BAB II EKSPLORASI ISSUE BISNIS
|
|
- Yulia Sudirman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Pay to Analisa Risiko Investasi Penambahan Jalur Produksi di PT. XYZ dengan Metoda Capital Budgeting BAB II EKSPLORASI ISSUE BISNIS 2.1 Proses Bisnis PT. XYZ Proses bisnis yang dijalankan PT. XYZ adalah memproduksi biskuit, dan alurnya dapat dilihat pada gambar 2.1. New Product PROCESS MAPPING PT. XYZ New Product Development (NPD) Distribution Sales Marketing : - Customer Complaint -Customer Satisfaction/ Survey New Product : Manufacturing Manufacturing Personnel Sales Forecast (Distributor Order ) Distributor Stock Capacity : -Machine -Labour Finish Good Stock (N) Warehouse Payroll Order to Factory Fix : N Tent. : N+1 Master Production Schedule Research & Development New Product : Release Formulir FG - Training Personel - Recruitment Export Order (N+1) Purchase Order Stock Status RM/PM Material Requirement Planning Bill Of Material Standard Process - Control Chart Packaging Purchase Order & Delivery Shedule Supplier s Invoice Purchase Request Purchasing - Suplier Audit - Suplier Evaluation Schedule Delivery NO RM/PM Incoming Inspections Yes Delivery Note OK? Inventory Quality Assurance Receiving - Suplier Audit Report - Food Safety Audit Weekly Production Planning Inggredient Preparation Sugar Grinder Biscuits Recycling Creaming Process Baking Process Forming Process RMI/ RPI Mixing Process RMS Engineering 1. Prev. Maintenance 2. Service Equipment 3. Industrial Safety 4. Process Productivity Improvement RMU/ PMU Accounts Payable Accounting Process Inspection Accounts Receivable Gambar 2.1 Proses Bisnis PT. XYZ Proses Produksi PT. XYZ Proses produksi biskuit itu sendiri meliputi beberapa tahap antara lain: 1. Inggredient Preparation Proses ini meliputi penyaringan, pemeriksaan, penimbangan, dan menyiapkan bahan baku dalam satu tempat untuk setiap batch. Pada tahap awal adalah menyiapkan komposisi bahan dengan cara penimbangan sesuai dengan komposisi yang ditetapkan. Pengawasan mutu tahap ini 13
2 dilakukan dengan menganalisa material dari sisi : organoleptik, kadar air, alveograph, ph, brix, bilangan peroksida, serta kuantitas dari komponen bahan baku pada setiap pengiriman. 2. Mixing Pencampuran semua ingredient untuk membuat adonan biskuit. Pengawasan mutu yang dilakukan pada tahap ini adalah : formula, urutan mixing, waktu, suhu, rest time, ph washing untuk setiap batch. 3. Resting Time Penyimpanan adonan untuk mencapai kestabilan. 4. Cutting/Moulding Pencetakan adonan biskuit. Pengawasan mutu yang dilakukan pada tahap ini adalah : berat adonan, topping, dan milk wash untuk setiap 15 menit. 5. Baking Pemanggangan biskuit di oven. Pengawasan mutu yang dilakukan pada tahap ini adalah: organoleptik, berat biskuit, panjang, tebal, diamater, kadar air, dan oil spray untuk setiap 15 ~ 30 menit. 6. Cooling Proses pendinginan biskuit untuk mencegah kondensasi saat pengemasan. Pengawasan mutu yang dilakukan pada tahap ini adalah: temperatur, dan kondensasi untuk setiap batch. 7. Creaming Pemberian krim pada biskuit, khusus untuk jenis sandwich. Pengawasan mutu yang dilakukan pada tahap ini adalah: organoleptik, berat krim, warna, suhu, ph, ketebalan untuk setiap batch. 8. Packaging Pengemasan biskuit dengan kemasan primer, sekunder maupun tersier. Pengawasan mutu yang dilakukan pada tahap ini adalah : breakage, jumlah biskuit, berat biskuit, sealing, kode, dan pallet, sliding, khusus untuk biskuit 14
3 jenis sandwich pengawasan mutu tersebut diikuti dengan pisa tower, cream centering dilakukan sesuai instruksi kerja dari formulir yang digunakan. 9. Warehousing Penyimpanan dan pengiriman biskuit dari gudang ke distributor atau konsumen. Sedangkan alur pembuatan biskuit dapat dilihat pada gambar 2.2. Production Process Ingredient Preparation Mixing Resting Time Cutting/Moulding Baking Cooling Creaming Packaging Distribution Gambar 2.2 Proses Produksi Biskuit 15
4 2.1.2 Manajemen rantai pasok PT. XYZ Investasi penambahan jalur produksi yang menjadi pembahasan utama penelitian proyek akhir ini merupakan landasan atau pijakan dasar bagi strategi proses pengembangan bisnis di masa mendatang. Proses investasi yang berkaitan dengan Strategi Manajemen Rantai Pasok ditampilkan pada gambar 2.3 berikut ini. Supply Chain Management A Close loop Process Strategy Customers Historical Sales & Marketing Events/Activities/Seasons Forecast Customer Service System/IT Supplier Management Order Administration Master Schedule MRP Procurement Capex Production Planning & Control Capacity & Manpower Planning Industrial Planning/PPIC HR Production Warehousing Logistics Shipping Warehousing Posisi Proyek Akhir Dalam Proses Bisnis Gambar 2.3 Strategi Proses Manajemen Rantai Pasok Proses Bisnis Pendukung Proses bisnis pendukung yang ada di PT. XYZ meliputi berbagai bidang antara lain: Infrastruktur Perusahaan Perusahaan menyediakan dan memelihara infrastruktur yang dibutuhkan untuk mencapai kesesuaian persyaratan mutu dan keamanan produk. 16
