LAPORAN PENELITIAN KAJIAN FUNGSI DAN EFISIENSI KONSTRUKSI BANGUNAN JINENG DALAM DINAMIKA KEHIDUPAN MODERN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN PENELITIAN KAJIAN FUNGSI DAN EFISIENSI KONSTRUKSI BANGUNAN JINENG DALAM DINAMIKA KEHIDUPAN MODERN"

Transkripsi

1 i LAPORAN PENELITIAN KAJIAN FUNGSI DAN EFISIENSI KONSTRUKSI BANGUNAN JINENG DALAM DINAMIKA KEHIDUPAN MODERN Oleh I Kadek Mardika UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDIRA KUPANG 2016 i

2 ii KATA PENGANTAR Rumah tradisional Bali lahir di tengah-tengah kehidupan masyarakatnya yang berprofesi sebagai petani, sehingga arsitekturnya pun tumbuh untuk mewadahi kehidupan masyarakat agraris. Tetapi, semakin berkembangnya jaman menyebabkan terjadinya pergeseran pola aktivitas masyarakat. Hal ini juga menyebabkan terjadinya pergeseran fungsi bangunan tradisional serta usaha-usaha mengadopsi konsepnya ke dalam bangunan modern untuk mewadahi fungsi yang baru. Untuk menggambarkan kondisi tersebut, maka pada kesempatan ini penulis panjatkan puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena bisa menyelesaikan satu tulisan dengan judul Fungsi dan Efisiensi Konstruksi Bangunan Jineng dalam Dinamika Kehidupan Modern. Dalam tulisan ini dibahas bagaimana dinamika fungsi jineng yang semula merupakan lumbung padi bisa menampung perkembangan aktivitas modern. Dan, bagaimana keunikan konsep dan bentuk konstruksi jineng dalam mewadahi fungsinya. Penulis juga haturkan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang sudah mendukung sehingga tulisan ini bisa diselesaikan, terutama buat teman- teman dosen di Program Studi Teknik Arsitektur dan staf Perpustakaan Universitas Katolik Widya Mandira. Besar harapannya semoga tulisan ini bisa memberi pengetahuan baru bagi seluruh pembaca, baik masyarakat umum maupun para civitas akademika di lingkungan kampus Universitas Widya Mandira, Kupang. Sebagai ungkapan penutup, penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam tulisan ini, sehingga sangat diharapkan masukan dan saran dari segenap pembaca untuk melengkapi tulisan ini, dan untuk penyempurnaan tulisan di masa mendatang. Kupang, Desember 2016 Penulis, I Kadek Mardika ii

3 iii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR DAFTAR ISI INTI SARI i ii iii iv BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan dan Manfaat Penelitian 2 BAB II TINJAUAN JINENG 2.1. Jineng dalam Rumah Tradisional Bali Fungsi dan Aktivitas dalam Jineng Konstruksi Jineng 6 BAB III PEMBAHASAN 3.1. Kajian Fungsi dan Pergeseran Aktivitas Kajian Struktur dan Konstruksi Kajian Estetika 14 BAB IV PENUTUP 16 DAFTAR PUSTAKA 17 iii

4 iv INTI SARI Perkembangan jaman tidak bisa dihindari telah memperngaruhi juga pola aktivitas masyarakat tradisional menjadi masyarakat modern. Hal ini juga berpengaruh terhadap keberadaan bangunan-bangunan tradisonal, dimana akan terjadi dinamika fungsi megikuti perkembangan aktivitas pemakainya. Jineng, sebagai satu bangunan yang ada dalam rumah tradisonal Bali bisa menjadi satu kasus yang menarik dicermati, mengingat pada awalnya fungsi utama bangunan ini adalah sebagai lumbung padi, sedangkan di satu sisi banyak masyarakat yang sudah meninggalkan kehidupan sebagai petani. Hal lain yang menarik adalah bagaimana sistem strukstur dan konstruksi bangunan ini bisa mewadahi fumgsi tersebut. Untuk mengangkat permasalahan tersebut, penulis melakukan penggalian data dengan observasi, mengamati pola aktivitas yang terjadi, serta mempelajari konsep struktur dan konstruksi jineng ini. Juga dengan membaca literatur yang terkait dengan arsitektur tradisional Bali, khususnya menyangkut bangunan jineng ini, Dari proses kajian ini, dapat diketahui bahwa ada pergeseran, perkembangan fungsi yang terjadi dalam pemanfaatan bangunan jineng, serta bagaimana efektifnya konsep struktur dan konstruksi bangunan jineng ini sehingga dapat mewadahi dinamika fungsi yang ada.. Kata kunci : jineng, dinamika fungsi, konstruksi iv

5 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Arsitektur tradisional Bali sudah cukup dikenal oleh masyarakat, baik di lingkup nasional (di Indonesia) maupun di dunia internasional. Hal ini sangat terkait dengan Bali sebagai satu tujuan wisata dunia yang banyak dikunjungi wisatawan, baik wisatawan nusantara maupun manca negara. Walaupun arsitektur tradisional Bali ini lahir dan tumbuh dalam kehidupan masyarakatnya yang agraris, tetapi masih bisa bertahan sampai sekarang di tengah-tengah kehidupan masyarakat modern. Kekuatan arsitektur tradisional Bali ini tidak bisa dilepaskan dari nafas agama Hindu yang menjiwainya, yang mengajarakan keharmonisa lingkungan buatan dengan alam (Dwijendra, 2008). Dalam proses perkembangan kehidupan masyarakat yang semakin modern, tentunya banyak terjadi perubahan pola aktivitas masyarakat. Hal ini secara tidak langsung mempengaruhi juga terhadap ruang-ruang yang tersedia. Banyak ruang dalam rumah tinggal tradisional yang awalnya berfungsi sebagai wadah kegiatan masyarakat agraris bergeser ke fungsi lain sesuai pola aktivitas yang baru. Terkait dengan hal tersebut di atas, ada hal menarik yang dapat diamati, dikaji bagaimana bentuk pemanfaatan dan perkembangan fungsi ruang-ruang dalam bangunan tradisonal dalam dinamika kehidupan modern. Salah satu bangunan yang menarik untuk dilihat dan dikaji adalah transformasi fungsi bangunan jineng. Jineng itu sendiri adalah sebuah bangunan yang ada dalam kompleks rumah tradisional Bali yang fungsi utamanya adalah sebagai tempat penyimpanan hasil panen pertanian (biasanya padi). Hal ini menjadi menarik karena pada jaman sekarang banyak masyarakat yang tidak lagi berprofesi sebagai petani, dan memanfaatkan bangunan jineng ini untuk fungsi dan aktivitas lain. 1

6 2 Disamping itu, hal yang menarik juga untuk dikaji adalah bagaimana kesiapan sistem struktur dan konstruksi dari bangunan jineng ini dalam mewadahi fungsi dan dinamika aktivitas yang terjadi Rumusan Permasalahan Dari latar belakang yang sudah diuraikan di atas, dapat dilihat bahwa bangunan jineng yang ada dalam rumah tinggal tradisional Bali mengalami pergeseran dan perkembangan fungsi sebagai dampak dinamika kehidupan modern. Dari realitas ini bisa ditarik satu rumusan permasalahan yang kiranya dapat dijadikan topik penulisan yaitu bagaimana bentuk perkembangan fungsinya, dan bagaimana konsep struktur dan konstruksi bangunan jineng itu dalam mewadahi aktivitas yang terjadi di dalamnya Tujuan dan Manfaat Penulisan Berkaitan dengan uraian latar belakang dan rumusan permasalahan di atas, maka ada dua tujuan yang ingin dicapai yaitu: Untuk melihat dan mengetahui berbagai pergeseran fungsi dan aktivitas yang terjadi dalam bangunan jineng dalam rumah tinggal di Bali. Untuk menggali berbagai konsep struktur dan konstruksi yang ada dalam bangunban jineng yang kiranya bisa diadopsi ke dalam bangunan modern. Sementara manfaat yang ingin dicapai dalam tulisan ini adalah secara umum untuk menambah khasanah pengetahuan dalam arsitektur tradisional nusantara, sedangkan secara khusus bagi para arsitek untuk bisa memberi inspirasi bagaimana mengembangkan kekayaan arsitektur tradisional ke dalam desain bangunan modern. 2

7 3 BAB II TINJAUAN JINENG 2.1. Jineng dalam Rumah Tingal Tradisonal Bali Rumah tradisional Bali, sebagaimana diketahui adalah berupa sekumpulan beberapa unit bangunan dengan fungsinya masing-masing, yang di ditata sedemikian rupa membentuk sebuah komposisi massa. Komposisi masa bangunan ini diikat oleh adanya sebuah ruang terbuka ( natah) yang berada di tengah-tengah sebagai pusat orientasi dari unit-unit bangunan yang ada. Dari beberapa unit bangunan yang ada tersebut, salah satunya biasa disebut jineng. Jineng ini adalah sebuah bangunan yang fungsi utamanya adalah sebagai lumbung, tempat penyimpanan hasil panen pertanian (biasanya padi). Bila dilihat dari posisinya dalam rumah tradisional Bali, jineng ini biasanya terletak dekat dengan dapur (Dwijendra, 2008). Gbr. 1. Contoh Lay Out Rumah Tradisional Bali Sumber : Rijasa,

