA DI LEUWIDAHU KOTA TASIKMALAYA. *Nunun Khoerun Nisa

PERILAKU HIGIENE SANITASI PENJAMAH MAKANAN PADA KATERING RUMAH TANGGA DI LEUWIDAHU KOTA TASIKMALAYA. *Nunun Khoerun Nisa PERILAKU HIGIENE SANITASI PENJAMAH MAKANAN PADA KATERING RUMAH TANGGA DI LEUWIDAHU KOTA TASIKMALAYA *Nunun Khoerun Nisa ABSTRAK Pada umumnya katering rumah tangga masih belum mementingkan higiene sanitasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Limbah padat atau sampah padat merupakan salah satu bentuk limbah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Limbah padat atau sampah padat merupakan salah satu bentuk limbah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Limbah padat atau sampah padat merupakan salah satu bentuk limbah yang terdapat di lingkungan. Masyarakat awam biasanya hanya menyebutnya sampah saja. Bentuk, jenis,

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MASYARAKAT DI LINGKUNGAN VII KELURAHAN SEI SIKAMBING B MEDAN SUNGGAL

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MASYARAKAT DI LINGKUNGAN VII KELURAHAN SEI SIKAMBING B MEDAN SUNGGAL Jurnal maternal Dan Neonatal, 12/12 (2016), Hal 1-7 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MASYARAKAT DI LINGKUNGAN VII KELURAHAN SEI SIKAMBING B MEDAN SUNGGAL Heni Triana,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENLITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan data yang diperoleh dari developer Perumahan Cendana

BAB IV HASIL PENLITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan data yang diperoleh dari developer Perumahan Cendana 35 BAB IV HASIL PENLITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Berdasarkan data yang diperoleh dari developer Perumahan Cendana jumlah rumah yang ada di perumahan ini yaitu sebanyak 46 rumah, namun

Lebih terperinci

Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK PENCEGAHAN PENULARAN KUSTA PADA KONTAK SERUMAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAYAMSARI SEMARANG TAHUN 2013 Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Masalah sampah memang tidak ada habisnya. Permasalahan sampah sudah

I. PENDAHULUAN. Masalah sampah memang tidak ada habisnya. Permasalahan sampah sudah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah sampah memang tidak ada habisnya. Permasalahan sampah sudah menjadi persoalan serius terutama di kota-kota besar, tidak hanya di Indonesia saja, tapi di seluruh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara yang saat ini masih mengahadapi masalah sanitasi dan perilaku untuk hidup bersih dan sehat. Untuk mengatasi masalah tersebut pemerintah

Lebih terperinci

Abstract. Keywords: Waste Recycling Relationships, Creativity Utilizing Garbage, Trash Managing Behavior. Abstrak

Abstract. Keywords: Waste Recycling Relationships, Creativity Utilizing Garbage, Trash Managing Behavior. Abstrak Hubungan Pengetahuan Daur Ulang Sampah dan Kreativitas Siswa dalam Memanfaatkan Sampah dengan Perilaku Mengelola Sampah di Lingkungan Sekolah (Studi pada Siswa Kelas XI SMK Mitra Batik Tasikmalaya) Linda

Lebih terperinci

RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE WITH KADARZI BEHAVIOR IN RURAL AREAS REPRESENTED BY KEMBARAN I DISTRICT

RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE WITH KADARZI BEHAVIOR IN RURAL AREAS REPRESENTED BY KEMBARAN I DISTRICT HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU KELUARGA SADAR GIZI (KADARZI) PADA MASYARAKAT PERKOTAAN DAN PERDESAAN DI KABUPATEN BANYUMAS RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE WITH

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI, DAN PERAN PETUGAS TERHADAP KONDISI HYGIENE

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI, DAN PERAN PETUGAS TERHADAP KONDISI HYGIENE HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI, DAN PERAN PETUGAS TERHADAP KONDISI HYGIENE SANITASI MAKANAN JAJANAN KAKI LIMA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AUR DURI KOTA JAMBI TAHUN 2014 1* Erris, 2 Marinawati 1 Poltekes

