LAMPIRAN. Variabel IPJ yang telah ditentukan memiliki dimensi dan tingkat kepentingan yang berbeda sehingga diperlukan adanya:
|
|
- Deddy Irawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 LAMPIRAN BAGIAN I PENGANTAR SURVEY 1.1 Pelaksana Studi Survey wawancara ini merupakan bagian dari pelaksanaan tentang pengumpulan data tentang studi kinerja jaringan jalan di Wilayah Kota Pekanbaru. 1.2 Maksud Studi Studi dilakukan untuk menentukan kinerja jaringan jalan di Wilayah Kota Pekanbaru sesuai dengan indikator-indikator berdasarkan Indeks Prasarana Jalan (IPJ) dan Standar Pelayanan Minimal (SPM) dalam mengidentifikasi efektifitas dan efesiensi jaringan jalan Kota Pekanbaru. Informasi mengenai IPJ dan SPM ini diharapkan akan dapat memberikan masukan kepada pemerintah kota untuk mengevaluasi ketersediaan jalan dan manfaat penanganan jalan. 1.3 Pengertian Indeks Prasarana Jalan (IPJ) IPJ adalah suatu indikator makro yang menyatakan kondisi penyediaan jalan prasarana jalan disuatu wilayah. Adapun variabel dan tata cara perhitungan IPJ adalah sebagai berikut: Variabel Notasi Dimensi Ketersediaan Prasarana Jalan Ktj Panjang total jaringan jalan per luas wilayah (km/km²) Kinerja Jaringan Jalan Knj Panjang jalan mantap per total panjang jaringan jalan (%) Beban Lalu Lintas Bln Panjang total jaringan jalan per jumlah kendaraan (km/1000 smp) Pelayanan Prasarana Jalan Pyp Panjang total jaringan jalan per jumlah penduduk (km/1000orang) IPJ = a*skor (Ktj) + b*skor (Knj) + c*skor (Bln) + d*skor (Pyp) Dimana: a,b,c dan d adalah bobot tingkat kepentingan variabel Ktj, Knj, Bln dan Pyp Variabel IPJ yang telah ditentukan memiliki dimensi dan tingkat kepentingan yang berbeda sehingga diperlukan adanya:
2 1. Kualifikasi variabel yang tepat terhadap nilai setiap variabel, sehingga diperoleh gradasi penilaian yang representatif, misalnya dalam rentang 1-10 (untuk kondisi dari yang paling buruk sampai kondisi sempurna) 2. Bobot variabel dalam pengambilan keputusan yang representatif. IV. Tujuan Survey Survey ini bertujuan untuk mendapatkan pendapat responden mengenai kinerja jaringan jalan dalam hal ini menyangkut kualifikasi variabel penyusun IPJ dan bobot kepentingan variabel penyusun IPJ.
3 BAGIAN II KUALIFIKASI VARIABEL II.1 Variabel Ketersediaan Prasarana Jalan (Ktj) Dalam studi ini variabel ketersediaan prasarana jalan (Ktj) didefinisikan sebagai panjang total jaringan jalan per luas wilayah (km/km²) Variabel ketersediaan prasarana jalan (Ktj) dihitung dengan mengasumsikan bahwa total panjang jalan adalah jumlah panjang jalan kota dan luas wilayah adalah total luas wilayah administrasi. Pada tabel berikut ini disampaikan contoh data kondisi ketersediaan prasarana jalan (Ktj) dengan asumsi seperti diatas, sebagai referensi anda: NO Wilayah Ketersedian Prasarana Jalan di seluruh wilayah administrasi Nilai variabel Ktj Penjelasan 1. Kota Medan, Sumatera Utara 13,23 km/km² 1 km jalan melayani 0,08 km² luas wilayah 2. Kota Batam, Kep. Riau 1,18 km/km² 1 km jalan melayani 0,85 km² luas wilayah 3. Kota Bandung, Jawa Barat 0,44 km/km² 1 km jalan melayani 2,27 km² luas wilayah Bagaimana persepsi anda mmengenai beberapa nilai ketersediaan prasarana jalan (Ktj) berikut: Nilai Ktj Penjelasan Kualifikasi dan skor 0,05 1 km jalan melayani sangat kurang kurang sedang tinggi sangat tinggi km/km² 20 km² wilayah ,25 1 km jalan melayani sangat kurang kurang sedang tinggi sangat tinggi km/km² 4 km² wilayah ,25 1 km jalan melayani sangat kurang kurang sedang tinggi sangat tinggi km/km² 0,8 km² wilayah ,00 1 km jalan melayani sangat kurang kurang sedang tinggi sangat tinggi km/km² 0,5 km² wilayah ,00 1 km jalan melayani sangat kurang kurang sedang tinggi sangat tinggi km/km² 0,2 km² wilayah