8 4 Secara umum letak jineng ini cenderung berada di bagian dalam (belakang) dari sebuah rumah tinggal, tetapi di beberapa tempat di Bali, posisi jineng ini diletakkan di dekat pintu masuk rumah sebelum posisi dapur. Jineng merupakan salah satu bentuk dari beberapa varian bentuk bangunan lumbung yang ada di dalam sebuah rumah tradisional Bali. Bentuk lainnya ada disebut kelumpu dan gelebeg. Bila ditinjau dari jumlah tiangnya, jineng dikelompokkan ke dalam bangunan yang bertiang empat membentuk segi empat, yang jika dilihat dari konstruksinya termasuk bangunan bertingkat, dimana lantai pertama yang berupa bale-bale, sedangkan lantai di atasnya yang terbuat dari konstruksi kayu digunakan sebagai tempat penyimpanan padi. Jineng ini biasanya dimiliki oleh masyarakat petani penggarap ataupun para pemilik tanah. Pada jaman dulu, keberadaan jineng dalam sebuah rumah tinggal di Bali bisa dikatakan sebagai simbol dari status sosial pemiliknya, dimana semakin besar ukuran lumbung padi ini sebagai tanda makin tinggi status sosial ekonomi pemilik rumah atau dianggap semakin kaya. Keberadaan sebuah lumbung padi di dalam sebuah rumah menunjukkan kepemilikan sawah sang pemilik rumah. Pada saat musim panen tiba, kesibukan di dalam jineng ini benar-benar terlihat baik dari proses menaikkan padi ke atas, atau menurunkannya pada saat akan dijemur untuk seterusnya diolah menjadi beras Fungsi dan Aktivitas dalam Jineng Bila dilihat dari fungsinya, keberadaan jineng pada awalnya mempunyai fungsi utama sebagaimana fungsi sebuah lumbung yaitu sebagai tempat penyimpanan hasil panen pertanian terutama padi. Pada awalnya padi yang disimpan di dalam jineng biasanya padi yang diikat masih ada tangkainya dan tentunya sudah dalam keadaan kering, tetapi pada saat sekarang banyak padi yang disimpan sudah dimasukkan ke dalam karung. Padi ini diletakkan di bagian lantai atas yang dibuat dari kayu, sedangkan lantai bawah yang berupa bale-bale banyak digunakan sebagai 4

9 5 tempat berbagai kegiatan yang berkaitan dengan pekerjaan pertanian seperti tempat menyimpan peralatan bertani. Selain itu, jineng juga juga banyak dimanfaatkan sebagai tempat kegiatan pekerjaan dapur, sehingga jineng ini bisa dikatakan berfungsi sebagai perluasan dari dapur. Hal ini sangat memungkinkan dilakukan mengingat dalam tata letak masa bangunan rumah tradisional Bali, posisi jineng dan dapur ini selalu berdekatan. (Dwijendra, 2008). Di daerah pedesaan yang masih kental dengan kehidupan pertaniannya, bagian jineng di bagian bawah bale-bale juga biasa dimanfaatkan untuk menyimpan peralatan pertanian seperti cangkul, sabit, lainnya. Juga ada yang memanfaatkan sebagai tempat menyimpan kayu bakar untuk kebutuhan dapur, atau bahkan untuk memelihara ternak seperti anak ayam yang masih kecil, sampai cukup umur dan siap dilepaskan mengikuti induknya. Bagian atas di bawah atap berfungsi sebagai tempat menyimpan hasil pertanian (umumnya padi) Bagian tengah (bale-bale) yang multifungsi, biasanya sebagai aktivitas penunjang dapur Lantai bisa digunakan sebagai tempat menyimpan peralatan, kayu bakar, dan ternak Gbr. 2. Fungsi Jineng Sumber : bali.tribunenews.com 5

10 6 Sebagai tempat penyimpanan padi, jineng ini tentunya tidak bisa dilepaskan dari simbol kemakmuran, sehingga dalam masyrakat Bali dipercaya di dalam jineng ini sebagai tempat dewi kemakmuran atau Dewi Sri. dalam kaitan ini, maka pada hari-hari tertentu pemilik rumah biasa melaksanakan upacara (ritual) sebagai wujud penghormatan dan syukur atas kemakmuran yang telah dilimpahkan, serta memohon agar panen melimpah Konstruksi Jineng Bila dilihat dari bagian struktur dan konstruksinya, maka jineng bisa dilihat dalam tiga bagian konstruksi, yaitu konstruksi dasar (sub struktur), konstruksi badan (upper struktur), dan konstruksi atap (super struktur). Sistem konstruksi dalam jineng ini semua menggunakan bahan utama berupa kayu dengan cara konstruksi yang sebagian besar dengan sistem sambungan lubang-purus, pasak, dan juga ikat. Hanya sedikit bagian teretentu yang menggunakan paku, itupun sebagai penguat tambahan, bukan sebagai kekuatan utama. Bagian atap (super struktur) Bagian badan (upper struktur) Bagian kaki (substruktur) Gbr. 3. Bagian-Bagian Konstruksi Jineng Sumber :mawacarabali.blogspot.co.id 6

11 7 A. Struktur Dasar Bagian dasar dari bangunan jineng ini meliputi bagian pondasi, lantai (bebaturan), dan alas tiang (umpak) atau di Bali biasa disebut sendi. Sistem pondasi yang digunakan dalam bangunan jineng ini adalah pondasi titik yang berfungsi meneruskan beban dari tiang ke dalam tanah. Pondasi ini biasanya dibuat dari pasangan batu padas, tepat berada di bawah posisi tiang. Tepat di atas pondasi ini nantinya ditempatkan alas untuk perletakan tiang (disebut umpak/ sendi). Umpak ini juga dibuat dari batu padas, atau pasangan bata dan semen. Berikutnya adalah bagian lantai (bebaturan). Bagian ini biasanya dibuat dari batu padas yang cukup keras, atau pada saat sekarang biasa dibuat dengan pasangan bata dan semen atau ada juga menggunakan keramik. Bentuk bebaturan jineng biasanya dibuat dengan bentuk yang sederhana, tanpa profil dan ornamen sebagaimana kebanyakan lantai bangunan tradisional Bali lainnya. Tinggi lantai jineng ini dari permukaan tanah biasanya relatif lebih rendah dari tinggi lantai bangunan lainnya, bisa berkisar 15-25cm. B. Struktur Badan Bagian badan jineng ini dibentuk dari empat tiang kokoh yang membentuk persegi empat dengan ukuran tiang yang relatif besar, dan biasa dibuat dengan profil yang sederhana tanpa ornamen. Hal ini mengingat fungsi jineng sebagai lumbung padi, sehingga tiang ini harus kuat menahan beban padi yang disimpan di dalam jineng. Disamping itu, tiang ini juga harus kuat menahan beban bagian lantai atas tempat menyimpan padi dan beban atapnya. Keempat tiang ini tepat berdiri di atas umpak (sendi) batu padas yang kemudian akan meneruskan semua beban ke dalam pondasi batu yang berada di bawah lantai dan selanjutnya menyalurkan seluruh beban ke tanah. Di bagian badan jineng yang berupa empat tiang ini terdapat bale-bale yang tumpuan utamanya berupa balok-balok kayu yang disebut balok pendek ( sunduk pendek) dan balok panjang ( sunduk panjang). Sebagai penutup bale-bale ini biasa 7

12 8 dibuat dari bahan papan kayu yang di bagian tepinya biasa dibatasi dengan balok kayu yang disebut waton sehinggga kelihatan kokoh. Di bagian atas masing-masing tiang ini dipasang kepala tiang yang terbuat dari kayu berbentuk persegi empat bujur sangkar dengan ukuran yang cukup lebar yang disebut langki, dan diatas langki ini baru dipasang balok-balok kayu yang dipasang dengan jarak yang cukup rapat sebagai penopang dari papan yang menjadi lantai tempat penyimpanan padi di atasnya. C. Struktur Atap Dilihat dari bentuknya, atap jineng ini berbentuk pelana tetapi pelananya dibentuk melengkung cembung, tidak lurus seperti kebanyakan bentuk dasar atap bangunan yang lainnya. Untuk membentuk atap yang melengkung ini biasa dibuat dengan menggunakan usuk dari bambu yang diambil hanya bagian ujung atasnya sehingga sangat lentur untuk bisa dibentuk melengkung, atau bisa juga dibuat dari kayu tipis sampai cukup lentur untuk dibentuk melengkung. Sementara tumpuan usuk biasa berupa balok kayu yang ditumpu dengan kuda-kuda kayu juga. Sebagai lis plank, bisa digunakan bahan bambu yang dibelah menjadi dua bagian sehingga penampangnya berbentuk setengah lingkaran, atau bisa juga digunakan papan kayu yang biasanya dibuat sederhana tanpa banyak ornamen. Untuk bahan penutup atap biasanya menggunakan bahan alang-alang yang dipasang dengan diikat menggunakan tali bambu, tetapi pada saat sekarang banyak juga jineng yang menggunakan bahan penutup terbuat dari bahan genteng ataupun seng yang disesuaikan dengan kondisi tempat dan lingkungan di mana jineng itu dibuat. 8

