BAB 1 PENDAHULUAN. kesaksian serta pelayanan atau yang seringkali dikenal dengan koinonia, marturia dan
|
|
- Hadi Hermawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupannya, gereja menangani permasalahan yang tidak sempit melainkan sangat luas. Dalam menjawab panggilannya bagi perbaikan kehidupan umat manusia, paling tidak gereja bergerak di tiga bidang yaitu membangun persekutuan, dan melaksanakan kesaksian serta pelayanan atau yang seringkali dikenal dengan koinonia, marturia dan diakonia. Ketiga aspek utama ini kemudian dijabarkan dalam setiap dimensi kehidupan umat pada khususnya dan dunia pada umumnya, seperti dimensi rohani (moral atau jiwa) dan juga materiil atau jasmaniah. Belum lagi bila melihat administrasi, keuangan, dan pemeliharaan inventaris sebagai bagian dari berkat Tuhan bagi operasional gereja. Untuk itu perlu ditetapkan sebuah sistem hierarki bagi gereja. Gereja tidak mungkin mengatakan bahwa dirinya tidak membutuhkan suatu sistem hierarki. Baik disadari maupun tidak, gereja memiliki sistem hierarki sendiri. Sistem yang tidak disadari tidak akan mungkin dapat dievaluasi dan tidak akan memiliki arah dan tujuan yang jelas. Sistem hierarki yang ditetapkan bersama akan bermanfaat bagi pembangunan gereja, penetapan tujuan jangka panjang dan juga evaluasi kehidupan gereja. Hierarki berasal dari kata Hirarchia (bahasa Yunani, yaitu hieros: asal usul suci, kudus dan arche: tata susunan), yang berarti Tata Kudus. 1 Hierarki terkait dengan pelayanan dalam Gereja yang mengarah kepada Allah yang maha kudus. Hierarki menjadi tanda lahiriah 1 Gerald O Colin SJ dan Edward G. Farrugia SJ, Kamus Teologi (Yogyakarta: Kanisius, 1996), hal
2 yang menunjuk pada sifat Gereja sebagai institusi di dunia. Dapat pula dikatakan bahwa hierarki lebih mirip dengan struktur keorganisasian dalam sebuah lembaga. Sistem hierarki di dalam gereja mulai dikenal sejak abad keempat, ketika gereja mulai diakui sebagai agama negara, sejak saat itu gereja mulai tampak sebagai suatu institusi. Gereja sebagai institusi semakin lama semakin menguat dari abad ke abad hingga Konsili Vatikan I, di mana dimaklumkan dogma infabilitas Paus. Ciri-ciri dari gereja institusional antara lain: Pertama, Sangat nyata segi organisasi lahiriah dan strukturnya yang hierarkis piramidal. Kedua, kepemimpinan tertahbis sangat dominan. Hal ini dapat dimengerti karena untuk memimpin suatu institusi mondial memang dibutuhkan kepemimpinan yang kuat. Ketiga, hukum dan perarturan memainkan peranan yang penting. Hal ini pun dapat dimengerti sebab tidak gampang mengatur suatu institusi raksasa seperti gereja. Keempat, sejak abad keempat, ketika gereja mulai akrab atau berseberangan dengan negara, gereja berkenalan dengan kekuasaan dan kekayaan. Tidak heran gereja sering tampil triumfalistik. 2 Dalam bahasa yuridis gereja, hierarki merupakan tata susunan sekelompok pejabat dalam umat beriman, yang terpanggil untuk merepresentasikan Kristus yang tak kelihatan sebagai kepala tubuh-nya, yaitu gereja. 3 Hierarki dapat diartikan: secara objektif sebagai tingkatan-tingkatan dalam tata susunan pejabat gereja. Secara subjektif sebagai pemangkupemangku kekuasaan suci atau lebih tepat tugas pelayanan (ministerial) untuk membangun umat beriman secara rohani, supaya orang beriman sedapat-dapatnya bisa berpartisipasi dalam seluruh kehidupan gereja. Dengan demikian hierarki lebih sebagai awal kesucian yang menyebar luas dari pada pemerintahan yang kudus. 2 Yosef Lalu Pr, Makna Hidup Dalam Terang Iman Katolik: Gereja Katolik Memberikan Kesaksian Tentang Makna Hidup (Yogyakarta: Kanisius, 2010), hal 62 3 Adolf Heuken SJ, Ensiklopedi Gereja (Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka, 1992), hal
3 Fungsi hierarki tidak lain adalah mempersatukan umat yang tampak dalam tugastugasnya, yaitu: pertama, Tugas gerejani, artinya hierarki melaksanakan fungsinya lebih pada pembangunan gereja ke dalam (tanpa mengabaikan tugas gereja yang mendunia). Kedua, tugas kepemimpinan dalam komunikasi iman, artinya hierarki mempunyai tugas untuk memimpin dan membimbing serta mempersatukan umat dalam iman sehingga gereja dilihat sebagai communio dalam iman. 4 Dalam melaksanakan tugas fungsional ini, hierarki diharapkan mendasarkan pada sikap dan semangat pelayanan. Struktur hierarkis adalah tulang punggung apostolisitas gereja. Salah satu ciri dari gereja adalah apostolik. Dengan ciri ini mau ditegaskan adanya kesadaran bahwa gereja dibangun atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru (Ef. 2:20). Gereja mementingkan hubungan historis, turun temurun, antara para rasul dan pengganti mereka. Dengan demikian juga menjadi jelas mengapa gereja tidak hanya mendasarkan diri dalam hal ajaran-ajaran dan eksistensinya pada Kitab Suci, melainkan juga kepada Tradisi Suci (pengajaran yang bersumber pada ajaran lisan sejak zaman Yesus dan para Rasul) dan Magisterium (otoritas mengajar gereja yang dipercayakan kepada para Rasul dan penerus mereka) gereja sepanjang masa. Apostolisitas gereja dinyatakan dalam segala bidang gereja terutama dalam tiga hal: Pertama, dalam kesetiaan gereja pada Kitab Suci, karena Alkitab memuat pewartaan para rasul dan pernyataan iman mereka. Kedua, Dalam tradisi, sebab dalam tradisilah gereja senantiasa menafsirkan dan mengevaluasi situasi konkret saat ini dengan berpangkal pada sikap iman yang diambilnya dari iman gereja purba sebagaimana terungkap dalam Alkitab. Ketiga, Dalam hierarki sebagai organ kesatuan gereja, sebab hubungan hierarki dengan para Rasul dapat disebut tulang punggung apostolik mengingat para uskup adalah pengganti para Rasul yang sah. 5 Oleh sebab itu hierarki secara hakiki berdiri di tengah-tengah hidup gereja, dan mengambil bagian aktif dalam hidup umat. 4 Tom Jacob SJ, Dinamika Gereja (Yogyakarta: Kanisius, 1979), hal Nico Syukur Dister, OFM, Teologi Sistematika II (Yogyakarta: Kanisius, 2004), 276 3
