BAB 4 ANALISA PANAS HIDRASI PONDASI BORED PILE JEMBATAN SURAMADU. mengenai diameter dan kedalaman pondasi, kedalaman air laut, dan kedalaman
|
|
- Yenny Kartawijaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 36 BAB 4 ANALISA PANAS HIDRASI PONDASI BORED PILE JEMBATAN SURAMADU 4.1 Data-Data Teknis Pondasi Suramadu Pada proses pemodelan struktur pondasi Jembatan Suramadu elemen-elemen diinput menggunakan program Midas/Civil Data teknis yang diinput adalah datadata mengenai diameter dan kedalaman pondasi, kedalaman air laut, dan kedalaman tanah. Pondasi Jembatan Suramadu menggunakan pondasi bored pile yang memiliki dimensi yang cukup besar dengan kedalaman 94 m dan diameter 2,4 m. Layout dari pondasi Jembatan Suramadu ditampilkan pada gambar 4.1. Gambar 4.1 Layout Pondasi Suramadu
2 37 Berikut ini adalah data-data yang digunakan dalam pemodelan struktur: a. Data Pondasi Suramadu : Kedalaman = 94 meter Diameter = 2,4 meter Standar = ASTM (RC) Jenis Material = K-300 Spesifikasi Panas = 0,229 kcal.g/kgf. C Panas Konduksi = 1,806 kcal/m.jam. C Koefisien Konveksi = 16,149 kcal/m.jam. C Gambar 4.2 Input Data Material Pondasi
3 38 b. Data Air Laut : Kedalaman = 20 meter Modulus Elastisitas = 1 kgf/m² Koefisien Termal = 2, / C Poisson s Rasio = 0,2 Densitas Berat = 1030 kgf/m³ Spesifikasi Panas = 0,95 kcal.g/kgf. C Panas konduksi = 0.28 kcal/m.jam. C Gambar 4.3 Input Data Material Air laut
4 39 c. Data Tanah : Modulus Elastisitas = kgf/m² Koefisien Termal = / C Poisson s Rasio = 0,2 Densitas Berat = 1800 kgf/m³ Spesifikasi Panas = 0,2 kcal.g/kgf. C Panas konduksi = 1,7 kcal/m.jam. C Gambar 4.4 Input Data Material Tanah
5 Input Data Parameter Setelah memasukkan data-data material dilakukan input nilai untuk creep, shrinkage dan merubah modulus elastisitas beton Rangkak (Creep) / Susut (Shrinkage) Pada pemasukan data digunakan kode ACI. Kuat tekan beton pada umur 28 hari adalah 4, kg/m². Dari hasil input data tersebut dapat dilihat grafik dari creep dan shrinkage. Gambar 4.5 Input Creep/Shrinkage
6 41 Gambar 4.6 Grafik Creep Gambar 4.7 Grafik Shrinkage
7 Elastisitas Pada menu compressive strength dilakukan pembuatan grafik elastisitas beton menggunakan kode ACI. Dari hasil input data dapat ditampilkan grafik elastisitas tersebut. Gambar 4.8 Grafik Elastisitas 4.2 Pemodelan Struktur Pada pemodelan struktur dilakukan dari pembuatan elemen sesuai dari data material yang telah diinput, menyatakan kondisi batas, dan input beban.
8 43 Gambar 4.9 Model Pondasi dan Penampang Pondasi Pada kasus ini karena bentuk struktur yang simetrik maka pemodelan dan penganalisaan pondasi hanya seperempat bagiannya. Selain untuk mempercepat waktu proses analisa tujuannya adalah untuk pemeriksaan temperatur dan penyebaran tegangan di dalam pondasi. Gmabar 4.10 Model Seperempat Bagian
9 44 Pada struktur tanah dan air laut diberi perletakan kuat terhadap gaya aksial arah X, Y, Z. Untuk struktur potongan arah X diberi perletakan kuat terhadap gaya aksial arah Y dan potongan arah Y diberi perletakan kuat terhadap gaya aksial arah X. Beban yang diberikan adalah beban yang terjadi secara bertahap terhadap struktur tersebut. Gambar 4.11 Perletakan Struktur Tanah dan Air Laut
10 45 Gambar 4.12 Perletakan Struktur Pondasi, Tanah, dan Air Laut Pada Potongan Arah X (Tampak Atas) Gambar 4.13 Perletakan Struktur Pondasi, Tanah, dan Air Laut Pada Potongan Arah Y (Tampak Atas)
11 Analisa Panas Hidrasi Pondasi Bored Pile Jembatan Suramadu Seterlah pembuatan model yang akan dianalisa selesai maka dilakukan input data-data yang dibutuhkan saat analisa perpindahan panas yaitu temperatur yang mengelilingi pondasi. Pada kasus ini temperatur yang mengelilingi pondasi sama dengan temperatur rata-rata air laut yaitu 20 C. Temperatur tersebut diasumsikan konstan terhadap fungsi waktu. Koefisien konveksi juga bersifat konstan berada pada permukaan beton dengan nilai 16,149 kcal/m.jam. C. Gambar 4.14 Grafik Temperatur Luar Pondasi
12 47 Gambar 4.15 Grafik Koefisien Konveksi Gambar 4.16 Koefisien Konfeksi dan Temperatur Yang Mengeliingi Pondasi
13 48 Gambar 4.17 Temperatur Konstan Pada Air Laut dan Tanah Sumber panas merupakan panas saat terjadi proses hidrasi beton yang tergantung dari tipe semen dan banyaknya semen yang digunakan. Pada pondasi Jembatan Suramadu digunakan beton mix design, sumber panas yang terjadi dapat dilihat dari grafik pada gambar Grafik tersebut dihitung dengan memasukkan nilai adiabatik temperatur (K = 56 C) dan koefisien percepatan reaksi (a = 0,605). Saat menganalisa panas hidrasi dilakukan dalam beberapa tahap yaitu pada saat 10 jam, 20 jam, 30 jam, 50 jam, 80 jam, 120 jam, dan 170 jam setelah proses pengecoran dengan temperatur awal 20 C.