13 9 BAB III PEMBAHASAN 3.1. Kajian Fungsi dan Pergeseran Aktivitas Berbicara tentang fungsi suatu bangunan adalah berbicara sejauh mana bangunan itu bisa mewadahi aktivitas manusia di dalamnya. Jadi yang dilihat adalah kaitan antara bentuk dan cara konstruksinya apakah sudah bisa memenuhi tuntutan aktivitas manusia sebagai pemakai (penghuni). Hal pertama yang bisa dilihat adalah terkait ketinggian lantai (bebaturan / bataran) dari jineng itu, dimana lantai jineng mempunyai ketinggian yang relatif rendah bila dibandingkan dengan bangunan lain yang ada di dalam sebuah kompleks rumah tradisional Bali. Tinggi lantainya berkisar sekitar cm, sehingga tidak memerlukan anak tangga untuk naik. Kondisi ini memberikan kemungkinan untuk orang duduk nyaman dengan kaki tetap berpijak di halaman jineng sehingga bisa melakukan beberapa pekerjaan dengan nyaman sambil duduk di lantai jineng, terutama pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dengan kegiatan di dapur misalnya mengupas kelapa, membersihkan perabot ataupun pekerjaan rumah tangga lainnya. Hali ini berbeda dengan lantai bangunan lainnya yang lantainya relatif tinggi yang memerlukan anak tangga untuk bisa naik. Bangunan dengan lantai yang tinggi seperti itu hanya bisa sebagai tempat duduk saja dengan posisi kaki menggantung, dan tidak diperuntukkan bagi orang untuk duduk sambil melakukan pekerjaan seperti yang bisa dilakukan di dalam bangunan jineng. Selain masalah ketinggian lantainya yang relatif rendah, tinjauan fungsi juga bisa dilihat dari bentuk lantai ( bebaturan / bataran) yang sangat sederhana, tanpa ornamen, biasa dibuat dari batu alam yang kokoh, yang sangat berbeda dengan lantai bangunan lain yang biasa dihiasi ornamen. Hal ini ternyata memberikan keuntungan bagi civitas dalam kemudahan dan keleluasaan melakukan berbagai aktivitas (terutama aktivitas yang agak keras/ kasar) karena tidak takut bisa merusak ornamen atau hiasan bebaturannya. 9

14 10 Ketinggian lantai (bebaturan ) yang relatif rendah dan tanpa ornamen yang memberi kemudahan dalam beraktivitas Bahan lantai yang terbuat dari batu padas keras juga mendukung aktivitas pemakai Gbr. 4. Kemudahan Aktivitas dalam Jineng Sumber : baliterkini.com Keberadaan bale-bale di bawah tempat penyimpanan padi di bagian tengah jineng ini sangat bermanfaat sebagai sebuah ruang serba guna yang sangat nyaman untuk melakukan berbagai pekerjaan, baik untuk duduk di atasnya atau difungsikan sebagai meja kerja. Konstruksi bale-bale ini sebenarnya adalah bagian dari pembentuk kestabilan dan kekokohan jineng secara keseluruhan, bisa sedemikian efektifnya bisa dimanfaatkan sebagai tempat berbagai aktivitas, dan beberapa orang malah sekarang banyak yang sengaja memanfaatkan bale-bale jineng ini sebagai salah satu tempat untuk santai, atau makan. Adanya bale-bale sebagai ruang multi-fungsi dalam jineng juga menciptakan ruang tambahan yang secara tidak langsung tercipta di bawah balebale. Ruang ini walaupun hanya sebagai ruang tidak direncanakan, tetapi juga sangat fungsional dan bisa dimanfaatkan untuk berbagai fungsi penunjang aktivitas penghuni rumah. Sebagai bangunan dengan budaya agraris, ruang ini banyak digunakan sebagai gudang tempat menyimpan peralatan pertanian, atau juga menyimpan hasil kebun seperti kelapa, kayu bakar, atau juga bisa dimanfaatkan sebagai tempat kandang ayam (terutama ayam yang masih anakan). 10

15 11 Ruang yang terbentuk dalam jineng bisa dimanfaatkan sebagai ruang multifungsi. Bale-bale bisa sebagai tempat duduk santai, ruang kerja, meja kerja Lantai juga bisa dimanfaatkan sebagai tempat kerja, menyimpan peralatan, kayu bakar. Gbr. 5. Multi Aktivitas dalam Jineng Sumber : baliterkini.com Seiring dengan perkembangan aktivitas masyarakat modern, pada saat sekarang ada kecendrungan masyarakat tidak banyak lagi yang menyimpan padi di dalam jineng karena merasa kerepotan harus menaikkan padi ke atas jineng, dan banyak yang menyimpan padi yang dimasukkan ke dalam karung dan diletakkan di bale-bale atau lantai di bawah bale-bale. Hal ini masih memungkinkan dilakukan menginngat lantai jineng sekarang banyak yang sudah menggunakan keramik atau bahan lain yang kering. Fenomena ini juga disebabkan karena kalau padi disimpan di atas ada kemungkinan menyebabkan gatal bila ada orang yang duduk di lantai bawah (bale-bale) atau beraktivitas di sekitar jineng. Bila dilihat dari posisinya dalam sebuah rumah tradisional Bali, secara umum letak jineng ini cenderung berada di bagian dalam (belakang) dari sebuah rumah tinggal, tetapi di beberapa tempat di Bali, posisi jineng ini diletakkan di dekat pintu masuk rumah sebelum posisi dapur. Dengan posisi yang demikian, maka memungkinkan fungsi jineng digunakan sebagai ruang untuk menerima tamu. Hal ini bisa dikatakan cukup efektif dan fungsional, mengingat tamu yang 11

16 12 datang ke pekarangan akan langsung dihadapkan dengan tamu tidak perlu masuk jauh ke dalam pekarangan. jineng ini, sehingga PINTU MASUK NATAH 1 4 TAKSU KEMULAN 7 NAMA BANGUNAN TRADISIONAL 1 SANGGAH / MERAJAN 2 PENUNGGUN KARANG 3 BALE DAJA 4 BALE DANGIN 5 BALE DAUH 6 PAON 7 JINENG 8 SEMER 8 KANDANG Varian jineng yang berada di depan dekat pintu masuk memungkinkan difungsikan sebagai tempat menerima tamu Gbr. 6. Posisi Jineng sebagai Ruang Tamu Sumber : Rijasa, Kajian Struktur dan Konstruksi Sebagai sebuah bangunan dengan fungsi utama sebagai tempat menyimpan hasil pertanian (padi), maka desain bentuk dan konstruksi jineng ini bisa dikatakan sangat memperhatikan keamanan dari padi itu sendiri, baik dari serangan binatang terutama tikus, dan juga pengaruh cuaca (kelembaban). Ada beberapa hal penting yang bisa dilihat dalam konstruksi jineng ini yang bisa mendukung fungsinya sebagai tempat penyimpanan padi, antara lain : Dengan konstruksi bertingkat, maka jineng mempunyai ruang yang cukup mendapatkan sinar matahari dan mempunyai aliran udara yang baik sehingga bisa 12

17 13 terhindar dari kelembaban tinggi yang bisa merusak kondisi padi yang disimpan di dalamnya. Tempat yang tinggi juga memberikan perlindungan dari gangguan binatang seperti tikus, hewan ternak, serangga, atau hama lain yang bisa merusak atau memakan padi yang disimpan di dalam jineng. Konstruksi jineng menggunakan kayu sebagai bahan utama, sehingga cukup kokoh untuk bisa menahan beban sebagai tempat penyimpanan hasil pertanian (padi). Kekokohan struktur ini juga diperkuat oleh adanya bale-bale sebagai pengikat di bagian tengah jineng. Hal ini sangat penting untuk kestabilan struktur jineng yang harus kuat menampung beban padi yang disimpan di bagian atas. Sistem bale-bale ini juga menguatkan bahwa konstruksi jineng sangat fungsional. Bila dilihat dari bentuk ruang, sistem konstruksi jineng menghasilkan ruang yang sangat efesien sehingga mempunyai kapasitas yang banyak untuk menampung padi. Hal ini bisa dilihat dari sistem atap yang tidak menggunakan kuda-kuda, tetapi langsung menggunakan usuk sebagai penopang atap. Walaupun dari segi modul tiang kelihatannya sempit, tetapi dengan pemilihan konstruksi atap yang tepat bisa mempunyai daya tampung (padi) yang cukup banyak. Bentuk atap jineng dibuat melengkung dengan menggunakan bahan bambu atau kayu yang tipis. Bentuk lengkung ini juga sangat efektif dalam menahan beban atap, dimana sistem lengkungan seperti ini mengadopsi sistem balok pra-tekan dalam sistem struktur modern. Dengan batang usuk yang relatif kecil dan tipis, tetapi dengan bentuk melengkung ini akan kuat menahan beban atap di atasnya. Bentuk ini timbul bukan semata-mata hanya untuk sebuah nilai estetika saja, tetapi memiliki fungsi lain, karena dengan bentuk atap melengkung akan memudahkan air hujan turun jatuh dari atap. Hal ini tentunya bisa mengurangi resiko air merembes masuk ke dalam jineng yang bisa menyebabkan menjadi lembab dan merusak kualitas padi yang disimpan di dalam jineng. Selain itu, bentuk atap lengkung ini menyulitkan hama tikus masuk ke dalam jineng melalui atap. 13