4 Secara sosio-historis hierarki adalah organ yang harus memberi bentuk kepada gereja, dan merupakan sekaligus kerangka hidup karismatis gereja. Oleh karena itu tugas hierarki dijalankan dalam segala bidang kehidupan gereja. Bala Keselamatan (Salvation Army) adalah salah satu denominasi di kalangan Gereja Protestan yang terkenal dengan pelayanan sosialnya. 6 Misi mereka adalah menunjukkan kasih kristiani kepada setiap orang tanpa perbedaan. Gereja ini memiliki empat bidang pelayanan, yaitu: kerohanian (gereja), pendidikan, sosial dan kesehatan. Sejumlah program yang dilakukan oleh Bala Keselamatan di Indonesia adalah: Rumah Sakit Umum William Booth di Surabaya, Rumah Sakit Umum William Booth di Semarang, Rumah Sakit Ibu dan Anak Catherine Booth di Makasar, sejumlah sekolah di Jakarta, Bandung, Jombang, Kulawi (Sulawesi Tengah), Semarang, Kalimantan Timur, serta Panti Asuhan dan Panti Jompo. 7 Sebagian besar umat kristiani pasti mengenal Bala Keselamatan. Bahkan diseluruh dunia mereka dengan mudah dikenali melalui pakaian seragam lengkap dengan tanda pangkat dan badge dengan logo SA (Salvation Army). Mereka menyebut diri sebagai Bala Tentara Allah yang setiap hari maju berperang rohani melawan iblis dan dosa yang menyebabkan penderitaan manusia, dan mengalahkan segala bentuk kejahatan dalam kehidupan masyarakat serta memenangkan jiwa-iwa bagi Kristus bahkan yang jahat sekalipun. 8 Karena itu pakaian seragam lengkap dengan tanda pangkat merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari bagian pelayanan mereka memberitakan serta memberlakukan injil dan kasih Kristus melalui pelayanan kemanusiaan yang cakupannya sangat luas, terutama bagi masyarakat terbawah di kota-kota besar maupun di pedesaan. 6 Jimmy Oentoro, Gereja Impian: Menjadi Gereja Yang Berpengaruh (Jakarta: Gramedia, 2010), Oentoro, Gereja Impian, Jan. S. Aritonang, Berbagai Aliran Di Dalam Dan Di Sekitar Gereja (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996),
5 Pekerjaan besar itu dimulai di Inggris sejak 1865 oleh pemimpin dan jendralnya yang pertama, William Booth didampingi oleh isterinya Cathrine Mumford Booth. Dari sana Bala Keselamatan menerobos dan menyebar ke seluruh dunia., termasuk Indonesia. Bala Keselamatan muncul di Inggris pada masa yang disebut sebagai zaman Victoria. 9 Hal mendasar yang penting untuk diperhatikan untuk memahami zaman Victoria ini adalah berlanjutnya arus pencerahan abad ke-18 atau pola pemikiran yang berkembang pada zaman ini. Contoh nyata yang mencerminkan pola pikir dan sistem nilai pencerahan ini adalah paham pemikiran Adam Smith, seorang moralis dan ekonom- politikus Skotlandia yang dikenal sebagai Bapa Sistem ekonomi Modern. Dari perkembangan arus pencerahan ini selanjutnya melahirkan paham Utilitarianism (penghargaan atas sesuatu berdasarkan manfaatnya) dan Pragmatism (penghargaan atas kerja dan hal-hal yang bersifat praktis), 10 yang pada pada gilirannya memacu setiap orang untuk berlomba mengejar kebahagiaan dan menghindari penderitaan. Paham ini digabung dengan revolusi ilmu pengetahuan pada abad ke-16. Para ilmuan seperti: Galileo Galilei, Copernicus dan Isaac Newton yang mengembangkan temuannya. Mereka menemukan alat-alat yang sangat berguna bagi kemajuan tingkat kehidupan manusia, sehingga mendorong lahirnya Revolusi Industri. Revolusi industri bukanlah suatu proses yang terjadi secara mendadak, melainkan melalui proses sejarah yang terjadi sebelumnya. Perubahan yang cepat di bidang ekonomi, yaitu dari ekonomi agraris ke ekonomi industri yang menggunakan mesin dalam mengelola 9 Aritonang, Berbagai Aliran, Aritonang, Berbagai Aliran, 261. Utilitarianism bertolak dari suatu situasi dimana kita berhadapan dengan pelbagai kemungkinan untuk bertindak dan kita tidak tahu alternatif mana yang harus kita pilih. Filsuf pertama yang menguraikan utilitarianisme secara eksplisit dan sistematis adalah Jeremy Bentham ( ). Menurut Bentham, kehidupan manusia ditentukan oleh dua tetapan dasar nikmat (pleasure) dan perasaan sakit (pain). Karena itu, tujuan moral tindakan manusia adalah memaksimalisasikan perasaan nikmat dan meminimalisasikan perasaan sakit. Pragmatism adalah aliran filsafat yang menekankan pengamatan penyelidikan dengan eksperimen (tindak percobaan), serta kebenaran yang mempunyai akibat akibat yang memuaskan. Istilah Pragmatisme berasal dari bahasa Yunani Pragma yang berarti perbuatan (action) atau tindakan (practice). Isme sendiri berarti ajaran atau paham. Dengan demikian Pragmatisme itu berarti ajaran yang menekankan bahwa pemikiran itu menuruti tindakan. Pragmatisme mulai dirintis di Amerika oleh Charles S. Peirce ( ), yang kemudian dikembangkan oleh William James ( ) dan John Dewey ( ). 5
