KATA PENGANTAR. Pandeglang, 29 November 2013 KEPALA BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN, PERLINDUNGAN ANAK DAN KELUARGA BERENCANA KABUPATEN PANDEGLANG
|
|
- Glenna Iskandar
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur Kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-nya Laporan Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2013 di Kabupaten Pandeglang dapat diselesaikan, adapun sebagai dasar pelaksanaan Kegiatan Pendataan Keluarga ini sesuai dengan Instruksi Bupati Pandeglang Nomor : 4 Tahun 2013 tanggal 19 Juni 2013, tentang Pelaksanaan Pendataan Keluarga Tahun 2013 di Kabupaten Pandeglang. Pengumpulan data dan informasi program KB dilaksanakan mulai dari tanggal 01 Juli sampai dengan 30 September 2013, Petugas pengumpul data adalah PLKB/PKB bersama-sama Institusi Masyarakat Pedesaan (Kader, Pos KB Desa dan Sub Pos KB), dengan tekhnis Pendataan dilaksanakan melalui kunjungan dari rumah ke rumah keluarga diseluruh wilayah Kabupaten Pandeglang dan mewawancarai keluarga yang dituangkan dalam format R/I/KS/07. Laporan hasil Pendataan Keluarga ini kiranya dapat dijadikan salah satu bahan evaluasi dan penyusunan operasional Program KB dan Keluarga Sejahtera termasuk Program Pembangunan lainnya di Kabupaten Pandeglang dan Provinsi Banten. Dengan selesainya Pendataan Keluarga ini kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu suksesnya proses pelaksanaan Pendataan Keluarga Tahun 2013, semoga mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT, Amiin. Pandeglang, 29 November 2013 KEPALA BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN, PERLINDUNGAN ANAK DAN KELUARGA BERENCANA KABUPATEN PANDEGLANG Dra. Hj. TATI SUWAGIHARTI, MM Pembina Utama Muda NIP
2 D A F T A R I S I KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Dasar... 2 C. Tujuan... 2 D. Ruang Lingkup... 2 E. Batasan dan Pengertian... 4 BAB II TAHAPAN KEGIATAN A. Persiapan... 6 B. Pelaksanaan... 6 C. Pelaporan... 6 BAB III CAKUPAN HASIL PENDATAAN A. Cakupan Wilayah... 7 B. Cakupan Aspek Demografi... 7 C. Cakupan Aspek Keluarga Berencana D. Cakupan Aspek Tahapan Keluarga Sejahtera E. Permasalahan BAB IV PENUTUP Lampiran-lampiran : - Instruksi Bupati Pandeglang Tentang Pelaksanaan Pendataan Keluarga Tahun Rek.Kab.R/I/KS/07 - Rek.Kab.R/I/Kel.Pra.s-KS.I/07 - Rek.Kec.R/I/KS/07
3 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program Keluarga Berencana yang dicanangkan sejak Tahun 1970 telah dikukuhkan dan diatur dalam Undang-undang Nomor 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera yang kemudian direvisi dengan Undang-undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan Pembangunan Keluarga bahwa Visi dan Misi Program KB semakin luas, terarah dan terfokus pada upaya pemantapan peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan : 1. Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) 2. Pengaturan Kelahiran/Kehamilan 3. Pembinaan Ketahanan Keluarga 4. Peningkatan Kesejahteraan Keluarga, untuk mewujudkan Keluarga Kecil, Bahagia dan Sejahtera. Sedangkan sebagai salah satu upaya pelaksanaan SIDUGA dalam menunjang penyediaan data dan informasi terhadap pengelolaan Program KB (terutama yang berkaitan dengan data potensi, proses kegiatan dan hasil kegiatan pelayanan KB) yaitu dengan melakukan kegiatan Pencatatan dan Pelaporan yang meliputi : a) Sub sistem Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan kontrasepsi b) Sub sistem Pencatatan dan Pelaporan Pengendalian Lapangan c) Sub sistem Pencatatan dan Pelaporan Pendataan Keluarga Pencatatan dan Pelaporan Pendataan Keluarga adalah kegiatan pengumpulan data primer tentang data Demografi, data KB, data Tahapan Keluarga Sejahtera dan data Individu, yang hasilnya digunakan untuk keperluan operasional Program KB Nasional dalam rangka perencanaan Keluarga dan Pemberdayaan Keluarga.
4 B. Dasar a. Undang-undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga b. Perpres No.62 Tahun 2010 tentang Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional c. Instruksi Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Nomor : 191/HK-011/D2/2000 tentang Pencatatan dan Pelaporan Program Keluarga Berencana Nasional d. Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang Nomor 10 Tahun 2003 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang Nomor 26 Tahun 2001 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Pandeglang e. Keputusan Bupati Pandeglang Nomor 11 Tahun 2003 tentang Susunan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Pandeglang f. Keputusan Bupati Pandeglang Nomor 15 Tahun 2008 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kabupaten Pandeglang g. Instruksi Bupati Pandeglang Nomor 4 Tahun 2013 tanggal 19 Juni 2013 tentang Pelaksanaan Pendataan Keluarga Tahun 2013 di Kabupaten Pandeglang h. Juknis Pendataan Keluarga Tahun C. Tujuan a. Diperolehnya data dan informasi yang akurat tentang data Demografi, Keluarga Berencana dan Tahapan Keluarga Sejahtera di Kabupaten Pandeglang b. Terevaluasinya dampak operasional Program KB dan Keluarga Sejahtera serta tersusunnya Program Kegiatan Tahun 2013 yang bersumber dari Data Base Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2013 khususnya di Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana serta Instansi sektoral lainnya yang membutuhkan di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Pandeglang D. Ruang Lingkup a. Jangkauan Pendataan Keluarga dilaksanakan diseluruh wilayah Kabupaten Pandeglang, yang meliputi cakupan data di : - 35 Kecamatan Desa/Kelurahan RW dan RT