14 49 Gambar 4.18 Grafik Sumber Panas Hasil Analisa Panas Hidrasi Pondasi Bored Pile Jembatan Suramadu Gambar 4.19 Grafik Temperatur Maksimum dan Minimum
15 50 Gambar 4.20 Grafik Tegangan Maksimum Beton Gambar 4.21 Grafik Tegangan Izin Tarik
16 51 Gambar 4.22 Grafik Tegangan Izin Tarik dan Tegangan Maksimum Analisa Tegangan dan Perbedaan Suhu (Δt) yang Terjadi Akibat Panas Hidrasi Pada Pondasi Bored Pile Jembatan Suramadu dengan Nilai Kadar Semen yang Berbeda Pada kasus ini dilakukan analisa panas hidrasi pada pondasi bored pile Jembatan Suramadu dengan mengasumsikan nilai kadar semen 250 kg/m 3, 300 kg/m 3, 350 kg/m 3, dan 400 kg/m 3. Dari hasil analisa didapat grafik tegangan dan temperatur sebagai berikut :
17 52 a. Kadar Semen 250 kg/m 3 Gambar 4.23 Grafik Temperatur Maksimum dan Minimum pada Kadar Semen 250 kg/m 3 Gambar 4.24 Grafik Tegangan Maksimum Beton pada Kadar Semen 250 kg/m 3
18 53 Gambar 4.25 Grafik Tegangan Izin Tarik pada Kadar Semen 250 kg/m 3 Gambar 4.26 Grafik Tegangan Maksimum dan Tegangan Izin Tarik pada Kadar Semen 250 kg/m 3
19 54 b. Kadar Semen 300 Kg/m 3 Gambar 4.27 Grafik Temperatur Maksimum dan Minimum pada Kadar Semen 300 kg/m 3 Gambar 4.28 Grafik Tegangan Maksimum pada Kadar Semen 300 kg/m 3
20 55 Gambar 4.29 Grafik Tegangan Izin Tarik pada Kadar Semen 300 kg/m 3 Gambar 4.30 Grafik Tegangan Maksimum dan Tegangan Izin Tarik pada Kadar Semen 300 kg/m 3
21 56 c. Kadar Semen 350 Kg/m 3 Gambar 4.31 Grafik Temperatur Maksimum dan Minimum pada Kadar Semen 350 kg/m 3 Gambar 4.32 Grafik Tegangan Maksimum pada Kadar Semen 350 kg/m 3
22 57 Gambar 4.33Grafik Tegangan Izin Tarik pada Kadar Semen 350 kg/m 3 Gambar 4.34 Grafik Tegangan Maksimum dan Tegangan Izin Tarik pada Kadar Semen 350 kg/m 3
23 58 d. Kadar Semen 400 Kg/m 3 Gambar 4.35 Grafik Temperatur Maksimum dan Minimum pada Kadar Semen 400 kg/m 3 Gambar 4.36 Grafik Tegangan Maksimum pada Kadar Semen 400 kg/m 3
24 59 Gambar 4.37 Grafik Tegangan Izin Tarik pada Kadar Semen 400 kg/m 3 Gambar 4.38 Grafik Tegangan Maksimum dan Tegangan Izin Tarik pada Kadar Semen 350 kg/m 3
25 60 Gambar 4.39 Grafik Gabungan Tegangan Maksimum untuk Kadar Semen yang Berbeda Analisa Tegangan dan Perbedaan Suhu (Δt) yang Terjadi Akibat Panas Hidrasi Pada Pondasi Bored Pile Jembatan Suramadu dengan Nilai Temperatur Awal Beton yang Berbeda Pada kasus ini dilakukan analisa panas hidrasi pada pondasi bored pile dengan mengasumsikan nilai temperatur awal beton 15 C, 20 C, 25 C, dan 30 C. Dari hasil analisa didapat grafik tegangan dan temperatur sebagai berikut :
26 61 a. Temperatur Awal 15 C Gambar 4.40 Grafik Temperatur Maksimum dan Minimum pada Temperatur Awal 15 C Gambar 4.41 Grafik Tegangan Maksimum pada Temperatur Awal 15 C
27 62 Gambar 4.42 Grafik Tegangan Izin Tarik pada Temperatur Awal 15 C Gambar 4.43 Grafik Tegangan Maksimum dan Tegangan Izin Tarik pada Temperatur Awal 15 C
28 63 b. Temperatur Awal 20 C Gambar 4.44 Grafik Temperatur Maksimum dan Minimum pada Temperatur Awal 20 C Gambar 4.45 Grafik Tegangan Maksimum pada Temperatur Awal 20 C
29 64 Gambar 4.46 Grafik Tegangan Izin Tarik pada Temperatur Awal 20 C Gambar 4.47 Grafik Tegangan Maksimum dan Tegangan Izin Tarik pada Temperatur Awal 20 C
30 65 c. Temperatur Awal 25 C Gambar 4.48 Grafik Temperatur Maksimum dan Minimum pada Temperatur Awal 25 C Gambar 4.49 Grafik Tegangan Maksimum pada Temperatur Awal 25 C
31 66 Gambar 4.50 Grafik Tegangan Izin Tarik pada Temperatur Awal 25 C Gambar 4.51 Grafik Tegangan Maksimum dan Tegangan Izin Tarik pada Temperatur Awal 25 C
32 67 d. Temperatur Awal 30 C Gambar 4.52 Grafik Temperatur Maksimum dan Minimum pada Temperatur Awal 30 C Gambar 4.53 Grafik Tegangan Maksimum pada Temperatur Awal 30 C
33 68 Gambar 4.54 Tegangan Izin Tarik pada Temperatur Awal 30 C Gambar 4.55 Grafik Tegangan Maksimum dan Tegangan Izin Tarik pada Temperatur Awal 30 C
34 69 Gambar 4.56 Grafik Gabungan Temperatur Maksimum dan Minimum untuk Temperatur Awal Beton yang Berbeda Gambar 4.57 Grafik Gabungan Tegangan Maksimum untuk Temperatur Awal Beton yang Berbeda
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Sipil Semester genap tahun 2007/2008 ANALISA PANAS HIDRASI PADA PONDASI BORED PILE DI LAUT MENGGUNAKAN SOFTWARE MIDAS PADA PROYEK JEMBATAN SURAMADU Ardiaz Kamil
