BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Cahaya IES ( Illumination Engineering Society ) mendefinisikan cahaya sebagai pancaran energi yang dapat dievaluasi secara visual. Secara sederhana, cahaya adalah bentuk energi yang memungkinkan makhluk hidup dapat mengenali sekelilingnya dengan mata. 5 Cahaya adalah gelombang magnet elektro yang mempunyai panjang antara 380 hingga 700 nm ( 1 nm = 10-9 m ), dengan urutan warna : ( ultra violet ), ungu, nila, biru, hijau, kuning, jingga, merah, ( infra merah ). Ultra violet dan infra merah hanya dapat terlihat denga bantuan alat optik khusus. Ultra violet ( nm ) berdaya kimia, sedangkan infra merah ( nm ) berdaya panas. Kecepatan cahaya adalah 3 x 10 8 m / dtk. 10 Secara garis besar gelombang cahaya dibagi atas 3 bagian yaitu : Ultra violet yang mempunyai panjang gelombang antara nm. 2. Sinar tampak ( visible light ) mempunyai panjang gelombang antara nm. 3. Sinar infra merah ( I.R ) dengan panjang gelombang antara nm lebih. Infra merah menempati daerah dalam spektrum elektromagnetik antara sinar tampak dan gelombang mikromagnetik ( micro wave ). Pancaran cahaya dengan panjang gelombang yang berbeda menghasilkan warna yang berbeda terhadap mata. Sensitivitas maksimum mata manusia adalah A ( 0,555 µm ), yaitu warna hijau kekuningan. 5 B. Sumber Penerangan Secara garis besar sumber penerangan dapat dibagi dalam 2 macam: 4 1. Penerangan alami, yakni mempergunakan sumber cahaya yang terdapat di alam, biasanya matahari, bintang dan lain sebagainya. Matahari merupakan sumber cahaya utama dan dominan, namun tergantung kepada waktu siang hari, musim, cuaca berawan atau tidak. Cahaya matahari mempunyai gelombang antara 290

2 hingga 2300 nm dan mempunyai spektrum lengkap dari ultra violet hingga infra merah. 10 Untuk mendapatkan sinar matahari yang cukup diperlukan luas jendela 15 sampai 20 % dari luas lantai yang terdapat dalam ruangan Penerangan buatan, artinya mempergunakan sumber cahaya yang bukan alamiah yang bersumber dari alat yang diciptakan oleh manusia, seperti: listrik, lampu minyak tanah, lampu gas dan lain sebagainya. Pencahayaan buatan diperlukan karena kita tidak dapat sepenuhnya tergantung dari ketersediaan pencahayaan alam, sehingga pencahayaan buatan bersifat saling mendukung dengan pencahayaan alami. Pencahayaan buatan diperlukan bila : 12 a. Tidak tersedia cahaya alami siang hari, saat antara matahari terbenam dan terbit. b. Tidak tersedia cukup cahaya alami dari matahari, saat mendung tebal intensitas cahaya bola langit akan berkurang. c. Cahaya alami matahari tidak dapat menjangkau tempat tertentu di dalam ruangan yang jauh dari jendela. d. Diperlukan cahaya merata pada ruang lebar. e. Diperlukan intensitas cahaya konstan, misal ruang operasi. f. Diperlukan pencahayaan dengan warna dan arah penyinaran mudah diatur, contoh pada ruang pamer dan panggung pertunjukan. g. Cahaya buatan diperlukan untuk fungsi khusus, misal menyediakan kehangatan bayi yang baru lahir. h. Diperlukan cahaya dengan efek khusus, misalnya pada pencahayaan dengan lampu U.V. untuk memendarkan cat berlapisan fosfor. Pada umumnya jenis lampu sebagai sumber penerangan buatan dapat digolongkan menjadi 3 jenis, yaitu : 12 a. Lampu pijar ( incandescent ) ; cahaya dihasilkan oleh filamen dari bahan tungsten ( titik lebur > C ) yang berpijar karena panas, maka disebut lampu tungsten. Efikasi ( lumen per watt ) lampu ini rendah, hanya 8 10 % energi menjadi cahaya. Sisanya terbuang sebagai panas. Untuk memperbaiki efikasinya, lampu tungsten

3 diisi gas halogen dan disebut lampu tungsten halogen. Efikasinya mencapai 17, 5 lm / watt. b. Lampu fluorescent ( TL = Tubelair Lamp / lampu tabung ) ; cahaya dihasilkan oleh pendaran bubuk fosfor yang melapisi bagian dalam tabung lampu. Lebih dari 25 % energi dijadikan cahaya. Efikasinya antara lm / watt, berarti 2 3 kali lebih baik dari lampu pijar. c. Lampu HID ( High Intensity Discharge Lamp ) ; cahaya dihasilkan oleh lecutan listrik melalui uap zat logam. Efikasinya antara lm / watt. Untuk memperbaiki efikasi dan warna, pada tabung lecutan listrik lampu merkuri ditambahkan halida logam sehingga disebut lampu metal halida. Efikasi bisa mencapai 70 lm / watt, tetapi umurnya berkurang hingga separuh. Perkembangan selanjutnya dari lampu HID adalah lampu uap sodium bertekanan tinggi ( High pressure sodium vapor lamp ). Efikasinya mencapai lebih dari 95 lm /watt. C. Macam Sistem / Tipe Pencahayaan Berdasarkan cakupannya, pencahayaan dibedakan menjadi 3 macam yaitu : Pencahyaan umum ( general lighting ), yaitu pencahyaan merata untuk seluruh ruangan dan dimaksudkan untuk memberikan terang merata, walau mungkin minimal, agar tidak terlalu gelap. 2. Pencahayaan kerja ( task lighting ), yaitu pencahayaan fungsional untuk kerja visual tertentu, biasanya disesuaikan dengan standar kebutuhan penerangan bagi jenis kerja yang bersangkutan. 3. Pencahayaan aksen ( accent lighting ), yaitu pencahayaan yang secara khusus diarahkan ke obyek tertentu untuk memperkuat penampilannya ( fungsi estetik ). Cahaya dari suatu sumber cahaya tidak selalu dipancarkan langsung ke suatu obyek penerangan atau bidang kerja. Menurut IES terdapat 5 klasifikasi sistem pancaran cahaya dari sumber cahaya, yaitu : 5 1. Penerangan Tak Langsung Pada penerangan tak langsung 90 hingga 100 % cahaya dipancarkan ke langit langit dan dinding sehingga yang dimanfaatkan pada bidang kerja adalah cahaya

4 pantulan. Penerangan jenis ini diperlukan pada : ruang gambar, perkantoran, rumah sakit, hotel. 2. Penerangan Setengah Tak Langsung Pada penerangan setengah tak langsung 60 hingga 90 % cahaya diarahkan ke langit langit dan dinding. Distribusi cahaya pada penerangan ini mirip dengan distribusi penerangan tak langsung tetapi lebih efisien dan kuat penerangannya lebih tinggi. Penerangan setengah tak langsung digunakan pada ruangan yang memerlukan modelling shadow. Penggunaan penerangan setengah tak lansung pada : toko buku, ruang baca, ruang tamu. 3. Penerangan Menyebar ( Difus ) Pada penerangan difus distribusi cahaya ke atas dan bawah relatif merata yaitu berkisar 40 hingga 60 %. Peneragan difus antara lain pada tempat ibadah. 4. Penerangan Setengah Langsung Penerangan setengah langsung 60 hingga 90 % cahayanya diarahkan ke bidang kerja selebihnya diarahkan ke langit langit dan dinding. Penerangan jenis ini adalah efisien.pemakaian penerangan setengah langsung antara lain pada : kantor kantor, kelas, toko dan tempat kerja lainnya. 5. Penerangan Langsung Pada penerangan langsung 90 hingga 100 % cahaya dipancarkan ke bidang kerja. Tepat digunakan pada : pabrik kertas, ruang elektro plating, atau industri kimia lainnya. D. Sifat Pencahayaan Ada atau tidaknya cahaya atau penerangan dalam ruangan, ditentukan oleh beberapa faktor antara lain : 4 1. ada atau tidaknya sumber cahaya ; 2. terhalang atau tidaknya pancaran cahaya dari sumber ke ruangan ; serta 3. sifat sifat dari benda ataupun obyek yang terdapat di dalam ruangan. Pencahayaan di tempat kerja ditentukan oleh 3 sifat, yaitu : Sifat dari cahaya Sifat dari cahaya ditentukan oleh :