18 14 Konstruksi berbahan kayu yang kuat sebagai penopang beban padi yang disimpan di bagian atap Kepala tiang yang besar untuk menghalangi naiknya tikus Konstruksi atap yang tanpa kudakuda sangat menguntungkan membentuk volume ruang yang lapang Gbr. 7. Konstruksi Jineng yang Fungsional Sumber : Kajian Estetika Tinjauan sudut estetika ini tidak lepas dari penilain terhadap bentuk penampilan bangunan secara keseluruhan, dan bisa juga terhadap bentuk bagian-bagiannya. Nilai estetika yang bisa dilihat tidak bisa dilepaskan juga dari fungsinya, sehingga bisa dikatakan sebagai seni yang fungsional. Bila dilihat dari bagian strukturnya, bentuk jineng ini sangat selaras dengan konsep arsitektur tradisional Bali yang dikenal dengan konsep Tri Angga. Konsep ini menggambarkan keselarasan bangunan dengan alam yang menganalogikan bangunan seperti manusia, dimana ada pembagian unsur bangunan menjadi bagian kaki, badan, dan kepala. Dalam bangunan jineng juga mempunyai bagian - bagian yang menggambarkan unsur tersebut, dimana bagian kaki diwujudkan dengan adanya bagian dasar / lantai (bebaturan), bagian badan berupa tiang, dan bagian kepala diwujudkan dalam bentuk atap. Dengan penampilan bentuk yang mengadopsi proporsi tubuh manusia ini mencerminkan proporsi bangunan yang sangat proporsional, wajar, seimbang. 14

19 15 Bagian kepala Bagian badan Bagian kaki Gbr.8. Proporsi Jineng yang Proporsional Sumber : Bentuk atap yang melengkung cembung. Bila dilihat dari bentuk luarnya bisa memberikan cita rasa yang unik mengingat bangunan lainnya semuanya berbentuk limas, sehingga bentuk atap jineng ini bisa menjadi sebuah ciri identitas khas yang membedakan jineng ini dari bangunan yang lain. Hal ini juga bisa menunjukkan bahwa fungsi jineng ini memang sangat berbeda dari bangunan lainnya. Dalam detail tiang jineng, adanya kepala tiang yang berupa kayu persegi empat yang cukup lebar ( disebut langki) yang dipasang di ujung atas tiang jineng selain memberi nilai keindahan bagi penampilan tiangnya, tetapi lebih dari itu, dengan dipasangnya langki ini akan menghalangi tikus memanjat tiang dan naik menuju tempat penyimpanan padi yang ada di lantai kayu di bagian atas. Jadi nilai estetika yang ditampilkan dengan pemasangan ornamen kepala tiang ( langki) ini tidak semata-mata untuk tujuan keindahan, tetapi juga fungsional. 15

20 16 BAB IV KESIMPULAN Dari uraian dan pembahasan bangunan jineng dari sisi fungsi dan kostruksinya di atas, maka bisa ditarik beberapa kesimpulan terkait keberadaan jineng dalam rumah tradisional Bali, yaitu: - Bahwa jineng merupakan sebuah bangunan yang ada dalam sebuah kompleks rumah tradisional Bali, berfungsi sebagai tempat penyimpanan padi, memiliki keunikan tersendiri baik dari segi fungsi, konstruksi, dan estetikanya. - Dilihat dari segi fungsi, keberadaan sebuah jineng dalam rumah tinggal di Bali sangat erat kaitannya dengan kegiatan pertanian, aktivitas di dapur, tetapi bisa juga meluas dan berkembang sebagai tempat aktivitas lain seperti tempat istirahat atau menerima tamu. - Dari bentuk konstruksinya, jineng ini menampilkan satu ide konstruksi yang sangat menarik dan cemerlang, yang memenuhi tuntutan kokoh menahan beban padi, sangat fungsional bisa menampung berbagai aktivitas manusia secara optimal, dan yang tidak kalah pentingnya adalah mampu menampilkan sebuah nilai estetika yang sangat unik dan menarik yang justru keluar dari konsep fungsi yang ditampungnya. 16

21 17 DAFTAR PUSTAKA Dwijendra, Ngakan Ketut Acwin, 2008, Arsitektur Tradisional Bali Berdasarkan Asta Kosala-Kosali, Udayana University Press, Denpasar. Dwijendra, Ngakan Ketut Acwin, 2009, Arsitektur dan Kebudayaan Bali Kuno, Udayana University Press, Denpasar. Dwijendra, Ngakan Ketut Acwin, 2009, Arsitektur Tradisional Bali dalam Ranah Publik, CV. Bali Media Adikarsa, Denpasar. Rijasa, Made Mariada, 2012, Nilai Green dalam Tata Letak Rumah Tradisional Bali, Jurnal Tekstur Teknik Arsitektur II-1 17

IDENTIFIKASI VARIAN ARSITEKTUR LUMBUNG DI BALI

IDENTIFIKASI VARIAN ARSITEKTUR LUMBUNG DI BALI UNDAGI Jurnal Arsitektur Warmadewa, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2017, Hal 9-16 ISSN 2338-0454 IDENTIFIKASI VARIAN ARSITEKTUR LUMBUNG DI BALI Oleh: I Made Suwirya Dosen Jurusan Program Studi Arsitektur, Fakultas

Lebih terperinci

Rumah Tinggal Dengan Gaya Bali Modern Di Ubud. Oleh: I Made Cahyendra Putra Mahasiswa Desain Interior FSRD ISI Denpasar ABSTRAK

Rumah Tinggal Dengan Gaya Bali Modern Di Ubud. Oleh: I Made Cahyendra Putra Mahasiswa Desain Interior FSRD ISI Denpasar ABSTRAK Rumah Tinggal Dengan Gaya Bali Modern Di Ubud Oleh: I Made Cahyendra Putra Mahasiswa Desain Interior FSRD ISI Denpasar ABSTRAK Rumah adat Bali adalah cerminan dari budaya Bali yang sarat akan nilai-nilai

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK BANGUNAN BALE METEN, SERTA PROSES PEMBANGUNANNYA

KARAKTERISTIK BANGUNAN BALE METEN, SERTA PROSES PEMBANGUNANNYA KARAKTERISTIK BANGUNAN BALE METEN, SERTA PROSES PEMBANGUNANNYA Desak Made Sukma Widiyani Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Dwijendra E-mail : sukmawidiyani@gmail.com Abstrak Arsitektur

Lebih terperinci

BAB 1 STRUKTUR DAN KONSTRUKSI

BAB 1 STRUKTUR DAN KONSTRUKSI BAB 1 STRUKTUR DAN KONSTRUKSI Sistem struktur dan konstruksi Rumah Gadang memiliki keunikan, dimulai dari atapnya yang rumit hingga pondasinya yang sederhana tetapi memiliki peran yang sangat penting bagi

Lebih terperinci

A. GAMBAR ARSITEKTUR.

A. GAMBAR ARSITEKTUR. A. GAMBAR ARSITEKTUR. Gambar Arsitektur, yaitu gambar deskriptif dari imajinasi pemilik proyek dan visualisasi desain imajinasi tersebut oleh arsitek. Gambar ini menjadi acuan bagi tenaga teknik sipil

Lebih terperinci

ARSITEKTUR LUMBUNG PADI DESA SINABUN

ARSITEKTUR LUMBUNG PADI DESA SINABUN ARSITEKTUR LUMBUNG PADI DESA SINABUN D.P. Bude.Y 1, G.Eka. H.K 2, L. Suartini 3 Jurusan Pendidikan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia yasebude@gmail.com,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era modern saat ini sangat jarang terlihat rumah-rumah tradisional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era modern saat ini sangat jarang terlihat rumah-rumah tradisional BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era modern saat ini sangat jarang terlihat rumah-rumah tradisional dibangun, namun cukup banyak ditemukan bangunan-bangunan yang diberi sentuhan tradisional

Lebih terperinci

berbentuk persegi panjang yaitu memanjang dari selatan ke utara. Di desa ini

berbentuk persegi panjang yaitu memanjang dari selatan ke utara. Di desa ini Desa Tenganan Pegringsingan II Oleh: I Ketut Darsana, Dosen PS Seni Tari Jika dilihat dari bentuk geografisnya, desa Tenganan Pegringsingan berbentuk persegi panjang yaitu memanjang dari selatan ke utara.