4 II.2 Variabel Kinerja Jaringan Jalan (Knj) Dalam studi ini variabel kinerja jaringan jalan (Knj) didefinisikan sebagai panjang jalan mantap per total panjang jaringan jalan (%). Pada tabel berikut ini disampaikan data kinerja jaringan jalan dibeberapa wilayah sebagai referensi bagi anda: NO Wilayah 1. Kota Bandung, Jawa Barat 2. Kab. Tasikmalaya, Jawa Barat 3. Kab. Kuantan Singingi, Riau Kinerja Jaringan jalan =% jalan mantap Nilai variabel Knj Penjelasan 95,5 % 891,5 km dari total 932,7 km jalan berada dalam kondisi mantap 45% 683,7 km dari total 1234,5 km jalan berada dalam kondisi mantap 75,2% 1182,4 km dari total 1573,4 km jalan berada dalam kondisi mantap Bagaimana persepsi anda mengenai beberapa nilai kinerja jaringan jalan (Knj) berikut ini? Nilai Knj 25% 40% 60% 75% 95% Penjelsan Kualifikasi dan skor 25 % jalan mantap 75% sangat kurang kurang sedang tinggi sangat tinggi 40 % jalan mantap 60% sangat kurang kurang sedang tinggi sangat tinggi 60 % jalan mantap 40% sangat kurang kurang sedang tinggi sangat tinggi 75 % jalan mantap 25% sangat kurang kurang sedang tinggi sangat tinggi 95 % jalan mantap 5% sangat kurang kurang sedang tinggi sangat tinggi
5 II.3 Variabel Beban Lalu Lintas (Bln) Dalam studi ini variabel beban lalu lintas didefinisikan sebagai panjang total jaringan jalan per jumlah kendaraan (km/1000smp) Pada tabel berikutdisampaikan contoh data beban lalu lintas dibeberapa wilayah sebagai referensi bagi anda: NO Wilayah 1. Kota Bandung, Jawa Barat 2. Kab. Tasikmalaya, Jawa Barat 3. Kab. Kuantan Singingi, Riau Nilai variabel Bln 1,37 km/1000 smp 28,52 km/1000 smp 56,30 km/1000 smp Beban Lalulintas Penjelasan 1 km jalan melayani 730 kendaraan (dalam smp = satuan mobil penumpang) 1 km jalan melayani 35 kendaraan (dalam smp = satuan mobil penumpang) 1 km jalan melayani 18 kendaraan (dalam smp = satuan mobil penumpang) Bagaimana persepsi anda mengenai beberapa nilai beban lalu lintas: Nilai Bln Penjelasan Kualifikasi dan skor 10 km/ km jalan melayani sangat kurang kurang sedang tinggi sangat tinggi smp 100 kendaraan (smp) km/ km jalan melayani sangat kurang kurang sedang tinggi sangat tinggi smp 50 kendaraan (smp) km/ km jalan melayani sangat kurang kurang sedang tinggi sangat tinggi smp 29 kendaraan (smp) km/ km jalan melayani sangat kurang kurang sedang tinggi sangat tinggi smp 20 kendaraan (smp) km/ km jalan melayani sangat kurang kurang sedang tinggi sangat tinggi smp 16 kendaraan (smp)
6 II. 4 Variabel Pelayanan Prasarana Jalan (Pyp) Dalam studi ini variabel pelayanan prasarana jalan didefinisikan sebagai panjang total jaringan jalan per jumlah penduduk (km/1000 orang). Pada tabel berikut ini disampaikan contoh data pelayanan prasarana jalan beberapa wilayah sebagai referensi anda: NO Wilayah Pelayanan Prasarana Jalan Nilai variabel Pyp Penjelasan 1. Kota Bandung, Jawa Barat 0,44 km/1000 orang 1 km jalan melayani 2273 orang 2. Kab. Tasikmalaya, Jawa Barat 0,79 km/1000 orang 1 km jalan melayani 1265 orang 3. Kab. Kuantan Singingi, Riau 7,10 km/1000 orang 1 km jalan melayani 141 orang Bagaimana persepsi anda mengenai beberapa nilai pelayanan prasarana jalan berikut? Nilai Pyp Penjelasan Kualifikasi dan skor 0,2 km/ km jalan melayani sangat kurang kurang sedang tinggi sangat tinggi orang 5000 orang ,5 km/ km jalan melayani sangat kurang kurang sedang tinggi sangat tinggi orang 2000 orang ,0 km/ km jalan melayani sangat kurang kurang sedang tinggi sangat tinggi orang 1000 orang ,0 km/ km jalan melayani sangat kurang kurang sedang tinggi sangat tinggi orang 500 orang ,0 km/ km jalan melayani sangat kurang kurang sedang tinggi sangat tinggi orang 200 orang
7 BAGIAN III BOBOT VARIABEL IPJ Dalam studi ini Indeks Prasarana Jalan (IPJ) dihitung dengan rumusan berikut ini: IPJ = a*skor (Ktj) + b*skor (Knj) + c*skor (Bln) + d*skor (Pyp) Dimana: a,b,c dan d adalah bobot tingkat kepentingan variabel Ktj, Knj, Bln dan Pyp a. Menurut anda bagaimana urutan tingkat kepentingan dari setiap variabel IPJ? Variabel IPJ Urutan Tingkat Kepentingan Ketersediaan Prasarana Jalan (Ktj) Kinerja Jaringan Jalan (Knj) Beban Lalu lintas (Bln) Pelayanan Prasarana Jalan (Pyp) Petunjuk: Jika salah satu variabel anda anggap paling penting maka berikan tanda pada kotak disebelah angka 1, dan seterusnya sampai dengan pemberian tanda pada kotak disebelah angka 4 jika variabel IPJ tersebut anda anggap paling tidak penting. b. Bagaimana jika penilaian tingkat kepentingan dari setiap variabel IPJ tersebut anda lakukan dengan bobot? Variabel IPJ Kualifikasi dan bobot Ketersediaan Prasarana Jalan (Ktj) sangat kurang kurang sedang tinggi sangat tinggi Kinerja Jaringan Jalan (Knj) sangat kurang kurang sedang tinggi sangat tinggi Beban Lalu Lintas (Bln) sangat kurang kurang sedang tinggi sangat tinggi Pelayanan Prasarana Jalan (Pyp) sangat kurang kurang sedang tinggi sangat tinggi