5 Infrastruktur tersebut meliputi gedung, ruang kerja, dan sarana pendukung, peralatan proses, dan jasa-jasa pendukung diantaranya: transportasi dan komunikasi. Disamping itu perusahaan menyediakan lingkungan kerja yang kondusif untuk memastikan kesehatan dan keselamatan kerja para karyawan dan lingkungan. Teknologi Teknologi pembuatan biskuit dilakukan secara in line, mulai dari forming sampai area packaging, sehingga diperoleh effisiensi dan produktivitas yang tinggi. Sedangkan teknologi informasi yang digunakan sudah terintegrasi, dimana setiap transaksi akan ter update secara real time. Riset dan Pengembangan Menyediakan pendukung ilmiah yang dibutuhkan untuk kredibilitas argumentasi perusahaan terhadap kesehatan dan nutrisi. Membantu inovasi produk, mengenali dan mengembangkan proses dan bahan yang membuat suatu perbedaan yang nyata bagi konsumen. Memisahkan produk PT. XYZ sedemikian rupa, sehingga sulit bagi pesaing untuk meniru. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan menetapkan personil yang melakukan pekerjaan dan mempengaruhi mutu serta keamanan pangan harus kompeten atas dasar pendidikan, ketrampilan, dan pengalaman yang memadai, dengan cara menyediakan pelatihan dan kegiatan lain untuk memenuhi kompetensi karyawan dan mengevaluasi efektifitas dari pelatihan yang telah dilakukan. 17
6 2.2 Analisa Situasi Industri biskuit mengalami pertumbuhan yang sangat baik, hal ini ditandai dengan meningkatnya jumlah pasar biskuit di Indonesia. Pada tahun 2006 jumlah nya sudah mencapai 328,800 ton, padahal pada tahun 2002 hanya berjumlah 216,842 ton saja. Pertumbuhan ini didorong oleh telah diterimanya biskuit sebagai makanan tambahan, dan peningkatan daya beli masyarakat terhadap produk biskuit, sehingga pengembangan industri ini menjadi suatu tujuan yang ingin dicapai oleh produsen biskuit Suplai dan Demand Suplai dan demand biskuit merupakan aspek pasar yang harus dianalisa untuk mengidentifikasi kesempatan pengembangan usaha PT. XYZ di Indonesia. Peningkatan dari tahun ke tahun mendorong perusahaan ini untuk terus melakukan perbaikan berkesinambungan (continuos improvement) untuk mencapai keunggulan bersaing (competitive advantage), serta memperbesar peredaran jumlah suplai biskuit yang diproduksi oleh PT. XYZ di Indonesia. Dalam pembahasan proyek akhir ini, jumlah proyeksi suplai dan demand tersebut ditentukan melalui metode peramalan trend Suplai Biskuit PT. XYZ Jumlah suplai biskuit PT. XYZ menunjukkan pangsa pasar (market share) yang telah dicapai perusahaan tersebut. Dengan mengetahui jumlah suplai biskuit pada masa lalu dan sekarang, PT. XYZ dapat memproyeksikan potensi suplai yang masih dapat diraih oleh perusahaan di masa yang akan datang. Suplai biskuit yang diproduksi oleh PT. XYZ mengalami peningkatan, yang semula hanya berjumlah 21,738 ton pada tahun 2002 sampai mencapai 57,000 1 Suratman, 2001, Studi Kelayakan proyek: Teknik dan Penyusunan Laporan, Edisi Pertama J & J Learning 18
7 ton pada tahun Peningkatan yang terjadi dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 27.34%. Pertumbuhan ini mendasari PT. XYZ untuk melakukan ekspansi usahanya di Indonesia. Pertumbuhan suplai biskuit PT. XYZ dan proyeksinya dapat dilihat pada gambar berikut ini. Produksi Biskuit/Tahun PT. XYZ (Ton) Produksi Biskuit/Tahun Proyeksi Produksi Biskuit/Tahun Tahun Gambar 2.4 Suplai Biskuit PT. XYZ Demand Biskuit PT. XYZ Demand saat ini sering dapat dikumpulkan dari catatan statistik, sedangkan untuk masa yang akan datang perlu diadakan proyeksi dengan menggunakan berbagai variabel saat ini. Hal ini dinamakan metode peramalan yang dilakukan dengan runut waktu (time series). Dari peramalan demand dapat dilihat masih ada potensi pasar dan masih membuka peluang bagi PT. XYZ untuk terus meningkatkan pangsa pasar nya di Indonesia. 19
8 Demand biskuit produksi PT. XYZ pada tahun 2007 sebesar 57,000 ton, dan proyeksi di tahun 2008 adalah 64,568 ton. PT. XYZ membagi demand tersebut ke dalam berbagai bentuk SKU (Stock Keeping Unit) sebagai bentuk penerapan strategi marketing mix. Demand ini diperoleh dengan cara peramalan yang menggunakan masukan data masa lalu (historical), customer service, musim (season), data sekunder yang diperoleh oleh Divisi Sales dan Marketing, dan menjadi target yang harus dipenuhi oleh Divisi Sales. Manajemen PT. XYZ menyusun demand tahunan ke dalam 4 triwulan. Hal ini dilakukan untuk mempermudah evaluasi terhadap penjualan yang sudah dicapai, dan melakukan review setiap triwulan. Demand biskuit produksi PT. XYZ dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 2.1 Demand Biskuit PT. XYZ Satuan: Ton Produk Q Q Q Q Q Q Q Q DEMAND 1 7,100 9,425 7,920 6,555 6,843 8,663 9,560 6, ,420 1, ,374 3,007 3,318 2, ,030 1,227 1, ,462 1,571 1,787 1, ,158 2,733 3,018 2, ,013 1,088 1,238 1, ,470 1,364 1,470 1,364 1,470 1,364 Total demand 12,175 16,490 15,114 13,245 14,184 17,460 19,237 13,687 Sumber: Demand Dept. PT. XYZ, Divisi Sales Pertumbuhan (Growth) Pertumbuhan pasar biskuit dapat diperoleh dari berbagai macam sumber. Data pasar biskuit yang digunakan pada pembahasan proyek akhir ini 20
