LAMPIRAN A PETUNJUK KESELAMATAN PENGGUNAAN BAHAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAMPIRAN A PETUNJUK KESELAMATAN PENGGUNAAN BAHAN"

Transkripsi

1 DAFTAR PUSTAKA 1. Anonim, 2. Anonim, topic_8_for_the_www.pdf. 3. Anonim, 4. Chao, Ching-Guan.; Hung-Lung Chiang.; Chih-Yu Chn, Pyrolitic Kinetics of Sludge from Petrochemical Factory Wastewater Treatment Plant a Transition State Theory Approach, Chemosphere , Chiang, Hung-Lung.; Ching-Guan Choa.; Shih-Yu Chen.; Mu-Chuan Tsai, The Reuse of Biosludge as an Adsorbent from a Petrochemical Wastewater Treatment Plant, Journal Air & Waste Management Association , Daifullah, A. A. M.; B. S. Girgis, Removal of Some Substituted Phenols by Activated Carbon Obtained from Agricultural Waste, Water Science & Technology 32 (4) 1998, Kojima, Naozumi.; Aki Mitomo.; Yoshinori Itaya.; Shigekatsu Mori.; Shuichi Yoshida, Adsorption Removal of Pollutants by Active Cokes Produced from Sludge in The Energy Recycle Process of Wastes, Waste Management , Mohanty, Kaustubha; Mousam Jha; B. C. Meikap; M. N. Biswas, Preparation and Characterization of Activated Carbons from Terminalia Arjuna Nut With Zinc Chloride Activation for the Removal of Phenol from Wastewater, Ind. Eng. Chem. Res , Otero, M.; F. Rosada.; L.F. Calvo.; A.I. Garcia.; A. Moran, Elimination of Organic Water Pollutants Using Adsorbents Obtained from Sewage Sludge, Dyes & Pigments , Setiadi, Tjandra; Retno Gumilang Dewi, Diktat Pengelolaan Limbah Industri, Diktat Kuliah Pengelolaan Limbah Industri, ITB, Smith, J.M, Chemical Engineering Kinetics, John Wiley & Sons, Oxford, Spinosa, L, Evolution of Sewage Sludge Regulations in Europe, Water Science & Technology 44 (10) 2001,

2 LAMPIRAN A PETUNJUK KESELAMATAN PENGGUNAAN BAHAN A Identifikasi zat: a. Sinonim b. Berat molekul c. Rumus kimia Petunjuk keselamatan penggunaan bahan 4-aminoantipyrine Keterangan 4-Aminoantipyrine, 4-Aminophenazone, Metapirazone 203 C 11 H 13 N 3 O 2. Komposisi 3. Potensi berbahaya 4. Pengobatan pertama 5. Pengukuran kemungkinan terbakar a. Terbakar b. Meledak 6. Penanganan dan penyimpanan 7. Perlindungan tubuh 8. Sifat fisik dan kimia a. Penampakan b. Bau c. Kelarutan d. Titik leleh 9. Stabilitas dan reaktivitas 4-Aminoantipyrine % Dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan. Gejala termasuk batuk dan napas pendek. Dosis besar dapat menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan. Dapat menyebabkan iritasi kulit merah dan sakit. Dapat menyebabkan iritasi mata merah dan sakit. Hirup udara segar. Pertolongan medis bila mengalami kesulitan bernapas. Muntahkan segera. Jangan memberikan sesuatu menggunakan mulut kepada orang lain. Pertolongan medis bila iritasi berlanjut. Bilas kulit dengan sabun dan air dalam jumlah banyak selama 15 menit. Lepaskan pakaian dan sepatu yang ikut terkena. Pertolongan medis bila iritasi berlanjut. Bilas mata dengan air dalam jumlah banyak selama 15 menit. Pertolongan medis bila iritasi masih berlanjut. Dapat terbakar pada temperatur tinggi. Dapat meledak apabila bubuk didispersikan ke udara dalam jumlah yang cukup dan kehadiran api/panas. Simpan dalam tempat tertutup, sejuk, kering, dan memiliki ventilasi. Lindungi dari kerusakan fisik. Gunakan sarung tangan, pakaian bersih yang menutupi bagian tubuh dengan baik, dan kacamata pelindung. Bubuk kuning Tidak berbau Larut dalam air o C Stabil pada kondisi penyimpanan dan penggunaan yang tepat. Dapat menghasilkan karbonmonoksida, karbondioksida, dan nitrogen oksida bila dibakar. L-1

3 A Identifikasi zat: a. Sinonim b. Berat molekul c. Rumus kimia Petunjuk keselamatan penggunaan bahan HCl Keterangan Asam klorida 36,46 HCl 2. Komposisi 3. Potensi berbahaya 4. Pengobatan pertama 5. Pengukuran kemungkinan terbakar a. Terbakar b. Meledak 6. Penanganan dan penyimpanan 7. Perlindungan tubuh 8. Sifat fisik dan kimia a. Penampakan b. Bau c. Kelarutan d. Densitas e. Titik didih f. Titik leleh 9. Stabilitas dan reaktivitas HCl 33 40%. Air 60-67% Korosif. Dapat menyebabkan batuk, radang hidung, gangguan saluran pernapasan, gagal peredaran darah, kematian. Korosif. Dapat menyebabkan sakit mulut, tenggorokan, dan gangguan pencernaan. Korosif. Dapat menyebabkan iritasi kulit merah dan sakit. Korosif. Dapat menyebabkan iritasi mata merah dan kerusakan mata. Kontak langsung dapat menyebabkan kerusakan mata permanen. Hirup udara segar. Bila sulit bernapas, berikan pernapasan buatan atau oksigen. Pertolongan medis segera. Minum air atau susu dalam jumlah banyak. Pertolongan medis segera. Bilas kulit dengan sabun dan air dalam jumlah banyak selama 15 menit. Lepaskan pakaian dan sepatu yang ikut terkena. Pertolongan medis bila iritasi berlanjut. Bilas mata dengan air dalam jumlah banyak selama 15 menit. Pertolongan medis bila iritasi masih berlanjut. Panas tinggi atau kontak dengan logam dapat melepaskan gas hidrogen yang mudah terbakar. Tidak dapat meledak Simpan dalam tempat tertutup, kering, dan memiliki ventilas dengan lantai tahan asam. Lindungi dari kerusakan fisik. Hindarkan dari sinar matahari langsung, panas, dan air. Gunakan sarung tangan karet dan pelindung tambahan untuk menghindari kontak dengan kulit. Gunakan kacamata dan pelindung seluruh muka. Tidak berwarna Bau tajam asam klorida Larut dalam air dalam kelarutan tak terbatas 1,18 53 o C -74 o C Stabil pada kondisi penyimpanan dan penggunaan yang tepat. Dapat bereaksi dengan air atau kukus untuk menghasilkan panas dan uap korosif yang beracun L-2

