STUDI PEMBANGUNAN PLTP GUCI 1 X 55 MW JAWA TENGAH BERDASARKAN ASPEK TEKNIS, EKONOMI, DAN LINGKUNGAN.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STUDI PEMBANGUNAN PLTP GUCI 1 X 55 MW JAWA TENGAH BERDASARKAN ASPEK TEKNIS, EKONOMI, DAN LINGKUNGAN."

Transkripsi

1 STUDI PEMBANGUNAN PLTP GUCI 1 X 55 MW JAWA TENGAH BERDASARKAN ASPEK TEKNIS, EKONOMI, DAN LINGKUNGAN. Satrio Hanindhito, Syariffudin Mahmudsyah, Teguh Yuwono Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS Keputih Sukolilo Surabaya Telp dtoelits@gmail.com Abstrak Pembangunan pembangkit listrik panas bumi merupakan salah satu terobosan dalam mengantisipasi berkurangnya cadangan sumber energi fosil. Indonesia merupakan negara kepulauan yang dibentuk oleh dominan busur vulkanik-magmatik, sehingga memiliki potensi panas bumi terbesar di dunia sebesar ± 40% dari cadangan dunia yaitu MW atau setara dengan 12,37 milyar barel minyak. Dari potensi tersebut baru ± 4% yang telah dikembangkan dan dimanfaatkan terutama untuk pembangkit listrik tenaga panas bumi. Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Guci 1 X 55 MW di Kabupaten Tegal - Jawa Tengah dijadikan sebagai unit penunjang guna menanggulangi bahaya krisis listrik di pulau Jawa. Pembangunan PLTP ditujukan untuk memenuhi pasokan energi listrik dan menjadikan listrik sebagai pemacu perekonomian serta kesejahteraan masyarakat. Dengan menekan biaya pokok pembangkitan energi listrik dimaksudkan agar harga jual energi listrik dapat dijangkau oleh daya beli masyarakat. PLTP memanfaatkan energi yang terbarukan sehingga ramah lingkungan dan menghasilkan emisi gas karbon yang rendah. Pengoperasian PLTP memungkinkan mendapatkan kredit karbon dari Kyoto Protocol atau dikenal dengan Clean Development Mechanism (CDM) yang dapat menurunkan biaya pokok penyediaan energi listrik. Kata kunci : Energi Terbarukan, PLTP, Biaya Pokok Penyediaan, Daya Beli Masyarakat, CDM I. PENDAHULUAN Saat ini ketersediaan sumber daya energi fosil seperti minyak bumi, gas dan batubara termasuk energi yang tak terbarukan yang terus berkurang akibat penggunaan energi yang boros. Khusus untuk daerah luar Jawa, minyak bumi merupakan bahan bakar bagi pembangkit tenaga diesel yang sampai saat ini masih merupakan tulang punggung penghasil energi listrik. Karena makin meningkatnya kesadaran bahwa pembangkit yang menggunakan energi fosil sebagai bahan bakarnya menghasilkan emisi gas karbon yang tinggi dapat menyebabkan pemanasan global. Dengan semakin menipisnya cadangan energi tak terbarukan memberikan dorongan dalam pengembangan unit pembangkit energi listrik alternatif dengan menggunakan energi terbarukan. Unit penyedia energi listrik alternatif diharapkan memiliki karakteristik sebagai berikut, 1. Dapat mengurangi ketergantungan terhadap pemakaian energi tak terbarukan. 2. Dapat menyediakan energi listrik dalam skala lokal regional. 3. Memanfaatkan potensi sumber daya energi setempat 4. Ramah lingkungan. Potensi panas bumi Indonesia merupakan yang terbesar di dunia mencapai ± 40 % dari cadangan dunia yaitu sebesar MW. Dari potensi tersebut yang telah dimanfaatkan hanya mencapai kisaran 4% dengan kapasitas terpasang sebesar MW. Oleh karena itu, sangat disayangkan bila potensi panas bumi di Indonesia tidak dimanfaatkan sepenuhnya. Kelebihan dari energi panas bumi yaitu tersedia dalam 24 jam sehari, 365 hari setahun, selain itu pembangkit listrik panas bumi memiliki rata-rata ketersediaan sebesar 90% atau lebih tinggi dibanding dengan pembangkit listrik tenaga batubara yang hanya sekitar 75%. Salah satu daerah yang memiliki potensi untuk dikembangkan untuk pembangunan PLTP adalah daerah Guci, Kabupaten Tegal - Jawa Tengah. Pembangunan PLTP di Jawa Tengah ditujukan untuk memenuhi pasokan energi listrik regional sehingga menjadikan listrik sebagai pemacu perekonomian dan kesejahteraan masyarakat di propinsi Jawa Tengah. II. PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (PLTP) 2.1. Energi Terbarukan Untuk memenuhi kebutuhan energi listrik yang meningkat secara signifikan membutuhkan sistem pembangkitan energi listrik yang handal dan stabil. Dengan strategi penggunaan energi terbarukan, diperlukan langkah taktis dalam penentuan penggunaan sumber energi yang tersedia. Dengan cadangan energi fosil sebagai bahan baku utama dalam hal pembangkitan energi listrik, maka diperlukan terobosan baru dalam hal pengembangan energi terbarukan. Energi terbarukan adalah sumber energi yang dihasilkan dari sumber energi yang secara alamiah dan tidak akan habis bila dimanfaakan dan dikelola secara baik. Energi terbarukan memiliki karakteristik sebagai energi yang berkelanjutan (sustainable). Energi terbarukan tersedia dalam jangka waktu yang cukup lama sehingga dapat digunakan dalam sebuah perencanaan pemanfaatan energi. Energi terbarukan juga dianggap sebagai sumber energi dan tenaga yang ramah terhadap lingkungan karena sumber-sumber

2 energi yang dapat diperbaharui dan tidak mencemari lingkungan Energi Panas Bumi Energi panas bumi adalah energi yang terkandung dalam batuan panas dan cairan yang mengisi rekahan dan pori-pori di dalam kerak bumi. Energi panas bumi berasal dari peluruhan radioaktif jauh di dalam bumi dan dapat berupa sebagai air panas, uap, atau batuan kering panas. Panas bumi juga dapat diartikan sebagai suatu energi panas yang diperoleh dari hasil perpindahan panas dari suatu sumber panas ke sekelilingnya yang terjadi secara konduksi dan konveksi. Panas bumi sebagaimana didefinisikan dalam Undang-undang Nomor 27 Tahun 2003 tentang Panas bumi, adalah sumber energi panas yang terkandung di dalam air panas, uap air dan batuan bersama mineral ikutan dan gas lainnya yang secara genetik semuanya tidak dapat dipisahkan dalam suatu sistem panas bumi dan untuk pemanfaatannya diperlukan proses penambangan. Panas bumi mengalir secara kontinyu dari dalam bumi menuju ke permukaan yang manifestasinya dapat berupa: gunung berapi, mata air panas, dan geyser Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi (PLTP) pada prinsipnya sama seperti Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), hanya saja pada PLTU, uap dibuat di permukaan menggunakan boiler, sedangkan pada PLTP uap berasal dari reservoir panas bumi. Metode pembangkitan listrik dengan memanfaatkan sumber panas bumi antara lain: 1. Dry Steam Power Plant Dry steam power plant adalah metode yang dikembangkan pertama kali. Uap dari sumber panas bumi disalurkan langsung melalui pipa menuju turbin uap yang terhubung dengan generator. Uap panas dari turbin uap didinginkan pada unit kondenser yang kemudian akan disuntikkan kembali kedalam reservoir sumber panas bumi. 2. Flash Steam Power Plant Uap dari sumber panas bumi dipisahkan dari partikel air pada unit separator. Uap panas akan disalurkan ke turbin untuk memutar turbin. Setelah memutar turbin, temperatur uap akan diturunkan melalui direct contact condenser atau heat exchanger type condenser. Sebagian uap akan berubah menjadi air dan disuntikkan ke dalam reservoir sumber panas bumi atau dapat digunakan secara langsung untuk keperluan yang lain. 3. Binary Steam Power Plant Binary steam power plant adalah metode yang diterapkan untuk membangkitkan energi listrik bila temperatur fluida dari sumber panas bumi berada pada tingkat rendah. Fluida dari sumber panas bumi dialirkan langsung menuju unit heat exchanger yang akan memanaskan fluida organic hingga menghasilkan uap. Uap dari unit heat exchanger digunakan untuk memutar turbin yang terhubung dengan generator. Setelah digunakan untuk memutar turbin, uap diubah menjadi zat cair yang kemudian digunakan kembali dalam unit heat exchanger. Fluida dari sumber panas bumi yang melalui unit heat exchanger akan diinjeksikan kembali ke dalam reservoir sumber panas bumi setelah proses pendinginan. III. JAWA TENGAH DAN KONDISI KELISTRIKAN Jawa Tengah merupakan salah satu bagian provinsi di Indonesia yang memiliki peranan penting dalam perekonomian negara. Jawa Tengah dibatasi Laut Jawa di sebelah utara, Samudera Hindia dan Jogjakarta di sebelah selatan, Jawa Barat di sebelah barat, dan Jawa Timur di sebelah timur. Jawa Tengah merupakan daerah yang dilalui oleh busur api sehingga memiliki serangkaian gunung berapi. Terdapat 6 gunung berapi yang aktif di Jawa Tengah, yaitu: Gunung Merapi, Gunung Slamet, Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, dan Gunung Dieng. Jawa Tengah terbagi menjadi 29 kabupaten dan 6 kota dengan jumlah penduduk tercatat pada tahun 2009 sebesar 32,86 juta jiwa. Peta geografis Jawa Tengah ditunjukkan pada gambar 3.1. Gambar 3.1 Peta Geografis Jawa Tengah 3.1. Kelistrikan Jawa Tengah Sebagian besar kebutuhan listrik di provinsi Jawa Tengah dipenuhi oleh PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero). Energi listrik yang terjual di Jawa Tengah ditunjukkan pada tabel 3.1. Tahun Tabel 3.1. Energi Listrik Terjual di Jawa Tengah Jumlah Pelanggan Produksi (GWh) Daya Tersambung (MVA) Energi Terjual (GWh) Sumber : Data BPS Propinsi Jawa Tengah 2010

