BAB III PELAKSANAAN KULIAH KERJA PRAKTEK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III PELAKSANAAN KULIAH KERJA PRAKTEK"

Transkripsi

1 BAB III PELAKSANAAN KULIAH KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Selama melaksanaan kuliah kerja praktek di Bank Jabar Banten Tbk Cabang Banjar penulis ditempatkan pada divisi Pemasaran, dimana bidang divisi pemasaran ini terdiri dari bidang Kredit Guna Bakti, Kredit Usaha Rakyat, Marketing. Sebagai lembaga keuangan, kegiatan pihak perbankan sehari hari tidak akan terlepas dari bidang keuangan. Adapun kegiatan-kegiatannya yaitu menghimpun dana dari masyarakat (funding) antara lain dalam bentuk simpanan Giro (Demand Deposit), simpanan Tabungan (Saving Deposit), simpanan Deposito (Time Deposit). Selain menghimpun dana bank juga menyalurkan dana ke masyarakat (lending) dalam bentuk kredit. Banyak pembelajaran yang penulis dapat selama kerja praktek, dengan ditempatkan pada divisi pemasaran ini penulis dapat mengetahui secara langsung bagaimana aplikasi kredit berikut realisasi sebenarnya, dan mengetahui berbagai macam produk produk bank pada bank jabar yang salah satunya yaitu Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK). Kuliah kerja praktek ini pun tidak lepas dari bimbingan ditempat kerja, sehingga dapat lebih terarahkan untuk mengambil judul yang akan diteliti oleh penulis. Sebelum penulis menguraikan judul yang penulis ajukan, berikut 22

2 23 akan penulis sajikan beberapa pengertian terkait dengan pembahasan yang diajukan penulis: Pengertian Dana Pensiun Menurut UU Nomor 11 Tahun 1992 Dana Pensiun adalah Badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun. Dengan demikian, jelas bahwa yang mengelola dana peniun adalah perusahaan yang memiliki badan hukum seperti bank umum atau asuransi jiwa. Selanjutnya pengertian pensiun adalah hak seseorang untuk memperoleh penghailan setelah bekerja sekian tahun dan sudah memauki usia pensiun atau ada sebab sebab lain sesuai dengan perjanjian yang telah ditetapkan.penghasilan dalam hal ini biasanya diberikan dalam bentuk uang dan besarnya tergantung dari peraturan yang ditetapakan. Menurut UU Nomor 11 Tahun 1992 dan PSAK Nomor 18 tahun 2004, Dana Pensiun dapat digolongkan ke dalam beberapa jenis yaitu : 1.Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) adalah Dana pensiun yang diberikan oleh pemberi kerja atau perusahaan yang kegiatannya mengelola program pensiun bagi karyawan 2.Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) ) adalah Dana pensiun yang didirikan oleh bank atau asuransi jiwa dimana nasabahnya adalah perorangan terutama pekerja mandiri

3 24 Jadi pengelolaan dana pensiun dapat dilakukan oleh pemberi kerja (DPPK) atau lembaga keuangan (DPLK). Perusahaan mempunyai beberapa alternatif. Alternatif ini disesuaikan dengan tujuan perusahaan tanpa menghilangkan hak karyawannya. Alternatif yang dapat dipilih tersebut anatara lain : 1. Mendirikan sendiri dana pensiun bagi karyawannya 2. Mengikuti program pensiun yang diselenggarakan oleh dana pensiun lembaga keuangan lain 3. Bergabung dengan dana pensiun yang didirikan oleh pemberi kerja lain 4. Mendirikan dana pensiun secara bersama-sama dengan pemberi kerja lainnya. Selanjutnya penyelenggaraan dana pensiun lembaga keuangan dapat pula dilakukan oleh bank umum atau asuransi jiwa setelah mendapat pengesahan dari Mentri Keuangan (DPLK). Menurut ketentuan di atas program pensiun yang dapat dijalankan adalah sebagai berikut : 1. Program Peniun Manfaat Pasti (PPMP) Merupakan program pensiun yang besarnya manfaat pensiun ditetapkan dalam Peraturan Dana Pensiun. Seluruh iuaran merupakan beban karyawan yang dipotong dari gajinya. 2. Program Pensiun Iuaran Pasti (PPIP) Besarnya manfaat pensiun tergantung dari hasil pengembangan kekayaan dana pensiun. Iuaran ditanggung bersama oleh karyawan dan perusahaan pemberi kerja.

4 25 Dalam berinvestasi DPLK para peserta nantinya akan menerima manfaat dari investasi tersebut. Peraturan atau ketentuan yang menjanjikan manfaat pensiun termasuk upaya-upaya penghimpunan dana untuk menyelenggarakan program pensiun dan dana yang berhasil dihimpun akan dikelola dengan memperhatikan keamanan dananya serta dapat memberikan return yang optimal. Tingkat keuntungan (Return) merupakan salah satu faktor bagi para investor dalam pengambilan keputusan investasi Pengertian Return Menurut Eduardus.Tandelilin (2010:102) pengertian return adalah salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya Sedangkan menurut Said Kelana Asnawi dan Chandra Wijaya (2006:181) return adalah perbandingan antara biaya awal dengan hasil untuk saham, biaya awalnya adalah harga beli (Po). Hasilnya adalah harga akhir (Pi) serta jika ada berupa pembagian dividen. Secar umum return dinyatakan sebagi hasil relative (persentase) Msanfaat Investasi Dana Pensiun Program Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) memberikan manfaat investasi pensiun berupa:

5 26 1.Manfaat Pensiun Normal adalah Pembayaran hak pensiun setelah mencapai usia pensiun normal atau usia tertentu sesuai perjanjian 2. Manfaat Pensiun Dipercepat adalah Pembayaran hak pensiun minimal 10 tahun sebelum mencapai usia pensiun normal 3. Masa Pensiun Ditunda adalah Pembayaran hak pensiun yang ditunda apabila bekerja minimal 3 tahun masa kepesrtaan dan belum mencapai pensiun dipercepat Pengertian Prosedur Menurut Inggrian liem dalam catatanya yang berjudul catatan kuliah alogaritma dan informasi, Prosedur adalah : Prosedur adalah sederetan intruksi yang diberi nama, dan akan menghasilkan efek netto yang terdefinisi (2008) Sedangkan definisi lain yang dikemukakan oleh Azhar Susanto (2008;264) Prosedur adalah rangkaian aktifitas atau kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang dengan cara yang sama.

6 Teknik Pelaksanaan Kerja Praktek Teknik pelaksanaan kerja praktek yang dilakukan oleh penulis adalah mengetahui perhitungan manfaat dari investasi dan pengembangan dana program DPLK sampai dengan mengetahui prosedur pencairan DPLK pada PT Bank Jabar Banten cabang Banjar, hingga ketika perusahaan mengalami isu dan permasalahan yang terjadi salah satunya yaitu dalam cara pembayaran masa manfaat pensiun dan anuitas. Adapun tugas tugas yang diberikan kepada penulis adalah: Membaca Buku buku dan literatur tentang Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Membaca Annual Report Perusahaan tahun 2008 dan 2009, Membaca dan menganalisa Standar Operasional Prosedur (S.O.P) dari pencairan DPLK pada Bank. Mempelajari, memperhatikan, menghitung, dan menginput data manfaat dari investasi dan pengembangan Dana Program DPLK. 3.3 Pembahasan Hasil Kerja Praktek. Salah satu tujuan kuliah kerja praktek adalah membahas hasil hasil kuliah kerja praktek berdasarkan data data yang didapat selama pelaksanaan kuliah kerja

7 28 praktek di PT.Bank Jabar Banten, maka penulis memberikan penjelasan tentang judul yang penulis ajukan Perhitungan Manfaat dari Investasi Dana Pensiun Lembaga Keuangan ( DPLK ) Dalam kesempatan ini Bank Jabar Banten menawarkan produk Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) yang merupakan Simpanan Pensiun yang bertujuan untuk menghimpun dana dari peserta atau pemberi kerja, sekilas disampaikan dasar hukum DPLK Bank Jabar Banten dan ketentuan serta manfaat menjadi peserta DPLK Bank Jabar Banten, DPLK Bank Jabar Banten didirikan berdasarkan Keputusan Direksi Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat selaku Pendiri Nomor 624/SK/DIR/2001 tanggal 10 Desember 2001 yang telah mendapat pengesahan Menteri Keuangan Nomor KEP-056/KM.6/2002 tanggal 18 Februari dan telah diubah melalui Keputusan Direksi Bank Jabar Banten Nomor 784/SK/DIR-DJS/2008 tanggal 29 Oktober 2008 dengan pengesahan Menteri Keuangan Nomor KEP- 232/KM.10/2008 tanggal 05 November 2008, dengan nama DPLK Bank Jabar Banten 1. Tujuan DPLK Bank Jabar Banten.