4 A.3. Petunjuk keselamatan penggunaan bahan K 3 Fe(CN) 6 1. Identifikasi zat: a. Sinonim b. Berat molekul c. Rumus kimia 2. Komposisi 3. Potensi berbahaya 4. Pengobatan pertama 5. Pengukuran kemungkinan terbakar a. Terbakar b. Meledak 6. Penanganan dan penyimpanan 7. Perlindungan tubuh 8. Sifat fisik dan kimia a. Penampakan b. Bau c. Kelarutan d. Spesific gravity 9. Stabilitas dan reaktivitas Keterangan Potassium ferricyanida, Potassium ferricynate, tripotassium 309,25 K 3 Fe(CN) 6 Kalium Ferricyanida % Dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan. Gejala termasuk batuk dan napas pendek. Dosis besar dapat menyebabkan muntah dan diare. Dapat menyebabkan iritasi kulit merah dan sakit. Dapat menyebabkan iritasi mata merah dan sakit. Hirup udara segar. Pertolongan medis bila mengalami kesulitan bernapas. Minum banyak air. Jangan memberikan sesuatu menggunakan mulut kepada orang lain. Pertolongan medis. Bilas kulit dengan sabun dan air dalam jumlah banyak selama 15 menit. Lepaskan pakaian dan sepatu yang ikut terkena. Pertolongan medis bila iritasi berlanjut. Bilas mata dengan air dalam jumlah banyak selama 15 menit. Pertolongan medis bila iritasi masih berlanjut. Tidak dapat terbakar. Tidak dapat meledak. Simpan dalam tempat tertutup, sejuk, kering, dan memiliki ventilasi. Lindungi dari kerusakan fisik. Lindungi dari cahaya. Gunakan sarung tangan, pakaian bersih yang menutupi bagian tubuh dengan baik, dan kacamata pelindung. Merah terang. Bubuk kristal. Tidak berbau Larut dalam air dengan lambat pada 2,5 bagian air dingin. 1,85 pada 17 o C/4 o C Stabil pada kondisi penyimpanan dan penggunaan yang tepat. Dapat menghasilkan uap sianida bila dipanaskan atau kontak dengan asam atau uap asam. Melepaskan uap sianida dan oksida dari nitrogen bila dibakar. L-3

5 A.4. Petunjuk keselamatan penggunaan bahan KH 2 PO 4 1. Identifikasi zat: a. Sinonim b. Berat molekul c. Rumus kimia 2. Komposisi 3. Potensi berbahaya 4. Pengobatan pertama 5. Pengukuran kemungkinan terbakar a. Terbakar b. Meledak 6. Penanganan dan penyimpanan 7. Perlindungan tubuh 8. Sifat fisik dan kimia a. Penampakan b. Bau c. Kelarutan d. densitas e. Titik didih f. Titik leleh 9. Stabilitas dan reaktivitas Keterangan Asam fosforik, garam monopotassium, potassium dihidrogen fosfat 136,09 KH 2 PO 4 Potassium Fosfat Monobasis % Dapat menyebabkan iritasi ringan pada saluran pernapasan. Fosfat terabsorp dengan lambat pada saluran pencernaan. Dapat menyebabkan muntah, diare, dan efek cardiac. Keracunan potassium dapat menyebabkan efek jantung dan pernapasan. Dapat menyebabkan iritasi dan sakit bila kontak lama. Dapat menyebabkan iritasi mata merah dan sakit. Hirup udara segar. Pertolongan medis bila mengalami kesulitan bernapas. Minum air dalam jumlah banyak untuk mengencerkan/ Jangan memberikan sesuatu menggunakan mulut kepada orang lain. Pertolongan medis bila tertelan dalam jumlah banyak. Bilas kulit dengan sabun dan air dalam jumlah banyak selama 15 menit. Lepaskan pakaian dan sepatu yang ikut terkena. Pertolongan medis bila iritasi berlanjut. Bilas mata dengan air dalam jumlah banyak selama 15 menit. Pertolongan medis bila iritasi masih berlanjut. Tidak dapat terbakar. Tidak dapat meledak. Simpan dalam tempat tertutup, sejuk, kering, dan memiliki ventilasi. Lindungi dari kerusakan fisik. Gunakan sarung tangan, pakaian bersih yang menutupi bagian tubuh dengan baik, dan kacamata pelindung. Bubuk putih granular Tidak berbau 22 g dalam 100 g air 2, o C 253 o C Stabil pada kondisi penyimpanan dan penggunaan yang tepat. Dapat menghasilkan fosfor oksida bila dibakar. L-4

6 A.5. Petunjuk keselamatan penggunaan bahan K 2 HPO 4 1. Identifikasi zat: a. Sinonim b. Berat molekul c. Rumus kimia 2. Komposisi 3. Potensi berbahaya 4. Pengobatan pertama 5. Pengukuran kemungkinan terbakar a. Terbakar b. Meledak 6. Penanganan dan penyimpanan 7. Perlindungan tubuh 8. Sifat fisik dan kimia a. Penampakan b. Bau c. Kelarutan d. Titik leleh 9. Stabilitas dan reaktivitas Keterangan Potassium hidrogen fosfat, asam fosforik, garam dipotassium, dipotassium hidrogen fosfat 174,08 KH 2 PO 4 Potassium Fosfat Dibasis anhidrat % Tidak menyebabkan gangguan pernapasan. Fosfat terabsorp dengan lambat pada saluran pencernaan. Dapat menyebabkan muntah, diare, dan efek cardiac. Keracunan potassium dapat menyebabkan efek jantung dan pernapasan. Tidak menyebabkan gangguan kulit. Tidak menyebabkan gangguan mata. Hirup udara segar. Pertolongan medis bila mengalami kesulitan bernapas. Minum air dalam jumlah banyak untuk mengencerkan. Jangan memberikan sesuatu menggunakan mulut kepada orang lain. Pertolongan medis bila tertelan dalam jumlah banyak. Bilas kulit dengan sabun dan air. Pertolongan medis bila iritasi berlanjut. Bilas mata dengan air mengalir. Pertolongan medis bila iritasi masih berlanjut. Tidak dapat terbakar. Tidak dapat meledak. Simpan dalam tempat tertutup, sejuk, kering, dan memiliki ventilasi. Lindungi dari kerusakan fisik. Gunakan sarung tangan, pakaian bersih yang menutupi bagian tubuh dengan baik, dan kacamata pelindung. Bubuk atau kristal putih Tidak berbau 150 g dalam 100 g air dingin >465 o C Stabil pada kondisi penyimpanan dan penggunaan yang tepat. Dapat menghasilkan fosfor oksida bila dibakar. L-5

7 A.6. Petunjuk keselamatan penggunaan bahan ZnCl 2 1. Identifikasi zat: a. Sinonim b. Berat molekul c. Rumus kimia 2. Komposisi 3. Potensi berbahaya 4. Pengobatan pertama 5. Pengukuran kemungkinan terbakar a. Terbakar b. Meledak 6. Penanganan dan penyimpanan 7. Perlindungan tubuh 8. Sifat fisik dan kimia a. Penampakan b. Bau c. Kelarutan d. Titik didih e. Titik leleh 9. Stabilitas dan reaktivitas Keterangan Seng klorida, seng diklorida 136,30 ZnCl 2 Seng klorida % Bersifat desktruktif pada lapisan lendir membran dan saluran pernapasan bagian atas. Gejala berupa batuk, laringitis, napas pendek, sakit kepala, dan muntah. Beracun. Dapat menyebabkan iritasi atau korosi pada saluran pencernaan dengan muntah. Dapat menyebabkan kematian perlahan. Dapat menyebabkan iritasi, kulit terbakar, kulit merah, dan sakit. Menyebabkan mata merah, sakit, dan pandangan kabur. Kerusakan mata dapat terjadi bila tersiram larutan. Hirup udara segar. Bila sulit bernapas, berikan pernapasan buatan atau oksigen. Pertolongan medis segera. Minum air dalam jumlah banyak untuk mengencerkan. Jangan memberikan sesuatu menggunakan mulut kepada orang lain. Pertolongan medis segera. Bilas kulit dengan sabun dan air dalam jumlah banyak selama 15 menit. Lepaskan pakaian dan sepatu yang ikut terkena. Pertolongan medis bila iritasi berlanjut. Bilas mata dengan air dalam jumlah banyak selama 15 menit. Pertolongan medis bila iritasi masih berlanjut. Tidak dapat terbakar. Tidak dapat meledak. Simpan dalam tempat tertutup, pada kondisi sejuk hingga hangat, 2 hingga 40 o C. Gunakan pakaian pelindung, termasuk sepatu boot, sarung tangan, jas lab untuk menghindari kontak dengan kulit. Gunakan kacamata pelindung dan penutup muka agar terhindar dari percikan larutan atau serbuk. Granula kristal putih Tidak berbau 423 g dalam 100 g air pada 25 o C 732 o C 290 o C Stabil pada kondisi penyimpanan dan penggunaan yang tepat. Dapat menghasilkan uap klorin dan seng oksida bila terbakar. L-6

