BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang kaya akan Sumber Daya Alam, Sumber Daya Alam Indonesia tersebut banyak dimanfaatkan sebagai sandang, papan maupun pangan. Pemanfaatan sebagai bahan pangan salah satunya adalah pemanfaatan sebagai bahan baku jajanan seperti pembuatan kue. Masyarakat Indonesia hampir setiap hari bergelut dengan kue dalam berbagai acara dan upacara. Kue di Indonesia dapat diartikan sebagai penganan atau makanan kecil yang dapat dimakan dan memiliki cita rasa yang lezat pula. Kue tradisional Indonesia sangat banyak jenisnya, yang masing-masing berbeda sesuai dengan daerah asalnya dan mempunyai ciri khas masing-masing daerah. Bagaimana dengan kue di Bali? Bali merupakan pulau seribu Pura, dimana sudah jelas masyarakat Bali tidak lepas dari yang namanya penghaturan sesajen. Kue adalah salah satu bahan yang penting dalam sesajen umat Hindu di Bali yang digunakan dalam Banten dalam istilah Balinya. Mengingat seringnya kue dipergunakan maka ibu-ibu rumah tangga di Bali sudah tentu tidak asing lagi dengan kue, terutama kue bolu yang belakangan ini menjadi kue favorit untuk bahan banten. Untuk menciptakan kue yang berkualitas baik tentu diimbangi dengan bahan yang bermutu tinggi seperti tepung terigu, gula, susu dan mentega. Di zaman sekarang bahan yang bermutu tinggi sudah tentu memiliki harga yang tiggi pula. Namun banyak keluhan dari para produsen karena mahalnya bahan baku pembuatan kue bolu. Kue bolu sangat beraneka ragam jenisnya, diantaranya : kue bolu coklat, kue bolu susu, kue bolu pandan, kue bolu tape, dan kue bolu pisang. Salah satu kue bolu yang sangat diminati oleh masyarakat dewasa ini adalah kue bolu pisang tepatnya kue bolu pisang raja yang bahan bakunya adalah daging buah pisang raja. Pada umumnya dalam pembuatan kue bolu pisang, kulit pisang yang sudah dikupas tidak dimanfaatkan secara efektif oleh produsennya. Sehingga kulit pisang yang sudah dikupas hanya dianggap sebagai limbah atau hanya dimanfaatkan untuk pakan ternak. 1

2 Buah pisang banyak mengandung karbohidrat, vitamin dan mineral baik daging buahnya maupun kulit buahnya. Kandungan pada daging buah maupun kulit buah pisang raja sangat bermanfaat bagi kita dan jika dikonsumsi, kandungan-kandungan tersebut sama sekali tidak memiliki dampak negatif bagi kesehatan kita. Oleh karena itu, kulit buah pisang dapat diolah menjadi makanan tertentu seperti bahan pembuatan kue bolu. Namun, tentang khasiat dan manfaat kulit pisang, masih banyak orang belum mengetahuinya. Hal ini akan menimbulkan kerugian, karena kulit pisang akan terbuang sia-sia dan bahkan hanya menjadi limbah yang akan mengganggu masyarakat. Alangkah baiknya jika kulit buah pisang dapat dimanfaatkan, sehingga menjadi sesuatu yang lebih berguna. Pandangan atau kesan pertama terhadap objek seperti jajan kue bolu ini yaitu selain memiliki penampilan yang menarik juga harus mempunyai kualitas yang baik, sehingga konsumen tertarik untuk mencobanya. Maka dari itu sangat diperlukan kajian dan penelitian untuk dapat membuat roti bolu yang yang memiliki kualitas dan cita rasa yang baik, maka penulis merasa tertarik untuk mengadakan suatu penelitian mengenai pemanfaatan kulit buah pisang raja sebagai bahan makanan yang dapat dikomsumsi. Pemanfaatan IPTEK sangat penting dalam usaha memberikan nilai tambah bagi produk pangan,seperti pemanfaatkan kulit buah pisang raja sebagai bahan alternatif pembuatan kue bolu. Oleh sebab itu, dalam penelitian ini akan dicoba untuk mengetahui apa saja manfaat yang diperoleh dari Pemanfaatan Kulit Pisang Raja (Musa Paradisia Sapientum) Sebagai Alternatif Bahan Pembuatan Kue Bolu. Dengan memperhatikan permasalahan-permasalahan yang telah diuraikan diatas maka penulis mengangkat judul Pemanfaatan Kulit Buah Pisang Raja (Musa paradisiaca sapientum) Sebagai Bahan Alternatif Pembuatan Kue Bolu. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan beberapa permasalahan yang telah diuraikan dalam latar belakang penelitian ini maka dapat dirumuskan permasalahansebagai berikut: Bagaimana cara pengolahan kulit buah pisang raja agar dapat dijadikan sebagai bahan alternatif pembuatan kue bolu? 2

3 1.2.1 Bagaimana kualitas kue bolu kulit buah pisang raja, terkait dengan tekstur, rasa, warna dan aroma? Bagaimana pengaruh kulit buah pisang raja terhadap efesiensi pembiayaan pembuatan kue bolu dari kulit pisang raja? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk : Mengetahui cara pengolahan kulit pisang raja agar dapat dijadikan sebagai bahan alternatif pembuatan kue bolu Mengetahui kualitas kue bolu pisang raja, terkait dengan tekstur, rasa, warna dan aroma Mengetahui pengaruh kulit pisang raja terhadap efesiensi pembiayaan pembuatan kue bolu dari kulit pisang raja. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan : Manfaat bagi penulis (siswa) a. Menambah wawasan penulis tentang pemanfaatan kulit pisang sebagai barang yang memiliki nilai guna. b. Dapat menerapkan cara-cara mengolah kulit pisang sebagai bahan alternatif kue bolu c. Memotivasi penulis untuk melakukan penelitian lanjutan tentang pemanfaatan kulit pisang yang ditinjau dari sudut lain Manfaat bagi Produsen Kue Bolu Dapat memperluas wawasan produsen tentang pemanfaatan kulit pisang raja khususnya sebagai bahan alternatif pembuatan kue bolu.selain itu pemanfaatan kulit pisang dapat meningkatkan nilai ekomonis suatu barang sehingga dapat menghemat penggunaan bahan baku tepung terigu, serta menguntungkan dari segi ekonomi Manfaat bagi masyarakat Dapat memperluas wawasan masyarakat tentang pemanfaatan kulit pisang raja khususnya sebagai bahan alternatif pembuatan kue bolu. 3

4 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pisang Raja Pisang adalah nama umum yang diberikan pada tumbuhan terna raksasa berdaun besar memanjang dari suku Musaceae yang rmasuk Kerajaan Plantae, Divisi Magnoliophyta, Kelas Liliopsida, OrdoZingiberales, Famili Musaceae dan Genus Musa. Pisang memiliki banyak spesies, salah satunya yaitu Pisang raja (Musa paradisiaca sapientum) merupakan salah satu jenis buah pisang yang banyak mengandung zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh (Simmond dan Shepherd, 1955). Dari buah pisang raja per 100 gram mengandung protein 1,2 g, karbohidrat 31,8g, kalsium 10mg, fosfor 22mg, besi 0,8mg, vitamin A 9 mg, vitamin B 0,06 mg, vitamin C 10 mg, dan air 65,8g (Heinerman John dalam Ensiklopedi Juice, 2005) Buah pisang raja banyak dimanfaatan oleh masyarakat sebagai pangan, bahan pembuatan pangan seperti pisang goreng dan kue bolu. Tetapi lain hal dengan kulitnya, pada umumnya setelah isi dan kulitnya dipisahkan, kulitnya tidak dimanfaatkan dengan baik tetapi hanya dimanfaatkan sebagai pakan ternak atau dibuang begitu saja. Jumlah kulit buah pisang dari buahnya cukup banyak, yaitu kira-kira sepertiga dari buah pisang yang belum dikupas (Besee, 2002). Kulit buah pisang raja adalah kulit pisang yang memiliki tekstur yang lebih tebal dan aroma yang lebih harum dibandingkan dengan kulit pisang lainnya. Kulit buah pisang raja memiliki kandungan vitamin C, B6, kalsium, protein, glukosa dan juga lemak yang cukup (Sulfahri, 2008). Selain kaya akan vitamin B6, kulit buah pisang raja ternyata juga banyak mengandung serotonin yang sangat vital untuk menyeimbangkan mood. Selain itu, ditemukan pula manfaat ekstrak kulit pisang untuk menjaga retina dari kerusakan cahaya akibat regenerasi retina. Serotonin yang cukup akan membuat seseorang tenang dan rileks (Anonim, 2007). Hasil analisis kimia menunjukkan bahwa komposisi kulit buah pisang raja banyak mengandung air sebanyak 68,90 % dan juga karbohidrat yaitu sebesar 18,50 %. Karbohidrat adalah suatu zat gizi yang berfungsi sebagai asupan energi utama, 4