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini sistem pondasi tiang bor (bored pile) banyak digunakan pada
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini sistem pondasi tiang bor (bored pile) banyak digunakan pada berbagai pondasi bangunan, seperti pada pondasi jembatan, pondasi menara transmisi listrik,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk pondasi dalam. Beton yang tergolong mass concrete, didesain dengan
6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mass Concrete Mass concrete adalah beton yang memiliki dimensi besar, dan biasanya digunakan untuk pondasi dalam. Beton yang tergolong mass concrete, didesain dengan mempertimbangkan
Lebih terperinci3.3. BATASAN MASALAH 3.4. TAHAPAN PELAKSANAAN Tahap Permodelan Komputer
4) Layout Pier Jembatan Fly Over Rawabuaya Sisi Barat (Pier P5, P6, P7, P8), 5) Layout Pot Bearing (Perletakan) Pada Pier Box Girder Jembatan Fly Over Rawabuaya Sisi Barat, 6) Layout Kabel Tendon (Koordinat)
Lebih terperinciPerhitungan Struktur Bab IV
Permodelan Struktur Bored pile Perhitungan bore pile dibuat dengan bantuan software SAP2000, dimensi yang diinput sesuai dengan rencana dimensi bore pile yaitu diameter 100 cm dan panjang 20 m. Beban yang
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. tambahan yang membentuk massa padat (SK SNI T ). Beton Normal adalah beton yang mempunyai berat isi kg/m 2
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Beton Beton adalah campuran antara semen portland atau semen hidraulik lain, agregat kasar, agregat halus, dan air, dengan atau tanpa campuran tambahan yang membentuk massa
Lebih terperinciSpesifikasi batang baja mutu tinggi tanpa pelapis untuk beton prategang
Standar Nasional Indonesia Spesifikasi batang baja mutu tinggi tanpa pelapis untuk beton prategang ICS 91.100.30; 77.140.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... 1 Daftar tabel... Error!
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pozolanik) sebetulnya telah dimulai sejak zaman Yunani, Romawi dan mungkin juga
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan beton dan bahan-bahan vulkanik sebagai pembentuknya (seperti abu pozolanik) sebetulnya telah dimulai sejak zaman Yunani, Romawi dan mungkin juga sebelum
Lebih terperinciGanter Bridge, 1980, Swiss. Perencanaan Struktur Beton Bertulang
Ganter Bridge, 1980, Swiss Perencanaan Struktur Beton Bertulang Beton dan Beton Bertulang Beton adalah campuran pasir, kerikil atau batu pecah, semen, dan air. Bahan lain (admixtures)( ) dapat ditambahkan
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 SISTEMATIKA PENELITIAN Adapun tahapan-tahapan yang akan dilaksanakan pada penelitian ini adalah: 1. Studi literatur, yaitu mempelajari teori-teori yang berhubungan dengan penelitian
Lebih terperinciBAB VII PENUTUP Perancangan sistem perpipaan
BAB VII PENUTUP 7.1. Kesimpulan Dari hasil perancangan dan analisis tegangan sistem perpipaan sistem perpipaan berdasarkan standar ASME B 31.4 (studi kasus jalur perpipaan LPG dermaga Unit 68 ke tangki
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. 3.1 Pendekatan. Untuk mengetahui besarnya pengaruh kekangan yang diberikan sengkang
BAB III METODOLOGI 3.1 Pendekatan Untuk mengetahui besarnya pengaruh kekangan yang diberikan sengkang terhadap kekakuan dan kekuatan struktur beton bertulang berlantai banyak pada studi ini melalui beberapa
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan Pada Pelat Lantai
8 BAB III LANDASAN TEORI A. Pembebanan Pada Pelat Lantai Dalam penelitian ini pelat lantai merupakan pelat persegi yang diberi pembebanan secara merata pada seluruh bagian permukaannya. Material yang digunakan
Lebih terperinciLAMPIRAN I PEMERIKSAAN BAHAN. Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN I PEMERIKSAAN BAHAN ANALISA AYAKAN PASIR UNTUK MATERIAL BETON (ASTM C 136-84a) Nama Nim Material Tanggal : Rumanto : 8 44 153 : Pasir : 12 Maret 214 9.5 (3/8 - in) 4.75 (No.4) 2.36 (No.8) 1.18
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. Menurut McComac dan Nelson dalam bukunya yang berjudul Structural
