KEANEKARAGAMAN POHON DI KAMPUS HIJAU UNILA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KEANEKARAGAMAN POHON DI KAMPUS HIJAU UNILA"

Transkripsi

1 Keanekaragaman POHON 1 KEANEKARAGAMAN POHON DI KAMPUS HIJAU UNILA UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2007

2 2 Keanekaragaman POHON Penulis Tamaludin Syam Kushendarto Afif Bintoro Indriyanto Penyunting Herawati Soekardi Fotografer Anshori Djausal Tata Letak Anshori Djausal Desain Sampul Angga (Adhi Warna) Cetakan I, Agustus 2007 Penerbit Universitas Lampung J1. Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro No. 1, Gedung Meneng, Bandar Lampung Telp , Fax website: ISBN:

3 Daftar Isi Keanekaragaman POHON 3 PENGANTAR REKTOR... 4 PENGANTAR PENULIS... 5 I. PENATAAN DAN PENGELOLAAN KAMPUS HIJAU... 6 Penataan Kampus Hijau... 6 Pengelolaan Kampus Hijau... 7 Kegiatan Tim Kebersihan UPT Kebun... 7 II. KEANEKARAGAMAN POHON DI KAMPUS UNIVERSITAS LAMPUNG... 8 Gedung Rektorat Universitas Lampung... 9 Gedung Serbaguna (GSG) Unila Gedung Perpustakaan Unila Fakultas Teknik Unila Kompleks Fakultas Pertanian Fakultas MIPA Unila Fakultas Ekonomi dan Hukum Arboretum Universitas Lampung Sejarah Singkat Arboretum Arboretum di Kompleks Fakultas Pertanian Unila Arboretum Depan Laboratorium Bahasa Arboretum di Samping Perpustakaan Arboretum UPT Komputer Daftar Pustaka Biodata Penulis

4 4 Keanekaragaman POHON PENGANTAR REKTOR UNILA U niversitas Lampung (Unila) sangat peduli lingkungan hidup. Pengembangan kampus Unila didesain beriringan dinamika kampus mancanegara yang concern mewujudkan green campus. Kampus sebagai wahana pendidikan. penelitian, pengabdian, pengembangan kerja sama, dan mencetak kader bangsa mestilah ditunjang keseimbangan alam dan kelestarian eksosistem. Kampus perlu mewujudkan keharmonisan kehidupan mata rantai flora, fauna. warga, dan civitas akademika. Buku 'Trilogi' Kehidupan Burung, Kupu-Kupu, dan Pepohonan di Kampus Unila pada tahun 2007 ini, merupakan upaya awal meneliti, mencatat, memotret, dan menyebarluaskan perkembangan green campus Unila. Oleh karena itu, memang diperlukan riset dan upaya lanjutan pada masa-masa mendatang. Buku ini bukan sekedar mengingatkan bahwa Unila memiliki bangunan atau gedung, hilir mudik kendaraan dan manusia,tetapi juga dilengkapi dengan keindahan aneka flora dan fauna. Yang terpenting dipahami ini adalah separuh perjalanan keberhasilan kita mewujudkan kampus hijau yang disiplin, tertib, dan bersih. Warga Unila berkewajiban menjaga serta melestarikannya demi kepentingan generasi mendatang. Mulailah dari yang kecil, dari diri sendiri, dan dari sekarang juga. Unila mendorong terwujudnya green campus sebagai salah satu modal penting yang khas meraih cita-cita menjadi Research University, Top Ten University dan kampus berbadan hukum yang mandiri dan sehat. Semoga buku yang ditulis oleh Tamaludin Syam, Kushendarto, Afif Bintoro, Indriyanto ini, membawa manfaat bagi kita sernua. Bandar Lampung, Agustus 2007 Rektor, Prof. Dr. Ir. Muhajir Utomo, M.Sc,

5 Keanekaragaman POHON 5 PENGANTAR PENULIS Suasana asri langsung menyergap siapa pun juga begitu masuk kampus Universitas Lampung. Setiap pandangan terpapar hijaunya tanaman, bunga-bunga warnawarni yang menari-nari diterpa angin, serta rindangnya dedaunan pohon-pohon besar. Kampus Unila memiliki suasana yang menyegarkan dan menyejukan hati. Unila yang juga dikenal sebagai Kampus Hijau atau Green Campus memiliki lebih dari 100 spesies pohon. Tanaman-tanaman tersebut dipelihara bukan hanya untuk mengisi ruang terbuka, peneduh, atau sekadar indah dipandang. Lebih dari itu, taman-taman Unila berfungsi pula sebagai tanaman koleksi. Buku kecil ini hadir untuk memperkenalkan sekilas kekayaan tanaman yang ada di Unila. Penulis berharap buku ini dapat mengundang minat siapa pun juga untuk mempelajari sekaligus ikut menjaga kekayaan tanaman yang ada di Kampus Unila. Dengan keterbatasan halaman, penulis berusaha menyajikan sebagian fotofoto tanaman yang dipotret dari bulan April sampai Agustus 2007 berikut namanya, baik lokal maupun ilmiah. Buku ini juga mengurai secara singkat tentang manfaat dan pengelolaan tanaman di Kampus Unila. Kami mengucapkan terima kasih kepada Unila atas dukungan finansial dan dorongan semangat untuk pembuatan buku ini, khususnya kepada Prof. Dr. Muhajir Utomo, M.Sc sebagai rektor dan Ir. Anshori Djausal, M.T. sebagai pembantu rektor IV.. Atas dorongan Rektor Unila Prof. Dr. Muhajir Utomo, M.Sc pula, buku ini dapat terbit. Terima kasih pula kami sampaikan kepada Tim Survei Pepohonan Kampus Unila, Anshori Djausal atas foto-fotonya, serta Syafarudin, S.Sos, Ir. Hermansyah, Ir. Andhi dan Santo dan berbagai pihak yang tak dapat disebutkan satu per satu atas koordinasinya selama proses pencetakan buku. Mudah-mudahan, buku ini dapat menginspirasi kita untuk terus membangun citra Kampus Hijau Universitas Lampung. Selamat membaca, semoga bermanfaat bagi kita semua. Mari mengenal pepohonan di Kampus Hijau Unila. Cinta pohon, cinta lingkungan. Lindungi pohon, terjaga lingkungannya. Bandar Lampung, Agustus 2007 Penulis, Tamaludin Syam Kushendarto Afif Bintoro Indriyanto

6 6 Keanekaragaman POHON I. PENATAAN DAN PENGELOLAAN KAMPUS HIJAU Penataan Kampus Hijau Sejak kampus Unila mulai dibangun, para pimpinan Unila sudah sangat peduli terhadap ekosistem kampus. Bahkan pada awal pembangunan Kampus Hijau, Universitas Lampung, para perencananya berusaha mempertahankan beberapa jenis pohon yang telah ada pada kawasan lahan seluas + 65 hektare tersebut. Lahan bekas perkebunan tersebut berisi pohon kelapa, tangkil, durian, dan beberapa jenis tanaman budi daya lainnya. Pembangunan gedung-gedung di kampus Unila dengan perencanaan tapak kampus yang memperhatikan keberadaan pohon dan tanaman ornamen sebagai elemen kampus. Hal tersebut dimulai sejak rektor yang pertama Prof. Dr. Ir. Sitanala Arsyad, dilanjutkan rektor berikutnya Prof. Dr. Margono Slamet dan Alhusniduki Hamim, SE., M.Sc. Adapun penambahan koleksi tanaman dan program penghijauan dilakukan setiap tahun. Perlindungan dan pemeliharaan dilakukan secara terencana sehingga semua pohon terinventarisasi dengan baik. Perawatan khusus dilakukan terhadap pohon-pohon dengan pemangkasan yang teratur untuk keamanan pengguna kampus. Pada tahun 1990, pohon-pohon yang sudah mencapai ketinggian yang memerlukan pemangkasan. Tim kerja yang diketuai Ir. Anhsori Djausal, M.T. dan kelompok pecinta bonsai atas izin Rektor Unila saat itu Alhusniduki Hamim, S.E., M.Sc melakukan penangkaran pohon-pohon di kampus Unila agar struktur pohon lebih kokoh dan indah. Sejalan dengan proses pembangunan gedung-gedung, prasarana transportasi (jalan), dan kawasan parkir, selain mempertahankan tanaman yang ada, Unila menanam tanaman agar terjadi rasio yang ideal antara RTB (ruang terbuka bangunan) dengan RTH (ruang terbuka hijau). Unila menata ruang terbuka hijau berdasarkan pertimbangan fungsional dan estetika. Artinya, tanaman atau pohon dipilih sesuai fungsi tanaman dan nilai estetikanya. Dengan pola agroforestry, tanaman dipilih sesuai dengan fungsinya, antara lain sebagai peneduh, median jalan, estetika, dll. Konsep kampus hijau mulai diperkenalkan Rektor Prof. Dr. Ir. Muhajir Utomo, M.Sc sebagai konsep pengelolaan kampus. Taman kampus bukan hanya taman bagi warga kampus tetapi juga merupakan ekosistem dengan keanekaragaman hayati tinggi sehingga terpelihara juga habitat fauna. Konsep kampus hijau ini menjadikan kampus Unila sebagai sumber plasma nutfah bagi upaya pelestarian sumber daya alam hayati. Kampus hijau ini akan menjadi objek penelitian yang tidak akan pernah habis.

7 Keanekaragaman POHON 7 Pengelolaan Kampus Hijau Kebersihan dan keindahan kampus Universitas Lampung merupakan harapan dan tanggungjawab setiap civitas akademika. Soal kebersihan kampus, kita tak tak bisa lepas dari sistem pengelolaan sampah. UPT Kebun mengelola sampah dengan melibatkan pihak fakultas serta masyarakat yang beraktivitas di Unila, misalnya para pedagang yang tersebar di sudut-sudut kampus. Berikut ini diagram kerja UPT Kebun. Kepala UPT. Kebun Percobaan Kasubbag Koordinator Lapangan Bendahara Adm Pendataan & Alat Divisi Sampah Divisi Kompos Divisi Pembibitan Divisi Pohon Divisi Rumput Divisi Peralatan Kegiatan Tim Kebersihan UPT Kebun Tim UPT Kebun berkewajiban merawat tanaman kampus. Pekerjaan UPT Kebun antara lain membersihkan sampah, memotong rumput-rumput liar, memangkas serta menebang pohon tua yang keropos atau pohon yang mengganggu bangunan, pembibitan benih tanaman, penanaman berbagai jenis tanaman, serta membuat kompos. Khusus tentang pengomposan, Tim UPT Unila mengumpulkannya ke areal UPT Kebun sekitar kandang ternak ayam. Unila sedang merencanakan pembangunan dua unit pengomposan permanen dengan kapasitas masing-masing 8 (delapan) meter kubik sampah. Tim UPT Kebun yang memulai aktivitasnya mulai pukul (subuh) mampu mengumpulkan sampah sekitar karung per hari dari tempat pembuangan sementara di setiap fakultas. Sampah-sampah tersebut dipisahkan dalam karung-karung plastik berdasarkan jenisnya: sampah organik (daun, kertas) dan sampah lapak (plastik, botol bekas air, kaca dan besi)). Pada pukul 09.00, petugas angkut sampah dari tim sampah UPT Kebun akan mengangkut/mengambil sampah-sampah tersebut. Demikian juga sampahsampah dari warung/toko/pedagang di kampus. Sampah organik diangkut ke tempat pengomposan dan sampah lapak diangkut ke tempat pembuangan akhir di areal kebun kelapa.