Lebih terperinci

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MASYARAKAT DENGAN KEBERADAAN RUMAH SEHAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKAWARNA BANDUNG

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MASYARAKAT DENGAN KEBERADAAN RUMAH SEHAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKAWARNA BANDUNG ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MASYARAKAT DENGAN KEBERADAAN RUMAH SEHAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKAWARNA BANDUNG May Ira Sopha Abel 9810044 Pembimbing: Felix Kasim, dr, M.Kes

Lebih terperinci

Pemberdayaan Masyarakat Rumpin Melalui Pengolahan Sampah Organik Rumah Tangga

Pemberdayaan Masyarakat Rumpin Melalui Pengolahan Sampah Organik Rumah Tangga Pemberdayaan Masyarakat Rumpin Melalui Pengolahan Sampah Organik Rumah Tangga Oleh : Dra. MH. Tri Pangesti, M.Si. Widyaiswara Utama Balai Diklat Kehutanan Bogor Pendahuluan Desa Rumpin merupakan salah

Lebih terperinci

1

1 Ethos (Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat): 161-170 PENINGKATAN PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PENGURANGAN TIMBULAN SAMPAH 1 Yanti Sri Rejeki, 2 M. Dzikron, 3 Nugraha, 4 Dewi Shofi M., 5 Chaznin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Manusia melakukan berbagai aktivitas untuk memenuhi kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Manusia melakukan berbagai aktivitas untuk memenuhi kesejahteraan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia melakukan berbagai aktivitas untuk memenuhi kesejahteraan hidupnya dengan memproduksi makanan minuman dan barang lain dari sumber daya alam. Aktivitas tersebut

Lebih terperinci

Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia, Vol. 4 No. 2, Agustus

Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia, Vol. 4 No. 2, Agustus HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETUGAS KEBERSIHAN DENGAN PENGELOLAAN SAMPAH DI PUSKESMAS KOTA BANJARBARU Norsita Agustina, Hilda Irianty, Nova Tri Wahyudi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Kalimantan

Lebih terperinci

TINJAUAN PERILAKU IBU RUMAH TANGGA DALAM PEMBUANGAN SAMPAH DOMESTIK DI DESA LAM ILIE MESJID KECAMATAN INDRAPURI KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2012

TINJAUAN PERILAKU IBU RUMAH TANGGA DALAM PEMBUANGAN SAMPAH DOMESTIK DI DESA LAM ILIE MESJID KECAMATAN INDRAPURI KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2012 TINJAUAN PERILAKU IBU RUMAH TANGGA DALAM PEMBUANGAN SAMPAH DOMESTIK DI DESA LAM ILIE MESJID KECAMATAN INDRAPURI KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 0 Cut Permataan Cahaya Mahasiswi S- Kesehatan Masyarakat STIKES

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN. Sub Pokok Bahasan : Pegelolaan Sampah : Masyarakat RW 04 Kelurahan Karang Anyar

SATUAN ACARA PENYULUHAN. Sub Pokok Bahasan : Pegelolaan Sampah : Masyarakat RW 04 Kelurahan Karang Anyar SATUAN ACARA PENYULUHAN Pokok Bahasan : Kesehatan Lingkungan Sub Pokok Bahasan : Pegelolaan Sampah Sasaran : Masyarakat RW 04 Kelurahan Karang Anyar Waktu : 25 menit Hari / tanggal : Rabu, 30 April 2014

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan kualitas sampah yang dihasilkan. Demikian halnya dengan jenis sampah,

BAB I PENDAHULUAN. dan kualitas sampah yang dihasilkan. Demikian halnya dengan jenis sampah, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia dengan segala aktivitasnya pastilah tidak terlepas dengan adanya sampah, karena sampah merupakan hasil efek samping dari adanya aktivitas

Lebih terperinci

Edu Geography 3 (7) (2015) Edu Geography.