Lebih terperinci

Bayanaka Canggu. tentang sebuah rumah peristirahatan di Bali, 2007 oleh: Fransiska Prihadi 1

Bayanaka Canggu. tentang sebuah rumah peristirahatan di Bali, 2007 oleh: Fransiska Prihadi 1 Bayanaka Canggu tentang sebuah rumah peristirahatan di Bali, 2007 oleh: Fransiska Prihadi 1 Sebuah harmoni dalam karya arsitektur tercipta ketika seluruh unsur dalam bangunan termasuk konsep arsitektur,

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN IMPLEMENTASI NILAI NILAI ARSITEKTUR TRADISIONAL BALI DALAM RUMAH TINGGAL PERKOTAAN. ( Kasus Rumah Tinggal Orang Bali di Kupang )

LAPORAN PENELITIAN IMPLEMENTASI NILAI NILAI ARSITEKTUR TRADISIONAL BALI DALAM RUMAH TINGGAL PERKOTAAN. ( Kasus Rumah Tinggal Orang Bali di Kupang ) LAPORAN PENELITIAN IMPLEMENTASI NILAI NILAI ARSITEKTUR TRADISIONAL BALI DALAM RUMAH TINGGAL PERKOTAAN ( Kasus Rumah Tinggal Orang Bali di Kupang ) Oleh I Kadek Mardika UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDIRA

Lebih terperinci

TKS 4406 Material Technology I

TKS 4406 Material Technology I TKS 4406 Material Technology I Dr.Eng. Achfas Zacoeb, ST., MT. Department of Civil Engineering Faculty of Engineering University of Brawijaya UMUM Atap adalah bagian bangunan yang mempunyai fungsi ganda

Lebih terperinci

Struktur dan Konstruksi II

Struktur dan Konstruksi II Struktur dan Konstruksi II Modul ke: Material Struktur Bangunan Fakultas Teknik Christy Vidiyanti, ST., MT. Program Studi Teknik Arsitektur http://www.mercubuana.ac.id Cakupan Isi Materi Materi pertemuan

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN IMPLEMENTASI NILAI NILAI ARSITEKTUR TRADISIONAL BALI DALAM RUMAH TINGGAL PERKOTAAN. ( Kasus Rumah Tinggal Orang Bali di Kupang )

LAPORAN PENELITIAN IMPLEMENTASI NILAI NILAI ARSITEKTUR TRADISIONAL BALI DALAM RUMAH TINGGAL PERKOTAAN. ( Kasus Rumah Tinggal Orang Bali di Kupang ) LAPORAN PENELITIAN IMPLEMENTASI NILAI NILAI ARSITEKTUR TRADISIONAL BALI DALAM RUMAH TINGGAL PERKOTAAN ( Kasus Rumah Tinggal Orang Bali di Kupang ) Oleh I Kadek Mardika UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDIRA

Lebih terperinci

DINDING DINDING BATU BUATAN

DINDING DINDING BATU BUATAN DINDING Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi memisahkan/ membentuk ruang. Ditinjau dari segi struktur dan konstruksi, dinding ada yang berupa dinding partisi/ pengisi (tidak menahan

Lebih terperinci

+ 3,63 + 2,60 ± 0, ,00

+ 3,63 + 2,60 ± 0, ,00 LANTAI DAN DINDING Seluruh ruangan dalam rumah Bubungan Tinggi tidak ada yang dipisahkan dinding. Pembagian ruang hanya didasarkan pembagian bidang horisontal atau area lantai yang ditandai dengan adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik. Sepanjang sejarah, manusia tidak terlepas dari seni. Karena seni adalah salah satu

Lebih terperinci

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah Di Sidoarjo dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin menurun.

Lebih terperinci

BAB XI KUDA-KUDA DAN ATAP

BAB XI KUDA-KUDA DAN ATAP A. Kuda-Kuda BAB XI KUDA-KUDA DAN ATAP 1. Pendahuluan Konstruksi kuda-kuda ialah suatu susunan rangka batang yang berfungsi untuk mendukung beban atap termasuk juga beratnya sendiri dan sekaligus dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Menara Kudus. (Wikipedia, 2013)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Menara Kudus. (Wikipedia, 2013) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Menara Kudus terletak di Kelurahan Kauman, Kecamatan Kota Kudus, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, sekitar 40 km dari Kota Semarang. Oleh penduduk kota Kudus dan sekitarnya,

Lebih terperinci

EBOOK PROPERTI POPULER

EBOOK PROPERTI POPULER EBOOK PROPERTI POPULER RAHASIA MEMBANGUN RUMAH TANPA JASA PEMBORONG M.FAIZAL ARDHIANSYAH ARIFIN, ST. MT User [Type the company name] M.FAIZAL ARDHIANSYAH ARIFIN, ST. MT Halaman 2 KATA PENGANTAR Assalamu

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA

PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA NOMOR: 111/KPTS/CK/1993 TANGGAL 28 SEPTEMBER 1993 TENTANG: PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA A. DASAR DASAR PERENCANAAN BANGUNAN TAHAN GEMPA

Lebih terperinci

METAMORFOSA HUNIAN MASYARAKAT BALI

METAMORFOSA HUNIAN MASYARAKAT BALI METAMORFOSA HUNIAN MASYARAKAT BALI Cara hidup manusia pada awalnya adalah berkelana dari satu tempat ke tempat yang lain. Aktivitas sehari-harinyapun hanya mencari makan untuk bertahan hidup seperti berburu

Lebih terperinci

3. Bagian-Bagian Atap Bagian-bagian atap terdiri atas; kuda-kuda, ikatan angin, jurai, gording, sagrod, bubungan, usuk, reng, penutup atap, dan

3. Bagian-Bagian Atap Bagian-bagian atap terdiri atas; kuda-kuda, ikatan angin, jurai, gording, sagrod, bubungan, usuk, reng, penutup atap, dan 3. Bagian-Bagian Atap Bagian-bagian atap terdiri atas; kuda-kuda, ikatan angin, jurai, gording, sagrod, bubungan, usuk, reng, penutup atap, dan talang. a. Gording Gording membagi bentangan atap dalam jarak-jarak

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. lingkungan maupun keadaan lingkungan saat ini menjadi penting untuk

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. lingkungan maupun keadaan lingkungan saat ini menjadi penting untuk BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Lingkungan Setelah melakukan analisis lingkungan, maka konsep lingkungan yang diterapkan adalah Konsep Interaksi. Konsep Interaksi merupakan konsep

Lebih terperinci

KONSTRUKSI DINDING BAMBU PLASTER Oleh Andry Widyowijatnoko Mustakim Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung

KONSTRUKSI DINDING BAMBU PLASTER Oleh Andry Widyowijatnoko Mustakim Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung MODUL PELATIHAN KONSTRUKSI DINDING BAMBU PLASTER Oleh Andry Widyowijatnoko Mustakim Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung Pendahuluan Konsep rumah bambu plester merupakan konsep rumah murah

Lebih terperinci

Arsitektur Dayak Kenyah

Arsitektur Dayak Kenyah Arsitektur Dayak Kenyah Propinsi Kalimantan Timur memiliki beragam suku bangsa, demikian pula dengan corak arsitekturnya. Namun kali ini hanya akan dibahas detail satu jenis bangunan adat yaitu lamin (rumah

Lebih terperinci

STRUKTUR KONSTRUKSI RUMAH JOGLO

STRUKTUR KONSTRUKSI RUMAH JOGLO STRUKTUR KONSTRUKSI RUMAH JOGLO Joglo merupakan kerangka bangunan utama dari rumah tradisional Jawa terdiri atas soko guru berupa empat tiang utama dengan pengeret tumpang songo (tumpang sembilan) atau

Lebih terperinci

8. PEMBAHASAN UMUM DAN REKOMENDASI Pembahasan Umum

8. PEMBAHASAN UMUM DAN REKOMENDASI Pembahasan Umum 8. PEMBAHASAN UMUM DAN REKOMENDASI 8.1. Pembahasan Umum Penggunaan bambu sebagai bahan bangunan bukan merupakan hal yang baru, tetapi pemanfaatannya pada umumnya hanya dilakukan berdasarkan pengalaman

Lebih terperinci

BAB III ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR

BAB III ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR BAB III ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR 3.1. ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR PELAT Struktur bangunan gedung pada umumnya tersusun atas komponen pelat lantai, balok anak, balok induk, dan kolom yang merupakan

Lebih terperinci

Sangamandala Oleh: I Made Pande Artadi, S. Sn., M. Sn

Sangamandala Oleh: I Made Pande Artadi, S. Sn., M. Sn Sangamandala Oleh: I Made Pande Artadi, S. Sn., M. Sn Konsepsi sangamandala menentukan sembilan tingkatan nilai ruang pada sembilan zone bumi atau tata zoning tapak. Sembilan zona ini lahir berdasarkan

Lebih terperinci

Jawa Timur secara umum

Jawa Timur secara umum Jawa Timur secara umum Rumah Joglo secara umum mempunyai denah berbentuk bujur sangkar, mempunyai empat buah tiang pokok ditengah peruangannya yang biasa disebut sebagai saka guru. Saka guru berfungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Adat merupakan ciri khas bangunan suatu etnik di suatu wilayah

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Adat merupakan ciri khas bangunan suatu etnik di suatu wilayah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah Adat merupakan ciri khas bangunan suatu etnik di suatu wilayah tertentu. Masing-masing daerah (wilayah) tersebut yang memiliki keragaman dan kekayaan budaya.