8 29 DPLK Bank Jabar Banten didirikan bertujuan untuk menghimpun dan mengelola dana yang akan memberikan manfaat pensiun bagi pesertanya, baik peserta yang berstatus pegawai swasta maupun pekerja yang berstatus pegawai negeri atau BUMN/D. Manfaat pensiun tidak hanya dinikmati oleh pegawai negeri atau BUMN/D saja melainkan dapat dinikmati pula oleh pegawai yang berstatus pegawai swasta dan pegawai mandiri dengan cara menjadi peserta Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Bank Jabar Banten, melalui DPLK Bank Jabar Banten ada jaminan kesinambungan penghasilan pada saat purna tugas bagi para pegawai dan keluarganya. DPLK Bank Jabar Banten merupakan sarana tujuan berinvestasi : Murah, Mudah dan Menguntungkan : Murah, jumlah investasi setiap transaksi minimal sebesar Rp ,00; (dua puluh lima ribu rupiah). Mudah, setornya seperti setoran tabungan dan setiap waktu dapat menarik iurannya; (* ketentuan dan syarat berlaku) Menguntungkan, Peserta dapat menentukan sendiri jenis investasinya, antara lain Deposito, Obligasi dan/atau Saham. Artinya Peserta dapat keuntungan serendah-rendahnya setingkat bunga deposito. Berjangka Pendek (kurang dari 3 tahun)

9 30 Peserta dapat mengundurkan diri sebagai Peserta DPLK Bank Jabar Banten, apabila masa kepesertaannya belum mencapai 3 tahun; Peserta dapat menarik seluruh dana iuran dan hasil investasinya tanpa ada denda, tetapi hanya dibebani biaya penarikan dan kewajiban PPh pasal 21. Berjangka Panjang (sampai dengan usia pensiun) Peserta menetapkan sendiri pilihan usia pensiun minimal 45 tahun maksimal 65 tahun; Peserta dapat mengambil manfaat investasi pada usia pensiun pilihan Peserta dengan cara sekaligus atau secara bulanan (pensiunan); Peserta dapat mempercepat pengambilan manfaat investasi maksimal 10 tahun sebelum usia pensiun pilihan Peserta. Manfaat secara bulanan (pensiun) dapat dinikmati Peserta seumur hidup atau oleh ahliwarisnya (jandanya atau dudanya atau anaknya). Bagi Pemberi Kerja (Perusahaan) Apabila Pemberi Kerja (Perusahaan) mengikutsertakan pekerjanya dalam program DPLK Bank Jabar Baten dan iurannya seluruh/sebagian bersumber dari Pemberi Kerja, iuran tersebut dapat diperhitungkan sebagai kewajiban pesangon Pemberi Kerja (Perusahaan) sebagai amanat Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

10 31 Apabila Pemberi Kerja (Perusahaan) menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti, program DPLK Bank Jabar Baten merupakan solusi untuk meringankan kewajiban iuran pemberi kerja dan/atau kewajiban aktuaria atau bagi Pesertanya adanya keyakinan pembayaran manfaat pensiun yang berkelanjutan 2. Syarat Pendaftaran Peserta DPLK Bank Jabar Banten Usia minimal 18 tahun atau sudah menikah; Menyerahkan foto copy kartu identitas diri dan KK; Setoran awal minimal Rp ,00 3. Ketentuan Iuran dan Penarikan Iuran Iuran : Iuran berasal dari : Peserta; atau Pemberi Kerja; atau Peserta dan Pemberi Kerja. Besar dan Jadwal iuran Iuran Peserta per transaksi minimal Rp ,00; Iuran dapat ditingkatkan setiap saat seperti menabung; Jadwal iuran tidak mengikat dan tidak mengenal tunggakan iuran.

11 32 Penarikan Iuran : Penarikan iuran dapat dilakukan setiap saat dan setiap penarikan iuran dibebani biaya penarikan : Biaya penarikan 1% dari total penarikan; Biaya pengelolaan dana 1% secara proporsional dari total penarikan ; Pajak (PPh pasal 21). 4. Besarnya Hasil Investasi Besar kecilnya hasil investasi tergantung jenis investasi yang ditetapkan Peserta dan besarnya return ( keuntungan / bagi hasil / bunga ) yang dihasilkan dari jenis investasinya. Besar kecilnya hasil investasi yang diperoleh dari jenis investasi yang ditetapkan Peserta seluruhnya milik Peserta. 5. Jenis Investasi DPLK Bank Jabar Banten. Investasi Berbasis Syariah : Deposito Mudharabah Reksadana Syariah Obligasi Syariah Obligasi Syariah Mudharabah Sertifikat Wadiah Bank Indonesia

12 33 Investasi Umum : Deposito Berjangka atau Sertifikat Deposito Reksadana Saham unit penyertaan Reksadana Saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia Obligasi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia SBI atau Surat Berharga yang diterbitkan Pemerintah 6. Biaya DPLK Bank Jabar Banten Biaya Tetap Biaya Tetap adalah biaya yang wajib dipenuhi Peserta, antara lain : Biaya administrasi kepesertaan Rp.250,00 (dua ratus lima puluh u rupiah) perbulan atau Rp ,00 (tiga ribu rupiah,-). pertahun Biaya pengelolaan dana sebesar 1% per tahun dari jumlah dana yang dikelola, dan diperhitungkan pada akhir bulan Desember. Biaya Fasilitas Biaya Fasilitas adalah biaya yang wajib dipenuhi Peserta, apabila Peserta mengajukan perubahan pilihan jenis investasi atau penarikan iuran atau

13 34 mengalihkan pendanaan ke DPLK lain atau penarikan pendanaan sekaligus atau pembelian anuitas. Adapaun besarnya biaya dimaksud sebagai berikut : Biaya perubahan pilihan jenis investasi minimal Rp ,00 (sepuluh ribu rupiah) maksimal 1% (satu persen) dari nilai perubahan investasi untuk setiap transaksi perubahan pilihan jenis investasi. Biaya penarikan iuran 1% (satu persen) dari iuran yang ditarik. Biaya pengalihan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Bank Jabar Banten ke Dana Pensiun Lembaga Keuangan lain dikenakan biaya sebesar 2% (dua persen) dari Dana yang dialihkan atau sekurang-kurangnya Rp ,00 (lima puluh ribu rupiah). Biaya Pembayaran Manfaat Pensiun bagi Peserta yang belum mencapai minimal usia pensiun normal sebesar 3% (tiga persen) dari total Dana atau sekurang-kurangnya Rp ,00 (seratus ribu rupiah). Biaya Pembayaran Manfaat Pensiun bagi Peserta yang telah mencapai minimal usia pensiun normal sebesar biaya pengelolaan dana secara proporsional waktu atau sekurang-kurangnya Rp ,00 (lima puluh ribu rupiah.