Edu Geography 3 (7) (2015) Edu Geography. Edu Geography 3 (7) (2015) Edu Geography http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edugeo HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU RUMAH TANGGA DENGAN PRAKTIK PEMILAHAN SAMPAH DI KELURAHAN SEKARAN KECAMATAN GUNUNGPATI

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI LINGKUNGAN II KELURAHAN SUMOMPO KECAMATAN TUMINTING KOTA MANADO

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI LINGKUNGAN II KELURAHAN SUMOMPO KECAMATAN TUMINTING KOTA MANADO HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI LINGKUNGAN II KELURAHAN SUMOMPO KECAMATAN TUMINTING KOTA MANADO THE RELATIONSHIP BETWEEN KNOWLEDGE AND ATTITUDE TOWARDS THE

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Pesatnya pertambahan penduduk menyebabkan meningkatnya berbagai aktivitas sosial ekonomi masyarakat, pembangunan fasilitas kota seperti pusat bisnis, komersial dan industri,

Lebih terperinci

Program Studi Ilmu Keperawatan, STIKes Guna Bangsa Yogyakarta ABSTRACT

Program Studi Ilmu Keperawatan, STIKes Guna Bangsa Yogyakarta   ABSTRACT THE RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUTH PUBERTY WITH ADOLESCENTS ATTITUDE IN THE FACE OF PUBERTY IN ADOLESCENTS IN JUNIOR HIGH SCHOOL 3 DEPOK, MAGUWOHARJO, SLEMAN, YOGYAKARTA Dwi Agustiana Sari, Wiwin Lismidiati

Lebih terperinci

Oleh: Drs. Paulus Hariyono, M.T. Sentot Suciarto A., Ph.D. Veronica Kusdiartini, SE., Msi Ir. E. Etty Listiati, M.T.

Oleh: Drs. Paulus Hariyono, M.T. Sentot Suciarto A., Ph.D. Veronica Kusdiartini, SE., Msi Ir. E. Etty Listiati, M.T. LAPORAN AKHIR Studi Kesadaran Pengelolaan Sampah Organik dan Anorganik pada Level Keluarga melalui Pembentukan Peer-Group pada Masyarakat Kota Semarang dan Yogyakarta Oleh: Drs. Paulus Hariyono, M.T. Sentot

Lebih terperinci

PEMILIHAN DAN PENGOLAHAN SAMPAH ELI ROHAETI

PEMILIHAN DAN PENGOLAHAN SAMPAH ELI ROHAETI PEMILIHAN DAN PENGOLAHAN SAMPAH ELI ROHAETI Sampah?? semua material yang dibuang dari kegiatan rumah tangga, perdagangan, industri dan kegiatan pertanian. Sampah yang berasal dari kegiatan rumah tangga

Lebih terperinci

HUBUNGAN FREKUENSI JAJAN ANAK DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT. (Studi pada Siswa SD Cibeureum 1 di Kelurahan Kota Baru) TAHUN 2016

HUBUNGAN FREKUENSI JAJAN ANAK DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT. (Studi pada Siswa SD Cibeureum 1 di Kelurahan Kota Baru) TAHUN 2016 HUBUNGAN FREKUENSI JAJAN ANAK DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT (Studi pada Siswa SD Cibeureum 1 di Kelurahan Kota Baru) TAHUN 2016 Karina AS 1) Nurlina dan Siti Novianti 2) Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan

Lebih terperinci

Edu Geography 3 (6) (2015) Edu Geography.