8 IDENTITAS RESPONDEN Nama :... Instansi :... Jabatan :... Alamat :... No. Telepon :...
DAFTAR PUSTAKA. 1. Anonim, (2003), Rencana Umum Jaringan Transportasi Jalan di Kab. Serang (2003), Dinas Perhubungan Kabupaten Serang, Banten
DAFTAR PUSTAKA 1. Anonim, (2003), Rencana Umum Jaringan Transportasi Jalan di Kab. Serang (2003), Dinas Perhubungan Kabupaten Serang, Banten 2. Hermawan, Ebby, (2005), Kajian Penerapan Standar Pelayanan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. III. 2 Tahapan Penelitian Metodologi penelitian untuk studi ini diperlihatkan melalui bagan alir pada Gambar III.1.
BAB III METODOLOGI III.1. Umum Metodologi adalah suatu proses, prinsip dan prosedur yang akan digunakan untuk mendeteksi masalah dalam mencari jawaban. Metodologi adalah pendekatan umum untuk mengkaji
Lebih terperinciKAJIAN SISTEM JARINGAN JALAN DI WILAYAH KOTA PEKANBARU Arif Manotar Panjaitan 1 dan Zulkarnain A.Muis 2
KAJIAN SISTEM JARINGAN JALAN DI WILAYAH KOTA PEKANBARU Arif Manotar Panjaitan 1 dan Zulkarnain A.Muis 1 Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl.Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan Email:
Lebih terperinciStudi Daya Guna dan Hasil Guna Jaringan Jalan Kabupaten
Studi Daya Guna dan Hasil Guna Jaringan Jalan Kabupaten Monica Putri 1 dan Zulkarnain A Muis 2 1 Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl Perpustakaan No 1 Kampus USU Medan Email: momonputri@gmailcom
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Umum Transportasi merupakan kegiatan memindahkan atau mengangkut muatan (barang dan manusia) dari suatu tempat ke tempat lain. Kegiatan transportasi dibutuhkan manusia sejak
Lebih terperinciANALISIS KEMAMPUAN PELAYANAN JARINGAN JALAN LINTAS TIMUR PROVINSI ACEH BERDASARKAN INDIKATOR INDEKS PRASARANA JALAN (IPJ)
ISSN 2088-9321 ISSN e-2502-5295 pp. 111-122 ANALISIS KEMAMPUAN PELAYANAN JARINGAN JALAN LINTAS TIMUR PROVINSI ACEH BERDASARKAN INDIKATOR INDEKS PRASARANA JALAN (IPJ) Liza Karmina 1, Renni Anggraini 2,
Lebih terperinciSTUDI KINERJA JARINGAN JALAN DI WILAYAH KABUPATEN LABUHAN BATU
STUDI KINERJA JARINGAN JALAN DI WILAYAH KABUPATEN LABUHAN BATU Oemar 1, Ir. Jeluddin Daud, M. Eng 1 Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No. 1 Kampus USU Medan Email :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum. Sistem jaringan jalan terdiri dari sistem jaringan jalan primer dan sistem
BAB I PENDAHULUAN I.1 Umum Sistem jaringan jalan terdiri dari sistem jaringan jalan primer dan sistem jaringan jalan sekunder. Berdasarkan fungsinya, jalan dibagi lagi menjadi jalan arteri primer yang
Lebih terperinciBAB V ANALISA KINERJA JARINGAN JALAN
BAB V ANALISA KINERJA JARINGAN JALAN V.1 Analisa Indeks Prasarana Jalan (IPJ) V.1.1 Kualifikasi dan Pembobotan Variabel Indeks Prasarana Jalan Untuk mengestimasi skor IPJ di suatu wilayah, sebagaimana
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Umum Transportasi merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan kita. Transportasi adalah suatu kegiatan untuk memindahkan orang atau barang dari suatu tempat ke tempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Jalan sebagai prasarana dalam sistem transportasi nasional memiliki peranan penting dalam mendukung kehidupan ekonomi, sosial budaya, lingkungan, politik, serta pertahanan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman DAFTAR TABEL... vi. DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR LAMPIRAN... viii
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah... 6 1.3 Tujuan Penelitian... 7 1.4 Manfaat Penelitian... 7 1.5 Ruang
Lebih terperinciBAB II STUDI PUSTAKA