8 8 Keanekaragaman POHON II. KEANEKARAGAMAN POHON DI KAMPUS HIJAU UNIVERSITAS LAMPUNG Keanekaragaman pohon di Kampus Unila dapat dilihat di sepanjang tepi dan median jalan utama, taman-taman gedung utama, seperti Gedung Rektorat, Gedung Serga guna, dan Perpustakaan. Tanaman pelindung dan tanaman hias tersebar di sekitar lapangan parkir, halaman gedung di fakultas.tanaman khusus yang merupakan koleksi tersedapat di Arboretum Unila. Sebelum mempunyai kampus yang cukup representatif yaitu Kampus Gedung Meneng ini, Unila mempunyai tiga lokasi kampus yaitu Kampus Hasanuddin, Kampus Cimeng dan Kampus Jalan Suprapto. Kampus Hasanudin untuk Fakultas Hukum dan Kantor Rektorat, Kampus Cimeng untuk Fakultas Ekonomi dan Pertanian, sedangkan Kampus Jalan Suprapto untuk Fakultas Keguruan dan Ilmu Pedidikan. Kampus Unila Gedung Meneng, Bandar Lampung mulai dibangun pada tahun 1976 yang asal mulanya adalah kebun masyarakat yang dibebaskan oleh pemerintah daerah provinsi Lampung. Kampus Unila Gedungmeneng seluas 65 hektar didominasi oleh tanaman kelapa dan tangkil. Fakultas yang pertama kali pindah ke Kampus Gedung Meneng adalah Fakultas Pertanian pada tahun 1978, kemudian diikuti oleh Fakultas-Fakultas yang lainnya. Dalam konsep penataan kampus, Unila sedapat mungkin tidak menebang pohon-pohon yang sudah ada, bahkan menambah berbagai jenis pohon baru, sehingga di deklarasikan sebagai Kampus Hijau Gedung Meneng.

9 Keanekaragaman POHON 9 Gedung Rektorat Universitas Lampung LAPANGAN BELAKANG POJOK KIRI LAPANGAN PARKIR Beberapa tumbuhan yang tampak dalam gambar : Lapangan Parkir Rektorat Cemara Bundel (Cupressus retusa), Flamboyan (Delonix regia Rafin), Kerai Payung (Filicium decipiens) Berdasarkan hasil pengamatan, pohon yang ada di daerah Lapangan Parkir Rektorat Unila didominasi oleh pohon Kerai Payung, yang berfungsi sebagai pohon pelindung parkir kendaraan.

10 10 Keanekaragaman POHON Daftar nama dan populasi masing-masing jenis pohon sbb: No Nama Daerah Nama Ilmiah Jumlah (Batang) Angsana Pterocarpus indicus Willd. 7 Biola Cantik Ficus pandurata Bl. 1 Bugenvil Bougenvillea glabra 2 Cemara Bundel Cupressus retusa 8 Cemara Norfolk Araucaria heterophyla 2 Flamboyan Delonix regia Rafin 4 Kerai Payung Filicium decipiens 10 Palem Raja Oreodoxa regia 1 Tanjung Mimusops elengi L. 5 Beberapa tumbuhan yang tampak dalam gambar : Pojok Kiri Rektorat Cemara Bundel (Cupressus retusa), Cemara Norfolk (Araucaria heterophyla) Mahoni (Swietenia macrophylla King.) Kelapa (Cocos nucifera L.) Berdasarkan hasil pengamatan, pohon yang ada di sisi kiri Rektorat Unila lebih dari 17 jenis pohon.

11 Keanekaragaman POHON 11 Daftar nama dan populasi masing-masing jenis pohon sbb: No Nama Daerah Nama Ilmiah Jumlah (Batang) Asem Landi Pithecelobium dulce Bth. 3 Angsana Pterocarpus indicus Willd. 4 Bunga Merak Caesalpinia pulcherrima 3 Cemara Bundel Cupressus retusa 8 Cemara Norfolk Araucaria heterophyla 2 Cempaka Michelia champaca L. 2 Damar Kaca Shorea javanica 13 Daun Kupu-kupu Bauhinia purpurea 5 Durian Durio zubethinus 1 Kelapa Cocos nucifera L. 4 Mahoni Swietenia macrophylla King. 11 Mangga Mangifera indica L. 1 Palem Raja Oreodoxa regia 2 Palem Putri Vitsia merinii 9 Tanjung Mimusops elengi L. 2 Lapangan Belakang Rektorat

12 12 Keanekaragaman POHON Daftar Nama Pohon di Belakang Rektorat Unila: No Nama Daerah Nama Ilmiah Jumlah (Batang) Angsana Pterocarpus indicus Willd. 7 Akasia Acacia auriculiformis 1 Bugenvil Bougenvillea glabra 3 Bungur Lilin Lagerstroemia speciosa 2 Bunga Merak Caesalpinia pulcherrima 3 Cemara Bundel Cupressus retusa 3 Cengal Hopea sangal 6 Damar Kaca Shorea javanica 8 Kelapa Cocos nucifera L. 14 Kerai Payung Filicium decipiens 4 Daun Kupu-kupu Bauhinia purpurea 2 Mahoni Swietenia macrophylla King. 8 Matoa Pometia pinnata 4 Palem Raja Oreodoxa regia 18 Palem Putri Vitsia merinii 10 Randu Ceiba pentandra 1 Sungkai Peronema canescens 38 Kerai Payung (Filicium decipiens) di belakang rektorat yang berfungsi sebaga pelindung untuk parkir motor. Berdasarkan hasil pengamatan, pohon yang ada di derah halaman belakang Rektorat Unila lebih dari 20 jenis pohon, yang didominasi oleh pohon sungkai. pohon yang sudah tergolong langka.

13 Keanekaragaman POHON 13 Gedung Serbaguna (GSG) Unila Gedung Serba Guna (GSG) Unila terletak disisi selatan Jalan Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro, apabila kita memasuki Kampus Unila melalui Jalan Soekarno Hatta. Berdasarkan hasil pengamatan, jumlah pohon yang ada di Kompleks GSG Unila lebih dari 17 jenis, yang didominasi oleh jati, palem putri, mahoni dan bungur lilin. Daftar nama dan populasi masing-masing jenis pohon sbb: No Nama Daerah Nama Ilmiah Jumlah (Batang) Akasia Acacia auriculiformis 6 Biola Cantik Ficus pandurata Bl 7 Bungur Lilin Lagerstroemia speciosa 15 Bunga Merak Caesalpinia pulcherrima 3 Cengal Hopea Sangal 2 Daun Kupu-kupu Bauhinia purpurea 8 Glodokan Polyalthia longifolia 17 Jati Tectona grandis 80 Kelapa Sawit Elacis guineensis 1 Ketapang Terminalia catappa 9 Lamtorogung Leucaena leucocephala 9 Mahoni Swietenia macrophylla 35 Palem Merah Cyrtostachys lakka 15 Palem Putri Vitsia merinii 72 Palem Raja Oreodoxa regia 11 Salam Eugenia polyantha 1 Sengon Laut Paraserianthes falcataria 2

14 14 Keanekaragaman POHON Pohon Jati (Tectona grandis) Palem Putri (Vitsia merinii), yang banyak ditanam di sekitar GSG Unila sebagai tanaman hias. Pohon Ketapang (Terminalia catappa). Pohon ini banyak dipakai sebagai pohon pelindung di tempat-tempat parkir seperti juga di daerah GSG Unila.

15 Keanekaragaman POHON 15 Gedung Perpustakaan Universitas Lampung Gedung Perpustakaan Unila terletak disisi utara Jalan Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro, apabila kita memasuki Kampus Unila melalui Jalan Soekarno Hatta. Berdasarkan hasil pengamatan, pohon yang ada di Kompleks Perpustakaan Unila didominasi oleh pohon Tanjung, yang berfungsi sebagai pohon pelindung di halaman parkir kendaraan. Daftar nama dan populasi masing-masing jenis pohon sbb: No Nama Daerah Nama Ilmiah Jumlah (Batang) Angsana Pterocarpus indicus Willd. 6 Bambu Jepang Arundinaria japonica 4 Bogenvil Bougeainvillea glabra 5 Bunga Merak Caesalpinia pulcharrima 2 Cemara Bundel Cupressus retusa 4 Cengal Hopea sangal 3 Glodokan Polyalthia longifolia 3 Maja Crescentia cuyete L. 1 Jati Tectona grandis 6 Palem Raja Oreodoxa regia 4 Sawo Manila Manilkara zapota 7 Tanjung Mimusops elengi 27

16 16 Keanekaragaman POHON Pohon Tanjung (Mimusops elengi) yang berfungsi sebagai pohon pelindung di halaman parkir kendaraan. Pohon Maja (Crescentia cuyete L.) yang sudah termasuk pohon langka yang sekarang ini sudah jarang ditemui.

17 Keanekaragaman POHON 17 Fakultas Teknik Unila Sawo ijo (Chrysophyllum cainito L.) Sengon Laut (Paraserianthes falcataria)

18 18 Keanekaragaman POHON Pohon Johar dan pohon Kerai Payung, digunakan sebagai pohon pelindung untuk parkir kendaraan bermotor. Pohon Kerai Payung (Filicium decipiens) merupakan tumbuhan yang dipergunakan sebagai pelindung untuk parkir kendaraan.

19 Keanekaragaman POHON 19 Kompleks Fakultas Teknik Unila terletak disisi utara Jalan Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro, apabila kita memasuki Kampus Unila melalui Jalan Soekarno Hatta. Berdasarkan hasil pengamatan, pohon yang ada di Kompleks Fakultas Teknik Unila didominasi oleh pohon Damar Kaca. Daftar nama dan populasi masing-masing jenis pohon sbb: No Nama Daerah Nama Ilmiah Jumlah (Batang) Akasia Acacia auriculiformis 7 Akasia Alba Acacia alba 24 Bunga Merak Caesalpinia pulcherrima 2 Buni Antidesma bunius 3 Bungur Lilin Lagerstrovenia speciosa 29 Cengal Hopea sangal 3 Cupa Baccaurea dulcis 10 Damar Kaca Shorea javanica 43 Daun Kupu-kupu Bauhinia purpurea 12 Jarak Ulung Jathropa gossipifolia L. 4 Jati Tectona grandis 1 Kasia Cassia multijuga 1 Kecrutan Spathodea campanulata 13 Kelapa Cocos nucifera L. 68 Kerai Payung Filicium decipiens 7 Ketapang Terminalia catappa 1 Matoa Pometia pinnata 7 Mengkudu Morinda citrifolia L. 1 Merbau Darat Intsia palembanica 2 Palem Putri Vitsia merinii 18 Salam Eugenia polyantha 4 Sawo ijo Chrysophyllum cainito L. 3 Sengon Laut Paraserianthes falcataria 2 Sonokeling Dalbergia latifolia Rotb 18 Sungkai Peronema canescens 11 Rukam Flacourtia rukam 8 Suren Toona sureni 3

20 20 Keanekaragaman POHON Kompleks Fakultas Pertanian Kompleks Fakultas Pertanian Unila berada di sisi barat Jalan Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro, apabila kita memasuki Kampus Unila melalui Jalan Tengku Umar. Berdasarkan hasil pengamatan secara sensus, jumlah pohon yang ada di Kompleks Fakultas Pertanian Unila lebih dari 30 jenis, yang didominasi oleh Bungur Lilin, Angsana dan Kelapa. Bungur Lilin terdapat disepanjang jalan.