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Kolom Pendek Menurut McComac dan Nelson dalam bukunya yang berjudul Structural Steel Design LRFD Method yang berdasarkan dari AISC Manual, persamaan kekuatan kolom pendek didasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan dewasa ini, juga membuat semakin berkembangnya berbagai macam teknik dalam pembangunan infrastruktur, baik itu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lainnya. Material baja pada struktur baja juga tersedia dalam berbagai jenis ukuran
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Struktur baja telah banyak digunakan di seluruh pelosok dunia untuk perencanan suatu bangunan. Struktur baja menjadi salah satu pilihan terbaik dalam sudut pandang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton menggunakan kapur alam dan menggunakan pasir laut pada campuran beton
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. PROSEDUR ANALISA UMUM Tulisan ini merupakan sebuah penelitian yang menggunakan bantuan program ANSYS v8.0 sebagai program simulasi. Proses simulasi itu sendiri dilakukan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Beton Beton adalah bahan homogen yang didapatkan dengan mencampurkan agregat kasar, agregat halus, semen dan air. Campuran ini akan mengeras akibat reaksi kimia dari air dan
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN ANALISA
BAB 4 HASIL DAN ANALISA 4.1. HASIL PENGUJIAN MATERIAL Sebelum membuat benda uji dalam penelitian ini, terlebih dahulu dilakukan berbagai pengujian terhadap material yang akan digunakan. Tujuan pengujian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PERANCANGAN. 3.1 Diagram Alir Perancangan Struktur Atas Bangunan. Skematik struktur
BAB III METODOLOGI PERANCANGAN 3.1 Diagram Alir Perancangan Struktur Atas Bangunan MULAI Skematik struktur 1. Penentuan spesifikasi material Input : 1. Beban Mati 2. Beban Hidup 3. Beban Angin 4. Beban
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI Halaman Judul i Pengesahan ii Persetujuan iii ABSTRAK iv ABSTRACT v KATA PENGANTAR vi DAFTAR ISI viii DAFTAR TABEL xi DAFTAR GAMBAR xiii DAFTAR LAMPIRAN xv DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN xvi BAB
Lebih terperinciBEARING STRESS PADA BASEPLATE DENGAN CARA TEORITIS DIBANDINGKAN DENGAN PROGRAM SIMULASI ANSYS
BEARING STRESS PADA BASEPLATE DENGAN CARA TEORITIS DIBANDINGKAN DENGAN PROGRAM SIMULASI ANSYS TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas tugas dan melengkapi syarat untuk menempuh Ujian Sarjana Teknik
Lebih terperinciPERBANDINGAN PERENCANAAN SAMBUNGAN KAYU DENGAN BAUT DAN PAKU BERDASARKAN PKKI 1961 NI-5 DAN SNI 7973:2013
PERBANDINGAN PERENCANAAN SAMBUNGAN KAYU DENGAN BAUT DAN PAKU BERDASARKAN 1961 NI- DAN SNI 7973:213 Eman 1, Budisetyono 2 dan Ruslan 3 ABSTRAK : Seiring perkembangan teknologi, manusia mulai beralih menggunakan
Lebih terperinciStruktur Beton Bertulang
Struktur Beton Bertulang Beton dan Beton Bertulang Beton adalah campuran pasir, kerikil atau batu pecah, semen, dan air. Bahan lain (admixtures) dapat ditambahkan pada campuran beton untuk meningkatkan
Lebih terperinciModifikasi Struktur Jetty pada Dermaga PT. Petrokimia Gresik dengan Metode Beton Pracetak
TUGAS AKHIR RC-09 1380 Modifikasi Struktur Jetty pada Dermaga PT. Petrokimia Gresik dengan Metode Beton Pracetak Penyusun : Made Peri Suriawan 3109.100.094 Dosen Pembimbing : 1. Ir. Djoko Irawan MS, 2.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maka kegiatan pemerintahan yang berkaitan dengan hukum dan perundangundangan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana alam gempa bumi dengan kekuatan besar yang melanda Daerah Istimewa Yogyakarta pada tanggal 27 Mei 2006 telah menghancurkan ribuan rumah, jembatan dan gedung-gedung
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di laboratorium Energi dan Elektrifikasi Pertanian serta di dalam rumah tanaman yang berada di laboratorium Lapangan Leuwikopo,
Lebih terperinci3.4.2 Pemeriksaan Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halus Error! Bookmark not defined Kadar Lumpur dalam Agregat... Error!
DAFTAR ISI JUDUL... i PERSETUJUAN... ii LEMBAR PLAGIASI...iii ABSTRAK...iv KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR NOTASI...xvi BAB I PENDAHULUAN... Error!
