HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU, FREKUENSI KONSUMSI FAST FOOD, DIET DAN GENETIK DENGAN TINGKAT KELEBIHAN BERAT BADAN
|
|
- Harjanti Darmadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU, FREKUENSI KONSUMSI FAST FOOD, DIET DAN GENETIK DENGAN TINGKAT KELEBIHAN BERAT BADAN Adisti Fitriana Andar Nusa 1, Annis Catur Adi 2 1 Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, Surabaya 2 Departemen Gizi Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, Surabaya ABSTRAK Obesitas di Indonesia semakin meningkat angka kejadiannya. Salah satunya adalah obesitas pada masa remaja. Peningkatan obesitas pada masa remaja banyak terjadi di remaja perkotaan yang disebabkan maraknya makanan cepat saji (fast food). Dengan kandungan gizi fast food yang tidak seimbang ini apabila konsumsi fast food dilakukan terus berlanjut dan terlanjur menjadi pola makan atau konsumsi akan berdampak negatif pada keadaan gizi remaja. Penelitian ini bertujuan menganalisis antara faktor perilaku, frekuensi konsumsi fast food, diet, dan genetik dengan tingkat kelebihan berat badan pada remaja. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan rancangan cross sectional. Sampel penelitian adalah siswa dan siswi sekolah menengah atas (kelas X dan kelas XI) berusia tahun sebanyak 70 sampel. Pengambilan sampel dengan cara random, analisis data dengan uji Chi Square test dan Fisher s exact test. Hasil penelitian ini menunjukkan ada bermakna antara variabel diet dengan tingkat kelebihan berat badan (p = 0,041) sedangkan untuk variabel genetik, faktor perilaku, dan frekuensi konsumsi fast food tidak ada bermakna dengan tingkat kelebihan berat badan (p > 0,05). Ada antara sikap dengan frekuensi konsumsi fast food (p = 0,05) sedangkan untuk variabel penelitian faktor perilaku lain (faktor predisposing (pengetahuan), pemungkin (jarak dan cara pembelian fast food) dan penguat (dukungan keluarga dan teman) tidak ada bermakna dengan frekuensi konsumsi fast food (p > 0,05). Diet ber dengan tingkat kelebihan berat badan dan sikap ber dengan frekuensi konsumsi fast food. Disarankan untuk memberikan informasi yang benar mengenai fast food kepada remaja dan meningkatkan aktivitas fisik untuk para remaja penderita kelebihan berat badan. Kata kunci: obesitas, fast food, diet, genetik ABSTRACT Obesity in Indonesia is rising increasingly in number of events, include obesity in adolescence. This increasing frequently occurs in urban adolescents caused by fast food proliferation. The continuity of fast food consumption and further more already become behavior will have negative impact on nutritional status of adolescence because of its imbalance nutritional content. This study analyzed the relationship between behavioral factors, frequency of fast food consumption, diet and genetics with overweight grade in adolescents. This study was observational analytic study using cross-sectional design. The samples were 70 people composed of male and female high school students (class X and class XI) aged years old. There was random sampling technique and data was analyzed by Chi Square test and Fisher's exact test. The results showed that there was a signifi cant relationship of dietary variables and overweight grade (p = 0.041) and there were no significant relationship of genetic variables, behavioral factors, frequency of fast food consumption with overweight grade (p > 0.05). The results showed a relationship of attitudes with frequency of fast food consumption (p = 0.05) and no signifi cant relationship of other behavioral factors variable (predisposing factors (knowledge), enabling (distance and how to purchase fast food) and reinforcing (family support and friends)) with frequency of fast food consumption (p > 0.05). There was a significant relationship of dietary variables, overweight grade, attitude variables with frequency of fast food consumption. Recommended to give correct information about fast food for teenagers and to increase physical activity for overweight teenagers. Keywords: obesity, fast food, diet, genetic 20
2 Adisti dkk., Hubungan Faktor Perilaku 21 PENDAHULUAN Obesitas di Indonesia mulai dirasakan dengan semakin meningkatnya angka kejadiannya. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 (Balitbangkes Depkes RI, 2007), prevalensi obesitas dan berat badan berlebih menurut BMI untuk usia 15 tahun adalah 10,3% dan 8,8%. Menurut data Riskesdas tahun 2010 (Balitbangkes Kementerian Kesehatan, 2010) menggunakan IMT menurut umur, prevalensi nasional gemuk untuk usia tahun adalah 2,5% dan untuk usia tahun adalah 1,4%. Prevalensi kelebihan berat badan di SMA Negeri 5 Surabaya (kelas X dan XI) pada tahun 2010 sebesar 16,95% dan angka ini lebih besar daripada prevalensi obesitas berdasar data Riskesdas 2007 dan Riskesdas Asupan makanan adalah salah satu penyebab obesitas terutama yang mengandung kalori dan lemak tinggi. Contoh makanan mengandung kalori dan lemak tinggi adalah fast food. Penelitian Bowman dan Vinyard (2004) membuktikan adanya positif antara konsumsi fast food dengan overweight. Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2003) mengungkapkan bahwa perilaku dipengaruhi oleh faktor predisposisi, faktor pemungkin dan faktor penguat. Selain faktor perilaku dapat mempengaruhi frekuensi konsumsi fast food, karakteristik responden juga dapat mempengaruhi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik responden meliputi usia, jenis kelamin, jumlah uang saku per hari dan pengeluaran untuk fast food per bulan. Selain itu, penelitian ini dilakukan untuk menganalisis genetik, diet, faktor perilaku terkait fast food yaitu faktor predisposing (pengetahuan dan sikap), faktor pemungkin (jarak dan cara), faktor penguat (dukungan teman dan keluarga) dan frekuensi konsumsi fast food dengan tingkat kelebihan berat badan serta menganalisis faktor predisposing, pemungkin dan penguat dengan frekuensi konsumsi fast food. METODE Jenis penelitian adalah observational-analitik. Penelitian dilakukan secara cross sectional (Syahrul dan Hidajah, 2007). Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 5 Surabaya mulai Januari Juni 2011, waktu pengambilan data pada bulan Mei Populasi penelitian adalah siswa kelas X dan XI SMAN 5 dengan kriteria menderita overweight (angka median > +1 SD) dan obesitas (angka median > +2 SD) menggunakan indikator BMI for age serta mengonsumsi fast food minimal sebulan terakhir. Besar sampel menggunakan rumus cross sectional (Murti, 2010) adalah 70 orang dengan teknik simple random sampling (Nazir, 2005). Variabel penelitian adalah karakteristik responden (umur, jenis kelamin, uang saku dan pengeluaran fast food); faktor perilaku terkait fast food meliputi faktor predisposing (pengetahuan dan sikap), faktor pemungkin (jarak dan cara pembelian), faktor penguat (dukungan teman dan keluarga); frekuensi konsumsi fast food dan proporsi karbohidrat, lemak dan protein terhadap energi total, diet, genetik serta tingkat kelebihan berat badan. Instrumen penelitian adalah kuesioner, form semi FFQ, form FGD, bathroom scale, microtoise dan software WHO anthroplus. Analisis data menggunakan uji statistik Chi Square dan Fisher s Exaxt. HASIL PENELITIAN Karakteristik responden dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1. Sebagian besar responden berusia 16 tahun (52,9%) dan berjenis kelamin laki-laki (62,9%) dan memiliki jumlah uang saku sebesar Rp5.000,00 Rp43.000,00 per hari (98,6%) serta memiliki pengeluaran untuk fast food sebesar 1/3 dari uang saku perbulan (90%). Distribusi responden untuk seluruh variabel dapat dilihat pada Tabel 2. Sebagian besar responden mengalami obesitas (55,7%), tidak pernah menjalankan diet (55,7%) dan memiliki riwayat orang tua gemuk (78,6%).