21 Keanekaragaman POHON 21 Daftar nama dan populasi masing-masing jenis pohon di Komplek Fakultas Pertanian sbb: No Nama Daerah Nama Ilmiah Jumlah (Batang) Akasia Acacia auriculiformis 8 Angsana Pterocarpus indicus Willd. 16 Bambu Jepang Arundinaria japonica 4 Bambu Pagar Bambusa glaucescens Willd. 1 Bungur Lilin Lagerstroemia speciosa 64 Cemara Bundel Cupressus retusa 4 Coklat Theobroma cacao 12 Damar Kaca Shorea javanica 1 Daun Kupu-kupu Bauhinia purpurea 1 Delima Punica granatum L. 6 Durian Durio zibethinus 1 Flamboyan Delonix regia Rafin. 3 Jambu Air Eugenia aqua Burn. 1 Jarak Ulung Jathropa gossipifolia L. 1 Johar Cassia siamea Lam 6 Kasia Cassia Multijuga 6 Kelapa Cocos nucifera L 12 Kerai Payung Filicium decipiens 4 Ketapang Terminalia catappa 1 Maja/Bernuk Crescentia cuyete L. 1 Mahoni Swietenia macrophylla King. 1 Mangga Mangifera indica L. 3 Mengkudu Morinda citrifolia L. 7 Palem Botol Mascarena lagenicaulis 2 Palem Putri Vitsia merinii 6 Palem Raja Oreodoxa regia 6 Petai Parkia speciosa Hassk. 1 Puring Codiacum variegatum Bl. 3 Rosidi Gliricidia sepium Jacq. 10 Sonokeling Dalbergia latifolia Rotb. 11 Tangkil Gnetum gnemon L. 1 Weru Albizia procera Benth. 2

22 22 Keanekaragaman POHON Bungur Lilin (Lagerstroemia speciosa ) Coklat (Theobroma cacao) Kandang Rusa Tampak lima ekor rusa, salah satunya rusa jantan yang bernama Lingga habis mandi dari kolam (insert). Kandang rusa terletak di Kompleks Fakultas Pertanian Unila dengan luas ± 1 ha yang dikelilingi oleh pagar besi yang kuat. Kandang rusa ini merupakan salah satu laboratorium lapangan yang dikelola oleh Jurusan Menejemen Hutan, Fakultas Pertanian Unila. Saat pertama kali diresmikan pada tahun 2003 dilepaskan 3 ekor rusa, kemudian saat ini telah telah bertambah menjadi lima (5) ekor. Ditengah-tengah kawasan kandang terdapat kolam penampungan air yang merupakan daerah penampungan limpasan air dari daerah yang lebih tinggi di

23 Keanekaragaman POHON 23 sekitarnya. Kolam air ini selain berfungsi sebagai sumber air minum dan mandi bagi rusa, juga dimanfaatkan untuk memelihara berbagai jenis ikan. Kolam penampungan air ini tidak pernah kering walaupun pada musim kemarau. Disekeliling kandang ditanam berbagai jenis pohon untuk menciptakan kondisi alami tempat rusa berada. Nama-nama pohon dan jumlah masing-masing jenis sebagai berikut: No Nama Daerah Nama Ilmiah Jumlah (Batang) Akasia Acacia auriculiformis 18 Bungur Lilin Lagerstroemia speciosa 1 Flamboyan Delonix regia Rafin 1 Jati Tectona grandis 61 Kelapa Cocos nucifera L. 29 Ketapang Terminalia catappa 6 Daun Kupu-kupu Bauhinia purpurea 14 Lamtorogung Leucaena leucocephala 1 Mahoni Swietenia macrophylla 7 Mangga Mangifera indica L. 1 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung

24 24 Keanekaragaman POHON Kompleks Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (F-MIPA) Unila berada di sisi timur Jalan Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro, apabila kita memasuki Kampus Unila melalui Jalan Tengku Umar. Berdasarkan hasil pengamatan, jumlah pohon yang ada di Kompleks F-MIPA didominasi oleh Bungur Lilin, Angsana dan Kelapa. Bungur Lilin terdapat disepanjang jalan. Daftar nama dan populasi masing-masing jenis pohon di Komplek FMIPA sbb: No Nama Daerah Nama Ilmiah Jumlah (Batang) Akasia Acacia auriculiformis 8 Angsana Pterocarpus indicus 17 Asam Landi Pithecelobium dulce 5 Bogenvil Bougainvillea glabra 4 Bungur Lilin Lagerstroemia speciosa 13 Buni Antidesma bunius 1 Cemara Bundel Cupressus retusa 7 Damar Kaca Shorea javanica 8 Daun Kupu-kupu Bauhinia purpurea 3 Kamboja Plumeira acuminata 8 Kerai Payung Filicium decipiens 12 Mahoni Swietenia macrophylla 16 Palem Raja Oreodota regia 8 Ana Pterocarpus indicus Willd. 11 Tangkil Gnetum gnemon L. 2

25 Keanekaragaman POHON 25 Kompleks Fakultas Ekonomi dan Hukum FAK. HUKUM FAK. EKONOMI Kompleks Fakultas Ekonomi dan Fakultas Hukum Unila berada di sisi timur Kantor Rektorat Unila. Pada median jalan dua jalur depan Fakultas Ekonomi dan Fakultas Hukum ditanami dengan pohon Bungur Lilin (Lagerstroemia speciosa). Di depan halaman Dekanat Fakultas Ekonomi terdapat Cemara Bundel (Cupressus retusa), dan pohon Kerai Payung (Filicium decipiens). Kemudian di halaman Fakultas Hukum terdapat Pohon Kelapa (Cocos nucifera L.), Akasia (Acacia auriculiformis), Kerai Payung (Filicium decipiens)dan Jarak Ulung (Jathropa gossipifolia L).

26 26 Keanekaragaman POHON Arboretum Universitas Lampung ARBORETUM MIPA ARBORETUM FKIP Sejarah Singkat Arboretum Arboretum di Universitas Lampung diinisiasi oleh Prof.Dr.Ir. Sugeng P. Haryanto, M.Sc. yang pada saat itu menjabat Ketua Program Studi Manajemen Hutan Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Penanaman perdana dilakukan pada tahun 1996 yang dilakukan oleh pimpinan Universitas Lampung dan mengundang pihak Pemerintah Daerah Provinsi Lampung. Penanaman oleh Pimpinan Universitas Lampung, langsung ditanam oleh Rektor diikuti oleh pejabatpejabat yang lainnya. Rektor Unila pada saat itu dijabat oleh Bapak Alhusni Duki Hamim, S.E., M.Sc. Dengan pergantian Rektor Unila kepada Prof.Dr.Ir. Muhajir Utomo, M.Sc. pada tahun 1998 yang berlatar belakang pertanian, maka perkembangan arboretum semakin diperhatikan. Arboretum yang pertama ditaman berlokasi di areal Fakultas Pertanian, kemudian di depan Balai Bahasa, di samping perpustakaan dan di depan gedung Pusat Komputer Unila. Tujuan dibentuknya arboretum ini untuk koleksi pohon baik asli daerah maupun didatangkan dari tempat lain. Selain untuk menjaga kelestarian lingkungan, arboretum juga dapat dipergunakan oleh mahasiswa dan pelajar dari tingkat Sekolah Dasar sampai Tingkat Menengah Atas serta masyarakat umum sebagai tempat belajar tentang tumbuhan. Arboretum Universitas Lampung telah mengoleksi tanaman-tanaman langka dari berbagai dearah, seperti Matoa, Kayu Hitam, dll. Sampai saat ini, koleksi yang terkumpul berjumlah lebih dari 100 jenis tumbuhan.

27 Keanekaragaman POHON 27 Arboretum di Kompleks Fakultas Pertanian Unila Petai (Parkia speciosa Hassk.) Mahoni (Swietenia macrophylla)

28 28 Keanekaragaman POHON Ampupu (Eucalypthus alba) Gandaria (Bouea Macrophylla) Penelitian streamflow Pohon- pohon yang sudah besar di arboretum dapat dijadikan tempat penelitian bagi penyelesaian tugas akhir mahasiwa. Salah satu topik penelitian mahasiswa adalah mengukur berapa jumlah air hujan yang diintersepsi pohon, kemudian disalurkan melalui batang ke tanah (stream flow). Arboretum yang berada di kawasan Kompleks Fakultas Pertanian Unila berada di sisi barat Jalan Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro, apabila kita memasuki Kampus Unila melalui Jalan Tengku Umar. Berdasarkan hasil pengamatan secara sensus, jumlah pohon yang ada di Arboretum lebih dari 65 jenis, yang didominasi oleh pohon Mahoni.

29 Keanekaragaman POHON 29 Daftar nama dan populasi masing-masing jenis pohon di Arboretum Komplek Fakultas Pertanian sbb: No Nama Daerah Nama Ilmiah Jumlah (Batang) No Nama Daerah Nama Ilmiah Jumlah (Batang) Akasia Acacia auriculiformis 2 Angsana Pterocarpus indicus Willd. 1 Aren Arenga pinnata 1 Ampupu Eucalypthus alba 2 Bambu Kuning Bambusa vulgaris 3 Bayur Pterospermum javanicum 12 Bayur besar Pterospermum colebicum 1 Belimbing Wuluh Averrhoa bilimbi 1 Beringin Ficus benjamina 1 Benuang Octomeles Sumatrana 5 Buni Antidesma bunius 1 Bungur Lilin Lagerstroemia speciosa 3 Butun Barringtonia asiatica 1 Cengal Hopea sangal 1 Damar Kaca Shorea javanica 3 Damar Tanduk Shorea multiflora 2 Dempulelet Glochidion molle 2 Durian Durio zubethinus 4 Embulu Ficus glabella 3 Gandaria Bouea macrophylla 2 Gandri Bridelia monoica 1 Gondang Ficus vanegata 1 Jabon Anthocephalus cadamba 3 Jamuju Podocarpus imbricatus 15 Jambu Mete Anocardium occidentale L. 1 Jarak Ulung Jathropa gossipifolia L. 7 Jati Tectona grandis 25 Jeruk Citrum Citrus medica 1 Johar Cassia siamea Lam. 1 Kaluku Pericopsis mooniana 1 Karet Hevea brasiliensis 6 Kayu Hitam Diospyros macrophylla 3 33 Kecrutan Spathodea campanulata 1 34 Kenari Canarium vulgare Ketapang Terminalia catappa 6 36 Kelapa Cocos nucifera L 4 37 Kemiri Aleurites Moluccana Willd Maja/Bernuk Crescentia cuyete L Mahoni Swietenia macrophylla Mangga Mangifera indica L 2 41 Mangium Acacia mangium Mengkudu Morinda citrifolia L 1 43 Mentru Schima wallichii 1 44 Merawan Hopea bracteata 3 45 Merbau Darat Intsia palembanica 6 46 Nangka Artocarpus integra 1 47 Palem Putri Vitsia merinii 6 48 Petai Parkia speciosa Hassk Pinang Areca catechu 2 50 Pulai Alstonia scholaris R.Br 1 51 Pulai Hitam Alstonia augustiloba 1 52 Randu Ceiba pentandra 2 53 Rasamala Altingia excelsa 2 54 Salam Eugenia polyantha 1 55 Sengon Laut Paraserianthes falcataria 8 56 Sonokeling Dalbergia latifolia Rotb Sungkai Peronema canescens 1 58 Suren Toona sureni 1 59 Tanjung Mimusops elengi L Tangkil Gnetum gnemon L Tusam Pinus merkusii 4 62 Wareng Gmelina arborea Waru Gunung Hibiscus abelmoscus 1 64 Weru Albizia procera Benth. 3

30 30 Keanekaragaman POHON Arboretum Depan Laboratorium Bahasa Pojok Arboretum Salah satu sudut Arboretum yang ada di depan Laboratorium Bahasa Unila, yang didominasi oleh tanaman mahoni dan sengon laut. Salah satu tanaman Sengon Laut (Paraserianthes falcataria) yang paling tinggi tampak melatarbelakangi foto ini. Didepan arboretum melingkar jalan dua jalur dalam kampus, yang dimedian jalannya tumbuh dengan subur dan terpelihara Bungur Lilin (Lagerstroemia speciosa). Pohon Beringin di Arboretum Pohon ini merupakan salah satu pohon yang terbesar yang ada di kampus Universitas Lampung. Pohon ini berfungsi sebagai tempat beristirahat sambil belajar dan berdiskusi bagi mahasiswa. Disekitar pohon ini terdapat kantin mahasiswa, yang dikelola oleh Dharma Wanita Unila. Pada saat buah beringin ini masak, banyak sekali berbagai jenis burung berdatangan, karena buah beringin ini merupakan makanan yang disukai berbagai jenis burung.