BAB II STUDI PUSTAKA II.1. Umum Jalan sebagai prasarana transportasi merupakan suatu sistem prasarana yang kemampuan operasinya sangat ditentukan oleh kontinuitasnya dalam jaringan yang terintegrasi dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan dua roda depan sejajar melintang. Penumpang berada di depan dan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar belakang Becak merupakan sarana perangkutan yang sangat populer di Indonesia. Kendaraan ini merupakan modifikasi dari sepeda kayuh roda dua. Perkembangan angkutan becak di Indonesia
Lebih terperinciPotensi Desa (Podes) 2014 Provinsi Riau
No. 14/02/14 Th. XVI, 16 Februari 2015 Potensi Desa (Podes) 2014 Provinsi Riau Pendataan Potensi Desa (Podes) dilaksanakan 3 kali dalam 10 tahun. Berdasarkan hasil Podes 2014 Provinsi Riau, pada bulan
Lebih terperinciKuisioner PERHITUNGAN PEMBOBOTAN/SKORING UNTUK DATA SPM (STANDAR PELAYANAN MINIMAL) JALAN TOL JAKARTA-BOGOR TAHUN 2014
Kuisioner PERHITUNGAN PEMBOBOTAN/SKORING UNTUK DATA SPM (STANDAR PELAYANAN MINIMAL) JALAN TOL JAKARTA-BOGOR TAHUN 2014 1. Identitas dan jawaban dari setiap responden akan di jamin ke rahasiaannya dan tidak
Lebih terperinciLAMPIRAN A QUISIONER
A-1 LAMPIRAN A QUISIONER A-2 LAMPIRAN A Questioner ANALISIS KEBUTUHAN PARK AND RIDE DI STASIUN CICALENGKA A. DATA RESPONDEN 1. Identitas Responden Nama : Usia : Alamat : Pekerjaan : Jenis Kelamin anda
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Benai terletak antara LS dan BT
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Kecamatan Benai terletak antara 0000-10 00 LS dan 1010 02-1010 55 BT dengan luas wilayah 249,36 km2 atau sekitar 3,26% dari keseluruhan luas Kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari lima Kota Besar di Indonesia adalah Kota Medan dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu dari lima Kota Besar di Indonesia adalah Kota Medan dengan luas wilayah 265 km 2 dan jumlah penduduk 2.602.612 pada tahun 2013. Pertumbuhan Kota Medan yang
Lebih terperinciQANUN KABUPATEN ACEH BESAR NOMOR 10 TAHUN 2009 T E N T A N G
QANUN KABUPATEN ACEH BESAR NOMOR 10 TAHUN 2009 T E N T A N G PERUBAHAN PERTAMA ATAS QANUN KABUPATEN ACEH BESAR NONOR 11 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN TERMINAL DAN PANGKALAN DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA
Lebih terperinci44 Universitas Indonesia
BAB IV HASIL SURVEI DAN ANALISIS 4. 1. Metodologi Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Menurut Singarimbun dan Sofian (1995,
Lebih terperinciLAPORAN SURVEY KEPUASAN DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN TERHADAP PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA DI UIN SUMATERA UTARA
1 LAPORAN SURVEY KEPUASAN DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN TERHADAP PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA DI UIN SUMATERA UTARA A. Pendahuluan Survey kepuasan layanan pengelolaan Sumber Daya Manusia UIN Sumatera
Lebih terperinciTIPOLOGI WILAYAH HASIL PENDATAAN POTENSI DESA (PODES) 2014
BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 21/03/12/Th. XVIII, 2 Maret 2015 TIPOLOGI WILAYAH HASIL PENDATAAN POTENSI DESA (PODES) 2014 Pendataan Potensi Desa (Podes) dilaksanakan 3 kali dalam 10 tahun. Berdasarkan
Lebih terperinciKUESIONER IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA
KUESIONER IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA (Studi Korelasional Pengaruh Iklim Komunikasi Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai PT. Jasa Raharja (Persero) di Kota Medan) Saudara/i yang
Lebih terperinciGUBERNUR SUMATERA BARAT
Menimbang Mengingat GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 94 Tahun 2014 TENTANG TARIF ANGKUTAN PEMADU MODA DARI DAN KE BANDAR UDARA INTERNASIONAL MINANGKABAU PROVINSI SUMATERA
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Profil Perusahaan PT. Cakra Garda Nusantara (CGN) adalah perusahaan yang bergerak di bidang penyedia jasa keamanan berupa security. PT.
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: Kerusakan Jalan, bangunan pelengkap, fasilitas pendukung.
