ALTERNATIF ALAT SAMBUNG KONSTRUKSI SAMBUNGAN KAYU TAHAN TARIK,TEKAN DAN LENTUR ABSTRAK
|
|
- Herman Kurniawan
- 8 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ALTERNATIF ALAT SAMBUNG KONSTRUKSI SAMBUNGAN KAYU TAHAN TARIK,TEKAN DAN LENTUR Munarus Suluch Dosen Diploma Teknik Sipil, FTSP-ITS. munarusz@ce.its.ac.id & munarusz@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini adalah merancang bangun alat sambung konstruksi sambungan kayu tahan tarik dan tekan. Sambungan konstruksi kayu yang ada sangat sederhana dan membutuhkan tambahan kayu sekitar 10% sampai dengan 25% dari kebutuhan kayu yang dipakai Sambungan konstruksi kayu yang ada selama ini sangat lambat perkembangannya. Alat sambungan paku, baut yang ada selama ini mempunyai nilai effisiensi rendah dan tidak kaku. Alat sambung pasak yang ada lebih kaku tetapi masih membutuhkan baut dan plat penyambung yang membutuhkan tambahan kayu sampai dengan 25% dari kayu yang dibutuhkan. Didalam rancang bangun alat sambung ini dibuat dari plat baja yang mempunyai ketebalan maksimum 1mm, bebentuk plat karena difungsikan sebagai plat ikat yang membuat konstruksi lebih kaku dibandingkan dengan paku maupun baut. Pada tahap awal penelitian ini dilakukan permodelan matematis untuk mendapatkan fungsi ketebalan, tinggi kait dan jarak antara kait. Kemudian dilakukan uji numerik dengan pembebanan statik tarik dan tekan. Pada tahap berikutnya dibuat suatu model dengan skala 1:1 dan dilakukan uji beban konstruksi untuk mendapatkan suatu nilai korelasi dari model numeriknya. Uji beban dilakukan sampai dengan 150% beban batas untuk mendapatkan perilaku alat sambung tersebut. Hasil yang didapat mempunyai hasil yang baik yaitu tidak berbeda jauh dengan hasil yang didapat dari pengujian numerikal. Kisaran antara pengujian laboratorium dan uji numerical 20%. Dari hasil pengujian di Laboratorium beban tarik sampai dengan 1500 Kg untuk satu pasang plat ikat baja. Kata kunci : Konstruksi Kayu, Sambungan kayu, Sambungan tahan tarik, tekan dan lentur. 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Kebutuhan akan rumah merupakan kebutuhan utama bagi manusia, untuk itu pihak pemerintah maupun swasta tidak akan berhenti untuk membangun suatu kawasan perumahan ditiap daerah. Mulai dari tipe yang mewah sampai dengan tipe sangat sederhana telah dibangunnya. Konstruksi sambungan kayu merupakan satu bagian yang sangat penting bagi suatu perumahan, baik untuk kuda-kuda maupun untuk kebutuhan konstruksi yang lain, plafon, lantai bangunan dan lain sebagainya. Saat ini sambungan pada konstruksi kayu sangatlah sederhana dan membutuhkan tambahan kayu sekitar 10% sampai dengan 25% dari kebutuhan kayu yang dipakai. Dengan sedirinya bertambah besar juga beban yang harus dipikul oleh konstruksi tersebut. Bila sistem konstruksi tetap, tetapi sistem sambungannya diubah dengan suatu alat yang jauh lebih sederhana dan kemampuannya dapat dijamin, maka kebutuhan kayu untuk bangunan perumahan dapat dihemat pula. Disamping sambungan yang konvensional pada batang tarik umumnya dengan memakai baut dan menggunakan plat penyambung kayu. ISBN No B-13
2 Munarus Suluch Sambungan pada konstruksi kayu sangat konvensional dimana tipenya hanya itu-itu saja. Sampai dengan sekarang sangatlah lambat perkembangannya, disamping itu harga kayu bertambah lama bertambah meningkat seiring dengan kebutuhan kayu dipakai sebagai kayu olahan. Disamping itu akibat tipe sambungan yang sederhana, konstruksi kayu sangat membutuhkan kayu yang besar dibanding dengan kemampuan pikulnya. Saat ini kayu dipasaran sudah mulai meningkat naik, hal ini dikaitkan dengan bertambah mahalnya nilai jual kayu bila diolahan lebih lanjut. Misalnya dipakai untuk mebel, furniture dan lain sebagainya. Untuk itu perlunya dirancang suatu bentuk sambungan yang tidak terlalu merubah disain konstruksinya, hanya dengan menambah plat ikat baja sebagai alat sambungnya, konstruksi mampu memikul beban. Adapun type sambungan konstruksi kayu dapat dilihat seperti gambar 1 dibawah ini. Sedangkan macam sambungan yang ada sangat sedikit perkembangannya yaitu sambungan pasak baja yang juga pengurangan kekuatan dari segi kekakuan relatif kecil tetapi penambahan kayu penyambunganya masih besar. Type sambungan pasak baja dapat dilihat pada gambar 2 dibawah ini. Pada sambungan pasak sekalipun, memang telah mengurangi besar lendutan dibanding dengan sambungan baut, tetapi penambahan berat masih terjadi karena bentuk sambungan masih menggunakan kayu penyambung sebagai plat penggapitnya seperti pada sambungan paku atau baut pada umumnya. Plat ikat baja tersebut berfungsi sebagai penyalur beban gaya gaya (pengikat) yang bekerja pada elemenelemen kayu pada konstruksi rangka batang. Dengan adanya plat ikat baja tersebut tipe atau macam sambungan kayu menjadi lebih sederhana, tidak lagi membutuhkan kayu tambahan yang fungsi dibanding beratnya tidak seimbang. Kayu Paku plat penyambung Alat ikat baja yang dapat disingkat PIB yang akan dipakai pada sambungan konstruksi kayu ini tidak mengurangi segi estetika maupun dari segi kekuatan. Dan apabila diproduksi dengan masal maka nilai jualnya sangatlah murah dibanding dengan penghematan penggunaan kayu dengan sambungan konvensional. Gambar 1 Sambungan paku Dimana plat penyambungnya dapat menambah berat sampai dengan 25% dari berat konstruksinya sendiri. Sedangkan kemampuan sambungan berkurang meskipun dari segi kekauan konstruksi relatif kecil berkurangnya. 1.2 Tujuan dan Manfaat Penelitian. Tujuan penelitian ini diharapkan adanya suatu alat sambung yang baik, mampu memikul/ meneruskan gaya secara baik pada batang yang disambung, efisien, tidak memerlukan suatu keahlian khusus untuk memasangnya. (a) (b) (c) (d) (e) Gambar 2 Alat sambung Pasak Baja. (a) Claw Plat (b) Split Ring (c) Toothed ring (d) Plat Buldog (e) Krugers ring ISBN No B-14