3 22 Media Gizi Indonesia, Vol. 9, No. 1 Januari Juni 2013: hlm Tabel 1. Karakteristik Responden Karakteristik responden Distribusi Variabel Klasifikasi n % Umur 15 tahun 19 27,1 16 tahun 37 52,9 17 tahun 14 20,0 Jenis kelamin Laki-Laki 44 62,9 Perempuan 26 37,1 Jumlah uang saku Rp5.000,00 Rp43.000, ,6 Rp43.001,00 Rp80.000,00 0 0,0 Rp80.001,00 Rp ,00 1 1,4 Pengeluaran untuk fast food dari uang saku per bulan 0 33,3% 63 90,0 33,4 66,7% 6 8,6 66,7 100% 1 1,4 Tabel 2. Distribusi Responden Keseluruhan Variabel Variabel-Variabel Distribusi Nama Variabel Klasifikasi n % Genetik Memiliki riwayat orang tua gemuk 55 78,6 Tidak memiliki riwayat orang tua gemuk 15 21,4 Variabel Faktor Predisposing a. Pengetahuan mengenai fast food Rendah 0 0,0 Sedang 5 7,1 Tinggi 65 92,9 b. Sikap mengenai fast food Mendukung 39 55,7 Tidak Mendukung 31 44,3 Variabel Faktor pemungkin a. Ketersediaan restauran fast food di sekitar rumah atau sekolah Ada 62 88,6 Tidak Ada 8 11,4 b. Jarak ke restauran fast food Dekat (< 1 km) 25 35,7 Sedang (1 5 km) 39 55,7 Jauh (> 5 km) 6 8,6 c. Cara pembelian fast food Membeli langsung 59 84,3 Drive Thru 8 11,4 Delivery Sevice 3 4,3 d. Lokasi pembelian fast food Mall 41 58,6 Restauran fast food 29 41,4 Variabel Faktor Penguat Tertarik a. Ketertarikan saat ada iklan fast food baru Tidak Tertarik b. Sumber Informasi Televisi Teman 55 78,6 Papan Reklame 53 75,7 c. Dukungan Keluarga Rendah 0 0 Sedang 25 35,7 Tinggi 45 64,3 d. Dukungan Teman Rendah 3 4,3 Sedang 30 42,9 Tinggi 37 52,9 Variabel Tindakan Diet a. Melakukan Diet Pernah 31 44,3 Tidak Pernah 39 55,7
4 Adisti dkk., Hubungan Faktor Perilaku 23 Variabel-Variabel Distribusi Nama Variabel Klasifikasi n % b. Kebiasaan setelah mengonsumsi fast food Berjalan-jalan di dalam mall 62 88,6 Duduk-duduk santai 50 71,4 Tidak melakukan apa-apa 24 34,3 c. Kebiasaan untuk mengimbangi konsumsi fast food Olahraga 47 67,1 Tidak makan makanan lain 37 52,9 Mengurangi makan-makanan lain 36 51,4 Variabel Konsumsi Fast food a. Frekuensi konsumsi fast food Bulanan (< 4 kali) 0 0 Mingguan (4 27 kali) 54 77,1 Harian (28 30 kali) 4 5,7 Harian (> 31 kali) 12 17,2 b. Persen Karbohidrat Rendah (< 50%) 16 22,9 Baik (50 60%) 34 48,6 Tinggi (> 60%) 20 28,6 c. Persen Protein Rendah (< 15%) 58 82,9 Baik (15 20%) 9 12,9 Tinggi (> 20%) 3 4,3 d. Persen Lemak Rendah (< 20%) 8 11,4 Baik (20 25%) 3 4,3 Tinggi (> 25%) 59 84,3 Tingkat Kelebihan Berat Badan Overweight 31 44,3 Obesitas 39 55,7 Faktor perilaku terkait konsumsi fast food, mayoritas responden memiliki tingkat pengetahuan tinggi yakni sebesar 92,9%, sikap mendukung yakni sebesar 55,7%, jarak relatif sedang yaitu sebesar 55,7%, cara pembelian yaitu membeli langsung sebesar 84,3%, lokasi pembelian fast food yaitu mall sebesar 58,6%, mendapat dukungan besar dari keluarga dan teman yaitu sebesar 64,3% dan 52,9% serta memiliki kebiasaan mengonsumsi fast food adalah 4 27 kali per bulan yaitu sebesar 77,1%. Mayoritas proporsi karbohidrat terhadap energi total terkategori baik yaitu sebesar 48,6%. Mayoritas proporsi protein terhadap energi total terkategori rendah yaitu sebesar 82,9%. Mayoritas proporsi lemak terhadap energi total terkategori tinggi yaitu sebesar 84,3%. Uji statistik untuk keseluruhan variabel dapat dilihat pada Tabel 3. PEMBAHASAN Respoden berusia tahun dan mayoritas berjenis kelamin laki-laki. Menurut penelitian Hurson dan Corish (1997), remaja perempuan lebih berisiko mengalami overweight daripada laki-laki. Sebagian besar responden memiliki uang saku sebesar Rp5000,00 Rp43.000,00 per hari. Uang saku mempengaruhi makanan yang dikonsumsi dan mempermudah untuk membeli suatu makanan (Poedyasmoro, 1996), misalnya mengonsumsi fast food. Mayoritas responden mengeluarkan sepertiga uang saku per bulan untuk mengonsumsi fast food. Sebesar 56,3% responden menderita obesitas. Obesitas pada remaja terjadi akibat pilihan makanan yang buruk atau kurang beraktivitas (Elson dan Buck, 2006). Obesitas juga terjadi akibat peningkatan nafsu makan dan masukan makanan. Proporsi karbohidrat pada fast food terkategori baik, proporsi protein terkategori rendah dan proporsi lemak terkategori tinggi. Proporsi lemak tinggi membuktikan bahwa fast food kaya akan lemak (CPPS, 1997). Menurut Maulana (2009), salah satu penyebab penyakit degeneratif adalah lemak. Mayoritas responden tidak melakukan diet, padahal diet dapat menurunkan berat badan karena salah satu dari primary treatment pada obesitas (Soegih dan Wiramihardja, 2009). Mayoritas responden yang memiliki riwayat orang tua gemuk sebanyak 78,9%. Responden yang memiliki
5 24 Media Gizi Indonesia, Vol. 9, No. 1 Januari Juni 2013: hlm Tabel 3. Analisis Uji Statistik Seluruh Variabel Variabel Independen Variabel dependen Uji statistik Nilai p Arti Genetik Tingkat kelebihan berat badan Chi Square 0,615 Tidak ada Melakukan tindakan diet Tingkat kelebihan berat badan Chi Square 0,041 Ada Pengetahuan mengenai fast food Tingkat kelebihan berat badan Fisher's Exact 1,000 Tidak ada Sikap Tingkat kelebihan berat badan Chi Square 0,709 Tidak ada Jarak ke restauran fast food Tingkat kelebihan berat badan Fisher s Exact 0,687 Tidak ada Cara pembelian fast food Tingkat kelebihan berat badan Fisher s Exact 0,324 Tidak ada Dukungan Keluarga Tingkat kelebihan berat badan Chi Square 0,473 Tidak ada Dukungan teman Tingkat kelebihan berat badan Chi Square 0,669 Tidak ada Frekuensi konsumsi fast food Tingkat kelebihan berat badan Chi Square 0,737 Tidak ada Pengetahuan mengenai fast food Frekuensi konsumsi fast food Fisher s Exact 0,321 Tidak ada Sikap Frekuensi konsumsi fast food Fisher s Exact 0,05 Ada Jarak ke restauran fast food Frekuensi konsumsi fast food Fisher s Exact 1,000 Tidak ada Cara pembelian fast food Frekuensi konsumsi fast food Fisher s Exact 1,000 Tidak ada Dukungan keluarga Frekuensi konsumsi fast food Chi Square 1,000 Tidak ada Dukungan teman Frekuensi konsumsi fast food Chi Square 1,000 Tidak ada riwayat orang tua gemuk, mayoritas menderita obesitas. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa nilai p > 0,05 maka tidak ada antara faktor genetik dengan tingkat kelebihan berat badan. Faktor genetik adalah faktor keturunan yang berasal dari orang tuanya. Peluang anak mengalami obesitas adalah 10% jika berat badan orang tua normal, 40% jika salah satu orang tua obesitas dan 80% jika kedua orang tua obesitas (Soegih dan Wiramihardja, 2009). Mayoritas responden yaitu sebesar 54,92% tidak pernah menjalankan diet. Hasil uji statistik menunjukkan nilai p < 0,05 maka ada antara melakukan diet dan tingkat kelebihan berat badan. Melakukan diet berarti membatasi konsumsi kalori dan bila dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan tubuh maka diet bisa membuat berat badan berkurang dan tubuh tetap sehat (Soegih dan Wiramihardja, 2009). Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden yang memiliki pengetahuan tinggi adalah yang mengonsumsi fast food sebanyak 4 27 kali per bulan. Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2003). Hasil uji statistik membuktikan nilai p > 0,05 maka tidak ada antara pengetahuan mengenai fast food dan frekuensi konsumsi fast food. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Oktiningrum (2007) dalam Pratama (2009) namun tetapi tidak sejalan dengan penelitian Junaidi (2000). Penelitian ini tidak sesuai dengan teori Lawrencen Green dalam Notoatmodjo (2003) di mana pengetahuan tradisi merupakan faktor yang
6 Adisti dkk., Hubungan Faktor Perilaku 25 mempermudah terjadinya perilaku. Hal ini dapat disebabkan meskipun memiliki pengetahuan yang tinggi mengenai fast food tetapi kehadiran fast food mempengaruhi pola makan kaum remaja di kota. Hal ini seperti yang diungkapkan beberapa responden pada saat Focus Group Discussion (FGD) ketika pertanyaan menjurus kepada mengapa remaja saat ini sangat menyukai fast food meskipun tingkat pengetahuan mereka mengenai fast food tinggi. Responden DN: Praktis, enak, tempatnya nyaman dan yang penting kenyang mbak. konsumsi fast food, pengetahuan mengenai fast food juga dihubungkan dengan tingkat kelebihan berat badan. Hasil uji statistik membuktikan bahwa nilai p > 0,05 maka tidak ada antara pengetahuan mengenai fast food dan tingkat kelebihan berat badan. Untuk variabel sikap, mayoritas responden yang mempunyai sikap mendukung adalah responden mengonsumsi fast food sebanyak 4 27 kali per bulan. Sikap merupakan reaksi yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus. Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan dan emosi memegang peranan penting (Notoatmodjo, 2003). Sikap belum merupakan suatu tindakan akan tetapi merupakan predisposisi suatu perilaku. Berdasarkan uji statistik dapat dikatakan bahwa terdapat antara sikap dan frekuensi konsumsi fast food. Penelitian ini sesuai dengan penelitian Junaidi (2000). Penelitian ini sesuai dengan teori yang disampaikan oleh Lawrence Green (1980) di mana sikap merupakan faktor yang mempermudah terjadinya perilaku (Notoatmodjo, 2003). konsumsi fast food, sikap juga dihubungkan dengan tingkat kelebihan berat badan. Hasil uji statistik membuktikan bahwa p > 0,05 maka tidak ada antara sikap dan tingkat kelebihan berat badan. Untuk variabel jarak ke restauran fast food, mayoritas responden menyatakan bahwa jarak ke restauran fast food adalah dekat dan sedang serta terbiasa untuk mengonsumsi fast food mingguan (4 27 kali). Menurut uji statistik, jarak ke restauran fast food tidak memiliki dengan frekuensi konsumsi fast food. Salah satu faktor pemungkin dalam teori Lawrence Green (Notoatmodjo, 2003) yang memfasilitasi perilaku adalah jarak. Jarak yang dekat dapat mempermudah responden untuk mengonsumsi fast food. Akan tetapi, ini tidak berlaku pada penelitian ini. Pernyataan ini pun dapat diperkuat dengan hasil Focus Group Discussion (FGD) seperti pernyataan berikut ini. Responden YK: Jarak lebih dekat kan jadi gag males. Soalnya biasanya lebih praktis kalo dimakan di situ mbak. Responden DN: Jarak tidak mempengaruhi. Dapat nyaman tempatnya. konsumsi fast food, jarak ke restauran fast food juga dihubungkan dengan tingkat kelebihan berat badan. Hasil uji statistik membuktikan bahwa nilai p > 0,05 maka tidak ada antara jarak dan tingkat kelebihan berat badan. Untuk variabel cara pembelian fast food, mayoritas responden yang terbiasa membeli fast food secara langsung adalah yang mengonsumsi fast food sebanyak 4 27 kali per bulan. Menurut uji statistik, cara pembelian fast food tidak memiliki dengan frekuensi konsumsi fast food. Salah satu faktor pemungkin dalam teori Lawrence Green (Notoatmodjo, 2003) yang memfasilitasi perilaku adalah cara pembelian fast food. Faktor pemungkin di sini adalah fasilitas untuk terjadinya perilaku. Cara pembelian fast food saat ini banyak yang telah memudahkan responden untuk mengonsumsi fast food misalnya drive thru dan delivery service. Akan tetapi, ini tidak berlaku pada penelitian ini. Pernyataan ini pun dapat diperkuat dengan adanya pendapat dari peserta Focus Group Discussion (FGD) seperti pernyataan berikut ini. Responden IN: Lebih memilih membeli langsung karena bisa sekalian nongkrong. konsumsi fast food, cara pembelian fast food juga dihubungkan dengan tingkat kelebihan berat badan. Hasil uji statistik membuktikan bahwa nilai p > 0,05 maka tidak ada antara cara pembelian dan tingkat kelebihan berat badan. Untuk variabel dukungan teman, mayoritas responden mendapat dukungan besar dari teman untuk mengonsumsi fast food sebanyak 4 27 kali
