HARI AZWAR 2007/89552

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HARI AZWAR 2007/89552"

Transkripsi

1 1 KONTRIBUSI KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP PRESTASI RENANG GAYA DADA 100 METER ATLET PERKUMPULAN RENANG TIRTA KALUANG PADANG SKRIPSI Diajukan Sebagai Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Strata 1 Di Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang Oleh : HARI AZWAR 2007/89552 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN JURUSAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2 2

3 3

4 4 ABSTRAK Kontribusi Kekuatan Otot Tungkai Terhadap Prestasi Renang Gaya Dada 100 Meter Atlet Perkumpulan Renang Tirta Kaluang Padang. OLEH : Hari Azwar. Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya Prestasi Renang Gaya Dada 100 Meter Atlet Perkumpulan Renang Tirta Kaluang Padang. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan teknik analisis korelasional yang dilanjutkan dengan menghitung besarnya kontribusi Kekuatan Otot Tungkai terhadap Prestasi Renang Gaya Dada 100 Meter Atlet Perkumpulan Renang Tirta Kaluang Padang. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh atlet Perkumpulan Renang Tirta Kalung Padang 2011 yang berjumlah sebanyak 32 orang, dengan rincian 22 orang putera dan 10 orang puteri. Penentuan sampel secara purposive sampling, yaitu dengan menetapkan hanya atlet putera saja yang berjumlah 22 orang. Pengambilan data dilakukan dengan cara mengukur Kekuatan Otot Tungkai melalui tes half squat jump. Selanjutnya, Prestasi Renang Gaya Dada 100 Meter melalui tes Kemampuan Renang Gaya Dada 100 meter. Hipotesis penelitian yaitu Kekuatan Otot Tungkai Berkontribusi terhadap Prestasi Renang Gaya Dada 100 meter. Analisis data dan pengujian hipotesis penelitian menggunakan teknik analisis korelasi sederhana dan dilanjutkan dengan koefisien determinasi pada taraf signifikan α = 0,05. Hasil analisis data menunjukkan bahwa Kekuatan Otot Tungkai memberikan kontribusi sebesar 57,3% terhadap Prestasi Renang Gaya Dada 100 Meter. Kata Kunci: Kekuatan Otot Tungkai dan Prestasi Renang Gaya Dada 100 Meter. i

5 5 KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Kontribusi Kekuatan Otot Tungkai Terhadap Prestasi Renang Gaya Dada 100 Meter Atlet PR. Tirta Kaluang Padang. Skripsi penelitian ini dibuat untuk melengkapi persyaratan guna memperoleh gelar sarjana pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Padang (UNP). Penulis menyadari skripsi ini masih banyak kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan. Dalam penyusunan skripsi penelitian ini penulis banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan baik moril maupun materil dari berbagai pihak. Untuk itu melalui ini penulis menyampaikan terima kasih kepada : 1. Bapak Drs. Arsil, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan yang telah memberikan berbagai kemudahan sehingga penulis dapat mengikuti perkuliahan dengan baik sampai akhirnya menyelesaikan skripsi ini. 2. Bapak Drs. Maidarman, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan, yang telah membantu terselenggaranya segala bentuk administratif dalam penyelesaian skripsi ini. 3. Bapak Prof. Dr. Drs. Imam Sodikoen, M.Pd selaku Pembimbing I dan Drs. Maidarman, M.Pd selaku Pembimbing II, yang telah memberikan bimbingan, arahan, dorongan yang diberikan kepada penulis sehingga skripsi ini terselesaikan sesuai dengan rencana. ii

6 6 4. Bapak Drs. Hermanzoni, M.Pd, Padli S,Si. M,Pd dan Drs. M Ridwan selaku tim penguji, yang telah memberikan kontribusi dalam ujian skripsi ini. 5. Bapak/Ibu Staf Pengajar Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang, yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama perkuliahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 6. Rekan-rekan mahasiswa FIK UNP, yang telah memberikan motivasi selama penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 7. Kepada orang tua ( Ibu), yang telah memberikan dorongan dan do a sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu, semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal dan skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Padang, maret 2012 Penulis iii

7 7 DAFTAR ISI HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... i ii iv vi DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR LAMPIRAN... ix BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Identifikasi Masalah... 6 C. Pembatasan Masalah... 7 D. Perumusan Masalah... 7 E. Tujuan Penelitian... 8 F. Manfaat Hasil Penelitian... 8 BAB II. KERANGKA TEORITIS A. Kajian Teori Hakikat Prestasi Renang Gaya Dada 100 Meter Hakikat Kekuatan Otot Tungkai B. Kerangka Konseptual C. Pertanyaan Penelitian iv

8 8 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian B. Waktu dan Tempat Penelitian C. Populasi dan Sampel D. Defenisi Operasional E. Jenis dan Sumber Data F. Teknik Pengumpulan Data G. Instrumen Penelitian H. Teknik Analisis Data BAB IV. HASIL PENELITIAN A. Deskriptif Data B. Pengujian Persyaratan Analisis C. Pengujian Hipotesis D. Pembahasan BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran-saran DAFTAR PUSTAKA v

9 9 DAFTAR TABEL Tabel 1. Populasi Penelitian Tabel 2. Sampel Penelitian Tabel 3. Tenaga Pelaksana Tes Tabel 4. Distribusi Frekuensi Kekuatan Otot Tungkai (X) Tabel 5. Distribusi Frekuensi Prestasi Renang Gaya Dada 100 Meter (Y) Tabel 6. Rangkuman Uji Normalitas Sebaran Data Dengan Uji Liliefors Tabel 7. Anava untuk Pengujian Signifikansi dan Linearitas Regresi Tabel 8. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Sederhana dan Koefisien Determinan Kekuatan Otot Tungkai (X) Terhadap Prestasi Renang Gaya Dada 100 Meter (Y) vi

10 10 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Gambar 2. Gambar 3. Gambar 4. Gambar 5. Gambar 6. Gambar 7. Gambar 8. Gambar 9. Macam-macam hambatan sewaktu perenang melakukan renang gaya dada 100 meter Gerakan renang gaya dada Kaki lurus ke belakang, lengan lurus ke depan, dengan telapak tangan miring ke luar dan kepala kira-kira 80% masuk ke dalam air Gerakan renang gaya dada Kaki masih lurus ke belakang, kedua tangan mulai dibuka ke samping selebar bahu Gerakan renang gaya dada Kaki tetap lurus, kedua tangan mulai munarik. Jarak antara kedua tangan sudah lebih lebar dari bahu dan telapak tangan menghadap ke belakang. Nafas dikeluarkan dan gelembung- gelembung udara ke luar dari mulut dan hidung Gerakan renang gaya dada Siku-siku mulai dibengkokkan dan lengan berputar, tangan menarik dengan kuat Gerakan renang gaya dada telapak tangan mulai diputar ke dalam, dan kepala mulai terangkat sedikit Gerakan renang gaya dada Mengambil nafas dilakukan pada saat tangan siap didorong ke depan Gerakan renang gaya dada Pengambilan nafas telah selesai dan mulut sudah tertutup. Tangan mulai digerakkan ke depan Gerakan renang gaya dada Leher dilemaskan untuk merendahkan kepala ke dalam air kembali kaki ditarik ke pantat sedangkan lengan terus bergerak ke depan sebagai akibat diluruskannya siku-siku Gambar 10. Gerakan renang gaya dada Kepala terus menunduk karena pengandoran dari leher. Kaki berada dalam posisi plantarflexed dan lengan mendekati penyelesaian lurus Gambar 11. Gerakan renang gaya dada Kaki ditendangkan ke belakang melingkar. Nafas diatur dengan baik sampai tarikan tangan yang berikutnya dimulai Gambar 12. Gerakan renang gaya dada Seperti nomor 10, kaki mulai merapat vii

11 11 Gambar 13. Gerakan renang gaya dada Lengan sudah lurus, perenang menyalesaikan tendangannya dan memusatkan perhatiannya pada keseimbangan badannya agar terbentang lurus horizontal. Selanjutnya kembali dari sikap permulaan Gambar 14. Struktur otot tungkai Gambar 15. Kontribusi kekuatan otot tungkai terhadap prestasi renang gaya dada 100 meter Gambar 16. Bentuk pelaksanaan tes prestasi renang gaya dada 100 meter Gambar 17. Bentuk pelaksanaan pengukuran kekuatan otot tungkai dengan tes half squad jump Gambar 18. Histogram Kekuatan Otot Tungkai (X) Gambar 19. Histogram Prestasi Renang Gaya Dada 100 Meter (Y) Gambar 20. Diagram Garis Regresi Ŷ = 3, ,13 X viii

12 12 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Data Mentah Lampiran 2. Uji Normalitas Sebaran Data Lampiran 3. Pengolahan Data Mentah Dengan T-Score Lampiran 4. Analisis Korelasi Sederhana Lampiran 5. Analisis Pengujian Linearitas dan Keberartian Regresi Lampiran 6. Dokumentasi Penelitian Lampiran 7. Surat Izin Penelitian Lampiran 8. Surat Balasan Izin Penelitian ix

13 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga adalah segala kegiatan yang sistematis untuk mendorong, membina, serta mengembangkan potensi jasmani, rohani, dan sosial. Pada masa sekarang, olahraga bukan semata-mata kegiatan individu, tetapi sudah berkembang menjadi olahraga prestasi. Olahraga prestasi adalah olahraga yang membina dan mengembangkan olahragawan secara terencana, berjenjang, dan berkelanjutan melalui kompetisi untuk mencapai prestasi dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan. Dalam UU. RI No. 3 Tahun 2005 pasal 27 ayat 4 tentang sistem keolahragaan Nasional dijelaskan bahwa Pembinaan dan pengembangan olahraga prestasi dilaksanakan dengan memberdayakan perkumpulan olahraga, menumbuhkembangkan sentral pembinaan olahraga yang bersifat nasional dan daerah, dan menyelenggarakan kompetisi secara berjenjang dan berkelanjutan. Salah satu olahraga yang dimaksudkan dari kutipan di atas adalah olahraga renang. Olahraga renang merupakan salah satu cabang olahraga kompetitif yang telah cukup lama diperlombakan oleh masyarakat dunia, baik dalam event Olympiade Games, Asian Games maupun kejuaraan dunia. Di Indonesia, olahraga renang diperlombakan dalam event Kejuaraan Renang Antar Perkumpulan Seluruh Indonesia (Krapsi), Pekan Olahraga Provinsi (Porprov), maupun Pekan Olahraga Nasional (PON). Penerapan Ilmu 1

14 2 Pengetahuan dan Teknologi dalam rangka pendekatan ilmiah pada olahraga renang sebaiknya dilaksanakan secara konsisten sesuai dengan kondisi yang ada dan tidak terlepas dari dilakukannya pembinaan olahraga prestasi. Tujuan dilakukannya pembinaan prestasi dalam olahraga renang secara ilmiah sudah seharusnya menjadi landasan dalam proses pembibitan dan pembinaan atlet dari suatu program untuk mencapai prestasi tinggi, baik yang bersifat nasional maupun daerah, serta menyelenggarakan kompetisi secara berjenjang dan berkelanjutan. Pembinaan olahraga renang prestasi secara berjenjang mempunyai implikasi terhadap pentingnya evaluasi yang harus dilaksanakan secara berkala sejak tahap penjaringan atlet sampai dengan tahap akhir pelaksanaan program latihan dan prestasi tinggi yang dicapai. Sumatera Barat khususnya kota Padang merupakan Ibu Kota Propinsi yang merupakan pusat pembinaan olahraga renang prestasi. Pembinaan olahraga renang prestasi dilakukan pada klub-klub dan perkumpulan renang dengan tujuan dapat melahirkan atlet-atlet renang yang dapat mencapai prestasi maksimal. Salah satu perkumpulan renang yang dimaksudkan adalah Perkumpulan Renang Tirta Kaluang Padang yang aktif melakukan pembinaan terhadap olahraga renang sejak tahun Renang merupakan olahraga terukur. Oleh karena itu, kemampuan renang seseorang dilihat berdasarkan kecepatan waktu tempuh renangnya. Kemudian, di dalam perlombaan renang dikenal dengan empat macam gaya, yaitu renang gaya dada, gaya bebas, gaya punggung dan gaya kupu-kupu. Pada saat mengikuti perlombaan renang akan menempuh suatu jarak tertentu,

