BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 15 April 3 Mei 2013, dimana
|
|
- Ratna Irawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Gambaran Umum Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 15 April 3 Mei 2013, dimana diawali dengan pengambilan Fly Ash di PT. PG Tolangohula pada tanggal 15 April. Kemudian dilanjutkan dengan persiapan penelitian dan pengambilan sampel di Kost Kuning pada tanggal 16 dan 17 April. Kemudian penelitian dimulai pada tanggal 18 April di Laboratorium Kimia Universitas Negeri Gorontalo untuk pemeriksaan Fe, ph, bau dan rasa. Penelitian di Laboratorium Kimia selesai pada tanggal 30 April Untuk pemeriksaan Fe dilanjutkan diperiksa di BTKL PPM Manado karena terdapat kesalahan perlakuan pada sampel yang akan diperiksa dan tidak jalannya SSA nyala laboratorium kimia UNG dengan baik. Sebelum di lakukan pengiriman sampel ke BTKL PPM dilakukan perlakuan di laboratorium kimia pada tanggal 30 April 2013 dan sampel dikirim pada hari yang sama Hasil Pengukuran Parameter Kimia 1. Pengukuran Fe Pada pengukuran Fe air tanah Kost Kuning dengan perlakuan variasi dosis Fly Ash digunakan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) Nyala. Data hasil pengukuran kandungan Fe dalam air tanah Kost kuning tertera dalam tabel 4.1 berikut. 39
2 40 Tabel 4.1 Data hasil pengukuran Fe air tanah Kost Kuning Ulangan Dosis Fly ash (mg/l) I (mg/l) II (mg/l) III (mg/l) 0 mg/l 1,2199 1,2199 1, mg/l 0,2174 0,1170 0, mg/l 0,0872 0,0288 0, mg/l LD LD LD 30 mg/l LD LD LD Sumber : Data Primer, 2013 Ket: LD (Limit Detection) = 0,0174 mg/l Berdasarkan data diatas hasil pengukuran kadar Fe air tanah Kost kuning tanpa perlakuan = 0 mg/l memiliki kandungan Fe tertinggi yaitu 1,2199 di ulangan 1,2 dan 3. Terdapat LD (Limit Detection) dalam pengukuran pada dosis 20 mg/l dan 30 mg/l dimana artinya SSA Nyala yang digunakan tidak dapat lagi atau tidak akan lagi mendeteksi kandungan Fe dalam air tanah Kost Kuning karena telah sampai pada batas deteksi yang telah di tentukan melalui larutan standar yang digunakan. Dimana dalam pengukuran Fe dalam penelitian ini LD ditentukan sebesar 0,0174. Untuk hasil pengukuran kadar Fe air tanah Kost kuning terendah adalah 0,0288 mg/l pada dosis 15 mg/l Fly Ash di ulangan ke 2. Kemudian normalitas data hasil pengukuran Fe air tanah Kost Kuning diolah dengan menggunakan SPSS 17, dengan hasil pada tabel 4.2. Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Data Pengukuran Fe Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. Hasil Fe
3 41 Karena signifikansi tabel Kolmogorov Smirnov < 0,05 maka data pengukuran Fe tidak berdistribusi normal oleh karena itu digunakan uji Non Parametrik yaitu Uji Kruskal Wallis. Uji Kruskal Wallis diolah dengan menggunakan SPSS 17 dengan hasil sebagai berikut pada tabel 4.3. Tabel 4.3 Hasil Uji Kruskal Wallis Data Pengukuran Fe Hasil Chi-Square df 2 Asymp. Sig..024 Jadi Asymp. Sig. = 0,024 < 0,05 menyatakan H0 ditolak dan terdapat perubahan yang nyata dalam penggunaan Fly Ash terhadap perubahan kandungan Fe air tanah Kost Kuning. 2. Pengukuran ph Pengukuran ph dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan ph meter. Data hasil pengukuran ph air tanah kost kuning tertera dalam tabel 4.4 Tabel 4.4 Data Hasil Pengukuran ph Ulangan Dosis Fly ash (mg/l) I II III 0 mg/l 5,79 5,61 5,75 10 mg/l 6,57 6,66 6,34 15 mg/l 6,54 6,62 6,60 20 mg/l 6,65 6,61 6,62 30 mg/l 6,45 6,45 6,50 Kemudian normalitas data hasil pengukuran ph air tanah Kost Kuning diolah dengan menggunakan SPSS 17, dengan hasil pada tabel 4.5.
4 42 Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Data Pengukuran ph Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. Hasil ph Karena signifikansi tabel Kolmogorov Smirnov < 0,05 maka data pengukuran ph tidak berdistribusi normal oleh karena itu digunakan uji Non Parametrik yaitu Uji Kruskal Wallis. Uji Kruskal Wallis diolah dengan menggunakan SPSS 17 dengan hasil sebagai berikut pada tabel 4.6. Tabel 4.6 Hasil Uji Kruskal Wallis Data Pengukuran ph Hasil Chi-Square df 4 Asymp. Sig..040 Jadi Asymp. Sig. = 0,04 < 0,05 menyatakan H0 ditolak dan terdapat perubahan yang nyata dalam penggunaan Fly Ash terhadap perubahan ph air tanah Kost Kuning Hasil Pemeriksaan Parameter Fisik 1. Bau Pemeriksaan bau air tanah di lakukan dengan metode organoleptik. Berikut data hasil pemeriksaan bau air tanah Kost Kuning seperti yang tertera di tabel 4.7.
