Penyebaran Populasi Sista Globodera

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Penyebaran Populasi Sista Globodera"

Transkripsi

1 Penyebaran Populasi Sista Globodera sp. Berdasarkan Penggunaan Lahan dan Kedalaman Tanah di Sentra Penanaman Kentang Desa Karang Tengah, Kacamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Propinsi Jawa Tengah Edi Suwardiwijaya NPM:

2 POKOK PENYAMPAIAN POKOK PENYAMPAIAN I. PENDAHULUAN II. TINJAUAN PUSTAKA III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN V. KESIMPULAN DAN SARAN

3 I. PENDAHULUAN Latar Belakang Kentang (Solanum tuberosum L.) komoditas unggulan dengan nilai ekonomis tinggi Produksi masih rendah <11,5 ton/ha (potensi ton/ha) Muncul OPT baru Globodera sp. (Heteroderidae) golden cyst nematode (nematoda sista kuning, NSK) OPTK Kategori A2 Perlu tindakan darurat (tndakan karantina) eradikasi/eliminasi (tujuan akhir OPTK hilang) Perlu penelitian potensi OPT baru (biologi, ekologi, resiko ekonomi, pengamatan, peramalan, pengendalian) Salah satu dasar tindakan karantina/pengendalian mengetahui penyebaran populasi sista (penggunaan lahan / kedalaman tanah)

4 I. PENDAHULUAN Identifikasi Masalah Apakah penggunaan lahan berpengaruh terhadap padat populasi sista Globodera sp.? Apakah terdapat perbedaan padat populasi sista Globodera sp. pada kedalaman tanah tertentu?

5 I. PENDAHULUAN Maksud dan Tujuan Penelitian Membandingkan padat populasi sista Globodera sp. pada lahan pertanaman kentang, lahan olah bekas penanaman kentang yang siap ditanami kentang kembali dan lahan bekas penanaman kentang yang sedang ditanami komoditi lain non-inang Globodera sp.. (kubis). Untuk mengetahui penyebaran dan perbedaan padat populasi sista Globodera sp. berdasarkan interval kedalaman tanah tertentu.

6 I. PENDAHULUAN Kegunaan Penelitian Bahan informasi dan masukan bagi petani, petugas proteksi tanaman dan peneliti lain dalam melakukan pengamatan/ pemantauan, peramalan dan pengambilan keputusan pengendalian Globodera sp.

7 I. PENDAHULUAN Kerangka Pemikiran Maret 2003: awal NSK dilaporkan di Kota Batu, Malang, Jatim (varietas Granola, luas 25% dari luas tanaman 800 ha) Siklus hidup (telur, larva, dewasa) hari. Daur hidup antara 5-7 minggu (lingkungan). Produksi telur butir. Mampu hidup pada lingkungan tdk cocok, membentuk sista (tahan 10 th) Introduksi establish (areal terinfeksi permanen) perlu waktu 7-8 th. Pop. awal NSK yang menimbulkan kerugian adalah 31 sista hidup per 100 gram tanah Sitosi AIBA survey NSK di Indonesia dengan contoh tanah pada kedalaman 5 15 cm sebanyak 5 (lima) titik pada 1 (satu) lahan Rotasi tanaman kentang varietas tahan atau tanaman lain yang bukan inang NSK selama 3-4 tahun dapat menekan NSK sampai 98%

8 I. PENDAHULUAN Hipotesis 1. Terdapat perbedaan padat populasi sista pada panggunaan lahan. 2. Terdapat perbedaan padat popualsi sista pada interval kedalaman tanah. 3. Terdapat interaksi padat populasi sista antara penggunaan lahan dengan interval kedalaman tanah.

9 III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN TEMPAT PENELITIAN, PEGUNUNGAN DIENG Desa Karang Tangah Kecamatan Batur Kab. Banjarnegara Prop. Jawa Tengah Posisi geografis : 07 o LS 109 o 53 04,7 BT Ketinggian m dpl Tanah Andosol Kandungan organik: 8 30 persen, ph 4,5 6,0 Daya ikat air tinggi WAKTU PENELITIAN JULI SEPTEMBER 2006

10 III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN Bahan Dan Alat Penelitian KEGIATAN LAPANG: cangkul, sendok semen, penggaris ukuran 50 cm, kantong plastik, karet gelang, spidol, kertas label, GPS, KEGIATAN LABORATORIUM: Automatic Sieve Shaker, mikroskop binokuler hand counter, timbangan elektrik, nampan penampung contoh, gelas plastik, cawan petri, corong, botol pencuci, sendok, kuas kecil, jarum, pinset dan kertas saring

11 III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN Rancangan percobaan: Metode Penelitian Rancangan penelitian eksperimental semu (bertujuan untuk memperoleh informasi dari eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan/atau memanipulasi semua variabel yang relevan) Rancangan percobaan 2 faktor (faktorial 3 x 4), ulangan 3 Disain split-plot (faktor utama), RAK (kedalaman tanah)

12 III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN Rancangan percobaan : (lanjutan) Faktor Utama: Perbedaan penggunaan lahan (a), yaitu: a 1 = Lahan kentang yaitu lahan yang sedang ditanami kentang umur 90 hst. a 2 = Lahan olah yaitu lahan bekas tanaman kentang yang telah diolah dan siap ditanami kentang kembali. a 3 = Lahan kubis yaitu lahan bekas tanaman kentang yang sedang ditanami komoditi lain non-inang Globodera sp. (kubis, Brassica oleracea var. cavitata) ) Sub-faktor: Interval kedalaman tanah (b), yaitu: b 1 = 0 10 cm, b 3 = cm, b 2 = cm, b 4 = cm