15 3 maka masing-masing gaya memiliki nomor yang diperlombakan sesuai dengan jarak renang yang ditempuh. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi prestasi renang, khususnya pada renang gaya dada nomor 100 meter. Secara garis besar faktor yang dapat mempengaruhi prestasi renang gaya dada nomor 100 meter adalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri atlet itu sendiri dengan segala kemampuan atau potensi yang dimilikinya secara terpadu baik kemampuan fisik, teknik, taktik, dan kemampuan mentalnya. Sedangkan yang dimaksud dengan faktor eksternal adalah faktor yang mempengaruhi prestasi yang berasal dari luar diri atlet, atau dari luar potensi yang dimiliki atlet. Faktor internal yang lebih dominan menentukan prestasi atlet adalah faktor kondisi fisik dan teknik yang dimiliki atlet, seperti Kekuatan Otot Tungkai dan teknik renang gaya daa 100 meter. Peranan otot tubuh merupakan peranan otot-otot yang digunakan untuk bergerak dalam renang dan melibatkan kondisi fisik atlet itu sendiri, seperti kekuatan otot kaki serta didukung oleh bentuk postur tubuh yang ideal dalam olahraga renang itu sendiri. Pada nomor ini sangat membutuhkan kemampuan Kekuatan Otot Tungkai, karena gerakan dalam renang gaya dada memiliki resistensi yang paling besar dibandingkan dengan gaya renang yang lainnya, sehingga menyebabkan tungkai kaki harus bekerja lebih kuat dan aktif untuk mendapatkan prestasi renang yang lebih baik. Kesalahan dalam posisi tangan,

16 4 kepala atau kaki dapat membuat seorang perenang didiskualifikasi sehingga mempengaruhi kemampuan mentalnya. Lebih lanjut, atlet yang memiliki kemampuan otot-otot tubuh untuk dapat berkontraksi berturut-turut secara maksimum dapat mempertahankan teknik renang dengan baik secara efektif dan efisien, maka dikatakan atlet tersebut memiliki prestasi renang gaya dada 100 meter yang baik. Sebaliknya, atlet yang mengalami kesulitan pada saat otot berkontraksi dan tidak dapat berfungsi menghasilkan gerakan yang efektif dan efesien, maka dikatakan prestasi renang gaya dada 100 meter masih rendah. Oleh sebab itu faktor kondisi fisik dan teknik dapat menentukan prestasi renang gaya dada 100 meter. Sedangkan faktor eksternal yang dominan mempengaruhi prestasi atlet meliputi kualitas pelatih, sarana dan prasarana, dan pengetahuan orang tua akan nutrisi makanan yang cocok untuk membantu proses pencapaian tujuan prestasi. Pelatih yang berkualitas akan dapat membuat program latihan yang cocok dan tepat bagi atletnya sesuai dengan kebutuhan untuk pencapaian prestasi. Sarana dan prasarana yang lengkap dan sesuai kebutuhan dapat mendukung kelancaran proses pencapaian tujuan. Di samping itu pengetahuan orang tua akan nutrisi makanan yang cocok bagi atlet diharapkan dapat memberikan kontribusi yang berarti untuk kesehatan fisik atlet untuk melakukan latihan demi tercapainya tujuan prestasi.

17 5 Berdasarkan penjelasan di atas, apabila fenomena tersebut terus dibiarkan akan berdampak kurang baik untuk kemajuan prestasi atlet Perkumpulan Renang Tirta Kalung Padang, terutama pada prestasi renang gaya dada 100 meter. Menelaah kebutuhan untuk menunjang keberhasilan prestasi renang gaya dada 100 meter, maka setiap atlet renang harus memiliki kondisi fisik yang lebih menentukan tingkat keberhasilan prestasi renang gaya dada 100 meter seseorang. Jenis kondisi fisik mana yang lebih menentukan penguasaan prestasi renang gaya dada 100 meter, serta seberapa besar kontribusinya, perlu dilakukan suatu penelitian.

18 6 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut : 1. Apakah Kecepatan berkontribusi terhadap Prestasi Renang Gaya Dada 100 meter atlet Perkumpulan Renang Tirta Kalung Padang? 2. Apakah Kekuatan Otot Tungkai memberikan kontribusi terhadap Prestasi Renang Gaya Dada 100 meter atlet Perkumpulan Renang Tirta Kalung Padang? 3. Apakah Tinggi Badan berkontribusi terhadap Prestasi Renang Gaya Dada 100 meter atlet Perkumpulan Renang Tirta Kalung Padang? 4. Apakah Kualitas Pelatih berkontribusi terhadap Prestasi Renang Gaya Dada 100 meter atlet Perkumpulan Renang Tirta Kalung Padang? 5. Apakah Sarana memberikan kontribusi terhadap Prestasi Renang Gaya Dada 100 meter atlet Perkumpulan Renang Tirta Kalung Padang? 6. Apakah Prasarana memberikan kontribusi terhadap Prestasi Renang Gaya Dada 100 meter atlet Perkumpulan Renang Tirta Kalung Padang? 7. Apakah Nutrisi makanan yang dikonsumsi memberikan kontribusi terhadap Prestasi Renang Gaya Dada 100 meter atlet Perkumpulan Renang Tirta Kalung Padang? C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan, penulis hanya membatasi variabel Kekuatan Otot Tungkai Terhadap Prestasi Renang Gaya Dada 100 meter. Pembatasan ini adalahtentang kontribusi Kekuatan Otot Tungkai terhadap Prestasi Renang Gaya Dada 100 meter Atlet Perkumpulan Renang Tirta Kaluang Padang.

19 7 D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah serta untuk lebih fokusnya pada masalah yang diteliti, maka dapat diajukan perumusan masalah sebagai berikut, Apakah Kekuatan Otot Tungkai berkontribusi terhadap Prestasi Renang Gaya Dada 100 meter atlet Perkumpulan Renang Tirta Kaluang Padang?. E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang, seberapa besar kontribusi Kekuatan Otot Tungkai terhadap Prestasi Renang Gaya Dada 100 meter atlet Perkumpulan Renang Tirta Kaluang Padang. F. Manfaat Hasil Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi : 1. Penulis, sebagai syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan di Jurusan Kepelatihan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang. 2. Atlet, sebagai informasi dan pengetahuan tentang faktor-faktor kondisi fisik yang menentukan Prestasi Renang Gaya Dada 100 meter. 3. Pelatih, sebagai bahan masukan untuk meningkatkan prestasi renang atlet, sehingga pelatih dapat menentukan dan menerapkan secara tepat faktorfaktor yang dapat meningkatkan Prestasi Renang Gaya Dada 100 meter.

20 8 4. Perpustakaan, sebagai bahan bacaan untuk menambah ilmu pengetahuan dan dapat mengungkap informasi yang bermanfaat terutama dalam bidang teori kepelatihan dan teori gerak sebagai pengetahuan yang diperlukan dalam pembinaan olahraga. 5. Civitas akademika, untuk memperkaya disiplin ilmu kepelatihan dalam bidang keolahragaan, sekaligus sebagai pegembangan wawasan dalam memperluas kajian dalam Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang. 6. Para peneliti selanjutnya, sebagai acuan untuk melakukan penelitian yang baru.

21 9 BAB II KERANGKA TEORETIS A. Kajian Teori 1. Hakikat Prestasi Renang Gaya Dada 100 Meter a. Pengertian Depdiknas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2009:746) mengemukakan pengertian dari prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari apa yang dikerjakan. Jadi, prestasi merupakan hasil yang diperoleh dari suatu pekerjaan. Lebih lanjut Biro Humas dan Hukum Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga RI dalam UU RI No. 3 pasal 1 ayat 17 Tahun 2005 tentang sistem keolahragaan nasional (2009:4) mengemukakan prestasi adalah hasil upaya maksimal yang dicapai olahragawan atau kelompok olahragawan (tim) dalam kegiatan olahraga. Prestasi yang dimaksudkan adalah prestasi olahraga. Syafruddin (1999:22) menjelaskan bahwa, prestasi olahraga merupakan gambaran kemampuan seseorang atau sekelompok orang (olahraga beregu) yang diperoleh setelah melakukan suatu proses latihan. Pendapat ini mengemukakan bahwa prestasi olahraga merupakan hasil yang didapat oleh olahragawan setelah melakukan suatu bentuk kegiatan atau latihan. Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat dikemukakan prestasi merupakan hasil yang diperoleh olahragawan setelah melalui proses latihan. Prestasi yang dimaksudkan dalam penelitian adalah 9

22 10 prestasi renang gaya dada 100 meter atlet Perkumpulan Renang Tirta Kaluang Padang. Marta (2006:5) untuk kegiatan prestasi renang gaya dada, dikenal dengan tiga nomor yang dipertandingkan yaitu nomor yang dipertandingkan untuk putera dan puteri adalah nomor renang jarak 50 m, 100 m dan 200 m. Ketiga nomor pada renang gaya dada ini, diperlombakan dalam setiap pertandingan nasional maupun internasional. Adapun olahraga renang yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah renang gaya dada 100 meter. Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat dikemukakan bahwa prestasi renang gaya dada 100 meter adalah hasil yang diperoleh dari kemampuan seorang perenang pada nomor renang gaya dada 100 meter yang melibatkan seluruh kemampuan anggota tubuh untuk mencapai finish secepat-cepatnya. Menurut PB.PRSI (2002:7) Prestasi renang gaya dada 100 meter dapat diukur dengan alat ukur stopwatch melalui tes keterampilan berenang gaya dada jarak 100 meter dengan mengukur kecepatan waktu tempuh renang yang dicapainya dalam satuan detik. b. Fungsi Menurut Harsono (1988:237) mengemukakan bahwa prestasi berfungsi sebagai berikut: 1) Untuk mengevaluasi kondisi serta kesiapan fisik, teknik, taktik, dan mental atlet guna feedback, dalam merencanakan latihanlatihan untuk musim latihan berikutnya.

23 11 2) Untuk mengevaluasi medali atau berapa banyak juara yang berhasil diraih. 3) Untuk menyeleksi atlet guna dimasukkan sebagai orang pilihan dalam latihan inti. Lebih lanjut, Syafruddin (2012:22) menjelaskan fungsi prestasi sebagai berikut : 1) Prestasi berfungsi untuk kemampuan dalam arti khusus untuk melihat hasil upaya maksimal yang dicapai seseorang olahragawan (atlet) atau sekelompok orang (tim/regu) dalam bentuk kemampuan dan keterampilan menyelesaikan tugas-tugas gerakan baik dalam kegiatan latihan maupun dalam kompetisi dengan menggunakan parameter-parameter evaluasi yang jelas dan rasional. Contoh: prestasi Kekuatan Otot Tungkai dalam olahraga renang gaya dada 100 meter. 2) Prestasi berfungsi untuk kemampuan dalam arti umum. Contoh: juara pada suatu kompetisi/perlombaan renang gaya dada 100 meter. c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Renang Gaya Dada 100 Meter Prestasi terbaik atlet merupakan hasil dari pembinaan yang diberikan kepada atlet melalui latihan-latihan yang terprogram dengan baik dan terarah. Pencapaian prestasi terbaik atlet ditentukan dan dipengaruhi oleh banyak faktor.

