BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah. Pada saat ini banyak bermunculan aneka merek yang menyampaikan pesan
|
|
- Susanti Oesman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini banyak bermunculan aneka merek yang menyampaikan pesan berupa bujukan untuk mengkonsumsi dan memakai suatu produk. Kita menyadari bahwa pada dasarnya kita merupakan sasaran dari komunikasi pemasaran, agar mau melirik dan membeli bahkan menggunakan atau mengkonsumsi produk tersebut. Adapun pesan-pesan yang berasal dari beragam merek tersebut dapat kita jumpai dalam berbagai bentuk, ukuran dan model yang menarik, juga melalui media lainnya baik media cetak mau elektronik demi menunjang keberhasilan suatu merek. Keberadaan merek-merek ini tentu saja tidak terlepas dari kampanye komunikasi pemasaran produsennya. Suatu merek diperkenalkan melalui metode pemasaran yang bertujuan agar khalayak memperoleh informasi tentang produknya sebelum menggunakan atau mengkonsumsinya. Suatu merek dapat diperkenalkan melalui metode: penjualan produk (personal selling), yaitu bentuk komunikasi antara individu dimana tenaga penjualan menginformasikan, mendidik dan melakukan persuasi kepada calon pembelinya; iklan, merupakan suatu proses komunikasi yang mempunyai kekuatan sangat penting sebagai alat pemasaran yang membantu menjual barang, memberi layanan, melakukan saluran tertentu dalam bentuk informasi yang persuasif; promosi penjualan, merupakan kegiatan pemasaran yang mencoba merangsang terjadinya aksi pembelian suatu 1
2 2 produk yang cepat atau terjadinya pembelian dalam waktu yang singkat; pemasaran sponsor, merupakan aplikasi dalam mempromosikan suatu perusahaan dan merek dengan mengasosiasikan merek tertentu; publisitas, biasanya dilakukan dalam bentuk berita atau komentar editorial mengenai suatu produk; komunikasi ditempa pembelian, yang melibatkan peraga, poster, tenda dan berbagai materi lainnya. Produsen pada umumnya memasarkan produknya pada media dengan menggunakan iklan yang sesuai dengan target mereka. Keefektifan suatu iklan tidak hanya ditentukan oleh keberadaan iklan itu saja tetapi juga dapat menentukan keberhasilan atau tidaknya suatu iklan itu dapat menarik perhatian, memberikan informasi untuk memberikan respon terhadap khalayak. Dalam menstimuli suatu pesan bisa saja seseorang hanya mengenal merek suatu produk dengan menyebut nama produk (merek), sedangkan orang lain mampu menerangkan bagian-bagian yang mana yang menarik tanpa menyebutkan merek produk tersebut. Itu karena adanya perubahan cara berfikir manusia melewati tahap-tahap perhatian (attention), kesadaran (awareness), pemahaman (comphension), dan keyakinan (believes). Citra merek akan menjadi posisi merek kalau sudah memenuhi syarat tadi: jelas, berbeda, dan unggul. Kalau belum memenuhi kriteria itu, jadi belum jelas, tidak berbeda, atau tidak unggul, maka citra merek itu belum bisa disebut sebagai posisi merek. Citra merek merupakan interprestasi akumulasi berbagai informasi yang diterima konsumen, jadi yang menginterprestasikan adalah konsumen dan yang diinterprestasikan adalah informasi. Hasil interprestasi tergantung pada dua
3 3 hal yaitu: Pertama, bagaimana konsumen melakukan interprestasi; Kedua, informasi apa yang diinterprestasi. Perusahaan tidak dapat mengkontrol kedua faktor tersebut karena faktor pertama dapat dipengaruhi oleh aspek konsumen sendiri dan aspek lingkungan, sedangkan faktor informasi ada berbagai sumber yang bisa dipakai konsumen, seperti konsumen lain, orang-orang dekat, media massa dan lain-lainnya. Meski tidak dapat mengendalikan proses pembentukan citra merek pada konsumen dan ingin membangun mrek yang kuat maka perusahaan tidak boleh membiarkan proses itu berjalan sendirinya. Perusahaan harus melakukan upaya. Proses ini dinamakan dengan positioning (Bilson, 2002: 92). Unilever Indonesia telah tumbuh menjadi salah satu perusahaan terdepan untuk produk Home and Personal Care serta Foods & Ice Cream di Indonesia. Memasuki pasar Indonesia pada tahun 1992, Wall s terus menerus menciptakan inovasi yang hebat sepanjang tahun untuk memenuhi kepuasan pelanggan di segala segmen baik untuk produk dari maupun luar perusahaan. Dengan memadukan produk-produk yang baik dan komunikasi sempurna, dan dengan 13 merek dan lebih dari 40 varian, kini wall s merupakan pilihan utama dunia ice cream di Indonesia. Kini Magnum merupakan salah satu merek ice cream Unilever terkemuka dari Wall s, Wall s Magnum dikemas dengan begitu berbeda dengan produk Wall s lainnya dengan varian rasa yang berbeda diantaranya yaitu: Magnum Classic, melambangkan rasa orisinil Wall s Magnum yang mampu memberikan rasa dengan kualitas terbaik dari lapisan pertama; Wall s Magnum Almond, identik dengan seksi dan berjiwa petualang yang dipancing dengan ice
4 4 cream vanilla yang halus berlapiskan coklat susu Belgia yang tebal dan renyah ditambah kacang almond; Wall s Magnum Chocolate Truffle tersedia dengan ice cream coklat yang dicampuri coklat truffle berlapiskan coklat tebal ( ru.aspx; diakses pada 03 Maret 2012). Melalui iklan-iklan produk Wall s Magnum yang ditampilkan begitu berbeda, menarik, benar-benar menarik khalayak untuk membeli Wall s Magnum. Terlihat dari harga Wall s Magnum yang cukup mahal dibandingkan dengan produk Wall s lainnya, hal ini dapat membedkan bahwa kualitas yang diberikan oleh Wall s Magnum berbeda dengan yang lainnya. Begitu juga dengan cara pengemasan Wall s Magnum di media cetak maupun elektronik ataupun juga kemasan dari Wall s magnum itu sendiri. Khalayak mempercayai bahwa ice cream baru yang ditawarkan oleh Wall s magnum dapat memberikan rasa baru dalam dunia ice cream. Wall s Magnum sangat gencar melakukan pendekatan kepada khalayak diluar dari menggunakan iklan televisi ataupun iklan pada media cetak, Wall s Magnum membangun Magun cafe dengan lebih membuat para pelanggan tertarik untuk membeli ice cream Wall s Magnum, lebih banyak varian rasa yang ditawarkan di Magnum Cafe, tidak hanya memikirkan rasa dari ice cream tersebut Wall s Magnum tidak lupa memberikan rasa nyaman kepada para pelanggan yang datang dengan dekorasi tempat yang begitu menarik. Merasa tidak cukup sampai disini Wall s Magnum pun kemudian membuat kuis berhadiah 5 pemenang wisatawa belanja ke luar negri yaitu Paris, Newyork,