6 bahan mentah menjadi bahan siap pakai. Revolusi Industri telah mengubah cara kerja manusia dari penggunaan tangan menjadi menggunakan mesin. Revolusi Industri juga ditandai dengan akibat-akibatnya yang revolusioner dalam kehidupan ekonomi, politik dan sosial. sejak 1870-an di lingkungan Bala Keselamatan mulai digunakan peristilahan dan simbol-simbol Militer, bahkan dilengkapi dengan perintah aturan yang meniru peraturan disiplin militer dan penuh dengan metafora kemiliteran dan termasuk jenjang kepangkatannya, juga termasuk dengan pakaian seragam dan perlengkapan lainnya. 11 Berdasarkan paparan latar belakang di atas maka dipandang perlu untuk membuat suatu penelitian dan menemukan gambaran yang lebih menyeluruh terhadap sistem hierarki gereja Bala Keselamatan. Karena itu penulis akan membahasnya dalam tulisan berjudul: Sistem Hierarki Gereja Bala Keselamatan (Studi Eklesiologi Tentang Gereja Bala Keselamatan Dari Perspektif Model Gereja Sebagai Institusi) Rumusan Masalah adalah: Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah yang hendak dikemukakan 1. Bagaimana bentuk sistem hierarki Gereja Bala Keselamatan? 2. Apa dampak dari sistem hierarki tersebut terhadap pelayanan Gereja Bala Keselamatan? 3. Bagaimana tinjauan teologis gereja terhadap sistem hierarki Gereja Bala Keselamatan? 11 Bala Keselamatan, Dipilih Menjadi Prajurit: Perintah dan Aturan Bagi Prajurit Bala Keselamatan (Bandung: Bala Keselamatan, 1979), 5. 6
7 1.3. Tujuan Penelitian Dalam penelitian ini penulis ingin: 1. Mendeskripsikan bagaimana bentuk dari sistem hierarki Gereja Bala Keselamatan. 2. Mendeskripsikan bagaimana dampak dari sistem hierarki terhadap pelayanan Gereja Bala Keselamatan. 3. Mendskripsikan tinjauan teologis gereja terhadap sistem hierarki Gereja Bala Keselamatan Signifikansi Penelitian ini adalah: Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka signifikansi atau manfaat dari penelitian 1. Mendapatkan suatu pemahaman tentang bentuk sistem hierarki Gereja Bala Keselamatan. 2. Bagi Fakultas Teologi UKSW, tulisan ini dapat menambah khasanah pengetahuan akademika, khususnya sebagai sumbangan bagi mata kuliah Sejarah Gereja, Eklesiologi, dan mata kuliah lain yang terkait. 3. Bagi Gereja dan bagi para pelayan jemaat, agar menjadi bahan bacaan untuk menambah wawasan mengenai aliran denominasi gereja dan sistem pelayanan gereja Metode Penelitian Metode penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode ini diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau mendeskripsikan keadaan subyek atau obyek penelitian (individu, lembaga, masyarakat dan lain-lain). Pada saat sekarang berdasarkan 7
8 fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. 12 Sedangkan pendekatan kualitatif berusaha memahami dan menafsirkan makna suatu peristiwa interaksi tingkah laku manusia dalam situasi tertentu menurut perpektif peneliti sendiri Teknik Pengumpulan Data 1. Data Primer Dalam penelitian ini penyusun hanya menggunakan satu teknik pengumpulan data yaitu wawancara. Wawancara dapat dilakukan dengan secara: open-ended (peneliti bertanya kepada responden kunci tentang fakta-fakta suatu peristiwa dan opini mereka mengenai peristiwa yang ada), terfokus (responden diwawancarai dalam waktu yang pendek), dan terstruktur (menggunakan pertanyaan yang terstruktur) Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi pustaka, yang dipakai dalam membangun landasan teoritis khususnya tentang definisi Gereja dan Gereja sebagai Institusi yang akan menjadi tolak ukur untuk menganalisa hasil interpretasi data penelitian lapangan. 3. Analisa Data Dalam proses penelitian ini, data yang dikumpulkan berupa informasi uraian mengenai sistem hierarki Gereja Bala Keselamatan yang didapatkan kemudian dikaitkan dengan tujuan penelitian. Data yang didapat kemudian dianalisa sesuai dengan tujuan penelitian. 12 H. Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial (Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 1990), Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Usman dan Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, 50 8
9 4. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di kantor Sinode Gereja Bala Keselamatan, yang berkedudukan di Bandung - Jawa Barat Sistematika Penulisan Dalam Bab I, saya akan menguraikan tentang latar belakang penulisan. Selanjutnnya ada batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, signifikansi penulisan, metode penulisan. Dalam Bab II, penulis akan menguraikan tentang teori-teori yang menjelaskan tentang: teori gereja secara umum dan Gereja sebagai institusi. Dalam Bab III, penulis akan membahas Sistem Hierarki dalam Gereja Bala Keselamatan. Bab ini merupakan hasil penelitian yang memuat data yang berhasil dikumpulkan, yaitu: sejarah Gereja Bala keselamatan secara umum dan sejarah Gereja Bala Keselamatan di Indonesia secara khusus serta misi pelayanan Bala Keselamatan di Indonesia. Selanjutnya adalah bentuk sistem hierarki Gereja Bala Keselamatan Dalam Bab IV, penulis akan menguraikan tinjauan teologis gereja dan kritik eklesiologi terhadap sistem hierarki Gereja Bala Keselamatan, yang berisikan analisa data hasil penelitian dalam lingkungan Gereja Bala Keselamatan. Dalam Bab V, penulis akan menguraikan kesimpulan dari keseluruhan isi tulisan ini, serta saran yang dapat membangun, yang berdasar dari tulisan pada bab-bab sebelumnya. 9
BAB I PENDAHULUAN. sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus. Roh Kudus adalah pribadi Tuhan dalam konsep Tritunggal.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, Tuhan Allah menyatakan diri sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus. Roh Kudus adalah pribadi Tuhan dalam konsep Tritunggal.
