BAB IV ANALISIS. tapak, keadaan lingkungan pada tapak, batas-batas tapak, dan potensi yang ada

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISIS. tapak, keadaan lingkungan pada tapak, batas-batas tapak, dan potensi yang ada"

Transkripsi

1 BAB IV ANALISIS 4.1 Data Eksisting Tapak Data eksisting tapak bertujuan untuk mengetahui keadaan kondisi fisik tapak, keadaan lingkungan pada tapak, batas-batas tapak, dan potensi yang ada pada tapak. Data eksisting pada tapak ini landasan utama untuk membuat sebuah analisis tapak Gambaran Umum Lokasi Tapak a. Bentuk, Ukuran, dan Kondisi Fisik Tapak Lokasi tapak terletak di kecamatan Kedungkandang, Kelurahan Tlogowaru, di Jalan Mayjen Sungkono Kota Malang. Gambar 4.1 Peta Lokasi Tapak (Sumber : Dokumentasi data pribadi 2012) 101

2 Tapak yang digunakan sebagai Perancangan Pusat Seni Teater merupakan lahan kosong berupa persawahan yang pada saat ini di tanami pohon tebu. Luas tapaknya adalah m 2 atau sekitar 3 hektar. b. Kondisi Lingkungan Gambar 4.2 Kondisi Fisik Tapak (Sumber : Dokumentasi data pribadi 2012) Tapak terletak di lingkungan kawasan pendidikan, perkantoran dan juga bersebelahan dengan area sirkuit motor cross. Namun lokasi area sirkuit di tempat ini intensitas aktivitasnya mulai menurun, dikarenakan sudah terbangunnya sebuah arena sirkuit motor cross yang baru yang letaknya jauh dari tapak Perancangan Pusat Seni Teater. Tapak beserta lahan sirkuit motor cross yang berada disebelahnya, merupakan area lahan untuk pengembangan fasilitas kawasan pendidikan bertaraf internasional yang berada tidak jauh dari tapak. Dengan adanya Pusat Seni Teater di area kawasan pendidikan tersebut diharapkan 102

3 bisa meningkatkan intensitas aktivitas seni teater khususnya bagi kalangan pendidikan di Kota Malang. Dengan melihat pemerataan perkembangan pembangunan di Kota Malang yang ada pada saat ini lebih mengarah ke arah perbatasan kota dengan kabupaten. Karena itu kawasan ini juga sangat mendukung sebagai wadah untuk perkumpulan seni teater di kalangan non pendidikan. Block Office Area Persawahan Kawasan Sekolah Internasional SMAN 10, SMK 10 Area Sirkuit Motor Cross Gambar 4.3 Kondisi Lingkungan Tapak (Sumber : Dokumentasi data pribadi 2012) 103

4 c. Ukuran tapak Bentuk tapak berbentuk seperti jajar genjang dengan luasan m 2 atau sekitar 3 hektar. Gambar 4.4 Dimensi Tapak (Sumber : Dokumentasi data pribadi 2012) d. Potensi tapak Potensi yang ada pada tapak yaitu adanya dua saluran riol kota di samping dan di depan tapak. Tapak juga dapat diakses melalui dua jalan yaitu Jalan Mayjen Sungkono (jalan primer) dan Jalan Raya Tlogowaru (jalan sekunder). Gambar 4.5 Akses Jalur Pada Tapak (Sumber : Dokumentasi data pribadi 2012) 104

5 Gambar 4.6 Riol kota pada tapak (Sumber : Dokumentasi data pribadi 2012) 4.2 Analisis Tapak Analisis tapak merupakan analisis yang bertujuan untuk mengidentifikasi semua faktor-faktor yang mempengaruhi bangunan dalam suatu tapak yang kemudian faktor-faktor tersebut dievaluasi dampak positif dan negatifnya. Melalui identifikasi dan evaluasi tersebut akan menghasilkan alternatif-alternatif solusi dalam merencanakan tapak Pola Tatanan Massa Analisis pola tatanan massa bertujuan untuk mengetahui penzoningan ruang-ruang tapak perletakan ruang ke dalam tapak yang sesuai dengan obyek dan tema perancangan. 105

6 Pola dari salah satu massa bangunan dibuat terbangun diatas danau, hal ini menerapkan proses spiritual Ken Dedes yang penuh ketenangan. Pola bangunan dibuat seolaholah langsung dihadapkan oleh bangunan utama. Hal ini menerapkan Efek kejutan dari cerita Ken Dedes, pada saat Ken Dedes diwaktu remaja yang memiliki aura wanita Nareswari. Gambar 4.7 Alternatif 1 dari analisis pola tatanan massa Pola bangunan dibuat berada dibawah bukit atau lembah untuk menciptakan suasana tenang di dalam ruangan seperti halnya disaat Ken Dedes waktu berspiritual. Pola bangunan dibuat tidak beraturan, dari kecil menjadi membesar dan begitu pun sebaliknya, dari yang besar menjadi mengecil. Hal ini menerapkan sebuah proses spiritualnya Ken Dedes, dimana waktu Ken Dedes waktu berspiritual ia selalu dihantui oleh raksasa yang menggambarkan sebuah nafsunya Ken Dedes yang masih belum bisa terkontrol dengan baik. Gambar 4.8 Alternatif 2 dari analisis pola tatanan massa Pola tatanan massa bangunan mengikuti sebuah irama/ritme dari cerita Ken Dedes. Ritme yang digunakan adalah mulai Ken Dedes berumur 10 tahun hingga Ken Dedes menikah dengan Tunggul Ametung. 106

7 Gambar 4.9 Alternatif 3 dari analisis pola tatanan massa Sirkulasi Sirkulasi dalam perencanaan bangunan adalah sebuah proses perencanaan yang sangatlah penting karena jika perencanaan sirkulasi tidak baik maka akan menggangu kenyamanan pengguna dan akan terjadi ketidak teraturan pengguna dalam beraktivitas. Sirkulasi Kendaraan: Jalur kendaraan dibuat naik turun bukit untuk menikmati keindahan kawasan sekitar, (Menerapkan kisah perjalanan Ken Dedes yang tidaklah mudah untuk menjalaninya). Sirkulasi Pejalan Kaki: Jalur pejalan kaki dibuat masuk di dalam bukit, seperti halnya masuk di dalam sebuah lorong, (Menerapkan suasana dari perasaan Ken Dedes pada saat diculik dan harus menikah secara paksa dengan Tunggul Ametung). Gambar 4.10 Alternatif 1 dari analisis sirkulasi 107

