BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka Teori teori mengenai variabel yang terkait dengan penelitian perlu dikemukakan. Hal ini bertujuan untuk mempermudah dan menunjang penelitian yang akan dilakukan. 1. Hakikat Prestasi Belajar Pengajaran Mikro a. Prestasi Belajar Prestasi dalam penelitian ini adalah prestasi belajar setelah mahasiswa melakukan pengajaran mikro. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2011: 787) prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya. Prestasi akademis merupakan hasil pelajaran yang diperoleh dari kegiatan belajar di sekolah atau perguruan tinggi yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui pengukuran dan penilaian sedangkan prestasi dalam belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Suryabrata (2008: 23) menyatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai dari hasil latihan, pengalaman yang didukung oleh kesadaran. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Mareta (2012:9) prestasi belajar dapat diartikan sebagai kecakapan nyata yang dapat diukur yang berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai interaksi aktif antara subyek belajar dengan obyek belajar selama berlangsungnya proses belajar mengajar untuk mencapai hasil belajar. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar secara umum menurut Slameto (2013: 54) pada garis besarnya meliputi faktor internal dan faktor eksternal yaitu: 1) Faktor Internal Ada tiga faktor internal yang mempengaruhi prestasi seseorang yaitu: 8

2 9 a) Faktor jasmaniah mencakup faktor kesehatan dan cacat tubuh. b) Faktor psikologis mencakup intelegensi, perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan, dan kesiapan. c) Faktor kelelahan. 2) Faktor Eksternal Faktor eksternal dibagi menjadi tiga faktor, yaitu: a) Faktor keluarga mencakup cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan. b) Faktor sekolah meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah. c) Faktor masyarakat meliputi kegiatan dalam masyarakat, media, teman bermain, bentuk kehidupan bermasyarakat. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi adalah hasil atau penghargaan setelah melakukan suatu proses maupun kegiatan yang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Prestasi belajar merupakan hasil dari proses belajar karena penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang telah mencapai tujuan belajar. b. Pengajaran Mikro Pengajaran mikro merupakan latihan mengajar oleh guru atau calon guru. Pengajaran mikro menurut Lakshmi (Barnawi & Arifin, 2015: 17) adalah pertemuan pengajaran yang diperkecil dan sistem latihan yang terkontrol yang memungkinkan konsentrasi pada keterampilan mengajar tertentu, manajemen ruang kelas, dan penggunaan closed circuit television (CCTV) untuk memberikan umpan balik segera mungkin. Model pelatihan pembelajaran dilakukan dalam ruang khusus yang dilengkapi dengan peralatan yang diperlukan. Pengajaran mikro adalah model pengajaran yang dikecilkan atau disebut dengan real teaching (Asril, 2015: 43). Pengajaran mikro sebagai

3 10 sarana untuk melatih, mempraktikan dan membentuk keterampilan mengajar karena kekurangan dan kesulitan mahasiswa dalam mengajar akan terlihat. Tidak jauh berbeda dengan pendapat Barnawi dan Arifin (2015: 19) pengajaran mikro merupakan model pelatihan guru atau calon guru untuk menguasai keterampilan mengajar melalui proses yang disederhanakan. Tujuan penyederhaan adalah untuk menerapkan dan meningkatkan kecakapan keterampilan mahasiswa sebagai calon guru. Oleh karena itu, pengajaran mikro merupakan latihan mengajar yang memperbolehkan mahasiswa berlatih secara parsial dan terpadu (Suwarna, 2006: 22). Tujuan dan fungsi pelaksanaan pengajaran mirkro sebagai berikut: 1) Tujuan Pengajaran Mikro Tujuan utama pengajaran mikro adalah mahasiswa pada akhir perkuliahan akan memiliki kompetensi (pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai dasar atau sikap yang direfleksikan dalam berfikir dan bertindak) sebagai calon guru sehingga memiliki pengalaman dan kesiapan untuk mengajar di lembaga sekolah (Suwarna, 2006: 4). Pengajaran mikro bertujuan untuk menunjukkan performance calon guru. Performance dapat terlihat karena calon guru memiliki dan menguasai keterampilan mengajar sebagai guru yang profesional. Sebagai suatu pendekatan pembelajaran, menurut Sukirman (Barnawi & Arifin, 2015: 27) tujuan pengajaran mikro antara lain : a) Untuk memfasilitasi, melatih, dan membina calon maupun para guru dalam hal keterampilan dasar mengajar. b) Untuk memfasilitasi, melatih, dan membina calon maupun para guru agar memiliki kompetensi. c) Untuk melatih penampilan dan dan keterampilan mengajar yang dilakukan secara bagian demi bagian secara spesifik agar diperoleh kemampuan maksimal sesuai dengan tuntutan profesional sebagai tenaga seorang guru.

4 11 d) Untuk memberi kesempatan kepada calon guru berlatih dan mengoreksi serta menilai kelebihan dan kekurangan yang dimiliki dalam hal keterampilan mengajar. e) Untuk memberi kesempatan kepada setiap yang berlatih meningkatkan dan memperbaiki kelebihan dan kekurangannya sehingga guru dapat meningkatkan layanannya kepada siswa. 2) Fungsi Pengajaran Mikro Pengajaran mikro berfungsi untuk memperoleh umpan balik atas kekurangan dan kelebihan seseorang yang mengajar. Selain itu pengajaran mikro juga berfungsi untuk memberikan kesempatan bagi mahasiswa sebagai calon guru untuk menemukan dan mempersiapkan diri sebagai seorang guru (Suwarna, 2006: 4). Fungsi lainnya yaitu sebagai syarat mutlak untuk memperoleh pengalaman-pengalaman berdiri di depan kelas dan melatih kemampuan bertindak sebagai administrator pendidikan (Asril, 2015: 42). Punia, Miglani dan Singh (2016) menemukan dengan adanya pengajaran mikro, calon guru atau mahasiswa memperoleh kesempatan dan pengalaman dimana pengalaman yang mereka diperoleh dari pengajaran mikro akan ditransfer dalam praktik mengajar pada susasana yang nyata untuk mengeksplorasi pengalaman pedagogis Pelatihan pengajaran mikro untuk mempersiapkan diri sebagai guru apabila melakukan proses belajar mengajar dalam susasan kelas yang sebenarnya. Pada saat itu guru berhadapan dengan siswa yang berbeda karakter sehingga guru harus menunjukan sikap wibawa, meminimalkan kekurangan dan memanfaatkan kelebihan yang dimiliki. Hasil penelitian Ralph (2014) yang dilaksanakan dengan merangkum pandangan kegunaan pengajaran mikro dari 134 calon guru yaitu pengajaran mikro merupakan alat pedagogik yang efektif untuk meningkatkan kompetensi mengajar calon guru dan kepercayaan diri. Calon guru harus menguasai keterampilan dasar mengajar agar kelak dapat melaksanakan tugasnya secara profesional pada suasana kelas

5 12 yang sebenarnya. Terdapat delapan komponen keterampilan yang perlu dipelajari dalam pengajaran mikro menurut Barnawi dan Arifin (2015: 127) antara lain : 1) Keterampilan membuka dan menutup pelajaran 2) Keterampilan menjelaskan 3) Keterampilan mengadakan variasi 4) Ketarampilan memberi penguatan 5) Keterampilan bertanya 6) Keterampilan mengelola kelas 7) Keterampilan mengajar perorangan dan kelompok kecil 8) Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil. Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengajaran mikro merupakan latihan mengajar guru atau calon guru yang sederhana dengan menerapkan komponen keterampilan dasar mengajar. Prestasi belajar pengajaran mikro adalah hasil belajar yang dicapai akibat dari proses belajar yang telah berlangsung dengan mencapai penguasaan komponen keterampilan dasar mengajar yang dipraktikan secara berulang dengan bagian per bagian atau seluruh. Pengajaran mikro ini bertujuan agar calon guru dapat menguasai kompetensi dasar mengajar sehingga saat menghadapi suasana kelas yang sebenarnya siap menjadi tenaga pendidik atau guru. Pengajaran mikro dilaksanakan oleh mahasiswa FKIP merupakan syarat untuk melaksanakan Program Pengalamam Lapangan. 2. Hakikat Program Pengalaman Lapangan Program Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan aplikasi dari seluruh mata kuliah yang telah ditempuh oleh mahasiswa yang diterapkan dalam lembaga sekolah dengan suasana kelas yang sebenarnya. PPL merupakan program akademik atau mata kuliah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang harus diikuti oleh mahasiswa LPTK dengan bobot tiga SKS (Satuan Kredit Semester) yang dilaksanakan setelah mahasiswa atau calon guru menyelesaikan pembelajaran pengajaran mikro. Menurut Munsyi (Asril, 2015: 91) PPL merupakan kegiatan dalam bentuk latihan