24 12 Maidarman (1999:20-21), mengemukakan beberapa faktor yang menunjang kemudahan dalam mempelajari teknik renang gaya dada adalah sebagai berikut: 1) Posisi badan di dalam air pada renang gaya dada memiliki bidang tumpu yang lebih luas terhadap air dari pada gaya bebas, punggung dan kupu-kupu, dengan demikian daya apung lebih besar dan tidak mudah tenggelam. 2) Teknik pernafasan relatif lebih mudah dilakukan karena posisi kepala pada permukaan air menghadapi ke depan, sehingga tidak mengalami kesulitan menghisap udara pada saat mengangkat kepala dibantu dengan tangan menekan air ke samping bawah sedangkan mengeluarkan udara pada saat meluncur dengan posisi kepala di dalam air. 3) Faktor keletihan lebih lama terjadi, karena dalam renang gaya dada terdapat saat meluncur yang seakan-akan ada saat istirahat atau tidak terjadi gerakan anggota tubuh sehingga menghemat tenaga yang dipergunakan. Lebih lanjut Chalid (1999:14-23) mengemukakan bahwa konsep dasar biomekanika yang melandasi gerakan renang gaya dada ialah pengapungan, tahanan, efek Bernoulli, hukum Newton ketiga, dan hukum pangkat dua. Agar lebih jelasnya peneliti mencoba menjelaskan sebagai berikut: 1) Pengapungan (Daya Apung). Pengapungan merupakan kondisi dasar untuk menentukan keadaan mengapung atau tenggelamnya suatu tubuh. Jika berat tubuh lebih besar dari daya apung maximal yang dapat diberikan oleh air, tubuh akan tenggelam. Kebalikannya, jika tidak, tubuh akan mengapung. Secara sistematis, tubuh akan mengapung hanya jika berat tubuh lebih kecil atau sama dengan daya apung maximal.

25 13 2) Tahanan (Hambatan) Tiga macam hambatan bagi seorang perenang dalam melakukan kegiatannya, yaitu: hambatan depan, hambatan kulit, dan hambatan belakang. Setiap gaya renang apakah gaya bebas, gaya dada, gaya punggung, dan gaya kupu-kupu dalam tekniknya selalu mempunyai tiga bentuk hambatan tersebut. a) Hambatan Depan Hambatan depan adalah suatu hambatan yang disebabkan karena adanya tumbukan antara badan dengan air yang ada di depannya. Bentuk badan sangat berpengaruh terhadap hambatan di dalam air. Berenang dengan posisi badan yang tidak streamline (garis lurus) dan bentuk badan yang kurang menguntungkan akan menimbulkan hambatan yang lebih besar. Hambatan dari bentuk badan juga sering disebut dengan hambatan depan, maka disini hambatan depan yang paling kecil hambatannya bila tubuh streamline. Streamline maksudnya adalah suatu bentuk yang sedemikian rupa, sehingga bila dialiri oleh udara akan menghasilkan aliran udara yang kacau (eddy motion) dalam jumlah yang paling kecil. b) Hambatan Kulit Hambatan kulit sering juga disebut dengan hambatan gesekan. Hambatan ini terjadi disebabkan karena adanya gesekan air pada kulit perenang. Besar kecilnya hambatan kulit

26 14 (hambatan gesekan) sangat ditentukan oleh kehalusan permukaan beban, luas permukaan, kecepatan gerakan renang, dan kekentalan air. Untuk itu para perenang tingkat dunia lebih sering menggunduli kepalanya dan mencukur bulu yang ada di badannya untuk dapat menggurangi hambatan kulit ini. c) Hambatan Belakang Hambatan belakang atau sering juga disebut dengan hambatan gelombang. Hambatan belakang adalah suatu hambatan yang ditimbulkan karena adanya pusaran air di belakang perenang sewaktu meluncur. Karena air tertumbuk oleh tubuh bahagian depan maka air akan menjadi melebar gelombangnya. Oleh sebab itu, adanya gelombang yang bertekanan negatif pada bagian belakang tersebut, akan menimbulkan air masuk di bahagian belakang perenang dan tertarik oleh badan, maka terjadilah hambatan yang disebut dengan hambatan belakang. Agar dapat dipahami lebih jauh macam-macam bentuk hambatan sewaktu perenang melakukan kegiatannya yaitu hambatan depan, hambatan kulit, dan hambatan belakang dapat dilihat pada gambar 1 sebagai berikut:

27 15 Gambar 1 : Macam-macam hambatan sewaktu perenang melakukan renang gaya dada 100 meter. Sumber : Maidarman, Renang pendalaman 3) Efek Bernoulli (Naikkan/Lift) Efek Bernoulli menerangkan bahwa tangan perenang dapat dibentuk seperti sayap yang dapat menghasilkan naikkan. Daya naik yang diberikan oleh perbedaan tekanan ini diistilahkan dengan naikkan (lift). Daya ini selalu diberikan tegak lurus ke arah tahanan (drag), karena benda cenderung bergerak dari daerah bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan lebih rendah. Perbedaan tekanan ini mendorong tubuh naik dan membuatnya tetap di atas permukaan air (streamline). 4) Hukum Newton Ketiga (Hukum Aksi Reaksi) Suatu prinsip yang sering akan diperhatikan dalam semua teknik gaya renang adalah hukum ke tiga Newton atau hukum aksi reaksi yang berbunyi 'Untuk semua aksi terdapatlah reaksi yang arahya berlawanan dan besar tenaganya sama', artinya apabila suatu benda mengerjakan gaya pada benda lain, maka benda yang

28 16 kedua ini mengerjakan pada benda pertama dengan gaya yang sama besarnya tapi arahya berlawanan. Maksudnya, apabila seorang perenang mendorong dengan kekuatan tangannya 25 kilogram dan dengan kakinya 5 kilogram, maka hasilnya 30 kilogram itulah yang mendorong kaki kurang berhasil dalam meluncurkan perenang ke depan. Dalam keadaan seperti itu perenang harus menggunakan tenaga yang lebih besar untuk dapat mengatasinya. 5) Hukum Pangkat Dua (Prinsip Hukum Kuadrat) Tahanan suatu benda di dalam air atau cairan dan gas mendekati pangkat dua dari kecepatannya. Maksudnya, jika kecepatan suatu benda ditingkatkan menjadi dua kali lipat maka tahanan udara atau air akan meningkat empat kalinya. Hal ini merupakan alasan mengapa bergerak pada kecepatan tinggi mengeluarkan lebih banyak energi. Hukum fisiologis menyatakan bahwa energi yang dikeluarkan oleh otot mendekati pangkat tiga dari kecepatan kontraksi otot. Dengan kata lain, jika kecepatan tarikan suatu lengan di dua kali lipatkan, energi yang dikeluarkan meningkat sebanyak delapan kalinya. Selanjutnya Syafruddin (2006:1) mengemukakan prestasi seorang atlet dalam mengikuti suatu kompetisi atau pertandingan secara umum ditentukan oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari

29 17 individu atlet itu sendiri, yaitu segala bentuk potensi yang dimiliki atlet yang dapat menentukan dan mempengaruhi prestasinya. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri atlet yang dapat mempengaruhi prestasinya seperti kualitas pelatih, sarana dan prasarana, makanan yang dikonsumsi. Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat dikemukakan bahwa faktor-faktor yang dominan mempengaruhi prestasi renang gaya dada 100 meter adalah faktor internal yaitu segala bentuk potensi yang dimiliki atlet dan faktor eksternal yaitu yang berasal dari luar diri atlet dan dapat mempengaruhi prestasinya. Oleh sebab itu penting kiranya bagi setiap atlet, pelatih dan pengurus memperhatikan faktor-faktor yang dapat mewujudkan prestasi renang gaya dada 100 meter Perkumpulan Renang Tirta Kaluang Padang. d. Teknik Renang Gaya Dada 100 Meter Menurut Chalid (1999:53) Renang gaya dada merupakan teknik renang yang paling tua dan berkembang di Eropa pada abad ke XIV. Teknik renang gaya ini disebut juga gaya katak atau pun school slagh. Hal ini karena biasa diajarkan di klub. Lebih lanjut Haller (1982:22) mengemukakan bahwa renang gaya dada adalah gaya yang pertama-tama dipelajari oleh kebanyakan orang pada waktu mereka mulai belajar berenang dan digolongkan pada gaya yang paling efektif untuk jarak jauh. Kemudian Marta (2006:16) mengemukakan bahwa di samping gaya yang pertama kali dipelajari pada waktu belajar renang,

30 18 juga merupakan gaya yang pertama dalam perlombaan olahraga renang, kemudian menyusul gaya bebas, gaya punggung dan gaya kupu-kupu. Marta (2006:16-24) mengemukakan bahwa teknik renang gaya dada adalah sebagai berikut: 1) Posisi Badan Pada renang gaya dada posisi badan beserta seluruh anggota badan rileks untuk mempermudah membuat badan terapung dipermukaan. Badan harus sehorizontal mungkin supaya tahanan terhadap air kecil. Sewaktu meluncur ke depan dengan badannya relatif datar, kepalanya kira-kira delapan puluh persen dalam air, dengan mukanya agak terangkat sedikit ke depan. 2) Gerakan Lengan Pada prinsipnya gerakan lengan pada renang gaya dada dibagi menjadi dua yaitu gerakan menarik dan istirahat. Gerakan mendorong ditiadakan, karena pada akhir tarikan lengan gerakan tendangan tungkai harus segera dimulai. Gerakan tungkai tidak boleh ditunda, karena pada renang gaya dada tendangan tungkai mempunyai dorongan maju (luncuran ke depan) lebih besar dibandingkan dengan gerakan lengan. Urutan gerakan legan pada renang gaya dada ialah : a) Gerakan menarik - Menarik kedua telapak tangan ke luar (ke samping) sampai berjarak kurang lebih 30 centimeter satu sama lainnya

31 19 - Bengkokkan kedua siku sedikit dan lengan bagian atas diputar sekedarnya, kemudian tarik kedua telapak tangan ke belakang dengan kuat sampai segaris bahu. Posisi siku yang tinggi tampak dengan nyata saat ini. - Putar kedua telapak tangan ke arah dalam, sampai kedua telapak tangan bertemu di bawah dada. Gerakan lengan dari awal sampai akhir dilakukan dengan kuat. b) Gerakan istirahat Setelah kedua telapak tangan dan kedua siku rapat di bawah dada, selanjutnya kedua lengan didorong ke depan lurus. Usahakan kedua lengan rileks dan dalam posisi horisontal. Gerakan ini merupakan gerakan istirahat untuk lengan. 3) Gerakan Tungkai Pada gerakan tungkai terdapat gerakan maju atau luncuran ke depan yang diperoleh dari gerakan tungkai, karena gerakan meluruskan atau menyatukan kedua tungkai dengan kuat. Akibat dari gerakan ini air ditekan dan dan mendorong badan maju. Selanjutnya, akibat gerakan maju atau luncuran ke depan yang diperoleh dari gerakan tungkai mengakibatkan tubuh bergerak mendesak air ke belakang dengan telapak kaki. Berikut adalah urutan gerakan tungkai pada renang gaya dada ialah : a) Lutut Pertama tama ditarik ke bawah. Antara lutut yang satu dengan yang lain terpisahselebar pinggul.

32 20 b) Tungkai bawah - Saat lutut sudah ditarik ke bawah usahakan tungkai bawah mendekati garis vertikal yang melalui lutut. - Telapak kaki menghadap ke atas pada permukaan air dan sejajar dengan permukaan air tersebut. - Telapak kaki diputar ke samping luar semaksimal mungkin, dan ini tergantung dari kelentukan pergelangan kaki setiap individu.makin lentuk persendian tersebut makin baik. Ini dibutuhkan untuk membuat cambukan dari telapak kaki. - Usahakan jarak dari kedua kedua pergelangan kaki selebar mungkin, tetapi masih tetap dalam keadaan rileks. c) Gerakan pukulan Untuk mendapatkan tendangan cambuk dari telapak kaki harus diperhatikan : (1) Usahakan agar lutut mencapai akhir tendangan. (2) Pada akhir tendangan usahakan satu gerakan sirkulasi yang ringan dari telapak kaki yang diarahkan ke luar. Ini memungkinkan telapak kaki seakan akan memegang air, seperti sepasang telapak tangan, untuk selanjutnya melakukan tendangan ke belakang. (3) Selesai tendangan, kedua tungkai lurus, pergalangan kaki rapat dan badan dalam posisi horisontal. (4) Tungkai harus bergarak cepat tanpa berhenti.