3 Alternatif Alat Sambung Konstruksi Sambungan Kayu Tahan Tarik,Tekan Dan Lentur Alat sambung tersebut dapat dipakai untuk sambungan pada kayu yang tebal (balok) maupun tipis (papan) pada suatu konstruksi kayu. Manfaat dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pada dunia konstruksi khususnya konstruksi kayu akan adanya alternative sambungan kayu dengan alat yang sederhana tetapi mampu memberikan bentuk sumbangan nilai efisiensi pemakaian kayu yang cukup besar. 1.3 Batasan Masalah. Pembatasan masalah ini dilakuka agar pembahasan tidak melebar kepada permasalahan lain dan untuk mempermudah analisis pembahasan. Adapun batasan permasalahn dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Mutu baja yang dipakai sebagai plat ikat adalah Fy = 2400 Kg/cm 2 2. Tegangan maksimum yang disyaratkan σ maks = 1600 kg/cm 2 3. Tebal Plat ikat yang akan dipakai 1mm. 4. Tinggi kait 10 mm. 5. Hanya diperhitungkan dari kekuatan plat ikat baja saja sedangkan sebagai kayu yang akan disambung akan menyesuaikan setelah kekuatan sambungan telah didapat. 2. Metodologi Penelitian ini dapat digolongkan sebagai penelitian deskriptif, karena pada dasarnya melakukan pencandran secara sistematis, factual mengenai fakta-fakta dan sifat sifat dari objek. Pencandraan dan penjelasan fakta fakta berkaitan erat. Penelitian yang dilakukan ini dengan penyelidikan, menganalisa dan mengklari fikasikan. Penyelidikan dilakukan dengan studi kepustakaan yang meliputi teknik survey atau observasi dan tinjauam kepustakaan yang ada. Penelitian ini dilakukan juga tergolong studi kasus tentang objek penelitian. Studi kasus lebih menekankan pada desain pengembangan bentuk untuk suatu model dalam jumlah sample. Penelitian ini mempunyai dua kelom pok yang berbeda penekannya, namum merupakan satu kesatuan penelitian untuk suatu desain yan dapat dikembangkan sebagai model. o Memandang bentuk alat sambung dari plat ikat baja yang ada, yang merupakan suatu ciri dari berbagai alat sambung yang ada dan menganalisa kemampuan untuk memikul konstruksi sambungan kayu yang dirancang untuk memikul beban tarik. o Memandang suatu alat sambung dari aspek yang dapat dikembangkan untuk mendapatkan suatu nilai tambah dari kemampuannya. Salah satu nilai tambah tersebut adalah diharapkan akan mampu mengantikan alat sambung konvensional pada suatu konstruksi kayu. Karena dengan menggunakan alat sambung plat ikat baja ini mampu mengurangi penambahan berat kayu karena dipakai sebagai balok pengikat. Dan penambahan balok pengikat akan menambah berat sampai dengan 25% dari berat konstruksinya. ISBN No B-15
4 9 0 Munarus Suluch 2.1 Langkah langkah dan Rangcangan Penelitian. ` Dengan ditentukan metodologi penelitian serta batasan batasan penelitian pada bab sebelumnya maka dapat disusun langkah-langkah penelitian sebagi berikut : o Penentuan gaya pada kait sesuai dengan kemampuan gaya untuk menggeser kait tersebut seperti pada menentukan kemampuan gaya memikul sambungan aksial tekan maupun aksial tarik. o Untuk menentukan kemampuan menahan bersama, dilakukan uji beban dengan menggunakan kait hanya 1, 2, 3, 4 dan 5 secara keseluruhan. Apakah akan terjadi reduksi akibat jarak kait yang digunakan dan seberapa besar reduk atau pengungannya Atau tidak terjadi pengurangan. Karena hal ini tidak mampu dideteksi dengan metoda numerik. o Dilakukan uji numerik dengan menggunakan metoda finit elemen dengan alat bantu SAP 2000, baik profil kayu yang dipakai maupun plat ikatnya. Beban yang dikerjakan bervariasi yaitu, 1, sesuai dengan kemampuan kayu berdasarkan analisa penampang kayu. 2, berdasarkan kemampuan alat sambung dan 3, dengan beban yang terbesar dari kedua diatas dikalikan dengan 150% untuk mendapatkan besar displacement kait yang terjadi. Dari gambaran diatas dapat dibuatkan schema rancanang penelitian seperti pada gambar rancangan penelitian dibawah ini. 3. Hasil dan Pembahasan. 3.1 Manufakturing Prototype Alat sambung plat ikat baja dibuat seperti yang digambarkan dibawah ini : B a l o k 6 B a lo k (a) B a l o k 6 B a l o k (c) Gambar (d) Alat Sambung kayu yang dirancang (a) Tampak depan (b) Tampak potongan melintang. (c) Tampak Potongan atas (d) Tampak prespektif Ba lo k (b) Adapun proses pembuatan daripada alat sambung ini kami mengajak Industri kecil menengah dalam proses pembuatannya. PT Mikronika Internasional, Jl Ngingas Selatan 14, Waru, Sidoarjo. Gambar 4 Produk plat ikat baja (a) Dibanding dengan glas minuman 200ml (b) Sepasang plat ikat Didalam peroses uji laboratorium yaitu uji tarik dilakukan persiapan untuk mendapat hasil yang maksimum. Ada beberapa hasil uji yang harus direkord yaitu, besar displacement (perpanjangan) antara kayu dengan kayu dan displacemen antara kayu dengan plat ikat baja dan besarnya gaya tarik yang terjadi. Adapun set up benda uji tersebut seperti gambar dibawah ini : 2 20 ISBN No B-16
5 Alternatif Alat Sambung Konstruksi Sambungan Kayu Tahan Tarik,Tekan Dan Lentur dengan kayu, yang diambil dari bagian alat uji tarik yang menarik sambungan tersebut. Sedangkan alat ukur B (terlihat yang jauh dipasang dengan menghubung kan bagian alat yang menjepit kayu dengan plat ikat baja. Jadi alat tersebut akan mengambil data perpanjangan dari kayu bagian bawah dengan plat ikat baja. 3.2 Uji Numerikal dan Laboratorium. Didalam proses pengujian dilakukan secara numerikal maupun dilakukan uji laboratorium untuk mendapatkan suatu hasil yang lebih baik. Didalam penjelasan ini dilakukan dua bagian yaitu proses uji numerikal dan uji laboratorium sebagai berikut : Gambar5 Set Up Benda Uji. dan proses uji tarik dilaboratorium Pada set up benda uji seperti gambar 4.3, alat ukur A dipakai untuk mengetahui perpindahan antara kedua kayu yang disambung, sedangkan alat ukur B untuk mengetahui perpindahan antara kayu dengan plat ikat baja. Alat ukur ini dipakai untuk mengetahui seberapa jauh perpindahan yang ditahan oleh alat sambung tersebut, meskipun ketelitian alat tersebut kemungkinan terjadi ketidak cocokan karena tidak tepat atau terjadi slip antara grip yang memegang