8 Sirkulasi Kendaraan: Jalur kendaraan dibuat naik ke atas bukit/lembah untuk menikmati keindahan kawasan sekitar, (Menerapkan massa kejayaan Kerajaan Singasari yang dipimpin oleh Ken Dedes bersama Ken Arok). Sirkulasi Pejalan Kaki: Jalur pejalan kaki dibuat datar untuk mencapai kawasan teater ini (Menerapkan suasana perasaan pasrah dari Ken Dedes pada harus menikah secara paksa dengan Tunggul Ametung). Gambar 4.11 Alternatif 2 dari analisis sirkulasi Sirkulasi Kendaraan: Jalur kendaraan dibuat masuk di dalam bukit, seperti halnya masuk di dalam sebuah basemant, (Menerapkan suasana dari perasaan Ken Dedes pada saat diculik dan harus menikah secara paksa dengan Tunggul Ametung). Sirkulasi Pejalan Kaki: Jalur pejalan kaki dibuat naik turun bukit untuk menikmati keindahan alur cerita yang dibuat oleh Ken Dedes, (Menerapkan kisah perjalanan Ken Dedes yang tidaklah mudah untuk menjalaninya). Gambar 4.12 Alternatif 3 dari analisis sirkulasi 108

9 4.2.3 Vegetasi Analisis vegetasi dalam perancangan bertujuan untuk mengetahui tatanan vegetasi pada tapak dan pemilihan vegetasi pada tapak yang sesuai dengan obyek dan tema perancangan. Area terbuka diberikan banyak vegetasi peneduh sebagai tanda kejayaan kerajaan. Setelah itu masuk ke dalam lorong yang menghubungkan ruang teater terbuka yang meniadakan vegetasi disekitarnya. Hal ini menggambarkan ada sebuah perampokan terjadi setelah masa kejayaan di kerajaan. Gambar 4.13 Alternatif 1 dari analisis vegetasi 109

10 Vegetasi yang digunakan di area sepanjang jalan menuju tempat parkir menerapkan pola ritme/irama yang seimbang dengan menggunakan vegetasi yang berdaun renggang yang memanjang ke atas, vegetasi ini merupa pohon cemara Norfolk. Dipadu dengan vegetasi bertajuk lebar yang berupa pohon bungur. Gambar 4.14 Alternatif 2 dari analisis vegetasi Menggunakan vegetasi yang memiliki tajuk yang sangat lebar. Vegetasi ini diletakkan di area teater terbuka, agar pengunjung merasa ternaungi dengan tenang dan nyaman berada di area yang memiliki vegetasi yang bertajuk lebar, vegetasi ini berupa pohon beringin. Hal ini menerapkan dari karakter seorang Ken Dedes yang menjadikan dirinya sebagai wanita yang selalu menaungi anakanaknya hingga menjadi raja-raja besar di tanah Jawa. 110

11 4.2.4 View Dari Dalam Keluar Gambar 4.15 Alternatif 3 dari analisis vegetasi Ketepatan dalam perencanaan view dari dalam keluar bertujuan menarik perhatian dari pengguna untuk bisa menikamti pemandangan di area tapak dan di sekitar tapak. Keseimbangan faktor alami dari tapak akan menjadi pemandangan yang menarik dari dalam bangunan. Ruang pertunjukan diberikan sebuah ruang yang menjulang ke atas yang dipergunakan bagi pengunjung untuk menikmati suasana sekitar di ketinggian dan disegala arah. Ruang yang menjulang ke atas dan ke segala arah ini mengambil dari kejayaan Kerajaan Singosari di akhir cerita Ken Dedes. 111

12 Gambar 4.16 Alternatif 1 dari analisis view dari dalam keluar Dinding gedung pertunjukan taeter dibuat berlubang-lubang kecil tidak beraturan. Hal ini selain berfungsi sebagai salah satu desain akustik yang baik. Dinding seperti ini juga berfungsi agar para penonton pertunjukan tidak terganggu dengan aktifitas yang ada di luar ruangan. Desain dinding dengan lubang-lubang yang kecil seperti ini, mengambil ide dari sebuah rasa tekanan batin Ken Dedes semasa menjalani kehidupannya dengan raja Tunggul Ametung. mengambil ide dari sebuah rasa tekanan batin Ken Dedes View keluar Gambar 4.17 Alternatif 2 dari analisis view dari dalam keluar 112

13 Dinding didesain dengan tidak terlalu tinggi, akan tetapi dinding langsung menyatu dengan rangka atap yang melengkung. Jendela yang menempel pada dinding menggunakan kaca S. Hal ini bertujuan agar pengunjung tidak tepengaruhi oleh dunia luar dan akan tetap konsen dengan pandangan di depan yaitu menonton pertunjukan. Gambar 4.18 Alternatif 3 dari analisis view dari dalam keluar View Dari Luar Kedalam Ketepatan perencanaan view dari luar ke dalam bertujuan agar menarik perhatian masyarakat luar untuk memasuki kawasan Pusat Seni Teater ini. Selain itu juga dapat berfungsi sebagai penanda sirkulasi bagi pengunjung (masyarakat) untuk menikmati kawasan ini. 113

14 Pengunjung dari arah entrance langsung melihat sebuah Sclupture yang letaknya membelah Jalan. Sclupture ini melambangkan sebuah kendaraan berupa Kereta kencana yang dimiliki oleh Ken Dedes. Lewat kereta kencana inilah awal mula pengunjung bisa menikmati sebuah alur cerita Ken Dedes di dalam sebuah rancangan Pusat Seni Teater. View dari luar ke dalam diarahkan dengan sebuah Sclupture. Gambar 4.19 Alternatif 1 dari analisis view dari luar kedalam Pengunjung setelah memasuki entrance langsung di arahakan ke sebuah point of view berupa sebuah galeri yang bangunannya menyatu dengan bukit. Pengambilan ide desain seperti ini mengambil dari sebuah proses spiritualnya Ken Dedes yang penuh dengan ketenangan. Proses spiritual ini di ibaratkan oleh sebuah bangunan yang diselimuti bukit-bukit atau sebuah lembah. 114

15 View dari luar ke dalam diarahkan dengan sebuah bangunan yang menarik yang diselimuti oleh bukitbukit/ sebuah lembah buatan. Gambar 4.20 Alternatif 2 dari analisis view dari luar kedalam Sebuah tampak banguan dibuat berundak-undak beraturan untuk menciptakan sebuah point of view dari sebuah kawasan. Pengambilan ide ini mengambil dari sebuah ritme yang teratur dari sebuah cerita Ken Dedes. Ritme yang digunakan adalah mulai pembukaan awal cerita Ken Dedes hingga Ken Dedes selesai proses spiritualnya. View dari luar ke dalam dari sebuah tampak kawasan dibuat bangunan berundak-undak teratur seperti halnya mengikuti sebuah ritme dari alur cerita Ken Dedes. Gambar 4.21 Alternatif 3 dari analisis view dari luar kedalam 115

16 4.2.6 Kebisingan Kebisingan merupakan salah satu aspek yang harus dihindari dalam perencanaan bangunan karena akan menyebabkan ketidaknyamanan pengguna dan masyarakat di lingkungan sekitar. Apalagi dalam sebuah rancangan ada sebuah ruang yang mengharuskan pengguna yang berada didalamnya merasa tenang, seperti halnya gedung pertunjukan pada Pusat Seni Teater ini. Gedung pertunjukan diletakkan di area yang terkelilingi oleh danau buatan. Selain penerapan dari proses ketenangan berspiritualnya Ken Dedes, hal ini juga berfungsi dalam mengurangi kebisingan yang diakibatkan dari luar, yang kemudian di redam oleh air yang berada pada danau buatan tersebut. Kebisingan diatasi dengan menggunakan danau di area sekitar gedung pertunjukan. Gambar 4.22 Alternatif 1 dari analisis kebisingan 116