6 13 mengajar yang dilaksanakan oleh seseorang secara terbimbing untuk mendapatkan keterampilan dalam memberikan pelajaran dan ditempuh dalam waktu tertentu sebagai salah satu syarat untuk memenuhi program. PPL diartikan sebagai program pelatihan untuk menerapkan berbagai pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam rangka pembentukan guru yang profesional. Standar kompetensi PPL dirumuskan dengan mengacu pada tuntutan empat kompetensi guru baik dalam konteks pembelajaran maupun dalam konteks kehidupan guru sebagai anggota dalam masyarakat. Empat kompetensi guru yang dimaksud adalah kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial. PPL merupakan program yang mempersyaratkan kemampuan aplikasi dan terpadu dari seluruh pengalaman belajar sebelumnya ke dalam program pelatihan berupa kinerja dalam semua hal yang berkaitan dengan profesi keguruan, baik kegiatan mengajar maupun tugas-tugas keguruan lainnya (UPKT FKIP UNS, 2015: 11). Kegiatan mengajar tersebut mulai dari pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), pelaksanaan dan penilaian. Selain itu calon guru juga menjalankan tugas administrasi, bimbingan, dan lain sebagainya. PPL dilaksanakan di sekolah yang telah ditunjuk oleh pihak kampus. Pihak sekolah memberikan program kegiatan yang nantinya akan menjadi bekal mahasiswa menjadi seorang guru yang profesional. Program kerja di sekolah saling mendukung satu dengan lainnya untuk mengembangkan kompetensi mahasiswa sebagai calon guru untuk menjadi guru. Program Pengalamam Lapangan menurut Asril (2015: 92) pada hakikatnya yaitu dilakukan sesorang secara terbimbing, bersifat latihan yang diperagakan dalam mengajar, bertujuan untuk mendapatkan keterampilan mengajar, dan salah satu syarat untuk memenuhi suatu program. PPL merupakan latihan untuk mendapat keterampilan dalam mengajar sehingga seorang calon guru memiliki kesiapan dan kemampuan untuk melaksanakan tugas dengan baik. Dalam buku Pedoman PPL UNS (2015: 1) pelaksanaan PPL ditujukan untuk membentuk calon guru yang profesional melalui kegiatan pelatihan di sekolah mitra. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain:

7 14 a. Mengenal secara cermat lingkungan fisik, administrasi, akademik, dan sosial psikologis sekolah tempat pelatihan berlangsung. b. Menguasai keterampilan dasar mengajar. c. Menerapkan kemampuan profesional keguruan secara utuh dan terpadu. d. Mengembangkan aspek kepribadian dan sosial dilingkungan sekolah. e. Menghayati nilai edukatif dari pengalaman selama PPL melalui refleksi dan menuangkannya dalam bentuk laporan. Adapun tujuan dan manfaat PPL yaitu: 1) Tujuan PPL Secara umum Asril (2015: 94) menyatakan bahwa tujuan PPL sebagai berikut : a) Membimbing calon guru untuk membentuk pribadi yang memiliki nilai, sikap pengetahuan serta keterampilan yang diperlukan bagi profesi guru. b) Membimbing calon guru agar berkepribadian baik dan setia pada profesinya, menguasai dan mengembangkan ilmu, dan cakap menyelenggarakan pendidikan di sekolah maupun di luar sekolah. c) Membimbing calon guru untuk membentuk mental sesuai dengan profesi guru agar memilki keterampilan dalam mengajar. Secara khusus, tujuan dari PPL adalah agar mahasiswa atau calon guru dapat menyumbangkan dan mengembangkan ilmu yang dimiliki. PPL memberikan pengalaman nyata dalam dunia pendidikan guna membentuk kompetensi bagi calon guru atau pendidik maupun tenaga kependidikan dalam melaksanakan tugas kependidikan dengan baik. Dalam buku pedoman PPL UNS (2015: 2) sasaran yang ingin dicapai adalah kepribadian calon pendidik yang memiliki seperangkat pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap, tingkah laku yang diperlukan bagi profesinya serta cakap dan tepat menggunakannya di dalam menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran, baik di sekolah maupun di luar sekolah.

8 15 2) Manfaat PPL Manfaat PPL bagi calon guru adalah sebagai pedoman dan bahan pertimbangan dalam mengajar, sehingga calon guru siap dari segi fisik dan mental menghadapi permasalahan yang muncul di lapangan atau dalam suasana kelas yang sebenarnya. Bagi calon guru, praktik mengajar bermanfaat untuk melatih pembiasaan calon guru dalam merealisasikan ilmu yang telah diperoleh selama bangku perkuliahan (Asril, 2015: 97). Dalam penelitian Novitasari (2013) menemukan bahwa kontribusi yang diberikan dalam pelaksanaan PPL yang dapat mempengaruhi kesiapan mahasiswa menjadi tenaga pendidik dikarenakan kurang efektifnya pelaksanaan PPL yang sudah berlangsung. Maka semakin efektifnya pelaksanaan PPL maka semakin meningkatkan kesiapan mahasiswa untuk menjadi tenaga pendidik. Dari uraian di atas, Program Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan sarana latihan calon guru secara termbimbing untuk melaksanakan proses belajar mengajar dalam kelas yang sebenarnya agar memperoleh keterampilan dan sikap untuk membentuk guru yang profesional. Sehingga mahasiswa atau calon guru mampu menyampaikan materi dengan baik dan dapat mengelola kelas dengan baik. Dalam praktik PPL mahasiswa menjalankan tugas mengajar dan tugas administrasi sebagai pendidik dan tenaga kependidikan. Pelaksanaan praktik PPL bertujuan membentuk sikap, keterampilan dan mental sebagai guru sehingga mahasiswa akan lebih siap menjadi guru yang profesional. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Ningsih (2014) menemukan bahwa PPL dapat mempengaruhi kesiapan mahasiswa menjadi guru. Hal ini juga dibuktikan pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Murtiningsih (PPL) yaitu terdapat hubungan yang postif antara PPL dengan kesiapan menjadi guru. Murtiningsih (2014) juga mengatakan bahwa praktik PPL menuntut mahasiswa untuk menerapkan kompetensi guru yang dimiliki secara untuk menghasilkan kualitas pembelajaran yang baik. Mahasiswa atau calon guru yang melaksanakan PPL dapat mengenal, menguasai, dan mempelajari permasalahan yang ada di

