ANALISIS EKONOMI USAHA TERNAK KAMBING PE SEBAGAI TERNAK PENGHASIL SUSU DAN DAGING

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS EKONOMI USAHA TERNAK KAMBING PE SEBAGAI TERNAK PENGHASIL SUSU DAN DAGING"

Transkripsi

1 ANALISIS EKONOMI USAHA TERNAK KAMBING PE SEBAGAI TERNAK PENGHASIL SUSU DAN DAGING (Economic Analysis of PE Goat as Milk and Meat Producer in a Farming Sytem) I.G.M. BUDIARSANA Balai Penelitian Ternak, PO Box 221, Bogor ABSTRACT Etawah Cross Bred (PE) Goat farming system has not yet developed like dairy cow. The farming system of PE goat has just been done in small holder farmers and only limited number was developed by large scale agribusiness. Economic analysis was carried out to PE goat farming system with 90 heads of dam for milk and meat production. Parameter was based on biology parameters resulted from observation Indonesian Research Institute for Animal Production and PE goat rearing enterprise, PT Capricorn in Cariu. Price parameter used was based on survey price, April-May Analysis showed that minimum amount of milk production should be achieved litters with Rp /litter. The capital of Rp. 565 million was needed, it would be returned in the period of 2.6 year. Internal analysis of return rate showed that 27.91% value. The value was larger compare with avail interest rate level in the market (Bank). Therefore, this business is profitable and feasible to be carried out. Key Words: PE Goat, Economic Analysis ABSTRAK Budidaya ternak kambing PE sebagai penghasil susu tidak berkembang seperti halnya peternakan sapi perah. Budidayanya baru dilakoni oleh para peternak kecil dan hanya sebagian kecil dilakukan oleh pengusaha agribisnis. Analisis ekonomi dilakukan terhadap usaha peternakan kambing dengan skala 90 ekor induk untuk tujuan produksi susu dan daging (anak). Parameter yang digunakan untuk analisis ini didasarkan pada parameter biologis hasil pengamatan di stasiun kandang percobaan Balai Penelitian Ternak Ciawi-Bogor dan Perusahaan peternakan Kambing PE di P.T. Capricorn di Cariu. Parameter harga yang digunakan didasarkan pada harga hasil survai yang dilakukan pada bulan April-Mei Tahun Hasil analisis menujukkan jumlah produksi susu yang harus dicapai agar perusahaan tidak mengalami kerugian yaitu pada saat perusahaan menghasilkan susu sebanyak liter atau harga susu Rp /liter. Dengan menggunakan modal sebanyak Rp. 565 juta maka semua modal yang digunakan akan dapat kembali pada periode usaha 2,6 tahun. Analisis internal rate return menunjukkan nilai sebesar 27,91%. Nilai ini lebih besar dibandingkan dengan nilai tingkat suku bunga yang berlaku di pasaran (Bank). Dengan demikian dapat dikatakan usaha ini profitable dan layak untuk dilakukan. Kata Kunci: Kambing PE, Analisa Ekonomi PENDAHULUAN Kambing PE merupakan salah satu ras kambing Indonesia. Kambing ini merupakan hasil silang antara kambing lokal Indonesia (Kambing Kacang) dengan kambing Etawah. Kambing Etawah ini didatangkan dari India oleh Pemerintah Belanda pada sekitar tahun 1930 an. Kambing Etawah dikenal dengan ternak penghasil susu yang cukup baik. Akibat persilangan tersebut maka kambing PE sekarang ini juga memiliki potensi sebagai penghasil susu selain penghasil daging. Keunggulan kambing PE sudah banyak dilaporkan; diantaranya beradaptasi baik dengan lingkungan, termasuk kambing tipe dwi-guna dan memiliki indeks reproduksi yang cukup baik yaitu 1,65 anak/induk/tahun (SODIQ, 2001). 411

2 Potensi produksi susu kambing pernah dilaporkan oleh OBST dan NAPITUPULU (1984) yaitu sebanyak. 0,45 2,1 l/hari/laktasi. Sementara itu produksi susu yang dilaporkan oleh SUTAMA et al. (2002) yaitu berkisar pada g/ekor/hari. Dilapangan dapat dikatakan bahwa komersialisasi ternak kambing belum banyak dilakukan. Ada tanda-tanda peningkatan. Hal ini dicirikan dengan semakin meningkatnya skala usaha. Beberapa pengusaha telah berani meningkatkan usaha mencapai 200 ekor, namun perkembangannya sangat lambat. Demikian pula halnya dengan komersialisasi terhadap potensi produksi susunya. Pendugaan faktor penghambat perkembangan peternakan kambing PE dapat dilihat dari berbagai aspek. Faktor yang umum dan sangat berpengaruh yaitu aspek ekonomi khususnya kemampuan memberikan keuntungan (profitability). Kemampuan menghasilkan keuntungan dari suatu kegiatan usaha dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu dari sisi penerimaan dan pengurbanan usaha. Penerimaan usaha dipengaruhi oleh tingkat produksi maupun harga produksi. Disatu sisi pengurbanan atau yang lebih dikenal dengan pengeluaran atau biaya dapat dipengaruhi oleh tingkat harga dan efisiensi dalam menggunakan input. Pada peternakan kambing PE (industri biologis) kedua faktor tersebut sangat nyata pengaruhnya. Makalah ini menganalisis usaha peternakan Kambing PE dari aspek ekonomi. Analisis menggunakan parameter biologis ternak yang selanjutnya di ukur dengan nilai ekonomi (tingkat harga). Analisis juga melihat seberapa besar usaha yang harus dibuat agar menguntungkan, tingkat pengembalian investasi. Kajian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi bagi pemilik modal, ataupun calon investor pada bidang usaha ternak kambing PE. MATERI DAN METODE Analisis feasibilitas usaha dilakukan pada usaha ternak kambing dengan skala pemeliharaan sebanyak 200 ekor yang tujuan pemeliharaannya yaitu sebagai penghasil susu dan daging (anak). Analisis dilakukan dengan menggunakan data parameter biologis ternak hasil pengamatan selama 2 tahun terakhir di stasiun kandang percobaan Balai Penelitian Ternak dan di Perusahaan Peternakan kambing PE yaitu PT Capricorn di Cariu-Bogor. Sedangkan parameter harga yang digunakan didasarkan pada harga-harga yang berlaku di pasar yang diperoleh melalui metode survai pada awal tahun Parameter biologis dan harga-harga yang digunakan pada analisis ekonomi seperti tertera pada Tabel 1 Ternak kambing yang diamati yaitu ternak yang dipelihara secara intensif yaitu kambing dikandangkan terus menerus pada kandang panggung yang memiliki kadang kelompok masing-masing kandang mampu menampung 9 ekor induk dan 1 ekor pejantan kambing. Masing-masing kandang dilengkapi dengan tempat pakan dan minum secukupnya sehingga ternak kambing mempunyai kesempatan makan dalam waktu bersamaan. Masa pemeliharaan kambing dipertahankan hanya sampai 3 tahun sejak dimasukkan ke kegiatan usaha. Analisis dilakukan dengan cara melalukan proyeksi-proyeksi baik terhadap penerimaan maupun terhadap biaya yang akan terjadi. Proyeksi biaya-biaya didasarkan pada biaya selama pemeliharaan meliputi biaya langsung, biaya overhead dan biaya depresiasi. Proyeksi penerimaan (revenue) diperoleh dari produksi susu dan penjualan ternak kambing afkir. Profit merupakan selisih antara total revenue dengan total cost. Selanjutnya dihitung cash flows yang menggambarkan besarnya cash inflow (hasil penjualan + dana yang disetor) dan cash outflow (pengeluaran untuk operasional usaha + biaya investasi dan modal kerja). Untuk mengetahui respon atau senstivitas perubahan parameter maupun variabel yang digunakan maka dilakukan analisis sensitifitas. Analisis yang digunakan untuk menganalisis usaha peternakan kambing ini yaitu analisis sensitivitas (break even point dan analisis return on investment). Analisis break event point (tingkat produksi) menggunakan rumus: Total biaya usaha x 1 liter Harga susu 412