7 26 Media Gizi Indonesia, Vol. 9, No. 1 Januari Juni 2013: hlm per bulan. Menurut uji statistik membuktikan bahwa nilai p > 0,05 maka tidak ada antara dukungan teman sebaya dan frekuensi konsumsi fast food. Faktor penguat yaitu faktor yang memperkuat terjadinya perilaku (Notoatmodjo, 2003). Pada remaja, aktivitas yang banyak dilakukan di luar rumah membuat seorang remaja sering dipengaruhi rekan sebayanya seperti pemilihan makanan (Khomsan, 2003), salah satunya adalah memilih makanan seperti fast food. Akan tetapi teori ini tidak sesuai dengan hasil uji statistik yang menyatakan bahwa tidak ada antara dukungan teman dan frekuensi konsumsi fast food. Padahal menurut hasil FGD, dukungan dari teman berperan sangat besar. Ajakan dari teman menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi mereka untuk memilih fast food dibandingkan makanan lain. Hal ini dapat dilihat dari salah satu pernyataan responden berikut ini. Responden YK: Teman karena kalo kemanamana kayak nongkrong dan jalan-jalan biasanya sama teman-teman. konsumsi fast food, dukungan teman sebaya juga dihubungkan dengan tingkat kelebihan berat badan. Hasil uji statistik membuktikan bahwa nilai p > 0,05 maka tidak ada antara dukungan teman dan tingkat kelebihan berat badan. Untuk variabel dukungan keluarga, mayoritas responden mendapat dukungan besar dari keluarga untuk mengonsumsi fast food sebanyak 4 27 kali per bulan. Menurut uji statistik membuktikan bahwa nilai p > 0,05 maka tidak ada antara dukungan keluarga dan frekuensi konsumsi fast food. Faktor penguat yaitu faktor yang memperkuat terjadinya perilaku (Notoatmodjo, 2003). Salah satunya adalah dukungan dari keluarga. Hubungan antar manusia yang paling intensif dan paling awal terjadi dalam keluarga Sarwono (2010). Pada era kemajuan seperti saat ini, orang tua memang telah menjadi manusia sibuk karena urusan di luar rumah tangga. Oleh karena itu, kebiasaan makan bersama akhirnya luntur karena ketiadaan waktu (Khomsan, 2003). Hal ini memicu orang tua tidak dapat mengontrol pola makan anaknya atau karena ketiadaan waktu maka anak dibiasakan mengonsumsi fast food. Hasil penelitian tidak sesuai dengan teori Green (1980) (Notoatmodjo, 2003) padahal dukungan keluarga besar akan tetapi tetap tidak ada dengan frekuensi konsumsi fast food. konsumsi fast food, dukungan keluarga juga dihubungkan dengan tingkat kelebihan berat badan. Hasil uji statistik membuktikan bahwa nilai p > 0,05 maka tidak ada antara dukungan teman dan tingkat kelebihan berat badan. Untuk variabel frekuensi konsumsi fast food, mayoritas responden yang mengonsumsi fast food sebanyak 4 27 kali per bulan adalah yang menderita obesitas. Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada antara frekuensi konsumsi fast food dan tingkat kelebihan berat badan (p > 0,05). Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Bowman dan Vinyard (2004) menunjukkan adanya positif antara konsumsi fast food dengan kejadian obesitas atau kegemukan. Kehadiran fast food mempengaruhi pola makan kaum remaja di kota. Kandungan gizi fast food yang tidak seimbang ini akan berdampak negatif. Jika fast food tidak dikonsumsi terlalu sering (Khomsan, 2003) adalah wajar. Secara teori, dampak mengonsumsi fast food dapat memberikan kontribusi terhadap terjadinya obesitas dan merupakan faktor risiko terjadinya penyakit jantung dan kanker (CPPS, 1997). KESIMPULAN Sebagian besar responden berusia 16 tahun, berjenis kelamin laki-laki, memiliki uang saku antara Rp5.000,00 Rp43.000,00 per hari dengan pengeluaran untuk fast food sebesar 0 1/3 uang saku per bulan. Ada antara melakukan diet dengan tingkat kelebihan berat badan dan antara sikap dengan frekuensi konsumsi fast food. Selain itu, tidak ada antara genetik, faktor predisposing, faktor pemungkin, faktor penguat dan frekuensi konsumsi fast food dengan tingkat kelebihan berat badan. Tidak ada antara pengetahuan, faktor pemungkin, faktor penguat dengan frekuensi konsumsi fast food.
8 Adisti dkk., Hubungan Faktor Perilaku 27 SARAN Disarankan untuk memberikan informasi yang benar mengenai fast food kepada remaja dan meningkatkan aktivitas fisik untuk para remaja yang menderita kelebihan berat badan. DAFTAR PUSTAKA Balitbangkes Depkes R.I Laporan Riset Kesehatan Dasar Nasional tahun Jakarta. Balitbangkes Kementerian Kesehatan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2010). Jakarta. Bowman, Shanty A dan Vinyard, B.T Fast food Consumption of U.S. Adults: Impact on Energy and Nutrient Intakes and Overweight Status. American College of Nutrition, Vol. 23, No. 2, abstract/23/2/163 (sitasi tanggal 10 Januari 2011) CPPS Food that Harm Foods that Heal. USA: The Reader s Digest association Inc. Elson, M. Haas dan Buck, Levin The complete guide to diet and Nutritional Mediani. California: Celestial Arts. Hurson, M dan Corish, C Evaluation of Life Style, Food Consumption and Nutrient Intake Patterns Among Irish Teenagers. Irish Journal of Medical Science, Irish nutrition and dietetic institute, volume 166 number 4, Junaidi, Rachmat Perilaku Remaja dalam Mengonsumsi Makanan Siap Santap Asing Setelah Krisis Ekonomi di Indonesia (Studi pada Siswa SMUN 3 Kota Malang). Skripsi. Surabaya: Universitas Airlangga. Khomsan, A Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Maulana, Mirza, Diet Sehat untuk Membentuk Tubuh Langsing dan Bugar. Yogyakarta: A Plus Books Murti, Bhisma Desain dan Ukuran Sampel untuk Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif di Bidang Kesehatan. Surakarta: Gadjah Mada University Press. Nazir, Moh Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia. Notoatmodjo, Soekidjo Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Out look Kesehatan Reproduksi Remaja: Membangun Perubahan yang Bermakna. (sitasi tanggal 7 Januari 2011). Pratama, Kharisma Hubungan Pengetahuan tentang Pola Makan dengan Kejadian Berat Badan Berlebih pada Usia Remaja Kelas 3 di SMA Assalam Surakarta. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta eprints.ums.ac.id/3989/1/j pdf (sitasi tanggal 20 Juni 2011). Poedyasmoro Pola Konsumsi Remaja. Malang: Akademi Gizi. Sarwono, Sarlito W Psikologi Remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Soegih, Rachmad dan Wiramihardja, Kunkun Obesitas Permasalahan dan Terapi Praktis. Jakarta: Sagung Seto. Syahrul, Fariani dan Hidajah, Atik C Bahan Ajar Dasar Epidemiologi. Surabaya: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga.