5 b. Sasaran Seluruh Keluarga yang berdomisili tetap di wilayah Kabupaten Pandeglang, materi data yang digali dan dikumpulkan adalah mencakup 3 (tiga) aspek data yaitu Demografi, Keluarga Berencana dan Tahapan Keluarga. 1. Aspek Demografi terdiri dari variable : - Jumlah Kepala Keluarga - Kepala Keluarga menurut Jenis Kelamin, status Perkawinan, Status Pendidikan - Jumlah Jiwa dalam Keluarga, dirinci dengan Jenis Kelamin dan Kelompok Umur - Jumlah WUS (Wanita Usia Subur) 2. Aspek Keluarga Berencana, terdiri dari variable : - PUS (Pasangan Usia Subur) - Peserta KB Aktif - Tempat memperoleh Pelayanan Kontrasepsi (Pemerintah dan Swasta) - Peserta KB Implant yang dicabut Tahun ini - PUS yang bukan peserta KB (Hamil dan Tidak hamil) 3. Aspek Tahapan Keluarga, terdiri dari : - Agama - Keluarga Berencana - Pangan - Tabungan - Sandang - Interaksi Dalam Keluarga - Papan - Interaksi dalam Lingkungan - Kesehatan - Informasi - Pendidikan - Peranan Dalam Masyarakat
6 E. Batasan dan Pengertian Dalam pelaksanaan Pendataan Keluarga ini dipergunakan batasan/pengertian terhadap beberapa istilah sebagai berikut : 1. Pendataan Keluarga Adalah kegiatan pengumpulan data primer tentang data Demografi, Keluarga Berencana, Tahapan Keluarga dan administrasi Kependudukan secara serentak dalam kurun waktu tiga bulan (Juli sampai dengan September) setiap tahun melalui kunjungan dari rumah ke rumah oleh petugas pendata. 2. Keluarga Adalah unit terkecil dalam Mayarakat yang terdiri dari Suami/ayah, Istri/ibu dan anaknya; Suami dan Istri ; Ayah dan Anaknya ; Ibu dan Anaknya (Pasal 1, ayat 10, UU No.10/92). Secara Implicit dalam batasan ini, yang dimaksud anak adalah anak yang belum menikah. 3. Wanita Usia Subur (WUS) Adalah wanita yang berumur tahun, baik yang berstatus kawin maupun yang belum menikah atau janda. 4. Pasangan Usia Subur (PUS) Adalah pasangan suami istri yang istrinya berusia antara tahun atau kurang dari 15 tahun dan lebih dari 5o tahun tapi sudah/masih haid (datang bulan). 5. Peserta Keluarga Berencana Adalah pasangan usia subur yang pada saat pendataan sedang memakai atau menggunakan salah satu alat/cara kontrasepsi modern. Kedalam pengerrtian ini termasuk cara-cara kontrasepsi tradisional, seperti pijat, urut, jamu dan juga tidak termasuk cara-cara KB alamiah seperti pantang berkala, senggama terputus dan sebaginya. 6. Sarana Kesehatan Adalah sarana kesehatan seperti Rumah Sakit, Puskesmas, Balai Pengobatan Apotik, Posyandu, Poliklinik, Bidan Desa dan sebagainya. 7. Luas Lantai 8 M2 Adalah keseluruhan luas lantai rumah, baik tingkat bawah, termasuk bagian dapur, kamar, paviliun, garasi dan gudang dibagi dengan jumlah penghuni rumah. 8. Keluarga Pra Sejahtera (Pra-S) Adalah keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya (Basic Neeeds) secara minimal, seperti kebutuhan akan pengajaran agama, pangan, sandang, papan dan kesehatan.
7 9. Keluarga Sejahtera Tahap I (KS-I) Adalah keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, tetapi belum dapat memenuhi keseluruhan kebutuhan social psikologisnya (Sosio Psychological Needs), seperti kebutuhan akan pendidikan, Keluarga Berencana, interaksi dalam keluarga, interaksi dalam lingkungan, tempat tinggal dan transportasi. 10. Keluarga Sejahtera Tahap II (KS-II) Adalah keluarga yang disamping telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya, juga telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan social psikologisnya, akan tetapi belum dapat memenuhi seluruh kebutuhan perkembangannya (Developmental Needs) seperti kebutuhan untuk menabung dan memperoleh informasi. 11. Keluarga Sejahtera Tahap III (KS-III) Adalah keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar, kebutuhan social psikologis dan kebutuhan pengembangannya, namun belum dapat memberikan sumbangan (kontribusi) yang maksimal terhadap masyarakat, seperti secara teratur (waktu tertentu memberikan sumbangan dalam bentuk material dan keuangan untuk kepentingan social kemasyarakatan juga berperan serta secara aktif dengan menjadi pengurus lembaga kemasyarakatan atau yayasanyayasan social, keagamaan, kesenian, olah raga, pendidikan dan sebagainya. 12. Keluarga Tahap III Plus (KS-III +) Yaitu keluarga-keluarga yang telah memenuhi seluruh kebutuhannya, baik yang bersifat dasar, social psikologis maupun yang bersifat pengembangan serta telah dapat pula memberikan sumbangan yang nyata dan berkelanjutan bagi masyarakat.
8 BAB II TAHAPAN KEGIATAN Kegiatan Pendataan Keluarga dan Pemutakhiran Data Keluarga Tahun 2013 di kabupaten Pandeglang, dilaksanakan melalui tahapan sebagai berikut : A. Persiapan 1. Menginventarisir Kebutuhan Jumlah Tenaga Pendata Sarana (Form Register Pendataan keluarga R/I/KS/07) 2. Orientasi Pelaksanaan Pendataan Keluarga Petugas Pendata 3. Sosialisasi Pendataan Keluarga Tahun 2013 (Pembahasan Pengisian Form R/I/KS) 4. Melakukan Koordinasi dan Kerjasama dengan Instansi/Organisasi terkait 5. Menyusun dan Menetapkan pola Operasional Pendataan Keluarga dengan mengacu kepada Instruksi Bupati Pandeglang Nomor 4 tanggal 19 Juni 2013 di Kabupaten Pandeglang dan Juknis Pendataan Keluarga. B. Pelaksanaan 1. Pendataan Keluarga dilaksanakan oleh petugas pendata yang telah ditunjuk dengan cara kunjungan dari rumah ke rumah Keluarga di tiap-tiap RT 2. Petugas Pendata melakukan wawancara langsung dengan keluarga yang dikunjungi tidak ada di tempat, dilakukan kunjungan ulang sehingga data yang diperlukan sesuai/bersumber dari keluarga yang bersangkutan. C. Pelaporan 1. Petugas Pendata melaporkan Hasil Pendataan keluarga (R/I/KS/07) Tahun 2013 pada Sub PPKBD 2. Sub PPKBD merekap R/I/KS Hasil Pendataan keluarga Tahun 2013 kedalam Rek.RW.R/I/KS/07 dan melaporkan kepada PPKBD pada tanggal 14 Oktober PPKBD bersama-sama PLKB/PKB merekap Rek.RW.R/I/KS/07 Hasil Pendataan keluarga tahun 2013 kedalam Rek.Des.R/I/KS/07 dan melaporkan kepada PPLKB di tingkat Kecamatan pada tanggal 21 Oktober PPLKB merekap Rek.Des.R/I/KS/07 Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2013 kedalam Rek.Kec.R/I/KS/07 dan melaporkan kepada Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana kabupaten Pandeglang pada tanggal 28 Oktober 2013, dengan tembusan kepada Camat setempat. 5. Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kabupaten Pandeglang merekap Rek.Kab.R/I/KS/07 Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2013 dan melaporkan kepada Bupati Pandeglang dengan tembusan kepada Kantor Perwakilan BKKBN Provinsi Banten.