8 LAMPIRAN B PROSEDUR PERCOBAAN B.1. Prosedur persiapan adsorben B.1.1 Pengolahan awal lumpur bio 1. Lumpur bio disaring dengan penyaring vakum sampai kira-kira 500 gram. Penyimpanan di pendingin. 2. Lumpur bio hasil saring dikeringkan dalam oven (pengering) pada temperatur 105 o C selama 24 jam (sampai massanya tetap). Penentuan berat volatil. 3. Lumpur bio hasil pengeringan digerus dan diayak sampai berukuran lebih kecil daripada 8 mesh. 4. Lumpur bio hasil pengayakan dicelupkan pada agen aktivasi ZnCl 2 5 M. Perbandingan massa lumpur bio dan volume ZnCl 2 sama dengan 25 g/100 ml. 5. Celupan lumpur bio dalam ZnCl 2 digoyang pada temperatur kamar selama 24 jam. 6. Lumpur bio hasil penggoyangan disaring kemudian dikeringkan dalam oven (pengering) pada temperatur 105 o C selama 24 jam. 7. Lumpur bio dapat disimpan dalam desiccator. B.1.2. Proses pirolisis 1. Peralatan pirolisis dinyalakan dan temperatur diatur 800 o C. 2. Gas nitrogen dialirkan ketika temperatur dalam tungku mendekati 800 o C. 3. Delapan gram lumpur bio diletakkan pada tempat (holder) kemudian dimasukkan ke dalam tungku pada temperatur 800 o C. 4. Pirolisis dilakukan selama 60 menit. 5. Pemanas elektrik dimatikan, gas nitrogen dibiarkan tetap mengalir hingga temperatur dalam tungku o C, sampel diambil, kerangan tabung gas nitrogen ditutup. L-7

9 6. Sampel disimpan (pada desiccator ) hingga temperatur ruang kemudian ditimbang. 7. Sampel dapat disimpan dalam desiccator B.1.3. Pengolahan akhir lumpur bio 1. Sampel dicelupkan pada HCl 3 N. Perbandingan massa sampel dan volume HCl sama dengan 5 g per 100 ml. 2. Celupan sampel dalam HCl digoyang pada temperatur kamar selama 24 jam. 3. Sampel hasil penggoyangan disaring. 4. Sampel hasil penyaringan dibilas dengan aqua dm. 5. Sampel hasil pembilasan dikeringkan dalam oven (pengering) pada temperatur 105 o C selama 48 jam (sampai massanya tetap). 6. Adsorben dapat disimpan dalam desiccator. B.2. Pengujian adsorpsi lumpur bio terhadap fenol B.2.1 Pembuatan kurva kalibrasi 1. Larutan fenol berkonsentrasi 5, 10, 15, 20, 50, 75, dan 100 bpj disiapkan. 2. Uji fenol dilakukan untuk mengetahui absorban dengan menggunakan spektrofotometer. 3. Gambar atau alur konsentrasi fenol terhadap absorban dibuat. B.2.3. Adsorpsi isotermal 1. Larutan fenol berkonsentrasi 10, 25, 50, 75, dan 100 bpj disiapkan. 2. Adsorben dicelupkan pada fenol di labu erlemeyer dengan perbandingan massa adsorben dan volume fenol sama dengan 5 g/l. 3. Celupan dalam labu erlemeyer diletakkan pada meja goyang. 4. Sampel fenol diambil ketika waktu kesetimbangan tercapai lalu disaring 5. Konsentrasi fenol residual diketahui dengan uji fenol. L-8

10 LAMPIRAN C ANALISIS FENOL DENGAN METODE FOTOMETRI LANGSUNG C.1. Prinsip Senyawa fenol yang dapat didistilasi oleh kukus bereaksi dengan 4-aminoantipyrene pada ph 7,9 + 0,1 dengan kehadiran potasium ferisianida untuk membentuk bahan celup antipyrene berwarna. Pewarna ini dijaga dalam larutan cair dan absorbansi diukur pada 500 nm. C.2. Kuantitas minimum yang dapat dideteksi Kuantitas minimum yang dapat dideteksi adalah 10 μg fenol sewaktu 5 cm sel dan 100 ml distilat digunakan. C.3. Peralatan Peralatan fotometri : spektofotometer yang dilengkapi dengan sel absorpsi yang menyediakan jalan cahaya 1-5 cm untuk penggunaan pada 500 nm ph meter C.4. Reagen Amonium hidroksida : NH 4 OH, 0,5 N : encerkan 35 ml conc NH 4 OH baru dalam air sampai 1 L. Larutan buffer fosfat : larutkan 104,5 g K 2 HPO 4 dan 72,3 g KH 2 PO 4 dalam air dan encerkan hingga 1 L. Nilai ph seharusnya 6,8. Larutan 4-aminoantipyrene : larutkan 2 g 4-aminoantipyrene dalam air dan encerkan hingga 100 ml. Siapkan setiap hari. Larutan potasium ferisianida : larutkan 8 g K 3 Fe(CN) 6 dalam air dan encerkan hingga 100 ml. Saring jika perlu. Simpan dalam sebuah botol gelas coklat. Siapkan yang baru tiap minggu. L-9

11 C.5. Prosedur 1. Tempatkan 100 ml distilat atau bagian yang tidak mengandung lebih dari 0,5 mg fenol yang diencerkan ke 100 ml aquades dalam beaker 250 ml. 2. Siapkan 100 ml aquades blanko. 3. Siapkan lima standar 100 ml fenol yang mengandung 0,1; 0,2; 0,3; 0,4 dan 0,5 mg fenol. 4. Olah sampel, blanko dan standar-standar sebagai berikut : tambahkan 2,5 ml larutan NH 4 OH 0,5 N dan atur ph 7,9 + 0,1 dengan buffer fosfat secara tibatiba. 5. Tambahkan 1 ml larutan 4-aminoantipyrene dan campurkan dengan baik. 6. Tambahkan 1 ml larutan K 3 Fe(CN) 6 lalu campurkan dengan baik 7. Setelah 15 menit, pindahkan ke sel dan baca absorbansi sampel dan standarstandar terhadap blangko pada panjang gelombang 500 nm. 8. Alurkan absorban terhadap konsentrasi mikrogram fenol. Bangun kurva kalibrasi terpisah untuk setiap fotometer dan uji kurva secara periodik untuk memastikan reproduksi data. C.6. Perhitungan Pengunaan kurva kalibrasi : perkirakan kandungan fenol sampel dari pembacaan fotometri dengan menggunakan kurva kalibrasi yang telah dibangun. fenol (mg /L) = (A/B) x 1000 dengan A = mg fenol pada sampel dari kurva kalibrasi B = ml sampel asli Penggunaan standar fenol tunggal fenol (μg /L) = (C x D x 1000) / (E x B) dengan C = mg larutan fenol standar D = absorbansi yang dibaca dari sampel E = absorbansi larutan fenol standar L-10

12 LAMPIRAN D DATA PERCOBAAN D.1. Massa Lumpur Bio Sebelum dan Setelah Pengeringan Oven Sebelum pengeringan (g) Setelah pengeringan (g) Berat hilang (g) 204, ,225 88,5 187, ,045 86, ,5 86,5 D.2. Perolehan Adsorben dari Pirolisis Berat awal (g) Berat akhir (g) Perolehan Tempuhan 1 7,362 1, Tempuhan 2 8,088 0,75 0,09 Tempuhan 3 8,088 1,121 0,14 D.3. Kurva Kalibrasi Laju Alir Volumetrik Nitrogen Kurva Kalibrasi Laju Alir Volumetrik Nitrogen Laju alir volumetrik (ml/detik) y = x R 2 = Skala L-11