Hubungan Antara Tingkat Konsumsi Energi, Protein dan Daya Beli Makanan dengan Status Gizi pada Remaja di SMP Negeri 2 Banjarbaru
Hubungan Antara Tingkat Konsumsi Energi, Protein dan Daya Beli Makanan dengan Status Gizi pada Remaja di SMP Correlation Of Energy Consumption Level, Protein and Food Consumerism With Nutritional Status
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Obesitas merupakan masalah yang banyak dijumpai baik di negara maju maupun di negara berkembang. Obesitas merupakan suatu masalah serius pada masa remaja seperti
Lebih terperinciKata kunci: pegawai negeri sipil, pola makan, aktivitas fisik, sikap, pengetahuan, status gizi
HUBUNGAN POLA MAKAN, AKTIVITAS FISIK, SIKAP, DAN PENGETAHUAN TENTANG OBESITAS DENGAN STATUS GIZI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KANTOR DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR Ade Chintya Nirmala Dewi 1, Trias Mahmudiono
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. prevalensi yang selalu meningkat setiap tahun, baik di negara maju maupun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Overweight merupakan masalah kesehatan dunia dengan jumlah prevalensi yang selalu meningkat setiap tahun, baik di negara maju maupun berkembang. Prevalensi overweight
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH
HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH Maria Novianti Nino a, Yohanes Dion S.Kep.,Ns.,M.Kes b, dan Maryati
Lebih terperinciHubungan antara Kebiasaan Makan perhari, Asupan Karbohidrat dan Asupan. Serat dengan Persentase Lemak Tubuh pada Mahasiswa dan Dosen Prodi
Hubungan antara Kebiasaan Makan perhari, Asupan Karbohidrat dan Asupan Serat dengan Persentase Lemak Tubuh pada Mahasiswa dan Dosen Prodi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Unsika Maria Alia Rahayu, Nelly
Lebih terperinciPERBEDAAN. Disusun Oleh: J
PERBEDAAN KARAKTERISTIK ORANG TUA, UANG SAKU DAN FREKUENSI KONSUMSI FAST FOOD ANTARA REMAJA OVERWEIGHT DAN NON OVERWEIGHT DI SMK BATIK 1 SURAKART TA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: WENTI RUSTININGSIH J310100068
Lebih terperinciADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA ASI EKSKLUSIF, KEBIASAAN CUCI TANGAN, PENGGUNAAN AIR BERSIH, DAN JAMBAN SEHAT DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA (Di Wilayah Kerja Puskesmas Sekardangan Kabupaten Sidoarjo) Oleh:
Lebih terperinciHubungan Konsumsi Makanan Cepat Saji dan Tingkat Aktivitas Fisik terhadap Obesitas pada Kelompok Usia Tahun
Mutiara Medika Edisi Khusus Vol. 9 No. 2: 121-128, Oktober 2009 Hubungan Konsumsi Makanan Cepat Saji dan Tingkat Aktivitas Fisik terhadap Obesitas pada Kelompok Usia 11-13 Tahun The Correlation Between
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA POLA KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI DENGAN RESIKO OBESITAS PADA SISWA KELAS X DAN XI DI SMA KRISTEN KALAM KUDUS SUKOHARJO
HUBUNGAN ANTARA POLA KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI DENGAN RESIKO OBESITAS PADA SISWA KELAS X DAN XI DI SMA KRISTEN KALAM KUDUS SUKOHARJO THE RELATION BETWEEN FAST FOOD CONSUMPTION WITH OBESITY RISK FOR 10
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai akibat dari kecenderungan pasar global, telah memberikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan ekonomi yang dialami oleh negara-negara berkembang seperti Indonesia sebagai akibat dari kecenderungan pasar global, telah memberikan berbagai dampak pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gizi merupakan sebuah masalah keluarga yang sifatnya jangka panjang dan kebisaan makan yang sehat harus dimulai sejak dini. Masalah gizi pada anak di Indonesia akhir-akhir
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP ANAK SEKOLAH DENGAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI GODEAN 1 KABUPATEN SLEMAN
NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP ANAK SEKOLAH DENGAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI GODEAN 1 KABUPATEN SLEMAN Naskah Publikasi diajukan sebagai salah satu syarat
Lebih terperinciFAKTOR RISIKO GIZI LEBIH PADA ANAK UMUR 9-11 TAHUN DI SEKOLAH DASAR MARSUDIRINI SEMARANG TAHUN 2016
FAKTOR RISIKO GIZI LEBIH PADA ANAK UMUR 9-11 TAHUN DI SEKOLAH DASAR MARSUDIRINI SEMARANG TAHUN 2016 ` Herliana Endang Supriyatini* ), dr. Siti Fatimah P.** ), M. Zen Rahfiludin ** ) * ) Mahasiswa Peminatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Overweight dan obesitas merupakan masalah kesehatan masyarakat yang perlu mendapatkan perhatian yang serius karena merupakan peringkat kelima penyebab kematian
Lebih terperinciLAPORAN HASIL PENELITIAN. SMA Raksana Medan Tahun Oleh : RISHITHARAN DORAISAMY
LAPORAN HASIL PENELITIAN Gambaran Pengetahuan Tentang Diet Seimbang pada Siswa SMA Raksana Medan Tahun 2011 Oleh : RISHITHARAN DORAISAMY 080100424 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011
Lebih terperinciSKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU MEMBACA INFORMASI NILAI GIZI DAN PEMILIHAN PANGAN KEMASAN
SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU MEMBACA INFORMASI NILAI GIZI DAN PEMILIHAN PANGAN KEMASAN Oleh : QURROTA A YUNIL HUDA UNIVERSITAS AIRLANGGA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT SURABAYA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan pangan manusia berasal dari tumbuh-tumbuhan (pertanian primer) serta
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia untuk melanjutkan kehidupan. Kebutuhan pangan manusia berasal dari tumbuh-tumbuhan (pertanian primer) serta ternak dan ikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan kematangan fisiologis sehubungan dengan adanya pubertas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan periode pertumbuhan yang pesat dan terjadi perubahan kematangan fisiologis sehubungan dengan adanya pubertas sehingga membutuhkan nutrisi yang
Lebih terperinciProgram Studi Ilmu Keperawatan, STIKes Guna Bangsa Yogyakarta ABSTRACT
THE RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUTH PUBERTY WITH ADOLESCENTS ATTITUDE IN THE FACE OF PUBERTY IN ADOLESCENTS IN JUNIOR HIGH SCHOOL 3 DEPOK, MAGUWOHARJO, SLEMAN, YOGYAKARTA Dwi Agustiana Sari, Wiwin Lismidiati
Lebih terperinciHUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN TEKANAN DARAH PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 KOTA BITUNG
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN TEKANAN DARAH PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 KOTA BITUNG 1 Jenifer Andalangi 2 Sarah M. Warouw 2 Adrian Umboh 2 1 Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas
Lebih terperinciKeywords: Anemia, Social Economy
HUBUNGAN ANTARA SOSIAL EKONOMI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI SMP NEGERI 5 KOTA MANADO *Angelia M. Sondey *Maureen I. Punuh *Dina V. Rombot Fakultas Kesehatan Masyarakat Abstrak Anemia pada umumnya
Lebih terperinciUNIVERSITAS UDAYANA HUBUNGAN STATUS ANEMIA DAN INDEKS MASSA TUBUH MENURUT UMUR (IMT/U) DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWI SMK KESEHATAN GANA HUSADA
UNIVERSITAS UDAYANA HUBUNGAN STATUS ANEMIA DAN INDEKS MASSA TUBUH MENURUT UMUR (IMT/U) DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWI SMK KESEHATAN GANA HUSADA LUH PUTU JULIANI 1320015007 PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PADA PELAJAR SMP NEGERI 10 KOTA MANADO.
HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PADA PELAJAR SMP NEGERI 1 KOTA MANADO. Puput Dewi Purwanti 1), Shirley E.S Kawengian 1), Paul A.T. Kawatu 1) 1) Fakultas Kesehatan Masyarakat Univeritas
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4. 1. Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif yang menggunakan metode deskriptif analitik dengan desain cross sectional karena pengambilan data
Lebih terperinciTINGKAT PENGETAHUAN TERHADAP POLA MAKAN DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI TAMAN KANAK KANAK DENPASAR SELATAN
JURNAL KESEHATAN TERPADU () : 25-29 ISSN : 2549-8479 TINGKAT PENGETAHUAN TERHADAP POLA MAKAN DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI TAMAN KANAK KANAK DENPASAR SELATAN *Ni Putu Eny Sulistyadewi (), dan Dylla Hanggaeni
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data
18 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cross Sectional. Pemilihan lokasi SMA dilakukan secara purposive dengan pertimbangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Obesitas merupakan salah satu faktor utama penyebab pencapaian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas merupakan salah satu faktor utama penyebab pencapaian kesehatan umum pada populasi dunia, jauh dari target yang diharapkan di tahun 2020 (Balaban, 2011). Sekitar
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK MURID USIA 9-12 TAHUN DI SEKOLAH DASAR ADVENT 2 DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG
HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK MURID USIA 9-12 TAHUN DI SEKOLAH DASAR ADVENT 2 DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG Oleh : TAN WEE YEN 110100464 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DIET PENURUNAN BERAT BADAN DENGAN PERILAKU DIET PENURUNAN BERAT BADAN PADA REMAJA PUTRI DI SMA N 7 SURAKARTA SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DIET PENURUNAN BERAT BADAN DENGAN PERILAKU DIET PENURUNAN BERAT BADAN PADA REMAJA PUTRI DI SMA N 7 SURAKARTA SKRIPSI Disusun untuk memenuhi Persyaratan mencapai Sarjana Keperawatan
Lebih terperinciTINGKAT PARTISIPASI MAHASISWA DALAM IMPLEMENTASI KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) DI UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG
JURNAL VISIKES - Vol. 12 / No. 2 / September 2013 TINGKAT PARTISIPASI MAHASISWA DALAM IMPLEMENTASI KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) DI UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG Kriswiharsi Kun Saptorini *), Tiara
Lebih terperinciHUBUNGAN KEBIASAAN KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI (FAST FOOD) DENGAN OBESITAS PADA SISWA KELAS V DAN VI SD SHAFIYYATUL AMALIYYAH MEDAN
HUBUNGAN KEBIASAAN KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI (FAST FOOD) DENGAN OBESITAS PADA SISWA KELAS V DAN VI SD SHAFIYYATUL AMALIYYAH MEDAN OLEH: NILAM ANGGRIANI TAMBUNAN NIM: 100100181 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak sekolah merupakan generasi penerus dan modal pembangunan. Oleh karena itu, tingkat kesehatannya perlu dibina dan ditingkatkan. Salah satu upaya kesehatan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas pada saat ini telah menjadi masalah kesehatan dan berhubungan dengan terjadinya peningkatan penyakit tidak menular (Bener, 2006). Prevalensi obesitas meningkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Hipertensi atau yang lebih dikenal penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang adalah >140 mm Hg (tekanan sistolik) dan/ atau
Lebih terperincirumus : n = (P 1 -P Ket : Z 1- - P 1 Kebiasaan makan..., Evi Heryanti, FKM UI, )²
BAB 4 METODOLOGI PENELITIP AN 4.1. Desain Penelitian Penelitian ini mengenai kebiasaan makan cepat saji (fast food modern), aktivitas fisik dan faktor lainnyaa dengan status gizi mahasiswa penghuni Asrama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi yang biasa disebut sebagai silent
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi yang biasa disebut sebagai silent killer merupakan penyebab kematian dan kesakitan yang tinggi karena merupakan pembunuh tersembunyi.