3 Tabel 1. Parameter teknis (kwantitas dan tingkat harga) yang digunakan untuk basis analisis ekonomi usaha ternak kambing No Jenis parameter Nilai No Jenis parameter Nilai 1 Jumlah grup Harga rumput Pejantan Harga konsentrat 2,500 3 Induk betina Konsumsi susu anak (l) 1,5 4 Fertilitas Harga susu pengganti (Rp/l) 3,000 5 LS Harga jual susu kambing (Rp/l) 15,000 6 Anak disapih Harga kambing (Rp/kg) 7 Anak dijual Induk (Rp/ekor) 1,500,000 8 Produksi susu (l/ekor/hari) Jantan 3,000,000 9 Lama hari/bulan Harga ternak bibit (Rp/kg) 25, Konsumsi hijauan (rumput): 10 Harga ternak potong/sayur 0.00 (Rp/kg) 23, Induk Berat jual ternak bibit (kg) Anak Persentase ternak bibit 0,5 13 Anak pembesaran Produksi pupuk (kg/ekor/hari) 0,3 14 Kons. konsentrat (kg/ekor) Harga pupuk (Rp./kg) Induk Biaya obat (Rp/ekor/bulan) 2, Anak pembesaran fase Berat induk afkir (kg/ekor) Anak pembesaran fase Harga ternak afkir (Rp/kg) 20, Handling cavacity tenaga kerja 18 Rate tenaga kandang (Rp/bulan) kandang (ekor) , Kebutuhan kandang (m2/ekor) Rate manajer (Rp/bulan) 250, Jumlah tenaga adm dan manajer Nilai investasi Kandang 153,996,030 Lahan 30,000,000 Kendaraan bermotor 125,000,000 Break event point untuk tingkat harga susu menggunakan rumus: Total biaya pada periode tertentu x Rp. 1 Total produksi pada periode tertentu Untuk mengetahui keunggulan usaha ternak kambing ini dibandingkan dengan apabila dana disimpan dalam bentuk deposito di Bank maka dilakukan penghitungan tingkat pengembalian internal (InternaI Rate of Return) dengan menggunakan rumus: NVP1 IRR = R R2-R1 (Riyanto 1980) NPV1+NPV2 dimana : R1 = Tingkat bunga ke- 1 R2 = Tingkat bunga ke-2 NPV1 = Net Present Value pada tingkat bunga R1 NPV2 = Net Present Value pada tingkat bunga R2 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis sumber dan penggunaan dana Untuk menganalisis usaha peternakan kambing secara menyeluruh harus dimulai dari analisis terhadap sumber dan penggunaan dana. Melalui analisis ini diharapkan akan diperoleh informasi mengenai jumlah dana yang 413

4 dibutuhkan dan selanjutnya dari mana sumber dana tersebut akan diperoleh. Pada proyekproyek tertentu sebagian kebutuhan dana mungkin telah diperoleh dari penghasilan pada tahun pertama. Seperti halnya pada usaha peternakan kambing pada analisis ini (Tabel 2), Tabel 2. Analisis sumber dan kebutuhan dana usaha peternakan kambing PE Keterangan Tahun Saldo awal 260,212 80,871, ,625,440 21,825,440 Sumber dana Setoran modal awal 565,000,000 Susu 49,612, ,140, ,140, ,140, ,140,000 Ternak bibit 0 27,805,050 41,707,575 41,707,575 41,707,575 Ternak non-bibit 0 26,136,747 39,205,121 39,205,121 39,205,121 Pupuk 618,875 1,078,587 1,108,771 1,108,771 1,108,771 Ternak afkir ,200,000 0 Total sumber dana 50,231, ,160, ,161, ,361, ,161,467 Total dana 615,231, ,420, ,161, ,361, ,161,467 Penggunaan dana Biaya langsung Biaya pengadaan bakalan (bibit kambing) 162,000, ,000,000 Biaya pakan Biaya rumput 21,538,791 25,710,924 26,263,012 26,263,012 26,263,012 Biaya konsentrat 57,817,463 80,398,852 82,699,218 82,699,218 82,699,218 Biaya susu tambahan u anak 20,638,800 61,916,400 61,916,400 61,916,400 61,916,400 Biaya obat-obatan 2,750,556 4,793,721 4,927,873 4,927,873 4,927,873 Biaya perlengkapan kandang 500, , , , ,000 Gaji tenaga kandang 18,479,524 18,479,524 18,479,524 18,479,524 18,479,524 Total biaya langsung 283,725, ,799, ,786, ,786, ,786,027 Biaya tidak langsung Gaji manajer 15,000,000 15,000,000 15,000,000 15,000,000 15,000,000 Biaya transportasi 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 Listrik dan telepon 2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000 Biaya pemasaran 2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000 2,000,000 Biaya administrasi 750, , , , ,000 Total biaya tidak langsung 20,750,000 20,750,000 20,750,000 20,750,000 20,750,000 Investasi Kandang 153,996,030 Lahan & kantor 30,000,000 Kendaraan bermotor 125,000,000 Sumur dan pompa air 1,500,000 Nilai investasi 310,496,030 Total penggunaaan dana 614,971, ,549, ,536, ,536, ,536,027 Saldo kas 260,212 80,871, ,625,440 21,825, ,625,