Edu Geography 3 (6) (2015) Edu Geography. Edu Geography 3 (6) (2015) Edu Geography http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edugeo HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEPEDULIAN KOMUNITAS SEKOLAH DENGAN PENGELOLAAN SAMPAH DI MA RIYADLOTUT THALABAH KABUPATEN

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG. JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 922-933 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DENGAN TINDAKAN PENGOLAHAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI DESA BORGO JAGA V KECAMATAN TOMBARIRI KABUPATEN MINAHASA Rifka Syifana Sudar* *Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pola konsumsi masyarakat menimbulkan bertambahnya volume, jenis dan

BAB I PENDAHULUAN. pola konsumsi masyarakat menimbulkan bertambahnya volume, jenis dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Meningkatnya volume sampah di Surakarta telah menimbulkan masalah yang kompleks dalam pengelolaan sampah. Untuk itu dibutuhkan strategi yang efektif untuk mereduksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kurang tepat serta keterbatasan kapasitas dan sumber dana meningkatkan dampak

BAB I PENDAHULUAN. kurang tepat serta keterbatasan kapasitas dan sumber dana meningkatkan dampak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan industri dan urbanisasi pada daerah perkotaan dunia yang tinggi meningkatkan volume dan tipe sampah. Aturan pengelolaan sampah yang kurang tepat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan

BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat ditarik dari penjelasan pada bab-bab sebelumnya dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil analisa terhadap 22 Kelurahan di

Lebih terperinci

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN : HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PARTISIPASI PRIA DALAM KB KONDOM DI DESA BANGSALAN KECAMATAN TERAS KABUPATEN BOYOLALI The Relationship Between The Knowledge Level And Men s Participation In Family

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak terjadi dengan sendirinya (Mukono, 2006). Pertambahan penduduk,

BAB I PENDAHULUAN. tidak terjadi dengan sendirinya (Mukono, 2006). Pertambahan penduduk, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah merupakan sesuatu yang tidak digunakan, tidak terpakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan

Lebih terperinci

DAMPAK SAMPAH TERHADAP KESEHATAN LINGKUNGAN DAN MANUSIA

DAMPAK SAMPAH TERHADAP KESEHATAN LINGKUNGAN DAN MANUSIA DAMPAK SAMPAH TERHADAP KESEHATAN LINGKUNGAN DAN MANUSIA Imran SL Tobing Fakultas Biologi Universitas Nasional, Jakarta ABSTRAK Sampah sampai saat ini selalu menjadi masalah; sampah dianggap sebagai sesuatu

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUASAN MAHASISWA BELAJAR DI PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN U BUDIYAH BANDA ACEH TAHUN 2012

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUASAN MAHASISWA BELAJAR DI PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN U BUDIYAH BANDA ACEH TAHUN 2012 FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUASAN MAHASISWA BELAJAR DI PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN U BUDIYAH BANDA ACEH TAHUN 2012 FACTORS - FACTORS RELATING TO THE SATISFACTION OF STUDENT LEARNING D III

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditanggung alam karena keberadaan sampah. Sampah merupakan masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. ditanggung alam karena keberadaan sampah. Sampah merupakan masalah yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan yang kotor merupakan akibat perbuatan negatif yang harus ditanggung alam karena keberadaan sampah. Sampah merupakan masalah yang dihadapi hampir seluruh

Lebih terperinci

PENGELOLAAN SAMPAH KANTOR SECARA TERPADU: (Studi Kasus Kantor BPPT)

PENGELOLAAN SAMPAH KANTOR SECARA TERPADU: (Studi Kasus Kantor BPPT) JRL Vol.7 No.2 Hal. 153-160 Jakarta, Juli 2011 ISSN : 2085.3866 No.376/AU1/P2MBI/07/2011 PENGELOLAAN SAMPAH KANTOR SECARA TERPADU: (Studi Kasus Kantor BPPT) Rosita Shochib Pusat Teknologi Lingkungan-BPPT

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah persampahan kota hampir selalu timbul sebagai akibat dari tingkat kemampuan pengelolaan sampah yang lebih rendah dibandingkan jumlah sampah yang harus dikelola.

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJA TENTANG APD TERHADAP PENGGUNAANNYA DI CV. UNGGUL FARM NGUTER

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJA TENTANG APD TERHADAP PENGGUNAANNYA DI CV. UNGGUL FARM NGUTER HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJA TENTANG APD TERHADAP PENGGUNAANNYA DI CV. UNGGUL FARM NGUTER SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Tati Sri Wahyuni R. 0209054 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan yang bertujuan untuk membangun manusia indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan yang bertujuan untuk membangun manusia indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan yang bertujuan untuk membangun manusia indonesia seutuhnya sudah tentu tidak terlepas dari tujuan agar kehidupan manusia itu terdapat keserasian, keselarasan

Lebih terperinci

ROY ANTONIUS TARIGAN NIM.