9 lembaga sekolah. PPL dilaksanakan oleh mahasiswa FKIP di sekolah yang telah ditunjuk oleh pihak kampus setelah melaksanakan program pengajaran mikro. 3. Hakikat Kesiapan Menjadi Guru a. Kesiapan Salah satu tujuan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) adalah menciptakan lulusan atau mahasiswa yang siap dan berkompeten untuk menjadi guru. Menurut Slameto (2013: 113) kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberi respon atau jawaban di dalam cara tertentu terhadap situasi. Kesiapan akan mempengaruhi sesorang untuk melakukan sesuatu dengan pemikiran dan sikap yang matang. Kesiapan (readiness) merupakan tingkat perkembangan diri kematangan atau kedewasaan yang menguntungkan untuk mempraktikan sesuatu (Chaplin (2002: 418). Calon guru atau mahasiswa dilatih untuk mempersiapkan diri mental dan sikap yang mencerminkan guru memiliki kompetensi. Ada tiga aspek yang mempengaruhi kondisi kesiapan seseorang (Slameto, 2013:113) yaitu : 1) Kondisi fisik, mental, dan emosional. 2) Kebutuhan atau motif tujuan. 3) Keterampilan pengetahuan dan pengertian yang lain yang telah dipelajari. Menurut Dalyono (2005: 52) kesiapan adalah kemampuan yang cukup baik fisik dan mental. Kesiapan fisik berarti tenaga yang cukup dan kesehatan yang baik. Kesiapan mental berarti memiliki minat dan motivasi yang cukup. Kesiapan juga berarti tingkatan atau keadaan yang harus dicapai dalam proses perkembangan perorangan pada tingkatan pertumbuhan mental, fisik, sosial dan emosional (Hamalik, 2008: 94). Slameto (2013:115) juga mengungkapan prinsip-prinsip kesiapan yaitu : 1) Semua aspek saling mempengaruhi. 2) Kematangan jasmani dan rohani diperlukan untuk memperoleh manfaat dari pengalaman. 16

10 3) Pegalaman-pengalamn mempunyai pengaruh yang positif terhadap kesiapan. 4) Kesiapan dasar untuk kegiatan tertentu terbentuk dalam periode tertentu. Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa kesiapan adalah kondisi seseorang yang telah memiliki kematangan untuk melakukan suatu kegiatan. Kondisi dipengaruhi oleh kondisi jasmani, rohani, kebutuhan dan pengetahuan. b. Guru Pendidikan sangat erat kaitannya dengan proses belajar mengajar, Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peran utama (Usman, 2013: 4). Oleh karena itu, seorang guru harus mempunyai kualitas, cara atau metode mengajar, penguasaan dan pengelolaan materi, penampilan dan kepribadian. Dalam Undang-Uundang Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen menyebutkan bahwa: Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Undang Undang Republik Indonesia tentang sistem pendidikan nasional pasal 39 menjelaskan : Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Menurut Usman (2013: 5) guru merupakan jabatan atau profesi yang memrlukan keahlian khusus. Untuk menadi guru diperlukan persyaratan, untuk menjadi guru yang profesional harus memiliki ilmu pengetahuan yang dibina dan dikembangkan melalui masa pendidikan tertentu. Kriteria keberhasilan guru dalam mendidik menurut Pidarta (2009: 282) yaitu memiliki sikap suka belajar, mengetahui cara belajar, memiliki rasa percaya diri, mencintai prestasi tinggi, memiliki etos kerja tinggi, produktif dan kreatif dan puas akan sukses yang dicapai. Berdasarkan hal 17

11 18 tersebut, menurut Wardiman (Suyanto & Asep, 2013: 28) guru yang bermutu memiliki empat kriteria utama, yaitu: 1) Kemampuan profesional Kemampuan profesional meliputi kemampuan kecerdasan, sikap dan prestasi kerja. 2) Upaya profesional Upaya seorang guru untuk mentransformasikan kemampuan profesional yang dimilikinya ke dalam tindakan mendidik dan mengajar secara nyata. 3) Waktu yang dicurahkan untuk kegiatan profesional Waktu yang dicurahkan untuk kegiatan profesional menunjukkan intensitas waktu seorang guru yang dikonsentrasikan untuk tugas-tugas profesinya. 4) Kesesuaian antara keahlian dan pekerjaan Guru yang bermutu ialah yang dapat membelajarkan siswa secara tuntas, benar dan berhasil. Guru harus menguasai keahlian dalam disiplin ilmu pengetahuan dan metodologi mengajar. Dari beberapa pendapat di atas tentang guru atau pendidik maka dapat disimpulkan, guru adalah tenaga pendidik profesional yang memiliki tugas utama untuk mendidik, melatih, membimbing, menilai, dan mengabdi dalam upaya menciptakan sumber daya manusia yang lebih baik. c. Kesiapan Menjadi Guru Kesiapan menjadi guru adalah keseluruhan kondisi seseorang atau individu berada pada titik kematangan atau keadaan yang diperlukan untuk menanggapi dan mempraktikkan suatu kegiatan yang mana sikap tersebut memuat mental, keterampilan dan sikap yang harus dimiliki dan dipersiapkan selama melakukan kegiatan mengajar (Purwati, 2015: 27). Suyanto dan Asep (2013: 27) juga menyatakan kriteria yang harus dimiliki untuk menjadi guru yaitu antara lain:

12 19 1) Kesalehan Pribadi Seorang calon guru mampu menjaga kebaikan dirinya dengan mengembangkan sikap dewasa, berakhlak mulia dan dapat menjadi teladan bagi siapa saja, sehingga kewibawaan akan tumbuh pada diri pribadi. 2) Kepekaan Sosial Kepekaan sosial merupakan kemampuan menjalin hubungan intrapersonal dan antarpersonal kemudian ditransformasikan kepada siswa. 3) Integritas Keilmuan Harus memiliki pengetahuan dan menguasai materi yang diampunya. Materi pelajaran harus relevan dengan siswa dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). 4) Keahlian Pedagogis Untuk menjadi seorang guru maka harus mampu memahami dan mengembangkan karakter, potensi, dan gaya belajar siswa, membimbing siswa dalam menghadapi masalah, memahami standar kompetensi atau kompetensi dasar dan mengembangkannya menjadi indikator-indikator belajar, mengelola kelas, memilih strategi pembelajaran dan melakukan penilaian yang efektif untuk siswanya. 5) Kepemimpinan Untuk dinyatakan seorang guru maka harus memiliki sikap kepemimpinan yang ditunjukkan dengan kemampuan mengelola kelas, membimbing siswa untuk memecahkan masalah, sehingga siswa akan mampu mengembangkan dirinya. Ni mah (2014; 337) mengemukakan bahwa kesiapan menjadi guru adalah kemampuan mahasiswa dalam melaksanakan tugas-tugas guru dan pemahaman serta menguasai kompetensi yang harus dimiliki oleh guru. Dalam penelitiannya, kemampuan mahasiswa dalam menguasai kompetensi merupakan indikator dalam mengukur tingkat kesiapan menjadi guru. Hal ini juga senada dengan pendapat Novitasari (2014: 9) yang menyatakan

13 20 kesiapan mahasiswa menjadi tenaga pendidik dapat diukur berdasarkan tingkat kualitas penguasaan empat kompetensi mengajar yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kompetensi guru merupakan gambaran tentang apa yang harus dilakukan seorang guru dalam melaksanakan pekerjaannya, baik berupa kegiatan, perilaku, maupun hasil yang dapat ditunjukkan dalam proses belajar mengajar (Suyanto & Asep, 2013: 39). Kesiapan menjadi guru adalah kematangan atau kesiapan seseorang dalam proses belajar mengajar dengan menguasai empat kompetensi. Kompetensi yang harus dimiliki adalah kompetensi pedagogik meliputi memahami karakteristik peserta didik, memahami latar belakang keluarga peserta didik, memahami gaya belajar serta kesulitan belajar peserta didik, merancang pembelajaran, mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran, memfasilitasi pengembangan profesi peserta didik dan menguasai teori pembelajaran, mengembangkan kurikulum pembelajaran. Kompetensi kepribadian meliputi menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menampilkan diri sebagai pribadi yang berakhlak mulia, mengevaluasi kinerja sendiri, mengembangkan diri secara berkelanjutan. Kompetensi profesional meliputi menguasai substansi bidang studi dan metodologi keilmuan, menguasai struktur dan materi kurikulum bidang studi, menguasai dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran, mengkoordinasikan materi kurikulum bidang studi, meningkatkan kualitas pembelajaran. Kompetensi sosial meliputi berkomunikasi secara efektif dan empatik dengan peserta didik, orang tua peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, dan masyarakat, berkontribusi terhadap pengembangan pendidikan di sekolah dan masyarakat, berkontribusi