5 43 Tabel 4.7 Data Hasil Pemeriksaan Bau Dosis Fly Ash (mg/l) Hasil 0 mg/l Tidak Berbau 10 mg/l Tidak Berbau 15 mg/l Tidak Berbau 20 mg/l Tidak Berbau 30 mg/l Tidak Berbau Berdasarkan hasil tabel diatas tidak terdapat perubahan hasil pemeriksaan bau air tanah Kost Kuning. Dari kelima dosis yang diperiksa semua memiliki hasil yang sama yaitu tidak berbau. 2. Rasa Pemeriksaan rasa air tanah dilakukan dengan metode organoleptik. Berikut data hasil pemeriksaan rasa air tanah Kost Kuning seperti yang tertera dalam tabel 4.8. Tabel 4.8 Data Hasil Pemeriksaan Rasa Dosis Fly Ash (mg/l) Hasil Pemeriksaan 0 mg/l Berasa 10 mg/l Tidak Berasa 15 mg/l Tidak Berasa 20 mg/l Tidak Berasa 30 mg/l Tidak Berasa Sumber: Data primer, 2013 Berdasarkan tabel 4.8 hanya hasil pemeriksaan air tanah Kost Kuning tanpa perlakuan Fly Ash yaitu 1 atau berasa. Hasil pemeriksaan air tanah Kost Kuning dengan dosis perlakuan 10, 15, 20 dan 30 mg/l Fly Ash semuanya 0 atau tidak berasa.
6 Pembahasan Kadar Fe air tanah Kost Kuning Hasil Pengukuran FE Air Tanah Kost Kuning 0 mg/l 10 mg/l 15 mg/l I II III Gambar 4.1 Grafik hasil pengukuran Fe air tanah Kost Kuning Berdasarkan hasil diatas setiap dosis dapat direratakan dan didapatkan hasil berdasarkan dosis untuk 0 mg/l adalah 1,2199, 10 mg/l adalah 0,1596 dan 15 mg/l adalah 0,0637. Kemudian berdasarkan hasil rerata didapatkan hasil dan presentase penurunan seperti yang tertera dalam tabel 4.9. Tabel 4.9 Hasil dan Persentase Penurunan Kadar Fe Air Tanah Berdasarkan Rerata Penurunan Persentase (%) 1 1, ,70 2 0,0959 8,30 Total 1, Ket: 1 = 0 mg/l 10 mg/l dan 2 = 10 mg/l 15 mg/l Berdasarkan gambar 4.1 dan tabel 4.9 diatas terlihat bahwa sebelum adanya perlakuan penggunaan fly ash pada sampel air tanah (keadaan awal) kadar FE sebesar 1,2199 mg/l. Setelah diberikan perlakuan fly ash dengan dosis 10 mg/l, pengukuran kadar Fe berdasarkan rerata mengalami penurunan 1,0630
7 45 (91,70%) sehingga Fe menjadi mg/l. Kemudian pada pemberian dosis 15 mg/l Fly ash pengukuran Fe berdasarkan rerata adalah 0,0637 dengan penurunan 0,0959 (8,30%) dari dosis 10 mg/l. Pada pemberian dosis fly ash 20 mg/l dan dosis 30 mg/l kadar Fe pada air tanah sudah mencapai LD. Gambar 4.2 SSA Nyala Yang Digunakan Dalam Penelitiann Berdasarkan hasil pengolahan uji Kruskal Wallis terdapat perubahan yang nyata pada kandungan Fe air tanah Kost Kuning dengan kriteria H0 ditolak dimana Asymp. Sig. = 0,024 < 0,05. Dengan data hasil pengukuran tertinggi 1,2199 mg/l pada dosiss fly ash 0 mg/l diulangan 1, 2 dan 3 serta data hasil pengukuran terendah yaitu mg/l pada dosis Fly Ash 30 mg/l diulangann ke 3. Dari hasil pengukuran tertinggi dan terendah 0,0288 mg/l didapatkan range penurunan kandungan Fe sebanyak 1,1911 mg/l. Namun hasil pengukuran air tanah Kost Kuning tanpa perlakuan yaitu 1,2199 belum memenuhi baku mutu kandungan Fe pada air bersih yang ditetapkan pada Permenkes nomor 416/MENKES/IX/1990 yaitu 1,0 mg/l. Setelah perlakuan Fly Ash pada dosis 10,15 dan 20 mg/l terdapat penurunan kandungan Fe yang bertingkat sesuai banyaknya dosis yaitu semakin
8 46 banyak Fly Ash yang digunakan maka semakin banyak penurunan kadar Fe yang terjadi. Keberhasilan Fly Ash untuk menyerap kandungan Fe dalam air tanah Kost Kuning karena kandungan bahan bahan kimia memiliki sifat alami sebagai absorben seperti pasir silika (SiO 2 ) dan karbon (C) serta luas permukaan dan pori pori yang potensial sebagai adsorben. (Mufrodi, Nur Widiastuti dan Rany Cintia Kardika, 2008: 2). Hal ini mejadikan Fly Ash dapat menurunkan kadar Fe air tanah Kost Kuning dan telah menjadikan air tanah Kost Kuning memenuhi baku mutu pada dosis Fly Ash 10 mg/l diulangan pertama yaitu 0,2714 mg/l dimana baku mutu Fe adalah 1,0 mg/l. Dan penurunan kadar Fe terus berlanjut pada dosis dosis selanjutnya. Keberhasilan penyerapan Fly Ash juga dipengaruhi oleh aktivasi, diameter adsorben, waktu kontak, konsentrasi larutan adsorbat, kecepatan pengadukan dan ph larutan adsorbat (Afrianita, Dewi Fitria dan Putri Rahma Sari, 2010: 2). Dalam penelitian ini aktivasi tidak dilakukan, diameter adsorben ditentukan sebesar 45 µm, waktu kontak ditentukan selama 90 menit, konsentrasi larutan adsorbat sebanyak 100 ml, kecepatan pengadukan ditentukan 150 rpm dan ph larutan adsorbat tidak ditentukan. Dalam penelitian ini aktivasi tidak dilakukan karena pertimbangan waktu penelitian karena aktivasi dilakukan dengan merendam Fly Ash kedalam larutan HCl kemudian dikeringkan selama 3 hari untuk memperbesar pori pori Fly Ash. Diameter adsorben ditentukan sbesar 45 µm karena menurut Afrianita (2010) semakin kecil diameter adsorben maka semakin luas permukaan aktif adsorben.