ROY ANTONIUS TARIGAN NIM. HUBUNGAN KARAKTERISTIK, PENGETAHUAN, DAN SIKAP KEPALA KELUARGA DENGAN KEPEMILIKAN RUMAH SEHAT DI KELURAHAN PEKAN SELESEI KECAMATAN SELESEI KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2010 Oleh: ROY ANTONIUS TARIGAN NIM. 061000113

Lebih terperinci

PENGETAHUAN DAN SIKAP PENGHUNI KOST TERHADAP PENGELOLAAN SAMPAH DOMESTIK DI KELURAHAN SUNGAI MIAI BANJARMASIN. Meilya Farika Indah

PENGETAHUAN DAN SIKAP PENGHUNI KOST TERHADAP PENGELOLAAN SAMPAH DOMESTIK DI KELURAHAN SUNGAI MIAI BANJARMASIN. Meilya Farika Indah PENGETAHUAN DAN SIKAP PENGHUNI KOST TERHADAP PENGELOLAAN SAMPAH DOMESTIK DI KELURAHAN SUNGAI MIAI BANJARMASIN Meilya Farika Indah Fakultas Kesehatan Masyarakat UNISKA Banjarmasin Email:meifkm@gmail.com

Lebih terperinci

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013.

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013. BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013 Bahtiar, Yusup Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam pembangunaan kesehatan menuju Indonesia sehat ditetapkan enam

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam pembangunaan kesehatan menuju Indonesia sehat ditetapkan enam BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pembangunaan kesehatan menuju Indonesia sehat ditetapkan enam program pembangunan kesehatan masyarakat salah satunya adalah program lingkungan sehat, perilaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kepadatan penduduk yang tinggi dengan pertumbuhan cepat di kota bila

BAB I PENDAHULUAN. Kepadatan penduduk yang tinggi dengan pertumbuhan cepat di kota bila BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepadatan penduduk yang tinggi dengan pertumbuhan cepat di kota bila tidak diimbangi dengan fasilitas lingkungan yang memadai, seperti penyediaan perumahan, air bersih

Lebih terperinci

Meningkatkan Pemahaman Masyarakat Melalui Sosialisasi Persampahan Dan Rumah Sehat Di Permukiman Tpa Desa Neglasari, Tangerang

Meningkatkan Pemahaman Masyarakat Melalui Sosialisasi Persampahan Dan Rumah Sehat Di Permukiman Tpa Desa Neglasari, Tangerang MENINGKATKAN PEMAHAMAN MASYARAKAT MELALUI SOSIALISASI PERSAMPAHAN DAN RUMAH SEHAT DI PERMUKIMAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) DESA NEGLASARI, TANGERANG Devi Angeliana K Public Health Program Study of health

Lebih terperinci

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. manusia yang beragam jenisnya maupun proses alam yang belum memiliki nilai

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. manusia yang beragam jenisnya maupun proses alam yang belum memiliki nilai II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Sampah Sampah merupakan barang sisa yang sudah tidak berguna lagi dan harus dibuang. Berdasarkan istilah lingkungan untuk manajemen, Basriyanta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Serta peraturan di indonesia memang agak rumit, dan tidak benar-benar

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Serta peraturan di indonesia memang agak rumit, dan tidak benar-benar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah sampah di Indonesia merupakan salah satu permasalahan yang sangat kompleks. Serta peraturan di indonesia memang agak rumit, dan tidak benar-benar memakai konsep

Lebih terperinci

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian Jurnal Geografi Volume 12 No 2 (196 dari 221) Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN SIKAP DAN PERILAKU IBU RUMAH TANGGA DALAM

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian sampah Sampah adalah barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi bagi sebagian orang masih bisa dipakai jika dikelola