13 Skala Volume nitrogen (ml) Waktu (detik) Waktu (detik) Waktu ratarata (detik) Laju alir volumetrik nitrogen (ml/detik) D.4. Kurva Kalibrasi Fenol Kurva Kalibrasi Fenol Konsentrasi Fenol (bpj) y = x R 2 = y = x R 2 = y = 146.7x R 2 = Absorbansi Konsentrasi Fenol (bpj) Absorbansi L-12

14 D.5. Data Adsorpsi Isotermal Langmuir Tempuhan 1 Konsentrasi Fenol (bpj) Absorbansi Ce (mg/l) qe (mg/g) 1/Ce ((mg/l) -1 ) 1/qe ((mg/g) -1 ) Tempuhan 2 Konsentrasi Fenol (bpj) Absorbansi Ce (mg/l) qe (mg/g) 1/Ce ((mg/l) -1 ) 1/qe ((mg/g) -1 ) Tempuhan 3 Konsentrasi Fenol (bpj) Absorbansi Ce (mg/l) qe (mg/g) 1/Ce ((mg/l) -1 ) 1/qe ((mg/g) -1 ) D.6. Data Adsorpsi Isotermal Freundlich Tempuhan 1 Konsentrasi Fenol (bpj) Absorbansi Ce (mg/l) qe (mg/g) log Ce log qe Tempuhan 2 Konsentrasi Fenol (bpj) Absorbansi Ce (mg/l) qe (mg/g) log Ce log qe L-13

15 Tempuhan 3 Konsentrasi Fenol (bpj) Absorbansi Ce (mg/l) qe (mg/g) log Ce log qe L-14

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini, hasil uji kemampuan adsorpsi adsorben hasil pirolisis lumpur bio terhadap fenol akan dibahas. Kondisi operasi pirolisis yang digunakan untuk menghasilkan adsorben

Lebih terperinci

LEMBAR DATA KESELAMATAN

LEMBAR DATA KESELAMATAN LEMBAR DATA KESELAMATAN BAGIAN 1 IDENTIFIKASI PRODUK KIMIA DAN PERUSAHAAN Nama Produk Pengidentifikasi Produk / Nama Dagang Nama Kimia : Fipronil 50 g/l : Ken-Pronil 50 SC : 5-amino-1-(2, 6-dichloro-4-(trifluoromethyl)phenyl)-4-

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran I Langkah kerja percobaan adsorpsi logam Cadmium (Cd 2+ ) Mempersiapkan lumpur PDAM

LAMPIRAN. Lampiran I Langkah kerja percobaan adsorpsi logam Cadmium (Cd 2+ ) Mempersiapkan lumpur PDAM LAMPIRAN 56 57 LAMPIRAN Lampiran I Langkah kerja percobaan adsorpsi logam Cadmium (Cd 2+ ) 1. Preparasi Adsorben Raw Sludge Powder (RSP) Mempersiapkan lumpur PDAM Membilas lumpur menggunakan air bersih

Lebih terperinci

LEMBAR DATA KESELAMATAN

LEMBAR DATA KESELAMATAN LEMBAR DATA KESELAMATAN BAGIAN 1 IDENTIFIKASI PRODUK KIMIA DAN PERUSAHAAN Nama Produk : Imidacloprid 10% Pengidentifikasi Produk / Nama Dagang : Kimida 10 WP Nama Kimia : (E)-1-(6-chloro-3-pyridylmethyl)-N-nitroimidazolidin-2-

Lebih terperinci

AlCl₃ (Aluminium Klorida) Ishmar Balda Fauzan ( ) Widya Fiqra ( ) Yulia Endah Permata ( )

AlCl₃ (Aluminium Klorida) Ishmar Balda Fauzan ( ) Widya Fiqra ( ) Yulia Endah Permata ( ) AlCl₃ (Aluminium Klorida) Ishmar Balda Fauzan (121411048) Widya Fiqra (121411061) Yulia Endah Permata (121411062) Pengertian Reaksi Terhadap Zat Lain AlCl₃ Kegunaan dan Manfaat MSDS Proses Pembuatan KARAKTERISTIK

Lebih terperinci

Material Safety Data Sheet. : Gliserin Mentah

Material Safety Data Sheet. : Gliserin Mentah Material Safety Data Sheet Gliserin Mentah Bagian 1: Produk Kimia dan Identifikasi Perusahaan Nama Produk : Gliserin Mentah Identifikasi Perusahaan : Campuran Gliserin dan Asam Lemak Ester Alamat : Tradeasia

Lebih terperinci

Bab III Metodologi III.1 Waktu dan Tempat Penelitian III.2. Alat dan Bahan III.2.1. Alat III.2.2 Bahan

Bab III Metodologi III.1 Waktu dan Tempat Penelitian III.2. Alat dan Bahan III.2.1. Alat III.2.2 Bahan Bab III Metodologi III.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan dari bulan Januari hingga April 2008 di Laboratorium Penelitian Kimia Analitik, Institut Teknologi Bandung. Sedangkan pengukuran

Lebih terperinci

PT. BINA KARYA KUSUMA

PT. BINA KARYA KUSUMA PT. BINA KARYA KUSUMA www.bkk.id Informasi Teknis NEUTRALIZER 25 05 Januari 2015 1. Pengantar NEUTRALIZER 25 adalah produk yang berbentuk bubuk (powder), produk ini secara khusus diformulasikan sebagai

Lebih terperinci

LEMBAR DATA KESELAMATAN

LEMBAR DATA KESELAMATAN LEMBAR DATA KESELAMATAN BAGIAN 1 IDENTIFIKASI PRODUK KIMIA DAN PERUSAHAAN Nama Produk Pengidentifikasi Produk / Nama Dagang Nama Kimia : Lambda-cyhalothrin 25 g/l : Taekwando 25 EC : (S)-α-cyano-3-phenoxybenzyl

Lebih terperinci

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A PETUNJUK PRAKTIKUM PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A Cemaran Logam Berat dalam Makanan Cemaran Kimia non logam dalam Makanan Dosen CHOIRUL AMRI JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA 2016

Lebih terperinci

Air dan air limbah Bagian 21: Cara uji kadar fenol secara Spektrofotometri

Air dan air limbah Bagian 21: Cara uji kadar fenol secara Spektrofotometri Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 21: Cara uji kadar fenol secara Spektrofotometri ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata....ii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

Material Safety Data Sheet. : Resin Pinus Oleo

Material Safety Data Sheet. : Resin Pinus Oleo Material Safety Data Sheet Resin Pinus Oleo Bagian 1: Produk Kimia dan Identifikasi Perusahaan Nama Produk : Resin Pinus Oleo Sinonim : Pinus Resin Turpentin Identifikasi Perusahaan : Tradeasia International

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis

Lampiran 1. Prosedur Analisis L A M P I R A N 69 Lampiran 1. Prosedur Analisis A. Pengukuran Nilai COD (APHA,2005). 1. Bahan yang digunakan : a. Pembuatan pereaksi Kalium dikromat (K 2 Cr 2 O 7 ) adalah dengan melarutkan 4.193 g K

Lebih terperinci

LEMBAR DATA KESELAMATAN

LEMBAR DATA KESELAMATAN LEMBAR DATA KESELAMATAN BAGIAN 1 IDENTIFIKASI PRODUK KIMIA DAN PERUSAHAAN Nama Produk : Glufosinate ammonium 150 g/l Pengidentifikasi Produk / Nama Dagang : Kenbast 150 SL Nama Kimia : ammonium 4-(hydroxyl(methyl)