Lebih terperinciSTUDI STABILITAS SISTEM PONDASI BORED PILE PADA JEMBATAN KERETA API CIREBON KROYA
STUDI STABILITAS SISTEM PONDASI BORED PILE PADA JEMBATAN KERETA API CIREBON KROYA TUGAS AKHIR SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK MENYELESAIKAN PENDIDIKAN SARJANA TEKNIK DI PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL OLEH
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. TINJAUAN UMUM Salah satu cara untuk mengendalikan mutu beton adalah dengan menguji sampel atau benda uji, sebagaimana diuraikan dalam prosedur ASTM. Pada pengujian kuat tekan
Lebih terperinciIII. METODELOGI. satunya adalah menggunakan metode elemen hingga (Finite Elemen Methods,
III. METODELOGI Terdapat banyak metode untuk melakukan analisis tegangan yang terjadi, salah satunya adalah menggunakan metode elemen hingga (Finite Elemen Methods, FEM). Metode elemen hingga adalah prosedur
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
47 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengumpulan Data Data-data yang diasumsikan dalam penelitian ini adalah geometri struktur, jenis material, dan properti penampang I girder dan T girder. Berikut
Lebih terperinciBAB IV ANALISA PENELITIAN
BAB IV ANALISA PENELITIAN 4.1 ANALISA AGREGAT 4.1.1 Agregat Halus 4.1.1.1 Pengujian Berat Jenis dan Absorpsi Pengujian ini dilakukan berdasarkan standar ASTM C 128-93. Tujuan pengujian berat jenis dan
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Validasi pemodelan Proses validasi analisa hip bearing didasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Yew, A., et al., (3). Simulasi pada pemodelan ini menggunakan parameter
Lebih terperinciANALISIS TEGANGAN STATIK PADA UNIT SQUARE END A-JACK DENGAN METODE ELEMEN HINGGA
ANALISIS TEGANGAN STATIK PADA UNIT SQUARE END A-JACK DENGAN METODE ELEMEN HINGGA Isriyanda Dwiprawira dan Harman Ajiwibowo, Ph.D Program Studi Teknik Kelautan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut
Lebih terperinciPENGARUH SUBSTITUSI AGREGAT HALUS DENGAN KERAK BOILER TERHADAP BETON TUGAS AKHIR. Disusun oleh : JEFFRY NIM:
PENGARUH SUBSTITUSI AGREGAT HALUS DENGAN KERAK BOILER TERHADAP BETON TUGAS AKHIR Disusun oleh : JEFFRY NIM: 12 0404 042 DOSEN PEMBIMBING : NURSYAMSI, ST. MT DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA BERATURAN TAHAN GEMPA BERDASARKAN SNI DAN FEMA 450
PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA BERATURAN TAHAN GEMPA BERDASARKAN SNI 03-1726-2002 DAN FEMA 450 Calvein Haryanto NRP : 0621054 Pembimbing : Yosafat Aji Pranata, S.T.,M.T. JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Pengaruh pemakaian cacahan..., Johanes Chandra, FT UI, 2008
BAB V PENUTUP 5.1. KESIMPULAN Dari penelitian mengenai pengaruh penambahan cacahan plastik polypropylene terhadap kuat tarik dan kuat lentur material beton, didapat kesimpulan sebagai berikut: 1. Penambahan
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS
BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS 4.1 Umum Dalam mendesain suatu pondasi bored pile, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Langkah pertama adalah menentukan jenis pondasi yang akan digunakan. Dalam mengambil
Lebih terperinciJurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :
ANALISIS SIMULASI PENGARUH SUDUT CETAKAN TERHADAP GAYA DAN TEGANGAN PADA PROSES PENARIKAN KAWAT TEMBAGA MENGGUNAKAN PROGRAM ANSYS 8.0 I Komang Astana Widi Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri,
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Judul DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN BAB I PENDAHULUAN RUMUSAN MASALAH TUJUAN PENELITIAN 2
DAFTAR ISI Halaman Judul i Pengesahan ii Persetujuan iii KATA PENGANTAR iv ABSTRAK vi ABSTRACT vii DAFTAR TABEL viii DAFTAR GAMBAR x DAFTAR LAMPIRAN xiii DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN xiv BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan dan kemajuan suatu
BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan dan kemajuan suatu daerah. Mulai dari tingkat perekonomian, sumber daya manusia, sumber daya alam, infrastruktur maupun
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Berfikir Sengkang merupakan elemen penting pada kolom untuk menahan beban gempa. Selain menahan gaya geser, sengkang juga berguna untuk menahan tulangan utama dan
Lebih terperinciBAB 1. PENGENALAN BETON BERTULANG
BAB 1. PENGENALAN BETON BERTULANG Capaian Pembelajaran: Setelah mempelajari sub bab 1 Pengenalan Beton bertulang diharapkan mahasiswa dapat memahami definisi beton bertulang, sifat bahan, keuntungan dan
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH LAWAN LENDUT (CAMBER) PADA PEMODELAN JEMBATAN BALANCED CANTILEVER BOX GIRDER ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH LAWAN LENDUT (CAMBER) PADA PEMODELAN JEMBATAN BALANCED CANTILEVER BOX GIRDER Sugilar Suryanugraha NRP: 1221902 Pembimbing: Dr. Anang Kristianto, ST., MT, ABSTRAK Pada era modern ini pemodelan
Lebih terperinciBab V : Analisis 32 BAB V ANALISIS
Bab V : Analisis 32 BAB V ANALISIS 5.1 Distribusi Tegangan Dari bab sebelumnya terlihat bahwa semua hasil perhitungan teoritik cocok dengan perhitungan dengan metode elemen hingga. Hal ini ditunjukkan
Lebih terperinci> NORMAL CONCRETE MIX DESIGN <