5 dimana tiap gramnya menghasilkan 4 kalori (17 kilo joule) energi pangan per gram. Karbohidrat adalah senyawa organik yang mengandung atom karbon, hidrogen dan oksigen. Pada umumnya unsur hidrogen dan oksigen dalam komposisi menghasilkan H2O. Fungsi karbohidrat di dalam tubuh : a. Fungsi utamanya sebagai sumber energi (1 gram karbohidrat menghasilkan 4 kalori) bagi kebutuhan sel-sel jaringan tubuh. b. Melindungi protein agar tidak dibakar sebagai penghasil energi. c. Sebagai zat pembangun. d. Membantu metabolisme lemak dan protein dengan demikian dapat mencegah terjadinya ketosis dan pemecahan protein yang berlebihan e. Di dalam hepar berfungsi untuk detoksifikasi zat-zat toksik tertentu. f. Beberapa jenis karbohidrat mempunyai fungsi khusus di dalam tubuh. Laktosa misalnya berfungsi membantu penyerapan kalsium. Ribosa merupakan komponen yang penting dalam asam nukleat. (Dr. Halomon Hutagulung, 2004). 2.2 Kue Bolu Kue adalah salah satu jenis makanan ringan dan bukan makanan utama. Berdasarkan jenisnya kue dibagai menjadi dua yaitu kue kering contohnya biskuit dan kue basah contohnya bolu. Salah satu jenis kue yang sangat diminati masyarakat karena kelezatannya dan banyak dikonsumsi dalam berbagai acara dan upacara yaitu jenis kue bolu (Almatsier Sunita, Prinsip Dasar Ilmu Gizi dan makanan, 2004). Untuk membuat dan mendapatkan bahan-bahan dalam pembuatan kue bolu tidaklah sulit. Berikut adalah bahan-bahan untuk membuat kue bolu : Tepung Terigu Tepung terigu merupakan produk impor yang didatangkan dari negaranegara subtropis seperti Amerika dan Australia. Tepung terigu adalah salah satu bahan pokok untuk pembuatan roti atau kue. Biasanya terigu masih berupa butiran biji gandum. Melalui proses pencucian, pengupasan sekam, penggilingan dan pemutihan (bleaching) maka jadilah tepung terigu seperti yang kita 5

6 kenal. Kandungan tepung terigu tergantung jenis tepung yang digunakan, namun kadar rata-rata tepung terigu untuk pembuatan roti dan kue adalah yang mengandung protein sebanyak 13%, air 13%, pati 72%, gula 1%, lemak 0,5% dan abu 0,5 %. Protein yang terkandung terdiri dari protein yang larut dalam air (15%) yaitu albumin dan globulin dan protein yang tidak larut dalam air atau protein pembentuk gluten (85% yaitu gliadin dan gluetin) (Wiriano, 1980). Gluten berfungsi untuk menahan gas CO 2 sehingga dalam pembuatan kue terjadi pengembangan volume kue, gluten juga bersifat plastis sehingga mudah membentuk adonan atau mudah dibentuk (Sudirayasa, 1992). Di dalam proses pembuatan tepung terigu akan dihasilkan beragam tepung turunan. Berdasarkan kadar protein, tepung terigu terbagi atas: A. Hard Wheat (Terigu Protein Tinggi). Tepung ini diperoleh dari gandum keras (hard wheat). Kandungan proteinnya 11-13%. Tingginya protein terkandung menjadikan sifatnya mudah dicampur, difermentasikan, daya serap airnya tinggi, elastis dan mudah digiling. Karakteristik ini menjadikan tepung terigu hard wheat sangat cocok untuk bahan baku roti, mie dan pasta karena sifatnya elastis dan mudah difermentasikan. B. Medium Wheat (Terigu Protein Sedang). Jenis terigu medium wheat mengandung 10%-11%. Sebagian orang mengenalnya dengan sebutan all-purpose flour atau tepung serba guna, dibuat dari campuran tepung terigu hard wheat dan soft wheat sehingga karakteristiknya diantara kedua jenis tepung tersebut. Tepung ini cocok untuk membuat adonan fermentasi dengan tingkat pengembangan sedang, seperti donat, bakpau, bapel, panada atau aneka cake dan muffin. C. Soft Wheat (Terigu Protein Rendah). Tepung ini dibuat dari gandum lunak dengan kandungan protein gluten 8%-9%. Sifatnya, memiliki daya serap air yang rendah sehingga akan menghasilkan adonan yang sukar diuleni, tidak elastis, lengket dan daya 6

7 pengembangannya rendah. Cocok untuk membuat kue kering, biscuit, pastel dan kue-kue yang tidak memerlukan proses fermentasi Gula Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber energi dan komoditi perdagangan utama. Gula paling banyak diperdagangkan dalam bentuk kristal sukrosa padat. Gula digunakan untuk mengubah rasa menjadi manis dan mengatur tekstur makanan atau minuman (Arifin B., 2009). Pada dasarnya gula yang dipergunakan untuk pembuatan roti atau kue terdiri dari gula tunggal dan gula ganda. GulaTunggal (Monosakarida) adalah gula yang dapat langsung dimakan oleh ragi (gula fermentasi), contohnya fruktosa, levulosa, glukosa, dekstrosa dan glaktosa. Gula Ganda (Disakarida) adalah gula yang diubah dulu oleh enzim yang terdapat didalam ragi menjadi gula tunggal sebelum dapat berfungsi sebagai makanan ragi, contohnya sukrosa, maltosa dan laktosa (Jason, 2009) Telur Telur adalah salah satu sumber protein hewani yang memilik rasa yang lezat, mudah dicerna, dan bergizi tinggi. Telur pada proses pembuatan kue berfungsi untuk memperkaya nilai gizi dan memberikan rasa yang lebih lezat. Perbandingan dua komponen pokok telur adalah putih telur kurang lebih 64% dan kuning telur kurang lebih 36%. Telur terdiri dari protein 13 %, lemak 12 %, serta vitamin, dan mineral. Nilai tertinggi telur terdapat pada bagian kuningnya. Kuning telur mengandung asam amino esensial yang dibutuhkan serta mineral seperti : besi, fosfor, sedikit kalsium dan vitamin B kompleks. Sebagian protein (50%) dan semua lemak terdapat pada kuning telur. Adapun putih telur yang jumlahnya sekitar 60 % dari seluruh bulatan telur mengandung 5 jenis protein dan sedikit karbohidrat. 7

8 2.2.4 Susu Kental Manis Susu kental, atau lebih umum susu kental manis, adalah susu sapi yang airnya dihilangkan dan ditambahkan gula, sehingga menghasilkan susu yang sangat kental dan dapat bertahan selama satu tahun bila tidak dibuka. Susu kental manis banyak mengandung protein, lemak, karbohidrat dan mineral dan vitamin seperti vitamin A, vitamin D, vitamin B 12, dan vitamin B 2. Kandungan protein dalam susu kental manis kurang lebih % dan lemak kurang lebih 8-10% (SNI , 1998). Susu kental manis merupakan produk susu yang banyak digunakan dalam pembuatan kue. Susu ini memiliki sifat sebagai emulsifier atau pelarut bahan. Karena mengandung lemak, susu kental manis juga berfungsi sebagai pengempuk dan penghalus kue serta sebagai pengharum kue Mentega Mentega adalah dairy product yang diperoleh dengan churning (mengaduk) krim susu sampai mengeras. Warna mentega diperoleh dari karoten dengan range kuning pucat sampai keemasan. Clarified Butter adalah mentega yang kandungan air dan susu padat di dalamnya sudah dibuang, dan dapat digunakan dalam pemanggangan pada temperatur tinggi tanpa kehilangan kualitasnya. Nilai gizi mentega terletak pada lemak yang mudah dicerna, kandungan vitamin A dan D. Secara komersial mentega biasanya mengandung 80-85% lemak susu, dan 12-16% air. Seringkali dalam sebuah resep pembuatan Cake, kita menemukan bahan Mentega maupun margarin yang dilelehkan atau dicairkan. Fungsi margarin atau mentega pada umumnya sama, yaitu untuk untuk menjaga kue agar tahan lama, menambah nilai gizi, memberi aroma pada cake, dan membuat cake terasa(hakim,2008). 8

9 2.3 Kerangka Berpikir Pisang Raja Daging Pisang Kulit Pisang Di Olah Di Gunakan Kembali Bolu Pisang Raja Bolu Kulit Pisang Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Buah pisang raja terdiri dari daging buah dan kulit buah. Daging buah pisang raja selama ini telah diolah dan dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan kue bolu, sementara kulitnya menjadi limbah yang seakan-akan tidak berguna, tidak memiliki nilai ekonomis dan bahkan dapat mengotori lingkungan. Berdasarkan kandungan dan manfaatnya, kulit buah pisang raja semestinya masih dapat dimanfaatkan sebagai panganan yang memilki nilai guna. Pemanfaatan kembali kulit pisang raja sebagai alternatif bahan pembuatan kue bolu akan dapat memberikan dampak nilai ekonomis dan dampak lingkungan, karena kue bolu yang dihasilkan dapat dijual kembali dan beban lingkungan terhadap sampah dapat dikurangi (melalui reuse). 2.4 Hipotesis Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berpikir diatas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: Kulit buah pisang raja dapat dimanfaatkan kembali sebagai bahan alternatif pembuatan kue bolu yang berkualitas 9

10 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada tanggal 24 Agustus sampai tanggal 5 September Bertempat dirumah pembuatan kue Desa Babakan Sukawati untuk aplikasi eksperimen sedangkan untuk survey pendapat konsumen dilakukan di sekitar pasar umum Sukawati Populasi dan Sampel Populasi penelitian adalah para pedagang dan masyrakat di sekitar pasar umum Sukawati. Yang dijadikan sample penelitian berjumlah 50 orang. Penelitian digunakan teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah pengambilan sampel secara sengaja untuk tujuan tertentu dan dengan persyaratan sampel yang diperlukan. 3.3 Teknik dan Alat Pengumpulan Data Teknik Pengumpulan Data a. Teknik Observasi Teknik observasi dilakukan untuk mendapat data tentang efektifitas dan efisiensi pemanfaatan kulit pisang raja sebagai bahan alternatif pembuatan kue bolu dan data tentang keadaan fisik serta cita rasa kue bolu yang dihasilkan dari percobaan pembuatan kue bolu dari kulit buah pisang raja b. Teknik Wawancara Teknik wawancara dilaksanakan untuk memperoleh data tentang kualitas kue bolu dari kulit pisang raja yang dihasilkan dari percobaan. Dari tanggapan langsung sample yang telah dipilih atau ditentukan secara purposive di tempat penelitian yaitu di sekitar pasar umum Sukawati. (format isian wawancara terlampir). Langkah penerapan teknik wawancara adalah sebagai berikut : 10

11 1. Menyusun pertanyaan yang akan diajukan kepada narasumber. 2. Membuat janji kepada narasumber mengenai tempat dan waktu pelaksaan wawancara. 3. Menyiapkan alat-alat yang diperlukan dalam teknik wawancara. 4. Memulai wawancara dengan narasumber sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. 5. Mencatat hal-hal penting mengenai hasil dari wawancara. 6. Analisis. c. Teknik Kuisioner Teknik kuesioner ini dilaksanakan untuk memperoleh data tentang kualitas kue bolu kulit pisang raja hasil percobaan dari pendapat sampel yang telah ditetapkan yaitu pedagang dan masyarakat di sekitar pasar umum Sukawati. Langkah-langkah dalam penyebaran kuesioner: 1. Menyusun pertanyaan tentang masalah yang dikaji. 2. Mengkonsultasikan isi kuesioner kepada guru pembina. 3. Memperbaiki kuesioner hasil dari koreksi pembina. 4. Menyebarkan kuesioner ke responden (sample penelitian) 5. Dari hasil kuisioner, penulis melakukan tabulasi dan mempresentasekan jawaban dari responden para pedagang terhadap kuesioner. 6. Analisis Tata laksana atau teknik pelaksanaan kuesioner dan wawancara dapat digambarkan melalui gambar 3.1 berikut ini 11

12 Mulai Penentuan Sampel Penyebaran Kuesioner Wawancara Mengolah data Selesai Gambar 3.1 Bagan Teknik Kuesioner dan Wawancara Alat Pengumpulan Data a) Lembar Observasi Hasil Percobaan (eksperimen) Lembar observasi adalah lembar yang merupakan format isian untuk mencatat data dan dokumentasi yang terkait dengan penelitian. b) Pedoman Wawancara Pedoman wawancara adalah pedoman yang digunakan sebagai pokok pikiran dalam mengajukan pertanyaan wawancara kepada narasumber. c) Lembar Kuesioner Lembar kuesioner adalah lembar pertanyaan sekaligus lembar jawaban yang terkait dengan masalah yang sedang diteliti yang diberikan kepada sample penelitian. 12

13 3.4 Sumber Data Sumber Primer Data sumber primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari hasil observasi percobaan, hasil wawancara dan kuesioner Sumber Sekunder Data yang diperoleh secara tidak langsung melalui catatan, dokumentasi dan kajian pustaka 3.5 Metode Pengolahan Data Data penelitian ini, baik data dari sumber primer maupun sumber sekunder dianalisis dengan metode analisis deskriptif kualitatif, yaitu menggambarkan secara rinci hasil pengumpulan data secara triangulasi. Data dari teknik observasi, wawancara, dan dokumen direkronstruksi selanjutnya dipaparkan sesuai dengan masing-masing permasalahan yang dibahas. 3.6 Prosedur Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap yaitu tahap pertama adalah melakukan percobaan pembuatan kue bolu dari kulit buah pisang raja dan tahap kedua adalah penelitian di lapangan Tahap Percobaan Pembuatan Kue Bolu Dari Kulit Buah Pisang Raja a) Alat dan Bahan Bahan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah kulit buah pisang raja, gula pasir, telur, tepung terigu, mentega putih, susu kental manis dan air. Alat-alat yang digunakan untuk penelitian adalah blender, mixer, baskom, sendok, cetakan, oven dan pisau. b) Melakukan percobaan pembuatan kue bolu dari kulit buah pisang raja sesuai prosedur kerja. c) Melakukan observasi/pengamatan kue bolu hasil percobaan terkait kualitas (tekstur, warna, rasa dan aroma). 13

14 3.6.2 Tahap Penelitia Lapangan a.. Alat dan Bahan Dalam penelitian lapangan menggunakan alat yaitu pedoman wawancara, lembar kuesioner dan bahan yaitu kue bolu kulit pisang raja hasil percobaan dan kue bolu bukan dari kulit pisang. b. Langkah-langkah 1) Menunjukan dan membagikan potongan kue bolu kulit pisang raja dan kue bolu yang bukan dari dari kulit pisang raja, tanpa identitas pada kue tersebut. 2) Mempersilahkan sampel untuk mengisi kuesioner terkait pendapatnya terhadap kedua kue bolu tersebut. 3) Melakuan wawancara mendalam untuk menggali data selengkap-lengkapnya dari sampel terkait kue bolu dari kulit buah pisang raja. c. Mentabulasi data dari hasil kuesioner dan wawancara untuk dianalisis lebih lanjut. 14

15 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Proses Pengolahan Kulit Pisang Raja Agar Dapat Dijadikan Sebagai Bahan Alternatif Pembuatan Kue Bolu Adapun alat yang dipergunakan dalam pembuatan kue bolu dari kulit pisang raja adalah : Alat (1) Mixer (2) Blander (3) Oven (4) Baskom (5) Sendok (6) Pencetakan (7) Pisau Bahan (1) Kulit pisang raja (2) Tepung terigu 100 gram (3) 3 butir telur (4) Gula 250 gram (5) Mentega 3 sendok makan (6) Susu kental manis 400 gram (7) Ovalet ½ sendok teh Proses Pengolahan Kulit Buah Pisang Raja Dan Proses Pembuatan Kue Bolu Adapun proses pengolahan kulit buah pisang raja agar dapat dijadikan bahan alternatif pembuatan kue bolu adalah sebagai berikut : 15

16 a) Proses Pengolahan Kulit Buah Pisang Raja Kulit Pisang Kulit Pisang dicuci Kulit Pisang dipotong Kulit Pisang di blender Gambar Bagan Pengolahan Kulit Buah Pisang Raja b) Proses Pembuatan Kue Bolu Kulit Buah Pisang Raja Berdasarkan bagan yang disajikan dapat dijelaskan proses pengolahan kulit buah pisang raja sehingga bisa dijadikan bahan alternatif pembuatan kue bolu. Adapun tahapan prosedur pembuatan dan perlakuan terhadap kulit pisang disajikan secara skematis dan diuraikan sebagai berikut: Pertama-tama pisahkan daging pisang raja dan kulit pisang raja yang akan digunakan, setelah dipisahkan dengan dagingnya, cuci kulit pisang raja hingga bersih. Kemudian potong kecil kulit pisang kira kira 0,5 cm, setelah itu blender kulit pisang hingga halus, letakkan pada baskom. Setelah itu buat adonan pengembang yang terdiri dari telur 3 butir, mentega 3 sendok makan, gula 250 gram dan ½ sdt ovalet, campur 4 bahan tersebut dengan mixer hingga mengembang, lalu tambahkan tepung terigu (100 gram), susu kental manis (400gram) dan terakhir kulit pisang raja yang telah di blender (600 gram), lalu mixer hingga menjadi adonan yang lembut. Setelah itu tuangkan adonan kedalam cetakan kurang lebih 2/3 dari ukuran cetakan. Setelah itu masukkan ke dalam oven dan panggang selama kurang lebih 30 menit dengan suhu 180 C. Terakhir setelah 30 menit, kue bolu kulit pisang raja bisa diangkat dan dihidangkan. 16

17 Telur Gula Pasir Ovalet Di kocok sampai mengembang ± 30 (mixer) Kulit pisang Susu Pencampuran (mixer) Tepung terigu Pencampuran (Mixer) Mentega Tuangkan kedalam cetakan (Cetakan kue bolu ) Oven 30 dengan suhu 180º Kue Bolu Kulit Pisang Raja siap disajikan Gambar Bagan Pembuatan Kue Bolu Kulit Buah Pisang Raja 4.2 Kualitas Kue Bolu Pisang Raja (Musa paradisia sapientum) Sesuai teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini maka berikut ini adalah data yang khusus untuk menjawab tentang kualitas kue bolu kulit buah pisang raja, terkait dengan tekstur, rasa, warna dan aroma. 17

18 4.2.1 Berdasarkan Data Hasil Observasi Percobaan Hasil observasi yang didapatkan peneliti dengan melakukan percobaan yang terkait dengan kualitas kue bolu kulit buah pisang raja yaitu kualitas kue bolu kulit pisang raja sangat baik dan lebih baik dari kue bolu tanpa kulit buah pisang baik dari segi tekstur, rasa, warna dan aromanya. Tabel Hasil Observasi terhadap Kue bolu kulit pisang raja Aspek yang diamati Bolu kulit buah pisang Dibandingkan dengan raja bolu tanpa kulit pisang Tekstur Lunak/lembut, dan legit Lebih lunak dan lebih legit Warna Warna coklat Hampir sama Rasa Enak Lebih enak Aroma Menarik Lebih beraroma Berdasarkan hasil observasi/pengamatan peneliti terhadap hasil kue bolu dari kulit buah pisang raja adalah tergolong sangat baik Berdasarkan Survey Hasil observasi di sekitar pasar umum Sukawati secara umum menunjukkan bahwa kue bolu merupakan salah satu jajanan yang paling diminat dan citarasa merupakan faktor yang sangat berpengaruh untuk menarik minat konsumen. Hal tersebut dapat diindikasikan berdasarkan hasil kuesioner yang disebarkan kepada 50 sample masyarakat yang berada di sekitar pasar umum Sukawati. Hasil kuesioner digunakan khusus untuk mengecek tentang perbandingan kualitas kue bolu yang berbahan dasar kulit buah pisang raja dengan kue bolu tanpa bahan dasar kulit pisang disajikan seperti grafik berikut : 18

19 Grafik 1. (Ringkasan hasil jawaban responden) Dari hasil jawaban responden (Grafik 1) menunjukkan : prosentase sample yang mengetahui jajanan kue bolu sebanyak 100%. Hal ini mendukung pernyataan bahwa kue bolu merupakan jenis jajanan yang sangat dikenal oleh masyarakat. Prosentase sample yang menjawab bahwa citarasa merupakan faktor yang sangat penting untuk menarik minat konsumen sebanyak 100%. I Grafik 2. (Ringkasan hasil jawaban responden) Dari hasil jawaban (Grafik 2) responden menunjukkan : prosentase sample yang menjawab bahwa warna kue bolu dari kulit pisang sangat baik berjumlah 90%, yang menjawab baik sebanyak 8%, yang menjawab cukup sebanyak 2% dan yang menjawab kurang baik adalah 0%. 19

20 Grafik 3. (Ringkasan hasil jawaban responden) Dari hasil jawaban responden (Grafik 3) menunjukkan : prosentase sample yang menjawab bahwa tekstur kue bolu dari kulit pisang raja sangat baik berjumlah 84%, yang menjawab baik sebanyak 14%, yang menjawab cukup sebanyak 2% dan yang menjawab kurang baik adalah 0%. Grafik 4. (Ringkasan hasil jawaban responden) Dari hasil jawaban responden (Grafik 4) menunjukkan : prosentase sample yang menjawab bahwa rasa kue bolu dari kulit pisang raja sangat baik berjumlah 92%, yang menjawab baik sebanyak 4%, yang menjawab cukup sebanyak 4% dan yang menjawab kurang baik adalah 0%. 20

21 Grafik 5. (Ringkasan hasil jawaban responden) Dari hasil jawaban responden (Grafik 5) menunjukkan : prosentase sample yang menjawab bahwa aroma kue bolu dari kulit pisang raja sangat baik berjumlah 88%, yang menjawab baik sebanyak 8%, yang menjawab cukup sebanyak 4% dan yang menjawab kurang baik adalah 0%. Grafik 6. (Ringkasan hasil jawaban responden) Dari hasil jawaban responden (Grafik 6) menunjukkan : prosentase sample yang menjawab bahwa cita rasa kue bolu dari kulit pisang raja sangat baik berjumlah 96%, yang menjawab baik sebanyak 4%, yang menjawab cukup sebanyak 0% dan yang menjawab kurang baik adalah 0%. 4.3 Efesiensi Pembiayaan Pembuatan Kue Bolu Dari Kulit Buah Pisang Raja Dari tiga kali percobaan yang telah dilakukan ternyata penulis memperoleh formula yang tepat untuk membuat kue bolu dari kulit buah pisang 21

22 raja, sehingga penulis bisa menggambarkan perbandingan antara efisiensi penggunaan kulit buah pisang raja terhadap pembiayaan dalam pembuatan kue bolu dari kulit buah pisang raja dengan efisiensi penggunaan tepung terigu terhadap pembiayaan dalam pembuatan kue bolu umumnya seperti pada tabel 4.2 berikut: Tabel 4.3 Perbandingan efisiensi bahan dan pembiayaan Kue Bolu Kulit Pisang Raja Bahan Gula Kulit Pisang Tepung Terigu Pasir Telur Susu Takaran 200 gram 100 gram 265 gram gram Pembiayaan - Rp Rp.3000 Rp Rp Kue Bolu Tanpa Kulit Pisang Raja Bahan Kulit Pisang Tepung Terigu Gula Pasir Telur Susu Takaran gram 265 gram gram Pembiayaan - Rp.4565 Rp.3000 Rp.3000 Rp.3000 Berdasarkan hasil yang diperoleh dari tabel 4.3, untuk pembuatan kue bolu tanpa kulit pisang raja maupun kue bolu kulit buah pisang raja dengan standar ukuran tinggi 7 cm dan diameter 25 cm dilihat dari bahan-bahan pokoknya memerlukan takaran bahan-bahan sebagai berikut : Untuk pembuatan kue bolu tanpa kulit pisang raja memerlukan 275 gram tepung terigu seharga Rp 4.565, gula pasir 265 gram seharga Rp. 3000, 3 butir telur seharga Rp. 3000, dan vanili secukupnya seharga Rp. 500, dan susu kental 22

23 manis seharga Rp maka total pembiayaan secara keseluruhan adalah Rp Sedangkan untuk pembuatan kue bolu kulit buah pisang raja tentu berbahan dasar kulit buah pisang raja, dan tepung terigu sebanyak 100 gram seharga Rp , sedangkan untuk penggunaan gula lebih diminimalkan karena rasa manis kue sudah timbul dari kulit pisang raja tersebut sehingga penggunaan gula cukup 200 gram seharga Rp , 3 butir telur seharga Rp. 3000, vanili secukupnya seharga Rp.500, dan susu kental manis seharga seharga rp. 3000, maka total pembiayaan pada pembuatan kue bolu dengan kulit pisang raja adalah Rp Dengan demikian terdapat selisih harga anatara bolu yang bukan dari kulit pisang dengan bolu dari kulit buah pisang raja sebesar Rp ( dikurangi 9.500), sehingga dapat dihitung bahwa dengan memanfaatkan kulit buah pisang raja sebagai bahan alternatif pembuatan kue bolu menghemat pembiayaan sebesar 25% dari pembiayaan normal. 23

24 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap hasil penelitian maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Proses pembuatan kue bolu dari kulit buah pisang raja secara umum sama seperti pembuatan kue bolu umumnya, hanya didahului proses pengolahan kulit buah pisang raja sehingga bisa digunakan sebagai bahan alternatif pembuatan kue bolu sebelum siap dicampur dengan bahan-bahan lainnya. 2. Kualitas kue bolu kulit buah pisang raja kualitasnya tergolong sangat baik dibandingkan dengan kue bolu tanpa menggunakan kulit buah pisang. 3. Dengan memanfaatkan kulit buah pisang raja sebagai bahan alternatif pembuatan kue bolu dapat menghemat sebesar 25% dari segi pembiayaan. 5.2 Saran Untuk mendapatkan hasil yang lebih sempurna dan mengetahui lebih detail tentang pemanfaatan kulit buah pisang raja sebagai bahan alternatif pembuatan kue bolu maka perlu dilakukan pemilihan kulit buah pisang raja yang kualitasnya baik sebagai bahan alternatif pembuatan kue bolu agar bisa menghasilkan kue bolu yang berkualitas baik. 5.3 Rekomendasi Dari kesimpulan dan saran diatas, untuk lebih bisa mengefektifkan pemanfaatan kulit buah pisang raja maka penulis merekomendasikan kepada masyarakat khususnya produsen kue bolu untuk memanfaatkan kulit buah pisang raja (Musa paradisiaca sapientum) sebagai bahan alternatif pembuatan kue bolu, karena selain kualitasnya lebih baik dibandingkan bolu yang terbuat dari bahan baku dominan tepung terigu, kue bolu kulit buah pisang raja juga memiliki nilai ekonomis yang tinggi. 24

TINJAUAN PUSTAKA. pisang raja berasal dari kawasan Asia Tenggara dan pulau-pulau pasifik barat. Selanjutnya

TINJAUAN PUSTAKA. pisang raja berasal dari kawasan Asia Tenggara dan pulau-pulau pasifik barat. Selanjutnya II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Pisang Raja Pisang raja termasuk jenis pisang buah. Menurut ahli sejarah dan botani secara umum pisang raja berasal dari kawasan Asia Tenggara dan pulau-pulau pasifik barat. Selanjutnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Snack telah menjadi salah satu makanan yang sering dikonsumsi oleh masyarakat. Hampir seluruh masyarakat di dunia mengonsumsi snack karena kepraktisan dan kebutuhan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bekatul Bekatul merupakan hasil samping penggilingan gabah yang berasal dari berbagai varietas padi. Bekatul adalah bagian terluar dari bagian bulir, termasuk sebagian kecil endosperm

Lebih terperinci

PERBANDINGAN TEPUNG SINGKONG DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI SERBUK TEH HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES (KUE KERING) BERBASIS UMBI- UMBIAN

PERBANDINGAN TEPUNG SINGKONG DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI SERBUK TEH HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES (KUE KERING) BERBASIS UMBI- UMBIAN PERBANDINGAN TEPUNG SINGKONG DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI SERBUK TEH HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES (KUE KERING) BERBASIS UMBI- UMBIAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Syarat Sidang Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan hidup. Pemenuhan kebutuhan pangan dapat dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan hidup. Pemenuhan kebutuhan pangan dapat dilakukan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan dasar yang penting bagi manusia untuk mempertahankan hidup. Pemenuhan kebutuhan pangan dapat dilakukan dengan mengoptimalkan penggunaan sumber

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tepung Terigu 2.1.1 Pengertian Tepung Terigu Tepung terigu merupakan tepung yang terbuat dari biji gandum melalui proses penggilingan, yang kemudian dikembangkan menjadi beraneka

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. hidup dan konsumsinya agar lebih sehat. Dengan demikian, konsumen saat ini

I PENDAHULUAN. hidup dan konsumsinya agar lebih sehat. Dengan demikian, konsumen saat ini I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis

Lebih terperinci

LOGO BAKING TITIS SARI

LOGO BAKING TITIS SARI LOGO BAKING TITIS SARI PENGERTIAN UMUM Proses pemanasan kering terhadap bahan pangan yang dilakukan untuk mengubah karakteristik sensorik sehingga lebih diterima konsumen KHUSUS Pemanasan adonan dalam

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pisang merupakan salah satu buah tropis yang paling banyak ditemukan dan dikonsumsi di Indonesia. Produksi pisang di Indonesia adalah yang tertinggi dibandingkan dengan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya

I PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya I PENDAHULUAN Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya dibutuhkan penulisan laporan mengenai penelitian tersebut. Sebuah laporan tugas akhir biasanya berisi beberapa hal yang meliputi

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Roti tawar merupakan salah satu produk turunan dari terigu yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia khususnya masyarakat perkotaan, namun tepung terigu yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pisang ( Musa paradisiaca L) adalah salah satu buah yang digemari oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pisang ( Musa paradisiaca L) adalah salah satu buah yang digemari oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pisang ( Musa paradisiaca L) adalah salah satu buah yang digemari oleh sebagian besar penduduk dunia. Rasanya enak, kandungan gizinya tinggi, mudah didapat, dan harganya

Lebih terperinci

PROSES PRODUKSI ROTI MANIS DI VIRGIN CAKE & BAKERY SEMARANG

PROSES PRODUKSI ROTI MANIS DI VIRGIN CAKE & BAKERY SEMARANG PROSES PRODUKSI ROTI MANIS DI VIRGIN CAKE & BAKERY SEMARANG Disusun oleh: Ribka Merlyn Santoso 14.I1.0098 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

Lebih terperinci

TEHNIK PEMBUATAN MIE SEHAT. Dr. Sri Handayani

TEHNIK PEMBUATAN MIE SEHAT. Dr. Sri Handayani TEHNIK PEMBUATAN MIE SEHAT Dr. Sri Handayani Tim PPM Jurusan Pendidikan Kimia FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2013 1 TEHNIK PEMBUATAN MIE SEHAT Dr. Sri Handayani

Lebih terperinci

: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji) I ndonesia merupakan salah satu negara produsen pisang yang penting di dunia, dengan beberapa daerah sentra produksi terdapat di pulau Sumatera, Jawa, Bali, dan N TB. Daerah-daerah ini beriklim hangat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pengolahan Cookies Tepung Beras 4.1.1 Penyangraian Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan pada wajan dan disangrai menggunakan kompor,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kepariwisataan di indonesia kini telah tumbuh dan berkembang menjadi salah satu sumber pendapatan negara karena kekayaan indonesia dalam dunia wisata sangat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahan alternatif (Aboulfalzli et al., 2015). Es krim merupakan produk olahan susu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahan alternatif (Aboulfalzli et al., 2015). Es krim merupakan produk olahan susu 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Es Krim Es krim merupakan produk susu beku yang banyak dikonsumsi masyarakat karena memiliki gizi tinggi dan banyak dikembangkan dari berbagai bahan alternatif (Aboulfalzli

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Syarbini ( 2013 : 15 ), tepung terigu adalah hasil dari

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Syarbini ( 2013 : 15 ), tepung terigu adalah hasil dari BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tepung Terigu 2.1.1 Pengertian Tepung Terigu Menurut Syarbini ( 2013 : 15 ), tepung terigu adalah hasil dari penggilingan biji gandum. Gandum merupakan salah satu tanaman biji-bijian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup saja, tetapi seberapa besar kandungan gizi

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup saja, tetapi seberapa besar kandungan gizi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan bahan pangan bagi manusia bukan hanya sekedar untuk mempertahankan kelangsungan hidup saja, tetapi seberapa besar kandungan gizi bahan makanan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mutu gizi makanan seseorang dapat diperbaiki dengan mengkonsumsi

BAB I PENDAHULUAN. Mutu gizi makanan seseorang dapat diperbaiki dengan mengkonsumsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mutu gizi makanan seseorang dapat diperbaiki dengan mengkonsumsi makanan beranekaragam yang dapat memberikan sumbangan zat gizi yang cukup bagi tubuh, dengan adanya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki potensi di sektor

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki potensi di sektor I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki potensi di sektor pertanian yang cukup besar. Berbagai komoditas pertanian memiliki kelayakan yang cukup baik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jajanan pasar adalah makanan tradisional Indonesia yang diperjual belikan di pasar, khususnya di pasar-pasar tradisional. Atau definisi lain dari jajanan pasar adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti selulosa, hemiselulosa, dan pektin. Karbohidrat pada ubi jalar juga

BAB I PENDAHULUAN. seperti selulosa, hemiselulosa, dan pektin. Karbohidrat pada ubi jalar juga BAB I PENDAHULUAN a. Latar Belakang Kandungan gizi utama pada ubi jalar adalah karbohidrat sebanyak 75-90% berat kering ubi merupakan gabungan dari pati, gula, dan serat seperti selulosa, hemiselulosa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Biskuit merupakan makanan kecil (snack) yang termasuk ke dalam kue kering dengan kadar air rendah, berukuran kecil, dan manis. Dalam pembuatan biskuit digunakan bahan

Lebih terperinci

sampai matang 10. Tuang kembali adonan hijau sampai separuh adonan

sampai matang 10. Tuang kembali adonan hijau sampai separuh adonan Aneka Olahan Kue Tepung Kasava Tepung singkong dapat digunakan dalam pembuatan tepung campuran (composite flour), yakni tepung campuran antara tepung singkong dan tepung terigu. Tepung campuran tersebut

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L) berasal dari Amerika Tengah, pada tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia (Rukmana, 2001). Ubi jalar (Ipomoea

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. muda, apalagi mengetahui asalnya. Bekatul (bran) adalah lapisan luar dari

BAB I PENDAHULUAN. muda, apalagi mengetahui asalnya. Bekatul (bran) adalah lapisan luar dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bekatul tidak banyak dikenal di masyarakat perkotaan, khususnya anak muda, apalagi mengetahui asalnya. Bekatul (bran) adalah lapisan luar dari beras yang terlepas saat

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BIKA SINGKONG Mata Kuliah : Lingkungan Bisnis Kelompok G

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BIKA SINGKONG Mata Kuliah : Lingkungan Bisnis Kelompok G KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BIKA SINGKONG Mata Kuliah : Lingkungan Bisnis Kelompok G Oleh Nama : Akhmad Noor NIM : 11.12.5525 Kelas : SI S1 03 Jurusan : Sistem Informasi SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA

Lebih terperinci

Resep kue basah : kue lumpur, tips dan variasinya

Resep kue basah : kue lumpur, tips dan variasinya Resep kue basah : kue lumpur, tips dan variasinya Kue lumpur merupakan salah satu jajanan pasar yang sangat populer. Jika anda berkunjung ke berbagai wilayah di Indonesia anda akan menemukan dengan mudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Meksiko. Tanaman yang

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Meksiko. Tanaman yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah naga (Hylocereus sp.) merupakan tanaman jenis kaktus yang berasal dari Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Meksiko. Tanaman yang awalnya dikenal sebagai tanaman

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian adalah penelitian eksperimen di bidang Teknologi Pangan. B. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat pembuatan cake rumput laut dan mutu organoleptik

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Umumnya dalam sebuah penelitian diawali dengan identifikasi masalah. hipotesis dan sekaligus untuk menjawab permasalahan penelitian.

I PENDAHULUAN. Umumnya dalam sebuah penelitian diawali dengan identifikasi masalah. hipotesis dan sekaligus untuk menjawab permasalahan penelitian. I PENDAHULUAN Umumnya dalam sebuah penelitian diawali dengan identifikasi masalah berdasarkan latar belakang tertentu. Dengan maksud dan tujuan yang sudah jelas selanjutnya dikembangkan kerangka pemikiran

Lebih terperinci

SUBSTITUSI TEPUNG BIJI NANGKA PADA PEMBUATAN KUE BOLU KUKUS DITINJAU DARI KADAR KALSIUM, TINGKAT PENGEMBANGAN DAN DAYA TERIMA

SUBSTITUSI TEPUNG BIJI NANGKA PADA PEMBUATAN KUE BOLU KUKUS DITINJAU DARI KADAR KALSIUM, TINGKAT PENGEMBANGAN DAN DAYA TERIMA SUBSTITUSI TEPUNG BIJI NANGKA PADA PEMBUATAN KUE BOLU KUKUS DITINJAU DARI KADAR KALSIUM, TINGKAT PENGEMBANGAN DAN DAYA TERIMA Skripsi Ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Karakteristik tepung yang digunakan akan menentukan karakteristik cookies yang

I PENDAHULUAN. Karakteristik tepung yang digunakan akan menentukan karakteristik cookies yang I PENDAHULUAN Cookies merupakan salah satu produk yang banyak menggunakan tepung. Karakteristik tepung yang digunakan akan menentukan karakteristik cookies yang dihasilkan. Tepung kacang koro dan tepung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya terkandung senyawa-senyawa yang sangat diperlukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya terkandung senyawa-senyawa yang sangat diperlukan untuk BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Makanan merupakan kebutuhan pokok bagi setiap manusia, karena didalamnya terkandung senyawa-senyawa yang sangat diperlukan untuk memulihkan dan memperbaiki jaringan

Lebih terperinci

KULIAH LINGKUNGAN BISNIS

KULIAH LINGKUNGAN BISNIS KARYA ILMIAH KULIAH LINGKUNGAN BISNIS BUTELA BOLU KUKUS TEPUNG KETELA DISUSUN OLEH: DINA NAPITA 10.11.3721 S1 TI-2C SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2010 /2011 A. ABSTRAK

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KADAR GLUKOSA DAN UJI ORGANOLEPTIK PRODUK OLAHAN MAKANAN DENGAN BAHAN DASAR KENTANG DAN UBI JALAR

PERBANDINGAN KADAR GLUKOSA DAN UJI ORGANOLEPTIK PRODUK OLAHAN MAKANAN DENGAN BAHAN DASAR KENTANG DAN UBI JALAR PERBANDINGAN KADAR GLUKOSA DAN UJI ORGANOLEPTIK PRODUK OLAHAN MAKANAN DENGAN BAHAN DASAR KENTANG DAN UBI JALAR NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara di Asia yang memiliki lahan pertanian cukup luas dengan hasil pertanian yang melimpah. Pisang merupakan salah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Es krim merupakan makanan padat dalam bentuk beku yang banyak disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga manula. Banyaknya masyarakat yang

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian. dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan bernilai gizi tinggi seperti kacang

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian. dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan bernilai gizi tinggi seperti kacang I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas mengenai : Latar Belakang, Identifikasi Masalah, Maksud dan Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Kerangka Pemikiran, Hipotesis Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Mutu gizi makanan seseorang dapat diperbaiki dengan mengkonsumsi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Mutu gizi makanan seseorang dapat diperbaiki dengan mengkonsumsi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mutu gizi makanan seseorang dapat diperbaiki dengan mengkonsumsi makanan beranekaragam yang dapat memberikan sumber zat gizi yang cukup bagi tubuh, dengan adanya program

Lebih terperinci

kabar yang menyebutkan bahwa seringkali ditemukan bakso daging sapi yang permasalahan ini adalah berinovasi dengan bakso itu sendiri.

kabar yang menyebutkan bahwa seringkali ditemukan bakso daging sapi yang permasalahan ini adalah berinovasi dengan bakso itu sendiri. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bakso adalah makanan yang banyak digemari masyarakat di Indonesia. Salah satu bahan baku bakso adalah daging sapi. Mahalnya harga daging sapi membuat banyak

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian,

I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

23. HASlL OLAHAN TEPUNG UBI JALAR

23. HASlL OLAHAN TEPUNG UBI JALAR Kararnel Susu, Yoghurt Olahan Tepung Ubi Jalac Ebi (udang kering). Keju 23. HASlL OLAHAN TEPUNG UBI JALAR Tepung ubi jalar dapat digunakan sebagai bahan campuran pembuatan kue dan roti gandum. Adapun proses

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dimakan sehari-hari untuk memenuhi

PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dimakan sehari-hari untuk memenuhi 53 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan merupakan bahan-bahan yang dimakan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia yang berfungsi sebagai pemeliharaan, pertumbuhan, kerja dan penggantian jaringan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kurang optimal. Oleh karena itu, pemenuhan zat gizi harus benar benar

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kurang optimal. Oleh karena itu, pemenuhan zat gizi harus benar benar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap makhluk hidup, khususnya manusia pasti membutuhkan zat gizi sebagai penunjang kelancaran pertumbuhan dan perkembangan. Apabila zat gizi yang dibutuhkan tidak

Lebih terperinci

Pastry. Pandu Prabowo Susilo

Pastry. Pandu Prabowo Susilo Pastry Pandu Prabowo Susilo Pengertian Pastry merupakan jenis olahan tepung terigu, lemak dan telur yang melewati proses pemanggangan Pada umumnya pastry bertekstur krispy, adonan tidak kalis. Beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lodeh, sayur asam, sup, dodol, dan juga manisan. Selain itu juga memiliki tekstur

BAB I PENDAHULUAN. lodeh, sayur asam, sup, dodol, dan juga manisan. Selain itu juga memiliki tekstur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini masyarakat masih sedikit memanfaatkan labu kuning sebagai bahan pangan. Hal ini disebabkan masyarakat masih belum mengetahui kandungan gizi yang terdapat

Lebih terperinci

Kue atau yang disebut juga cake merupakan produk bakery yang banyak diminati masyarakat. Dalam membuat kue, ada tiga faktor yang sangat menentukan

Kue atau yang disebut juga cake merupakan produk bakery yang banyak diminati masyarakat. Dalam membuat kue, ada tiga faktor yang sangat menentukan Kue atau yang disebut juga cake merupakan produk bakery yang banyak diminati masyarakat. Dalam membuat kue, ada tiga faktor yang sangat menentukan baik tidaknya kualitas kue yang dihasilkan. Ketiga faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Melalui penganekaragaman pangan didapatkan variasi makanan yang

BAB I PENDAHULUAN. Melalui penganekaragaman pangan didapatkan variasi makanan yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penganekaragaman pangan sangat penting untuk menghindari ketergantungan pada suatu jenis bahan makanan. Penganekaragaman ini dapat memanfaatkan hasil tanaman

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gemuk untuk diambil dagingnya. Sepasang ceker yang kurus dan tampak rapuh,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gemuk untuk diambil dagingnya. Sepasang ceker yang kurus dan tampak rapuh, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ceker ayam Ceker adalah bagian dari tubuh ayam yang berhubungan langsung dengan benda-benda kotor. Meski demikian, tanpa ceker ayam tidak mungkin menjadi gemuk untuk diambil

Lebih terperinci

Resep kue lapis lengkap

Resep kue lapis lengkap Resep kue lapis lengkap Resep kue lapis kali ini komplit banget dari kue basah sampai kue kering. Kue lapis bisa dibilang jajanan pasar tradisional sampai jajanan mall. Kue lapis yang sering dijumpai sebagai

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan sumber daya tanaman umbi-umbian, termasuk aneka

I PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan sumber daya tanaman umbi-umbian, termasuk aneka I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan air) menjadi. ditemui, tetapi KVA tingkat subklinis, yaitu tingkat yang belum

BAB I PENDAHULUAN. (karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan air) menjadi. ditemui, tetapi KVA tingkat subklinis, yaitu tingkat yang belum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan yang sangat mendasar bagi manusia untuk bertahan hidup. Pangan sebagai sumber gizi (karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan air)

Lebih terperinci

1 I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

1 I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian. 1 I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan pangan semakin meningkat dengan bertambahnya. jumlah penduduk. Berbagai jenis pangan diproduksi dengan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan pangan semakin meningkat dengan bertambahnya. jumlah penduduk. Berbagai jenis pangan diproduksi dengan meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan akan pangan semakin meningkat dengan bertambahnya jumlah penduduk. Berbagai jenis pangan diproduksi dengan meningkatkan kuantitas serta kualitasnya untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berarti bagi tubuh. Menurut Dewanti (1997) bahan-bahan pembuat es krim

BAB I PENDAHULUAN. berarti bagi tubuh. Menurut Dewanti (1997) bahan-bahan pembuat es krim BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Es krim adalah sejenis makanan semi padat yang dibuat dengan cara pembekuan tepung es krim atau campuran susu, lemak hewani maupun nabati, gula, dan dengan atau tanpa

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. terigu dari negara Timur Tengah seperti Turki, Srilanka, dan Australia. Impor

PENDAHULUAN. terigu dari negara Timur Tengah seperti Turki, Srilanka, dan Australia. Impor PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang banyak melakukan impor tepung terigu dari negara Timur Tengah seperti Turki, Srilanka, dan Australia. Impor gandum di Indonesia pada tahun 2012

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kue Bolu. Kue bolu merupakan produk bakery yang terbuat dari terigu, gula,

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kue Bolu. Kue bolu merupakan produk bakery yang terbuat dari terigu, gula, II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kue Bolu Kue bolu merupakan produk bakery yang terbuat dari terigu, gula, lemak, dan telur. Menurut Donald (2013), kue bolu merupakan produk yang di hasilkan dari tepung terigu

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Nugget Ayam Bahan pangan sumber protein hewani berupa daging ayam mudah diolah, dicerna dan mempunyai citarasa yang enak sehingga disukai banyak orang. Daging ayam juga merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sayur-sayuran dan buah-buahan adalah jenis komoditi pertanian yang mempunyai

I. PENDAHULUAN. Sayur-sayuran dan buah-buahan adalah jenis komoditi pertanian yang mempunyai I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sayur-sayuran dan buah-buahan adalah jenis komoditi pertanian yang mempunyai sifat mudah rusak. Oleh karena itu memerlukan penanganan pascapanen yang serius

Lebih terperinci

TEPUNG MOCAF SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI TEPUNG TERIGU Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama

TEPUNG MOCAF SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI TEPUNG TERIGU Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama TEPUNG MOCAF SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI TEPUNG TERIGU Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama I. PENDAHULUAN Untuk mengurangi ketergantungan terhadap terigu dan pengembangan pangan yang berbasis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cake merupakan adonan panggang yang dibuat dari empat bahan dasar yaitu tepung terigu, gula, telur dan lemak. Cake banyak digemari masyarakat terutama bagi anak-anak

Lebih terperinci

Proses Pembuatan Roti

Proses Pembuatan Roti Tekno Pangan 8 Agmindusfri, Volume f Nornor6 Roti adalah makanan yang dibuat dari tepung terigu yang diragikan dengan ragi roti dan dipanggang. Ke dalam adonan boleh ditambahkan garam, gula, susu, lemak

Lebih terperinci

ABSTRAK PEMANFAATAN LIMBAH KULIT PISANG SEBAGAI BAHAN OLAHAN KRIPIK DAN KUE DONAT DI DESA BATU MERAH KOTA AMBON

ABSTRAK PEMANFAATAN LIMBAH KULIT PISANG SEBAGAI BAHAN OLAHAN KRIPIK DAN KUE DONAT DI DESA BATU MERAH KOTA AMBON ABSTRAK PEMANFAATAN LIMBAH KULIT PISANG SEBAGAI BAHAN OLAHAN KRIPIK DAN KUE DONAT DI DESA BATU MERAH KOTA AMBON 1 D. Wakano, 2 E. Samson, dan 3 L. D. Tetelepta 1,2,3 Jurusan Biologi Fakultas Matematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berjalan berdampingan. Kedua proses ini menjadi penting karena dapat

BAB I PENDAHULUAN. berjalan berdampingan. Kedua proses ini menjadi penting karena dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua proses yang berjalan berdampingan. Kedua proses ini menjadi penting karena dapat mempengaruhi seseorang di saat mereka dewasa.

Lebih terperinci

MODUL 5 PIZZA IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu pizza ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang lembut, rasa dan aroma khas ikan.

MODUL 5 PIZZA IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu pizza ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang lembut, rasa dan aroma khas ikan. MODUL 5 PIZZA IKAN Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu membuat pizza ikan yang enak, bertekstur lembut dan rasa yang lezat. Indikator Keberhasilan: Mutu pizza ikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Biji nangka merupakan salah satu limbah organik yang belum dimanfaatkan secara optimal, padahal biji nangka memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi yaitu karbohidrat

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I LATAR BELAKANG BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan daerah tropis yang kaya akan hasil sumber daya alam. Salah satu hasilnya adalah umbi-umbian, salah satunya adalah singkong yang mempunyai potensi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN ton (US$ 3,6 juta) (Jefriando, 2014). Salah satu alternatif pemecahan

I. PENDAHULUAN ton (US$ 3,6 juta) (Jefriando, 2014). Salah satu alternatif pemecahan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tepung terigu sangat dibutuhkan dalam industri pangan di Indonesia. Rata-rata kebutuhan terigu perusahaan roti, dan kue kering terbesar di Indonesia mencapai 20 ton/tahun,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan melakukan eksperimen, metode ini ditempuh dalam pembuatan Chiffon cake dengan subtitusi tepung kulit singkong 0%, 5%, 10%,

Lebih terperinci

Hasil dan Perhitungan Uji Penerimaan Produk dari 30 panelis. Kategori penilaian 1 Perpaduan warna bagus, nice. Warna

Hasil dan Perhitungan Uji Penerimaan Produk dari 30 panelis. Kategori penilaian 1 Perpaduan warna bagus, nice. Warna 101 Panelis ke- Hasil dan Perhitungan Uji Penerimaan Produk dari panelis Penilaian Brownies Roll Cake Kacang Hijau Kategori penilaian 1 Perpaduan warna bagus, nice Warna 2 Kurang soft, terlalu Warna mencolok

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kue kering atau yang biasa disebut cookies berasal dari kata koekie atau koekje dalam bahasa Belanda yang artinya small cake. Di Indonesia, cookies dikenal

Lebih terperinci

PENGOLAHAN TALAS. Ir. Sutrisno Koswara, MSi. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan dan Seafast Center IPB 2013

PENGOLAHAN TALAS. Ir. Sutrisno Koswara, MSi. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan dan Seafast Center IPB 2013 PENGOLAHAN TALAS Ir. Sutrisno Koswara, MSi Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan dan Seafast Center IPB 2013 DISCLAIMER This presentation is made possible by the generous support of the American people

Lebih terperinci

Resep Puding - Cara Membuat Puding Istimewa

Resep Puding - Cara Membuat Puding Istimewa Resep Puding - Cara Membuat Puding Istimewa Selain memposting resep puding yang super enak, kami juga akan memberikan tips bagaimana cara membuat puding yang lezat dan istimewa. 1. Wadah yang digunakan

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI

Bab 2 LANDASAN TEORI Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Bahan 2.1.1 Tepung Terigu Gambar 2.1 Tepung Terigu (Segitiga Biru Bogasari) Tepung terigu merupakan salah satu bahan makanan yang paling sering digunakan sebagai bahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kue bolu merupakan kue berbahan dasar tepung terigu dengan penambahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kue bolu merupakan kue berbahan dasar tepung terigu dengan penambahan 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bolu Kukus Kue bolu merupakan kue berbahan dasar tepung terigu dengan penambahan telur dan gula. Terdapat banyak macam kue bolu, misalnya kue tart yang biasa dihidangkan

Lebih terperinci

Pengolahan Sagu (Metroxylon) sebagai Bahan Baku Pembuatan Es Krim

Pengolahan Sagu (Metroxylon) sebagai Bahan Baku Pembuatan Es Krim JURNAL EDUKASI KIMIA e-issn: 2548-7825 p-issn: 2548-4303 Pengolahan Sagu (Metroxylon) sebagai Bahan Baku Pembuatan Es Krim Ainun Mardhiah 1* dan Marlina Fitrika 2 1 Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman nangka (Artocarpus heterophyllus Lamk.) adalah jenis tanaman

I. PENDAHULUAN. Tanaman nangka (Artocarpus heterophyllus Lamk.) adalah jenis tanaman I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman nangka (Artocarpus heterophyllus Lamk.) adalah jenis tanaman tropis yang banyak tumbuh di Indonesia. Tanaman nangka berbuah sepanjang tahun jika dirawat dengan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. 6. Hipotesis Penelitian, dan 7. Waktu dan Tempat Penelitian. keperluan. Berdasarkan penggolongannya tepung dibagi menjadi dua, yaitu

I PENDAHULUAN. 6. Hipotesis Penelitian, dan 7. Waktu dan Tempat Penelitian. keperluan. Berdasarkan penggolongannya tepung dibagi menjadi dua, yaitu I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : 1. Latar Belakang, 2. Identifikasi Masalah, 3. Maksud dan Tujuan Penelitian, 4. Manfaat Penelitian, 5. Kerangka Pemikiran, 6. Hipotesis Penelitian, dan 7. Waktu

Lebih terperinci

4. PEMBAHASAN 4.1. Analisa Kimia

4. PEMBAHASAN 4.1. Analisa Kimia 4. PEMBAHASAN Biskuit adalah salah satu makanan ringan yang disukai oleh masyarakat, sehingga dilakukan penelitian untuk mengembangkan produk biskuit yang lebih sehat. Pembuatan biskuit ini menggunakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pisang adalah tumbuhan berdaun besar memanjang dari famili musaceae dan

I. PENDAHULUAN. Pisang adalah tumbuhan berdaun besar memanjang dari famili musaceae dan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pisang adalah tumbuhan berdaun besar memanjang dari famili musaceae dan merupakan salah satu jenis komoditi holtikultura dalam kelompok buah-buahan yang banyak

Lebih terperinci

NUGGET BANANA SKIN. Disusun oleh: Arnitya S. P. (X MIA 4/03) Theana Leoma (X MIA 4/27) SMA SANTA ANGELA. Jl. MERDEKA NO 24 BANDUNG

NUGGET BANANA SKIN. Disusun oleh: Arnitya S. P. (X MIA 4/03) Theana Leoma (X MIA 4/27) SMA SANTA ANGELA. Jl. MERDEKA NO 24 BANDUNG NUGGET BANANA SKIN Disusun oleh: Arnitya S. P. (X MIA 4/03) Theana Leoma (X MIA 4/27) SMA SANTA ANGELA Jl. MERDEKA NO 24 BANDUNG 2014-2015 LEMBAR PENGESAHAN JUDUL: NUGGET BANANA SKIN Menyetujui, Pembimbing

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Peningkatan permintaan dari pelanggan menuntut bakery dan cake shop semakin meningkatkan lagi produksinya demi memuaskan para pelanggan. Bila dilihat trend

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat, baik perkotaan maupun di pedesaan. Anak-anak dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat, baik perkotaan maupun di pedesaan. Anak-anak dari berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan jajanan sudah menjadi kebiasaan yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat, baik perkotaan maupun di pedesaan. Anak-anak dari berbagai golongan apapun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil umbi-umbian, antara lain

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil umbi-umbian, antara lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara penghasil umbi-umbian, antara lain singkong atau ubi kayu, ubi jalar, ubi talas, dan lain sebagainya. Umbi-umbian merupakan sumber

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pemikiran, 1.6 Hipotesis Penelitian, dan 1.7 Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. Pemikiran, 1.6 Hipotesis Penelitian, dan 1.7 Tempat dan Waktu Penelitian. I PENDAHULUAN Bab ini membahas mengenai : 1.1 Latar Belakang, 1.2 Identifikasi Masalah, 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian, 1.4 Manfaat Penelitian, 1.5 Kerangka Pemikiran, 1.6 Hipotesis Penelitian, dan 1.7

Lebih terperinci

Resep Kue. Resep kue nastar

Resep Kue. Resep kue nastar Resep kue nastar Resep kue nastar memang paling banyak dicari dan dipraktekan pada hari raya idul fitri. Pada lebaran tahun 2012 ini admin masakanmama.com pun tidak ketinggalan untuk membuat kue nastar

Lebih terperinci

Penggolongan minyak. Minyak mineral Minyak yang bisa dimakan Minyak atsiri

Penggolongan minyak. Minyak mineral Minyak yang bisa dimakan Minyak atsiri Penggolongan minyak Minyak mineral Minyak yang bisa dimakan Minyak atsiri Definisi Lemak adalah campuran trigliserida yang terdiri atas satu molekul gliserol yang berkaitan dengan tiga molekul asam lemak.

Lebih terperinci

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi. 1 I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (APTINDO, 2013) konsumsi tepung terigu nasional meningkat 7% dari tahun

BAB I PENDAHULUAN. (APTINDO, 2013) konsumsi tepung terigu nasional meningkat 7% dari tahun BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berdasarkan proyeksi Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (APTINDO, 2013) konsumsi tepung terigu nasional meningkat 7% dari tahun lalu sebesar 5,08 juta ton karena

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Gembili Menurut Nur Richana (2012), gembili diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Plantae ( tumbuh- tumbuhan) Divisio : Magnoliophyta ( tumbuhan berbiji

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian, dan

Lebih terperinci

Coklat. Berikut ini Jenis-jenis coklat yang beredar dipasaran antara lain : 1. Couverture

Coklat. Berikut ini Jenis-jenis coklat yang beredar dipasaran antara lain : 1. Couverture Coklat http://www.superindo.co.id/upload//images/header COKLAT 1(1).jpg http://www.superindo.co.id/upload//images/header COKLAT 2.jpg Produk coklat cukup beraneka ragam. Misalnya, ada coklat susu yang

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Kelapa termasuk dalam famili Palmae,

I PENDAHULUAN. hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Kelapa termasuk dalam famili Palmae, I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya status ekonomi masyarakat dan banyaknya iklan produk-produk pangan menyebabkan perubahan pola konsumsi pangan seseorang. Salah satunya jenis komoditas pangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produk bakery dengan kombinasi bahan pangan lokal Indonesia. diversifikasi pangan dengan memanfaatkan sumber daya pangan lokal.

BAB I PENDAHULUAN. produk bakery dengan kombinasi bahan pangan lokal Indonesia. diversifikasi pangan dengan memanfaatkan sumber daya pangan lokal. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri bakery di tanah air terus berkembang, mulai dari industri roti rumahan hingga outlet modern yang berstatus waralaba dari luar negeri ketat bersaing

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Susu segar menurut Dewan Standardisasi Nasional (1998) dalam Standar

TINJAUAN PUSTAKA. Susu segar menurut Dewan Standardisasi Nasional (1998) dalam Standar II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Susu Kambing Susu segar menurut Dewan Standardisasi Nasional (1998) dalam Standar Nasional Indonesia nomor 01-3141-1998 didefinisikan sebagai cairan yang berasal dari ambing ternak

Lebih terperinci