Lebih terperinci

Judul PEMANFAATAN LUMPUR BIO SEBAGAI ADSORBEN MELALUI PIROLISIS : PENGUJIAN ULANG. Kelompok B Pembimbing

Judul PEMANFAATAN LUMPUR BIO SEBAGAI ADSORBEN MELALUI PIROLISIS : PENGUJIAN ULANG. Kelompok B Pembimbing TK-40Z2 Penelitian Semester II 2005/2006 Judul PEMANFAATAN LUMPUR BIO SEBAGAI ADSORBEN MELALUI PIROLISIS : PENGUJIAN ULANG Kelompok B.45.3.01 Imam Supriatna (13001029) Pembimbing Ir. Tjandra Setiadi, M.Eng,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di laboratorium penelitian jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel kulit

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015 BAB III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015 yang meliputi kegiatan di lapangan dan di laboratorium. Lokasi pengambilan

Lebih terperinci

SELENIUM ASPARTAT SELENIUM ASPRATATE

SELENIUM ASPARTAT SELENIUM ASPRATATE SELENIUM ASPARTAT SELENIUM ASPRATATE 1. N a m a Golongan Mineral Sinonim/Nama Dagang (1,2) Tidak tersedia. Selenium aspartat merupakan komposisi dari sodium selenite, l-aspartic acid, dan protein sayur

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 Pola Difraksi Sinar-X Pasir Vulkanik Merapi Sebelum Aktivasi

LAMPIRAN 1 Pola Difraksi Sinar-X Pasir Vulkanik Merapi Sebelum Aktivasi LAMPIRAN 1 Pola Difraksi Sinar-X Pasir Vulkanik Merapi Sebelum Aktivasi 35 LAMPIRAN 2 Pola Difraksi Sinar-X Pasir Vulkanik Merapi Sesudah Aktivas 36 LAMPIRAN 3 Data XRD Pasir Vulkanik Merapi a. Pasir Vulkanik

Lebih terperinci

MINYAK BIJI GANJA CANNABIS SATIVA SEED OIL

MINYAK BIJI GANJA CANNABIS SATIVA SEED OIL MINYAK BIJI GANJA CANNABIS SATIVA SEED OIL 1. N a m a Golongan Essential Oil Sinonim / Nama Dagang (3) Cannabis chinense; Cannabis indica; Hempseed oil Nomor Identifikasi Nomor CAS : 68956-68-3 (1,7) Nomor

Lebih terperinci

3 Metodologi Penelitian

3 Metodologi Penelitian 3 Metodologi Penelitian 3.1 Peralatan Peralatan yang digunakan dalam tahapan sintesis ligan meliputi laboratory set dengan labu leher tiga, thermolyne sebagai pemanas, dan neraca analitis untuk penimbangan

Lebih terperinci

LAMPIRAN I. LANGKAH KERJA PENELITIAN ADSORPSI Cu (II)

LAMPIRAN I. LANGKAH KERJA PENELITIAN ADSORPSI Cu (II) LAMPIRAN I LANGKAH KERJA PENELITIAN ADSORPSI Cu (II) 1. Persiapan Bahan Adsorben Murni Mengumpulkan tulang sapi bagian kaki di RPH Grosok Menghilangkan sisa daging dan lemak lalu mencucinya dengan air

Lebih terperinci

LEMBAR DATA KESELAMATAN

LEMBAR DATA KESELAMATAN LEMBAR DATA KESELAMATAN BAGIAN 1 IDENTIFIKASI PRODUK KIMIA DAN PERUSAHAAN Nama Produk Pengidentifikasi Produk / Nama Dagang Nama Kimia : Glyphosate Isopropylammonium 490 g/l : Kenfosat 490 SL : N-(fosfonometil)

Lebih terperinci

Material Safety Data Sheet

Material Safety Data Sheet 0 1 0 Health 1 Fire 0 Reactivity 0 Nama: Calcium sulfate Rumus Kimia: BaSO4 Material Safety Data Sheet Calcium Sulfate MSDS Bagian 1: Identifikasi Produk Personal Protection E Bagian 2: Identifikasi Bahaya

Lebih terperinci

Ag2SO4 SIFAT FISIKA. Warna dan bentuk: serbuk putih BM: Titik leleh (derajat C) : tidak ada. Titik didih: 1085 C. Tekanan uap: tidak berlaku

Ag2SO4 SIFAT FISIKA. Warna dan bentuk: serbuk putih BM: Titik leleh (derajat C) : tidak ada. Titik didih: 1085 C. Tekanan uap: tidak berlaku Ag2SO4 Warna dan bentuk: serbuk putih BM: 311.8 Titik leleh (derajat C) : tidak ada Titik didih: 1085 C Tekanan uap: tidak berlaku Specific gravity: 5.45 Kelarutan dalam air: 0.57g/100 cc (0 C) Bahaya

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan bahan 3.1.1 Alat Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan alat yang berasal dari Laboratorium Tugas Akhir dan Laboratorium Kimia Analitik di Program

Lebih terperinci

LEMBAR DATA KESELAMATAN

LEMBAR DATA KESELAMATAN LEMBAR DATA KESELAMATAN BAGIAN 1 IDENTIFIKASI PRODUK KIMIA DAN PERUSAHAAN Nama Produk Pengidentifikasi Produk / Nama Dagang Nama Kimia : 2,4-D Dimethyl ammonium 865 g/l : Ken-Amine 865 SL : 2, 4-dichlorophenoxy

Lebih terperinci

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer Standar Nasional Indonesia Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer ICS 13.040.40 Badan Standardisasi

Lebih terperinci

LEMBAR DATA KESELAMATAN

LEMBAR DATA KESELAMATAN LEMBAR DATA KESELAMATAN BAGIAN 1 IDENTIFIKASI PRODUK KIMIA DAN PERUSAHAAN Nama Produk : Alpha-Cypermethrin 100 g/l Pengidentifikasi Produk / Nama Dagang : Ken-Fas 100 EC Nama Kimia : (S)-α-cyano-3-phenoxy

Lebih terperinci

Kapasitas Adsorpsi Arang Aktif dari Kulit Singkong terhadap Ion Logam Timbal

Kapasitas Adsorpsi Arang Aktif dari Kulit Singkong terhadap Ion Logam Timbal 66 Adsorption Capacity of Activated Carbon from Cassava Peel Toward Lead Ion Diana Eka Pratiwi Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Makassar, Jl. Dg Tata Raya

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos LAMPIRA 30 Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos A. Kadar Air Bahan (AOAC 1984) Cawan alumunium kosong dimasukkan ke dalam oven selama 15 menit pada temperatur 100 o C. Cawan porselen kemudian

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. ALAT 1. Kertas saring a. Kertas saring biasa b. Kertas saring halus c. Kertas saring Whatman lembar d. Kertas saring Whatman no. 40 e. Kertas saring Whatman no. 42 2. Timbangan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Proses pengomposan dilaksanakan di Talang Padang Kabupaten Tanggamus Januari - Februari 2013 sedangkan analisis dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah,

Lebih terperinci

Air dan air limbah Bagian 2: Cara uji kebutuhan oksigen kimiawi (KOK) dengan refluks tertutup secara spektrofotometri

Air dan air limbah Bagian 2: Cara uji kebutuhan oksigen kimiawi (KOK) dengan refluks tertutup secara spektrofotometri Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 2: Cara uji kebutuhan oksigen kimiawi (KOK) dengan refluks tertutup secara spektrofotometri ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar

Lebih terperinci

Metodologi Penelitian

Metodologi Penelitian 16 Bab III Metodologi Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode titrasi redoks dengan menggunakan beberapa oksidator (K 2 Cr 2 O 7, KMnO 4 dan KBrO 3 ) dengan konsentrasi masing-masing

Lebih terperinci

PT. TRIDOMAIN CHEMICALS Jl. Raya Merak Km. 117 Desa Gerem Kec. Grogol Cilegon Banten 42438, INDONESIA Telp. (0254) , Fax.