9 BAB III CAKUPAN HASIL PENDATAAN KELUARGA KABUPATEN PANDEGLANG A. Cakupan Wilayah Pendataan keluarga Tahun 2013 di Kabupaten Pandeglang dilaksanakan diseluruh wilayah Kabupaten Pandeglang NO WILAYAH ADA DIDATA % 1. Kecamatan ,00 2. Desa/Kelurahan ,00 3. RW/Dusun ,00 4. RT ,00 B. Cakupan Aspek Demografi a. Keluarga 1) Jumlah Kepala Keluarga sebanyak
10 2) Jumlah Kepala Keluarga menurut Jenis Kelamin, Status Perkawinan dan Status Pendidikan, sebagai berikut : NO U R A I A N J U M L A H % 1. Jenis Kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan c. Jumlah (a+b) 2. Status Perkawinan : a. Kawin b. Janda/Duda c. Jumlah (a+b) 3. Status Pendidikan : a. Tidak Tamat SD b. Tamat SD-SLTP c. Tamat SLTA d. Tamat AK/PT e. Jumlah ,43 11,57 100,00 87,87 12,13 100,00 18,75 58,37 17,85 5,03 100,00 3) Jumlah Kepala Keluarga yang mendapatkan Kredit Mikro NO U R A I A N J U M L A H % 1. Keluarga yang Mendapatkan Kredit Mikro ,20 2. Keluarga yang Tidak Mendapatkan Kredit Mikro ,80 JUMLAH ,00
11 4) Jumlah Jiwa dalam Keluarga NO U R A I A N J U M L A H % 1. Jenis Kelamin Jiwa dalam Keluarga : a. Laki-laki b. Perempuan c. Jumlah (a+b) 2. Kelompok Umur Jiwa dalam Keluarga : a. Dibawah 1 tahun b. 1 - < 5 tahun c. 5-6 tahun d tahun e tahun f tahun g. 60 tahun keatas h. Jumlah (a+b) ,95 49,05 100,00 2,08 7,19 4,30 21,09 14,07 45,79 5,48 100,00 5) Usia Jiwa 7-15 tahun yang sekolah dan tidak sekolah : NO JENIS KELAMIN SEKOLAH % TIDAK SEKOLAH % JUMLAH Laki-laki , , Perempuan , , JUMLAH , , ) Wanita Usia Subur (WUS) sebanyak atau 54,69 % dari Jumlah Jiwa Perempuan sebanyak Jiwa
12 C. Cakupan Aspek Keluarga Berencana a. Pasangan Usia Subur (PUS) sebanyak Pasangan NO UMUR PUS J U M L A H % < 20 tahun tahun > 30 tahun ,10 38,52 55,38 JUMLAH ,00 b. Peserta KB Dari total PUS telah menjadi peserta KB sebanyak atau 66,38 % (PA/PUS), tempat Pelayanan Pemerintah sebanyak atau 82,18 % dari total Peserta KB Aktif dan Swasta atau 17,82 % dari total PA, dengan Mix Kontrasepsi sebagai berikut : TEMPAT PELAYANAN NO MIX KONTRASEPSI TOTAL PA % PEMERINTAH % SWASTA % 1. IUD , , ,70 2. MOP , ,67 4 0,02 3. MOW , , ,29 4. IMPLANT , , ,17 JUMLAH MJP , , ,18 5. SUNTIK , , ,46 6. PIL , , ,22 7. KONDOM , , ,14 JUMLAH NON MJP , , ,82 TOTAL , , ,00
13 c. PUS bukan Peserta KB NO U R A I A N J U M L A H % 1. HAMIL ,96 2. TIDAK HAMIL : a. Ingin Anak Segera (IAS) b. Ingin Anak Ditunda (IAT) c. Tidak Ingin Anak Lagi (TIAL) ,98 28,65 38,41 JUMLAH ,00 D. Cakupan Aspek Tahapan Keluarga Sejahtera Dari cakupan Keluarga yang terdata ( Keluarga) dapat digolongkan kedalam tahapan keluarga sebagai berikut : NO TAHAPAN KELUARGA JUMLAH % 1. Keluarga Pra Sejahtera ,56 2. KS I ,58 3. KS II ,63 4. KS III ,70 5. KS III Plus ,53 JUMLAH ,00
14 E. Permasalahan Berdasarkan hasil evaluasi dari mulai persiapan sampai dengan pelaksanaan dan pelaporan terdapat beberapa permasalahan, anatara lain : 1. Persiapan a. Sehubungan dengan dukungan yang terbatas, Posko Pendataan Keluarga tidak semua tingkatan wilayah disiapkan b. Sosialisasi tekhnis Pendataan Keluarga dilakukan secara berjenjang dan hanya di tingkat Kabupaten sedangkan di tingkat Kecamatan dan Desa belum dapat dilakukan hal ini karena keterbatasannya anggaran, serta masih terdapat persepsi yang berbeda tentang cara dan tekhnis pengisian Register R/I/KS/07 terutama devinisi keluarga itu sendiri c. Aktivitas Institusi Masyarakat dalam Program KB menurun, akibatnya petugas pendatapun terbatas d. Koordinasi lintas sectoral kurang maksimal 2. Pelaksanaan a. Waktu Pelaksanaan Pendataan keluarga di tingkat Desa tidak serempak b. Masih ada keluarga yang tidak bisa ditemui, karena tidak ada di tempat pada saat kunjungan rumah/masih bekerja c. Karena orang tuanya tidak ada ditempat, masih ada yang memberikan informasi data mikro keluarga oleh anggota keluarga/anaknya, sehingga ada beberapa hal yang kurang jelas mengenai informasi yang disampaikan d. Dukungan anggaran terbatas e. Adanya pergantian PPKBD/Sub PPKBD/Petugas Pendata dilapangan sehingga dirasakan perlu adanya sosialisasi pendataan Tk. lapangan 3. Pelaporan a. Blanko R/I/KS/07 sebagai alat pengumpul data keluarga masih berbentuk lembaran sehingga data hasil pendataan mudah tercecer b. Rekap Laporan Hasil Pendataan Keluarga mulai dari tingkat RT sampai tingkat Desa masih lambat, sehingga laporan ke tingkat atas tidak tepat waktu.