33 21 4) Gerakan Pengambilan Nafas Menghirup udara dilakukan pada akhir tarikan dari gerakan lengan, yaitu pada saat lengan siap didorong ke depan, kepala diangkat sampai batas mulut keluar permukaan air. Pada saat menghirup udara, badan harus tetap pada posisi horizontal dan bahu jangan sampai keluar dari permukaan air. Sedangkan mengeluarkan udara dilakukan pada saat recovery lengan yaitu pada saat tangan didorong ke depan lurus, mulut dan hidung masuk ke permukaan air. segera setelah itu udara dikeluarkan sedikit demi sedikit melalui mulut dan hidung. 5) Koordinasi Gerakan Renang Gaya Dada Koordinasi gerakan keseluruhan renang gaya dada ialah koordinasi antara gerakan tungkai, gerakan lengan, dan gerakan pengambilan nafas. Lebih lanjut Marta (2006:24-28) mengemukakan kordinasi gerakan renang gaya dada adalah sebagai berikut : 1. Kaki lurus ke belakang, lengan lurus ke depan, dengan telapak tangan miring ke luar dan kepala kira-kira 80% masuk ke dalam air. Gambar. 2

34 22 2. Kaki masih lurus ke belakang, kedua tangan mulai dibuka ke samping selebar bahu. Gambar Kaki tetap lurus, kedua tangan mulai munarik. Jarak antara kedua tangan sudah lebih lebar dari bahu dan telapak tangan menghadap ke belakang. Nafas dikeluarkan dan gelembung- gelembung udara ke luar dari mulut dan hidung. Gambar Siku-siku mulai dibengkokkan dan lengan berputar, tangan menarik dengan kuat. Gambar Seperti nomor 4, telapak tangan mulai diputar ke dalam, dan kepala mulai terangkat sedikit.

35 23 Gambar Mengambil nafas dilakukan pada saat tangan siap didorong ke depan. Gambar 7 7. Pengambilan nafas telah selesai dan mulut sudah tertutup. Tangan mulai digerakkan ke depan. Gambar 8 8. Leher dilemaskan untuk merendahkan kepala ke dalam air kembali kaki ditarik ke pantat sedangkan lengan terus bergerak ke depan sebagai akibat diluruskannya siku-siku.

36 24 Gambar Kepala terus menunduk karena pengandoran dari leher. Kaki berada dalam posisi plantar-flexed dan lengan mendekati penyelesaian lurus. Gambar Kaki ditendangkan ke belakang melingkar. Nafas diatur dengan baik sampai tarikan tangan yang berikutnya dimulai. Gambar Seperti nomor 10, kaki mulai merapat.

37 25 Gambar Lengan sudah lurus, perenang menyalesaikan tendangannya dan memusatkan perhatiannya pada keseimbangan badannya agar terbentang lurus horizontal. Selanjutnya kembali dari sikap permulaan. Gambar. 13 Berdasarkan pendapat para ahli dapat dikemukakan bahwa teknik renang gaya dada merupakan kemampuan pertama seseorang mempelajari gerakan mengendalikan tubuh di dalam air dengan gaya dada dan memperhatikan biomekanika untuk mencapai tujuan. Tujuan seseorang yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan prestasi dalam renang gaya dada 100 meter.

38 26 2. Hakikat Kekuatan Otot Tungkai a. Pengertian Depdiknas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2009:746) mengemukakan pengertian dari kekuatan berasal dari kata kuat yang berarti tenaga atau daya atau kemampuan melakukan sesuatu atau kemampuaan bertindak. Jadi, kekuatan merupakan kemampuan dalam melakukan suatu tindakan. Menurut Harsono (1982:49) kekuatan adalah energi untuk melawan suatu tahanan atau kemampuan untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan. Lebih lanjut Sajoto (1989:16) mengatakan kekuatan adalah komponen kondisi fisik seseorang tentang kemampuan dalam menggunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja. Kemudian Soebroto (1977:25) mengatakan kekuatan adalah otot kualitas yang memungkinkan pengembangan ketegangan otot dalam kontraksi yang maksimal. Dari ketiga pendapat tersebut dapat dikemukakan bahwa kekuatan adalah kemampuan otot atau sekelompok otot dalam usaha menahan beban atau pekerjaan dalam waktu yang relatif pendek. Kekuatan yang dimaksudkan di sini adalah kekuatan khusus. Bompa (1983:220) mengemukakan bahwa Kekuatan khusus, merupakan kekuatan yang khusus diperlukan dalam suatu cabang olahraga tertentu dan merupakan karakteristik setiap cabang olahraga. Berdasarkan pendapat Bompa di atas dapat dikemukakan bahwa kekuatan yang dimaksudkan pada penelitian ini adalah

39 27 kekuatan khusus diperlukan dalam olahraga renang, terutama dalam renang gaya dada 100 meter. Kekuatan khusus yang dimaksudkan adalah Kekuatan Otot Tungkai. b. Fungsi Perenang yang memiliki Kekuatan Otot Tungkai yang bagus akan dapat melakukan gerakan pukulan kaki yang baik yang dapat mempengaruhi penampilan perenang terhadap prestasi renang gaya dada 100 meter. Hal ini merupakan suatu keuntungan bagi atlet. Akibat Kekuatan Otot Tungkai yang bagus yang dimiliki, atlet lebih mudah untuk dapat melakukan dorongan dengan kaki dalam stroke kaki renang gaya dada 100 meter. Oleh sebab itu besar manfaatnya Kekuatan Otot Tungkai terhadap prestasi renang gaya dada 100 meter. Pearce (2002: ) secara anatomi yang termasuk otot tungkai yaitu; tonjolan pada pangkal paha sampai tumit sebelah luar untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini : Gambar 14 : Struktur otot tungkai (Sumber Pearce, 2002: )

40 28 Dari gambar di atas dapat dikemukakan otot-otot yang terlibat dalam proses gerakan tungkai terhadap prestasi renang gaya dada 100 meter adalah sebagai berikut; otot gluteus yang membentuk pantat berfungsi untuk menegakkan tubuh dan menggerakkan sendi pinggul. Otot quadrisep yang kuat di paha depan tersusun atas otot rectus femoris, vastus medialis, vastus lateralis, dan vastus intermedius. Otototot ini bergabung pada tendon quadrisep yang melewati lutut, melenturkan pinggul dan mendukung lutut. Di paha terdapat otot aduktor yang berfungsi untuk mengangkat paha dan mendukung pinggul. Di bagian belakang paha terdapat sekelompok otot, termasuk bisep femoris, yang sering disebut hamstring. Otot ini memanjang di pinggul dan berfungsi untuk dapat menekuk lutut. Otot betis mayor adalah gastrocnemius dan otot soleus yang berfungsi melenturkan dan membentang pada telapak kaki pada saat tungkai kaki merapat ke pinggul untuk melakukan kayuhan. Otot-otot ini dilekatkan ke tulang tumit oleh tendon Achilles. Telapak kaki sendiri terdiri dari otot kecil yang berfungsi menggerakkan jari-jari kaki dan membuatnya dapat mendorong dengan mudah. c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kekuatan Otot Tungkai Suharno (1993:28) menyatakan bahwa: Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi Kekuatan Otot Tungkai antara lain sebagai berikut : 1) Besar kecilnya potongan melintang otot (potongan morphologis yang tergantung dari proses hypertropi otot).

41 29 2) Jumlah fibril otot yang turut bekerja dalam melawan beban, maka banyak fibril otot yang bekerja berarti kekuatan bertambah besar 3) Tergantung besar kecilnya rangka tubuh, makin besar skelet maka besar kekuatan 4) Intervasi otot baik pusat maupun perifeer. 5) Keadaan zat kimia dalam otot (glycogen, ATP) 6) Keadaan tonus otot saat istirahat, tonus makin rendah berarti kekuatan otot tersebut saat bekerja makin besar. 7) Umur dan jenis kelamin juga menentukan baik dan tidaknya kekuatan otot. Selanjut Soebroto (1977:25) juga mengatakan bahwa kekuatan suatu otot didasar atas: 1) dipengaruhi oleh unsur-unsur struktural otot khususnya volume (isi), 2) kekuatan otot ditentukan oleh kualitas faktor tidak disengaja kepada otot atau sekelompok otot yang bersangkutan. Berdasarkan pendapat di atas dapat dikemukakan bahwa pada manusia terdapat beberapa keterbatasan terhadap kekuatan. Sehubungan dengan itu, Syafruddin (1999:41) mengemukakan bahwa sampai usia 10 tahun kekuatan statis antara pria dan wanita sama, tetapi setelah itu pria meningkat lebih cepat dibandingkan wanita. Wanita meraih kekuatan maksimalnya antara usia 16 dan 30 tahun, sedangkan pria antara 20 dan 20 tahun. Dengan bertambahnya usia maka kekuatan otot manusia akan menurun pula secara perlahan. Kekuatan Otot Tungkai dapat meningkatkan unjuk kerja keterampilan motorik mempunyai peranan yang sangat menentukan untuk prestasi renang gaya dada 100 meter. Di samping postur tubuh yang tinggi belum cukup apabila otot-otot tersebut kurang mempunyai

42 30 kekuatan. Jika seorang perenang tidak memiliki Kekuatan Otot Tungkai yang cukup bagus tidak akan dapat berenang dengan jarak tempuh yang ingin dicapai. Pada renang gaya dada 100 meter, perenang sangat membutuhkan kekuatan yang dominan untuk melakukan dorongan laju dari belakang. Dengan demikian, kekuatan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah Kekuatan Otot Tungkai. Kekuatan merupakan kemampuan sekelompok otot mengatasi pembebanan dalam waktu yang singkat. Artinya, kemampuan sekelompok otot untuk mempertahankan prestasi kekuatan dalam waktu singkat untuk mencapai tujuan. Hal ini berlaku dalam prestasi renang gaya dada 100 meter yang memanfaatkan frekuensi gerakan tungkai kaki. Oleh sebab itu, seorang atlet renang harus memiliki Kekuatan Otot Tungkai dalam mencapai prestasi renang gaya dada 100 meter. Selanjutnya Pate dkk dalam bukunya Scientific Foundations of Coaching yang diterjemahkan oleh Kasiyo (1993:150) bahwa, gerakan dari ruas badan terjadi karena kontraksi otot-otot rangka. Beberapa otot berbentuk gelondong panjang. Otot panjang yang berbentuk gelondong menggerakkan kaki. Kebanyakan penampilan olahraga melibatkan gerakan gerakan yang disebabkan oleh kekuatan, yang salah satunya dihasilkan oleh kontraksi otot. Menurut Soekarman (1989:32) ada empat cara kontraksi otot yaitu; kontraksi isotonic, isometric, eksentrik dan isokinetik. Kontraksi isotonic juga dinamakan kontraksi konsentrik atau dinamik. Dalam