benda ujinya. Meskipun hal tesebut telah kita persiapkan tetapi karena panjang benda uji yang sangat terbatas maka telah dibuat perbaikan perbaikan yang dilakukan. Adapun perbaikan tersebut masih dalam kaitan yang memenuhi syarat dan dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Sesuai dengan rencana set up awal, pada kondisi dilaboratorium, karena panjangnya benda uji yang hanya 100cm. Maka set up peralatan dipakai seperti terlihat pada gambar 5. Pada set up alat dilaboratorium ditunjukan sebagai berikut, pada alat ukur yang didepan merupakan alat ukur A yang mengukur jarak perpanjangan antara kayu A. Uji Laboratorium. Proses pengujian tarik dilakukan terhadap 11 benda uji. Didalam proses pengujian karena yang ingin diambil data adalah kemampuan a pikul dari b plat ikat baja, maka kayu yang dipakai untuk menguji digunakan dengan ukuran 5/10 dengan klas kuat II atau kayu kamper kalimantan. Adapun perincian benda uji sebagai berikut : o 2 buah benda uji dengan 4 buah kait pada tiap tiap sisinya. o 2 buah benda uji dengan 4 buah kait pada tiap tiap sisinya. o 2 buah benda uji dengan 4 kait pada tiap tiap sisinya. o 2 buah benda uji dengan 4 kait pada tiap tiap sisinya. o 3 buah benda uji dengan 4 kait pada tiap tiap sisinya. Adapun gambaran macam benda uji tersebut seperti terlihat pada gambar 4.2 dibawah ini. Sedangkan hasil dan spesifikasi data benda uji dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini. Pengujian dilakukan dilaboratorium uji material dan Bahan Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS pada hari kamis tanggal 26 Januari Adapun nomor 1 sampai dengan 5 sesuai dengan jumlah pada plat ikat, sedangkan a, b dan c merupakan jumlah specimennya. ISBN No B-17
6 Munarus Suluch Tabel 1 Data Specimen dan hasil pengujian Specimen Dimensi (axbxl cm) Displ A (mm) Displ B (mm) Gaya Tarik (Kg) 1 A 5,4 x 9,3 x 88,4 (9,63) (19,05) B 5,6 x 9,3 x 98,3 (12,87) (23,35) A 5,7 x 9,3 x 98,7 (12,46) (24,10) B 6 x 9,4 x 99 (15,07) (26,72) A 6 x 9,4 x 98,9 (14,99) (23,25) B 5,5 x 9,2 x 98,5 (19,75) (36,80) A 5,5 x 9,4 x 98,4 (12,61) (28,46) B 5,6 x 9,2 x 98 (18,59) (27,80) A 5,6 x 9,5 x 97,5 (12,07) (22,47) B 5,6 x 9,3 x 98,7 (22,30) (25,73) C 6 x 9,5 x 98,6 (18,14) (25,73) 1960 B. Tinjauan Numerikal Dari hasil perhitungan secara numerikal didapat rumus rumus seperti pada bab III dapat dihitung 3 kemungkinan lepasnya kait plat baja dari kayu sebagi berikut : 1 Kemungkinan kait putus akibat geser. P 1 = τ. A gs kait = 0,58. σ dasar. t plat.b = 0, ,1.1 Kg = 92,8 kg. 2 Kemungkinan kait lepas karena diplacement. P 2 =δ.3ei/l 3 = 0, (1/12)1.(0,1) 3 /1 3 = 52 kg. Tabel 2 Jml kekuatan alat sambung berdasar jml. 4kait/ /plat 2 plat/ sambungan Kekuatan samb. 168 Kg 336 Kg 336 Kg 168 Kg 336 Kg 672 kg 168 Kg 336 Kg 1008 Kg 168 Kg 336 Kg 1344 Kg 168 Kg 336 Kg 1680 kg 3 Kemungkinan kait lepas karena kayu terdesak. P 3 = A desak. σ desak kayu = (½) = 42,5 kg. Jadi kekuatan satu buah kait diambil nilai terendah dari ketiga kemungkinan tersebut yaitu kemungkinan kait lepas karena kayu terdesak yaitu sebesar 42,5 kg per kait. Jadi apabila per terdapat 4 buah kait maka kekuatan per adalah (4x 42,5 kg)= 168 kg. Sedangkan untuk meyambung dipakai dua buah plat ikat. Maka kekuatan sambungan menjadi 2 x 168 kg = 336 kg per per sambungan. Dan apabila ditabelkan kekuatan berdasarkan kemungkinan kait lepas karena kayu tedesak sebagai berikut. C. Perbandingan Numerikal Vs Uji Laboratorium Dibandingkan dengan uji laboratorium yang dilakukan sebagai berikut : ISBN No B-18
7 Alternatif Alat Sambung Konstruksi Sambungan Kayu Tahan Tarik,Tekan Dan Lentur Tabel 3 Perbandingan Uji Lab dgn Numerikal Jml Speci A (Kg) Uji Lab. Speci B (Kg) Kek. Samb. (Kg) (%) - 05 & & & & & +17 lepas pada posisi yang terlemah pada saat ditarik. Dimana kait akan lepas dengan terlebih dahulu membengkoknya plat. Gambar 6 Kerusakan pada kayu Dari hasil perbandingan antara uji lab dengan perhitungan berdasarkan kayu rusak terdesak terlihat ada kesetaraan, meskipun nilai nominalnya secara keseluruhan mempunyai perbedaan sebesar 1% sampai dengan 44%. 3.4 Tinjauan Kerusakan pada Uji Laboratorium Dilihat dari kerusakan yang terjadi dapat dilihat pada gambar diatas. Pada kayu terlihat terjadi proses desak pada kayu kemudian plat terlepas, karena terjadi pembekokan akibat mendesak pada kayu. Dan pada keyu terlihat lubang yang besar akibat desak. Dari sisi kerusakan kayu akibat desak tidak mempengaruhi jarak antara kait yang mempunyai jarak 20mm. Demikian juga jarak horisontal antara kait dengan kait yang lain ditinjau pada kerusakan kayu yang terjadi tidak ada pengaruhnya. Atau dengan kata lain jarak tersebut cukup menampung gaya yang terjadi. Sedangkan lepasnya kait dari kayu mempunyai kecenderungan sama yaitu setelah kait mendesak kayu, kemudian kait terjadi displacemen dan kemudian kait lepas setelah batang plat terjadi pembengkokan. Pada saat dilaksanakan pengujian akan lebih jelas lagi proses lepasnya kait. Tidak semua kait bagian atas saat ditarik lepas menunjukan bahwa kait lepas tidak hanya pada posisi diatas atau dibawah. Tetapi kait 4. Kesimpulan dan Saran. 4.1 Simpulan. Dari hasil analisis pada bab sebelumnya dapat diampil simpulan sebagai berikut : 1 Ditinjau dari kekuatan tarik dari plat ikat baja ada kesetaraan antara uji laboratorium dengan hasil numerikal, meskipun masih terjadi bias. Hal ini terjadi pada semua benda uji baik dari kait dengan 1 sampai Ditinjau dari kerusakan akibat uji laboratorium, kecenderungan lepas pada satu sisi saja, khususnya sisi yang lemah, meskipun ada beberapa uji yang lepas pada tiap sisi sambungan. 3. Hapir semua benda uji terjadi kerusakan pada kayu terlebih dahulu kemudian kait lepas dari sambungan nya. Kerusakan desak pada kayu tidak sampai pada bagian kait yang didepannya. 4.2 Saran. Meskipun kesimpulan diatas tidak sepenuhnya tepat, karena jumlah benda ujinya relatif sangat minim untuk secara statistik. Maka perlu disrankan sebagai berikut. 1. Perlunya dilakukan uji kekuatan lentur pada sumbu lemah untuk mengetahui kemungkinan bila dipakai kuda-kuda pad posisi tidur kemudian diberdirikan. 2. Apabila alat tersebut dipergunakan sebagai alat sambung maka kekuatan tarik maksimum sekitar 60% dari kemampuan uji laboratorium dan ISBN No B-19