> NORMAL CONCRETE MIX DESIGN < Soal : Rencanakan campuran beton untuk f c 30MPa pada umur 28 hari berdasarkan SNI 03-2834-2000 dengan data bahan sebagai berikut : 1. Agregat kasar yang dipakai : batu pecah
Lebih terperinciAnalisa Pemasangan Ekspansi Loop Akibat Terjadinya Upheaval Buckling pada Onshore Pipeline
Sidang Tugas Akhir Analisa Pemasangan Ekspansi Loop Akibat Terjadinya Upheaval Buckling pada Onshore Pipeline HARIONO NRP. 4309 100 103 Dosen Pembimbing : 1. Dr. Ir. Handayanu, M.Sc 2. Yoyok Setyo H.,ST.MT.PhD
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyak diterapkan pada bangunan, seperti: gedung, jembatan, perkerasan jalan, balok, plat lantai, ring balok, ataupun plat atap.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Beton merupakan elemen struktur bangunan yang telah dikenal dan banyak dimanfaatkan sampai saat ini. Beton banyak mengalami perkembangan, baik dalam pembuatan campuran
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Model tabung gas LPG dibuat berdasarkan tabung gas LPG yang digunakan oleh
III. METODE PENELITIAN Model tabung gas LPG dibuat berdasarkan tabung gas LPG yang digunakan oleh rumah tangga yaitu tabung gas 3 kg, dengan data: Tabung 3 kg 1. Temperature -40 sd 60 o C 2. Volume 7.3
Lebih terperinciLaporan Tugas Akhir Analisis Pondasi Jembatan dengan Permodelan Metoda Elemen Hingga dan Beda Hingga BAB III METODOLOGI
a BAB III METODOLOGI 3.1 Umum Pada pelaksanaan Tugas Akhir ini, kami menggunakan software PLAXIS 3D Tunnel 1.2 dan Group 5.0 sebagai alat bantu perhitungan. Kedua hasil perhitungan software ini akan dibandingkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengaruh pemakaian cacahan..., Johanes Chandra, FT UI, 2008
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pertumbuhan penduduk Indonesia yang tergolong pesat, menimbulkan berbagai masalah rumit, yang harus ditangani dengan cepat dan tepat. Dua masalah penting yang dihadapi
Lebih terperinciPERBANDINGAN KEHILANGAN GAYA PRATEKAN JANGKA PANJANG PADA STRUKTUR BALOK DI GEDUNG*
PERBANDINGAN KEHILANGAN GAYA PRATEKAN JANGKA PANJANG PADA STRUKTUR BALOK DI GEDUNG* Reynold Andika Pratama Binus University, Jl. KH. Syahdan No. 9 Kemanggisan Jakarta Barat, 5345830, reynold_andikapratama@yahoo.com
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN 1.1. BETON
1. PENDAHULUAN Beton dan bahan-bahan vulkanik sebagai pembentuknya, telah digunakan sebagai bahan bangunan sejak zaman dahulu Penggunaan beton bertulangan dengan lebih intensif baru dimulai pada awal abad
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Beton Bertulang Beton terdiri atas agregat, semen dan air yang dicampur bersama-sama dalam keadaan plastis dan mudah untuk dikerjakan. Sesaat setelah pencampuran, pada adukan
Lebih terperinciMATERIAL BETON PRATEGANG BY : RETNO ANGGRAINI, ST. MT
MATERIAL BETON PRATEGANG BY : RETNO ANGGRAINI, ST. MT Beton dgn Metode prategang merupakan material penggabungan beton dan baja yang saling bekerja sama. Untuk mewujudkan kerjasama yang cukup baik pada
Lebih terperinciBAB I BETON MUTU TINGGI (HIGH STRENGHT CONCRETE)
BAB I BETON MUTU TINGGI (HIGH STRENGHT CONCRETE) 1.1 PENGERTIAN BETON MUTU TINGGI Beton adalah elemen yang digunakan sebagai struktur dalam konstruksi teknik sipil yang dapat dimanfaatkan untuk banyak
Lebih terperinciDAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN JUDUL ENGLISH... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii KATA PENGANTAR... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v HALAMAN MOTTO... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR ISTILAH... xi DAFTAR NOTASI...
Lebih terperinciPEMASANGAN STRUKTUR RANGKA ATAP YANG EFISIEN
ANALISIS PROFIL CFS (COLD FORMED STEEL) DALAM PEMASANGAN STRUKTUR RANGKA ATAP YANG EFISIEN Torkista Suadamara NRP : 0521014 Pembimbing : Ir. GINARDY HUSADA, MT FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS
Lebih terperinciMEKANIKA BAHAN (TKS 1304) GATI ANNISA HAYU PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JEMBER
MEKANIKA BAHAN (TKS 1304) GATI ANNISA HAYU PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JEMBER TEGANGAN DAN REGANGAN Tegangan dan Regangan Normal Tegangan dan Regangan Geser Tegangan dan Regangan
Lebih terperinciMIX DESIGN Agregat Halus
MIX DESIGN Soal : Rencanakan campuran beton untuk f c 30MPa pada umur 28 hari dengan data : 1. Agregat kasar yang dipakai : batu pecah (alami) 2. Agregat halus yang dipakai : pasir 3. Diameter agregat
Lebih terperinciPerencanaan Campuran Beton WINDA TRI WAHYUNINGTYAS
Perencanaan Campuran Beton WINDA TRI WAHYUNINGTYAS Acuan SNI 03-1750-1990, Mutu dan Cara Uji Agregat Beton SNI 15-2049-1994, Semen Portland American Concrete Institute (ACI) Development of the Enviroment
Lebih terperinciBAB 3 DATA TANAH DAN DESAIN AWAL
BAB 3 DATA TANAH DAN DESAIN AWAL Jembatan Cable Stayed Menado merupakan jembatan yang direncanakan dibangun untuk melengkapi sistem jaringan Menado Ring Road sisi barat untuk mengakomodasi kebutuhan jaringan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beton adalah campuran antara semen portland atau semen hidrolik yang lain, agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan tambahan yang membentuk massa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Beton Pembuatan beton pada umumnya didapatkan dari pencampuran semen Portland atau semen hidraulik, agregat halus, agregat kasar, dan air, dengan atau tanpa bahan tambahan yang