14 35 7. Usia Pensiun Usia Pensiun Normal Usia pensiun normal yang dapat dipilih Peserta sekurang-kurangnya 45 tahun dan setinggi-tingginya 65 tahun. Usia Pensiun Dipercepat Usia pensiun dipercepat 10 tahun sebelum usia pensiun normal yang dipilih Peserta. 8. Mengundurkan Diri Apabila masa kepesertaan belum mencapai 3 tahun, maka Peserta dapat mengundurkan diri dan seluruh iuran beserta hasil investasinya dapat ditarik tanpa dikenakan denda kecuali biaya penarikan sekaligus : Biaya administrasi 3% dari total dana; Biaya pengelolaan dana 1% secara proporsional dari total penarikan; Pajak yang bersifat progresif. 9. Penarikan Sekaligus Pada Saat Mencapai Usia Pensiun Apabila usia Peserta telah mencapai minimal usia pensiun dipercepat, masa kepesertaan telah mencapai 3 tahun atau lebih, dan total pendanaan tidak lebih dari Rp 100 juta, serta Peserta tidak bermaksud mengikuti program anuitas (pensiun), maka Peserta dapat menarik sekaligus seluruh iuran beserta hasil investasinya tanpa dikenakan denda kecuali biaya penarikan sekaligus

15 36 sebesar biaya pembayaran manfaat pensiun bagi peserta yang belum mencapai minimal usia pensiun normal 10. Ketentuan Pajak Tarif Pajak Penarikan Sekaligus atau Pembelian Anuitas Penarikan sampai dengan Rp 50 Juta = 0 % Penarikan diatas Rp 50 juta = 5 % Tarif Pajak Penarikan Sebagian Iuran Penarikan sampai dengan Rp 25 Juta = 0 % Penarikan diatas Rp 25 juta s/d Rp 50 juta = 5 % Penarikan diatas Rp 50 juta s/d Rp 100 juta = 10 % Penarikan diatas Rp 100 juta s/d Rp 200 juta = 15 % Penarikan Rp 200 juta ke atas = 25 % 11. Perlindungan Asuransi Peserta dapat perlindungan asuransi jiwa, apabila Peserta menghendaki

16 37 s ILUSTRASI PERHITUNGAN MANFAAT DAN PENGEMBANGAN DANA (PROGRAM PENSIUN IURAN PASTI) Iuran Bulanan : 150, Asumsi Hasil Investasi : 8 % per tahun (bruto) Biaya Administrasi : 1 % dari akumulasi dana Keanikan Iuran : - Usia Mulai : 30 Tahun Usia Pensiun : 55 Tahun TAHUN Iuran Akumulasi Akumulasi Akumulasi Pembayaran 20 % Dana Anuitas Manfaat Kepesrt Bulanan Iuran Investasi Dana /Seluruhnya 80% 1 150, ,800, ,140 1,861, , ,488, , , ,600, ,597 3,856, , ,085, , , ,400, ,066 5,996,066 1,199, ,796, , , ,200, ,089,939 8,289,939 1,657, ,631, , , ,000, ,749,360 10,749,360 2,149, ,599, , , ,800, ,568,276 13,368,276 2,673, ,694, , , ,600, ,613,497 16,213,497 3,242, ,970, , , ,400, ,844,757 19,244,757 3,848, ,395, , , ,200, ,294,782 22,494,782 4,498, ,995, , , ,000, ,979,359 25,979,359 5,195, ,783, , , ,800, ,915,417 29,715,417 5,943, ,772, , , ,600, ,121,104 33,721,104 6,744, ,976, , , ,400, ,615,879 38,015,879 7,603, ,412, , , ,200, ,420,607 42,620,607 8,524, ,096, , , ,000, ,557,655 47,557,655 9,511, ,046, , , ,800, ,051,008 52,851,008 10,570, ,280, , , ,600, ,926,379 58,526,379 11,705, ,821, , , ,400, ,211,339 64,611,339 12,922, ,689, , , ,200, ,935,448 71,135,448 14,227, ,908, , , ,000, ,130,398 78,130,398 15,626, ,504, , , ,800, ,830,171 85,630,171 17,126, ,504, , , ,600, ,071,198 93,671,198 18,734, ,936, , , ,400, ,892, ,292,543 20,458, ,834, , , ,200, ,336, ,536,086 22,307, ,228, , , ,000, ,446, ,446,731 24,289, ,157, ,848.00

17 38 ILUSTRASI PERHITUNGAN MANFAAT DAN PENGEMBANGAN DANA (PROGRAM PENSIUN IURAN PASTI) Iuran Bulanan : 250, Asumsi Hasil Investasi : 8 % per tahun (bruto) Biaya Administrasi : 1 % dari akumulasi dana Keanikan Iuran : - Usia Mulai : 30 Tahun Usia Pensiun : 55 Tahun TAHUN Iuran Akumulasi Akumulasi Akumulasi Pembayaran 20 % Dana Anuitas Manfaat Kepesrt Bulanan Iuran Investasi Dana /Seluruhnya 80% 1 250, ,000, ,900 3,101, , ,481, , , ,000, ,662 6,427,662 1,285, ,142, , , ,000, ,442 9,993,442 1,998, ,994, , , ,000, ,816,563 13,816,563 2,763, ,053, , , ,000, ,915,597 17,915,597 3,583, ,332, , , ,000, ,310,456 22,310,456 4,462, ,848, , , ,000, ,022,490 27,022,490 5,404, ,617, , , ,000, ,074,589 32,074,589 6,414, ,659, , , ,000, ,491,296 37,491,296 7,498, ,993, , , ,000, ,298,924 43,298,924 8,659, ,639, , , ,000, ,525,685 49,525,685 9,905, ,620, , , ,000, ,201,829 56,201,829 11,240, ,961, , , ,000, ,359,787 63,359,787 12,671, ,687, , , ,000, ,034,331 70,034,331 14,006, ,027, , , ,000, ,262,744 79,262,744 15,852, ,410, , , ,000, ,084,996 88,084,996 17,616, ,467, , , ,000, ,543,947 97,543,947 19,508, ,035, , , ,000, ,685, ,685,545 21,537, ,148, , , ,000, ,559, ,559,058 23,711, ,847, , , ,000, ,217, ,217,306 26,043, ,173, , , ,000, ,716, ,716,925 28,543, ,173, ,050, , ,000, ,118, ,118,635 31,223, ,894, ,149, , ,000, ,487, ,487,540 34,097, ,390, ,254, , ,000, ,893, ,893,442 37,178, ,714, ,368, , ,000, ,411, ,411,180 40,482, ,928, ,489,746.50

18 39 ILUSTRASI PERHITUNGAN MANFAAT DAN PENGEMBANGAN DANA (PROGRAM PENSIUN IURAN PASTI) Iuran Bulanan : 500, Asumsi Hasil Investasi : 8 % per tahun (bruto) Biaya Administrasi : 1 % dari akumulasi dana Keanikan Iuran : - Usia Mulai : 30 Tahun Usia Pensiun : 55 Tahun TAHUN Iuran Akumulasi Akumulasi Akumulasi Pembayaran 20 % Dana Anuitas Manfaat Kepesrt Bulanan Iuran Investasi Dana /Seluruhnya 80% 1 500, ,000, ,799 6,203,799 1,240, ,963, , , ,000, ,322 12,855,322 2,571, ,284, , , ,000, ,986,883 19,986,883 3,997, ,989, , , ,000, ,633,126 27,633,126 5,526, ,106, , , ,000, ,831,193 35,831,193 7,166, ,664, , , ,000, ,620,912 44,620,912 8,924, ,696, , , ,000, ,044,980 54,044,980 10,808, ,235, , , ,000, ,149,178 64,149,178 12,829, ,319, , , ,000, ,982,592 74,982,592 14,996, ,986, , , ,000, ,597,847 86,597,847 17,319, ,278, , , ,000, ,051,370 99,051,370 19,810, ,241, , , ,000, ,403, ,403,658 22,480, ,922, , , ,000, ,719, ,719,574 25,343, ,375, , , ,000, ,068, ,068,662 28,013, ,054, ,045, , ,000, ,525, ,525,487 31,705, ,820, ,166, , ,000, ,169, ,169,992 35,233, ,935, ,296, , ,000, ,087, ,087,893 39,017, ,070, ,435, , ,000, ,371, ,371,090 43,074, ,296, ,585, , ,000, ,118, ,118,115 47,423, ,694, ,745, , ,000, ,434, ,434,612 52,086, ,347, ,916, , ,000, ,433, ,433,850 57,086, ,347, ,100, , ,000, ,237, ,237,270 62,447, ,789, ,298, , ,000, ,975, ,975,080 68,195, ,780, ,509, , ,000, ,786, ,786,884 74,357, ,429, ,736, , ,000, ,822, ,822,360 80,964, ,857, ,979,493.00