43 31 kontraksi ini terjadi pemendekan otot. Kontraksi ini terjadi pada atlet mengangkat bola, dan lain-lain. Pada kontraksi isometrik tidak kelihatan adanya gerakan. juga dinamakan kontraksi statik, mempertahankan sikiap tubuh adalah salah satu dari kontraksi isometrik. Kemudian, pada kontraksi eksentrik biasanya terjadi pemendekkan, atau panjang otot itu tetap. Tetapi adakalanya ada perpanjangan otot pada waktu kontraksi eksentrik. Sedangkan ketegangan yang timbul pada waktu otot menjadi pendek dengan kecepatan (kinetic) yang sama (iso) dinamakan kontraksi isokinetik. Contohnya ialah stroke tungkai disaat berenang gaya dada 100 meter. Setiap kecepatan maju dalam berenang adalah hasil dari dua kekuatan. Satu kekuatan cenderung untuk menahannya disebut hambatan yang disebabkan oleh air yang harus didesak maju, kekuatan yang kedua ialah kekuatan yang mendorongnya maju disebut dorongan yang diperoleh dari gerakan atau dorongan tungkai kaki. Begitu juga dalam kemampuan renang gaya dada 100 meter, untuk mencapai prestasi maksimal, otot rangka tungkai dituntut untuk berkontraksi secara isokinetik sehingga menghasilkan kekuatan otot yang baik. Kekuatan otot yang baik adalah penentu penampilan yang penting dalam prestasi renang gaya dada 100 meter, karena apabila otot dapat berkontraksi dan dapat mempertahankan teknik renang dengan baik secara efektif dan efisien, maka dikatakan perenang tersebut memiliki kekuatan otot yang baik. Sebaliknya, apabila seorang perenang memiliki otot yang tidak kuat, maka dikatakan perenang tersebut mempunyai kekuatan otot yang rendah. Oleh sebab itu otot

44 32 sebagai penghasil kekuatan melalui kontraksi isokinetik, sangat penting dalam menunjang prestasi renang gaya dada 100 meter yang maksimal. Dari teori tersebut dalam prestasi renang gaya dada 100 meter, seorang perenang harus memiliki Kekuatan Otot Tungkai. Kekuatan Otot Tungkai merupakan salah satu komponen kondisi fisik yang sangat menentukan dalam prestasi renang gaya dada 100 meter, khususnya pada gerakan kaki perenang. Apabila gerakan kaki lebih kuat sehingga menghasilkan tenaga dorong yang kuat untuk menggerakkan laju tubuh secara cepat dan apabila digunakan dalam jarak 100 meter akan mempunyai kecepatan yang lebih daripada bentuk gerakan yang lain. Menurut, Leonard (2004:106) menjelaskan bahwa seseorang mampu berenang dengan kemampuan renang gaya dada 100 meter membutuhkan unsur kekuatan, khususnya adalah Kekuatan Otot Tungkai secara keseluruhan. Jadi, apabila perenang tidak memiliki Kekuatan Otot Tungkai yang baik, seorang perenang kesulitan untuk berenang dengan cepat sampai memasuki garis finish. Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukakan bahwa Kekuatan Otot Tungkai merupakan kemampuan kontraksi otot-otot tungkai yang terlibat secara kuat untuk mengupayakan prestasi renang gaya dada 100 meter yang maksimal. Kekuatan Otot Tungkai seseorang dapat diukur diukur dengan stopwatch melalui sebuah tes yang menyerupai gerakan pada tungkai gaya dada itu sendiri. Menurut Johnson (1986:137) adapun bentuk tes yang dapat dilakukan untuk mengukur Kekuatan Otot Tungkai adalah melalui half squat jump test dengan

45 33 menghitung banyaknya jumlah pengulangan half squat jump test yang dilakukan selama 30 detik. B. Kerangka Konseptual Kekuatan Otot Tungkai merupakan kemampuan kontraksi otot-otot tungkai yang terlibat secara kuat untuk mengupayakan prestasi renang gaya dada 100 meter yang maksimal. Tungkai kaki bisa menggambarkan seberapa besar kemampuan menendang dengan melihat keterlibatan otot-otot tungkai yang berkontraksi secara isokinetik pada stroke tungkai kaki renang gaya dada 100 meter. Apabila gerakan kaki lebih kuat sehingga menghasilkan tenaga dorong yang kuat untuk menggerakkan laju tubuh secara cepat dan apabila digunakan dalam jarak 100 meter akan mempunyai kecepatan yang lebih daripada bentuk gerakan yang lain. Kekuatan Otot Tungkai dalam penelitian ini diukur dengan mengadakan sebuah tes yang menyerupai gerakan pada tungkai gaya dada itu sendiri. Adapun bentuk tes yang dapat dilakukan untuk mengukur Kekuatan Otot Tungkai adalah melalui half squat jump test selama 30 detik. Dengan demikian, diduga Kekuatan Otot Tungkai berkontribusi terhadap prestasi renang gaya dada 100 meter. Agar lebih jelasnya dapat dilihat bagan sebagai berikut : Kekuatan Otot Tungkai (X) Prestasi Renang Gaya Dada 200 Meter (Y) Gambar 15. Kontribusi Kekuatan Otot Tungkai terhadap prestasi renang gaya dada 100 meter.

46 34 C. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kajian teori dan kerangka konseptual dapat dikemukakan hipotesis penelitian yaitu, Kekuatan Otot Tungkai memberi kontribusi yang signifikan terhadap Prestasi Renang Gaya Dada 100 Meter.

47 35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian tergolong pada jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian korelasional yang dilanjutkan dengan menghitung besarnya kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikatnya melalui koefisien Determinasi (r 2 x100%). Adapun variabel bebas yang dihubungkan dalam penelitian ini adalah Kekuatan Otot Tungkai sedangkan variabel terikatnya yaitu Prestasi Renang Gaya Dada 100 Meter. B. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 3 Januari s/d 26 Januari Tempat Penelitian Tempat pelaksanakan penelitian di Stadion kolam renang teratai Padang dan Gedung Olahraga H. Agus Salim Padang. C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Suharsimi, 2002:108), dalam penelitian ini adalah atlet Perkumpulan Renang Tirta Kalung Padang 2011 yang berjumlah sebanyak 32 orang, dengan rincian 22 orang putera dan 10 orang puteri. 35

48 36 2. Sampel Tabel 1 : Populasi Penelitian NO Populasi Jumlah (orang) 1. Putera Puteri 10 Total 32 Sumber : Administrasi Perkumpulan Renang Tirta Kalung Padang Sampel adalah bagian dari populasi. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Menurut Suharsimi (2002:108) menyatakan bahwa Penentuan sampel secara purposive dilandasi oleh tujuan atau pertimbangan-pertimbangan tertentu terlebih dahulu, dalam hal ini adalah atlet putera saja. Dengan demikian pengambilan sampel ditentukan dengan pertimbangan yang telah ditetapkan sebelumnya. Pertimbangan tersebut adalah adanya perbedaan kemampuan fisik antara atlet putera dengan atlet puteri, sehingga diambil sampelnya putera saja sebanyak 22 orang. Rincian jumlah populasi dan sampel dapat dilihat pada tabel 2 berikut: Tabel 2 : Populasi dan Sampel Penelitian Jenis Kelamin Populasi Sampel Putera Puteri Total Sumber : Administrasi Perkumpulan Renang Tirta Kalung Padang 2011.

49 37 D. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahan dalam penafsiran terhadap istilah yang digambarkan dalam penelitian ini perlu dikemukakan definisi operasional sebagai berikut: 1. Kekuatan Otot Tungkai Kekuatan Otot Tungkai adalah kemampuan kontraksi otot-otot tungkai yang terlibat secara kuat untuk mengupayakan prestasi Renang Gaya Dada 100 meter yang maksimal. Kekuatan Otot Tungkai ini diukur dengan stopwatch melalui half squat jump test dengan menghitung banyaknya jumlah pengulangan half squat jump test yang dilakukan selama 30 detik. 2. Prestasi Renang Gaya Dada 100 Meter Prestasi Renang Gaya Dada 100 meter adalah hasil yang diperoleh dari kemampuan seorang perenang pada nomor Renang Gaya Dada 100 meter yang melibatkan seluruh kemampuan anggota tubuh untuk mencapai finish secepat-cepatnya. Prestasi Renang Gaya Dada 100 meter ini diukur dengan alat ukur stopwatch melalui tes keterampilan berenang gaya dada jarak 100 meter dengan mengukur waktu tempuh renang yang dicapainya dalam satuan detik. E. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, maka jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. a. Data primer

50 38 Data primer adalah data yang langsung diambil dari tes dan pengukuran terhadap atlet yang terpilih menjadi sampel, data tersebut meliputi : 1) Kekuatan Otot Tungkai 2) Prestasi Renang Gaya Dada 100 Meter b. Data sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumendokumen yang diberikan oleh administrasi Perkumpulan Renang Tirta Kalung Padang 2011 seperti, nama-nama atlet yang terpilih sebagai sampel. 2. Sumber data Data yang diperoleh bersumber dari hasil tes Kekuatan Otot Tungkai dan Prestasi Renang Gaya Dada 100 Meter atlet Perkumpulan Renang Tirta Kalung Padang yang terpilih sebagai sampel. F. Teknik Pengumpulan Data Prestasi renang gaya dada 100 meter diukur dengan stopwatch, agar pelaksanaan pengumpulan data secara teratur, sistematis dan tertib, maka perlu adanya langkah-langkah yang harus dipersiapkan dengan jelas yakni: 1. Menyiapkan alat-alat instrumen secara lengkap sesuai dengan yang diperlukan (dibutuhkan). 2. Menyiapkan atlet atau sampel yang akan melakukan tes. 3. Memberikan penjelasan dan mendemonstrasikan tentang instrumen.

51 39 4. Menyiapkan blangko dan alat tulis yang diperlukan dalam pengumpulan data. 5. Menetapkan operator/pelaksana pengumpul data dan bekerja sesuai dengan masing-masing tugas yang telah diberikan penjelasan dan arahan. G. Instrumen Penelitian Adapun instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini nantinya adalah: 1. Prestasi Renang Gaya Dada 100 Meter Diukur dengan Stopwatch Melalui Tes Prestai Renang Gaya Dada 100 Meter (PB. PRSI, 2002:7). a. Tujuan : untuk mengukur prestasi renang gaya dada 100 meter. b. Tingkat umur : atlet renang usia tahun. c. Jenis kelamin : laki-laki. d. Reliabilitas : 0,89 e. Validitas : face validity dengan kriteria "teknik test-ratest". f. Perlengkapan : 1. pakaian renang 2. kaca mata renang 3. kolam renang sepanjang 50 meter (sesuai standar Nasional), 4. stopwatch (alat ukur waktu yang sudah di tera terlebih dahulu pada UPTD Balai Metrologi kota Padang), 5. alat-alat tulis.

52 40 g. Pelaksanaan : 1. testee berdiri di atas balok start, 2. ketika aba-aba (pluit) dibunyikan testee segera berenang dengan teknik renang gaya dada dengan jarak 100 meter secepat mungkin menuju finish (testee harus menyentuh dinding dengan dua tangan sejajar). h. Penilaian (scoring) : menghitung waktu tempuh testee dalam renang gaya dada 100 meter. Setiap testee diberi kesempatan dua kali pengulangan dan data yang diambil berdasarkan waktu tercepat. i. Catatan : : dalam mengukur prestasi renang gaya dada 100 meter testee harus menampilkan kemampuan maksimum dan tidak dibenarkan mengganti teknik renang gaya dada dengan teknik renang gaya lainnya. Agar lebih jelasnya bentuk pelaksanaan tes prestasi renang gaya dada 100 meter dapat dilihat pada gambar sebagai berikut:

53 41 Gambar 16. Bentuk pelaksanaan tes prestasi renang gaya dada 100 meter Sumber: Dokumentasi, penelitian, Kekuatan Otot Tungkai Diukur dengan Stopwatch Melalui half squat jump test (Johnson,1986:137). Pelaksanaan: a. Tujuan : Untuk mengukur kemampuan Kekuatan Otot Tungkai. b. Tingkat umur : atlet renang usia tahun. c. Jenis kelamin : Laki-laki. d. Reliabilitas : 0,87 e. Validitas : face validity dengan kriteria "teknik test-ratest". f. Perlengkapan : 1) Tali, 2) Pluit, 3) Stopwatch (alat ukur waktu yang sudah di tera terlebih dahulu pada UPTD Balai Metrologi kota Padang), 4) Alat-alat tulis.