14 21 terhadap pengembangan-pengembangan pendidikan di tingkat lokal, regional, dan global (Ningsih, 2014: 14). Menurut Simanjuntak dalam Wena (1996: 121) yang dikutip oleh Purwati (2015: 26) menyatakan bahwa bekal seseorang dalam bekerja adalah ilmu pengetahuan dalam bidang profesinya, keterampilan, mental, sikap serta integritas diri. Selain itu diperlukan pengetahuan lain, sikap diri yang positif, kesehatan dan kebugaran fisik yang prima, agar dapat menjalankan tugas-tugas profesinya yang baik. Murtiningsih (2014: 16) berpendapat bahwa kesiapan menjadi guru adalah kesiapan mahasiswa dilihat dari kompetensi yang dimilikinya. Kesiapan menjadi guru diukur melalui tiga aspek yaitu: 1) Aspek Kognitif Aspek kognitif berkaitan dengan kompetensi profesional guru. Aspek ini meliputi kemampuan guru dalam penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, pengetahuan tentang kependidikan yang menunjang kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. 2) Aspek Afektif Aspek Afektif berkaitan dengan kompetensi dasar guru yaitu kompetensi kepribadian dan sosial. Aspek ini meliputi sikap kerja, minat menjadi guru, memiliki kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif dan berwibawa dan mampu menjadi teladan peserta didik, termasuk kemampuan guru dalam berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan orang lain. 3) Aspek Psikomotorik Aspek psikomotorik berkaitan erat dengan kompetensi dasar guru yaitu kompetensi pedagogik. Aspek ini meliputi keterampilan mahasiswa sebagai calon guru dalam menjalankan tugas dan kewajibannya mengelola program pembelajaran yang di dalam. Kesiapan menjadi guru merupakan kondisi matang secara fisik, psikis dan ilmu pengetahuan untuk menjadi tenaga pendidik dengan memahami dan menguasai kompetensi dasar guru. Dengan memiliki

15 22 kesiapan, calon guru akan lebih mudah menjalankan perannya sebagai tenaga pendidik. d. Kompetensi Dasar Guru Dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 28 Ayat 3 tentang standar nasional pendidikan dikemukakan bahwa kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial. 1) Kompetensi pedagogik Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai kompetensi yang dimilikinya. 2) Kompetensi Kepribadian Kepribadian merupakan sifat dan tingkah laku spesifik yang dimiliki oleh seseorang yang membedakannya dengan orang lain (Antonius, 2015: 122). 3) Kompetensi Sosial Menurut Sagal (Antonius, 2015: 125) kompetensi sosial terkait dengan kemampuan guru sebagai makhluk sosial dalam berinteraksi dengan orang lain. 4) Kompetensi Profesional Kompetensi profesional terkait dengan penguasaan guru terhadap materi pembelajaran secara luas dan mendalam, sehingga guru dapat membimbing peserta didik untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan (Antonius, 2015: 126). Sehubungan dengan Antonius, Suyanto dan Jihad (2013: 41) juga menjelaskan mengenai kompetensi dasar guru. 1) Kompetensi Pedagogik Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi

16 23 pembelajaran dan pengembangan siswa untuk mengaktualisasikan berbagai kompetensi yang dimilikinya. Kompetensi pedagogik dibagi menjadi lima subkompetensi, yaitu: a) Memahami siswa secara mendalam dengan indikator yaitu memahami siswa dengan memanfaatkan prinsip-prinsip perkembangan kognitif dan kepribadian serta mengidentifikasi bekal ajar awal siswa b) Merancang pembelajaran dengan indikator yaitu memahami landasan kependidikan, menerapkan teori belajar dan pembelajaran, menentuan strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik siswa, menetapkan materi ajar dan kompetensi yang akan dicapai, menyusun rancangan pembelajaran pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih c) Melaksanakan pembelajaran dengan indikator yaitu menata latar pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif d) Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran dengan indikator yaitu merancang dan melaksanakan evalusi proses dan hasil belajar secara berkisinambungan dengan berbagai metode, menganalisis hasil evaluasi proses dan hasil belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar, memanfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk perbaikan kualitas program pembelajaran secara umum. e) Mengembangkan siswa untuk mengaktualisasi berbagai potensinya dengan indikator yaitu memfasilitasi siswa untuk pengembangan berbagai potensi akademik dan nonakademik 2) Kompetensi Kepribadian Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, berakhlak mulia dan berwibawa, dan dapat menjadi teladan bagi siswa. Kompetensi kepribadian dibagi menjadi lima subkompetensi yaitu:

17 24 a) Kepribadian yang mantap dan stabil dengan indikator bangga sebagai guru yang profesional dan memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma yang berlaku dalam kehidupan. b) Kepribadian yang dewasa dengan indikator yaitu menampilkan kemandirian dan memiliki etos kerja tinggi. c) Kepribadian yang arif dengan indikator yaitu menampilkan tindakan didasarkan pada kemanfaatan siswa, sekolah dan masyarakat serta menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak. d) Akhlak mulia dan dapat menjadi teladan dengan indikator yaitu bertindak sesuai norma agama dan memiliki perilaku yang pantas diteladani siswa. e) Kepribadian yang berwibawa dengan indikator yaitu memiliki perilaku yang berpengaruh positif 3) Kompetensi Sosial Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul seacara efektif dengan siswa, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua atau wali siswa dan masyarakat sekitar. Subkompetensi dari kompetensi sosial yaitu: a) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan siwa. Indikator dari komponen ini yaitu berkomunikasi secara efektif dengan siswa dan mampi memahami keinginan dan harapan siswa. b) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama pendidik dan tenaga kependidikan. Hal ini dilakukan dengan berdiskusi tentang masalah-masalah yang dihadapi siswa serta solusinya. c) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua atau wali siswa dan masyarakat sekitar. Hal ini dilakukan dengan memberikan informasi tentang bakat, minat dan kemampuan siswa kepada orang tua siswa.

18 25 4) Kompetensi Profesional Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang yang relevan, penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuan yang harus dikuasai guru. Subkompetensi dari kompetensi profesional yaitu: a) Menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi. Hal ini berarti guru harus memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah, memahami struktur, konsep dan metode pembelajaran yang sesuai dan memahami hubungan antarmatapelajaran terkait. b) Menguasai struktur dan metode keilmuan. Hal ini berarti guru harus menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian untuk memperdalam pengetahuan. e. Indikator Kesiapan Menjadi Guru Untuk mengukur kesiapan mahasiswa menjadi guru diperlukan indikator-indikator. Dari pendapat beberapa ahli yang telah dibahas di atas, maka indikator kesiapan menjadi guru dalam penelitian ini yaitu: 1) Kematangan dalam Kompetensi Pedagogik Dalam penelitian ini kematangan dalam kompetensi pedagogik meliputi kematangan mengenal kerakteristik peserta didik, kegiatan pembelajaran yang mendidik, penguasaan kurikulum, dan melaksanakan evaluasi dan pengembangan peserta didik. 2) Kematangan dalam Kompetensi Kepribadian Dalam penelitian ini kematangan dalam kompetensi kepribadian meliputi kematangan berkepribadian yang teladan, kepribadian yang berwibawa, arif dan bertindak sesuai norma. 3) Kematangan dalam Kompetensi Sosial Dalam penelitian ini kematangan dalam kompetensi kepribadian meliputi kematangan bertindak objektif, keterampilan berkomunikasi, dan berorganisasi.