5 5 Los Angles dan maldives dan juga uang saku senilai US $5000 dan 100 pemenang belanja senilai Rp. 20 juta. Frekuensi iklan ditelevisi dan pengemasan iklan yang menarik dan variatif nantinya akan mempengaruhi posisi merek (brand position) akan merek Wall s Magnum dibandingkan dengan produk Wall s lainnya ataupun produk (merek) ice cream lainnya yang ada dipasaran. Begitu menariknya penampilan yang dipasarkan serta ditonjolkan oleh ice cream Wall s Magnum tersebut bisa jadi menarik minat beli para konsumen, termasuk para kaum pelajar yang memiliki rasa keingintahuan terhadap sesuatu hal yang berbeda. Hal ini mendorong peneliti untuk melakukan penelitian di kalangan Pelajar, yang berlokasi di SMA HARAPAN 1 Medan yang dimana di sekolah ini juga terdapat stand (tempat) Wall s Magnum yang menjual produknya, sehingga mungkin hal ini dapat mendorong para pelajar berminat membeli ice cream Wall s Magnum tersebut. Berdasarkan uraian diatas yang telah dijelaskan, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh brand position ice cream Magnum terhadap minat beli di Kalangan Pelajar SMA HARAPAN 1 Medan. I.2 Perumusan Masalah Dari latar belakang masalah di atas, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Sejauhmanakah pengaruh brand position ice cream Wall s Magnum terhadap minat beli di Kalangan Pelajar SMA HARAPAN 1 Medan?
6 6 I.3 Pembatasan Masalah Untuk lebih memperjelas ruang lingkup permasalahan yang akan diteliti agar tidak terlalu luas, maka peneliti membatasi permasalahan sebagai berikut: a. Penelitian ini menggunakan metode korelasional, yang bersifat atau menjelaskan hubungan, yakni antara pengaruh brand position ice cream Wall s Magnum terhadap minat beli di kalangan Pelajar SMA HARAPAN 1 Medan. b. Objek penelitian ini adalah Pelajar SMA HARAPAN 1 Medan kelas 1-3. Tahun Ajaran c. Penelitian ini dimulai pada mulai bulan Maret sampai Mei I.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: a. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui brand position khalayak akan ice cream Wall s Magnum b. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang menyebabkan pelajar SMA HARAPAN 1 Medan berminat membeli ice cream Wall s Magnum. c. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana pengaruh brand position ice cream Wall s Magnum terhadap minat beli di kalangan pelajar SMA HARAPAN 1 Medan.
7 7 1.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: a. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperluas dan memperkaya bahan referensi, bahan penelitian serta sumber bacaan di lingkungan. b. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan pelajar tentang pengaruh brand position ice cream Wall s Magnum terhadap minat beli di kalangan pelajar SMA HARAPAN 1 Medan. c. Secara praktis, penelitian ini diharapkan memberikan masukan-masukan kepada pihak yang berkepentingan baik perusahan Unilever maupun para pelaku pemasaran. I.6 Kerangka Teori Dalam melaksanakan penelitian ini, teori yang digunakan sebagai landasan yang digunakan untuk menyelesaikan masalah. Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berfikir dalam memecahkan atau menyoroti permasalahannya, untuk itu perlu disusun kerangka teori yang memuat pokokpokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian akan disoroti (Nawawi, 2011: 39). Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
8 8 I.6.1 Komunikasi, Komunikasi Massa, Komunikasi Pemasaran Pengertian komunikasi adalah istilah komunikasi yang berasal dari bahasa latin communication, yang berasal dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna, jadi komunikasi dapat terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai suatu pesan yang disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan (Effendy, 2003: 30). Hovland mendefinisikan proses komunikasi sebagai proses yang memungkinkan seseorang menyampaikan rangsangan untuk mengubah perilaku orang lain (Mulyana, 2002: 62). Dari definisi tersebut, menujukan bahwa komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan melalui penggunaan simbol atau lambang yang dapat menimbulkan efek seperti mengubah tingkah laku orang lain, yang bisa dilakukan dengan menggunakan media tertentu. Dalam proses komunikasi yang dilakukan dengan menggunakan media massa disebut dengan komunikasi massa. Menurut Jalaluddin Rahmat (2004: 189) komunikasi massa dapat diartikan sebagai suatu jenis komunikasi yang ditunjukan kepada khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim melalui media cetak maupun media elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara bersamaan dan sesaat. Menurut Philip Kotler (1992), pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia melalui proses pertukaran. Berdasarkan definisi tersebut dapat diketahui beberapa istilah seperti: kebutuhan (needs), keinginan (wants), permintaan (demands), produk