54 42 g. Pelaksanaan : 1) Tester mengukur tingkatan tali agar sejajar dengan tempurung lutut bagian bawah peserta tes dengan ketinggian tali 30 cm. 2) Peserta tes menjalin jemari kedua tangan dan diletakan di belakang kepala. Salah satu kaki peserta tes ditekuk sehingga menyentuh permukaan tempat duduk, sedangkan salah satu kaki sedikit ke depan dari kaki yang lain. 3) Ketika aba-aba (pluit) dibunyikan testee segera melakukan tolakan/melompat sehingga kaki lurus dan langsung merubah posisi kaki. 4) Gerakan ini diulang lagi sebanyak mungkin. h. Penilaian (scoring) : Nilainya didapat dari setiap gerakan half squat jump yang benar selama 30 detik. Nilai half squat jump yang benar adalah ketika salah satu kaki peserta tes ditekuk sehingga menyentuh permukaan tempat duduk, sedangkan salah satu kaki sedikit ke depan dari kaki yang lain. Setiap testee diberi kesempatan dua kali pengulangan dan data yang diambil berdasarkan frekwensi terbanyak. i. Catatan : 1) Hanya sekali percobaan dibolehkan, karena testee bisa melakukan lebih baik lagi pada kesempatan kedua. 2) Ayunan dan gerakan cepat harus dihindari. 3) Testeer bisa mengecek dengan menyentuh permukaan tempat duduk (tali).

55 43 4) Ketika testee melakukan tolakan/melompat, maka kaki harus lurus dan langsung merubah posisi kaki. 5) Gerakan kaki yang tidak lurus ketika posisi berdiri tegak saat melompat harus dihindari, karena tidak akan dihitung sebagai skor. 6) Apabila kedua tangan terlepas atau tidak memegang kepala, maka tidak dihitung sebagai skor. Agar lebih jelasnya bentuk pelaksanaan pengukuran Kekuatan Otot Tungkai dapat dilihat pada gambar sebagai berikut: Gambar 17. Bentuk pelaksanaan pengukuran Kekuatan Otot Tungkai dengan tes half squat jump. Sumber: Dokumentasi, penelitian, Sebelum pelaksanaan tes terlebih dahulu diberi pengarahan dan petunjuk dengan ketentuan yang akan digunakan oleh Drs. Zirfan Effendi, selaku ketua Perkumpulan Renang Tirta Kalung Padang. Agar lebih jelasnya tenaga pelaksana tes dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

56 44 Tabel 3. Tenaga Pelaksana Tes No Nama Jabatan Tugas 1 Efendy Firdaus, S.Pd Pelatih Perkumpulan Koordinator Renang Tirta Kalung pelaksanaan Padang tes 2 Rico Lesmana Pelatih Perkumpulan Starter Renang Tirta Kalung Padang Riko Rahmat Saputra, S.Pd, Pelatih Perkumpulan Anggri Dwi Nata, S.Pd dan Renang Lumba-lumba Fadli Surahman, S.Pd Padang, Profi Swimming Club Padang dan Perkumpulan Renang Tirta Kalung Padang 3 Hari Azwar Mahasiswa Jurusan Kepelatihan FIK UNP Pencatat hasil tes (timer) Peneliti H. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis korelasi sederhana. Hipotesis diuji dengan korelasi sederhana dan dilanjutkan dengan mencari koefisien Diterminasinya. Sebelum dilakukan uji hipotesis dipaparkan terlebih dahulu masing-masing masing-masing variabel penelitian dengan analisis statistik deskriptif dan distribusi frekuensi yang disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Selanjutnya, dilakukan uji persyaratan analisis, yaitu : 1. Uji Normalitas untuk mengetahui apakah data berasal dari populasi yang berdistribusi normal, dilakukan dengan uji Lilliefors pada taraf signifikan α 0,05 (Adnan Fardi, 2010:10). 2. Uji Linearitas regresi X atas Y menggunakan teknik regresi sederhana. Hipotesis penelitian dianalisis dengan rumus korelasi product moment oleh Pearson dalam Sudjana (1992:382) dapat dilihat sebagai berikut:

57 45 r xy n XY X Y n X X n Y Y 2 Keterangan : r xy X Y X 2 Y 2 n = Koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y = Jumlah data X = Jumlah data Y = Jumlah data kuadrat X = Jumlah data kuadrat Y = Jumlah data (sampel)

58 46 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskriptif Data 1. Kekuatan Otot Tungkai (X) Berdasarkan hasil tes Kekuatan Otot Tungkai, diperoleh skor maksimum adalah 23 kali pengulangan dan skor minimum 15 kali pengulangan. Di samping itu diperoleh nilai mean (rata-rata) = 19 kali pengulangan, median = 19, modus = 19 kali pengulangan, Standar Deviasi = 2,11, dan variance = 4,47. Agar lebih jelasnya deskripsi data Kekuatan Otot Tungkai dapat dilihat pada Tabel dan Histogram berikut : Tabel 4. Distribusi Frekuensi Kekuatan Otot Tungkai (X) No Frekuensi Kelas Interval Absolut Relatif (kali) (fa) (%) , , , , ,54 Jumlah Untuk lebih jelasnya, dapat juga dilihat pada Histogram berikut: Gambar 18 : Histogram Kekuatan Otot Tungkai (X) 46

59 47 Berdasarkan Histogram di atas dari 22 orang sampel, 4 orang (18,18%) memiliki Kekuatan Otot Tungkai berkisar antara tergolong kategori baik sekali, 4 orang (18,18%) memiliki tergolong kategori baik, 8 orang (36,36%) memiliki tergolong kategori cukup, 5 orang (22,72%) memiliki tergolong kategori kurang dan 1 orang (14,15%) memiliki tergolong kategori kurang sekali. 2. Prestasi Renang Gaya Dada 100 Meter (Y) Berdasarkan hasil tes Prestasi Renang Gaya Dada 100 meter, diperoleh skor maksimum adalah 2,01 menit dan skor minimum 1,11 menit. Di samping itu diperoleh nilai mean (rata-rata) = 1,48 menit, median = 1,40, modus = 1,52 menit, Standar Deviasi = 0,29 dan variance = 0,08. Agar lebih jelasnya deskripsi data Prestasi Renang Gaya Dada 100 meter dapat dilihat pada Tabel dan Histogram berikut : Tabel 5. Distribusi Frekuensi Prestasi Renang Gaya Dada 100 Meter (Y) No Frekuensi Kelas Interval Absolut Relatif (menit) (fa) (%) 1 1,11 1, ,90 2 1,30 1, ,63 3 1,49 1, ,18 4 1,68 1, ,63 5 1,87 2, ,63 Jumlah Untuk lebih jelasnya, dapat juga dilihat pada Histogram berikut:

60 48 Gambar 19 : Histogram Prestasi Renang Gaya Dada 100 Meter (Y) Berdasarkan Histogram di atas dari 22 orang sampel, 9 orang (40,90%) memiliki Prestasi Renang Gaya Dada 100 meter berkisar antara 1,11 1,29 tergolong kategori baik sekali, 3 orang (13,63%) memiliki 1,30 1,48 tergolong kategori baik, 4 orang (18,18%) memiliki 1,49 1,67 tergolong kategori cukup, 3 orang (13,63%) memiliki 1,68 1,86 tergolong kategori kurang dan 3 orang (13,63%) memiliki 1,87 2,05 tergolong kategori kurang sekali. B. Pengujian Persyaratan Analisis Sebelum dilakukan pengujian hipotesis tentang Kekuatan Otot Tungkai (X) terhadap Prestasi Renang Gaya Dada 100 meter (Y), terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis yaitu uji Normalitas sebaran data dengan uji Lilliefors dan uji Linearitas dengan Uji Regresi Sederhana. Setelah data diuji dengan persyaratan analisis dilakukan uji hipotesis. Agar lebih jelasnya pengujian persyaratan analisis dapat dilihat diuraikan sebagai berikut:

61 49 1. Uji Normalitas Sebaran Data Hasil analisis Normalitas sebaran data masing-masing variabel disajikan dalam tabel di bawah ini : Tabel 6 Rangkuman Uji Normalitas Sebaran Data Dengan Uji Liliefors No Variabel n L o L tab Distribusi 1 Kekuatan Otot Tungkai (X) 22 0,162 0,181 Normal 2 Prestasi Renang Gaya Dada 100 Meter (Y) 22 0,174 0,181 Normal Tabel di atas menunjukkan bahwa hasil pengujian untuk Kekuatan Otot Tungkai (X), skor L o = 0,162 dengan n = 22, sedangkan L tab pada taraf pengujian signifikan α = 0,05 diperoleh 0,181 yang lebih besar dari L o sehingga dapat disimpulkan bahwa skor yang diperoleh dari Kekuatan Otot Tungkai berdistribusi normal. Agar lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran. Selanjutnya hasil tes Prestasi Renang Gaya Dada 100 meter (Y), skor Lo = 0,174 dengan n = 22, sedangkan L tab pada taraf pengujian signifikan α = 0,05 diperoleh 0,181 yang lebih besar dari Lo sehingga dapat disimpulkan bahwa skor yang diperoleh dari Prestasi Renang Gaya Dada 100 meter berdistribusi normal. Agar lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran. Berdasarkan uraian di atas ternyata semua variabel X dan Y datanya tersebut secara normal, karena masing-masing variabel skor Lo nya kecil dari pada Ltab pada taraf pengujian signifikan α = 0,05. Hal ini berarti bahwa data masing-masing variabel penelitian ini tersebut secara normal atau populasi dari mana data sampel diambil berdistribusi normal.

62 50 2. Uji Linearitas dengan analisis Regresi Sederhana Hubungan antara Kekuatan Otot Tungkai terhadap Prestasi Renang Gaya Dada 100 Meter dianalisis dengan menggunakan regresi dan korelasi sederhana. Dari hasil perhitungan diperoleh a = 3,48 dan b = -0,13. Dengan memasukkan harga a dan b ke dalam persamaan regresi, maka diperoleh persamaan regresi linear sederhana Ŷ = 3, ,13 X. Sebelum digunakan untuk keperluan prediksi. Selanjutnya untuk menguji kekuatan hubungan Kekuatan Otot Tungkai (X) terhadap Prestasi Renang Gaya Dada 100 Meter (Y), maka dilakukan uji linearitas dan signifikan koefisien regresi. Hasil analisis terhadap sumber variasi menghasilkan nilai dapat dilihat pada tabel 10. Tabel 7. Anava untuk Pengujian Signifikansi dan Linearitas Regresi Ŷ = 3, ,13 X Sumber Dkm JK KT Fh Ftα=0.05 kesimpulan Variasi ikm Total Koefisien (a) 1 1,48-0,54 0,35 Signifikan (Berarti) Regresi (b/a) 1 1,2818 1,28 Sisa 20 47,5878 2,38 Tuna Cocok Galat 13 0,478 0,04 Keterangan: Dk = Derajat kebebasan JK = Jumlah kuadrat KT= kuadrat total 7 47,1098 6,73 168,2 2,81 Regresi tidak linear ** regresi signifikan (F h = 0,54 > F t = 0,35) Ns = tidak signifikan, berarti regresi tidak linear (F h = 168,2 > F t = 2,81)

63 kekuatan otot tungkai 51 Dari tabel 10 dapat dilihat bahwa untuk menguji signifikansi regresi diperoleh F hitung = 0,54 > F tabel (α0,05) = 0,35. Hal ini dapat disimpulkan bahwa regresi Y dan X signifikan, sedangkan untuk menguji linearitas diperoleh F hitung = 168,2 > F tabel (0,05) = 2,81. Kesimpulannya ini berarti regresi tidak linear. Berdasarkan tabel anava di atas dapat disimpulkan bahwa hubungan antara kekuatan otot tungkai (X) terhadap kemampuan renang gaya dada 100 meter (Y) adalah signifikan tetapi tidak linear. Persamaan regresi Ŷ = 3, ,13 X dapat digunakan untuk menjelaskan dan mengambil kesimpulan lebih lanjut mengenai hubungan Kekuatan Otot Tungkai terhadap Prestasi Renang Gaya Dada 100 Meter dapat dilihat pada Gambar 8. Y ,13 X Y =3, Prestasi Renang Gaya Dada 200 Meter X Gambar 20. Diagram Garis Regresi Ŷ = 3, ,13 X