9 merupakan data sekunder, yaitu data yang pengumpulan, pencatatan dilakukan oleh pihak ketiga. Di lain pihak proyeksi pasar biskuit di masa yang akan datang menggunakan trend peningkatan yang terjadi pada industri tersebut dengan asumsi ekspor dan impor biskuit adalah tetap. Pasar biskuit terus bertumbuh dengan tingkat pertumbuhan sekitar 10%. 2 Dengan tingkat pertumbuhan sebesar itu, maka pasar biskuit dapat diproyeksikan mencapai sekitar 361,680 pada tahun 2007, dan 397,850 pada tahun Pertumbuhan pasar biskuit yang terjadi di Indonesia dapat dilihat pada gambar berikut ini. Pasar Biskuit di Indonesia 500,000 (Ton) 400, , , , , , ,038250,810 Pasar Biskuit di Indonesia Proyeksi Pertumbuhan Pasar Biskuit 100, Tahun Gambar 2.5 Proyeksi Pertumbuhan Pasar Biskuit di Indonesia Potensi Pasar Potensi pasar biskuit merupakan peluang yang masih dapat diraih oleh para pemain yang bergerak pada industri ini. Dengan tingkat pertumbuhan pasar
10 seperti yang telah dikemukakan pada bagian terdahulu, maka diperoleh potensi pasar biskuit sebesar 32,880 ton pada tahun 2007 dan 36,168 ton pada tahun Jumlah ini menarik minat manajemen PT. XYZ untuk ikut merebut potensi pasar tersebut Posisi kompetisi Untuk dapat memenangkan persaingan di dalam kelompok industri, perusahaan harus memiliki keunggulan kompetitif (competitive advantage). PT. XYZ mencapai keunggulan dengan menghasilkan produk biskuit bernutrisi yang terjangkau (affordable), penerapan strategi marketing mix, melakukan inovasi, serta pendistribusian yang merata. Hal ini mendorong diterimanya biskuit produksi PT. XYZ oleh seluruh lapisan masyarakat. Keunggulan kompetitif akan membedakan perusahaan dari kompetitornya dalam hal bagaimana meraih sukses yang menyebabkan perusahaan mempunyai prestasi yang jauh lebih dari pada kompetitornya. Prestasi yang diraih oleh PT. XYZ adalah dapat mengimbangi persaingan pasar biskuit di Indonesia, walaupun perusahaan ini relatif baru beroperasi sendiri, setelah memisahkan diri dari rekanan di Indonesia. Kompetisi pada industri biskuit terjadi dengan sangat ketat, karena pasar biskuit ini memiliki daya tarik besar. PT. XYZ sebagai salah satu produsen biskuit hanya menguasai 15,4 % pangsa pasar dari sisi volume. Pesaing utama yang menguasi pasar biskuit masih di pegang oleh Khong Guan. Perusahaan tersebut sudah lama memimpin pasar biskuit di Indonesia. Hal ini menjadi tantangan bagi PT. XYZ untuk mengungguli pesaingnya agar dapat menguasai pasar biskuit di Indonesia.. 22
11 Posisi kompetisi pasar biskuit pada saat ini dapat dilihat pada gambar 2.5 berikut. Posisi Kompetisi Volume Share 35.0% 30.0% 25.0% 20.0% 15.0% 10.0% 5.0% 0.0% 31.5% 15.4% 17.7% 8.1% 7.9% 9.5% 9.9% Universal Indofood Interbis Sejahtera PT. XYZ Khong Guan Ultra Prima Abadi Mayora Others Perusahaan Sumber: Nielsen National Grocery 50% SD Volume Share to Total Biscuit Gambar 2.6 Posisi Kompetisi 2.3 Akar Masalah Permasalahan yang timbul untuk mengimbangi pertumbuhan pasar adalah keterbatasan dari kapasitas terpasang jalur produksi biskuit di PT. XYZ, sehingga tidak memungkinkan lagi untuk menambah suplai biskuit, sedangkan demand dan pertumbuhan pasar sangat besar Utilisasi Kapasitas (Capacity Utilization) Kapasitas produksi memberikan gambaran atas keluaran (output) produksi yang dapat dicapai oleh jalur produksi. Besar kapasitas produksi merupakan parameter penting untuk dipakai sebagai masukan perhitungan aspek finansial. 23
12 Kapasitas tersebut dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu: a) Kapasitas design Kapasitas design adalah kapasitas menurut rancangan design engineering, yaitu maksimum output yang dapat dicapai menurut perhitungan. Kapasitas design PT. XYZ adalah 64,000 ton per tahun. b) Kapasitas efektif Kapasitas efektif adalah kapasitas yang sesungguhnya setelah memasukkan parameter-parameter seperti faktor servis, pemeliharaan, dan kondisi-kondisi lain yang dihadapi dalam operasi. Kapasitas efektif PT. XYZ adalah 57,600 ton per tahun, artinya PT. XYZ sudah melakukan utilisasi terhadap jalur produksi yang ada sebesar 90%. Utilisasi kapasitas jalur produksi yang terpasang di PT. XYZ dijelaskan pada tabel berikut ini. Tabel 2.2 Utilisasi Kapasitas Produksi PT. XYZ Periode Q Q Q Q Q Q Q Q Kapasitas Design 12,160 17,280 17,280 17,280 12,160 17,280 17,280 17,280 Kapasitas Efektif 10,944 15,552 15,552 15,552 10,944 15,552 15,552 15,552 Demand 12,175 16,490 15,114 13,245 14,184 17,460 19,237 13,687 Kapasitas Tersedia (ton) Kapasitas Tersedia (%) -1, ,307-3,240-1,908-3,685 1,865-10% -5% 3% 13% -27% -11% -21% 11% Dari utilisasi kapasitas produksi diatas, dapat dilihat bahwa pada dasarnya PT. XYZ akan memiliki kekurangan kapasitas produksi sebesar 6,968 ton pada tahun 2008 agar dapat memenuhi demand yang sudah direncanakan Penambahan Kapasitas yang Dibutuhkan Skala operasi merupakan kuantitas unit produk yang seharusnya dihasilkan pada suatu periode tertentu. Dalam rangka untuk mencapai optimalisasi 24