9 9 (product), pertukaran (exchange), transaksi (transactions), dan pasar (markets) (Angipora, 1993: 3). Komunikasi pemasaran adalah istilah yang menggambarkan bagaimana organisasi perusahaan atau pemerintahan mengkomunikasikan pesan-pesan kepada khalayak sasaran mereka. Khalayak sasaran adalah kelompok konsumen potensial yang menerima pesan-pesan pemasaran mereka (Lwin, 2005: 5). I.6.2 Periklanan Menurut Wright (Liliweri, 1992: 20) iklan merupakan suatu proses komunikasi yang mempunyai kekuatan sangat penting sebagai alat pemasaran yang membantu menjual barang, memberikan layanan serta gagasan atau ideide melalui saluran tertentu dalam bentuk informasi yang persuasif. Berdasarkan definisi diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa iklan adalah suatu proses komunikasi yang berfungsi untuk menyebarkan informasi, ide, gagasan, ataupun jasa seperti produk melalui media tertentu yang bertujuan untuk mempengaruhi khalayak agar mau membeli barang yang ditawarkan oleh produsen. Salah satu fungsi iklan adalah menginformasikan keberadaan produk kepada konsumennya. Melalui iklan sebuah produk dapat dikenal, disayang dan dicari oleh khalayak. Hal ini disebabkan oleh potensi iklan yang luar biasa untuk mempengaruhi, sekaligus membentuk opini dan persepsi masyarakat. I.6.3 Merek (brand)
10 10 Merek adalah suatu nama, kata, tanda, simbol, atau desain, atau kombinasi dari semua yang mendefinisakan pembuat atau penjual produk dan jasa tertentu (Kotler, Amstrong, 2003: 349). Merek didefinisikan pula sebagai value indicator, yaitu indikator yang menggambarkan seberapa kokoh dan solidnya nilai yang ditawarkan kepada pelanggan. Karena merek menggambarkan nilai yang ditawarkan oleh produsen, maka merek menjadi alat kunci bagi pelanggan dalam menetapkan pilihan pembelian. Mereklah yang menjadi penentu pembelian pelanggan, sehingga merek menjadi payung dari keseluruhan strategi pemasaran yang dijalankan. Strategi pemasaran apapun yang dijalankan, sesungguhnya merupakan bagaian dari keseluruhan upaya produsen untuk membangun merek (Kartajaya, 2004: 184). Nama merek dan merek dagang penjual memberikan perlindungan hukum bagi fitur-fitur produk unik yang jika tidak diberi merek, maka merek dagang tersebut bisa ditiru oleh pesaing. Merek juga membantu penjual mensegmentasi pasar. Merek yang kuat akan mempunyai kesadaran akan merek (brand awareness), memiliki asosiasi merek yang baik (strong brand association), dipersepsikan konsumen sebagai produk berkualitas (perceived quality) dan loyalitas (brand loyalty). I.6.4 Brand Position (Posisi Merek) Merek bisa ada dan hidup kalau konsumen sudah memiliki gambaran merek yang jelas dan dipercaya jika merek tersebut sudah memiliki posisi merek
11 11 (brand position). Posisi merek adalah citra merek (brand position) yang jelas, berbeda dan unggul secara relatif dibanding pesaing (Kotler, 2011). Brand Positioning adalah posisi merek dalam benak pelanggan. Apa yang ada di benak mereka ketika teringat akan brand kita (pengasosiasian merek). Hasil akhir dari positioning adalah keberhasilan dalam menciptakan fokus dalam benak konsumen konsumen serta alasan yang kuat mengapa konsumen harus membeli produk. Namun demikian sering kali para produsen gagal melakukan positioning yang pas dalam benak konsumen. Positioning terkait erat dengan asosiasi dan konsep gambar, kecuali menyiratkan suatu kerangka acuan, titik referensi biasanya menjadi kompetitif posisi merek yang baik akan memiliki posisi kompetitif yang menarik didukung oleh asosiasi yang kuat. posisi merek tidak mencerminkan bagaimana orang merlihat merek, namun posisi atau strategi positioning juga dapat digunakan unyuk mencerminkan bagaimana perusahaan sedang mencoba untuk dirasakan (David, 1991: 256). Menurut David A. Aaker dan J. Gary Shanby dalam bukunya Positioning your Product (1982), strategi positioning dapat diterapkan melalui: 1. Penonjolan Karakteristik Produk Konsep ini menegaskan bahwa terlalu banyak atribut yang ingin ditonjolkan berakibat fatal karena calon pembeli dibuat kacau sehingga akhirnya tidak menimbulkan simpati. Karakteristik suatu produk dapat dibagi menurut kriteria, yaitu:
12 12 a. Karekteristik Fisik adalah penonjolan karakter ini meliputi sifat-sifat suatu produk seperti, suhu, warna, ketebalan, kehalusan, jarak dan sejenisnya. b. Karakteristik Fisik Semu adalah meliputi sifat-sifat yang berkaitan dengan rasa, selera, simbol-simbol dan sebagainya. c. Keuntungan Konsumen adalah keuntungan ini mengacu pada keuntungan yang dapat dinikmati oleh calon pembeli, misalnya tidak berbahaya pada kulit, aman bagi anak-anak dan sebagainya. Keuntungan ini sering juga disebut keuntungan ekstra. 2. Penonjolan Harga dan Mutu Konsumen sering kali mempersepsikan harga sama dengan mutu. Harga yanf tinggi diimbangi dengan mutu yang baik pula. Sementara itu barang-barang yang harganya rendah seringkali dipersepsikan tidak bermutu. 3. Penonjolan Penggunaannya Cara lain adalah dengan mengkaitkannya dengan penggunaan produk. Bisa saja suatu produk memiliki fungsi yang sama dengan pesaingnya, namun penggunaan yang berbeda dapat meningkatkan keungulan produk tersebut dibandingkan pesaingnya. 4. Positioning Menurut Pemakainya Penggunaan model, terutama artis yang terkenal sebagai bintang iklan ataupun wakil produknya. Artis ini diharapkan dapat meningkatkan posisi produk tersebut dibandingkan produk sejenisnya. 5. Positioning Menurut Kelas Produk
13 13 Cara umumnya dilakukan dengan menempatkan produknya sebagai alternatif dari produk saingannya. 6. Positioning dengan Menggunakan Simbol-simbol Budaya Menciptakan citra yang berbeda dimata calaon pembeli terhadap produk para pesaing. Strategi ini mengupayakan identifikasi atas sejumlah simbol yang memiliki arti penting bagi calon pembeli. 7. Positioning Langsung Terhadap Pesaing Penggunaan pesaing sebagai acuan positioning sering juga disebut sebagai periklanan kreatif. Adanya empat jenis kesalahan positioning, yaitu: Underpositioning, dalam hal ini fitur yang hendak ditonjolkan untuk membangun positioning dianggap bukan hal yang terlalu istimewa; Overpositioning, disini produk memiliki citra yang terlalu tinggi dalam benak konsumen, dan karenanya dianggap diatas jangkauan daya beli mereka; Confused positioning, dalam hal ini pelanggan bingung dengan citra brand karena terlalu banyaknya klaim atau perubahan brand positioning yang terlalu sering; Doubtful positioning, disini pelanggan merasa sulit untuk mempercayai klaim sebuah brand dalam kaitannya dengan fitur suatu produk, harga, atau manufakturnya ( kesalahan-dalam-brand-positioning/; diakses pada 03 Maret 2012). I.6.5 Minat Beli Minat adalah perhatian yang merupakan titik tolak timbulnya hasrat untuk melakukan kegiatan yang diharapkan. Jadi, minat beli adalah suatu sikap yang
14 14 dapat menimbulkan hasrat dan perhatian terhadap sesuatu dan timbul keinginan untuk membeli sesuatu (Effendy, 2002: 103). Menurut Tidjan (1976: 71) adalah gejala psikologis yang menunjukan pemusatan perhatian terhadap suatu obyek sebab ada perasaan senang. Dari pengertian tersebut jelaslah bahwa minat itu sebagai pemusatan perhatian atau reaksi terhadap suatu obyek seperti benda tertentu atau situasi tertentu yang didahului oleh perasaan senang terhadap obyek tersebut. I.6.6 Teori AIDDA Dari uraian yang telah dikemukakan sebelumnya, teori yang dipandang mendekati permasalahan penelitian ini adalah teori AIDDA. Pengertiannya sebagai berikut: A - Attention - Perhatian I - Interest - Ketertarikan D - Desire - Minat D - Desicion - Keputusan A - Action - Tindakan Proses tahap komunikasi ini mengandung maksud bawa komunikasi hendaknya dimulai dengan membangkitkan perhatian (attention), dalam hubungan ini komunikator harus menimbulkan daya tarik. Dimulainya komunikasi dengan membangkitkan perhatian akan menjadi awal sukses suatu proses komunikasi, apabila perhatian komunikasi telah terbangkitkan hendaknya disusul dengan upaya
15 15 menumbuhkan ketertarikan (interest) yang merupakan derajat yang lebih tinggi dari perhatian. Ketertarikan merupakan kelanjutan dari perhatian yang merupakan titik tolak bagi timbulnya suatu hasrat (desire) untuk melakukan suatu kegiatan yang diharapkan komunikator. Jika hanya ada hasrat saja pada diri komunikasi, maka bagi komunikator ini belum berarti apa-apa, sebab harus dilanjutkan dengan datangnya keputusan (desicion), yaitu keputasan untuk melakukan kegitan (action) sebagaimana yang diharapkan oleh komunikator (Khasali, 1995: 83). Namun karena penelitian ini hanya melihat minat beli maka desicion (keputusan) dan action (Tindakan) tidak dikembangkan dalam penilitian ini, tetapi hanya sampai pada desire (minat). Brand position ice cream Wall s Magnum adalah sebagai komunikator yang menyampaikan pesan-pesannya kepada komunikan (khalayak sasaran) yaitu masyarakat dengan tujuan untuk menarik perhatian agar pesan yang disampaikan oleh produk tersebut dapat diterima, sehingga khlayak tertarik dan sampai pada akhirnya khalayak tersebut berminat untuk membeli produk tersebut. I.7 Kerangka Konsep Kerangka konsep merupakan hasil pemikiran rasional yang bersifat krisis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai. Kerangka konsep akan menuntut penelitian dalam menentukan hipotesis (Nawawi, 2001: 40).
16 16 Kerangka konsep adalah hasil pemikiran yang rasional dalam menguraikan rumusan hipotesis, yang merupakan jawaban sementara dari masalah yang akan diuji kebenarannya. Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel bebas (X) Variabel bebas adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi ada atau munculnya atau faktor atau unsur yang lain (Nawawi, 1995: 56) Variabel bebas dalam penelitian ini adalah brand position. 2. Variabel Terikat (Y) Variabel terikat adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang ada atau muncul dipengaruhi atau ditentukan oleh adanya variabel bebas dan bukan karena variabel lain (Nawawi, 1995: 57). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah minat beli. I.8 Model Teoritis Berdasarkan kerangka konsep diatas maka dapat dibentuk model teoritis sebagai berikut:
17 17 Gambar 1 Model teoritis Variabel bebas (X) Brand position Variabel terikat (Y) Minat beli Variabel antaseden (Z) Karakteristik responden I.9 Variabel Operasional Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah diuraikan diatas, maka dapat dibuat operasional variabel untuk membentuk kesatuan dan kesesuaian dalam penelitian. Adapun operasional variabel penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 1 Operasional Variabel Variabel Teoritis 1. Variabel bebas (X) Brand position Variabel Operasional 1. Pengasosian brand 2. Gambaran mengenai brand 3. Keunggulan yang dimiliki brand 4. Harga dan Mutu 5. Asosiasi brand 6. Variabel Terikat (Y) 1. Perhatian (attention)
18 18 Minta beli 2. Ketertarikan (Interest) 3. Minat (desire) 7. Karakteristik responden 1. Usia 2. Jenis kelamin 3. Kelas 4. Uang Saku I.10 Definisi Operasional Definisi operasional memberikan makna pada konstruk atau variabel dengan cara menetapkan aktivitas-aktivitas operasi yang diperlukan untuk mengukurnya (Bulaeng, 2004: 60). Dengan kata lain, definisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama. Maka variabel yang terdapat dalam penelitian perlu didefinisikan sebagai berikut: A. Variabel bebas (X) Brand position, terdiri dari: 1. Pengasosiasian brand, yaitu sebagai segala yang berkenaan dengan ingatan terhadap merek dalam hal ini merek yang dimaksud adalah ice cream Magnum. 2. Gambaran mengenai brand, yaitu sejauhmana konsumen mengenal produk Wall s Magnum.