19 26 4) Kematangan dalam Kompetensi Profesional Dalam penelitian ini kematangan dalam kompetensi kepribadian meliputi kematangan menguasai materi pembelajaran, kemampuan mengkaitkan materi ajar dengan aspek lain yang relevan, memiliki konsep dan pola pikir yang mendukung mata pelajaran yang diampu serta kemampuan mengembangkan keprofesiannya. B. Kerangka Berpikir Guru merupakan komponen utama dalam proses belajar mengajar. Seorang guru juga harus mampu mendidik, mengarahkan, membimbing dan mengevaluasi. Kesiapan dan keberhasilan seorang guru dilihat dari keberhasilannya menguasai empat kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi pribadi dan kompetensi profesional. Kesiapan seorang guru dapat diperoleh dan dibentuk dengan pengalaman-pengalaman yang telah dilakukan. Pengalaman-pengalaman kegiatan pembelajaran akan membentuk mental dan sikap seorang guru yang mencerminkan guru yang berkompeten. Pengalamanpengalaman tersebut diperoleh dari kegiatan perkuliahan maupun praktik di lapangan. Kegiatan dalam hal ini berupa pengajaran mikro dan Program Pengalaman Lapangan (PPL). Pengajaran mikro merupakan latihan mengajar guru atau calon guru yang sederhana dengan menerapkan komponen keterampilan mengajar. Komponen keterampilan ini yaitu keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan menjelaskan, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan memberi penguatan, keterampilan bertanya, keterampilan mengelola kelas, keterampilan mengajar perorangan dan kelompok kecil dan keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil. Pengajaran mikro ini bertujuan agar calon guru dapat menguasai kompetensi mengajar sehingga saat menghadapi suasana kelas yang sebenarnya dapat menjadi seorang guru yang profesional. Dengan demikian dapat diasumsikan prestasi pengajaran mikro akan mempengaruhi kesiapan mahasiswa menjadi guru. Pengalaman mengajar dalam suasana kelas sesungguhnya juga akan mempengaruhi kesiapan calon guru atau mahasiswa dalam proses pembelajaran

20 27 yang nyata. Pengalaman ini didapatkan melalu praktik PPL di lembaga sekolah. Mahasiswa atau calon guru menjalankan tugas mengajar dan tugas administrasi sebagai pendidik dan tenaga kependidikan. PPL dapat membentuk sikap, keterampilan dan mental serorang calon guru sehingga akan memiliki kesiapan menjadi guru yang berkompeten dan profesional. Dalam PPL mahasiswa akan dibimbing dan dinilai oleh guru pamong terhadap kegiatan yang telah dilakukan mahasiswa. Dengan demikian dapat diasumsikan prestasi PPL akan berpengaruh pada kesiapan mahasiswa menjadi guru. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengalaman-pengalaman pembelajaran akan mempengaruhi kesiapan mahasiswa menjadi guru yang ditunjukkan dengan prestasi belajar pengajaran mikro dan PPL. Sehingga diduga ada hubungan yang positif antara prestasi belajar pengajaran mikro dan PPL dengan kesiapan menjadi guru seorang mahasiswa. Untuk memperjelas kerangka berpikir tersebut, maka dapat digambarkan dalam pradigma penelitian paga Gambar 2.1. X1 3 1 Y X2 2 Gambar 2.1 Pradigma Penelitian (Sumber: Dokumen Pribadi, 2015) Keterangan : X1 X2 Y = Prestasi belajar pengajaran mikro = Prestasi Program Pengalaman Lapangan (PPL) = Kesiapan menjadi guru mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Mesin = Garis hubungan 1 = Hubungan prestasi belajar pengajaran mikro dengan kesiapan menjadi guru pada mahasiswa Pendidikan Teknik Mesin angkatan 2012

21 28 2 = Hubungan prestasi Program Pengalaman Lapangan (PPL) dengan kesiapan menjadi guru pada mahasiswa Pendidikan Teknik Mesin angkatan = Hubungan prestasi belajar pengajaran mikro dan Program Pengalaman Lapangan (PPL) secara bersama-sama dengan kesiapan menjadi guru pada mahasiswa Pendidikan Teknik Mesin angkatan C. Hipotesis Berdasarkan uraian kajian teori, penelitian yang relevan dan kerangka berpikir di atas, hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : 1. Ada hubungan yang positif prestasi belajar pengajaran mikro dengan kesiapan menjadi guru pada mahasiswa Pendidikan Teknik Mesin angkatan Ada hubungan yang positif prestasi Program Pengalaman Lapangan (PPL) dengan kesiapan menjadi guru pada mahasiswa Pendidikan Teknik Mesin angkatan Ada hubungan yang positif prestasi belajar pengajaran mikro dan Program Pengalaman Lapangan (PPL) secara bersama-sama dengan kesiapan menjadi guru pada mahasiswa Pendidikan Teknik Mesin angkatan 2012.

BAB II KAJIAN TEORI. yang siap akan tugas dan tanggung jawabnya. Mahasiswa dibina dengan

BAB II KAJIAN TEORI. yang siap akan tugas dan tanggung jawabnya. Mahasiswa dibina dengan BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Tinjauan Tentang Kesiapan Menjadi Guru Salah satu tugas pokok Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) adalah menyiapkan mahasiswa calon guru untuk menjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian peranan menurut Soejono Soekanto (2002;234) adalah sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian peranan menurut Soejono Soekanto (2002;234) adalah sebagai berikut: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peranan Pengertian peranan menurut Soejono Soekanto (2002;234) adalah sebagai berikut: Peranan merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang berkualitas mampu melahirkan sumber daya. manusia unggul yang dapat menjadi aktor penting di balik semua

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang berkualitas mampu melahirkan sumber daya. manusia unggul yang dapat menjadi aktor penting di balik semua BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan yang berkualitas mampu melahirkan sumber daya manusia unggul yang dapat menjadi aktor penting di balik semua kesuksesan. Guru merupakan salah satu

Lebih terperinci

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TK

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TK KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TK Oleh : Rita Mariyana, M.Pd UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2010 APA ITU KOMPETENSI? Istilah kompetensi (competence) dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai kecakapan atau

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia kompetensi berarti kewenangan. kuantitatif. Johnson (dalam Usman 2006: 14) menyatakan bahwa

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia kompetensi berarti kewenangan. kuantitatif. Johnson (dalam Usman 2006: 14) menyatakan bahwa 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kompetensi Guru 1. Pengertian Kompetensi Guru Sebagai pendidik seorang guru harus dibekali kompetensi. Kompetensi dapat diartikan sebagai kemampuan melaksanakan tugas. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dilakukan berdasarkan rancangan yang terencana dan terarah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dilakukan berdasarkan rancangan yang terencana dan terarah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dilakukan berdasarkan rancangan yang terencana dan terarah berdasarkan kurikulum yang disusun oleh lembaga pendidikan. Menurut undang-undang sistem pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat erat hubungannya dengan proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan perkembangan tuntutan dunia kerja yang tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan perkembangan tuntutan dunia kerja yang tidak hanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan kebutuhan masyarakat atas sumber daya manusia yang berkualitas, perlahan namun pasti semakin meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini sejalan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersaing secara terbuka di era global sehingga dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. bersaing secara terbuka di era global sehingga dapat meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan dan perkembangan dalam berbagai aspek kehidupan perlu direspon oleh kinerja pendidikan yang professional dan bermutu tinggi. Mutu pendidikan sangat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kontekstual dan relevan. Peran baru guru ini harus ditemukan karena

BAB 1 PENDAHULUAN. kontekstual dan relevan. Peran baru guru ini harus ditemukan karena BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Abad ke-21 yang ditandai dengan globalisasi teknologi dan informasi, telah membawa dampak yang luar biasa bagi peran guru dalam proses pendidikan dan pembelajaran.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Guru Profesional a. Pengertian Guru Definisi guru menurut Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 1 ayat (1) bahwa Guru adalah pendidik profesional

Lebih terperinci

PROSEDUR DAN MEKANISME SERTIFIKASI GURU

PROSEDUR DAN MEKANISME SERTIFIKASI GURU 5 PROSEDUR DAN MEKANISME SERTIFIKASI GURU 1. Bagaimana mekanisme pelaksanaan sertifikasi guru? Ada dua macam pelaksanaan sertifikasi guru, yaitu: a. melalui penilaian portofolio bagi guru dalam jabatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sebuah usaha yang tidak terlepas dari kehidupan manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya dengan kebutuhan lainnya,