3 3.2. Konsumsi Listrik Kelompok Konsumen Konsumsi energi listrik di propinsi Jawa Tengah menunjukkan pemakaian yang terus meningkat tiap tahunnya. Hal ini disebabkan jumlah penduduk yang cenderung meningkat setiap tahunnya, semakin berkembangnya sektor industri dan semakin meningkatnya kemajuan daerah di propinsi Jawa Tengah. Untuk kategori konsumsi energi listrik tingkat konsumen, konsumsi rumah tangga merupakan kelompok pengkonsumsi energi listrik terbesar dengan GWh. Konsumsi energi listrik menurut kelompok konsumen ditunjukkan pada tabel 3.2. (WKP) Panas Bumi melalui Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1566 K/30/MEM/2010 Tanggal 9 April 2010 Tentang Penetapan Wilayah Kerja Pertambangan Panas Bumi Di Daerah Guci, Kabupaten Tegal, Kabupaten Brebes dan Kabupaten Pemalang, Provinsi Jawa Tengah. Adapun luas wilayah WKP panas bumi daerah Guci, Kabupaten Tegal adalah seluas hektar dengan perkiraan potensi sebesar 79 MWe. Guci Tabel 3.3. Konsumsi Listrik Kelompok Konsumen (GWh) Tahun Rumah Tangga Industri Usaha Sosial Kant or Jalan Jumlah Sumber : Data BPS Propinsi Jawa Tengah Permintaan Energi Listrik Peningkatan permintaan konsumsi listrik secara signifikan terjadi pada saat waktu beban puncak. Permintaan energi listrik meningkat sampai mendekati kapasitas cadangan energi listrik, atau dapat disebut status cadangan operasi mengalami siaga. Besar beban puncak, daya mampu dan cadangan daya ditunjukkan pada tabel 3.3. Tabel 3.3 Data Beban Puncak, Daya Mampu dan Cadangan Daya (MW) Tahun Beban Puncak Daya Mampu Cadangan Daya Sumber : Statistik PLN 2010 Gambar 4.1 Peta Daerah Guci 4.2. Analisa Aspek Teknis Pembangunan PLTP Guci 1 X 55 MW Sumber panas bumi di daerah Guci berupa sumber panas bertemperatur rendah sehingga metode yang paling tepat sebagai pambangkitan energi listrik adalah metode binary steam power plant. Pada sistem binary steam power plant, sumber panas bumi digunakan untuk memanaskan fluida kerja pada unit heat exchanger hingga menjadi uap panas. Uap dari fluida kerja akan digunakan untuk memutar turbin yang terhubung dengan generator. Setelah digunakan untuk memutar turbin, uap panas dari fluida kerja dialirkan menuju unit condenser guna mengubah fasa uap kembali menjadi fasa cair yang kemudian dipergunakan kembali dalam unit heat exchanger. Fluida dari sumber panas bumi setelah dipergunakan dalam unit exchanger akan dipompakan kembali ke dalam tanah guna menjaga kontinuitas sumber panas bumi. Skema dari binary steam power plant ditunjukkan pada gambar 4.2. IV.ANALISA PERENCANAAN PEMBANGUNAN PLTP GUCI 1 X 55 MW 4.1. Potensi Panas Bumi di Guci Jawa Tengah PLTP Guci terletak di kaki Gunung Slamet, secara geografis Guci masuk ke wilayah Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal. Daerah Guci berbatasan dengan Kabupaten Brebes dan Kabupaten Pekalongan. Daerah Guci terkenal sebagai obyek wisata air panas yang dapat diindikasikan sebagai manifestasi energi panas bumi. Peta daerah Guci ditunjukkan pada gambar 4.1. Daerah Guci Kabupaten Tegal ditetapkan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia sebagai Wilayah Kerja Pertambangan Gambar 4.3 Skema Binary Steam Power Plant 4.3. Komponen Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Pembangunan PLTP Guci 1 X 55 MW sedianya menggunakan teknologi binary steam power plant yang mana memiliki komponen utama yaitu :

4 a. Heat exchanger Di dalam unit heat exchanger terdapat dua aliran fluida yaitu fluida dari sumber panas dan fluida kerja. Kedua fluida tersebut terpisah oleh pelat tipis sebagai pembatas sirkulasi fluida. Fluida dari sumber panas bumi dan fluida kerja dipompakan dari unit condenser ke dalam unit heat exchanger b. Turbin Generator Tipe turbin yang akan digunakan adalah Straight Condensing Double Flow. Turbin akan diputar oleh uap dari fluida kerja hasil pemanasan di unit heat exchanger. Turbin terhubung generator yang memiliki kapasitas 55 MW dengan putaran sebesar 3000 RPM dan tegangan keluaran dari generator sebesar 13,8 kv. Spesifikasi teknis turbin dan generator ditunjukkan pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Spesifikasi Teknis Turbin dan Generator TURBIN UAP GENERATOR Tipe SCDF Kapsitas kw Kapasitas kw Faktor daya 0.80 Tekanan uap inlet 8,83 Mpa Tegangan 13,8 kv Temperatur uap inlet 535 C Kutub 2, 3Ø Inlet steam 317,000 flow lb/hr Frekuensi 50 Hz Kecepatan 3000 rpm Kevepatan 3000 rpm c. Transformator Tegangan keluaran dari generator akan dinaikkan dari 13,8 kv menjadi 150 kv menggunakan transformator utama dengan pendingin minyak. Spesifikasi teknis dari transformator ditunjukan pada tabel 4.2. Tabel 4.2 Spesifikasi Teknis Transformator Rating Kapasitas Rating Tegangan Jumlah Phasa Tipe Pendingin Frekuensi Transformator kva 13.8 kv / 150 kv 3Ø ONAN 50 Hz d. Condenser Condenser merupakan suatu unit pendingin yang mana digunakan untuk mendinginkan fluida kerja setelah digunakan untuk memutar turbin. Fluida pendingin berupa air dari sistem cooling tower. e. Cooling Tower Cooling tower digunakan untuk mendinginkan air sebagai pendingin dalam unit condenser. Cooling tower yang digunakan adalah sistem tertutup dimana cooling tower memiliki air pendingin bersirkulasi yang mengalir melalui tabung dalam menara. Air didinginkan oleh udara melalui konveksi dari pipa Analisa Aspek Ekonomi Biaya Pembangkitan PLTP Guci 1 X 55 MW Guna menentukan biaya pembangkit di Guci ada beberapa parameter yang harus diperhatikan. Parameter-parameter tersebut adalah biaya modal (Capital Cost), biaya bahan bakar (Fuel Cost), biaya operasional dan pemeliharaan (Operation & Maintenance), dan biaya lingkungan (Environtment Cost). Biaya pembangkitan dapat dihitung dengan persamaan berikut: BP = CC + FC + O&M + EC Besar biaya pembangkitan ditunjukkan pada tabel 4.3. Tabel 4.3 Biaya Pembangkitan PLTP Guci 1 X 55 MW Suku Bunga Perhitungan 6 % 9 % 12 % Biaya Pembangunan (USD/kW) 2.727, , ,27 Umur Operasi (Tahun) Kapasitas (kw) Biaya Bahan Bakar 0,0225 0,0225 0,0225 Biaya O&M 0,0070 0,0070 0,0070 Biaya Modal 0,0273 0,0356 0,0443 Biaya lingkungan 0,0028 0,0028 0,0028 Biaya Pembangkitan 0,0627 0,0719 0,0817 Biaya Pembangkitan (Rp/kWh) Daya Beli Masyarakat Jawa Tengah Daya beli masyarakat sangat penting untuk diketahui sebagai pembanding antara harga jual dari pembangkitan tenaga listrik dengan harga beli masyarakat Jawa Tengah. Perhitungan daya beli masyarakat mengacu pada perhitungan tarif PLN golongan R-1 dengan konsumsi pelanggan sebesar 900 VA. Besar daya aktif yang diserap adalah : P = 900 x cos φ = 900 x 0,8 = 720 watt Konsumsi listrik perbulan : = 0,72 x 30 x 24 x 0,69 = 357,7 / kwh Dengan tarif dasar listrik untuk pelanggan rumah tangga sebesar Rp.533,55/kWh Pemakaian 1 bulan : = (357,7/kWh x Rp.533,55/kWh) + Biaya beban = Rp ,8 /kwh + Rp = Rp ,8 /kwh Didapatkan daya beli masyarakat pelanggan rumah tangga propinsi Jawa Tengah adalah : Rp / kwh DBM = xrp.533,55 Rp ,8 / kwh = Rp. 499,3 / kwh = Rp. 499 / kwh

5 Subsidi Biaya Pembangunan PLTP Guci 1 X 55 MW Dengan memfungsikan listrik sebagai prasarana publik dan mengacu pada daya beli Jawa Tengah yang tidak mampu menjangkau harga jual listrik maka perlu dilakukan pemberian subsidi pada pembiayaan modal awal oleh pemerintah. Besar biaya pembangkitan dengan subsidi pembiayaan awal dari pemerintah sebesar 50% ditunjukkan pada tabel 4.5. Tabel 4.5 Biaya Pembangkitan PLTP Guci 1 X 55 MW Suku Bunga Perhitungan 6 % 9 % 12 % Biaya Pembangunan (USD/kW) Umur Operasi (Tahun) Kapasitas (kw) Biaya Bahan Bakar 0,0225 0,0225 0,0225 Biaya O&M 0,0070 0,0070 0,0070 Biaya Modal 0,0152 0,0198 0,0247 Biaya lingkungan 0,0028 0,0028 0,0028 Total Cost 0,0475 0,0521 0,0570 Biaya Pembangkitan (Rp/kWh) Analisa Perhitungan Biaya Pokok Penyediaan Listrik Besar BPP untuk Jawa Tengah sebelum PLTP Guci 1 X 55 MW dioperasikan adalah Rp.660,291 /kwh. Hasil perhitungan BPP untuk Jawa Tengah sebelum PLTP Guci beroperasi ditunjukkan pada tabel 4.6. Tabel 4.6 Perhitungan BPP Jawa Tengah Sebelum PLTP Guci Beroperasi Jenis Pembangkit PLTU PLTG PLTGU PLTA PLTP Total Daya (MW) , ,9 346, ,6 Biaya Pembangkitan (Rp.-) 78,165 47, ,95 22,453 20, ,291 Besar BPP untuk Jawa Tengah setelah PLTP Guci 1 X 55 MW beroperasi adalah Rp.652,529,- /kwh. Terjadi penurunan harga BPP sejumlah Rp.7.762,- atau senilai 1,18 %. Hasil perhitungan BPP untuk Jawa Tengah setelah PLTP Guci 1 X 55 MW beroperasi ditunjukkan pada tabel 4.7. Tabel 4.7 Perhitungan BPP Jawa Tengah Setelah PLTP Guci Beroperasi Jenis Pembangkit PLTU PLTG PLTGU PLTA PLTP Total Daya (MW) ,06 978,9 346, ,6 Biaya Pembangkitan (Rp.-) 78,165 47, ,735 22,453 38, , Analisa Aspek Lingkungan Sesuai dengan konsep pembangunan berkelanjutan yang dicanangkan pemerintah dan untuk memperkirakan besar serta pentingnya dampak yang mungkin terjadi, maka perlu dilakukan Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Aspekaspek tersebut meliputi: 1. Tahap Pra Konstruksi Persepsi negatif terhadap proyek pembangunan yang akan menimbulkan keresahan pada masyarakat. Untuk mengatasi hal tersebut maka hal yang perlu dilakukan adalah mengadakan penyuluhan kepada masyarakat dan mengadakan pendekatan terhadap tokoh-tokoh setempat. 2. Tahap Konstruksi Terjadi pencemaran lingkungan baik udara tanah dan air yang diakibatkan oleh kegiatan pembangunan unit pembangkit, diupayakan untuk diatasi dengan jalan memproses lebih lanjut material-material hasil dari tahap konstruksi sebelum dibuang ke lingkungan. 3. Tahap Operasi Dampak dari pengoperasian unit pembangkit dapat berupa: 1. Penurunan kualitas udara 2. Penggunaan lahan 3. Pencemaran air tanah dan sungai dengan material tertentu. Hasil dari konferensi tingkat tinggi oleh negara-negara maju dan berkembang penghasil emisi gas karbon terbesar menghasilkan suatu prosedur tetap diberi nama Kyoto Protocol untuk pembangkit yang tidak menghasilkan emisi gas karbon mendapatkan kredit karbon dari pembangkit yang menghasilkan emisi gas karbon tinggi yaitu 4,5 cent/kwh. Jenis pembangkit yang mendapatkan kredit karbon sebesar 4,5 cent/kwh adalah PLT Air, PLT Surya, PLT Angin dan PLT Biomassa dan lain-lain.walaupun PLTP Guci ini menghasilkan emisi gas karbon yang rendah tapi PLTP juga mendapatkan kredit karbon karena mengurangi efek gas rumah kaca / pemanasan global akibat pengurangan gas CO2. Pendapatan dari CO 2 Reduction adalah sebesar CO 2 Credit = x4,5 cent / kwh = x 4,5 = 3,88 cent / kwh 728 Jadi PLTP akan mendapat 3,88 cent/kwh atau Rp.388/kWh. Karena kapasitas pembangkit sebesar 55 MW maka total dana yang didapatkan sebesar Rp.388/kWh x kW = Rp.213,4 juta. Hal ini dapat mengurangi biaya pokok penyediaan (BPP) tenaga listrik sehingga mengurangi harga jual kepada masyarakat Jawa Tengah.

6 4. Tahap Pasca Operasi Setelah PLTP tidak dioperasikan lagi, sumur-sumur panas bumi dapat dimanfaatkan untuk penggunaan secara langsung seperti di bidang pertanian, perikanan, dan pariwisata sehingga tidak terbengkalai serta dapat mengurangi dampak terhadap lingkungan. V. KESIMPULAN Dari hasil analisa studi pembangunan PLTP Guci 1 X 55 MW Jawa Tengah berdasarkan aspek teknis, ekonomi, dan lingkungan BAB IV, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Mengacu pada manifestasi yang mengindikasikan suatu daerah sebagai sumber panas bumi, daerah Guci - Kabupaten Tegal layak untuk dibangun unit Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) dengan kapasitas total 55 MW dari potensi yang terduga sebesar 79 MW. 2. Pembangunan PLTP Guci 1 x 55 MW menggunakan metode Binary Steam Power Plant dengan jenis turbin adalah Straight Condensing Double Flow (SCDF) berkapasitas kw dan generator berkapasitas kw dengan jumlah putaran 3000 RPM serta tegangan keluaran 13,8 kv. 3. Dengan memfungsikan listrik sebagai prasarana harga jual listrik untuk suku bunga 12 % mencapai Rp. 694,- /kwh, sehingga tidak terjangkau oleh daya beli pelanggan rumah tangga masyarakat Jawa Tengah yang hanya sebesar Rp. 499,- /kwh. Dengan bantuan subsidi pemerintah dalam investasi awal sebesar 50%, maka harga jual dari PLTP Guci 1 X 55 MW untuk suku bunga 12% sebesar Rp. 485,- /kwh sehingga dapat terjangkau oleh daya beli masyarakat. 4. Dalam pembangunan PLTP perlu diperhatikan tentang aspek lingkungan, khususnya pada alam. Pembangunan PLT dapat meningkatkan tingkat pencemaran pada air, udara dan tanah. Perlu penanganan yang ekstra guna mencegah kemungkinan terjadinya pencemaran terhadap lingkungan sekitar. Pengoperasian PLTP Guci dapat menghasilkan kompensasi karbon kredit sebesar Rp 388 /kwh. DAFTAR PUSTAKA 1. Abdul Kadir, 2010 Energi, Sumberdaya, Inovasi, Tenaga Listrik dan Potensi Ekonomi, Jakarta. 2. Badan Pusat Statistik, 2010 Jawa Tengah Dalam Angka, Semarang 3. Djiteng Marsudi, 2005 Pembangkitan Energi Listrik, Penerbit Erlangga, Jakarta. 4. Djoko Santoso Ir, 2006, Pembangkitan Tenaga Listrik, Diktat Kuliah, Teknik Elektro ITS, Surabaya 5. PT. PLN (Persero), 2010 Statistik PLN 2009, Jakarta 6. Syariffuddin Mahmudsyah, 2009 Panas Bumi Indonesia, Handout Kuliah, Teknik Elektro ITS, Surabaya. 7. Syariffuddin Mahmudsyah, 2009 Pembangkit Tenaga Listrik-Disain Tarif Regional, Handout kuliah, Teknik Elektro ITS, Surabaya. 8. Syariffuddin Mahmudsyah, 2009 Clean Development Mechanism Karbon Kredit, Handout kuliah, Teknik Elektro ITS, Surabaya. 9. Syariffuddin Mahmudsyah, 2009 Prinsip Dasar BPP dan Desain Tarif, Handout kuliah, Teknik Elektro ITS, Surabaya BIOGRAFI PENULIS Penulis dilahirkan di Banyuwangi pada tanggal 26 April 1985 dari pasangan Bapak Tulus Pribadi dengan Ibu Endang Setyowati. Memulai pendidikan tingkat perguruan tinggi pada jenjang DIII di Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) Jurusan Elektro Industri. Kemudian melanjutkan pada jenjang S1 program Lintas Jalur Jurusan Teknik Elektro, Bidang Studi Sistem Tenaga, di Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.

STUDI PEMBANGUNAN PLTP GUCI 1 X55MW JAWA TENGAH BERDASARKAN ASPEK TEKNIS, EKONOMI, DAN LINGKUNGAN

STUDI PEMBANGUNAN PLTP GUCI 1 X55MW JAWA TENGAH BERDASARKAN ASPEK TEKNIS, EKONOMI, DAN LINGKUNGAN TUGAS AKHIR STUDI PEMBANGUNAN PLTP GUCI 1 X55MW JAWA TENGAH BERDASARKAN ASPEK TEKNIS, EKONOMI, DAN LINGKUNGAN Satrio Hanindhito 2207 100 549 Dosen Pembimbing 1. Ir. Syariffuddin Mahmudsyah M.Eng 2.Ir.

Lebih terperinci

Tabel 3.1 Jumlah Pelanggan, dan Listrik Terjual di Propinsi Jawa Tengah Tahun

Tabel 3.1 Jumlah Pelanggan, dan Listrik Terjual di Propinsi Jawa Tengah Tahun STUDI PENGARUH PEMBANGUNAN PLTP BATURADEN 220 MW DI GUNUNG SLAMET TERHADAP TARIF LISTRIK REGIONAL JAWA TENGAH (STUDY DEVELOPMENT OF GEOTHERMAL POWER PLANT BATURADEN 2 110 MW IN SLAMET MOUNTAIN BASED ON

Lebih terperinci

Studi Pembangunan PLTGU Senoro (2 x 120 MW) Dan Pengaruhnya Terhadap Tarif Listrik Regional di Sulawesi Tengah

Studi Pembangunan PLTGU Senoro (2 x 120 MW) Dan Pengaruhnya Terhadap Tarif Listrik Regional di Sulawesi Tengah Studi Pembangunan PLTGU Senoro (2 x 120 MW) Dan Pengaruhnya Terhadap Tarif Listrik Regional di Sulawesi Tengah Tedy Rikusnandar NRP 2208 100 643 Dosen Pembimbing Ir. Syariffuddin Mahmudsyah, M. Eng Ir.

Lebih terperinci

Fira Nafiri ( )

Fira Nafiri ( ) STUDI PEMBANGUNAN PLTP BATURADEN 2 110 MW DI GUNUNG SLAMET TERHADAP TARIF LISTRIK REGIONAL JAWA TENGAH Fira Nafiri (2207100632) Dosen Pembimbing : Ir. Syariffudin Mahmudsyah, M. Eng Ir. Teguh Yuwono Teknik

Lebih terperinci

STUDI PERENCANAAN PLTP 2X2,5 MW UNTUK KETENAGALISTRIKAN DI LEMBATA NUSA TENGGARA TIMUR

STUDI PERENCANAAN PLTP 2X2,5 MW UNTUK KETENAGALISTRIKAN DI LEMBATA NUSA TENGGARA TIMUR STUDI PERENCANAAN PLTP 2X2,5 MW UNTUK KETENAGALISTRIKAN DI LEMBATA NUSA TENGGARA TIMUR Cherian Adi Purnanta 2205 100 147 Dosen pembimbing : Ir. Syariffuddin M, M.Eng Ir. Teguh Yuwono PENDAHULUAN Salah

Lebih terperinci

BIAYA MODAL/ CAPITAL COST BIAYA TETAP (O & M)

BIAYA MODAL/ CAPITAL COST BIAYA TETAP (O & M) BIAYA MODAL/ CAPITAL COST Biaya modal pertahun adalah biaya investasi pembangunan pembangkit tenaga listrik dikalikan dengan faktor penyusutan Biaya modal / Capital Cost (CC) dirumuskan sebagai berikut

Lebih terperinci

Permasalahan. - Kapasitas terpasang 7,10 MW - Daya mampu 4,92 MW - Beban puncak 31,75 MW - Defisit daya listrik 26,83 MW - BPP sebesar Rp. 1.

Permasalahan. - Kapasitas terpasang 7,10 MW - Daya mampu 4,92 MW - Beban puncak 31,75 MW - Defisit daya listrik 26,83 MW - BPP sebesar Rp. 1. STUDI PEMBANGUNAN PLTU MAMUJU 2X7 MW DITINJAU DARI ASPEK TEKNIS, EKONOMI DAN LINGKUNGAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP TARIF LISTRIK REGIONAL SULAWESI BARAT Yanuar Teguh Pribadi NRP: 2208100654 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

penerangan dan juga proses produksi yang melibatkan barang-barang elektronik dan alatalat/mesin

penerangan dan juga proses produksi yang melibatkan barang-barang elektronik dan alatalat/mesin Studi Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Atadei 40 MW di Lembata Nusa Tenggara Timur dan Pengaruhnya Terhadap Tarif Listrik Regional Mulianti Bidang Studi Teknik Tenaga Jurusan Teknik

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBANGUNAN PLTU MADURA KAPASITAS 2 X 200 MW SEBAGAI PROGRAM MW PT. PLN BAGI PEMENUHAN KEBUTUHAN LISTRIK DI PULAU MADURA

ANALISIS PEMBANGUNAN PLTU MADURA KAPASITAS 2 X 200 MW SEBAGAI PROGRAM MW PT. PLN BAGI PEMENUHAN KEBUTUHAN LISTRIK DI PULAU MADURA ANALISIS PEMBANGUNAN PLTU MADURA KAPASITAS 2 X 200 MW SEBAGAI PROGRAM 10.000 MW PT. PLN BAGI PEMENUHAN KEBUTUHAN LISTRIK DI PULAU MADURA OLEH : MUHAMMAD KHAIRIL ANWAR 2206100189 Dosen Pembimbing I Dosen

Lebih terperinci

Satria Duta Ninggar

Satria Duta Ninggar Satria Duta Ninggar 2204 100 016 Pembimbing : Ir. Syariffuddin Mahmudsyah, M.Eng NIP. 130 520 749 Ir. Teguh Yuwono NIP. 130 604 244 Pertumbuhan pelanggan di Jawa Tengah yang pesat mengakibatkan kebutuhan

Lebih terperinci

STUDI PEMBANGUNAN PLTA KOLAKA 2 X 1000 KW UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN LISTRIK DI KABUPATEN KOLAKA SULAWESI TENGGARA

STUDI PEMBANGUNAN PLTA KOLAKA 2 X 1000 KW UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN LISTRIK DI KABUPATEN KOLAKA SULAWESI TENGGARA STUDI PEMBANGUNAN PLTA KOLAKA 2 X 1000 KW UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN LISTRIK DI KABUPATEN KOLAKA SULAWESI TENGGARA Madestya Yusuf 2204 100 023 Pembimbing : Ir. Syariffuddin Mahmudsyah, M.Eng NIP. 194612111974121001

Lebih terperinci

listrik di beberapa lokasi/wilayah.

listrik di beberapa lokasi/wilayah. PEMBANGUNAN PEMBANGKIT PLTU SKALA KECIL TERSEBAR 3 x 7 MW SEBAGAI PROGRAM 10.000 MW TAHAP KEDUA PT. PLN DI KABUPATEN SINTANG, KALIMANTAN BARAT Agus Nur Setiawan 2206 100 001 Pembimbing : Ir. Syariffuddin

Lebih terperinci

STUDI PENGARUH PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (PLTP) 50 MW DI CISOLOK KABUPATEN SUKABUMI TERHADAP TARIF LISTRIK REGIONAL JAWA BARAT

STUDI PENGARUH PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (PLTP) 50 MW DI CISOLOK KABUPATEN SUKABUMI TERHADAP TARIF LISTRIK REGIONAL JAWA BARAT STUDI PENGARUH PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (PLTP) 50 MW DI CISOLOK KABUPATEN SUKABUMI TERHADAP TARIF LISTRIK REGIONAL JAWA BARAT Kukuh Sujatmiko Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis yang telah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain : 1. Kondisi Ketenagalistrikan pada Propinsi Nusa Tenggara Timur

Lebih terperinci

STUDI PENGARUH PEMBANGUNAN PLTP PATUHA 3X60 MW KEC.RANCABALI KAB

STUDI PENGARUH PEMBANGUNAN PLTP PATUHA 3X60 MW KEC.RANCABALI KAB STUDI PENGARUH PEMBANGUNAN PLTP PATUHA 3X60 MW KEC.RANCABALI KAB.BANDUNG JAWA BARAT DAN PENGARUH TERHADAP TARIF LISTRIK REGIONAL JAWA BARAT SESUAI UU KETENAGALISTRIKAN 2009 (Study Of Pltp Patuha 3x 60

Lebih terperinci

KONVERSI ENERGI PANAS BUMI HASBULLAH, MT

KONVERSI ENERGI PANAS BUMI HASBULLAH, MT KONVERSI ENERGI PANAS BUMI HASBULLAH, MT TEKNIK ELEKTRO FPTK UPI, 2009 POTENSI ENERGI PANAS BUMI Indonesia dilewati 20% panjang dari sabuk api "ring of fire 50.000 MW potensi panas bumi dunia, 27.000 MW

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN PLTU SKALA KECIL TERSEBAR 14 MW PROGRAM PT.PLN UNTUK MENGATASI KRISIS

PEMBANGUNAN PLTU SKALA KECIL TERSEBAR 14 MW PROGRAM PT.PLN UNTUK MENGATASI KRISIS PEMBANGUNAN PLTU SKALA KECIL TERSEBAR 14 MW DI MELAK KALIMANTAN TIMUR SEBAGAI PROGRAM PT.PLN UNTUK MENGATASI KRISIS KELISTRIKAN DI INDONESIA TIMUR Oleh : Bayu Hermawan (2206 100 717) Dosen Pembimbing :

Lebih terperinci

STUDI PENGARUH PEMBANGUNAN PLTP RAWA DANO 110 MW TERHADAP TARIF LISTRIK REGIONAL BANTEN

STUDI PENGARUH PEMBANGUNAN PLTP RAWA DANO 110 MW TERHADAP TARIF LISTRIK REGIONAL BANTEN STUDI PENGARUH PEMBANGUNAN PLTP RAWA DANO 110 MW TERHADAP TARIF LISTRIK REGIONAL BANTEN Muh.Habibi Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi

Lebih terperinci

: PT P T PL P N N (P

: PT P T PL P N N (P PLTP Gunung Tangkuban Perahu dipegang oleh PT Geothermal Indonesia dengan konsorsium PT Indonesia Power bersama Leisser AS "Apabila semuanya berjalan lancar, target pada 2010 PLTP Tangkuban Perahu itu

Lebih terperinci

STUDI PERENCANAAN PLTP 2X2,5MW UNTUK KETENAGALISTRIKAN DI LEMBATA, NUSA TENGGARA TIMUR. Cherian Adi Purnanta

STUDI PERENCANAAN PLTP 2X2,5MW UNTUK KETENAGALISTRIKAN DI LEMBATA, NUSA TENGGARA TIMUR. Cherian Adi Purnanta STUDI PERENCANAAN PLTP 2X2,5MW UNTUK KETENAGALISTRIKAN DI LEMBATA, NUSA TENGGARA TIMUR Cherian Adi Purnanta 2205 100 147 Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri,

Lebih terperinci

OLEH :: INDRA PERMATA KUSUMA

OLEH :: INDRA PERMATA KUSUMA STUDI PEMANFAATAN BIOMASSA LIMBAH KELAPA SAWIT SEBAGAI BAHAN BAKAR PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP DI KALIMANTAN SELATAN (STUDI KASUS KAB TANAH LAUT) OLEH :: INDRA PERMATA KUSUMA 2206 100 036 Dosen Dosen

Lebih terperinci

Studi Pembangunan PLTU 2x60 MW di Kabupaten Pulang Pisau berkaitan dengan Krisis Energi di Kalimantan Tengah

Studi Pembangunan PLTU 2x60 MW di Kabupaten Pulang Pisau berkaitan dengan Krisis Energi di Kalimantan Tengah Studi Pembangunan PLTU 2x60 MW di Kabupaten Pulang Pisau berkaitan dengan Krisis Energi di Kalimantan Tengah oleh: Alvin Andituahta Singarimbun 2206 100 040 DosenPembimbing 1: Ir. Syarifuddin M, M.Eng

Lebih terperinci

STUDI PEMBANGUNAN PLTU KAMBANG 2x100 MW DAN PENGARUHNYA TERHADAP TARIF LISTRIK REGIONAL DI SUMATERA BARAT

STUDI PEMBANGUNAN PLTU KAMBANG 2x100 MW DAN PENGARUHNYA TERHADAP TARIF LISTRIK REGIONAL DI SUMATERA BARAT STUDI PEMBANGUNAN PLTU KAMBANG 2x100 MW DAN PENGARUHNYA TERHADAP TARIF LISTRIK REGIONAL DI SUMATERA BARAT Disusun Oleh : Hamid Paminto Nugroho 2207 100 571 Dosen Pembimbing : 1. Ir. Syariffuddin Mahmudsyah

Lebih terperinci

STUDI PENGEMBANGAN PEMBANGKIT LISTRIK PANAS BUMI (PLTP) DI JAILOLO UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN LISTRIK DI MALUKU UTARA

STUDI PENGEMBANGAN PEMBANGKIT LISTRIK PANAS BUMI (PLTP) DI JAILOLO UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN LISTRIK DI MALUKU UTARA STUDI PENGEMBANGAN PEMBANGKIT LISTRIK PANAS BUMI (PLTP) DI JAILOLO UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN LISTRIK DI MALUKU UTARA Raditya Galih Tama 2204 100 048 Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

STUDI PEMANFAATAN KOTORAN SAPI UNTUK GENSET LISTRIK BIOGAS, PENERANGAN DAN MEMASAK MENUJU DESA NONGKOJAJAR (KECAMATAN TUTUR) MANDIRI ENERGI.

STUDI PEMANFAATAN KOTORAN SAPI UNTUK GENSET LISTRIK BIOGAS, PENERANGAN DAN MEMASAK MENUJU DESA NONGKOJAJAR (KECAMATAN TUTUR) MANDIRI ENERGI. STUDI PEMANFAATAN KOTORAN SAPI UNTUK GENSET LISTRIK BIOGAS, PENERANGAN DAN MEMASAK MENUJU DESA NONGKOJAJAR (KECAMATAN TUTUR) MANDIRI ENERGI. OLEH : Dhika Fitradiansyah Riliandi 2205 100 003 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

Nur Rosyalinda Hidayati ( ) Ir. Syariffudin Mahmudsyah, M. Eng Ir. Teguh Yuwono

Nur Rosyalinda Hidayati ( ) Ir. Syariffudin Mahmudsyah, M. Eng Ir. Teguh Yuwono STUDI PEMBANGUNAN PLTP PATUHA 3X60MW DI KEC.RANCABALI KAB.BANDUNG JAWA BARAT DAN PENGARUH TERHADAP TARIF LISTRIK REGIONAL JAWA BARAT SESUAI UU KETENAGALISTRIKAN 2009 Nur Rosyalinda Hidayati (2208100511)

Lebih terperinci

Studi Perencanaan Pembangunan PLTU Batubara Asam Asam650 MW 10 Unit DalamRangkaInterkoneksi Kalimantan - Jawa. OLEH : Gilang Velano

Studi Perencanaan Pembangunan PLTU Batubara Asam Asam650 MW 10 Unit DalamRangkaInterkoneksi Kalimantan - Jawa. OLEH : Gilang Velano Studi Perencanaan Pembangunan PLTU Batubara Asam Asam650 MW 10 Unit DalamRangkaInterkoneksi Kalimantan - Jawa OLEH : Gilang Velano 2204 100 050 Dosen Pembimbing 1 Ir. Syarifuddin Mahmudsyah, M.Eng Dosen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada akhir Desember 2011, total kapasitas terpasang pembangkit listrik di

BAB I PENDAHULUAN. Pada akhir Desember 2011, total kapasitas terpasang pembangkit listrik di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Energi listrik adalah energi yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Pada akhir Desember 2011, total kapasitas terpasang pembangkit listrik di Indonesia mencapai

Lebih terperinci

SEMINAR ELEKTRIFIKASI MASA DEPAN DI INDONESIA. Dr. Setiyono Depok, 26 Januari 2015

SEMINAR ELEKTRIFIKASI MASA DEPAN DI INDONESIA. Dr. Setiyono Depok, 26 Januari 2015 SEMINAR ELEKTRIFIKASI MASA DEPAN DI INDONESIA Dr. Setiyono Depok, 26 Januari 2015 KETAHANAN ENERGI DAN PENGEMBANGAN PEMBANGKITAN Ketahanan Energi Usaha mengamankan energi masa depan suatu bangsa dengan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis yang telah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain :

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis yang telah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain : BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis yang telah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain : 1. Pada tahun 2007 beban puncak di Propinsi Jambi mengalami

Lebih terperinci

Oleh: Bayu Permana Indra

Oleh: Bayu Permana Indra STUDI PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK IPP - PLT PANAS BUMI BEDUGUL 10 MW KECAMATAN BATURITI KABUPATEN TABANAN BALI PADA PROYEK PERCEPATAN 10.000 MW PADA TAHUN 2018 Oleh: Bayu Permana Indra 2207100532 Dosen

Lebih terperinci

SUMBER DAYA PANAS BUMI: ENERGI ANDALAN YANG MASIH TERTINGGALKAN

SUMBER DAYA PANAS BUMI: ENERGI ANDALAN YANG MASIH TERTINGGALKAN SUMBER DAYA PANAS BUMI: ENERGI ANDALAN YANG MASIH TERTINGGALKAN Oleh: Nenny Saptadji Lardello - Italy, 1913 Iceland, 1930 USA, 1962 New Zealand, 1958 Kamojang, 1917 1972 Kamojang, 1983 2005 dimanfaatkan

Lebih terperinci

GEOTHERMAL SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF

GEOTHERMAL SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF GEOTHERMAL SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas MID AMISCA 2008 Disusun oleh: Kelompok 1 Kelompok 2 Fazri Azhar (10507001) Dinda Husna (10507057) Mila Vanesa (10507013) Sukmawati

Lebih terperinci

STUDI PEMBANGUNAN PLTU TANAH GROGOT 2X7 MW DI KABUPATEN PASER KALIMANTAN TIMUR DAN PENGARUH TERHADAP TARIF LISTRIK REGIONAL KALIMANTAN TIMUR

STUDI PEMBANGUNAN PLTU TANAH GROGOT 2X7 MW DI KABUPATEN PASER KALIMANTAN TIMUR DAN PENGARUH TERHADAP TARIF LISTRIK REGIONAL KALIMANTAN TIMUR Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro - FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Keputih - Sukolilo, Surabaya - 60111 STUDI PEMBANGUNAN PLTU TANAH GROGOT 2X7 MW DI KABUPATEN PASER KALIMANTAN

Lebih terperinci

Oleh : Pressa Perdana S.S Dosen Pembimbing Ir. Syarifuddin Mahmudsyah, M.Eng - Ir. Teguh Yuwonoi -

Oleh : Pressa Perdana S.S Dosen Pembimbing Ir. Syarifuddin Mahmudsyah, M.Eng - Ir. Teguh Yuwonoi - STUDI PEMANFAATAN BIOMASSA AMPAS TEBU (DAN PERBANDINGAN DENGAN BATU BARA) SEBAGAI BAHAN BAKAR PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP 1X3 MW DI ASEMBAGUS, KABUPATEN SITUBONDO (STUDI KASUS PABRIK GULA ASEMBAGUS)

Lebih terperinci

ARTIKEL TUGAS INDUSTRI KIMIA ENERGI TERBARUKAN. Disusun Oleh: GRACE ELIZABETH ID 02

ARTIKEL TUGAS INDUSTRI KIMIA ENERGI TERBARUKAN. Disusun Oleh: GRACE ELIZABETH ID 02 ARTIKEL TUGAS INDUSTRI KIMIA ENERGI TERBARUKAN Disusun Oleh: GRACE ELIZABETH 30408397 3 ID 02 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA 2011 ENERGI TERBARUKAN Konsep energi

Lebih terperinci

STUDI PEMBANGUNAN PLTA PUMP STORAGE SEMARANG 2x300 MW UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN LISTRIK DI SEMARANG

STUDI PEMBANGUNAN PLTA PUMP STORAGE SEMARANG 2x300 MW UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN LISTRIK DI SEMARANG STUDI PEMBANGUNAN PLTA PUMP STORAGE SEMARANG 2x300 MW UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN LISTRIK DI SEMARANG Satria Duta Ninggar Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Keputih-Sukolilo,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. optimal. Salah satu sumberdaya yang ada di Indonesia yaitu sumberdaya energi.

I. PENDAHULUAN. optimal. Salah satu sumberdaya yang ada di Indonesia yaitu sumberdaya energi. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan sumberdaya alam. Akan tetapi, sumberdaya alam yang melimpah ini belum termanfaatkan secara optimal. Salah satu sumberdaya

Lebih terperinci

MODUL V-C PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP (PLTGU)

MODUL V-C PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP (PLTGU) MODUL V-C PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP (PLTGU) DEFINISI PLTGU PLTGU merupakan pembangkit listrik yang memanfaatkan tenaga gas dan uap. Jadi disini sudah jelas ada dua mode pembangkitan. yaitu pembangkitan

Lebih terperinci

STUDI PERENCANAAN PEMBANGUNAN PLTP IJEN BAERKAITAN DENGAN TARIF LISTRIK REGIONAL JAWA TIMUR

STUDI PERENCANAAN PEMBANGUNAN PLTP IJEN BAERKAITAN DENGAN TARIF LISTRIK REGIONAL JAWA TIMUR STUDI PERENCANAAN PEMBANGUNAN PLTP IJEN BAERKAITAN DENGAN TARIF LISTRIK REGIONAL JAWA TIMUR Isa Abdillah Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PLTU adalah suatu pembangkit listrik dimana energi listrik dihasilkan oleh generator yang diputar oleh turbin uap yang memanfaatkan tekanan uap hasil dari penguapan

Lebih terperinci

STUDI PEMBANGUNAN PLTP RANTAU DADAP 2X110 MW, SUMATERA SELATAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP TARIF LISTRIK REGIONAL SUMATERA SELATAN

STUDI PEMBANGUNAN PLTP RANTAU DADAP 2X110 MW, SUMATERA SELATAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP TARIF LISTRIK REGIONAL SUMATERA SELATAN Proceedings Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTIITS STUDI PEMBANGUNAN PLTP RANTAU DADAP 2X110 MW, SUMATERA SELATAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP TARIF LISTRIK REGIONAL SUMATERA SELATAN Sasongko Kustiawan

Lebih terperinci

Special Submission: PENGHEMATAN ENERGI MELALUI PEMANFAATAN GAS BUANG DENGAN TEKNOLOGI WASTE HEAT RECOVERY POWER GENERATION (WHRPG)

Special Submission: PENGHEMATAN ENERGI MELALUI PEMANFAATAN GAS BUANG DENGAN TEKNOLOGI WASTE HEAT RECOVERY POWER GENERATION (WHRPG) Special Submission: PENGHEMATAN ENERGI MELALUI PEMANFAATAN GAS BUANG DENGAN TEKNOLOGI WASTE HEAT RECOVERY POWER GENERATION (WHRPG) PT. SEMEN PADANG 2013 0 KATEGORI: Gedung Industri Special Submission NAMA

Lebih terperinci

Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya ANALISIS KEBUTUHAN LISTRIK BERKAITAN DENGAN PENYUSUNAN TARIF LISTRIK REGIONAL DI DAERAH PROVINSI BALI GUNA MEMENUHI PASOKAN ENERGI LISTRIK 10 TAHUN MENDATANG I Putu Surya Atmaja 2205 100 107 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan pokok yang cukup penting bagi manusia dalam kehidupan. Saat ini, hampir setiap kegiatan manusia membutuhkan energi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi menjadi peran penting dalam menunjang kehidupan manusia. Ketersediaan energi Indonesia saat ini masih didominasi oleh energi fosil. Energi fosil Indonesia jumlahnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Potensi dan kapasitas terpasang PLTP di Indonesia [1]

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Potensi dan kapasitas terpasang PLTP di Indonesia [1] BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dewasa ini kelangkaan sumber energi fosil telah menjadi isu utama. Kebutuhan energi tersebut setiap hari terus meningkat. Maka dari itu, energi yang tersedia di bumi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dua, yaitu energi terbarukan (renewable energy) dan energi tidak

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dua, yaitu energi terbarukan (renewable energy) dan energi tidak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia terkenal sebagai negara yang kaya dengan potensi sumber daya alamnya terutama energi, baik yang berasal dari hasil tambang, air dan udara. Berdasarkan jenisnya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS Gambar 4.1 Lokasi PT. Indonesia Power PLTP Kamojang Sumber: Google Map Pada gambar 4.1 merupakan lokasi PT Indonesia Power Unit Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan Kamojang terletak

Lebih terperinci

SISTEM TENAGA LISTRIK

SISTEM TENAGA LISTRIK SISTEM TENAGA LISTRIK SISTEM TENAGA LISTRIK Sistem Tenaga Listrik : Sekumpulan Pusat Listrik dan Gardu Induk (Pusat Beban) yang satu sama lain dihubungkan oleh Jaringan Transmisi sehingga merupakan sebuah

Lebih terperinci

STUDI PEMBANGUNAN PLTA MUARA JULOI 284 MW KABUPATEN MURUNG RAYA UNTUK MENGATASI KRISIS LISTRIK DI KALIMANTAN TENGAH

STUDI PEMBANGUNAN PLTA MUARA JULOI 284 MW KABUPATEN MURUNG RAYA UNTUK MENGATASI KRISIS LISTRIK DI KALIMANTAN TENGAH STUDI PEMBANGUNAN PLTA MUARA JULOI 284 MW KABUPATEN MURUNG RAYA UNTUK MENGATASI KRISIS LISTRIK DI KALIMANTAN TENGAH Robi Fajerin Darmawan Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

Studi Pembangunan PLTU Sumbawa Barat 2x7 MW Untuk Memenuhi Kebutuhan Energi Listrik Di Pulau Sumbawa Nusa Tenggara Barat

Studi Pembangunan PLTU Sumbawa Barat 2x7 MW Untuk Memenuhi Kebutuhan Energi Listrik Di Pulau Sumbawa Nusa Tenggara Barat Studi Pembangunan PLTU Sumbawa Barat 2x7 MW Untuk Memenuhi Kebutuhan Energi Listrik Di Pulau Sumbawa Nusa Tenggara Barat Oleh : Deni Kristanto (2209 105 099) Dosen Pembimbing : Ir. Syariffudin Mahmudsyah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan Negara yang memiliki sumber panas bumi yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan Negara yang memiliki sumber panas bumi yang sangat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara yang memiliki sumber panas bumi yang sangat besar. Hampir 27.000 MWe potensi panas bumi tersimpan di perut bumi Indonesia. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2014 meningkat sebesar 5,91% dibandingkan dengan akhir tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2014 meningkat sebesar 5,91% dibandingkan dengan akhir tahun 2013 BAB I PENDAHULUAN Menurut badan statistik PLN, kapastitas terpasang tenaga listrik oleh PLN pada tahun 2014 meningkat sebesar 5,91% dibandingkan dengan akhir tahun 2013 dengan total terpasang sebesar 198,601

Lebih terperinci

Sumber-Sumber Energi yang Ramah Lingkungan dan Terbarukan

Sumber-Sumber Energi yang Ramah Lingkungan dan Terbarukan Sumber-Sumber Energi yang Ramah Lingkungan dan Terbarukan Energi ramah lingkungan atau energi hijau (Inggris: green energy) adalah suatu istilah yang menjelaskan apa yang dianggap sebagai sumber energi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam tugas akhir ini akan dilakukan perancangan bejana tekan vertikal dan simulasi pembebanan eksentrik pada nozzle dengan studi kasus pada separator kluster 4 Fluid

Lebih terperinci

y = a 0 + a 1 x 1 + a 2 x 2 + E ETS t = ERT t + EK t + EP t + EIS t

y = a 0 + a 1 x 1 + a 2 x 2 + E ETS t = ERT t + EK t + EP t + EIS t STUDI PEMBANGUNAN PLTU MAMUJU 2X7 MW DITINJAU DARI ASPEK TEKNIS, EKONOMI DAN LINGKUNGAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP TARIF LISTRIK REGIONAL SULAWESI BARAT Yanuar Teguh Pribadi Bidang Studi Teknik Sistem

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menghasilkan energi listrik. Beberapa pembangkit listrik bertenaga panas

I. PENDAHULUAN. menghasilkan energi listrik. Beberapa pembangkit listrik bertenaga panas I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Energi panas bumi (Geothermal) merupakan sumber energi terbarukan berupa energi thermal (panas) yang dihasilkan dan disimpan di dalam inti bumi. Saat ini energi panas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia pun kena dampaknya. Cadangan bahan tambang yang ada di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia pun kena dampaknya. Cadangan bahan tambang yang ada di Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini dunia sedang dilanda krisis Energi terutama energi fosil seperti minyak, batubara dan lainnya yang sudah semakin habis tidak terkecuali Indonesia pun kena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik merupakan kebutuhan utama bagi manusia. Energi listrik digunakan dalam kehidupan masyarakat yang hanya berkapasitas rendah sampai ke dunia Industri dalam

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 21 TAHUN 2008

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 21 TAHUN 2008 SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK TERMAL MENTERI NEGARA LINGKUNGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Potensi Sumber Daya Energi Fosil [1]

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Potensi Sumber Daya Energi Fosil [1] BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Ketersediaan sumber daya energi tak terbarukan semakin lama semakin menipis. Pada Outlook Energi Indonesia 2014 yang dikeluarkan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 21 TAHUN 2008

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 21 TAHUN 2008 SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK TERMAL MENTERI NEGARA LINGKUNGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Arief Hario Prambudi, 2014

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Arief Hario Prambudi, 2014 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) adalah suatu pembangkit listrik dimana energi listrik dihasilkan oleh generator yang diputar oleh turbin uap yang memanfaatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Perkembangan Neraca Listrik Domestik Indonesia [2].

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Perkembangan Neraca Listrik Domestik Indonesia [2]. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Saat ini, kebutuhan listrik telah menjadi kebutuhan dasar manusia. Kebutuhan listrik sendiri didasari oleh keinginan manusia untuk melakukan aktivitas lebih mudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan suatu energi, khususnya energi listrik di Indonesia semakin

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan suatu energi, khususnya energi listrik di Indonesia semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan suatu energi, khususnya energi listrik di Indonesia semakin berkembang menjadi kebutuhan yang tak terpisahkan dari kebutuhan masyarakat sehari-hari seiring

Lebih terperinci

INOVASI PEMANFAATAN BRINE UNTUK PENGERINGAN HASIL PERTANIAN. PT Pertamina Geothermal Energi Area Lahendong

INOVASI PEMANFAATAN BRINE UNTUK PENGERINGAN HASIL PERTANIAN. PT Pertamina Geothermal Energi Area Lahendong INOVASI PEMANFAATAN BRINE UNTUK PENGERINGAN HASIL PERTANIAN PT Pertamina Geothermal Energi Area Lahendong Penerima Penghargaan Energi Pratama Tahun 2011 S A R I PT. Pertamina Geothermal Energi adalah salah

Lebih terperinci

Pratama Akbar Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS

Pratama Akbar Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS Pratama Akbar 4206 100 001 Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS PT. Indonesia Power sebagai salah satu pembangkit listrik di Indonesia Rencana untuk membangun PLTD Tenaga Power Plant: MAN 3 x 18.900

Lebih terperinci

Firdauz Riyanda Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Keputih-Sukolilo, Surabaya-60111

Firdauz Riyanda Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Keputih-Sukolilo, Surabaya-60111 STUDI PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI TERBARUKAN (PLTP 10 MW DAN PLTA 30 MW) UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN LISTRIK DI PULAU SUMBAWA NUSA TENGGARA BARAT Firdauz Riyanda 2205100067 Jurusan Teknik Elektro-FTI,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Di dunia industri terutama dibidang petrokimia dan perminyakan banyak proses perubahan satu fluida ke fluida yang lain yang lain baik secara kimia maupun non kimia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Energi memiliki peranan penting dalam menunjang kehidupan manusia. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan energi terus meningkat. Untuk dapat

Lebih terperinci

Efisiensi PLTU batubara

Efisiensi PLTU batubara Efisiensi PLTU batubara Ariesma Julianto 105100200111051 Vagga Satria Rizky 105100207111003 Sumber energi di Indonesia ditandai dengan keterbatasan cadangan minyak bumi, cadangan gas alam yang mencukupi

Lebih terperinci

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK. PROSES SINKRON GENERATOR PADA PEMBANGKIT di PT. GEO DIPA ENERGI UNIT I DIENG

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK. PROSES SINKRON GENERATOR PADA PEMBANGKIT di PT. GEO DIPA ENERGI UNIT I DIENG MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK PROSES SINKRON GENERATOR PADA PEMBANGKIT di PT. GEO DIPA ENERGI UNIT I DIENG Reza Pahlefi¹, Dr.Ir. Joko Windarto, MT.² ¹Mahasiswa dan ²Dosen Jurusan Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut International Finance Corporation (IFC), Indonesia memiliki cadangan minyak bumi, batu bara dan gas alam yang berlimpah. Selama beberapa dekade, Indonesia

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (PLTPB) DI BENGKULU TUGAS AKHIR. Disusun Oleh : YUSUF SHOLEHUDDIN NIM :

STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (PLTPB) DI BENGKULU TUGAS AKHIR. Disusun Oleh : YUSUF SHOLEHUDDIN NIM : STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (PLTPB) DI BENGKULU TUGAS AKHIR Disusun Oleh : YUSUF SHOLEHUDDIN NIM : 08.530.068 JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

KOMPONEN PENENTU HARGA JUAL TENAGA LISTRIK DARI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP BATUBARA SKALA KECIL (PLTU B-SK) Hasan Maksum dan Abdul Rivai

KOMPONEN PENENTU HARGA JUAL TENAGA LISTRIK DARI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP BATUBARA SKALA KECIL (PLTU B-SK) Hasan Maksum dan Abdul Rivai KOMPONEN PENENTU HARGA JUAL TENAGA LISTRIK DARI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP BATUBARA SKALA KECIL (PLTU B-SK) Hasan Maksum dan Abdul Rivai Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan,

Lebih terperinci

Energi Geothermal Digalakkan Kesejahteraan Masyarakat Terealisasikan Karya Ini Disusun untuk Mengikuti Lomba Esai

Energi Geothermal Digalakkan Kesejahteraan Masyarakat Terealisasikan Karya Ini Disusun untuk Mengikuti Lomba Esai Energi Geothermal Digalakkan Kesejahteraan Masyarakat Terealisasikan Karya Ini Disusun untuk Mengikuti Lomba Esai Disusun oleh: Dian Emy Mastura NIM : 4001415005 Angkatan 2015 Energi panas bumi atau geothermal

Lebih terperinci

STUDI PENGARUH PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (PLTP) 50 MW DI CISOLOK KABUPATEN SUKABUMI TERHADAP TARIF LISTRIK REGIONAL JAWA BARAT

STUDI PENGARUH PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (PLTP) 50 MW DI CISOLOK KABUPATEN SUKABUMI TERHADAP TARIF LISTRIK REGIONAL JAWA BARAT STUDI PENGARUH PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (PLTP) 50 MW DI CISOLOK KABUPATEN SUKABUMI TERHADAP TARIF LISTRIK REGIONAL JAWA BARAT Oleh : KUKUH SUJATMIKO NRP 2207 100 558 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

Rencana Pengembangan Energi Baru Terbarukan dan Biaya Pokok Penyediaan Tenaga Listrik Dialog Energi Tahun 2017

Rencana Pengembangan Energi Baru Terbarukan dan Biaya Pokok Penyediaan Tenaga Listrik Dialog Energi Tahun 2017 Rencana Pengembangan Energi Baru Terbarukan dan Biaya Pokok Penyediaan Tenaga Listrik Dialog Energi Tahun 2017 Jakarta, 2 Maret 2017 Pengembangan Energi Nasional Prioritas pengembangan Energi nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Listrik merupakan salah satu energi yang sangat dibutuhkan oleh manusia pada era modern ini. Tak terkecuali di Indonesia, negara ini sedang gencargencarnya melakukan

Lebih terperinci

STUDI PEMBANGUNAN PLTGU SENORO 2 X 120 MW DAN PENGARUHNYA TERHADAP TARIF LISTRIK REGIONAL DI SULAWESI TENGAH

STUDI PEMBANGUNAN PLTGU SENORO 2 X 120 MW DAN PENGARUHNYA TERHADAP TARIF LISTRIK REGIONAL DI SULAWESI TENGAH STUDI PEMBANGUNAN PLTGU SENORO 2 X 120 MW DAN PENGARUHNYA TERHADAP TARIF LISTRIK REGIONAL DI SULAWESI TENGAH Tedy Rikusnandar Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

Prinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG

Prinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG 1. SIKLUS PLTGU 1.1. Siklus PLTG Prinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG Proses yang terjadi pada PLTG adalah sebagai berikut : Pertama, turbin gas berfungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zaman sekarang ini, listrik menjadi kebutuhan primer dalam kehidupan manusia sehari-hari. Sektor rumah tangga, bangunan komersial, dan industri membutuhkan listrik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat menikmati listrik. Akibat sulitnya lokasi yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat menikmati listrik. Akibat sulitnya lokasi yang tidak dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia adalah negara kepulauan dengan jumlah pulau yang mencapai ribuan. Dari sekian banyak pulau tersebut belum semua pulau yang dihuni manusia dapat menikmati

Lebih terperinci

Gambar 2.2 Flow Diagram PLTP Kamojang

Gambar 2.2 Flow Diagram PLTP Kamojang BAB II GAMBARAN UMUM PLTP UBP KAMOJANG 2.1 Definisi PLTP Pembangkit Listrik Tenaga Geothermal ( Panas Bumi ) yang kita sebut dengan PLTP adalah sebuah instalasi yang merubah energi panas menjadi energi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Energi listrik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam menunjang pembangunan nasional. Penyediaan energi listrik secara komersial yang telah dimanfaatkan

Lebih terperinci

STUDI PEMBANGUNAN PLTU TAKALAR 300 MW DI SULAWESI SELATAN DITINJAU DARI ASPEK TEKNIS, EKONOMI DAN LINGKUNGAN.

STUDI PEMBANGUNAN PLTU TAKALAR 300 MW DI SULAWESI SELATAN DITINJAU DARI ASPEK TEKNIS, EKONOMI DAN LINGKUNGAN. TUGAS AKHIR RE1599 STUDI PEMBANGUNAN PLTU TAKALAR 300 MW DI SULAWESI SELATAN DITINJAU DARI ASPEK TEKNIS, EKONOMI DAN LINGKUNGAN. Pamungkas R. NRP 2206100618 Dosen Pembimbing Ir.Syariffuddin Mahmudsyah,

Lebih terperinci

BAB III APLIKASI TERMODINAMIKA PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI

BAB III APLIKASI TERMODINAMIKA PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI BAB III APLIKASI TERMODINAMIKA PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) pada prinsipnya sama seperti Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), hanya pada PLTU uap

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI DESAIN SISTEM PARALEL ENERGI LISTRIK ANTARA SEL SURYA DAN PLN UNTUK KEBUTUHAN PENERANGAN RUMAH TANGGA

NASKAH PUBLIKASI DESAIN SISTEM PARALEL ENERGI LISTRIK ANTARA SEL SURYA DAN PLN UNTUK KEBUTUHAN PENERANGAN RUMAH TANGGA NASKAH PUBLIKASI DESAIN SISTEM PARALEL ENERGI LISTRIK ANTARA SEL SURYA DAN PLN UNTUK KEBUTUHAN PENERANGAN RUMAH TANGGA Diajukan oleh: FERI SETIA PUTRA D 400 100 058 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

SESSION 12 POWER PLANT OPERATION

SESSION 12 POWER PLANT OPERATION SESSION 12 POWER PLANT OPERATION OUTLINE 1. Perencanaan Operasi Pembangkit 2. Manajemen Operasi Pembangkit 3. Tanggung Jawab Operator 4. Proses Operasi Pembangkit 1. PERENCANAAN OPERASI PEMBANGKIT Perkiraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fosil, seperti minyak dan gas bumi, merupakan masalah bagi kita saat ini. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. fosil, seperti minyak dan gas bumi, merupakan masalah bagi kita saat ini. Hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kebutuhan energi di Indonesia khususnya energi listrik semakin berkembang. Energi listrik sudah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan

Lebih terperinci

ANALISA HEAT RATE DENGAN VARIASI BEBAN PADA PLTU PAITON BARU (UNIT 9)

ANALISA HEAT RATE DENGAN VARIASI BEBAN PADA PLTU PAITON BARU (UNIT 9) EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 10 No. 1 Januari 2014; 23-28 ANALISA HEAT RATE DENGAN VARIASI BEBAN PADA PLTU PAITON BARU (UNIT 9) Agus Hendroyono Sahid, Dwiana Hendrawati Program Studi Teknik Konversi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air merupakan sumber kehidupan bagi manusia. Kita tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air merupakan sumber kehidupan bagi manusia. Kita tidak dapat dipisahkan dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan sumber kehidupan bagi manusia. Kita tidak dapat dipisahkan dari senyawa kimia ini dalam kehidupan sehari-hari. Manfaat air bagi kehidupan kita antara

Lebih terperinci

PLTU (PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP)

PLTU (PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP) PLTU (PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP) I. PENDAHULUAN Pusat pembangkit listrik tenaga uap pada saat ini masih menjadi pilihan dalam konversi tenaga dengan skala besar dari bahan bakar konvensional menjadi

Lebih terperinci

STUDI PENGEMBANGAN SERTA PENYUSUNAN RENCANA ENERGI DAN KELISTRIKAN DAERAH DENGAN MEMANFAATKAN POTENSI ENERGI DAERAH DI KABUPATEN LAMONGAN JAWA TIMUR

STUDI PENGEMBANGAN SERTA PENYUSUNAN RENCANA ENERGI DAN KELISTRIKAN DAERAH DENGAN MEMANFAATKAN POTENSI ENERGI DAERAH DI KABUPATEN LAMONGAN JAWA TIMUR STUDI PENGEMBANGAN SERTA PENYUSUNAN RENCANA ENERGI DAN KELISTRIKAN DAERAH DENGAN MEMANFAATKAN POTENSI ENERGI DAERAH DI KABUPATEN LAMONGAN JAWA TIMUR Vian Vebrianto 2205 100 004 Bidang Studi Teknik Sistem

Lebih terperinci

COURSE CR302 POWER AND STEAM GENERATION. Tangerang, September 2008 DSS HO

COURSE CR302 POWER AND STEAM GENERATION. Tangerang, September 2008 DSS HO COURSE CR302 POWER AND STEAM GENERATION Tangerang, 25 26 September 2008 DSS HO COURSE CR 302 POWER AND STEAM GENERATION 1 Introduction EG 2 Steam Power Plant EG 3 4 Gas Power Plant Diesel Power Plant HA

Lebih terperinci

Keekonomian Pengembangan PLTP Skala Kecil

Keekonomian Pengembangan PLTP Skala Kecil EL-07 Keekonomian Pengembangan PLTP Skala Kecil Agus Sugiyono* 1 1 Bidang Perencanaan Energi, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Jakarta, Indonesia *E-mail: agussugiyono@yahoo.com A B S T R A K

Lebih terperinci

Tahap II Proyeksi Peningkatan Rasio Elektrifikasi 80%

Tahap II Proyeksi Peningkatan Rasio Elektrifikasi 80% Tahap II Proyeksi Peningkatan Rasio Elektrifikasi 80% Jika dilihat kembali proyeksi konsumsi energi pelanggan rumah tangga, pada tahun 2014 dengan : Jumlah pelanggan = 255.552 pelanggan Konsumsi energi

Lebih terperinci

INFRASTRUKTUR ENERGI DI PROVINSI BANTEN

INFRASTRUKTUR ENERGI DI PROVINSI BANTEN INFRASTRUKTUR ENERGI DI PROVINSI BANTEN Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Banten Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B) Jl. Raya Palima Pakupatan, Curug Serang; Telp / Fax : 0254

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Hadirnya energi listrik ke dalam kehidupan manusia merupakan salah satu hal penting yang mendukung pesatnya perkembangan kemajuan kehidupan di dunia sekarang ini. Hampir setiap

Lebih terperinci