8 Munarus Suluch ditinjau pada jumlah penuh atau yang direncanakan. 5. Daftar Pustaka. Sukobar,. Suluch,M., [2006], Rancang Bangun Alat Sambungan Kayu Tahan Tarik dan Tekan., Laporan Research Grant, TSPDP CEDP FTSP-ITS, Batch Ke II tahun ke 3. Rudianto., dan Suluch, M., [2002] Studi Alat sambung Plat Ikat Baja sebagai alat sambung alternatif., Tugas Akhir Program Diploma Teknik Sipil ITS..., Metoda pengujian Tarik dan Tekan Kayu dilaboratorium. SNI Itani,R,Y., Tuomi,R,L dan McCutcheon, W,J. [1982], Methodology to Evaluate Racking Resistance of Nailed Walls. Forest Product Journal, Vol 32, No 1, Jan 1982, pp Robertson,A., [1980], discussion of Racking Strength of Light-Frame Nailed Walls., by R.L,Tuomi dan W,J, McCutcheon, Journal of the Structural Division, ASCE, Vol 106, No ST9. Sept-1980, pp Tuomi,R,L. dan McCutcheon,W,J., [1978] Racking Strength of Light- Frame Nailed Walls., Journal of Structural Division, ASCE, Vol 104, No ST7. Jul 1978, pp Felix,Y,K.,[1964], Konstruksi Kayu, Binacipta, Peb Suwarno., [1964], Konstruksi Kayu, Penerbitan UGM. ISBN No B-20
PENGEMBANGAN ALAT SAMBUNG KONSTRUKSI KAYU
B alok 6 B alok 90 90 B alok 6 B alok B alok 6 PENGEMBANGAN ALAT SAMBUNG KONSTRUKSI KAYU Munarus Suluch 1 1 Peneliti, Dosen Jurusan Teknik Sipil Program Diploma, FTSP-ITS. Email : munarusz@ce.its.ac.id,
Lebih terperinciPengembangan Alat Sambung Konstruksi Kayu
Pengembangan Alat Sambung Konstruksi Kayu Oleh: Ferry Desromi Abstract At the beginning of the study, continued construction equipment made of wood plate with a thickness of 1 mm and a triangular shaped
Lebih terperinciSTUDI ANALISIS DAN EKSPERIMENTAL PENGARUH PERKUATAN SAMBUNGAN PADA STRUKTUR JEMBATAN RANGKA CANAI DINGIN TERHADAP LENDUTANNYA
STUDI ANALISIS DAN EKSPERIMENTAL PENGARUH PERKUATAN SAMBUNGAN PADA STRUKTUR JEMBATAN RANGKA CANAI DINGIN TERHADAP LENDUTANNYA Roland Martin S 1*)., Lilya Susanti 2), Erlangga Adang Perkasa 3) 1,2) Dosen,
Lebih terperinciKAJIAN STRUKTUR KUBAH MASJID DI SURABAYA
KAJIAN STRUKTUR KUBAH MASJID DI SURABAYA Nur Ahmad Husin Program Diploma Teknik Sipil-FTSP ITS Jl. Raya Menur No. 127 Surabaya Tel : 031-5947637 Fax : 031-5938025 Email : na_husin@yahoo.co.id, nahusin@ce.its.ac.id
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kayu Kayu merupakan suatu bahan mentah yang didapatkan dari pengolahan pohon pohon yang terdapat di hutan. Kayu dapat menjadi bahan utama pembuatan mebel, bahkan dapat menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
21 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Di abad 21 ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangatlah pesat, seperti bermunculannya teori teori baru (memperbaiki teori yang sebelumnya) dan berkembangnya
Lebih terperinciKAJIAN PEMANFAATAN KABEL PADA PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BATANG KAYU
Konferensi Nasional Teknik Sipil 3 (KoNTekS 3) Jakarta, 6 7 Mei 2009 KAJIAN PEMANFAATAN KABEL PADA PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BATANG KAYU Estika 1 dan Bernardinus Herbudiman 2 1 Jurusan Teknik Sipil,
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN PERNYATAAN...
DAFTAR ISI HALAMAN PERNYATAAN... i SURAT KETERANGAN PEMBIMBING...ii ABSTRAK...iii UCAPAN TERIMAKASIH...iv DAFTAR ISI...v DAFTAR GAMBAR...vii DAFTAR TABEL...viii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang... 1 Rumusan
Lebih terperinciABSTRAKSI. Basuki Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammdiyah Surakarta Jalan A.Yani Tromol Pos I Pabelan Kartasura Surakarta 57102
nalisis Perbandingan Kebutuhan Biaya..(Basuki) NLISIS PERBNDINGN KEBUTUHN BHN (BIY) TULNGN SENGKNG KONVENSIONL DN SENGKNG LTERNTIF PD BLOK BETON BERTULNG BNGUNN GEDUNG 2 LNTI Basuki Jurusan Teknik Sipil
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Berfikir Sengkang merupakan elemen penting pada kolom untuk menahan beban gempa. Selain menahan gaya geser, sengkang juga berguna untuk menahan tulangan utama dan
Lebih terperinciKONSTRUKSI PONDASI TAPAK DAN SLOOF PADA STRUKTUR BAWAH RUMAH SEDERHANA SATU LANTAI (171S)
KONSTRUKSI PONDASI TAPAK DAN SLOOF PADA STRUKTUR BAWAH RUMAH SEDERHANA SATU LANTAI (171S) Sentosa Limanto 1, Johanes I. Suwono 2, Danny Wuisan 3 dan Christian Raharjo 3 1 Jurusan Teknik Sipil, Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada pekerjaan konstruksi, atap merupakan salah satu elemen penting pada bangunan gedung dan perumahan. Sebab atap pada bangunan berfungsi sebagi penutup seluruh atau
Lebih terperinciKAJIAN PERILAKU LENTUR PELAT KERAMIK BETON (KERATON) (064M)
KAJIAN PERILAKU LENTUR PELAT KERAMIK BETON (KERATON) (064M) Hazairin 1, Bernardinus Herbudiman 2 dan Mukhammad Abduh Arrasyid 3 1 Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Nasional (Itenas), Jl. PHH. Mustofa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Sistem Rangka Bracing Tipe V Terbalik
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Rangka Bracing Tipe V Terbalik Penelitian mengenai sistem rangka bracing tipe v terbalik sudah pernah dilakukan oleh Fauzi (2015) mengenai perencanaan ulang menggunakan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda berkisar antara
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Berat Jenis dan Kerapatan Kayu Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda berkisar antara 0.2-1.28 kg/cm 3. Berat jenis kayu merupakan suatu petunjuk dalam menentukan kekuatan
Lebih terperinciPREDIKSI KEKUATAN LATERAL PANEL KAYU