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN PADA KONTRUKSI JALAN, BANGUNAN PELENGKAP DAN FASILITAS PENDUKUNG JALAN STUDI KASUS JALAN DURI- PEKANBARU KM 30-31 KECAMATAN MINAS KABUPATEN SIAK Fitridawati Soehardi; Fadrizal
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi adalah suatu kerangka pendekatan pola pikir dalam rangka menyusun dan melaksanakan suatu penelitian. Tujuannya adalah untuk mengarahkan proses berpikir untuk menjawab
Lebih terperinciEVALUASI KINERJA JARINGAN JALAN KABUPATEN DI WILAYAH KABUPATEN SERANG
EVALUASI KINERJA JARINGAN JALAN KABUPATEN DI WILAYAH KABUPATEN SERANG TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh: FEBRIYANTI MAULINA
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. pengamatan untuk mengumpulkan data akan dilaksanakan pada hari Senin dan
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu penelitian Untuk jalan perkotaan, volume lalu lintas pada jam puncak lebih tepat untuk digunakan dalam keperluan desain. Berdasarkan survey pendahuluan, pengamatan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian dari wilayah Propinsi Sumatera Utara yang terletak di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Tapanuli Tengah merupakan salah satu kabupaten yang merupakan bagian dari wilayah Propinsi Sumatera Utara yang terletak di bagian pesisir pantai barat pulau
Lebih terperinciRPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 16
TARGET SASARAN MISI 212 213 214 215 216 217 218 218 Siswa Miskin Penerima Beasiswa untuk Menempuh Pendidikan Dasar % 65,62 68,13 7,65 71,9 73,16 74,42 74,42 74,42 Dinas Pendidikan Jumlah siswa miskin SD/MI/SMP/MTs
Lebih terperinciRPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 31
AWAL TARGET SASARAN MISI 212 213 214 215 216 217 218 218 SD/MI % 33.22 33.22 33.22 33.22 33.22 33.22 33.22 33.22 Dinas Pendidikan Jumlah SD/MI jumlah SD/MI kali 1% diharapkan di tahun 218 tinggal 1,1%
Lebih terperinciSATU DATA PEMBANGUNAN JAWA BARAT PUSAT DATA DAN ANALISA PEMBANGUNAN (PUSDALISBANG) DAFTAR ISI DAFTAR ISI
DAFTAR ISI DAFTAR ISI...... i 1. GEOGRAFI Tabel : 1.01 Luas Wilayah Provinsi Jawa Barat Dan Kabupaten/Kota... 1 Tabel : 1.02 Jumlah Kecamatan Dan Desa Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2011... 2 2. KETENAGAKERJAAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang makin bertambah dan makin padat, bangunan-bangunannya yang semakin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara fisik, perkembangan suatu kota dapat dicirikan dari penduduknya yang makin bertambah dan makin padat, bangunan-bangunannya yang semakin rapat dan wilayah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pertumbuhan yang sangat pesat di berbagai sektor khususnya dari sektor
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tangerang sebagai salah satu wilayah satelit dari ibukota Jakarta mengalami pertumbuhan yang sangat pesat di berbagai sektor khususnya dari sektor pertumbuhan penduduk,
Lebih terperincib. bahwa pengembangan lembaga pendidikan
BUPATI KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI KUANTAN SINGINGI NOMOR 15 TAHUN 2015 T E N T A N G IZIN PENDIRIAN SATUAN PENDIDIKAN NEGERI SMPN 2 LOGAS TANAH DARAT KELAS JAUH BUMI MULYA MENJADI
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI
No. 13/12/33/16/Th.VIII, 15 Desember 2016 PERKEMBANGAN INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI KABUPATEN BLORA TAHUN 2016 SEBESAR 94,13 Pada tahun 2016, Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK)
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK, Menimbang : a. bahwa dengan berlakunya Undang-Undang Nomor
Lebih terperinci2008, No Mengingat: formal pemindahan ibu kota Kabupaten Rokan Hilir dari Ujung Tanjung ke Bagansiapiapi telah lama dikehendaki; c. bahwa berdas
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.107, 2008 OTONOMI. PEMERINTAHAN. PEMERINTAH DAERAH. Kabupaten. Kota. Pembentukan. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4880)
Lebih terperinciLAPORAN HASIL SURVEI INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) LAYANAN KEMAHASISWAAN DI POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA TAHUN 2015
LAPORAN HASIL SURVEI INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) LAYANAN KEMAHASISWAAN DI POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA TAHUN 2015 UNIT KEMAHASISWAAN POLTEKKES KEMENTERIAN KESEHATAN SURAKARTA 2015 1 DAFTAR ISI BAB
Lebih terperinciPENILAIAN STANDAR KUALIFIKASI PELAYANAN TERPADU SATU PINTU (PTSP) DI BIDANG PENANAMAN MODAL
LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BKPM NOMOR : 6 TAHUN 2011 TANGGAL : 18 JULI 2011 PENILAIAN STANDAR KUALIFIKASI PELAYANAN TERPADU SATU PINTU (PTSP) DI BIDANG PENANAMAN MODAL A. IDENTITAS Instansi penyelenggara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maka pemerintah harus menyediakan sarana dan prasarana kota untuk menunjang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kota Medan sebagai kota sentral ekonomi di daerah Sumatera Utara adalah kota yang mempunyai perkembangan yang tumbuh dengan pesat, oleh karena itu maka pemerintah harus
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan kajian pustaka yang berupa uraian-uraian teori, hasil
183 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan kajian pustaka yang berupa uraian-uraian teori, hasil penelitian dengan menyebarkan angket, serta pengujian analisis jalur (path analysis) yang
Lebih terperinciINDEKS KEPUASAN MAHASISWA
LAPORAN HASIL SURVEY INDEKS KEPUASAN MAHASISWA UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2015/2016 Oleh : Tim Survey Universitas Dian Nuswantoro KANTOR PENJAMINAN MUTU (KPM) UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Medan juga sebagai kota yang memiliki keberagaman suku dan budaya serta
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Medan merupakan ibu kota dari provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Medan juga sebagai kota yang memiliki keberagaman suku dan budaya serta sebagai kota tujuan wisata.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kuantitatif yang menerangkan kondisi operasional fasilitas simpang dan secara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kinerja suatu simpang menurut MKJI 1997 didefinisikan sebagai ukuran kuantitatif yang menerangkan kondisi operasional fasilitas simpang dan secara umum dinyatakan dalam kapasitas