19 19 3. Keunggulan brand, yaitu kelebihan yang dimiliki oleh Wall s Magnum dibandingkan dengan produk Wall s yang lain ataupun merek ice cream lainnya. 4. Harga dan mutu, yaitu harga yang ditawarkan oleh ice cream Wall s Magnum sesuai atau tidak dengan mutunya. 5. Asosiasi Brand, yaitu bentuk-bentuk dari pengenalan merek ice cream Wall s magnum kepada khalayak oleh konsumen. B. Variabel Terikat (Y) minat beli, terdiri dari: 1. Perhatian (attention) adalah menaruh minat ingin membeli produk tersebut. 2. Ketertarikan (interest) adalah perhatian terhadap suatu promosi produk yang akan menimbulkan ketertarikan atau minat terhadap produk yang dipromosikan tersebut. 3. Minat (desire) adalah timbulnya keinginan untuk mencoba sebagai pemenuhan kebutuhan karena merasa produk tersebut memberi manfaat dan keuntungan. C. Variabel antaseden (Z) yaitu karakteristik responden, terdiri dari 1. Usia, yaitu umur dari responden. 2. Jenis kelamin, yaitu penggolongan jenis kelamin responden yang terdiri dari laki-laki dan perempuan. 3. Kelas, yaitu tingkatan kelas responden, yaitu kelas Uang Saku, yaitu uang jajan yang diterima oleh responden. I.11 Hipotesis
20 20 Hipotesis adalah suatu kesimpulan yang masih kurang atau kesimpulan yang belum sempurna. Pengertian ini kemudian diperluas dengan maksud sebagai kesimpulan penelitian yang belum sempurna, sehingga perlu disempurnakan dengan membuktikan kebenaran hipotesis ini melalui penelitian (Bungin, 2005:75). Hipotesis merupakan pernyataan yang bersifat dugaan mengenai hubungan anatara dua variabel atau lebih. Hipotesis dalam penelitian ini adalah: Ho : Tidak terdapat pengaruh brand position dalam meningkatkan minat beli ice cream Wall s Magnum di kalangan pelajar SMA HARAPAN 1 Medan. Ha : Terdapat pengaruh brand position ice cream Wall s Magnum terhadap minat beli di kalangan pelajar SMA HARAPAN 1 Medan.
BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula keanekaragaman produk yang dihasilkan. Produk dengan jenis, kemasan, manfaat, rasa, dan tampilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. besar bagi perubahaan gaya hidup. Manusia selalu berusaha untuk memenuhi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia yang tidak terbatas semakin berkembang dari waktu ke waktu, kemajuan teknologi dan informasi telah membawa dampak besar bagi perubahaan gaya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan bisnis pada era globalisasi saat ini makin dinamis dan kompleks, adanya persaingan ini tidak hanya menimbulkan peluang tetapi juga menimbulkan tantangan. Tantangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era persaingan baik secara nasional maupun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam menghadapi era persaingan baik secara nasional maupun internasional yang semakin ketat, pihak pesaing akan selalu berusaha dengan sekuat tenaga untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Para pemirsa televisi boleh saja membenci iklan, karena menganggap iklan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Para pemirsa televisi boleh saja membenci iklan, karena menganggap iklan sebagai pengganggu ketika sedang serius menonton acara televisi. Namun iklan juga ibarat darah
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORI
BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Landasan Teori Landasan teori merupakan dasar-dasar teori dari berbagai penjelasan para ahli yang digunakan sebagai dasar untuk melakukan pengkajian terhadap fenomena ataupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha Latar Belakang. Persaingan bisnis yang dilakukan antar perusahaan dalam mendapatkan calon
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan bisnis yang dilakukan antar perusahaan dalam mendapatkan calon konsumen potensial serta mempertahankan konsumen yang telah ada, bukanlah hal yang baru dalam
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. Menurut Phillip Kotler (2002:9): Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di
II. LANDASAN TEORI A. Strategi Pemasaran 1. Pengertian Manajemen Pemasaran Menurut Phillip Kotler (2002:9): Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1-1
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam pasar yang semakin kompetitif, preferensi dan loyalitas pelanggan adalah kunci kesuksesan suatu produk. Beragam motivasi untuk membeli memainkan peranan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, banyak perusahaan yang berdiri dengan berbagai produk atau
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, banyak perusahaan yang berdiri dengan berbagai produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan itu. Perusahaan akan terus berkembang dengan pesat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini, terjadi perubahan perubahan yang begitu cepat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini, terjadi perubahan perubahan yang begitu cepat di bidang ekonomi, social, budaya. Hal ini dengan sendirinya membawa perubahan pada kebutuhan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perilaku Konsumen Perilaku konsumen merupakan interaksi dinamis antara afeksi dan kognisi, perilaku, dan lingkungannya dimana manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bentuk dunia bisnis dalam persaingan yaitu bisnis yang bergerak dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bentuk dunia bisnis dalam persaingan yaitu bisnis yang bergerak dalam bidang produksi dan penjualan barang-barang konsumsi (consumer goods). Bisnis ini menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi perekonomian seperti sekarang ini, persaingan dalam segala
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam situasi perekonomian seperti sekarang ini, persaingan dalam segala bidang usaha semakin ketat, hal ini ditandai dengan berdirinya banyak perusahaan besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Agar mampu menguasai pasar, perusahaan tidak begitu saja melemparkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi dewasa ini telah membawa pengaruh yang sangat besar terhadap persaingan dunia usaha dalam merebut pasar bagi hasil produksinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konsumen dapat mengenal suatu produk atau jasa melalui merek. Melalui merek konsumen dapat membedakan antara produk dan jasa yang satu dengan yang lainnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perilaku pembelian seseorang dapat dikatakan sesuatu yang unik,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perilaku pembelian seseorang dapat dikatakan sesuatu yang unik, karena preferensi dan sikap terhadap obyek setiap orang berbeda. Selain itu konsumen berasal
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Manajemen Manajemen adalah bekerja untuk orang lain untuk menyelesaikan tugas tugas yang membantu pencapaian sasaran organisasi seefisien mungkin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dimana krisis rupiah dan krisis kepercayaan yang terus berlangsung
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Negara indonesia pada saat ini sedang mengalami berbagai masalah ekonomi, dimana krisis rupiah dan krisis kepercayaan yang terus berlangsung mengakibatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat dihindari dengan adanya persaingan maka perusahaan-perusahaan akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Munculnya persaingan dalam dunia bisnis merupakan hal yang tidak dapat dihindari dengan adanya persaingan maka perusahaan-perusahaan akan dihadapkan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai aspek kehidupan, termasuk aspek ekonomi. Dan dari keadaan ini semua
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, perubahan-perubahan terjadi pada berbagai aspek kehidupan, termasuk aspek ekonomi. Dan dari keadaan ini semua pihak terkena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemasaran kini tak lagi sekedar sarana promosi. Didalamnya mencakup upaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Merek bukanlah sekedar nama atau simbol. Tetapi lebih kepada aset perusahaan yang bersifat intangible. Merek adalah nama, istilah, simbol atau kombinasi
Lebih terperinci2. Beri tanda silang (X) pada jawaban yang paling sesuai menurut Anda. dilewatkan, karena setiap pertanyaan saling berhubungan.
KUESIONER PENELITIAN BRAND POSITION DAN MINAT BELI (Studi Korelasional Pengaruh Brand Position Ice Cream Wall s Magnum Terhadap Minat Beli di Kalangan Pelajar SMA HARAPAN 1 Medan) Petunjuk Pengisian Kuesioner
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada era sekarang ini, banyak sekali perusahaan melakukan inovasi produk.
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Pada era sekarang ini, banyak sekali perusahaan melakukan inovasi produk. Contoh perusahaan di bidang makanan menciptakan inovasi dimulai dari bentuk hingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin membaik mendorong
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin membaik mendorong timbulnya laju persaingan di dalam dunia usaha. Hal ini dapat kita lihat dengan semakin banyaknya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia bisnis menghadapi era baru persaingan global yang makin ketat yang disebabkan oleh globalisasi. Globalisasi didorong oleh kemajuan pesat dalam bidang teknologi,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran adalah fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Menurut Kotler dan Keller (2009:6) : Pemasaran adalah fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tinggi setelah tahun lalu tumbuh sebesar 9 % (www.kemenperin.go.id).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Industri makanan dan minuman memiliki prospek pasar yang masih cerah seiring pertumbuhan ekonomi, karena dukungan sumber bahan baku dan populasi masyarakat Indonesia
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. 2.1 Arti dan Pentingnya Pemasaran. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan
14 II. LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Pentingnya Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh laba, meningkatkan volume penjualan dan menjaga kesinambungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepada konsumen adalah melakukan promosi melalui media massa. Dari berbagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Informasi akan suatu produk menjadi dasar bagi konsumen untuk menentukan pilihan terhadap suatu katagori merek atau produk. Karenanya perusahaan berperan untuk menyampaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin ketat untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin ketat untuk selalu mengembangkan dan merebut pangsa pasar (market share). Persaingan yang terjadi
Lebih terperinciBab I PENDAHULUAN. Sebuah merek (brand) mempunyai kekuatan untuk memikat hati UKDW
Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebuah merek (brand) mempunyai kekuatan untuk memikat hati konsumen agar mau membeli produk maupun jasa yang diwakilinya. Merek juga diibaratkan sebagai sebuah nyawa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia bisnis saat ini, maka
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan dunia bisnis saat ini, maka semakin berkembangnya tingkat persaingan dalam pemenuhan kebutuhan manusia. Jumlah penduduk indonesia
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN Makanan dan minuman merupakan kebutuhan pokok bagi manusia, Makanan merupakan bahan yang sangat dibutuhkan oleh setiap orang guna kelangsungan hidupnya. Untuk itu sangat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kepemilikan. Kebutuhan adalah keadaan merasa tidak memiliki kepuasan dasar dan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia mempunyai banyak kebutuhan yang harus dipenuhi, baik kebutuhan yang bersifat biogenetik seperti rasa lapar dan haus maupun kebutuhan yang bersifat psikogenetik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Strategi pemasaran merupakan sebagian dari strategi bisnis yang diupayakan setiap perusahaan untuk meningkatkan laba demi menaikkan nilai perusahaan. Strategi pemasaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyampaikan bahwa tahun 2013 diperkirakan penduduk Indonesia mencapai 250
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyampaikan bahwa tahun 2013 diperkirakan penduduk Indonesia mencapai 250 juta jiwa dengan laju
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun global dan kondisi ketidakpastian memaksa perusahaan untuk mencapai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi telah menuntut adanya perubahan dalam segala bidang, salah satunya adalah bidang pemasaran. Semakin tingginya tingkat persaingan di bisnis lokal maupun
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu fungsi pokok yang harus dilakukan oleh perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungan pelanggan yang menguntungkan. Dua sasaran pemasaran adalah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Definisi Pemasaran Menurut Kotler & Amstrong (2008:5) pemasaran adalah proses mengelola hubungan pelanggan yang menguntungkan. Dua sasaran pemasaran adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang. Salah satu hal penting yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh. menggarap pelanggan-pelanggan potensial baru.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan harus mampu bertahan hidup, bahkan harus dapat terus berkembang. Salah satu hal penting yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh setiap perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. nilai yang terkandung didalam produk tersebut. Salah satu nilai yang
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Merek Didalam suatu produk yang dijual ke pasar oleh produsen terdapat nilai yang terkandung didalam produk tersebut. Salah satu nilai yang
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab V Kesimpulan dan Saran 109 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Merek Oriflame memiliki top
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. manusia akan suatu produk menjadi semakin beragam. Hal inilah yang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan berkembangnya peradaban suatu bangsa, kebutuhan manusia akan suatu produk menjadi semakin beragam. Hal inilah yang mendorong munculnya berbagai perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Iklan Televisi Menurut Hasan (2013), periklanan merupakan alat pemasaran untuk mempromosikan ide, barang, dan jasa secara non personal untuk mempengaruhi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian ini meneliti tentang strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Lion Star dalam menarik minat konsumen. Dalam bab ini akan membahas tentang konsep dan teori- teori
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. yang bernilai dengan orang lain (Kotler, 2008). Oleh karena itu, kegiatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan dalam dunia usaha semakin ketat, terlebih dengan semakin meningkatnya kebutuhan dan keinginan konsumen. Perkembangan zaman yang sangat pesat secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bisnis di Indonesia menimbulkan banyak perubahan. Perubahan yang paling
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan kota Medan sebagai salah satu pusat perdagangan dan bisnis di Indonesia menimbulkan banyak perubahan. Perubahan yang paling jelas terlihat adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Konteks Masalah Saat ini adalah era di mana orang membeli barang bukan karena nilai manfaatnya, melainkan karena gaya hidup yang disampaikan melalui media massa. Barang yang ditawarkan
Lebih terperincimenjanjikan dan melibatkan media massa, baik itu media lini atas (above the line)
Dunia periklanan telah menjadi salah satu industri terbesar yang sangat menjanjikan dan melibatkan media massa, baik itu media lini atas (above the line) maupun media lini bawah (below the line). Persaingan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan dan keinginan konsumen, mengembangkan produk, menetapkan harga,
11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan suatu faktor penting dalam suatu siklus yang bermula dan berakhir dengan kebutuhan. Pemasar harus dapat menafsirkan, mengidentifikasi
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS
24 BAB II URAIAN TEORITIS II.1 Kerangka Teori II.1.1. Komunikasi dan Komunikasi Efektif Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada kelompok lain untuk memberitahu atau untuk merubah
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. American Marketing Association (AMA) dalam Kotler (2005 : 82)
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Merek American Marketing Association (AMA) dalam Kotler (2005 : 82) mendefinisikan merek sebagai nama, istilah, tanda, simbol, desain, atau kombinasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Pada era pemasaran moderen saat ini, jumlah merek dan produk yang bersaing dalam pasar menjadi semakin banyak sehingga konsumen memiliki ragam pilihan
Lebih terperinci1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa tahun belakangan ini industri otomotif Indonesia sedang mengalami kenaikan yang cukup signifikan dan mengadakan perubahan perubahan yang sangat cepat, sehingga
Lebih terperinciBab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha saat ini telah membawa para pelaku dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan konsumen. Berbagai pendekatan dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan,
Bab 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan, mulai dari kebutuhan dasar yang harus dipenuhi secara rutin atau disebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perekonomian yang berorientasi pasar, pembangunan ekonomi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam sebuah perekonomian yang berorientasi pasar, pembangunan ekonomi suatu negara biasanya ditentukan oleh kesuksesan dan keberhasilan perusahaan dan industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. bisnis berusaha untuk bersaing secara kompetitif dengan menghadirkan produkproduk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan didunia bisnis di era ini terjadi begitu ketat, dimana banyak pelaku-pelaku bisnis bermunculan dengan produk baru atau membuat dan mengembangkan produk yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bisnis yang ingin tetap konsisten di pasar dituntut untuk dapat memenuhi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi era globalisasi dan persaingan pasar, semua pelaku bisnis yang ingin tetap konsisten di pasar dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Salah satu strategi pemasaran yang efektif yaitu melalui promosi. Promosi merupakan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkembangnya perdagangan bebas menimbulkan persaingan bisnis yang semakin ketat. Hal ini menuntut perusahaan untuk semakin kreatif dalam menjalankan kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkat pula diantara para produsen. Menurut Kartajaya (2004:144), merek
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Situasi pasar saat ini semakin kompetitif dengan persaingan yang semakin meningkat pula diantara para produsen. Menurut Kartajaya (2004:144), merek (brand)
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran adalah proses untuk merencanakan dan melaksanakan perancangan, penetapan harga, promosi, dan distribusi dari ide, barang, dan layanan untuk menimbulkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang beroperasi di Indonesia, di satu sisi era globalisasi memperluas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi ini menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia, di satu sisi era globalisasi memperluas pasar
Lebih terperinciIKLAN CENTRIN TV DAN MINAT BERLANGGANAN ICHE. A. C. NAPITUPULU
IKLAN CENTRIN TV DAN MINAT BERLANGGANAN (Studi Korelasional Tentang Iklan Tv Berlangganan Centrin Tv Terhadap Minat Masyarakat Berlangganan di Kelurahan Babura Kecamatan Medan Baru) ICHE. A. C. NAPITUPULU
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pada umumnya, setiap perusahaan menganut salah satu konsep atau filosofi pemasaran, yaitu falsafah atau anggapan yang diyakini perusahaan
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH BRAND EQUITY
TUGAS AKHIR ANALISIS PENGARUH BRAND EQUITY TERHADAP PEMBENTUKAN CUSTOMER LOYALTY PADA JENIS MEREK PASTA GIGI DENGAN ANALISIS SEM (STRUCTURAL EQUATION MODELLING) (Studi Kasus: Mahasiswa mahasiswi UMS) Diajukan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 23% 16% 17% 19% 30,025 35,088 41,708 48,585 59,827
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin ketatnya persaingan dalam dunia usaha, pemikiran yang berorientasi pasar merupakan kebutuhan yang tidak dapat dielakkan lagi di era globalisasi ini. Dimana era
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pernahkah anda mendengar slogan As Good As Gold? Ya, itu slogan yang
Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pernahkah anda mendengar slogan As Good As Gold? Ya, itu slogan yang dimiliki oleh es krim Magnum Gold. Kita mungkin sering mendengar atau melihat
Lebih terperincipenting sejalan dengan perkembangan zaman. Perkembangan teknologi selalu prinsip-prinsip sentral pemasaran. Pemasaran adalah mengenai memahami
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Sarana komunikasi, bagi kehidupan masyarakat dimanapun makin penting sejalan dengan perkembangan zaman. Perkembangan teknologi selalu mengalami perubahan, begitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. minat konsumen terhadap pembelian kosmetik. Perusahaan Kosmetik Indonesia (Perkosmi), omset industri kosmetik tahun
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kosmetik merupakan salah satu produk yang ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan sekunder dan keinginan konsumen, khususnya perempuan agar tampil lebih cantik dan menarik.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu ukuran atau indikasi kemajuan suatu masyarakat adalah tersedianya fasilitas
121 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Salah satu ukuran atau indikasi kemajuan suatu masyarakat adalah tersedianya fasilitas penunjang bagi masyarakat itu sendiri. Fasilitas penunjang yang di maksud,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Periklanan Periklanan merupakan media promosi yang mempunyai daya jangkau yang luas dan iklan mampu untuk mempertahankan produk agar tetap dikenal konsumen. Pesan dalam iklan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pemasaran pada dasarnya adalah membangun merek di benak konsumen. Merek menjadi semakin penting karena konsumen tidak lagi puas hanya
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pemasaran pada dasarnya adalah membangun merek di benak konsumen. Merek menjadi semakin penting karena konsumen tidak lagi puas hanya dengan tercukupi kebutuhannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kebutuhan hidup yang semakin kompleks pula. Hal ini menuntut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi dan perekonomian masyarakat dewasa ini telah membuat masyarakat mempunyai gaya hidup yang lebih baik dan modern sesuai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyak pilihan. Hal tersebut membuat masing-masing perusahaan berusaha
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masuknya bisnis ritel dari luar negri yang dikelola secara professional menuntut bisnis ritel domestik untuk dikelola secara professional pula agar mampu bersaing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Interaksi tersebut pun dapat mereka lakukan secara verbal maupun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan suatu hal yang pasti dalam hidup ini, dan pada hakikatnya manusia akan berinteraksi dengan manusia lainnya. Karena pada kodratnya manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam dunia bisnis. Sehingga menimbulkan persaingan-persaingan dalam
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi yang berkembang pesat saat ini mengakibatkan manusia setiap kali akan mengalami perubahan, baik dalam bidang politik, ekonomi, sosial dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di zaman modern ini, kebutuhan manusia sudah sangat bermacam-macam. Setiap orang memiliki kebutuhan yang berbedabeda terlebih untuk tampil menarik dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan dapat mencapai kesuksesan apabila semua komponennya berusaha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu perusahaan dapat mencapai kesuksesan apabila semua komponennya berusaha semaksimal mungkin menciptakan dan mempertahankan produknya, sehingga konsumen senantiasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. yang sangat pesat secara tidak langsung telah merubah pola hidup dan pola pikir
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini persaingan dalam dunia usaha semakin ketat terlebih dengan semakin meningkatnya kebutuhan dan keinginan konsumen. Perkembangan zaman yang sangat
Lebih terperinciSTRATEGI DAN MARKETING PUBLIC RELATIONS
Modul ke: 03 Fakultas Program Pascasarjana STRATEGI DAN MARKETING PUBLIC RELATIONS Pokok Bahasan 1. Strategi Pemasaran 2. Strategi Komunikasi 3. Marketing Public Relations Dr. Inge Hutagalung, M.Si Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. selalu invoatif dalam mengembangkan usahanya. Salah satu kegiatan pokok
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan pemasaran perusahaan dalam bersaing kini semakin ketat terutama memasuki abad 21 ini, hal inilah yang pada akhirnya menuntut perusahaan untuk selalu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu bagian dari bauran komunikasi pemasaran atau bauran
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu bagian dari bauran komunikasi pemasaran atau bauran promosi adalah periklanan. Periklanan merupakan suatu bentuk presentasi non personal dan promosi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS. mengkomunikasikan manfaat jasa kepada pelanggan potensial dan. enam alat promosi, yaitu periklanan, penjualan pribadi, promosi
27 BAB II KAJIAN TEORITIS A. KAJIAN PUSTAKA 1. Bauran Promosi Jasa Menurut Tjiptono, Bauran promosi adalah berbagai metode untuk mengkomunikasikan manfaat jasa kepada pelanggan potensial dan aktual. 32
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pesaing baru maupun pesaing yang sudah ada yang bergerak dalam bidang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia industri di Indonesia telah berkembang sangat pesat, hal ini menyebabkan kondisi persaingan dunia bisnis dewasa ini semakin bertambah ketat. Semakin tingginya
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. ukuran iklan (air time untuk media penyiaran), penggunaan warna (spot atau full
BAB II LANDASAN TEORI A. Daya Tarik Iklan Iklan yang disiarkan melalui media televisi haruslah mampu untuk menarik penonton maupun target pasarnya. Selain konsep dan tema iklan yang menarik, sebuah iklan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN UKDW. yang sangat penting untuk di perhatikan adalah pemasaran produk.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pasar dan pertumbuhan ekonomi yang semakin maju menuntut perusahaan melakukan pengembangan pada segala aspek pendukung bisnis sehingga kelangsungan bisnis
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Promosi Promosi merupakan salah satu elemen yang penting dalam bauran pemasaran, dengan kegiatan promosi perusahaan dapat memperkenalkan suatu produk atau jasa kepada konsumen,
Lebih terperinciBerikut ini pengertian dari bauran pemasaran (Marketing Mix) menuru para
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu elemen pokok yang wajib dimiliki oleh setiap perusahaan. Pemasaran berkaitan erat dengan bagaimana cara perusahaan dapat
Lebih terperinciBab V Kesimpulan Dan Saran 112 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dalam penelitian ini telah dianalisis proses pelaksanaan brand equity
Bab V Kesimpulan Dan Saran 112 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dalam penelitian ini telah dianalisis proses pelaksanaan brand equity dalam pengambilan keputusan pembelian konsumen. Pada bab terakhir ini, akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dengan berkembangnya perekonomian, semakin berkembang pula kegiatan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan berkembangnya perekonomian, semakin berkembang pula kegiatan olahraga di Indonesia terutama dalam bidang bulutangkis. Karena olahraga bulutangkis merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. diharapkan agar perusahaan mampu memperoleh pasar yang lebih luas.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia usaha, barangkali sudah menjadi hal yang wajar apabila produsen dari sebuah produk akan senantiasa berusaha untuk menghasilkan sebuah produk yang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS A. KAJIAN PUSTAKA 1. Manajemen Pemasaran Definisi manajemen pemasaran menurut Kotler dan Amastrong (2005:18) adalah Manajemen Pemasaran adalah analisis,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kualitas Produk Kualitas produk adalah kesesuaian dengan persyaratan dan kecocokan untuk pemakaian atau sesuatu yang bisa
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
12 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan faktor penting dalam siklus yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan konsumen. Dalam salah satu perusahaan, pemasaran merupakan salah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Promosi 2.1.1 Pengertian Promosi Menurut Hasan (2009:10), promosi adalah fungsi pemasaran yang fokus untuk mengkomunikasikan program-program pemasaran secara persuasive kepada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan globalisasi dan gencarnya persaingan bebas yang muncul di Indonesia, maka semakin banyak produk-produk sejenis yang ditawarkan, akibatnya konsumen
Lebih terperinciLANDASAN TEORI. Pemasaran pada umumnya dipandang sebagai tugas untuk menciptakan, memperkenalkan dan menyerahkan barang dan jasa kepada konsumen dan
II. LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Pentingnya Pemasaran Pemasaran pada umumnya dipandang sebagai tugas untuk menciptakan, memperkenalkan dan menyerahkan barang dan jasa kepada konsumen dan perusahaan lain.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini, konsep pemasaran mengalami perkembangan dan penerapannya nyata dalam aktivitas perekonomian sehari-hari di semua jenis atau macam jenis
Lebih terperinci