Lebih terperinci

MANFAAT HASIL PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) SEBAGAI KESIAPAN GURU PRODUKTIF

MANFAAT HASIL PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) SEBAGAI KESIAPAN GURU PRODUKTIF 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu upaya peningkatan sumber daya manusia, yakni masalah pendidikan, sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pada kehidupan sekarang ini, semua

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pada kehidupan sekarang ini, semua BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu sasaran pokok pemerintah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pada kehidupan sekarang ini, semua orang berkepentingan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. unggul dalam suatu pekerjaan dan situasi tertentu.menurut (Farida

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. unggul dalam suatu pekerjaan dan situasi tertentu.menurut (Farida BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Guru 2.1.1. Pengertian Guru (Rastodio, 2009, h. 40) adalah karakteristik dasar seseorang yang berkaitan dengan kinerja berkriteria efektif dan atau unggul

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dilakukan secara terstruktur dan dalam jangka waktu tertentu. Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dilakukan secara terstruktur dan dalam jangka waktu tertentu. Pendidikan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan menurut Usman (2005. h, 31) merupakan proses pembelajaran yang dilakukan secara terstruktur dan dalam jangka waktu tertentu. Pendidikan adalah salah

Lebih terperinci

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar Sasaran dan Pengembangan Sikap Kompetensi Dasar Mahasiswa mampu memahami Sasaran dan Pengembangan Sikap Indikator: Pengertian Sikap Guru Pengertian Kinerja Guru Sasaran Sikap Guru Pengembangan Sikap Kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang. semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan sampai sekarang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang. semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan sampai sekarang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesionalisme berkembang sesuai dengan kemajuan masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan

Lebih terperinci

BAB l PENDAHULUAN. kinerja guru. Dengan adanya setifikasi guru, kinerja guru menjadi lebih baik

BAB l PENDAHULUAN. kinerja guru. Dengan adanya setifikasi guru, kinerja guru menjadi lebih baik BAB l PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sertifikasi guru banyak dibicarakan oleh masyarakat Indonesia saat ini, banyak yang menulis tentang bagaimana pengaruh sertifikasi guru terhadap kinerja guru.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. kependidikan kompetensi merupakan pengetahuan, sikap-perilaku dan

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. kependidikan kompetensi merupakan pengetahuan, sikap-perilaku dan BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Kompetensi Guru Istilah kompetensi merupakan istilah turunan dari bahasa inggris competence yang berarti kecakapan, kemampuan dan wewenang.

Lebih terperinci

BAB II TIJAUAN PUSTAKA

BAB II TIJAUAN PUSTAKA BAB II TIJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Sertifikasi Guru a. Pengertian Sertifikasi Sertifikasi guru merupakan proses uji kompetensi bagi calon guru atau guru yang ingin memperoleh pengakuan dan atau

Lebih terperinci

BAB IV STANDAR KOMPETENSI GURU. Setelah membaca materi ini mahasiswa diharapkan memahami standar

BAB IV STANDAR KOMPETENSI GURU. Setelah membaca materi ini mahasiswa diharapkan memahami standar Profesi Keguruan Rulam Ahmadi BAB IV STANDAR KOMPETENSI GURU A. Kompetensi Dasar Setelah membaca materi ini mahasiswa diharapkan memahami standar kompetensi guru yang meliputi guru PAUD/TK/RA, guru SD/MI,

Lebih terperinci

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL STANDAR KOMPETENSI GURU KURIKULUM 2006 (KTSP)

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL STANDAR KOMPETENSI GURU KURIKULUM 2006 (KTSP) SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL STANDAR KOMPETENSI GURU KURIKULUM 2006 (KTSP) UU No. 14/2005 (UUGD) Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kerangka dan tujuan organisasi.masalah kompetensi itu menjadi penting,

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kerangka dan tujuan organisasi.masalah kompetensi itu menjadi penting, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Kompetensi atau competency adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu tugas/pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan

Lebih terperinci

Standard Guru Penjas Nasional (Rumusan BSNP)

Standard Guru Penjas Nasional (Rumusan BSNP) Standar Guru Penjas Standard Guru Penjas Nasional (Rumusan BSNP) 1. Kompetensi Pedagogik 2. Kompetensi Kepribadian 3. Kompetensi Sosial 4. Kompetensi Profesional Kompetensi Pedagogik Menguasai karakteristik

Lebih terperinci

Kata Kunci : Supervisi Akademik, Kompetensi Guru Dalam Mengelola KBM, PAIKEM

Kata Kunci : Supervisi Akademik, Kompetensi Guru Dalam Mengelola KBM, PAIKEM PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DALAM MENGELOLA KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR BERBASIS PAIKEM DI SD NEGERI 2 GROBOGAN, KECAMATAN GROBOGAN, KABUPATEN GROBOGAN SEMESTER I TAHUN

Lebih terperinci

kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.

kompetensi profesional, dan kompetensi sosial. BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Kompetensi Guru Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai

Lebih terperinci

KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR. Oleh: Anik Ghufron FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2008

KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR. Oleh: Anik Ghufron FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2008 KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR Oleh: Anik Ghufron FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2008 RASIONAL 1. Jabatan guru sebagai jabatan yang berkaitan dengan pengembangan SDM 2. Era informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. norma-norma yang berlaku. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana secara etis,

BAB I PENDAHULUAN. norma-norma yang berlaku. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana secara etis, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah hal terpenting dalam kehidupan seseorang. Melalui pendidikan, seseorang dapat dipandang terhormat, memiliki karir yang baik serta dapat bertingkah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses yang dinamis sesuai dengan perubahan masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat ini,

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET PEDOMAN PERKULIAHAN (HAND OUT) PENGAJARAN MIKRO PROGRAM STUDI PPKN SEMESTER VI/ 2 sks DR. WINARNO, SPD, MSI Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB II. Kajian Teori dan Kerangka Pemikiran

BAB II. Kajian Teori dan Kerangka Pemikiran BAB II Kajian Teori dan Kerangka Pemikiran A. Kajian Teori 1. PPL (Praktik Pengalaman Lapangan) Menurut buku panduan PPL FKIP UNPAS (2017, h. 1) PPL (Praktik Pengalaman Lapangan) merupakan kegiatan akademik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh peserta didik (in put), pendidik, sarana dan prasarana,

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh peserta didik (in put), pendidik, sarana dan prasarana, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan suatu sistem atau model pendidikan sangat dipengaruhi oleh komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yang antara lain dipengaruhi oleh peserta didik

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Guru Berprestasi 1. Pengertian Guru Berprestasi Berdasarkan Pedoman Pelaksanaan Pemilihan Guru Berprestasi Pendidikan Dasar Tingkat Nasional Tahun 2013 yang telah ditetapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan yang tercantum pada UU RI No.14 tahun 2005 pasal 1,

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan yang tercantum pada UU RI No.14 tahun 2005 pasal 1, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu pendidikan dapat ditentukan oleh kesiapan sumber daya manusia yang terlibat dalam proses pendidikan. Guru merupakan salah satu faktor penentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal pokok yang dapat menunjang kecerdasan serta keterampilan anak dalam mengembangkan kemampuannya. Pendidikan merupakan sarana yang paling tepat

Lebih terperinci

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 3 UNGARAN Disusun Oleh Nama : Nila Puspitasari NIM : 3201409007 Prodi : Pendidikan Geografi JURUSAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nuansa Aulia. 2010), hlm. 63. 1 Dadi Permadi, Daeng Arifin, The Smiling Teacher, (Bandung:

BAB I PENDAHULUAN. Nuansa Aulia. 2010), hlm. 63. 1 Dadi Permadi, Daeng Arifin, The Smiling Teacher, (Bandung: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan unsure yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Dalam pendidikan, khususnya pendidikan formal di sekolah, pendidik merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

Profil Keterampilan Mengajar Mahasiswa Calon Guru Melalui Kegiatan Induksi Guru Senior