5 karena sifat biologis ternak relatif singkat maka pada tahun I usaha kambing telah memberikan hasil dan hasil ini telah dapat digunakan untuk menutupi sebagian kecil kebutuhan dana pada tahun I. Total kebutuhan dana pada usaha peternakan kambing pada analisis ini yaitu sebesar Rp. 614,9 juta yang di perlukan untuk menutupi kebutuhan biaya-biaya langsung, biaya tidak langsung dan pembangunan kandang dan alat-alat yang dibutuhkan. Biaya langsung ( pengadaan bibit ternak, pakan, obatobatan, gaji karyawan kandang) sebesar Rp. 283,7 juta. Biaya tidak langsung (gaji manajer, biaya listrik, telepon, transpor, pemasaran dan biaya administrasi) sebesar Rp. 20,7 juta. Biaya untuk pengadaan alat dan kandang dengan jumlah Rp. 310 juta. Oleh karena pada awal tahun usaha sudah memperoleh pendapatan sebanyak ±Rp 50 juta maka kebutuhan dana pada tahun I tidak lagi sebesar Rp. 614,9 juta, tapi hanya sebesar 565 juta. Penentuan nilai modal awal senatiasa harus melihat nilai saldo kas pada akhir tahun. Nilai setoran modal awal harus berdampak atau memberikan nilai positif pada saldo kas. Nilai negatif pada saldo kas mengindikasikan bahwa setoran modal awal tidak mencukupi kebutuhan dana. Pada proyeksi ini dengan setoran modal awal sebesar Rp. 565 juta menyisakan saldo kas sebesar Rp ,- pada brankas usaha. Pada tahun berikutnya secara umum nilai saldo kas akan terus positif seiring dengan semakin cepatnya perputaran usaha. Akan tetapi pada usaha yang memiliki karakteristik tertentu tidak tertutup kemungkinan diperlukan tambahan dana investasi kembali pada tahun berikutnya. Proyeksi income statement Proyeksi income statement merupakan proyeksi penerimaan-penerimaan yang kemungkinan akan terjadi pada usaha yang akan dilaksanakan melalui pengoperasian asset yang digunakan. Pada usaha peternakan kambing yang tujuan usaha nya sebagai penghasil daging (anak) dan susu (Tabel 3), terlihat bahwa pada tahun pertama walaupun usaha sudah memberikan hasil sebanyak Rp. 50,2 juta namun secara keseluruhan usaha yang dilakukan belum memberikan hasil positif. Kerugian pada tahun I untuk usaha yang baru berdiri adalah umum terjadi, karena biasanya pada tahun pertama kebuthan dana biasanya sangat besar disatu sisi usaha belum beroperasi secara normal yang berdampak pada belum optimalnya penerimaan usaha. Nilai negatif pada tahun pertama usaha ternak kambing ini yaitu sebesar Rp.254,2 juta. Nilai tersebut yaitu nilai sebelum pengenaan beban penyusutan dan pajak. Pada tahun ke 2 oleh karena sebagian besar ternak yang di gunakan telah melahirkan dan menghasilkan susu maka terlihat proyeksi penerimaan semakin besar yaitu mencapai Rp.293,1 juta. Besarnya penerimaan pada tahun II ini tidak hanya dari hasil usaha berupa produk susu kambing, akan tetapi ternyata juga bersumber dari penjualan anak baik untuk ternak potong maupun ternak bibit. Pada analisis ini diasumsikan bahwa 50% anak yang dihasilkan dapat dikatagorikan sebagai ternak bibit. Asumsi ini logis manakala bibit yang digunakan pada awal usaha memiliki kriteria baik dengan demikian pencapaian hasil berupa anak kambing yang memiliki kriteria bibit dapat dengan mudah dihasilkan. Analisis sensitivitas Berbagai analisis sensitivitas usaha ternak kambing untuk tujuan penghasil susu disajikan pada Tabel 4. Analisis break even point Metode titik pulang pokok (break even point) menunjukkan bahwa jumlah produksi susu yang harus dihasilkan pada usaha kambing peranakan Etawah dengan tujuan menghasilkan susu agar tidak mengalami kerugian namun belum menguntungkan pada skala pemeliharaan sebanyak 90 ekor induk yaitu sebanyak liter. Nilai break even tersebut diperoleh melalui jumlah biaya yang telah dikeluarkan dibagi dengan harga susu kambing. Jumlah biaya yang dikeluarkan secara agregat selama 5 tahun yaitu Rp.1.163,6 juta sementara itu harga susu yang digunakan pada perhitungan analisis ini yaitu Rp

6 Tabel 3. Proyeksi income statement usaha peternakan kambing selama 5 tahun Proyeksi income statement Tahun Total Penerimaan Susu 49,612, ,140, ,140, ,140, ,140,000 1,002,172,500 Ternak bibit 0 27,805,050 41,707,575 41,707,575 41,707, ,927,775 Ternak non-bibit 0 26,136,747 39,205,121 39,205,121 39,205, ,752,109 Pupuk 618,875 1,078,587 1,108,771 1,108,771 1,108,771 5,023,777 Ternak afkir ,200, ,200,000 Total penerimaan 50,231, ,160, ,161, ,361, ,161,467 1,383,076,160 Direct cost 283,725, ,799, ,786, ,786, ,786,027 1,059,882,634 Gross income (233,493,758) 101,360, ,375, ,575, ,375, ,193,526 Adm and General Cost 20,750,000 20,750,000 20,750,000 20,750,000 20,750, ,750,000 Gross Profit before tax (254,243,758) 80,610, ,625, ,825, ,625, ,443,526 Total Depreciation 18,599, ,599, ,599, ,599, ,599, Net profit before tax (272,843,493) 62,011,228 86,025, ,225,705 86,025,

7 Analisis pay back period Analisis ini melihat seberapa jauh dana yang digunakan dalam proses produksi dapat kembali ke penanam modal. Pada analisis ini nilai payback period yaitu 2,57 (Tabel 4). Nilai ini mengindikasikan bahwa semua modal yang digunakan akan dapat kembali pada tahun ke III yaitu di bulan keenam. Analisis BC rasio Analisis ini melihat dan membandingkan besaran nilai penerimaan usaha dengan biaya yang terjadi. Nilai pada analisis ini menunjukkan nilai 1,19 (Tabel 4), artinya penerimaan usaha lebih besar dari biaya yang terjadi. Dengan demikian kegiatan usaha ini menguntungkan. Analisis internal rate of return Analisis ini merupakan analisis yang sering digunakan dalam evaluasi proyek yang mengukur apakah proyek tersebut layak dijalankan atau tidak. Ukurannya mengacu dan membandingkan nilai suku bunga yang berlaku. Hasil analisis IRR usaha peternakan kambing pada analisis ini seperti ditunjukkan pada Tabel 5. KESIMPULAN 1. Hasil analisis menujukkan jumlah produksi susu yang harus dicapai agar perusahaan tidak mengalami kerugian yaitu pada saat perusahaan menghasilkan susu sebanyak liter atau harga susu Rp /liter. 2. Dengan menggunakan modal sebanyak Rp. 565 juta maka semua modal yang digunakan akan dapat kembali pada periode usaha 2,6 tahun. 3. Analisis internal rate return menunjukkan nilai sebesar 27,91%. Nilai ini lebih besar dibandingkan dengan nilai tingkat suku bunga yang berlaku di pasaran (Bank). Tabel 4. Berbagai analisis sensitivitas usaha peternakan kambing untuk tujuan produksi susu Jenis analisis Nilai BEP volume produksi susu = cost/harga satuan hasil produksi BEP untuk harga = biaya produksi/total produksi Payback period = total investasi x 1 tahun/laba (tahun) 2,57 Turn over investment = (sales/investment) (times) 2,45 Profit margin (net operating income/net sales) (%) 0,16 ROI (net sales/net operating income) x turn over investment (%) 39% BC ratio Tabel 5. Analisis internal rate of return usaha peternakan kambing PE pola produksi susu dan daging Tahun Proceed DF 25% NPV DF 25% DF 29% NPV DF 29% I ( ,00) 0,80 ( ,40) 0,78 ( ,50) II ,64 0, ,73 0,60 48, ,60 III ,04 0, ,30 0, ,97 IV ,04 0, ,24 0, ,87 V ,04 0, ,19 0, ,60 Total ,06 ( ,47) Tingkat IRR 27,91 417