PREDIKSI KEKUATAN LATERAL PANEL KAYU Ali Awaludin, Ph.D Laboratorium Teknik Struktur Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Gadjah Mada ali.awaludin@ugm.ac.id I. PENDAHULUAN Sebagai salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bersifat monolit (menyatu secara kaku). Lain halnya dengan konstruksi yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pada suatu konstruksi bangunan, tidak terlepas dari elemen-elemen seperti balok, kolom pelat maupun kolom balok, baik itu yang terbuat dari baja, kayu, maupun beton,
Lebih terperinciSTUDI PUSTAKA KINERJA KAYU SEBAGAI ELEMEN STRUKTUR
TUGAS AKHIR STUDI PUSTAKA KINERJA KAYU SEBAGAI ELEMEN STRUKTUR Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Menyelesaikan Pendidikan Program Studi ( S-1) Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciSTUDI PERILAKU TEKUK TORSI LATERAL PADA BALOK BAJA BANGUNAN GEDUNG DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ABAQUS 6.7. Oleh : RACHMAWATY ASRI ( )
TUGAS AKHIR STUDI PERILAKU TEKUK TORSI LATERAL PADA BALOK BAJA BANGUNAN GEDUNG DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ABAQUS 6.7 Oleh : RACHMAWATY ASRI (3109 106 044) Dosen Pembimbing: Budi Suswanto, ST. MT. Ph.D
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI MODEL TERHADAP RESPONS BEBAN DAN LENDUTAN PADA RANGKA KUDA-KUDA BETON KOMPOSIT TULANGAN BAMBU
PENGARUH VARIASI MODEL TERHADAP RESPONS BEBAN DAN LENDUTAN PADA RANGKA KUDA-KUDA BETON KOMPOSIT TULANGAN BAMBU Ristinah S., Retno Anggraini, Wawan Satryawan Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciLANDASAN TEORI. Katungau Kalimantan Barat, seorang perencana merasa yakin bahwa dengan
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Tinjauan Umum Menurut Supriyadi dan Muntohar (2007) dalam Perencanaan Jembatan Katungau Kalimantan Barat, seorang perencana merasa yakin bahwa dengan mengumpulkan data dan informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengkajian dan penelitian masalah bahan bangunan masih terus dilakukan. Oleh karena
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sejalan dengan pembangunan prasarana fisik yang terus menerus dilaksanakan, pengkajian dan penelitian masalah bahan bangunan masih terus dilakukan. Oleh karena itu
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembahasan hasil penelitian ini secara umum dibagi menjadi lima bagian yaitu
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pembahasan hasil penelitian ini secara umum dibagi menjadi lima bagian yaitu pengujian mekanik beton, pengujian benda uji balok beton bertulang, analisis hasil pengujian, perhitungan
Lebih terperinciSTRUKTUR BAJA 1 KONSTRUKSI BAJA 1
STRUKTUR BAJA 1 KONSTRUKSI BAJA 1 GATI ANNISA HAYU, ST, MT, MSc. PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS JEMBER 2015 MODUL 3 STRUKTUR BATANG TARIK PROFIL PENAMPANG BATANG TARIK BATANG TARIK PADA KONSTRUKSI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Konstruksi bangunan tidak terlepas dari elemen-elemen seperti balok dan
BAB I PENDAHULUAN 1.6 Latar Belakang Konstruksi bangunan tidak terlepas dari elemen-elemen seperti balok dan kolom, baik yang terbuat dari baja, beton atau kayu. Pada tempat-tempat tertentu elemen-elemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang ada di bawahnya dari panas,hujan, angin, dan benda-benda lain yang bisa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Atap merupakan salah satu bagian paling atas dari bangunan hunian, gudang, dan masih banyak lainnya yang berfungsi sebagai pelindung ruangan yang ada di bawahnya dari
Lebih terperincisejauh mungkin dari sumbu netral. Ini berarti bahwa momen inersianya
BABH TINJAUAN PUSTAKA Pada balok ternyata hanya serat tepi atas dan bawah saja yang mengalami atau dibebani tegangan-tegangan yang besar, sedangkan serat di bagian dalam tegangannya semakin kecil. Agarmenjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Struktur merupakan bagian vital yang berfungsi menopang beban sebuah bangunan yang memerlukan perhatian khusus. Seiring dengan berkembangnya teknologi kini mulai dipergunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pesat yaitu selain awet dan kuat, berat yang lebih ringan Specific Strength yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Konstruksi Baja merupakan suatu alternatif yang menguntungkan dalam pembangunan gedung dan struktur yang lainnya baik dalam skala kecil maupun besar. Hal ini
Lebih terperinciDalam penelitian ini digunakan jenis kayu Bangkirai ukuran 6/12, yang umum
BAB IV BAHAN PENELITIAN 4.1 Bahan Penelitian Bahan yang dipakai dalam penelitian ini berupa kayu, baut dan pelat baja. 1.Kayu Dalam penelitian ini digunakan jenis kayu Bangkirai ukuran 6/12, yang umum
Lebih terperinciANALISIS PENGHUBUNG GESER (SHEAR CONNECTOR) PADA BALOK BAJA DAN PELAT BETON
ANALISIS PENGHUBUNG GESER (SHEAR CONNECTOR) PADA BALOK BAJA DAN PELAT BETON Monika Eirine Tumimomor Servie O. Dapas, Mielke R. I. A. J. Mondoringin Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini semakin pesat. Hal ini terlihat pada aplikasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pembangunan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI START. Persiapan : Studi literatur Survey
BAB III METODOLOGI 3.1. PENDAHULUAN Secara umum pelaksanaan Tugas Akhir ini dibagi dalam beberapa tahapan dari mulai persiapan sampai dengan pengambilan kesimpulan dan saran. Adapun tahapan pelaksanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Batang tekan merupakan batang yang mengalami tegangan tekan aksial. Dengan berbagai macam sebutan, tiang, tonggak dan batang desak, batang ini pada hakekatnya jarang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beton merupakan elemen struktur bangunan yang telah dikenal dan banyak dimanfaatkan sampai saat ini. Beton juga telah banyak mengalami perkembangan-perkembangan baik
Lebih terperinciPERILAKU BATANG LANGSING KOMPOSIT MENGGUNAKAN BAHAN CONCRETE-FILLED STEEL TUBE (CFT) PADA APLIKASI BEBAN TEKAN (266S)
PERILAKU BATANG LANGSING KOMPOSIT MENGGUNAKAN BAHAN CONCRETE-FILLED STEEL TUBE (CFT) PADA APLIKASI BEBAN TEKAN (266S) Wibowo 1, AP Rahmadi 2, Purnawan Gunawan 3, Dimas Ahmad AM 4 dan Sholicin 5 1,2,3,4,5
Lebih terperincisehingga menjadi satu kesatuan stmktur yang memiliki sifat stabil terhadap maka komponen-komponennya akan menerima gaya aksial desak dan tarik, hal
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Kuda - Kuda Papan Kuda-kuda papan adalah rangka kuda-kuda yang komponenkomponennya terbuat dari papan-papan kayu yang didesain sedemikian rupa sehingga menjadi satu kesatuan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. metoda desain elastis. Perencana menghitung beban kerja atau beban yang akan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENULISAN Umumnya, pada masa lalu semua perencanaan struktur direncanakan dengan metoda desain elastis. Perencana menghitung beban kerja atau beban yang akan dipikul
Lebih terperinciPENGENALAN ALAT SAMBUNG KAYU
2 PENGENALAN ALAT SAMBUNG KAYU Karena alasan geometrik, pada konstruksi kayu sering diperlukan sambungan yang berfungsi untuk memperpanjang batang kayu (overlapping connection) atau menggabungkan beberapa
Lebih terperinciSeminar Nasional VII 2011 Teknik Sipil ITS Surabaya Penanganan Kegagalan Pembangunan dan Pemeliharaan Infrastruktur
STUDI PERILAKU SAMBUNGAN BALOK PRACETAK UNTUK RUMAH SEDERHANA TAHAN GEMPA AKIBAT BEBAN STATIK Leonardus Setia Budi Wibowo 1 Tavio 2 Hidayat Soegihardjo 3 Endah Wahyuni 4 dan Data Iranata 5 1 Mahasiswa
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR KONSTRUKSI BAJA GEDUNG DENGAN PERBESARAN KOLOM
TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR KONSTRUKSI BAJA GEDUNG DENGAN PERBESARAN KOLOM Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik Setrata I (S-1) Disusun oleh : NAMA : WAHYUDIN NIM : 41111110031
Lebih terperinci6. EVALUASI KEKUATAN KOMPONEN
6. EVALUASI KEKUATAN KOMPONEN 6.1. Pendahuluan Pada dasarnya kekuatan komponen merupakan bagian terpenting dalam perencanaan konstruksi rangka batang ruang, karena jika komponen tidak dapat menahan beban
Lebih terperinciPENGUJIAN GESER BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN SENGKANG KONVENSIONAL
PENGUJIAN GESER BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN SENGKANG KONVENSIONAL Muhammad Igbal M.D.J. Sumajouw, Reky S. Windah, Sesty E.J. Imbar Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sam Ratulangi
Lebih terperinciJembatan Komposit dan Penghubung Geser (Composite Bridge and Shear Connector)
Jembatan Komposit dan Penghubung Geser (Composite Bridge and Shear Connector) Dr. AZ Department of Civil Engineering Brawijaya University Pendahuluan JEMBATAN GELAGAR BAJA BIASA Untuk bentang sampai dengan
Lebih terperinciANALISIS KAPASITAS BALOK BETON BERTULANG DENGAN LUBANG PADA BADAN BALOK
ANALISIS KAPASITAS BETON BERTULANG DENGAN LUBANG PADA BADAN Yacob Yonadab Manuhua Steenie E. Wallah, Servie O. Dapas Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado Email : jacobmanuhua@gmail.com
Lebih terperinciMODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG GRAHA AMERTA RSU Dr. SOETOMO SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON
SEMINAR TUGAS AKHIR MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG GRAHA AMERTA RSU Dr. SOETOMO SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON Oleh : ANTON PRASTOWO 3107 100 066 Dosen Pembimbing : Ir. HEPPY KRISTIJANTO,
Lebih terperinciSTUDI PERILAKU SAMBUNGAN BALOK PRACETAK UNTUK RUMAH SEDERHANA TAHAN GEMPA AKIBAT BEBAN STATIK
STUDI PERILAKU SAMBUNGAN BALOK PRACETAK UNTUK RUMAH SEDERHANA TAHAN GEMPA AKIBAT BEBAN STATIK Leonardus Setia Budi Wibowo Tavio Hidayat Soegihardjo 3 Endah Wahyuni 4 dan Data Iranata 5 Mahasiswa S Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada suatu konstruksi bangunan, tidak terlepas dari elemen-elemen seperti
BAB I PENDAHULUAN I. Umum Pada suatu konstruksi bangunan, tidak terlepas dari elemen-elemen seperti balok, kolom pelat maupun kolom balok, baik itu yang terbuat dari baja, kayu maupun beton, pada tempat-tempat
Lebih terperinciMODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI JEMBER
MAKALAH TUGAS AKHIR PS 1380 MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI JEMBER FERRY INDRAHARJA NRP 3108 100 612 Dosen Pembimbing Ir. SOEWARDOYO, M.Sc. Ir.
Lebih terperinciOPTIMALISASI DESAIN JEMBATAN LENGKUNG (ARCH BRIDGE) TERHADAP BERAT DAN LENDUTAN
OPTIMALISASI DESAIN JEMBATAN LENGKUNG (ARCH BRIDGE) TERHADAP BERAT DAN LENDUTAN Sugeng P. Budio 1, Retno Anggraini 1, Christin Remayanti 1, I Made Bayu Arditya Widia 2 1 Dosen / Jurusan Teknik Sipil /
Lebih terperinciPLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder
PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder Dalam penggunaan profil baja tunggal (seperti profil I) sebagai elemen lentur jika ukuran profilnya masih belum cukup memenuhi karena gaya dalam (momen dan gaya
Lebih terperinciPERBANDINGAN BIAYA STRUKTUR BAJA NON-PRISMATIS, CASTELLATED BEAM, DAN RANGKA BATANG
PERBANDINGAN BIAYA STRUKTUR BAJA NON-PRISMATIS, CASTELLATED BEAM, DAN RANGKA BATANG Jason Chris Kassidy 1, Jefry Yulianus Seto 2, Hasan Santoso 3 ABSTRAK : Pesatnya perkembangan dalam dunia konstruksi
Lebih terperinciPLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder
PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder Dalam penggunaan profil baja tunggal (seperti profil I) sebagai elemen lentur jika ukuran profilnya masih belum cukup memenuhi karena gaya dalam (momen dan gaya
Lebih terperinciPERBANDINGAN BERAT KUDA-KUDA (RANGKA) BAJA JENIS RANGKA HOWE DENGAN RANGKA PRATT
PERBANDINGAN BERAT KUDA-KUDA (RANGKA) BAJA JENIS RANGKA HOWE DENGAN RANGKA PRATT Azhari 1, dan Alfian 2, 1,2 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau azhari@unri.ac.id ABSTRAK Batang-batang
Lebih terperinciJURNAL TUGAS AKHIR PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN FAPERTA UNIVERSITAS MULAWARMAN
JURNAL TUGAS AKHIR PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN FAPERTA UNIVERSITAS MULAWARMAN Diajukan oleh : ABDUL MUIS 09.11.1001.7311.046 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinciTINJAUAN REKAYASA PENULANGAN GESER BALOK BETON BERTULANG DENGAN SENGKANG VERTIKAL MODEL U
TINJAUAN REKAYASA PENULANGAN GESER BALOK BETON BERTULANG DENGAN SENGKANG VERTIKAL MODEL U Henry Hartono 1, Basuki 2, Mirana 3 123 Program Studi Teknik Sipil, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN
DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN i ii iii iv vii xiii xiv xvii xviii BAB
Lebih terperinciGABRIEL FAKRIMAR
STUDI PERILAKU KEKUATAN SAMBUNGAN PADA PORTAL BAMBU AKIBAT BEBAN HORIZONTAL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA GABRIEL FAKRIMAR 3105
Lebih terperinciBAB 4 PENGUJIAN LABORATORIUM
BAB 4 PENGUJIAN LABORATORIUM Uji laboratorium dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan perilaku struktur bambu akibat beban rencana. Pengujian menjadi penting karena bambu merupakan material yang tergolong
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PERENCANAAN
BAB III METODOLOGI PERENCANAAN 3.1 Diagram Alir Mulai Data Eksisting Struktur Atas As Built Drawing Studi Literatur Penentuan Beban Rencana Perencanaan Gording Preliminary Desain & Penentuan Pembebanan
Lebih terperinciLAPORAN PERHITUNGAN STRUKTUR
LAPORAN PERHITUNGAN STRUKTUR Disusun oleh : Irawan Agustiar, ST DAFTAR ISI DATA PEMBEBANAN METODE PERHITUNGAN DAN SPESIFIKASI TEKNIS A. ANALISA STRUKTUR 1. Input : Bangunan 3 lantai 2 Output : Model Struktur
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN SKRIPSI
BAB III METODE PENELITIAN SKRIPSI KAJIAN PERBANDINGAN RUMAH TINGGAL SEDERHANA DENGAN MENGGUNAKAN BEKISTING BAJA TERHADAP METODE KONVENSIONAL DARI SISI METODE KONSTRUKSI DAN KEKUATAN STRUKTUR IRENE MAULINA
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kayu merupakan hasil hutan dari sumber kekayaan alam, bahan mentah ini juga sangat sering dipergunakan untuk tujuan tertentu sesuai dengan kemajuan teknologi. Kayu
Lebih terperinciMODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG RUMAH SAKIT ROYAL SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA-BETON
TUGAS AKHIR RC09 1380 MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG RUMAH SAKIT ROYAL SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA-BETON OLEH: RAKA STEVEN CHRISTIAN JUNIOR 3107100015 DOSEN PEMBIMBING: Ir. ISDARMANU, M.Sc
Lebih terperinci5ton 5ton 5ton 4m 4m 4m. Contoh Detail Sambungan Batang Pelat Buhul
Sistem Struktur 2ton y Sambungan batang 5ton 5ton 5ton x Contoh Detail Sambungan Batang Pelat Buhul a Baut Penyambung Profil L.70.70.7 a Potongan a-a DESAIN BATANG TARIK Dari hasil analisis struktur, elemen-elemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bangunan tinggi berkaitan erat dengan masalah kota, Permasalahan kota
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangunan tinggi berkaitan erat dengan masalah kota, Permasalahan kota yang meliputi kepadatan penduduk, lahan yang semakin sempit serta perkembangan gaya hidup dan
Lebih terperinciBAB 3 METODE ANALISIS
BAB 3 METODE ANALISIS Perkembangan teknologi membawa perubahan yang baik dan benar terhadap kemajuan di bidang konstruksi dan pembangunan infrastruktur. Perkebangan ini sangat membantu alam dan ekosistemnya
Lebih terperinciREKAYASA PENULANGAN GESER BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN SENGKANG VERTIKAL MODEL U
REKAYASA PENULANGAN GESER BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN SENGKANG VERTIKAL MODEL U Tugas Akhir untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil diajukan oleh : MIRANA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. UMUM DAN LATAR BELAKANG Sejak permulaan sejarah, manusia telah berusaha memilih bahan yang tepat untuk membangun tempat tinggalnya dan peralatan-peralatan yang dibutuhkan. Pemilihan
Lebih terperinciStruktur baja i. Perhitungan Sambungan Paku Keling
Struktur baja i erhitungan Sambungan aku Keling 1 Sama seperti pada sambungan baut, pada sambungan paku keling juga harus diperhitungkan terhadap geser dan tumpu. Besarnya tegangan geser dan tegangan tumpu
Lebih terperinciPERENCANAAN DIMENSI BATANG
PERECAAA DIMESI BATAG Pendahuluan Berdasarkan tegangan yang bekerja batang dapat diklasifikasikan: 1. Batang menahan tegangan tarik 3. Batang menahan tegangan lentur Terjadi Geser 2. Batang menahan tegangan
Lebih terperincikuda bentang 6 meter dengan sudut kemiringan 30 yang menggunakan alat
BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN 4.1. Tinjauan Umum Dalam pelaksanaan penelitian yang dilakukan di laboratorium adalah membuat 12 buah sambungan kayu menggunakan kayu jenis bengkirai terhadap 2 jenis sambungan.
Lebih terperinciTorsi sekeliling A dari kedua sayap adalah sama dengan torsi yang ditimbulkan oleh beban Q y yang melalui shear centre, maka:
Torsi sekeliling A dari kedua sayap adalah sama dengan torsi yang ditimbulkan oleh beban Q y yang melalui shear centre, maka: BAB VIII SAMBUNGAN MOMEN DENGAN PAKU KELING/ BAUT Momen luar M diimbangi oleh
Lebih terperinciSTUDI KEKUATAN RANGKA ATAP MONOFRAME MENGGUNAKAN PROFIL C GANDA DENGAN SAMBUNGAN LAS
STUDI KEKUATAN RANGKA ATAP MONOFRAME MENGGUNAKAN PROFIL C GANDA DENGAN SAMBUNGAN LAS Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh:
Lebih terperinciMODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG B RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA GUNUNGSARI SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON
TUGAS AKHIR RC09 1380 MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG B RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA GUNUNGSARI SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON Oleh : YOGA C. V. TETHOOL 3107100057 Dosen Pembimbing : ENDAH
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
28 BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Material Beton II.1.1 Definisi Material Beton Beton adalah suatu campuran antara semen, air, agregat halus seperti pasir dan agregat kasar seperti batu pecah dan kerikil.