19 Prosedur Pencairan Dana Pensiun Lembaga Keuangan ( DPLK) Peserta sesuai UU No. 11/1992 tentang Dana Pensiun hanya mendapatkan dana sebesar 20% dari saldo dana pensiun berupa uang tunai (cash) yang diterima peserta. Peserta mengisi form aplikasi yang dilengkapi dengan persyaratan: 1. Mengisi dan menandatangani form pengalihan dana pensiun dari Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) atau Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) asal 2. Surat Pengantar dari Bank Jabar Cabang Banjar 3. Surat Permohonan dari Peserta DPLK 4. Melengkapi dengan fotokopi KTP + KK + Surat Referensi/Keterangan Kerja dari instansi 5. Melengkapi dengan fotokopi Buku Dana Peserta DPLK 6. Menandatangani Surat Kuasa Transfer Dana Pensiun bermeterai Rp Mengirim kartu/buku asli peserta DPPK/DPLK 8. Melengkapi dengan Rekening Koran JAPPEN Bila ada berkas persyaratan yang tidak ada, maka akan mengurusnya ke perusahaan asal, kepolisian, atau instansi lain. Berkas yang sudah siap akan diproses oleh ke DPPK atau DPLK. DPPK atau DPLK akan mengirimkan dana peserta ke DPLK rekanan

20 41 Dana pensiun yang dikirimkan ke peserta akan dipisahkan dengan kewajiban membeli produk asuransi atau anuitas. Dana pensiun yang telah dikurangi premi asuransi atau anuitas dikirimkan ke peserta Isu dan Permasalahan yang Terjadi Dalam Pembayaran Masa Manfaat Pensiun Anuitas 1. Program Anuitas Yang dimaksud dengan Program Anuitas adalah program yang memberikan manfaat kepada Peserta dan atau ahli warisnya berupa pembayaran berkala setiap bulan yang dirancang untuk memberikan kesinambungan penghasilan pada saat Peserta mencapai usia pensiun. Program ini dilaksanakan oleh perusahaan asuransi, maka pada saat Peserta mencapai usia pensiun atau usia pensiun dipercepat dan merencanakan program pensiun. Peserta diberikan kesempatan untuk menentukan sendiri program anuitas dari beberapa perusahaan asuransi yang ditawarkan oleh DPLK Bank Jabar Banten. Pada saat pembelian program anuitas ke perusahaan asuransi, Peserta dibebani biaya sama dengan ketentuan biaya penarikan sekaligus.

21 42 2.Anuitas Dan Pembayaran Manfaat Pensiun Peserta, termasuk yang diselenggarakan oleh DPLK masih menghadapi dua masalah fundamental pada saat pembayaran manfaat pensiun akan dimulai. a) Produk anuitas jiwa, yang digunakan sebagai sarana pembayaran manfaat pensiun seumur hidup, belum tersedia secara efisien dan kompetitif di Indonesia. b) Pemotongan Pajak yang harus dilakukan sebelum pembelian anuitas dilakukan sebelum pembelian anuitas dilakukan oleh Dana Pensiun bukan pada saat manfaat pensiun bulanan dibayarkan oleh perusahaan asuransi jiwa, dinilai mengurangi besar manfaat pensiun bulanan yang dapat diterima oleh peserta atau janda atau duda atau anaknya Perusahaan-perusahaan asuransi jiwa di Indonesia juga masih menghadapi kesulitan untuk mencari investasi yang berdurasi cukup panjang agar dapat menyesuiakan profil kewajiban yang timbul dari produk anuitas jiwa yang dijualnya dengan profil kekayaan yang mendukungnya. Ketiadaan investasi seperti ini membuat perusahaan asuransi bersikap sangat konservatif dalam memilih asumsi tingkat bunga untuk menghitung premi untuk produk anuitas jiwa.

22 43 Permasalahan yang mempengaruhi penetapan harga produk anuitas jiwa, sebagaimana dikemukakan di atas, diperkirakan tidak mudah diatasi oleh perusahaanperusahaan asuransi jiwa di Indonesia dalam waktu dekat. Produk variable annuity, yang secara teknis dapat menjawab permasalahan tersebut, masih dipertanyakan kesesuaiannya dengan ketentuan pasal 25 ayat (2) Undang-undang nomor 11 tahun 1992 tentang Dana Pensiun yang menyatakan bahwa manfaat pensiun harus dibayarkan secara tetap atau meningkat tiap-tiap bulan. Kajian hukum maupun teknis yang lebih mendalam masih harus dilakukan sebelum produk ini dibenarkan untuk dibeli oleh Dana Pensiun guna melaksanakan kewajiban pembayaran manfaat pensiun bulanan. Masalah pemotongan pajak atas dana yang dialihkan oleh Dana Pensiun ke perusahaan perusahaan asuransi jiwa untuk membeli anuitas tampaknya belum dapat dipecahkan selama peraturan perundang-undangan di bidang pajak penghasilan masih memuat ketentuan bahwa perusahaan asuransi jiwa bukan wajib pungut pajak atas santunan atau manfaat yang dibayarkannya, termasuk manfaat anuitas yang dibayarkan tiap-tiap bulan kepada pensiunan atau janda/duda atau anak yatim piatu. Karena adanya ketentuan ini, otoritas pajak mengenakan kewajiban memotong dan memungut pajak kepada pengurus Dana Pensiun sebelum mengalihkan dana tersebut kepada perusahaan asuransi jiwa. Dengan demikian, akumulasi dana yang digunakan untuk membeli anuitas jiwa berkurang dan, sebagai akibatnya, besar manfaat pensiun bulanan yang dapat

23 44 dibayarkan menjadi lebih kecil. Hal ini mengindikasikan adanya perlakuan yang tidak seimbang terhadap PPIP dan PPMP. Permasalahan di atas menimbulkan dorongan untuk mencari cara alternatif untuk pembayaran manfaat pensiun bagi peserta PPIP. Cara alternatif ini tentunya harus tetap mempertahankan prinsip pembayaran manfaat pensiun selama seumur hidup kepada peserta dan janda atau dudanya serta kepada anak peserta sampai usia tertentu sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan di bidang Dana Pensiun. Sejumlah usulan telah dilontarkan, termasuk pembayaran manfaat pensiun secara bertahap oleh Dana Pensiun sendiri sampai usia tertentu sebelum pembelian anuitas jiwa dilakukan pada usia jauh di atas usia pensiun normal. Pembelian anuitas jiwa sendiri tampaknya tetap tidak dapat dihindari karena produk ini masih menjadi satu-satunya keuangan yang dapat menjamin pembayaran sejumlah uang secara berkala selama seumur hidup. Sama halnya untuk produk variable annuity, kajian hukum dan teknis yang lebih mendalam masih harus dilakukan atas cara alternatif pembayaran manfaat pensiun bagi peserta pensiun iuaran pasti ( PPIP ). Masalah subsititusi pesangon dengan manfaat pensiun dan masalah perpajakan Dana Pensiun, khususnya kewajiban memperoleh surat keterangan bebas memotong pajak penghasilan atas bunga deposito. Dari daftar masalah yang ada di bidang Dana Pensiun beberapa pemberi kerja dan pengurus Dana Pensiun mengindikasikan telah menemukan cara untuk mengatasi masalah- masalah ini, namun sebagian besar yang lain masih harus menghadapinya secara coba- coba. Dialog dengan berbagai pihak terkait telah dilakukan, baik oleh masing-masing Dana

24 45 Pensiun, asosiasi Dana Pensiun maupun oleh Direktorat Dana Pensiun. Untuk mencari solusi masalah, namun hasil yang diharapkan belum dapat dicapai. Berkenaan dengan penetapan sejumlah Keputusan Mentri Keuangan, sejumlah tindakan penyesuaian harus dilakukan oleh pendiri dan pengurus Dana Pensiun. Pendiri harus meninjau kembali kebijakan pendanaan program pensiunnya dan bila perlu menyesuaikannya dengan ketentuan baru dibidang pendanaan dan solvabilitas Dana Pensiun. Pendiri juga harus memastikan agar pengurus dan dewan pengawas Dana Pensiun yang ditunjuknya memenuhi persyaratan yang baru, khususnya persyaratan pengetahuan dasar di bidang Dana Pensiun bagi pengurus. Pengurus sendiri harus melakukan sejumlah perubahan dalam sistem pencatatan dan pelaporan keuangan Dana Pensiun, dan bersiap melakukan pelaporan investasi dana Pensiun secara lebih terstruktur dan terperinci kepada Mentri Keuangan. Pengurus juga harus lebih siap memasuki era baru teknologi informasi mengingat Mentri keuangan telah meminta penyampaian data elektronik untik informasi yang terdapat di dalam laporan keuangan. Berbagai masalah dan tantangan akan terus dihadapi oleh peserta, pemberi kerja, dan pengurus Dana Pensiun serta otoritas Pembina dan pengawasnya di masa yang akan dating. Di balik masalah dan tantangan tersebut, ada harapan yang lebih besar untuk pertumbuhan Dana Pensiun di Indonesia. Oleh karena itu, setiap langkah untuk mengatasi masalash dan tantangan harus dilakukan untuk membuka gambaran yang lebih nyata mengenai Dana Pensiun Indonesia yang lebih besar dan sehat..

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5 /POJK.05/2017 TENTANG IURAN, MANFAAT PENSIUN, DAN MANFAAT LAIN YANG DISELENGGARAKAN OLEH DANA PENSIUN DENGAN

Lebih terperinci

VISI Menjadi Dana Pensiun Lembaga Keuangan paling progresif dan terpercaya

VISI Menjadi Dana Pensiun Lembaga Keuangan paling progresif dan terpercaya MANDIRI DPLK Dana Pensiun Lembaga Keuangan Mandiri DPLK dibentuk oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan telah mendapat pengesahan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. KEP-103/KM.10/2011 tentang

Lebih terperinci

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.05/2016 TENTANG IURAN, MANFAAT PENSIUN, DAN MANFAAT LAIN YANG DISELENGGARAKAN OLEH DANA PENSIUN

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.05/2016 TENTANG IURAN, MANFAAT PENSIUN, DAN MANFAAT LAIN YANG DISELENGGARAKAN OLEH DANA PENSIUN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.05/2016 TENTANG IURAN, MANFAAT PENSIUN, DAN MANFAAT LAIN YANG DISELENGGARAKAN OLEH DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan,

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKSI PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK NOMOR : KP/085/DIR/R

KEPUTUSAN DIREKSI PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK NOMOR : KP/085/DIR/R KEPUTUSAN DIREKSI PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK NOMOR : KP/085/DIR/R PERATURAN DANA PENSIUN DARI DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK DIREKSI PT. BANK NEGARA

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKSI PT ASURANSI JIWA MANULIFE INDONESIA. Nomor : 067/MI/2009 TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN DARI

KEPUTUSAN DIREKSI PT ASURANSI JIWA MANULIFE INDONESIA. Nomor : 067/MI/2009 TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN DARI KEPUTUSAN DIREKSI PT ASURANSI JIWA MANULIFE INDONESIA Nomor : 067/MI/2009 TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN DARI DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN MANULIFE INDONESIA DIREKSI PT ASURANSI JIWA MANULIFE INDONESIA

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENDANAAN DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENDANAAN DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2017 TENTANG PENDANAAN DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

Lebih terperinci

(Program Pensiun Iuran Pasti)

(Program Pensiun Iuran Pasti) (Program Pensiun Iuran Pasti) 1. Sejarah Dana Pensiun Bank Bukopin Dapen Bukopin merupakan kelanjutan dari Yayasan Dana Pensiun Karyawan Bank Umum Koperasi Indonesia yang dibentuk berdasarkan akta Nomor

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKSI PT ASURANSI JIWA MANULIFE INDONESIA. Nomor: 134/MI/X/2012 TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN DARI

KEPUTUSAN DIREKSI PT ASURANSI JIWA MANULIFE INDONESIA. Nomor: 134/MI/X/2012 TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN DARI KEPUTUSAN DIREKSI PT ASURANSI JIWA MANULIFE INDONESIA Nomor: 134/MI/X/2012 TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN DARI DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN MANULIFE INDONESIA DIREKSI PT ASURANSI JIWA MANULIFE INDONESIA

Lebih terperinci

Dana yang terkumpul menjadi milik bersama (ummat) >> tidak boleh diambil lagi kecuali sbg santunan.

Dana yang terkumpul menjadi milik bersama (ummat) >> tidak boleh diambil lagi kecuali sbg santunan. ASURANSI JAMINAN SOSIAL Pihak-pihak yang sepakat utk mengumpulkan uang - money (menbentuk dana - fund) yang akan digunakan untuk member santunan atas suatu kejadian yang membawa dampak buruk. Bersama-sama,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan dapat memperbaiki dan memperkukuh perekonomian nasional. mencari dana dengan cara membeli dari masyarakat luas.

BAB I PENDAHULUAN. akan dapat memperbaiki dan memperkukuh perekonomian nasional. mencari dana dengan cara membeli dari masyarakat luas. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek Perkembangan ekonomi nasional dewasa ini menunjukan arah yang semakin menyatu dengan ekonomi regional dan international yang dapat menunjang sekaligus

Lebih terperinci

Jakarta, 22 Maret 2017 Direktorat Pengaturan, Penelitian, dan Pengembangan IKNB

Jakarta, 22 Maret 2017 Direktorat Pengaturan, Penelitian, dan Pengembangan IKNB SOSIALISASI PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5/POJK.05/2017 TENTANG IURAN, MANFAAT PENSIUN, DAN MANFAAT LAIN YANG DISELENGGARAKAN OLEH DANA PENSIUN Jakarta, 22 Maret 2017 Direktorat Pengaturan, Penelitian,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 11 Tahun

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKSI PT ASURANSI JIWA MANULIFE INDONESIA. Nomor : LC/i/BODR/9/13 TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN DARI

KEPUTUSAN DIREKSI PT ASURANSI JIWA MANULIFE INDONESIA. Nomor : LC/i/BODR/9/13 TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN DARI Menimbang: KEPUTUSAN DIREKSI PT ASURANSI JIWA MANULIFE INDONESIA Nomor : LC/i/BODR/9/13 TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN DARI DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN MANULIFE INDONESIA DIREKSI PT ASURANSI JIWA MANULIFE

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN DANA PENSIUN

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN DANA PENSIUN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN DANA PENSIUN 2011-2012 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Dana Pensiun Tahun

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PENGURUS YAYASAN LIA No. 028/SK/P/V/2012 TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN DARI DANA PENSIUN LIA PENGURUS YAYASAN LIA

KEPUTUSAN PENGURUS YAYASAN LIA No. 028/SK/P/V/2012 TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN DARI DANA PENSIUN LIA PENGURUS YAYASAN LIA KEPUTUSAN PENGURUS YAYASAN LIA No. 028/SK/P/V/2012 TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN DARI DANA PENSIUN LIA PENGURUS YAYASAN LIA Menimbang : a. bahwa untuk menjamin kesinambungan karyawan Yayasan LIA setelah

Lebih terperinci

Peraturan Dana Pensiun

Peraturan Dana Pensiun Protection & Investment DPLK AIA Financial Peraturan Dana Pensiun Corporate Solution aia-financial.co.id KEPUTUSAN DIREKSI PT. AIA FINANCIAL NOMOR: 002/SK/DIR/III/2016 TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN DARI

Lebih terperinci

Lampiran III PENJELASAN SETIAP PERKIRAAN DALAM LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

Lampiran III PENJELASAN SETIAP PERKIRAAN DALAM LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN Lampiran III PENJELASAN SETIAP PERKIRAAN DALAM LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN I. NERACA Neraca adalah laporan yang menggambarkan keadaan keuangan pada saat tertentu dan terdiri dari kekayaan (aktiva) yang

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 4 AYAT (2) ATAS PRODUK PT. BANK BNI PADA TAHUN 2010-

ANALISIS PENERAPAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 4 AYAT (2) ATAS PRODUK PT. BANK BNI PADA TAHUN 2010- ANALISIS PENERAPAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 4 AYAT (2) ATAS PRODUK PT. BANK BNI PADA TAHUN 2010-2012 Arista Hapsari Ramadhani Jalan Kesehatan V/8 Bintaro, 081281818044, dhitahapsari@hotmail.com Liberti

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penyajian dan Analisis Data 1. Kebijakan Penerapan Akuntansi Dana Pensiun Pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Laporan keuangan PT. Bank Negara Indonesia

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 343/KMK.017/1998 TENTANG IURAN DAN MANFAAT PENSIUN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 343/KMK.017/1998 TENTANG IURAN DAN MANFAAT PENSIUN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 343/KMK.017/1998 TENTANG IURAN DAN MANFAAT PENSIUN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menumbuhkembangkan penyelenggaraan

Lebih terperinci

Sekilas tentang Dana Pensiun

Sekilas tentang Dana Pensiun Jakarta, 20 Agustus 2009 Yang terhormat, Para Peserta Dana Pensiun Seluruh Karyawan ABFI Institute Perbanas Di Jakarta Dalam rangka melaksanakan amanat dari Pemberi Kerja/Yayasan Pendidikan Perbanas untuk

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN PEMBERI KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN PEMBERI KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN PEMBERI KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 11 Tahun 1992

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Landasan Teori Dana Pensiun 1. Pengertian Dana Pensiun Menurut Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun disebutkan bahwa Dana Pensiun adalah badan hukum yang mengelola

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 343/KMK.017/1998 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 343/KMK.017/1998 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 343/KMK.017/1998 TENTANG IURAN DAN MANFAAT PENSIUN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menumbuhkembangkan penyelenggaraan

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA P E N J E L A S A N A T A S PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 1992

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA P E N J E L A S A N A T A S PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 1992 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA P E N J E L A S A N A T A S PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN U M U M Undang-undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. atau saat melakukan kegiatan usaha atau memperoleh penghasilan. Tidak

BAB 4 PEMBAHASAN. atau saat melakukan kegiatan usaha atau memperoleh penghasilan. Tidak BAB 4 PEMBAHASAN Semua badan merupakan Wajib Pajak tanpa terkecuali, mulai saat didirikan atau saat melakukan kegiatan usaha atau memperoleh penghasilan. Tidak dipersoalkan apakah badan tersebut mengalami

Lebih terperinci

SOSIALISASI PEMBAGIAN SELISIH PENILAIAN INVESTASI

SOSIALISASI PEMBAGIAN SELISIH PENILAIAN INVESTASI SOSIALISASI PEMBAGIAN SELISIH PENILAIAN INVESTASI DANA PENSIUN BCA GedungBCA Matraman Lt.5 Jl. Matraman Raya 14-16 Jakarta13150 Indonesia T +62 21 8581059-60 F +62 21 8509707 contact@dpbca.co.id www.dpbca.co.id

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka

Lebih terperinci

Oleh Pengurus Dana Pensiun

Oleh Pengurus Dana Pensiun Oleh Pengurus Dana Pensiun 1 Maksud pembetukan Dana Pensiun adalah untuk menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti, dengan tujuan memberikan kesinambungan penghasilan bagi peserta dan pihak yang berhak.

Lebih terperinci

PERATURAN DANA PENSIUN

PERATURAN DANA PENSIUN Dana Pensiun Lembaga Keuangan PERATURAN DANA PENSIUN DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN TUGU MANDIRl PRIORITAS MASA DEPAN ANDA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

MENGENAL DANA PENSIUN

MENGENAL DANA PENSIUN MENGENAL DANA PENSIUN 1 I. Pengertian 1. Menurut UU No 11 tahun 1992 tentang Dana Pensiun a. Dana pensiun adalah badan hukum yang menyelenggarakan program pensiun, yaitu suatu program yang menjanjikan

Lebih terperinci

SALINAN KEPUTUSAN DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR : KEP-60/NB.1/2016 TENTANG

SALINAN KEPUTUSAN DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR : KEP-60/NB.1/2016 TENTANG SALINAN KEPUTUSAN DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR : KEP-60/NB.1/2016 TENTANG PENGESAHAN ATAS PERATURAN DANA PENSIUN DARI DANA PENSIUN PERHUTANI DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 37, 1992 (ADMINISTRASI. Kesejahteraan. PENSIUN. Tenaga Kerja. Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik

Lebih terperinci

32/DP. Mengingat : 1. DANA PENSIUN

32/DP. Mengingat : 1. DANA PENSIUN Tambahan Berita - Negara R.I. Tanggal 28/7-2017 No. 60. Pengumuman dalam Berita - Negara R.I. sesuai dengan ketentuan Pasal 7 ayat (2) Undang-undang No. 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun. SALINAN KEPUTUSAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pensiun diibaratkan sebagai individu-individu yang melayani raja dan negara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pensiun diibaratkan sebagai individu-individu yang melayani raja dan negara BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pensiun Pensiun sejauh ini dianggap sebagai ungkapan rasa terima kasih. Para pensiun diibaratkan sebagai individu-individu yang melayani raja dan negara mereka sepanjang

Lebih terperinci

Pemotongan yang bersifat final Objek pemotongan (Pasal 2, PP Nomor 68 Tahun 2009) Pemotong (Pasal 1 angka 9, PP Nomor 68 Tahun 2009)

Pemotongan yang bersifat final Objek pemotongan (Pasal 2, PP Nomor 68 Tahun 2009) Pemotong (Pasal 1 angka 9, PP Nomor 68 Tahun 2009) PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 ATAS PENGHASILAN BERUPA UANG PESANGON, UANG MANFAAT PENSIUN, TUNJANGAN HARI TUA, DAN JAMINAN HARI TUA YANG DIBAYARKAN SEKALIGUS Pemotongan yang bersifat final Objek pemotongan

Lebih terperinci

Penjelasan atas UU Nomor 11 Tahun 1992 P E N J E L A S A N A T A S UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN

Penjelasan atas UU Nomor 11 Tahun 1992 P E N J E L A S A N A T A S UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN P E N J E L A S A N A T A S UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN U M U M Dalam rangka pelaksanaan pembangunan nasional yang pada hakekatnya merupakan pembangunan manusia

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.34, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Modal. BPR. Jaringan Kantor. Kegiatan Usaha. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5849) PERATURAN OTORITAS JASA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk lebih memberikan kemudahan dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang bertujuan untuk mendapatkan dana pensiun. Menurut Undang-undang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang bertujuan untuk mendapatkan dana pensiun. Menurut Undang-undang BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tabungan dan Asuransi Pensiun Tabungan dan asuransi pensiun merupakan tabungan jangka panjang yang bertujuan untuk mendapatkan dana pensiun. Menurut Undang-undang Nomor 11 Tahun

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3/POJK.02/2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3/POJK.02/2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3/POJK.02/2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN I. UMUM Sebagai pelaksanaan dari amanat Pasal 37 ayat (6) UU OJK,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKSI PERUM PERHUTANI PENDIRI DANA PENSIUN PERHUTANI Nomor : 446 /Kpts/Dir/2011. Tentang

KEPUTUSAN DIREKSI PERUM PERHUTANI PENDIRI DANA PENSIUN PERHUTANI Nomor : 446 /Kpts/Dir/2011. Tentang KEPUTUSAN DIREKSI PERUM PERHUTANI PENDIRI DANA PENSIUN PERHUTANI Nomor : 446 /Kpts/Dir/2011 Tentang DIREKTUR UTAMA PERUM PERHUTANI, Menimbang : a. bahwa Dana Pensiun merupakan sarana penghimpun dana, guna

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangkah meningkatkan

BAB II LANDASAN TEORI. dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangkah meningkatkan 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Menurut Undang-Undang RI nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari dan menyalurkan ke dalam masyarakat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari dan menyalurkan ke dalam masyarakat. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. BANK 1. Pengertian Bank Pengertian Lembaga keuangan menurut Undang-Undang Nomor. 14 Tahun 1967 menurut Martono, 2002:2 menyatakan bahwa Semua badan melalui kegiatan-kegiatannya

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 230/KMK.017/1993 TENTANG MAKSIMUM IURAN DAN MANFAAT PENSIUN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 230/KMK.017/1993 TENTANG MAKSIMUM IURAN DAN MANFAAT PENSIUN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 230/KMK.017/1993 TENTANG MAKSIMUM IURAN DAN MANFAAT PENSIUN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa iuran kepada Dana Pensiun merupakan

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Konsep pengenaan pajak atas penghasilan berdasarkan Undang-undang Pajak

BAB 4 PEMBAHASAN. Konsep pengenaan pajak atas penghasilan berdasarkan Undang-undang Pajak BAB 4 PEMBAHASAN Konsep pengenaan pajak atas penghasilan berdasarkan Undang-undang Pajak Penghasilan (UU PPh) Pasal 4 ayat (1) yang saat ini berlaku di Indonesia mengandung pengertian bahwa, yang menjadi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Mata uang

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Mata uang BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Akuntansi Dana Pensiun KWI 1. Deskriptif Kualitatif a. Penyajian Laporan Keuangan Laporan keuangan Dana Pensiun KWI disusun dengan menggunakan prinsip dan

Lebih terperinci

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 12 /POJK.03/2016 TENTANG KEGIATAN USAHA DAN WILAYAH JARINGAN KANTOR BANK PERKREDITAN RAKYAT BERDASARKAN MODAL

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN No.Kpts 44/C00000/2010 S0 TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN PERTAMINA DIREKTUR UTAMA PT PERTAMINA (PERSERO)

SURAT KEPUTUSAN No.Kpts 44/C00000/2010 S0 TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN PERTAMINA DIREKTUR UTAMA PT PERTAMINA (PERSERO) 1 SURAT KEPUTUSAN No.Kpts 44/C00000/2010 S0 TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN PERTAMINA DIREKTUR UTAMA PT PERTAMINA (PERSERO) Menimbang : a. Bahwa dalam rangka memberikan Manfaat Pensiun yang lebih baik dan

Lebih terperinci

2

2 1 2 3 4 5 6 7 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Dana Pensiun ini yang dimaksud dengan : 1. Pendiri/Pemberi Kerja adalah PT ANTAM (Persero) Tbk; 2. Dana Pensiun adalah Dana Pensiun Antam; 3.

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. PPH. Pemotongan. Dibayarkan sekaligus.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. PPH. Pemotongan. Dibayarkan sekaligus. No.33, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. PPH. Pemotongan. Dibayarkan sekaligus. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PMK.03/2010 TENTANG TATA CARA PEMOTONGAN

Lebih terperinci

PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI DANA PENSIUN BNI

PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI DANA PENSIUN BNI PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI DANA PENSIUN BNI I. MANFAAT DANA PENSIUN : 1. Bagi Karyawan Menjamin kesinambungan penghasilan pada saat sudah purna tugas bagi dirinya sendiri, bagi istri/suami dan anaknya.

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN TABUNGAN BERENCANA PADA BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG LUBUK SIKAPING

BAB IV PELAKSANAAN TABUNGAN BERENCANA PADA BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG LUBUK SIKAPING BAB IV PELAKSANAAN TABUNGAN BERENCANA PADA BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG LUBUK SIKAPING A. Persyaratan Pembukaan Rekening Tabungan Berencana pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Lubuk Sikaping

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKSI PT PEMBANGUNAN JAYA Nomor : 203 /DIR-TM/IX/2017 TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN DARI DANA PENSIUN PEGAWAI PEMBANGUNAN JAYA GROUP

KEPUTUSAN DIREKSI PT PEMBANGUNAN JAYA Nomor : 203 /DIR-TM/IX/2017 TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN DARI DANA PENSIUN PEGAWAI PEMBANGUNAN JAYA GROUP KEPUTUSAN DIREKSI PT PEMBANGUNAN JAYA Nomor : 203 /DIR-TM/IX/2017 TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN DARI DANA PENSIUN PEGAWAI PEMBANGUNAN JAYA GROUP DIREKSI PT PEMBANGUNAN JAYA, Menimbang : a. bahwa kepada

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.169, 2009 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Ekonomi. Pajak Penghasilan. Pesangon. Langsung. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5082) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

Undang-Undang Nomor 11 tahun 1992 Tentang Dana Pensiun

Undang-Undang Nomor 11 tahun 1992 Tentang Dana Pensiun Undang-Undang Nomor 11 tahun 1992 Tentang Dana Pensiun BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan : 1. Dana Pensiun adalah badan hukum yang mengelola dan menjalankan program

Lebih terperinci

AKUNTANSI DANA PENSIUN DI INDONESIA

AKUNTANSI DANA PENSIUN DI INDONESIA ISSN 0000-0000 AKUNTANSI DANA PENSIUN DI INDONESIA Sutjipto Ngumar *) ABSTRAK Program pensiun di Indonesia, tidak hanya dinikmati pegawai negeri atau ABRI saja, tetapi karyawan swasta dan pekerja mandiripun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Definisi Dana Pensiun Sesuai UU No. 11 tahun 1992, dana pensiun adalah badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun Dalam PP No. 77 Tahun

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERANAN BPR UNTUK MASYARAKAT

PERANAN BPR UNTUK MASYARAKAT PERANAN BPR UNTUK MASYARAKAT A. Sejarah Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Bank Perkreditan Rakyat atau BPR memiliki sejarah yang panjang didalam timeline industri perbankan di Indonesia. Awalnya BPR dibentuk

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1329, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPJS KETENAGAKERJAAN. Jaminan Hari Tua. Pengembangan Dana. Distribusi. Penetapan. Mekanisme. PERATURAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat dua jenis Dana Pensiun menurut Undang-Undang Nomor 11. tahun 1992 tentang Dana Pensiun. Kedua jenis Dana Pensiun itu

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat dua jenis Dana Pensiun menurut Undang-Undang Nomor 11. tahun 1992 tentang Dana Pensiun. Kedua jenis Dana Pensiun itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dana Pensiun merupakan badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan pembayaran manfaat pensiun. Terdapat dua jenis Dana Pensiun menurut Undang-Undang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1996 TENTANG PENGELOLAAN DAN INVESTASI DANA PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1996 TENTANG PENGELOLAAN DAN INVESTASI DANA PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1996 TENTANG PENGELOLAAN DAN INVESTASI DANA PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk menjamin pemenuhan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKSI PT BANK MANDIRI (PERSERO) NO. 068/KEP.DIR/2005 TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN DARI DANA PENSIUN BANK MANDIRI

KEPUTUSAN DIREKSI PT BANK MANDIRI (PERSERO) NO. 068/KEP.DIR/2005 TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN DARI DANA PENSIUN BANK MANDIRI KEPUTUSAN DIREKSI PT BANK MANDIRI (PERSERO) NO. 068/KEP.DIR/2005 TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN DARI DANA PENSIUN BANK MANDIRI DIREKSI PT BANK MANDIRI (PERSERO), Menimbang :a. bahwa untuk menjamin kesinambungan

Lebih terperinci

DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL TAHUN PAJAK 2 0 NPWP : NAMA WAJIB PAJAK : BULAN / TAHUN PEROLEHAN HARGA PEROLEHAN (US$)

DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL TAHUN PAJAK 2 0 NPWP : NAMA WAJIB PAJAK : BULAN / TAHUN PEROLEHAN HARGA PEROLEHAN (US$) 2 0 DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL 1B KELOMPOK / JENIS HARTA BULAN / TAHUN PEROLEHAN HARGA PEROLEHAN (US$) NILAI SISA BUKU FISKAL AWAL TAHUN PENYUSUTAN / AMORTISASI KOMERSIAL METODE HARTA BERWUJUD

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : KEP-2345/LK/2003 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : KEP-2345/LK/2003 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : KEP-2345/LK/2003 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Abdurrahman (2002) bank sebelumnya memiliki kewajiban sebagai

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Abdurrahman (2002) bank sebelumnya memiliki kewajiban sebagai BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank dan Kewajibanya Menurut Abdurrahman (2002) bank sebelumnya memiliki kewajiban sebagai agent of development, pemerintah dalam hal ini khususnya departemen keuangan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1996 TENTANG PENGELOLAAN DAN INVESTASI DANA PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1996 TENTANG PENGELOLAAN DAN INVESTASI DANA PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1996 TENTANG PENGELOLAAN DAN INVESTASI DANA PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk menjamin pemenuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Penerapan strategi..., Iswardi, FE UI, 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Penerapan strategi..., Iswardi, FE UI, 2008 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada penjelasan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun disebutkan bahwa dalam rangka upaya memelihara kesinambungan penghasilan pada hari tua, perlu

Lebih terperinci

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN PERNYATAAN

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN PERNYATAAN 8A-1 PERUSAHAAN INDUSTRI LAMPIRAN KHUSUS 8A-1 MANUFAKTUR 1. KAS DAN SETARA KAS 1. HUTANG USAHA PIHAK KETIGA 2. INVESTASI SEMENTARA 2. 3. PIUTANG USAHA PIHAK KETIGA 3. HUTANG BUNGA PIUTANG USAHA PIHAK YANG

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

PEDOMAN PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN PEDOMAN PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN Lampiran II I. PEDOMAN UMUM A TANGGUNG JAWAB ATAS LAPORAN KEUANGAN 1 Pengurus Dana Pensiun bertanggung jawab atas laporan keuangan Dana

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk lebih memberikan kemudahan dan kejelasan bagi masyarakat dalam memahami

Lebih terperinci

Frequently Asked Questions (FAQ) Sukuk Negara Ritel SR-010

Frequently Asked Questions (FAQ) Sukuk Negara Ritel SR-010 Frequently Asked Questions (FAQ) Sukuk Negara Ritel SR-010 1. Apakah yang dimaksud dengan SR-010? SR-010 adalah Sukuk Negara Ritel seri ke-10 yang merupakan Surat Berharga Syariah Negara yang diterbitkan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 16/PMK.03/2010 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 16/PMK.03/2010 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 16/PMK.03/2010 TENTANG TATA CARA PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 ATAS PENGHASILAN BERUPA UANG PESANGON, UANG MANFAAT PENSIUN,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk lebih memberikan kemudahan dan kejelasan

Lebih terperinci

2017, No pengendalian pelaksanaan anggaran negara; c. bahwa mengacu ketentuan Pasal 26 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 201/PMK.02/2015 tentang

2017, No pengendalian pelaksanaan anggaran negara; c. bahwa mengacu ketentuan Pasal 26 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 201/PMK.02/2015 tentang No.19, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Iuran Pensiun. PNS. Pejabat Negara. Pengelolaan. Pelaporan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 243/PMK.02/2016 TENTANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jangka waktu yang pendek dan jangka waktu yang panjang. Investasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. jangka waktu yang pendek dan jangka waktu yang panjang. Investasi dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi merupakan hal penting yang disiapkan untuk menghadapi masa yang akan datang. Investasi merupakan suatu kegiatan menabung dalam berbagai bentuk untuk menjaga

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.179, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KESRA. Aset. Jaminan Sosial. Ketenagakerjaan. Pengelolaan. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5724). PERATURAN

Lebih terperinci

Retirement Planning. Irni Rahmayani Johan, SP, MM. Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen Fakultas Ekologi Manusia IPB

Retirement Planning. Irni Rahmayani Johan, SP, MM. Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen Fakultas Ekologi Manusia IPB Retirement Planning Irni Rahmayani Johan, SP, MM Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen Fakultas Ekologi Manusia IPB 1 Perencanaan Pensiun dalam perencanaan keuangan pribadi Dana Tujuan Keuangan Mempunyai

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2009 TENTANG TARIF PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 ATAS PENGHASILAN BERUPA UANG PESANGON, UANG MANFAAT PENSIUN, TUNJANGAN HARI TUA, DAN JAMINAN HARI TUA

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesat sehingga menciptakan lingkungan persaingan yang semakin ketat hal ini. kesejahteraan masa tua karyawan dengan mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. pesat sehingga menciptakan lingkungan persaingan yang semakin ketat hal ini. kesejahteraan masa tua karyawan dengan mengikuti BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan ekonomi di Indonesia mengalami perkembangan dengan pesat sehingga menciptakan lingkungan persaingan yang semakin ketat hal ini menuntut perusahaan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN PEMBERI KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN PEMBERI KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN PEMBERI KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 11 Tahun 1992

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 99 TAHUN 2013

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 99 TAHUN 2013 SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 99 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ASET JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN NOMOR 1/PLPS/2005 TENTANG PROGRAM PENJAMINAN SIMPANAN DEWAN KOMISIONER LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN,

SALINAN PERATURAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN NOMOR 1/PLPS/2005 TENTANG PROGRAM PENJAMINAN SIMPANAN DEWAN KOMISIONER LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN, c SALINAN PERATURAN NOMOR 1/PLPS/2005 TENTANG PROGRAM PENJAMINAN SIMPANAN DEWAN KOMISIONER, Menimbang : a. bahwa dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan perlu

Lebih terperinci

NOMOR 11 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN

NOMOR 11 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2009 TENTANG TARIF PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 ATAS PENGHASILAN BERUPA UANG PESANGON, UANG MANFAAT PENSIUN, TUNJANGAN HARI TUA, DAN JAMINAN HARI TUA

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 1994 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANGNOMOR 7 TAHUN 1991 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Presiden Republik Indonesia,

UNDANG-UNDANG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Presiden Republik Indonesia, UNDANG-UNDANG PRESIDEN NOMOR 11 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Presiden Republik Indonesia, Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN DIREKSI PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk. SELAKU PENDIRI DANA PENSIUN SEMEN GRESIK. Nomor : 0033/Kpts/Dir/2014 TENTANG

SURAT KEPUTUSAN DIREKSI PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk. SELAKU PENDIRI DANA PENSIUN SEMEN GRESIK. Nomor : 0033/Kpts/Dir/2014 TENTANG SURAT KEPUTUSAN DIREKSI PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk. SELAKU PENDIRI DANA PENSIUN SEMEN GRESIK Nomor : 0033/Kpts/Dir/2014 TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN DARI DANA PENSIUN SEMEN GRESIK DIREKSI Menimbang

Lebih terperinci

- 2 - meningkatkan pertumbuhan industri Dana Pensiun menjadi lebih baik.

- 2 - meningkatkan pertumbuhan industri Dana Pensiun menjadi lebih baik. PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5 /POJK.05/2017 TENTANG IURAN, MANFAAT PENSIUN, DAN MANFAAT LAIN YANG DISELENGGARAKAN OLEH DANA PENSIUN I. UMUM Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Nega

2 2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Nega LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.82, 2015 KEUANGAN. OJK. Dana Pensiun. Investasi. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5692) PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3/POJK.05/2015

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 510/KMK.06/2002 TENTANG PENDANAAN DAN SOLVABILITAS DANA PENSIUN PEMBERI KERJA

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 510/KMK.06/2002 TENTANG PENDANAAN DAN SOLVABILITAS DANA PENSIUN PEMBERI KERJA KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 510/KMK.06/2002 TENTANG PENDANAAN DAN SOLVABILITAS DANA PENSIUN PEMBERI KERJA Keputusan ini telah diketik ulang, bila ada keraguan mengenai isinya harap

Lebih terperinci

UU 10/1994, PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1991

UU 10/1994, PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1991 Copyright 2002 BPHN UU 10/1994, PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1991 *8679 Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU)

Lebih terperinci

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci