Proses Pembentukan dan Karakteristik Sinyal Ucapan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Proses Pembentukan dan Karakteristik Sinyal Ucapan"

Transkripsi

1 Proses Pembentukan dan Karakteristik Sinyal Ucapan Oleh : Arry Akhmad Arman Dosen dan Peneliti di Departemen Teknik Elektro ITB aa@lss.ee.itb.ac.id, aa_arman@rocketmail.com Sistem Pembentukan Ucapan Ucapan manusia dihasilkan oleh suatu sistem produksi ucapan yang dibentuk oleh alatalat ucap manusia. Proses tersebut dimulai dengan formulasi pesan dalam otak pembicara. Pesan tersebut akan diubah menjadi perintah-perintah yang diberikan kepada alat-alat ucap manusia, sehingga akhirnya dihasilkan ucapan yang sesuai dengan pesan yang ingin diucapkan. Gambar Foto Sinar X Penampang Alat-Alat Ucap Manusia [Rab93] Gambar 2.11 memperlihatkan foto sinar X penampang alat-alat ucap manusia. Vocal tract pada gambar tersebut ditandai oleh garis putus-putus, dimulai dari vocal cords atau glottis, dan berakhir pada mulut. Vocal tract terdiri dari pharynx (koneksi antara esophagus dengan mulut) dan mulut. Panjang vocal tract pria pada umumnya sekitar 17 cm. Daerah pertemuan vocal tract ditentukan oleh lidah, bibir, rahang, dan bagian

2 belakang langit-langit; luasnya berkisar antara 20 cm 2 sampai dengan mendekati nol. Nasal tract mulai dari bagian belakang langit-langit dan berakhir pada nostrils. Pada keadaan tertentu, suara nasal akan dikeluarkan melalui rongga ini. Gambar 2.12 memperlihatkan model sistem produksi ucapan manusia yang disederhanakan. Pembentukan ucapan dimulai dengan adanya hembusan udara yang dihasilkan oleh paru-paru. Cara kerjanya mirip seperti piston atau pompa yang ditekan untuk menghasilkan tekanan udara. Pada saat vocal cord berada dalam keadaan tegang, aliran udara akan menyebabkan terjadinya vibrasi pada vocal cord dan menghasilkan bunyi ucapan yang disebut voiced speech sound. Pada saat vocal cord berada dalam keadaan lemas, aliran udara akan melalui daerah yang sempit pada vocal tract dan menyebabkan terjadinya turbulensi, sehingga menghasilkan suara yang dikenal sebagai unvoiced sound. Gambar Model Sistem Produksi Ucapan Manusia [Rab93] Ucapan dihasilkan sebagai rangkaian atau urutan komponen-komponen bunyi-bunyi pembentuknya. Setiap komponen bunyi yang berbeda dibentuk oleh perbedaan posisi, bentuk, serta ukuran dari alat-alat ucap manusia yang berubah-ubah selamat terjadinya proses produksi ucapan.

3 2.5.2 Representasi Sinyal Ucapan Sinyal ucapan merupakan sinyal yang berubah terhadap waktu dengan kecepatan perubahan yang relatif lambat. Jika diamati pada selang waktu yang pendek (antara 5 sampai dengan 100 mili detik), karakteristiknya praktis bersifat tetap; tetapi jika diamati pada selang waktu yang lebih panjang karakteristiknya terlihat berubah-ubah sesuai dengan kalimat yang sedang diucapkan. Gambar 2.13 memperlihatkan contoh sinyal ucapan dari suatu kalimat bahasa Inggris It s time yang diucapkan oleh seorang pria. Setiap baris pada gambar tersebut memperlihatkan potongan sinyal selama 100 mili detik, sehingga seluruh gambar tersebut memperlihatkan sinyal ucapan sepanjang 500 mili detik. Gambar Contoh Sinyal Ucapan It s time [Rab93] Ada berbagai cara untuk mengklasifikasikan bagian-bagian atau komponen sinyal ucapan. Salah satu cara yang sederhana adalah dengan cara mengklasifikasikannya menjadi tiga keadaan yang berbeda, yaitu (1) silence (S), keadaan pada saat tidak ada ucapan yang diucapkan; (2) unvoiced (U), keadaan pada saat vocal cord tidak melakukan vibrasi, sehingga suara yang dihasilkan bersifat tidak periodic atau bersifat random; (3) voiced (V), keadaan pada saat terjadinya vibrasi pada vocal cord, sehingga menghasilkan suara yang bersifat kuasi periodik.