17 Bangunan di tinggikan ke atas menerapkan kejayaan kerajaan Singosari. Dengan keadaan bangunan yang sudah ditinggikan dan pemberian vertical garden pada bukaan, hal ini dapat mengatasi kebisingan yang yang terjadi di dalam ruangan. Kebisingan diatasi dengan menggunakan vertical garden, dengan vegetasi rumput gajah yang tertempel pada bukaan bangunan. Gambar 4.23 Alternatif 2 dari analisis kebisingan Bangunan dibentuk menyerupai sebuah bukit-bukit sebagai penerapan dari proses spiritualnya Ken Dedes. Bukit-bukit ini tertanami oleh dua jenis rumput yang berbeda. keduanya memiliki daya serap bising yang berbeda-beda. Rumput gajah memiliki daya serap besar karena memiliki daun yang lebar dibanding rumput jepang. Maka dari itu ruput gajah di tanam di area bukit yang bawah (untuk meredam sumber bunyi yang besar). Sedangkan rumput jepang ditanam di area bukit yang tinggi (untuk meredam sumber bunyi yang kecil). 117

18 dari jalan raya dari jalan raya Gambar 4.24 Alternatif 3 dari analisis kebisingan Sistem Parkir Perencanaan sistem parkir adalah suatu hal yang sangat penting karena menyangkut keamanan dan kenyamanan pengguna dalam membawah kendaraan. Tanpa sistem parkir yang baik maka akan terjadi ketidakteraturan sirkulasi kendaraan dan ketidaknyamanan pengguna dalam memparkirkan kendaraannya. Ritme cerita berupa konflik dan penyelesaian dibuat menyerupai sebuah sistem penataan parkir. Pada area konflik cerita membentuk bentukan setengah lingkaran, sedangkan pada area penyelesaian dalam cerita membentuk persegi panjang. 118

19 Menerapkan sebuah ritme cerita ke dalam sistem parkir. Gambar 4.25 Alternatif 1 dari analisis sistem parkir Menerapkan efek konflik dalam sebuah cerita Ken Dedes menjadi sistem parkir. Konflik yang dipakai adalah proses terbunuhnya raja Tunggul Ametung. Gambar 4.26 Alternatif 2 dari analisis sistem parkir 119

20 Menerapkan sistem parkir pada basemant (menerapkan perasaan hati yang sedih dan tertekan saat Ken Dedes harus melihat secara langsung suaminya dibunuh). Basemant lantai atas mengibaratkan perasaan Ken Dedes saat sedih dan tertekan saat melihat secara langsung suaminya Tunggul Ametung di bunuh oleh Ken Arok Basemant lantai bawah mengibaratkan perasaan Ken Dedes saat sedih dan tertekan saat melihat secara langsung suaminya yang ke dua di bunuh oleh Anusapati. Anusapati tidak lain adalah anak kandung Ken Dedes dari Tunggul Ametung. Gambar 4.27 Alternatif 3 dari analisis sistem parkir Analisis Angin Angin adalah faktor yang perlu diperhatikan dalam perancangan karena angin dapat mempengaruhi penghawaan alami yang masuk ke dalam bangunan. Oleh karena itu diperlukan analisis angin untuk mengoptimalkan potensi angin pada tapak perancangan. Angin pada malam hari di tapak cenderung datang dari segala arah kemudian angin sering juga memutar mengelilingi tapak. Seluruh tapak terkena 120

21 oleh pusaran angin yang datang dari segala arah. Namun pada pagi hari sampai sore hari, angin hanya datang dari arah selatan kemudian menyebar kesegala arah. Pembuatan bukaan yang diseplit dengan vegetasi bambu mini. Hal ini agar bambu mini bisa menyerap angin/co2 menjadi O2 di dalam ruangan. Gambar 4.28 Alternatif 1 dari analisis angin Pembuatan dinding dengan banyak bukaan yang sempit dapat menyaring angin dari luar yang kemudian dapat dialirkan ke dalam ruangan sebagai penghawaan alami. Bukaan yang sempit juga mengacu pada akustik yang baik, karena dapat mengalirkan suara gema dalam ruangan yang dapat menyebabkan cacat akustik. Gambar 4.29 Alternatif 2 dari analisis angin 121

22 Pemberian bukaan yang sempit pada atap yang miring, kemudian angin masuk mengumpul bada satu wadah yang sudah dibuatkan di atas plafon. Kemudian angin disebarkan ke dalam gedung pertunjukan sebagai penghawaan alami. Pemberian bukaan yang sempit pada atap yang miring Analisis Matahari Gambar 4.30 Alternatif 3 dari analisis angin Analisis matahari ini berpengaruh pada perancangan yang berkaitan dengan tingkat kenyamanan dan pencahayaan alami. Dalam Perancangan Pusat Seni Teater ini sangatlah memerlukan sebuah pencahayaan alami pada jam-jam yang di sering di pakai apabila ada sebuah pertunjukan teater. Karena Perancangan Pusat Seni Teater ini menggunakan tema Architecture As Literature Ken Dedes, pada analisisnya sering mengacuh pada proses berspiritualnyanya Ken Dedes. Proses spiritual dalam perancangan ini diciptakan dengan pembuatan bangunan dibawah bukit-bukit dan bangunan yang di selimuti oleh danau. Analisis matahari ini bertujuan untuk memaksimalkan pencahayaan untuk masuk ke dalam ruang yang berada dibawah bukit-bukit dan ruang yang di selimuti oleh danau, karena kedua 122

23 ruang tersebut sangat membutuhkan pencahayaan alami sebagai penerangan di dalamnya. Gambar 4.31 Orientasi matahari pada tapak (Sumber : Data pribadi dan dokumentasi pribadi) Cahaya yang masuk pada Skylight kemudian dipantulkan pada lantai yang mengarah ke langit-langit gedung, dari situlah pencahayaan kemudian disebarkan lewat pemantulan-pemantulan cahaya. Pemantulan cahaya ini mengambil dari sifat Ken Dedes yang selalu memperhatikan (mengayomi) anak-anaknya. Menggunakan Struktur rangka Batang kemudian ditutup dengan skylight, hal ini untuk memasukkan cahaya ke dalam ruang yang ada di dalam bukit. Gambar 4.32 Alternatif 1 dari analisis matahari 123

24 Memaksimalkan air hasil penada hujan yang dipakai sebagai peredam panas di dalam ruangan yang disebabkan oleh sinar matahari yang berlebihan. Penada hujan berada di atas bangunan, lebih tepat tempatnya pada setiap lekukan dari atap bangunan yang mengibaratkan kesan feminin dari Ken Dedes. Air berada pada kedalaman tertentu yang bisa menyerap panas, sehingga tidak sampai masuk ke dalam ruangan. Menggunakan unsur air untuk meredam panas yang berlebihan (Proses berspiritualnya Ken Dedes yang tenang diwujudkan dengan unsur air). Gambar 4.33 Alternatif 2 dari analisis matahari 124