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian sampah Sampah adalah barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi bagi sebagian orang masih bisa dipakai jika dikelola

Lebih terperinci

Kajian Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Secara Terpadu Di Kampung Menoreh Kota Semarang. Tugas Akhir

Kajian Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Secara Terpadu Di Kampung Menoreh Kota Semarang. Tugas Akhir Kajian Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Secara Terpadu Di Kampung Menoreh Kota Semarang Tugas Akhir Oleh : Agil Zhega Prasetya NIM.L2D 605 181 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013 Nurjanatun Naimah 1, Istichomah 2, Meyliya Qudriani 3 D III Kebidanan Politeknik

Lebih terperinci

Kajian Timbulan Sampah Domestik di Kelurahan Sukamenak Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung

Kajian Timbulan Sampah Domestik di Kelurahan Sukamenak Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung Kajian Timbulan Sampah Domestik di Kelurahan Sukamenak Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung BUNGA DWIHAPSARI, SITI AINUN, KANCITRA PHARMAWATI Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang kini sedang menghadapi masalah kebersihan dan kesehatan. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan dan gaya hidup yang tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sampah merupakan suatu sisa-sisa benda yang tidak diinginkan setelah berakhirnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sampah merupakan suatu sisa-sisa benda yang tidak diinginkan setelah berakhirnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sampah merupakan suatu sisa-sisa benda yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah bisa juga diartikan oleh manusia menurut keterpakaiannya,

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Skripsi Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh : SRI ANIS FADHILA SARI J

NASKAH PUBLIKASI. Skripsi Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh : SRI ANIS FADHILA SARI J HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEDOMAN GIZI SEIMBANG DAN SOSIAL EKONOMI DENGAN PERILAKU KADARZI DI DESA SENGGRONG KECAMATAN ANDONG KABUPATEN BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI Skripsi Ini Disusun Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

Yulisetyaningrum ABSTRAK

Yulisetyaningrum ABSTRAK HUBUNGAN MOTIVASI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN KEBIASAAN BUANG AIR BESAR (BAB) SEMBARANGAN DI DUKUH KRAJAN DESA KARANGROWO KECAMATAN UNDAAN KABUPATEN KUDUS TAHUN 2014 Yulisetyaningrum

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH MEMBUANG SAMPAH PADA TEMPATNYA DI SD GMIM 20 MANADO.

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH MEMBUANG SAMPAH PADA TEMPATNYA DI SD GMIM 20 MANADO. HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH MEMBUANG SAMPAH PADA TEMPATNYA DI SD GMIM 20 MANADO. Randa Manik*, Franckie R.R. Maramis*, Febi K. Kolibu*

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan cara yang efektif untuk memutuskan rantai penularan penyakit,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan cara yang efektif untuk memutuskan rantai penularan penyakit, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sampah merupakan suatu yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun alam yang belum memiliki nilai ekonomis (Alamsyah dan Muliawati,

Lebih terperinci

KONDISI SANITASI LINGKUNGAN DI KENAGARIAN BIDAR ALAM KECAMATAN SANGIR JUJUAN KABUPATEN SOLOK SELATAN JURNAL

KONDISI SANITASI LINGKUNGAN DI KENAGARIAN BIDAR ALAM KECAMATAN SANGIR JUJUAN KABUPATEN SOLOK SELATAN JURNAL KONDISI SANITASI LINGKUNGAN DI KENAGARIAN BIDAR ALAM KECAMATAN SANGIR JUJUAN KABUPATEN SOLOK SELATAN JURNAL DELI YARNI 10030190 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN TINGKAT PARTISIPASI PEDAGANG DALAM PENGELOLAAN SAMPAH PASAR

PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN TINGKAT PARTISIPASI PEDAGANG DALAM PENGELOLAAN SAMPAH PASAR PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN TINGKAT PARTISIPASI PEDAGANG DALAM PENGELOLAAN SAMPAH PASAR Muhammad Sufriannor, Hardiono, Juanda Poltekkes Kemenkes Banjarmasin Jurusan Kesehatan Lingkungan Jl. H. Mistar Cokrokusumo

