BAB II KAJIAN TEORI. situasi pendukung yang ada sangkut paut dengan diri sendiri. 2

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN TEORI. situasi pendukung yang ada sangkut paut dengan diri sendiri. 2"

Transkripsi

1 8 BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Teoretis 1. Minat Minat pada dasarnya merupakan suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran dari perasaan, harapan, pendirian, prasangka, rasa takut atau kecendrungan lain yang mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu. 1 Minat juga berarti kesadaran seseorang tentang sesuatu objek, sesuatu hal atau situasi pendukung yang ada sangkut paut dengan diri sendiri. 2 Minat sangat bersifat pribadi, orang lain tidak bisa menumbuhkannya dalam diri seorang siswa, tidak dapat memelihara dan mengembangkan minat itu serta tidak mungkin berminat terhadap sesuatu hal sebagai wakil dari masing-masing siswa. Oleh karena itu minat merupakan suatu sikap batin dalam diri seseorang maka tumbuh nya minat itu bermuara pada berbagai dorongan batin (motives). Berbagai motif harus digerakkan sehingga dapat menjadi sebuah motivasi yang kuat untuk mencapai sesuatu. Seseorang siswa yang dapat menciptakan sendiri sebagai dorongan batin sudah berada pada jalur yang tepat untuk memperkembangkan minat studinya disekolah atau dilingkungan belajarnya. Untuk mendukung minat studi yang besar itu perlu dibangun motif-motif tertentu dalam batin seseorang terutama seorang pelajar atau siswa. Motif tersebut diantaranya: 1 Andi Mapare, Psikologi Remaja, (Surabaya: Usaha Nasional, 2003), h.62 2 Whiterington, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Aksara Baru, 2007), h

2 9 1. Sesuatu hasrat keras untuk mendapatkan angka-angka yang lebih baik dalam sekolah. 2. Suatu dorongan batin untuk memuaskan rasa ingin tahu dalam satu atau lain bidang studi. 3. Hasrat untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan pribadi. 4. Hasrat untuk menerima pujian dari orang tua, guru, atau teman. 5. Cita-cita untuk sukses dimasa depan dalam suatu bidang khusus. Minat secara umum dapat diartikan sebagai rasa tertarik yang ditunjukan oleh individu kepada suatu objek, baik berupa objek benda hidup maupun benda yang tidak hidup. Sedangkan minat belajar dapat diartikan sebagai rasa tertarik yang ditunjukan oleh peserta didik dalam melakukan aktivitas belajar, baik dirumah, disekolah dan dimasyarakat. Minat akan timbul pada diri sendiri seseorang bila individu tersebut tertib kepada sesuatu sesuai dengan kebutuhannya atau merasakan bahwa sesuatu yang dipelajari bermakna bagi dirinya. Dalam hal ini seorang individu harus berusaha karena minat tanpa usaha tidak akan ada artinya. 3 Minat tidak hanya di ekspresikan melalalui pernyataan yang menunjukan bahwa anak didik lebih menyukai sesuatu dari pada yang lainnya, tetapi dapat juga di implementasikan melalui partisipasi aktif dalam suatu kegiatan. Anak didik yang berminat terhadap sesuatu cendrung untuk memberikan perhatian 3 Usman Efendi, Pengantar Psikologi, (Bandung: Aksara, 2004), h.22

3 10 yang lebih besar terhadap sesuatu yang diminati itu dan sama sekali tak menghiraukan sesuatu yang lain. Minat sangat besar pengaruhnya terhadap proses pembelajaran, karena bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya, Ia akan enggan untuk belajar dan menganggap pelajaran itu momok besar baginya, sehingga ia tidak memperoleh kepuasan dari hasil pelajaran yang dipelajarinya. Oleh sebab itu setiap pelajaran yang diajarkan kepada peserta didik harus menarik minatnya. Artinya bahan pelajaran yang menarik minat siswa lebih mudah dipahami dan disimpan dalam memori kognitif siswa karena minat dapat menambah kegiatan belajar. Sesuai dengan apa yang dikatakan Muhibbin Syah dalam bukunya psikologi belajar bahwa: Minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang studi tertentu. Seperti siswa siswa yang menaruh minat terhadap pembelajaran alqur an hadist, maka akan memusatkan perhatiannya lebih banyak dari pada siswa lainnya. Kemudian karena pemusatan perhatian yang intensif terhadap materi itulah yang memungkinkan siswa tadi untuk lebih giat dan akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan. 4 Para calon guru dan guru perlu memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang minat peserta didik. Sedangkan kepada para guru yang telah aktif mengajar perlu melakukan penelitian tentang minat belajar peserta didik sebagai umpan balik bagi guru untuk mengetahui apakah peserta didik yang 4 Muhibbin Syah, Op. Cit, h. 151

4 11 diajar berminat rendah, sedang atau tinggi dalam mengikuti proses pembelajaran yang dikelolahnya. Dari umpan balik tentang kondisi ninat belajar peserta didik tersebut, guru dapat menyempurnakan atau memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses pembelajarannya di kelas. Ramayulis mengatakan bahwa minat biasanya berhubungan dengan perhatian yang diambil dari pusat-pusat minat,dengan sendirinya perhatian spontan akan timbul sehingga belajar akan berlansung dengan baik. 5 Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa seseorang yang berminat terhadap suatu aktivitas akan memperhatikan aktivitas itu secara konsisten dengan rasa senang dikarenakan hal tersebut datang dari dalam diri seseorang yang didasarkan rasa suka dan tidak adanya paksaan dari pihak luar. Dengan kata lain, minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang memaksa.menurut Jacob W. Getels, Seorang siswa yang berminat terhadap sesuatu yang diminati itu sama sekali tidak akan menghiraukan sesuatu yang lain. 6 Dengan demikian minat dapat diartikan sebagai kecenderungan sifat yang terorganisir berdasarkan dari pengalaman seseorang, yang mendorong seseorang atau individu untuk mencari keterangan atau fakta-fakta dari sebuah objek, aktivitas atau kegiatan, pemahaman, skill, tujuan perhatian atau murni ingin mahir dalam hal tertentu. Minat merupakan perasaan yang didapat karena berhubungan dengan sesuatu. Minat terhadap sesuatu itu dipelajari dan dapat mempengaruhi belajar 5 Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia,2011), h.91 6 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta:, 2008), h. 75

5 12 selanjutnya serta mempengaruhi penerimaan minat-minat baru. 7 Jadi, minat terhadap sesuatu merupakan hasil belajar dan cenderung mendukung aktivitas belajar berikutnya. Oleh karena itu minat besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar. Minat merupakan sesuatu yang abstrak, oleh karena itu untuk melihat indikatornya hanya bisa melalui gejala yang ditunjukan oleh individu dalam perbuatannya. Secara umum, minat dapat dibagi menjadi dua macam yakni: 1. Minat yang Diekspresikan Seseorang dapat mengungkapkan minatnya dengan kata-kata tertentu misalnya tertarik pada pelajaran alqur an hadist, maka ia akan mendengar, menulis serta mencatat keterangan-keterangan dari guru. 2. Minat yang Diwujudkan Seseorang dapat mewujudkan melalui tindakan atau perbuatan,ikut serta berperan aktif dalam suatu aktifitas tertentu. Misalnya orang tua luangkan waktu memberi izin kepada anaknya untuk dapat menjadi anggota group musik atau drama. 8 Berdasarkan teori-teori di atas dapat diketahui bahwa minat mengandung beberapa unsur diantaranya: 1. Kecendrungan Kecendrungan merupakan hasrat agar kita betul-betul melakukan sesuatu perbuatan atau aktifitas tertentu. Kecendrungan biasanya 7 Ibid, h Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Bina Aksara, 2005), h 63