PT. TRIDOMAIN CHEMICALS Jl. Raya Merak Km. 117 Desa Gerem Kec. Grogol Cilegon Banten 42438, INDONESIA Telp. (0254) , Fax. Jl. Raya Merak Km. 7 Desa Gerem Kec. Grogol Cilegon Telp. (0254) 570-42, Fax. (0254) 57-458 0 April 2007 7 November 204 PAGE OF 6 BAGIAN- : IDENTIFIKASI PERUSAHAAN DAN PRODUK KIMIA Nama produk Kimia :

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Tahapan penelitian secara umum tentang pemanfaatan daun matoa sebagai adsorben untuk menyerap logam Pb dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.1. Preparasi

Lebih terperinci

BAHAN KIMIA BERBAHAYA ALDI KURNIA TAMA

BAHAN KIMIA BERBAHAYA ALDI KURNIA TAMA BAHAN KIMIA BERBAHAYA ALDI KURNIA TAMA 1417031006 Tabel Bahan Kimia Berbahaya No Nama Bahan Kimia Simbol Keterangan 1 Natrium Peroxide Oksidasi Korosif 2 Acrylamide 3 Sodium Hidroxide Korosif 4 Napthalene

Lebih terperinci

BAB 3 METODE DAN BAHAN PENELITIAN

BAB 3 METODE DAN BAHAN PENELITIAN 39 BAB 3 METODE DAN BAHAN PENELITIAN 3.1. Alat-alat dan bahan 3.1.1. Alat-alat yang digunakan - Spektrofotometri Serapan Atom AA-6300 Shimadzu - Lampu hallow katoda - PH indikator universal - Alat-alat

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di 30 III. METODOLOGI PERCOBAAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di Laboratorium Kimia Analitik dan Instrumentasi Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. pada suhu 70 C terhadap total bakteri, ph dan Intensitas Pencoklatan susu telah

BAB III MATERI DAN METODE. pada suhu 70 C terhadap total bakteri, ph dan Intensitas Pencoklatan susu telah 13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dengan judul pengaruh variasi periode pemanasan pada suhu 70 C terhadap total bakteri, ph dan Intensitas Pencoklatan susu telah dilaksanakan sejak tanggal 11 April

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 3. MELAKUKAN PENGAMATANLatihan Soal 3.2

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 3. MELAKUKAN PENGAMATANLatihan Soal 3.2 1. Rhodamin-B termasuk bahan kimia yang bersifat... SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 3. MELAKUKAN PENGAMATANLatihan Soal 3.2 Korosif Beracun Karsingenik Radioaktif Rhodamin B termasuk bahan kimia yang bersifat

Lebih terperinci

Lembaran Data Keselamatan Bahan

Lembaran Data Keselamatan Bahan Lembaran Data Keselamatan Bahan Halaman: 1/7 1. Zat/bahan olahan dan nama perusahaan Tinosorb S Aqua Penggunaan: bahan kosmetik Perusahaan: PT BASF Indonesia Plaza GRI, 10th & 11th Floor Jl. H.R. Rasuna

Lebih terperinci

Preparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3.

Preparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3. Preparasi Sampel Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3 siti_marwati@uny.ac.id Penarikan Sampel (Sampling) Tujuan sampling : mengambil sampel yang representatif untuk penyelidikan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS KIMIA ORGANIK

LAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS KIMIA ORGANIK LAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS KIMIA ORGANIK PEMBUATAN t - BUTIL KLORIDA NAMA PRAKTIKAN : KARINA PERMATA SARI NPM : 1106066460 PARTNER PRAKTIKAN : FANTY EKA PRATIWI ASISTEN LAB : KAK JOHANNES BION TANGGAL

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah 16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah Agroindustri Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Lampung

Lebih terperinci

Bab III Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap yaitu, tahap isolasi kitin yang terdiri dari penghilangan protein, penghilangan mineral, tahap dua pembuatan kitosan dengan deasetilasi

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara Keseluruhan

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara Keseluruhan 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara umum penelitian akan dilakukan dengan pemanfaatan limbah media Bambu yang akan digunakan sebagai adsorben dengan diagram alir keseluruhan

Lebih terperinci

PT. TRIDOMAIN CHEMICALS Jl. Raya Merak Km. 117 Desa Gerem Kec. Grogol Cilegon Banten 42438, INDONESIA Telp. (0254) , Fax.

PT. TRIDOMAIN CHEMICALS Jl. Raya Merak Km. 117 Desa Gerem Kec. Grogol Cilegon Banten 42438, INDONESIA Telp. (0254) , Fax. Jl. Raya Merak Km. 7 Desa Gerem Kec. Grogol Cilegon Telp. (0254) 570-42, Fax. (0254) 57-458 0 April 2007 7 November 204 PAGE OF 6 BAGIAN- : IDENTIFIKASI PERUSAHAAN DAN PRODUK KIMIA Nama produk Kimia :

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI BAHAYA B3 DAN PENANGANAN INSIDEN B3

IDENTIFIKASI BAHAYA B3 DAN PENANGANAN INSIDEN B3 1 dari 7 STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO) Tanggal terbit Ditetapkan, Direktur RS. Dedy Jaya Brebes PENGERTIAN TUJUAN KEBIJAKAN PROSEDUR dr. Irma Yurita 1. Identifikasi bahaya B3 (Bahan Berbahaya dan

Lebih terperinci

MATERIAL SAFETY DATA SHEET ANILINE 99%

MATERIAL SAFETY DATA SHEET ANILINE 99% MATERIAL SAFETY DATA SHEET ANILINE 99% Bagian 1: Identifikasi Zat Nama Produk : aniline Sinonim : aminobenzena; Benzenamine; Aminophen Nama Kimia : aniline Formula kimia : C 6 H 5 NH 2 Bagian 2: Identifikasi

Lebih terperinci

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA LABORATORIUM KIMIA. Oleh : Sunarto * Pendidikan Kimia FMIPA UNY Yogyakarta

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA LABORATORIUM KIMIA. Oleh : Sunarto * Pendidikan Kimia FMIPA UNY Yogyakarta KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA LABORATORIUM KIMIA Oleh : Sunarto * Pendidikan Kimia FMIPA UNY Yogyakarta Keselamatan dan Keamanan Kerja Keselamatan dan Keamanan Kerja atau laboratory safety (K3) memerlukan

Lebih terperinci

Lembaran Data Keselamatan Bahan

Lembaran Data Keselamatan Bahan Lembaran Data Keselamatan Bahan Halaman: 1/7 1. Zat/bahan olahan dan nama perusahaan Loxanol MI 6835 Penggunaan: Raw material, hanya untuk penggunaan industri Perusahaan: PT BASF Indonesia DBS Bank Tower,

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 8. Penggunaan Alat Dan Bahan Laboratorium Latihan Soal 8.4

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 8. Penggunaan Alat Dan Bahan Laboratorium Latihan Soal 8.4 1. Cara aman membawa alat gelas adalah dengan... SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 8. Penggunaan Alat Dan Bahan Laboratorium Latihan Soal 8.4 Satu tangan Dua tangan Dua jari Lima jari Kunci Jawaban : B Alat-alat

Lebih terperinci

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989) LAMPIRAN Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989) Pereaksi 1. Larutan ADF Larutkan 20 g setil trimetil amonium bromida dalam 1 liter H 2 SO 4 1 N 2. Aseton Cara