15 BAB IV P E N U T U P Data dan informasi Hasil Pendataan Keluarga utamanya dimanfaatkan untuk operasional Program KB Nasional misalnya untuk perencanaan keluarga dan Pemberdayaan Keluarga serta pengembangan Program Kependudukan yaitu untuk mengendalikan kualitas serta mengarahkan mobilitas penduduk serta untuk segmentasi sasaran operasional sector pembangunan lainnya secara sectoral untuk saat ini dan pada masa yang akan datang, oleh karenanya secara terus menerus perlu diupayakan suatu pembinaan system Pencatatan dan Pelaporan Program KB Nasional, khususnya sub System Pencatatan Pelaporan Pendataan keluarga disetiap tingkatan wilayah dan lini lapangan, sehingga data dan informasi yang dihasilkan dapat memenuhi standar kualitas data yang diharapkan oleh semua pihak. Berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan Pendataan Keluarga telah dilaksanakan baik dilakukan oleh tingkat Kabupaten, Kecamatan dan Desa sehingga Hasil Pendataan Keluarga kualitasnya dapat meningkat. Upaya sosialisasi Hasil Pendataan keluarga beserta makna dan implikasinya disetiap tingkatan wilayah, masih perlu terus ditingkatkan sehingga semua pihak dapat memahami kekuatan sekaligus keterbatasannya. Dengan demikian pemanfaatan dan penggunaan data dapat lebih proporsional sesuai dengan maksud dan tujuan. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan Rekapitulasi Hasil Pendataan Pendataan Keluarga masih banyak kekurangan, karena itu kritik dan saran untuk penyempurnaan sangat kami harapkan, semoga dapat bermanfaat dan dapat menambah referensi data dan informasi Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2013 di Kabupaten Pandeglang. KEPALA BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN, PERLINDUNGAN ANAK DAN KELUARGA BERENCANA KABUPATEN PANDEGLANG Dra. Hj. TATI SUWAGIHARTI, MM Pembina Utama Muda NIP
G U B E R N U R L A M P U N G
G U B E R N U R L A M P U N G INSTRUKSI GUBERNUR LAMPUNG NOMOR : 04 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN PENDATAAN KELUARGA TAHUN 2007 GUBERNUR LAMPUNG, Menimbang : a. bahwa sehubungan dengan meningkatnya
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkah dan karunia Nya
KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkah dan karunia Nya penyusunan Buku Hasil Pengolahan Data Pendataan Keluarga Tahun 2013 telah dapat diselesaikan. Pendataan
Lebih terperinciNO URUT JUMLAH RUMAH TANGGA JUMLAH KEPALA KELUARGA
NO URUT KECAMATAN DESA/KEL REKAPITULASI HASIL PENDATAAN TINGKAT KABUPATEN TAHUN 2013 1. KABUPATEN : PANDEGLANG 3. TAHUN ANGGARAN : 2013 2. PROVINSI : BANTEN 4. NO. KODE KABUPATEN : 01 5. NO. KODE PROVINSI
Lebih terperinciG U B E R N U R L A M P U N G
G U B E R N U R L A M P U N G INSTRUKSI GUBERNUR LAMPUNG NOMOR : 02 TAHUN 2006 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN PENDATAAN KELUARGA PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2006 GUBERNUR LAMPUNG, Menimbang : a. bahwa sebagai
Lebih terperinciBUPATI POLEWALI MANDAR
BUPATI POLEWALI MANDAR INSTRUKSI BUPATI POLEWALI MANDAR NOMOR 473.3/155/BKKB.PP TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN PENDATAAN KELUARGA DAN PEMUTAKHIRAN DATA KELUARGA 2013 BUPATI POLEWALI MANDAR, Dalam rangka
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Jakarta, April 2013 Plt. Direktur Pelaporan dan Statistik, Darlis Darwis, SE,MM
KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkah dan karunia Nya penyusunan Buku Profil Pendataan Keluarga Tahun 2012 telah dapat diselesaikan. Pendataan Keluarga Tahun
Lebih terperinciANALISA PENDATAAN KELUARGA TAHUN 2012
ANALISA PENDATAAN KELUARGA TAHUN 2012 PERWAKILAN BKKBN PROVINSI KEPULAUAN RIAU Analisis dan Evaluasi Pendataan Keluarga 2012 Perwakilan BKKBN Provinsi Kepulauan Riau 1 PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2010) dan laju pertumbuhan penduduk antara tahun sebesar 1,49% yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak keempat di dunia, tercatat saat ini jumlah penduduk sebanyak 237,6 juta jiwa (menurut sensus 2010) dan laju
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. angka kelahiran adalah melalui program keluarga berencana nasional. Program KB
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kondisi kependudukan di Indonesia saat sekarang ini baik dari segi kuantitas, kualitas, dan persebarannya masih merupakan tantangan yang berat bagi pembangunan nasional.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masalah utama yang sedang dihadapi negara-negara yang sedang berkembang termasuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah utama yang sedang dihadapi negara-negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia adalah masih tingginya laju pertumbuhan penduduk dan kurang seimbangnya penyebaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Umpan Balik Hasil Pelaksanaan Program KKB Kota Tegal Tahun 2015
1 BAB I PENDAHULUAN Dalam rangka menjamin tersedianya data dan informasi Program Kependudukan dan KB Nasional yang berkualitas, Sub sistem Pencatatan dan Pelaporan Program Kependudukan dan KB Nasional
Lebih terperinciANALISIS DAN EVALUASI PENGENDALIAN LAPANGAN BULAN DESEMBER 2015
ANALISIS DAN EVALUASI PENGENDALIAN LAPANGAN Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Sumatera Barat 2015 ANALISIS DAN EVALUASI PENGENDALIAN LAPANGAN BULAN DESEMBER 2015 PERWAKILAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi. Kontrasepsi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga berencana (KB) adalah upaya untuk meningkatkan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan keluarga,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. serta India, hal ini telah dipraktekkan sejak berabad-abad yang lalu, tetapi waktu itu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keluarga Berencana (KB) bukanlah hal baru karena menurut catatan-catatan dan tulisan-tulisan yang berasal dari Mesir Kuno, Yunani Kuno, dan Tiongkok Kuno serta India,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kependudukan merupakan masalah yang dihadapi oleh semua negara termasuk Indonesia. Saat ini penduduk Indonesia kurang lebih berjumlah 228 juta jiwa. Dengan pertumbuhan
Lebih terperinciPENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN KB VASEKTOMI TERHADAP PENGETAHUAN SUAMI DI DESA SOCOKANGSI KECAMATAN JATINOM KABUPATEN KLATEN
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN KB VASEKTOMI TERHADAP PENGETAHUAN SUAMI DI DESA SOCOKANGSI KECAMATAN JATINOM KABUPATEN KLATEN SKRIPSI Diajukan UntukMemenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana
Lebih terperinciURUSAN WAJIB KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA
4.1.12 URUSAN WAJIB KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA 4.1.12.1 KONDISI UMUM Pembangunan Kependudukan tidak lagi dipahami sebagai usaha untuk mempengaruhi pola dan arah demografi saja, akan tetapi
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH Menimbang : a. Mengingat : 1. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,
Lebih terperinciTata cara pelaksanaan pendataan dan pemetaan Keluarga MELALUI POSDAYA
Tata cara pelaksanaan pendataan dan pemetaan Keluarga MELALUI POSDAYA Data-Data, Tata Cara Pendataan, dan Pemetaan Keluarga Formulir-formulir yang diperlukan untuk melakukan pendataan dan pemetaan : 1.
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 15 TAHUN 2004 SERI C.1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 15 TAHUN 24 SERI C.1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 6 TAHUN 24 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KELUARGA BERENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mulai dari penyediaan fasilitas pendidikan, kesehatan, lapangan kerja, dan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia berada di urutan ke empat dengan penduduk terbesar di dunia setelah Amerika, China, dan India. Jumlah penduduk Indonesia dari hasil Sensus 2010 mencapai angka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) Keluarga Berencana adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut WHO (World Health Organization) Keluarga Berencana adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan objekobjek tertentu, menghindari
Lebih terperinciHASIL PENDATAAN KELUARGA DI PROVINSI MALUKU UTARA TAHUN 2012
HASIL PENDATAAN KELUARGA DI PROVINSI MALUKU UTARA TAHUN 2012 PERWAKILAN BKKBN PROVINSI MALUKU UTARA TH. 2013 SASARAN dan CAKUPAN (1) A. CAKUPAN WILAYAH KABUPATEN/KOTA Cakupan laporan dari tingkat 9 Kabupaten/Kota
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Keluarga berencana telah menjadi salah satu sejarah keberhasilan pada
1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Keluarga berencana telah menjadi salah satu sejarah keberhasilan pada abad ke-20. Saat ini, hampir 60% pasangan usia reproduktif diseluruh dunia menggunakan kontrasepsi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peningkatan. Realita yang ada saat ini masih banyak masyarakat yang belum bisa
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang penduduknya sangat padat. Hal ini terlihat dari angka kelahiran yang terjadi di setiap tahunnya mengalami peningkatan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana (KB). Progam KB yang baru didalam paradigma ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak masalah kependudukan dan belum bisa teratasi hingga saat ini. Hasil sensus Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan
Lebih terperinciSALINAN NOMOR TENTANG. dan. Menimbang. Dasar : 1. Negara. Provinsi. Bangkaa. Indonesia Tahun Belitung (Lembaran 4268); Indonesia.
BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGAA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. miliar jiwa. Cina menempati urutan pertama dengan jumlah populasi 1,357 miliar
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tingginya laju pertumbuhan penduduk dan kurang seimbangnya penyebaran dan struktur umur penduduk merupakan masalah utama yang sedang dihadapi negaranegara berkembang.