Lebih terperinciANALISA GEOMETRI NON-LINIER PELAT LANTAI DENGAN MENGGUNAKAN SAP2000 DAN PERCOBAAN PEMBEBANAN. Andri Handoko
ANALISA GEOMETRI NON-LINIER PELAT LANTAI DENGAN MENGGUNAKAN SAP2 DAN PERCOBAAN PEMBEBANAN Andri Handoko Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Bina Nusantara, Jl. K.H. Syahdan No. 9 Kemanggisan,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1. Jembatan Pelengkung (arch bridges) Jembatan secara umum adalah suatu sarana penghubung yang digunakan untuk menghubungkan satu daerah dengan daerah yang lainnya oleh karena
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dipaparkan hasil pembuatan agregat kasar dari limbah botol plastik (PET) serta hasil pengujian material dan analisa dari agregat kasar ringan plastik, agregat
Lebih terperinci1 HALAMAN JUDUL TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TRI TUNGGAL SEMARANG
TUGAS AKHIR 1 HALAMAN JUDUL PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TRI TUNGGAL Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Fakultas Teknik Program
Lebih terperinciLow Heat Concrete Sebuah Inovasi untuk Pengecoran Beton Massa di Indonesia
Low Heat Concrete Sebuah Inovasi untuk Pengecoran Beton Massa di Indonesia Oleh Abdurakhman Rasyid Product Development Supervisor - PT.SCG Ready Mix Indonesia Abstrak Secara teknis beton massa didefinisikan
Lebih terperinciBAB 4 DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
BAB 4 DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengujian Bahan Dasar 4.1.1. Hasil Pengujian Agregat Halus Pengujian terhadap agregat halus yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi pengujian kadar
Lebih terperinciPengaruh Penambahan Serat Polypropylene Terhadap Sifat Mekanis Beton Normal
Pengaruh Penambahan Serat Polypropylene Terhadap Sifat Mekanis Beton Normal Yuri Khairizal 1, Alex Kurniawandy 2, Alfian Kamaldi 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Riau 2 Dosen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gempa yang kembali terjadi di Indonesia tidak lepas dari kenyataan bahwa letak kepulauan kita yang berada di garis pergeseran antara lempengan tektonik Australia dan
Lebih terperinciLaporan Tugas Akhir (KL-40Z0) Desain Dermaga General Cargo dan Trestle Tipe Deck On Pile di Pulau Kalukalukuang Provinsi Sulawesi Selatan
Bab 7 DAYA DUKUNG TANAH Laporan Tugas Akhir (KL-40Z0) Desain Dermaga General Cargo dan Trestle Tipe Deck On ile di ulau Kalukalukuang rovinsi Sulawesi Selatan 7.1 Daya Dukung Tanah 7.1.1 Dasar Teori erhitungan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PERENCANAAN
BAB III METODOLOGI PERENCANAAN 3.1 Bagan Alir Perencanaan Ulang Bagan alir (flow chart) adalah urutan proses penyelesaian masalah. MULAI Data struktur atas perencanaan awal, As Plan Drawing Penentuan beban
Lebih terperinciNama : Mohammad Zahid Alim Al Hasyimi NRP : Dosen Konsultasi : Ir. Djoko Irawan, MS. Dr. Ir. Djoko Untung. Tugas Akhir
Tugas Akhir PERENCANAAN JEMBATAN BRANTAS KEDIRI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM BUSUR BAJA Nama : Mohammad Zahid Alim Al Hasyimi NRP : 3109100096 Dosen Konsultasi : Ir. Djoko Irawan, MS. Dr. Ir. Djoko Untung
Lebih terperinciBebanAksial(lanjutan)
BebanAksial(lanjutan) Mekanika Kekuatan Material STTM, 2013 Statiktaktentu(STT) Pada pembahasan soal2 sebelumnya, gaya-gaya dalam dapat ditentukan langsung dengan menerapkan persamaan kesetimbangan dari
Lebih terperinciDESAIN JEMBATAN DENGAN MENGGUNAKAN PROFIL SINGLE TWIN CELLULAR BOX GIRDER PRESTRESS TUGAS AKHIR RAMOT DAVID SIALLAGAN
DESAIN JEMBATAN DENGAN MENGGUNAKAN PROFIL SINGLE TWIN CELLULAR BOX GIRDER PRESTRESS TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas tugas dan memenuhi Syarat untuk menempuh ujian sarjana Teknik Sipil Disusun
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data-data Umum Jembatan Beton Prategang-I Bentang 21,95 Meter Gambar 4.1 Spesifikasi jembatan beton prategang-i bentang 21,95 m a. Spesifikasi umum Tebal lantai jembatan
Lebih terperinciGambar 2.1 Bagian-bagian mesin press BTPTP [9]
BAB II DASAR TEORI MESIN PRESS BTPTP, KARAKTERISTIK BTPTP DAN METODE ELEMEN HINGGA 2.1 Mesin press BTPTP Pada dasarnya prinsip kerja mesin press BTPTP sama dengan mesin press batako pada umumnya dipasaran
Lebih terperinciDAFTAR ISI DAFTAR ISI
DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang... I-1 1.2. Permasalahan... I-2 1.3. Maksud dan tujuan... I-2 1.4. Lokasi studi... I-2 1.5. Sistematika penulisan... I-4 BAB II DASAR TEORI 2.1. Tinjauan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang terbuat dari semen dan air membentuk massa mirip batuan. (McCormac.Jack
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Material Beton Beton adalah suatu campuran yang terdri dari pasir, kerikil, atau batu pecah, atau agregat-agregat lain yang dicampur menjadi satu dengan suatu pasta yang terbuat
Lebih terperinciDAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. UCAPAN TERIMAKASIH... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... vii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR GRAFIK...
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMAKASIH... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR GRAFIK... ix DAFTAR ISTILAH... x BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1
Lebih terperinciBAB XI PERENCANAAN PONDASI TIANG PANCANG
GROUP BAB XI PERENCANAAN PONDASI TIANG PANCANG 11. Perencanaan Pondasi Tiang Pancang Perencanaan pondasi tiang pancang meliputi daya dukung tanah, daya dukung pondasi, penentuan jumlah tiang pondasi, pile
Lebih terperinciGambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.
7 Gambar Sistem kalibrasi dengan satu sensor. Besarnya debit aliran diukur dengan menggunakan wadah ukur. Wadah ukur tersebut di tempatkan pada tempat keluarnya aliran yang kemudian diukur volumenya terhadap
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Elongasi dan Regangan Bahan Proses penyambungan adalah merangkai dua konduktor yang terpisah menjadi satu rangkaian. Menyambung konduktor dengan selongsong penyambung tekan (Compression
Lebih terperinciAnalisis Pengaruh Proses Oversize Piston Terhadap Kinerja Motor dan Pengujian Ketahanan Mekanik Piston Dengan Menggunakan Perangkat Lunak Catia V5R14
Analisis Pengaruh Proses Piston Terhadap Kinerja Motor dan Pengujian Ketahanan Mekanik Piston Dengan Menggunakan Perangkat Lunak Catia V5R14 Asep Syarif Hidayattulah Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN
BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN IV.1 ANALISIS PEMBUATAN SAMPEL Penelitian dimulai dengan melakukan pengujian material untuk mengecek kualitas dan perhitungan rancang campuran. Material yang diuji
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: yang padat. Pada penelitian ini menggunakan semen Holcim yang
III. METODE PENELITIAN A. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Semen Semen adalah bahan pembentuk beton yang berfungsi sebagai pengikat butiran agregat dan mengisi ruang antar
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DATA. Sipil Politeknik Negeri Bandung, yang meliputi pengujian agregat, pengujian beton
BAB IV ANALISA DATA 4.1. Pendahuluan Setelah dilakukan pengujian beton di Laboratorium Pengujian Bahan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung, yang meliputi pengujian agregat, pengujian beton segar, pengujian
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMEN KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN SEMEN PPC DENGAN TAMBAHAN GLENIUM
STUDI EKSPERIMEN KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN SEMEN PPC DENGAN TAMBAHAN GLENIUM F. Windy Yolanda 1, Chrisna Djaya Mungok 2, Eddy Samsurizal 2 Abstract This paper presents the results of the use of material
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMENTAL PENGGUNAAN PORTLAND COMPOSITE CEMENT TERHADAP KUAT LENTUR BETON DENGAN f c = 40 MPa PADA BENDA UJI BALOK 600 X 150 X 150 mm 3
STUDI EKSPERIMENTAL PENGGUNAAN PORTLAND COMPOSITE CEMENT TERHADAP KUAT LENTUR BETON DENGAN f c = 40 MPa PADA BENDA UJI BALOK 600 X 150 X 150 mm 3 Martha Rebekka Lubis NRP : 0221106 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH SERAT BAMBU TERHADAP SIFAT-SIFAT MEKANIS CAMPURAN BETON
Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010 STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH SERAT BAMBU TERHADAP SIFAT-SIFAT MEKANIS CAMPURAN BETON Helmy Hermawan Tjahjanto 1, Johannes Adhijoso
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. hidrasi dan menghasilkan suatu pengerasan dan pertambahan kekuatan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Beton Beton terdiri atas agregat, semen dan air yang dicampur bersama-sama dalam keadaan plastis dan mudah untuk dikerjakan. Karena sifat ini menyebabkan beton mudah untuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Beton adalah bahan yang diperoleh dengan mencampurkan agregat halus, agregat kasar, semen Portland, dan air ( PBBI 1971 N.I. 2 ). Seiring dengan penambahan umur, beton akan semakin
Lebih terperinciDISPLACEMENT PADA BATANG PRISMATIS DENGAN LUAS PENAMPANG BERVARIASI. Mekanika Kekuatan bahan 2 nd and 3 rd session
DISPLACEMENT PADA BATANG PRISMATIS DENGAN LUAS PENAMPANG BERVARIASI Mekanika Kekuatan bahan 2 nd and 3 rd session hadisaputra@live.com Page 1 Contoh Soal : Mekanika Kekuatan bahan 2 nd and 3 rd session
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu perguruan tinggi negeri di Indonesia, Universitas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai salah satu perguruan tinggi negeri di Indonesia, Universitas Indonesia semakin berkembang dari hari kehari. Mulai dari sumber daya manusianya yaitu dosen pengajar,
Lebih terperinciTEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI PERTEMUAN KE-6 BETON SEGAR
Ferdinand Fassa TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI PERTEMUAN KE-6 BETON SEGAR Outline Pertemuan 5 Pendahuluan Workabilitas Segregasi Bleeding Slump Test Compacting Factor Test Tugas Pendahuluan Beton segar atau
Lebih terperinci