Lebih terperinci

KONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center

KONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center KONSEP RANCANGAN Latar Belakang Surabaya semakin banyak berdiri gedung gedung pencakar langit dengan style bangunan bergaya modern minimalis. Dengan semakin banyaknya bangunan dengan style modern minimalis

Lebih terperinci

ASRAMA PELAJAR DAN MAHASISWA

ASRAMA PELAJAR DAN MAHASISWA BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA PELAJAR DAN MAHASISWA SULAWESI SELATAN DI YOGYAKARTA 5.1. KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1.1. Penentuan Zoning Pembagian zone ruang pada

Lebih terperinci

BAB IV: PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV: PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV: PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Survey (Observasi) Lapangan Dalam penelitian ini, secara garis besar penyajian data-data yang dikumpulkan melalui gambar-gambar dari hasil observasi lalu diuraikan

Lebih terperinci

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN PENGGUNAAN BETON BERTULANG TERHADAP KAYU PADA KONSTRUKSI KUDA-KUDA. Tri Hartanto. Abstrak

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN PENGGUNAAN BETON BERTULANG TERHADAP KAYU PADA KONSTRUKSI KUDA-KUDA. Tri Hartanto. Abstrak KELEBIHAN DAN KELEMAHAN PENGGUNAAN BETON BERTULANG TERHADAP KAYU PADA KONSTRUKSI KUDA-KUDA Tri Hartanto Abstrak Pengetahuan tentang sistim struktur dan konstruksi, dan teknologi bahan sangat erat sekali

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Tipologi bangunan rumah tinggal masyarakat lereng gunung Sindoro tepatnya di Dusun

Lebih terperinci

ASPEK-ASPEK ARSITEKTUR BENTUK DAN RUANG.

ASPEK-ASPEK ARSITEKTUR BENTUK DAN RUANG. ASPEK-ASPEK ARSITEKTUR BENTUK DAN RUANG. 1 ASPEK-ASPEK ARSITEKTUR BENTUK DAN RUANG 2 BENTUK alat untuk menyampaikan ungkapan arsitek kepada masyarakat Dalam Arsitektur Suatu wujud yang mengandung maksud

Lebih terperinci

KEGIATAN BELAJAR I MEMBUAT KONSTRUKSI KUDA-KUDA KAYU

KEGIATAN BELAJAR I MEMBUAT KONSTRUKSI KUDA-KUDA KAYU KEGIATAN BELAJAR I MEMBUAT KONSTRUKSI KUDA-KUDA KAYU A. LEMBAR INFORMASI Bahan untuk kuda-kuda kayu ini harus dipilih dari kayu yang baik dan ukurannya mencukupi dengan ukuran yang dibutuhkan. Untuk kudakuda

Lebih terperinci

KONSTRUKSI ATAP 12.1 Menggambar Denah dan Rencana Rangka atap

KONSTRUKSI ATAP 12.1 Menggambar Denah dan Rencana Rangka atap KONSTRUKSI ATAP 12.1 Menggambar Denah dan Rencana Rangka atap Gambar 12.1 Rencana Atap Rumah Tinggal 12.2 Menggambar Ditail Potongan Kuda-kuda dan Setengah Kuda- Kuda Gambar 12.2 Potongan Kuda-kuda dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diseluruh dunia sebagai salah satu objek wisata. Perkembangan pariwisata di

BAB I PENDAHULUAN. diseluruh dunia sebagai salah satu objek wisata. Perkembangan pariwisata di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pulau Bali merupakan salah satu tempat wisata yang sudah dikenal diseluruh dunia sebagai salah satu objek wisata. Perkembangan pariwisata di pulau Bali sangat pesat

Lebih terperinci

ADAPTASI TEKNOLOGI DI RUMAH ADAT SUMBA

ADAPTASI TEKNOLOGI DI RUMAH ADAT SUMBA M.I. Ririk Winandari, Adaptasi Teknologi di Rumah Adat Sumba 109 ADAPTASI TEKNOLOGI DI RUMAH ADAT SUMBA M.I. Ririk Winandari* Jurusan Arsitektur - Universitas Trisakti, Jl. Kyai Tapa No.1 Grogol, Jakarta

Lebih terperinci

Jenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan

Jenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan Jenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan Jenis-jenis kayu untuk konstruksi di proyek- Pada kesempatan ini saya akan berbagi informasi tentang Jenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan Kayu adalah material

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN :

PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN : PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN : Kompetensi Keahlian : Hari / Tanggal : Teknik Gambar Bangunan Kelas / Jurusan : III / Teknik Gambar Bangunan Waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pemilihan Project

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pemilihan Project BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Pemilihan Project Pada zaman sekarang ini, manusia selalu memperoleh tekanan untuk bertahan hidup. Tekanan untuk bertahan hidup ini mendorong manusia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kayu Kayu merupakan suatu bahan mentah yang didapatkan dari pengolahan pohon pohon yang terdapat di hutan. Kayu dapat menjadi bahan utama pembuatan mebel, bahkan dapat menjadi

Lebih terperinci

Meliputi pertimbangan secara detail terhadap alternatif struktur yang

Meliputi pertimbangan secara detail terhadap alternatif struktur yang BAB II TINJAUAN PIISTAKA 2.1 Pendahuluan Pekerjaan struktur secara umum dapat dilaksanakan melalui 3 (tiga) tahap (Senol,Utkii,Charles,John Benson, 1977), yaitu : 2.1.1 Tahap perencanaan (Planningphase)

Lebih terperinci

Sambungan dan Hubungan Konstruksi Kayu

Sambungan dan Hubungan Konstruksi Kayu Sambungan Kayu Konstruksi kayu merupakan bagian dari konstruksi bangunan gedung. Sambungan dan hubungan kayu merupakan pengetahuan dasar mengenai konstruksi kayu yang sangat membantu dalam penggambaran

Lebih terperinci

OPTIMASI KINERJA PENCAHAYAAN ALAMI UNTUK EFISIENSI ENERGI PADA RUMAH SUSUN DENGAN KONFIGURASI TOWER DI DENPASAR

OPTIMASI KINERJA PENCAHAYAAN ALAMI UNTUK EFISIENSI ENERGI PADA RUMAH SUSUN DENGAN KONFIGURASI TOWER DI DENPASAR OPTIMASI KINERJA PENCAHAYAAN ALAMI UNTUK EFISIENSI ENERGI PADA RUMAH SUSUN DENGAN KONFIGURASI TOWER DI DENPASAR Studi Kasus : Rumah Susun Dinas Kepolisian Daerah Bali LATAR BELAKANG Krisis energi Isu Global

Lebih terperinci

Bab 5 Kesimpulan dan Saran

Bab 5 Kesimpulan dan Saran Bab 5 Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan Desain konstruksi yang telah dilakukan dalam tugas akhir ini membuktikan bahwa anggaran yang besar tidak diperlukan untuk mendesain suatu bangunan tahan gempa.

Lebih terperinci

PENDEKATAN KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pendekatan konsep untuk tata ruang dan tata fisik

PENDEKATAN KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pendekatan konsep untuk tata ruang dan tata fisik BAB IV PENDEKATAN KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 4. 1 Pendekatan Konsep Dasar Perencanaan 4. 1. 1 Pendekatan Konsep Tata Ruang Makro Pendekatan konsep untuk tata ruang dan tata fisik bangunan

Lebih terperinci

KONSTRUKSI RANGKA ATAP

KONSTRUKSI RANGKA ATAP KONSTRUKSI RANGKA ATAP 2. URAIAN MATERI ATAP Atap merupakan bagian dari bangunan gedung ( rumah ) yang letaknya berada dibagian paling atas, sehingga untuk perencanaannya atap ini haruslah diperhitungkan

Lebih terperinci

SELAMAT DATANG TUKANG BEKISTING DAN PERANCAH

SELAMAT DATANG TUKANG BEKISTING DAN PERANCAH SELAMAT DATANG TUKANG BEKISTING DAN PERANCAH Pelatihan Tukang Bekisting dan Perancah Nomor Modul SBW 07 Judul Modul TEKNIK PEMASANGAN DAN PEMBONGKARAN BEKISTING DAN PERANCAH DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pintu Masuk Kendaraan dan Manusia Dari analisa yang telah dibahas pada bab sebelumnya pintu masuk kendaraan dan manusia akan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. Rumah toko Cina Malabero Bengkulu yang dikelompokkan dalam