4 Pada gambar 2.13 di atas sudah tercantum label-label S, U dan V yang dapat mempermudah untuk mengamati perbedaan keadaan-keadaan tersebut. Baris pertama serta awal baris kedua ditandai dengan S, artinya bagian tersebut merepresentasikan keadaan diam dimana pembicara belum mengucapkan apapun. Amplituda kecil yang tampak pada perioda tersebut merupakan noise latar belakang yang ikut terekam. Suatu perioda singkat unvoiced (U) tampak mendahului vocal pertama dalam kata It. Selanjutnya diikuti oleh daerah voiced (V) yang cukup panjang, merepresentasikan vokal i. Berikutnya diikuti oleh daerah unvoiced (U) yang merepresentasikan daerah pelemahan pengucapan i. Setelah itu diikuti oleh silence (S) yang merupakan bagian dari fonem t, dan seterusnya. Dari contoh tersebut jelas bahwa segmentasi ucapan menjadi S, U dan V tidak bersifat eksak, artinya ada daerah-daerah yang tidak dapat dikategorikan dengan tegas ke dalam salah satu dari tiga kategori tersebut. Salah satu penyebabnya adalah perubahan dari keadaan-keadaan alat ucap manusia yang tidak bersifat diskrit dari satu keadaan ke keadaan lainnya, sehingga bunyi transisi dari satu segmen ke segmen lainnya menghasilkan bentuk yang tidak mudah ditentukan. Selain itu, ada segmen-segmen ucapan yang mirip atau bahkan mengandung silence didalamnya. Representasi sinyal dalam diagram waktu terhadap amplituda seperti gambar sebelumnya seringkali tidak cukup untuk mendapatkan besaran-besaran kuantitatif yang efektif untuk melakukan analisis dari suatu ucapan. Untuk melakukan analisis sinyal ucapan, lebih sering digunakan representasi spektral menggunakan spektogram seperti terlihat pada Gambar Dengan menggunakan spektogram, dapat diidentifikasikan komponenkomponen frekuensi dari suatu segmen ucapan. Segmen ucapan yang bentuknya mirip pada domain waktu lebih mudah dibedakan pada spektogram dengan cara melihat perbedaan komponen frekuensinya.

5 Gambar Spektogram Pita Lebar, Spektogram Pita Sempit dan Amplituda Ucapan dari kalimat Every Salt Breeze Comes From Sea [Rab93] Spektogram dibedakan menjadi spektogram pita lebar (wideband spectogram) dan spektogram pita sempit (narrowband spectogram). Spektogram pita lebar adalah analisis spectral pada suatu interval sepanjang 15 mili detik menggunakan filter dengan lebar pita 125 Hz serta analisis detail yang dilakukan setiap 1 mili detik. Spektogram pita sempit adalah analisis spectral pada suatu interval sepanjang 50 mili detik menggunakan filter dengan lebar pita 40 Hz serta analisis detail yang dilakukan setiap 1 mili detik. Spektogram pita lebar dapat digunakan untuk melihat komponen-komponen frekuensi utama dari suatu ucapan dengan jelas, seperti terlihat pada gambar paling atas dari gambar 2.14 tersebut. Sebagian komponen frekuensi yang tidak dominan menjadi tidak terlihat pada spektogram pita lebar. Untuk melihat komponen-komponen frekuensi yang lebih rinci dilakukan menggunakan spektogram pita sempit, seperti yang terlihat pada gambar kedua dari atas pada Gambar 2.14 Dalam kegiatan penelitian dan pengembangan sistem TTS, analisis spektral diantaranya digunakan untuk melakukan segmentasi komponen-komponen sinyal ucapan, indetifikasi