Profil Keterampilan Mengajar Mahasiswa Calon Guru Melalui Kegiatan Induksi Guru Senior Jurnal Riset Pendidikan ISSN: 2460-1470 Profil Keterampilan Mengajar Mahasiswa Calon Guru Melalui Kegiatan Induksi Guru Senior STKIP Al Hikmah Surabaya e-mail: kurnia.noviartati@gmail.com Abstrak Guru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman saat ini, pendidikan adalah suatu hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman saat ini, pendidikan adalah suatu hal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman saat ini, pendidikan adalah suatu hal yang penting bagi setiap orang. Pendidikan dianggap sebagai suatu kebutuhan yang wajib

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sasaran utama tidaklah hanya berbentuk fasilitas-fasilitas saja,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sasaran utama tidaklah hanya berbentuk fasilitas-fasilitas saja, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Nasional yang bertujuan untuk meningkatkan martabat manusia Indonesia dapat dilaksanakan secara berhasil bila upaya pembangunan tersebut dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan yang dilakukan terus menerus di Negara Indonesia secara menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan Sumber Daya Manusia terdidik dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuannya dalam rangka membentuk nilai, sikap, dan perilaku. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuannya dalam rangka membentuk nilai, sikap, dan perilaku. Melalui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan upaya manusia untuk memperluas cakrawala pengetahuannya dalam rangka membentuk nilai, sikap, dan perilaku. Melalui pendidikan sikap dan perilaku

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PROFESI GURU SD/MI. Udin S. Sa ud, Ph.D

PENGEMBANGAN PROFESI GURU SD/MI. Udin S. Sa ud, Ph.D PENGEMBANGAN PROFESI GURU SD/MI Oleh: Udin S. Sa ud, Ph.D UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA PENGERTIAN PROFESI Suatu pekerjaan tertentu (a particular business) yang menuntut persyaratan khusus dan istimewa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Tugas dan tanggung. proses pendidikan, salah satu tugas guru adalah melakukan proses

I. PENDAHULUAN. menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Tugas dan tanggung. proses pendidikan, salah satu tugas guru adalah melakukan proses 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guru merupakan salah satu komponen yang sangat berperan dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Tugas dan tanggung jawab seorang guru bukan hanya mentransformasikan

Lebih terperinci

Permendiknas No.16 Tahun 2007 Standar Kualifikasi Akademik Dan Kopetensi Guru

Permendiknas No.16 Tahun 2007 Standar Kualifikasi Akademik Dan Kopetensi Guru Permendiknas No.16 Tahun 2007 Standar Kualifikasi Akademik Dan Kopetensi Guru DIREKTORAT PEMBINAAN SMA DITJEN MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL KUALIFIKASI AKADEMIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan eksistensi guru itu sendiri. meningkatkan pendidikan nasional ternyata masih banyak yang harus di

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan eksistensi guru itu sendiri. meningkatkan pendidikan nasional ternyata masih banyak yang harus di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada ranah dunia pendidikan, keberadaan peran dan fungsi guru merupakan salah satu faktor yang sangat signifikan. Guru merupakan bagian terpenting dalam proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mengajar merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan guru sebagai upaya transformasi ilmu kepada siswa, baik dalam ranah kognitif, afektif maupun psikomotorik (Asrohah,

Lebih terperinci

PEMBINAAN PROFESIONALISME GURU MELALUI KEGIATAN PPL KEPENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN LESSON STUDY. ( As ari Djohar )

PEMBINAAN PROFESIONALISME GURU MELALUI KEGIATAN PPL KEPENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN LESSON STUDY. ( As ari Djohar ) PEMBINAAN PROFESIONALISME GURU MELALUI KEGIATAN PPL KEPENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN LESSON STUDY. ( As ari Djohar ) 1. Permasalahan Guru Permasalahan yang dihadapi guru pada umumnya : a. Tingkat kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi majunya sumber daya manusia, agar terbentuk generasi generasi masa depan yang lebih baik. Proses pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Teori 1. Profesional Guru Agus F. Tamyong dalam Usman (2010:15) menyatakan pengertian guru profesional adalah orang yang meliki kemampuan dan keahlian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Suatu bangsa bisa dikatakan telah maju apabila seluruh warga negaranya

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Suatu bangsa bisa dikatakan telah maju apabila seluruh warga negaranya 1 1.1 Latar belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendukung utama bagi tercapainya sasaran pembangunan manusia Indonesia yang bermutu adalah pendidikan yang bermutu. Dengan pendidikan yang bermutu kita bisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan peradaban suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh kualitas pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan memiliki tempat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Permendiknas No. 16 Tahun 2007, guru harus memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Permendiknas No. 16 Tahun 2007, guru harus memiliki BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Permendiknas No. 16 Tahun 2007, guru harus memiliki empat kompetensi yaitu pertama kompetensi paedagogik yaitu menguasai karakteristik peserta didik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kompetensi Pedagogik Guru Sebelum membahas secara khusus tentang kompetensi pedagogik guru, ada baiknya terlebih dahulu dibahas tentang kompetensi secara umum. Kompetensi merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional bertujuan untuk membangun manusia yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional bertujuan untuk membangun manusia yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional bertujuan untuk membangun manusia yang seutuhnya melalui peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Peningkatan SDM yang berkualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara berkembang yang terus mengembangkan berbagai kegiatan atau program untuk mensejahterakan bangsanya, salah satunya disektor pendidikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan wahana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana tercantum dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (2003:

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. tentang sesuatu hal seperti orang atau peristiwa, (c) orang -orang yang

BAB II KAJIAN TEORI. tentang sesuatu hal seperti orang atau peristiwa, (c) orang -orang yang BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pendapat Guru Menurut kamus besar bahasa Indonesia pendapat mempunyai arti yaitu: (a) pikiran ataupun tanggapan, (b) buah pikiran atau perkiraan tentang sesuatu

Lebih terperinci

2016 PERSEPSI SISWA SMA TERHADAP KETERAMPILAN MENJELASKAN MAHASISWA PPL DEPARTEMEN PENDIDIKAN GEOGRAFI UPI SEMSETER GENAP TAHUN

2016 PERSEPSI SISWA SMA TERHADAP KETERAMPILAN MENJELASKAN MAHASISWA PPL DEPARTEMEN PENDIDIKAN GEOGRAFI UPI SEMSETER GENAP TAHUN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tujuan nasional bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 salah satunya adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, tentu harus

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sarana yang sangat penting dalam mencerdaskan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sarana yang sangat penting dalam mencerdaskan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana yang sangat penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Pada hakikatnya pendidikan merupakan suatu kesatuan proses terpadu dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatan sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatan sumber daya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatan sumber daya manusia. Menurut UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor penting dalam membentuk dan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor penting dalam membentuk dan meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor penting dalam membentuk dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia sebagai tenaga pengisi pembangunan yang sesuai dengan Tujuan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Evaluasi Belajar Siswa Menurut pengertian bahasa, kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu pengertian istilah, evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadi-pribadi manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadi-pribadi manusia yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam pembangunan kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadi-pribadi manusia yang berkualitas. Dwi Siswoyo,

Lebih terperinci

PERAN PENDIDIK DALAM SISTEM PENDIDIKAN

PERAN PENDIDIK DALAM SISTEM PENDIDIKAN PERAN PENDIDIK DALAM SISTEM PENDIDIKAN Fahmawati Isnita Rahma dan Ma arif Jamuin Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta, Jl. Ahmad Yani, Tromol Pos I, Pabelan Kartasura, Surakarta 57102

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (FPTK) UPI. Lulusan JPTM FPTK UPI

BAB I PENDAHULUAN. Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (FPTK) UPI. Lulusan JPTM FPTK UPI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jurusan Pendidikan Teknik Mesin (JPTM) merupakan salah satu jurusan di Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (FPTK) UPI. Lulusan JPTM FPTK UPI dipersiapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan eksternal, seperti yang dikatakan Asep Mahfuds (2011:14), factor eksternal, guru

BAB I PENDAHULUAN. dan eksternal, seperti yang dikatakan Asep Mahfuds (2011:14), factor eksternal, guru 1 BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH Menghadapi era globalisasi, diperlukan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan ini terlebih dahulu dapat dilakukan dengan peningkatan mutu pendidikan

Lebih terperinci

No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU TK/ PAUD Kompetensi Pedagodik

No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU TK/ PAUD Kompetensi Pedagodik STANDAR KOMPETENSI GURU PAUD/TK/RA No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU TK/ PAUD Kompetensi Pedagodik Menguasai karakteristik peserta 1. Memahami karakteristik peserta didik usia didik dari aspek fisik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus berkembang. Persaingan semakin ketat dan masyarakat dituntut untuk dapat bersaing dalam menghadapi tantangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kompetensi Guru Guru memiliki peran penting dalam mencapai tujuan pendidikan. Pendapat Slameto (2012) bahwa kualitas pendidikan, terutama ditentukan oleh proses belajar mengajar

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PPL UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL MAHASISWA. Choirul Huda, Djoko Adi Susilo ABSTRAK

PENGEMBANGAN MODEL PPL UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL MAHASISWA. Choirul Huda, Djoko Adi Susilo ABSTRAK PENGEMBANGAN MODEL PPL UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL MAHASISWA Choirul Huda, Djoko Adi Susilo ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model PPL keguruan mahasiswa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan dan perkembangan dalam berbagai aspek kehidupan perlu

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan dan perkembangan dalam berbagai aspek kehidupan perlu 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan dan perkembangan dalam berbagai aspek kehidupan perlu direspon oleh kinerja pendidikan yang profesional dan bermutu tinggi. Mutu pendidikan sangat

Lebih terperinci

KOMPETENSI ALUMNI PG PAUD FIP UNNES DI LEMBAGA PENDIDIKAN

KOMPETENSI ALUMNI PG PAUD FIP UNNES DI LEMBAGA PENDIDIKAN Penelitian KOMPETENSI ALUMNI PG PAUD FIP UNNES DI LEMBAGA PENDIDIKAN Edi Waluyo, Lita Latiana, & Decik Dian Pratiwi e-mail: waluyowulan@gmail.com PG PAUD FIP Universitas Negeri Semarang Abstrak: Pendidikan

Lebih terperinci

A. KUALIFIKASI PEMBIMBING

A. KUALIFIKASI PEMBIMBING LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 41 TAHUN 2009 TANGGAL 30 JULI 2009 A. KUALIFIKASI PEMBIMBING STANDAR PEMBIMBING PADA KURSUS DAN PELATIHAN Standar kualifikasi pembimbing pada kursus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nida Rahmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nida Rahmawati, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah proses pengubahan sikap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau supervisi.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau supervisi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau supervisi. Supervisi sebagai fungsi administrasi pendidikan berarti aktivitas-aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan dalam lapangan kerja menuntut lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan dalam lapangan kerja menuntut lembaga pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketatnya persaingan dalam lapangan kerja menuntut lembaga pendidikan meningkatkan pelayanan untuk menghasilkan lulusan yang bermutu. Apalagi dengan adanya deregulasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUA N. pernah tuntas dimanapun, termasuk di Negara yang sudah maju sekalipun.

BAB I PENDAHULUA N. pernah tuntas dimanapun, termasuk di Negara yang sudah maju sekalipun. BAB I PENDAHULUA N 1.1 Latar Belakang Penelitian Kualitas dan kuantitas pendidikan sampai saat ini masih tetap merupakan suatu masalah yang paling menonjol dalam setiap usaha pembaharuan sistem pendidikan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Starata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Starata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. PENGARUH PENGALAMAN MENGAJAR DAN PROFESIONALISME GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI IPS EKONOMI KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 JATIROTO TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam komunitas sosial untuk mengimbangi laju perkembangan ilmu. bersamaan terhadap perkembangan dan sistem pendidikan bagi

BAB I PENDAHULUAN. dalam komunitas sosial untuk mengimbangi laju perkembangan ilmu. bersamaan terhadap perkembangan dan sistem pendidikan bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era global ini pendidikan masih dianggap sebagai kekuatan utama dalam komunitas sosial untuk mengimbangi laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

Lebih terperinci

BANK SOAL PLPG BANK SOAL PLPG

BANK SOAL PLPG BANK SOAL PLPG BANK SOAL PLPG BANK SOAL PLPG 2 1. Bagaimana pandangan konstruktivisme tentang belajar dan apa implikasinya bagi pembelajaran di kelas? Pada teori ini hubungan timbal balik antara belajar sebagai proses

Lebih terperinci

HASIL PENELITIAN PAYUNG TAHUN ANGGARAN 2012 EVALUASI KESIAPAN MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI MENJADI GURU PROFESIONAL

HASIL PENELITIAN PAYUNG TAHUN ANGGARAN 2012 EVALUASI KESIAPAN MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI MENJADI GURU PROFESIONAL HASIL PENELITIAN PAYUNG TAHUN ANGGARAN 2012 EVALUASI KESIAPAN MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI MENJADI GURU PROFESIONAL DR. MUKMINAN SUPARMINI, M.Si MUHAMMAD NURSA BAN, M.PD LUSIANA INDRININGTIASTUTI

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang : a. bahwa tujuan pendidikan keagamaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIK

BAB II LANDASAN TEORITIK BAB II LANDASAN TEORITIK 2.1. Prestasi Belajar Prestasi belajar merupakan gabungan dari prestasi belajar dan pengetahuan teknologi informasi dan komunikasi. Prestasi dalam buku Kamus Besar Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana karakteristik dari negara tersebut. Pendidikan merupakan kunci untuk

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana karakteristik dari negara tersebut. Pendidikan merupakan kunci untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan komponen yang sangat penting pada zaman sekarang ini. Tanpa adanya pendidikan suatu bangsa dan negara tentunya akan sangat tertinggal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) sebagai lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) sebagai lembaga pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) sebagai lembaga pendidikan mengemban tugas untuk menyiapkan dan menghasilkan guru serta tenaga kependidikan lainnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan selalu diarahkan untuk pengembengkan nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan selalu diarahkan untuk pengembengkan nilai-nilai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan selalu diarahkan untuk pengembengkan nilai-nilai kehidupan manusia. Di dalam pengembangan nilai Ini, tersirat pengertian manfaat yang ingin dicapai

Lebih terperinci

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar Sasaran dan Pengembangan Sikap Kompetensi Dasar Mahasiswa mampu memahami Sasaran dan Pengembangan Sikap Indikator: Pengertian Sikap Guru Pengertian Kinerja Guru Sasaran Sikap Guru Pengembangan Sikap Kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terdapat jenjang pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. terdapat jenjang pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Kejuruan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, terdapat jenjang pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yakni: SMK adalah

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK TEUKU UMAR SEMARANG. Disusun Oleh Nama : Aniqotun Nafi ah NIM : Prodi : Pend.

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK TEUKU UMAR SEMARANG. Disusun Oleh Nama : Aniqotun Nafi ah NIM : Prodi : Pend. LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK TEUKU UMAR SEMARANG Disusun Oleh Nama : Aniqotun Nafi ah NIM : 7101407056 Prodi : Pend. Akuntansi FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2012 PENGESAHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas hal tersebut dapat tercapai apabila peserta didik dapat. manusia indonesia seutuhnya melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas hal tersebut dapat tercapai apabila peserta didik dapat. manusia indonesia seutuhnya melalui proses pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan juga merupakan kunci bagi suatu bangsa untuk bisa meraih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik secara langsung atau tidak langsung dipersiapkan untuk menopang dan

BAB I PENDAHULUAN. baik secara langsung atau tidak langsung dipersiapkan untuk menopang dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas setiap individu, baik secara langsung atau tidak langsung dipersiapkan untuk menopang dan mengikuti laju

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan nasional Indonesia pada hakikatnya adalah membangun manusia Indonesia seutuhnya. Hal tersebut berarti bahwa sasaran pembangunan di Indonesia tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai tanggung jawab besar dalam menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan. Sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas tersebut

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL A. PERSIAPAN Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan mata kuliah yang diprogramkan dalam rangka mempersiapkan mahasiswa sebagai calon pendidik untuk

Lebih terperinci