9 47 Waktu kontak ditentukan 90 menit karena menurut Afrianita (2010) pada waktu kontak 90 menit kerja adsorbsi berjalan dengan efektif. Konsentrasi larutan adsorbat ditentukan 100 ml karena pertimbangan kesetimbangan mol dengan dosis yang akan digunakan, karena semakin jauh perbandingan konsentrasi larutan adsorbat dengan dosis adsorben semakin membuat kesetimbangan mol tidak akan terpenuhi. Kecepatan pengadukan ditentukan 150 rpm karena menurut penelitian yang dilakukan Afrianita (2010) kecepatan pengadukan yang optimum adalah 150 rpm. ph larutan adsorbat dalam penelitian ini tidak ditentukan karena pertimbangan dalam penelitian ini dilakukan pengukuran ph berdasarkan perlakuan. Karena kandungan adsorben alami seperti SiO 2 dan karbon serta kontrol atau penentuan diameter adsorben, waktu kontak, konsentrasi larutan dan kecepatan pengadukan yang dilakukan dalam penelitian ini menjadi faktor berhasilnya Fly Ash menyerap kandungan Fe dalam air tanah Kost Kuning dan memenuhi baku mutu.
10 Tingkat ph air tanah Kost Kuning Hasil Pengukuran ph Air Tanah Kost Kuning 0 mg/l 10 mg/l 15 mg/l 20 mg/l 30 mg/l I II III Gambar 4.3 Grafik Pengukuran ph Berdasarkan hasil diatas setiap dosis dapat direratakan dan didapatkan hasil berdasarkan dosis untuk 0 mg/l = 5,71, 10 mg/l = 6,52, 15 mg/l = 6,59, 20 mg/l = 6,63 dan 30 mg/l = 6,47. Kemudian berdasarkan hasil rerata didapatkan hasil dan presentase kenaikan ph air tanah seperti yang tertera dalam tabel Tabel 4.10 Hasil dan Persentase Kenaikan ph Air Tanah Berdasarkan Rerata Kenaikan Persentase (%) 1 0,81 88,04 2 0,07 7,61 3 0,04 4,35 Total 0, Ket: 1 = 0 mg/l 10 mg/l, 2 = 10 mg/l 15 mg/l dan 3 = 15 mg/l 20 mg/l Berdasarkan gambar 4.3 dan tabel 4.9 diatas maka dapat terlihat bahwa keadaan awal ph sebelum diberikan perlakuan dengan fly ash yakni pengukuran pertama ph 5,79, pengulangan kedua ph 5,61 dan pengulangan ketiga 5,75 dengan rerata 5,71. Setelah diberikan perlakuan fly ash dengan dosis 10 mg/l
11 49 pada sampel air tanah terjadi kenaikan ph berdasarkan rerata dari keadaan aawal menjadi 6,52 dengan kenaikan 0,81 (88.04%). Pemberian perlakuan fly ash dengan dosis 15 mg/l pada sampel air tanah terjadi kenaikan ph berdasarkan rerata dari dosis 10 mg/l menjadi 6,59 dengan kenaikan 0,07 (7,61%). Pemberian perlakuan fly ash dengan dosis 20 mg/l pada sampel air tanah terjadi di kenaikan ph berdasarkan rerata dari dosis 15 mg/l menjadi 6,63 dengan kenaikan 0, 0,04 (4,35%). Pemberian perlakuan fly ash dengan dosis 30 mg/l pada sampel ampel air tanah terjadi penurunan ph berdasarkan rerata dari dosis 20 mg/l menjadi 6.47 dengan penurunan 0,16 (-17,39%),, pada dosis ini ph air tanah tidak lagi memnuhi kriteria baku mutu. Gambar 4.4 Proses Pembacaan ph Dengan ph Meter Berdasarkan hasil pengolahan uji Kruskal Wallis terdapat perubahan yang nyata pada ph air tanah Kost Kuning dengan kriteria H0 ditolak dimana Asymp. Sig. = 0,04 < 0,05. Dengan data hasil pengukuran tertinggi 6,66 pada dosis fly ash 10 mg/l diulangan ke 2 serta data hasil pengukuran engukuran terendah yaitu 5,7 pada air tanah tanpa perlakuan diulangan ke Dari hasil pengukuran tertinggi dan
12 50 terendah didapatkan range perubahan derajat keasaman sebanyak 1,05. Seperti halnya pemeriksaan kandungan Fe pada air tanah tanpa perlakuan Fly Ash pada pemeriksaan ph air tanah Kost kuning tanpa perlakuan, air tanah Kost Kuning belum memenuhi baku mutu ph air bersih yaitu 6,5 9. Setelah perlakuan Fly Ash pada dosis 10 mg/l ph air tanah Kost Kuning telah memenuhi baku mutu yaitu pada rata rata 6,52 dan kemudian meningkat lagi pada perlakuan dosis Fly Ash 15 mg/l dengan rata rata 6,59 sampai pada dosis 20 mg/l naik lagi menjadi 6,63. Namun terjadi penurunan ph pada dosis 30 mg/l dengan rata rata 6,47. ph dalam air tanah sangat mempengaruhi kandungan Fe dalam air tanah karena semakin rendah ph maka semakin mudah pula Fe larut dalam air tanah dan pada pengukuran Fe didapatkan kadar Fe dalam air tanpa perlakuan tidak memenuhi baku mutu hal ini berbanding lurus dengan hasil ph yang asam dan tidak memenuhi baku mutu. Perlakuan Fly Ash dapat meningkatkan ph air tanah Kost Kuning karena pada dasarnya Fly Ash memiliki ph Dengan adanya kontak dengan air tanah partikel Fly Ash yang larut dalam air tanah dapat meningkatkan ph air tanah. Dan dengan penggunaan kertas saring dalam penelitian ini sebelum melakukan pengukuran diharapkan dapat menjadi replika cara kerja karbon aktif yang sering digunakan saat ini dan memastikan tidak ada partikel partikel yang tertinggal yang dapat mengubah karakteristik air tanah seperti ph, bau dan rasa secara dratis Bau air tanah Kost Kuning Berdasarkan hasil di tabel 4.7 tidak terdapat pengaruh sama sekali pemberian dosis Fly Ash terhadap perubahan bau air tanah Kost Kuning. Air tanah
13 51 Kost Kuning sebelum perlakuan atau 0 mg/l sudah memenuhi baku mutu yaitu tidak berbau. Kemudian pemeriksaan air tanah Kost Kuning yang telah diberikan dosis 10, 15, 20 dan 30 mg/l Fly Ash juga tidak memberikan hasil yang berbeda dengan air tanah Kost Kuning tanpa perlakuan. Hal ini disebabkan karena karakteristik Fly Ash yang tidak berbau dan pengaruh kandungan Fly Ash yang sebagian besar hilang karena telah disaring dengan kertas saring Rasa air tanah Kost Kuning Berdasarkan tabel 4.8 hanya air tanah Kost Kuning tanpa perlakuan Fly Ash yang berasa dan selanjutnya pada air tanah dengan perlakuan Fly Ash semua tidak berasa. Rasa yang muncul di air tanah Kost Kuning tanpa perlakuan adalah rasa yang agak pahit. Berdasarkan hasil ini, hal ini berbanding lurus dengan hasil pengukuran ph air tanah Kost Kuning dimana tanpa perlakuan Fly Ash rata ph air tanah Kost Kuning adalah 5,71. Pada kondisi ini air cenderung akan berasa agak pahit sama dengan hasil pemeriksaan rasa pada air tanah Kost Kuning. Dan setelah perlakuan pada dosis 10, 15, 20 dan 30 mg/l dimana ph telah mendekati keadaan ph netral air dan telah memenuhi baku mutu air, hal ini sejalan pula dengan rasa air tanah yang sudah tidak berasa.
SUMMARY Penggunaan Fly Ash
SUMMARY Penggunaan Fly Ash Terhadap Perubahan Parameter Fisik dan Kimia Air Tanah (Suatu Penelitian Di Kost Kuning Kelurahan Heledulaa Utara Kecamatan Kota Timur Kota Gorontalo) Skripsi, Jurusan Kesehatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Sampel air diambil di Kost Kuning Jalan Pangeran Hidayat Kelurahan. Heledulaa Utara Kecamatan Kota Timur.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi 1. Lokasi Pengambilan Sampel Air Tanah Sampel air diambil di Kost Kuning Jalan Pangeran Hidayat Kelurahan Heledulaa Utara Kecamatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Metode penelitian secara umum tentang pemanfaatan cangkang kerang darah (AnadaraGranosa) sebagai adsorben penyerap logam Tembaga (Cu) dijelaskan melalui
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Penelitian Kerangka penelitian secara umum dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.
12 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Penelitian Kerangka penelitian secara umum dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.1 berikut ini : Latar belakang penelitian Rumusan masalah penelitian Tujuan penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan umat
1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan umat manusia dan mahluk hidup lainnya dan fungsinya bagi kehidupan tersebut tidak akan dapat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Tahapan penelitian secara umum tentang pemanfaatan daun matoa sebagai adsorben untuk menyerap logam Pb dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.1. Preparasi
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Alat dan Bahan Metode Penelitian Pembuatan zeolit dari abu terbang batu bara (Musyoka et a l 2009).
BAHAN DAN METODE Alat dan Bahan Pada penelitian ini alat yang digunakan adalah timbangan analitik dengan ketelitian 0,1 mg, shaker, termometer, spektrofotometer serapan atom (FAAS GBC), Oven Memmert, X-Ray
Lebih terperinciLampiran 1. Alur Pembuatan Ekstrak Buah Mengkudu. 12 Kg Buah mengkudu dipotong tipis- tipis
Lampiran 1. Alur Pembuatan Ekstrak Buah Mengkudu 12 Kg Buah mengkudu dipotong tipis- tipis Dikeringkan dalam lemari pengering dengan suhu 40-50 о C, selama ± 5 hari Potongan-potongan yang sudah kering
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai Agustus 2013 di Laboratorium Riset dan Kimia Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia Universitas Pendidikan
Lebih terperinciGambar 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara Keseluruhan
25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara umum penelitian akan dilakukan dengan pemanfaatan limbah media Bambu yang akan digunakan sebagai adsorben dengan diagram alir keseluruhan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. coba untuk penentuan daya serap dari arang aktif. Sampel buatan adalah larutan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pembuatan Sampel Buatan Pada prosedur awal membuat sampel buatan yang digunakan sebagai uji coba untuk penentuan daya serap dari arang aktif. Sampel buatan adalah larutan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perlakuan Awal dan Karakteristik Abu Batubara Abu batubara yang digunakan untuk penelitian ini terdiri dari 2 jenis, yaitu abu batubara hasil pembakaran di boiler tungku
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan Kimia
44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan Agustus 2011 di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan
Lebih terperinciLampiran 1. CoA Provitamin B5 (D-Panthenol)
Lampiran 1. CoA Provitamin B5 (D-Panthenol) 55 Lampiran 2. Gambar sediaan masker sheet 56 Lampiran 3. Gambar sediaan essence masker sheet Blanko F1 F2 F3 Blanko F1 F2 F3 Keterangan : Blanko : Blanko (tanpa
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Juli 2013 di Unit Pelaksanaan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Juli 2013 di Unit Pelaksanaan Teknis Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Lebih terperinci3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).
3 Percobaan 3.1 Bahan dan Alat 3.1.1 Bahan Bahan yang digunakan untuk menyerap ion logam adalah zeolit alam yang diperoleh dari daerah Tasikmalaya, sedangkan ion logam yang diserap oleh zeolit adalah berasal
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ide Penelitian. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan Penelitian. Pelaksanaan Penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Tahapan penelitian secara umum mengenai pemanfaatan tulang sapi sebagai adsorben ion logam Cu (II) dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.1 berikut
Lebih terperinciLAMPIRAN I. LANGKAH KERJA PENELITIAN ADSORPSI Cu (II)
LAMPIRAN I LANGKAH KERJA PENELITIAN ADSORPSI Cu (II) 1. Persiapan Bahan Adsorben Murni Mengumpulkan tulang sapi bagian kaki di RPH Grosok Menghilangkan sisa daging dan lemak lalu mencucinya dengan air
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimental Murni dengan rancangan eksperimental random atau disebut juga randomized pretest posttest control group
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 Pola Difraksi Sinar-X Pasir Vulkanik Merapi Sebelum Aktivasi
LAMPIRAN 1 Pola Difraksi Sinar-X Pasir Vulkanik Merapi Sebelum Aktivasi 35 LAMPIRAN 2 Pola Difraksi Sinar-X Pasir Vulkanik Merapi Sesudah Aktivas 36 LAMPIRAN 3 Data XRD Pasir Vulkanik Merapi a. Pasir Vulkanik
Lebih terperinciADSORPSI LOGAM KADMIUM (Cd) OLEH ARANG AKTIF DARI TEMPURUNG AREN (Arenga pinnata) DENGAN AKTIVATOR HCl
ADSORPSI LOGAM KADMIUM (Cd) OLEH ARANG AKTIF DARI TEMPURUNG AREN (Arenga pinnata) DENGAN AKTIVATOR HCl Indri Ayu Lestari, Alimuddin, Bohari Yusuf Program Studi Kimia FMIPA Universitas Mulawarman Jalan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian ini dilakukan dengan metode experimental di beberapa laboratorium dimana data-data yang di peroleh merupakan proses serangkaian percobaan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Hasil penentuan kandungan oksida logam dalam abu boiler PKS Penentuan kandungan oksida logam dari abu boiler PKS dilakukan dengan menggvmakan XRF
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
16 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Penelitian Kerangka penelitian secara umum dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.1 berikut ini; Latar Belakang: Sebelum air limbah domestik maupun non domestik
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Prosedur Penelitian Tahapan penelitian yang dilakukan kali ini secara keseluruhan digambarkan oleh Gambar III.1. Pada penelitian kali akan digunakan alum sebagai koagulan.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini didahului dengan perlakuan awal bahan baku untuk mengurangi pengotor yang terkandung dalam abu batubara. Penentuan pengaruh parameter proses dilakukan dengan cara
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
LAMPIRAN 3. Hasil Pemeriksaan Laboratorium Kadar Bilangan Peroksida dan Pengamatan Warna Minyak Goreng Bekas LAMPIRAN 4. Hasil Pengukuran Kadar Bilangan Peroksida dan Pengamatan Warna Sebelum Penambahan
Lebih terperinciPRISMA FISIKA, Vol. V, No. 1 (2017), Hal ISSN :
Analisis Kualitas Air Sumur Bor di Pontianak Setelah Proses Penjernihan Dengan Metode Aerasi, Sedimentasi dan Filtrasi Martianus Manurung a, Okto Ivansyah b*, Nurhasanah a a Jurusan Fisika, Fakultas Matematika
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium
23 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium Kimia Anorganik/Fisik FMIPA Universitas Lampung. Penyiapan alga Tetraselmis sp
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di
34 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciBAB III. BAHAN DAN METODE
10 BAB III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Pelaksanaan penelitian dilakukan dari bulan Februari dan berakhir pada bulan Agustus 2011. Proses pembuatan dan pengujian arang aktif dilakukan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September
33 III. METODOLOGI PERCOBAAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September 2013 di Laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan, Fakultas
12 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang. Penelitian dilakukan pada bulan November
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagus dan sehat. Kualitas air meliputi sifat air dengan segala komponen yang ada di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air peranannya sangat penting bagi seluruh makhluk hidup. Dalam kehidupan sehari-hari air memiliki manfaat yang sangat besar sehingga kualitas air haruslah bagus dan
Lebih terperinciLAMPIRAN A DATA DAN PERHITUNGAN. Berat Sampel (gram) W 1 (gram)
LAMPIRAN A DATA DAN PERHITUNGAN A. DATA PENGAMATAN 1. Uji Kualitas Karbon Aktif 1.1 Kadar Air Terikat (Inherent Moisture) - Suhu Pemanasan = 110 C - Lama Pemanasan = 2 Jam Tabel 8. Kadar Air Terikat pada
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014
33 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu
Lebih terperinciUdara ambien Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda dekstruksi basah menggunakan spektrofotometer serapan atom
Standar Nasional Indonesia Udara ambien Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda dekstruksi basah menggunakan spektrofotometer serapan atom ICS 13.040.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar
Lebih terperinciSNI Standar Nasional Indonesia
Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 16: Cara uji kadmium (Cd) dengan metode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i
Lebih terperinciPENENTUAN PERSAMAAN GARIS REGRESI DARI KURVA LARUTAN STANDAR Cu. Tabel 7. Perhitungan mencari persamaan garis regresi larutan standar Cu
LAMPIRAN LAMPIRAN 1 PENENTUAN PERSAMAAN GARIS REGRESI DARI KURVA LARUTAN STANDAR Cu Tabel 7. Perhitungan mencari persamaan garis regresi larutan standar Cu No X Y X 2 Y 2 XY 1 0,05 0,0009 0,0025 0,00000081
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena dilakukan manipulasi terhadap variabel dan adanya kontrol (Nazir, 1983: 284). B. Desain Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar
30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut Lampung untuk pengambilan biomassa alga porphyridium
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di laboratorium penelitian jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel kulit
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. nm. Setelah itu, dihitung nilai efisiensi adsorpsi dan kapasitas adsorpsinya.
5 E. ampas sagu teraktivasi basa-bentonit teraktivasi asam (25 : 75), F. ampas sagu teraktivasi basa-bentonit teraktivasi asam (50 : 50), G. ampas sagu teraktivasi basa-bentonit teraktivasi asam (75 :
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yaitu aquades sebagai variabel kontrol dan sebagai variabel pengaruh
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil Pengukuran Nilai Kekerasan Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui besar nilai kekerasan gigi desidui sebelum dan sesudah perendaman pada beberapa
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol
44 BAB 4 HASIL PENELITIAN Penelitian telah dilakukan tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol umbi bidara upas (Merremia mammosa) terhadap fagositosis makrofag dan produksi nitrit oksida makrofag pada
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Data Hasil Penelitian Penelitian mengenai hubungan aktivitas fisik dengan kejadian insomnia pada wanita menopause dilakukan selama Bulan Desember 2014 di Posyandu Lansia yang
Lebih terperinciLampiran A : Determinasi Tanaman
40 Lampiran A : Determinasi Tanaman 41 Lampiran B: Penghitungan Pembuatan Sampel 1. Perhitungan Pembuatan Sampel Diketahui : berat ekstrak pisang mas 2,5 mg konsentrasi ekstrak etanol yang diinginkan:
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. standar, dilanjutkan pengukuran kadar Pb dalam contoh sebelum dan setelah koagulasi (SNI ).
0.45 µm, ph meter HM-20S, spektrofotometer serapan atom (AAS) Analytic Jena Nova 300, spektrofotometer DR 2000 Hach, SEM-EDS EVO 50, oven, neraca analitik, corong, pompa vakum, dan peralatan kaca yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. supaya dapat dimanfaatkan oleh semua makhluk hidup. Namun akhir-akhir ini. (Ferri) dan ion Fe 2+ (Ferro) dengan jumlah yang tinggi,
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan salah satu sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan salah satu yang banyak diperlukan oleh semua makhluk hidup. Oleh sebab itu, air harus dilindungi
Lebih terperinciMinimalisir Logam Berat Ni Pada Limbah Cair Industri Elektroplating dengan Pseudomonas fluorescens
Minimalisir Logam Berat Ni Pada Limbah Cair Industri Elektroplating dengan Pseudomonas fluorescens Mardiyono 1, Ratno Agung Samsumaharto 2 1 Fakultas Farmasi, Universitas Setia Budi 2 Fakultas Ilmu Kesehatan,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di laboratorium Teknik Kimia FT Unnes yang meliputi pembuatan adsorben dari Abu sekam padi (rice husk), penentuan kondisi optimum
Lebih terperinciLampiran 1 Pembuatan Larutan Methylene Blue
Lampiran 1 Pembuatan Larutan Methylene Blue 1. Larutan Induk Pembuatan larutan induk methylene blue 1000 ppm dilakukan dengan cara melarutkan kristal methylene blue sebanyak 1 gram dengan aquades kemudian
Lebih terperinciJURNAL REKAYASA PROSES. Kinetika Adsorpsi Nikel (II) dalam Larutan Aqueous dengan Karbon Aktif Arang Tempurung Kelapa
36 JURNAL REKAYASA PROSES Volume 10 No.2, 2016, hal.36-42 Journal homepage: http://journal.ugm.ac.id/jrekpros Kinetika Adsorpsi Nikel (II) dalam Larutan Aqueous dengan Karbon Aktif Arang Tempurung Kelapa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah nata de ipomoea. Objek penelitian ini adalah daya adsorpsi direct red Teknis.
BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah nata de ipomoea. 2. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah daya adsorpsi direct red
Lebih terperinciLampiran 1 Hasil Uji Friedman, Uji Kruskal Wallis dan Uji Korelasi
Lampiran 1 Hasil Uji Friedman, Uji Kruskal Wallis dan Uji Korelasi a. Tabel Deskripsi Data Jumlah Kematian 2 Jam (ekor) Jumlah Kematian 12 Jam (ekor) Jumlah Kematian 24 Jam (ekor) b. Tabel Hasil Uji Normalitas
Lebih terperinciLAMPIRAN LAMPIRAN 1. PENGUKURAN MASSA JENIS MINYAK NILAM
52 LAMPIRAN LAMPIRAN 1. PENGUKURAN MASSA JENIS MINYAK NILAM Massa Jenis = Berat minyak Berat Aquades x massa jenis air pada suhu 270 C a) Massa jenis minyak nilam variasi besi 0 ppm Volume minyak nilam
Lebih terperinciAir dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)-nyala
Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)-nyala ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan suatu bahan pokok yang sangat diperlukan oleh setiap mahluk hidup yang ada di bumi. Keberadaan sumber air bersih pada suatu daerah sangat mempengaruhi
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini menggunakan sampel berjumlah 83 yaitu mahasiswa
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Sampel Penelitian Pada penelitian ini menggunakan sampel berjumlah 83 yaitu mahasiswa Psikologi Bina Nusantara angkatan 2015. Setelah peneliti melakukan penyebaran
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011,
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011, pengambilan sampel dilakukan di Sungai Way Kuala Bandar Lampung,
Lebih terperinciBAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
15 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pembuatan Arang Aktif dari Sekam Padi Arang sekam yang telah diaktivasi disebut arang aktif. Arang aktif yang diperoleh memiliki ukuran seragam (210 µm) setelah
Lebih terperinci7. LAMPIRAN Lampiran 1. Scoresheet Uji Sensori Hedonik
7. LAMPIRAN Lampiran 1. Scoresheet Uji Sensori Hedonik UJI THRESHOLD Nama Panelis : Tanggal : Produk : Es Krim Brokoli Kriteria : Rasa Instruksi : Di hadapan Anda disajikan empat macam es krim yang memiliki
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 DATA HASIL PERCOBAAN
LAMPIRAN 1 DATA HASIL PERCOBAAN L-1.1 DATA HASIL PERSIAPAN ADSORBEN Berikut merupakan hasil aktivasi adsorben batang jagung yaitu pengeringan batang jagung pada suhu tetap 55 C. L-1.1.1 Data pengeringan
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran I Langkah kerja percobaan adsorpsi logam Cadmium (Cd 2+ ) Mempersiapkan lumpur PDAM
LAMPIRAN 56 57 LAMPIRAN Lampiran I Langkah kerja percobaan adsorpsi logam Cadmium (Cd 2+ ) 1. Preparasi Adsorben Raw Sludge Powder (RSP) Mempersiapkan lumpur PDAM Membilas lumpur menggunakan air bersih
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan
dan kemudian ditimbang. Penimbangan dilakukan sampai diperoleh bobot konstan. Rumus untuk perhitungan TSS adalah sebagai berikut: TSS = bobot residu pada kertas saring volume contoh Pengukuran absorbans
Lebih terperinciGambar sekam padi setelah dihaluskan
Lampiran 1. Gambar sekam padi Gambar sekam padi Gambar sekam padi setelah dihaluskan Lampiran. Adsorben sekam padi yang diabukan pada suhu suhu 500 0 C selama 5 jam dan 15 jam Gambar Sekam Padi Setelah
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2011
36 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2011 di Laboratorium Kimia Analitik, Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian true experiment dengan rancangan penelitian pre test and post test control group design
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI
39 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 PENDAHULUAN Hasil eksperimen akan ditampilkan pada bab ini. Hasil eksperimen akan didiskusikan untuk mengetahui keoptimalan arang aktif tempurung kelapa lokal pada
Lebih terperinci3 METODOLOGI PENELITIAN
3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan bahan 3.1.1 Alat Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan alat yang berasal dari Laboratorium Tugas Akhir dan Laboratorium Kimia Analitik di Program
Lebih terperinciHasil Uji Normalitas dan Homogenitas Data Kadar Estrogen
Lampiran 1. Analisis Data Kadar atau Estradiol Tabel 1. Data Kadar pada berbagai perlakuan penelitian (pg/ml) Perlakuan Ulangan 1 16,17 19,23 57,52 47,20 36,77 40,78 2 16,32 18,20 62,00 47,23 13,74 31,14
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilaksanakan di RSGM UMY dengan tujuan untuk melihat adanya
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan penelitian eksperimental quasi yang telah dilaksanakan di RSGM UMY dengan tujuan untuk melihat adanya pengaruh obat anti ansietas
Lebih terperinci9. Pembuatan Larutan Cr ppm Diambil larutan Cr ppm sebanyak 20 ml dengan pipet volumetri berukuran 20 ml, kemudian dilarutkan dengan
35 Lampiran 1 Perhitungan dan Pembuatan Larutan Cr 3+ 1. Perhitungan dan pembuatan larutan Cr 3+ 1000 ppm Diketahui : konsentrasi larutan 1000 ppm Volume Larutan 1 Liter (Ar Cr = 52; Cl = 35,5 ; H = 1;
Lebih terperinciJKK, Tahun 2016, Volume 5(3), halaman ISSN ADSORPSI BESI DAN BAHAN ORGANIK PADA AIR GAMBUT OLEH KARBON AKTIF KULIT DURIAN
JKK, Tahun 2016, Volume 5(3), halaman 31-39 ISSN 2303-1077 ADSORPSI BESI DAN BAHAN ORGANIK PADA AIR GAMBUT OLEH KARBON AKTIF KULIT DURIAN Risa Arisna 1*, Titin Anita Zaharah 1, Rudiyansyah 1 1 Program
Lebih terperinciBABrV HASIL DAN PEMBAHASAN
BABrV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. HasU Penelitian 4.1.1. Sintesis Zeolit mo 3«00 3200 2aiW 2400 2000 IMO l«m l«m I2«) 1000 100 600 430.0 Putri H_ kaolin 200 m_zeolit Gambar 11. Spektogram Zeolit A Sintesis
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Akses terhadap air
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan pokok makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Akses terhadap air bersih masih menjadi salah satu persoalan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
30 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan Agustus 2011 di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciPENURUNAN KADAR PHENOL DENGAN MEMANFAATKAN BAGASSE FLY ASH DAN CHITIN SEBAGAI ADSORBEN
PENURUNAN KADAR PHENOL DENGAN MEMANFAATKAN BAGASSE FLY ASH DAN CHITIN SEBAGAI ADSORBEN Anggit Restu Prabowo 2307 100 603 Hendik Wijayanto 2307 100 604 Pembimbing : Ir. Farid Effendi, M.Eng Pembimbing :
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. biji durian dengan suhu pengeringan yang berbeda dilaksanakan pada bulan
11 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian profil warna, distribusi ukuran partikel, ph, dan kadar air tepung biji durian dengan suhu pengeringan yang berbeda dilaksanakan pada bulan Januari 2016 sampai Agustus
Lebih terperinciStandar Mutu Bihun Instan Menurut SNI No. Uraian Satuan Persyaratan 1. Keadaan : 1.1. bau 1.2. rasa 1.3. warna
LAMPIRAN Lampiran 1. Standar Mutu Bihun Instan Standar Mutu Bihun Instan Menurut SNI 01-3742-1995 No. Uraian Satuan Persyaratan 1. Keadaan : 1.1. bau 1.2. rasa 1.3. warna normal normal normal 2. Benda-benda
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
53 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Analisis Mutu Kitosan Hasil analisis proksimat kitosan yang dihasilkan dari limbah kulit udang tercantum pada Tabel 2 yang merupakan rata-rata dari dua kali ulangan.
Lebih terperinciKata Kunci: arang aktif, tempurung kelapa, kayu meranti, COD.
UJI PERBEDAAN EFEKTIVITAS ARANG AKTIF TEMPURUNG KELAPA DAN KAYU MERANTI TERHADAP NILAI COD PADA PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU Muhammad Hidayat Koem, Dian Saraswati, Ekawaty Prasetya 1 muhammadhidayatkoem@gmail.com
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1. Alat alat yang digunakan ; a. Spektrofotometri Serapan Atom ( SSA ), Type Buck Scientific seri 205 b. Lampu katoda Zn dan Cu c. Lampu katoda Fe dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dimulai pada tanggal 1 April 2016 dan selesai pada tanggal 10 September 2016. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen
Lebih terperinciUji Kinerja Alat Penjerap Warna dan ph Air Gambut Menggunakan Arang Aktif Tempurung Kelapa Suhendra a *, Winda Apriani a, Ellys Mei Sundari a
Uji Kinerja Alat Penjerap Warna dan ph Air Gambut Menggunakan Arang Aktif Tempurung Kelapa Suhendra a *, Winda Apriani a, Ellys Mei Sundari a a Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Sambas Jalan Raya
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian Rancangan penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimental.
14 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Rancangan penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimental. group design. 3.2 Desain Penelitian Desain penelitian yang dilakukan merupakan
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Bentonit diperoleh dari bentonit alam komersiil. Aktivasi bentonit kimia. Aktivasi secara kimia dilakukan dengan merendam bentonit dengan menggunakan larutan HCl 0,5 M yang bertujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh karena itu kebutuhan air tidak pernah berhenti (Subarnas, 2007). Data
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air adalah kebutuhan utama bagi seluruh makhluk hidup, semuanya bergantung pada air untuk atau dalam melakukan aktivitas mereka sehari hari, oleh karena itu kebutuhan
Lebih terperinci7. LAMPIRAN 7.1. Uji Organoleptik Penelitian Pendahuluan Panelis A B C
7. LAMPIRAN 7.1. Uji Organoleptik Penelitian Pendahuluan Panelis A B C 1 1 2 3 2 1 3 2 3 1 2 3 4 1 3 2 5 1 2 3 6 1 2 3 7 1 2 3 8 1 2 3 9 2 3 1 10 1 2 3 11 3 2 1 12 1 2 3 13 3 2 1 14 3 2 1 15 1 3 2 16 1
Lebih terperinciLampiran 1. Lokasi Pengambilan Sampel. Mata air yang terletak di Gunung Sitember. Tempat penampungan air minum sebelum dialirkan ke masyarakat
Lampiran 1. Lokasi Pengambilan Sampel Mata air yang terletak di Gunung Sitember Tempat penampungan air minum sebelum dialirkan ke masyarakat 48 Air minum yang dialirkan menggunakan pipa besi Lokasi pengambilan
Lebih terperinciPenurunan Bod dan Cod Limbah Cair Industri Batik Menggunakan Karbon Aktif Melalui Proses Adsorpsi Secara Batch
F324 Penurunan Bod dan Cod Limbah Cair Industri Batik Menggunakan Karbon Aktif Melalui Proses Adsorpsi Secara Batch Nikmatul Rochma dan Harmin Sulistyaning Titah Departemen Teknik Lingkungan, Fakultas
Lebih terperinciMAKALAH PENDAMPING : PARALEL A. PEMANFAATAN SERBUK GERGAJI KAYU SENGON SEBAGAI ADSORBEN ION LOGAM Pb 2+
MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA IV Peran Riset dan Pembelajaran Kimia dalam Peningkatan Kompetensi Profesional Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Modifikasi Ca-Bentonit menjadi kitosan-bentonit bertujuan untuk
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Modifikasi Ca-Bentonit menjadi kitosan-bentonit bertujuan untuk merubah karakter permukaan bentonit dari hidrofilik menjadi hidrofobik, sehingga dapat meningkatkan kinerja kitosan-bentonit
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN A. Tahap Penelitian Kegiatan penelitian ini bertujuan untuk mengolahan kualitas air dimulai dengan studi pustaka/study literature mencari data dan informasi yang berkaitan dengan
Lebih terperinciAir dan air limbah Bagian 54 : Cara uji kadar arsen (As) dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) secara tungku karbon
Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 54 : Cara uji kadar arsen (As) dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) secara tungku karbon ICS 13.060.01 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Persiapan Adsorben Cangkang Gonggong Cangkang gonggong yang telah dikumpulkan dicuci bersih dan dikeringkan dengan matahari. Selanjutnya cangkang gonggong
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di
30 III. METODOLOGI PERCOBAAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di Laboratorium Kimia Analitik dan Instrumentasi Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan
Lebih terperinci4 Hasil dan Pembahasan
4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Penyiapan Zeolit Zeolit yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari Tasikmalaya. Warna zeolit awal adalah putih kehijauan. Ukuran partikel yang digunakan adalah +48 65 mesh,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian, Rancangan Penelitian atau Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah Quasi Experiment (eksperimen semu) dengan rancangan penelitian non equivalent control
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan
13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro,
Lebih terperinci