13 keuntungan, maka konsep yang digunakan dalam menentukan skala operasi adalah bergantung pada kemungkinan perkembangan pangsa pasar yang dapat diraih dan kapasitas mesin yang dimiliki perusahaan. Pertumbuhan pangsa pasar biskuit yang terjadi menunjukkan bahwa pada saat ini PT. XYZ mengalami kekurangan kapasitas, oleh karena itu harus diatasi dengan penambahan jumlah produksi biskuit. Dengan kekurangan kapasitas sebesar 6,968 ton, maka penambahan yang harus dilakukan ditetapkan sebesar 8,000 ton per tahun atau 22,12% dari total potensi pasar yang ada. Hal ini dilakukan karena: 1. Harus memiliki cadangan (buffer) untuk mengantisipasi meningkatnya permintaan pasar. 2. Dapat menggunakan panjang oven minimum yang ada yaitu: 30 meter sehingga tidak mengeluarkan biaya investasi yang sangat besar. 3. Dapat meningkatkan (upgrade) kapasitas oven, apabila diperlukan di kemudian hari. 25
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di zaman yang global ini persaingan bisnis berjalan cukup ketat dan mengharuskan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman yang global ini persaingan bisnis berjalan cukup ketat dan mengharuskan manajemen untuk memberikan terobosan yang strategis untuk tetap dapat mengembangkan
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
LAMPIRAN 1 URAIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB ORGANISASI PERUSAHAAN Uraian Tugas dan Tanggungjawab PT XYZ Medan memiliki beberapa departemen yang saling berhubungan dan mempengaruhi satu dengan yang lainnya.
Lebih terperinciAnalisa Risiko Investasi Penambahan Jalur Produksi di PT. XYZ dengan Metoda Capital Budgeting BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN I.1 Asal Masalah PT. XYZ dikenal sebagai salah satu perusahaan Fast Moving Consumer Goods di bidang Industri makanan, dan jenis produknya adalah biskuit. Persaingan yang terjadi di dalam
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Material Requirements Planning 2.1.1 Definisi MRP MRP adalah dasar komputer mengenai perencanaan produksi dan inventory control. MRP juga dikenal sebagai tahapan waktu perencanaan
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. beralamat di Jalan Prepedan Raya No 54, Kalideres, Jakarta Barat.
36 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT Prima Plastik Internusa (PPI) adalah suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang packaging atau produksi kemasan. PT PPI didirikan tahun
Lebih terperinciBAB 2 PROSES BISNIS PERUSAHAAN
BAB 2 PROSES BISNIS PERUSAHAAN 2.1 Proses Bisnis Utama Rata - rata produksi semester pertama tahun 2006 antara 3-4 juta unit (4,5 juta di bulan Juli 2006) dan proses bisnisnya adalah sebagai berikut :
Lebih terperinciANALISA PROSES BISNIS
ANALISA PROSES BISNIS Pertemuan 2: Manajemen Proses Bisnis Credit to. Mahendrawati ER, Ph.D. Outline Materi 1 1. Konsep Proses Bisnis 2. Peningkatan Kinerja 3. Dokumentasi Proses Pikirkan sebuah produk/jasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fungsional Logistic merupakan unit bisnis yang memiliki fungsi sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Logistic merupakan bagian penting bagi setiap perusahaan, secara fungsional Logistic merupakan unit bisnis yang memiliki fungsi sebagai penghubung secara langsung maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sempurna karena adanya kebutuhan project baru yang belum pasti, sehingga layout
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Dynaplast Plant Cikarang 3 adalah plant terbaru dari Dynaplast Group di mana semua investasi mesin dan bangunan masih baru dan belum diset dengan sempurna karena
Lebih terperinciBAB 1 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini tingkat kepuasan pelanggan menjadi suatu pembahasan yang menarik di semua kalangan industri. Tingkat kepuasan pelanggan ini dapat diketahui melalui serangkaian
Lebih terperinciAplikasi Sistem Informasi (1)
Dasar Sistem Informasi Aplikasi Sistem Informasi (1) Arif Basofi Objectives l Memahami bagaimana sistem informasi dapat mempengaruhi dunia bisnis. (1) l Memahami bentuk-bentuk aplikasi sistem informasi
Lebih terperinciV. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan
V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan Dalam industri komponen otomotif, PT. XYZ melakukan produksi berdasarkan permintaan pelanggannya. Oleh Marketing permintaan dari pelanggan diterima yang kemudian
Lebih terperinciLab. Teknik Industri Lanjut LEMBAGA PENGEMBANGAN TEKNOLOGI. p j UNIVERSITAS GUNADARMA
Enterprise Resource Planning Visual Manufacturing ERP Infor Visual Alur Part Maintenance Modul Dengan menggunakan Visual Manufacturing Unit Of Measure, Vendor, Shop Resource, maintenance Engineering Master
Lebih terperinciPertemuan 4 Sejarah Perkembangan ERP
Pertemuan 4 Haryono Setiadi, M.Eng STMIK Sinar Nusantara ERP merupakan perkembangan dari Manufacturing Resource Planning yang juga merupakan hasil dari Evolusi Material Resource Planning (MRP). Sistem
Lebih terperinciMODUL ERP (II) JURUSAN TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Manajemen Material Pre Purchasing : mendukung siklus penawaran (tender), pengelolaan kontrak dan tingkat penerimaan pelayanan.
Lebih terperinciFungsi Bisnis dan Proses Bisnis
Pertemuan 3 Fungsi Bisnis dan Proses Bisnis KA2113 Enterprise Resource Planning Dasar Semester Ganjil 2014/2015 Disampaikan oleh: "Hanya dipergunakan untuk kepentingan pengajaran di
Lebih terperinciMODUL ERP (I) JURUSAN TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Dukungan Modul ERP Idealnya ERP Menyediakan dukungan terhadap Fungsi penjualan Fungsi pengadaan persediaan material, pengadaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. suatu paradigma baru bagi perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. Berbeda dengan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang terjadi pada akhir abad ke-20 telah membawa suatu paradigma baru bagi perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. Berbeda dengan pandangan para
Lebih terperinciSI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS)
SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS) Mahasiswa mampu menjelaskan perancangan dan pengelolaan rantai pasok dalam organisasi 1. Rancangan rantai pasok dalam organisasi 2. Rantai pasok pada
Lebih terperinciERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 2
ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 2 outline Proses Bisnis Perusahaan Manufaktur Rantai Pasok, SCM dan ERP Kebutuhan dan Manfaat Sistem Terintegrasi Proses Bisnis Perusahaan Manufaktur Sub Bab
Lebih terperinciDAFTAR ISI. repository.unisba.ac.id
DAFTAR ISI ABSTRAK... i ABSTRACT... ii PERUNTUKAN... iii AYAT AL-QURAN... iv PEDOMAN PENGGUNAAN TUGAS AKHIR... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xv BAB I PENDAHULUAN...
Lebih terperinci2 digudang juga harus tetap terpantau terus menerus. Untuk itu diperlukan sebuah sistem yang dapat memanajemen atau merencanakan keluar masuknya baran
1 ANALISA FUNGSIONAL UNTUK IMPLEMENTASI ERP MICROSOFT DYNAMICS NAV PADA SISTEM PERAWATAN KOMPUTER Angga Rachman Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma 17 September
Lebih terperinciDEFINISI DAN PERKEMBANGAN ERP JURUSAN TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Definisi ERP Daniel O Leary : ERP system are computer based system designed to process an organization s transactions
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur yang menghasilkan pelumas (oli). PT. Federal Karyatama berusaha untuk tepat
Lebih terperinciOleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom. Edi Sugiarto, M.Kom - Supply Chain Management dan Keunggulan Kompetitif
Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Edi Sugiarto, M.Kom - Supply Chain Management dan Supply Chain Management pada hakekatnya adalah jaringan organisasi yang menyangkut hubungan ke hulu (upstream) dan ke
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki,
BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT. Karya Indah Bersama adalah sebuah perusahaan yang bergerak pada bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki,
Lebih terperinciPROYEK AKHIR SISTEM MANAJEMEN MUTU PERUSAHAAN SARI ROTI. PT NIPPON INDOSARI CORPINDO,Tbk.
PROYEK AKHIR SISTEM MANAJEMEN MUTU PERUSAHAAN SARI ROTI PT NIPPON INDOSARI CORPINDO,Tbk. STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN Struktur organisasi di PT Nippon Indosari Corpindo Tbk dipimpin oleh seorang presiden
Lebih terperinciAPLIKASI MANAJEMEN PERKANTORAN E*/**
APLIKASI MANAJEMEN PERKANTORAN E*/** Pertemuan 4 Enterprise Resource Planning (ERP) PEMAHAMAN ERP Perencanaan sumber daya perusahaan atau yang sering dikenal ERP adalah : Sistem informasi yang diperuntukkan
Lebih terperinciSupply Chain Management. Tita Talitha,MT
Supply Chain Management Tita Talitha,MT 1 Materi Introduction to Supply Chain management Strategi SCM dengan strategi Bisnis Logistics Network Configuration Strategi distribusi dan transportasi Inventory
Lebih terperinciSistem Informasi Akuntansi I. Modul ke: 13Feb. Pengantar ERP (Enterprise Resource Planning) Fakultas. Afrizon, SE, M.Si, Ak. Program Studi Akuntansi
Modul ke: Sistem Informasi Akuntansi I Fakultas 13Feb Pengantar ERP (Enterprise Resource Planning) Afrizon, SE, M.Si, Ak Program Studi Akuntansi Sejarah ERP ERP berkembang dari Manufacturing Resource Planning
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. PT United Tractors Tbk (PTUT) merupakan salah satu distributor alat-alat berat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT United Tractors Tbk (PTUT) merupakan salah satu distributor alat-alat berat serta penyedia pelayanan purna jual baik berupa suku cadang maupun servis dengan cabang-cabang
Lebih terperinciSUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM)
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM) INTRODUCTION T I P F T P U B KONTRAK 50 % UTS 30 % Tugas 20 % Kuis/ present WHAT IS SUPPLY CHAIN? Sebuah rantai pasokan yang terdiri dari semua pihak yang terlibat, secara
Lebih terperinci: Yan Ardiansyah NIM : STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
KARYA ILMIAH E-BUSSINESS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT disusun oleh : Nama : Yan Ardiansyah NIM : 08.11.2024 Kelas : S1TI-6C JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA JENJANG STRATA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. diperbaharui dalam perusahaan untuk dapat menjadi market leader didalam bisnis
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Persaingan di dunia bisnis semakin kompleks, banyak hal yang harus diperbaharui dalam perusahaan untuk dapat menjadi market leader didalam bisnis yang mereka kembangkan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dunia bisnis dan industri saat sekarang ini semakin ketat dalam memenuhi kebutuhan konsumen yang semakin meningkat serta sangat cerdas dalam memilih produk
Lebih terperinciLAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Berbagai Bagian dalam Organisasi Perusahaan Elektronik Jakarta Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, perusahaan elektronik membagi tugas dan tanggung jawab
Lebih terperinciPerencanaan Kebutuhan Material (MRP)
Perencanaan Kebutuhan Material (MRP) Komponen-komponen: 1. Sistem penjadwalan produksi menghasilkan master jadwal produksi yang mencakup lead time terpanjang ditambah waktu produksi terpanjang. 2. Sistem
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. semakin berkembangnya perdagangan bebas yang masuk, maka setiap
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kemajuan perekonomian di Indonesia dan juga semakin berkembangnya perdagangan bebas yang masuk, maka setiap perusahaan harus mempersiapkan diri untuk
Lebih terperinciENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) Chapter 10
ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) Chapter 10 PENGERTIAN ERP adalah sebuah sistem informasi perusahaan yang dirancang untuk mengkoordinasikan semua sumber daya, informasi dan aktifitas yang diperlukan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ( ICBP ) merupakan produsen berbagai produk konsumen bermerek yang mapan dan terkemuka dengan berbagai
Lebih terperinciBAB 3 TINJAUAN SISTEM INFORMASI YANG BERJALAN
BAB 3 61 TINJAUAN SISTEM INFORMASI YANG BERJALAN 3.1 Sekilas tentang PT FI 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT FI didirikan berdasarkan Akta Notaris A. Partomuan Pohan, SH, LLM No. 6, tanggal 2 September 1993.