25 Cahaya matahari dimanfaatkan sebagai pusat pencahayaan alami yang terletak pada pusat ruang dalam bangunan, yang kemudian pencahayaannya disebarkan kesetiap ruangan. Hal ini menerapkan sebuah peristiwa ketika selendang Ken Dedes terselingap hingga terlihat betis Ken Dedes mengeluarkan sebuah sinar yang yang menyilaukan di area betisnya tersebut. Dikelilingi oleh bangunan yang seakan-akan menjulang keluar ke atas, hal ini menerapkan sebuah kesan kejayaan suatu kerajaan. Sinar matahari yang di optimalkan masuk ke dalam pusat ruangan yang di ibaratkan sebagai sinar dari betis Ken Dedes. Gambar 4.34 Alternatif 3 dari analisis matahari 125

26 Analisis Struktur Perecanaan struktur pada suatu bangunan termasuk dalam perencanaan yang sangatlah penting, karena apabila perencanaan struktur bangunan ada yang salah maka akan mengakibatkan robohnya bangunan. Untuk pemilihan stuktur harus dilihat lokasi perencanaan dan kekuatan dan kelebiahan masing- masing struktur yang akan digunakan, dan kalau bisa harus bisa sesuai dengan obyek maupun tema perancangan. Sistem struktur rangka ruang ini membentang berbentuk setengah lingkaran dengan lebar dibagian bawah dan mengecil pada struktur bagian atas. Struktur rangka ruang yang digunakan adalah sistem struktur bentang lebar yang meniadakan kolom sebagai pengganti struktur utama, sehingga bisa fungsional sebagai ruang pertunjukan. Memberikan struktur rangka ruang sebagai struktur utama Gambar 4.35 Alternatif 1 dari analisis struktur 126

27 Sistem struktur rangka batang ini membentang berbentuk setengah lingkaran dengan titik pusat diatasnya. Bentangan dari struktur ini menciptakan sebuah ruang yang awalnya melebar tiba-tiba menyempit. Hal ini mengibaratkan sebuah tekanan batin yang dialami oleh Ken Dedes semasa hidupnya. Memberikan struktur rangka batang sebagai struktur utama Gambar 4.36 Alternatif 2 dari analisis struktur Menerapkan struktur gantung yang diterapkan pada balkon-balkon, hal ini mengambil dari karakter Ken Dedes yang mempunyai jiwa mengayomi anakanaknya hingga menjadi seorang raja-raja besar. 127

28 Analisis Akustik Gambar 4.37 Alternatif 3 dari analisis struktur Analisis akustik ini dilakukan untuk menghindari cacat akustik pada gedung pertunjukan, agar penonton pertunjukan juga merasa nyaman dalam melihat pertunjukan apabila didukung dengan akustik yang baik. Akustik yang digunakan adalah menggunakan sistem difraksi bunyi, pemantulan bunyi, dan penyerapan pada bunyi. Menggunakan campuran sistem akustik ini menggambarkan berbagai macam permasalahan yang dihadapi oleh Ken Dedes, akan tetapi di ujung cerita Ken Dedes hidup bahagia bersama anakanaknya. Begitu pula pada sistem akustik ini, meskipun menggunakan banyak sistem akustik akan tetapi antar sistem saling melengkapi sehingga memunculkan sebuah sistem akustik yang baik. 128

29 Gambar 4.38 Alternatif 1 dari analisis akustik Keterangan: 1. Pemantulan bunyi Menggunakan pemantulan berupa batu kali yang dipasang pada langit-langit gedung pertunjukan. Pemilihan Batu kali karean memiliki permukaan yang keras, jadi bisa memantulkan suara secara langsung. 2. Penyerapan bunyi Dinding bagian paling belakang dibuat cembung dan dilapisi bahan penyerap bunyi berupa karpet. Sistem penyerap bunyi diletakkan pada area ini karena area tempat duduk paling belakang ini sering terjadi gema/dengung yang mengakibatkan cacat akustik. 129

30 3. Difraksi bunyi Langit-langit pada area balkon yang paling belakang menggunakan beton yang berundak-undak, hal ini agar memunculkan difraksi bunyi atau penyebaran bunyi di area tersebut. Pada area ini harus benar-benar diperhatikan dalam penanganan masalah akustiknya, karena area paling belakang, baik pada lantai dasar maupun pada balkon sering terjadi cacat akustik. Akustik yang digunakan adalah hanya menggunakan sistem difraksi bunyi. Hal ini menggambarkan sebuah ketegasan dari seorang Ken Dedes saat menjalani kehidupannya. Seperti halnya meskipun hanya satu cara yang digunakan, akan tetapi bisa memaksimalkannya dengan baik sehingga menjadikan akustik yang baik pula. Langit-langit pada gedung pertunjukan ini menggunakan material kayu yang berundakundak, hal ini memunculkan difraksi bunyi atau penyebaran bunyi di area tersebut secara lebih merata. Gambar 4.39 Alternatif 2 dari analisis akustik 130

31 Menggunakan hanya satu sistem akustik yaitu pemantulan bunyi dengan memanfaatkan langit-langit sebagai media pemantul bunyi. Sistem pemantulan pada langit-langit menggunakan gording yang menonjol dan juga balok-balok yang menonjol pada langit-langit gedung pertunjukan. Keduanya selain berfungsi sebagai pemantul suara keduanya juga berfungsi sebagai struktur penyangga atap. Gambar 4.40 Alternatif 3 dari analisis akustik 131

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan Konsep dasar yang digunakan dalam Perancangan Pusat Seni Teater mencakup tiga aspek yaitu: Prinsip-prinsip yang ada di dalam Architecture As Literature Empat

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN BAB III METODE PERANCANGAN 3.1. Metode Perancangan Sebuah proses perancangan dibutuhkan sebuah metode untuk memudahkan perancang dalam mengembangkan ide rancangan. Metode deskriptif analisis adalah salah

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Hasil Rancangan Kawasan Perancangan kawasan terdapat beberapa input yang dijadikan dalam acuan perancangan. Aplikasi yang diterapkan dalam perancangan kawasan yaitu dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB V HASIL RANCANGAN

BAB V HASIL RANCANGAN BAB V HASIL RANCANGAN 5.1 Perancangan Tapak 5.1.1 Pemintakatan Secara umum bangunan dibagi menjadi beberapa area, yaitu : Area Pertunjukkan, merupakan area dapat diakses oleh penonton, artis, maupun pegawai.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan daerah lainnya. Hal ini disebabkan oleh unsur-unsur pembentuk teater

BAB I PENDAHULUAN. dengan daerah lainnya. Hal ini disebabkan oleh unsur-unsur pembentuk teater BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia kaya akan keragaman seni kebudayaan yang perlu dilestarikan oleh generasi selanjutnya. Salah satunya yang berhubungan dengan pementasan yaitu seni teater.

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya 165 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1. Dasar Rancangan Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep dan analisa yang terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya sebagai

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. marmer adalah Prinsip Sustainable Architecture menurut SABD yang terangkum

BAB V KONSEP. marmer adalah Prinsip Sustainable Architecture menurut SABD yang terangkum BAB V KONSEP 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan sentra industri batu marmer adalah Prinsip Sustainable Architecture menurut SABD yang terangkum dalam Three Dimension Sustainability:

Lebih terperinci

Gambar 5.1. Zoning Ruang (sumber:konsep perancangan.2012)

Gambar 5.1. Zoning Ruang (sumber:konsep perancangan.2012) BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Dasar Konsep dasar mengambil dari prinsip tema yang telah dipertajam sehingga mendapatkan sebuah konsep dasar yaitu save the land surface. Save the land surface mempunyai

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik, BAB VI HASIL RANCANGAN Perancangan Museum Anak-Anak di Kota Malang ini merupakan suatu wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik, serta film untuk anak-anak. Selain sebagai

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang BAB 5 KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo di Kabupaten Trenggalek menggunakan tema Organik yang merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. konsep dasar yang digunakan dalam Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Boom Di

BAB V KONSEP PERANCANGAN. konsep dasar yang digunakan dalam Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Boom Di BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Dasar konsep dasar yang digunakan dalam Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Boom Di Kabupaten Tuban ini adalah Sequence (pergerakan dari satu tempat ketempat lain sepanjang

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan Pusat Studi dan Budidaya Tanaman Hidroponik ini adalah Arsitektur Ekologis. Adapun beberapa nilai-nilai Arsitektur Ekologis

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar Perancangan Pusat Pemasaran Mebel di Kota Pasuruan ini adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian konsep perancangan

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Penjelasan konsep dibagi menjadi dua bagian yaitu: A. Konsep Tapak yang meliputi: a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi b. Sirkulasi e. Orientasi c. Lingkungan f. Skyline

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Sentra Agrobisnis tersebut. Bangunan yang tercipta dari prinsip-prinsip Working

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Sentra Agrobisnis tersebut. Bangunan yang tercipta dari prinsip-prinsip Working BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Sentra Agrobisnis Anjuk Ladang menggunakan konsep Power of Climate, dengan konsep tersebut diharapkan dapat mengoptimalkan tema dari Working With Climate

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar perancangan beranjak dari hasil analisis bab sebelumnya yang

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar perancangan beranjak dari hasil analisis bab sebelumnya yang BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar perancangan beranjak dari hasil analisis bab sebelumnya yang kemudian disintesis. Sintesis diperoleh berdasarkan kesesuaian tema rancangan yaitu metafora

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam konsep dasar pada perancangan Fashion Design & Modeling Center di Jakarta ini, yang digunakan sebagai konsep dasar adalah EKSPRESI BENTUK dengan

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut BAB 5 KONSEP PERANCANGAN Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Griya seni dan Budaya Terakota ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Re-Inventing Tradition

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1. KONSEP LINGKUNGAN SEKITAR DAN DALAM TAPAK 5.1.1. Konsep Ruang Luar Jalan bulungan adalah daerah yang selalu ramai karena adanya area komersil seperti Blok M Plaza, maka dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. Ide perancangan ini muncul dikarenakan tidak adanya suatu tempat untuk

BAB III METODE PERANCANGAN. Ide perancangan ini muncul dikarenakan tidak adanya suatu tempat untuk BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Ide Perancangan Ide perancangan ini muncul dikarenakan tidak adanya suatu tempat untuk menjaga dan melestarikan potensi kesenian tradisional dan kuliner yang ada di Trenggalek.

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. terdapat pada konsep perancangan Bab V yaitu, sesuai dengan tema Behaviour

BAB VI HASIL PERANCANGAN. terdapat pada konsep perancangan Bab V yaitu, sesuai dengan tema Behaviour BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Dasar Perancangan Hasil perancangan Sekolah Dasar Islam Khusus Anak Cacat Fisik di Malang memiliki dasar konsep dari beberapa penggambaran atau abstraksi yang terdapat pada

Lebih terperinci

BAB V I APLIKASI KONSEP PADA RANCANGAN. karena itu, dalam perkembangan pariwisata ini juga erat kaitannya dengan

BAB V I APLIKASI KONSEP PADA RANCANGAN. karena itu, dalam perkembangan pariwisata ini juga erat kaitannya dengan BAB V I APLIKASI KONSEP PADA RANCANGAN Perancangan Taman Rekreasi dan Wisata Kuliner di Madiun berangkat dari semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap sarana rekreasi baik yang bersifat rekreatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. harus diperhatikan dengan teliti agar menghasilkan hasil yang maksimal.

BAB III METODE PERANCANGAN. harus diperhatikan dengan teliti agar menghasilkan hasil yang maksimal. 94 BAB III METODE PERANCANGAN Metode Perancangan Sebuah proses perancangan merupakan proses yang panjang dengan sistematika yang harus jelas, dimana di dalam proses perancangan dari awal sampai akhir harus

Lebih terperinci

Structure As Aesthetics of sport

Structure As Aesthetics of sport 154 BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan merupakan area olahraga dengan tema yang dipakai adalah Structure as Architecture, dengan dasar perancangan mengacu pada sebuah sistem struktur

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN PRINSIP TEMA Keindahan Keselarasan Hablumminal alam QS. Al-Hijr [15]: 19-20 ISLAM BLEND WITH NATURE RESORT HOTEL BAB V KONSEP PERANCANGAN KONSEP DASAR KONSEP TAPAK KONSEP RUANG KONSEP BENTUK KONSEP STRUKTUR

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental, BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar perancangan Hasil perancangan sentra industri batu marmer adalah penerapan dari tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental, Social dan

Lebih terperinci

Pengembangan RS Harum

Pengembangan RS Harum BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. KONSEP DASAR PENINGKATAN DENGAN GREEN ARCHITECTURE Dari penjabaran prinsi prinsip green architecture beserta langkahlangkah mendesain green building menurut: Brenda dan Robert

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN BAB VI KONSEP PERENCANAAN VI.1 KONSEP BANGUNAN VI.1.1 Konsep Massa Bangunan Pada konsep terminal dan stasiun kereta api senen ditetapkan memakai masa gubahan tunggal memanjang atau linier. Hal ini dengan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan merupakan proses pengambilan keputusan dalam melakukan desain pengembangan kawasan Agrowisata berdasarkan analisis perancangan. Konsep perancangan tersebut di

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Perancangan Perancangan Wisata Bahari Di Pantai Boom Tuban ini merupakan sebuah rancangan arsitektur yang didasarkan oleh tema Extending Tradition khususnya yaitu dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Metode Umum Dalam melakukan perancangan membutuhkan metode untuk mempermudah dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi survey obyek komparasi,

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Desain Kawasan 6.1.1 Rancangan Obyek Dalam Tapak Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena kesesuian dengan fungsi dan kriteria obyek perancangan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1. Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya.

Lebih terperinci

REDESAIN RUMAH SAKIT SLAMET RIYADI DI SURAKARTA

REDESAIN RUMAH SAKIT SLAMET RIYADI DI SURAKARTA REDESAIN RUMAH SAKIT SLAMET RIYADI DI SURAKARTA ZONIFIKASI Dasar pertimbngan Potensi site Kemungkinan pengelohan Tuntutan kegiatan UTILITAS Konsep utilitas pada kawasan perencanaan meliputi : 1. Terjadinya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA TAPAK

BAB IV ANALISA TAPAK BAB IV ANALISA TAPAK 4.1 Deskripsi Proyek 1. Nama proyek : Garuda Bandung Arena 2. Lokasi proyek : Jln Cikutra - Bandung 3. Luas lahan : 2,5 Ha 4. Peraturan daerah : KDB (50%), KLB (2) 5. Batas wilayah

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Gedung pusat kebugaran ini direncanakan untuk menjadi suatu sarana yang mewadahi kegiatan olahraga, kebugaran, dan relaksasi. Dimana kebutuhan masyarakat

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. perancangan tapak dan bangunan. Dalam penerapannya, terjadi ketidaksesuaian

BAB VI HASIL RANCANGAN. perancangan tapak dan bangunan. Dalam penerapannya, terjadi ketidaksesuaian BAB VI HASIL RANCANGAN Hasil perancangan yang menggunakan konsep dasar dari prinsip teritorial yaitu privasi, kebutuhan, kepemilikan, pertahanan, dan identitas diaplikasikan dalam perancangan tapak dan

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa BAB 6 HASIL PERANCANGAN 6.1. Hasil Perancangan Hasil perancangan Pusat Seni dan Kerajinan Arek di Kota Batu adalah penerapan konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN 38 BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep dasar perancangan kampus sekolah seni rupa dan desain Indonesia yaitu keselarasan dengan lingkungan sekitar dimana berada dalam kawasan kampus Telkom. 5.1 Konsep Rencana

Lebih terperinci

BAB VI PENERAPAN KONSEP PADA RANCANGAN. memproduksi, memamerkan dan mengadakan kegiatan atau pelayanan yang

BAB VI PENERAPAN KONSEP PADA RANCANGAN. memproduksi, memamerkan dan mengadakan kegiatan atau pelayanan yang BAB VI PENERAPAN KONSEP PADA RANCANGAN 6.1 Dasar Perancangan Kabupaten Pamekasan paling berpotensi untuk membangun sentra batik di Madura. Sentra batik di pamekasan ini merupakan kawasan yang berfungsi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Convention and

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Convention and BAB 3 METODE PERANCANGAN Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Convention and Exhibition Center di Kota Batu ini menggunakan penelitian dengan metode analisis dan sintesis. Metode tersebut

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN BAB VI HASIL PERANCANGAN Hasil perancangan merupakan aplikasi dari konsep ekowisata pada pengembangan kawasan agrowisata sondokoro yang meliputi bebera aspek, diantaranya: 6.1. Dasar Pengembangan Dasar

Lebih terperinci

KONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center

KONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center KONSEP RANCANGAN Latar Belakang Surabaya semakin banyak berdiri gedung gedung pencakar langit dengan style bangunan bergaya modern minimalis. Dengan semakin banyaknya bangunan dengan style modern minimalis

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Dalegan di Gresik ini adalah difraksi (kelenturan). Konsep tersebut berawal dari

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Dalegan di Gresik ini adalah difraksi (kelenturan). Konsep tersebut berawal dari BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan kawasan wisata Pantai Dalegan di Gresik ini adalah difraksi (kelenturan). Konsep tersebut berawal dari

Lebih terperinci

International Fash on Institute di Jakarta

International Fash on Institute di Jakarta BAB V KONSEP PERENCANAAN 5.1. Konsep Dasar Perancangan Pemikiran Konsep: - Fungsi bangunan - Analisis Tapak - Bentuk bangunan sebagai lambang wujud fashion. PEMIKIRAN KONSEP KONSEP FASHION Fashion: - Busana

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY 81 BAB V KESIMPULAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Keterkaitan Konsep dengan Tema dan Topik Konsep dasar pada perancangan ini yaitu penggunaan isu tentang Sustainable architecture atau Environmental

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR DIAGRAM...

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR DIAGRAM... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR DIAGRAM... i ii iv v viii xiv xix xx BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP DASAR Konsep dasar dalam perancangan hotel ini adalah menghadirkan suasana alam ke dalam bangunan sehingga tercipta suasana alami dan nyaman, selain itu juga menciptakan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Letak Geografis Site Site yang akan dibangun berlokasi di sebelah timur Jalan Taman Siswa dengan koordinat 07 o 48 41.8 LS 110 o 22 36.8 LB. Bentuk site adalah persegi panjang

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Dalam perancangan desain Transportasi Antarmoda ini saya menggunakan konsep dimana bangunan ini memfokuskan pada kemudahan bagi penderita cacat. Bangunan

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP. Tema arsitektur biomorfik menggunakan struktur dari sistem dan anggota

BAB 5 KONSEP. Tema arsitektur biomorfik menggunakan struktur dari sistem dan anggota BAB 5 KONSEP 5.1. Konsep Dasar Tema arsitektur biomorfik menggunakan struktur dari sistem dan anggota gerak makhluk hidup sebagai ide bentuk. Dalam setiap karya arsitektur biomorfik, selalu memberikan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. produksi gula untuk mempermudah proses produksi. Ditambah dengan

BAB VI HASIL RANCANGAN. produksi gula untuk mempermudah proses produksi. Ditambah dengan BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Hasil Rancangan Kawasan Revitalisasi Kawasan Pabrik Gula Krebet ini dibagi menjadi 3 yaitu bangunan primer, sekunder dan penunjang yang kemudian membentuk zoning sesuai fungsi,

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka

Lebih terperinci

BAB V. Konsep. bangunan. memaksimalkan potensi angin yang dapat mengembangkan energi

BAB V. Konsep. bangunan. memaksimalkan potensi angin yang dapat mengembangkan energi BAB V Konsep 5.1 Konsep Perancangan Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan sekolah kejuruan desain grafis adalah Optimalisai hemat energi terhadap bangunan dan tapak, yang merupakan pengembangan

Lebih terperinci

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep perancangan mengacu pada karakteristik arsitektur organik, yaitu 1. Bukan meniru bentuk dari alam tapi mengembangkan prinsip yang ada di alam Mengembangkan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Tapak perancangan merupakan area yang berada jauh dari kota. Lokasi ini

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Tapak perancangan merupakan area yang berada jauh dari kota. Lokasi ini BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Tapak 5.1.1 Pemilihan Tapak Tapak perancangan merupakan area yang berada jauh dari kota. Lokasi ini dipilih karena dapat meningkatkan perasaan kembali ke alam dan menyepi

Lebih terperinci

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah Di Sidoarjo dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin menurun.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan ini pada dasarnya diperoleh dari hasil analisis pada bab analisis perancangan yang kemudian disimpulkan (sintesis). Sintesis di dapat berdasarkan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA

BAB III DATA DAN ANALISA BAB III DATA DAN ANALISA 3.1 Data Fisik dan Non Fisik Gambar 3. Peta Lokasi Lahan LKPP Data Tapak Lokasi : Lot/Kavling 11B, CBD Rasuna Epicentrum, Jakarta Selatan Luas lahan : 4709 m² Koefisien Dasar Bangunan

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode perancangan ini merupakan langkah perancang dalam merancang

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode perancangan ini merupakan langkah perancang dalam merancang BAB III METODE PERANCANGAN Metode perancangan ini merupakan langkah perancang dalam merancang Sea World Lamongan. Terdapat Identifikasikan permasalahan yang menjadi dasar utama perancangan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN 1 BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Site Plan Akses masuk ke site ini melalui jalan utama. Jalan utama tersebut berasal dari arah Cicaheum Bandung. Jalur mobil/ kendaraan di dalam bangunan dibuat satu arah

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Studi Tipologi Bangunan Pabrik Gula Krebet. Kawasan Pabrik gula yang berasal dari buku, data arsitek dan sumber-sumber lain

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Studi Tipologi Bangunan Pabrik Gula Krebet. Kawasan Pabrik gula yang berasal dari buku, data arsitek dan sumber-sumber lain BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Perancangan Konsep dasar yang digunakan dalam Revitalisasi Kawasan Pabrik Gula Krebet Malang ini mencangkup empat aspek yaitu: Standar Perancangan Objek Prinsip-prinsip

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Perancangan Pusat Pengembangan Seni Karawitan ini merupakan sebuah sarana edukasi yang mewadahi fungsi utama pengembangan berupa pendidikan dan pelatihan seni karawitan

Lebih terperinci

5. HASIL RANCANGAN. Gambar 47 Perspektif Mata Burung

5. HASIL RANCANGAN. Gambar 47 Perspektif Mata Burung 5. HASIL RANCANGAN 5.1 Hasil Rancangan pada Tapak Perletakan massa bangunan pada tapak dipengaruhi oleh massa eksisting yang sudah ada pada lahan tersebut. Di lahan tersebut telah terdapat 3 (tiga) gedung

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. struktur sebagai unsur utamanya. Konsep High-Tech Expression juga

BAB V KONSEP PERANCANGAN. struktur sebagai unsur utamanya. Konsep High-Tech Expression juga BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar perancangan yang digunakan adalah High-Tech Expression yaitu high tech yang tidak hanya terpaku pada satu unsur saja tetapi unsur yang lain juga ada

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. dengan ruang-ruang produksi kerajinan rakyat khas Malang yang fungsi

BAB VI HASIL RANCANGAN. dengan ruang-ruang produksi kerajinan rakyat khas Malang yang fungsi BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Rancangan Sentral wisata kerajinan rakyat merupakan rancangan objek arsitektur dengan ruang-ruang produksi kerajinan rakyat khas Malang yang fungsi utamanya menyediakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Ide Perancangan Dalam penentuan ide perancangan Kawasan wisata pantai Camplong menggunakan ayat Al-Qur an Surat Al-Baqarah Ayat 11: "Janganlah kamu membuat kerusakan di muka

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. pengumpulan data, analisis, dan proses sintesis atau konsep perancangan.

BAB III METODE PERANCANGAN. pengumpulan data, analisis, dan proses sintesis atau konsep perancangan. BAB III METODE PERANCANGAN Pada perancangan hotel resort dalam seminar ini merupakan kajian berupa penjelasan dari proses perancangan yang disertai dengan teori-teori dan data-data yang didapat dari studi

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP RANCANGAN

BAB VI KONSEP RANCANGAN BAB VI KONSEP RANCANGAN Lingkup perancangan: Batasan yang diambil pada kasus ini berupa perancangan arsitektur komplek Pusat Rehabilitasi Penyandang Cacat Tubuh meliputi fasilitas terapi, rawat inap, fasilitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. sebuah proses perancangan, metode ini dibutuhkan untuk memudahkan perancang

BAB III METODE PERANCANGAN. sebuah proses perancangan, metode ini dibutuhkan untuk memudahkan perancang BAB III METODE PERANCANGAN Metode perancangan adalah suatu cara atau tahapan yang dilakukan dalam sebuah proses perancangan, metode ini dibutuhkan untuk memudahkan perancang dalam mengembangkan ide rancangan.

Lebih terperinci

BAB V I KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dari permasalahan Keberadaan buaya di Indonesia semakin hari semakin

BAB V I KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dari permasalahan Keberadaan buaya di Indonesia semakin hari semakin BAB V I KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN Pusat pembudidayaan dan wisata penangkaran buaya dirancang berangkat dari permasalahan Keberadaan buaya di Indonesia semakin hari semakin menurun. Hal

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep yang terdapat

BAB VI HASIL RANCANGAN. Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep yang terdapat BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1. Dasar Rancangan Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep yang terdapat pada Bab V yaitu, konsep from nature to nature yang sesuai dengan prinsip prinsip green

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 IdePerancangan Ide perancangan muncul karena melihat potensi kebudayaan di Madura yang memiliki tempat yang kurang layak untuk menjaga dan melestarikan kebudayaan tersebut.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. menggunakan dinding yang sifatnya masif.

BAB V KONSEP PERANCANGAN. menggunakan dinding yang sifatnya masif. BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Orientasi Massa Bangunan Bagian massa bangunan apartemen menghadap arah utara-selatan sedangkan massa bangunan pusat perbelanjaan berbentuk masif dan mengarah ke dalam.

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep Dasar Perancangan Perancangan Rumah sakit Sulianti Saroso ini menggunakan tema Arsitektur sirkulasi. Hal ini ditekankan pada : 1. Pemisahan akses dari dan ke instalasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. semua faktor-faktor yang mempengaruhi bangunan dalam suatu tapak yang

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. semua faktor-faktor yang mempengaruhi bangunan dalam suatu tapak yang BAB IV ANALISIS PERANCANGAN 4.1 Analisis Tapak Analisis tapak merupakan analisis yang bertujuan untuk mengidentifikasi semua faktor-faktor yang mempengaruhi bangunan dalam suatu tapak yang kemudian faktor-faktor

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERANCANGAN 6.1 Konsep Utama Perancanaan Youth Center Kota Yogyakarta ini ditujukan untuk merancang sebuah fasilitas pendidikan non formal untuk menghasilkan konsep tata ruang dalam dan luar

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN 3.1. Metode Umum Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau tahapan-tahapan dalam merancang, yang disertai dengan teori-teori dan data-data yang

Lebih terperinci

Bab V. Konsep Rancangan Konsep Dasar Perancangan dengan Tema Sustainable

Bab V. Konsep Rancangan Konsep Dasar Perancangan dengan Tema Sustainable Bab V Konsep Rancangan 5.1 konsep Dasar 5.1.1 Konsep Dasar Perancangan dengan Tema Sustainable Architecture Tema Sustainable Architecture terdapat beberapa nilai penting yaitu: sosial, energi, dan ekonomi,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Taman Wisata Budaya dan Seni Madura. Hal ini merupakan rincian dari langkahlangkah

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Taman Wisata Budaya dan Seni Madura. Hal ini merupakan rincian dari langkahlangkah BAB III METODOLOGI PERANCANGAN 3.1 Metode Perancangan Secara Umum Pada kajian bab ini membahas tentang bagaimana tata cara objek perancangan Taman Wisata Budaya dan Seni Madura. Hal ini merupakan rincian

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis

BAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis 185 BAB VI HASIL PERANCANGAN Bab enam ini akan menjelaskan tentang desain akhir perancangan apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis tapak dan objek. 6.1 Tata Massa

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN Sekolah Negeri Terpadu (SD-SMP) 46 BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN 5.1 Konsep Bentuk dan Massa Bangunan Perletakan massa pada tapak. Bangunan proyek sekolah ini memiliki dua Entrance, yaitu dari depan

Lebih terperinci

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG V. KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam merancang sebuah sekolah mengengah luar biasa tunanetra ialah dengan cara membuat skenario perancangan pada desain yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PERANCANGAN. berisi sebuah paparan deskriptif mengenai langkah-langkah dalam proses

BAB 3 METODE PERANCANGAN. berisi sebuah paparan deskriptif mengenai langkah-langkah dalam proses BAB 3 METODE PERANCANGAN Pada perancangan Malang Indie Culture Center sebagai wadah kreatifitas, apresiasi dan pengenalan komunitas indie ini metode perancangan berisi sebuah paparan deskriptif mengenai

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.1 Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan 6.1.1 Bentuk Tata Massa Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo pada uraian bab sebelumnya didasarkan pada sebuah

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. digunakan adalah menggabungkan dari aspek-aspek mendasar seperti tema,

BAB VI HASIL PERANCANGAN. digunakan adalah menggabungkan dari aspek-aspek mendasar seperti tema, BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Zoning Ruang Perancangan sekolah kejuruan desain grafis ini merupakan, konsep yang digunakan adalah menggabungkan dari aspek-aspek mendasar seperti tema, integrasi keislaman,

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Ide Awal dan Konsep Umum Pertimbangan awal dalam mengambil ide awal antara lain, karena keberadaannya yang terletak di tengah daerah urban, yang dikelilingi oleh fungsi-fungsi

Lebih terperinci

RESORT DENGAN FASAILITAS MEDITASI ARSITEKTUR TROPIS BAB V KONSEP PERANCANGAN. 5.1 Konsep dasar perancanagan. 5.2 Konsep perancangan

RESORT DENGAN FASAILITAS MEDITASI ARSITEKTUR TROPIS BAB V KONSEP PERANCANGAN. 5.1 Konsep dasar perancanagan. 5.2 Konsep perancangan BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep dasar perancanagan Konsep dasar perancangan Resort dengan Fasilitas Meditasi ialah untuk mendukung potensi wisata pantai di Anyer. Memaksimalkan pengolahan ruang dalam

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil dari uraian bab-bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa Pasar Gembrong Cipinang Besar perlu diremajakan. Hal ini dikarenakan kualitas fisik dan aktivitas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting BAB IV ANALISIS PERANCANGAN 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting Terdapat beberapa hal yang benar-benar harus diperhatikan dalam analisis obyek perancangan terhadap kondisi eksisting

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. dengan objek perancangan. Kerangka rancangan yang digunakan dalam proses

BAB III METODE PERANCANGAN. dengan objek perancangan. Kerangka rancangan yang digunakan dalam proses BAB III METODE PERANCANGAN Secara umum kajian perancangan dalam tugas ini, merupakan paparan dari langkah-langkah dalam proses merancang. Sedangkan analisis data dilakukan dengan metode berdasarkan logika,

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. perancang dalam mengembangkan ide rancangan. Metode yang digunakan dalam

BAB III METODE PERANCANGAN. perancang dalam mengembangkan ide rancangan. Metode yang digunakan dalam BAB III METODE PERANCANGAN Suatu proses perancangan membutuhkan suatu metode yang memudahkan bagi perancang dalam mengembangkan ide rancangan. Metode yang digunakan dalam Perancangan Pusat Dokumentasi

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP. 4.1 Ide Awal

BAB IV KONSEP. 4.1 Ide Awal BAB IV KONSEP 4.1 Ide Awal Kawasan Manggarai, menurut rencana pemprov DKI Jakarta akan dijadikan sebagai kawasan perekonomian yang baru dengan kelengkapan berbagai fasilitas. Fasilitas utama pada kawasan

Lebih terperinci

BAB IV : KONSEP. 4.1 Konsep Dasar. Permasalahan & Kebutuhan. Laporan Perancangan Arsitektur Akhir

BAB IV : KONSEP. 4.1 Konsep Dasar.  Permasalahan & Kebutuhan. Laporan Perancangan Arsitektur Akhir BAB IV : KONSEP 4.1 Konsep Dasar Table 5. Konsep Dasar Perancangan Permasalahan & Kebutuhan Konsep Selama ini banyak bangunan atau gedung kantor pemerintah dibangun dengan hanya mempertimbangkan fungsi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DASAR. Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Kepanjen Educaion. Prinsip-prinsip tema Arsitektur Perilaku

BAB V KONSEP DASAR. Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Kepanjen Educaion. Prinsip-prinsip tema Arsitektur Perilaku BAB V KONSEP DASAR 5.1 Konsep Perancangan Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Kepanjen Educaion Park ini mencangkup tiga aspek yaitu: Prinsip-prinsip tema Arsitektur Perilaku Kriteria dalam behaviour

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN BAB III METODE PERANCANGAN Kerangka kajian yang digunakan dalam perancangan Museum Sejarah dan Budaya di Blitar, diuraikan dalam beberapa tahap sebagai berikut : Pertama, proses pencarían ide. Proses Pencarian

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. masuk ke Indonesia. Dalam syariat perdagang islam mengandung nilai nilai

BAB V KONSEP PERANCANGAN. masuk ke Indonesia. Dalam syariat perdagang islam mengandung nilai nilai BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Pelabuhan sebagai media trasportasi juga sebagai media perdagangan sejak zaman dahulu. Karena aktivitas perdagangan ini maka agama islam dapat masuk ke Indonesia.

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. Pembahasan yang dikemukakan dalam bagian bab ini ditujukan untuk

BAB III METODE PERANCANGAN. Pembahasan yang dikemukakan dalam bagian bab ini ditujukan untuk BAB III METODE PERANCANGAN Pembahasan yang dikemukakan dalam bagian bab ini ditujukan untuk dijadikan metode serta acuan dasar perancangan arsitektur, baik secara umum maupun khusus terkait dengan rancangan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik.

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik. BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tapak Setelah merangkum hasil dari analisa dan studi tema maka dijadikan acuan untuk mengeluarkan konsep tapak dengan pendekatan ruang publik dengan cara sebagai berikut: a. Memberikan

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL RANCANGAN. pemikiran mengenai sirkulasi angin kawasan serta pemaksimalan lahan sebagai

BAB 6 HASIL RANCANGAN. pemikiran mengenai sirkulasi angin kawasan serta pemaksimalan lahan sebagai BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.1. Rancangan Tapak Hasil akhir dari rancangan mengacu pada konsep yang telah ada. Dengan demikian rancangan yang dihasilkan tidak jauh berbeda dari konsep yang telah dibuat. Konsep

Lebih terperinci