Meningkatkan Aktivitas Kolaboratif dan Pemahaman Konsep Mahasiswa pada Perkuliahan Fisika Dasar I melalui Lesson Study
|
|
- Yuliana Gunawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Jurnal EduMatSains, 1 (1) Juli 2016, 1-14 Meningkatkan Aktivitas Kolaboratif dan Pemahaman Konsep Mahasiswa pada Perkuliahan Fisika Dasar I melalui Lesson Study Wayan Suana * Pendidikan Fisika FKIP Universitas Lampung Jln. Sumantri Brojonegoro No.1 Bdr. Lampung * wsuane@gmail.com Abstract This study aimed to increase students s collaborative activity and conceptual understanding in Fundamental Physics I course through the implementation of lesson study in two parallel classes. Each lesson study cycle consisted of three stages, started with planning a lesson, teaching and observing the lesson, and reflecting the result, for the first class. After that, revising the lesson plans to be implemented in the second class. The results showed that students s collaborative activities and conceptual understanding for the two classes increased from cycle I cycle III. The average scores of first class collaborative activity from cycle I - cycle III were 72.0, 75.8, and 81.6, respectively while for the second class were 73.4, 78.8, and Moreover, the average conceptual understanding for the first class from cycle I - cycle III were 42.7, 58.8, and 66.2, respectively, while the second class were 48.5, 65.5, and The results also showed that the average collaborative activities and understanding the concept of second grade students tended to be better than students of the first class. Keywords: collaborative activity, fundamental physics I, lesson study, conceptual understanding PENDAHULUAN Mata kuliah (MK) Fisika Dasar I di Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Lampung merupakan MK yang membekali mahasiswa dengan konsepkonsep dasar fisika tentang mekanika dan termodinamika. Sebagai MK dasar, Fisika Dasar I bersama dengan Fisika Dasar II menjadi landasan bagi MK - MK lanjutan bidang fisika. Maka, pemahaman yang baik pada MK ini merupakan hal yang sangat penting. Terlebih lagi bagi mahasiswa calon guru fisika, pemahaman konsep yang mumpuni mengenai materi-materi fisika dasar merupakan modal awal yang amat penting baginya agar kelak dapat menjadi guru fisika dengan yang memiliki kompetensi profesional memadai. Mengingat pentingnya pemahaman mahasiswa mengenai materi fisika dasar, kesuksesan mahasiswa dalam MK ini sudah semestinya selalu diupayakan. Kenyataan di lapangan adalah mahasiswa sering mengalami kesulitan pada perkuliahan ini. Hal ini ditunjukkan oleh rendahnya kemampuan kognitif mahasiswa pada MK ini. Rata-rata hasil ujian mahasiswa pada Tahun Akademik 2012/2013, 2013/2014, dan 2014/2015, berturut-turut adalah 44, 50, dan 48. Soal ujian yang diberikan menyangkut pemahaman konsep 1
2 Wayan Suana Jurnal EduMatSains, Juli 2016 Vol. 1 No. 1 (conceptual understanding) dan kemampuan pemecahan masalah (problem solving skill). Rendahnya pemahaman konsep mahasiswa ini, sejalan dengan hasil penelitian terdahulu (Suana, 2014). Banyak faktor yang dapat menjadi penyebab rendahnya kemampuan mahasiswa. Selama ini kegiatan pembelajaran pada MK ini memang cenderung didominasi oleh metode ceramah untuk menjelaskan materi. Setelah itu, mahasiswa diberikan tugas rumah mengerjakan soal-soal. Latihan-latihan soal di kelas jarang diberikan, dan pembelajaran kolaboratif juga jarang dilakukan. Akibatnya, mahasiswa menjadi pasif dalam perkuliahan, bahkan tidak jarang mahasiswa yang melakukan aktivitas di luar pembelajaran (off-task activity). Berkaitan dengan kondisi tersebut, upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Fisika Dasar I telah dilakukan. Upaya tersebut dilakukan secara kolaboratif dengan dosen lain dengan mengimplementasikan lesson study. Lesson study merupakan kegiatan pengkajian pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik secara kolaboratif dan berkelanjutan, berlandaskan prinsip-prinsip kolegialitas yang saling membantu dalam belajar untuk membangun komunitas belajar (Tim Penyusun, 2010). Lesson study merupakan proses sistematis yang digunakan oleh pendidik untuk menguji keefektifan pembelajarannya dalam rangka meningkatkan hasil pembelajaran. Pada prakteknya, implementasi lesson study memiliki beberapa tahapan yang dilaksanakan secara siklis, berjangka, dan kutinyu. Tidak ada jumlah baku mengenai tahapan pada lesson study. Lewis (2002) menggunakan empat tahapan sedangkan Fernandez & Yoshida (2004: 7-9) menguraikannya dalam enam tahapan. Berbeda lagi dengan Stigler & Hiebert (1999) yang menggunakan delapan tahapan. Di sisi lain, implementasi lesson study di Jepang cenderung dilaksanakan dengan jumlah tahapan yang lebih sederhana, yaitu tiga tahapan (Inprasitha dkk., 2007, Isoda, 2010, Yoshida, 2008). Ketiga langkah tersebut adalah learning management planning, the use of planning and classroom observation together, and reflection together after classroom observations. Implementasi lesson study membawa manfaat baik untuk peserta didik dan juga untuk pendidik yang melaksanakannya. Manfaat yang diperoleh pendidik diungkapkan oleh Dudley s (2013) bahwa melalui analisis diskusi pada tahap perencanaan dan refleksi, lesson study memberikan manfaat terhadap perkembangan belajar pendidik dan juga membangun hubungan sosial diantara pendidik. Selain itu, 2
3 Meningkatkan Aktivitas Kolaboratif Lewis et al. (2006a) juga menemukan bahwa kolaborasi dalam lesson study dapat membantu pendidik mengembangkan a sense of collective efficacy. Namun demikian, manfaat utama penerapan lesson study sebetulnya lebih ditujukan untuk membantu peserta didik mengatasi kesulitan belajarnya daripada untuk meningkatkan kompetensi pendidik (Stigler & Hiebert, 1999). Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji peningkatan aktivitas kolaboratif dan pemahaman konsep mahasiswa pada implementasi lesson study pada dua kelas paralel pada perkuliahan Fisika Dasar I dengan materi pokok kinematika, dinamika translasi, dan usaha dan energi. Tujuan lainnya adalah mengkaji perbedaan aktivitas kolaboratif dan pemahaman konsep mahasiswa kelas pertama dengan kelas kedua. Adapun manfaat yang didapat dari penelitian ini adalah (1) dihasilkan perangkat pembelajaran yang teruji, dan (2) dapat menjadi solusi bagi pendidik fisika lainnya untuk mengatasi rendahnya pemahaman konsep fisika mahasiswa, khususnya pada materi kinematika, dinamika translasi, dan usaha dan energi. METODE PENELITIAN Penelitian ini mengimplementasikan lesson study pada dua kelas paralel dalam tiga siklus secara kontinyu. Tiap-tiap siklus terdiri dari tiga tahapan untuk masing-masing kelas dan dilaksanakan secara kolaboratif oleh tim yang berjumlah empat orang. Dosen yang bertindak sebagai dosen model dan observer tidak berubah selama implementasi. Diadaptasi dari Fernandez & Yoshida (2004: 7-9), siklus tahapan implementasi lesson study ditunjukkan oleh Gambar 1. Adapun kelas yang diimplementasikan lesson study adalah kelas yang menempuh perkuliahan Fisika Dasar I Semester Ganjil Tahun Akademik 2015/2016, yaitu Kelas B sebagai kelas pertama dan Kelas A sebagai kelas kedua. Membuat rencana pembelajaran secara kolaboratif Melaksanakan rencana pembelajaran di kelas pertama Merevisi rencana pembelajaran untuk diterapkan di kelas kedua Merefleksikan hasil pembelajaran di kelas pertama secara kolaboratif Gambar 1. Siklus implementasi lesson study 3