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI E-BISNIS
SISTEM INFORMASI E-BISNIS SISTEM INFORMASI E-BUSINESS Tanpa dukungan Sistem Informasi yang tangguh, model E-Business sulit diwujudkan. Sistem Informasi akan membantu mengintegrasikan data, mempercepat
Lebih terperinciBAB III KERANGKA PEMECAHAN MASALAH
BAB III KERANGKA PEMECAHAN MASALAH 3.1 Pengembangan Kerangka Kerja Secara garis besar terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan dalam menyelesaikan penelitian ini. Langkah-langkah tersebut yaitu studi
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pelengkap ERP (add-on system) dengan membuat dan menerapkan tiga modul
50 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Pada penelitian ini telah dilakukan rancangan dan implementasi sistem pelengkap ERP (add-on system) dengan membuat dan menerapkan tiga modul
Lebih terperinciK E L O M P O K S O Y A : I N D A N A S A R A M I T A R A C H M A N
K E L O M P O K S O Y A : A H M A D M U K T I A L M A N S U R B A T A R A M A N U R U N G I K A N O V I I N D R I A T I I N D A N A S A R A M I T A R A C H M A N S A L I S U B A K T I T R I W U L A N D
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Metodologi Pemecahan Masalah Dalam menyelesaikan permasalah yang ditemui, metodologi yang digunakan adalah perencanaan persediaan dan tingkat persediaan pengaman.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang XYZ Indonesia adalah merupakan pemimpin pasar (brand leader) untuk restoran yang menyediakan produk makanan jadi sebagai produk utamanya. Di bawah naungan PT. SK yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada kurun waktu terakhir, persaingan dalam bidang ekonomi semakin kuat. Dipengaruhi dengan adanya perdagangan bebas, tingkat kompetisi menjadi semakin ketat. Hal
Lebih terperinciENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP)
ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) Sumber : http://en.wikipedia.org http://yanuar.kutakutik.or.id/ngeweb/erp-masih- validkahditerapkan-di-perusahaan/ www.mikroskil.ac.id/~erwin/erp/00.ppt http://www.komputer-teknologi.net/syarwani/downloads/
Lebih terperinciMANAJEMEN RANTAI PASOKAN. Suhada, ST, MBA
MANAJEMEN RANTAI PASOKAN Suhada, ST, MBA MATERI Supply Chain Supply Chain Management ERP MODULES (POSISI SCM, CRM) ERP Modules (Posisi SCM, CRM) SUPPLY CHAIN Sebuah rangkaian atau jaringan perusahaan-perusahaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Persaingan yang semakin ketat dalam dunia bisnis dan perkembangan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan yang semakin ketat dalam dunia bisnis dan perkembangan teknologi yang semakin cepat, memicu sebagian besar perusahaan untuk mempercepat proses bisnis mereka.
Lebih terperinciPT. INFODATA SOLUSI CIPTA. Product Info ISC ERP
PT. INFODATA SOLUSI CIPTA Product Info ISC ERP 1 ISC ERP merupakan sebuah produk aplikasi ERP dari PT. Infodata Solusi Cipta. ISC ERP menawarkan kebebasan memilih, integrasi, kinerja tinggi dan kehandalan
Lebih terperinciManagement Information Systems (MIS) Sistem Informasi Manajemen adalah sistem informasi yang dibutuhkan sebuah organisasi dengan pengolahan seluruh
Chapter 11 Management Information Systems (MIS) Sistem Informasi Manajemen adalah sistem informasi yang dibutuhkan sebuah organisasi dengan pengolahan seluruh transaksi yang mendukung fungsi manajemen
Lebih terperinciBAB IV RENCANA IMPLEMENTASI
BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI 4.1 Analisa Risiko Implementasi Investasi bisa mendatangkan keuntungan, bisa juga menyebabkan kerugian. Ketidakpastian tersebut menyebabkan munculnya risiko. 1 Untuk menghindari
Lebih terperinciLAMPIRAN WAWANCARA. Produk yang diproduksi dan dijual kepada pelanggan PT. Lucky Print Abadi. adalah kain bercorak. Kain dijual dalam ukuran yard.
L 1 LAMPIRAN WAWANCARA 1. Bisa menceritakan sejarah PT. Lucky Print Abadi? Sejarah perusahaan dapat dilihat pada Company Profile yang telah kami berikan kepada kalian 2. Produk apa yang diproduksi PT.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada industri manufacture, sebuah proses yang berjalan dari penyediaan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Pada industri manufacture, sebuah proses yang berjalan dari penyediaan material, proses produksi, penyimpanan sampai dengan delivery atau distribusi kepada
Lebih terperinciBAB III OBJEK PENELITIAN
BAB III OBJEK PENELITIAN III.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Bernofarm pertama kali didirikan di Surabaya, Jawa Timur pada tanggal 11 maret 1971 dengan nama CV Sumber Farma. Nama PT. Bernofarm sendiri
Lebih terperinciPembahasan Materi #11
1 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Pembahasan 2 Konsep, Pengelolaan, Kolaborasi SCM Sistem Informasi Terpadu Tahapan Evolusi Pengembangan Aspek Pengembangan 6623 - Taufiqur Rachman 1 Konsep SCM 3 SCM Memperlihatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain bersaing dalam dunia pasar yang semakin memunculkan teknologi informasi yang canggih, perusahaan juga
Lebih terperinciAPLIKASI MANAJEMEN PERKANTORAN E */**
APLIKASI MANAJEMEN PERKANTORAN E */** SAP (System Application and Product in data processing ) Pertemuan 6 PENGENALAN SAP SAP is Systems, Applications, Products in Data processing Founded in 1972 by 5
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Bahan baku merupakan salah satu unsur yang menentukan kelancaran proses
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Bahan baku merupakan salah satu unsur yang menentukan kelancaran proses produksi suatu perusahaan. Apabila persediaan bahan baku tidak mencukupi, maka proses
Lebih terperinciEnterprise Resource Planning
Enterprise Resource Planning Pendahuluan Aspek perencanaan yang terintegrasi di suatu organisasi/perusahaan, bersifat lintas fungsional yang terdiri atas berbagai fitur. Tujuan integrasi : agar dapat merencanakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan industri di Indonesia yang semakin pesat, mendorong setiap
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri di Indonesia yang semakin pesat, mendorong setiap perusahaan mengembangkan kemampuan bersaingnya dalam berbagai hal. Perusahaan yang berhasil
Lebih terperinciTinjauan Umum Functional Strategy Riri Satria
Tinjauan Umum Functional Strategy Riri Satria Konsultan manajemen stratejik dan pengembangan organisasi ririsatria@yahoo.com Topik hari ini Review tentang strategi. Pengenalan strategi pemasaran. Pengenalan
Lebih terperinciWeek 11 SIA SIKLUS PRODUKSI. Awalludiyah Ambarwati
Week 11 SIA SIKLUS PRODUKSI Awalludiyah Ambarwati Production Methods Continuous Processing creates a homogeneous product through a continuous series of standard procedures. Batch Processing produces discrete
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Gambaran Umum Pokok pembahasan pada tesis ini hanya akan difokuskan dalam rangka mengetahui bagaimana Janssen Cilag Indonesia dapat mencapai titik optimum di dalam manajemen persediaannya
Lebih terperinciKEWIRAUSAHAAN III. Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III. Endang Duparman. Modul ke: Arissetyanto. Fakultas SISTIM INFORMASI
Modul ke: 05 KEWIRAUSAHAAN III Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III Fakultas SISTIM INFORMASI Endang Duparman Program Studi INFORMATIKA www.mercubuana.a.cid EVALUASI RENCANA PRODUKSI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sektor properti dan infrastruktur, dengan pertumbuhan Compound Annual
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permintaan baja yang masih terus tumbuh didukung oleh pembangunan sektor properti dan infrastruktur, dengan pertumbuhan Compound Annual Growth Rate/CAGR (2003 2012)
Lebih terperinciKONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.
KONSEP SI LANJUT WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 3 KSI LANJUT Supply Chain Management (SCM) Pemahaman dan Fungsi Dasar SCM. Karakter Sistem. Arsitektur Pengembangan dan Tantangan SCM. Peran Internet
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia akan teknologi semakin besar. Peran teknologi akhir-akhir ini sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, kebutuhan manusia akan teknologi semakin besar. Peran teknologi akhir-akhir ini sangat diperlukan untuk
Lebih terperinciStruktur Organisasi PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk
General Shareholders Meeting Board of Commissioners President Director R & D Operation Director Finance Director Controller Plant Marketing Administration General Affair Plant Advisor Marketing R & D E
Lebih terperinciKONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.
KONSEP SI LANJUT WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 3 KSI LANJUT Supply Chain Management (SCM) Pemahaman dan Fungsi Dasar SCM. Karakter Sistem SCM. Arsitektur Pengembangan dan Tantangan SCM. Peran
Lebih terperinciOleh: Hana Pertiwi ST
Oleh: Hana Pertiwi ST Target Pembelajaran: Enterprise Resource Planning (ERP) 1. Pemahaman ERP 2. Karakter Sistem - Modul ERP : Modul Operasi, Modul finansial dan akunting, modul sumber daya manusia. -
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Logistik Perusahaan Garment Pada umumnya proses bisnis manufakturing garment dikelola sendiri oleh perusahaan, dari proses perencanaan produksi, operasi di pabrik,
Lebih terperinciBAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi sekarang ini, sistem terkomputerisasi banyak digunakan pada berbagai bidang. Teknologi informasi akan terus berkembang karena meningkatnya kebutuhan
Lebih terperinciRancang Bangun Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Rantai Pasok Distribusi Daging Sapi Nasional
A817 Rancang Bangun Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Rantai Pasok Distribusi Daging Sapi Nasional Lidra Trifidya, Sarwosri, dan Erma Suryani Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi,
Lebih terperinciHakikat Rantai Pasokan
1 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Hakikat Rantai Pasokan 2 Jaringan organisasi yang menyangkut hubungan ke hulu (upstreams) dan ke hilir (downstreams), dalam proses dan kegiatan yang berbeda yang menghasilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi industri manufaktur dalam beberapa dekade terakhir ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi industri manufaktur dalam beberapa dekade terakhir ini turut menyumbangan kemudahan dalam menciptakan inovasi-inovasi produk baru yang
Lebih terperinci: Perencanaan pengadaan bahan baku bihun untuk meminimasi total biaya persediaan di PT. Tiga Pilar Sejahtera BAB I PENDAHULUAN
Nama : Bahtiar Rohmat Judul : Perencanaan pengadaan bahan baku bihun untuk meminimasi total biaya persediaan di PT. Tiga Pilar Sejahtera BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah PT. Tiga Pilar Sejahtera
Lebih terperinciSistem Produksi. Produksi. Sistem Produksi. Sistem Produksi
Sistem Produksi Sistem Produksi 84 Produksi Produksi disebut juga dengan istilah manufaktur merupakan salah satu fungsi dalam perusahaan (fungsi lainnya a.l pemasaran, personalia, dan finansial). Produksi
Lebih terperinciBab I Pendahuluan DOCKING INBOUND INPUT DATA PRODUK. Gambar I. 1 Proses Inbound
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Dalam Supply Chain, gudang memiliki peranan yang penting untuk meningkatkan keberhasilan bisnis dalam tingkat biaya dan pelayanan pelanggan. Pergudangan adalah salah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dikutip dari artikel Need of ERP System in manufacturing firms, perusahaan manufaktur merupakan salah satu industri skala besar yang mengalami perkembangan bisnis yang
Lebih terperinciSupply Chain Management (SCM)
SUPPLY CHAIN Ketidaksiapan logistic pasukan Napoleon mengakibatkan kekalahan dalam pertempuran di Russia. (A painting by Adolph Northen). Pengantar Supply Chain Management: Konsep dan Best Practise di
Lebih terperinciBAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Kadujaya Perkasa didirikan pada tahun 1982 dan berlokasi di Tangerang. PT. Kadujaya Perkasa merupakan perusahaan yang memproduksi barang barang
Lebih terperinciPROSES PEMBUATAN BISKUIT ORIORIO VANILA DI PT. SIANTAR TOP, Tbk WARU-SIDOARJO LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN
PROSES PEMBUATAN BISKUIT ORIORIO VANILA DI PT. SIANTAR TOP, Tbk WARU-SIDOARJO LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN OLEH: FELICIA ONGGO 6103009030 TRIFONIA SIENNY.S 6103009031 STEPHANIE HANS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Peningkatan persaingan industri baik industri manufaktur maupun industri jasa akibat adanya perdagangan bebas menyebabkan seluruh industri berusaha untuk melakukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dengan sangat cepat di segala bidang. Persaingan yang semakin ketat mengharuskan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan lingkungan dunia usaha industri di Indonesia saat ini berlangsung dengan sangat cepat di segala bidang. Persaingan yang semakin ketat mengharuskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2008, berbagai sektor industri mengalami tantangan yang sangat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada tahun 2008, berbagai sektor industri mengalami tantangan yang sangat berat, dimulai naiknya harga bahan baku sehingga harga jual menjadi naik sementara
Lebih terperinciPERENCANAAN UNIT PENGGUDANGAN PADA PABRIK PENGOLAHAN BISKUIT MANIS DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 2,0 TON TEPUNG TERIGU/HARI
PERENCANAAN UNIT PENGGUDANGAN PADA PABRIK PENGOLAHAN BISKUIT MANIS DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 2,0 TON TEPUNG TERIGU/HARI TUGAS PERENCANAAN UNIT PENGOLAHAN PANGAN OLEH: PETRINA JOYOWIGUNA 6103010091 PROGRAM
Lebih terperinciKONSEP SISTEM INFORMASI
CROSS FUNCTIONAL MANAGEMENTS Materi Bahasan Pertemuan 6 Konsep Dasar CRM Contoh Aliran Informasi CRM Konsep Dasar SCM Contoh Aliran Informasi SCM 1 CRM Customer Relationship Management Konsep Dasar CRM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada sebuah industri manufaktur, proses perencanaan dan pengendalian produksi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada sebuah industri manufaktur, proses perencanaan dan pengendalian produksi memegang peranan yang sangat penting dalam kegiatan operasional perusahaan tersebut.
Lebih terperinciSTMIK AMIKOM YOGYAKARTA
KARYA ILMIAH E-BISNIS Enterprise Resources Planning (ERP) Sebagai Proses Otomatisasi Pengolaaan Informasi Pada Perusahaan Oleh : DASRI (09.11.3367) STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2012 Enterprise Resources Planning
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat suatu tuntutan dalam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat suatu tuntutan dalam kebutuhan hidup manusia. Hal ini juga membawa suatu kompetisi khususnya di dunia manufaktur.
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. sistem yang sedang berjalan dalam perusahaan, menganalisis kebutuhan informasi,
49 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1. Tentang Perusahaan Pada bab tiga, akan diuraikan lebih banyak mengenai perusahaan yaitu gambaran sistem yang sedang berjalan dalam perusahaan, menganalisis
Lebih terperinciTUGAS E-BISNIS ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
TUGAS E-BISNIS ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT disusun oleh : NANANG PURNOMO 11.21.0616 S1 TI-TRANSFER JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2012
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini sektor industri terus berkembang,sehingga segala aspek yang terdapat pada sebuah industri sangat menentukan keberhasilan dan kemajuan industri tersebut.
Lebih terperinciFinance for Non-Finance Manager: Balanced Scorecards
Finance for Non-Finance Manager: Balanced Scorecards Materi 1. What is Financial Management? 2. Goals of Financial Management in the Context of BSC 3. Financial Aspect of BSC What is Financial Management
Lebih terperinciPERANAN SIM DALAM KEGIATAN MANAJEMEN. Nurochman, SST,.Akt,.MT
PERANAN SIM DALAM KEGIATAN MANAJEMEN Nurochman, SST,.Akt,.MT SIM YANG BAIK?? Planning Process Support Controlling Process Decision Making Process SIM YANG BAIK?? Model Planning Perencanaan Process Planning
Lebih terperinciPengantar Sistem Produksi Lanjut. BY Mohammad Okki Hardian Reedit Nurjannah
Pengantar Sistem Produksi Lanjut BY Mohammad Okki Hardian Reedit Nurjannah Definisi Sistem Sekelompok entitas atau komponen yang terintegrasi dan berinteraksi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN
BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Sekawan Eka Sejati (SES) adalah perusahaan nasional dengan jalur utama bisnis sebagai berikut: OCTG, alat pengeboran, inspeksi BHA dan pemeliharaan
Lebih terperinci