5 a. Kuantitas Kuantitas atau banyaknya cahaya yang jatuh pada suatu permukaan yang menyebabkan terangnya permukaan tersebut dan sekitarnya. Dalam ruang lingkup pekerjaan, faktor yang menentukan penerangan adalah : 6 (1) Ukuran obyek Untuk melihat dengan mudah, maka perbandingan di antara ukuran obyek dan ukuran obyek terkecil yang dapat dilihat ( = visibilitas ) harus cukup besar ( minimal 2, 5 atau lebih ). Pada perbandingan minimal 2, 5, melihat dapat dilakukan dengan mudah dan kecil kemungkinan timbul kelelahan. 6 (2) Derajat kontras diantara obyek dan sekelilingnya, yaitu perbedaan derajat terang yang relatif di antara obyek dan sekelilingnya. Semakin besar kontras, semakin mudah kita melihat atau mengenali benda / obyek. 12 Dalam kaitan dengan kontras, Illuminating Engineering Society Of North America ( IESNA ) memberikan saran reflektan permukaan untuk ruang sekolah dan kantor sebagai berikut : 12

6 Tabel 2.1 Reflektan Permukaan Untuk Ruang Sekolah dan Kantor Reflektan ( % ) Kelas Kantor Langit langit >80 Dinding* Partisi Lantai Perabotan dan mesin Bangku dan meja *Dinding yang berjendela harus mempunyai reflektan > 80 % untuk mengurangi kontras antara kaca yang cerah dengan sekitarnya. Sumber : Satwiko, Prasasto Fisika Bangunan 2. Yogyakarta: Andi Offset. (3) Luminensi, yaitu suatu ukuran tingkat terangnya suatu permukaan, jadi sesuai dengan yang dipantulkan atau disinarkan oleh permukaan. 14 (4) Lamanya melihat Waktu pengamatan terhadap suatu obyek menentukan hasil pengamatan. 5 Telah jelas bahwa keempat faktor di atas berbanding lurus dengan kemampuan penglihatan. Bertambahnya ukuran visual suatu obyek menambah kemampuan penglihatan. Makin lama waktu yang digunakan melihat suatu obyek makin jelas penglihatan. Makin tinggi nilai kontras makin jelas penglihatan, makin gelap obyek dengan latar belakang terang menaikkan kemampuan melihat. Demikian pula dengan luminansi. 5 b. Kualitas Dari segi kualitas menyangkut beberapa hal sebagai berikut : (1) Warna Warna dipakai di tempat kerja untuk 2 maksud, yaitu penciptaan kontras warna untuk maksud tangkapan mata dan pengadaan lingkungan psikologis yang optimal. Untuk tangkapan mata, semakin sedikit kontras warna adalah semakin baik. 14

7 Warna mempengaruhi kesan ukuran dan jarak obyek. Warna cerah membuat obyek berkesan lebih besar, sebaliknya warna gelap membuat obyek tampak agak kecil. Warna hangat membuat obyek tampak lebih dekat daripada warna biru. 12 Pemilihan warna dalam ruangan sangat perlu diperhatikan untuk memperoleh pemantulan yang baik ( agar pemerataan cahaya efisien ) tanpa menyilaukan mata. 10 (2) Arah sinar Arah penerangan sangat penting. Sumber sumber cahaya yang cukup jumlahnya sangat berguna dalam mengatur penerangan secara baik. Sinar sinar dari berbnagai arah meniadakan gangguan oleh bayangan. Penerangan satu arah digunakan untuk mengerjakan bagian kecil. Sebaliknya suatu benda berkelok kelok seperti kumparan perlu diperiksa dengan penyinaran baur. (3) Difusi cahaya Difusi cahaya ( pembauran cahaya ) akan memberi penerangan lembut merata pada obyek dan sekitarnya, sehingga akan mengurangi detail dan kesan tiga dimensional obyek karena ketiadaan bayangan. 12 (4) Jenis, yaitu berkaitan dengan sumber cahaya alami dan buatan. (5) Tingkat kesilauan Silau disebabkan cahaya berlebihan baik yang langsung dari sumber cahaya atau hasil pantulan ke arah mata pengamat. Ada beberapa macam penyebab kesilauan,menurut Orborne ( 1982 ), kesilauan dapat dibedakan menjadi : a. Disability glare, penyebabnya adalah terlalu banyaknya cahaya yang langsung masuk ke mata sehingga menyebabkan kehilangan sebagian penglihatan dan dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk melihat obyek dengan jelas. b. Discomfort glare, menyebabkan ketidaknyamanan pada mata. Kesilauan ini dialami oleh orang yang bekerja pada siang hari dan menghadap jendela / pada saat menatap lampu secara langsung pada malam hari. c. Reflected glare

8 Kesilauan ini disebabkan oleh pantulan cahaya yang terlalu terang yang mengenai mata. Pantulan ini berasal dari semua permukaan benda mengkilap yang berada dalam lapangan penglihatan. 2. Sifat Lingkungan Sifat lingkungan ditentukan oleh : a. Brightness ( = luminensi ) Luminensi adalah intensitas cahaya yang dipancarkan, dipantulkan atau diteruskan oleh satu unit bidang yang diterangi. 10 b. Reflektan dan distribuisi cahya Reflektan adalah kemampuan obyek memantulkan cahaya. Faktor reflektansi suatu bahan mempengaruhi distribusi cahaya suatu sumber penerangan. 5 Tabel 2.2 Reflektan sebagai persentase cahaya 15 No Bahan Warna Reflektan ( % ) Putih Aluminium,kertas putih Warna gading, kuning lemon, kuning dalam, hijau muda, biru pastel, pink pale, krim Hijau lime, abu-abu, pale, pink, orange dalam, bluegrey Biru langit, kayu pale Pale bakwood, semen kering

9 7 8 9 Merah dalam, hijau rumput, kayu, hijau daun, coklat Biru gelap, merah purple, coklat tua Hitam Sumber : Tarwaka, dkk Buku Ergonomi. Surakarta : UNIBA PRESS. c. Dekorasi warna Warna cahaya dapat mempengaruhi warna objek karena terjadi interaksi, di samping itu warna objek atau cahaya juga dapat mempengaruhi psikologi pengamat karena pemakaian warna di tempat kerja mempunyai dua maksud yaitu penciptaan kontras warna untuk maksud tangkapan mata dan pengadaan lingkungan psikologis yang optimal. 14 Untuk menciptakan suasana ceria maupun tenang dapat digunakan warna suatu sumber cahaya yang berbeda Sifat Pekerjaan Pada umumnya intensitas penerangan dalam kerja dapat diatur sesuai dengan tabel 2. 3 di bawah ini. Tabel 2.3 Pedoman Intensitas Penerangan Pekerjaan Contoh contoh Tingkat Penerangan Yang Perlu ( lux ) Tidak teliti Agak teliti Teliti Sangat teliti Penimbunan barang Pemasangan ( tidak teliti ) Membaca, menggambar Pemasangan ( teliti ) Sumber : Suma mur Ergonomi Untuk Produktivitas Kerja. Jakarta : CV. Haji Masagung. E. Mata Mata manusia hampir sama dengan kamera televisi, keduanya memiliki sistem lensa, dengan mekanisme untuk mengatur jumlah cahaya yang masuk ( pupil mata ),

10 dan layar yang menampung bayangan yang diantar oleh cahaya lewat lensa. Lensa mata yang utama adalah kornea yang selalu basah dan bersih akibat gerakan gerakan kelopak mata dan air mata yang tidak pernah berhenti. Kornea merupakan pembias utama bagi cahaya yang masuk ke dalam mata yang akan membentuk bayangan benda apapun yang dilihat oleh mata Mekanisme Melihat 17 Kita baru akan melihat apabila ada cahaya yang masuk ( meskipun tidak langsung mengenai benda yang ingin kita lihat ), karena dengan pantulan pantulan cahaya yang masuk tadi, benda mendapatkan penyinaran yang dapat dipantulkan masuk ke mata. Sinar yang masuk ke dalam mata akan menembus selaput bening melalui kamar depan, pupil, lensa, benda yang seperti sele ( corpus vitreum ) dan jatuh pada retina, dan dari retina diteruskan melalui syaraf penglihatan ke otak. Menurut teori teori di retina ini terjadi suatu proses photokimia. Di retina terdapat suatu daerah kecil yang warnanya agak lebih kuning dari sekitarnya. Daerah ini disebut bercak kuning atau macula lutea. Di sini pengamatan penglihatan tampak lebih tajam daripada di sekitarnya. Jika kita melihat ke sebuah obyek, maka sinar sinar dari obyek akan jatuh pada bercak kuning dan ini disebut dengan penglihatan sentral. 2. Daya Akomodasi Daya akomodasi adalah kemampuan lensa mata untuk memfokuskan obyek. Dalam hal memfokuskan obyek pada retina, lensa mata memegang peranan penting. Kornea mempunyai fungsi memfokuskan obyek secara tetap demikian pula bola mata ( diameter bolaa mata mm ). Selam mata melihat jauh, tidak terjadi akomodasi. Makin dekat benda yang dilihat semakin kuat mata / lensa berakomodasi. Daya akomodasi ini tergantung kepada umur. Usia makin tua daya akomodasi semakin menurun, hal ini disebabkan kekenyalan lensa / elastisitas lensa semakin berkurang. 11 Demikian pula tingkat illuminasi, berpengaruh terhadapnya. 14 Menurut Guyton ( 1995 ), menyebutkan bahwa daya akomodasi menurun pada usia tahun Refraksi

11 Refraksi ialah kekuatan memfokuskan yang dimiliki oleh mata, yaitu kekuatan memfokuskan sinar yang datangnya sejajar, sehingga tepat jatuh di retina. Kekuatan refraksi bergantung pada panjangnya sumbu bola mata dan jumlah kekuatan fokus daripada kornea, cairan mata, lensa mata dan badan kaca. 19 Refraksi mata dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu : 19 a. Emetrop atau disebut normal Pada refraksi emetrop bila tidak ada kelainan lain maka mempunyai visus ( ketajaman penglihatan ) 5 / 5 atau visus 1. b. Ametrop atau disebut juga kelainan refraksi Kelainan refraksi yaitu keadaan pembiasan mata dengan panjang bola mata yang tidak seimbang sehingga dalam keadaan tanpa akomodasi atau dalam keadaan istirahat memberikan bayangan sinar sejajar pada fokus yang tidak terletak pada retina. 21 Kelainan refraksi dibagi menjadi : i) Miopi ( penglihatan dekat ) Pada miopi ini para ahli berpendapat bahwa bola mata agak lonjong ke belakang sehingga pembentukan bayangan dari benda benda yang dilihatnya dari jauh, jatuh di depan selaput jala, sehingga benda tadi tidak dapat dilihat jelas. 17 ii) Hipermetropi ( penglihatan jauh ) Pada hipermetropi, menurut pendapat para ahli terdapat bola mata yang kurang melonjong ke belakang kalau dibandingkan dengan bola mata yang normal, sehingga pembentukan bayangan dari benda benda yang dilihatnya dari jauh, jatuh di belakang selaput jala. Dengan demikian benda tadi juga tidak tampak jelas. 17 iii) Astigmatisma Astigmatisma terjadi apabila salah satu komponen sistem lensa menjadi bentuk telur daripada sferis. Tambahan pula kornea atau lensa kristalisne menjadi memanjang ke salah satu arah. Dengan demikian mata tersebut mempunyai pandangan jauh terhadap beberapa berkas cahaya dan

12 berpandangan dekat terhadap sisa cahaya, sehingga mata seseorang yang menderita astigmatisma tidak dapat memfokuskan setiap obyek dengan jelas. 11 iv) Presbiopi Pada penderita presbiopi biasanya kita menghadapi lensa yang sudah kurang elastisitasnya atau sama sekali sudah tidak elastis. Presbiopi akan dialami oleh semua orang bila umurnya telah 40 tahun ke atas, dan bukan termasuk kelainan refraksi, tetapi pengobatan yang diberikan juga pemberian kaca mata. 20 F. Hubungan Penerangan dengan Kegiatan Belajar Penerangan merupakan salah satu faktor untuk mendapatkan keadaan lingkungan kerja yang aman dan nyaman, serta mempunyai kaitan yang sangat erat dengan meningkatkan produktivitas. Hal ini disebabkan penerangan dapat mempengaruhi kesehatan dan keselamatan di tempat kerja. 3 Kebutuhan penerangan untuk tempat kerja tergantung pada jenis pekerjaan. Semakin pekerjaan itu memerlukan ketelitian, maka semakin tinggi intensitas penerangan yang dibutuhkan. Selanjutnya berkembang pula cara cara penggunaan sumber penerangan agar tingkat penerangan serasi dengan pekerjaan. 14 Lingkungan sekolah sebagai tempat melaksanakan kegiatan belajar mengajar apabila mempunyai intensitas penerangan yang baik maka pelajaran yang disampaikan akan diterima dengan baik oleh siswa, sehingga siswa dapat menghasilkan prestasi yang memuaskan. Kegiatan belajar tersebut meliputi menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan lain lainnya termasuk dalam pekerjaan yang memerlukan ketelitian. Menurut Suma mur, kegiatan membaca, menggambar termasuk jenis pekerjaan teliti yang membutuhkan intensitas penerangan antara lux. 14 Menurut Peraturan Menteri Perburuhan No. 7 Tahun 1964 tentang syarat kesehatan, kebersihan serta penerangan dalam tempat kerja, mensyaratkan paling sedikit 300 lux. 6 G. Efek Penerangan Pada Mata

13 Mata sebagai indera penglihatan dibentuk untuk menerima rangsangan berkas berkas cahaya pada retina. Serabut serabut nervus optikus sebagai perantara, kemudian mengalihkan rangsangan tadi ke pusat penglihatan pada otak untuk ditafsirkan Adaptasi Terang dan Gelap 18 Jika seseorang telah berada di dalam cahaya terang untuk waktu lama, sebagian besar zat fotokimia di dalam batang dan kerucut telah direduksi menjadi retinal dan opsin. Lebih lanjut, kebanyakan retinal batang dan kerucut telah diubah menjadin vitamin A. Karena kedua efek ini, konsentrasi zat kimia peka cahaya sangat berkurang, dan kepekaan mata terhadap cahaya lebih berkurang lagi. Ini disebut adaptasi terang. Sebaliknya, jika orang tersebut tetap di tempat gelap untuk waktu lama, pada dasarnya semua retinal dan opsin di dalam batang dan kerucut diubah menjadi pigmen peka cahaya tambahan, batas akhirnya ditentukan oleh jumlah opsin di dalam batang dan kerucut. Karena kedua efek ini, reseptor visual secara berangsur angsur menjadi sedemikian peka sehingga bahkan cahaya paling sedikit pun sudah menyebabkan perangsangan. Ini disebut adaptasi gelap. 2. Refleks Cahaya Pupil 18 Iris terutama berfungsi untuk meningkatkan jumlah cahaya yang memasuki mata selama keadaan gelap dan menurunkan cahaya yang memasuki mata dalam keadaan terang. Bila cahaya disinarkan pada mata, pupil mengecil, suatu reaksi yang dinamakan refleks cahaya pupil. Fungsi refleks cahaya adalah untuk membantu mata mengadakan adaptasi dengan cepat sekali terhadap perubahan keadaan cahaya. Jumlah cahaya yang memasuki mata melalui pupil sebanding dengan luas pupil atau dengan kuadrat diameter pupil. Diameter pupil mata manusia dapat menjadi sekecil kira kira 1,5 mm dan sebesar 8 mm. Oleh karena itu, batas adaptasi cahaya yang dapat dipengaruhi oleh refleks pupil sekitar 30 banding 1. Penerangan ruang kerja yang kurang baik ( kurang maupun silau ) dapat mengakibatkan kelelahan mata. 8 Menurut Fritz Hollwich (1972), menyebutkan bahwa penerangan yang memadai bisa mencegah terjadinya astenopia ( kelelahan mata ) dan

14 mempertinggi kecepatan dan efisiensi membaca. Penerangan yang kurang bukannya menyebabkan penyakit mata, tetapi menimbulkan kelelahan mata. 9 Kelelahan mata disebabkan stress yang terjadi pada fungsi penglihatan. Stres pada otot akomodasi dapat terjadi pada saat seseorang berupaya untuk melihat pada obyek berukuran kecil dan pada jarak yang dekat dalam waktu yang lama. Pada kondisi demikian otot otot mata akan bekerja secara terus menerus dan lebih dipaksakan. Ketegangan otot otot pengakomodasi makin besar sehingga terjadi peningkatan asam laktat dan sebagai akibatnya terjadi kelelahan mata. Stres pada retina dapat terjadi bila terdapat kontras yang berlebihan dalam lapangan penglihatan dan waktu pengamatan yang cukup lama. 14 Kelelahan mata ditandai adanya : Rangsangan, berair dan memerahnya konjunktiva 2. Melihat rangkap 3. Pusing 4. Berkurangnya kemampuan akomodasi 5. Menurunnya ketajaman penglihatan, kepekaan kontras dan kecepatan persepsi. Tanda tanda tersebut di atas timbul apabila penerangan tidak memadai dan refraksi mata ada kelainan. 14 Kelelahan mata dapat diukur dengan menggunakan Reaction Timer. Pengukurannya berdasarkan kecepatan waktu reaksi terhadap rangsang cahaya. Standar Pembanding Reaction Timer L Normal ( N ) : waktu reaksi 150,0-240,0 millidetik 2. Kelelahan Kerja Ringan ( KKR ) : waktu reaksi >240,0-<410,0 millidetik 3. Kelelahan Kerja Sedang ( KKS ) : waktu reaksi 410,0-580,0 millidetik 4. Kelelahan Kerja Berat ( KKB ) : waktu reaksi >580,0 millidetik

15 H. Kerangka Teori Intensitas Penerangan Kelelahan Mata yang ditunjukkan dengan pengukuran kecepatan waktu reaksi melihat rangsang cahaya lebih cukup kurang Kesilauan Nyaman Kecepatan dan ketepatan akomodasi kurang 1. Faktor Internal - Umur - Defisiensi Vitamin A - Penggunaan kacamata bantu / softlens - Suplai energi 2. Faktor Eksternal - Reflektan meja belajar - Kesilauan - Lama tidur Objek kerja lensa mata retina nervus optikus - otak Melihat terus menerus Stress alat penglihatan Stress otot akomodasi Gambar 1. Kerangka Teori Sumber:5,8,9,14,16,17,18,19,24,26

16 I. Kerangka Konsep Variabel bebas Intensitas penerangan Variabel terikat Kecepatan waktu reaksi melihat rangsang cahaya Variabel pengganggu - Reflektan meja belajar - Kesilauan - Cuaca - Lama tidur malam - Defisiensi vitamin A - Penggunaan kaca mata bantu / softlens - Suplai energi Gambar 2. Kerangka Konsep J. Hipotesis Berdasarkan latar belakang dan masalah yang ada, serta rumusan tujuan penelitian, maka hipotesis penelitian ini adalah : Ada pengaruh intensitas penerangan terhadap kecepatan waktu reaksi melihat rangsang cahaya siswa kelas 5 SDN Rembes II Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Mata 1. Definisi Mata Mata merupakan organ sensorik kompleks yang mempunyai fungsi optikal untuk melihat dan saraf untuk transduksi (mengubah bentuk energi ke bentuk lain) sinar

Lebih terperinci

MAKALAH ILUMINASI DISUSUN OLEH : M. ALDWY WAHAB TEKNIK ELEKTRO

MAKALAH ILUMINASI DISUSUN OLEH : M. ALDWY WAHAB TEKNIK ELEKTRO MAKALAH ILUMINASI DISUSUN OLEH : M. ALDWY WAHAB 14 420 040 TEKNIK ELEKTRO ILUMINASI (PENCAHAYAAN) Iluminasi disebut juga model refleksi atau model pencahayaan. Illuminasi menjelaskan tentang interaksi

Lebih terperinci

- PENCAHAYAAN - 13/11/2011. Ajeng Yeni Setianingrum. Universitas Mercu Buana 2011 IRIS PUPIL LENSA SARAF OPTIK. dsb

- PENCAHAYAAN - 13/11/2011. Ajeng Yeni Setianingrum. Universitas Mercu Buana 2011 IRIS PUPIL LENSA SARAF OPTIK. dsb ERGONOMI - PENCAHAYAAN - Ajeng Yeni Setianingrum Universitas Mercu Buana 2011 Sistem Penglihatan Manusia KORNEA IRIS PUPIL LENSA RETINA SARAF OPTIK dsb http://www.google.co.id/imgres?q=mata&hl=id&biw=1024&bih=437&gb

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Erwinsyah Hasibuan (1996) dalam penelitian Tugas Akhirnya : kualitas

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Erwinsyah Hasibuan (1996) dalam penelitian Tugas Akhirnya : kualitas BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. KAJIAN PUSTAKA Penerangan dalam ruang kelas Erwinsyah Hasibuan (1996) dalam penelitian Tugas Akhirnya : kualitas penerangan yang harus dan layak disediakan didalam suatu ruangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah observasional dan menggunakan pendekatan Cross Sectional, dimana variabel bebas dan variabel

Lebih terperinci

Unsur-Unsur Efek Cahaya Pada Perpustakaan. Abstrak

Unsur-Unsur Efek Cahaya Pada Perpustakaan. Abstrak Unsur-Unsur Efek Cahaya Pada Perpustakaan Cut Putroe Yuliana Prodi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry Banda Aceh Abstrak Perpustakaan sebagai tempat untuk belajar membutuhkan intensitas

Lebih terperinci

EFEK PENCAHAYAAN TERHADAP PRESTASI DAN KELELAHAN KERJA OPERATOR. Jl. Kalisahak 28 Kompleks Balapan Yogyakarta *

EFEK PENCAHAYAAN TERHADAP PRESTASI DAN KELELAHAN KERJA OPERATOR. Jl. Kalisahak 28 Kompleks Balapan Yogyakarta * EFEK PENCAHAYAAN TERHADAP PRESTASI DAN KELELAHAN KERJA OPERATOR Muhammad Yusuf 1* 1 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, IST AKPRIND Jl. Kalisahak 28 Kompleks Balapan Yogyakarta * Email:

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA. Gambar 2.1. Prioritas Daerah Kerja Sumber: Fordergemeinscaft Gutes Licht (2008, p.5), telah diolah kembali

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA. Gambar 2.1. Prioritas Daerah Kerja Sumber: Fordergemeinscaft Gutes Licht (2008, p.5), telah diolah kembali 5 BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pencahayaan Buatan Pencahayaan buatan adalah pencahayaan yang berasal dari sumber cahaya buatan manusia yang dikenal dengan lampu atau luminer. Pada cuaca yang kurang baik dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cahaya adalah suatu perpindahan energi yang dapat merangsang indera

BAB I PENDAHULUAN. Cahaya adalah suatu perpindahan energi yang dapat merangsang indera BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Cahaya adalah suatu perpindahan energi yang dapat merangsang indera penglihatan manusia untuk menghasilkan sebuah gambaran visual. Manusia membutuhkan

Lebih terperinci

commit to user BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Intensitas Penerangan a. Pengertian Intensitas Penerangan

commit to user BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Intensitas Penerangan a. Pengertian Intensitas Penerangan BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Intensitas Penerangan a. Pengertian Intensitas Penerangan Intensitas penerangan adalah banyaknya cahaya yang tiba pada satu luas permukaan (Ahmadi, 2009). Intensitas

Lebih terperinci

MODUL III INTENSITAS CAHAYA

MODUL III INTENSITAS CAHAYA MODUL III INTENSITAS CAHAYA Pada modul ini akan dijelaskan pendahuluan, tinjauan pustaka, metodologi praktikum, dan lembar kerja praktikum. I. PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang

Lebih terperinci

fisika CAHAYA DAN OPTIK

fisika CAHAYA DAN OPTIK Persiapan UN SMP 2017 fisika CAHAYA DAN OPTIK A. Sifat-Sifat Cahaya Cahaya merupakan suatu gelombang elektromagnetik sehingga cahaya dapat merambat di dalam ruang hampa udara. Kecepatan cahaya merambat

Lebih terperinci

Alat optik adalah suatu alat yang bekerja berdasarkan prinsip cahaya yang. menggunakan cermin, lensa atau gabungan keduanya untuk melihat benda

Alat optik adalah suatu alat yang bekerja berdasarkan prinsip cahaya yang. menggunakan cermin, lensa atau gabungan keduanya untuk melihat benda Alat optik Alat optik adalah suatu alat yang bekerja berdasarkan prinsip cahaya yang menggunakan cermin, lensa atau gabungan keduanya untuk melihat benda lain dengan lebih jelas. Beberapa jenis yang termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Apa Itu Mata? 2. Jelaskan Bagian-Bagian dari Mata beserta fungsinya! 3. Bagaimana Mata Bisa Bekerja?

BAB I PENDAHULUAN. 1. Apa Itu Mata? 2. Jelaskan Bagian-Bagian dari Mata beserta fungsinya! 3. Bagaimana Mata Bisa Bekerja? BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Alat Optik merupakan salah satu alat yang memanfaatkan sifat cahaya, hukum pemantulan, dan hukum pembiasan cahaya untuk membuat suatu bayangan suatu benda.

Lebih terperinci

FOTOGRAFI merupakan SAINS dan SENI Kata PHOTOGRAPHY berasal dari bahasa Yunani, yang berarti MENULIS DGN SINAR. Aspek Sains Fotografi mengandung arti

FOTOGRAFI merupakan SAINS dan SENI Kata PHOTOGRAPHY berasal dari bahasa Yunani, yang berarti MENULIS DGN SINAR. Aspek Sains Fotografi mengandung arti FOTOGRAFI merupakan SAINS dan SENI Kata PHOTOGRAPHY berasal dari bahasa Yunani, yang berarti MENULIS DGN SINAR. Aspek Sains Fotografi mengandung arti di mana Objek terekam pada permukaan Fotosensitif,

Lebih terperinci

biasanya dialami benda yang tidak tembus cahaya, sedangkan pembiasan terjadi pada benda yang transparan atau tembus cahaya. garis normal sinar bias

biasanya dialami benda yang tidak tembus cahaya, sedangkan pembiasan terjadi pada benda yang transparan atau tembus cahaya. garis normal sinar bias 7.3 Cahaya Cahaya, apakah kamu tahu apa itu cahaya? Mengapa dengan adanya cahaya kita dapat melihat lingkungan sekitar kita? Cahaya Matahari yang begitu terang dapat membentuk pelangi setelah hujan berlalu?

Lebih terperinci

2. MATA DAN KACAMATA A. Bagian Bagian Mata Diagram mata manusia ditunjukkan pada gambar berikut.

2. MATA DAN KACAMATA A. Bagian Bagian Mata Diagram mata manusia ditunjukkan pada gambar berikut. 1. PENGERTIAN ALAT OPTIK Alat optik adalah alat penglihatan manusia, baik alamiah maupun buatan manusia. Alat optik alamiah adalah mata dan alat optik buatan adalah alat bantu penglihatan manusia untuk

Lebih terperinci

Bab 7 Jenis-jenis Lampu. Dr. Yeffry Handoko Putra, S.T, M.T Jenis Lampu

Bab 7 Jenis-jenis Lampu. Dr. Yeffry Handoko Putra, S.T, M.T   Jenis Lampu Bab 7 Jenis-jenis Lampu Dr. Yeffry Handoko Putra, S.T, M.T E-mail: yeffry@unikom.ac.id 58 Jenis Lampu 59 1 Lampu Pijar (incadescent) Lampu Pelepasan (gas discharge lamp) - Tekanan rendah (Lampu Flurescent,

Lebih terperinci

Sunglasses kesehatan mata

Sunglasses kesehatan mata Sunglasses kesehatan mata Sunglasses atau Kacamata Hitam sudah menjadi barang kebutuhan seharihari, terutama di daerah-daerah tropis seperti Indonesia. Entah untuk digunakan saat sedang berjalan di siang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pertumbuhan dan Perkembangan Pada saat lahir mata bayi normal cukup bulan berukuran kira-kira 2/3 ukuran mata orang dewasa. Pertumbuhan

Lebih terperinci

ALAT OPTIK. Bagian-bagian Mata

ALAT OPTIK. Bagian-bagian Mata ALAT OPTIK Alat optik adalah alat yang bekerja dengan memanfaatkan sifat-sifat cahaya seperti pemantulan dan pembiasan. Pada dasarnya alat optik merupakan alat penglihatan manusia baik secara alami maupun

Lebih terperinci

Cahaya sebagai media Fotografi. Syarat-syarat fotografi. Cahaya

Cahaya sebagai media Fotografi. Syarat-syarat fotografi. Cahaya Cahaya sebagai media Fotografi Pencahayaan merupakan unsur dasar dari fotografi. Tanpa pencahayaan yang optimal, suatu foto tidak dapat menjadi sebuah karya yang baik. Pengetahuan tentang cahaya mutlak

Lebih terperinci

CAHAYA. Cahaya: Cahaya adalah suatu bentuk radiasi energi elektromagnetik yang dipancarkan dalam bagian spektrum yang dapat dilihat.

CAHAYA. Cahaya: Cahaya adalah suatu bentuk radiasi energi elektromagnetik yang dipancarkan dalam bagian spektrum yang dapat dilihat. CAHAYA Cahaya: Cahaya adalah suatu bentuk radiasi energi elektromagnetik yang dipancarkan dalam bagian spektrum yang dapat dilihat. Energi panas di radiasikan / dipancarkan pada suatu media oleh suatu

Lebih terperinci

KESEHATAN MATA DAN TELINGA

KESEHATAN MATA DAN TELINGA KESEHATAN MATA DAN TELINGA Oleh Erwin Setyo Kriswanto PENDIDIKAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA MATA DAN TELINGA INDERA PENGLIHAT ( MATA ) Mata adalah indera penglihatan,

Lebih terperinci

Bagian-bagian yang melindungi mata: 1. Alis mata, berguna untuk menghindarkan masuknya keringat ke mata kita.

Bagian-bagian yang melindungi mata: 1. Alis mata, berguna untuk menghindarkan masuknya keringat ke mata kita. MATA Indra pertama yang dapat penting yaitu indra penglihatan yaitu mata. Mata adalah indera yang digunakan untuk melihat lingkungan sekitarnya dalam bentuk gambar sehingga mampu dengan mengenali benda-benda

Lebih terperinci

*cermin datar terpendek yang diperlukan untuk dapat melihat seluruh bayangan adalah: SETENGAH dari TINGGI benda itu.

*cermin datar terpendek yang diperlukan untuk dapat melihat seluruh bayangan adalah: SETENGAH dari TINGGI benda itu. OPTIK A. OPTIKA GEOMETRI Optika geometri adalah ilmu yang mempelajari tentang fenomena perambatan cahaya seperti pemantulan dan pembiasan. 1. Pemantulan Cahaya Cahaya adalah kelompok sinar yang kita lihat.

Lebih terperinci

3.1.3 menganalisis pembentukan bayangan pada lup,kacamata, mikroskop dan teropong

3.1.3 menganalisis pembentukan bayangan pada lup,kacamata, mikroskop dan teropong ALAT-ALAT OPTIK UNTUK SMk KELAS XII SEMESTER 1 OLEH : MUJIYONO,S.Pd SMK GAJAH TUNGGAL METRO MATERI : ALAT-ALAT OPTIK TUJUAN PEMBELAJARAN : Standar Kompetensi: 3. Menerapkan prinsip kerja alat-alat optik

Lebih terperinci

PENGUJIAN TINGKAT PENCAHAYAAN DI RUANG KULIAH SEKOLAH C LANTAI III- O5

PENGUJIAN TINGKAT PENCAHAYAAN DI RUANG KULIAH SEKOLAH C LANTAI III- O5 EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 13 No. 3 September 2017; 68-73 PENGUJIAN TINGKAT PENCAHAYAAN DI RUANG KULIAH SEKOLAH C LANTAI III- O5 Supriyo, Ismin T. R. Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang

Lebih terperinci

Dian Kemala Putri BAHAN AJAR PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA

Dian Kemala Putri BAHAN AJAR PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA Dian Kemala Putri BAHAN AJAR PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA Panca Indera: Mata, telinga, hidung, mulut dan kulit. Kelima indera tersebut membantu manusia berinteraksi

Lebih terperinci

BAHAN AJAR. 1. Mata. Diagram susunan mata dapat dilihat pada gambar berikut.

BAHAN AJAR. 1. Mata. Diagram susunan mata dapat dilihat pada gambar berikut. BAHAN AJAR 1. Mata Diagram susunan mata dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 1. Diagram bagian-bagian mata manusia dan pembentukan Mata merupakan alat optik yang mempunyai cara kerja seperti kamera.

Lebih terperinci

Tujuan Instruksional Umum : Tujuan Instruksional Khusus :

Tujuan Instruksional Umum : Tujuan Instruksional Khusus : Tujuan Instruksional Umum : 1. Memberikan pemahaman fungsi cahaya. 2. Memberikan pemahaman karakter cahaya. 3. Memberikan pemahaman arah cahaya. Tujuan Instruksional Khusus : 1. Mahasiswa mampu memahami

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - GELOMBANG ELEKTROMAGNET - G ELO MB ANG ELEK TRO M AG NETIK

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - GELOMBANG ELEKTROMAGNET - G ELO MB ANG ELEK TRO M AG NETIK LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR Diberikan Tanggal :. Dikumpulkan Tanggal : Nama : Kelas/No : / Elektromagnet - - GELOMBANG ELEKTROMAGNET - G ELO MB ANG ELEK TRO M AG NETIK Interferensi Pada

Lebih terperinci

CAHAYA. CERMIN. A. 5 CM B. 10 CM C. 20 CM D. 30 CM E. 40 CM

CAHAYA. CERMIN. A. 5 CM B. 10 CM C. 20 CM D. 30 CM E. 40 CM CAHAYA. CERMIN. A. 5 CM B. 0 CM C. 20 CM D. 30 CM E. 40 CM Cahaya Cermin 0. EBTANAS-0-2 Bayangan yang terbentuk oleh cermin cekung dari sebuah benda setinggi h yang ditempatkan pada jarak lebih kecil

Lebih terperinci

Alat-Alat Optik. Bab. Peta Konsep. Gambar 18.1 Pengamatan dengan menggunakan mikroskop. Bagian-bagian mata. rusak Mata. Cacat mata dibantu.

Alat-Alat Optik. Bab. Peta Konsep. Gambar 18.1 Pengamatan dengan menggunakan mikroskop. Bagian-bagian mata. rusak Mata. Cacat mata dibantu. Bab 18 Alat-Alat Optik Sumber: www.google.com Gambar 18.1 Pengamatan dengan menggunakan mikroskop Coba kamu perhatikan orang yang sedang melakukan pengamatan dengan menggunakan mikroskop. Orang tersebut

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kaca merupakan salah satu produk industri kimia yang banyak digunakan dalam

I. PENDAHULUAN. Kaca merupakan salah satu produk industri kimia yang banyak digunakan dalam I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kaca merupakan salah satu produk industri kimia yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, berupa material bening atau transparan yang biasanya dihasilkan dari

Lebih terperinci

Metamerisme dan Iluminan Isi

Metamerisme dan Iluminan Isi S O L U S I J A H I T C O AT S Metamerisme dan Iluminan Isi Pengantar Apa itu metamerisme? Jenis-Jenis Metarisme Pentingnya Cahaya dalam Metarisme Apa itu iluminan? Apa perbedaan antara sumber cahaya dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampai abad ke-4 sebelum masehi orang masih berpendapat bahwa benda-benda di sekitar dapat dilihat oleh karena mata mengeluarkan sinar-sinar penglihatan. Anggapan ini

Lebih terperinci

ALAT - ALAT OPTIK MATA

ALAT - ALAT OPTIK MATA ALAT - ALAT OPTIK MATA Mata manusia sebagai alat indra penglihatan dapat dipandang sebagai alat optik yang sangat penting bagi manusia. Bagian-bagian mata menurut kegunaan isis sebagai alat optik : A.

Lebih terperinci

BAB IV BIOOPTIK FISIKA KESEHATAN

BAB IV BIOOPTIK FISIKA KESEHATAN BAB IV BIOOPTIK Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa akan dapat: a. Menentukan posisi dan pembesaran bayangan dari cermin dan lensa b. Menjelaskan proses pembentukan bayangan pada mata c. Menjelaskan

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Bagan

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Bagan 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bagan Bagan merupakan suatu alat tangkap yang termasuk kedalam kelompok jaring angkat dan terdiri atas beberapa komponen, yaitu jaring, rumah bagan, dan lampu. Jaring bagan umumnya

Lebih terperinci

SIFAT-SIFAT CAHAYA. 1. Cahaya Merambat Lurus

SIFAT-SIFAT CAHAYA. 1. Cahaya Merambat Lurus SIFAT-SIFAT CAHAYA Dapatkah kamu melihat benda-benda yang ada di sekelilingmu dalam keadaan gelap? Tentu tidak bukan? Kita memerlukan cahaya untuk dapat melihat. Benda-benda yang ada di sekitar kita dapat

Lebih terperinci

1. Sklera Berfungsi untuk mempertahankan mata agar tetap lembab. 2. Kornea (selaput bening) Pada bagian depan sklera terdapat selaput yang transparan

1. Sklera Berfungsi untuk mempertahankan mata agar tetap lembab. 2. Kornea (selaput bening) Pada bagian depan sklera terdapat selaput yang transparan PANCA INDERA Pengelihatan 1. Sklera Berfungsi untuk mempertahankan mata agar tetap lembab. 2. Kornea (selaput bening) Pada bagian depan sklera terdapat selaput yang transparan (tembus cahaya) yang disebut

Lebih terperinci

qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwerty uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq

qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwerty uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwerty uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq ALAT ALAT wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui OPTIK Sri Cahyaningsih

Lebih terperinci

INDERA PENGLIHATAN (MATA)

INDERA PENGLIHATAN (MATA) M INDERA PENGLIHATAN (MATA) ata manusia secara keseluruhan berbentuk seperti bola sehingga sering disebut bola mata. Media penglihatan terdiri dari kornea, aquous humor (terletak antara kornea dan lensa),

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Gaya Hidup a. Definisi Gaya Hidup atau lifestyle adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan

Lebih terperinci

DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG SMA NEGERI 10 PADANG Cahaya

DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG SMA NEGERI 10 PADANG Cahaya 1. EBTANAS-06-22 Berikut ini merupakan sifat-sifat gelombang cahaya, kecuali... A. Dapat mengalami pembiasan B. Dapat dipadukan C. Dapat dilenturkan D. Dapat dipolarisasikan E. Dapat menembus cermin cembung

Lebih terperinci

Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optika dalam. Cahaya dapat kita temui dimana-mana. cahaya bersifat gelombang dan

Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optika dalam. Cahaya dapat kita temui dimana-mana. cahaya bersifat gelombang dan CAHAYA Pendahuluan Pelajaran tentang cahaya pada sekolah menengah pertama (SMP) merupakan mata pelajaran yang diberikan pada siswa kelas VIII dengan berdasarkan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar

Lebih terperinci

PENCAHAYAAN PADA INTERIOR RUMAH SAKIT: STUDI KASUS RUANG RAWAT INAP UTAMA GEDUNG LUKAS, RUMAH SAKIT PANTI RAPIH, YOGYAKARTA

PENCAHAYAAN PADA INTERIOR RUMAH SAKIT: STUDI KASUS RUANG RAWAT INAP UTAMA GEDUNG LUKAS, RUMAH SAKIT PANTI RAPIH, YOGYAKARTA PENCAHAYAAN PADA INTERIOR RUMAH SAKIT: STUDI KASUS RUANG RAWAT INAP UTAMA GEDUNG LUKAS, RUMAH SAKIT PANTI RAPIH, YOGYAKARTA Adi Santosa Jurusan Desain Interior, Fakultas Seni dan Desain Universitas Kristen

Lebih terperinci

ALAT - ALAT OPTIK. Bintik Kuning. Pupil Lensa. Syaraf Optik

ALAT - ALAT OPTIK. Bintik Kuning. Pupil Lensa. Syaraf Optik ALAT - ALAT OPTIK 1. Pendahuluan Alat optik banyak digunakan, baik untuk keperluan praktis dalam kehidupan seharihari maupun untuk keperluan keilmuan. Beberapa contoh alat optik antara lain: Kaca Pembesar

Lebih terperinci

7.4 Alat-Alat Optik. A. Mata. Latihan 7.3

7.4 Alat-Alat Optik. A. Mata. Latihan 7.3 Latihan 7.3 1. Bagaimanakah bunyi hukum pemantulan cahaya? 2. Bagaimanakah bunyi hukum pembiasan cahaya? 3. Apa hubungan pembiasan dengan peristiwa terebntuknya pelangi setelah hujan? Jelaskan! 4. Suatu

Lebih terperinci

Untuk terang ke 3 maka Maka diperoleh : adalah

Untuk terang ke 3 maka Maka diperoleh : adalah JAWABAN LATIHAN UAS 1. INTERFERENSI CELAH GANDA YOUNG Dua buah celah terpisah sejauh 0,08 mm. Sebuah berkas cahaya datang tegak lurus padanya dan membentuk pola gelap terang pada layar yang berjarak 120

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Cahaya Cahaya adalah gelombang elektromagnetik yang mempunyai panjang antara 380 hingga 700nm (nanometer, 1nm = 10-9 m), dengan urutan warna : (ungu-ultra), ungu,

Lebih terperinci

ALAT-ALAT OPTIK. Beberapa jenis alat optik yang akan kita pelajari dalam konteks ini adalah:

ALAT-ALAT OPTIK. Beberapa jenis alat optik yang akan kita pelajari dalam konteks ini adalah: ALAT-ALAT OPTIK Kemajuan teknologi telah membawa dampak yang positif bagi kehidupan manusia, berbagai peralatan elektronik diciptakan untuk dapat menggantikan berbagai fungsi organ atau menyelidiki fungsi

Lebih terperinci

PENGUKURAN INTENSITAS PENCAHAYAAN PERTEMUAN KE 5 MIRTA DWI RAHMAH, S.KM,. M.KKK. PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

PENGUKURAN INTENSITAS PENCAHAYAAN PERTEMUAN KE 5 MIRTA DWI RAHMAH, S.KM,. M.KKK. PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT PENGUKURAN INTENSITAS PENCAHAYAAN PERTEMUAN KE 5 MIRTA DWI RAHMAH, S.KM,. M.KKK. PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN PERMASALAHAN Intensitas penerangan yang kurang dapat

Lebih terperinci

Alat Optik dalam Kehidupan

Alat Optik dalam Kehidupan Mata merupakan alat optik yang terpenting bagi manusia, tetapi daya penglihatan mata manusia sangatlah terbatas. Oleh karena itu, dibuatlah alatalat optik lain untuk membantu manusia, misalnya untuk melihat

Lebih terperinci

KUALITAS PENERANGAN YANG BAIK SEBAGAI PENUNJANG PROSES BELAJAR MENGAJAR DI KELAS

KUALITAS PENERANGAN YANG BAIK SEBAGAI PENUNJANG PROSES BELAJAR MENGAJAR DI KELAS KUALITAS PENERANGAN YANG BAIK SEBAGAI PENUNJANG PROSES BELAJAR MENGAJAR DI KELAS Oleh : Amir Subagyo Jurusan Elektro, Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof. Sudarto, SH Tembalang, Semarang Abstrak Kualitas

Lebih terperinci

10/6/2011 INDERA MATA. Paryono

10/6/2011 INDERA MATA. Paryono INDERA MATA Paryono 1 INDERA PENGLIHATAN BOLA MATA TDD: 3 LAPISAN YAKNI, LAPISAN TERLUAR SKLERA, KERUH YG SEMAKIN KE DEPAN SE-MAKIN TEMBUS PANDANG KORNEA LAPISAN KEDUA KHOROID, HITAM (GELAP), KE DEPAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS PENERANGAN DAN SUHU UDARA DENGAN KELELAHAN MATA KARYAWAN PADA BAGIAN ADMINISTRASI DI PT. HUTAMA KARYA WILAYAH IV SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS PENERANGAN DAN SUHU UDARA DENGAN KELELAHAN MATA KARYAWAN PADA BAGIAN ADMINISTRASI DI PT. HUTAMA KARYA WILAYAH IV SEMARANG HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS PENERANGAN DAN SUHU UDARA DENGAN KELELAHAN MATA KARYAWAN PADA BAGIAN ADMINISTRASI DI PT. HUTAMA KARYA WILAYAH IV SEMARANG SKRIPSI Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Intensitas Cahaya a. Pengertian Cahaya Di tempat kerja Intensitas cahaya adalah banyaknya cahaya yang tiba pada satu luas permukaan (Ahmadi, 2009). Cahaya

Lebih terperinci

ALAT ALAT OPTIK MATA KAMERA DAN PROYEKTOR LUP MIKROSKOP TEROPONG

ALAT ALAT OPTIK MATA KAMERA DAN PROYEKTOR LUP MIKROSKOP TEROPONG ALAT ALAT OPTIK MATA KAMERA DAN PROYEKTOR LUP MIKROSKOP TEROPONG MATA Kornea, bagian depan mata memiliki lengkung lebih tajam dan dilapisi selaput cahaya Aquaeous humor, berfungsi membiaskan cahaya yang

Lebih terperinci

NATURAL LIGHTING DESIGN CONSULTATION. Canisius College Sport Hall Jakarta

NATURAL LIGHTING DESIGN CONSULTATION. Canisius College Sport Hall Jakarta NATURAL LIGHTING DESIGN CONSULTATION Canisius College Sport Hall Jakarta OUTLINE Pendahuluan Teori Hasil Pengukuran Hipotesa dan Solusi Design Kesimpulan PENDAHULUAN Fungsi Ruang Kegiatan Waktu Kegiatan

Lebih terperinci

1.1 Intensitas. 1.2 Luminansi. 1.3 Lightness. 1.4 Hue. 1.5 Saturasi

1.1 Intensitas. 1.2 Luminansi. 1.3 Lightness. 1.4 Hue. 1.5 Saturasi 1.Definis Warna Dalam ilmu fisika warna didefinisikan sebagai gelombang elektromagnetik cahaya, sedangkan dalam bidang ilmu seni rupa dan desain warna didefinisikan sebagai pantulan tertentu dari cahaya

Lebih terperinci

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA tutorial 10 LINGKUNGAN KERJA FISIK 1 Prodi Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia Tahun Ajaran 2016/2017 www.labdske-uii.com Lingkungan Kerja

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS)

BAB II KAJIAN TEORI Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) Dalam model pembelajaran kooperatif TSTS ini memiliki tujuan dimana Siswa di ajak untuk bergotong royong dalam menemukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan Penulisan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan Penulisan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mungkin beberapa di antara kita harus memakai kacamata agar dapat melihat dengan baik. Orangtua kita mungkin juga berkacamata. Kacamata adalah alat bantu bagi seseorang

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 08 Fisika

Antiremed Kelas 08 Fisika Antiremed Kelas 08 Fisika Cahaya - Latihan Soal Pilihan Ganda Doc. Name: AR08FIS0699 Version: 2012-08 halaman 1 01. Berikut yang merupakan sifat cahaya adalah. (A) Untuk merambat, cahaya memerlukan medium

Lebih terperinci

SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT KAB/KOTA Waktu: 120 menit. Laju (m/s)

SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT KAB/KOTA Waktu: 120 menit. Laju (m/s) SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT KAB/KOTA Waktu: 120 menit A. SOAL PILIHAN GANDA Petunjuk: Pilih satu jawaban yang paling benar. 1. Sebuah mobil bergerak lurus dengan laju ditunjukkan oleh grafik di samping.

Lebih terperinci

kacamata lup mikroskop teropong 2. menerapkan prnsip kerja lup dalam menyelesaikan permasalahan yang berhubungan

kacamata lup mikroskop teropong 2. menerapkan prnsip kerja lup dalam menyelesaikan permasalahan yang berhubungan alat-alat optik adalah benda/alat yang menerapkan sifat-sifat cahaya mata indra untuk melihat ALAT - ALAT OPTIK kacamata alat-alat optik lup mikroskop teropong alat optik yang digunakan untuk membuat sesuatu

Lebih terperinci

8 Macam Nuansa Warna Interior Minimalis

8 Macam Nuansa Warna Interior Minimalis 8 Macam Nuansa Warna Interior Minimalis Apa yang harus anda ketahui mengenai trend interior di tahun 205 Kata Pengantar Hi, terima kasih sudah mendownload free ebook ini. Di ebook ini saya yakin anda akan

Lebih terperinci

[2] PENCAHAYAAN (LIGHTING)

[2] PENCAHAYAAN (LIGHTING) [2] PENCAHAYAAN (LIGHTING) Pencahayaan merupakan salah satu faktor untuk mendapatkan keadaan lingkungan yang aman dan nyaman dan berkaitan erat dengan produktivitas manusia. Pencahayaan yang baik memungkinkan

Lebih terperinci

ORGAN PENYUSUN SISTEM SARAF MANUSIA

ORGAN PENYUSUN SISTEM SARAF MANUSIA ORGAN PENYUSUN SISTEM SARAF MANUSIA SEL SARAF, terdiri dari 1. Dendrit 2. Badan Sel 3. Neurit (Akson) Menerima dan mengantarkan impuls dari dan ke sumsum tulang belakang atau otak ORGAN PENYUSUN SISTEM

Lebih terperinci

1. Apabila cahaya dipancarkan ke dalam botol bening yang tertutup cahaya tersebut akan... a. dipantulkan botol

1. Apabila cahaya dipancarkan ke dalam botol bening yang tertutup cahaya tersebut akan... a. dipantulkan botol TUGS FISIK KELS 8 (LTIHN US) 1. pabila cahaya dipancarkan ke dalam botol bening yang tertutup rapat (hampa udara) maka cahaya tersebut akan... dipantulkan botol c. diserap botol menembus botol masuk dan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Keperluan pencahayaan ruangan menempati urutan terbesar kedua setelah sistem tata udara. Sebagaimana diketahui bahwa sumber daya alam untuk membangkitkan listrik adalah

Lebih terperinci

Pencahayaan dan Penerangan Rumah Sakit. 2. Pencahayaan dan penerangan seperti apa yang dibutuhkan dirumah sakit?

Pencahayaan dan Penerangan Rumah Sakit. 2. Pencahayaan dan penerangan seperti apa yang dibutuhkan dirumah sakit? Pencahayaan dan Penerangan Rumah Sakit 1. Apa itu pencahayaan/penerangan? penataan peralatan cahaya dalam suatu tujuan untuk menerangi suatu objek (eskiyanthi.blogspot.co.id/2012/10/pengertian-pencahayaan.html)

Lebih terperinci

Produksi Media PR Audio-Visual

Produksi Media PR Audio-Visual Modul ke: Produksi Media PR Audio-Visual Pencahayaan Kamera Fakultas FIKOM Eppstian Syah As ari Program Studi Broadcasting http://www.mercubuana.ac.id PENCAHAYAAN KAMERA SIFAT DASAR CAHAYA 1. Cahaya dapat

Lebih terperinci

Kondisi Mata By I Nengah Surata

Kondisi Mata By I Nengah Surata Kondisi Mata By I Nengah Surata Kondisi mata ada dalam dua keadaan yaitu: 1. Mata Normal (Emetropi) 2. Cacat Penglihatan (metropi) 1. Mata Normal (emetropi) Mata normal adalah mata yang mampu melihat benda

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. depan atau belakang bintik kuning dan tidak terletak pada satu titik yang tajam. 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. depan atau belakang bintik kuning dan tidak terletak pada satu titik yang tajam. 16 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelainan refraksi 2.1.1 Definisi kelainan refraksi Kelainan refraksi merupakan suatu keadaan dimana bayangan tegas tidak dibentuk pada retina (makula retina atau bintik kuning)

Lebih terperinci

Fotografi 2. Lighting. Pendidikan Seni Rupa UNY

Fotografi 2. Lighting. Pendidikan Seni Rupa UNY Fotografi 2 Lighting Pendidikan Seni Rupa UNY Lighting Pencahayaan merupakan unsur utama dalam fotografi. Tanpa cahaya maka fotografi tidak akan pernah ada. Cahaya dapat membentuk karakter pada sebuah

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL PENELITIAN. Gambar 6.1 Sumber Pencahayaan di ruang Radar Controller

BAB 6 HASIL PENELITIAN. Gambar 6.1 Sumber Pencahayaan di ruang Radar Controller BAB 6 HASIL PENELITIAN 6.1 Pengukuran Lingkungan Kerja 6.1.1 Pengukuran Pencahayaan Ruang Kerja Radar Controller Pada ruang Radar Controller adalah ruangan bekerja para petugas pengatur lalu lintas udara

Lebih terperinci

Xpedia Fisika. Optika Fisis - Soal

Xpedia Fisika. Optika Fisis - Soal Xpedia Fisika Optika Fisis - Soal Doc. Name: XPFIS0802 Version: 2016-05 halaman 1 01. Gelombang elektromagnetik dapat dihasilkan oleh. (1) muatan listrik yang diam (2) muatan listrik yang bergerak lurus

Lebih terperinci

memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optika dalam produk teknologi sehari-hari.

memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optika dalam produk teknologi sehari-hari. Bab 15 Sumber: www.pemed.com Hasil yang harus kamu capai: memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang, dan optika dalam produk teknologi sehari-hari. Setelah mempelajari bab ini, kamu harus mampu:

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. konflik batin serta kondisi sakit yang diderita oleh tenaga kerja. (1)

BAB 1 : PENDAHULUAN. konflik batin serta kondisi sakit yang diderita oleh tenaga kerja. (1) BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kata lelah (Fatigue) menunjukkan keadaan tubuh fisik dan mental yang berbeda, tetapi semuanya berakibat kepada penurunan daya kerja dan berkurangnya ketahanan tubuh

Lebih terperinci

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR Jolanda Srisusana Atmadjaja Jurusan Arsitektur FTSP Universitas Gunadarma ABSTRAK Penelitian karya arsitektur dapat dilakukan melalui

Lebih terperinci

dan juga urutan jalannya cahaya ketika cahaya yang dipantulkan benda masuk ke mata sehingga benda bisa dilihat. Kornea, merupakan bagian paling depan

dan juga urutan jalannya cahaya ketika cahaya yang dipantulkan benda masuk ke mata sehingga benda bisa dilihat. Kornea, merupakan bagian paling depan Alat Optik Alat optik adalah peralatan yang menggunakan zat optik berupa cermin atau lensa. Dalam kehidupan seharihari alat optik biasa digunakan, seperti kacamata, kaca pembesar (lup), kamera, mikroskop,

Lebih terperinci

BAB III ELABORASI TEMA

BAB III ELABORASI TEMA BAB III ELABORASI TEMA 3.1. Pengertian dan Teori Dasar Cahaya 3.1.1. Pengertian Cahaya Cahaya merupakan energi berbentuk gelombang dan membantu kita melihat benda di sekeliling kita. Sifat-sifat cahaya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 5 LANDASAN TEORI 2.1. Satuan-satuan Dalam teknik penerangan terdapat satuan-satuan yang biasa digunakan, antara lain: 1. Satuan untuk intensitas cahaya (I) adalah kandela (cd) Intensitas cahaya adalah

Lebih terperinci

DASAR DASAR FOTOGRAFI & TATA CAHAYA

DASAR DASAR FOTOGRAFI & TATA CAHAYA DASAR DASAR FOTOGRAFI & TATA CAHAYA Anita Iskhayati, S.Kom Apa Itu Three-Point Lighting? Three-point lighting (pencahayaan tiga titik) adalah metode standar pencahayaan yang digunakan dalam fotografi,

Lebih terperinci

PEDOMAN INSTALASI CAHAYA

PEDOMAN INSTALASI CAHAYA PEDOMAN INSTALASI CAHAYA HASBULLAH, MT TEKNIK ELEKTRO FPTK UPI 2010 PENCAHAYAAN Dalam aspek kehidupan penerangan menempati porsi yang sangat penting Sumber cahaya adalah matahari Cahaya buatan adalah cahaya

Lebih terperinci

Daylighting Ilumination. By: Dian P.E. Laksmiyanti, ST. MT

Daylighting Ilumination. By: Dian P.E. Laksmiyanti, ST. MT Daylighting Ilumination By: Dian P.E. Laksmiyanti, ST. MT Definisi Energi berbentuk gelombang elektromagnetik yang kasat mata dengan panjang gelombang sekitar 380 750 nm. didefinisikan sebagai dualisme

Lebih terperinci

YAYASAN PENDIDIKAN JAMBI SEKOLAH MENENGAH ATAS TITIAN TERAS UJIAN SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2007/2008. Selamat Bekerja

YAYASAN PENDIDIKAN JAMBI SEKOLAH MENENGAH ATAS TITIAN TERAS UJIAN SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2007/2008. Selamat Bekerja YAYASAN PENDIDIKAN JAMBI SEKOLAH MENENGAH ATAS TITIAN TERAS UJIAN SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2007/2008 Mata Pelajaran : FISIKA Kelas/Program : X/Inti Hari/ Tanggal : Kamis, 5 Juni 2008 Waktu : 120

Lebih terperinci

STUDI OPTIMASI SISTEM PENCAHAYAAN RUANG KULIAH DENGAN MEMANFAATKAN CAHAYA ALAM

STUDI OPTIMASI SISTEM PENCAHAYAAN RUANG KULIAH DENGAN MEMANFAATKAN CAHAYA ALAM JETri, Volume 5, Nomor 2, Februari 2006, Halaman 1-20, ISSN 1412-0372 STUDI OPTIMASI SISTEM PENCAHAYAAN RUANG KULIAH DENGAN MEMANFAATKAN CAHAYA ALAM Chairul Gagarin Irianto Dosen Jurusan Teknik Elektro-FTI,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pencahayaan (Lighting) Pencahayaan merupakan salah satu faktor untuk mendapatkan keadaan lingkungan yang aman dan nyaman dan berkaitan erat dengan produktivitas manusia. Pencahayaan

Lebih terperinci

PADANAN LITERASI SAINS

PADANAN LITERASI SAINS 1. Menentukan Knowing Perhatikan gambar di bawah ini. mudah sifat cahaya yang tepat (illustrate examples) with A terhadap peristiwa yang C D B mata terjadi dalam kehidupan sehari-hari Salah satu sifat

Lebih terperinci

PENDALAMAN MATERI CAHAYA

PENDALAMAN MATERI CAHAYA PENDALAMAN MATERI CAHAYA Cahaya digolongkan sebagai suatu bentuk radiasi. Radiasi adalah sesuatu yang memancar keluar dari suatu sumber tetapi bukan merupakan zat. Cahaya dapat dilihat mata manusia. Cahaya

Lebih terperinci

Penentuan Warna Gigi Tiruan

Penentuan Warna Gigi Tiruan Penentuan Warna Gigi Tiruan Sistem waran Munsell merupakan suatu system untuk menyesuaikan warna gigi tiruan dengan warna asli dalam kedokteran gigi. Untuk menetapkan suatu warana tanpa kesalahan perlu

Lebih terperinci

Latihan Soal Optik Geometrik SMK Negeri 1 Balikpapan Kelas XI Semua Jurusan

Latihan Soal Optik Geometrik SMK Negeri 1 Balikpapan Kelas XI Semua Jurusan 1 Latihan Soal Optik Geometrik Kelas XI Semua Jurusan Oleh Tenes Widoyo 1. Mata dapatmelihat sebuah benda apabila terbentuk bayangan a. Sejati, tegak di retina b. Sejati, terbalik di retina c. Maya, tegak

Lebih terperinci

Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013

Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013 NIRMANA WARNA Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013 WARNA Merupakan kesan yang timbul oleh pantulan cahaya yang ditangkap oleh

Lebih terperinci

Spektrofotometer UV /VIS

Spektrofotometer UV /VIS Spektrofotometer UV /VIS Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Spektrofotometer merupakan gabungan dari alat optic dan elektronika

Lebih terperinci

Gambar 1. Teteasan air dan Kristal es di dalam awan menghamburkan spectrum cahaya tampak kesegala arah

Gambar 1. Teteasan air dan Kristal es di dalam awan menghamburkan spectrum cahaya tampak kesegala arah 1. Mengapa bintang berkelap-kelip? Penyebab utamanya adalah karena bumi memiliki atmosfer. Banyaknya lapisan udara dengan temperatur yang berbeda-beda di atmosfer menyebabkan lapisan-lapisan udara tersebut

Lebih terperinci

SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT KAB/KOTA. Laju (m/s)

SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT KAB/KOTA. Laju (m/s) E. 8 m/s 2 Jawab: A SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT KAB/KOTA SOAL PILIHAN GANDA 1. Sebuah mobil bergerak lurus dengan laju ditunjukkan oleh grafik di samping. Selama sepuluh detik pertama mobil menempuh jarak:

Lebih terperinci