4 Wayan Suana Jurnal EduMatSains, Juli 2016 Vol. 1 No. 1 Pembagian kedua kelas tersebut dilakukan secara acak dengan proporsi yang berimbang untuk setiap jalur penerimaan mahasiswa baru.oleh karena itu, kedua kelas diasumsikan bersifat homogen. Dari total 69 mahasiswa yang menempuh MK ini, terdapat 65 mahasiswa yang mengikuti pembelajaran secara lengkap pada ketiga siklus, yaitu 32 mahasiswa pada kelas pertama (29 perempuan dan 3 laki-laki) dan 33 mahasiswa pada kelas kedua (30 perempuan dan 3 laki-laki). Mengenai waktu, penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan, dari September sampai Oktober Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan tes. Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data aktivitas kolaboratif mahasiswa dan tes dilakukan untuk mengumpulkan data pemahaman konsep. Observasi dilakukan perkelompok, dengan mengamati kuantitas dan kualitas dari lima aspek yang dinilai, yaitu mengikuti pelajaran, interaksi dengan dosen, interaksi dengan teman, interaksi dengan sumber belajar, dan menyelesaikan kegiatan. Kuantitas dan kualitas per aspek diberi skor dari 1 (sangat kurang) sampai 5 (sangat baik). Penilaian dilakukan sebanyak empat kali dalam setiap pertemuan. Setiap pertemuan berlangsung selama 100 menit (2 sks). Sementara itu, untuk tes pemahaman konsep diberikan diakhir tiap siklus kepada masing-masing mahasiswa. Soal tes berbentuk pilihan jamak beralasan. Mahasiswa dianggap memahami konsep apabila jawaban yang dipilih benar serta alasan yang diberikan tepat. Apabila salah satu atau keduanya tidak tepat maka dianggap tidak memahami konsep. Selain kegiatan perkuliahan tatap muka, mahasiswa juga disediakan fasilitas virtual class yang dibuat di schoology ( dengan menu course. Schoology adalah salah satu platform untuk e-learning yang dapat diakses secara gratis oleh setiap orang. Virtual class ini digunakan sebagai media untuk mengunggah media pembelajaran (handout, LKM, pembahasan LKM, dan pembahasan posttest), ruang untuk bertanya/berdiskusi mengenai materi di luar jam perkuliahan. Virtual class ini bersifat sebagai suplemen bagi mahasiswa, dan tidak diwajibkan. Mahasiswa diberi kebebasan untuk menggunakan atau tidak menggunakannya. HASIL DAN PEMBAHASAN Data yang diperoleh pada penelitian ini adalah aktivitas kolaboratif dan pemahaman konsep mahasiswa. Data aktivitas kolaboratif diambil melalui observasi pada setiap pertemuan. Selain untuk memperoleh data aktivitas kolaboratif, observasi juga dilakukan untuk memperoleh fakta-fakta lain mengenai belajar siswa, yang merupakan 4
5 Meningkatkan Aktivitas Kolaboratif komponen penting dari suatu proses pembelajaran (Lewis dkk., 2006b). Masingmasing siklus terdiri dari dua pertemuan, dan data aktivitas kolaboratif tiap siklus diperoleh dari rata-rata aktivitas kolaboratif dalam dua pertemuan tersebut. Adapun data aktivitas kolaboratif mahasiswa untuk ketiga siklus diberikan pada Gambar 2. Dari Gambar 2 tampak bahwa aktivitas kolaboratif mahasiswa dari kedua kelas mengalami peningkatan dari siklus I siklus III. Apabila dibandingkan, aktivitas kolaboratif mahasiswa kelas kedua selalu sedikit lebih tinggi dibandingkan aktivitas kolaboratif mahasiwa kelas pertama. Hal ini mengindikasikan bahwa penerapan lesson study meningkatkan aktivitas kolaboratif mahasiswa. Selain itu, revisi yang dilakukan pada rencana pembelajaran menyebabkan aktivitas kolaboratif mahasiswa menjadi lebih baik. Hasil ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Ono dkk. (2007), bahwa interaksi siswa pada pembelajaran kedua dan ketiga meningkat jika dibandingkan pada pembelajaran yang pertama. Pada Gambar 3 diberikan data aktivitas kolaboratif mahasiswa per aspek dalam tiga siklus. Kelima aspek dari aktivitas kolaboratif yang diamati yaitu mengikuti pelajaran (aspek 1), interaksi dengan dosen (aspek 2), interaksi dengan teman (aspek 3), interaksi dengan sumber belajar (aspek 4), dan menyelesaikan kegiatan (aspek 5). Apabila ditinjau per aspek, secara umum aktivitas kolaboratif mahasiswa dari kedua kelas pada ketiga siklus implementasi nilainya tidak jauh berbeda. Pada Gambar 3, tampak pula bahwa untuk seluruh siklus, sebagian besar nilai aspek aktivitas kolaboratif kelas kedua lebih baik daripada kelas pertama. Pada siklus I, nilai dari semua aspek aktivitas kolaboratif pada kelas kedua selalu lebih baik dibandingkan kelas pertama. Perbedaan nilai paling besar dari kedua kelas terdapat pada aspek 5, yaitu menyelesaikan kegiatan. Nilai Aktivitas ,4 75,8 78,8 81,6 82,6 Kelas pertama Kelas kedua Siklus I Siklus II Siklus III Gambar 2. Aktivitas kolaboratif mahasiswa tiap siklus 5
6 Wayan Suana Jurnal EduMatSains, Juli 2016 Vol. 1 No Kelas Pertama Kelas Kedua aspek 1 aspek 2 aspek 3 aspek 4 aspek 5 Nilai Aktivitas aspek 1 aspek 2 aspek 3 aspek 4 aspek 5 aspek 1 aspek 2 aspek 3 aspek 4 aspek 5 Siklus I Siklus II Siklus III Gambar 3. Aktivitas kolaboratif mahasiswa per aspek per siklus Pada siklus II, kecuali aspek 3, nilai keempat aspek yang lain dari kelas kedua lebih baik dibandingkan kelas pertama. Sementara itu, pada siklus III, nilai per aspek pada kedua kelas bervariasi. Pada aspek 1 dan 3 aktivitas kolaboratif kelas pertama lebih baik dibandingkan kelas kedua sedangkan pada aspek 2, aspek 4, dan aspek 5, kelas kedua yang lebih baik. Selanjutnya, data mengenai pemahaman konsep mahasiswa untuk tiap siklus diberikan oleh Gambar 4. Pada gambar tersebut tampak bahwa pemahaman konsep mahasiswa secara keseluruhan selalu mengalami peningkatan dari siklus ke siklus. Sama seperti aktivitas kolaboratif mahasiswa, pemahaman konsep mahasiswa kelas kedua juga cenderung lebih baik dibandingkan mahasiswa kelas pertama. Pada siklus I, ratarata pemahaman konsep secara keseluruhan masih di bawah 50, yang mana pemahaman konsep mahasiswa kelas kedua lebih baik daripada kelas pertama. Pada siklus II, ratarata pemahaman konsep secara keseluruhan adalah 62,8, yang mana kelas kedua juga masih baik. Pada siklus III rata-rata pemahaman konsep mahasiswa secara keseluruhan telah mencapai lebih dari 65, yaitu 66,2. Kebalikan dari dua siklus sebelumnya, pada siklus ini pemahaman konsep mahasiswa kelas pertama sedikit lebih baik daripada kelas kedua. Pembahasan lebih lanjut diberikan sebagai berikut. 6
7 Meningkatkan Aktivitas Kolaboratif Nilai Pemahaman Konsep ,5 42,7 65,5 66,2 66,1 60,0 Kelas pertama Kelas kedua 0 Siklus I Siklus II Siklus III Gambar 4. Pemahaman konsep mahasiswa tiap siklus Siklus I Pada siklus ini, materi yang dibahas adalah kinematika, yang mencakup gerak lurus pada pertemuan pertama dan gerak parabola pada pertemuan kedua. Metode pembelajaran yang digunakan adalah simulasi secara online dan pembelajaran kolaboratif. Media pembelajaran yang digunakan yaitu program simulasi online dari ActivPhysics OnLine, handout, dan LKM. Tujuan pembelajaran pada siklus I adalah memperoleh persamaan posisi dan kecepatan pada gerak dengan kecepatan tetap dan gerak dengan percepatan tetap, menganalis posisi, perpindahan, kecepatan, dan percepatan benda melalui grafik, menyelidiki kecepatan dan posisi pada gerak parabola, dan memperoleh grafik kecepatan dan posisi pada sumbu x dan sumbu y pada gerak parabola. Pada siklus ini, masih ada beberapa kelompok dari kedua kelas yang tampak kurang berkolaborasi. Hal ini disebabkan karena mahasiswa baru dikelompokkan. Secara umum mahasiswa juga mengalami kesulitan dengan materi kinematika. Hal ini juga tampak dari Gambar 3 bahwa nilai aktivitas kolaboratif dari aspek 5 yaitu menyelesaikan kegiatan yang masih rendah. Kesulitannya adalah pembentukan dan pembacaan grafik dari simulasi gerak dan penentuan positif atau negatifnya kecepatan, posisi dan percepatan saat dibuat grafik. Dari observasi saat pembelajaran dan aktivitas mahasiswa pada virtual class, diketahui bahwa pemahaman mahasiswa tentang grafik sangat lemah. Mahasiswa juga tidak pernah mempelajari kinematika dengan grafik. Umumnya mereka belajar kinematika 7
8 Wayan Suana Jurnal EduMatSains, Juli 2016 Vol. 1 No. 1 langsung dari rumus kecepatan dan perpindahan untuk menyelesaikan soal. Ketika meninjau besaran-besaran kecepatan, perpindahan, dan percepatan secara vektor dalam grafik, mahasiswa tampak sangat kesulitan. Mahasiswa kesulitan merepresentasikan arah kecepatan dan percepatan dalam grafik. Kesulitan mahasiswa mengenai kinematika juga diungkap oleh Govender (2013), yaitu mengenai konvensi tanda (positif dan negatif) pada konsep vektor dari perpindahan, kecepatan, dan percepatan pada kinematika. Dari kegiatan refleksi pada kelas pertama, diperoleh beberapa poin perbaikan rencana pembelajaran untuk implementasi berikutnya. Rencana pembelajaran (lesson plan) dapat diperbaiki berdasarkan pada refleksi, yang mana dapat digunakan untuk mengidentifikasi kelemahan-kelemahan dalam pembelajaran (Marble, 2007). Poin perbaikan yang pertama adalah pada materi gerak lurus mahasiswa dirasa lebih mudah mempelajari materi gerak dengan kecepatan tetap terlebih dahulu, setelah itu baru ke materi gerak dengan percepatan tetap, bukan sebaliknya. Poin kedua yaitu pada gerak parabola, langkah-langkah dalam LKM mengenai simulasi gerak parabola belum mencantumkan nilai kecepatan awal. Poin ketiga adalah aspek efektivitas bahasa dan kejelasan makna pada LKM. Poin-poin untuk perbaikan yang didapatkan menjadi meningkat karena kegiatan refleksi yang dilakukan secara kolaboratif dengan kolega (Pollard, 2002). Kegiatan refleksi dengan orang lain berpotensi memperkaya pemahaman dan mendukung perbaikanperbaikan pada praktek. Lebih lanjut, merefleksi dengan kolega dapat membantu meningkatkan perhatian mengenai beberapa hal yang sudah tetap yang mungkin dimiliki guru sehingga membantu guru melihat peristiwa dari perspektif yang lain (Pollard, 2002; York-Barr dkk., 2006). Saat rencana pembelajaran hasil revisi diimplementasikan di kelas kedua, mahasiswa lebih mudah memahaminya. Hal ini juga tampak dari data aktivitas kolaboratif mahasiswa kelas kedua yang lebih baik daripada kelas pertama, terutama pada aspek 5 penyelesaian kegiatan. Kemudahan itu disebabkan karena revisi pada rencana pembelajaran yang dilakukan. Melalui pengulangan pembelajaran pada kelas kedua, dosen dapat mencoba mengubah cara pemikiran atau gagasan mahasiswa yang sebelumnya mengalami kesalahan konsep dalam belajar (Cheng & Yee, 2012). Selain itu, Taylor dkk. (2005) juga menyatakan bahwa salah satu manfaat lesson study adalah tercapainya tujuan pembelajaran oleh mahasiswa melalui rencana pembelajaran yang detail dan efektif. Penyebab lain dari 8
9 Meningkatkan Aktivitas Kolaboratif kemudahan mahasiswa kelas kedua adalah karena penyampaian dosen yang lebih efektif dalam pembelajaran sebagai hasil refleksinya dari pembelajaran sebelumnya. Oleh karena revisi tersebut, pemahaman konsep mahasiswa kelas kedua juga lebih baik daripada kelas pertama. Namun demikian, lemahnya pemahaman mahasiswa tentang grafik serta peninjauan secara vektor untuk perpindahan, kecepatan dan percepatan, ditengarai menjadi penyebab-penyebab utama masih rendahnya pemahaman konsep mahasiswa pada kelas kedua. Siklus II Pada siklus II, materi yang dibahas adalah dinamika translasi. Pada pertemuan pertama dibahas materi Hukum I dan II Newton tentang gerak, dan pada pertemuan kedua dibahas materi gaya gesekan. Metode pembelajaran yang digunakan pada siklus ini adalah ceramah, eksperimen, dan pembelajaran kolaboratif. Media yang digunakan yaitu peralatan eksperimen gaya gesekan, LKM, dan handout. Adapun tujuan pembelajaran pada siklus II adalah menentukan persamaan resultan gaya melalui diagram benda bebas, menentukan percepatan benda menggunakan Hukum II Newton dan diagram benda bebas, menemukan karakteristik gaya gesekan statis, dan menentukan pengaruh kekasaran terhadap gaya gesekan statis maksimum. Dibandingkan pada siklus I, mahasiswa pada kedua kelas tampak lebih mudah mengikuti pembelajaran pada siklus ini. Aktivitas kolaboratif mahasiswa baik kelas pertama maupun kelas kedua pada semua aspek juga tampak lebih baik dibandingkan pada siklus I. Dari kegiatan refleksi yang dilakukan dan pengamatan aktivitas mahasiswa di virtual class, diketahui beberapa penyebab mudahnya mahasiswa mengikuti pembelajaran, yaitu peningkatan efektivitas rencana pembelajaran yang disusun secara kolaboratif, mulai terbiasanya mahasiswa dengan pola pembelajaran kolaboratif, meningkatnya antusiasme mahasiswa, dan tingkat kesulitan materi yang menurut mahasiswa lebih mudah. Meningkatnya aktivitas kolaboratif mahasiswa juga diikuti oleh meningkatnya pemahaman konsep mahasiswa. Pemahaman konsep mahasiswa kelas pertama dan kelas kedua meningkat cukup besar dari sebelumnya. Meskipun pembelajaran pada siklus II lebih mudah diikuti, mahasiswa kelas pertama masih menemui kesulitan dan melakukan kesalahan dalam mempelajari materi dinamika translasi, misalnya tidak memperhatikan panjang gaya yang dilukis, kesalahan dalam menentukan sumbu 9