6 komponen frekuensi segmen ucapan, serta analisis frekuensi dasar yang diperlukan untuk analisis intonasi ucapan Karakteristik Sinyal Ucapan Unit bunyi terkecil yang dapat dibedakan oleh manusia disebut fonem. Suatu ucapan kata atau kalimat pada prinsipnya dapat dilihat sebagai urutan fonem. Himpunan fonem yang ada dalam suatu bahasa berbeda-beda. Setiap fonem disimbolkan dengan suatu simbol yang unik. Saat ini ada beberapa standar cara penamaan fonem yang berlaku [Rab93], diantaranya adalah standar (1) IPA (International Phonetic Alphabet) 1, (2) ARPABET, serta (3) SAMPA. Tabel 2.1 memperlihatkan daftar fonem bahasa Inggris-Amerika serta representasinya dalam simbol-simbol IPA serta ARPABET. Tabel 2.1 Fonem-fonem Bahasa Inggris-Amerika dalam standar IPA dan ARPABET [Rab93] 1 Sistem abjad yang disusun oleh l Association Phonetique Internationale pada 1897 atas prakarsa Otto Jespersen, dengan tujuan supaya orang dapat belajar dan merekam lafal perbagai bahasa secara cermat dan menghindari ketikakonsistenan; didasarkan pada huruf Latin dengan berbagai tambahan [Yus98]

7 Setiap fonem memiliki ciri-ciri yang berbeda. Gambar 2.15 memperlihatkan daftar fonem serta pengkalisifikasiannya untuk bahasa Inggris-Amerika. Gambar Daftar dan Klasifikasi Fonem Bahasa Inggris-Amerika [Rab93]

8 Vokal Sinyal ucapan vokal memiliki bentuk kuasi periodik seperti terlihat pada Gambar Setiap vokal mempunyai komponen frekuensi tertentu yang membedakan karakter satu fonem vokal dengan fonem vokal lainnya, seperti terlihat pada spektogram Gambar Fonem vokal Bahasa Inggris mencakup fonem-fonem /IY/, /IH/, /EH/, /AE/, /AA/, /ER/, /AH/, /AX/, /AO/, /UW/, /UH/, dan /OW/. Penelitian untuk mengidentifikasikan karakteristik fonem-fonem vokal Bahasa Indonesia pernah dilakukan dan dipublikasikan oleh Arry Akhmad Arman pada tahun 1999 [Arm99]. Gambar Bentuk Sinyal Ucapan Vokal Bahasa Inggris [Rab93]

9 Gambar 2.17 Spektogram Sinyal Ucapan Vokal Bahasa Inggris [Rab93] Diftong Diftong pada prinsipnya adalah dua fonem vokal yang berurutan dan diucapkan tanpa jeda. Fonem diftong Bahasa Inggris mencakup /AY/, /OY/, /AW/, dan /EY/. Karakteristik diftong mirip dengan karakteristik fonem-fonem vokal pembentuknya disertasi bentuk transisinya. Gambar Spektogram Sinyal Ucapan Diftong Bahasa Inggris [Rab93]

10 Gambar Contoh Sinyal dan Spektogram Konsonan Nasal Bahasa Inggris [Rab93] Konsonan Nasal Konsonan nasal dibangkitkan dengan eksitasi glotal dan vocal tract mengerut total pada beberapa titik tertentu sepanjang lintasan pengucapan. Bagian belakang langit-langit merendah, sehingga udara mengalir melalui nasal tract dengan suara yang dipancarkan melalui lubang hidung. Konsonan nasal Bahasa Inggris adalah /M/, /N/, dan /NX/. Contoh bentuk sinyal ucapan serta spektogramnya dapat dilihat pada Gambar Konsonan Frikatif Konsonen frikatif pada prinsipnya dapat dibedakan menjadi frikatif unvoiced serta voiced. Fonem Bahasa Inggris yang termasuk frikatif unvoiced adalah /F/, /TH/, /S/, dan /SH/, sedangkan yang termasuk frikatif voiced adalah /V/, /Z/, dan /ZH/. Frikatif unvoiced dibentuk dengan suatu eksitasi terhadap vocal tract dengan suatu aliran udara yang tetap, sehingga menyebabkan turbulensi di daerah yang mengkerut dalam vocal tract. Frikatif voiced agak berbeda dengan frikatif unvoiced. Pada frikatif voiced, suara dihasilkan oleh dua sumber eksitasi. Sumber eksitasi lainnya adalah glotis. Gambar Contoh Sinyal dan Spektogram Konsonan Frikatif Bahasa Inggris [Rab93]