Lebih terperinciURUSAN WAJIB KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA
4.1.12 URUSAN WAJIB KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA 4.1.12.1 KONDISI UMUM Pembangunan Kependudukan tidak lagi dipahami sebagai usaha untuk mempengaruhi pola dan arah demografi saja, akan tetapi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keluarga berencana merupakan upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, dan peningkatan
Lebih terperinciMATRIK LAPORAN MINI SURVEI PEMANTAUAN PUS PROVINSI BENGKULU TAHUN 2009
MATRIK LAPORAN MINI SURVEI PEMANTAUAN PUS PROVINSI BENGKULU TAHUN 2009 2.6 terhadap PUS umur terhadap PUS 40-49 Umur 40-49 1 Bengkulu Selatan 2,7 3,8 2 Rejang Lebong 3,6 4,7 3 Bengkulu Utara 3,6 5,3 4
Lebih terperinciMenetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA DI KABUPATEN BANYUWANGI
1 BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 52 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA DI KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA DI KABUPATENBANYUWANGI
LAMPIRAN II PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR : 52 TAHUN 2012 TANGGAL : 16 Oktober 2012 PETUNJUK TEKNIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA DI KABUPATENBANYUWANGI
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Program keluarga berencana merupakan salah satu program pembangunan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program keluarga berencana merupakan salah satu program pembangunan nasional yang sangat penting dalam rangka mewujudkan keluarga Indonesia yang sejahtera. Peran program
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. setinggi-tingginya. Derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari berbagai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilakukan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak disertai peningkatan kualitas hidupnya. Laporan BKKBN (2008)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertambahan jumlah penduduk merupakan masalah di suatu negara apabila tidak disertai peningkatan kualitas hidupnya. Laporan BKKBN (2008) menunjukkan pada tahun 2007,
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH
PERATURAN BUPATI KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR, Menimbang : Mengingat : a. bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kependudukan yang dihadapi Indonesia adalah jumlah penduduk yang besar
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang tidak lepas dari masalah kependudukan. Secara garis besar masalah masalah pokok di bidang kependudukan yang dihadapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di bidang keluarga berencana (KB) yang telah dilaksanakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan di bidang keluarga berencana (KB) yang telah dilaksanakan dalam dua dasawarsa telah memperlihatkan semakin tingginya tingkat kesertaan masyarakat dalam melaksanakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1970, kemudian dikukuhkan dan diatur di dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Program Keluarga Berencana (KB) Nasional yang dicanangkan sejak tahun 1970, kemudian dikukuhkan dan diatur di dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun 1992 tentang Perkembangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Masalah utama yang dihadapi Indonesia adalah di bidang kependudukan yaitu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah utama yang dihadapi Indonesia adalah di bidang kependudukan yaitu semakin meningkatnya jumlah penduduk dari tahun ketahun. Jumlah penduduk Indonesia dari tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh tiga faktor utama yaitu: kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan penduduk di Indonesia berkisar antara 2,15% pertahun hingga 2,49% pertahun. Tingkat pertumbuhan penduduk seperti itu dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ledakan penduduk merupakan masalah yang belum terselesaikan sampai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ledakan penduduk merupakan masalah yang belum terselesaikan sampai saat ini, pertumbuhan penduduk yang cepat terjadi akibat dari tingginya angka laju pertumbuhan penduduk.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kependudukan, termasuk juga di Indonesia. Salah satu masalah yang di hadapi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah yang sering dihadapi oleh negara berkembang adalah masalah kependudukan, termasuk juga di Indonesia. Salah satu masalah yang di hadapi oleh Indonesia saat ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia karena masih dijumpainya penduduk yang sangat miskin, yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah penduduk yang terus meningkat merupakan masalah besar bagi negara-negara di dunia khususnya Negara berkembang. Indonesia merupakan Negara berkembang yang termasuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemerintah Indonesia telah mencanangkan berbagai progam untuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah Indonesia telah mencanangkan berbagai progam untuk menangani masalah kependudukan yang ada. Salah satu progamnya dengan Keluarga Berencana Nasional sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Kota Bandar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Kota Bandar Lampung tumbuh menjadi kota yang memiliki pusat aktivitas pemerintahan dan perekonomian
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Palembang, 15 Februari 2012 Kabid ADPIN, Minarti, SE NIP
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayah-nya, Pencapaian Program bulan Februari tahun 2012 telah selesai dilaksanakan. Materi ini disusun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salah satu penyebab mendasar dari timbulnya berbagai masalah. Mulai dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jumlah penduduk yang besar dengan kualitas tidak memadai merupakan salah satu penyebab mendasar dari timbulnya berbagai masalah. Mulai dari masalah pengangguran, kesehatan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia (Cina, India, dan Amerika Serikat) dengan. 35 tahun (Hartanto, 2004).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Jumlah penduduk Indonesia, menempati posisi keempat terbesar di dunia (Cina, India, dan Amerika Serikat) dengan laju pertumbuhan yang relatif tinggi. Program KB merupakan
Lebih terperinciTata Cara Pelaksanaan Pendataan & Pemetaan Keluarga melalui Posdaya. Oleh : Ir. Mintartio M.Si Ir. Yannefri Bachtiar, M.Si
Tata Cara Pelaksanaan Pendataan & Pemetaan Keluarga melalui Posdaya Oleh : Ir. Mintartio M.Si Ir. Yannefri Bachtiar, M.Si Bogor, 16 Februari 2015 Persiapan pendataan Langkah-langkah yang perlu ditempuh,
Lebih terperinciKONSEP KELUARGA SEJAHTERA. OLEH Ns.HENNY PERMATASARI, M.Kep. Sp. Kom
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA OLEH Ns.HENNY PERMATASARI, M.Kep. Sp. Kom tanggal upload : 28 April 2009 A. LATAR BELAKANG KEBERHASILAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA (KB) ANGKA KELAHIRAN (TOTAL FERTILITY RATE),
Lebih terperinciMATRIK LAPORAN MINI SURVEI PEMANTAUAN PUS PROVINSI BENGKULU TAHUN 2009
MATRIK LAPORAN MINI SURVEI PEMANTAUAN PUS PROVINSI BENGKULU TAHUN 2009 2.6 terhadap PUS umur terhadap PUS 40-49 Umur 40-49 1 Bengkulu Selatan 2,7 3,8 2 Rejang Lebong 3,6 4,7 3 Bengkulu Utara 3,6 5,3 4
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Palembang, 15 Maret 2012 Kabid ADPIN, Minarti, SE NIP Narasi Radalgram Data s.d Maret P a g e
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayah-nya, Pencapaian Program bulan Maret tahun 2012 telah selesai dilaksanakan. Materi ini disusun untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Tingginya angka kelahiran di Indonesia masih menjadi masalah utama dalam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingginya angka kelahiran di Indonesia masih menjadi masalah utama dalam kependudukan. Sejak 2004, program Keluarga Berencana (KB) dinilai berjalan lamban, hingga angka
Lebih terperinciPROPOSAL KAMPUNG KB/KKB NUSA INDAH DESA GALANGGANG KECAMATAN BATUJAJAR KAB BANDUNG BARAT
YUSEP HAMIDJI PROPOSAL KAMPUNG KB/KKB NUSA INDAH DESA GALANGGANG KECAMATAN BATUJAJAR KAB BANDUNG BARAT 1. LATAR BELAKANG Keluarga berencana merupakan suatu upaya untuk mengatur jumlah penduduk Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sedangkan jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2014 mencapai 231,4 juta
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah utama di Indonesia adalah penduduk yang cukup tingi. Laju pertumbuhan penduduk bervariasi pada tahun 2009 sebesar 2,4%, sedangkan jumlah penduduk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keluarga Berencana merupakan upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan
Lebih terperinciRENCANA KERJA BP3AKB (Badan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Dan KB) KECAMATAN PANIMBANG TAHUN 2016
RENCANA KERJA BP3AKB (Badan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Dan KB) KECAMATAN PANIMBANG TAHUN 2016 Pembangunan yang dilaksanakan di daerah pada hakikatnya harus dapat dinikmati dan dirasakan oleh
Lebih terperinciRPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 92
TARGET SASARAN MISI 212 213 214 215 216 217 218 218 Pencapaian Indikator Kluster Perlindungan Khusus % 55 55 6 6 65 65 7 7 BKBPP Jumlah Indikator Kluster Perlindungan Khusus yang tercapai dibagi jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang dengan berbagai. masalah. Masalah utama yang dihadapi di Indonesia adalah dibidang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang dengan berbagai masalah. Masalah utama yang dihadapi di Indonesia adalah dibidang kependudukan yang masih tingginya
Lebih terperinciANALISIS DAN PENILAIAN MULTI INDIKATOR PROGRAM KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL SEMESTER II TAHUN 2013
ANALISIS DAN PENILAIAN MULTI INDIKATOR PROGRAM KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL SEMESTER II TAHUN 2013 BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA i NASIONAL DIREKTORAT PELAPORAN DAN STATISTIK
Lebih terperinciTINJAUAN HASIL SURVAI INDIKATOR KINERJA RPJMN 2015 BKKBN PROVINSI JAMBI
TINJAUAN HASIL SURVAI INDIKATOR KINERJA RPJMN 2015 BKKBN PROVINSI JAMBI Dr. Junaidi, SE, M.Si (Disampaikan pada Rapat Koordinasi Perwakiltan BKKBN Provinsi Jambi tanggal 1 September 2016) I. LATAR BELAKANG
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan telah, sedang dan akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah penduduk merupakan salah satu masalah yang dihadapi oleh negara berkembang, termasuk Indonesia. Salah satu masalah kependudukan yang dihadapi Indonesia adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) dengan. variabel yang mempengaruhi fertilitas (Wiknjosastro, 2009).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara keempat terbesar penduduknya di dunia dengan lebih dari 253 juta jiwa (BPS, 2014). Fertilitas atau kelahiran adalah salah satu faktor
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (bkkbn.go.id 20 Agustus 2016 di akses jam WIB). besar pada jumlah penduduk dunia secara keseluruhan. Padahal, jumlah penduduk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jumlah penduduk dunia saat ini 7,2 milyar jiwa (menurut CIA World Factbook Tahun 2015). Indonesia menduduki urutan keempat dengan jumlah penduduk terbanyak setelah
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Palembang, 15 Januari 2013 Kabid Advokasi, Penggerakan dan Informasi, Minarti, SE NIP
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayah-nya, Laporan Pencapaian Pelaksanaan Program dan Anggaran sampai dengan bulan DESEMBER tahun 2012
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pada saat ini Keluarga Berencana (KB) telah dikenal hampir di
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pada saat ini Keluarga Berencana (KB) telah dikenal hampir di seluruh dunia. Di negara-negara yang maju keluarga berencana bukan lagi merupakan suatu program atau gagasan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kependudukan salah satunya adalah keluarga berencana. Visi program
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepadatan penduduk menjadi masalah pemerintah yang menjadi problem dalam pertumbuhan penduduk. Usaha pemerintah dalam menghadapi kependudukan salah satunya adalah keluarga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Biro Pelayanan Statistik (BPS) kependudukan, Ju mlah penduduk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Biro Pelayanan Statistik (BPS) kependudukan, Ju mlah penduduk makin meningkat dari tahun ke tahun baik di dunia, maupun di Indonesia. Pada Oktober 2011 penduduk
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.319, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA WARGA NEGARA. Kependudukan. Keluarga. Keluarga Berencana. Sistem Informasi. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. besar dan berkualitas serta dikelola dengan baik, akan menjadi aset yang besar dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan sangat berkaitan erat dengan kualitas masyarakat. Penduduk yang besar dan berkualitas serta dikelola dengan baik, akan menjadi aset yang besar dan berharga
Lebih terperinciGUBERNUR KALIMANTAN TI1\1lJR
GUBERNUR KALIMANTAN TI1\1lJR INSTRUKSI GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR NOMOR 4 T AHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN PENDATAAN KELUARGA DAN PEMUTAKHIRAN DATA KELUARGA 2012 GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR, Bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah pengendalian tingkat kelahiran dan usaha penurunan tingkat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah utama yang dihadapi Indonesia di bidang kependudukan adalah pengendalian tingkat kelahiran dan usaha penurunan tingkat pertambahan penduduk yang demikian telah
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Palembang, 15 Desember 2012 Kabid Advokasi, Penggerakan dan Informasi, Minarti, SE NIP
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayah-nya, Laporan Pencapaian Pelaksanaan Program dan Anggaran sampai dengan bulan November tahun 2012
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Palembang, 15 Mei 2012 Kabid ADPIN, Minarti, SE NIP Page 1
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayah-nya, Pencapaian Program bulan April tahun 2012 telah selesai dilaksanakan. Materi ini disusun untuk
Lebih terperinciLAPORAN HASIL PRAKTEK LAPANGAN PELATIHAN REFRESHING PLKB TENTANG : UPAYA PENINGKATKAN KESERTAAN KB MOW DI KELURAHAN PEMATANG GUBERNUR
LAPORAN HASIL PRAKTEK LAPANGAN PELATIHAN REFRESHING PLKB TENTANG : UPAYA PENINGKATKAN KESERTAAN KB MOW DI KELURAHAN PEMATANG GUBERNUR KECAMATAN MUARA BANGKAHULU KOTA BENGKULU DISUSUN OLEH KELOMPOK III
Lebih terperinciBUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 40 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN KELUARGA BERENCANA DI KABUPATEN PROBOLINGGO
BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 40 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN KELUARGA BERENCANA DI KABUPATEN PROBOLINGGO BUPATI PROBOLINGGO Menimbang : Bahwa dalam rangka penyelenggaraan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kependudukan. Sejak 2004, program keluarga berencana (KB) dinilai berjalan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tingginya angka kelahiran di Indonesia masih menjadi masalah utama dalam kependudukan. Sejak 2004, program keluarga berencana (KB) dinilai berjalan lamban, hingga
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperaatan. Disusun oleh : SUNARSIH J.
HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK, PENGETAHUAN, DUKUNGAN KELUARGA, DAN TARIF LAYANAN DENGAN PEMILIHAN JENIS KONTRASEPSI SUNTIK PADA AKSEPTOR KB DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. utama yang dihadapi Indonesia. Dinamika laju pertumbuhan penduduk di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingginya pertumbuhan penduduk di Indonesia merupakan masalah utama yang dihadapi Indonesia. Dinamika laju pertumbuhan penduduk di Indonesia saat ini cukup tinggi.
Lebih terperinciANALISIS DAN EVALUASI HASIL PELAKSANAAN PROGRAM KEPENDUDUKAN & KB NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR SAMPAI DENGAN BULAN DESEMBER
ANALISIS DAN EVALUASI HASIL PELAKSANAAN PROGRAM KEPENDUDUKAN & KB NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR SAMPAI DENGAN BULAN DESEMBER PERWAKILAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KB NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 248,8 juta jiwa dengan pertambahan penduduk 1,49%. Lajunya tingkat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kependudukan merupakan masalah yang dihadapi oleh semua negara termasuk Indonesia. Saat ini penduduk Indonesia kurang lebih berjumlah 248,8 juta jiwa dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia setelah Cina, India, dan Amerika Serikat. Menurut hasil sensus penduduk pada
Lebih terperinciANALISIS DAN EVALUASI HASIL PELAKSANAAN PROGRAM KEPENDUDUKAN & KB NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BULAN SEPTEMBER 2012
ANALISIS DAN EVALUASI HASIL PELAKSANAAN PROGRAM KEPENDUDUKAN & KB NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BULAN SEPTEMBER PERWAKILAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KB NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR SAMARINDA 1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penduduk yang tinggi. Berdasarkan jenis kelamin, jumlah penduduk laki-laki
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara berkembang dengan peningkatan penduduk yang tinggi. Berdasarkan jenis kelamin, jumlah penduduk laki-laki tercatat sebanyak 119.630.913
Lebih terperinciEVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM KKBPK SEMESTER I-TAHUN 2016
EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM KKBPK SEMESTER I-TAHUN 2016 Oleh: Plt. Sekretaris Utama BKKBN Ipin ZA Husni Rapat Telaah Tengah Tahun (Review) Program KKBPK Tahun 2016 Jakarta, 4-7 September 2016 SISTEMATIKA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terhadap bayi premature (lahir muda) makin dapat diselamatkan dari kematian,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan penduduk setelah perang dunia kedua sangat cepat meningkat, oleh karena penemuan dalam bidang kesehatan diantaranya usia harapan hidup makin panjang, angka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara terbesar keempat di dunia dalam hal jumlah penduduk. Salah satu usaha untuk menekan pertumbuhan penduduk adalah dengan jalan mengurangi jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehamilan pada umur kurang 15 tahun dan kehamilan pada umur remaja. Berencana merupakan upaya untuk mengatur jarak kelahiran anak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS, 2103) menyatakan bahwa angka kehamilan penduduk perempuan 10-54 tahun adalah 2,68 persen, terdapat kehamilan pada umur kurang 15 tahun
Lebih terperinciRESUME UMPAN BALIK PELKON dan DALLAP 2014 PERWAKILAN BKKBN PROVINSI RIAU
A P R I L RESUME UMPAN BALIK PELKON dan DALLAP 2014 PERWAKILAN BKKBN PROVINSI RIAU Dari hasil laporan Umpan Balik pada bulan April 2014, sbb : 1. Cakupan Laporan : A. Pelayanan Kontrasepsi (PELKON) Berikut
Lebih terperincipemakaian untuk suatu cara kontrasepsi adalah sebesar 61,4% dan 11% diantaranya adalah pemakai MKJP, yakni IUD (4,2 %), implant (2,8%), Medis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki jumlah penduduk cukup padat. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010 jumlah penduduk Indonesia adalah 237.556.363
Lebih terperinciKEGIATAN STRATEGIS BIDANG DALDUK
KEGIATAN STRATEGIS BIDANG DALDUK Adapun kegiatan yang telah dilaksanakan antara lain: 1. Fasilitasi Integrasi Kebijakan Pembangunan Berwawasan Kependudukan Tingkat Provinsi dan Kabupaten/kota. 2. Pengembangan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Palembang, 15 Agustus 2012 Kabid Advokasi, Penggerakan dan Informasi, Minarti, SE NIP
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayah-nya, Laporan Pencapaian Pelaksanaan Program dan Anggaran sampai dengan bulan Juli tahun 2012 telah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. petugas membantu dalam memilih dan memutuskan jenis kontrasepsi yang akan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konseling merupakan aspek yang sangat penting dalam pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan kesehatan reproduksi. Dengan melakukan konseling berarti petugas membantu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hanya pemerintah, masyarakat juga diperlukan partisipasinya dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belarkang Masalah kependudukan di Indonesia merupakan salah satu masalah serius yang perlu mendapatkan perhatian khusus dari semua pihak. Tidak hanya pemerintah, masyarakat juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adanya permasalahan kependudukan, karena Indonesia merupakan negara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dasar pemikiran lahirnya Keluarga Berencana di Indonesia adalah adanya permasalahan kependudukan, karena Indonesia merupakan negara yang jumlah penduduknya berada pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (International Conference on Population and Development) tanggal 5 sampai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konferensi Internasional tentang Kependudukan dan Pembangunan (International Conference on Population and Development) tanggal 5 sampai 13 September 1994 di
Lebih terperinciANALISIS DAN EVALUASI HASIL PELAKSANAAN PROGRAM KEPENDUDUKAN & KB NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR SAMPAI DENGAN BULAN DESEMBER
1 ANALISIS DAN EVALUASI HASIL PELAKSANAAN PROGRAM KEPENDUDUKAN & KB NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR SAMPAI DENGAN BULAN DESEMBER PERWAKILAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KB NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak keempat di dunia setelah Cina, India, dan Amerika Serikat. Hasil penelitian PRB (Population
Lebih terperinci