Lebih terperinciINDEKS KEBAHAGIAAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2017 INDEKS KEBAHAGIAAN PROV BENGKULU TAHUN 2017 SEBESAR 70,61 PADA SKALA 0-100
No. 51/09/17/II, 04 September 2017 INDEKS KEBAHAGIAAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2017 INDEKS KEBAHAGIAAN PROV BENGKULU TAHUN 2017 SEBESAR 70,61 PADA SKALA 0-100 Kebahagiaan Provinsi Bengkulu tahun 2017 berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mobil Penumpang (emp) adalah faktor yang menunjukkan pengaruh berbagai tipe
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dalam perencanaan prasarana tranportasi jalan raya di Indonesia berpedoman pada Manual Kapasitas Jalan Raya (MKJI) tahun 1997. Ekivalensi Mobil Penumpang (emp) adalah
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 11 (Sebelas)
SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 11 (Sebelas) A. Tujuan Instruksional 1. Umum Mahasiswa dapat memahami
Lebih terperinciANALISIS TINGKAT KESELAMATAN PADA ZONA SELAMAT SEKOLAH DI YOGYAKARTA. Jaya Yogyakarta. Atma Jaya Yogyakarta ABSTRAK
ANALISIS TINGKAT KESELAMATAN PADA ZONA SELAMAT SEKOLAH DI YOGYAKARTA 1 Benidiktus Susanto, S.T., M.T, 2 Jackrois Antros Sustrial Jon 1 Dosen Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Atma
Lebih terperinciSURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015
SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 215 MOR SP DIPA-18.12-/215 DS33-9596-64-778 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.
Lebih terperinciINDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN III
INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN III - 2015 A. Penjelasan Umum No.65/11/13/Th XVIII, 5 November 2015 Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan ekonomi terkini yang dihasilkan Badan
Lebih terperinciKuesioner Penelitian PERSEPSI SISWA TERHADAP LAYANAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH: STUDI KASUS SMP NEGERI 3 MEDAN
LAMPIRAN Kuesioner Penelitian PERSEPSI SISWA TERHADAP LAYANAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH: STUDI KASUS SMP NEGERI 3 MEDAN Saya mengharapkan kesediaan Saudara untuk mengisi kuesioner dalam rangka penelitian tentang
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI SUMATERA BARAT No. 46/08/13/Th. XX, 15 Agustus 2017 INDEKS KEBAHAGIAAN SUMATERA BARAT TAHUN 2017 INDEKS KEBAHAGIAAN SUMBAR TAHUN 2017 SEBESAR 72,43 PADA SKALA 0-100
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. variabel mandiri baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat membuat
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Menurut Sugiono (2010: 91) jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif yaitu penelitian yang digunakan untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Pada bagian berikut ini disampaikan Bagan Alir dari Program Kerja.
3.1 Bagan Alir Program Kerja BAB III METODOLOGI Pada bagian berikut ini disampaikan Bagan Alir dari Program Kerja. Persiapan Penyusunan Program Kerja dan Metodologi Data Sekunder Pengumpulan Data Data
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup masyarakat secara keseluruhan (Munawar, 2004). Untuk tujuan tersebut, maka
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor jalan merupakan salah satu penunjang yang sangat penting bagi kegiatan-kegiatan ekonomi yang pada akhirnya bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan penduduk disuatu negara akan berbanding lurus dengan kebutuhan sarana transportasi. Begitu pula di Indonesia, transportasi merupakan salah satu bagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Peningkatan arus lalu lintas kendaraan dan pergerakan orang di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Peningkatan arus lalu lintas kendaraan dan pergerakan orang di atas prasarana transportasi pada suatu kota seperti prasarana jalan raya perkotaan sangat tergantung
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PELALAWAN,
1 BUPATI PELALAWAN PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS
Lebih terperinciKUISIONER PENELITIAN PENENTUAN FAKTOR PENGENDALI dan RATING FAKTOR PENGENDALI. Judul penelitian
KUISIONER PENELITIAN PENENTUAN FAKTOR PENGENDALI dan RATING FAKTOR PENGENDALI Judul penelitian Sebaran dan Ketersediaan Sarana dan Wilayah Pelayanan di Kota Tangerang Selatan IDENTITAS RESPONDEN N a m
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. karakteristik-karakteristik parkir seperti kebutuhan parkir, volume parkir, durasi
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Studi Parkir Studi ini dilaksanakan dengan maksud agar memperoleh informasi tentang fasilitas ruang parkir yang ada. Adapun informasi yang diperoleh berupa karakteristik-karakteristik
Lebih terperinciMANAJEMEN PEMBANGUNAN KOTA SEKOLAH PASCA SARJANA FAKULTAS TEKNIK
MANAJEMEN PEMBANGUNAN KOTA SEKOLAH PASCA SARJANA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA JUDUL PENELITIAN EVALUASI PASCA HUNI PERUMNAS MANDALA MEDAN PENELITI RAIMUNDUS PAKPAHAN 087020021/AR PEMBIMBING
Lebih terperinciRPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 66
212 213 214 215 216 217 218 218 Menjamin Kendaraan dapat Berjalan dengan Selamat dan Nyaman % 74.7 69.7 7 73 76 79 82 82 DPU dan jumlah panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik dan memenuhi standart
Lebih terperinciKAJIAN TINGKAT PELAYANAN REST AREA JALAN TOL MENURUT PERSEPSI PENGGUNA (Studi Kasus : Ruas Jalan Tol Jakarta Cikampek) TUGAS AKHIR TKP
KAJIAN TINGKAT PELAYANAN REST AREA JALAN TOL MENURUT PERSEPSI PENGGUNA (Studi Kasus : Ruas Jalan Tol Jakarta Cikampek) TUGAS AKHIR TKP - 481 Oleh: RULIANTO HARTOPO L2D 099 450 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kota Malang adalah sebuah kota yang terletak di Provinsi Jawa Timur. Kota
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Malang adalah sebuah kota yang terletak di Provinsi Jawa Timur. Kota ini berada di dataran tinggi yang cukup sejuk, terletak 90 km sebelah Selatan Kota Surabaya,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. koneksi dan data serta gejala-gejala yang ada dan penjabaran-penjabaran
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis, Lokasi, dan Waktu Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode penelitian Deskriptif, yakni metode penelitian yang digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lokasi yang paling efisien dan efektif untuk kegiatan-kegiatan produktif sehubungan dengan ketersediaan sarana dan prasarana.
BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan ini berisi mengenai latar belakang yang digunakan sebagai dasar penelitian, perumusan masalah, tujuan dan sasaran, ruang lingkup, kebutuhan data, teknik pengumpulan data,
Lebih terperinciLAPORAN SURVEY INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT TAHUN 2015
LAPORAN SURVEY INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT TAHUN 2015 UNIT PELAYANAN PUBLIK BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI BANDA ACEH DISUSUN OLEH : Nurbaiti, SE Mahlinda, ST, MT BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam mendukung kegiatan transportasi suatu wilayah, angkutan umum harus dilengkapi dengan jaringan trayek sebagai akses jaringan. Jaringan trayek adalah kumpulan dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai Negara berkembang mirip dengan Negara lainnya. Pertumbuhan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pola pertumbuhan kota dan tingkat urbanisasi yang terjadi di Indonesia sebagai Negara berkembang mirip dengan Negara lainnya. Pertumbuhan penduduk perkotaan di Indonesia
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Parkir Menurut Direktur Jendral Darat (1998), keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang bersifat sementara, sedang berhenti adalah keadaan tidak bergerak suatu
Lebih terperinciBUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENYESUAIAN JARINGAN TRAYEK DALAM WILAYAH KOTA KABUPATEN JEMBER
BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENYESUAIAN JARINGAN TRAYEK DALAM WILAYAH KOTA KABUPATEN JEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBER, Menimbang : a.
Lebih terperinciIII OBJEK DAN METODE PENELITIAN. membeli ternak kerbau di Pasar Hewan Ingon-Ingon Ciwareng, Desa Ciwareng,
22 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian yang terkait dalam penelitian ini adalah konsumen yang membeli ternak kerbau di Pasar Hewan Ingon-Ingon Ciwareng, Desa Ciwareng,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kondisi ekonomi, sosial dan pertumbuhan penduduk
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Peningkatan kondisi ekonomi, sosial dan pertumbuhan penduduk menyebabkan meningkatnya tuntutan manusia terhadap sarana transportasi. Untuk menunjang kelancaran pergerakan
Lebih terperinciKuisoner Penelitian Analisis Daya Saing Ekonomi Kab/Kota di Propinsi Sumatera Utara
Lampiran 1 Instrumen Penelitian Wilayah : Kuisoner Penelitian Analisis Daya Saing Kab/Kota di Propinsi Sumatera Utara A. Identitas Responden 1. Nama Responden : 2. Badan Usaha : 1. PT 2. CV 3. UD 4. Lainnya...