10 Wayan Suana Jurnal EduMatSains, Juli 2016 Vol. 1 No. 1 koordinat saat menganalisis gerak benda, kesulitan menentukan gaya-gaya yang positif dan negatif dalam menentukan resultan gaya, persiapan yang kurang baik sebelum melakukan eksperimen gaya gesekan sehingga menghabiskan banyak waktu, dan tidak dibatasinya jumlah pengambilan data dalam LKM saat eksperimen gaya gesekan statis sehingga beberapa kelompok menghabiskan waktu lebih lama. Semua kesulitan dan kesalahan yang dialami mahasiswa kelas pertama kemudian dijadikan dasar untuk melakukan revisi rencana pembelajaran siklus II yang kemudian diterapkan di kelas kedua. Saat implementasi di kelas kedua, pembelajaran berjalan lebih lancar dari segi waktu, dan tampak lebih mudah diikuti dibandingkan saat implementasi di kelas pertama. Hal ini juga didukung dari data aktivitas kolaboratif yang diperoleh. Seperti pada siklus I, pada siklus II aktivitas kolaboratif mahasiswa kelas kedua (78,8) juga lebih baik dibanding kelas pertama (75,8). Kondisi ini kemudian diduga turut mempengaruhi pemahaman konsep mahasiswa, dimana pemahaman konsep mahasiswa kelas kedua (65,5) lebih baik dibanding pemahaman konsep mahasiswa kelas pertama (60,0). Walaupun tetap menemui kesulitan atau melakukan kesalahan, keadaan itu dapat dikurangi. Dapat dikatakan bahwa melalui pengulangan pembelajaran pada kelas kedua, dosen dapat menerapkan revisi rencana pembelajaran dengan maksud mengatasi atau paling tidak mengurangi kesalahan cara pemikiran atau gagasan mahasiswa yang sebelumnya mengalami kesalahan (Cheng & Yee, 2012). Siklus III Pada siklus III, materi pokok yang dipelajari adalah usaha dan energi yang juga dipelajari dalam dua kali pertemuan. Pertemuan pertama mempelajari konsep usaha dan hubungan usaha dengan energi mekanik, dan pertemuan kedua mempelajari konsep konservasi energi mekanik. Metode pembelajaran yang digunakan pada siklus ini tidak sevariatif metode pembelajaran pada dua siklus sebelumnya, yaitu hanya ceramah dan pembelajaran kolaboratif. Media yang digunakan adalah LKM dan handout. Adapun tujuan pembelajaran pada siklus ini adalah menghitung usaha oleh gaya tunggal dan resultan gaya, menerapkan hubungan usaha dengan energi mekanik untuk menganalisis gerak benda, dan menerapkan konsep konservasi energi mekanik pada gerak dalam pengaruh gaya konservatif. Pada siklus III, mahasiswa dari kedua kelas tampak semakin aktif dan antusias mengikuti pembelajaran. Mahasiswa juga tampak sudah terbiasa dengan pola pembelajaran kolaboratif yang diterapkan. Pembelajaran diawali dengan pengenalan 10
11 Meningkatkan Aktivitas Kolaboratif konsep usaha dalam fisika, usaha oleh gaya tunggal dan resultan gaya, dan usaha oleh gaya tidak konstan. Setelah itu, mahasiswa diberikan permasalahan untuk diselesaikan. Mahasiswa tidak menemui banyak kendala mengikuti pembelajaran. Mahasiswa juga semakin mudah mengikuti perkuliahan karena materi usaha dan energi berkaitan erat dengan materi dinamika translasi pada siklus II. Untuk menentukan usaha, mahasiswa harus dapat mengidentifikasi gaya yang bekerja. Konsep gaya secara vektor lebih mudah dipahami mahasiswa daripada konsep kinematika secara vektor dalam representasi grafik dalam siklus I. Selain peningkatan aktivitas kolaboratif pada kelas pertama dan kelas kedua, pemahaman konsep mahasiswa dari kedua kelas juga meningkat dari siklus sebelumnya. Dari hasil refleksi di kelas pertama, diketahui beberapa kesulitan yang dihadapi mahasiswa, yaitu menentukan gaya pada balok di atas bidang miring, menentukan sudut yang dibentuk oleh gaya dan perpindahan, dan kesulitan menggunakan konsep konservasi energi. Namun demikian, pada siklus ini kesulitan yang dialami mahasiswa kelas pertama berkurang secara signifikan. Setelah implementasi pada kelas kedua, kesulitan-kesulitan sejenis masih dialami oleh mahasiswa. Jika dibandingkan dengan dua siklus sebelumnya, selisih nilai aktivitas kolaboratif antar kedua kelas adalah yang terkecil, hanya satu poin. Apabila ditinjau per aspek, terdapat variasi kelas mana yang nilai aspek aktivitas kolaboratifnya lebih baik, misalnya pada aspek mengikuti pelajaran (aspek 1), kelas pertama sedikit lebih baik dibanding kelas kedua. Hal ini terjadi karena aktivitas kolaboratif mahasiswa kelas pertama meningkat lebih tinggi dibanding kelas kedua. Hal ini kemungkinan disebabkan karena rencana pembelajaran dan LKM yang disusun secara kolaboratif di awal semakin efektif sehingga tidak mengalami banyak revisi, tingkat kesulitan materi yang tidak berbeda dengan siklus II, dan pemanfaatan virtual class oleh mahasiswa. Selain aktivitas kolaboratif, rata-rata pemahaman konsep mahasiswa dari kedua kelas juga hampir sama. Pemahaman konsep mahasiswa kelas pertama sebesar 66,2 dan kelas kedua sebesar 66,1. Pemahaman konsep mahasiswa kelas pertama meningkat tinggi dari siklus II (6,2 poin) sedangkan pemahaman konsep kelas kedua hanya meningkat tipis (0,6 poin). Tingkat pemahaman konsep mahasiswa pada kedua kelas ini tampak sejalan dengan tingkat aktivitas kolaboratif mahasiswa. 11
12 Wayan Suana Jurnal EduMatSains, Juli 2016 Vol. 1 No. 1 KESIMPULAN Implementasi lesson study pada perkuliahan Fisika Dasar I dilaksanakan dalam tiga siklus dengan masing-masing siklus mengkaji satu materi pokok. Metode dan media pembelajaran yang digunakan pada tiap siklus tidak selalu sama, namun disesuaikan dengan karakteristik materi dan ketersediaan sumber belajar. Dari hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan, diperoleh beberapa kesimpulan. Kesimpulan pertama yang diperoleh adalah implementasi lesson study pada perkuliahan Fisika Dasar I dengan materi pokok kinematika, dinamika translasi, dan usaha dan energi dapat meningkatkan aktivitas kolaboratif dan pemahaman konsep mahasiswa pada dua kelas paralel. Peningkatan tersebut disebabkan karena beberapa hal, yaitu penyusunan rencana pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif sehingga menghasilkan rencana pembelajaran yang lebih efektif, meningkatnya antusiasme mahasiswa terhadap pembelajaran kolaboratif, perbedaan tingkat kesulitan materi pokok yang dikaji, dan penggunaan virtual class. Kesimpulan kedua yang diperoleh adalah pada implementasi lesson study pada dua kelas paralel, aktivitas kolaboratif dan pemahaman konsep mahasiswa kelas kedua yang menerima implementasi cenderung lebih baik dibandingkan kelas pertama. Penyebabnya adalah adanya kegiatan refleksi secara kolaboratif yang memungkinkan dihasilkan masukan yang semakin variatif dari berbagai sudut pandang untuk merevisi rencana pembelajaran. DAFTAR PUSTAKA Cheng, L. P., & Yee, L. P A Singapore Case of Lesson Study. Mathematics Educator. 21 (2) : Dotger, S Exploring and developing graduate teaching assistants pedagogies via lesson study. Teaching in Higher Education 16 (2) : Dudley, P Teacher Learning in Lesson Study: What Interaction-level discourse Analysis Revealed about How Teachers Utilised Imagination, Tacit Knowledge of Teaching and Fresh Evidence of Pupils Learning, to Develop Practice Knowledge and So Enhance their pupils Learning. Teaching and Teacher Education. 34 (1) : Fernandez, C. & Yoshida, M Lesson Study: A Japanese approach to improving mathematic teaching and learning. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associate. Govender, N Physics student teachers mix of understandings of algebraic sign convention in vector-kinematics: 12
13 Meningkatkan Aktivitas Kolaboratif A phenomenographic perspective. African Journal of Research in Mathematics, Science and Technology Education Inprasitha, M., Pattanajak, A. & Tesarin, P Context Preparation for Application in Japanese Teaching Professional Development called Lesson Study in Thailand. Proceedings of The First National Academic Conference in Japanese Study Network. Bangkok: Sangseau Co. Ltd. Isoda, M Lesson Study: Problem Solving Approaches in Mathematics Education as a Japanese Experience. Procedia-Social and Behavioral Sciences (8) : Lewis, C Lesson study: a handbook of teacher led instructional change. Philadelphia, PA: Research for Better Schools. Lewis, C., Perry, R., Hurd, J., & O Connell, M. P. 2006a. Lesson study comes of age in North America. Phi Delta Kappan. 88 (4) : Lewis, C.C., R. Perry, and A. Murata. 2006b. How should research contribute to instructional improvement? The case of lesson study. Educational Researcher. 35 (3) : Marble, S Inquiring into Teaching: Lesson Study in Elementary Science Methods. Journal of Science Teacher Education. 18 (6) : Ono, Y., Chikamori, K., Ozawa, H., & Kita, M Effectiveness of lesson study in international cooperation in education: a case study of Biology lesson by a South African teacher. Journal for the Science of Schooling. (8) : Pollard, A Reflective teaching: Effective and evidence-informed professional practice. London: Continuum. Stigler, J. & Hiebert, J The Teaching Gap: Best Ideas from the World s Teachers for Improving Education in the Classroom. New York: The Free Press. Suana, W Mengungkap Miskonsepsi Mekanika Mahasiswa Calon Guru Fisika Semester Akhir pada Salah Satu Universitas di Lampung. Jurnal Pendidikan MIPA. 15 (1) : 1 8. Taylor, A.R., Anderson, S., Meyer, K., Wagner, M.K., & West, C Lesson study: A professional development model for mathematics reform. The Rural Educator, Winter 2005 :
14 Wayan Suana Jurnal EduMatSains, Juli 2016 Vol. 1 No. 1 Tim Penyusun Program Perluasan Lesson Study untuk Penguatan LPTK. Jakarta: Direktorat Ketenagaan Ditjen Dikti. York-Barr, J., Sommers, W.A., Ghere, G.S., & Montie, J Reflective practice to improve schools. Thousand Oaks, CA: Corwin Press. Yoshida, M Exploring ideas for a mathematics teacher educator s contribution to lesson study. The international handbook of mathematics teacher education: Tools and processes in matheamtics teacher education. 2:
PENERAPAN LESSON STUDY UNTUK MENINGKATAN KEMAMPUAN MENGAJAR MAHASISWA CALON GURU FISIKA
PENERAPAN LESSON STUDY UNTUK MENINGKATAN KEMAMPUAN MENGAJAR MAHASISWA CALON GURU FISIKA Rif ati Dina Handayani 1), Agung Ryskiadi 2), Ali Machrus 2), dan Rifan Acik 2) 1 ) Pendidikan Fisika FKIP Universitas
Lebih terperinciP2M STKIP Siliwangi Jurnal Ilmiah UPT P2M STKIP Siliwangi, Vol.3, No.1, Mei 2016
IMPLEMENTASI LESSON STUDY PADA MATA KULIAH KAPITA SELEKTA MATEMATIKA SMP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MAHASISWA Indah Puspita Sari 1, Adi Nurjaman 2 1, 2 STKIP Siliwangi 1 chiva.aulia@gmail.com, 2
Lebih terperinciKata Kunci: aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa, pendidikan matematika, teori Bruner dalam metode diskusi kelompok.
1 Pendahuluan Penerapan Teori Bruner dalam Metode Diskusi Kelompok untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Pokok Bahasan Keliling dan Luas Persegi dan Persegi Panjang Siswa Kelas III SDN Kemuningsari
Lebih terperinciDepartement of Mathematic Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education Riau University
1 THE IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL WITH STRUCTURAL NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) APPROACH TO IMPROVE MATHEMATICS LEARNING ACHIEVEMENT IN CLASS VII 3 SMP NEGERI 16 SIJUNJUNG Nadhilah Andriani
Lebih terperinciRahmawati et al., Metode Problem Solving...
Penerapan Metode Problem Solving Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Kelas V Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Pokok Bahasan Menghargai Keputusan Bersama Di SD Darul Hikmah
Lebih terperinciKALAM CENDEKIA, Volume 5, Nomor 2.1, hlm
PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA TENTANG ENERGI PADA SISWA KELAS IV SDN KETIWIJAYAN TAHUN AJARAN 2016/2017 Septina Cipta Putri 1, Imam
Lebih terperinciKeywords: RME, paper folding media, fraction
PENERAPAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION DENGAN MEDIA KERTAS LIPAT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN DI KELAS IV SD NEGERI 1 KUWAYUHAN TAHUN AJARAN 2016/2017 Elyawati 1, Wahyudi 2, M.
Lebih terperinciOptimization PLP student competencies through the Lesson Study Program in High School Pilot UPI
Optimization PLP student competencies through the Lesson Study Program in High School Pilot UPI Drs.Parsaoran Siahaan, M.Pd Physics Departement - FPMIPA, Indonesia University of Education Abstract Professional
Lebih terperinciPenerapan Model Pembelajaran Guided Note Taking
Penerapan Model Pembelajaran Guided Note Taking (GNT) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas V pada Mata Pelajaran Pkn Pokok Bahasan Memahami Kebebasan Berorganisasi SDN Sukorambi IV
Lebih terperinciKata Kunci: cooperative learning of jigsaw type, student activities and learning outcomes
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA POKOK BAHASAN KETERBAGIAN BILANGAN BULAT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS MAHASISWA SEMESTER VI TAHUN AJARAN 2014-2015 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
Lebih terperinciKata Kunci: Hasil Belajar, Keterampilan Proses,, Media Lingkungan,, Metode Eksperimen, Pembelajaran IPA. Abstract
1 Peningkatan Keterampilan Proses dan Hasil Belajar pada Pelajaran IPA Pokok Bahasan Energi Panas dan Bunyi Menggunakan Metode Eksperimen dengan Media Lingkungan pada Siswa Kelas IV SDN Sukowiryo 01 Jelbuk
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA MATERI FUNGSI KOMPOSISI DAN FUNGSI INVERS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA 1 SMA
Lebih terperinciNisa et al., Penerapan Metode Eksperimen...
1 Penerapan Metode Eksperimen untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VI Pokok Bahasan Konduktor dan Isolator di SDN 4 Alasbuluh Banyuwangi Tahun Pelajaran 2013/2014 (Implementation
Lebih terperinciMivafarlian et al., Penerapan Metode Diskusi Berbantuan Garis Bilangan. 1
Mivafarlian et al., Penerapan Metode Diskusi Berbantuan Garis Bilangan. 1 Penerapan Metode Diskusi Berbantuan Garis Bilangan untuk Meningkatkan dan Hasil Belajar Kelas IV Materi Penjumlahan dan Pengurangan
Lebih terperinciMENERAPKAN MODEL KONSTRUKTIVIS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA UMUM I MAHASISWA SEMESTER I JURUSAN FISIKA FMIPA UNIMED TA 2012/2013
MENERAPKAN MODEL KONSTRUKTIVIS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA UMUM I MAHASISWA SEMESTER I JURUSAN FISIKA FMIPA UNIMED TA 2012/2013 Abubakar dan Rahmatsyah Dosen Jurusan Fisika FMIPA Universitas
Lebih terperinciPendahuluan. Meliana et al., Penerapan Metode Permainan... 1
Meliana et al., Penerapan Metode Permainan... 1 Pendahuluan Penerapan Metode Permainan Tebak Kata dengan Media Gambar untuk Meningkatkan dan Hasil Siswa Kelas IV pada Mata Pelajaran IPS Pokok Bahasan Perkembangan
Lebih terperinciNoviana Kusumawati Pendidikan Matematika FKIP Universitas Pekalongan Jl. Sriwijaya No 3 Pekalongan, ABSTRAK
PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DALAM UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP TERHADAP OPERASI PERKALIAN BILANGAN MELALUI MEDIA BENDA KONGKRIT SISWA KELAS IV SD NEGERI SLAWI KULON 06 KABUPATEN TEGAL Noviana Kusumawati
Lebih terperinciPENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN SISWA KELAS IV SD
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN SISWA KELAS IV SD Oleh: Liyandari 1, Wahyudi. 2, Imam Suyanto 3 1 Mahasiswa PGSD FKIP Universitas
Lebih terperinciKata kunci: Efektivitas, Lesson Study, Kompetensi Calon Guru. Keywords: Effectiveness, Lesson Study, Perspective Teacher s Competence
EFEKTIVITAS LESSON STUDY PADA PENINGKATAN KOMPETENSI CALON GURU MATEMATIKA (EFFECTIVENESS OF LESSON STUDY TO IMPROVE THE COMPETENCE OF PERSPECTIVE TEACHER OF MATHEMATICS) Ciptianingsari Ayu Vitantri 1,
Lebih terperinciKeywords: Method demonstrations, picture media, learning activities, learning out
Penggunaan Media Gambar Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pokok Bahasan Keragaman Suatu Bangsa dan Budaya Melalui Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas IV Semester 1 SDN Tegalgede 02 Jember
Lebih terperinciPENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN SISTEMIK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MAHASISWA PADA KULIAH KIMIA DASAR I
58 Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains Edisi 1Tahun 1ke- 2013. PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN SISTEMIK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MAHASISWA PADA KULIAH KIMIA DASAR I THE APPLICATION OF SYSTEMIC
Lebih terperinciPENERAPAN STRATEGI RELATING, EXPERIENCING, APPLYING, COOPERATING, TRANFERRING (REACT)
PENERAPAN STRATEGI RELATING, EXPERIENCING, APPLYING, COOPERATING, TRANFERRING (REACT) DENGAN MEDIA VISUAL DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS TENTANG KOPERASI PADA SISWA KELAS IV SDN 3 PANJER Ika Serfiani
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN GURU DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU MELALUI MODEL LESSON STUDY BERBASIS SEKOLAH.
PENINGKATAN KETERAMPILAN GURU DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU MELALUI MODEL LESSON STUDY BERBASIS SEKOLAH Wayan Suana 1*, Agung Putra Wijaya 2, dan Lisa Tania 3 1 Pendidikan Fisika, FKIP, Universitas
Lebih terperinciPENERAPANMODEL KOOPERATIF TIPE PAIR CHECK
PENERAPANMODEL KOOPERATIF TIPE PAIR CHECK DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 JLEGIWINANGUN TAHUN AJARAN 2015/2016 Lovita Lailly
Lebih terperinciKeywords: Pair Check, concrete media, fraction
PENERAPANMODEL KOOPERATIF TIPE PAIR CHECK DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 JLEGIWINANGUN TAHUN AJARAN 2015/2016 Lovita Lailly
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA MATA PELAJARAN IPS DI SDN TEGALGEDE 02 JEMBER Muhtadi Irvan 8,
Lebih terperinciSherli Malinda, Nyoman Rohadi dan Rosane Medriati
PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA PADA KONSEP USAHA DAN ENERGI DI KELAS X MIPA.3 SMAN 10 BENGKULU Sherli Malinda, Nyoman Rohadi dan Rosane
Lebih terperinciMachthumah et al., Penerapan Metode Inkuiri Terbimbing...
1 Penerapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Pelajaran IPA Pokok Bahasan Pesawat Sederhana Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas VA SDN Rogotrunan 01 Lumajang Tahun Pelajaran 2014/2015
Lebih terperinciPENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk
Lebih terperinciPENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN CONCEPT MAP UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI PADA SISWA SEKOLAH DASAR
PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN CONCEPT MAP UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI PADA SISWA SEKOLAH DASAR Eka Yuliana 1), Retno Winarni 2), Karsono 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret
Lebih terperinciKeywords: Auditory Intellectually Repetition, manipulative media, Mathematics
PENERAPAN MODEL AUDITORY, INTELLECTUALLY, REPETITION (AIR) DENGAN MEDIA MANIPULATIF DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SDN 4 TAMANWINANGUN Devi Sundari 1, Triyono 2, Kartika Chrysti
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PARTISIPASI SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENERAPAN INKUIRI TERBIMBING DI KELAS X
PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PARTISIPASI SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENERAPAN INKUIRI TERBIMBING DI KELAS X.1 SMA NEGERI 1 SUKOHARJO SKRIPSI Oleh: WARYANTO K4308061 FAKULTAS KEGURUAN
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA UNSUR MELALUI PENERAPAN LESSON STUDY BERBASIS KOOPERATIF JIGSAW PADA MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA FKIP UHO Oleh: Aceng Haetami, La Rudi, Rustam Musta 1) 1) Jurusan Pendidikan
Lebih terperinciPENGGUNAAN MODEL OPEN ENDED LEARNING
PENGGUNAAN MODEL OPEN ENDED LEARNING DENGAN MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN BANGUN RUANG SISWA KELAS V SD NEGERI 3 PANJER TAHUN AJARAN 2015/2016 Tasirah 1, Wahyudi 2, Imam Suyanto 3 PGSD FKIP
Lebih terperinciPendidikan Biologi Volume 4, Nomor 3 September 2012 Halaman 73-80
Pendidikan Biologi Volume 4, Nomor 3 September 2012 Halaman 73-80 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA KELAS VIII-F SMP NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN
Lebih terperinciARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika
PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD (Student Teams Achievement Division) PADA PEMBELAJARAN KUBUS DAN BALOK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII-B MTs. NEGERI 3 MATARAM TAHUN
Lebih terperinciPENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS V SDN 26 PASAMAN
PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS V SDN 26 PASAMAN Mira Maryulis 1, Erman Har 1, Edrizon 1. 1 Program Studi Pendidikan Guru
Lebih terperinciKeywords: Quantum Teaching, Concrete Media, Mathematics
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 PULIHARJO TAHUN AJARAN 2016/2017 Wiwit Yuliana
Lebih terperinciDewi Mayangsari dkk, Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Aktivitas...
27 Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VI Pokok Bahasan Konduktor dan Isolator SDN Semboro Probolinggo Tahun Pelajaran 2012/2013 (The Application
Lebih terperinciPENINGKATAN AKTIVITAS DAN MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN STRATEGI TEAM QUIZ, MEDIA AUDIO VISUAL, DISERTAI MODUL PEMBELAJARAN
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN STRATEGI TEAM QUIZ, MEDIA AUDIO VISUAL, DISERTAI MODUL PEMBELAJARAN SKRIPSI Oleh: IKA MAWARNINGTYAS X4307034 FAKULTAS KEGURUAN
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SEARCH SOLVE CREATE SHARE (SSCS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII-2 SMP NEGERI 13 PEKANBARU
71 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SEARCH SOLVE CREATE SHARE (SSCS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII-2 SMP NEGERI 13 PEKANBARU maidadeli@yahoo.co.id SMP Negeri 13 Pekanbaru,
Lebih terperinciUnnes Physics Education Journal
UPEJ 3 (3) (2014) Unnes Physics Education Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upej PENERAPAN MODEL REFLECTIVE LEARNING BERBASIS KOOPERATIF PADA KONSEP KALOR SISWA SMA KELAS X N. E. Wahyu,
Lebih terperinciRahman et al., Penerapan Model Pembelajaran Peta Konsep Pohon Jaringan... 1
Rahman et al., Penerapan Model Pembelajaran Peta Konsep Pohon Jaringan... 1 Penerapan Model Pembelajaran Peta Konsep Pohon Jaringan untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV dalam Pembelajaran
Lebih terperinciPENINGKATAN BERPIKIR KREATIF DAN HASIL BELAJAR FISIKA MELALUI PENDEKATAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS)
PENINGKATAN BERPIKIR KREATIF DAN HASIL BELAJAR FISIKA MELALUI PENDEKATAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) Bambang Subakir Jurusan Pendidikan Fisika-Pascasarjana Universitas Negeri Medan Penelitian bertujuan
Lebih terperinciJurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi (ISSN ) Volume 1 No 4, Oktober 2015
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN METODEDISKUSI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMPN 2 LINGSAR TAHUN AJARAN 2014/2015 Ibrohim Mirgoni *, Hairunnisyah Sahidu, Hikmawati
Lebih terperinciHannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan
1 PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA SUB POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK SISWA KELAS VIII-7 SMP NEGERI 1 KREMBUNG SIDOARJO SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN
Lebih terperinciPENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBASIS LKS TERSTRUKTUR
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBASIS LKS TERSTRUKTUR Elisa dan Amin Fauzi Program Studi Pendidikan Fisika, Pascasarjana Universitas
Lebih terperinciPENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN INKUIRI PADA PEMBELAJARAN IPA KELAS V SDN 07 TUIK BATANG KAPAS
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN INKUIRI PADA PEMBELAJARAN IPA KELAS V SDN 07 TUIK BATANG KAPAS Dahlia Ningsih 1, Gusmaweti 1, Zulfa Amrina 1. 1) Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMELAJARAN IPS MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DI SD NEGERI 03 KOTO KACIAK MANINJAU
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMELAJARAN IPS MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DI SD NEGERI 03 KOTO KACIAK MANINJAU Desi Fitria 1, Pebriyenni 1, Asrul Thaher 2 Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Lebih terperinciMENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN IPA DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBANTU MEDIA GAMBAR PADA KELAS IV SDN LOMPIO. Oleh.
1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN IPA DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBANTU MEDIA GAMBAR PADA KELAS IV SDN LOMPIO Oleh Eviyanti ABSTRACT This study is an action research aimed to find out
Lebih terperinciPENDAHULUAN Pembelajaran sangat berperan penting untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik apabila proses
PENGGUNAAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN GEOMETRI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI JATIMULYO TAHUN AJARAN 2016/2017 Mumfarida Fitriani
Lebih terperinciilmiah serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan yang Maha Esa perlu ditanamkan kepada siswa. Hal tersebut dapat tercapai salah
PENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING UNTUK PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS IV SD Retno Megawati 1, Suripto 2, Kartika Chrysti Suryandari 3 PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jl. Kepodang
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL GUIDED INQUIRY DENGAN SUMBER BELAJAR LINGKUNGAN DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SDN 1 SIKAYU TAHUN 2015/2016
PENERAPAN MODEL GUIDED INQUIRY DENGAN SUMBER BELAJAR LINGKUNGAN DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SDN 1 SIKAYU TAHUN 2015/2016 Widi Windarwati 1, Triyono 2, Kartika Chrysti Suryandari 3
Lebih terperinciTeams Achievement Division (STAD) pada mata pelajaran Matematika materi
ABSTRAK Skripsi dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Peserta Didik Kelas V MI Al Irsyad Karangbendo
Lebih terperinciPENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PESAWAT SEDERHANA DI SMP
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PESAWAT SEDERHANA DI SMP Nuria, Edy Tandililing, Hamdani Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Untan Pontianak Email:
Lebih terperinciKALAM CENDEKIA, Volume 5, Nomor 1.1, hlm
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG STRUKTUR BAGIAN TUMBUHAN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI ARGOSARI TAHUN
Lebih terperinciPrakoso et al., Peningkatan Keterampilan Pemecahan Masalah dan Hasil Belajar IPA Biologi...ister
1 Peningkatan Keterampilan Pemecahan Masalah dan Hasil Belajar IPA Biologi Melalui Penerapan Problem Based Learning (PBL) Dilengkapi dengan Media Gambar Pada Mata Pelajaran IPA Biologi (Sub Materi Pokok
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP
UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP ARTIKEL PENELITIAN Oleh : ULLY FAKHRUNI NIM : F15111023 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
Lebih terperinciPENERAPAN PENDEKATAN CTL DENGAN METODE EKSPERIMEN DALAM PENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG GAYA KELAS IV SD NEGERI 2 PANJER
PENERAPAN PENDEKATAN CTL DENGAN METODE EKSPERIMEN DALAM PENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG GAYA KELAS IV SD NEGERI 2 PANJER Arini Kurniawati 1, Suripto 2, Warsiti 3 1 Mahasiswa PGSD FKIP Universitas
Lebih terperinciPENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS IV SDN 27 SAGO PESISIR SELATAN
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS IV SDN 27 SAGO PESISIR SELATAN Marya Dalva 1, Gusmaweti 2, Ashabul Khairi 3. 1) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah
Lebih terperinciRohmawati et al., Penerapan Metode Role Playing...
1 Penerapan Metode Role Playing untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Tema Berbagai Pekerjaan di SDN Sidomukti 1 Probolinggo Tahun Pelajaran 2014/2015 (The Application of Role Playing
Lebih terperinciPENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI MODEL LEARNING CYCLE (PEMBELAJARAN BERSIKLUS) PADA SISWA SEKOLAH DASAR
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI MODEL LEARNING CYCLE (PEMBELAJARAN BERSIKLUS) PADA SISWA SEKOLAH DASAR Ayu Fajar Hartatik 1, Siti Kamsiyati 2, Sularmi 3 PGSD FKIP Universitas
Lebih terperinciMENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)
50 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) Yunie Nurhazannah SMP Negeri 21 Pontianak E-mail: yunienurhazannah@gmail.com
Lebih terperinciPeningkatan Aktifitas Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Jigsaw
Peningkatan Aktifitas Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Jigsaw 188 Nurdin SMA Negeri 3 Majene nurdin.chem@gmail.com Abstrak Penelitian ini adalah Penelitian Tidakan Kelas yang bertujuan untuk meningkatkan
Lebih terperinciPENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA SUB POKOK BAHASAN OPERASI BILANGAN PECAHAN DI KELAS VIIA SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 1 MUNCAR
Lebih terperinciRiwa Giyantra *) Armis, Putri Yuanita **) Kampus UR Jl. Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN STRUKTURAL NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA 6 SMA NEGERI 5 PEKANBARU Riwa Giyantra *) Armis,
Lebih terperinciPENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS II SDN SIDOTOPO WETAN I SURABAYA
PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS II SDN SIDOTOPO WETAN I SURABAYA Mustokiyah PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya (mustokiyah@gmail.com)
Lebih terperinciPENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS VI SD NEGERI 30 SUNGAI NANAM KABUPATEN SOLOK
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS VI SD NEGERI 30 SUNGAI NANAM KABUPATEN SOLOK Suzana 1), Gusmaweti 2), Erwinsyah Satria 1) 1) Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)
PENERAPAN MODEL TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DENGAN MEDIA BLOK PECAHAN DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI PECAHAN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 04 NUSAWUNGU Muhlisoh D.E 1, Suripto
Lebih terperinciPENERAPAN PROBLEM SOLVING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMP N 1 BANGUNTAPAN
UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 2, Juli 2015 PENERAPAN PROBLEM SOLVING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMP N 1 BANGUNTAPAN Hanan
Lebih terperinciMengembangkan Kompetensi Guru Melalui Lesson Study
Mengembangkan Kompetensi Guru Melalui Lesson Study Makalah termuat pada Jurnal Forum Kependidikan FKIP UNSRI Volume 28, Nomor 2, Maret 2009, ISSN 0215-9392 Oleh Ali Mahmudi JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENDEKATAN PETA KONSEP DI SDN 07 GURUN LAWEH NANGGALO PADANG
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENDEKATAN PETA KONSEP DI SDN 07 GURUN LAWEH NANGGALO PADANG Afdanis ¹, Yusrizal ¹, Yulfia Nora ¹ Program studi Pendidikan Guru Sekolah
Lebih terperinciARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika. Oleh: SASMITASARI E1R
PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DENGAN TEKNIK UTAK-ATIK OBYEK MATEMATIKA PADA MATERI KUBUS DAN BALOK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII-C SMPN 1 SUELA TAHUN
Lebih terperinciABSTRACT. Keywords: Cooperative, Two Stay Two Stray, Learning Outcomes.
ABSTRAK Skipsi dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sejarah Kebudayaan Islam Kelas IV SD Islam Miftahul Huda Plosokandang Kedungwaru
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL RME DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V
PENERAPAN MODEL RME DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V Ikhwan Pamuji 1, Imam Suyanto 2, Ngatman 3 PGSD FKIP, Universitas Sebelas Maret, Jl. Kepodang 67 A
Lebih terperinciPENGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DENGAN MEDIA BENDA KONKRET
PENGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DENGAN MEDIA BENDA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SDN 1 KARANGSARI TAHUN AJARAN 2014/2015 Masrukhin 1, Triyono 2,
Lebih terperinciKata Kunci: aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa, model kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition)
1 Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV pada Mata Pelajaran IPS Pokok Bahasan Perkembangan Teknologi melalui Penerapan Model Kooperative Tipe CIRC di SDN Kebonsari 03 Jember (The Improvement
Lebih terperinciABSTRACT. Keywords: Cooperative, Jigsaw, Cultural History of Islam. implementation of model cooperative learning type of jigsaw on the subjects of
ABSTRAK Skripsi dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sejarah Kebudayaan Islam Peserta Didik Kelas IV MI Nurul Huda Dawuhan Trenggalek ini ditulis
Lebih terperinciPENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING DENGAN BENDA NYATA DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR
PENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING DENGAN BENDA NYATA DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR Sutarmi 1,Triyono 2, Harun Setya Budi 3 PGSD FKIP Universitas Negeri Sebelas Maret,
Lebih terperinciPENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES
P-ISSN: 2303-1832 Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi 05 (1) (2016) 15-21 e-issn: 2503-023X https://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/al-biruni/index Maret 2016 PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL
Lebih terperinciPENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR
PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR Ulfatun Rohmah 1, Suhartono 2, Ngatman 3 PGSD FKIP Universitas Negeri Sebelas Maret, Jalan Kepodang 67A Panjer Kebumen
Lebih terperinciAbstrak. Kata Kunci : Metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share (TPS), aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa.
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV-A SDN PATRANG 01 JEMBER PADA MATA PELAJARAN IPA POKOK BAHASAN GAYA MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR AND SHARE (TPS) Improving
Lebih terperinciKeywords: TTW, Two-dimensional shape, learning, Mathematics
PENERAPAN MODEL THINK TALK WRITE (TTW) DENGAN MEDIA BANGUN DATARDALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG SIFAT-SIFAT BANGUN DATAR PADA SISWA KELAS V SDN 2 JATISARI Oleh: Indah Indriyani 1, Ngatman
Lebih terperinciperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii
commit to user perpustakaan.uns.ac.id ABSTRACT Ika Larastuti. K2205011. THE IMPLEMENTATION OF BRAINSTORMING ACTIVITIES IN IMPROVING STUDENTS VOCABULARY MASTERY (A CLASSROOM ACTION RESEARCH ON THE EIGHTH
Lebih terperinciPENGGUNAAN MEDIA BENDA MANIPULATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN BILANGAN PECAHAN
PENGGUNAAN MEDIA BENDA MANIPULATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN BILANGAN PECAHAN Azalia Rachmahani Alifka 1), H. Soegiyanto 2), Karsono 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas
Lebih terperinciIMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA Verra Novia Wardani, Senja Putri Merona Universitas Muhammadiyah Ponorogo verranoviawardani@gmail.com Abstrak
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING
PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA TENTANG GAYA PADA SISWA KELAS V SDN 2 WONOHARJO TAHUN AJARAN 2015/2016 Achmad Rozak Al Hasbi 1,
Lebih terperinciPENGGUNAAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DI KELAS V SEKOLAH DASAR
PENGGUNAAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DI KELAS V SEKOLAH DASAR Dwi Ari Istianto 1, Triyono 2, Kartika Chrysti Suryandari 3 PGSD FKIP Universitas Negeri Sebelas Maret, Jl.
Lebih terperinciAnggun Triana *), Ahmad Hamid, Tarmizi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Unsyiah
196 Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Pendidikan Fisika. Vol. 2 No.2 April 2017, 196-201 UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X-c DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE
Lebih terperinciPENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI IMPLEMENTASI
Peningkatan Aktivitas dan... (Dwi Wahyuningsih& Singgih Murwani) 65 PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI IMPLEMENTASI MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER PADA SISWA
Lebih terperinciPENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII-C SMP NEGERI 3 LINGSAR PADA MATERI SEGIEMPAT MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII-C SMP NEGERI 3 LINGSAR PADA MATERI SEGIEMPAT MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING TAHUN AJARAN 2016/2017 ARTIKEL SKRIPSI BAIQ HIDAYAH E1R113012 PROGRAM
Lebih terperinciPENERAPAN PENDEKATAN SAVI
PENERAPAN PENDEKATAN SAVI DENGAN MEDIA FLASHCARD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN SISWA KELAS IV SDN 1 TAMANWINANGUN TAHUN AJARAN 2014/2015 Oleh: Siti Robingah 1, Wahyudi 2, Triyono
Lebih terperinciPenerapan Numbered Heads Together untuk Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Entrepreneurship
Fanggi Ananta Tirtana, Penerapan Numbered Heads Together untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Penerapan Numbered Heads Together untuk Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran
Lebih terperinciProgram Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract
MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR LISTRIK DINAMIS DENGAN MODEL CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) DISERTAI METODE DEMONSTRASI SISWA KELAS X-2 SMAN 1 PAKUSARI JEMBER TAHUN 2014 1) Kiftiyah, 2) Sutarto,
Lebih terperinciOleh. I Putu Budhi Sentosa, NIM
Penerapan Model Pembelajaran Metakognitif untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar TIK Siswa Kelas VII SMP Negeri 6 Singaraja Tahun Pelajaran 2011/2012 Oleh I Putu Budhi Sentosa, NIM 1015057117 Jurusan
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: Metode bamboo dancing, Hasil belajar.
ABSTRAK Skripsi dengan judul Penerapan Metode Bamboo Dancing untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Siswa Kelas IV-A Madrasah Ibtidaiyah Al-Ishlah Tiudan Gondang Kabupaten Tulungagung
Lebih terperinciDwi Septi 25,Hobri 26, Arika Indah K. 27
PENERAPANPEMBELAJARAN KOOPERATIF CLASSWIDE PEER TUTORING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA SUB POKOK BAHASANOPERASI HITUNGBENTUK ALJABAR KELASVIII D SMP NEGERI 7JEMBERSEMESTER GANJIL
Lebih terperinciJURNAL. Oleh. Naelal Ngiza NIM
PENINGKATAN SIKAP ILMIAH DAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN ACCELERATED LEARNING MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS VII E SMP NEGERI 3 SILO TAHUN AJARAN 2012/2013 JURNAL Oleh Naelal
Lebih terperinciPENERAPAN TEKNIK TWO STAY TWO STRAY DENGAN MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN IPS TENTANG MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA DI KELAS V SD
PENERAPAN TEKNIK TWO STAY TWO STRAY DENGAN MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN IPS TENTANG MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA DI KELAS V SD Farika Bellinda 1, Suripto 2, Suhartono 3 PGSD FKIP
Lebih terperinciTHE USE OF POSITIVE NEGATIVE CARDS TO INCREASE LEARNING ACHIEVEMENT OF INTEGERS FOR FOURTH GRADE STUDENTS
3.606 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 38 Tahun ke-5 2016 PENGGUNAAN KARTU POSITIF NEGATIF SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BILANGAN BULAT SISWA KELAS IV THE USE OF POSITIVE NEGATIVE
Lebih terperinci