Lebih terperinciHIMNE GMIT : Yesus Kristus Tiang Induk Rumah Allah. Bagian I. Pendahuluan
HIMNE GMIT : Yesus Kristus Tiang Induk Rumah Allah (Suatu Kajian Sosio-Teologis mengenai Pemahaman Jemaat GMIT Kota Baru tentang Himne GMIT) Bagian I. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Permasalahan Di dalam dogma Kristen dinyatakan bahwa hanya karena anugerah Allah di dalam Yesus Kristus, manusia dapat dibenarkan ataupun dibebaskan dari kuasa dan
Lebih terperinciBAB I ARTI DAN MAKNA GEREJA
BAB I ARTI DAN MAKNA GEREJA A. KOMPETENSI 1. Standar Kompetensi Memahami karya Yesus Kristus yang mewartakan Kerajaan Allah dan penerusannya oleh Gereja, sehingga dapat mengembangkan hidup bersama dan
Lebih terperinciBAB III GEREJA DAN SAINS
BAB III GEREJA DAN SAINS Modul ke: Fakultas MKCU Dosen : Drs. Petrus Yusuf Adi Suseno, M.H. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id 1 A. Gereja dan Sains GEREJA SAINS 2 B. Pengertian Gereja Kata 'ekklesia'
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. material sampai pada segi yang bersifat mental, sehingga tidak mudah untuk menemukan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan masalah serius yang sedang diperhadapkan dalam kehidupan bermasyarakat. Kemiskinan mempunyai banyak segi dan dimensi mulai dari yang bersifat
Lebih terperinciBAB I MENGENAL GEREJA
BAB I MENGENAL GEREJA 1 STANDAR KOMPETENSI Memahami karya Yesus Kristus yang mewartakan Kerajaan Allah dan penerusannya oleh Gereja, sehingga dapat mengembangkan hidup bersama dan ber-gereja sesuai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan. Pelayanan kepada anak dan remaja di gereja adalah suatu bidang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Pelayanan kepada anak dan remaja di gereja adalah suatu bidang pelayanan yang penting dan strategis karena menentukan masa depan warga gereja. Semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. imannya itu kepada Kristus dalam doa dan pujian. Doa, pujian dan kegiatan-kegiatan liturgi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan Gereja adalah persekutuan umat beriman yang percaya kepada Kristus. Sebagai sebuah persekutuan iman, umat beriman senantiasa mengungkapkan dan mengekspresikan
Lebih terperinciPokok-Pokok. Iman. Gereja. Pendalaman Teologis Syahadat. Emanuel Martasudjita, Pr
Pokok-Pokok Iman Gereja Pendalaman Teologis Syahadat I Emanuel Martasudjita, Pr Daftar lsi Kata Pengantar... Daftar Singkatan............................ Syahadat Para Rasul - Symbolum Apostolicum Syahadat
Lebih terperinciB. RINGKASAN MATERI 1. Gereja yang satu 2. Gereja yang kudus 3. Gereja yang katolik 4. Gereja yang apostolic
BAB II SIFAT SIFAT GEREJA A. KOMPTENTSI 1. Standar Kompetensi Memahami karya Yesus Kristus yang mewartakan Kerajaan Allah dan penerusannya oleh Gereja, sehingga dapat mengembangkan hidup bersama dan bergereja
Lebih terperinci12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama
Lebih terperinciPendidikan Agama Kristen Protestan
Pendidikan Agama Kristen Protestan Modul ke: 01Fakultas Psikologi GEREJA DAN HAKIKATNYA Drs. Sugeng Baskoro,M.M. Program Studi Psikologi HAKEKAT GEREJA A.pengertian Gereja Kata Gereja berasal dari bahasa
Lebih terperinciBAB 4 TINJAUAN TEOLOGIS GEREJA TERHADAP SISTEM HIERARKI GEREJA BALA KESELAMATAN
BAB 4 TINJAUAN TEOLOGIS GEREJA TERHADAP SISTEM HIERARKI GEREJA BALA KESELAMATAN Dalam Bab IV ini penulis akan memaparkan analisa berkaitan dengan teori-teori yang sudah dikemukakan dalam Bab II dan hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam Perjanjian Baru terdapat empat Kitab Injil Yang menuliskan tentang kehidupan Yesus
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam Perjanjian Baru terdapat empat Kitab Injil Yang menuliskan tentang kehidupan Yesus Kristus, keempat injil ini adalah Injil Matius, Markus, Lukas dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Permasalahan. A.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Permasalahan A.1. Latar Belakang Masalah Pekabaran Injil adalah tugas dan tanggung jawab gereja di tengah dunia. Gereja dipanggil untuk menjadi pekabar Injil (kabar sukacita, kabar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gereja adalah sebuah persekutuan orang-orang percaya, sebagai umat yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gereja adalah sebuah persekutuan orang-orang percaya, sebagai umat yang terpanggil dan dihimpun oleh Allah Bapa, keluar dari kegelapan menuju kepada Yesus Kristus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup dalam komunitas sebagai anggota gereja (Gereja sebagai Institusi). 1
BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Nabeel Jabbour menepis pemahaman tentang gereja hanya sebatas bangunan, gedung dan persekutuan yang institusional. Berangkat dari pengalaman hidup Nabeel Jabbour selama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Lihat sila pertama dalam Dasar Negara Indonesia: Pancasila
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Seringkali kita mendengar dan membaca bahwa negara kita yaitu negara Indonesia adalah negara yang beragama. Dikatakan demikian, karena pada umumnya setiap warga negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keuskupan Surabaya. Menurut pernyataannya, jaman sekarang umat di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Salah satu keprihatinan gereja pada jaman sekarang ini adalah pragmatisme. 1 Msgr. Vincentius Sutikno Wisaksono 2 pun juga beberapa kali menyatakan keprihatinan ini.
Lebih terperinciPdt Gerry CJ Takaria
KESATUAN ALKITAB DAN GEREJA ATAU JEMAAT Roh Kudus merupakan kekuatan penggerak di belakang kesatuan Jemaat (Ef. 4:4-6). Dengan memanggil mereka dari pelbagai suku-bangsa, Roh Kudus membaptiskan mereka
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN TEOLOGIS TERHADAP PENGHAYATAN ROH KUDUS JEMAAT KRISTEN INDONESIA INJIL KERAJAAN DI SEMARANG
BAB IV TINJAUAN TEOLOGIS TERHADAP PENGHAYATAN ROH KUDUS JEMAAT KRISTEN INDONESIA INJIL KERAJAAN DI SEMARANG Pada Bab ini, penulis akan menggunakan pemahaman-pemahaman Teologis yang telah dikemukakan pada
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kehidupan di perkotaan diperhadapkan dengan sebuah realita kehidupan yang kompleks. Pembangunan yang terus berlangsung membuat masyarakat berlomba-lomba untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam bab I ini, penulis menjelaskan latar belakang terjadinya penulisan Disiplin
BAB I PENDAHULUAN Dalam bab I ini, penulis menjelaskan latar belakang terjadinya penulisan Disiplin Gereja dengan Suatu Kajian Pastoral terhadap dampak Psikologis bagi orang-orang yang dikenakan Disiplin
Lebih terperinciPERINTAH YESUS DITURUTI (KISAH 2) contoh orang yang secara tepat menuruti pengaturan Yesus.