64 52 Gambar 8 menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu skor Kekuatan Otot Tungkai (X) dapat menyebabkan bertambah cepatnya Prestasi Renang Gaya Dada 100 Meter (Y) hingga bertambah kecil waktu tempuh yang dibutuhkan hingga mencapai -0,13 pada konstanta = 3,48. C. Pengujian Hipotesis Hipotesis penelitian berbunyi Kekuatan Otot Tungkai berkontribusi terhadap Prestasi Renang Gaya Dada 100 meter. Untuk mengetahui kontribusi ini pertama sekali dilakukan analisis korelasi sederhana yang dilanjutkan dengan koefisien determinan. Rangkuman hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 8. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Sederhana dan Koefisien Determinan Kekuatan Otot Tungkai (X) Terhadap Prestasi Renang Gaya Dada 100 Meter (Y) Korelasi Kekuatan Otot Tungkai Terhadap Prestasi Renang Gaya Dada 100 Meter Koefisien korelasi (r) Koefisien Determinan (r 2 ) Taraf Signifikan α = 0,05 0,757 0,573 0,423 Hasil perhitungan pada tabel di atas menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara Kekuatan Otot Tungkai terhadap Prestasi Renang Gaya Dada 100 meter adalah positif, hal ini terlihat bahwa dari analisis statistik yang dilakukan diperoleh r hitung sebesar 0,757 dan r tabel dalam taraf α = 0,05 sebesar 0,423, dengan demikian r hitung > r tabel. Hal ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi terdapat hubungan yang signifikan antara Kekuatan Otot Tungkai dengan Prestasi Renang Gaya Dada 100 meter.

65 53 Selanjutnya, untuk mengetahui besarnya kontribusi, dihitung melalui koefisien determinan Kekuatan Otot Tungkai terhadap Prestasi Renang Gaya Dada 100 meter yaitu diperoleh nilai r 2 = 0,573. Hal ini berarti bahwa Kekuatan Otot Tungkai memberikan kontribusi terhadap Prestasi Renang Gaya Dada 100 meter sebesar 57,30% ( r 2 x 100% ). Oleh sebab itu hipotesis dalam penelitian ini diterima kebenarannya secara empiris dan lebihnya yang 42,7% dikontribusi dari variabel lain. D. Pembahasan Kekuatan Otot Tungkai Berkontribusi Terhadap Prestasi Renang Gaya Dada 100 Meter Sebesar 57,30%. Kekuatan Otot Tungkai merupakan kemampuan kontraksi otot-otot tungkai yang terlibat secara kuat dan berulang-ulang dalam rentang waktu yang lama tanpa mengalami kelelahan untuk mengupayakan Prestasi Renang Gaya Dada 100 meter yang maksimal. Apabila jumlah frekuensi gerakan tungkai perenang lebih banyak dapat menghasilkan tenaga dorong yang kuat untuk menggerakkan laju tubuh secara cepat untuk mengupayakan Prestasi Renang Gaya Dada 100 meter yang maksimal tanpa mengalami kelelahan. Tungkai atlet dalam olahraga renang adalah satu sumber kayuhan untuk mendorong maju ke depan. Tungkai bisa menggambarkan seberapa jauh Prestasi Renang Gaya Dada 100 meter dengan melihat keterlibatan otot-otot tungkai yang berkontraksi secara isokinetik pada stroke tungkai untuk melakukan kayuhan

66 54 tanpa mengalami kelelahan. Sebaliknya, apabila seorang perenang tidak memiliki Kekuatan Otot Tungkai yang baik, maka akan mudah mengalami kelelahan pada otot-otot tungkai sehingga jumlah frekuensi gerakan tungkai lambat dan tidak dapat menghasilkan tenaga dorong yang kuat untuk menggerakkan laju tubuh secara cepat mengupayakan Prestasi Renang Gaya Dada 100 meter yang maksimal. Untuk mencapai prestasi maksimal pada olahraga renang, otot rangka dituntut untuk menghasilkan kekuatan dan otot yang baik. Kekuatan otot adalah penentu penampilan yang penting pada banyak kegiatan olahraga. Pate, Rotella, Mc Clenaghan dalam Kasiyo (1993:181), menyatakan kebanyakan penampilan olahraga melibatkan gerakan-gerakan yang disebabkan oleh kekuatan, yang salah satunya dihasilkan oleh kontraksi otot. Oleh sebab itu otot sebagai penghasil kekuatan melalui kontraksi, sangat penting dalam menunjang Prestasi Renang Gaya Dada 100 meter yang maksimal. Berdasarkan pendapat di atas sangat penting Kekuatan Otot Tungkai dalam membantu peningkatan kualitas Prestasi Renang Gaya Dada 100 meter. Jadi, Kekuatan Otot Tungkai dapat memberikan kontribusi terhadap Prestasi Renang Gaya Dada 100 meter. Hasil penelitian membuktikan bahwa terdapat kontribusi secara signifikan antara Kekuatan Otot Tungkai terhadap Prestasi Renang Gaya Dada 100 meter dengan tingkat persentase sebesar = 57,30%. Artinya, variabel Kekuatan Otot Tungkai dapat memberikan kontribusi terhadap Prestasi Renang Gaya Dada 100 meter. Oleh sebab itu unsur Kekuatan Otot Tungkai harus diberikan kepada perenang.

67 55 Kekuatan Otot Tungkai yang dihasilkan dari latihan merupakan sekelompok otot untuk bergerak dengan motorik tinggi dalam waktu yang lama tanpa mengalami kelelahan dan berfungsi untuk mempermudah mempelajari teknik yang sangat bergantung dari masing-masing kemampuan individu. Oleh sebab itu, unsur Kekuatan Otot Tungkai harus dapat dikembangkan ke dalam bentuk latihan yang terprogram secara sistematis agar memiliki kontribusi yang lebih besar terhadap peningkatan kualitas Prestasi Renang Gaya Dada 100 meter. Pada Prestasi Renang Gaya Dada 100 meter, Kekuatan Otot Tungkai yang baik dapat mempermudah penguasaan teknik renang secara efektif dan efisien di dalam pemberian tenaga, salah satunya dapat dilakukan dengan latihan weight training. Latihan weight training seperti latihan dengan mengangkat beban atau menarik katrol beban. Lebih lanjut, seorang atlet harus mengetahui faktor-faktor yang dapat menentukan tingkat Kekuatan Otot Tungkai seseorang dan dilakukan dengan latihan yang terprogram serta berkesinambungan seperti squat-jump dan naik turun bangku untuk mengukur Kekuatan Otot Tungkai.

68 56 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian di muka, maka dapat disimpulkan bahwa Kekuatan Otot Tungkai memberikan kontribusi sebesar 57,3% terhadap Prestasi Renang Gaya Dada 100 Meter. Hal ini berarti, bahwa Prestasi Renang Gaya Dada 100 meter sebagian besar di kontribusi oleh variabel Kekuatan Otot Tungkai, sisanya sebesar 42,7 % dikontribusi oleh variabel lain. B. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, maka disarankan kepada : 1. Pelatih i. Untuk lebih melatih unsur Kekuatan Otot Tungkai pada atlet dalam melatih renang gaya dada 100 meter. ii. Meningkatkan Prestasi Renang Gaya Dada 100 Meter atlet melalui berbagai macam bentuk latihan yang meningkatkan Kekuatan Otot Tungkai. 2. Atlet i. Agar atlet lebih sering meningkatkan Prestasi Renang Gaya Dada 100 meter dengan cara melakukan latihan secara sistematis dan berkesinambungan. ii. Agar atlet memperkuat latihan Kekuatan Otot Tungkai untuk lebih maksimal dalam Prestasi Renang Gaya Dada 100 meter. 56

69 57 3. Peneliti yang ingin melanjutkan penelitian ini agar dapat menjadikan penelitian ini sebagai bahan informasi dan meneliti populasi atau sampel dengan variabel lain yang mempengaruhi Prestasi Renang Gaya Dada 100 meter tersebut.

70 58 DAFTAR PUSTAKA Adnan Fardi Statistik. Program Pascasarjana UNP Silabus Mata Kuliah Statistik. Padang: UNP Padang. Bompa, O. T Theory and Methodology of Training. Kendall: Hunt Publishing Company. Chalid Marzuki (Ed) Renang Dasar. Padang: FIK DIP Universitas Negeri Padang. Depdiknas Kamus Umum Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Haller, David. Tanpa Tahun. Belajar Renang. Terjemahan oleh Tim Editor Pionir Jaya.Bandung: Pionir Jaya. Harsono Latihan Kondisi Fisik. Makalah disajikan dalam Penyegaran atau Penataran Para Pelatih Olahraga. Bandung. Johnson, Barry L. and Nelson, Jack K Practical Measurement for Evaluation In Physical Education. Fourt Edition. Macmillan Publishing Company, New York. Collier Macmillan Publishers, London. Leonard, John. Tanpa Tahun. Sains Dalam Kepelatihan Renang. Terjemahan oleh Chalid Marzuki Padang: Dibiayai oleh Dana SP4 Jurusan Pendidikan Olahraga FIK UNP Tahun Maidarman (Ed) Renang Pendalaman. Padang: FIK DIP Universitas Negeri Padang. Marta Dinata dan Tina Wijaya Renang. Jakarta: Cerdas Jaya. Mochammad Sajoto Kekuatan dan Kondisi Fisik. Semarang: Effhara Daharsa Prize. Pate, Russell R, McClenaghan, and Rotella, Robert. Tanpa Tahun. Dasar-dasar Ilmiah Kepelatihan. Terjemahan oleh Kasiyo Dwijowinoto Semarang: IKIP Semarang Press.

71 59 PB. PRSI Instrumen Pemanduan Bakat Renang. Jakarta: Direktorat Olahraga Pelajar dam Mahasiswa Direktorat sjenderal Olahraga Departemen Pendidikan Nasional. Pearce, Evelyn C Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Soebroto. M Masalah-Masalah dalam Kedokteran Olahraga. Latihan Olahraga dan Coaching. (Terjemahan oleh : M. Soebroto). Jakarta. Dirjen PLSO. Depdikbud. Soekarman, R Dasar Olahraga untuk Pembinaan Pelatih dan Atlet. Jakarta: Intidayu Press. Sudjana Metode Statistik (edisi IV ). Bandung : Tarsito. Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatna dan Praktek. (Edisi Revisi). Jakarta : Rineka Cipta. Syafruddin Dasar-Dasar Kepelatihan Olahraga. Padang : FIK UNP. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional. Jakarta: Diperbanyak oleh Biro Humas dan Hukum Kementerian pemuda dan olahraga Republik Indonesia.