8 DAFTAR PUSTAKA DEPTAN Laporan Bulanan Tentang Keragaan Pembangunan Pertanian. Subsektor Peternakan. Departemen Pertanian, Jakarta. OBST, J.M. and Z. NAPITUPULU Milk yields of Indonesian goats. Proc. Aust. Soc. Anim. Prod. 15: SODIQ Small Ruminant production system under rural area and improving weaning weight. Scientific Publication Unsoed, Purwokerto. 27(3): RIYANTO., Dasar-dasar pembelanjaan perusahaan. Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada, Yogyakarta. SUTAMA. I-K., B. SETIADI, SUBANDRYO, I.G.M. BUDIARSANA, T. KOSTAMAN, M. MARTAWIDJAJA, M.S.HIDAYAT, R. SUKMANA, MULYAWAN dan BACHTIAR Optimalisasi produktivitas kambing Peranakan Etawah untuk menunjang produksi daging dan susu nasional. Kumpulan Hasil Penelitian APBN TA Buku I Ternak Ruminansia hlm DISKUSI Pertanyaan: 1. Apakah permasalahan selama 2 tahun pemeliharaan? 2. Apakah permasalahan pemasaran susu kambing? Jawaban: 1. Perkembangan usaha sangat lambat. 2. Belum popular seperti susu sapi. 418

ANALISIS FEASIBILITAS USAHA TERNAK ITIK MOJOSARI ALABIO

ANALISIS FEASIBILITAS USAHA TERNAK ITIK MOJOSARI ALABIO ANALISIS FEASIBILITAS USAHA TERNAK ITIK MOJOSARI ALABIO I G.M. BUDIARSANA Balai Penelitian Ternak Jl. Veteran III PO Box 221 Bogor 16002 ABSTRAK Analisis feasibilitas merupakan metode analisis ekonomi

Lebih terperinci

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL Aspek finansial merupakan aspek yang dikaji melalui kondisi finansial suatu usaha dimana kelayakan aspek finansial dilihat dari pengeluaran dan pemasukan usaha tersebut selama

Lebih terperinci

BAB XVI KEGIATAN AGRIBISNIS

BAB XVI KEGIATAN AGRIBISNIS SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TERNAK RIMUNANSIA BAB XVI KEGIATAN AGRIBISNIS KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Lebih terperinci

VII. ANALISIS FINANSIAL

VII. ANALISIS FINANSIAL VII. ANALISIS FINANSIAL Usaha peternakan Agus Suhendar adalah usaha dalam bidang agribisnis ayam broiler yang menggunakan modal sendiri dalam menjalankan usahanya. Skala usaha peternakan Agus Suhendar

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di peternakan kambing perah Prima Fit yang terletak di Desa Cibuntu, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.

Lebih terperinci

i - - - ii iii iv v vi vii No. Asumsi A B C Aspek Pasar 1. Untuk prediksi ke depan, permintaan produk dianggap tidak mengalami penurunan dalam jangka waktu 10 tahun yang

Lebih terperinci

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Rakyat (KUR) di Desa Ciporeat, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung.

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Rakyat (KUR) di Desa Ciporeat, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung. 22 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah usaha ternak sapi perah penerima Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Desa Ciporeat, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung.

Lebih terperinci

Bab XIII STUDI KELAYAKAN

Bab XIII STUDI KELAYAKAN Bab XIII STUDI KELAYAKAN STUDI KELAYAKAN DIPERLUKAN 1. Pemrakarsa sebagai bahan pertimbangan a. Investasi - Merencanakan investasi - Merevisi investasi - Membatalkan investasi b. Tolak ukur kegiatan/investasi

Lebih terperinci

ANALISIS FINANSIAL DAN SENSITIVITAS PETERNAKAN AYAM BROILER PT. BOGOR ECO FARMING, KABUPATEN BOGOR

ANALISIS FINANSIAL DAN SENSITIVITAS PETERNAKAN AYAM BROILER PT. BOGOR ECO FARMING, KABUPATEN BOGOR ANALISIS FINANSIAL DAN SENSITIVITAS PETERNAKAN AYAM BROILER PT. BOGOR ECO FARMING, KABUPATEN BOGOR Abel Gandhy 1 dan Dicky Sutanto 2 Surya University Tangerang Email: abel.gandhy@surya.ac.id ABSTRACT The

Lebih terperinci

Lampiran 1. Asumsi, Koefisien teknis dan Koefisien harga

Lampiran 1. Asumsi, Koefisien teknis dan Koefisien harga 58 Lampiran 1. Asumsi, Koefisien teknis dan Koefisien harga No Asumsi Volume Satuan 1 Dara bunting 4 bulan 4 Ekor 2 Bangunan Kandang Sapi 115,4 m2 3 Gudang Pakan 72 m2 4 Lahan 210 m2 5 Lahan kebun rumput

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PRODUKTIVITAS KAMBING PERANAKAN ETAWAH

KARAKTERISTIK PRODUKTIVITAS KAMBING PERANAKAN ETAWAH KARAKTERISTIK PRODUKTIVITAS KAMBING PERANAKAN ETAWAH IGM. BUDIARSANA dan I-KETUT SUTAMA Balai Penelitian Ternak Jl. Veteran III PO Box 221, Ciawi Bogor 16002 ABSTRAK Kambing PE merupakan salah satu plasma

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di peternakan milik Bapak Sarno yang bertempat di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI PADA USAHA TERNAK KAMBING PERAH

KAJIAN EKONOMI PADA USAHA TERNAK KAMBING PERAH KAJIAN EKONOMI PADA USAHA TERNAK KAMBING PERAH (The Economics Assessment on Dairy Goat Farm Bussiness) I G.M. BUDIARSANA, TATAN KOSTAMAN dan I-KETUT SUTAMA Balai Penelitian Ternak, PO Box 221, Bogor 16002

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Ternak Sapi Potong

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Ternak Sapi Potong II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ternak Sapi Potong Sapi merupakan hewan ternak yang dipelihara oleh manusia sebagai sumber daging, susu, tenaga kerja, dan kebutuhan manusia lainya. Ternak sapi menghasilkan 50%

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Pengertian Investasi Kasmir dan Jakfar (2009) menyatakan bahwa investasi adalah penanaman modal dalam suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Maju Bersama, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

II ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

II ASPEK PASAR DAN PEMASARAN I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring perkembangan jaman dimana masyarakat mulai sadar akan pentingnya kebutuhan pangan yang harus terpenuhi. Salah satu faktor yang paling di lirik oleh masyarakat

Lebih terperinci

ANALISIS FINANSIAL UNIT PENAMPUNGAN SUSU DI KUD TANI WILIS KECAMATAN SENDANG KABUPATEN TULUNGAGUNG

ANALISIS FINANSIAL UNIT PENAMPUNGAN SUSU DI KUD TANI WILIS KECAMATAN SENDANG KABUPATEN TULUNGAGUNG ANALISIS FINANSIAL UNIT PENAMPUNGAN SUSU DI KUD TANI WILIS KECAMATAN SENDANG KABUPATEN TULUNGAGUNG Financial Analysis In Fresh Milk Collecting Unit Of Tani Wilis Dairy Cooperatives At Sendang Sub District

Lebih terperinci

KOMERSIALISASI KAMBING PERANAKAN ETAWAH SEBAGAI PENGHASIL SUSU

KOMERSIALISASI KAMBING PERANAKAN ETAWAH SEBAGAI PENGHASIL SUSU Dukungan Teknologi Unluk Meningkatkan Produk Pangan Hewani Dalam Rangka Pemenuhan Gizi Masyarakat KOMERSIALISASI KAMBING PERANAKAN ETAWAH SEBAGAI PENGHASIL SUSU I G.M. BUDIARSANA dan I KETUT SUTAMA Balai

Lebih terperinci

FINANCIAL ANALYSIS OF FATTENING CROSSING BOER (F1) LIVESTOCK COMPANY IN CV. AGRIRANCH KARANGPLOSO MALANG

FINANCIAL ANALYSIS OF FATTENING CROSSING BOER (F1) LIVESTOCK COMPANY IN CV. AGRIRANCH KARANGPLOSO MALANG FINANCIAL ANALYSIS OF FATTENING CROSSING BOER (F1) LIVESTOCK COMPANY IN CV. AGRIRANCH KARANGPLOSO MALANG Amam 1), Zaenal Fanani 2) and Umi Wisaptiningsih 2) 1) Student of Animal Husbandry Faculty, Brawijaya

Lebih terperinci

Reny Debora Tambunan, Reli Hevrizen dan Akhmad Prabowo. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung ABSTRAK

Reny Debora Tambunan, Reli Hevrizen dan Akhmad Prabowo. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung ABSTRAK ANALISIS USAHA PENGGEMUKAN SAPI BETINA PERANAKAN ONGOLE (PO) AFKIR (STUDI KASUS DI KELOMPOK TANI TERNAK SUKAMAJU II DESA PURWODADI KECAMATAN TANJUNG SARI, KABUPATEN LAMPUNG SELATAN) Reny Debora Tambunan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produksi daging ayam dinilai masih kurang. Berkenaan dengan hal itu, maka

BAB I PENDAHULUAN. produksi daging ayam dinilai masih kurang. Berkenaan dengan hal itu, maka 1 BAB I PENDAHULUAN I.A. Latar Belakang Masalah Peluang usaha di bidang peternakan ayam pada saat ini terbilang cukup baik, karena kebutuhan akan daging ayam setiap tahunnya meningkat, sementara produksi

Lebih terperinci

Peternakan Tropika. Journal of Tropical Animal Science

Peternakan Tropika. Journal of Tropical Animal Science ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA BUDIDAYA PULLET (Studi Kasus pada UD Prapta di Desa Pasedahan, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem) Arta, I M. G., I W. Sukanata dan R.R Indrawati Program Studi Peternakan,

Lebih terperinci

ABSTRACT. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT The aim of this research is to explore the feasibility of potato plantation project. From the finance point of view, Capital Budgeting Method will be suitable to be used as a measurement for the

Lebih terperinci

ANALISIS FINANSIAL USAHA AGRIBISNIS PETERNAKAN SAPI DAGING (SUATU STUDI KASUS) RINGKASAN

ANALISIS FINANSIAL USAHA AGRIBISNIS PETERNAKAN SAPI DAGING (SUATU STUDI KASUS) RINGKASAN ANALISIS FINANSIAL USAHA AGRIBISNIS PETERNAKAN SAPI DAGING (SUATU STUDI KASUS) I. G. P. BAGUS SUASTINA 1 DAN I. G. NGURAH KAYANA 2 1. Jurusan Ekonomi Umum, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi 45 Mataram, Lombok,

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. berfokus pada bidang penggemukan sapi.sapi yang digemukkan mulai dari yang

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. berfokus pada bidang penggemukan sapi.sapi yang digemukkan mulai dari yang V. HASIL DAN PEMBAHASAN Usaha peternakan sapi di CV. Anugrah farm merupakan peternakan yang berfokus pada bidang penggemukan sapi.sapi yang digemukkan mulai dari yang berbobot 200 kg sampai dengan 300

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB 4 PEMBAHASAN PENELITIAN BAB 4 PEMBAHASAN PENELITIAN Berdasarkan pada data-data yang telah diperoleh pada bab-bab sebelumnya, maka pada bab ini akan dilakukan pengolahan data dan analisis terhadap data-data tersebut. 4.1. Biaya

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN BISNIS. Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ

STUDI KELAYAKAN BISNIS. Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ STUDI KELAYAKAN BISNIS Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ http://adamjulian.web.unej.ac.id/ PENDAHULUAN Arti Studi Kelayakan Bisnis??? Peranan Studi Kelayakan Bisnis Studi Kelayakan Bisnis memerlukan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam suatu bentuk kesatuan dengan mempergunakan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan peternakan sapi perah di CV. Cisarua Integrated Farming, yang berlokasi di Kampung Barusireum, Desa Cibeureum, Kecamatan

Lebih terperinci

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL Analisis finansial dilakukan untuk melihat sejauh mana Peternakan Maju Bersama dapat dikatakan layak dari aspek finansial. Untuk menilai layak atau tidak usaha tersebut

Lebih terperinci

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si Aspek Keuangan Dosen: ROSWATY,SE.M.Si PENGERTIAN ASPEK KEUANGAN Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek keuangan memberikan gambaran yang

Lebih terperinci

PRODUKTIVITAS DAN NILAI EKONOMI USAHA TERNAK KAMBING PERAH PADA SKALA KECIL

PRODUKTIVITAS DAN NILAI EKONOMI USAHA TERNAK KAMBING PERAH PADA SKALA KECIL PRODUKTIVITAS DAN NILAI EKONOMI USAHA TERNAK KAMBING PERAH PADA SKALA KECIL (The Productivity and an Economic Assessment of Goat Milk at Small Scale Farmer Management Conditions) I-G.M. BUDIARSANA Balai

Lebih terperinci

ANALISIS FINANSIAL BUDIDAYA AYAM PETELUR DI KALIMANTAN TIMUR (The Financial Analysis Of Layer Poultry In Kalimantan Timur)

ANALISIS FINANSIAL BUDIDAYA AYAM PETELUR DI KALIMANTAN TIMUR (The Financial Analysis Of Layer Poultry In Kalimantan Timur) Analisis Finansial Budidaya Ayam Petelur di Kalimantan Timur (Mariyah) 15 ANALISIS FINANSIAL BUDIDAYA AYAM PETELUR DI KALIMANTAN TIMUR (The Financial Analysis Of Layer Poultry In Kalimantan Timur) Mariyah

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER DENGAN POLA KEMITRAAN (Studi Kasus di CV. MUSTIKA Semarang)

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER DENGAN POLA KEMITRAAN (Studi Kasus di CV. MUSTIKA Semarang) ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PETERNAKAN AYAM BROILER DENGAN POLA KEMITRAAN (Studi Kasus di CV. MUSTIKA Semarang) Yaniar Fatkhul Firdaus; Darminto Pujotomo, ST. MT Program Studi Teknik Industri, Universitas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang. 42 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Dalam upaya mengembangkan usaha bisnisnya, manajemen PT Estika Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang. Langkah pertama

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam rencana melakukan investasi usaha baru, investor toko Salim Jaya perlu melakukan peninjauan terlebih dahulu dengan memperhitungkan dan menganalisis rencana investasinya. Hasil peninjauan

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis finansial bertujuan untuk menghitung jumlah dana yang diperlukan dalam perencanaan suatu industri melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS KEUANGAN

BAB 5 ANALISIS KEUANGAN BAB 5 ANALISIS KEUANGAN 5.1. Ekuitas Ekuitas adalah modal kepemilikan yang diinvestasikan dalam suatu usaha. Vraniolle merupakan badan perorangan dengan modal yang berasal dari pemilik. Ekuitas modal pemilik

Lebih terperinci

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6.1 Pendahuluan Industri surimi merupakan suatu industri pengolahan yang memiliki peluang besar untuk dibangun dan dikembangkan. Hal ini didukung oleh adanya

Lebih terperinci

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL Analisis finansial dilakukan untuk melihat sejauh mana CV. Usaha Unggas dapat dikatakan layak dari aspek finansial. Penilaian layak atau tidak usaha tersebut dari

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Pada penelitian ini dilakukan analisis kelayakan finansial untuk mengetahui kelayakan pengusahaan ikan lele phyton, serta untuk mengetahui apakah usaha yang dilakukan pada

Lebih terperinci

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI Suatu pabrik layak didirikan jika telah memenuhi beberapa syarat antara lain safety-nya terjamin dan dapat mendatangkan profit. Investasi pabrik merupakan dana atau modal

Lebih terperinci

ANALISIS EKONOMI PENGGEMUKAN KAMBING KACANG BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL. Oleh : M. Jakfar dan Irwan* ABSTRAK

ANALISIS EKONOMI PENGGEMUKAN KAMBING KACANG BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL. Oleh : M. Jakfar dan Irwan* ABSTRAK ANALISIS EKONOMI PENGGEMUKAN KAMBING KACANG BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL Oleh : M. Jakfar dan Irwan* ABSTRAK Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui usaha penggemukan ternak kambing pola kooperator (perlakuan)

Lebih terperinci

Manajemen Investasi. Febriyanto, SE, MM. LOGO

Manajemen Investasi. Febriyanto, SE, MM.  LOGO Manajemen Investasi Febriyanto, SE, MM. www.febriyanto79.wordpress.com LOGO 2 Manajemen Investasi Aspek Keuangan Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan.

Lebih terperinci

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di sebuah lokasi yang berada Desa Kanreapia Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Propinsi Sulawesi Selatan. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Domba Tawakkal, yang terletak di Jalan Raya Sukabumi, Desa Cimande Hilir No.32, Kecamatan Caringin, Kabupaten

Lebih terperinci

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI Suatu pabrik layak didirikan jika telah memenuhi beberapa syarat antara lain safety-nya terjamin dan dapat mendatangkan profit. Investasi pabrik merupakan dana atau modal

Lebih terperinci

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. Koperasi berasal dari kata ( co = bersama, operation = usaha) yang secara

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. Koperasi berasal dari kata ( co = bersama, operation = usaha) yang secara 6 II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka Teori dan Tujuan Koperasi di Indonesia Koperasi berasal dari kata ( co = bersama, operation = usaha) yang secara bahasa berarti bekerja bersama dengan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 46 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

Lebih terperinci

VII. RENCANA KEUANGAN

VII. RENCANA KEUANGAN VII. RENCANA KEUANGAN Rencana keuangan bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Untuk melakukan

Lebih terperinci

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M.

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. ASPEK KEUANGAN Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. PENDAHULUAN Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek keuangan memberikan gambaran

Lebih terperinci

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11 Aspek Ekonomi dan Keuangan Pertemuan 11 Aspek Ekonomi dan Keuangan Aspek ekonomi dan keuangan membahas tentang kebutuhan modal dan investasi yang diperlukan dalam pendirian dan pengembangan usaha yang

Lebih terperinci

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI Suatu pabrik layak didirikan jika telah memenuhi beberapa syarat antara lain safety-nya terjamin dan dapat mendatangkan profit. Investasi pabrik merupakan dana atau modal

Lebih terperinci

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI Suatu pabrik layak didirikan jika telah memenuhi beberapa syarat antara lain safety-nya terjamin dan dapat mendatangkan profit. Investasi pabrik merupakan dana atau modal

Lebih terperinci

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Analisis kelayakan finansial dilakukan untuk mengetahui kelayakan pembesaran ikan lele sangkuriang kolam terpal. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam aspek finansial

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1 Sapi 0,334 0, Kerbau 0,014 0, Kambing 0,025 0, ,9 4 Babi 0,188 0, Ayam ras 3,050 3, ,7 7

I. PENDAHULUAN. 1 Sapi 0,334 0, Kerbau 0,014 0, Kambing 0,025 0, ,9 4 Babi 0,188 0, Ayam ras 3,050 3, ,7 7 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu aktivitas ekonomi dalam agribisnis adalah bisnis peternakan. Agribisnis bidang ini utamanya dilatarbelakangi oleh fakta bahwa kebutuhan masyarakat akan produk-produk

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Pengambilan data dilakukan pada bulan Februari sampai dengan bulan Maret 2011, bertempat di Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor,

Lebih terperinci

IV. ANALISA FAKTOR KELAYAKAN FINANSIAL

IV. ANALISA FAKTOR KELAYAKAN FINANSIAL 32 IV. ANALISA FAKTOR KELAYAKAN FINANSIAL 4.1. Identifikasi Indikator Kelayakan Finansial Pada umumnya ada enam indikator yang biasa dipertimbangkan untuk dipakai dalam penilaian kelayakan finansial dari

Lebih terperinci

Analisis Pendapatan Peternak Kambing di Kota Malang. (Income Analyzing Of Goat Farmer at Malang)

Analisis Pendapatan Peternak Kambing di Kota Malang. (Income Analyzing Of Goat Farmer at Malang) Jurnal Ilmu Peternakan, Juni 8, hal. 51 57 ISSN 197 2821 Vol. 3 No.2 Analisis Pendapatan Peternak Kambing di Kota Malang (Income Analyzing Of Goat Farmer at Malang) Stepanus Pakage Staf Pengajar Jurusan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Kerangka pemikiran penelitian ini diawali dengan melihat potensi usaha yang sedang dijalankan oleh Warung Surabi yang memiliki banyak konsumen

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 17 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Usaha Kecil Menengah (UKM) pengolahan pupuk kompos padat di Jatikuwung Innovation Center, Kecamatan Gondangrejo Kabupaten

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Berdasarkan tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini, yaitu untuk mengetahui kelayakan pengembangan usaha pengolahan komoditi kelapa, dampaknya terhadap

Lebih terperinci

KELAYAKAN FINANSIAL PENGGEMUKAN KAMBING POTONG DI KOTA SANGATTA. (Financial Feasibility of Fattening Goat In The City of Sangatta)

KELAYAKAN FINANSIAL PENGGEMUKAN KAMBING POTONG DI KOTA SANGATTA. (Financial Feasibility of Fattening Goat In The City of Sangatta) 200 KELAYAKAN FINANSIAL PENGGEMUKAN KAMBING POTONG DI KOTA SANGATTA (Financial Feasibility of Fattening Goat In The City of Sangatta) Nursida dan Hadi Susanto Program Studi Agroteknologi STIPER Kutai Timur

Lebih terperinci

PEMBERIAN KONSENTRAT DENGAN LEVEL PROTEIN YANG BERBEDA PADA INDUK KAMBING PE SELAMA BUNTING TUA DAN LAKTASI

PEMBERIAN KONSENTRAT DENGAN LEVEL PROTEIN YANG BERBEDA PADA INDUK KAMBING PE SELAMA BUNTING TUA DAN LAKTASI PEMBERIAN KONSENTRAT DENGAN LEVEL PROTEIN YANG BERBEDA PADA INDUK KAMBING PE SELAMA BUNTING TUA DAN LAKTASI (Different Level of Protein Content in Concentrate Offered to Etawah Cross Breed Does During

Lebih terperinci

Analisis Kelayakan Finansial Produk Pakan Ternak Sapi Perah di Koperasi Susu Kota Batu

Analisis Kelayakan Finansial Produk Pakan Ternak Sapi Perah di Koperasi Susu Kota Batu Petunjuk Sitasi: Ardianwiliandri, R., Tantrika, C. F., & Arum, N. M. (2017). Analisis Kelayakan Finansial Produk Pakan Ternak Sapi Perah di Koperasi Susu Kota Batu. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp.

Lebih terperinci

Pertemuan 4 Manajemen Keuangan

Pertemuan 4 Manajemen Keuangan MK MANAJEMEN BISNIS & KEWIRAUSAHAAN Pertemuan 4 Manajemen Keuangan Tujuan Memahami mengenai manajemen keuangan, manfaat nilai waktu uang dan dapat membuat analisis laporan keuangan Manajemen Keuangan adalah

Lebih terperinci

TUGAS PENGANTAR EKONOMI PRODUKSI ANALISIS USAHA JAHIT ARYAN TAILOR

TUGAS PENGANTAR EKONOMI PRODUKSI ANALISIS USAHA JAHIT ARYAN TAILOR TUGAS PENGANTAR EKONOMI PRODUKSI ANALISIS USAHA JAHIT ARYAN TAILOR Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ekonomi Produksi Perikanan dan Kelautan Disusun Oleh: Ludfi Dwi 230110120120 Sofan

Lebih terperinci

pendekatan rasional, yang pembuktiannya mudah dilakukan, sedangkan pertimbangan kualitatif

pendekatan rasional, yang pembuktiannya mudah dilakukan, sedangkan pertimbangan kualitatif A. PENDAHULUAN Terlaksananya suatu proyek investasi, seringkali tergantung kepada pertimbangan manajemen yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Pertimbangan kuantitatif lebih bersifat kepada pendekatan

Lebih terperinci

PRODUKTIVITAS KAMBING KACANG PADA KONDISI DI KANDANGKAN: 1. BOBOT LAHIR, BOBOT SAPIH, JUMLAH ANAK SEKELAHIRAN DAN DAYA HIDUP ANAK PRASAPIH

PRODUKTIVITAS KAMBING KACANG PADA KONDISI DI KANDANGKAN: 1. BOBOT LAHIR, BOBOT SAPIH, JUMLAH ANAK SEKELAHIRAN DAN DAYA HIDUP ANAK PRASAPIH PRODUKTIVITAS KAMBING KACANG PADA KONDISI DI KANDANGKAN: 1. BOBOT LAHIR, BOBOT SAPIH, JUMLAH ANAK SEKELAHIRAN DAN DAYA HIDUP ANAK PRASAPIH (Productivity of Kacang Goat at Condition Penned. 1. Birth Weight,

Lebih terperinci

ANALISIS FINANSIAL USAHA PETERNAKAN PEMBIBITAN SAPI POTONG RAKYAT DI DAERAH PERTANIAN LAHAN KERING

ANALISIS FINANSIAL USAHA PETERNAKAN PEMBIBITAN SAPI POTONG RAKYAT DI DAERAH PERTANIAN LAHAN KERING Sains Peternakan Vol. 14 (1), Maret 2016: 13-20 ISSN 1693-8828 ANALISIS FINANSIAL USAHA PETERNAKAN PEMBIBITAN SAPI POTONG RAKYAT DI DAERAH PERTANIAN LAHAN KERING Studi Kasus di Wilayah Kecamatan Semin,

Lebih terperinci

Lokakarya Fungsional Non Peneiti 1997 Sistem Perkandangan 1. Dari umur sehari sampai dengan umur 2 mingggu digunakan kandang triplek + kawat ukuran 1

Lokakarya Fungsional Non Peneiti 1997 Sistem Perkandangan 1. Dari umur sehari sampai dengan umur 2 mingggu digunakan kandang triplek + kawat ukuran 1 ANALISA USAHA PENGGEMUKAN AYAM BURAS DENGAN SISTEM PEMELIHARAAN SECARA INTENSIF Erwanto Balai Penelitian Ternak Ciawi, P.O. Box 221, Bogor 16002 Bahan PENDAHULUAN Ayam buras merupakan ayam lokal yang banyak

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada akhirnya setelah penulis melakukan penelitian langsung ke perusahaan serta melakukan perhitungan untuk masing-masing rumus dan mencari serta mengumpulkan

Lebih terperinci

VII. PEMBAHASAN ASPEK FINANSIAL

VII. PEMBAHASAN ASPEK FINANSIAL VII. PEMBAHASAN ASPEK FINANSIAL 7.1. Proyeksi Arus Kas (Cashflow) Proyeksi arus kas merupakan laporan aliran kas yang memperlihatkan gambaran penerimaan (inflow) dan pengeluaran kas (outflow). Dalam penelitian

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Kadariah (2001), tujuan dari analisis proyek adalah :

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Kadariah (2001), tujuan dari analisis proyek adalah : III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Analisis Kelayakan Investasi Pengertian Proyek pertanian menurut Gittinger (1986) adalah kegiatan usaha yang rumit karena penggunaan sumberdaya

Lebih terperinci

Pendahuluan. Prosedur Capital Budgeting atau Rencana Investasi

Pendahuluan. Prosedur Capital Budgeting atau Rencana Investasi Pendahuluan Suatu program capital budgeting atau rencana investasi yang baik membutuhkan beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam proses pengambilan keputusan. Langkah-langkah tersebut adalah : 1) Penelitian

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata-kata kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Internal Rate of Return, Profitability Index, Net Present Value, Investasi.

ABSTRAK. Kata-kata kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Internal Rate of Return, Profitability Index, Net Present Value, Investasi. ABSTRAK Krisis perekonomian Indonesia telah membuat perusahaan-perusahaan terguncang dan lemah. Banyak perusahaan melakukan investasi untuk mempertahankan keberadaannya dan agar tidak kalah bersaing dengan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis mengemukakan teori-teori terkait penelitian. Teori-teori tersebut antara lain pengertian proyek, keterkaitan proyek dengan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek memiliki beberapa pengertian. Menurut Kadariah et al. (1999) proyek ialah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Dian Layer Farm yang terletak di Kampung Kahuripan, Desa Sukadamai, Kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor,

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor, 26 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini dilakukan dengan pertimbangan

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL TERHADAP PROFITABILITAS INDUSTRI RUMAH TANGGA ANEKA KUE KERING (STUDI KASUS: INDUSTRI RUMAH TANGGA ONI COOKIES )

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL TERHADAP PROFITABILITAS INDUSTRI RUMAH TANGGA ANEKA KUE KERING (STUDI KASUS: INDUSTRI RUMAH TANGGA ONI COOKIES ) ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL TERHADAP PROFITABILITAS INDUSTRI RUMAH TANGGA ANEKA KUE KERING (STUDI KASUS: INDUSTRI RUMAH TANGGA ONI COOKIES ) Nama : Sonny Suryadi NPM : 36410653 Jurusan : Teknik Industri

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Citra Jaya Putra Utama merupakan salah satu perusahaan jasa yang bergerak di bidang distribusi farmasi. Perusahaan saat ini ingin melakukan investasi modal dalam bentuk cabang baru di Surabaya

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Menurut Husnan dan Suwarsono (2000), proyek pada dasarnya merupakan kegiatan yang menyangkut pengeluaran modal (capital

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PENILAIAN

BAB IV ANALISIS DAN PENILAIAN BAB IV ANALISIS DAN PENILAIAN IV.1 Prinsip Perhitungan Keekonomian Migas Pada prinsipnya perhitungan keekonomian eksplorasi serta produksi sumber daya minyak dan gas (migas) tergantung pada: - Profil produksi

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN USAHATERNAK SAPI PERAH (Studi Kasus di Perusahaan X, Desa Cibeureum Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor) SKRIPSI SHCYNTALIA HERTIKA

ANALISIS PENDAPATAN USAHATERNAK SAPI PERAH (Studi Kasus di Perusahaan X, Desa Cibeureum Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor) SKRIPSI SHCYNTALIA HERTIKA ANALISIS PENDAPATAN USAHATERNAK SAPI PERAH (Studi Kasus di Perusahaan X, Desa Cibeureum Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor) SKRIPSI SHCYNTALIA HERTIKA PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

Lebih terperinci

Bab 5 Penganggaran Modal

Bab 5 Penganggaran Modal M a n a j e m e n K e u a n g a n 90 Bab 5 Penganggaran Modal Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan mengenai teori dan perhitungan dalam investasi penganggaran modal dalam penentuan keputusan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan permasalahan serta maksud dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: 1. Estimasi incremental

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pertambangan membutuhkan suatu perencanaan yang baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik dari segi materi maupun waktu. Maka dari

Lebih terperinci

II. KERANGKA PEMIKIRAN

II. KERANGKA PEMIKIRAN II. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan kumpulan teori yang digunakan dalam penelitian. Teori-teori ini berkaitan erat dengan permasalahan yang ada

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. diselenggarakan secara teratur dan terus menerus pada suatu tempat dan dalam

KAJIAN KEPUSTAKAAN. diselenggarakan secara teratur dan terus menerus pada suatu tempat dan dalam 10 II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Usaha Peternakan Sapi Perah Usaha peternakan adalah suatu usaha pembibitan dan atau budidaya peternakan dalam bentuk perusahaan peternakan atau peternakan rakyat, yang diselenggarakan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Metode Kelayakan Investasi Evaluasi terhadap kelayakan ekonomi proyek didasarkan pada 2 (dua) konsep analisa, yaitu analisa ekonomi dan analisa finansial. Analisa ekomoni bertujuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. KERANGKA TEORI 2.1.1. Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Studi Kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang kegiatan atau usaha atau bisnis

Lebih terperinci

BAB 6 ASPEK KEUANGAN

BAB 6 ASPEK KEUANGAN BAB 6 ASPEK KEUANGAN 6.1. Kebutuhan Investasi Tahun ke-0 Dalam menjalankan usaha ini, FVN melakukan investasi awal sebesar Rp 100.000.000,- sebelum masuk ke tahun pertama. FVN perlu membeli semua kebutuhan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Pengertian Usaha

III. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Pengertian Usaha III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengertian Usaha Menurut Gittinger (1986) bisnis atau usaha adalah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Definisi Proyek Menurut Kadariah et al. (1999) proyek merupakan suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan

Lebih terperinci

FLUKTUASI BOBOT HIDUP KAMBING KACANG INDUK YANG DIKAWINKAN DENGAN PEJANTAN BOER DARI KAWIN SAMPAI ANAK LEPAS SAPIH

FLUKTUASI BOBOT HIDUP KAMBING KACANG INDUK YANG DIKAWINKAN DENGAN PEJANTAN BOER DARI KAWIN SAMPAI ANAK LEPAS SAPIH FLUKTUASI BOBOT HIDUP KAMBING KACANG INDUK YANG DIKAWINKAN DENGAN PEJANTAN BOER DARI KAWIN SAMPAI ANAK LEPAS SAPIH (Live Weight Fluctuation of Doe Crossed with Boer from Mating until Weaning Period) FITRA

Lebih terperinci

ANALISIS USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING (BROILER) DENGAN POLA KEMITRAAN (STUDI KASUS DI PETERNAKAN BU LILIS RANCAMIDIN, CIBODAS)

ANALISIS USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING (BROILER) DENGAN POLA KEMITRAAN (STUDI KASUS DI PETERNAKAN BU LILIS RANCAMIDIN, CIBODAS) ANALISIS USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PEDAGING (BROILER) DENGAN POLA KEMITRAAN (STUDI KASUS DI PETERNAKAN BU LILIS RANCAMIDIN, CIBODAS) Yusuf Maulana 1, Yusuf Mauludin 2, Erwin Gunadhi 3 Jurnal Kalibrasi

Lebih terperinci

KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PETERNAKAN AYAM PETELUR DI KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI (STUDI KASUS CV. BELONA MANDIRI)

KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PETERNAKAN AYAM PETELUR DI KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI (STUDI KASUS CV. BELONA MANDIRI) J. Agrisains () : 7, April 0 ISSN : 657 KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PETERNAKAN AYAM PETELUR DI KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI (STUDI KASUS CV. BELONA MANDIRI) Sayekti Handayani ), Haerani Maksum

Lebih terperinci