6 13 dipengaruhi oleh komponen kognitif atau pengetahuan dan komponen efektif atau emosional. 2. Kemauan Kemauan adalah dorongan dari yang berdasarkan pikiran atau perasaan serta seluruh pribadi seseorang dapat membuat kegiatan terarah pada tujuan tertentu yang berhubungan dengan kebutuhan hidup pribadi Kehendak Kehendak merupakan salah satu unsur pendorong agar berbuat sesuatu dan merupakan motor pergerak perbuatan dan kelakuan manusia. Agar proses belajar dapat berjalan dengan baik dengan hasil yang optimal, maka seorang murid harus membutuhkan minat dalam belajar, karena apabila murid telah berminat dalam belajar secara otomatis proses belajar mengajar akan berjalan dengan baik dan hasilnya akan mencapai taraf yang optimal. Usaha guru untuk menarik perhatian murid diantaranya: 1. Menghubungkan pelajaran dengan sesuatu yang sudah diketahui banyak murid 2. Usaha untuk membentuk minat baru pada murid 3. Menggunakan minat yang sudah ada a. Peranan minat dalam belajar Minat adalah kecendrungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan dengan penuh rasa suka dan senang, tanpa ada yang menyuruh,serta sadar bahwa kegiatan itu berkaitan erat dengan 9 Abu Ahmadi, Psikologi Umum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h. 83

7 14 dirinya. Minat dipandang berperan dalam belajar, karena minat mengandung berbagai peranan sebagai berikut: 1. Minat menentukan sukses atau gagalnya kegiatan seseorang 2. Minat yang besar akan mendorong motivasi dalam mengikuti proses pembelajaran 3. Minat mendorong untuk berbuat lebih giat dan lebih baik 4. Minat merupakan salah satu faktor untuk meraih sukses dalam belajar. Namun terlepas dari masalah yang ada atau tidak, minat seperti yang di pahami dan dipakai oleh orang selama ini dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa menaruh ninat besar terhadap alqur an hadist akan memusatkan perhatiannya lebih banyak dari pada siswa lainnya. Kemudian, karena pemusatan perhatian yang intensif terhadap materi itulah yang memungkinkan siswa tadi untuk belajar lebih giat, dan akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan. Guru dalam kaitan ini seyogyanya berusaha membangkitkan minat siswa untuk menguasai pengetahuan yang terkandung dalam bidang studinya. Minat merupakan alat motivasi yang utama yang dapat membangkitkan kegairahan belajar anak didik dalam rentangan waktu tertentu. Oleh karena itu,guru perlu membangkitkan minat anak didik agar pelajaran yang diberikan mudah dipahami. Ada beberapa macam cara yang dapat dilakukan guru untuk membangkitkan minat anak didik sebagai berikut:

8 15 a. Membandingkan adanya suatu kebutuhan pada diri anak didik, sehingga dia rela belajar tanpa paksaan. b. Menghubungkan bahan pelajaran yang diberikan dengan persoalan pengalaman yang dimiliki anak didik, sehingga anak didik mudah menerima bahan pelajaran. c. Memberikan kesempatan kepada anak didik untuk mendapatkan hasil belajar yang baik dengan cara menyediakan lingkungan belajar yang kreatif dan kondusif. d. Menggunakan berbagai macam bentuk dan teknik mengajar dalam konteks perbedaan individual anak didik. b. Ciri-ciri adanya minat Untuk dapat mengetahui tingkat minat belajar siswa, dapat dilihat pada ciri-ciri siswa yang berminat dalam belajar. Adapun ciri-ciri tersebut sebagai berikut: 1. Siswa menunjukan gairah yang tinggi dalam melakukan aktivitas belajar 2. Tekun dalam melakukan aktivitas belajar sekalipun dalam waktu yang lama 3. Siswa aktif dalam belajar 4. Siswa kreatif dalam belajar 5. Produktif dalam melaksanakan aktipitas dan menyelesaikan tugas-tugas belajar

9 16 1. Tidak cepat bosan dalam belajar. 10 Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa seseorang terutama seorang pelajar tidak akan dapat melakukan sesuatu atau bagi seorang siswa tidak akan dapat melaksanakan tugas-tugasnya sebagai pelajar dengan maksimal tampa adanya minat. Dengan adanya minat inilah seorang siswa akan aktif, kreatif, selalu bergairah mengikuti pembelajaran, tidak pernah merasa bosan dengan aktivitas belajarnya, dan produktif. 2. Kemampuan menghafal a. Pengertian Kemampuan Menghafal Kajian ini berkenaan dengan kemampuan menghafal ayat al-qur an. Kemampuan berasal dari kata mampu yang berarti sanggup, sedangkan arti kemampuan adalah kesanggupan atau kekuatan. 11 Menghafal menurut Kartini Kartono adalah suatu proses belajar secara tifikal dilaksanakan dengan pengulangan bahan-bahan yang dipelajari sehingga menghasilkan reproduksi image-image, ide-ide atau penerimaan secara herbal. 12 Hal ini menghafal berarti merupakan suatu proses belajar yang dilakukan dengan pengulangan-pengulangan agar materi yang dipelajari dapat tersimpan dalam memori otak. Berkaitan dengan ingatan (hafalan) Abu ahmadi menyatak an sebagai berikut: ingatan yaitu suatu daya yang dapat menerima, menyimpan dan 10 Abdul Hadis, Psikologi dalam Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2006), h M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), h Kartini Kartono, Kamus Umum Psikologis, (Bandung: Pioner) h. 26

10 17 memproduksi kembali kesan-kesan atau pengertiannya. 13 Menurut Ngalim Purwanto ingatan berarti kesan-kesan yang tertinggal dari pengamatan didalam diri manusia yang berupa tanggapan-tanggapan maupun pengertian ini tersimpan untuk sewaktu-waktu dikeluarkan lagi. 14 Menurut Ramayulis akal adalah daya ingat mengambil yang telah lampau untuk masa yang akan dihadapi. 15 Dalam dunia pendidikan, fungsi intelektual atau kemampuan akal dikenal dengan istilah kognitif yang berasal dari bahasa inggris cognition yang berarti mengetahui, kognisi sebagai salah satu peranan psikologi yang terdapat di otak meliputi setiap prilaku mental yang berhubungan dengan pemahaman, pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan masalah, kesenjangan dan keyakinan. 16 Jadi ingatan adalah faktor psikis yang bersifat intelektual peranannya yang sangat besar dalam siswa belajar, karena lewat ingatan siswa mampu memproduksi kembali apa-apa yang dipelajarinya. b. Faktor yang mempengaruhi menghafal (ingatan) Faktor yang mempengaruhi hafalan (hasil belajar) tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi sebagaimana yang diungkapkan oleh Nana Sudjana: Faktor yang berasal dari dalam diri siswa antara lain: 1) Faktor jasmaniah a) Kesehatan 13 Abu Ahmadi dan Widodo Supriyanto, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), h Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (bandung: Remaja Rosdakarya, 1992), h Ramayulis, Ilmu Pendidikan islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), h Ibid, h

11 18 Proses belajar seorang akan terganggu sekiranya kesehatan terganggu, selain itu juga cepat lelah, kurang semangat. Untuk itu haruslah diusahakan agar kesehatan tetap terjamin dengan selalu mengindahkan ketentuan tentang bekerja, tidur, olahraga, makan dan rekreasi. b) Kondisi pancaindra kondisi pancaindra tak kalah pentingnya terutama penglihatan dan pendengaran, sedangkan yang dipelajari manusia adalah menggunakan penglihatan dan pendengaran. 17 2) Faktor Psikologis a) Intelejensia Menurut Slameto, intelegensi sangat besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Dalam situasi yang sama siswa mempunyai tingkat intelegensia yang tinggi akan lebih berhasil dari pada yang mempunyai tingkat intelegensia yang rendah. intelegensia adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menyesuaikan kedalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat. 18 b) Minat Minat menurut Ahmad D. Marimba yaitu kecendrungan jiwa kepada sesuatu karena ada kepentingan dengan sesuatu itu. 19 Minat 17 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (bandung: Sinar Baru Algensindo, 1995), h Slameto, Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, (jakarta: Rineka Cipta, 2010), h Ahmad D. Marimba, Pengantar Sistem Pendidikan Islam, (Bandumg: PT. Al-ma arif, ), h. 79

12 19 sangat besar pengaruhnya terhadap belajar menghafal karena bila bahan belajar menghafal dengan sebaik-baiknya dan berusaha untuk menguasai pelajaran tertentu. c) Perhatian Dapat diartikan dua macam pertama adalah tenaga atau kekuatan jiwa bertujuan pada suatu objek, karena pendayagunaan kesadaran untuk mengetahui suatu aktivitas. 20 Individu yang satu dengan yang lain dalam bidang tertentu. d) Bakat Menurut Sardiman A.M bakat adalah kemampuan manusia untuk melakukan sesuatu dan sudah ada manusia itu ada. 21 e) Motivasi Mc Donald (1959) seperti dikutip Oemar Hamalik menyatakan bahwa motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. 22 Motivasi merupakan suatu kondisi atau status internal (kadang-kadang diartikan sebagai kebutuhan, keinginan, atau hasrat) yang mengarahkan perilaku seseorang untuk aktif bertindak dalam rangka mencapai suatu tujuan.disamping faktor internal tersebut, faktor eksternal juga turut mempengaruhi hasil-hasil menghafal belajar seseorang. Adapun faktor eksternal antara lain: 20 Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Malang: Bina Ilmu, 1990), h Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (jakarta: PT. Raja Grafindo, 2011), h Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h. 106

13 20 a) Bimbingan orang tua Seorang anak yang memproleh bimbingan orang tua akan lain hasilnya bila dibandingkan dengan hasil tanpa bimbingan orang tua. Apabila keluarga khususnya orang tua bersifat merangsang, mendorong dan membimbing terhadap aktivitas menghafal belajar yang tinggi, maka siswa akan memiliki semangat yang tinggi untuk mengahafal. Sebaliknya bagi anak (siswa) yang kurang ataupun tidak mendapatkan dorongan dari orangtua tidak akan memiliki semangat menghafal dan sukar mendapatkan prestasi yang maksimal. b) Bimbingan guru Hasil belajar menghafal anak (siswa) berupa keterampilan dalam menghafal, pengetahuan tentang menghafal dan sikap terhadap mengahafal pada dasarnya adalah produk dari pengajaran dan bimbingan dari gurunya. c) Fasilitas Keberhasilan siswa dalam setiap jenjang pendidikan terkait dengan penyediaan fasilitas, baik secara langsung maupun tidak. Tersedianya alat pengajaran yang lengkap memperlancar proses belajar, begitu juga sebaliknya kurangnya peralatan belajar yang diperlukan untuk mempelajari suatu mata pelajaran dapat menghambat kegiatan belajar. Banyak cara dapat dilakukan seseorang dalam belajar. Demikian juga tempat dimana ia bisa mengajar. Secara umum, belajar juga dilakukan disekolah atau, disebut juga dengan formal yaitu belajar secara terencana,

14 21 terkelola dan dengan tujuan yang jelas. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok, ini berarti bahwa stabil tindaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. Kegiatan belajar siswa disekolah bukan hanya sekedar bukan menjadi pendengar, mencatat lalu menghafal materi-materi yang di berikan guru saja, namun lebih dari pada itu siswa harus turut aktif mengembangkan kemampuan dirinya. Memang ada sebagian orang berpendapat bahwa belajar merupakan kegiatan menghafal sejumlah fakta-fakta. Jadi seorang yang telah belajar diukur dengan banyaknya fakta-fakta yang dapat dihapalnya. Berikut ini penulis paparkan prinsip-prinsip belajar yang dikemukakan oleh Slameto sebagai bahan acuan untuk dapat melihat dan memahami kegiatan belajar itu sendiri. Dalam belajar, setiap siswa harus diusahakan untuk partisipasi aktif. Adapun teori tentang menghafal ada kaitannya dengan belajar melatih daya ingat. Teori belajar menurut ilmu jiwa daya, bahwa jiwa manusia terdiri dar bermacam-macam daya masing-masing daya dapat dilatih dalam rangka untuk memenuhi fungsinya. Untuk melatih suatu daya, dapat digunakan berbagai cara atau bahan, sebagai contoh untuk melatih daya ingat dalam belajar misalnya dengan menghafal kata-kata ataut istilah-istilah asing. Yang penting dari teori ini adalah hasil pembentukkan daya-day itu (hafalan) Sardiman, Op.cit, h. 30

15 22 Abd. Rachman Abrar berpendapat bahwa teori ilmu daya tidak berhubungan dengan jasmani, dimana mempunyai tenaga daya seperti ingatan, penalaran, kemauan, pengamatan, dan lain sebagainya. Yang masing-masing merupakan kesatuan yang tak terpisah yang dapat diperkuat atau ditingkatkan melalui latihan. Daya-daya jiwa ini dimiliki leh setiap orang dan apabila berlatih dengan tepat dan seksama akan berfungsi sama baiknya pada semua situasi. Meskipun latihannya dilakukan pada situasi khusus, daya ingatan dapat ditingkatkan atau diperkuat dengan menghafalkan bagian-bagian yang panjangdan sulit, setelah itu barulah dapat ditransferkan segala hal yang membutuhkan daya ingatan. 24 Menurut Thurstone hukum latihan (law of exercise) hukum ini mengandung dua hal yaitu: 1. Hukum menggunakan (law of use) artinya hubungan baru akan bertambah kuat kalau ada latihan-laihan lain yang sama dengan yang pernah dihadapi atau dilakukan sebelumnya. 2. Hukum tidak menggunakan (law of use) artinya hubungan akan menjadi lemah atau terlupakan kalau latihan-latihan atau penggunaanya. 25 Berdasarkan teori diatas belajar itu akan berhasil apabila dilatih atau di ulang. Begitu juga dengan menghafal Al-Qur an di perlukan ingatan yang kuat agar reproduksi yang dikeluarkan sesuai dengan apa yang ada dalam teks atau buku. 24 Abd. Rachman, Psikologi Umum, (Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya, 1993), h Ibid, h. 78

16 23 Peningkatan kemampuan menghafal dapat ditandai dengan meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Menghafal adalah mempelajari (melatih) supaya hafal. Untuk dapat menghafal maka yang dituntut adalah kelancaran dalam membaca al-qur an. Untuk dapat membaca dengan lancar diperlukan pengulangan-penngulangan, sebab 5x1 lebih baik dari pada 1x5, artinnya membaca lima kali dalam satu ayat lebih baik dari pada lima ayat dibaca sekali. Membaca lancar unntuk menghafal memegang peranan yang sangat penting untuk mengecek sendiri atas hafalannya. Dalam menghafal ayat al-qur an ada langkah-langkah yang harus diikuti, yaitu: 1. Membaca, 2. Mengulangi, 3. Menghafal, 4. Evaluasi, 5. Tambah hafalan. Sejak zaman Rasulullah cara menghafal al-qur an tidak mengalami perubahan yaitu dengan membaca, mengulang, mendengar, dan menulis. 26 Dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam menghafal ayat al-qur an, ilmu tajwid merupakan hal yang sangat penting untuk amak didik. Di samping itu orang tua yang juga mempunyai kewajiban untuk mendidik anak-anaknya dirumah tanggany masing-masing. Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam bab terdahulu, meningkatkan itu adalah meninggikan derajat, dan hal ini tentunya usaha sadar dari seorang guru untuk meningkatkan minat kemampuan, artinya kemampuan dalam menghafal ayat-ayat al-qur an dengan baik dan benar. 2011), h Ahda Bina A, Mudah dan Cepat Menghafal Surat-surat Pilihan, (Surakarta: Shahih,

17 24 B. Penelitian Yang Relevan Peneitian diatas penulis ambil karena sesuai dengan jurusan penulis, penelitian tentang minat belajar siswa telah banyak di teliti orang, diantaranya Rosmaniar (2003) meneliti tentang Pengaruh Minat Belajar Siswa Terhadap Mata Pelajaran Agama Islam Di SDN 028 Tambang Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar, persoalan yang dikaji dalam penelitian ini adalah Bagaimana minat belajar siswa dalam belajar Pelajaran Agama Islam Di SDN 028 Tambang Kecamatan Tambang Kabupaten, hasil penelitian ini dikategorikan cukup baik (sedang). Dari paparan di atas menunjukkan bahwa penelitian tersebut memiliki kaitan dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu sama-sama meneliti tentang minat belajar siswa. pengaruh minat belajar siswa terhadap kemampuan menghafal ayat al-qur an pada mata pelajaran Qur an Hadis dimts Sirotul Huda Desa Bukit Selanjut Kecamatan Kelayang Kabupaten Indragiri Hulu. C. Konsep Operasional Konsep Operasional adalah konsep yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian. Konsep operasional sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan dalam variabel. Konsep operasional menjabarkan teori-teori dalam bentuk konkrit agar mudah diukur dilapangan dan agar mudah dipahami. Kajian ini terdiri atas dua variabel.variabel pertama adalah minat siswa yang dikenal dengan variabel mempengaruhi dilambangkan dengan simbol X. Variabel kedua adalah kemampuan menghafal ayat al-qur an dikenal dengan variabel menerima pengaruh dilambangkan dengan simbol Y.

18 25 Untuk mendapatkan data-data dilapangan guna menjawab permasalahanpermasalahan tersebut, penulis perlu memberikan indikator-indikator minat siswa mengikuti pembelajaran Al-Qur an Hadis. minat siswa mengikuti pembelajaran Al-Qur an Hadis dapat dikatakan baik apabila memenuhi indikator-indikator sebagai berikut ini: 1. Siswa menunjukan gairah yang tinggi dalam melakukan aktivitas belajar 2. Tekun dalam melakukan aktivitas belajar sekalipun dalam waktu yang lama 3. Siswa aktif dalam belajar 4. Siswa kreatif dalam belajar 5. Produktif dalam melaksanakan aktipitas dan menyelesaikan tugastugas belajar 6. Tidak cepat bosan dalam belajar. Adapun yang menjadi indikator untuk mengukur kemampuan menghafal ayat al-qur an adalah sebagai berikut: 1. Siswa membaca kembali ayat al-qur an yang dihafalnya dengan lancar 2. Siswa membacakan hafalan ayat al-qur an yang dihafalnya sesuai madnya 3. Siswa mampu membacakan hafalan ayat al-qur an yang dihafalnya sesuai hukum tajwidnya

19 26 4. Siswa mampu membacakan hafalan ayat al-qur an yang dihafalnya sesuai makhrajnya D. Asumsi dan Hipotesis Penelitian 1. Asumsi dasar Berdasarkan pengamatan penulis sehubungan dengan penelitian ini, maka penulis berasumsi sebagai berikut: a. Minat siswa mengikuti pembelajaran al-qur an Hadis berbeda-beda. b. Kemampuan menghafal ayat al-qur an siswa pada mata pelajaran al- Qur an hadis berbeda-beda. c. Ada kecendrungan minat siswa mengikuti pembelajaran al-qur an Hadis mempengaruhi kemampuan menghafal ayat al-qur an pada mata pelajaran al-qur an Hadis. 2. Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara dikarenakan jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Atas dasar pengertian diatas, maka dirumuskan hipotesis penelitian yaitu: Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara minat siswa mengikuti pembelajaran al-qur an Hadis terhadap kemampuan menghafal ayat al-qur an pada mata pelajaran al-qur an Hadis.

20 27 Ho :Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara minat siswa mengikuti pembelajaran al-qur an Hadis terhadap kemampuan menghafal ayat al-qur an pada mata pelajaran al-qur an Hadis.

BAB I PENDAHULUAN. mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa. 1 Interaksi tersebut

BAB I PENDAHULUAN. mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa. 1 Interaksi tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai educatif yang mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa. 1 Interaksi tersebut terjadi karena

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. aktifitas, tanpa ada yang menyuruh.

BAB II KAJIAN TEORI. aktifitas, tanpa ada yang menyuruh. BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoritis 1. Minat Belajar a. Pengertian Minat Belajar Secara bahasa minat berarti kecendrungan hati terhadap sesuatu. Menurut Slameto minat adalah rasa ketertarikan pada

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PPKn OLEH:

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PPKn OLEH: PENGARUH MOTIVASI INTRINSIK DAN MOTIVASI EKSTRINSIK TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SISWA KELAS VII DI SMPN 1 BANYAKAN KEDIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORETIS

BAB II KERANGKA TEORETIS 9 BAB II KERANGKA TEORETIS A. Konsep Teoretis 1. Pengertian Apersepsi Apersepsi adalah suatu gejala jiwa yang kita alami apabila suatu kesan baru masuk dalam kesadaran kita dan berassosiasi/bertautan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh Nana Sudjana, dalam proses belajar mengajar guru memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. oleh Nana Sudjana, dalam proses belajar mengajar guru memegang peranan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guru dalam proses belajar mengajar tidak hanya sebatas sebagai penyampai ilmu semata, namun lebih dari itu ia bertanggung jawab atas seluruh perkembangan pribadi siswanya.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi dalam usaha mencapai tujuan. 2 Defenisi ini

BAB II KAJIAN TEORI. oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi dalam usaha mencapai tujuan. 2 Defenisi ini BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Pengertian Motivasi Belajar Sains Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Hasil Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Hasil Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dan menjatuhkan tim. pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

BAB II KAJIAN TEORI. menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dan menjatuhkan tim. pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. 10 BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teorities 1. Metode Permainan Perang Koboi Metode permainan perang koboi adalah suatu bentuk kegiatan yang dilakukan oleh guru bertujuan agar siswa berpatisipasi dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran di sekolah tidak lepas dari permasalahan, di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran di sekolah tidak lepas dari permasalahan, di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan pembelajaran di sekolah tidak lepas dari permasalahan, di antaranya adalah masalah belajar. Permasalahan belajar dapat dipengaruhi oleh dua faktor,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. dijadikan pedoman (petunjuk umum) agar kompetensi sebagai tujuan pembelajaran dapat

BAB II KAJIAN TEORI. dijadikan pedoman (petunjuk umum) agar kompetensi sebagai tujuan pembelajaran dapat BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Strategi Pengelompokan Siswa a. Pengertian Strategi Pengelompokan Siswa Strategi merupakan pola umum yang berisi tentang rentetan kegiatan yang dapat dijadikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar. 1. memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman

BAB II KAJIAN TEORI. kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar. 1. memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoritis dan Hipotesis Tindakan 1. Hasil Belajar Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri

Lebih terperinci

PSIKOLOGI BELAJAR DAPAT MEMBANTU PARA GURU MEMBANGUN MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR SISWA Oleh Drs. Rusli, M.Si. Abstrak

PSIKOLOGI BELAJAR DAPAT MEMBANTU PARA GURU MEMBANGUN MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR SISWA Oleh Drs. Rusli, M.Si. Abstrak PSIKOLOGI BELAJAR DAPAT MEMBANTU PARA GURU MEMBANGUN MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR SISWA Oleh Drs. Rusli, M.Si Abstrak Tulisan ini menjelaskan tentang peran sekaligus posisi psikologi belajar dalam meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. suatu maksud atau tujuan tertentu. Maka strategi identik dengan teknik, siasat

BAB II KAJIAN TEORI. suatu maksud atau tujuan tertentu. Maka strategi identik dengan teknik, siasat BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoritis 1. Strategi Berikan Uangnya Bambang warsita menjelaskan strategi adalah; a) ilmu siasat perang; b) siasat perang; c) bahasa pembicaraan akal (tipu muslihat) untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan yang tergantung dari bakat dan lingkungan. 2

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan yang tergantung dari bakat dan lingkungan. 2 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam proses belajar mengajar, salah satu faktor yang penting adalah faktor siswa. Seorang siswa diharapkan memiliki pengetahuan dan kecakapan yang baik, maksudnya memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari kegiatan belajar mengajar, bertujuan untuk menghasilkan perubahanperubahan

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari kegiatan belajar mengajar, bertujuan untuk menghasilkan perubahanperubahan BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Masalah Sekolah merupakan suatu proses kegiatan terencana dan terorganisir, terdiri dari kegiatan belajar mengajar, bertujuan untuk menghasilkan perubahanperubahan positif

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. aspek organism atau pribadi. 1. interaksi dengan lingkungan. 2. interaksi dengan lingkungan. 3

BAB II KAJIAN TEORI. aspek organism atau pribadi. 1. interaksi dengan lingkungan. 2. interaksi dengan lingkungan. 3 BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Hasil Belajar Belajar adalah poses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS. Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang

BAB II KAJIAN TEORETIS. Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Pengertian Motivasi Belajar Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Belajar 1. Pengertian Belajar Belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan perubahanperubahan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN PARADIGMA. bersifat membentuk atau merupakan suatu efek.

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN PARADIGMA. bersifat membentuk atau merupakan suatu efek. 11 II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN PARADIGMA 1. Tinjauan Pustaka A. Konsep Pengaruh Menurut Hugiono, 1987:47 pengaruh merupakan dorongan atau bujukan dan bersifat membentuk atau merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. digunakan untuk mengkaji permasalahan. itu. Untuk memenuhi kebutuhannya tersebut manusia akan melahirkan

BAB II KAJIAN TEORI. digunakan untuk mengkaji permasalahan. itu. Untuk memenuhi kebutuhannya tersebut manusia akan melahirkan BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Teoretis Konsep teoretis adalah identifikasi teori-teori yang dijadikan sebagai landasan berfikir untuk melaksanakan suatu penelitian atau dengan kata lain adalah untuk mendeskripsikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta: PT. Fajar Interpratama, 2011). Hal Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran,(

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta: PT. Fajar Interpratama, 2011). Hal Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran,( BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran adalah proses kerja sama antara guru dan siswa dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada baik potensi yang bersumber dari dalam siswa itu sendiri

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. sebut tariqah artinya jalan, sistem atau ketertiban dalam mengerjakan

BAB II KAJIAN TEORI. sebut tariqah artinya jalan, sistem atau ketertiban dalam mengerjakan BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Teori 1. Metode Sosiodrama Metode berasal dari bahasa latin meta yang berarti melalui dan hodos yang berarti jalan ke atau cara ke. Dalam bahasa arab, metode di sebut tariqah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang berkembang pesat sekarang ini. Sejalan dengan kemajuan tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang berkembang pesat sekarang ini. Sejalan dengan kemajuan tersebut, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan era globalisasi membuat dunia pendidikan mengalami kemajuan di segala bidang, sehingga banyak kebijaksanaan yang ditempuh oleh pemerintah dan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORETIS. agar murid melakukan kegiatan belajar, kemudian harus dipertanggungjawabkannya.

BAB II KERANGKA TEORETIS. agar murid melakukan kegiatan belajar, kemudian harus dipertanggungjawabkannya. 8 BAB II KERANGKA TEORETIS A. Kerangka Teoretis 1. Pengertian Metode Penugasan Menurut Syaiful Sagala, metode penugasan atau Resitasi adalah cara penyajian bahan pelajaran di mana guru memberikan tugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan dapat diketahui dari hasil belajar yang diperoleh dan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan dapat diketahui dari hasil belajar yang diperoleh dan menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran merupakan kegiatan pokok keseluruhan dari proses pendidikan yang dilakukan di sekolah. Keberhasilan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dapat diketahui

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. mewujudkan suatu proses, seperti penilaian suatu kebutuhan, pemilihan

BAB II KAJIAN TEORI. mewujudkan suatu proses, seperti penilaian suatu kebutuhan, pemilihan BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Model Memorisasi Model adalah seperangkat prosedur yang berurutan untuk mewujudkan suatu proses, seperti penilaian suatu kebutuhan, pemilihan media dan evaluasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari guru, guru merupakan sebagai pendidik atau pelaksana dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari guru, guru merupakan sebagai pendidik atau pelaksana dalam dunia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu faktor untuk menciptakan sumber daya manusia. Dengan adanya sistem pendidikan yang baik dapat mengembangkan potensi yang ada pada diri

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metode Diskusi 1. Pengertian Diskusi Dalam kegiatan pembejaran dengan metode diskusi merupakan cara mengajar dalam pembahasan dan penyajian materinya melalui suatu problema atau

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB II KERANGKA TEORITIS BAB II KERANGKA TEORITIS A. Kajian Teori 1. Reward a. Pengertian Reward Pengertian reward diambil dari bahasa Inggris yang berarti ganjaran atau penghargaan. Ganjaran adalah alat pendidikan represif yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Pengertian Belajar Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar memiliki arti berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Menurut Sardiman belajar

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Motivasi Belajar Membaca Al-Qur an pada Siswa di Madrasah. karena itu peran seorang guru bukan hanya semata-mata mentransfer ilmu

BAB V PEMBAHASAN. A. Motivasi Belajar Membaca Al-Qur an pada Siswa di Madrasah. karena itu peran seorang guru bukan hanya semata-mata mentransfer ilmu BAB V PEMBAHASAN A. Motivasi Belajar Membaca Al-Qur an pada Siswa di Madrasah Tsanawiyah Sultan Agung Jabalsari Pembelajaran dikatakan berhasil apabila siswa mempunyai motivasi dalam belajar sehingga terbentuk

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Menurut Darwyn Syah (2007:133), bahwa metode pembelajaran merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Menurut Darwyn Syah (2007:133), bahwa metode pembelajaran merupakan II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Metode Pembelajaran Terprogram 1.1 Pengertian Metode Pembelajaran Menurut Darwyn Syah (2007:133), bahwa metode pembelajaran merupakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. mempelajari sesuatu, kita akan mempelajarinya dengan sungguh-sungguh dan

BAB II KAJIAN TEORI. mempelajari sesuatu, kita akan mempelajarinya dengan sungguh-sungguh dan BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Pengertian Minat Belajar Minat dalam pendidikan adalah suatu kekuatan yang membuat seseorang tertarik pada pelajaran. Jika kita memiliki minat yang kuat untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. seorang siswa dengan segenap kegiatan pikiran secara penuh peratian untuk

BAB II KAJIAN TEORI. seorang siswa dengan segenap kegiatan pikiran secara penuh peratian untuk BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Teoritis 1. Minat Terhadap Pelajaran Matematika Minat adalah kencendrungan dan kegiatan yang tinggi atau keininan yang besar terhadap sesuatu. 11 Minat belajar merupakan keterlibatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu pendidikan Islam adalah ilmu pendidikan yang berdasarkan Islam. Islam adalah nama agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw. Islam berisi seperangkat ajaran tentang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan tentang Perhatian Orang Tua

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan tentang Perhatian Orang Tua BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Tinjauan tentang Perhatian Orang Tua Perhatian merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar. Wasty Soemanto (2003: 34), mengartikan perhatian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. seseorang. Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan merupakan

BAB II KAJIAN TEORI. seseorang. Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan merupakan BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Hasil Belajar Proses pembelajaran yang baik adalah proses pembelajaran yang membawakan hasil belajar yang sesuai yang dengan diharapkan. Belajar adalah suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, diharapkan siswa akan mendapatkan hasil yang maksimal

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, diharapkan siswa akan mendapatkan hasil yang maksimal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri

Lebih terperinci

BAB II PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN AL-QUR AN HADITS. kurang tepat, karena belajar adalah perubahan yang terjadi di dalam

BAB II PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN AL-QUR AN HADITS. kurang tepat, karena belajar adalah perubahan yang terjadi di dalam BAB II PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN AL-QUR AN HADITS A. Pengertian Belajar Mengajar Seseorang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 17 BAB II LANDASAN TEORI A. Kompetensi Profesional guru 1. Pengertian Kompetensi Profesional Menurut UU No.14 Th. 2005 tentang Guru dan Dosen, dinyatakan bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. dapat memberikan hasil belajar yang optimal. 1. strategi pembelajaran itu ialah harus menguasai teknik-teknik penyajian, atau

BAB II KAJIAN TEORI. dapat memberikan hasil belajar yang optimal. 1. strategi pembelajaran itu ialah harus menguasai teknik-teknik penyajian, atau BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teori 1. Teknik Pembelajaran Pertemuan Ganda a. Pengertian Teknik Pembelajaran Slameto menjelaskan teknik pembelajaran adalah suatu rencana tentang cara-cara pendayagunaan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. menarik kesimpulan sebagai berikut: 2. Tingkat prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Bantul Manunggal tahun

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. menarik kesimpulan sebagai berikut: 2. Tingkat prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Bantul Manunggal tahun BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Tingkat motivasi belajar siswa kelas V SD Negeri Bantul Manunggal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi kehidupan manusia diera global seperti saat ini menjadi kebutuhan yang amat menentukan bagi masa depan seseorang dalam kehidupannya, yang menuntut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. fisik maupun sosialnya. Ini sesuai dengan yang dikatakan Slameto bahwa

BAB II KAJIAN TEORI. fisik maupun sosialnya. Ini sesuai dengan yang dikatakan Slameto bahwa BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan tentang Hasil Belajar 1. Pengertian Belajar Proses pembelajaran dikatakan efektif dan efesien apabila seorang guru mampu memiliki metode/strategi pembelajaran yang tepat

Lebih terperinci

STUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO

STUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO STUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO Oleh: Meilan Ladiku Jurusan Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri Gorontalo

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. 1. Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Group to Group Exchange. a. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif

BAB II TINJAUAN TEORITIS. 1. Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Group to Group Exchange. a. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Kerangka Teoritis 1. Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Group to Group Exchange a. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif Strategi pembelajaran adalah turunan dari pendekatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 74.

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 74. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an hadits yang merupakan bagian dari pendidikan agama Islam turut memberikan sumbangan tercapainya pendidikan nasional. Tugas pendidikan tidak hanya menuangkan

Lebih terperinci

PENGARUH MINAT BELAJAR TERHADAP KESIAPAN BELAJAR MATEMATIKA KELAS VIII di MTs NEGERI GEGESIK

PENGARUH MINAT BELAJAR TERHADAP KESIAPAN BELAJAR MATEMATIKA KELAS VIII di MTs NEGERI GEGESIK PENGARUH MINAT BELAJAR TERHADAP KESIAPAN BELAJAR MATEMATIKA KELAS VIII di MTs NEGERI GEGESIK SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memenuhi Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada Jurusan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. kegiatan yang paling pokok, ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. kegiatan yang paling pokok, ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan 10 II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Belajar Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok, ini

Lebih terperinci

PERAN GURU DALAM MENDIDIK SISWA BERDASARKAN PSIKOLOGI. Juwanda Jurdiksatrasia Unswagati Cirebon. Abstrak

PERAN GURU DALAM MENDIDIK SISWA BERDASARKAN PSIKOLOGI. Juwanda Jurdiksatrasia Unswagati Cirebon. Abstrak PERAN GURU DALAM MENDIDIK SISWA BERDASARKAN PSIKOLOGI Juwanda Jurdiksatrasia Unswagati Cirebon Abstrak Guru merupakan titik sentral dalam mencapai keberhasilan dalam dunia pendidikan. Selain ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sebuah usaha yang tidak terlepas dari kehidupan manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya dengan kebutuhan lainnya,

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KETERLIBATAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN SAINS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONTRASI KELAS IV SDN 181/V INTAN JAYA

MENINGKATKAN KETERLIBATAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN SAINS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONTRASI KELAS IV SDN 181/V INTAN JAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN SAINS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONTRASI KELAS IV SDN 181/V INTAN JAYA Skripsi oleh: MILYATI GJA12D113171 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. berikut adalah pendapat para ahli tentang istilah tersebut.

BAB II KAJIAN TEORI. berikut adalah pendapat para ahli tentang istilah tersebut. BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Teoritis 1. Model Treffinger a. Pengertian Model Treffinger Dalam pembelajaran istilah model banyak dipergunakan, berikut adalah pendapat para ahli tentang istilah tersebut.

Lebih terperinci

Oleh: Sri Arita dan Susi Evanita ABSTRACT

Oleh: Sri Arita dan Susi Evanita ABSTRACT PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN VARIASI GURU MENGAJAR, LINGKUNGAN KELUARGA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI KOTA BATAM Oleh: ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan motivasi belajar terhadap hasil

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan motivasi belajar terhadap hasil BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan motivasi belajar terhadap hasil belajar

Lebih terperinci

WIGATININGSIH NIM : A54C090028

WIGATININGSIH NIM : A54C090028 PENERAPAN METODE PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATA PELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SDN 03 SIDOMULYO AMPEL BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian Minat Belajar 2.1.1.1 Pengertian Minat Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang

Lebih terperinci

PENGARUH SUASANA BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP INTENSITAS BELAJAR SERTA DAMPAKNYA PADA PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

PENGARUH SUASANA BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP INTENSITAS BELAJAR SERTA DAMPAKNYA PADA PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PENGARUH SUASANA BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP INTENSITAS BELAJAR SERTA DAMPAKNYA PADA PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA (Pada Siswa Kelas VIII Semester Gasal SMP N 1 Trangkil Tahun Ajaran2014/2015)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berujung pada pencapaian suatu kualitas manusia tertentu yang dianggap dan

BAB I PENDAHULUAN. berujung pada pencapaian suatu kualitas manusia tertentu yang dianggap dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses dan sekaligus sistem yang bermuara dan berujung pada pencapaian suatu kualitas manusia tertentu yang dianggap dan diyakini sebagai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Motivasi Belajar a. Pengertian Motivasi Belajar Motivasi berasal dari kata motif, dalam bahasa inggris adalah motive atau motion, lalu motivation yang berarti gerakan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasar hasil pembahasan analisis data melalui pembuktian terhadap

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasar hasil pembahasan analisis data melalui pembuktian terhadap BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasar hasil pembahasan analisis data melalui pembuktian terhadap hipotesis dari permasalahan yang diangkat mengenai Pengaruh Perhatian Orang Tua dan Motivasi Belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Page 1

BAB I PENDAHULUAN. Page 1 BAB I PENDAHULUAN Pendidikan berisi suatu interaksi antara pendidik dan peserta didik sebagai untuk membantu peserta didik dalam mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan. lnteraksi tersebut dapat berlangsung

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP PGRI 3 BANDAR LAMPUNG

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP PGRI 3 BANDAR LAMPUNG Wayan Satria Jaya STKIP-PGRI Bandar Lampung ABSTRAK This study aims to obtain data on how far the relationship between motivation to learn with the learning outcomes of students in school. Method used

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pemberian Pekerjaan Rumah. a. Pengertian Mengerjakan PR/Tugas

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pemberian Pekerjaan Rumah. a. Pengertian Mengerjakan PR/Tugas BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Pemberian Pekerjaan Rumah a. Pengertian Mengerjakan PR/Tugas Tugas merupakan suatu pekerjaan yang harus diselesaikan. Pemberian tugas sebagai suatu metode atau

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Strategi Pembelajaran Increasing the Capacity to Think (ICT)

BAB II KAJIAN TEORI. A. Strategi Pembelajaran Increasing the Capacity to Think (ICT) BAB II KAJIAN TEORI A. Strategi Pembelajaran Increasing the Capacity to Think (ICT) 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Increasing the Capacity to Think (ICT) Strategi pembelajaran increasing the capacity

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN DISIPLIN TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA DI SMP KARYA INDAH KECAMATAN TAPUNG FITRIANI

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN DISIPLIN TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA DI SMP KARYA INDAH KECAMATAN TAPUNG FITRIANI PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN DISIPLIN TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA DI SMP KARYA INDAH KECAMATAN TAPUNG FITRIANI ABSTRAK Penelitian ini dilakukan di SMP Karya Indah Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar.

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI TEKNIK-TEKNIK MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS IV DI SD NEGERI 33 BANDA ACEH. ImraatusShalihah, Mahmud, M.

IMPLEMENTASI TEKNIK-TEKNIK MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS IV DI SD NEGERI 33 BANDA ACEH. ImraatusShalihah, Mahmud, M. IMPLEMENTASI TEKNIK-TEKNIK MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS IV DI SD NEGERI 33 BANDA ACEH ImraatusShalihah, Mahmud, M.NasirYusuf Miraatus201@gmail.com ABSTRAK Dalam konteks pembelajaran dikelas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpartisipasi dalam pelaksanaan pembelajaran 1. belajar mengajar, agar proses belajar mengajar lancar, maka seluruh siswa

BAB I PENDAHULUAN. berpartisipasi dalam pelaksanaan pembelajaran 1. belajar mengajar, agar proses belajar mengajar lancar, maka seluruh siswa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prestasi belajar yang baik bukanlah hal yang mudah bagi siswa. Banyak faktor yang mempengaruhi, yaitu guru, orang tua dan siswa itu sendiri. Faktor siswa memegang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Disiplin BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak lepas dari aktivitas atau kegiatan, kadang kegiatan itu kita lakukan dengan tepat waktu tapi kadang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. pembelajaran tim pendengar. Pemahaman berasal dari kata paham yang berarti

BAB II KAJIAN TEORI. pembelajaran tim pendengar. Pemahaman berasal dari kata paham yang berarti BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Pemahaman a. Pengertian pemahaman Kajian ini berkenaan dengan pemahaman guru tentang strategi pembelajaran tim pendengar. Pemahaman berasal dari kata paham yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. tanggap, mengerti benar, pandangan, ajaran. 7

BAB II KAJIAN TEORI. tanggap, mengerti benar, pandangan, ajaran. 7 BAB II KAJIAN TEORI A. Pemahaman 1. Pengertian Pemahaman Pemahaman ini berasal dari kata Faham yang memiliki tanggap, mengerti benar, pandangan, ajaran. 7 Disini ada pengertian tentang pemahamn yaitu kemampuan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VI-B SD NEGERI 38 AMPENAN FLORA. Guru SD Negeri 38 Ampenan

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VI-B SD NEGERI 38 AMPENAN FLORA. Guru SD Negeri 38 Ampenan PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VI-B SD NEGERI 38 AMPENAN ABSTRAK FLORA Guru SD Negeri 38 Ampenan e-mail: flora.60@yahoo.com Untuk mengatasi masalah rendahnya

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MTSN NGEMPLAK BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MTSN NGEMPLAK BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MTSN NGEMPLAK BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Lebih terperinci

dengan Sistem Pendidikan Nasional. 1

dengan Sistem Pendidikan Nasional. 1 PENGARUH MINAT DAN KEBIASAAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MADRASAH IBTIDAIYAH SE-KECAMATAN TUGU KABUPATEN TRENGGALEK A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau. model pembelajaran adalh suatu rencana atau pola yang dapat

BAB II LANDASAN TEORI. pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau. model pembelajaran adalh suatu rencana atau pola yang dapat 26 BAB II LANDASAN TEORI A. Model Pembelajaran 1. Pengertian Model Pembelajaran Model pembelajaran adalah suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran

Lebih terperinci

2015 PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN MINAT BELAJAR MAHASISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR

2015 PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN MINAT BELAJAR MAHASISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan berlangsung melalui tahaptahap berkesinambungan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. memperoleh pemecahan terhadap masalah yang timbul. Oleh karena itu strategi ini dimulai

BAB II KAJIAN TEORI. memperoleh pemecahan terhadap masalah yang timbul. Oleh karena itu strategi ini dimulai BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Stategi Problem Solving Strategi problem solving adalah strategi yang mengajarkan kepada siswa bagaimana cara memperoleh pemecahan terhadap masalah yang timbul.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam konteks nasional, kebijakan perubahan kurikulum merupakan politik pendidikan yang berkaitan dengan kepentingan berbagai pihak, bahkan dalam pelaksanaannya seringkali

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Lebih lanjut strategi pembelajaran aktif merupakan salah satu strategi yang

BAB II KAJIAN TEORI. Lebih lanjut strategi pembelajaran aktif merupakan salah satu strategi yang BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif Strategi pembelajaran adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk meningkatkan

Lebih terperinci

Pengaruh Pemberian Tugas Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Geografi ABSTRAK

Pengaruh Pemberian Tugas Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Geografi ABSTRAK Pengaruh Pemberian Tugas Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Geografi Zunita Riana Wati (09130020) Mahasiswa Pendidikan Geografi IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Belajar yang

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELAJAR SISWA KELAS I SDN 7 KUTE PANANG. Zaki Al Fuad 1 dan Zuraini 2 ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELAJAR SISWA KELAS I SDN 7 KUTE PANANG. Zaki Al Fuad 1 dan Zuraini 2 ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELAJAR SISWA KELAS I SDN 7 KUTE PANANG Zaki Al Fuad 1 dan Zuraini 2 ABSTRAK Penelitian ini mengangkat masalah tentang apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi minat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. proses, cara, perbuatan memahami atau memahamkan. 1. menemukan dirinya dalam diri orang lain.

BAB II KAJIAN TEORI. proses, cara, perbuatan memahami atau memahamkan. 1. menemukan dirinya dalam diri orang lain. BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Teoretis 1. Pengertian Pemahaman Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pemahaman adalah proses, cara, perbuatan memahami atau memahamkan. 1 Menurut Benyamin S. Bloom pemahaman

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Ny. Y. Singgih D. Gunarsa, Psikologi Untuk Membimbing, (Penerbit PT.BPK Gunung

DAFTAR PUSTAKA. Ny. Y. Singgih D. Gunarsa, Psikologi Untuk Membimbing, (Penerbit PT.BPK Gunung DAFTAR PUSTAKA Ny. Y. Singgih D. Gunarsa, Psikologi Untuk Membimbing, (Penerbit PT.BPK Gunung Mulia, Jakarta 987) Kartini Kartono, Peranan Keluarga Memandu Anak, (CV Rajawali, Jakarta, 989) Sardiaman A.M,

Lebih terperinci

Jurnal PILAR, Vol. 2, No. 2, Juli-Des, INTERAKSI PEMBELAJARAN EFEKTIF UNTUK BERPRESTASI Abd. Rahim Razaq

Jurnal PILAR, Vol. 2, No. 2, Juli-Des, INTERAKSI PEMBELAJARAN EFEKTIF UNTUK BERPRESTASI Abd. Rahim Razaq INTERAKSI PEMBELAJARAN EFEKTIF UNTUK BERPRESTASI Abd. Rahim Razaq Abstrak Rangkaian kegiatan komunikasi antara subjek didik, guru dan peserta didik. Komunikasi antara dua subjek ini dipengaruhi oleh berbagi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi a. Pengertian Minat Menurut Sardiman (2011: 76), minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Menurut Sri Anitah, belajar adalah proses pengalaman (learning is experiencing), artinya

BAB II KAJIAN TEORI. Menurut Sri Anitah, belajar adalah proses pengalaman (learning is experiencing), artinya BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoritis 1. Pengertian Belajar Menurut Sri Anitah, belajar adalah proses pengalaman (learning is experiencing), artinya belajar adalah suatu proses interaksi antara individu

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. kerangka pikir yang merupakan perpaduan antara variabel satu dengan variabel

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. kerangka pikir yang merupakan perpaduan antara variabel satu dengan variabel II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS Pembahasan pada bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka yang berisi teori dan pendapat para ahli yang bisa mendukung penelitian, hasil penelitian yang

Lebih terperinci

BAB II HASIL BELAJAR DAN METODE DRILL. terpenting dalam pembelajaran. Menurut Nana Sudjana 1, definisi dari. dan psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono, 2

BAB II HASIL BELAJAR DAN METODE DRILL. terpenting dalam pembelajaran. Menurut Nana Sudjana 1, definisi dari. dan psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono, 2 BAB II HASIL BELAJAR DAN METODE DRILL A. Hasil Belajar 1. Pengertian Hasil Belajar Di dalam proses pembelajaran hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Menurut Nana Sudjana 1, definisi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif. adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif. adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar 10 BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoritis 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif Hisyam Zaini menjelaskan bahwa strategi pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak berhubungan dengan para siswa jika dibandingkan dengan personal

BAB I PENDAHULUAN. banyak berhubungan dengan para siswa jika dibandingkan dengan personal BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Pada dasarnya guru merupakan kunci utama dalam pengajaran. Guru secara langsung berupaya mempengaruhi, mengarahkan dan mengembangkan kemampuan siswa didalam proses

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN. A. Penggunaan Metode Pembelajaran Problem Solving, motivasi belajar

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN. A. Penggunaan Metode Pembelajaran Problem Solving, motivasi belajar 117 BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN A. Penggunaan Metode Pembelajaran Problem Solving, motivasi belajar dan prestasi belajar siswa Berdasarkan hasil analisis data metode pembelajaran problem solving, motivasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Potensi sumber daya manusia merupakan aset nasional sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Potensi sumber daya manusia merupakan aset nasional sekaligus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Potensi sumber daya manusia merupakan aset nasional sekaligus sebagai modal dasar pembangunan Bangsa. Salah satu potensi yang dikaruniai Allah kepada manusia yakni potensi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran discovery (penemuan) adalah model mengajar yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran discovery (penemuan) adalah model mengajar yang 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Model Pembelajaran Discovery Model pembelajaran discovery (penemuan) adalah model mengajar yang mengatur pengajaran sedemikian rupa, sehingga siswa memperoleh pengetahuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara afektif dan efesien. Senada dengan

BAB II KAJIAN TEORI. dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara afektif dan efesien. Senada dengan A. Kerangka Teoretis BAB II KAJIAN TEORI 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan

BAB II KAJIAN TEORI. teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Metode Pembelajaran Metode mengajar adalah suatu pengetahuan tentang cara mengajar yang dipergunakan olah seorang guru atau instruktur. Pengertian lain adalah teknik penyajian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Maju mundurnya suatu bangsa banyak tergantung oleh mutu pendidikannya,

BAB I PENDAHULUAN. Maju mundurnya suatu bangsa banyak tergantung oleh mutu pendidikannya, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, baik kehidupan secara pribadi maupun sosial. Implikasi pendidikan sifatnya mutlak baik pendidikan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting bagi. tinggi dan berbagai keterampilan khusus yang dimiliki oleh peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting bagi. tinggi dan berbagai keterampilan khusus yang dimiliki oleh peserta didik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting bagi perkembangan dan kemampuan siswa. Dengan pendidikan diharapkan individu (siswa) dapat mengembangkan potensi-potensinya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. pembangkit tenaga munculnya satu tingkah laku tertentu 8. motivation dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Latin motivum yang

BAB II KAJIAN TEORI. pembangkit tenaga munculnya satu tingkah laku tertentu 8. motivation dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Latin motivum yang BAB II KAJIAN TEORI A. Motivasi Belajar 1. Definisi Motivasi Belajar Motivasi berasal dari kata motif yang diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Minat Belajar Secara bahasa, minat berarti kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Minat merupakan sifat yang relatif menetap pada diri seseorang. Minat

Lebih terperinci