13 III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN (B) Interval kedalamantanah Ulangan I II III Ulangan I II III A 1 B 4 A 1 B 1 A 1 B 3 A 1 B 2 A 1 B 4 A 1 B 2 A 1 B 1 A 1 B 3 A 1 B 1 A 1 B 2 A 1 B 3 A 1 B 4 A 2 B 4 A 2 B 2 A 2 B 3 A 2 B 1 A 2 B 4 A 2 B 3 A 2 B 1 A 2 B 2 A 2 B 1 A 2 B 2 A 2 B 4 A 2 B 3 (A 1 ) Petak Kentang (A 2 ) Petak Olah Layout Percobaan Ulangan I II III A 3 B 3 A 3 B 2 A 3 B 4 A 3 B 1 A 3 B 3 A 3 B 2 A 3 B 4 A 3 B 1 A 3 B 1 A 3 B 3 A 3 B 4 A 3 B 2 (A 3 ) Petak Kubis

14 (Lahan yang sedang ditanami kentang Granola umur 90 hst.) Milik H. Yunianto Varietas Granola Umur 90 hst Luas m 2 (digunakan m 2 ) Jarak tanam 25 x 25 cm (2 baris dalam 1 guludan) Lebar guludan 40 cm, tinggi 35 cm, Antar guludan 70 cm, lebar parit 35 cm Ditanami kentang sejak tahun 1985 Gejala serangan NSK sejak tahun 2004 Asal bibit kentang pertama dari Jerman Bibit 800 kg per m2 (1,6 ton per hektar) Tanaman kentang terserang busuk hawar daun, Phytophthora infestans (27,7%), layu bakteri, Pseudomonas solanacearum (43,7%), dan NSK, Globodera sp. (39,7%)

15 (Lahan bekas penanaman kentang yang telah diolah dan siap ditanami kentang kembali) Milik H. Cipto Luas m 2 (digunakan m 2 ) Bekas pertanaman kentang varietas Granola Sejak tahun 1987 ditanami kentang Sejak tahun 2004 kentang telah terserang NSK Produksi kentang musim tanam lalu 3 ton per m 2 (15 ton per ha)

16 (Lahan bekas penanaman kentang yang sedang ditanami komoditi lain no-inang Globodera sp. (kubis, Brassica oleracea var. cavitata, varietas Breen Coronet) Garapan Mahfud, sebelumnya Salno Lahan sedang ditanami komoditi lain bukan inang Globodera sp. (kubis, Brassica oleracea var. Cavitata) Varietas kubis Green Coronet, baru selesai dipanen Hasil panen kubis 4,5 ton (12,5 ton per hektar ) dari luas lahan m 2 Lahan ditanami kentang sejak tahun 1982 Musim lalu tanam kentang varietas Granola Terserang NSK sejak tahun 2003 Percobaan seluas m2 dari m 2

17 III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN Metode pengambilan contoh Ukuran petak 500 m 2 1 Contoh tanah sebanyak 10 titik per petak Volume contoh tanah per titik 100 gram Pola pengambilan contoh tanah, tipe C (Shurtleff and Averre, 2000) 10 M M

18 III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN Metode pengamatan di laboratorium

19 III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN Metode analisis data Sesuai dengan rancangan percobaan yang digunakan yaitu metode analisis faktorial 3 x 4 untuk disain split- plot

20 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Informasi Pendukung Monografi Desa Karang Tengah Luas wilayah hektar (kentang 331 ha dan kubis 10 ha dari data panen tahun 2005, Ketinggian antara meter dpl Tanah Andosol (berwarna kelabu, sangat berpori, sangat gembur dengan struktur remah, tergolong kaya/subur, sifat fisiknya cukup baik, potensi tinggi terutama di daerah datar, sedangkan di daerah berlereng curam rawan erosi, pusat tanaman hortikultura, tanaman perkebunan teh, kina, kopi, tembakau, dan palawija (Bakosurtanal, 1998/1999; Puslitanak, 2000), kandungan organik 8 30%, ph 4,5 6,0 dengan daya pengikat air tinggi (Tan, 1965 dalam Hadisoeganda, 2006)

21 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Informasi Pendukung (lanjutan) Tipe Iklim dan Curah Hujan Rata-rata Rata-rata 30 tahun Tipe Hujan Boerema No. 28 Tipe Hujan Boerema No. 28 Tipe Iklim Oldeman tipe B1 curah hujan sebulan 200 mm selama 8 bulan (Oktober Mei) dan < 100 mm (Agustus) Pada ketinggian m dpl suhu antara 12,2 o - 18,9 o C dan pada ketinggian m antara 17,5 o 25,1 o C. Kelembaban Oktober 80% dan maksimum Februari mencapai 94% (Hadisoeganda, 2006) CH (mm) J F M A M J J A S O N D Bulan

22 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Informasi Pendukung (lanjutan) Penyebaran Pertanaman Kentang di Kab. Banjarnegara Kab. Banjarnegara: 20 kecamatan, luas wilayah ha. Pertanaman kentang menyebar di 3 kecamatan Kecamatan Batur (3.642 ha), Pejawaran (1.828 ha dan Wanayasa (254 ha) Tahun 2005 produksi kentang ton dari luas panen ha.

23 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Informasi Pendukung (lanjutan) Perkembangan dan Penyebaran Serangan Globodera sp. Tahun 2003 pertama kali dilaporkan di Kecamatan Batur (23 ha), menyebar di 5 desa yaitu (Karangtengah, Sumberejo, Bakal, Pekasiran, dan Batur). Tahun 2004 serangan menyebar ke 2 desa lain di Kecamatan Batur (Kepakisan dan Pesurenan) dan 2 desa di Kecamatan Pejawaran ( Condongcampur dan Sidengok), luas serangan 21 ha. Tahun 2005 luas serangan 47 ha dan jumlah desa bertambah di Kecamatan Batur (Dieng Kulon) dan 2 desa di Kecamatan Pejawaran (Gembol dan Grogol).