31 Keanekaragaman POHON 31 Berdasarkan hasil pengamatan secara sensus, jumlah pohon yang ada di Arboretum depan Laboratorium Bahasa lebih dari 32 jenis, yang didominasi oleh pohon mahoni. Daftar nama dan populasi masing-masing jenis pohon di Arboretum sbb: No Nama Daerah Nama Ilmiah Jumlah (Batang) Akasia Acacia auriculiformis 1 Asem Landi Pithecillobium dulce 1 Bayur Pterospermum javanicum 11 Beringin Ficus benjamina 2 Benuang Octomeles sumatrana 4 Bunga Merak Caesalpinia pulcheriima 6 Bungur Lilin Lagerstroemia speciosa 1 Butun Barringlonia asiatica 7 Cengal Hopea sangal 1 Cempaka Micellia champala 11 Cupa Baccaurea dulcis 17 Damar Kaca Shorea javanica 4 Embulu Ficus glabella 1 Jati Tectona grandis 13 Johar Cassia siamea Lam. 3 Kayu Hitam Diospyros macrophylla 2 Kecrutan Spathodea campanulata 1 Kelapa Cocos nucifera L. 24 Kenanga Canangium odoratum 1 Kerai Payung Filicium decipiens 15 Daun Kupu-kupu Bauhinia purpurea 2 Mahoni Swietenia macrophylla King. 33 Mangga Mangifera indica L. 5 Mangium Acacia mangium 3 Mentru Schima wallichii 6 Oak Collocedrus decurius 18 Palem Putri Vitsia merinii 9 Rasam ala Altingia excelsa 6 Salam Eugenia polyantha 8 Sengon Laut Paraserianthes falcataria 28 Sungkai Peronema canescens 3 Wareng Gmelina arborea 26

32 32 Keanekaragaman POHON Arboretum di Samping Perpustakaan Arboretum yang berada di kawasan Kompleks Fakultas Pertanian Unila berada disisi Utara Jalan Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro, apabila kita memasuki Kampus Unila melalui Soekarno Hatta. Berdasarkan hasil pengamatan, jumlah pohon yang ada di Arboretum lebih dari 9 jenis, yang didominasi oleh pohon Sengon Buto. Daftar nama dan populasi masing-masing jenis pohon di Arboretum sbb: No Nama Daerah Nama Ilmiah Jumlah (Batang) Akasia Acacia auriculiformis 6 Durian Durio zubethinus 1 Jati Tectona grandis 13 Kelapa Cocos nucifera L 1 Mahoni Swietenia macrophylla King. 1 Salam Eugenia polyantha 13 Sengon Buto Enterolobium cyclocarpum 30 Sengon Laut Paraserianthes falcataria 2

33 Keanekaragaman POHON 33 Arboretum UPT Komputer Arboretum yang berada di kawasan Kompleks UPT Komputer Unila berada disisi Utara Jalan Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro, apabila kita memasuki Kampus Unila melalui Soekarho Hatta. Berdasarkan hasil pengamatan, jumlah pohon yang ada di Arboretum lebih dari 18 jenis, yang didominasi oleh pohon Kelapa. Daftar nama dan populasi masing-masing jenis pohon di Arboretum sbb: No Nama Daerah Nama Ilmiah Jumlah (Batang) Akasia Acacia auriculiformis 6 Durian Durio zubethinus 1 Akasia Acacia auriculiformis 6 Akasia Alba Acacia alba 24 Bungur Lilin Lagerstroemia speciosa 4 Cengal Hopea sangal 3 Cupa Baccaurea dulcis 10 Damar Kaca Shorea javanica 43 Kelapa Cocos nucifera L. 68 Kembang Sepatu Hibiscus rosa-sinensis 2 Ketapang Terminalia catappa 1 Daun Kupu-kupu Bauhinia purpurea 12 Merbau Darat Intsia palembanica 2 Rukam Flacourtia rukam 8 Saga Peltophorum pterocarpum 12 Sonokeling Dalbergia latifolia Roxb. 5 Sungkai Peronema canescens 1 Suren Toona sureni 3

34 34 Keanekaragaman POHON Daftar Pustaka Heyne, K., Tumbuhan Berguna Indonesia. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Departemen Kehutanan RI. Jakarta. Jensen, M., 1999.Trees Commonly Cultivated in Southeast Asia. FAO Regional Office for Asia and The Pasific (RAP). Bangkok. Tjitrosoepomo, G., Taksonomi Tumbuhan (Spermathophyta). Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Van Steenis, C.G.G.J., Flora untuk Sekolah di Indonesia. Pradnya Paramita. Jakarta.

35 Keanekaragaman POHON 35 Biodata PENULIS 1. Tamaluddin Syam, Ir., M.S., DR.Tempat/Tgl Lahir Lahat/ Alamat Jl. Turi Raya No.36.A. Tanjung Senang, Bandar Lampung Latar Belakang Pendidikan Universiti Putra Malaysia (UPM), Serdang/Malaysia Institut Pertanian Bogor (IPB), Bogor/ Indonesia International Institute for Aerospace Survey and Earth Sciences (ITC), Netherland Universitas Lampung, Bandarlampung/Indonesia Karya Ilmiah Analisis spasial kandungan hara di dalam tanah dan produksi produksi padi sawah. Makalah disampaikan pada Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Dosen Perguruan Tinggi Negeri BKS-BARAT di Universitas Jambi Sistem pertanian tepat pada padi sawah: Hubungan antara kandungan hara di dalam tanah dengan produksi padi. Prosiding Seminar dan Rapat Tahunan Dekan Bidang Ilmu Pertanian BKS-PTN Wilayah Barat. Padang. ISBN: Pengaruh pertanaman kelapa sawit terhadap lingkungan. Monograf Permasalahan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Provinsi Lampung. Pusat Penelitian Lingkungan, Lembaga Penelitian Universitas Lampung, ISBN: Pemetaan spasial unsur hara Ca dan Mg dalam tanah pada perkebunan kelapa sawit. Prosiding Seminar Ilmiah Hasil-Hasil Penelitian dengan tema Aplikasi dan Pengembangan Ipteks menyongsong Era Globalisasi., Bandar Lampung. ISSN: ISBN Analisis spasial unsur hara N, P dan K dalam Tanah di Perkebunanan Kelapa S awit Semenanjung Malaysia.. Jurnal Tanah Tropika., Universitas Lampung.. ISSN: ISSN X Spatial mapping of below-ground biodiversity using geographic information system., Bogor Aplikasi Remote Sensing dan Sistem Informasi Geografik untuk Pertanian.. Prosiding Seminar Ilmiah Hasil-Hasil Penelitian dengan tema Aplikasi dan Pengembangan Ipteks menyongsong Era Globalisasi., Bandar Lampung.. ISSN: ISBN Geostatistical Analysis of N, P and K in Dusun Durian Estate Golden Hope Plantation Bhd. Banting, Selangor. Soil Science Conference of Malaysia 2002., Perlis, Malaysia Remote Sensing (RS) and Geographic Information System (GIS) Technology for Field Implementation in Malaysian Agriculture. Proc. of PETA-PKD-JPSM Seminar. Kuala Lumpur. ISSN: Soil Nutrient Spatial Analysis of Coastal Oil Palm Plantation in Peninsular Malaysia using GIS. Malaysian Science and Technology Congress 2001., Kota Kinabalu, Sabah, Malaysia. 2. Kushendarto. Lahir di Telukbetung, Bandar Lampung, 25 Maret Rumah di Jl. Sukardi Hamdani, Palapa 6/62 A, Labuhan Ratu, Bandar Lampung. Staf pengajar Bidang Lanskap Hortikultura, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian Unila. dan kepala UPT Kebun dan Kebersihan Unila. Pengalaman, Tim Penyusun Neraca Kualitas

36 36 Keanekaragaman POHON Lingkungan hidup Daerah Lamteng 2003, Tim Penyusun Neraca Kualitas Lingkungan hidup Daerah Lampura 2006, ketua Dewan Pengawas LSM Lingkungan Watala , konsultan lingkungan industri tapioka (2 perusahaan). 3. Drs. H. Afif Bintoro, M.P. Tempat, tgl lahir: Purworejo, 17 Juni 1960; Alamat Rumah Jl. Turi III No. 23, RT 5/RW 6 LK III, Tanjungsenang, Bandar LampungKantor: Jl. Sumantri Brojonegoro No.1 Bandar Lampung mht@unila.ac.id4. Riwayat Pendidikan: Sarjana Pendidikan Biologi, FPMIPA, IKIP Yogyakarta Magister Pertanian, Ilmu-ilmu Kehutanan, Fakultas Pasca Sarjana, UGM Pekerjaan: Staf Pengajar FKIP Unila , Staf Pengajar Fakultas Pertanian Unila 1999 sekarang, Kepala Laboratorium Silvikultur dan Perlindungan Hutan, Jur. Manajemen Hutan, FP Unila , Ketua Jurusan Manajemen Hutan, FP Unila 2002-sekarang Kursus dan training 1. Special Training Course in Laboratory Management & EquipmentTraining, Western Universities Training Centre, di Unila tahun Short Course on Basic Genetics II, HEDS Project, di Unila tahun Short Course on Aplication of Mycorrhyza, di Biotrop, Bogor tahun Budidaya Gaharu di Mataram, Lombok, NTB tahun 2000 Karya Tulis 1. Keanekaragaman Jenis Dipterocarpaceae yang Terancam Punah dan Prospek Penelitiannya, Jurnal MIPA tahun Identifikasi Sistem Budidaya dan Komposisi Jenis Tumbuhan di Areal Hutan Kemasyarakatan Register 19 Gunung Betung Lampung, Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya Alam untuk Mencapai Produktivitas Optimum Berkelanjutan, tahun Identifikasi Anakan Jenis Pohon di Rumpang Hutan Way Kanan, Taman Nasional Way Kambas Lampung, sebagai Proses Regenerasi Alami, Prosiding Seminar Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya Alam untuk Mencapai Produktivitas Optimum Berkelanjutan, tahun Analisis Vegetasi Strata Pohon di Hutan Way Kanan, Taman Nasional Way Kambas, Prosiding Seminar Dosen dalam Dies Natalis Unila ke 36, tahun Distribusi Jenis Tanaman Kayu-kayuan dan MPTS Bibit GNRHL 2003 di Propinsi Lampung. Prosiding Lokakarya dan Seminar Hasil Penelitian Bidang Ilmu-ilmu Pertanian, tahun Studi Partisipasi Masyarakat Desa Sukadadi Kecamatan Gedongtatan Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung dalam Reboisasi di Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman. Prosiding Seminar dan Rapat Tahunan Dekan Bidang Ilmu Pertanian BKS-PTN Wilayah Barat, Tema: Penerapan Pertanian Berkelanjutan dan Tantangan Masa Depan, tahun Social Forestry dan Kelestarian Hutan di Provinsi Lampung. Seri Monograf tentang Permasalahan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Provinsi Lampung. Tahun Indriyanto. Dosen Program Studi Manajemen Hutan Fakultas Pertanian Unila.

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil dari penelitian dan pembahasan maka dapat diambil beberapa

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil dari penelitian dan pembahasan maka dapat diambil beberapa 64 V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil dari penelitian dan pembahasan maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu : 1. Hasil analisis dan sintesis, memberikan gambaran bahwa kawasan

Lebih terperinci

BAB IV PROFIL VEGETASI GUNUNG PARAKASAK

BAB IV PROFIL VEGETASI GUNUNG PARAKASAK BAB IV PROFIL VEGETASI GUNUNG PARAKASAK A. Kehadiran dan Keragaman Jenis Tanaman Pada lokasi gunung parakasak, tidak dilakukan pembuatan plot vegetasi dan hanya dilakukan kegiatan eksplorasi. Terdapat

Lebih terperinci

-1 DUA,.( KESATU. KEPUTUS_AN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor :.SK. 877 /Menhut-II/2O14 TENTANG PENETAPAN HARGA PATOKAN BENIH TANAMAN HUTAN

-1 DUA,.( KESATU. KEPUTUS_AN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor :.SK. 877 /Menhut-II/2O14 TENTANG PENETAPAN HARGA PATOKAN BENIH TANAMAN HUTAN MENIERI,KBFUTANAN I,EPUBLIK INDONE$II. KEPUTUS_AN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor :.SK. 877 /Menhut-II/2O14 TENTANG PENETAPAN BENIH TANAMAN HUTAN DENGAN RAIIMAT TUHAN YANG MAHA ESA!/TENTERI

Lebih terperinci

PENGELOLAAN SARANA PENDUKUNG RAMAH LINGKUNGAN

PENGELOLAAN SARANA PENDUKUNG RAMAH LINGKUNGAN Komponen 4 PENGELOLAAN SARANA PENDUKUNG RAMAH LINGKUNGAN Bimbingan Teknis Adiwiyata 2014, Jakarta 25-27 Maret 2014 Linda Krisnawati & Stien J. Matakupan 1 Lader of Participation developed by Hart (1992)

Lebih terperinci

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN. pada 3 (tiga) fisiografi berdasarkan ketinggian tempat/elevasi lahan. Menurut

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN. pada 3 (tiga) fisiografi berdasarkan ketinggian tempat/elevasi lahan. Menurut BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN Pola tanam agroforestri yang diterapkan petani di Desa Pesawaran Indah terdapat pada 3 (tiga) fisiografi berdasarkan ketinggian tempat/elevasi lahan. Menurut Indra, dkk (2006)

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI TUMBUHAN PENGHIJAUAN SEBAGAI MEDIA BELAJAR BIOLOGI

IDENTIFIKASI TUMBUHAN PENGHIJAUAN SEBAGAI MEDIA BELAJAR BIOLOGI Edu-Bio; Vol. 3, Tahun 2012 IDENTIFIKASI TUMBUHAN PENGHIJAUAN SEBAGAI MEDIA BELAJAR BIOLOGI Suraida Abstrak Identifikasi tumbuhan merupakan suatu cara untuk mempelajari ilmu botani dalam pembelajaran biologi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perhitungan Biomassa dan Karbon Tersimpan. Lampiran 2. Nilai Biomassa dan Karbon Tersimpan Pada RTH Hutan Kota Taman Beringin a.

Lampiran 1. Perhitungan Biomassa dan Karbon Tersimpan. Lampiran 2. Nilai Biomassa dan Karbon Tersimpan Pada RTH Hutan Kota Taman Beringin a. Lampiran 1. Perhitungan dan Karbon Tersimpan Contoh : Diketahui Angsana (Pterocarpus indicus) yang memiliki berat jenis 0,65 gr/cm 3 terdapat pada RTH Ahmad Yani dengan diameter 40 cm, maka nilai biomassa

Lebih terperinci

Pengalaman Melaksanakan Program Restorasi di Hutan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) Resort Sei Betung 2007-2011

Pengalaman Melaksanakan Program Restorasi di Hutan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) Resort Sei Betung 2007-2011 Pengalaman Melaksanakan Program Restorasi di Hutan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) Resort Sei Betung 2007-2011 Kondisi Umum Sei Betung Hutan primer Sei Betung, memiliki keanekaragaman hayati yang

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 31 HASIL DAN PEMBAHASAN Evaluasi pohon kota dilakukan pada tiga jalur jalan arteri di Kota Jakarta Pusat. Jalur arteri tersebut yaitu Jalan M.H. Thamrin, Jalan P. Diponegoro, dan Jalan Angkasa. Berdasarkan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. dengan yang lainnya tidak terpisahkan (Awang, 2002). kehutanan Indonesia adalah membagi lahan hutan kedalam pengelolaan yang

PENDAHULUAN. dengan yang lainnya tidak terpisahkan (Awang, 2002). kehutanan Indonesia adalah membagi lahan hutan kedalam pengelolaan yang PENDAHULUAN Hutan Menurut Undang-Undang Kehutanan No. 41/1999 hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumberdaya alam hayati yang didominasi oleh pepohonan dalam persekutuan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : P.33/Menhut-II/2007

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : P.33/Menhut-II/2007 PERATURAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : P.33/Menhut-II/2007 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR P.51/MENHUT-II/2006 TENTANG PENGGUNAAN SURAT KETERANGAN ASAL USUL (SKAU) UNTUK PENGANGKUTAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia mempunyai hutan tropis dengan luas terbesar ketiga setelah Brazil dan Zaire, sehingga memiliki tanggung jawab dalam melestarikan agar tetap dapat berfungsi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Nilai biomassa, simpanan karbon dan serapan CO 2 per jalur hijau. 1. Jalur Balai Kota Kecamatan Medan Barat

Lampiran 1. Nilai biomassa, simpanan karbon dan serapan CO 2 per jalur hijau. 1. Jalur Balai Kota Kecamatan Medan Barat Lampiran 1. Nilai biomassa, simpanan karbon dan serapan CO 2 per jalur hijau 1. Jalur Balai Kota Kecamatan Medan Barat No Jenis Jumlah D ratarata (cm) (Kg/L.jalan) Karbon Serapan CO 2 1 Palem Raja (Oreodoxa

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Tabel 8 Penilaian Kriteria Standar Pohon Sebagai Pereduksi Angin

BAB V PEMBAHASAN. Tabel 8 Penilaian Kriteria Standar Pohon Sebagai Pereduksi Angin 27 BAB V PEMBAHASAN 5.1 Analisis 5.1.1 Analisis RTH (Pohon) Sebagai Pereduksi Angin Analisis ini dilakukan pada empat area CBD di Sentul City, yakni Marketing Office, Plaza Niaga I, Graha Utama dan Graha

Lebih terperinci

HUTAN: FUNGSI DAN PERANANNYA BAGI MASYARAKAT

HUTAN: FUNGSI DAN PERANANNYA BAGI MASYARAKAT HUTAN: FUNGSI DAN PERANANNYA BAGI MASYARAKAT RAHMAWATY, S. Hut., MSi. Fakultas Pertanian Program Ilmu Kehutanan Universitas Sumatera Utara A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Seperti telah kita ketahui bersama,

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 20 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Penutupan Lahan Kota Denpasar Hasil interpretasi dan analisis citra Landsat 7 ETM bulan Oktober tahun 2009, Kota Denpasar mempunyai luas wilayah 12.891,6 ha. Berdasarkan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2013) Pringsewu merupakan Kabupaten

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2013) Pringsewu merupakan Kabupaten IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kabupaten Pringsewu 1. Geografi dan Iklim Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2013) Pringsewu merupakan Kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Tanggamus dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perhatian dunia terhadap lingkungan hidup telah diawali sejak konferensi

BAB 1 PENDAHULUAN. Perhatian dunia terhadap lingkungan hidup telah diawali sejak konferensi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perhatian dunia terhadap lingkungan hidup telah diawali sejak konferensi PBB tentang lingkungan hidup di Stockholm pada bulan Juni 1972. Permasalahan lingkungan yang

Lebih terperinci

LAMPIRAN A. A. Foto Wilayah Studi Jalan Kom. Noto Sumarsono. B. Foto Wilayah Studi Jalan Ahmad Yani

LAMPIRAN A. A. Foto Wilayah Studi Jalan Kom. Noto Sumarsono. B. Foto Wilayah Studi Jalan Ahmad Yani LAMPIRAN A A. Foto Wilayah Studi Jalan Kom. Noto Sumarsono B. Foto Wilayah Studi Jalan Ahmad Yani VEGETASI UNTUK MEREDUKSI POLUSI B Angsana (Pterocarpus indicus) Dapat mereduksi 0.5937 (µg/g) polutan

Lebih terperinci

Muhimmatul Khoiroh Dosen Pembimbing: Alia Damayanti, S.T., M.T., Ph.D

Muhimmatul Khoiroh Dosen Pembimbing: Alia Damayanti, S.T., M.T., Ph.D PERENCANAAN VEGETASI PADA JALUR HIJAU JALAN SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK UNTUK MENYERAP EMISI KARBON MONOKSIDA (CO) DARI KENDARAAN BERMOTOR DI KECAMATAN SUKOLILO SURABAYA Muhimmatul Khoiroh 3310

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM. Gambar 10 Peta Lokasi Sentul City

BAB IV KONDISI UMUM. Gambar 10 Peta Lokasi Sentul City 21 BAB IV KONDISI UMUM 4.1 Letak, Luas, dan Aksesibilitas Kawasan Sentul City mempunyai akses langsung yang terdekat yaitu Tol Jagorawi dan Tol Ringroad Sentul City. Selain itu, terdapat akses menuju kawasan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung adalah provinsi yang memiliki luas wilayah ,50 km 2

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung adalah provinsi yang memiliki luas wilayah ,50 km 2 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Provinsi Lampung adalah provinsi yang memiliki luas wilayah 35.376,50 km 2 yang terdiri dari areal pemukiman, areal pertanian, perkebunan dan areal hutan yang

Lebih terperinci

Lampiran 1. Form Tally Sheet Data Lapangan Jalan Luas Jalan Ha No. Spesies Tinggi (m) DBH (cm) Biomassa (Kg)

Lampiran 1. Form Tally Sheet Data Lapangan Jalan Luas Jalan Ha No. Spesies Tinggi (m) DBH (cm) Biomassa (Kg) Lampiran 1. Form Tally Sheet Data Lapangan Jalan Luas Jalan Ha No. Spesies Tinggi (m) DBH (cm) Biomassa (Kg) 1 2 3 4 5 Total Biomassa (Kg/Jalur) Lampiran 2. Data Nilai Berat Jenis Tanaman No. Jenis Famili

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki 1539 spesies burung atau 17% dari jumlah seluruh spesies

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki 1539 spesies burung atau 17% dari jumlah seluruh spesies 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki 1539 spesies burung atau 17% dari jumlah seluruh spesies burung dunia. Tiga ratus delapan puluh satu spesies di antaranya merupakan endemik Indonesia

Lebih terperinci

Lampiran 1. Nilai biomassa, simpanan karbon dan serapan CO 2 per jalur hijau. 1. Jalur Setia Budi Kecamatan Medan Selayang

Lampiran 1. Nilai biomassa, simpanan karbon dan serapan CO 2 per jalur hijau. 1. Jalur Setia Budi Kecamatan Medan Selayang 48 Lampiran 1. Nilai biomassa, simpanan karbon dan serapan CO 2 per jalur hijau 1. Jalur Setia Budi Kecamatan Medan Selayang No Jenis Jumlah D ratarata (cm) (Kg/L.jalan) Karbon Serapan CO 2 1 Palem Raja

Lebih terperinci

Isi Materi. Tujuan Pemilihan Jenis Faktor Pertumbuhan Tanaman Strategi Pemilihan Jenis

Isi Materi. Tujuan Pemilihan Jenis Faktor Pertumbuhan Tanaman Strategi Pemilihan Jenis Isi Materi Tujuan Pemilihan Jenis Faktor Pertumbuhan Tanaman Strategi Pemilihan Jenis Tujuan Pemilihan Jenis Tanaman Agar tanaman yang dipilih dapat tumbuh baik sesuai dengan kondisi lingkungan sehingga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Hutan pada hakekatnya mempunyai karakteristik multi fungsi yang bersifat

I. PENDAHULUAN. Hutan pada hakekatnya mempunyai karakteristik multi fungsi yang bersifat 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hutan pada hakekatnya mempunyai karakteristik multi fungsi yang bersifat holistik dan jangka panjang. Keberadaan hutan senantiasa berkaitan erat dengan isu-isu strategis

Lebih terperinci

Judul Penelitian : Kebijakan pengelolaan Cagar Alam Gunung Celering Kabupaten Jepara Propinsi Jawa Tengah

Judul Penelitian : Kebijakan pengelolaan Cagar Alam Gunung Celering Kabupaten Jepara Propinsi Jawa Tengah LAMPIRAN 97 98 Lampiran 1. : Daftar panduan wawancara Judul Penelitian : Kebijakan pengelolaan Cagar Alam Gunung Celering Kabupaten Jepara Propinsi Jawa Tengah Oleh : Didik Trinugraha Herlambang / NIM

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Agroforestry dalam Bahasa Indonesia, dikenal dengan istilah wanatani atau

I. PENDAHULUAN. Agroforestry dalam Bahasa Indonesia, dikenal dengan istilah wanatani atau I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agroforestry dalam Bahasa Indonesia, dikenal dengan istilah wanatani atau agroforestri, arti sederhananya adalah menanam pepohonan di lahan pertanian. Sistem ini telah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. (Sujatnika, Joseph, Soehartono, Crosby, dan Mardiastuti, 1995). Kekayaan jenis

I. PENDAHULUAN. (Sujatnika, Joseph, Soehartono, Crosby, dan Mardiastuti, 1995). Kekayaan jenis I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki 1539 spesies burung atau 17 persen dari jumlah seluruh spesies burung dunia, 381 spesies diantaranya merupakan spesies endemik (Sujatnika, Joseph, Soehartono,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Tanaman Sebagai Penyerap Karbondioksida

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Tanaman Sebagai Penyerap Karbondioksida 3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karbondioksida Gas CO 2 adalah bahan baku bagi fotosintesis dan laju fotosintesis dipengaruhi oleh kadar CO 2 di udara (Ardiansyah 2009). June (2006) menyatakan peningkatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kawasan pelestarian alam adalah kawasan yang mempunyai fungsi perlindungan

I. PENDAHULUAN. Kawasan pelestarian alam adalah kawasan yang mempunyai fungsi perlindungan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kawasan pelestarian alam adalah kawasan yang mempunyai fungsi perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perhitungan Biomassa dan Karbon Tersimpan

Lampiran 1. Perhitungan Biomassa dan Karbon Tersimpan Lampiran 1. Perhitungan dan Contoh Diketahui : RTH Hutan Kota Bumi Perkemahan Pramuka Cadika dengan luas 1,911 Ha Berat Jenis Jabon (Anthocephalus cadamba ) adalah 0,42 gr/cm 3 Diameter Jabon (Anthocephalus

Lebih terperinci

VANDALISME DALAM KEGIATAN WISATA HUTAN DI TAMAN KUPU-KUPU GITA PERSADA BANDAR LAMPUNG

VANDALISME DALAM KEGIATAN WISATA HUTAN DI TAMAN KUPU-KUPU GITA PERSADA BANDAR LAMPUNG VANDALISME DALAM KEGIATAN WISATA HUTAN DI TAMAN KUPU-KUPU GITA PERSADA BANDAR LAMPUNG (VANDALISM ON FOREST TOURISM ACTIVITIES IN THE GITA PERSADA BUTTERFLY PARK BANDAR LAMPUNG) Anggih Pararinarno 1), Agus

Lebih terperinci

REKOMENDASI Peredam Kebisingan

REKOMENDASI Peredam Kebisingan 83 REKOMENDASI Dari hasil analisis dan evaluasi berdasarkan penilaian, maka telah disimpulkan bahwa keragaman vegetasi di cluster BGH memiliki fungsi ekologis yang berbeda-beda berdasarkan keragaman kriteria

Lebih terperinci

HUTAN TANAMAN RAKYAT Oleh : Agus Budhi Prasetyo PENDAHULUAN

HUTAN TANAMAN RAKYAT Oleh : Agus Budhi Prasetyo PENDAHULUAN 1 HUTAN TANAMAN RAKYAT Oleh : Agus Budhi Prasetyo PENDAHULUAN Sebuah terobosan baru belum lama ini dimunculkan pemerintah dalam upaya pemberdayaan masyarakat sekitar hutan melalui program Hutan Tanaman

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Kawasan Tahura WAR mencakup luas areal ,31 ha secara geografis

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Kawasan Tahura WAR mencakup luas areal ,31 ha secara geografis 19 IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Letak Geografis dan Administrasi Kawasan Tahura WAR mencakup luas areal 22.249,31 ha secara geografis terletak diantara 105⁰ 02 42,01 s/d 105⁰ 13 42,09 BT dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segi ekonomi, ekologi maupun sosial. Menurut Undang-undang Kehutanan No. 41

BAB I PENDAHULUAN. segi ekonomi, ekologi maupun sosial. Menurut Undang-undang Kehutanan No. 41 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hutan merupakan komponen alam yang memiliki banyak fungsi, baik dari segi ekonomi, ekologi maupun sosial. Menurut Undang-undang Kehutanan No. 41 tahun 1999, hutan didefinisikan

Lebih terperinci

TASIKMALAYA 14 DESEMBER 2015

TASIKMALAYA 14 DESEMBER 2015 TASIKMALAYA 14 DESEMBER 2015 SIDIK CEPAT PEMILIHAN JENIS POHON HUTAN RAKYAT BAGI PETANI PRODUKTIFITAS TANAMAN SANGAT DIPENGARUHI OLEH FAKTOR KESESUAIAN JENIS DENGAN TEMPAT TUMBUHNYA, BANYAK PETANI YANG

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Gebernur Provinsi DKI Jakarta Nomor: 202 tahun Hutan Kota

IV. GAMBARAN UMUM. Gebernur Provinsi DKI Jakarta Nomor: 202 tahun Hutan Kota 23 IV. GAMBARAN UMUM A. Status Hukum Kawasan Kawasan Hutan Kota Srengseng ditetapkan berdasarkan surat keputusan Gebernur Provinsi DKI Jakarta Nomor: 202 tahun 1995. Hutan Kota Srengseng dalam surat keputusan

Lebih terperinci

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional) Geo Image 3 (2) (2014) Geo Image (Spatial-Ecological-Regional) http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/geoimage KAJIAN CEMARAN UDARA PADA TAMAN KOTA KB DAN SIMPANG LIMA KECAMATAN SEMARANG SELATAN KOTA

Lebih terperinci

AVIFAUNA DI AREA REKLAMASI PT ADARO INDONESIA

AVIFAUNA DI AREA REKLAMASI PT ADARO INDONESIA AVIFAUNA DI AREA REKLAMASI PT ADARO INDONESIA Mochamad Arief Soendjoto Maulana Khalid Riefani Didik Triwibowo Fazlul Wahyudi Universitas Lambung Mangkurat Press Banjarbaru i ii AVIFAUNA DI AREA REKLAMASI

Lebih terperinci

Gambar 18. Fungsi Vegetasi Mereduksi Bising di Permukiman (Sumber: Grey dan Deneke, 1978)

Gambar 18. Fungsi Vegetasi Mereduksi Bising di Permukiman (Sumber: Grey dan Deneke, 1978) 57 Analisis Fungsi Ekologi RTH Peredam Kebisingan Bukit Golf Hijau (BGH) adalah salah satu cluster di Sentul City dimana penghuninya sudah cukup banyak yang menempati rumah-rumah disini. Mayoritas penghuninya

Lebih terperinci

Gambar 26. Material Bangunan dan Pelengkap Jalan.

Gambar 26. Material Bangunan dan Pelengkap Jalan. KONSEP Konsep Dasar Street furniture berfungsi sebagai pemberi informasi tentang fasilitas kampus, rambu-rambu jalan, dan pelayanan kepada pengguna kampus. Bentuk street furniture ditampilkan memberikan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. A. Sejarah Taman Agro Satwa Wisata Bumi Kedaton. Keberadaan Taman Agro Satwa dan Wisata Bumi Kedaton Resort di Kota

IV. GAMBARAN UMUM. A. Sejarah Taman Agro Satwa Wisata Bumi Kedaton. Keberadaan Taman Agro Satwa dan Wisata Bumi Kedaton Resort di Kota 24 IV. GAMBARAN UMUM A. Sejarah Taman Agro Satwa Wisata Bumi Kedaton Keberadaan Taman Agro Satwa dan Wisata Bumi Kedaton Resort di Kota Bandar Lampung, merupakan area yang pada awalnya berupa sebidang

Lebih terperinci

BAGIAN KEENAM PEDOMAN PEMBUATAN TANAMAN PENGHIJAUAN KOTA GERAKAN NASIONAL REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN BAB I PENDAHULUAN

BAGIAN KEENAM PEDOMAN PEMBUATAN TANAMAN PENGHIJAUAN KOTA GERAKAN NASIONAL REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.03/MENHUT-V/2004 TANGGAL : 22 JULI 2004 A. Latar Belakang BAGIAN KEENAM PEDOMAN PEMBUATAN TANAMAN PENGHIJAUAN KOTA GERAKAN NASIONAL REHABILITASI HUTAN DAN

Lebih terperinci

Gambar 23. Ilustrasi Konsep (Image reference) Sumber : (1) ; (2) (3)

Gambar 23. Ilustrasi Konsep (Image reference) Sumber : (1)  ; (2)  (3) 48 PERENCANAAN LANSKAP Konsep dan Pengembangannya Konsep dasar pada perencanaan lanskap bantaran KBT ini adalah menjadikan bantaran yang memiliki fungsi untuk : (1) upaya perlindungan fungsi kanal dan

Lebih terperinci

I. METODE VEGETATIF FUNGSI Kanopi tanaman dapat menahan pukulan langsung butiran hujan terhadap permukaan tanah. Batang,perakaran dan serasah tanaman

I. METODE VEGETATIF FUNGSI Kanopi tanaman dapat menahan pukulan langsung butiran hujan terhadap permukaan tanah. Batang,perakaran dan serasah tanaman METODE VEGETATIF I. METODE VEGETATIF FUNGSI Kanopi tanaman dapat menahan pukulan langsung butiran hujan terhadap permukaan tanah. Batang,perakaran dan serasah tanaman dapat menahan atau mengurangi aliran

Lebih terperinci

MODEL AGROFORESTRY BERBASIS TONGKONAN YANG BERWAWASAN KONSERVASI LINGKUNGAN DI KABUPATEN TANA TORAJA. Oleh: SAMUEL ARUNG PAEMBONAN.

MODEL AGROFORESTRY BERBASIS TONGKONAN YANG BERWAWASAN KONSERVASI LINGKUNGAN DI KABUPATEN TANA TORAJA. Oleh: SAMUEL ARUNG PAEMBONAN. MODEL AGROFORESTRY BERBASIS TONGKONAN YANG BERWAWASAN KONSERVASI LINGKUNGAN DI KABUPATEN TANA TORAJA Oleh: SAMUEL ARUNG PAEMBONAN Dosen pada Laboratorium Silvikultur Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Hutan Gaharu (Aquilaria malaccensis) pohon Aquilaria yang sangat berharga terutama karena wangi, dapat digunakan

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Hutan Gaharu (Aquilaria malaccensis) pohon Aquilaria yang sangat berharga terutama karena wangi, dapat digunakan TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Hutan Gaharu (Aquilaria malaccensis) Gaharu adalah kayu wangi yang sudah diresapi resin yang dijumpai pada pohon Aquilaria yang sangat berharga terutama karena wangi, dapat digunakan

Lebih terperinci

DIREKTORI PENGHASIL BIBIT POHON BUAH-BUAHAN, BUAHAN, KAYU-KAYUAN, KAYUAN, DAN PERKEBUNAN

DIREKTORI PENGHASIL BIBIT POHON BUAH-BUAHAN, BUAHAN, KAYU-KAYUAN, KAYUAN, DAN PERKEBUNAN DIREKTORI PENGHASIL BIBIT POHON BUAH-BUAHAN, BUAHAN, KAYU-KAYUAN KAYUAN DAN PERKEBUNAN DI PROPINSI LAMPUNG Yuliyanti James M. Roshetko ICRAF SEA & WINROCK INTERNATIONAL 2002 International Centre for Research

Lebih terperinci

Daerah Aliran Atas: Pohon: -Pinus (Pinus mercusii) Semak: -Pakis (Davillia denticula) -Kirinyu (Cromolaena odorata) -Pokak

Daerah Aliran Atas: Pohon: -Pinus (Pinus mercusii) Semak: -Pakis (Davillia denticula) -Kirinyu (Cromolaena odorata) -Pokak Daerah Aliran Atas: Desa Sumber Wuluh, Kecamatan Candipuro: Vegetasi tepi sungai berupa semak campuran pepohonan yang tumbuh di atas tebing curam (20 m). Agak jauh dari sungai terdapat hutan Pinus (Perhutani);

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN SINTESIS

BAB IV ANALISIS DAN SINTESIS BAB IV ANALISIS DAN SINTESIS 4.1 Analisis Pengaruh Peningkatan Emisi CO 2 di Dunia terhadap Peningkatan Pencairan Es di Berbagai Benua Peningkatan Emisi CO 2 yang menyebabkan pemanasan global secara fakta

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN PENGUSAHAAN TANAMAN KEHUTANAN DI DAERAH MILIK JALAN TOL JAGORAWI SEBAGAI UNIT USAHA MANDIRI ABDULLAH PAUZI ASAGAP

ANALISIS KELAYAKAN PENGUSAHAAN TANAMAN KEHUTANAN DI DAERAH MILIK JALAN TOL JAGORAWI SEBAGAI UNIT USAHA MANDIRI ABDULLAH PAUZI ASAGAP ANALISIS KELAYAKAN PENGUSAHAAN TANAMAN KEHUTANAN DI DAERAH MILIK JALAN TOL JAGORAWI SEBAGAI UNIT USAHA MANDIRI ABDULLAH PAUZI ASAGAP DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN...1 A. Latar Belakang...1 B. Rumusan Masalah...2 B. Tujuan Penelitian...3 C. Manfaat Penelitian...3

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN...1 A. Latar Belakang...1 B. Rumusan Masalah...2 B. Tujuan Penelitian...3 C. Manfaat Penelitian...3 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL...ii HALAMAN PENGESAHAN...iii HALAMAN PERNYATAAN...iv HALAMAN PERSEMBAHAN...v KATA PENGANTAR...vii DAFTAR ISI...viii DAFTAR GAMBAR...x DAFTAR LAMPIRAN...xiii INTISARI...xiv

Lebih terperinci

BAB VI PROFIL TUTUPAN LAHAN

BAB VI PROFIL TUTUPAN LAHAN BAB VI PROFIL TUTUPAN LAHAN A. Kondisi Kekinian dan Status Kawasan Gunung Parakasak Kondisi tutupan lahan Gunung Parakasak didominasi oleh kebun campuran. Selain kebun campuran juga terdapat sawah dan

Lebih terperinci

PERENCANAAN Tata Hijau Penyangga Green Belt

PERENCANAAN Tata Hijau Penyangga Green Belt 68 PERENCANAAN Perencanaan ruang terbuka hijau di kawasan industri mencakup perencanaan tata hijau, rencana sirkulasi, dan rencana fasilitas. Perencanaan tata hijau mencakup tata hijau penyangga (green

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR KAYU

PERENCANAAN STRUKTUR KAYU PERENCANAAN STRUKTUR KAYU KEKUATAN KEKAKUAN STABILITAS MATERIAL (ORTOTROPIK, SIFAT FISIK, SIFAT MEKANIK) ANALISIS STRUKTUR METODE DISAIN (DISAIN KOMPONEN STRUKTUR DISAIN SAMBUNGAN) 1 MATERIAL ORTOTROPIK

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. buah-buahan (kelapa, pisang, MPTS). Klasifikasi untuk komposisi tanaman

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. buah-buahan (kelapa, pisang, MPTS). Klasifikasi untuk komposisi tanaman 41 V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Komposisi Jenis Tanaman Agroforestri Komposisi tanaman yang menjadi penyusun kebun campuran ini terdiri dari tanaman pertanian (padi, kakao, kopi, cengkeh), tanaman kayu,

Lebih terperinci

SIDIK CEPAT PEMILIHAN JENIS HUTAN RAKYAT UNTUK PETANI

SIDIK CEPAT PEMILIHAN JENIS HUTAN RAKYAT UNTUK PETANI LEMPUNG 20/05/2013 SIDIK CEPAT PEMILIHAN JENIS HUTAN RAKYAT UNTUK PETANI JOGYAKARTA SIDIK CEPAT PEMILIHAN JENIS POHON HUTAN RAKYAT BAGI PETANI Produktifitas tanaman sangat dipengaruhi oleh faktor kesesuaian

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Deneke (1993) diacu dalam Kenney & Wassenaer (2002) menyatakan bahwa hutan kota mempunyai fungsi ekonomi, kesehatan lingkungan dan sosial bagi masyarakat. Fungsi hutan kota dapat

Lebih terperinci

Gambar 58. Konsep ruang sebagai habitat burung

Gambar 58. Konsep ruang sebagai habitat burung 92 BAB V PERENCANAAN LANSKAP 5.1 Konsep Perencanaan Konsep dasar dalam penelitian ini adalah untuk merencanakan lanskap ruang terbuka hijau ekologis sebagai habitat burung di kawasan permukiman. Berdasarkan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian dan Arti Penting Ruang Terbuka Hijau. RTH menurut UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang adalah area

TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian dan Arti Penting Ruang Terbuka Hijau. RTH menurut UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang adalah area TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Arti Penting Ruang Terbuka Hijau RTH menurut UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang adalah area memanjang atau jalur atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak dan Luas Kawasan Taman Hutan Raya Pancoran Mas secara administratif terletak di Kota Depok, Jawa Barat. Luas Tahura Pancoran Mas berdasarkan hasil pengukuran

Lebih terperinci

HUTAN DIKLAT RUMPIN SEBAGAI SALAH SATU RUANG TERBUKA HIJAU DI KABUPATEN BOGOR

HUTAN DIKLAT RUMPIN SEBAGAI SALAH SATU RUANG TERBUKA HIJAU DI KABUPATEN BOGOR HUTAN DIKLAT RUMPIN SEBAGAI SALAH SATU RUANG TERBUKA HIJAU DI KABUPATEN BOGOR MH. Tri Pangesti Widyaiswara Utama, Balai Diklat Kehutanan Bogor Abstrak Sejalan dengan Undang-Undang No 25 Tahun 2004 tentang

Lebih terperinci

LAPORAN PENGAMATAN EKOLOGI TUMBUHAN DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

LAPORAN PENGAMATAN EKOLOGI TUMBUHAN DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN LAPORAN PENGAMATAN EKOLOGI TUMBUHAN DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Oleh: Abdullah Deny Fakhriza Ferdi Ikhfazanoor M. Syamsudin Noor Nor Arifah Fitriana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Fotosintesis Menurut Dwijoseputro (1980), fotosintesis adalah proses pengubahan zatzat anorganik berupa H 2 O dan CO 2 oleh klorofil (zat hijau daun) menjadi zat-zat organik

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. fungsi pokok sebagai hutan konservasi yaitu kawasan pelestarian alam untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. fungsi pokok sebagai hutan konservasi yaitu kawasan pelestarian alam untuk 5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman Taman Hutan Raya (Tahura) adalah hutan yang ditetapkan pemerintah dengan fungsi pokok sebagai hutan konservasi yaitu kawasan pelestarian alam

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM 4.1 Letak Geografis dan Aksesibilitas

IV. KONDISI UMUM 4.1 Letak Geografis dan Aksesibilitas 42 IV. KONDISI UMUM 4.1 Letak Geografis dan Aksesibilitas Secara geografis, perumahan Bukit Cimanggu City (BCC) terletak pada 06.53 LS-06.56 LS dan 106.78 BT sedangkan perumahan Taman Yasmin terletak pada

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Tutupan Lahan dan Vegetasi Terdapat 6 jenis tutupan lahan yang digunakan dalam penelitian ini seperti yang ada dalam Tabel 4. Arsyad (2010) mengelompokkan penggunaan

Lebih terperinci

III. GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

III. GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI 15 III. GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI 3.1 Lokasi dan Sejarah Pengelolaan Kawasan Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW) terletak 2,4 km dari poros jalan Sukabumi - Bogor (desa Segog). Dari simpang Ciawi berjarak

Lebih terperinci

USAHA KEBUN KAYU DENGAN JENIS POHON CEPAT TUMBUH

USAHA KEBUN KAYU DENGAN JENIS POHON CEPAT TUMBUH USAHA KEBUN KAYU DENGAN JENIS POHON CEPAT TUMBUH Atok Subiakto PUSKONSER, Bogor Antusias masyarakat menanam jabon meningkat pesat Mudah menanamnya Dapat ditanam dimana saja Pertumbuhan cepat Harga kayu

Lebih terperinci

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Spesies-spesies pohon tersebut disajikan dalam Tabel 3 yang menggambarkan

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Spesies-spesies pohon tersebut disajikan dalam Tabel 3 yang menggambarkan 32 BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Keanekaragaman Spesies Pohon Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa di Hutan Pendidikan Konservasi Terpadu Tahura WAR terdapat 60 spesies pohon

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN JENIS POHON DAN PENDUGAAN CADANGAN KARBON TERSIMPAN PADA DUA JENIS VEGETASI DI KOTA BANDAR LAMPUNG

KEANEKARAGAMAN JENIS POHON DAN PENDUGAAN CADANGAN KARBON TERSIMPAN PADA DUA JENIS VEGETASI DI KOTA BANDAR LAMPUNG KEANEKARAGAMAN JENIS POHON DAN PENDUGAAN CADANGAN KARBON TERSIMPAN PADA DUA JENIS VEGETASI DI KOTA BANDAR LAMPUNG Aria Israini Putri 1, Marlina Kamelia 2, dan Rifda El Fiah 3 1,2 Tadris Biologi, Fakultas

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1.1 Kesimpulan Kesimpulan dari konsep ruang terbuka hijau pada kawasan pusat kota Ponorogo adalah : 1. Adanya kebutuhan masyarakat pada kawasan pusat kota Ponorogo akan ruang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Agroforestri merupakan salah satu bentuk penggunaan lahan secara multitajuk yang

I. PENDAHULUAN. Agroforestri merupakan salah satu bentuk penggunaan lahan secara multitajuk yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agroforestri merupakan salah satu bentuk penggunaan lahan secara multitajuk yang terdiri dari campuran pepohonan, semak dengan atau tanaman semusim yang sering disertai

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. No. 408/Kpts-II/1993. Hutan Pendidikan merupakan hasil dari Perjanjian

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. No. 408/Kpts-II/1993. Hutan Pendidikan merupakan hasil dari Perjanjian 21 IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN A. Status Hutan Pendidikan Hutan Pendidikan Konservasi Terpadu merupakan bagian dari Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman. Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman ditetapkan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN SERAPAN KARBONDIOKSIDA PADA TANAMAN HUTAN KOTA DI KEBUN RAYA BOGOR SRI PURWANINGSIH

KEMAMPUAN SERAPAN KARBONDIOKSIDA PADA TANAMAN HUTAN KOTA DI KEBUN RAYA BOGOR SRI PURWANINGSIH KEMAMPUAN SERAPAN KARBONDIOKSIDA PADA TANAMAN HUTAN KOTA DI KEBUN RAYA BOGOR SRI PURWANINGSIH Kemampuan Serapan Karbondioksida pada Tanaman Hutan Kota di Kebun Raya Bogor SRI PURWANINGSIH DEPARTEMEN KONSERVASI

Lebih terperinci

Kemampuan Serapan Karbondioksida pada Tanaman Hutan Kota di Kebun Raya Bogor SRI PURWANINGSIH

Kemampuan Serapan Karbondioksida pada Tanaman Hutan Kota di Kebun Raya Bogor SRI PURWANINGSIH Kemampuan Serapan Karbondioksida pada Tanaman Hutan Kota di Kebun Raya Bogor SRI PURWANINGSIH DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 Kemampuan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Populasi Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Populasi Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Populasi Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) Populasi adalah kelompok kolektif spesies yang sama yang menduduki ruang tertentu dan pada saat tertentu. Populasi mempunyai

Lebih terperinci

Toleransi di bidang kehutanan berbeda dengan toleransi secara umum. Toleransi secara umum mengacu khusus pada ketahanan terhadap stres lingkungan

Toleransi di bidang kehutanan berbeda dengan toleransi secara umum. Toleransi secara umum mengacu khusus pada ketahanan terhadap stres lingkungan TOLERANSI POHON Toleransi di bidang kehutanan berbeda dengan toleransi secara umum. Toleransi secara umum mengacu khusus pada ketahanan terhadap stres lingkungan Air, keasaman, salinitas, dingin, panas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Hutan dan Hutan Rakyat Menurut Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan yang dimaksud dengan hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan

Lebih terperinci

I. PENDAHALUAN. dan kehutanan. Dalam bidang kehutanan, luas kawasan hutannya mencapai. (Badan Pusat Statistik Lampung, 2008).

I. PENDAHALUAN. dan kehutanan. Dalam bidang kehutanan, luas kawasan hutannya mencapai. (Badan Pusat Statistik Lampung, 2008). I. PENDAHALUAN A. Latar Belakang Masalah Provinsi Lampung dengan luas ± 3.528.835 ha, memiliki potensi sumber daya alam yang sangat beraneka ragam, prospektif, dan dapat diandalkan, mulai dari pertanian,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kawasan Tahura Wan Abdul Rachman di Propinsi Lampung adalah salah satu kawasan yang amat vital sebagai penyangga kehidupan ekonomi, sosial dan ekologis bagi masyarakat

Lebih terperinci

Tinjauan Aspek Pengembangan Hutan Rakyat

Tinjauan Aspek Pengembangan Hutan Rakyat Tinjauan Aspek Pengembangan Hutan Rakyat Rahmawaty Fakultas Pertanian Jurusan Kehutanan Program Studi Manajemen Hutan Universitas Sumatera Utara I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hutan merupakan sumberdaya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Taman nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli

I. PENDAHULUAN. Taman nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli ` I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Taman nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli dan dikelola dengan sistem zonasi. Kawasan ini dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu

Lebih terperinci

Pemilihan Jenis Pohon dalam rangka pembangunan dan pengembangan hutan kota. Serang, 14 Oktober 2014

Pemilihan Jenis Pohon dalam rangka pembangunan dan pengembangan hutan kota. Serang, 14 Oktober 2014 Pemilihan Jenis Pohon dalam rangka pembangunan dan pengembangan hutan kota Serang, 14 Oktober 2014 Hutan kota : pepohonan yg berdiri sendiri / berkelompok / vegetasi berkayu di kawasan perkotaan yg pada

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM. Gambar 5 Kawasan Menteng pada tahun 1930 (Sumber: Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta)

BAB IV KONDISI UMUM. Gambar 5 Kawasan Menteng pada tahun 1930 (Sumber: Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta) 11 BAB IV KONDISI UMUM 4.1 Sejarah Taman Menteng, Taman Suropati, dan Taman Situ Lembang Kota Jakarta sebagai pusat pemerintahan tak lepas dari aspek kesejarahan yang mewarnai berbagai lokasi di dalamnya.

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR DAN KOMPOSISI VEGETASI HUTAN KOTA DI KAMPUS UNS KENTINGAN SURAKARTA. Mahasiswa Prodi Biosain Pascasarjana UNS

ANALISIS STRUKTUR DAN KOMPOSISI VEGETASI HUTAN KOTA DI KAMPUS UNS KENTINGAN SURAKARTA. Mahasiswa Prodi Biosain Pascasarjana UNS ANALISIS STRUKTUR DAN KOMPOSISI VEGETASI HUTAN KOTA DI KAMPUS UNS KENTINGAN SURAKARTA Triyadi 1, Sugiyarto 2, Marsusi 3 1 Mahasiswa Prodi Biosain Pascasarjana UNS 2 Dosen Pembimbing I Prodi Biosain Pascasarjana

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara geografis KPHL Batutegi terletak pada BT dan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara geografis KPHL Batutegi terletak pada BT dan IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Secara geografis KPHL Batutegi terletak pada 104 27-104 54 BT dan 5 5-5 22 LS. KPHL Batutegi meliputi sebagian kawasan Hutan Lindung

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 39 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Responden 5.1.1 Umur Umur seseorang merupakan salah satu karakteristik internal individu yang ikut mempengaruhi fungsi biologis dan psikologis individu tersebut.

Lebih terperinci

Studi Kebutuhan Hutan Kota Sebagai Penyerap CO₂ Di Kota Tobelo Tahun Oleh : Ronald Kondo Lembang, M.Hut Steven Iwamony, S.Si

Studi Kebutuhan Hutan Kota Sebagai Penyerap CO₂ Di Kota Tobelo Tahun Oleh : Ronald Kondo Lembang, M.Hut Steven Iwamony, S.Si Studi Kebutuhan Hutan Kota Sebagai Penyerap CO₂ Di Kota Tobelo Tahun 2012 Oleh : Ronald Kondo Lembang, M.Hut Steven Iwamony, S.Si Latar Belakang Perkembangan suatu kota ditandai dengan pesatnya pembangunan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Amsyari, F Prinsip Prinsip Masalah Pencemaran Lingkungan. Mutiara. Jakarta

DAFTAR PUSTAKA. Amsyari, F Prinsip Prinsip Masalah Pencemaran Lingkungan. Mutiara. Jakarta DAFTAR PUSTAKA Affandi, M. J. 1994. Pengembangan Hutan Kota dalam Kaitannya dengan Pembangunan Wilayah di Kotamadya Bandar Lampung. Tesis Program Pascasarjana IPB. Bogor. Amsyari, F. 1977. Prinsip Prinsip

Lebih terperinci

ABSTRAK. Laporan Kegiatan Tahun Buku II BPK Palembang 111

ABSTRAK. Laporan Kegiatan Tahun Buku II BPK Palembang 111 Program : Penelitian dan Pengembangan Produktivitas Hutan Judul RPI : Pengembangan Hutan Kota Koordinator : Dr.Ir. Ismayadi Samsoedin, M.Si. Judul Kegiatan : Hasil Kajian dan Rekomendasi tentang Aspek

Lebih terperinci

AGROFORESTRI PENDAHULUAN. Apa itu Agroforestri? Cakupan pembahasan agroforestri

AGROFORESTRI PENDAHULUAN. Apa itu Agroforestri? Cakupan pembahasan agroforestri AGROFORESTRI Ellyn K. Damayanti, Ph.D.Agr. M.K. Ekoteknologi Konservasi Tumbuhan Bogor, 19 Maret 2013 PENDAHULUAN Apa itu Agroforestri? Agro/agriculture; forestry Nama bagi sistem-sistem dan teknologi

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) II. PRAKTIKUM

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) II. PRAKTIKUM DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS KEHUTANAN DEPARTEMEN SILVIKULTUR MAJOR INTERDEPARTEMEN, STRATA 1 (S-1) GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) II. PRAKTIKUM A. Mata

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI ATRIBUT GREEN CITY DI KOTA SRAGEN (PENEKANAN PADA RTH JALUR HIJAU DAN JALUR BIRU)

IDENTIFIKASI ATRIBUT GREEN CITY DI KOTA SRAGEN (PENEKANAN PADA RTH JALUR HIJAU DAN JALUR BIRU) 149 IDENTIFIKASI ATRIBUT GREEN CITY DI KOTA SRAGEN (PENEKANAN PADA RTH JALUR HIJAU DAN JALUR BIRU) Rizqi Azhar Al Habib, Qomarun Program Studi Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

ANALISIS POTENSI LOKAL UNTUK MENGEMBANGKAN BAHAN AJAR BIOLOGI DI SMA NEGERI 2 WONOSARI

ANALISIS POTENSI LOKAL UNTUK MENGEMBANGKAN BAHAN AJAR BIOLOGI DI SMA NEGERI 2 WONOSARI ANALISIS POTENSI LOKAL UNTUK MENGEMBANGKAN BAHAN AJAR BIOLOGI DI SMA NEGERI 2 WONOSARI Risya Pramana Situmorang Universitas Kristen Satya Wacana pramana_risya@yahoo.com Abstrak Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Pembentukan Taman Kupu-Kupu Gita Persada Taman Kupu-Kupu Gita Persada berlokasi di kaki Gunung Betung yang secara administratif berada di wilayah Kelurahan

Lebih terperinci

RESTORASI EKOSISTEM AREAL HUTAN DAN LAHAN BEKAS KEBAKARAN DI INDONESIA 1) Oleh : Prof. Dr. Ir. Andry Indrawan, MS 2)

RESTORASI EKOSISTEM AREAL HUTAN DAN LAHAN BEKAS KEBAKARAN DI INDONESIA 1) Oleh : Prof. Dr. Ir. Andry Indrawan, MS 2) RESTORASI EKOSISTEM AREAL HUTAN DAN LAHAN BEKAS KEBAKARAN DI INDONESIA 1) Oleh : Prof. Dr. Ir. Andry Indrawan, MS 2) Pendahuluan Sumberdaya hutan beserta lingkungannya merupakan kesatuan sistem ekologis

Lebih terperinci