Lebih terperinci

(Studi pada Siswa Kelas VI di Gugus IV Kecamatan Cikatomas Kabupaten Tasikmalaya)

(Studi pada Siswa Kelas VI di Gugus IV Kecamatan Cikatomas Kabupaten Tasikmalaya) HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG SANITASI LINGKUNGAN DAN MOTIVASI HIDUP SEHAT DENGAN PERILAKU SISWA DALAM MEMELIHARA KEBERSIHAN LINGKUNGAN SEKOLAH (Studi pada Siswa Kelas VI di Gugus IV Kecamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sampah merupakan masalah yang dihadapi oleh seluruh negara di dunia. Selain itu, sampah juga berpotensi besar menimbulkan masalah lingkungan dan kesehatan masyarakat

Lebih terperinci

Anis Fitriyani 1, Nuke Devi Indrawati 1

Anis Fitriyani 1, Nuke Devi Indrawati 1 Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu Mengikuti Posyandu dengan Kenaikan Berat Badan Balita Usia 2-3 Tahun di Kelurahan Sawah Besar Kecamatan Gayamsari Semarang The Correlation between Mothers Knowledge

Lebih terperinci

Bagaimana Solusinya? 22/03/2017 PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA DI KOTA CIAMIS PENGERTIAN SAMPAH

Bagaimana Solusinya? 22/03/2017 PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA DI KOTA CIAMIS PENGERTIAN SAMPAH SOSIALISASI DAN PELATIHAN PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI KOTA CIAMIS Nedi Sunaedi nedi_pdil@yahoo.com PENGERTIAN SAMPAH Suatu bahan yang terbuang dari sumber aktivitas manusia dan/atau alam yang tidak

Lebih terperinci

KOSALA JIK. Vol. 2 No. 2 September 2014

KOSALA JIK. Vol. 2 No. 2 September 2014 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG IMUNISASI POLIO DENGAN TINDAKAN MENGIMUNISASI POLIO DI POSYANDU ANGGREK DESA LANGENHARJO KELURAHAN LANGENHARJO KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO Oleh : Sri Aminingsih

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA THE RELATIONSHIP OF MOTHER S KNOWLEDGE TOWARDS STIMULATION OF TALKING AND LANGUAGE TO TODDLER

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan saling terkait antar satu dengan lainnya. Manusia membutuhkan kondisi lingkungan yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERAN PETUGAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PEKERJA YANG MEMPUNYAI BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS RAWASARI TAHUN

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERAN PETUGAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PEKERJA YANG MEMPUNYAI BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS RAWASARI TAHUN HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERAN PETUGAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PEKERJA YANG MEMPUNYAI BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS RAWASARI TAHUN 2015 1 Sondang, 2 Dame 1 STIKes Prima Jambi 2 Dinas

Lebih terperinci

Ringkasan Studi EHRA Kabupaten Malang Tahun 2016

Ringkasan Studi EHRA Kabupaten Malang Tahun 2016 Ringkasan Studi EHRA Studi EHRA (Environmental Health Risk Assessment) atau dapat juga disebut sebagai Studi Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan, merupakan sebuah studi partisipatif di tingkat Kabupaten/Kota

Lebih terperinci

LAMPIRAN-LAMPIRAN 108

LAMPIRAN-LAMPIRAN 108 LAMPIRAN-LAMPIRAN 108 LAMPIRAN I DOKUMENTASI SURVEI LAPANGAN DAN PROSES RAPID RURAL APPRAISAL (RRA) Gambar 1. Mengurus Perijinan, Membangun Komunikasi, Serta Melakukan Wawancara dengan Tokoh-Tokoh Masyarakat

Lebih terperinci

SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH KOTA DI KABUPATEN BEKASI JAWA BARAT

SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH KOTA DI KABUPATEN BEKASI JAWA BARAT SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH KOTA DI KABUPATEN BEKASI JAWA BARAT Oleh : Setiyono dan Sri Wahyono *) Abstract Recently, problems of municipal solid waste have appeared in the indonesian metropolitan city,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN MALALAYANG 2 LINGKUNGAN III

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN MALALAYANG 2 LINGKUNGAN III HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN MALALAYANG 2 LINGKUNGAN III Reinhard Yosua Lontoh 1), A. J. M. Rattu 1), Wulan P. J. Kaunang 1)

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI DESA KARANGJATI KABUPATEN SEMARANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI DESA KARANGJATI KABUPATEN SEMARANG FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI DESA KARANGJATI KABUPATEN SEMARANG Dessy Yunita Dewi Program Studi DIV Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran

Lebih terperinci

Kata Kunci: pengetahuan, pendapatan, minyak jelantah

Kata Kunci: pengetahuan, pendapatan, minyak jelantah HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG BAHAYA PENGGUNAAN MINYAK JELANTAH DAN PENDAPATAN DENGAN TIDAKAN PENGGUNAN MINYAK JELANTAH PADA IBU RUMAH TANGGA DI DESA POIGAR III KECAMATAN POIGAR KABUPATEN BOLAANG

Lebih terperinci

B P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T PENGELOLAAN SAMPAH DI PERKANTORAN

B P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T PENGELOLAAN SAMPAH DI PERKANTORAN B P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T PENGELOLAAN SAMPAH DI PERKANTORAN 1 Sampah merupakan konsekuensi langsung dari kehidupan, sehingga dikatakan sampah timbul sejak adanya kehidupan manusia. Timbulnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT. Lingkungan hidup manusia adalah jumlah semua benda dan kondisi yang

BAB II TINJAUAN UMUM PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT. Lingkungan hidup manusia adalah jumlah semua benda dan kondisi yang 25 BAB II TINJAUAN UMUM PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT 2.1 Pengertian sampah dan sejenisnya Lingkungan hidup manusia adalah jumlah semua benda dan kondisi yang ada dalam ruangan yang ditempati

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANK SAMPAH DI KELURAHAN BINJAI KECAMATAN MEDAN DENAI KOTA MEDAN TAHUN 2013

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANK SAMPAH DI KELURAHAN BINJAI KECAMATAN MEDAN DENAI KOTA MEDAN TAHUN 2013 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANK SAMPAH DI KELURAHAN BINJAI KECAMATAN MEDAN DENAI KOTA MEDAN TAHUN 2013 SKRIPSI Oleh : SARAH PATUMONA MANALU NIM. 091000047

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan responden pemukiman elite

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan responden pemukiman elite 94 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN 1. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan responden pemukiman elite seluruhnya memiliki bak tempat sampah sendiri sedangkan responden pemukiman kumuh

Lebih terperinci

BAB III PERAN DINAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA CIREBON DALAM PENGOLAHAN SAMPAH TAHUN 2016

BAB III PERAN DINAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA CIREBON DALAM PENGOLAHAN SAMPAH TAHUN 2016 BAB III PERAN DINAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA CIREBON DALAM PENGOLAHAN SAMPAH TAHUN 2016 Kota Cirebon memiliki luas wilayah administratif yang relatif sempit dibandingkan dengan Kota-Kota lainnya di Propinsi

Lebih terperinci

SUMMARY. PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA GORONTALO (Studi Kasus di UD. Loak Jaya)

SUMMARY. PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA GORONTALO (Studi Kasus di UD. Loak Jaya) SUMMARY PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA GORONTALO (Studi Kasus di UD. Loak Jaya) Sri Wedari Rusmin Djuma, 811409010. 2013. Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah penduduk Indonesia yang besar dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi mengakibatkan bertambahnya volume sampah. Di samping itu, pola konsumsi masyarakat memberikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Pengelolaan Sampah 1. Pengertian Pengertian sampah menurut Slamet dalam Sunarti (2002 ; 8) adalah sesuatu yang tidak dikehendaki lagi oleh yang punya dan

Lebih terperinci