11 Konsonan Stop Seperti konsonan frikatif, konsonen stop dapat dibedakan menjadi konsonan stop unvoiced serta voiced. Konsonan stop memiliki bentuk yang berbeda dengan konsonankonsonan lainnya. Konsonan ini memperlihatkan pola transient dan tidak kontinyu. Konsonan ini dibentuk dengan cara memberikan tekanan pada kondisi pengerutan total di bagian rongga mulut tertentu, dan segera diikuti dengan pelemasan. Untuk fonem /B/ pengerutan terjadi di bibir, untuk fonem /D/ pengerutan terjadi di belakang gigi depan, sedangkan untuk fonem /G/ pengerutan terjadi di sekitar bagian belakang langit-langit. Selama perioda total pengerutan terjadi, tidak ada suara yang dikeluarkan dari mulut, sehingga fonem ini selalu mengandung bagian yang menyerupai silence. Fonem Bahasa Inggris yang termasuk konsonan stop unvoiced adalah /P/, /T/, dan /K/, sedangkan yang termasuk konsonan stop voiced adalah /B/, /D/, dan /G/. Gambar Contoh Sinyal dan Spektogram Konsonan Stop Bahasa Inggris [Rab93]

Analisa Gerakan Manusia Pada Video Digital

Analisa Gerakan Manusia Pada Video Digital Analisa Gerakan Manusia Pada Video Digital Abstrak - Pengenalan cara bergerak tubuh manusia (human motion) dari video stream memiliki beberapa aplikasi dalam video surveillance (pengawasan), dunia hiburan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Latin bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Latin bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Alat Peraga 1. Pengertian alat peraga (media) Alat peraga bisa dikatakan sebagai media, media berasal dari bahasa Latin bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti

Lebih terperinci

petunjuk teknis Penataan Batas Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil

petunjuk teknis Penataan Batas Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil petunjuk teknis Penataan Batas Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil DIREKTORAT KONSERVASI KAWASAN DAN JENIS IKAN DIREKTORAT JENDERAL KELAUTAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL KEMENTERIAN

Lebih terperinci

Prinsip Dasar Pengukuran Radiasi

Prinsip Dasar Pengukuran Radiasi Prinsip Dasar Pengukuran Radiasi Latar Belakang Radiasi nuklir tidak dapat dirasakan oleh panca indera manusia oleh karena itu alat ukur radiasi mutlak diperlukan untuk mendeteksi dan mengukur radiasi

Lebih terperinci

BAB 8 ALAT UKUR DAN PENGUKURAN LISTRIK

BAB 8 ALAT UKUR DAN PENGUKURAN LISTRIK BAB 8 ALAT UKUR DAN PENGUKURAN LISTRIK Daftar Isi : 8.1. Alat Ukur Listrik... 8-2 8.2. Sistem Satuan... 8-3 8.3. Ukuran Standar Kelistrikan... 8-4 8.4. Sistem Pengukuran... 8-4 8.5. Alat Ukur Listrik Analog...

Lebih terperinci

BAB 8 ALAT UKUR DAN PENGUKURAN LISTRIK

BAB 8 ALAT UKUR DAN PENGUKURAN LISTRIK BAB 8 ALAT UKUR DAN PENGUKURAN LISTRIK 8.1 Alat Ukur Listrik Untuk mengetahui besaran listrik DC maupun AC seperti tegangan, arus, resistansi, daya, faktor kerja, dan frekuensi kita menggunakan alat ukur

Lebih terperinci

KETERAMPILAN PROSES DALAM IPA

KETERAMPILAN PROSES DALAM IPA SUPLEMEN UNIT 1 KETERAMPILAN PROSES DALAM IPA Mintohari Suryanti Wahono Widodo PENDAHULUAN Dalam modul Pembelajaran IPA Unit 1, Anda telah mempelajari hakikat IPA dan pembelajarannya. Hakikat IPA terdiri

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR KOMPRESI GAMBAR. berupa foto, bersifat analog berupa sinyal-sinyal video seperti gambar pada monitor

BAB II TEORI DASAR KOMPRESI GAMBAR. berupa foto, bersifat analog berupa sinyal-sinyal video seperti gambar pada monitor BAB II TEORI DASAR KOMPRESI GAMBAR 2.1 Pendahuluan Citra adalah suatu representasi (gambaran), kemiripan, atau imitasi dari suatu objek. Citra sebagai keluaran suatu sistem perekaman data dapat bersifat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Variabel X (media kartu gambar) 1. Pengertian media Kata media berasal dari Bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam Bahasa Arab,

Lebih terperinci

BBM 11 LISTRIK DINAMIS PENDAHULUAN

BBM 11 LISTRIK DINAMIS PENDAHULUAN BBM 11 LISTRIK DINAMIS PENDAHULUAN Bahan Belajar Mandiri (BBM) ini merupakan BBM kesebelas dari mata kuliah Konsep Dasar Fisika untuk SD yang menjelaskan tentang konsep arus listrik dan rangkaian listrik.

Lebih terperinci

Peta, Atlas, dan Globe

Peta, Atlas, dan Globe Bab 6 Sumber: Microsof Encarta, 2008 Peta, Atlas, dan Globe Setelah mempelajari bab ini kalian diharapkan dapat: menyebutkan pengertian peta, atlas dan globe membuat sketsa dan peta wilayah yang menggambarkan

Lebih terperinci

Pendahuluan. Angka penting dan Pengolahan data

Pendahuluan. Angka penting dan Pengolahan data Angka penting dan Pengolahan data Pendahuluan Pengamatan merupakan hal yang penting dan biasa dilakukan dalam proses pembelajaran. Seperti ilmu pengetahuan lain, fisika berdasar pada pengamatan eksperimen

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN. Penempatan Fasilitas Perlengkapan Jalan

DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN. Penempatan Fasilitas Perlengkapan Jalan DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN Panduan Penempatan Fasilitas Perlengkapan Jalan Panduan Penempatan Fasilitas Perlengkapan Jalan

Lebih terperinci

UNIT9 HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN. Masrinawatie AS. Pendahuluan

UNIT9 HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN. Masrinawatie AS. Pendahuluan UNIT9 HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN Masrinawatie AS Pendahuluan P endapat yang mengatakan bahwa mengajar adalah proses penyampaian atau penerusan pengetahuan sudah ditinggalkan

Lebih terperinci

Oleh : Yustiana K2303068

Oleh : Yustiana K2303068 PENGGUNAAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA SMA TAHUN AJARAN 2006/2007 Oleh : Yustiana K2303068 Skripsi Ditulis dan

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN PENATAAN BATAS KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL

PEDOMAN PELAKSANAAN PENATAAN BATAS KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL PEDOMAN PELAKSANAAN PENATAAN BATAS KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL i ii iii KATA PENGANTAR P enetapan sebuah kawasan sebagai kawasan konservasi perairan pesisir dan pulau-pulau

Lebih terperinci

STUDI PRAKTEK ESTIMASI BIAYA TIDAK LANGSUNG PADA PROYEK KONSTRUKSI

STUDI PRAKTEK ESTIMASI BIAYA TIDAK LANGSUNG PADA PROYEK KONSTRUKSI Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010 STUDI PRAKTEK ESTIMASI BIAYA TIDAK LANGSUNG PADA PROYEK KONSTRUKSI Biemo W. Soemardi 1 dan Rani G. Kusumawardani 2 1 Kelompok Keahlian

Lebih terperinci

Tata cara perencanaan, pemasangan dan pengujian sistem deteksi dan alarm kebakaran untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung.

Tata cara perencanaan, pemasangan dan pengujian sistem deteksi dan alarm kebakaran untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung. Kembali SNI 03-3985-2000 Tata cara perencanaan, pemasangan dan pengujian sistem deteksi dan alarm kebakaran untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung. 1. Ruang lingkup. 1.1. Standar ini mencakup

Lebih terperinci

Dr. Supriyadi, M.Pd EVALUASI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA. Penerbit:

Dr. Supriyadi, M.Pd EVALUASI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA. Penerbit: Dr. Supriyadi, M.Pd i EVALUASI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA ISBN: 978-979-1340-60-1 Penerbit: UNG Press Gorontalo ii KATA PENGANTAR Evaluasi bukanlah merupakan sebuah unsur tunggal dalam pembelajaran.

Lebih terperinci

Bab 2 Pengenalan Tentang Sistem

Bab 2 Pengenalan Tentang Sistem Bab 2 Pengenalan Tentang Sistem Tujuan: Siswa mampu menggambarkan konsep dasar sebuah sistem, sifat-sifat dasar sistem dan pengertian sistem waktu diskrit. Siswa mampu membedakan sistem waktu kontinyu

Lebih terperinci

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Islam Indonesia Yogyakarta Pedoman Tugas Akhir

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Islam Indonesia Yogyakarta Pedoman Tugas Akhir Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Islam Indonesia Yogyakarta Pedoman Tugas Akhir JURUSAN TEKNIK SIPIL i KATA PENGANTAR Tugas akhir merupakan karya ilmiah mahasiswa pada tingkat akhir program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi untuk mengetahui besarnya dana yang harus disediakan untuk sebuah

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi untuk mengetahui besarnya dana yang harus disediakan untuk sebuah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Estimasi biaya memegang peranan penting dalam penyelenggaraan proyek konstruksi. Kegiatan estimasi adalah salah satu proses utama dalam proyek konstruksi untuk mengetahui

Lebih terperinci

MODEL PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI PESERTA DIDIK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

MODEL PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI PESERTA DIDIK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MODEL PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI PESERTA DIDIK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA 2014

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PERENCANAAN DAN PENYUSUNAN PROGRAM JALAN KABUPATEN

PETUNJUK TEKNIS PERENCANAAN DAN PENYUSUNAN PROGRAM JALAN KABUPATEN SK No. 77 / KPTS / Db / 1990 PETUNJUK TEKNIS PERENCANAAN DAN PENYUSUNAN PROGRAM JALAN KABUPATEN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DAFTAR ISI Halaman 1. MAKSUD DAN TUJUAN... 1 1.1

Lebih terperinci

BAGIAN I PENDAHULUAN. menunjukkan keragaman, baik format maupun urutan penulisannya.

BAGIAN I PENDAHULUAN. menunjukkan keragaman, baik format maupun urutan penulisannya. BAGIAN I PENDAHULUAN 1.1 Pengantar Bagi mahasiswa D3 bidang kesehatan yang akan mengakhiri studi diwajibkan menulis thesis, skripsi atau karya tulis ilmiah (KTI) sesuai dengan standar penulisan ilmiah,

Lebih terperinci

MENGELOLA PROGRAM PELATIHAN

MENGELOLA PROGRAM PELATIHAN MENGELOLA PROGRAM PELATIHAN Oleh : Drs. Wiyoto, MT Tatang Rahmat, S.Pd Mengelola program pelatihan, secara sepintas tampaknya sesuatu hal yang sederhana. Namun bila dicermati, membutuhkan suatu penanganan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dalam pencapaian Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. dalam pencapaian Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) adalah 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Buku Ajar 1. Definisi Buku Ajar Salah satu komponen sistem pembelajaran yang memegang peranan penting dalam pencapaian Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) adalah

Lebih terperinci

STATISTIKA DASAR. Oleh : Y. BAGUS WISMANTO

STATISTIKA DASAR. Oleh : Y. BAGUS WISMANTO STATISTIKA DASAR Oleh : Y. BAGUS WISMANTO FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 007 DAFTAR ISI Halaman I. PENDAHULUAN A. Apa Statistika Itu? B. Pentingnya Penguasaan terhadap Statistika

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 24 TAHUN 2012 TENTANG SATU DATA PEMBANGUNAN JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 24 TAHUN 2012 TENTANG SATU DATA PEMBANGUNAN JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 24 TAHUN 2012 TENTANG SATU DATA PEMBANGUNAN JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mendukung perencanaan

Lebih terperinci