Lebih terperinciARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J
ARTIKEL ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MP-ASI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MP-ASI DAN STATUS GIZI BALITA USIA 6-24 BULAN DI POSYANDU PERMATA DESA BAKI PANDEYAN KABUPATEN SUKOHARJO Disusun
Lebih terperinciHubungan Pergaulan Teman Sebaya Terhadap Tindakan Merokok Siswa Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Panjang Kota Bandar Lampung
The Relation Of Socially With Friends Againts Act Of Smoking Elementary School Students In District Panjang Bandar Lampung Firdaus, E.D., Larasati, TA., Zuraida, R., Sukohar, A. Medical Faculty of Lampung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Overweight dan obesitas adalah dua istilah yang berbeda. Overweight
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Overweight dan obesitas adalah dua istilah yang berbeda. Overweight adalah kondisi berat badan seseorang melebihi berat badan normal pada umumnya. Sementara obesitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa dekade, terutama 10 tahun terakhir, prevalensi obesitas
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam beberapa dekade, terutama 10 tahun terakhir, prevalensi obesitas terus meningkat di seluruh dunia yang menjadikan obesitas sebagai suatu epidemi global. Obesitas
Lebih terperinciHUBUNGAN AKTIVITAS FISIK, KEBUGARAN FISIK DAN IMEJ TUBUH DENGAN KEJADIAN OBESITAS PADA SISWA SMA Dl KOTA BANDA ACEH PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM
HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK, KEBUGARAN FISIK DAN IMEJ TUBUH DENGAN KEJADIAN OBESITAS PADA SISWA SMA Dl KOTA BANDA ACEH PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM Azhari,1 Syafei lshak,2 Lestari Kanti Wilujengl ABSTRACT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperoleh, memproses, dan memahami dasar informasi kesehatan dan. kebutuhan pelayanan, yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Literasi kesehatan merupakan kemampuan seseorang untuk memperoleh, memproses, dan memahami dasar informasi kesehatan dan kebutuhan pelayanan, yang dibutuhkan untuk pengambilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. asupan makanan yang semakin mengarah kepada peningkatan asupan makanan siap saji
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejumlah penyakit degeneratif di Indonesia seperti diabetes mellitus, hipertensi, dan stroke menunjukkan peningkatan insiden (Riskesdas, 2013). Penyakit degeneratif
Lebih terperinciKEBIASAAN MENGONSUMSI JAJAN TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH PENGGUNA KATERING DAN NON-KATERING
KEBIASAAN MENGONSUMSI JAJAN TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH PENGGUNA KATERING DAN NON-KATERING SNACKING HABIT ON NUTRITIONAL STATUS OF CATERING AND NON-CATERING STUDENTS FOOD CONSUMER Iken Rahma
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Anak-anak khususnya anak usia sekolah merupakan generasi penerus bangsa,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak-anak khususnya anak usia sekolah merupakan generasi penerus bangsa, dimana anak-anak merupakan investasi bangsa untuk masa yang akan datang. Kualitas bangsa pada
Lebih terperinciHUBUNGAN KONTRIBUSI BEBAN GLIKEMIK MAKANAN DAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP KEJADIAN GIZI LEBIH PADA REMAJA DI SMP FULL DAY SURABAYA
HUBUNGAN KONTRIBUSI BEBAN GLIKEMIK MAKANAN DAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP KEJADIAN GIZI LEBIH PADA REMAJA DI SMP FULL DAY SURABAYA Nurul Hanifah 1, Triska Susila Nindya 2 1 Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usia remaja merupakan periode rentan gizi karena berbagai sebab, salah satunya ialah remaja memerlukan zat gizi yang lebih tinggi karena peningkatan pertumbuhan fisik
Lebih terperinciHUBUNGAN PERILAKU KONSUMSI MAKANAN DENGAN STATUS GIZI PNS BAPPEDA KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2015
HUBUNGAN PERILAKU KONSUMSI MAKANAN DENGAN STATUS GIZI PNS BAPPEDA KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2015 Oleh : Nia Sylviana Junaz 1, Jumirah 2, Albiner Siagian 2 1 Alumni Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat, FKM
Lebih terperinciABSTRAK HUBUNGAN GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN DAN HIPERAKTIFITAS (GPPH) TERHADAP STATUS GIZI ANAK DI KLINIK TUMBUH KEMBANG RSUP SANGLAH DENPASAR
ABSTRAK HUBUNGAN GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN DAN HIPERAKTIFITAS (GPPH) TERHADAP STATUS GIZI ANAK DI KLINIK TUMBUH KEMBANG RSUP SANGLAH DENPASAR Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH) terdiri
Lebih terperinciHUBUNGAN KONSUMSI MAKANAN BERISIKO DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN STATUS GIZI MAHASISWA KAMPUS X KEDIRI
140 HUBUNGAN KONSUMSI MAKANAN BERISIKO DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN STATUS GIZI MAHASISWA KAMPUS X KEDIRI ASSOCIATION BEETWEN RISK FOODS CONSUMPTION AND PHYSICAL ACTIVITY TO NUTRITIONAL STATUS AMONG STUDENTS
Lebih terperinciHUBUNGAN FREKUENSI MAKAN DI LUAR RUMAH DAN JUMLAH UANG JAJAN DENGAN KEJADIAN GIZI LEBIH PADA MAHASISWI DI SURAKARTA TESIS
HUBUNGAN FREKUENSI MAKAN DI LUAR RUMAH DAN JUMLAH UANG JAJAN DENGAN KEJADIAN GIZI LEBIH PADA MAHASISWI DI SURAKARTA TESIS Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA AKSES KE GERAI FAST FOOD DENGAN KONSUMSI FAST FOOD PADA SISWA KELAS XI DAN XII DI MAN 2 SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH
HUBUNGAN ANTARA AKSES KE GERAI FAST FOOD DENGAN KONSUMSI FAST FOOD PADA SISWA KELAS XI DAN XII DI MAN 2 SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Saint Terapan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kebiasaan makan..., Evi Heryanti, FKM UI, Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada akhir abad 20 telah terjadi transisi masyarakat yaitu transisi demografi yang berpengaruh terhadap transisi epidemiologi sebagai salah satu dampak pembangunan
Lebih terperinciKUESIONER GAMBARAN TAYANGAN IKLAN FAST FOOD
KUESIONER GAMBARAN TAYANGAN IKLAN FAST FOOD (MAKANAN SIAP SAJI) DI TELEVISI DAN KEBIASAAN MAKAN FAST FOOD (MAKANAN SIAP SAJI) DAN KEJADIAN OBESITAS PADA PELAJAR SMA SWASTA CAHAYA MEDAN TAHUN 2013 I. INFORMASI
Lebih terperinci(jenis kelamin), faktor lingkungan (jumlah anggota keluarga), faktor sosial ekonomi
57 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara faktor biologis (jenis kelamin), faktor lingkungan (jumlah anggota keluarga), faktor sosial
Lebih terperinciAdequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan
Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan Silaen P, Zuraidah R, Larasati TA. Medical Faculty
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
13 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Anak dengan status gizi lebih merupakan salah satu tantangan paling serius dalam bidang kesehatan masyarakat di abad 21. Hal ini merupakan masalah global yang prevalensinya
Lebih terperinciHUBUNGAN SIKAP DAN PERSEPSI GAMBAR DAMPAK KESEHATAN TERHADAP PERILAKU MEROKOK DI SMA NEGERI 1 BANTARBOLANG
HUBUNGAN SIKAP DAN PERSEPSI GAMBAR DAMPAK KESEHATAN TERHADAP PERILAKU MEROKOK DI SMA NEGERI 1 BANTARBOLANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana Oleh : DALU BANGUN FRIDEWA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan aset bangsa untuk terciptanya generasi yang baik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja merupakan aset bangsa untuk terciptanya generasi yang baik di masa mendatang. Masa remaja atau adolescent adalah waktu terjadinya perubahan-perubahan yang berlangsungnya
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN POLA KONSUMSI DENGAN KEJADIAN ANEMIA GIZI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KASSI-KASSI
Media Gizi Pangan, Vol. X, Edisi, Juli Desember 00 HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN POLA KONSUMSI DENGAN KEJADIAN ANEMIA GIZI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KASSI-KASSI A.Esse Puji ), Sri Satriani ), Nadimin
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN POLA MAKAN DAN POLA ASUH TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 BATUR
ABSTRAK GAMBARAN POLA MAKAN DAN POLA ASUH TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 BATUR Gizi memegang peranan penting dalam menciptakan Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Perbaikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif (Hadi, 2005). bangsa bagi pembangunan yang berkesinambungan (sustainable
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat tergantung kepada keberhasilan bangsa itu sendiri dalam menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu faktor penyebab terjadinya beberapa penyakit kronis sehingga mengakibatkan umur harapan hidup (UHH) seseorang menurun adalah obesitas. World Health Organization
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas telah menjadi masalah di dunia, World Health Organization (WHO) memperkirakan sejak tahun 2008 sebanyak 2,8 juta penduduk meninggal setiap tahun terkait overweight
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kehadiran fast food dalam industri makanan di Indonesia mempengaruhi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehadiran fast food dalam industri makanan di Indonesia mempengaruhi pola makan. Selain dari pola makan, remaja masa kini juga jarang melakukan aktivitas fisik seperti
Lebih terperinciSTATUS GIZI REMAJA, POLA MAKAN DAN AKTIVITAS OLAH RAGA DI SLTP 2 MAJAULENG KABUPATEN WAJO
STATUS GIZI REMAJA, POLA MAKAN DAN AKTIVITAS OLAH RAGA DI SLTP 2 MAJAULENG KABUPATEN WAJO Agustian Ipa 1 1 Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan, Makassar ABSTRACT Background : Physical growth and maturation
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam satu dekade terakhir, prevalensi obesitas di seluruh dunia meningkat dengan drastis sehingga menempatkan masalah gizi ini menjadi salah satu masalah yang perlu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memungkinkan manusia bekerja secara maksimal (Moehji, 2009).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia yang sehat setiap harinya memerlukan makanan yang cukup, baik kualitas maupun kuantitasnya sehingga memiliki kesanggupan yang maksimal dalam menjalankan kehidupannya.
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum SMP Muhammadiyah 10 Surakarta. SMP Muhammadiyah 10 Surakarta terletak di Jl. Srikoyo No.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum SMP Muhammadiyah 10 Surakarta SMP Muhammadiyah 10 Surakarta terletak di Jl. Srikoyo No.3 Karangasem, Laweyan, Surakarta. SMP Muhammadiyah 10 Surakarta memiliki
Lebih terperinciPENGARUH SARAPAN PAGI TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN (Hb) PADA MURID SEKOLAH DASAR ( Studi di SDN 1 Wates, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo )
54 PENGARUH SARAPAN PAGI TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN (Hb) PADA MURID SEKOLAH DASAR ( Studi di SDN 1 Wates, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo ) Sri Sayekti* Wahyu Yugo Utomo** STIKES Insan Cendekia Medika
Lebih terperinciHUBUNGAN GAYA HIDUP DENGAN STATUS GIZI REMAJA
HUBUNGAN GAYA HIDUP DENGAN STATUS GIZI REMAJA Iftita Rochman 1, Merryana Adriani 2 1 Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat,Universitas Airlangga, Surabaya 2 Departemen Gizi
Lebih terperinciPENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK, KONSUMSI SNACK DAN PANGAN LAINNYA, PADA MURID SD BINA INSANI BOGOR YANG BERSTATUS GIZI NORMAL DAN GEMUK
i PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK, KONSUMSI SNACK DAN PANGAN LAINNYA, PADA MURID SD BINA INSANI BOGOR YANG BERSTATUS GIZI NORMAL DAN GEMUK DENI DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan gizi saat ini cukup kompleks meliputi masalah gizi ganda. Gizi
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan gizi saat ini cukup kompleks meliputi masalah gizi ganda. Gizi kurang banyak dihubungkan dengan penyakit-penyakit infeksi, maka masalah gizi lebih dianggap
Lebih terperinciKata kunci: Body Mass Index (BMI), Underweight, Overweight, Obesitas, Indeks DMF-T, Karies.
ABSTRAK Status gizi yang kurang maupun berlebihan akan berpengaruh terhadap kesehatan organ tubuh lain, salah satunya adalah kesehatan gigi dan mulut. Skor karies pada anak malnutrisi tinggi karena kemampuan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PELAJAR SMA NEGERI 2 TOMPASO Claudya Momongan*, Nova H Kapantow*, Maureen I Punuh*
HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PELAJAR SMA NEGERI 2 TOMPASO Claudya Momongan*, Nova H Kapantow*, Maureen I Punuh* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Usia
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN MUTU HIDANGAN DENGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN MAKRONUTRIEN PADA REMAJA DI BPSAA PAGADEN SUBANG
HUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN MUTU HIDANGAN DENGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN MAKRONUTRIEN PADA REMAJA DI BPSAA PAGADEN SUBANG Correlation Of Satisfaction Level Of Food Quality With Energy And Macronutrient
Lebih terperinciANALISIS DEMAND MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN RAWAT INAP DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEDAN DELI, PUSKESMAS BROMO DAN PUSKESMAS KEDAI DURIAN TAHUN 2013
ANALISIS DEMAND MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN RAWAT INAP DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEDAN DELI, PUSKESMAS BROMO DAN PUSKESMAS KEDAI DURIAN TAHUN 2013 SKRIPSI Oleh : SERLI NIM. 111021024 FAKULTAS KESEHATAN
Lebih terperinci40 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes
FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS PADA ANAK DI SDN 176 KOTA PEKANBARU Eka Maya Saputri Ahmad Satria Efendi Juli Selvi Yanti ABSTRAK Obesitas pada anak adalah kondisi medis pada anak
Lebih terperinciHubungan Antara Pengetahuan Tentang Gizi Dan Konsumsi Protein Dengan Kejadian KEK Pada Mahasiswi STIKES Ngudi Waluyo
Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Gizi Dan Konsumsi Protein Dengan Kejadian KEK Pada Mahasiswi STIKES Ngudi Waluyo Nur Khasanah *), Yuliaji Siswanto **), Sigit Ambar Widyawati **) *) Mahasiswi PSKM STIKES
Lebih terperinciKONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK DAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI KOTA SUNGAI PENUH KABUPATEN KERINCI PROPINSI JAMBI
1 KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK DAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI KOTA SUNGAI PENUH KABUPATEN KERINCI PROPINSI JAMBI Oleh: FRISKA AMELIA PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masih memiliki beberapa ketertinggalan dan kekurangan jika dibandingkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai negara yang sedang berkembang dan membangun, Indonesia masih memiliki beberapa ketertinggalan dan kekurangan jika dibandingkan dengan negara lain yang sudah
Lebih terperinciGAMBARAN KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU PADA PETUGAS AVIATION SECURITY BANDARA JUWATA TARAKAN DENGAN INDEKS MASSA TUBUH kg/m 2
GAMBARAN KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU PADA PETUGAS AVIATION SECURITY BANDARA JUWATA TARAKAN DENGAN INDEKS MASSA TUBUH 17-27 kg/m 2 Agung Setiyawan MahasiswaPeminatanEpidemiologidanPenyakitTropik FakultasKesehatanMasyarakatUniversitasDiponegoro
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN PENDIDIKAN SEKS USIA DINI PADA ANAK PRA SEKOLAH DI TK III PERTIWI SEMARANG
ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN PENDIDIKAN SEKS USIA DINI PADA ANAK PRA SEKOLAH DI TK III PERTIWI SEMARANG Arum Lutfihanny, Priyadi Nugraha P., Besar Tirto Husodo
Lebih terperinciProsiding Pendidikan Dokter ISSN: X
Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 2460-657X Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Siswa SMA Negeri 1 Bandung terhadap Penularan dan Pencegahan HIV/AIDS Tahun 2016 Relationship Between Knowledge
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. maju dan negara berkembang. Setiap tahun prevalensi obesitas selalu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Obesitas saat ini masih menjadi masalah kesehatan utama di negara maju dan negara berkembang. Setiap tahun prevalensi obesitas selalu mengalami peningkatan.
Lebih terperinciHUBUNGAN POLA KONSUMSI MAKANAN DENGAN STATUS GIZI SISWA SMA SANTO THOMAS 1 MEDAN. Oleh : SERGIO PRATAMA
HUBUNGAN POLA KONSUMSI MAKANAN DENGAN STATUS GIZI SISWA SMA SANTO THOMAS 1 MEDAN Oleh : SERGIO PRATAMA 120100202 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015 HUBUNGAN POLA KONSUMSI MAKANAN
Lebih terperinciENERGI DARI SUSU BERDASARKAN STATUS KEGEMUKAN PADA BALITA USIA BULAN
PERBEDAAN INTAKE ENERGI DARI SUSU BERDASARKAN STATUS KEGEMUKAN PADA BALITA USIA 24-59 BULAN (Studi di wilayah kerja UPTD Puskesmas Cigeureung Kota Tasikmalaya Tahun 2013) Maya Nurmalasari 1) Nurlina, SKM.,
Lebih terperinciHubungan Status Sosial Ekonomi dan Gaya Hidup dengan Kejadian Obesitas pada Siswa SD Negeri 08 Alang Lawas Padang
131 Artikelenelitian Hubungan Status Sosial Ekonomi dan Gaya Hidup dengan Kejadian Obesitas pada Siswa SD Negeri 08 Alang Lawas adang Cici Octari, Nur Indrawaty Liputo, Edison Abstrak Obesitas di Indonesia
Lebih terperinciADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK, KEBIASAAN MEROKOK, PENGETAHUAN DAN SIKAP LANSIA TENTANG OSTEOPOROSIS DENGAN KEJADIAN OSTEOPOROSIS (Studi Di Rumah Sakit Husada Utama Surabaya) Oleh : UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lebih terperinciHUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN FREKUENSI FAST FOOD DENGAN KEJADIAN OVERWEIGHT PADA REMAJA DI SMP N 5 KARANGANYAR
HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN FREKUENSI FAST FOOD DENGAN KEJADIAN OVERWEIGHT PADA REMAJA DI SMP N 5 KARANGANYAR PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I Ilmu
Lebih terperinciDAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i SURAT PERNYATAAN... ii LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBKLIKASI KARYA ILMIAH... iii HALAMAN PENGESAHAN... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan teknologi dewasa ini menjadikan seseorang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pesatnya perkembangan teknologi dewasa ini menjadikan seseorang dengan mudah mengakses segala media elektronik. Hal itu juga menjadikan seseorang tidak asing lagi dengan
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI PERBEDAAN POLA KONSUMSI FAST FOOD DAN SOFT DRINK PADA REMAJA PUTRI OVERWEIGHT DAN NON OVERWEIGHT DI SMA ASSALAM SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI PERBEDAAN POLA KONSUMSI FAST FOOD DAN SOFT DRINK PADA REMAJA PUTRI OVERWEIGHT DAN NON OVERWEIGHT DI SMA ASSALAM SURAKARTA Disusun Oleh : NADA RAHMI J 310 100 064 PROGRAM STUDI GIZI FAKULTAS
Lebih terperinciPERBEDAAN POLA KONSUMSI DAN STATUS GIZI ANTARA REMAJA DENGAN ORANG TUA DIABETES MELITUS (DM) DAN NON DM
PERBEDAAN POLA KONSUMSI DAN STATUS GIZI ANTARA REMAJA DENGAN ORANG TUA DIABETES MELITUS (DM) DAN NON DM Denov Marine 1, Sri Adiningsih 2 1,2 Departemen Gizi Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMA NEGERI 7 MANADO
HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMA NEGERI 7 MANADO Mercy M. H. Momongan 1), Maureen I. Punuh 1), Paul A. T. Kawatu 1) 1) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
Lebih terperinciThe Factors Related to Pre Marriage Sexual Behavior of Adolescents in Grade X and XI in State Senior High School 1 in Bandar Lampung
The Factors Related to Pre Marriage Sexual Behavior of Adolescents in Grade X and XI in State Senior High School 1 in Bandar Lampung Sari MN, Islamy N, Nusadewiarti A Faculty of Medicine in Lampung University
Lebih terperinciABSTRAK PENGARUH KURANG TIDUR TERHADAP PENINGKATAN RISIKO OBESITAS
ABSTRAK PENGARUH KURANG TIDUR TERHADAP PENINGKATAN RISIKO OBESITAS Shella Monica, 2013 Pembimbing : Rita Tjokropranoto, dr.,m.sc. Latar belakang Tidur yang cukup merupakan faktor penting bagi kesehatan
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Skripsi ini Disusun untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh : NUR KHASANAH J
NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN KONSUMSI WESTERN FAST FOOD (FREKUENSI DAN SUMBANGAN ENERGI) DENGAN STATUS GIZI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH SURAKARTA Skripsi ini Disusun untuk memenuhi Salah
Lebih terperinciKEBIASAAN JAJAN ANAK SEKOLAH DASAR DAN HUBUNGANNYA TERHADAP STATUS GIZI DI SEKOLAH DASAR SUNGAI RAMBUTAN KABUPATEN OGAN ILIR
JURNAL Jurnal ILMU Ilmu KESEHATAN Kesehatan Masyarakat MASYARAKAT VOLUME 2 Nomor 03 November 20 Artikel Penelitian KEBIASAAN JAJAN ANAK SEKOLAH DASAR DAN HUBUNGANNYA TERHADAP STATUS GIZI DI SEKOLAH DASAR
Lebih terperinci