PERINTAH YESUS DITURUTI (KISAH 2) Berbeda dengan mereka yang sekarang mengubah pengaturan Yesus, Kisah 2 memberi contoh orang yang secara tepat menuruti pengaturan Yesus. Cerita Awalnya Dalam Kisah 2 Petrus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gereja Oikumenikal dan Evangelikal.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1.1. Gereja Oikumenikal dan Evangelikal. Data statistik keagamaan Kristen Protestan tahun 1992, memperlihatkan bahwa ada sekitar 700 organisasi 1 Kristen
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN. Berkatalah Petrus kepada Yesus: Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau!.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN Berkatalah Petrus kepada Yesus: Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau!. 1 Ucapan Petrus dalam suatu dialog dengan Yesus ini mungkin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan teknologi dan komunikasi yang semakin pesat, memacu orang untuk semakin meningkatkan intensitas aktifitas dan kegiatannya. Tingginya intensitas
Lebih terperinciPENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
1 MODUL PERKULIAHAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK IMAN KATOLIK Fakultas Program Studi Tatap Muka Reguler Kode MK Disusun Oleh MKCU PSIKOLOGI 02 MK900022 Drs. Petrus Yusuf Adi Suseno, M.H. Abstract Pada Bab
Lebih terperinciApa Gereja 1Uhan Itu?
Apa Gereja 1Uhan Itu? Yesus berkata, "Aku akan mendirikanjemaatku" (Matius 16 :18). Apa yang dimaksudkannya dengan kata jemaat? Apakah pengertian murid-muridnya tentang kata ini? Mungkin saudara telah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perjamuan kudus merupakan perintah Tuhan sendiri, seperti terdapat dalam Matius 26:26-29, Mar
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam pengajaran gereja sakramen disebut sebagai salah satu alat pemelihara keselamatan bagi umat Kristiani. Menurut gereja-gereja reformasi hanya ada dua sakramen,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW
BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Agama di Indonesia memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Hal ini dinyatakan dalam ideologi bangsa Indonesia yaitu Pancasila terutama pada sila yang pertama,
Lebih terperinciKISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN
KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2012-2013 Jenjang : SMP Alokasi waktu : 90 Menit Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Kristen Jumlah Soal : 50 Soal Kelas / Semester : IX NO STANDAR
Lebih terperinciUmat yang telah Kubentuk bagi-ku akan memberitakan kemasyhuran-ku."
Tahun C Hari Minggu Prapaskah V (Penyelidikan Ketiga Calon Baptis) LITURGI SABDA Bacaan Pertama Yes. 43 : 16-21 Aku hendak membuat sesuatu yang baru, dan Aku akan memberi minum Umat Pilihan-Ku. Bacaan
Lebih terperinciNubuatan Kitab Wahyu dan Penggenapannya i
Nubuatan Kitab Wahyu dan Penggenapannya i Nubuatan Kitab Wahyu dan Penggenapannya: Analisis Teks, Konteks, dan Fakta Historis --Yogyakarta: LeutikaPrio, 2018 x + 180 hlm.; 16 23 cm Cetakan Pertama, Januari
Lebih terperinciPdt Gerry CJ Takaria
Seberapa pentingkah Baptisan itu? Baptisan merupakan satu aspek pembenaran di mana semua orang dapat turut serta. Sejak Kristus, Seorang yang Tanpa Dosa itu, dibaptiskan untuk menggenapkan seluruh kehendak
Lebih terperinciPdt. Gerry CJ Takaria
Defenisi Gereja menurut Alkitab Di terjemahkan dari bahasa Yunani ekklesia, yang berarti dipanggil keluar. Ungkapan ini pada umumnya digunakan untuk orang yang mengadakan pertemuan apa saja. Di Perjanjian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Paham Dosa Kekristenan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1.1 Paham Dosa Kekristenan Dosa merupakan fenomena aktual dari masa ke masa yang seolah tidak punya jalan keluar yang pasti. Manusia mengakui keberdosaannya,
Lebih terperinciPredestinasi Kristus 1 Ptr. 1:20-21 Ev. Calvin Renata
Predestinasi Kristus 1 Ptr. 1:20-21 Ev. Calvin Renata Pada bulan lalu kita telah belajar tentang Kristus yang mati disalibkan untuk menebus kita dari hidup yang sia-sia bukan dengan emas atau perak tetapi
Lebih terperinciBAB I Pendahuluan. A. Latar belakang permasalahan
BAB I Pendahuluan A. Latar belakang permasalahan Manusia membutuhkan sarana untuk mengungkapkan setiap pengalaman yang dia rasakan dan dia alami, yang di dalamnya manusia bisa berbagi dengan manusia yang
Lebih terperinciTEOLOGI PETRUS Surat Pertama Petrus
TEOLOGI PETRUS Surat Pertama Petrus Surat Pertama Petrus ditulis sebagai surat edaran untuk gereja di lima provinsi barat laut, Asia Kecil. Karena pertobatan mereka kepada Kristus, orang-orang ini telah
Lebih terperinciLEMBAR KERJA SISWA AGAMA KATOLIK 2 ROMBONGAN KELAS XI
LEMBAR KERJA SISWA AGAMA KATOLIK 2 ROMBONGAN KELAS XI 2 DI SUSUN OLEH: PETRUS FABER.S.S.Pd Untuk Kalangan sendiri SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI 78 JAKARTA Jalan Bhakti IV/1 Komp. Pajak Kemanggisan
Lebih terperinciGereja Bala Keselamatan. Oleh Majelis Umat Kristen Indonesia Sabtu, 12 Mei :32
Sejarah Aliran Bala Keselamatan ini dimulai oleh William Booth, seorang pendeta Gereja Metodis. Booth dilahirkan di Nottingham, Inggris pada tahun 1829 dalam sebuah keluarga kontraktor bangunan kecil yang
Lebih terperinciTahun A-B-C : Hari Raya Paskah LITURGI SABDA
1 Tahun A-B-C : Hari Raya Paskah LITURGI SABDA Bacaan Pertama Kis. 10 : 34a. 37-43 Kami telah makan dan minum bersama dengan Yesus setelah Ia bangkit dari antara orang mati. Bacaan diambil dari Kisah Para
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. E.P. Ginting, Religi Karo: Membaca Religi Karo dengan Mata yang Baru (Kabanjahe: Abdi Karya, 1999), hlm.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Secara umum masyarakat Karo menganggap bahwa agama Hindu-Karo adalah agama Pemena (Agama Pertama/Awal). Dalam agama Pemena, terdapat pencampuran konsep
Lebih terperinciLATAR BELAKANG PERMASALAHAN
BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Sejak manusia pertama (Adam) jatuh ke dalam dosa, seperti dikisahkan pada kitab Kejadian dari Alkitab Perjanjian Lama, maka pintu gerbang dunia terbuka
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gereja hidup di tengah masyarakat. Gereja kita kenal sebagai persekutuan orangorang percaya kepada anugerah keselamatan dari Allah melalui Yesus Kristus. Yesus Kristus
Lebih terperinciSILABUS MATA PELAJARAN Satuan Pendidikan
1 SILABUS MATA PELAJARAN Satuan Pendidikan : SMP Kelas : VIII Mata Pelajaran : Kompetensi Inti : KI 1:Menerima dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI 2: Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tangungjawab,
Lebih terperinciUntuk mengenal arti pembaruan karismatik, baiklah kita tanyakan apa tujuan yang ingin dicapainya.