Lebih terperinci

PENGENALAN DAN PENANGANAN BAHAN-BAHAN KIMIA

PENGENALAN DAN PENANGANAN BAHAN-BAHAN KIMIA PENGENALAN DAN PENANGANAN BAHAN-BAHAN KIMIA I. PENDAHULUAN Biologi berkaitan dengan cara mencari tahu tentang kehidupan secara sistematis, sehingga Biologi bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang

Lebih terperinci

Material Safety Data Sheet. : Stearin Sawit RBD Terhidrogenasi

Material Safety Data Sheet. : Stearin Sawit RBD Terhidrogenasi Material Safety Data Sheet Stearin Sawit RBD Terhidrogenasi Bagian 1: Produk Kimia dan Identifikasi Perusahaan Nama Produk : Stearin Sawit RBD Terhidrogenasi Identifikasi Perusahaan : Tradeasia International

Lebih terperinci

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : Kimia

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : Kimia Nama : UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : Kimia Kelas : 7 Waktu : 09.30-11.00 No.Induk : Hari/Tanggal : Jumat, 05 Desember 2014 Petunjuk Umum: Nilai : 1. Isikan

Lebih terperinci

PENURUNAN KADAR PHENOL DENGAN MEMANFAATKAN BAGASSE FLY ASH DAN CHITIN SEBAGAI ADSORBEN

PENURUNAN KADAR PHENOL DENGAN MEMANFAATKAN BAGASSE FLY ASH DAN CHITIN SEBAGAI ADSORBEN PENURUNAN KADAR PHENOL DENGAN MEMANFAATKAN BAGASSE FLY ASH DAN CHITIN SEBAGAI ADSORBEN Anggit Restu Prabowo 2307 100 603 Hendik Wijayanto 2307 100 604 Pembimbing : Ir. Farid Effendi, M.Eng Pembimbing :

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perak Nitrat Perak nitrat merupakan senyawa anorganik tidak berwarna, tidak berbau, kristal transparan dengan rumus kimia AgNO 3 dan mudah larut dalam alkohol, aseton dan air.

Lebih terperinci

LEMBAR DATA KESELAMATAN

LEMBAR DATA KESELAMATAN LEMBAR DATA KESELAMATAN BAGIAN 1 IDENTIFIKASI PRODUK KIMIA DAN PERUSAHAAN Nama Produk : Mancozeb 80% Pengidentifikasi Produk / Nama Dagang : Kencozeb 80 WP Nama Kimia : Manganese etylenebis (dithiocarbamate)(polymeric)

Lebih terperinci

Lembaran Data Keselamatan Bahan

Lembaran Data Keselamatan Bahan Lembaran Data Keselamatan Bahan Halaman: 1/8 1. Zat/bahan olahan dan nama perusahaan ULTRAMID B3EG6 UNCOLORED POLYAMIDE Penggunaan: Polimer Perusahaan: PT BASF Indonesia DBS Bank Tower, 27th Floor, Ciputra

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dimulai pada tanggal 1 April 2016 dan selesai pada tanggal 10 September 2016. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen

Lebih terperinci

BAB III BAHAN, ALAT DAN CARA KERJA

BAB III BAHAN, ALAT DAN CARA KERJA BAB III BAHAN, ALAT DAN CARA KERJA Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Farmasi Fisik, Kimia, dan Formulasi Tablet Departemen Farmasi FMIPA UI, Depok. Waktu pelaksanaannya adalah dari bulan Februari

Lebih terperinci

Proses Klorinasi untuk Menurunkan Kandungan Sianida dan Nilai KOK pada Limbah Cair Tepung Tapioka

Proses Klorinasi untuk Menurunkan Kandungan Sianida dan Nilai KOK pada Limbah Cair Tepung Tapioka Jurnal Penelitian Sains Volume 13 Nomer 3(C) 13307 Proses Klorinasi untuk Menurunkan Kandungan Sianida dan Nilai KOK pada Limbah Cair Tepung Tapioka Fahma Riyanti, Puji Lukitowati, Afrilianza Jurusan Kimia

Lebih terperinci

PT. BINA KARYA KUSUMA

PT. BINA KARYA KUSUMA PT. BINA KARYA KUSUMA www.bkk.id Informasi Teknis ZINC PHOSPHATE 5 Juni 2015 1. Pengantar Zinc Phosphate adalah bahan kimia yang di formulasikan untuk merawat/melapisi permukaan besi dan/atau berlapis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 13 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Molekul-molekul pada permukaan zat padat atau zat cair mempunyai gaya tarik kearah dalam, karena tidak ada gaya-gaya lain yang mengimbangi. Adanya gayagaya ini

Lebih terperinci

Lembaran Data Keselamatan Bahan

Lembaran Data Keselamatan Bahan Lembaran Data Keselamatan Bahan Halaman: 1/8 1. Zat/bahan olahan dan nama perusahaan Lipofructyl Argan LS 9779 Penggunaan: bahan kosmetik Perusahaan: PT BASF Indonesia DBS Bank Tower, 27th Floor, Ciputra

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Uji Akademi Kimia Analisis Penelitian dilakukan bulan Desember 2011 sampai dengan Februari 2012.

Lebih terperinci

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (2013), Hal ISSN :

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (2013), Hal ISSN : Pengaruh Suhu Aktivasi Terhadap Kualitas Karbon Aktif Berbahan Dasar Tempurung Kelapa Rosita Idrus, Boni Pahlanop Lapanporo, Yoga Satria Putra Program Studi Fisika, FMIPA, Universitas Tanjungpura, Pontianak

Lebih terperinci

Udara ambien Bagian 1: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metoda indofenol menggunakan spektrofotometer

Udara ambien Bagian 1: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metoda indofenol menggunakan spektrofotometer Standar Nasional Indonesia Udara ambien Bagian 1: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metoda indofenol menggunakan spektrofotometer ICS 13.040.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung dan

Lebih terperinci

3 Metodologi Penelitian

3 Metodologi Penelitian 3 Metodologi Penelitian 3.1 Alat Peralatan yang digunakan dalam tahapan sintesis ligan meliputi laboratory set dengan labu leher tiga, thermolyne sebagai pemanas, dan neraca analitis untuk penimbangan

Lebih terperinci

PT. BINA KARYA KUSUMA

PT. BINA KARYA KUSUMA PT. BINA KARYA KUSUMA www.bkk.id Informasi Teknis CLEANER 100 05 Januari 2015 1. Pengantar CLEANER 100 adalah produk yang berbentuk bubuk (powder), produk ini secara khusus diformulasikan untuk membersihkan

Lebih terperinci

Lampiran III Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 06 Tahun 2007 Tanggal : 8 Mei 2007

Lampiran III Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 06 Tahun 2007 Tanggal : 8 Mei 2007 LAMPIRAN LAMPIRAN 1 Lampiran III Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 06 Tahun 2007 Tanggal : 8 Mei 2007 BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN YANG MELAKUKAN PENGOLAHAN AIR

Lebih terperinci

Lembaran Data Keselamatan Bahan

Lembaran Data Keselamatan Bahan Lembaran Data Keselamatan Bahan Halaman: 1/6 1. Zat/bahan olahan dan nama perusahaan acresin* A 260 UV Penggunaan: Raw material, hanya untuk penggunaan industri Perusahaan: PT BASF Indonesia Plaza GRI,

Lebih terperinci

Material Safety Data Sheet Alpha-Pinene

Material Safety Data Sheet Alpha-Pinene Material Safety Data Sheet Alpha-Pinene Bagian 1: Produk Kimia dan Identifikasi Perusahaan Nama Produk : Alpha-Pinene Formula Kimia Alamat : C10H16 : Tradeasia International PTE LTD 133 Cecil Street #