Lebih terperincimembuat benda uji balok untuk 4 variasi. Persiapan papan kayu untuk benda uji
BAB IV PELAKSANANAN PENELITIAN 4.1 Tinjauan Umum Dalam pelaksanaan penelitian ini dilakukan yang dilakukan adalah membuat benda uji balok untuk 4 variasi. Persiapan papan kayu untuk benda uji direncanakan
Lebih terperinciSTUDI PERILAKU ELEMEN STRUKTUR DENGAN SAMBUNGAN KAKU PADA BALOK DAN KOLOM BANGUNAN BAJA TAHAN GEMPA
STUDI PERILAKU ELEMEN STRUKTUR DENGAN SAMBUNGAN KAKU PADA BALOK DAN KOLOM BANGUNAN BAJA TAHAN GEMPA Oleh : Fandi 3106 100 702 DOSEN PEMBIMBING : BUDI SUSWANTO ST, MT,Ph.D Ir.R.SOEWARDOJO, MSc 1 BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciBETON PRA-CETAK UNTUK RANGKA BATANG ATAP
Konferensi Nasional Teknik Sipil 3 (KoNTekS 3) Jakarta, 6 7 Mei 29 BETON PRA-CETAK UNTUK RANGKA BATANG ATAP Siswadi 1 dan Wulfram I. Ervianto 2 1 Program Studi Teknik Sipil, Universitas Atma Jaya Yogyakarta,
Lebih terperinciREKAYASA TULANGAN SENGKANG VERTIKAL PADA BALOK BETON BERTULANG
REKAYASA TULANGAN SENGKANG VERTIKAL PADA BALOK BETON BERTULANG Basuki Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil FT UMS ABSTRAKSI Beton bertulang merupakan suatu bentuk konstruksi yang dibuat dengan menggabungkan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PERENCANAAN
BAB III METODOLOGI PERENCANAAN 3.1. Diagram Alir Perencanaan Struktur Atas Baja PENGUMPULAN DATA AWAL PENENTUAN SPESIFIKASI MATERIAL PERHITUNGAN PEMBEBANAN DESAIN PROFIL RENCANA PERMODELAN STRUKTUR DAN
Lebih terperinciDimana : g = berat jenis kayu kering udara
1. TEGANGAN-TEGANGAN IZIN 1.1 BERAT JENIS KAYU DAN KLAS KUAT KAYU Berat Jenis Kayu ditentukan pada kadar lengas kayu dalam keadaan kering udara. Sehingga berat jenis yang digunakan adalah berat jenis kering
Lebih terperinciBAB I KOLOM BAJA, BALOK BAJA DAN PLAT LANTAI
BAB I KOLOM BAJA, BALOK BAJA DAN PLAT LANTAI 1.1 Pengertian Kolom dan Balok Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur
Lebih terperinciPERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN KOTA 4 LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA (+BASEMENT 1 LANTAI)
1 PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN KOTA 4 LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA (+BASEMENT 1 LANTAI) Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai S-1 Teknik Sipil diajukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Umum. Pada dasarnya dalam suatu struktur, batang akan mengalami gaya lateral
1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Umum Pada dasarnya dalam suatu struktur, batang akan mengalami gaya lateral dan aksial. Suatu batang yang menerima gaya aksial desak dan lateral secara bersamaan disebut balok
Lebih terperinciPerancangan Batang Desak Tampang Ganda Yang Ideal Pada Struktur Kayu
Perancangan Batang Desak Tampang Ganda Yang Ideal Pada Struktur Kayu Arusmalem Ginting Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Janabadra Yogyakarta Jurnal Janateknika Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pada tahun 1850, J.L Lambot memperkenal konsep dasar konstruksi komposit yaitu gabungan dua bahan konstruksi yang berbeda yang bekerja bersama sama memikul
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT KEGIATAN MAHASISWA POLITEKNIK NEGERI MALANG DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH (SRPMM)
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT KEGIATAN MAHASISWA POLITEKNIK NEGERI MALANG DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH (SRPMM) Oleh : TRIA CIPTADI 3111 030 013 M. CHARIESH FAWAID 3111 030 032 Dosen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya dilakukan penelitian untuk menemukan bahan-bahan baru atau
17 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia konstruksi di Indonesia semakin berkembang dengan pesat. Seiring dengan banyaknya dilakukan penelitian untuk menemukan bahan-bahan baru atau bahan yang dapat
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Penggunaan kayu untuk hampir semua bangunan struktural masih sangat umum bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Kayu yang digunakan untuk bangunan struktural umumnya terdiri
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Perencanaan Umum 3.1.1 Komposisi Bangunan Pada skripsi kali ini perencanaan struktur bangunan ditujukan untuk menggunakan analisa statik ekuivalen, untuk itu komposisi bangunan
Lebih terperinciKomponen Struktur Tarik
Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : CIV 303 SKS : 3 SKS Komponen Struktur Tarik Pertemuan 2, 3 Sub Pokok Bahasan : Kegagalan Leleh Kegagalan Fraktur Kegagalan Geser Blok Desain Batang Tarik
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. terjadinya distribusi gaya. Biasanya untuk alasan efisiensi waktu dan efektifitas
BAB V PEMBAHASAN 5.1 Umum Pada gedung bertingkat perlakuan stmktur akibat beban menyebabkan terjadinya distribusi gaya. Biasanya untuk alasan efisiensi waktu dan efektifitas pekerjaan dilapangan, perencana
Lebih terperinciStudi Analisis Tinggi Lubang Baja Kastilasi dengan Pengaku.Ni Kadek Astariani 25
GaneÇ Swara Vol 7 No2 September 2013 STUDI ANALISIS TINGGI LUBANG BAJA KASTILASI DENGAN PENGAKU BADAN PADA PROFIL BAJA IWF 200 X 100 ABSTRAKSI NI KADEK ASTARIANI Universitas Ngurah Rai Denpasar Struktur
Lebih terperinciPERENCANAAN PORTAL BAJA 4 LANTAI DENGAN METODE PLASTISITAS DAN DIBANDINGKAN DENGAN METODE LRFD
PERENCANAAN PORTAL BAJA 4 LANTAI DENGAN METODE PLASTISITAS DAN DIBANDINGKAN DENGAN METODE LRFD TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan melengkapi syarat untuk menempuh Ujian Sarjana Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi bahan konstruksi bangunan saat ini menunjukkan kecenderungan penggunaan material yang efisien sesuai dengan kebutuhan. Salah satunya adalah penggunaan
Lebih terperinciModifikasi Perencanaan Struktur Gedung Tower C Apartemen Aspen Admiralty Jakarta Selatan Dengan Menggunakan Baja Beton Komposit
C588 Modifikasi Perencanaan Struktur Gedung Tower C Apartemen Aspen Admiralty Jakarta Selatan Dengan Menggunakan Baja Beton Komposit Yhona Yuliana, Data Iranata, dan Endah Wahyuni Departemen Teknik Sipil,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dalam bidang konstruksi mengalami perubahan yang sangat pesat dari zaman ke zaman. Pada zaman dahulu bahan yang digunakan dalam bidang konstruksi hanya
Lebih terperinciTEKNOLOGI DINDING MS07 - SD3ITS SEBAGAI ALTERNATIF PEMBUATAN RUMAH SEDERHANA TAHAN GEMPA.
TEKNOLOGI DINDING MS07 - SD3ITS SEBAGAI ALTERNATIF PEMBUATAN RUMAH SEDERHANA TAHAN GEMPA. Munarus Suluch Peneliti, Dosen Jurusan Teknik Sipil Program Diploma, FTSP-ITS. Email : munarusz@ce.its.ac.id &
Lebih terperinciTINJAUAN KEKUATAN DAN ANALISIS TEORITIS MODEL SAMBUNGAN UNTUK MOMEN DAN GESER PADA BALOK BETON BERTULANG TESIS
TINJAUAN KEKUATAN DAN ANALISIS TEORITIS MODEL SAMBUNGAN UNTUK MOMEN DAN GESER PADA BALOK BETON BERTULANG TESIS Diajukan Kepada Program Magister Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi
Lebih terperinci