Untuk mengenal arti pembaruan karismatik, baiklah kita tanyakan apa tujuan yang ingin dicapainya. Sesungguhnya tujuan pembaruan karismatik bukan lain daripada tujuan hidup Kristiani pada umumnya, yaitu
Lebih terperinciTATA GEREJA PEMBUKAAN
TATA GEREJA PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya gereja adalah penyataan Tubuh Kristus di dunia, yang terbentuk dan hidup dari dan oleh Firman Tuhan, sebagai persekutuan orang-orang percaya dan dibaptiskan ke
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bertemunya masyarakat yang beragama, yang disebut juga sebagai jemaat Allah. 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persekutuan di dalam Yesus Kristus dipahami berada di tengah-tengah dunia untuk dapat memberikan kekuatan sendiri kepada orang-orang percaya untuk dapat lebih kuat
Lebih terperinciPEMAHAMAN MAKNA LITURGI (Studi Mengenai Makna Warna-warna Liturgis dalam Pemahaman Jemaat Gereja Kristen Protestan Bali/GKPB)
PEMAHAMAN MAKNA LITURGI (Studi Mengenai Makna Warna-warna Liturgis dalam Pemahaman Jemaat Gereja Kristen Protestan Bali/GKPB) Diajukan Kepada Fakultas Teologi Sebagai Salah Satu Persyaratan Uji Kelayakan
Lebih terperinciBaptisan. Mencuci Bersih Dosa HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS
HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS Baptisan Mencuci Bersih Dosa GEREJA YESUS SEJATI Pusat Indonesia Jl. Danau Asri Timur Blok C3 number 3C Sunter Danau Indah Jakarta 14350 Indonesia Telp. (021) 65304150, 65304151
Lebih terperinciBy Daniel Ronda (untuk mata kuliah Sistem-Sistem Teologi) Sejarah Singkat
By Daniel Ronda (untuk mata kuliah Sistem-Sistem Teologi) Sejarah Singkat Istilah ini muncul sebagai akibat dari pertikaian pada awal abad ke 17 di Belanda tentang ajaran predestinasi. Jacobus Arminius
Lebih terperinciANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN MAHASISWA KRISTEN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN MAHASISWA KRISTEN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG BAB I PEMBUKAAN Mahasiswa Kristen Institut Teknologi Bandung sebagai bagian dari umat Allah di Indonesia memiliki tugas dan tanggung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gereja merupakan persekutuan orang-orang percaya di dalam Kristus.
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Gereja merupakan persekutuan orang-orang percaya di dalam Kristus. Dasar kesaksian dan pelayanan gereja adalah Kristus. Kekuasaan dan kasih Kristus tidak terbatas
Lebih terperinciBAB I. Aaditama, 1998), hlm Nasruddin Razak, Dienul Islam, (Bandung: PT. Al-Ma arif, 1989), hlm. 15
BAB I A. Latar Belakang Masalah Kecemasan adalah gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai
Lebih terperinciKURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DI PERGURUAN TINGGI UMUM
KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DI PERGURUAN TINGGI UMUM Komisi Kateketik KWI Jakarta 2011 Kurikulum PAK - PTU Kurikulum PAK - PTU 1 4. Iman yang memasyarakat Ajaran Sosial Gereja Daftar Isi Daftar
Lebih terperinciBAB 3 LANDASAN TEORI
BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Sistem Ada berbagai macam pengertian tentang sistem. Menurut Eka Iswandy, sistem merupakan kumpulan unsur yang saling melengkapi dalam mencapai suatu tujuan dan sasaran (Iswandy,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemajuan Dunia dalam berbagai bidang kehidupan mempengaruhi kehidupan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kemajuan Dunia dalam berbagai bidang kehidupan mempengaruhi kehidupan dan nilai-nilai rohani masyarakat. Kehidupan rohani menjadi semakin terdesak dari perhatian umat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Kebebasan merupakan hal yang menarik bagi hampir semua orang. Di Indonesia, kebebasan merupakan bagian dari hak setiap individu, oleh karena itu setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ibadah yang sejati seperti yang ditegaskan oleh Rasid Rachman 1 sebagai refleksinya atas Roma 12:1, adalah merupakan aksi dan selebrasi. Ibadah yang sejati tidak
Lebih terperinciDasar Kebersatuan Umat Kristen. Efesus 2: Pdt. Andi Halim, S.Th.
Dasar Kebersatuan Umat Kristen Efesus 2:11-22 Pdt. Andi Halim, S.Th. Bicara soal kebersatuan, bukan hanya umat Kristen yang bisa bersatu. Bangsa Indonesia pun bersatu. Ada semboyan Bhineka Tunggal Ika,
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan Jemaat merupakan bidang yang baru dalam kekristenan, baik Protestan maupun Katolik dan masuk ke dalam ranah teologi praktis, di mana terjadi adanya perpindahan
Lebih terperinciRenaissance. Encep Supriatna
Renaissance Encep Supriatna Pengertian Lahir kembali budaya Yunani-Romawi kuno Enligtenment menjunjung tinggi reason, Metode Ilmiah,dan Kemampuan Manusia untuk menyempurnakan dirinya dan masyarakat sekitarnya.
Lebih terperinciSeruan pastoral Paulus. Galatia 4:12. Aku minta kepadamu, saudara-saudara jadilah sama seperti aku sebab aku pun telah menjadi sama seperti kamu
Lesson 9 for August 26, 2017 Seruan pastoral Paulus. Galatia 4:12. Aku minta kepadamu, saudara-saudara jadilah sama seperti aku sebab aku pun telah menjadi sama seperti kamu Mengingat permulaan. Galatia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ada sebagian kecil orang yang memilih untuk hidup sendiri, seperti Rasul Paulus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Pernikahan merupakan salah satu fase dari kehidupan manusia. Memasuki jenjang pernikahan atau menikah adalah idaman hampir setiap orang. Dikatakan hampir
Lebih terperinciUNISITAS DAN UNIVERSALITAS KESELAMATAN YESUS DALAM KONTEKS PLURALITAS AGAMA DI INDONESIA. Fabianus Selatang 1
UNISITAS DAN UNIVERSALITAS KESELAMATAN YESUS DALAM KONTEKS PLURALITAS AGAMA DI INDONESIA Fabianus Selatang 1 Abstrak Konsep keselamatan dalam Katolik jelas berbeda dengan pengertian keselamatan dalam agama-agama
Lebih terperinciGereja Memberitakan Firman
Gereja Memberitakan Firman Gereja-gereja yang mengakui kewibawaan Firman Allah memberikan tempat terhormat dan utama kepadanya. Pendeta dalam gereja-gereja seperti ini dengan setia memberitakan Firman
Lebih terperinciKamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi (Luk 24:49)
HR KENAIKAN TUHAN : Kis 1:1-11; Ef 1:17-23; Luk 24:46-53 Kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi (Luk 24:49) Sebelum menerima tahbisan imamat,
Lebih terperinciBAB IV ANALISA PEMAHAMAN MENGENAI BENTUK-BENTUK PELAYANAN KOMISI DOA DI JEMAAT GPIB BETHESDA SIDOARJO SESUAI DENGAN
BAB IV ANALISA PEMAHAMAN MENGENAI BENTUK-BENTUK PELAYANAN KOMISI DOA DI JEMAAT GPIB BETHESDA SIDOARJO SESUAI DENGAN PRESPEKTIF KONSELING PASTORAL DAN REFLEKSI TEOLOGIS Dalam Bab ini akan dipaparkan analisa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. PERMASALAHAN
1 BAB I PENDAHULUAN 1. PERMASALAHAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Salah satu tugas panggilan Gereja adalah memelihara iman umat-nya. 1 Dengan mengingat bahwa yang menjadi bagian dari warga Gereja bukan
Lebih terperinciPdt. Gerry CJ Takaria
KEPASTIAN KEDATANGAN KRISTUS Para rasul dan orang-orang Kristen yang mula-mula menganggap kedatangan Kristus kedua kali adalah pengharapan yang penuh bahagia (Tit. 2:13; bandingkan Ibr. 9:28). KEPASTIAN
Lebih terperinciRoh Kudus. Penolong dan Penghibur HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS
HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS Roh Kudus Penolong dan Penghibur GEREJA YESUS SEJATI Pusat Indonesia Jl. Danau Asri Timur Blok C3 number 3C Sunter Danau Indah Jakarta 14350 Indonesia Telp. (021) 65304150, 65304151
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. PERMASALAHAN A.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN A.1. Latar Belakang Masalah Sesuai dengan hakekat keberadaan Gereja sebagai yang diutus oleh Kristus ke dalam dunia, maka gereja mempunyai hakekat yang unik sebagai berikut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Restu Nur Karimah, 2015
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam mempelajari suatu agama, aspek yang pertama dipertimbangkan sekaligus harus dikaji ialah konsep ketuhanannya. Dari konsep ketuhanan, akan diketahui
Lebih terperinciRENUNGAN KITAB 1Timotius Oleh: Pdt. Yabes Order
RENUNGAN KITAB 1Timotius Oleh: Pdt. Yabes Order HARI 1 JEJAK-JEJAK PEMURIDAN DALAM SURAT 1-2 TIMOTIUS Pendahuluan Surat 1-2 Timotius dikenal sebagai bagian dari kategori Surat Penggembalaan. Latar belakang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1986, h Afra Siauwarjaya, Membangun Gereja Indonesia 2: Katekese Umat dalam Pembangunan Gereja
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang dan Kerangka Teori. Gereja, dalam ekklesiologi, dipahami sebagai kumpulan orang percaya yang dipanggil untuk berpartisipasi dalam perutusan Kristus yaitu memberitakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW
BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Sakramen berasal dari bahasa Latin; Sacramentum yang memiliki arti perbuatan kudus 1. Dalam bidang hukum dan pengadilan Sacramentum biasanya diartikan sebagai barang
Lebih terperinciRencana Allah untuk Gereja Tuhan
Rencana Allah untuk Gereja Tuhan Yesus berkata, "Aku akan mendirikan jemaatku dan alam maut tidak akan menguasainya" (Matius 16:18). Inilah janji yang indah! Ayat ini memberitahukan beberapa hal yang penting
Lebih terperinciEksposisi Surat 1 Petrus: Penerima Surat 1Pet.1:1 2 Ev. Calvin Renata
Eksposisi Surat 1 Petrus: Penerima Surat 1Pet.1:1 2 Ev. Calvin Renata Tidak seperti surat rasul Paulus yang ditujukan kepada satu jemaat, Petrus langsung menuliskan suratnya untuk ke-5 jemaatnya. Suratnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai kelompok sosial yang terdiri dari sejumlah individu di dalamnya tentu memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Kehidupan manusia yang seiring berjalan waktu semakin berkembang, dalam kenyataannya ada berbagai macam hal yang membawa pengaruh positif maupun negatif dalam perkembangan
Lebih terperinci11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD)
11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan
Lebih terperinciKISI KISI PENULISAN SOAL ULANGAN KENAIKAN KELAS SEMESTER GENAP (II) TAHUN PELAJARAN
KISI KISI PENULISAN SOAL ULANGAN KENAIKAN KELAS SEMESTER GENAP (II) TAHUN PELAJARAN 2012-2013 Jenjang : SMP Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Kristen Kelas / Semester : VII / II Bentuk Soal : Pilihan ganda
Lebih terperinciBAB III HIERARKI DAN AWAM A. KOMPETENSI
BAB III HIERARKI DAN AWAM A. KOMPETENSI 1. Standar Kompetensi Memahami karya Yesus Kristus yang mewartakan Kerajaan Allah dan penerusannya oleh Gereja, sehingga dapat mengembangkan hidup bersama dan bergereja
Lebih terperinciPendidikan Agama. Katolik IMAN DAN GLOBALISASI ( PEMBAHARUAN KONSILI VATIKAN II ) Modul ke: 12Fakultas Psikologi
Pendidikan Agama Modul ke: 12Fakultas Psikologi Katolik IMAN DAN GLOBALISASI ( PEMBAHARUAN KONSILI VATIKAN II ) Program Studi Psikologi Oleh : Drs. Sugeng Baskoro, M.M Sejarah Konsili Vatikan II Konsili
Lebih terperinciPendidikan Agama Kristen Protestan
Modul ke: 07Fakultas PSIKOLOGI Program Studi PSIKOLOGI Pendidikan Agama Kristen Protestan PEKABARAN INJIL DI INDONESIA Oleh : Drs. Sugeng Baskoro, M.M. Istilah "Injil" berasal dari bahasa Arab Inǧīl, yang
Lebih terperinciPara rasul dan orang-orang Kristen yang mula-mula menganggap kedatangan Kristus kedua kali adalah pengharapan yang penuh bahagia (Tit.
Para rasul dan orang-orang Kristen yang mula-mula menganggap kedatangan Kristus kedua kali adalah pengharapan yang penuh bahagia (Tit. 2:13; bandingkan Ibr. 9:28). Kesaksian Kitab Suci. Kepastian Kedatangan
Lebih terperinciMENGAPA BAPTISAN ITU PENTING?
MENGAPA BAPTISAN ITU PENTING? Baptisan merupakan satu aspek pembenaran di mana semua orang dapat turut serta. Sejak Kristus, Seorang yang Tanpa Dosa itu, dibaptiskan untuk menggenapkan seluruh kehendak
Lebih terperinciBAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 PENJELASAN ISTILAH
BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 PENJELASAN ISTILAH (1) Tata Gereja GKJ adalah seperangkat peraturan yang dibuat berdasarkan Alkitab sesuai dengan yang dirumuskan di dalam Pokok-pokok Ajaran GKJ dengan tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Seperti diketahui bersama bahwa dalam kehidupan orang Kristen saat ini, gereja adalah sebuah identitas yang sangat penting bagi orang-orang percaya kepada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mewartakan injil dan menggembalakan umat beriman. sesama manusia. Dalam mencapai misi tersebut, gereja gereja ditantang untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gereja merupakan sebuah entitas spiritual dan entitas sosial (Dusing, 1995). Selain itu, Gereja sebagai suatu organisasi non publik juga membutuhkan kinerja sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN
BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH Gereja adalah suatu kehidupan bersama religius yang berpusat pada penyelamatan Allah dalam Tuhan Yesus Kristus 1. Sebagai kehidupan bersama religius,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. GPIB, 1995 p. 154 dst 4 Tata Gereja GPIB merupakan peraturan gereja, susunan (struktur) gereja atau sistem gereja yang ditetapkan
10 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Secara umum gereja berada di tengah dunia yang sedang berkembang dan penuh dengan perubahan secara cepat setiap waktunya yang diakibatkan oleh kemajuan
Lebih terperinciBAGIAN III--TEOLOGI YAKOBUS. l. Dia menamakan dirinya " hamba Allah dan Tuhan Yesus Kristus"-- l:l
1 BAGIAN III--TEOLOGI YAKOBUS PENDAHULUAN A. Penulis. l. Dia menamakan dirinya " hamba Allah dan Tuhan Yesus Kristus"-- l:l 2. Empat orang yang bernama "Yakobus " disebutkan dalam Perjanjian Baru: a. Yakobus
Lebih terperinciPendidikan Agama Kristen Protestan
Modul ke: 04Fakultas Psikologi Pendidikan Agama Kristen Protestan GEREJA SESUDAH ZAMAN PARA RASUL (2) Program Studi Psikologi Drs. Sugeng Baskoro,M.M. A. Latar Belakang Dalam kepercayaan Iman Kristen,
Lebih terperinciDalam rangka mewujudkan kehidupan bergereja yang lebih baik, GKJ Krapyak mempunyai strategi pelayanan kemajelisan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Jika melihat sekilas tentang bagaimana Gereja menjalankan karyanya -khususnya Gereja Kristen Jawa (GKJ)-, memang sangat tampak bahwa Gereja merupakan sebuah organisasi
Lebih terperinciBAB IV HIERARKI DAN AWAM
1 BAB IV HIERARKI DAN AWAM STANDAR KOMPETENSI Memahami karya Yesus Kristus yang mewartakan Kerajaan Allah dan penerusannya oleh Gereja, sehingga dapat mengembangkan hidup bersama dan ber-gereja sesuai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Permasalahan A.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Permasalahan A.1. Latar Belakang Masalah Gereja Kristen Pemancar Injil (GKPI) lahir pada tanggal 30 Mei 1959 di Tanjung Lapang, Kecamatan Malinau, Kabupaten Bulungan, Propinsi Kalimantan
Lebih terperinciOleh, Yohanes Yuniatika NIM: SKRIPSI
PENGKHIANATAN YUDAS ISKARIOT TERHADAP YESUS DALAM INJIL YOHANES (Studi Hermeneutik Sosio-Politik Terhadap Narasi Pengkhianatan Yudas Iskariot Yang Terdapat Dalam Injil Yohanes 13: 1-35) Oleh, Yohanes Yuniatika
Lebih terperinci