24 Rata-rata Padat Populasi Sista Globodera sp. Berdasarkan Petak Contoh Penggunaan Lahan dan Interval Kedalaman Tanah Dalam Tiga Ulangan Penggunaan lahan (A) Lahan Kentang (A 1 ) Lahan Olah (A 2 ) Lahan Kubis (A 3 ) Interval Ulangan (r) Kedalaman tanah (B) I II III Jumlah Rata-rata 0 10 cm (B 1 ) 234,4 307,0 254,4 795,8 265, cm (B 2 ) 235,4 324,0 116,4 675,8 225, cm (B 3 ) 162,2 288,0 112,0 562,2 187, cm (B 4 ) 91,8 114,4 99,2 305,4 101, cm (B 1 ) 118,2 91,0 128,2 337,4 112, cm (B 2 ) 264,6 297,4 294,8 856,8 285, cm (B 3 ) 285,4 242,6 196,2 724,2 241, cm (B 4 ) 170,0 76,2 25,0 271,2 90, cm (B 1 ) 348,2 640,8 480, ,8 489, cm (B 2 ) 699,6 801,6 803, ,4 768, cm (B 3 ) 747,8 853,4 760, ,0 787, cm (B 4 ) 668, ,2 964, ,8 904,9 Jumlah 4.026, , , , ,9 Rata-rata 335,5 426,6 352, ,0 371,7

25 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel Sidik Ragam Sumber Variansi db Jumlah Kuadrat Rerata Kuadrat Nilai F- Nilai F-tabel hitung 0,05 0,01 Blok/ Ulangan (u) , , Penggunaan lahan (a) , , ,94 18,00 Galat a (ga) , , Kedalaman tanah (b) , ,32 8,75 3,16 5,09 Interaksi (ab) , ,97 13,57 3,66 4,01 Galat b (gb) , , Total (t) , ,

26 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 800 a Rata-rata pop. sista b b Perbedaan Padat Populasi Sista Globodera sp. Pada Petak Contoh Penggunaan Lahan Yang Berbeda (Duncan s) 0 Lahan Kentang Lahan Olah Lahan Kubis Petak contoh

27 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 450 Rata-rata Pop. sista b a a ab Perbedaan Padat Populasi Sista Globodera sp. Pada Interval Kedalaman Tanah Yang Berbeda (Duncan s) cm cm cm cm Interval kedalaman

28 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Rata-rata padat populasi sista per 100 gram contoh tanah 1, b B ab b B B Lahan Kentang Lahan Olah Lahan Kubis a Linear (Lahan Kentang) C Poly. (Lahan Olah) AB Log. (Lahan Kubis) a a AB B a a A a A AB a A A a a 0-10 cm cm cm cm Interval kedalaman tanah Penyebaran Padat Populasi Sista Globodera sp. Berdasarkan Interval Kedalaman Tanah Pada Petak Contoh Lahan Kentang, Olah, dan Kubis. (t-test)

29 V. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan : 1. Sista Globodera sp. ditemukan pada seluruh contoh tanah, baik pada setiap petak contoh maupun interval kedalaman tanah. 2. Berdasarkan penggunaan lahan, pop. sista tertinggi terdapat pada lahan kubis yaitu lahan bekas penanaman kentang yang sedang ditanami kubis, lalu lahan kentang yaitu yang sedang ditanami kentang umur 90 hst dan lahan olah yaitu lahan bekas penanaman kentang yang telah diolah dan siap ditanami kentang kembali. 3. Berdasarkan interval kedalaman, pop. sista tertinggi terdapat pada kedalaman cm dan cm, lalu cm dan 0-10 cm.

30 V. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan: (lanjutan) 4. Pengaruh interval kedalaman tanah terhadap padat populasi sista pada setiap penggunaan lahan adalah sebagai berikut: Pada lahan kentang yaitu lahan yang sedang ditanami kentang umur 90 hst., pop. tertinggi terdapat pada kedalaman 0-10 cm, semakin dalam populasi semakin menurun mengikuti model linier negatif Pada lahan olah yaitu yaitu lahan bekas penanaman kentang yang telah diolah dan siap ditanami kentang kembali, pop. tertinggi pada kedalaman cm diikuti populasi pada kedalaman 0-10 cm dan cm mengikuti model polinomial Lahan kubis yaitu lahan bekas penanaman kentang yang sedang ditanami kubis : Pop. terendah pada kedalaman 0-10 cm, dan semakin dalam s.d. 40 cm pop. semakin tinggi mengikuli model logaritmik positif

31 V. KESIMPULAN DAN SARAN Saran : 1. Pengambilan contoh tanah dalam pengamatan sista Globodera sp. secara umum pada berbagai jenis penggunaan lahan dapat dilakukan pada interval kedalaman tanah cm 2. Jika pengamatan sista Globodera dilakukan berdasarkan penggunaan lahan maka (a) pada lahan yang sedang ditanami kentang umur 90 hst contoh tanah sebaiknya diambil dari interval kedalaman 0-10 cm, (b) pada lahan olah yaitu lahan bekas tanaman kentang yang telah diolah dan siap ditanami kentang kembali dari kedalaman cm, dan (c) pada lahan kubis yaitu lahan bekas tanaman kentang yang sedang ditanami kubis dari kedalaman cm.

32 V. KESIMPULAN DAN SARAN Saran (lanjutan) : 3. Pop. sista Globodera sp. ditemukan sampai kedalaman 40 cm, maka pengendalian yang efektif perlu menggunakan teknologi yang mampu menembus sampai kedalaman tersebut. 4. Perlu dilakukan penelitian lebih dalam mengenai penyebaran horisontal dan vertikal sista Globodera sp. di lokasi atau pada penggunaan lahan yang berbeda.

33 VI. DAFTAR PUSTAKA AIBA, Satosi, Control of Potato Cyst Nematode. National Agricultural Research Center, JAPAN. Makalah Seminar Sehari Penaggulangan Nematoda Globodera sp. Pada Tanaman Kentang. Jakarta, 3 April Anonim, PENGENALAN DAN PENGENDALIAN NEMATODA SISTA KUNING Globodera rostochiensis Wollienweber. Direktorat Perlindungan Hortikultura. Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura dan JAPAN INTERNATIONAL COORPORATION AGENCY. Edisi Revisi. Duriat, A.S., Thomas Agoes Sutiarso, Laksminiwati Prabaningrum dan Rakhmat Sutarya, PENERAPAN PENGENDALIAN HAMA-PENYAKIT TERPADU PADA BUDIDAYA KENTANG. Balai Penelitian Hortikultura Lembang. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Gomez, K.A. and Gomez K., Statistical procedures for agricultural research with emphasis on rice. THE INTERNATIONAL RICE RESEARCH INSTITUTE. LOS BANOS, LAGUNA, PHILIPPINESS. Hamzah, A., PROGRAM TINDAKAN DARURAT PENYEBARAN OPT KARANTINA, Globodera rostochiensis (Wolienweber) Mulvey & Stone. Makalah Seminar Sehari Penaggulangan Nematoda Globodera sp. Pada Tanaman Kentang. Jakarta, 3 April Mulyadi, Bambang Tahayu TP, B. Triman, Siwi Indarti, IDENTIFIKASI DAN BIOEKOLOGI Globodera rostochiensis. Handout Seminar Sehari Penaggulangan Nematoda Globodera sp. Pada Tanaman Kentang. Jakarta, 3 April Subijanto, CONSTRAINTS ON AND OPPORTUNITIES IN THE PRODUCTION OF VEGETABLES IN INDONESIA. Central Research Institute for Horticulture, Pasarminggu, Jakarta. Dalam PRODUCTION OF VEGETABLES IN THE TROPICS AND SUB-TROPICS. Proceeding of the 23th Internaional Symposium on Tropical Agriculture Research. Tsu, Japan, September 20-22, Tropical Agriculture Research Series (TARC) No. 23, March p. 37. Soeganda, A.W.W., PENGENDALIAN TERPADU NEMATODA SISTA EMAS (GOLDEN CYST NEMATODE Globodera rostochiensis) PADA TANAMAN KENTANG. Makalah Seminar Sehari Penaggulangan Nematoda Globodera sp. Pada Tanaman Kentang. Jakarta, 3 April Widasari, S., MATERI POKOK RANCANGAN PERCOBAAN. STAT4431. Universitas Terbuka

34

35 1. Infestasi Globodera sp. pada lahan kubis lebih awal dibandingkan pada lahan kentang dan lahan olah. Hasil wawancara dg petani dan petugas, pada lahan kubis mulai menampakan gejala serangan NSK sejak tahun 2003, sedangkan pada lahan kentang dan olah sejak tahun Penanaman kentang pada lahan kubis lebih awal dibandingkan pada lahan kentang dan lahan olah sehingga frekuensi penanaman kentang lebih banyak. Hasil wawancara dengan petani, lahan kubis mulai ditanami kentang sejak tahun 1982, sedangkan lahan kentang 1985 dan lahan olah Padat populasi sista dorman pada lahan kubis relatif tidak berubah (tetap dari sisa akhir penanaman kentang musim sebelumnya) karena tidak ada penetasan. Sedangkan pada lahan kentang dan lahan olah karena masih ada rangsangan eksudat akar kentang maka populasi sista banyak yang menetas sehingga populasi sista rendah Southey (1974) dalam Patrik et.al. dalam Marks and Brodie (1998) menerangkan bahwa penyebaran horisontal sista pada areal yang telah terinfeksi mengikuti awal infestasi sista pada satu atau beberapa titik di lahan, selanjutnya sedikit demi sedikit akan menyebar dan membentuk foci sekunder. Menurut Hadisoeganda (2006) populasi larva dan sista mempunyai prevalensi rendah dan densitas yang sangat bervariasi. Makin sering frekuensi suatu lahan ditanaman kentang menyebabkan makin banyak dan berkesinambungan persediaan makanan sehingga prevalensi dan densitas sista NSK di dalam tanah makin banyak

36 Mengapa pop. Sista pada lahan kentang tertinggi pada kedalaman 0 10 cm dan terus menurun pada interval yang lebih dalam? NSK menyerang akar dan sista terbentuk menempel pada akar sehingga sista berkumpul pada sekitar perakaran kentang (resosfir). Jumlah sista berbanding lurus dengan jumlah akar. Semakin dalam akar kentang semakin sedikit dan lebih menyebar, maka jumlah sistapun akan semakin sedikit dalam satuan contoh tanah. Whitehead (1977) dalam Patrik et.al. dalam Marks dan Brodie (1998) bahwa pada lahan yang sedang ditanami kentang, padat populasi NSK terbanyak terdapat di sekitar perakaran (risosfer),

37 Mengapa pop. Sista pada lahan olah tertinggi pada kedalaman cm (pertengahan interval), sedangkan pada kedalaman 0-10 dan cm lebih sedikit? Whitehead (1977) dalam Patrik et.al. dalam Marks dan Brodie (1998) bahwa pada lahan yang sedang ditanami kentang, padat populasi NSK terbanyak terdapat di sekitar perakaran (risosfer), setelah panen populasi tertinggi akan masuk lebih dalam. Karena selama panen, pengolahan tanah dan penanaman pada musim berikutnya secara mekanik mengakibatkan sista akan tercampur dengan partikel tanah dan sista masuk lebih dalam

38 Mengapa pop. Sista pada lahan kubis pada interval yang lebih dalam jumlahnya semakin banyak? Whitehead (1977) dalam Patrik et.al. dalam Marks dan Brodie (1998) selama panen, pengolahan tanah dan penanaman pada musim berikutnya secara mekanik mengakibatkan sista akan tercampur dengan partikel tanah dan sista masuk lebih dalam Whitehead (1977) dalam Patrik et.al. dalam Marks dan Brodie (1998) menyatakan bahwa terdapat banyak variasi padat populasi NSK berdasarkan kedalamam tanah. Nematoda sista kuning sering banyak ditemukan pada kedalaman cm, namum pada kedalaman lebih rendah dari 40 cm jarang terjadi Akibat perlakuan budidaya kubis selama 1 musim (penyiangan, pemupukan, penyiraman dll.) akan membawa sista masuk lebih dalam sampai pada lapisan tanah yang padat. Pada kedalaman tanah >30 cm (sub-soil) sifat fisik tanah lebih padat (di bawah lapisan organik/olah) maka sista akan tertahan pada lapisan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. dunia setelah padi, gandum, dan jagung (Wattimena, 2000 dalam Suwarno, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. dunia setelah padi, gandum, dan jagung (Wattimena, 2000 dalam Suwarno, 2008). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan salah satu pangan utama dunia setelah padi, gandum, dan jagung (Wattimena, 2000 dalam Suwarno, 2008). Kentang juga merupakan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gejala Penyakit. (a) Gambar 7 Tanaman kentang di Dataran Tinggi Dieng tahun 2012 (a) terinfeksi NSK, (b) sehat.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gejala Penyakit. (a) Gambar 7 Tanaman kentang di Dataran Tinggi Dieng tahun 2012 (a) terinfeksi NSK, (b) sehat. HASIL DAN PEMBAHASAN Gejala Penyakit Gejala pada tajuk (bagian di atas permukaan tanah) Gejala penyakit yang ditimbulkan oleh NSK sangat khas. Tanaman akan mengalami kerusakan akar yang menyebabkan berkurangnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) tunggal, dengan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang sebelumnya dilakukan oleh

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang sebelumnya dilakukan oleh 13 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang sebelumnya dilakukan oleh Anjani (2013) pada musim tanam pertama yang ditanami tanaman tomat,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada titik koordinat 5 22 10 LS dan 105 14 38 BT

Lebih terperinci

BAB 3. METODE PENELITIAN

BAB 3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian BAB 3. METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di desa Batur, kecamatan Batur, kabupaten Banjarnegara, provinsi Jawa Tengah. Lokasi memiliki ketinggian ±1600 m dpl. Penelitian

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto,

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto, III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto, Kasihan, Bantul dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. (Completely Randomized Block Design) dengan dua faktor yang disusun secara

BAB IV METODE PENELITIAN. (Completely Randomized Block Design) dengan dua faktor yang disusun secara 25 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Percobaan Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (Completely Randomized Block Design) dengan dua faktor yang disusun secara faktorial (Gomez dan

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Percobaan akan dilaksanakan di Laboratorium Nematologi dan Rumah Kaca Jurusan Hama

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Percobaan akan dilaksanakan di Laboratorium Nematologi dan Rumah Kaca Jurusan Hama BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan akan dilaksanakan di Laboratorium Nematologi dan Rumah Kaca Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kentang merupakan komoditi hortikultura yang sudah cukup lama dikenal oleh masyarakat Indonesia. Komoditi kentang yang diusahakan oleh petani di Indonesia sebagian besar

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian evaluasi ketahanan beberapa aksesi bunga matahari (Halianthus

METODE PENELITIAN. Penelitian evaluasi ketahanan beberapa aksesi bunga matahari (Halianthus 43 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian evaluasi ketahanan beberapa aksesi bunga matahari (Halianthus annus L.) terhadap ulat grayak (Spodoptera litura F.) ini merupakan penelitian

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Y ijk = μ + U i + V j + ε ij + D k + (VD) jk + ε ijk

BAHAN DAN METODE. Y ijk = μ + U i + V j + ε ij + D k + (VD) jk + ε ijk 12 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan mulai Februari-Agustus 2009 dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan, Dramaga, Bogor. Areal penelitian bertopografi datar dengan jenis tanah

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) 15 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kebun Percobaan Natar, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada lahan bekas alang-alang di Desa Blora Indah

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada lahan bekas alang-alang di Desa Blora Indah 24 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada lahan bekas alang-alang di Desa Blora Indah Kelurahan Segalamider Kecamatan Tanjung Karang Barat Kota Bandar Lampung.

Lebih terperinci

3. METODE DAN PENELITIAN

3. METODE DAN PENELITIAN 3. METODE DAN PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada awal bulan September sampai dengan akhir Desember 2012. Tempat pelaksanaan penelitian di Dusun Plalar, Desa Kopeng,

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Screen House, Balai Penelitian Tanaman Sayuran

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Screen House, Balai Penelitian Tanaman Sayuran 14 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan di Screen House, Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA), Lembang, Jawa Barat. Penelitian dilaksanakan dari bulan September hingga November 2016.

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian 15 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Margahayu Lembang Balai Penelitian Tanaman Sayuran 1250 m dpl mulai Juni 2011 sampai dengan Agustus 2012. Lembang terletak

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. dengan Yokohama National University Jepang yang dilaksanakan di Kebun

III. BAHAN DAN METODE. dengan Yokohama National University Jepang yang dilaksanakan di Kebun III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian jangka panjang kerjasama Unila dengan Yokohama National University Jepang yang dilaksanakan di Kebun

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij 11 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan, University Farm IPB Darmaga Bogor pada ketinggian 240 m dpl. Uji kandungan amilosa dilakukan di

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl,

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl, III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di Jl. Kolam No.1 Medan Estate Kecamatan Medan Percut

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian 14 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung Gedung Meneng, Kecamatan raja basa, Bandar Lampung

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan milik petani di Desa Dolat Rakyat-

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan milik petani di Desa Dolat Rakyat- 22 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Percobaan Penelitian ini dilaksanakan di lahan milik petani di Desa Dolat Rakyat- Tongkoh, Kabupaten Karo, Sumatera Utara dengan jenis tanah Andosol, ketinggian tempat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dikenal oleh masyarakat Indonesia. Komoditi kentang yang diusahakan

I. PENDAHULUAN. dikenal oleh masyarakat Indonesia. Komoditi kentang yang diusahakan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kentang merupakan komoditi hortikultura yang sudah cukup lama dikenal oleh masyarakat Indonesia. Komoditi kentang yang diusahakan oleh petani di Indonesia sebagian besar

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Tamantirto, Kasihan, Kabupaten Bantul, D.I.Y.

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan kering, Desa Gading PlayenGunungkidul Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis percobaan pada penelitian ini adalah penelitian eksperimental,

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis percobaan pada penelitian ini adalah penelitian eksperimental, 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Jenis percobaan pada penelitian ini adalah penelitian eksperimental, dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAL), yang dilakukan dengan 9 perlakuan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu, Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu, Universitas Lampung III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu, Universitas Lampung pada letak 5 22' 10" LS dan 105 14' 38" BT dengan ketinggian 146 m dpl

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit Kebun Percobaan Natar, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar, Kabupaten

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit 17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit Kebun Percobaan Natar, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar, Kabupaten

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian jangka panjang kerjasama

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian jangka panjang kerjasama 18 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian jangka panjang kerjasama Universitas Lampung dengan Yokohama National University Japan (UNILA- YNU)

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi 12 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Desa Negara Ratu Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang Kecamatan Kampar dengan ketinggian tempat 10 meter di atas permukaan laut selama 5 bulan,

Lebih terperinci

Pengenalan Penyakit yang Menyerang Pada Tanaman Kentang

Pengenalan Penyakit yang Menyerang Pada Tanaman Kentang 1 Pengenalan Penyakit yang Menyerang Pada Tanaman Kentang Kelompok penyakit tanaman adalah organisme pengganggu tumbuhan yang penyebabnya tidak dapat dilihat dengan mata telanjang seperti : cendawan, bakteri,

Lebih terperinci

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA Dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi bawang merah, peran benih sebagai input produksi merupakan tumpuan utama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ciparay, pada ketinggian sekitar 625 m, di atas permukaan laut dengan jenis tanah

BAB III METODE PENELITIAN. Ciparay, pada ketinggian sekitar 625 m, di atas permukaan laut dengan jenis tanah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian dilaksanakan di lahan sawah Sanggar Penelitian, Latihan dan Pengembangan Pertanian (SPLPP) Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Lebih terperinci

Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN :

Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN : Usaha tani Padi dan Jagung Manis pada Lahan Tadah Hujan untuk Mendukung Ketahanan Pangan di Kalimantan Selatan ( Kasus di Kec. Landasan Ulin Kotamadya Banjarbaru ) Rismarini Zuraida Balai Pengkajian Teknologi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorim Lapang Terpadu dan Laboratorium Ilmu Tanah, Fakultas

III. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorim Lapang Terpadu dan Laboratorium Ilmu Tanah, Fakultas 21 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan bulan Agustus tahun 2014 di Laboratorim Lapang Terpadu dan Laboratorium Ilmu Tanah,

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Layout Penelitian

LAMPIRAN. Lampiran 1. Layout Penelitian LAMPIRAN Lampiran 1. Layout Penelitian P1(a) P4 (2) P3 (a) P1 (b) P5 (a) P4 (b) P3 (1) P3 (a) P5 (a) P4 (1) P2 (2) P3 (2) P1 (a) P4 (a) P2 (1) P4 (a) P1 (2) P3 (1) P4 (1) P3 (2) P4 (b) P2 (b) P4 (2) P2

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit 20 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitan Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit Kebun Percobaan Natar, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar, Kabupaten

Lebih terperinci

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agrobioteknologi,

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agrobioteknologi, III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agrobioteknologi, Laboratorium Penelitian, lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian III. BAHAN DAN METODE Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan Percut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi pertanian yang cukup besar dan dapat berkontribusi terhadap pembangunan dan ekonomi nasional. Penduduk di Indonesia

Lebih terperinci

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU ( Nicotiana tabacum L. ) Oleh Murhawi ( Pengawas Benih Tanaman Ahli Madya ) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya A. Pendahuluan Penanam dan penggunaan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian Indonesia memiliki potensi yang besar dalam segi sumberdaya dan kualitas, sehingga dapat menjadi sektor unggulan dalam meningkatkan pendapatan negara. Saat ini

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada 5 o 22 10 LS dan 105 o 14 38 BT dengan ketinggian

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Km. 60, Kab. Tanah karo, Sumatera Utara, dengan ketinggian tempat ± 1000

BAHAN DAN METODE. Km. 60, Kab. Tanah karo, Sumatera Utara, dengan ketinggian tempat ± 1000 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Tanaman Buah Tongkoh Km. 60, Kab. Tanah karo, Sumatera Utara, dengan ketinggian tempat ± 1000 meter di atas permukaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian jangka panjang tentang Studi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian jangka panjang tentang Studi III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian jangka panjang tentang Studi Rehabilitasi Tanah atas kerjasama antara Universitas Lampung (UNILA),

Lebih terperinci

BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian 18 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung di Desa Muara Putih Kecamatan Natar Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini didesain dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini didesain dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini didesain dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial, yang terdiri dari 2 faktor dan 3 kali ulangan. Faktor I : Lokasi biji

Lebih terperinci

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 7 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Geografis Kabupaten Karawang Wilayah Kabupaten Karawang secara geografis terletak antara 107 02-107 40 BT dan 5 56-6 34 LS, termasuk daerah yang relatif rendah

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dimulai pada bulan September 2015

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dimulai pada bulan September 2015 III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Green house Laboratorium Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Daerah

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Timur Kabupaten Semarang dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Timur Kabupaten Semarang dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian telah dilaksanakan di lahan kering daerah Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

PENGENDALIAN NSK (NEMATODA SISTA KUNING) DENGAN BAHAN ALAMI BERKHITIN

PENGENDALIAN NSK (NEMATODA SISTA KUNING) DENGAN BAHAN ALAMI BERKHITIN LAPORAN PENELITIAN PENGENDALIAN NSK (NEMATODA SISTA KUNING) DENGAN BAHAN ALAMI BERKHITIN OLEH : PROF.DR.H. SADELI NATASASMITA, IR. TOTO SUNARTO, IR.,MP. UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS PERTANIAN JURUSAN

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan pada lahan pertanaman tebu di PT. Gunung Madu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan pada lahan pertanaman tebu di PT. Gunung Madu III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada lahan pertanaman tebu di PT. Gunung Madu Plantations (GMP), Lampung Tengah pada bulan Juni- Desember 2014. Percobaan dilakukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perkembangan perekonomian Indonesia. Kekayaan alam Indonesia yang berlimpah

I. PENDAHULUAN. perkembangan perekonomian Indonesia. Kekayaan alam Indonesia yang berlimpah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor ekonomi andalan bagi perkembangan perekonomian Indonesia. Kekayaan alam Indonesia yang berlimpah dilengkapi dengan iklim tropis

Lebih terperinci

Sumber : Nurman S.P. (http://marisejahterakanpetani.wordpress.com/

Sumber : Nurman S.P. (http://marisejahterakanpetani.wordpress.com/ Lampiran 1. Deskripsi benih sertani - Potensi hasil sampai dengan 16 ton/ha - Rata-rata bulir per-malainya 300-400 buah, bahkan ada yang mencapai 700 buah - Umur panen padi adalah 105 hari sejak semai

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret Oktober 2014 di

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret Oktober 2014 di III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2014 - Oktober 2014 di Laboratorium Hama Tumbuhan, Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Universitas 27 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Universitas Lampung pada September 2014 sampai Januari 2015. Identifikasi jumlah spora

Lebih terperinci

BAWANG MERAH. Tanaman bawang merah menyukai daerah yang agak panas dengan suhu antara

BAWANG MERAH. Tanaman bawang merah menyukai daerah yang agak panas dengan suhu antara BAWANG MERAH Bawang merah (Allium ascalonicum) merupakan tanaman hortikultura musiman yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Bawang merah tumbuh optimal di daerah dataran rendah dengan ketinggian antara 0-400

Lebih terperinci

BABHI BAHAN DAN METODE

BABHI BAHAN DAN METODE BABHI BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini akan dilaksanakan di rumah kasa dan Laboratorium Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Riau. Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Universitas III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Universitas Lampung pada letak 5 22 10 LS dan 105 14 38 BT dengan ketinggian 146 m dpl (dari

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian ini dilaksanakan di Unit Lapangan Pasir Sarongge, University Farm IPB yang memiliki ketinggian 1 200 m dpl. Berdasarkan data yang didapatkan dari Badan Meteorologi

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian 15 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung Desa Muara Putih Kecamatan Natar Lampung Selatan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Letak Geografis dan Iklim Daerah aliran sungai (DAS) Siulak di hulu DAS Merao mempunyai luas 4296.18 ha, secara geografis terletak antara 101 0 11 50-101 0 15 44 BT dan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian jangka panjang Soil

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian jangka panjang Soil III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian jangka panjang Soil Rehabilitation yang dilaksanakan atas kerjasama GMP-UNILA-YNU. Pengambilan sampel

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. beralamat di Jl. H.R. Soebrantas No. 155 Km 18 Kelurahan Simpang Baru Panam,

III. MATERI DAN METODE. beralamat di Jl. H.R. Soebrantas No. 155 Km 18 Kelurahan Simpang Baru Panam, III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang beralamat di Jl.

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Pada musim tanam pertama penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai

BAHAN DAN METODE. Pada musim tanam pertama penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Pada musim tanam pertama penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai September 2012 oleh Septima (2012). Sedangkan pada musim tanam kedua penelitian dilakukan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 8 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau, jalan Binawidya km 12,5 Simpang Baru Panam, Kecamatan Tampan, Kota

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Laboratorium Produksi Perkebunan Fakultas Pertanian Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE. Laboratorium Produksi Perkebunan Fakultas Pertanian Universitas Lampung III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Rumah Kaca, Laboratorium Produksi Tanaman, dan Laboratorium Produksi Perkebunan Fakultas Pertanian Universitas Lampung mulai

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan Percut

Lebih terperinci

Tahun Bawang

Tahun Bawang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Komoditas hortikultura merupakan komoditas yang sangat prospektif untuk dikembangkan melalui usaha agribisnis, mengingat potensi serapan pasar di dalam negeri dan pasar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan di Desa Luhu Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo. Waktu penelitian dari bulan Maret sampai bulan

Lebih terperinci

Jumlah Hari Hujan Gerimis Gerimis-deras Total September. Rata-rata Suhu ( o C) Oktober '13 23,79 13,25 18, November

Jumlah Hari Hujan Gerimis Gerimis-deras Total September. Rata-rata Suhu ( o C) Oktober '13 23,79 13,25 18, November BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang disajikan dalam bab ini adalah pengamatan selintas dan utama. 4.1. Pengamatan Selintas Pengamatan selintas merupakan pengamatan yang hasilnya tidak diuji

Lebih terperinci

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR 13 BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan di Dusun Kwojo Wetan, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. B. Waktu Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dalam penelitian adalah indeks keanekaragaman (H ) dari Shannon, indeks

BAB III METODE PENELITIAN. dalam penelitian adalah indeks keanekaragaman (H ) dari Shannon, indeks BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian diskriptif kuantitatif. Pengambilan data menggunakan metode eksplorasi, yaitu pengamatan atau pengambilan sampel

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Lewikopo, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor yang terletak pada ketinggian

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III MATERI DAN METODE 31 Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di Lahan Pertanian Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Jl HR Subrantas KM15 Panam,

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, selama 3 bulan dimulai dari

III. MATERI DAN METODE. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, selama 3 bulan dimulai dari III. MATERI DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, selama 3 bulan

Lebih terperinci

II. METODE PENELITIAN

II. METODE PENELITIAN 9 II. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober 2015 sampai bulan Desember 2015 yang bertempat di di Pusat Penelitian dan Pengembangan Lahan Kering

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. sistem olah tanah dengan pemupukan N jangka panjang dari tahun 1987 sampai

III. BAHAN DAN METODE. sistem olah tanah dengan pemupukan N jangka panjang dari tahun 1987 sampai III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan Politeknik Negeri Lampung dengan perlakuan sistem olah tanah dengan pemupukan N jangka panjang dari tahun 1987

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Kabupaten Serdang Bedagai. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan. yang digunakan adalah benih kacang panjang (Parade),

BAHAN DAN METODE. Kabupaten Serdang Bedagai. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan. yang digunakan adalah benih kacang panjang (Parade), BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan ini dilakukan di Desa Kerapuh Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2013 sampai dengan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian jangka panjang Studi Rehabilitasi Tanah yang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian jangka panjang Studi Rehabilitasi Tanah yang 15 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian jangka panjang Studi Rehabilitasi Tanah yang merupakan kerjasama peneliti antara Universitas Lampung,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian di Desa Rimbo Panjang Kabupaten Kampar, dengan ketinggian tempat 10 m di atas permukaan iaut.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 50 HASIL DAN PEMBAHASAN Produktivitas Kebun Air sangat diperlukan tanaman untuk melarutkan unsur-unsur hara dalam tanah dan mendistribusikannya keseluruh bagian tanaman agar tanaman dapat tumbuh secara

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober Januari 2014 di

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober Januari 2014 di BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2013- Januari 2014 di Laboratorium Lapangan Terpadu Universitas Lampung dan Laboratorium Rekayasa Sumber

Lebih terperinci

PERCEPATAN KETERSEDIAAN BENIH KENTANG BERMUTU DI INDONESIA MELALUI KEPMENTAN NOMOR : 20/Kpts/SR.130/IV/2014

PERCEPATAN KETERSEDIAAN BENIH KENTANG BERMUTU DI INDONESIA MELALUI KEPMENTAN NOMOR : 20/Kpts/SR.130/IV/2014 PERCEPATAN KETERSEDIAAN BENIH KENTANG BERMUTU DI INDONESIA MELALUI KEPMENTAN NOMOR : 20/Kpts/SR.130/IV/2014 Kentang merupakan unggulan kelima besar dari komoditas sayuran utama yang dikembangkan di Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komoditas hortikultura tergolong komoditas yang bernilai ekonomi tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Komoditas hortikultura tergolong komoditas yang bernilai ekonomi tinggi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komoditas hortikultura tergolong komoditas yang bernilai ekonomi tinggi dan menjadi salah satu sumber pertumbuhan ekonomi wilayah (Badan Litbang Pertanian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian III. METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung dan Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Lampung

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang 70 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Tanggamus 1. Keadaan Geografis Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun Kota Sepang Jaya, Kecamatan Labuhan Ratu,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun Kota Sepang Jaya, Kecamatan Labuhan Ratu, III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di kebun Kota Sepang Jaya, Kecamatan Labuhan Ratu, Secara geografis Kota Sepang Jaya terletak pada koordinat antara 105 15 23 dan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Mei 2015.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Mei 2015. III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian di laksanakan di Sumatera Kebun Jamur, Budidaya Jamur, di Jalan, Benteng Hilir, No. 19. Kelurahan, Bandar Khalifah. Deli Serdang. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kentang varietas Granola Kembang yang diambil dari Desa Sumberbrantas,

BAB III METODE PENELITIAN. kentang varietas Granola Kembang yang diambil dari Desa Sumberbrantas, 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Percobaan Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi dan eksperimen yaitu dengan cara mengisolasi dan mengidentifikasi bakteri endofit dari akar tanaman kentang

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN DAN HASIL KENTANG MERAH DI DATARAN MEDIUM KABUPATEN REJANG LEBONG BENGKULU PENDAHULUAN

PERTUMBUHAN DAN HASIL KENTANG MERAH DI DATARAN MEDIUM KABUPATEN REJANG LEBONG BENGKULU PENDAHULUAN PERTUMBUHAN DAN HASIL KENTANG MERAH DI DATARAN MEDIUM KABUPATEN REJANG LEBONG BENGKULU Ahmad Damiri dan Dedi Sugandi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl Irian Km 6,5 Kota Bengkulu ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. melalui penerapan solarisasi tanah dan aplikasi agen hayati Trichoderma

BAB III MATERI DAN METODE. melalui penerapan solarisasi tanah dan aplikasi agen hayati Trichoderma 19 BAB III MATERI DAN METODE 3.1. Materi Penelitian Penelitian mengenai pengendalian penyakit hawar daun pada kentang melalui penerapan solarisasi tanah dan aplikasi agen hayati Trichoderma harzianum telah

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian di Perkebunan pisang PT Nusantara Tropical Farm (NTF) terletak di

METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian di Perkebunan pisang PT Nusantara Tropical Farm (NTF) terletak di III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian di Perkebunan pisang PT Nusantara Tropical Farm (NTF) terletak di Desa Rajabasa Lama, Kecamatan Labuhan Ratu, Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Percobaan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Percobaan BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Darmaga pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kelurahan Hepuhulawa, Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan, terhitung sejak bulan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan di desa Cengkeh Turi dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember sampai

Lebih terperinci