Lebih terperinciStudi Karakteristik Arus Lalulintas Dengan Beberapa Metode (Studi Kasus Ruas Jalan Tol Purbaleunyi KM 134 KM 138) ABSTRAK
Studi Karakteristik Arus Lalulintas Dengan Beberapa Metode (Studi Kasus Ruas Jalan Tol Purbaleunyi KM 134 KM 138) HERRY RUSDI MUCHTAR NRP: 0721049 Pembimbing: Santoso Urip Gunawan, Ir., M.Sc. ABSTRAK Semakin
Lebih terperinci( )= m = Angka tertinggi dalam skor jawaban n = Angka terendah dalam skor jawaban b = Banyaknya kelas/kategori jawaban
Lampiran Surat Sekretaris Badan Nomor : 293/BKIPM.1/HM.210/II/2015 Tanggal : 03 Februari 2015 Perihal : Metode Penghitungan Service Level Agreement (SLA) Dan Persepsi User Terhadap Kemudahan Akses Layanan
Lebih terperinciKEPUTUSAN KEPALA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN SOPPENG NOMOR : 05.1/SK-BP3KP/II/2016
PEMERINTAH KABUPATEN SOPPENG BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN SOPPENG Jalan Salotungo No. TELP. (0484) 23400 Fax. (0484) 23400 WATANSOPPENG 90812 KEPUTUSAN KEPALA BADAN
Lebih terperinciANALISIS KINERJARUAS JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN JATI - PADANG
ANALISIS KINERJARUAS JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN JATI - PADANG Wilton Wahab (1), Delvi Gusri Yendra (2) 1) Dosen Jurusan Teknik Sipil 2) Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Lebih terperinciNindyo Cahyo Kresnanto FT Universitas Janabadra YK
1 Nindyo Cahyo Kresnanto FT Universitas Janabadra YK 2 Ruang Aktivitas Potensi Pergerakan Perangkat Transportasi Performance Indicator 3 SISTEM KEGIATAN SISTEM JARINGAN Mengatur tata ruang/tata guna lahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kota Bandung, merupakan sebuah kota metropolitan dimana didalamnya terdapat beragam aktivitas kehidupan masyarakat. Perkembangan kota Bandung sebagai kota metropolitan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pekanbaru sebagai kota yang memiliki potensi yang besar untuk berinfestasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pekanbaru adalah salah satu kota besar yang memiliki peluang bisnis dari segala aspek, baik itu dalam bidang perdagangan, pembangunan, pariwisata, pendidikan dan lain
Lebih terperinciTIPOLOGI WILAYAH HASIL PENDATAAN POTENSI DESA (PODES) 2014
BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 15/02/32/Th.XVII, 16 Februari 2014 TIPOLOGI WILAYAH HASIL PENDATAAN POTENSI DESA (PODES) 2014 Pendataan Potensi Desa (Podes) dilaksanakan 3 kali dalam 10 tahun. Berdasarkan
Lebih terperinciINDEKS KEBAHAGIAAN BANTEN TAHUN 2017
No. 49/08/36/Th. XI, 15 Agustus 2017 INDEKS KEBAHAGIAAN BANTEN TAHUN 2017 INDEKS KEBAHAGIAAN BANTEN TAHUN 2017 SEBESAR 69,83 PADA SKALA 0-100 Indeks Kebahagiaan Banten tahun 2017 berdasarkan hasil Survei
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT No.15/02/52/Th I,16 Februari 2015 Tipologi Wilayah Hasil Pendataan Potensi Desa (Podes) 2014 Pendataan Potensi Desa (Podes) adalah satu-satunya sumber
Lebih terperinciBPS PROVINSI SUMATERA BARAT
No.49/8/13/ThXIX, 5 Agustus 2016 INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN II - 2016 A. Penjelasan Umum BPS PROVINSI SUMATERA BARAT Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan ekonomi terkini
Lebih terperinciLAPORAN SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT (SKM)
LAPORAN SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT (SKM) LAYANAN PENERBITAN SURAT LAIK OPERASI (SLO) LEMBAR VERIFIKASI HASIL PENDARATAN IKAN (LVHPI) STASIUN PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN PONTIANAK DIREKTORAT
Lebih terperincigerak yang ada, keselamatan, kenyamanan, dan lain-lain.
III. LANDASAN TEORI 3.1. Kriteria Kinerja Menurut Hendarto (2001), untuk mengukur tingkat keberhasilan atau kinerja dari sistem transportasi, maka diperlukan beberapa indikator yang dapat dilihat. Indikator
Lebih terperinciKUESIONER SURVEI KEPUASAN MAHASISWA
LP2KM/KM-AKM/01 KUESIONER SURVEI KEPUASAN MAHASISWA A. KUESIONER EVALUASI PELAYANAN BIDANG AKADEMIK DAN KEMAHASISWAAN Jurusan/Prodi : Angkatan/Semester : Jenjang : S1/DIII Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan
Lebih terperinciOLEH : TOMI DWICAHYO NRP :
OLEH : TOMI DWICAHYO NRP : 4301.100.036 LATAR BELAKANG Kondisi Kab. Blitar merupakan lahan yang kurang subur, hal ini disebabkan daerah tersebut merupakan daerah pegunungan berbatu. Sebagian Kab. Blitar
Lebih terperinci114 Universitas Indonesia
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Berdasarkan dari tujuan penelitian, hasil pembahasan dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan, seperti berikut : 1) Secara keseluruhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dan sebagian besar penduduknya bermatapencaharian di bidang pertanian. Sebenarnya negara ini diuntungkan karena dikaruniai kondisi
Lebih terperinciBAB II METODOLOGI PENELITIAN. mencoba meneliti hubungan diantara variabel-variabel. Karena penelitian ini
BAB II METODOLOGI PENELITIAN 2.7 Bentuk Penelitian Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional, yaitu mencoba meneliti hubungan diantara variabel-variabel. Karena penelitian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Evaluasi Definisi evaluasi adalah kegiatan atau proses untuk mengukur dan selanjutnya menilai sampai dimanakah tujuan yang telah dirumuskan sudah dapat dilaksanakan. Wakhinuddin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pekerjaan tetapi juga dapat menciptakan lapangan pekerjaan di berbagai sektor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman sekarang ini masyarakat lebih dituntut untuk mandiri dan kreatif dalam berusaha dan membuka lapangan kerja, jadi bukan hanya mencari pekerjaan tetapi juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi adalah suatu proses atau kegiatan pergerakan perpindahan barang dan manusia dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan bantuan alat (kendaraan).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Transportasi memiliki peran yang sangat penting untuk memenuhi kebutuhan pergerakan manusia, seperti pergerakan dari rumah (tempat asal) menuju tempat sekolah
Lebih terperinciWALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 63 TAHUN 2017 TENTANG
WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 63 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGUKURAN SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT DI PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinci