KEPUTUSAN DIREKSI PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH RIAU KEPRI SELAKU PENDIRI DANA PENSIUN BANK PEMBANGUNAN DAERAH RIAU KEPRI NOMOR : 01/PENDIRI/BRK/2013

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KEPUTUSAN DIREKSI PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH RIAU KEPRI SELAKU PENDIRI DANA PENSIUN BANK PEMBANGUNAN DAERAH RIAU KEPRI NOMOR : 01/PENDIRI/BRK/2013"

Transkripsi

1 KEPUTUSAN DIREKSI PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH RIAU KEPRI SELAKU PENDIRI DANA PENSIUN BANK PEMBANGUNAN DAERAH RIAU KEPRI NOMOR : 01/PENDIRI/BRK/2013 TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN DARI DANA PENSIUN BANK PEMBANGUNAN DAERAH RIAU KEPRI DIREKSI PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH RIAU KEPRI SELAKU PENDIRI DANA PENSIUN BANK PEMBANGUNAN DAERAH RIAU KEPRI Menimbang : a. bahwa guna memelihara kesinambungan penghasilan Pegawai untuk kesejahteraan di hari tua dan memberi motivasi kerja yang pada gilirannya dapat meningkatkan produktivitas perusahaan, telah ditetapkan Peraturan Dana Pensiun dari Dana Pensiun Bank Pembangunan Daerah Riau berdasarkan Keputusan Direksi Nomor 01/PENDIRI/BPDR/2010 Tanggal 31 Maret 2010; b. bahwa Peraturan Dana Pensiun tersebut telah mendapat pengesahan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor Kep-601/KM.10/2010 Tanggal 29 Oktober 2010, sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun; c. bahwa untuk menyesuaikan dengan perubahan nama pendiri, mengubah Manfaat Pensiun yang diterima dan perubahan lainnya dipandang perlu untuk mengubah Peraturan Dana Pensiun dari Dana Pensiun Bank Pembangunan Daerah Riau. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 Tanggal 20 April 1992 Tentang Dana Pensiun (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 37, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3477); 2. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tanggal 16 Agustus 2007 Tentang Perseroan Terbatas (PT); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 1992 Tanggal 30 November 1992 Tentang Dana Pensiun Pemberi Kerja (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3507) dan peraturan pelaksanaannya; Halaman : 1

2 4. Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 12/59/KEP.GBI/2010 tanggal 23 September 2010 tentang Perubahan Penggunaan Izin Usaha atas nama PT Bank Pembangunan Daerah Riau disingkat PT Bank Riau menjadi Izin Usaha atas nama PT Bank Pembangunan Daerah Riau Kepri disingkat PT Bank Riau Kepri; 5. Akta Pendirian dan Anggaran Dasar Perseroan Terbatas Bank Pembangunan Daerah Riau Nomor 36 Tanggal 18 Januari 2003 yang telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia No. C HT Tahun 2003 tanggal 05 Mei 2003 berikut perubahannya akta Nomor 34 tanggal 26 Mei 2008 yang dibuat dihadapan Refizal, SH Notaris di Jakarta, perubahanmana telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Nomor AHU AH Tahun 2008 tanggal 01 Desember 2008 dan terakhir diubah berdasarkan akta Pernyataan Keputusan Rapat Nomor 34 tanggal 14 September 2012 yang dibuat di hadapan Fery Bakti, SH Notaris di Pekanbaru. M E M U T U S K A N : Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKSI PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH RIAU KEPRI SELAKU PENDIRI DANA PENSIUN BANK PEMBANGUNAN DAERAH RIAU KEPRI TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN DARI DANA PENSIUN BANK PEMBANGUNAN DAERAH RIAU KEPRI. ARTI DAN ISTILAH Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan : 1. Undang-Undang Dana Pensiun adalah Undang-undang Nomor 11 Tahun 1992 Tentang Dana Pensiun; 2. OJK adalah Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan ; 3. Bank adalah PT Bank Pembangunan Daerah Riau Kepri dengan sebutan Bank Riau Kepri; 4. Pengurus Bank adalah Direksi dan Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah Riau Kepri; 5. Direksi adalah Direksi PT Bank Pembangunan Daerah Riau Kepri; 6. Dana Pensiun adalah Dana Pensiun Bank Pembangunan Daerah Riau Kepri dengan sebutan Dana Pensiun Bank Riau Kepri; 7. Pendiri/Pemberi Kerja adalah PT Bank Pembangunan Daerah Riau Kepri yang dalam hal ini diwakili oleh Direksi PT Bank Pembangunan Daerah Riau Kepri; 8. Pengurus adalah Pengurus Dana Pensiun Bank Pembangunan Daerah Riau Kepri; 9. Dewan Pengawas adalah Dewan Pengawas Dana Pensiun Bank Pembangunan Daerah Riau Kepri; Halaman : 2

3 10. Penerima Titipan adalah Bank Umum yang menyelenggarakan jasa penitipan sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundangan yang berlaku di bidang Perbankan; 11. Manfaat Pensiun adalah pembayaran berkala kepada pensiunan, janda/duda, atau anak pada saat dan dengan cara yang ditetapkan dalam Peraturan Dana Pensiun; 12. Iuran adalah uang yang dibayarkan oleh Peserta dan Pendiri; 13. Peraturan adalah Peraturan Dana Pensiun dari Dana Pensiun Bank Pembangunan Daerah Riau Kepri; 14. Pegawai adalah Pegawai PT Bank Pembangunan Daerah Riau Kepri yang telah diangkat menjadi pegawai tetap, sesuai ketentuan kepegawaian PT Bank Pembangunan Daerah Riau Kepri; 15. Peserta adalah Pegawai PT Bank Pembangunan Daerah Riau Kepri yang memenuhi syarat kepesertaan sesuai Peraturan dan telah terdaftar pada Dana Pensiun Bank Pembangunan Daerah Riau Kepri; 16. Pensiunan adalah Peserta yang telah menerima pembayaran Manfaat Pensiun sesuai Peraturan; 17. Janda/Duda adalah isteri/suami yang sah menurut hukum dari Peserta atau Pensiunan yang meninggal dunia dan telah terdaftar pada Dana Pensiun sebelum Peserta menjalani pensiun atau meninggal dunia atau berhenti bekerja; 18. Anak adalah Semua anak yang sah dari peserta atau pensiunan yang telah terdaftar pada Dana Pensiun sebelum Peserta berhenti bekerja atau meninggal dunia atau pensiun; 19. Pihak Yang Berhak adalah Janda/duda, Anak atau Pihak Yang Ditunjuk; 20. Pihak Yang Ditunjuk adalah Seseorang yang ditunjuk oleh Peserta ketika yang bersangkutan masih menjadi Pegawai dalam hal P eserta tidak menikah dan tidak mempunyai anak; 21. Penghasilan Dasar Pensiun (PhDP) dalam rangka perhitungan Iuran dan Manfaat Pensiun adalah nominal tertentu yang telah ditetapkan sesuai dengan peraturan penggajian PT Bank Pembangunan Daerah Riau Kepri berdasarkan Surat Keputusan Direksi PT Bank Riau Kepri Nomor 42/KEPDIR/2011 tanggal 20 Mei 2011 tentang Perubahan Kelima belas atas Keputusan Direksi Nomor 04/KEPDIR/2004 tentang Sistem dan Prosedur Sumber Daya Manusia PT Bank Pembangunan Daerah Riau dan Surat Keputusan Direksi PT Bank Riau Kepri Nomor 38/KEPDIR/2012 tanggal 14 Juni 2012 tentang Perubahan Ketujuh belas atas Keputusan Direksi Nomor 04/KEPDIR/2004 tentang Sistem dan Prosedur Sumber Daya Manusia PT Bank Pembangunan Daerah Riau, kecuali untuk peserta yang diangkat menjadi Pengurus Bank; 22. Penghasilan Dasar Pensiun (PhDP) untuk peserta yang diangkat menjadi Pengurus Bank adalah 2 (dua) kali PhDP sebagaimana ayat 21 di atas, namun setinggi-tingginya adalah sebesar Rp ,- (tiga belas juta tiga ratus empat belas ribu rupiah); 23. Masa Kerja adalah Suatu jangka waktu yang dihitung sejak tanggal penetapan menjadi Pegawai Bank sampai dengan tanggal penetapan berhenti menjadi Pegawai termasuk masa kepesertaan dengan dana yang dibawa dari Dana Pensiun Lain; 24. Faktor Penghargaan adalah Penghargaan Masa Kerja per tahun yang ditetapkan dalam persentase; Halaman : 3

4 25. Cacat adalah cacat total dan tetap yang menyebabkan seseorang tidak mampu lagi melakukan pekerjaan yang memberikan penghasilan yang layak diperoleh sesuai dengan pendidikannya, keahlian, keterampilan dan pengalamannya sesuai dengan Surat Keterangan Dokter yang ditunjuk Bank; 26. Anak Cacat adalah Anak yang cacat total dinyatakan oleh dokter perusahaan yang tidak mampu melakukan pekerjaan yang memberikan penghasilan yang layak diperoleh sesuai dengan pendidikan, keahlian, ketrampilan dan pengalamannya ; 27. Manfaat Pensiun Ditunda adalah hak atas Manfaat Pensiun bagi Peserta yang telah berhenti bekerja sebelum mencapai usia pensiun normal yang ditunda pembayarannya sampai sekurang-kurangnya mencapai usia pensiun dipercepat; 28. Manfaat Pensiun Normal adalah Manfaat Pensiun bagi Peserta, yang mulai dibayarkan pada saat Peserta Pensiun setelah mencapai usia 56 (lima puluh enam) tahun; 29. Manfaat Pensiun Dipercepat adalah Manfaat Pensiun bagi Peserta, yang mulai dibayarkan pada saat Peserta Pensiun setelah mencapai usia 46 (empat puluh enam) tahun; 30. Manfaat Pensiun Cacat adalah Manfaat Pensiun bagi Peserta yang dibayarkan bila Peserta menjadi cacat; 31. Manfaat Pensiun Janda/Duda adalah Manfaat Pensiun bagi Janda/Duda yang dibayarkan setelah Peserta/Pensiunan meninggal dunia; 32. Manfaat Pensiun Anak adalah Manfaat Pensiun bagi anak yang dibayarkan setelah Janda/Duda kawin lagi atau Janda/Duda meninggal dunia atau Peserta/Pensiunan meninggal dunia tidak ada Janda/Duda; 33. Isteri/Suami adalah isteri/suami dari Peserta yang sah menurut hukum dan telah terdaftar pada Pendiri; 34. Ahli Waris adalah orang (orang-orang) yang berhak menerima Manfaat Pensiun dari Peserta/Pensiunan yang sah berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku. NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 2 (1). Dana Pensiun ini menjalankan kegiatan dengan nama Dana Pensiun Bank Pembangunan Daerah Riau Kepri selanjutnya disebut Dana Pensiun atau Dana Pensiun Bank Riau Kepri dan berkedudukan di Pekanbaru. (2). Kantor Cabang dan atau Perwakilan Dana Pensiun dapat didirikan di tempat lain oleh Pengurus dengan persetujuan Pendiri, tanpa mengurangi perizinan untuk itu dari instansi yang berwenang. TANGGAL PEMBENTUKAN DANA PENSIUN DAN JANGKA WAKTU Pasal 3 (1). Dana Pensiun merupakan kelanjutan dari Yayasan Dana Pensiun dan Tunjangan Hari Tua Bank Pembangunan Daerah Riau yang dibentuk berdasarkan Akte Notaris Singgih Susilo, SH, Notaris di Pekanbaru, Nomor 100 pada tanggal 17 Januari 1985 dan peraturan pelaksanaannya; Halaman : 4

5 (2). Dana Pensiun untuk pertama kalinya diselenggarakan berdasarkan Keputusan Direksi Bank Pembangunan Daerah Riau Nomor 17/KEPDIR/199 3 tanggal 1 April 1993 serta telah mendapatkan pengesahan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor Kep-292/KM.17/1993 tanggal 24 Desember 1993 dan terakhir diubah dan disahkan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor Kep-601/KM.10/2010 tanggal 29 Oktober (3). Dana Pensiun ini didirikan untuk jangka waktu yang tidak ditentukan lamanya. A Z A S Pasal 4 Dana Pensiun ini berazaskan Pancasila sebagai landasan idiil dan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai landasan konstitusional. MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 5 Maksud pembentukan Dana Pensiun adalah untuk menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti, dengan tujuan memberikan kesinambungan penghasilan bagi Peserta dan pihak yang berhak. PENDIRI NAMA PENDIRI Pasal 6 Pendiri Dana Pensiun adalah PT Bank Pembangunan Daerah Riau Kepri. KEWAJIBAN PENDIRI Pasal 7 (1). Untuk memenuhi kebutuhan dana bagi pembiayaan Program Pensiun Manfaat Pasti, Pendiri/Pemberi Kerja wajib membayar iuran yang menjadi bebannya yaitu iuran normal dan iuran tambahan yang besarnya ditetapkan berdasarkan perhitungan aktuaria. (2). Pendiri wajib memungut iuran Peserta. (3). Pendiri wajib menyetor seluruh iuran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) d an ayat (2) kepada Dana Pensiun. (4). Pendiri wajib membayar bunga atas hutang iuran sebagaimana dimaksud ayat (3) yang belum disetor setelah tanggal jatuh tempo; (5). Pendiri wajib melaporkan secara tertulis perubahan anggota Pengurus dan anggota Dewan Pengawas kepada OJK. (6). Pendiri wajib memberikan data, dokumen, keterangan dan informasi lainnya yang berkaitan dengan kepesertaan Pegawai kepada Dana Pensiun. Halaman : 5

6 HAK DAN WEWENANG PENDIRI Pasal 8 (1). Pendiri menetapkan dan memberlakukan Peraturan beserta perubahannya. (2). Pendiri menunjuk dan memberhentikan Dewan Pengawas. (3). Pendiri menunjuk Pengurus, dengan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam peraturan perundangan di bidang Dana Pensiun dan memberhentikan Pengurus. (4). Pendiri menunjuk dan mengubah penunjukan Penerima Titipan. (5). Pendiri menetapkan dan mengubah arahan investasi. (6). Pendiri memberikan persetujuan atas Program Kerja dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja yang diajukan oleh Pengurus. (7). Pendiri mengesahkan laporan tahunan Pengurus dan Dewan Pengawas. (8). Pendiri menetapkan besarnya honorarium dan uang masa bhakti Pengurus dan Dewan Pengawas. (9). Pendiri menetapkan Pedoman Tata Kelola Dana Pensiun yang disusun oleh Pengurus. TANGGUNG JAWAB PENDIRI Pasal 9 Pendiri bertanggung jawab atas kecukupan dana untuk memenuhi kewajiban Manfaat Pensiun kepada Peserta dan Pihak Yang Berhak atas Manfaat Pensiun sesuai Peraturan. PENGURUS PENUNJUKAN, KEANGGOTAAN DAN MASA JABATAN PENGURUS Pasal 10 (1). Dalam rangka pengelolaan Dana Pensiun, Pendiri menunjuk Pengurus. (2). Untuk dapat diangkat sebagai Pengurus, harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. Warga Negara Indonesia (WNI); b. Memiliki akhlak dan moral yang baik; c. Tidak pernah melakukan tindakan tercela di bidang perekonomian dan atau dihukum karena terbukti melakukan tindak pidana di bidang perekonomian; d. Memiliki pengetahuan di bidang Dana Pensiun; e. Antara pengurus tidak ada hubungan keluarga sampai derajat ketiga baik kebawah maupun ke samping. (3). Penunjukan Pengurus ditetapkan dengan Surat Keputusan. Halaman : 6

7 (4). Jumlah Anggota Pengurus sekurang-kurangnya 2 (dua) orang dan sebanyakbanyaknya 4 (empat) orang yang terdiri dari seorang Ketua dan seorang Wakil Ketua, serta selebihnya sebagai Sekretaris dan Bendahara. (5). Pengurus diangkat untuk masa jabatan 3 (tiga) tahun dan setelah masa jabatan tersebut berakhir, Pengurus yang bersangkutan dapat ditunjuk kembali. (6). Anggota Pengurus dapat mengundurkan diri dengan memberitahukan secara tertulis kepada Pendiri dan pelaksanaannya setelah mendapat persetujuan tertulis dari Pendiri. (7). Apabila karena sebab apapun terjadi lowongan anggota Pengurus, Pendiri wajib mengangkat anggota Pengurus untuk mengisi lowongan tersebut selambat - lambatnya 6 (enam) bulan sejak terjadi lowongan anggota Pengurus dimaksud untuk mengisi sisa masa jabatan dari anggota Pengurus yang digantikan. (8) Jabatan anggota Pengurus berakhir apabila : a. Masa jabatan berakhir; atau b. Meninggal dunia; atau c. Mengundurkan diri; atau d. Diberhentikan oleh Pendiri; atau e. Dijatuhi hukuman pidana yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap; atau f. Dana Pensiun bubar; (9). Anggota Pengurus tidak dapat merangkap jabatan sebagai pengurus dana pensiun lain atau anggota direksi atau jabatan eksekutif pada perusahaan lain. (10). Setiap perubahan anggota Pengurus wajib dilaporkan kepada OJK selambatlambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja sebelum berlakunya perubahan. KEWAJIBAN PENGURUS Pasal 11 (1). Pengurus wajib mengelola Dana Pensiun dengan mengutamakan kepentinga n Peserta, Pensiunan dan Pihak Yang Berhak atas manfaat pensiun. (2). Pengurus wajib melaksanakan pengelolaan investasi sesuai dengan arahan investasi. (3). Pengurus wajib memelihara buku, catatan dan dokumen yang diperlukan dalam rangka pengelolaan Dana Pensiun. (4). Pengurus wajib bertindak teliti, terampil, bijaksana dan cermat dalam melaksanakan tanggung jawabnya mengelola Dana Pensiun. (5). Pengurus wajib merahasiakan keterangan pribadi yang menyangkut masing - masing Peserta. (6). Pengurus wajib menyampaikan laporan berkala atau setiap saat apabila diminta oleh Pendiri, meliputi : a. Laporan Keuangan yang telah diaudit oleh Akuntan Publik selambatlambatnya 5 (lima) bulan setelah berakhirnya tahun buku tersebut; b. Daftar Investasi Bulanan; c. Laporan tahunan/pertanggungjawaban atas penyelenggaraan Dana Pensiun. (7). Pengurus wajib menyampaikan laporan secara berkala kepada OJK menurut jenis, bentuk, susunan dan waktu yang ditetapkan sesuai ketentuan perundangundangan yang berlaku di bidang dana pensiun yang terdiri dari: Halaman : 7

8 a. laporan keuangan; b. laporan investasi dan daftar investasi; c. laporan teknis; dan d. laporan aktuaris. (8). Pengurus wajib mengumumkan kepada Peserta mengenai : a. neraca dan perhitungan hasil usaha menurut bentuk, susunan dan waktu yang ditetapkan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku di bidang dana pensun; b. pengumuman mengenai perkembangan portofolio investasi dan hasilnya sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan sekali; c. hal-hal yang timbul dalam rangka kepesertaan dalam bentuk susunan dan waktu yang ditetapkan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku di bidang dana pensun; d. ringkasan dari laporan investasi tahunan dan hasil pemeriksaan akuntan publik atas laporan investasi tahunan; e. ringkasan hasil evaluasi Dewan Pengawas; dan f. setiap perubahan Peraturan. (9). Pengurus wajib memberitahukan kepada OJK apabila Pendiri tidak membayar iuran selama 3 (tiga) bulan berturut-turut. (10). Pengurus wajib mengumumkan pengesahan OJK atas Peraturan atau perubahannya dengan menetapkannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. (11). Pengurus wajib menyusun dan menerapkan Pedoman Tata Kelola Dana Pensiun yang baik. (12). Pengurus wajib menyampaikan Rencana Kerja, Anggaran Belanja dan Pendapatan Dana Pensiun kepada Pendiri untuk mendapatkan persetujuan. (13). Pengurus wajib menyampaikan rencana investasi tahunan kepada Dewan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan, yang memuat sekurang-kurangnya: a. rencana komposisi jenis investasi; b. perkiraan tingkat hasil investasi untuk masing-masing jenis investasi; dan c. pertimbangan yang mendasari rencana komposisi jenis investasi. (14). Pengurus Dana Pensiun harus menyampaikan laporan hasil investasi tahunan dan hasil pemeriksaan akuntan publik atas laporan investasi tahunan kepada Pendiri dan Dewan Pengawas. (15). Pengurus wajib menyusun tata cara bagi Peserta untuk menyampaikan pendapat dan saran. HAK DAN WEWENANG PENGURUS Pasal 12 (1). Dalam rangka pelaksanaan Peraturan, pengelolaan Dana Pensiun, pengelolaan investasi dan menjamin keamanan kekayaan Dana Pensiun, Pengurus dapat mengadakan perjanjian dengan pihak ketiga. (2). Pengurus membuat perjanjian penitipan kekayaan Dana Pensiun dengan Penerima Titipan. (3). Pengurus melakukan tindakan hukum untuk dan atas nama Dana Pensiun dan mewakili Dana Pensiun di dalam dan di luar Pengadilan. Halaman : 8

9 (4). Pengurus dapat mengangkat dan memberhentikan pegawai Dana Pensiun serta menetapkan gaji atau penghasilannya. (5). Pengurus memperoleh honorarium dan uang masa bhakti yang besarnya ditetapkan oleh Pendiri dan dibebankan sebagai biaya Dana Pensiun. (6). Pengurus berwenang meminta data, dokumen, keterangan dan informasi lainnya dari Pendiri, Peserta atau Pihak Yang Berhak yang diperlukan untuk penatausahaan Dana Pensiun. TANGGUNG JAWAB PENGURUS Pasal 13 (1). Pengurus bertanggung jawab atas pengelolaan Dana Pensiun sesuai Undang - Undang Dana Pensiun dan peraturan pelaksanaannya. (2). Dalam melakukan tugasnya Pengurus bertanggung jawab kepada Pendiri. (3). Pengurus, masing-masing atau bersama-sama, bertanggung jawab secara pribadi atas segala kerugian yang timbul pada kekayaan Dana Pensiun akibat tindakan Pengurus yang melanggar atau melalaikan tugas dan atau kewajibannya sebagaimana ditetapkan dalam Undang -Undang Dana Pensiun dan peraturan pelaksanaannya, serta wajib mengembalikan kepada Dana Pensiun segala kenikmatan yang diperoleh dari kekayaan Dana Pensiun secara melawan hukum. RAPAT PENGURUS Pasal 14 (1). Pengurus wajib mengadakan rapat sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan sekali. (2). Rapat Pengurus harus dilakukan melalui undangan kepada peserta rapat yang di dalamnya mencantumkan hari, tanggal, waktu dan tempat rapat serta keterangan singkat tentang hal hal yang akan dibicarakan. (3). Rapat Pengurus dipimpin oleh Ketua Pengurus atau apabila berhalangan hadir maka rapat dipimpin oleh Pengurus yang ditunjuk oleh Ketua Pengurus. (4). Rapat Pengurus hanya sah apabila mencapai kuorum. (5). Rapat Pengurus mencapai kourom apabila dihadiri minimal oleh lebih dari setengah jumlah Pengurus. (6). Keputusan rapat Pengurus harus diambil berdasarkan musyawarah dan apabila dengan cara demikian tidak diperoleh kesepakatan maka keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak dari suara yang dikeluarkan dengan sah dan setiap anggota Pengurus berhak untuk mengeluarkan 1 (satu) suara. (7). Apabila jumlah suara yang setuju dan yang tidak setuju sama banyaknya maka keputusan diambil oleh Ketua Rapat. Halaman : 9

10 (8). Hasil rapat Pengurus harus dibuat dalam suatu notulen yang wajib ditandatangani oleh semua peserta rapat. DEWAN PENGAWAS PENUNJUKAN, KEANGGOTAAN DAN MASA JABATAN DEWAN PENGAWAS Pasal 15 (1). Dalam rangka pengawasan pengelolaan Dana Pensiun oleh Pengurus, Pendiri menunjuk Dewan Pengawas. (2). Untuk dapat diangkat sebagai anggota Dewan Pengawas harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : a. WNI; b. Memiliki akhlak dan moral yang baik; c. Tidak pernah melakukan tindakan tercela di bidang perekonomian dan atau dihukum karena terbukti melakukan tindak pidana di bidang perekonomian; d. Tidak ada hubungan keluarga sampai derajat ketiga baik ke bawah maupun ke samping dengan anggota Dewan Pengawas lainnya. (3). Penunjukan anggota Dewan Pengawas ditetapkan dengan Surat Keputusan. (4). Jumlah anggota Dewan Pengawas sekurang kurangnya 2 (dua) orang, dengan susunan 1 (satu) orang wakil dari Pemberi Kerja, 1 (satu) orang wakil dari Peserta. (5). Anggota Dewan Pengawas terdiri dari Wakil Pendiri dan Wakil Peserta dalam jumlah yang sama. (6). Anggota Dewan Pengawas yang mewakili Peserta sebagaimana dimaksud ayat (5) adalah Pegawai yang menjadi Peserta dan atau Pensiunan yang diajukan oleh Peserta. (7). Dalam hal wakil Peserta sebagaimana dimaksud ayat (6) lebih dari 1 (satu) dan jumlah pensiunan lebih dari 50 (lima puluh) orang, maka wakil Peserta dalam Dewan Pengawas sekurang-kurangnya 1 (satu) orang harus berasal dari Pensiunan. (8). Direksi atau pejabat yang setingkat dengan itu dari Pendiri tidak dapat ditunjuk sebagai wakil Peserta dalam Dewan Pengawas. (9). Anggota Dewan Pengawas yang mewakili Pemberi Kerja dapat berasal dari Pegawai atau bukan Pegawai. (10). Anggota Dewan Pengawas tidak dapat merangkap jabatan sebagai Pengurus. (11). Dewan Pengawas diangkat untuk masa jabatan 3 (tiga) tahun, dan setelah masa jabatan tersebut berakhir, anggota Dewan Pengawas yang bersangkutan dapat ditunjuk kembali. (12). Anggota Dewan Pengawas dapat mengundurkan diri dengan memberitahukan secara tertulis kepada Pendiri dan pelaksanaannya setelah mendapat persetujuan tertulis dari Pendiri. (13). Apabila karena suatu sebab apapun terjadi lowongan (kurang dari 2 orang) dalam keanggotaan Dewan Pengawas, Pendiri wajib mengangkat anggota Dewan Pengawas untuk mengisi lowongan tersebut selambat-lambatnya 6 (enam) bulan sejak terjadinya lowongan anggota Dewan Pengawas dimaksud. (14). Jabatan anggota Dewan Pengawas berakhir apabila : a. Masa jabatan berakhir; atau Halaman : 10

11 b. Meninggal dunia; atau c. Mengundurkan diri; atau d. Diberhentikan oleh Pendiri; atau e. Dijatuhi hukuman pidana yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap; atau f. Wakil Peserta yang bersangkutan berhenti bekerja bukan karena pensiun; atau g. Status Badan Hukum Dana Pensiun berakhir. (15). Setiap perubahan anggota Dewan Pengawas wajib dilaporkan kepada OJK selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja setelah tanggal perubahan. KEWAJIBAN DEWAN PENGAWAS Pasal 16 (1). Dewan Pengawas wajib melakukan pengawasan atas pengelolaan Dana Pensiun yang dilakukan oleh Pengurus. (2). Dewan Pengawas wajib mengevaluasi kinerja investasi Dana Pensiun sekurang - kurangnya sekali untuk satu tahun buku yang didasarkan antara lain pada : a. laporan investasi tahunan dan hasil pemeriksaan akuntan publik atas laporan investasi tahunan; b. pendapat dan saran Peserta kepada Pendiri, Dewan Pengawas dan P engurus mengenai perkembangan portofolio dan hasil investasi kekayaan Dana Pensiun. (3). Dewan Pengawas wajib menyampaikan laporan tahunan secara tertulis atas hasil pengawasannya kepada Pendiri selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah tahun buku berakhir dan salinannya diumumkan kepada Peserta. (4). Dewan Pengawas bersama Pengurus wajib membicarakan secara berkala mengenai pendapat dan saran dari Peserta atas perkembangan portofolio investasi dan hasilnya. (5). Dewan Pengawas wajib melaksanakan Fungsi Komite Audit, Komite Remunerasi, Komite Kebijakan Risiko dan Komite Good Pension Fund Governance (GPFG) sebelum terbentuknya komite-komite bersangkutan. HAK DAN WEWENANG DEWAN PENGAWAS Pasal 17 (1). Dewan Pengawas menunjuk Aktuaris dan Akuntan Publik. (2). Anggota Dewan Pengawas, masing-masing atau bersama-sama berhak memasuki gedung-gedung, kantor-kantor dan halaman-halaman yang dipergunakan oleh Dana Pensiun dan berhak untuk memeriksa buku-buku dan dokumen-dokumen serta kekayaan Dana Pensiun. (3). Dewan Pengawas memberikan persetujuan atas rencana investasi yang disusun Pengurus. (4). Anggota Dewan Pengawas berhak meminta keterangan kepada Pengurus yang berkenaan dengan Dana Pensiun. (5). Anggota Dewan Pengawas menerima honorarium dan uang masa bhakti yang besarnya ditetapkan oleh Pendiri dan dibebankan sebagai biaya Dana Pensiun. Halaman : 11

12 (6). Dalam hal Dana Pensiun dilikuidasi maka Dewan Pengawas mengawasi pelaksanaan likuidasi yang dilakukan oleh likuidator. TANGGUNG JAWAB DEWAN PENGAWAS Pasal 18 Dalam melakukan pengawasan atas pengelolaan Dana Pensiun, Dewan Pengawas bertanggung jawab kepada Pendiri. RAPAT DEWAN PENGAWAS Pasal 19 (1). Dewan Pengawas wajib mengadakan rapat sekurang -kurangnya 1 (satu) tahun sekali. (2). Rapat Dewan Pengawas harus dilakukan melalui undangan kepada peserta rapat yang di dalamnya mencantumkan hari, tanggal, waktu dan tempat rapat serta keterangan singkat tentang hal hal yang akan dibicarakan. (3). Rapat Dewan Pengawas dipimpin oleh Ketua Dewan Pengawas atau apabila Ketua Dewan Pengawas berhalangan hadir maka rapat dipimpin oleh salah seorang anggota Dewan Pengawas yang hadir. (4). Rapat Dewan Pengawas sah apabila mencapai kuorum. (5). Rapat Dewan Pengawas mencapai kuorum apabila dihadiri oleh lebih dari setengah jumlah anggota Dewan Pengawas. (6). Keputusan rapat Dewan Pengawas harus diambil berdasarkan musyawarah dan apabila dengan cara demikian tidak diperoleh kesepakatan maka keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak dari suara yang dikeluarkan dengan sah dan setiap anggota Dewan Pengawas berhak untuk mengeluarkan 1 (satu) suara. (7). Apabila jumlah suara yang setuju dan yang tidak setuju sama banyaknya, maka keputusan diambil oleh Ketua Rapat. (8). Hasil rapat Dewan Pengawas harus dibuat dalam suatu notulen yang wajib ditandatangani oleh semua peserta rapat. KEKAYAAN DANA PENSIUN Pasal 20 (1). Kekayaan Dana Pensiun berasal dari : a. Iuran Pendiri; b. Iuran Peserta; c. Hasil investasi atau hasil pengembangan dana; d. Pengalihan dari Dana Pensiun lain. (2). Kekayaan Dana Pensiun terpisah dari kekayaan Pendiri. (3). Kekayaan Dana Pensiun dikembangkan sesuai arahan investasi yang digariskan Pendiri. (4). Kekayaan Dana Pensiun tidak dapat digunakan sebagai jaminan atas suatu pinjaman. (5). Kekayaan awal Dana Pensiun berasal dari kekayaan Yayasan Dana Pensiun dan Tunjangan Hari Tua Bank Pembangunan Daerah Riau. Halaman : 12

13 PEDOMAN PENERIMA TITIPAN Pasal 21 (1). Penerima Titipan ditunjuk oleh Pendiri dengan surat penunjukan. (2). Pelaksanaan penggunaan jasa Penerima Titipan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) sesuai dengan perjanjian yang dibuat antara Pengurus dan Penerima Titipan. (3). Setiap perubahan perjanjian penitipan wajib dilaporkan secara tertulis oleh Pengurus kepada OJK selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sebelum berlakunya perubahan. (4). Setiap perubahan penunjukan Penerima Titipan wajib dilaporkan secara tertulis oleh Pendiri kepada OJK selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja sebelum berlakunya perubahan. (5). Perjanjian antara Pengurus dan Penerima Titipan sekurang-kurangnya memuat : a. tugas, wewenang dan tanggung jawab Penerima Titipan; b. biaya penitipan yang dibebankan kepada Dana Pensiun; c. pernyataan Penerima Titipan untuk memberikan informasi dan menyediakan buku, catatan, dan dokumen yang berkenaan dengan kekayaan Dana Pensiun yang dititipkan dalam rangka pemeriksaan, baik yang dil akukan oleh OJK, atau oleh Akuntan Publik dan atau Aktuaris yang ditunjuk OJK atau oleh Dewan Pengawas maupun oleh auditor yang ditunjuk Dewan Pengaw as. SYARAT KEPESERTAAN Pasal 22 (1). Setiap Pegawai yang telah terdaftar pada dana pensiun sebelum peraturan ini disahkan berhak menjadi Peserta. (2). Untuk menjadi Peserta, wajib mendaftarkan diri dan menyatakan kesediaannya untuk dipotong gajinya guna membayar iuran kepada Dana Pensiun. (3). Kepesertaan pada Dana Pensiun dimulai sejak terdaftar sebagai Peserta dan berakhir pada saat meninggal dunia atau berhenti bekerja atau pensiun dan telah mengalihkan haknya ke Dana Pensiun lain. (4). Setiap Peserta diberikan bukti kepesertaan dari Dana Pensiun. (5). Seorang Peserta tidak dapat mengundurkan diri atau menuntut haknya dari Dana Pensiun apabila ia masih memenuhi syarat kepesertaan. (6). Pegawai yang diangkat menjadi Pengurus Bank dinyatakan pensiun. MASA KERJA Pasal 23 (1). Masa Kerja Peserta yang digunakan dalam perhitungan Manfaat Pensiun adalah Masa Kerja Peserta pada Pendiri dan Masa Kerja di luar Pendiri yang diakui oleh Pendiri. Halaman : 13

14 (2). Dalam hal Pegawai sebelumnya telah menjadi Peserta pada Dana Pensiun Pemberi Kerja lain dan mengalihkan dananya kepada Dana Pensiun, dan dana yang dialihkan tersebut melebihi kecukupan dana berdasarkan peraturan Dana Pensiun, maka Masa Kerja di luar pemberi kerja tersebut diperhitungkan lebih lama dari Masa Kerja yang sebenarnya. (3). Dalam hal Pegawai sebelumnya telah menjadi Peserta Dana Pensiun Pemberi Kerja lain dan mengalihkan dananya kepada Dana Pensiun dan dana yang dialihkan tersebut kurang dari kecukupan dana berdasarkan peraturan Dana Pensiun, maka kekurangan dana dimaksud menjadi tanggung jawab pemberi kerja, berdasarkan keputusan Pemberi Kerja. (4). Dalam perhitungan Masa Kerja, maka pecahan bulan dibulatkan ke atas menjadi sebulan penuh. IURAN Pasal 24 (1). Iuran Pensiun berasal dari iuran Peserta serta iuran Pendiri. (2). Setiap Peserta wajib membayar iuran sebesar 5% (lima per seratus) dari PhDP. (3). Kewajiban membayar iuran dimulai pada bulan sejak diterima menjadi Peserta dan berakhir pada bulan Peserta meninggal dunia atau berhenti bekerja atau pensiun. (4). Pendiri wajib membayar iuran yang besarnya ditetapkan berdasarkan perhitungan aktuaria. (5). Pendiri wajib menyetor seluruh iuran Peserta yang dipungutnya dan iuran Pendiri kepada Dana Pensiun setiap bulan selambat-lambatnya tanggal 15 (lima belas) bulan berikutnya. (6). Iuran Peserta dan Pendiri yang belum disetor setelah melampaui 2,5 (dua koma lima) bulan sejak jatuh tempo dinyatakan : a. Sebagai utang Pendiri yang dapat segera ditagih dan dikenakan bunga deposito berjangka 1 (satu) bulan bank umum milik Pemerintah, yang paling menguntungkan Peserta, yang dihitung sejak hari pertama dari bulan sebagaimana dimaksud dalam ayat (5); dan b. Sebagai piutang Dana Pensiun yang memiliki hak utama dalam pelaksanaan eksekusi putusan pengadilan, apabila Pendiri dilikuidasi. USIA PENSIUN Pasal 25 (1). Usia Pensiun Normal ditetapkan 56 (lima puluh enam) tahun. (2). Usia Pensiun Dipercepat ditetapkan 46 (empat puluh enam) tahun. HAK PESERTA Pasal 26 (1). Peserta berhak atas Manfaat Pensiun Normal atau Manfaat Pensiun Dipercepat atau Manfaat Pensiun Cacat atau Pensiun Ditunda. Halaman : 14

15 (2). Peserta yang berhenti bekerja dan telah mencapai Usia Pensiun Normal berhak atas Manfaat Pensiun Normal. (3). Peserta yang berhenti bekerja dan telah mencapai Usia Pensiun Dipercepat tetapi belum mencapai Usia Pensiun Normal, berhak atas Manfaat Pensiun Dipercepat. (4). Dalam hal Peserta berhenti bekerja karena mengalami cacat, berhak atas Manfaat Pensiun Cacat. (5). Peserta yang berhenti bekerja dan belum mencapai Usia Pensiun Dipercepat dan telah memiliki masa kepesertaan sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun berhak atas Pensiun Ditunda. (6). Peserta yang berhenti bekerja dan memiliki masa kepesertaan kurang dari 3 (tiga) tahun berhak atas akumulasi iuran Peserta sendiri ditambah bunga yang layak. FAKTOR PENGHARGAAN Pasal 27 Besarnya faktor penghargaan ditetapkan sebesar 2,5% (dua koma lima per seratus) per tahun Masa Kerja. MANFAAT PENSIUN NORMAL Pasal 28 (1). Besarnya Manfaat Pensiun Normal (MPN) dihitung dengan menggunakan rumus: MPN = (Faktor Penghargaan x Masa Kerja x Penghasilan Dasar Pensiun) (2). Besarnya Manfaat Pensiun sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) setinggi - tingginya 80% (delapan puluh perseratus) dari Penghasilan Dasar Pensiun. MANFAAT PENSIUN DIPERCEPAT Pasal 29 Besarnya Manfaat Pensiun Dipercepat (MPD) dihitung dengan menggunakan rumus: MPD = ( Faktor Penghargaan x Masa Kerja x Penghasilan Dasar Pensiun ) PENSIUN DITUNDA Pasal 30 (1). Besarnya Hak atas Pensiun Ditunda (PD) dihitung dengan menggunakan rumus : Nilai Sekarang x ( Faktor Penghargaan x Masa Kerja x Penghasilan Dasar Pensiun ) Halaman : 15

16 (2). Pensiun ditunda sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dibayarkan apabila peserta mencapai usia pensiun dipercepat atau setelahnya, berdasarkan pilihan peserta. (3). Berdasarkan pilihan Peserta, hak atas Pensiun Ditunda dapat : a. Tetap dibayarkan oleh Dana Pensiun; atau b. Dialihkan ke Dana Pensiun Pemberi Kerja lain; atau c. Dialihkan kepada Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK); dengan ketentuan Peserta masih hidup dalam waktu 30 (tiga puluh) hari setelah berhenti bekerja. (4). Dalam hal Peserta memilih untuk mengalihkan hak atas Pensiun ditunda ke Dana Pensiun Lembaga Keuangan atau ke Dana Pensiun Pemberi Kerja lain, dana yang dialihkan adalah sebesar hak atas Pensiun Ditunda sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dengan nilai sekarang pada saat pengalihan. MANFAAT PENSIUN CACAT Pasal 31 Besarnya Manfaat Pensiun Cacat (MPC) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (4) dihitung dengan menggunakan rumus : MPC = (Faktor Penghargaan x Masa Kerja x Penghasilan Dasar Pensiun). Masa Kerja dihitung sampai Usia Pensiun Normal. MANFAAT PENSIUN JANDA/DUDA DAN MANFAAT PENSIUN ANAK Pasal 32 (1). Dalam hal Peserta/Pensiunan meninggal dunia, maka Janda/Duda berhak atas Manfaat Pensiun Janda/Duda. (2). Dalam hal Peserta/Pensiunan meninggal dunia dan tidak mempunyai Janda/Duda, atau Janda/Duda meninggal dunia atau kawin lagi, maka Manfaat Pensiun dibayarkan kepada Anak. (3). Manfaat Pensiun Anak wajib dibayarkan sampai Anak mencapai usia 21 (dua puluh satu) tahun. (4). Pembayaran Manfaat Pensiun Anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) dapat dilanjutkan hingga anak mencapai umur 25 (dua puluh lima) tahun dengan ketentuan : a. Tidak mempunyai penghasilan tetap; dan b. Masih sekolah tetapi belum pernah menikah. (5). Dalam hal anak cacat sebagaimana dimaksud Pasal 1 butir 26, Manfaat Pensiun Anak wajib dibayarkan seumur hidup. Halaman : 16

17 BESARNYA MANFAAT PENSIUN JANDA/DUDA DAN MANFAAT PENSIUN ANAK Pasal 33 (1). Dalam hal peserta meninggal dunia dan belum mencapai usia pensiun dipercepat maka Janda/Duda berhak atas Manfaat Pensiun dihitung dengan menggunakan rumus : 80% X Nilai Sekarang (Faktor Penghargaan X Masa Kerja X Penghasilan Dasar Pensiun) Masa Kerja dihitung seolah-olah Peserta mencapai Usia Pensiun Normal. (2). Dalam hal Peserta meninggal dunia dan telah mencapai Usia Pensiun Dipercepat maka Janda/Duda berhak atas Manfaat Pensiun dihitung dengan menggunakan rumus : 80% x (Faktor Penghargaan x Masa Kerja Maksimal x Penghasilan Dasar Pensiun) Masa Kerja dihitung seolah-olah Peserta mencapai Usia Pensiun Normal. (3). Dalam hal Pensiunan meninggal dunia, maka Manfaat Pensiun yang dibayarkan kepada Janda/Duda sebesar 80% (delapan puluh per seratus) dari Manfaat Pensiun yang diterima oleh Pensiunan. (4). Besarnya Manfaat Pensiun Anak sama dengan besarnya Manfaat Pensiun Janda/Duda. PEMBAYARAN MANFAAT PENSIUN SECARA SEKALIGUS Pasal 34 (1). Dalam hal besarnya Manfaat Pensiun lebih kecil atau sama dengan manfaat yang dapat dibayarkan secara sekaligus sebagaimana ditetapkan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku di bidang dana pensun, maka berdasarkan pilihan Peserta/Pensiunan atau Janda/Duda atau Anak atas Manfaat Pensiun, Nilai Sekarang dari Manfaat Pensiun dapat dibayarkan secara sekaligus atau secara bulanan. (2). Berdasarkan pilihan Peserta pada saat Peserta berhenti bekerja, atau pilihan Janda/Duda pada saat Peserta meninggal dunia, atau pilihan Anak pada saat Peserta meninggal dunia dan tidak ada Janda/Duda, sebanyak-banyaknya 20% (dua puluh per seratus) dari Nilai Sekarang Manfaat Pensiun dapat dibayarkan secara sekaligus. (3). Dalam hal Peserta meninggal dunia dan tidak mempunyai Janda/Duda dan Anak maka Nilai Sekarang dari hak atas pensiun dibayarkan secara sekaligus kepada Pihak Yang Ditunjuk oleh Peserta yang penunjukannya dilaksanakan oleh Peserta ketika yang bersangkutan masih menjadi Pegawai. (4). Dalam hal peserta meninggal sebelum mencapai usia pensiun dipercepat, maka berdasarkan pilihan Janda/Duda, hak atas manfaat pensiun dapat dibayarkan secara sekaligus. (5). Dalam hal pembayaran Manfaat Pensiun kepada Peserta/Pensiunan, Janda/Duda atau Anak telah berakhir dan ternyata jumlah seluruh Manfaat Pensiun yang telah dibayarkan kurang dari jumlah akumulasi iuran Peserta beserta hasil Halaman : 17

18 pengembangannya sampai pada saat dimulainya pembayaran Manfaat Pensiun, maka selisih jumlah tersebut wajib dibayarkan sekaligus kepada ahli waris yang sah dari Peserta. (6). Peserta yang berhenti bekerja (sebelum mencapai Usia Pensiun Dipercepat) dan memiliki masa kepesertaan kurang dari 3 (tiga) tahun, kepadanya dibayarkan secara sekaligus jumlah iuran Peserta sendiri ditambah bunga yang layak, yaitu bunga deposito berjangka 1 (satu) bulan pada bank umum milik Pemerintah yang paling menguntungkan bagi Peserta selama periode kepesertaan. (7). Apabila Peserta telah menerima Manfaat Pensiun secara bulanan, maka yang bersangkutan tidak berhak lagi menerima 20% (dua puluh perseratus) dari Nilai Sekarang dari Manfaat Pensiun sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) Pasal ini. NILAI SEKARANG Pasal 35 Nilai Sekarang sebagaimana dimaksud dalam Peraturan ini ditetapkan dengan menggunakan asumsi aktuaria yang sama pada perhitungan aktuaria terakhir. MULAI DAN BERAKHIRNYA PEMBAYARAN MANFAAT PENSIUN, MANFAAT PENSIUN NORMAL, MANFAAT PENSIUN DIPERCEPAT, MANFAAT PENSIUN CACAT DAN PENSIUN DITUNDA Pasal 36 (1). Manfaat Pensiun Normal, Manfaat Pensiun Dipercepat dan Manfaat Pensiun Cacat mulai dibayarkan sejak Peserta berhenti bekerja. (2). Manfaat Pensiun Ditunda mulai dibayarkan sejak Peserta mencapai usia Pensiun Dipercepat. (3). Pembayaran manfaat pensiun pensiunan berakhir pada bulan pensiunan meninggal dunia. MANFAAT PENSIUN JANDA/DUDA Pasal 37 (1). Manfaat Pensiun Janda/Duda mulai dibayarkan sejak Peserta meninggal dunia. (2). Manfaat Pensiun Janda/Duda dari pensiunan mulai dibayarkan pada bulan berikutnya sejak pensiunan meninggal dunia selama 3 (tiga) bulan sebesar manfaat pensiun pensiunan, sehingga pada bulan ke 4 (empat) mulai menerima manfaat pensiun janda/duda sebesar 80% (delapan puluh perseratus) dari manfaat pensiun pensiunan sebagaimana dimaksud dalam pasal 33 peraturan ini. (3). Pembayaran Manfaat Pensiun Janda/Duda berakhir pada akhir bulan Janda/Duda meninggal dunia atau kawin lagi. Halaman : 18

19 MANFAAT PENSIUN ANAK Pasal 38 (1). Manfaat Pensiun Anak mulai dibayarkan sejak Peserta/Pensiunan meninggal dunia dan tidak mempunyai Janda/Duda, atau Janda/Duda meninggal dunia, atau Janda/Duda kawin lagi. (2). Pembayaran Manfaat Pensiun Anak berakhir pada akhir bulan Anak meninggal dunia atau tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam pasal 32 ayat (3) dan ayat (4). KENAIKAN MANFAAT PENSIUN Pasal 39 (1). Kenaikan Manfaat Pensiun bagi Pensiunan, Janda/Duda dan Anak untuk setiap 2 (dua) tahun dinaikkan sebesar 5% (lima per seratus) dari besarnya Manfaat Pensiun yang diterima bulan terakhir atau dihitung secara proporsional bagi yang belum mencapai 24 (dua puluh empat) bulan. (2). Kenaikan Manfaat Pensiun sebagaimana dimaksud ayat (1) berlaku m ulai 1 Januari 2013 dan kenaikan selanjutnya setiap 2 (dua) tahun sekali pada tanggal 1 Januari. (3). Kenaikan Manfaat Pensiun di luar ketentuan ayat (1) dan ayat (2) pasal ini diberikan kepada pensiunan yang menerima Manfaat Pensiun di bawah Rp ,- dinaikan menjadi sebesar Rp ,-; (4) Besarnya Manfaat Pensiun yang dibayarkan setelah disahkannya peraturan ini oleh OJK, jika Manfaat Pensiunnya di bawah Rp ,- ditetapkan menjadi Rp ,-. TATA CARA PEMBAYARAN MANFAAT PENSIUN Pasal 40 (1). Pembayaran Manfaat Pensiun dibayarkan secara bulanan, kecuali pembayaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 (2). Manfaat Pensiun yang jatuh tempo harus dibayarkan kepada Peserta/Pensiun an atau Pihak Yang Berhak atas Manfaat Pensiun tepat pada waktunya oleh Pengurus. (3). Pembayaran Manfaat Pensiun dilakukan secara tunai di kantor Dana Pensiun pada jam kerja atau dibayarkan langsung oleh Pengurus dengan memindahbukukan ke dalam rekeningnya di bank yang ditunjuk oleh Pensiunan atau Pihak yang Berhak atas Manfaat Pensiun. PENETAPAN USIA DAN TANGGAL LAHIR Pasal 41 (1). Tanggal kelahiran atau usia Peserta untuk menetapkan hak atas Manfaat Pensiun ditentukan atas dasar tanggal kelahiran yang disebutkan dalam surat pengangkatan sebagai Pegawai menurut bukti-bukti yang sah. (2). Tanggal kelahiran atau usia Janda/Duda dan Anak ditentukan atas dasar tanggal kelahiran yang terdaftar pada Dana Pensiun menurut bukti -bukti yang sah. Halaman : 19

20 PENGALIHAN/PEMINDAHAN HAK ATAS MANFAAT PENSIUN Pasal 42 (1). Hak atas Manfaat Pensiun yang dibayarkan oleh Dana Pensiun tidak dapat digunakan sebagai jaminan pinjaman dan tidak dapat dialihkan maupun disita. (2). Semua transaksi yang mengakibatkan penyerahan, pemb ebanan, pengikatan, pembayaran Manfaat Pensiun sebelum jatuh tempo atau menjaminkan Manfaat Pensiun yang diperoleh dari Dana Pensiun, dinyatakan batal berdasarkan Undang-undang Dana Pensiun. PAJAK ATAS MANFAAT PENSIUN Pasal 43 (1). Pajak penghasilan atas Manfaat Pensiun dibebankan kepada Peserta atau Pihak Yang Berhak atas Manfaat Pensiun pada saat pembayaran Manfaat P ensiun. (2). Dana Pensiun sebagai wajib pungut atas pajak penghasilan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib menyetorkannya kepada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara. TATA CARA PENUNJUKAN DAN PENGGANTIAN PIHAK YANG BERHAK ATAS MANFAAT PENSIUN Pasal 44 (1). Peserta wajib memberitahukan secara tertulis kepada Dana Pensiun tentang perubahan susunan keluarganya, seperti pernikahan, perceraian, perujukan, kematian dan kelahiran dalam waktu 30 (tiga puluh) hari setelah terjadinya perubahan. (2). Peserta yang tidak mempunyai isteri/suami dan Anak dapat menunjuk seseorang yang berhak atas Manfaat Pensiun apabila Peserta meninggal dunia, dengan surat penunjukan. (3). Peserta wajib memberitahukan Pihak Yang Ditunjuk sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) kepada Dana Pensiun selambat -lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak penunjukan. (4). Apabila terjadi perubahan Pihak Yang Ditunjuk sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) Peserta wajib memberitahukan kepada Dana Pensiun dalam waktu 30 (tiga puluh) hari setelah terjadi perubahan penunjukan. BIAYA PENYELENGGARAAN DANA PENSIUN Pasal 45 Biaya yang dapat dibebankan kepada Dana Pensiun adalah : 1. Biaya Investasi : Halaman : 20

21 a. Biaya pengurusan investasi. b. Biaya penitipan. c. Biaya penagihan investasi. d. Biaya penghapusan investasi. e. Biaya pemeliharaan investasi. f. Biaya penyusutan investasi. g. Biaya Manager Investasi. h. Biaya asuransi investasi. i. Biaya penilai investasi (appraisal). j. Biaya investasi yang berhubungan dengan investasi. 2. Biaya Operasional : a. Biaya gaji dan honorarium. b. Pajak Penghasilan Pegawai, Pengurus dan Dewan Pengawas. c. Biaya perlengkapan dan Peralatan kantor. d. Biaya telekomunikasi, listrik dan ekspedisi. e. Beban Penyusutan aktiva operasional. f. Biaya Akuntan Publik, Aktuaris dan Konsultan g. Biaya Pemeliharaan Aktiva Operasional h. Biaya operasional lainnya : - Biaya pendidikan, latihan, seminar dan lokakarya. - Biaya penelitian dan pengembangan. - Biaya perjalanan dinas. 3. Biaya Umum dan Administrasi. a. Biaya penyusutan aktiva lainnya. b. Biaya sewa. c. Biaya pemeliharaan inventaris dan aktiva lainnya. d. Biaya rapat / pertemuan. e. Biaya asuransi dan pajak kendaraan. f. Biaya pengamanan. g. Biaya asuransi dan THT pegawai. h. Biaya perawatan kesehatan pegawai. i. Biaya insentif. j. Biaya/bantuan sosial dan kesejahteraan : - Bantuan pakaian. - Bantuan rekreasi. - Bantuan uang makan. k. Biaya lembur. l. Tunjangan dan bantuan. Halaman : 21

22 - Tunjangan Hari Raya. - Biaya penggantian pelepasan hak cuti. - Uang pesangon (pegawai). - Uang Masa Bhakti (Pengurus dan Dewan Pengawas). m. Pajak penghasilan dan denda pajak. n. Biaya tamu o. Biaya keanggotaan Asosiasi p. Biaya iuran Otoritas Jasa Keuangan (OJK) q. Biaya telekomunikasi, listrik, ekspedisi dan informasi r. Biaya cetak dan fotocopy s. Biaya rumah tangga kantor t. Biaya pembinaan organisasi persatuan pensiunan Bank u. Biaya pembubaran dalam hal Dana Pensiun dilikuidasi. v. Biaya umum dan administrasi lain. TAHUN BUKU DANA PENSIUN Pasal 46 Tahun Buku Dana Pensiun dimulai dari tanggal 1 (satu) Januari dan berakhir pada tanggal 31 (tiga puluh satu) Desember setiap tahun. PERUBAHAN PERATURAN Pasal 47 (1). Perubahan Peraturan hanya dapat dilakukan oleh Pendiri dan harus mendapat pengesahan OJK. (2). Perubahan Peraturan tidak boleh mengurangi Manfaat Pensiun yang menjadi hak Peserta yang diperoleh selama kepesertaannya sampai pada saat pengesahan OJK atas perubahan tersebut. PEMBUBARAN DAN PENYELESAIAN Pasal 48 Dalam hal Dana Pensiun dibubarkan maka tata cara pembubaran dan penyelesaiannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku di bidang Dana Pensiun. KETENTUAN PERALIHAN KETENTUAN PENSIUN ANGGOTA DIREKSI YANG MASIH AKTIF Pasal 49 (1). Anggota Direksi yang masih aktif dan terdaftar sebagai peserta pada tanggal 29 Oktober 2010 dinyatakan pensiun sejak tanggal tersebut. Halaman : 22

23 (2). Manfaat Pensiun bagi Direksi yang masih aktif sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 1, ditetapkan sebagai berikut : Faktor Penghargaan dikalikan dengan Masa Kerja yang bersangkutan sampai dengan pensiun dikalikan dengan Imbalan Kerja bulan terakhir pada saat dinyatakan pensiun. KETENTUAN PENUTUP Pasal 50 (1). Dengan berlakunya Peraturan ini, maka ketentuan mengenai pensiun yang terdapat dalam Surat Keputusan Direksi PT Bank Pembangunan Daerah Riau Nomor 01/PENDIRI/BPDR/2010 tanggal 31 Maret 2010 tentang Peraturan Dana Pensiun Dari Dana Pensiun PT Bank Pembangunan Daerah Riau dan segala ketentuan lain yang bertentangan dengan Peraturan ini, dinyatakan tidak berlaku lagi. (2). Hal-hal yang bersifat teknis dan atau administratif dalam rangka pelaksanaan Peraturan Dana Pensiun dan atau peraturan perundangan di bidang Dana Pensiun ditetapkan lebih lanjut oleh Pendiri dan atau Dewan Pengawas dan atau Pengurus, baik secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri sesuai dengan lingkup bidang tugas dan kewenangan masing-masing. (3). Peraturan ini akan ditinjau, diubah dan diperbaiki sebagaimana mestinya apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan atau kekurangan maupun karena adanya Peraturan Perundang-undangan yang timbul berkaitan dengan pelaksanaan Peraturan ini. (4). Peraturan ini berlaku sejak tanggal pengesahan OJK. DITETAPKAN DI : PEKANBARU PADA TANGGAL : 29 Mei 2013 DIREKSI PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH RIAU KEPRI SELAKU PENDIRI DANA PENSIUN BANK PEMBANGUNAN DAERAH RIAU KEPRI Wan Marwan Direktur Operasional Nizam Direktur Dana & Jasa Afrial Abdullah Direktur Kredit & Syariah Halaman : 23

SURAT KEPUTUSAN DIREKSI PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk. SELAKU PENDIRI DANA PENSIUN SEMEN GRESIK. Nomor : 0033/Kpts/Dir/2014 TENTANG

SURAT KEPUTUSAN DIREKSI PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk. SELAKU PENDIRI DANA PENSIUN SEMEN GRESIK. Nomor : 0033/Kpts/Dir/2014 TENTANG SURAT KEPUTUSAN DIREKSI PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk. SELAKU PENDIRI DANA PENSIUN SEMEN GRESIK Nomor : 0033/Kpts/Dir/2014 TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN DARI DANA PENSIUN SEMEN GRESIK DIREKSI Menimbang

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKSI PERUM PERHUTANI PENDIRI DANA PENSIUN PERHUTANI Nomor : 446 /Kpts/Dir/2011. Tentang

KEPUTUSAN DIREKSI PERUM PERHUTANI PENDIRI DANA PENSIUN PERHUTANI Nomor : 446 /Kpts/Dir/2011. Tentang KEPUTUSAN DIREKSI PERUM PERHUTANI PENDIRI DANA PENSIUN PERHUTANI Nomor : 446 /Kpts/Dir/2011 Tentang DIREKTUR UTAMA PERUM PERHUTANI, Menimbang : a. bahwa Dana Pensiun merupakan sarana penghimpun dana, guna

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PENGURUS YAYASAN LIA No. 028/SK/P/V/2012 TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN DARI DANA PENSIUN LIA PENGURUS YAYASAN LIA

KEPUTUSAN PENGURUS YAYASAN LIA No. 028/SK/P/V/2012 TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN DARI DANA PENSIUN LIA PENGURUS YAYASAN LIA KEPUTUSAN PENGURUS YAYASAN LIA No. 028/SK/P/V/2012 TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN DARI DANA PENSIUN LIA PENGURUS YAYASAN LIA Menimbang : a. bahwa untuk menjamin kesinambungan karyawan Yayasan LIA setelah

Lebih terperinci

SALINAN KEPUTUSAN DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR : KEP-60/NB.1/2016 TENTANG

SALINAN KEPUTUSAN DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR : KEP-60/NB.1/2016 TENTANG SALINAN KEPUTUSAN DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR : KEP-60/NB.1/2016 TENTANG PENGESAHAN ATAS PERATURAN DANA PENSIUN DARI DANA PENSIUN PERHUTANI DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN Menimbang

Lebih terperinci

32/DP. Mengingat : 1. DANA PENSIUN

32/DP. Mengingat : 1. DANA PENSIUN Tambahan Berita - Negara R.I. Tanggal 28/7-2017 No. 60. Pengumuman dalam Berita - Negara R.I. sesuai dengan ketentuan Pasal 7 ayat (2) Undang-undang No. 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun. SALINAN KEPUTUSAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKSI PT. ASDP INDONESIA FERRY (PERSERO)

KEPUTUSAN DIREKSI PT. ASDP INDONESIA FERRY (PERSERO) (Lembar Pengesahan) KEPUTUSAN DIREKSI PT. ASDP INDONESIA FERRY (PERSERO) NOMOR : KD.127/PA.209/ASDP-2012 tentang PERATURAN DANA PENSIUN DARI DANA PENSIUN ASDP DIREKSI PT. ASDP INDONESIA FERRY (PERSERO)

Lebih terperinci

Oleh Pengurus Dana Pensiun

Oleh Pengurus Dana Pensiun Oleh Pengurus Dana Pensiun 1 Maksud pembetukan Dana Pensiun adalah untuk menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti, dengan tujuan memberikan kesinambungan penghasilan bagi peserta dan pihak yang berhak.

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP-368/KM.5/2005 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP-368/KM.5/2005 TENTANG DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP-368/KM.5/2005 TENTANG PENGESAHAN ATAS PERATURAN DANA PENSIUN DARI DANA PENSIUN BANK INDONESIA MENTERI

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKSI PT BANK MANDIRI (PERSERO) NO. 068/KEP.DIR/2005 TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN DARI DANA PENSIUN BANK MANDIRI

KEPUTUSAN DIREKSI PT BANK MANDIRI (PERSERO) NO. 068/KEP.DIR/2005 TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN DARI DANA PENSIUN BANK MANDIRI KEPUTUSAN DIREKSI PT BANK MANDIRI (PERSERO) NO. 068/KEP.DIR/2005 TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN DARI DANA PENSIUN BANK MANDIRI DIREKSI PT BANK MANDIRI (PERSERO), Menimbang :a. bahwa untuk menjamin kesinambungan

Lebih terperinci

PERATURAN PENGURUS HARIAN BADAN WAKAF UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA SELAKU PENDIRI DANA PENSIUN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA NOMOR 06 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN PENGURUS HARIAN BADAN WAKAF UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA SELAKU PENDIRI DANA PENSIUN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA NOMOR 06 TAHUN 2004 TENTANG PERATURAN PENGURUS HARIAN BADAN WAKAF UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA SELAKU PENDIRI DANA PENSIUN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA NOMOR 06 TAHUN 2004 TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN DARI DANA PENSIUN PEGAWAI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN No.Kpts 44/C00000/2010 S0 TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN PERTAMINA DIREKTUR UTAMA PT PERTAMINA (PERSERO)

SURAT KEPUTUSAN No.Kpts 44/C00000/2010 S0 TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN PERTAMINA DIREKTUR UTAMA PT PERTAMINA (PERSERO) 1 SURAT KEPUTUSAN No.Kpts 44/C00000/2010 S0 TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN PERTAMINA DIREKTUR UTAMA PT PERTAMINA (PERSERO) Menimbang : a. Bahwa dalam rangka memberikan Manfaat Pensiun yang lebih baik dan

Lebih terperinci

S A L I N A N SURAT KEPUTUSAN NOMOR : DZ/SKEP/5012/04. t e n t a n g

S A L I N A N SURAT KEPUTUSAN NOMOR : DZ/SKEP/5012/04. t e n t a n g S A L I N A N SURAT KEPUTUSAN NOMOR : DZ/SKEP/5012/04 t e n t a n g PERATURAN DANA PENSIUN DARI DANA PENSIUN GARUDA INDONESIA DIREKTUR UTAMA PT GARUDA INDONESIA SELAKU PENDIRI DANA PENSIUN GARUDA INDONESIA

Lebih terperinci

PERATURAN DANA PENSIUN DARI DANA PENSIUN RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA

PERATURAN DANA PENSIUN DARI DANA PENSIUN RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA PERATURAN DANA PENSIUN DARI DANA PENSIUN RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA MEMUTUSKAN Menetapkan: KEPUTUSAN BADAN PENGURUS RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA ARTI

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKSI PT PEMBANGUNAN JAYA Nomor : 203 /DIR-TM/IX/2017 TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN DARI DANA PENSIUN PEGAWAI PEMBANGUNAN JAYA GROUP

KEPUTUSAN DIREKSI PT PEMBANGUNAN JAYA Nomor : 203 /DIR-TM/IX/2017 TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN DARI DANA PENSIUN PEGAWAI PEMBANGUNAN JAYA GROUP KEPUTUSAN DIREKSI PT PEMBANGUNAN JAYA Nomor : 203 /DIR-TM/IX/2017 TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN DARI DANA PENSIUN PEGAWAI PEMBANGUNAN JAYA GROUP DIREKSI PT PEMBANGUNAN JAYA, Menimbang : a. bahwa kepada

Lebih terperinci

PERATURAN DANA PENSIUN

PERATURAN DANA PENSIUN PERATURAN DANA PENSIUN DARI DANA PENSIUN PT PLN (PERSERO) PDP - DPPLN 2016 DANA PENSIUN PLN Jalan Wolter Monginsidi No. 5 Kebayoran Baru Jakarta 12110 Tambahan Berita Negara R.I Tanggal 23 Juni 2017 No.

Lebih terperinci

2

2 1 2 3 4 5 6 7 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Dana Pensiun ini yang dimaksud dengan : 1. Pendiri/Pemberi Kerja adalah PT ANTAM (Persero) Tbk; 2. Dana Pensiun adalah Dana Pensiun Antam; 3.

Lebih terperinci

KEPUTUSAN Nomor : 630. H Tahun 2012

KEPUTUSAN Nomor : 630. H Tahun 2012 KEPUTUSAN Nomor : 630. H Tahun 2012 TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN DARI DANA PENSIUN GEREJA-GEREJA KRISTEN JAWA BADAN PELAKSANA SINODE GEREJA-GEREJA KRISTEN JAWA Menimbang: a. Bahwa tujuan penyelenggaraan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 37, 1992 (ADMINISTRASI. Kesejahteraan. PENSIUN. Tenaga Kerja. Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKSI PT. BANK DKI SELAKU PENDIRI DANA PENSIUN BANK DKI Nomor : 8 Tahun 2013 Tentang PERATURAN DANA PENSIUN BANK DKI

KEPUTUSAN DIREKSI PT. BANK DKI SELAKU PENDIRI DANA PENSIUN BANK DKI Nomor : 8 Tahun 2013 Tentang PERATURAN DANA PENSIUN BANK DKI Direksi PT. Bank DKI, KEPUTUSAN DIREKSI PT. BANK DKI SELAKU PENDIRI DANA PENSIUN BANK DKI Nomor : 8 Tahun 2013 Tentang PERATURAN DANA PENSIUN BANK DKI Menimbang : a. Bahwa untuk meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka

Lebih terperinci

KEPUTUSAN BADAN PERWAKILAN PENDIRI. Nomor : DP-KWI/IX.07/2014/BPP TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN DARI DANA PENSIUN KONFERENSI WALIGEREJA INDONESIA

KEPUTUSAN BADAN PERWAKILAN PENDIRI. Nomor : DP-KWI/IX.07/2014/BPP TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN DARI DANA PENSIUN KONFERENSI WALIGEREJA INDONESIA BADAN PERWAKILAN PENDIRI DANA PENSIUN KONFERENSI WALIGEREJA INDONESIA Podomoro City, Ruko GSA Blok C No.9 AJ-AK Jl. Letjen S. Parman Kav.28 Jakarta Barat 11470 KEPUTUSAN BADAN PERWAKILAN PENDIRI DANA PENSIUN

Lebih terperinci

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP-33/KM.10/2011 TENTANG PENGESAHAN PERATURAN DANA PENSIUN PUPUK KALIMANTAN TIMUR

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP-33/KM.10/2011 TENTANG PENGESAHAN PERATURAN DANA PENSIUN PUPUK KALIMANTAN TIMUR Tambahan Berita Negara R. I tanggal 13/5-2011 No. 38. Pengumuman dalam Berita Negara R.I. sesuai dengan ketentuan Pasal 7 ayat (2) Undang-undang No.11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun. SALINAN KEPUTUSAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKSI PT PEMBANGUNAN JAYA Nomor : 134/DIR-TM/VII/2015 TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN DARI DANA PENSIUN PEGAWAI PEMBANGUNAN JAYA GROUP

KEPUTUSAN DIREKSI PT PEMBANGUNAN JAYA Nomor : 134/DIR-TM/VII/2015 TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN DARI DANA PENSIUN PEGAWAI PEMBANGUNAN JAYA GROUP KEPUTUSAN DIREKSI PT PEMBANGUNAN JAYA Nomor : 134/DIR-TM/VII/2015 TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN DARI DANA PENSIUN PEGAWAI PEMBANGUNAN JAYA GROUP DIREKSI PT PEMBANGUNAN JAYA, Menimbang : a. bahwa kepada

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN PEMBERI KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN PEMBERI KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN PEMBERI KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 11 Tahun 1992

Lebih terperinci

Undang-Undang Nomor 11 tahun 1992 Tentang Dana Pensiun

Undang-Undang Nomor 11 tahun 1992 Tentang Dana Pensiun Undang-Undang Nomor 11 tahun 1992 Tentang Dana Pensiun BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan : 1. Dana Pensiun adalah badan hukum yang mengelola dan menjalankan program

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKSI PT ASURANSI JIWA MANULIFE INDONESIA. Nomor : 067/MI/2009 TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN DARI

KEPUTUSAN DIREKSI PT ASURANSI JIWA MANULIFE INDONESIA. Nomor : 067/MI/2009 TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN DARI KEPUTUSAN DIREKSI PT ASURANSI JIWA MANULIFE INDONESIA Nomor : 067/MI/2009 TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN DARI DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN MANULIFE INDONESIA DIREKSI PT ASURANSI JIWA MANULIFE INDONESIA

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKSI PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK NOMOR : KP/085/DIR/R

KEPUTUSAN DIREKSI PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK NOMOR : KP/085/DIR/R KEPUTUSAN DIREKSI PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK NOMOR : KP/085/DIR/R PERATURAN DANA PENSIUN DARI DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK DIREKSI PT. BANK NEGARA

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKSI PT ASURANSI JIWA MANULIFE INDONESIA. Nomor: 134/MI/X/2012 TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN DARI

KEPUTUSAN DIREKSI PT ASURANSI JIWA MANULIFE INDONESIA. Nomor: 134/MI/X/2012 TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN DARI KEPUTUSAN DIREKSI PT ASURANSI JIWA MANULIFE INDONESIA Nomor: 134/MI/X/2012 TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN DARI DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN MANULIFE INDONESIA DIREKSI PT ASURANSI JIWA MANULIFE INDONESIA

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN SALIN AN KEPUTUSAN DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: KEP-24/NB.1/2017 TENT ANG PENGESAHAN ATAS PERATURAN DANA

OTORITAS JASA KEUANGAN SALIN AN KEPUTUSAN DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: KEP-24/NB.1/2017 TENT ANG PENGESAHAN ATAS PERATURAN DANA 61< OTORITAS JASA KEUANGAN SALIN AN KEPUTUSAN DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: KEP-24/NB.1/2017 TENT ANG PENGESAHAN ATAS PERATURAN DANA PENSIUN DARI DANA PENSIUN BANK MANDIRI DEWAN KOMISIONER

Lebih terperinci

Karyawan Pemberi Kerja (PT AP II) yang memenuhi syarat kepesertaan sesuai Peraturan Dana Pensiun dan telah terdaftar pada DAPENDA PESERTA

Karyawan Pemberi Kerja (PT AP II) yang memenuhi syarat kepesertaan sesuai Peraturan Dana Pensiun dan telah terdaftar pada DAPENDA PESERTA Tangerang, 15 Juni 2013 PESERTA PESERTA AKTIF PENSIUNAN Karyawan Pemberi Kerja (PT AP II) yang memenuhi syarat kepesertaan sesuai Peraturan Dana Pensiun dan telah terdaftar pada DAPENDA Peserta yang telah

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 11 Tahun

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 11 Tahun

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Presiden Republik Indonesia,

UNDANG-UNDANG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Presiden Republik Indonesia, UNDANG-UNDANG PRESIDEN NOMOR 11 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Presiden Republik Indonesia, Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan

Lebih terperinci

NOMOR 11 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN

NOMOR 11 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKSI PT ASURANSI JIWA MANULIFE INDONESIA. Nomor : LC/i/BODR/9/13 TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN DARI

KEPUTUSAN DIREKSI PT ASURANSI JIWA MANULIFE INDONESIA. Nomor : LC/i/BODR/9/13 TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN DARI Menimbang: KEPUTUSAN DIREKSI PT ASURANSI JIWA MANULIFE INDONESIA Nomor : LC/i/BODR/9/13 TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN DARI DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN MANULIFE INDONESIA DIREKSI PT ASURANSI JIWA MANULIFE

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEGAL NOMOR 04 TAHUN 2006 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT (PD. BPR) BANK PASAR KABUPATEN TEGAL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEGAL NOMOR 04 TAHUN 2006 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT (PD. BPR) BANK PASAR KABUPATEN TEGAL PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEGAL NOMOR 04 TAHUN 2006 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT (PD. BPR) BANK PASAR KABUPATEN TEGAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEGAL, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN PEMBERI KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN PEMBERI KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN PEMBERI KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 11 Tahun 1992

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 28 /POJK.05/2015 TENTANG PEMBUBARAN, LIKUIDASI, DAN KEPAILITAN PERUSAHAAN ASURANSI, PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH,

Lebih terperinci

Lampiran 1 Tabel Mortalita

Lampiran 1 Tabel Mortalita LAMPIRAN 74 Lampiran 1 Tabel Mortalita Usia (x) Sisa Male Female Male Sx Usia Lx Lx Female Sx 0 111 100000 1 100000 1 1 110 99198 0,99198 99630 0,9963 2 109 99120 0,9911963 99574 0,995742072 3 108 99057

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 19 TAHUN 2003 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT BANK PASAR KULON PROGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2007 NOMOR : 15 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2007 NOMOR : 15 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2007 NOMOR : 15 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH PASAR BERMARTABAT KOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 5 2009 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 05 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN STATUS BADAN HUKUM PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH (PD. BPR SYARIAH)

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA (Berita Resmi Daerah Tingkat II Yogyakarta)

LEMBARAN DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA (Berita Resmi Daerah Tingkat II Yogyakarta) Yogyakarta, 1 Mei 1982. LEMBARAN DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA (Berita Resmi Daerah Tingkat II Yogyakarta) Nomor 2 Tahun 1982 Seri C -------------------------------------------------------------- PERATURAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, 1 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk menunjang terwujudnya

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 16, 1999 BURSA BERJANGKA. PERDAGANGAN. KOMODITI. Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi. BAPPEBTI. (Penjelasan

Lebih terperinci

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERSEROAN TERBATAS

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERSEROAN TERBATAS PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERSEROAN TERBATAS 1 tahun ~ keharusan Perseroan menyesuaikan ketentuan Undang-undang ini Pada saat Undang-undang ini mulai berlaku, Perseroan yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 11 TAHUN 2009 SERI E.5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 11 TAHUN 2009 SERI E.5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 11 TAHUN 2009 SERI E.5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT DI KABUPATEN CIREBON DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT BANK PASAR KABUPATEN TEMANGGUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT BANK PASAR KABUPATEN TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT BANK PASAR KABUPATEN TEMANGGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG, Menimbang

Lebih terperinci

Perda No. 14/1998 tentang Pendirian Perusahaan Aneka Usaha Pertambangan Bahan Galian Gol. C Kab.Magelang.

Perda No. 14/1998 tentang Pendirian Perusahaan Aneka Usaha Pertambangan Bahan Galian Gol. C Kab.Magelang. PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 14 TAHUN 1998 T E N T A N G PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH ANEKA USAHA PERTAMBANGAN BAHAN GALIAN GOLONGAN C KABUPATEN DAERAH TINGKAT II MAGELANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Peraturan Dana Pensiun

Peraturan Dana Pensiun Protection & Investment DPLK AIA Financial Peraturan Dana Pensiun Corporate Solution aia-financial.co.id KEPUTUSAN DIREKSI PT. AIA FINANCIAL NOMOR: 002/SK/DIR/III/2016 TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN DARI

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 21 TAHUN 2002 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT KOTA BANDUNG

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 21 TAHUN 2002 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT KOTA BANDUNG LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2002 TAHUN : 2002 NOMOR : 28 S E R I : D PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 21 TAHUN 2002 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT KOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

Perda No. 6 / 2002 tentang Izin Pemakaian Tanah Pengairan atau Tanah Jalan Kabupaten Magelang.

Perda No. 6 / 2002 tentang Izin Pemakaian Tanah Pengairan atau Tanah Jalan Kabupaten Magelang. Perda No. 6 / 2002 tentang Izin Pemakaian Tanah Pengairan atau Tanah Jalan Kabupaten Magelang. PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 16 TAHUN 2002 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 76 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN PEMBERI KERJA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 76 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN PEMBERI KERJA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 76 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN PEMBERI KERJA Keputusan ini telah diketik ulang, bila ada keraguan mengenai isinya harap merujuk kepada teks aslinya. PERATURAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) DAMRI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) DAMRI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) DAMRI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dengan diundangkannya Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk menunjang terwujudnya perekonomian

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk menunjang terwujudnya perekonomian

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan Teks tidak dalam format asli. LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 96, 2004 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4420)

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT BANK SLEMAN

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT BANK SLEMAN PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT BANK SLEMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) DAMRI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) DAMRI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) DAMRI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dengan diundangkannya Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun

Lebih terperinci

SEMULA ANGGARAN DASAR PT. BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk.

SEMULA ANGGARAN DASAR PT. BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk. Pasal SEMULA ANGGARAN DASAR PT. BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk. USULAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PT. BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk. Pasal PEMINDAHAN HAK ATAS SAHAM PASAL 10 PEMINDAHAN HAK ATAS SAHAM

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR. Koperasi Primer Nasional MEDIA INDONESIA MERDEKA

ANGGARAN DASAR. Koperasi Primer Nasional MEDIA INDONESIA MERDEKA ANGGARAN DASAR Koperasi Primer Nasional MEDIA INDONESIA MERDEKA BAB I NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN DAN JANGKA WAKTU Pasal 1 (1) Badan Usaha ini adalah koperasi Pekerja dan Pengusaha Media dengan nama Koperasi

Lebih terperinci

PERATURAN DANA PENSIUN

PERATURAN DANA PENSIUN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN BIRO DANA PENSIUN PERATURAN DANA PENSIUN ARGIMA6PU vtlanattimyst:o*s zowtmiuton**0h MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2000 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) SARANA PENGEMBANGAN USAHA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2000 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) SARANA PENGEMBANGAN USAHA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2000 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) SARANA PENGEMBANGAN USAHA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dengan diundangkannya Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN PEMBERI KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN PEMBERI KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN PEMBERI KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 11 Tahun 1992

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk menunjang terwujudnya perekonomian

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.163, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA OJK. Dana Pensiun. Pembubaran. Likuidasi. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5555) PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Yayasan Dana Pensiun PT. Merpati Nusantara Airlines. Yayasan tersebut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Yayasan Dana Pensiun PT. Merpati Nusantara Airlines. Yayasan tersebut BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Perusahaan Dana Pensiun Merpati Nusantara Airlines merupakan kelanjutan dari Yayasan Dana Pensiun PT. Merpati Nusantara Airlines. Yayasan tersebut didirikan

Lebih terperinci

PP Nomor 76 Tahun 1992 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN PEMBERI KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PP Nomor 76 Tahun 1992 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN PEMBERI KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN PEMBERI KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 11 Tahun 1992

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 6A TAHUN 2009 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH PASAR RESIK KOTA TASIKMALAYA

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 6A TAHUN 2009 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH PASAR RESIK KOTA TASIKMALAYA RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 6A TAHUN 2009 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH PASAR RESIK KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2000 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) SARANA PENGEMBANGAN USAHA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2000 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) SARANA PENGEMBANGAN USAHA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.legalitas.org PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2000 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) SARANA PENGEMBANGAN USAHA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dengan diundangkannya

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOM OR : 172/KM K.06/2002 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 448/KMK.017/2000 TENTANG PERUSAHAAN

Lebih terperinci

KETENTUAN UMUM PENYELENGGARA DANA PERLINDUNGAN PEMODAL

KETENTUAN UMUM PENYELENGGARA DANA PERLINDUNGAN PEMODAL KETENTUAN UMUM PENYELENGGARA DANA PERLINDUNGAN PEMODAL OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 50 /POJK.04/2016 TENTANG PENYELENGGARA DANA PERLINDUNGAN

Lebih terperinci

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.05/2016 TENTANG IURAN, MANFAAT PENSIUN, DAN MANFAAT LAIN YANG DISELENGGARAKAN OLEH DANA PENSIUN

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.05/2016 TENTANG IURAN, MANFAAT PENSIUN, DAN MANFAAT LAIN YANG DISELENGGARAKAN OLEH DANA PENSIUN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.05/2016 TENTANG IURAN, MANFAAT PENSIUN, DAN MANFAAT LAIN YANG DISELENGGARAKAN OLEH DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT BKPD KABUPATEN CIAMIS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT BKPD KABUPATEN CIAMIS PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT BKPD KABUPATEN CIAMIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a. bahwa pengaturan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk menunjang terwujudnya perekonomian

Lebih terperinci

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN STATUS DAN JANGKA WAKTU MAKSUD DAN TUJUAN KEGIATAN

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN STATUS DAN JANGKA WAKTU MAKSUD DAN TUJUAN KEGIATAN NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1. Yayasan ini bernama [ ] disingkat [ ], dalam bahasa Inggris disebut [ ] disingkat [ ], untuk selanjutnya dalam Anggaran Dasar ini disebut "Yayasan" berkedudukan di

Lebih terperinci

Penjelasan atas UU Nomor 11 Tahun 1992 P E N J E L A S A N A T A S UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN

Penjelasan atas UU Nomor 11 Tahun 1992 P E N J E L A S A N A T A S UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN P E N J E L A S A N A T A S UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN U M U M Dalam rangka pelaksanaan pembangunan nasional yang pada hakekatnya merupakan pembangunan manusia

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 108 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA "JAKARTA LLOYD" PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 108 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA JAKARTA LLOYD PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 108 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA "JAKARTA LLOYD" PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa perlu segera melaksanakan Undang-undang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2003 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN UMUM (PERUM) BULOG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2003 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN UMUM (PERUM) BULOG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2003 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN UMUM (PERUM) BULOG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa agar dapat berperan sebagai alat perekonomian

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PP. No. : 45 Tahun 1995 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 510/KMK.06/2002 TENTANG PENDANAAN DAN SOLVABILITAS DANA PENSIUN PEMBERI KERJA

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 510/KMK.06/2002 TENTANG PENDANAAN DAN SOLVABILITAS DANA PENSIUN PEMBERI KERJA KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 510/KMK.06/2002 TENTANG PENDANAAN DAN SOLVABILITAS DANA PENSIUN PEMBERI KERJA Keputusan ini telah diketik ulang, bila ada keraguan mengenai isinya harap

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 448/KMK.017/2000 TENTANG PERUSAHAAN PEMBIAYAAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 448/KMK.017/2000 TENTANG PERUSAHAAN PEMBIAYAAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 448/KMK.017/2000 TENTANG PERUSAHAAN PEMBIAYAAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pemulihan perekonomian nasional,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 9/POJK.05/2014 TENTANG PEMBUBARAN DAN LIKUIDASI DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER

Lebih terperinci

ADMINISTRASI. Kesejahteraan. PENSIUN. Tenaga Kerja. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Presiden Republik Indonesia,

ADMINISTRASI. Kesejahteraan. PENSIUN. Tenaga Kerja. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Presiden Republik Indonesia, Copyright 2002 BPHN UU 11/1992, DANA PENSIUN *8031 Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 11 TAHUN 1992 (11/1992) Tanggal: 20 APRIL 1992 (JAKARTA) Sumber: LN 1992/37; TLN NO.

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA NOMOR : 3 TAHUN 1992 SERI D NO. 3

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA NOMOR : 3 TAHUN 1992 SERI D NO. 3 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA NOMOR : 3 TAHUN 1992 SERI D NO. 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA NOMOR 9 TAHUN 1991 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN

Lebih terperinci

KOPERASI KESEHATAN PEGAWAI DAN PENSIUNAN BANK. (1) Badan Usaha Koperasi ini bernama KOPERASI

KOPERASI KESEHATAN PEGAWAI DAN PENSIUNAN BANK. (1) Badan Usaha Koperasi ini bernama KOPERASI ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ------ ---- ---- ---- ---PERUBAHAN ANGGARAN DASAR---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- -- KOPERASI KESEHATAN PEGAWAI DAN PENSIUNAN BANK MANDIRI----

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2003 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN UMUM (PERUM) BULOG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2003 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN UMUM (PERUM) BULOG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2003 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN UMUM (PERUM) BULOG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa agar dapat berperan sebagai alat perekonomian

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PP. No. : 45 Tahun 1995 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

UU No. 8/1995 : Pasar Modal

UU No. 8/1995 : Pasar Modal UU No. 8/1995 : Pasar Modal BAB1 KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan: 1 Afiliasi adalah: hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat a. kedua, baik

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA NOMOR : 30 TAHUN 1982 Seri D Nomor 26

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA NOMOR : 30 TAHUN 1982 Seri D Nomor 26 LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA NOMOR 30 TAHUN 1982 Seri D Nomor 26 PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA NOMOR 4 TAHUN 1982 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PASAR

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH AGRO SELAPARANG KABUPATEN LOMBOK TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA Nomor : Tahun Seri no.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA Nomor : Tahun Seri no. LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA Nomor : Tahun Seri no. PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA NOMOR 11 TAHUN 1996 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH ANEKA USAHA KABUPATEN MAGELANG

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH ANEKA USAHA KABUPATEN MAGELANG PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH ANEKA USAHA KABUPATEN MAGELANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAGELANG, Menimbang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 73 TAHUN 1992 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk menunjang terwujudnya perekonomian

Lebih terperinci