BAB VI KESIMPULAN. Rumah toko Cina Malabero Bengkulu yang dikelompokkan dalam BAB VI KESIMPULAN 6.1. Karakteristik Bangunan Asli (Periode 1) Rumah toko Cina Malabero Bengkulu yang dikelompokkan dalam permukiman warga Cina (Chinese Kamp) di depan Benteng Marlborough mempunyai dua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1 perbandingan bahan Sifat Beton Baja Kayu. Homogen / Heterogen Homogen Homogen Isotrop / Anisotrop Isotrop Isotrop Anisotrop

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1 perbandingan bahan Sifat Beton Baja Kayu. Homogen / Heterogen Homogen Homogen Isotrop / Anisotrop Isotrop Isotrop Anisotrop BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dunia konstruksi di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat. Saat ini, di berbagai tempat dibangun gedung-gedung betingkat, jembatan layang, jalan, dan

Lebih terperinci

BANGUNAN BALAI KOTA SURABYA

BANGUNAN BALAI KOTA SURABYA SAINS ARSITEKTUR II BANGUNAN BALAI KOTA SURABYA Diajukan oleh : LUTHFI HARDIANSYAH 0951010022 FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2012 Balai Kota Surabaya

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN KHUSUS

BAB IV TINJAUAN KHUSUS BAB IV TINJAUAN KHUSUS 4.1. Perencanaan Bahan 4.1.1. Perencanaan Lantai Lantai dasar difungsikan untuk area parkir mobil, area service, pantry, ruang tamu, ruang makan, ruang keluarga, kamar mandi tamu.

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR Prasato Satwiko. Arsitektur Sadar Energi tahun 2005 Dengan memfokuskan permasalahan, strategi penataan energi bangunan dapat dikembangkan dengan lebih terarah.strategi

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. Bab 2 Dasar Teori. TUGAS AKHIR Perencanaan Struktur Show Room 2 Lantai Dasar Perencanaan

BAB 2 DASAR TEORI. Bab 2 Dasar Teori. TUGAS AKHIR Perencanaan Struktur Show Room 2 Lantai Dasar Perencanaan 3 BAB DASAR TEORI.1. Dasar Perencanaan.1.1. Jenis Pembebanan Dalam merencanakan struktur suatu bangunan bertingkat, digunakan struktur yang mampu mendukung berat sendiri, gaya angin, beban hidup maupun

Lebih terperinci

Perencanaan rumah maisonet

Perencanaan rumah maisonet Perencanaan rumah maisonet Pd-T-01-2005-C 1 Ruang lingkup Pedoman ini digunakan sebagai acuan dalam perencanaan rumah maisonet, sebagai arahan desain dan spesifikasi teknis yang diperuntukkan bagi para

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL PROFESIONAL UKG 2015

KISI-KISI SOAL PROFESIONAL UKG 2015 KISI-KISI SOAL PROFESIONAL UKG 2015 PAKET KEAHLIAN: TEKNIK GAMBAR BANGUNAN KOMPETENSI STANDAR KOMPETENSI GURU NO UTAMA KOMPETENSI MATA KOMPETENSI INTI GURU INDIKATOR ESENSIAL/ IPK PELAJARAN a b c d e 1

Lebih terperinci

RUMAH TRADISIONAL BANYUWANGI

RUMAH TRADISIONAL BANYUWANGI Nama : Reza Agung Priambodo NPM : 0851010034 RUMAH TRADISIONAL BANYUWANGI Kabupaten Banyuwangi adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibukotanya adalah Banyuwangi. Kabupaten ini terletak

Lebih terperinci

KONSTRUKSI PONDASI Pondasi Dangkal Pasangan Batu bata/batu kali

KONSTRUKSI PONDASI Pondasi Dangkal Pasangan Batu bata/batu kali KONSTRUKSI PONDASI 9.1 Konstruksi Pondasi Batu Kali atau Rollaag Konstruksi pondasi ini merupakan bagian dari konstruksi bangunan gedung dan sangat penting karena sangat menentukan kekokohan bangunan.

Lebih terperinci

Ciri Khas Arsitektur Tradisional Pada Rumah Warga di Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal

Ciri Khas Arsitektur Tradisional Pada Rumah Warga di Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal Ciri Khas Arsitektur Tradisional Pada Rumah Warga di Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal Andhika Bayu Chandra 15600022 4A Arsitektur Teknik Universitas PGRI Semarang Andhikabayuchandra123@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

1. ASPEK PENAMPAKAN SIMBOL KULTURAL

1. ASPEK PENAMPAKAN SIMBOL KULTURAL 1. ASPEK PENAMPAKAN SIMBOL KULTURAL SIMBOL LANGGAM JAWA GAMBAR 1 GAMBAR 2 GAMBAR 3 GAMBAR 5 SIMBOL DESIGN YANG PERTAMA INI MENGGUNAKAN LANGGAM JAWA YANG SAYA LETAKKAN DI FRAME JENDELA GAMBAR 1 GAMBAR 6

Lebih terperinci

S i s t e m M a s y a ra k a t y a n g B e r ke l a n j u t a n

S i s t e m M a s y a ra k a t y a n g B e r ke l a n j u t a n T E N T A N G P E R M A K U L T U R S i s t e m M a s y a ra k a t y a n g B e r ke l a n j u t a n A PA ITU P ERMAKULTUR? - MODUL 1 DESA P ERMAKULTUR Desa yang dirancang dengan Permakultur mencakup...

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 PROGRAM DASAR PERENCANAAN Sekolah Alam di Kabupaten Gunungkidul memiliki karakter yang kuat dan khas, yang mencirikan alam di wilayah pengunungan batuan karst

Lebih terperinci

BAB VII KANDANG DAN PERKANDANGAN

BAB VII KANDANG DAN PERKANDANGAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TERNAK RIMUNANSIA BAB VII KANDANG DAN PERKANDANGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN Masyarakat Bugis di Provinsi Sulawesi Selatan memiliki ciri khas dan budaya yang unik. Rumah tinggal berbentuk panggung, aksara khusus, dan catatan kuno yang disebut lontaraq.

Lebih terperinci

Tabel 4.2. Kesesuaianan Penerapan Langgam Arsitektur Palladian Pada Istana Kepresidenan Bogor.

Tabel 4.2. Kesesuaianan Penerapan Langgam Arsitektur Palladian Pada Istana Kepresidenan Bogor. Tabel 4.2. Kesesuaianan Penerapan Langgam Arsitektur Palladian Pada Istana Kepresidenan Bogor. No. Kategori Elemen Bangunan Istana Kepresidenan Bogor. Arsitektur Palladian. Kesesuaian 1. Wujud Tatanan

Lebih terperinci

by NURI DZIHN P_ Sinkronisasi mentor: Ir. I G N Antaryama, PhD

by NURI DZIHN P_ Sinkronisasi mentor: Ir. I G N Antaryama, PhD by NURI DZIHN P_3204100019 Sinkronisasi mentor: Ir. I G N Antaryama, PhD Kurangnya minat warga untuk belajar dan mengetahui tentang budaya asli mereka khususnya generasi muda. Jawa Timur memiliki budaya

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bambu merupakan tanaman dari famili rerumputan (Graminae) yang banyak dijumpai dalam kehidupan manusia, termasuk di Indonesia. Secara tradisional bambu dimanfaatkan untuk

Lebih terperinci

TUGAS 1 STRUKTUR BANGUNAN

TUGAS 1 STRUKTUR BANGUNAN TUGAS 1 STRUKTUR BANGUNAN KAJIAN STRUKTUR BANGUNAN BENTANG LEBAR DAN STRUKTUR BANGUNAN TINGGI ( STUDI KASUS ROYAN MARKET HALL DAN LAKE POINT TOWER ) NAMA : I PUTU TRISNA WIBAWA 1504205073 JURUSAN ARSITEKTUR

Lebih terperinci

Rumah Tahan Gempa (Bagian 2) Oleh: R.D Ambarwati, ST.MT.

Rumah Tahan Gempa (Bagian 2) Oleh: R.D Ambarwati, ST.MT. Rumah Tahan Gempa (Bagian 2) Oleh: R.D Ambarwati, ST.MT. Konsep rumah tahan gempa, dari analisa data Kementrian Ristek Indonesia: Negara Indonesia merupakan negara yang rawan terhadap gempa, karena negara

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Denpasar, Juni 2016 Penulis. Perdana Putra NIM

KATA PENGANTAR. Denpasar, Juni 2016 Penulis. Perdana Putra NIM ABSTRAK Sepeda motor merupakan alat transportasi yang banyak digunakan di Indonesia. Saat ini sepeda motor telah berkembang dalam berbagai jenis dan merek. Kegunaannya pun bukan hanya untuk transportasi

Lebih terperinci

PENGANTAR KONSTRUKSI BANGUNAN BENTANG LEBAR

PENGANTAR KONSTRUKSI BANGUNAN BENTANG LEBAR Pendahuluan POKOK BAHASAN 1 PENGANTAR KONSTRUKSI BANGUNAN BENTANG LEBAR Struktur bangunan adalah bagian dari sebuah sistem bangunan yang bekerja untuk menyalurkan beban yang diakibatkan oleh adanya bangunan

Lebih terperinci

Pengembangan Modul Konstruksi Bambu Plester Sebagai Alternatif Kulit Bangunan

Pengembangan Modul Konstruksi Bambu Plester Sebagai Alternatif Kulit Bangunan Pengembangan Modul Konstruksi Bambu Plester Sebagai Alternatif Kulit Bangunan oleh Widya Fransiska Febriati Prog. Studi Teknik Arsitektur FT. Universitas Sriwijaya, Palembang Email: widyafrans@telkom.net

Lebih terperinci

pada bangunan yang berkembang pada masa Mesir kuno, Yunani dan awal abad

pada bangunan yang berkembang pada masa Mesir kuno, Yunani dan awal abad Prinsip keseimbangan yang dicapai dari penataan secara simetris, umumnya justru berkembang pada bangunan yang berkembang pada masa Mesir kuno, Yunani dan awal abad renesans. Maka fakta tersebut dapat dikaji

Lebih terperinci

RUMAH ADAT LAMPUNG. (sumber : foto Tri Hidayat)

RUMAH ADAT LAMPUNG. (sumber : foto Tri Hidayat) RUMH T LMPUN Rumah-rumah tradisional Lampung arat adalah rumah panggung yaitu rumah yang terbuat dari kayu yang dibawah nya sengaja dikosongkan sebagai tempat menyimpan ternak dan hasil panen. pada umum

Lebih terperinci

PETA KEDUDUKAN MODUL

PETA KEDUDUKAN MODUL KATA PENGANTAR Modul dengan judul Membuat Konstruksi Bangunan Kayu merupakan bahan ajar yang digunakan sebagai panduan praktikum peserta diklat (siswa) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk membentuk salah

Lebih terperinci

Gambar. Diagram tahapan pengolahan kakao

Gambar. Diagram tahapan pengolahan kakao PENDAHULUAN Pengolahan hasil kakao rakyat, sebagai salah satu sub-sistem agribisnis, perlu diarahkan secara kolektif. Keuntungan penerapan pengolahan secara kolektif adalah kuantum biji kakao mutu tinggi

Lebih terperinci

Rumah Jawa adalah arsitektur tradisional masyarakat Jawa yang berkembang sejak abad ke- 13 terdiri atas 5 tipe dasar (pokok) yaitu:

Rumah Jawa adalah arsitektur tradisional masyarakat Jawa yang berkembang sejak abad ke- 13 terdiri atas 5 tipe dasar (pokok) yaitu: Rumah Jawa adalah arsitektur tradisional masyarakat Jawa yang berkembang sejak abad ke- 13 terdiri atas 5 tipe dasar (pokok) yaitu: 1. Joglo (atap joglo) 2. Limasan (atap limas) 3. Kampung (atap pelana)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Aktivitas Pengrajin Gerabah di Desa Pagelaran

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Aktivitas Pengrajin Gerabah di Desa Pagelaran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Desa Pagelaran merupakan salah satu daerah penghasil gerabah di Kabupaten Malang. Di tengah wilayah desa ini dilintasi jalan yang menghubungkan Malang dengan Bantur

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP DASAR Konsep dasar dalam perancangan hotel ini adalah menghadirkan suasana alam ke dalam bangunan sehingga tercipta suasana alami dan nyaman, selain itu juga menciptakan

Lebih terperinci

BAB 8 KESIMPULAN DAN KONTRIBUSI

BAB 8 KESIMPULAN DAN KONTRIBUSI BAB 8 KESIMPULAN DAN KONTRIBUSI 8.1. Kesimpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan dalam penelitan ini maka dibuat kesimpulan dari fokus kajian mengenai, perubahan ruang hunian, gaya hidup dan gender,

Lebih terperinci

Pemanfaatan Limbah Kayu Kelapa dari CV. UNIQUE Furniture Cibarusah Kab. Bekasi Sebagai Wadah Alat Tulis Modular

Pemanfaatan Limbah Kayu Kelapa dari CV. UNIQUE Furniture Cibarusah Kab. Bekasi Sebagai Wadah Alat Tulis Modular Pemanfaatan Limbah Kayu Kelapa dari CV. UNIQUE Furniture Cibarusah Kab. Bekasi Sebagai Wadah Alat Tulis Modular Iyus Susila 1,*, Fakhri Huseini 1 1 Institut Teknologi dan Sains Bandung, Deltamas, Bekasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia termasuk negara yang rawan bencana alam. Beberapa bencana disebabkan oleh letak geografis Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia termasuk negara yang rawan bencana alam. Beberapa bencana disebabkan oleh letak geografis Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia termasuk negara yang rawan bencana alam. Beberapa bencana disebabkan oleh letak geografis Indonesia misalnya: gempa bumi dan erupsi gunung merapi dan sebagian

Lebih terperinci

DENAH LT. 2 DENAH TOP FLOOR DENAH LT. 1

DENAH LT. 2 DENAH TOP FLOOR DENAH LT. 1 0.15 8.60 2.88 Pada area lantai,1 ruang parkir di perluas dari yang sebelumnya karena faktor jumlah kendaraan pada asrama yang cukup banyak. Terdapat selasar yang difungsikan sebagai ruang tangga umum

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cross Laminated Timber 2.1.1 Definisi Cross Laminated Timber (CLT) pertama dikembangkan di Swiss pada tahun 1970-an. Produk ini merupakan perpanjangan dari teknologi rekayasa

Lebih terperinci

Konstruksi rangka kusen pada dasarnya dibagi dalam 4 jenis

Konstruksi rangka kusen pada dasarnya dibagi dalam 4 jenis 1. Kusen a. Pengertian Kusen Beserta Fungsinya Kusen adalah suatu rangka dari balok kayu atau dari bahan lainnya, seperti plastik, UPVC, alumunium yang dihubungkan sedemikian rupa sesuai dengan kaidah

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini menggunakan pendekatan sustainable design sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

Penerapan Budaya Sunda dalam Perancangan Pasar Rakyat Kasus: Pasar Sederhana, Bandung

Penerapan Budaya Sunda dalam Perancangan Pasar Rakyat Kasus: Pasar Sederhana, Bandung TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Penerapan Budaya Sunda dalam Perancangan Pasar Rakyat Atika Almira (1), Agus S. Ekomadyo (2) (1) Mahasiswa Program Sarjana Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan BAB 2 DASAR TEORI 2.1. Dasar Perencanaan 2.1.1 Jenis Pembebanan Dalam merencanakan struktur suatu bangunan bertingkat, digunakan struktur yang mampu mendukung berat sendiri, gaya angin, beban hidup maupun

Lebih terperinci

Lantai Jemuran Gabah KATA PENGANTAR

Lantai Jemuran Gabah KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Guna menunjang program pemerintah dalam penyediaan infrastruktur perdesaan, Puslitbang Perumahan dan Permukiman, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan

Lebih terperinci

Belajar Konstruksi Kayu Langsung dari Tukang Bangunan

Belajar Konstruksi Kayu Langsung dari Tukang Bangunan Belajar Konstruksi Kayu Langsung dari Tukang Bangunan 2 6 Juni 2015 Tidak semua orang tinggal di bangunan baru. Kebanyakan orang membeli rumah yang sudah pernah ditinggali oleh seseorang dan memutuskan

Lebih terperinci

TEKNOLOGI BAHAN BUATAN YOYOGI NATIONAL GYMNASIUM

TEKNOLOGI BAHAN BUATAN YOYOGI NATIONAL GYMNASIUM PROGRAM STUDI ARSITEKTUR JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA TEKNOLOGI BAHAN BUATAN YOYOGI NATIONAL GYMNASIUM ANALISA STRUKTUR BAJA DAN PERBANDINGANNYA DENGAN STRUKTUR

Lebih terperinci

SAINS ARSITEKTUR II BANGUNAN ARSITEKTUR RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS. Disusun Oleh: Ignatius Christianto S

SAINS ARSITEKTUR II BANGUNAN ARSITEKTUR RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS. Disusun Oleh: Ignatius Christianto S SAINS ARSITEKTUR II BANGUNAN ARSITEKTUR RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS Disusun Oleh: Ignatius Christianto S 0951010043 JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAANN

Lebih terperinci

ANALISIS SITE LAHAN/TAPAK RELATIF DATAR

ANALISIS SITE LAHAN/TAPAK RELATIF DATAR ANALISIS SITE LAHAN/TAPAK RELATIF DATAR Oleh : Ririn Dina Mutfianti, MT Desain Arsitektur Jurusan Arsitektur-Universitas Widya Kartika Kenapa harus menganalisis Site? Karena : 1. Sebagian besar bangunan

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL RANCANGAN

BAB 5 HASIL RANCANGAN BAB 5 HASIL RANCANGAN 6. Desain Bangunan Desain bangunan pertunjukan seni ini memiliki bentuk kotak masif untuk efisiensi bentuk bangunan dan ruang bangunan. Bentuk bangunan yang berbentuk kotak masif

Lebih terperinci