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN IV. METODOLOGI PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT Bahan baku yang digunakan adalah udang putih (Litopenaeus vannamei), polifosfat ((NaPO 3 )n) dan garam (NaCl). Udang putih yang digunakan memiliki ukuran 31-40,

Lebih terperinci

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 6: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metode indofenol menggunakan spektrofotometer

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 6: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metode indofenol menggunakan spektrofotometer Standar Nasional Indonesia Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 6: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metode indofenol menggunakan spektrofotometer ICS 13.040.40 Badan Standardisasi Nasional

Lebih terperinci

LEMBAR DATA KESELAMATAN

LEMBAR DATA KESELAMATAN LEMBAR DATA KESELAMATAN BAGIAN 1 IDENTIFIKASI PRODUK KIMIA DAN PERUSAHAAN Nama Produk Pengidentifikasi Produk / Nama Dagang Nama Kimia : Chlorpyrifos 525 g/l + Cypermethrin 55 g/l : Kenrel 525/55 EC :

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur penetapan kemasaman tanah (ph) H 2 O

Lampiran 1. Prosedur penetapan kemasaman tanah (ph) H 2 O Lampiran 1. Prosedur penetapan kemasaman tanah (ph) H 2 O Bahan-bahan - air destilasi - larutan kalium chloride (KCl) 1N ditimbang 373 g KCl yang sudah dikeringkan di dalam oven pengering 105 o C, dilarutkan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Labolatorium Ilmu Tanah Jurusan Agroteknologi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Labolatorium Ilmu Tanah Jurusan Agroteknologi III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Labolatorium Ilmu Tanah Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian, Universitas Lampung dari bulan April 2014 sampai

Lebih terperinci

Desikator Neraca analitik 4 desimal

Desikator Neraca analitik 4 desimal Lampiran 1. Prosedur Uji Kadar Air A. Prosedur Uji Kadar Air Bahan Anorganik (Horwitz, 2000) Haluskan sejumlah bahan sebanyak yang diperlukan agar cukup untuk analisis, atau giling sebanyak lebih dari

Lebih terperinci

BAB VI REAKSI KIMIA. Reaksi Kimia. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas IX 67

BAB VI REAKSI KIMIA. Reaksi Kimia. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas IX 67 BAB VI REAKSI KIMIA Pada bab ini akan dipelajari tentang: 1. Ciri-ciri reaksi kimia dan faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi kimia. 2. Pengelompokan materi kimia berdasarkan sifat keasamannya.

Lebih terperinci

LEMBAR DATA KESELAMATAN

LEMBAR DATA KESELAMATAN LEMBAR DATA KESELAMATAN BAGIAN 1 IDENTIFIKASI PRODUK KIMIA DAN PERUSAHAAN Nama Produk Pengidentifikasi Produk / Nama Dagang Nama Kimia : Paraquat Dichloride 276 g/l : Ken-Tec 276 SL : 1, 1 -dimethyl-4,

Lebih terperinci

Lembaran Data Keselamatan Bahan

Lembaran Data Keselamatan Bahan Lembaran Data Keselamatan Bahan Halaman: 1/6 1. Zat/bahan olahan dan nama perusahaan Laromer PE 22 Aqua (old: Laromer PE 22 WN) Penggunaan: Raw material coating untuk aplikasi industri Perusahaan: PT BASF

Lebih terperinci

Lembaran Data Keselamatan Bahan

Lembaran Data Keselamatan Bahan Lembaran Data Keselamatan Bahan Halaman: 1/9 1. Zat/bahan olahan dan nama perusahaan Irwinol LS 9890 Penggunaan: bahan kosmetik Perusahaan: PT BASF Indonesia DBS Bank Tower, 27th Floor, Ciputra World 1

Lebih terperinci

Lembaran Data Keselamatan Bahan

Lembaran Data Keselamatan Bahan Lembaran Data Keselamatan Bahan Halaman: 1/6 1. Zat/bahan olahan dan nama perusahaan Dispers* Blue 70-0507 Penggunaan: Pewarna untuk penggunaan industri Perusahaan: PT BASF Indonesia Plaza GRI, 10th &

Lebih terperinci

Nama : Irritant. Lambang : Xi. Contoh : NaOH, C 6 H 5 OH, Cl 2. Nama : Harmful. Lambang : Xn

Nama : Irritant. Lambang : Xi. Contoh : NaOH, C 6 H 5 OH, Cl 2. Nama : Harmful. Lambang : Xn Seperti yang telah kita ketahui, bahan-bahan kimia yang biasa terdapat di laboratorium kimia banyak yang bersifat berbahaya bagi manusia maupun bagi lingkungan sekitar. Ada yang bersifat mudah terbakar,

Lebih terperinci

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT DI SUSUN OLEH : NAMA : IMENG NIM : ACC 109 011 KELOMPOK : 2 ( DUA ) HARI / TANGGAL : SABTU, 28 MEI 2011

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN BAB III. METODOLOGI PENELITIAN III.1 Peralatan Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : - Spektrometer serapan atom ( Perkin-Elmer tipe Aanalyst 100 ) - Tungku karbon ( Perkin-Elmer

Lebih terperinci

Lembaran Data Keselamatan Bahan

Lembaran Data Keselamatan Bahan Lembaran Data Keselamatan Bahan Halaman: 1/8 1. Zat/bahan olahan dan nama perusahaan Nutrilan Keratin W PP Penggunaan: Produk protein Perusahaan: PT BASF Indonesia DBS Bank Tower, 27th Floor, Ciputra World

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dibagi menjadi dua tahap: Tahap pertama adalah pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas Teknobiologi, Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 LOKASI PENELITIAN Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Analisa dan Laboratorium Proses Industri Kimia, Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Sumatera

Lebih terperinci

Metodologi Penelitian

Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian III.1 lat dan Bahan lat yang digunakan pada pembuatan karbon aktif pada penilitian ini adalah peralatan sederhana yang dibuat dari kaleng bekas dengan diameter 15,0 cm dan

Lebih terperinci

Lembaran Data Keselamatan Bahan

Lembaran Data Keselamatan Bahan Lembaran Data Keselamatan Bahan Halaman: 1/8 1. Zat/bahan olahan dan nama perusahaan Gluadin WLM Benz Penggunaan: Produk protein Perusahaan: PT BASF Indonesia DBS Bank Tower, 27th Floor, Ciputra World

Lebih terperinci

Reaksi Dehidrasi: Pembuatan Sikloheksena. Oleh : Kelompok 3

Reaksi Dehidrasi: Pembuatan Sikloheksena. Oleh : Kelompok 3 Reaksi Dehidrasi: Pembuatan Sikloheksena Oleh : Kelompok 3 Outline Tujuan Prinsip Sifat fisik dan kimia bahan Cara kerja Hasil pengamatan Pembahasan Kesimpulan Tujuan Mensintesis Sikloheksena Menentukan

Lebih terperinci

PT. BINA KARYA KUSUMA

PT. BINA KARYA KUSUMA PT. BINA KARYA KUSUMA www.bkk.id Informasi Teknis RUST PREVENTIVE OIL 05 Januari 2015 1. Pengantar RUST PREVENTIVE OIL adalah bahan kimia yang diformulasikan khusus sebagai anti karat yang bersifat mudah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8

BAB III METODE PENELITIAN. selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8 34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini diawali dengan mensintesis selulosa asetat dengan nisbah selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8

Lebih terperinci

Lembaran Data Keselamatan Bahan

Lembaran Data Keselamatan Bahan Lembaran Data Keselamatan Bahan Halaman: 1/6 1. Zat/bahan olahan dan nama perusahaan Paliogen* Blue L 6385 Penggunaan: Colorants for the Paints, lacquers and varnishes industry Perusahaan: PT BASF Indonesia

Lebih terperinci