72 60 Lampiran 1 Data Mentah Kontribusi Kekuatan Otot Tungkai Terhadap Prestasi Renang Gaya Dada 100 Meter No Kekuatan Otot Prestasi Renang Gaya Dada Tungkai (X) 100 Meter (Y)

73 61 Lampiran 2 Uji Normalitas Sebaran Data Analisis Uji Normalitas Sebaran Data Kekuatan Otot Tungkai Melalui Uji Lilliefors (X) No Xi Fi Xi - X Zi Peluang F(Zi) S(Zi) IF(Zi)-S(Zi)) Jumlah 22 L o tertinggi = Dengan n = 22 dan taraf nyata α = 0,05 didapat L tab = 0,181 Berarti L o < L tab, sehingga hipotesis nol diterima bahwa populasi dari mana data sampel diambil berdistribusi normal. Mean = 19 Median = 19 Modus = 19 Standar Deviasi = 2,11 Variance = 4,47 Minimum = 15 Maksimum = 23

74 62 Tabel Analisis Uji Normalitas Sebaran Data Prestasi Renang Gaya Dada 100 Meter Melalui Uji Lilliefors (Y) No Xi Fi Xi - X Zi Peluang F(Zi) S(Zi) IF(Zi)-S(Zi)) Jumlah 22 L o tertinggi = Dengan n = 22 dan taraf nyata α = 0,05 didapat L tab = 0,181 Berarti L o < L tab, sehingga hipotesis nol diterima bahwa populasi dari mana data sampel diambil berdistribusi normal. Mean = 1,48 Median = 1,40 Modus = 1,52 Standar Deviasi = 0,29 Variance = 0,08 Minimum = 1,11 Maksimum = 2,01

75 63 Lampiran 3 Pengolahan Data Mentah Dengan T-Score Sebaran Data Kekuatan Otot Tungkai (X ) No X X - X X - X 2 X - X X - X X - X S S Mean = 19 Median = 19 Modus = 19 Standar Deviasi = 2,11 Variance = 4,47 Minimum = 15 Maksimum = 23 S

76 64 Pengolahan Data Mentah Dengan T-Score Sebaran Data Prestasi Renang Gaya Dada 100 Meter (Y) No Y X - X X - X 2 X - X X - X X - X S S Mean = 1,48 Median = 1,40 Modus = 1,52 Standar Deviasi = 0,29 Variance = 0,08 Minimum = 1,11 Maksimum = 2,01 S

77 65 Lampiran 4 Tabel Analisis Korelasi Sederhana Kekuatan Otot Tungkai Terhadap Prestasi Renang Gaya Dada 100 Meter (Variabel X Dan Y) No X Y X 2 Y 2 X Y Jumlah Pengujian Hipotesis Penelitian r xy = r = r = n XY- X Y n X X n Y Y ,93 - (1600,30)(1601,57) ,21 (1600,30) ,39 (1601,57) , , , , , ,465 2

78 66 r = r o = 0, , , ,015 r tab (α = 0,05) = 0,423 ternyata r o > r tab, akibatnya Ho ditolak (Ha diterima) Pengujian Signifikansi Korelasi X terhadap Y Dengan Menggunakan Statistic Student t t = t= r n 2 0, = r 1 (0,757) 3, , , t= 0, t=5,18 t hitung (5,55) > (t tabel (3,19), maka dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara X terhadap Y. Kontribusi: koefisien determinasi = r 2 x 100% = 0,757 x 0,757 x 100% = 0, x 100% = 57,30%

79 67 No Lampiran 5 Analisis Pengujian Linearitas dan Keberartian Regresi Analisis Regresi X dan Y Kekuatan Otot Tungkai Prestasi Renang Gaya Dada 100 Meter X 2 Y 2 X Y X Y Jumlah Konstanta regresi (a) = = 2 Y X X XY N X 2 X = 3,48

80 68 Koefisien regresi (b) = n X N Y X 2 X Y 2 X = Ŷ = 3,48 + (-0,13) Pengujian linearitas dan keberartian regresi JK = (T) = Y 2 = = -0,13 ( Y ) 2 32,68 JK = (a) = = = 1,48 n 22 X Y JK =(b/a) = b XY = -0,13 611,06 = n 22 1,2818 JK (S) = ,48 1,2818= 47,5878 JK (G) = (X 1 ) Kelompok Ni (Y) Yi² ( Yi)²/ni Yi² -( Yi)²/ni Jumlah Kuadrat Galat 0,478 JK (TC) = 47,5878-0,478= 47,1098 Sumber Dk JK KT Fh Ftα=0.05 kesimpulan Variasi Total Koefisien (a) Regresi 1 1 1,48 1,2818-1,28 0,54 0,35 Regresi signifikan (Berarti) (b/a) Sisa 20 47,5878 2,38 Tuna Cocok 7 47,1098 6,73 168,2 2,81 Regresi Tidak linear Galat 13 0,478 0,04 Jadi Fh (168,2) > Ft (2,81) Kesimpulan: Regresi tidak linear

81 69

82 70

83 71 DOKUMENTASI PENELITIAN Populasi Penelitian Bentuk pelaksanaan tes prestasi renang gaya dada 100 meter

84 72 Bentuk pelaksanaan pengukuran Kekuatan Otot Tungkai dengan tes half squad jump. Alat-alat Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Renang merupakan salah satu cabang olahraga yang banyak disukai dan

BAB I PENDAHULUAN. Renang merupakan salah satu cabang olahraga yang banyak disukai dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Renang merupakan salah satu cabang olahraga yang banyak disukai dan diminati oleh masyarakat Indonesia maupun negara-negara lain didunia. Hal ini bisa

Lebih terperinci

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Kekuatan otot adalah tenaga, gaya, atau tegangan yang dapat dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot pada suatu kontraksi dengan beban maksimal. Otot-otot tubuh

Lebih terperinci

PENGARUH BENTUK LATIHAN DAYA TAHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KETERAMPILAN RENANG 50 METER GAYA KUPU-KUPU

PENGARUH BENTUK LATIHAN DAYA TAHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KETERAMPILAN RENANG 50 METER GAYA KUPU-KUPU PENGARUH BENTUK LATIHAN DAYA TAHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KETERAMPILAN RENANG 50 METER GAYA KUPU-KUPU Zulbahri 1) Lusy Susanti 2) 1,2 (Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB VIII RENANG. 150 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK

BAB VIII RENANG. 150 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK BAB VIII RENANG 150 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Olahraga renang merupakan alat pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, juga merupakan upaya mempelajari manusia bergerak. Pilih salah satu gaya

Lebih terperinci

BERTO APRIYANO NIM/ BP.

BERTO APRIYANO NIM/ BP. KONTRIBUSI DAYA TAHAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN DAYA TAHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN KECEPATAN RENANG 200 METER GAYA DADA PADA PERKUMPULAN RENANG DI KOTA PADANG SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

RENANG GAYA DADA. Oleh: Agus Supriyanto.

RENANG GAYA DADA. Oleh: Agus Supriyanto. RENANG GAYA DADA Oleh: Agus Supriyanto Email: Agus_Supriyanto@uny.ac.id Sejarah renang gaya Dada Gaya dada merupakan gaya renang yang paling kuno dan merupakan salah satu dari gaya-gaya renang yang tertua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nurcahyo, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nurcahyo, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Renang merupakan salah satu olahraga (aquatik) atau dilakukan di air, baik itu sebagai sarana rekreasi maupun sarana kegiatan untuk perlombaan. Seiring dengan perkembangannya,

Lebih terperinci

merupakan salah satu unsur terpenting sebagai pondasi untuk persiapan-persiapan latihan yang lebih berat, bila dilihat secara fisiologis kekuatan

merupakan salah satu unsur terpenting sebagai pondasi untuk persiapan-persiapan latihan yang lebih berat, bila dilihat secara fisiologis kekuatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kekuatan merupakan salah satu unsur terpenting sebagai pondasi untuk persiapan-persiapan latihan yang lebih berat, bila dilihat secara fisiologis kekuatan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan manusia untuk mengembangkan potensi manusia lain atau memindahkan nilai dan norma yang dimilikinya kepada orang

Lebih terperinci

Oleh: Agus Supriyanto

Oleh: Agus Supriyanto Oleh: Agus Supriyanto Email: Agus_Supriyanto@uny.ac.id A. Prinsip Tahanan Dorongan: Kekuatan yang cenderung menahannya, ini disebut tahanan atau hambatan yang disebabkan oleh air yang harus didesaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Renang merupakan salah satu cabang olahraga yang sudah populer di indonesia dan dilakukan oleh semua kalangan masyarakat. Motif melakukan olahraga renang beragam, mulai

Lebih terperinci

ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 2016

ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 2016 ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 016 Osa Maliki 1), Husnul Hadi ), Ibnu Fatkhu Royana 3) Universitas PGRI Semarang osamaliki04@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMPN 43 BANDUNG Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas/Semester : XII / 1 Pertemuan : 1 kali pertemuan (2,4,6,8,10,12) Alokasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan efek samping yang bersifat kontra produktif terhadap upaya

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan efek samping yang bersifat kontra produktif terhadap upaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini diakui bahwa kualitas sumber daya manusia merupakan hal terpenting untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemajuan suatu bangsa. Olahraga merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tantangan alam seperti banjir (Kasiyo, 1980: 11). Lebih lanjut dijelaskan

BAB I PENDAHULUAN. tantangan alam seperti banjir (Kasiyo, 1980: 11). Lebih lanjut dijelaskan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Renang merupakan suatu kegiatan yang telah dilakukan sejak jaman dahulu, pada waktu itu renang adalah sebagai alat untuk beladiri dalam menghadapi tantangan alam seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Renang merupakan suatu aktivitas yang membutuhkan gerakan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Renang merupakan suatu aktivitas yang membutuhkan gerakan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Renang merupakan suatu aktivitas yang membutuhkan gerakan yang kompleks. Agar dapat melakukan renang dengan baik dibutuhkan kemampuan untuk mengkoordinasikan

Lebih terperinci

HUBUNGAN DAYA TAHAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DENGAN KECEPATAN RENANG GAYA DADA 100 METER MAHASISWA PENDIDIKAN OLAHRAGA FKIP UNIVERSITAS RIAU

HUBUNGAN DAYA TAHAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DENGAN KECEPATAN RENANG GAYA DADA 100 METER MAHASISWA PENDIDIKAN OLAHRAGA FKIP UNIVERSITAS RIAU 66 HUBUNGAN DAYA TAHAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DENGAN KECEPATAN RENANG GAYA DADA 100 METER MAHASISWA PENDIDIKAN OLAHRAGA FKIP UNIVERSITAS RIAU Saripin, dkk 1 saripin_pjkr@yahoo.com Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. anak-anak sejak berumur tingkat Taman Kanak-kanak termasuk didalamnya

II. TINJAUAN PUSTAKA. anak-anak sejak berumur tingkat Taman Kanak-kanak termasuk didalamnya II. TINJAUAN PUSTAKA A. Olahraga Renang Renang merupakan salah satu cabang olahraga yang dapat diajarkan kepada anak-anak sejak berumur tingkat Taman Kanak-kanak termasuk didalamnya Play Group sampai dengan

Lebih terperinci

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot Kebugaran jasmani harus dipenuhi oleh setiap orang. Kebugaran jasmani merupakan pendukung keberhasilan dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Latihan kebugaran jasmani meliputi daya tahan, kekuatan, kelenturan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB II A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN BAB II A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Saat ini banyak sekali jenis-jenis olahraga yang ada di dunia ini, salah satunya adalah olahraga renang. Seperti yang telah diketahui, renang termasuk salahsatu cabang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Silabus adalah rencana

I. PENDAHULUAN. satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Silabus adalah rencana I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang KTSP adalah kurikulum seperangkat operasional yang disusun oleh dan dilaksananakan dimasing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 2002: 108). Sedangkan menurut (Sudjana, 1996: 6) populasi adalah totalitas

BAB III METODE PENELITIAN. 2002: 108). Sedangkan menurut (Sudjana, 1996: 6) populasi adalah totalitas BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah populasi bersyarat yaitu atlet putra berprestasi klub renang METAL SC Metro 013 yang berjumlah 8 atlet.

Lebih terperinci

KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN TERHADAP PUKULAN LOB ATLET BULUTANGKIS PB. MERAH PUTIH KOTA PADANG

KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN TERHADAP PUKULAN LOB ATLET BULUTANGKIS PB. MERAH PUTIH KOTA PADANG KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN TERHADAP PUKULAN LOB ATLET BULUTANGKIS PB. MERAH PUTIH KOTA PADANG Giri Prayogo 1 Universitas Islam 45 Bekasi giriprayogo91@gmail.com Abstrak Tujuan penelitian

Lebih terperinci

Oleh: Agus Supriyanto

Oleh: Agus Supriyanto Oleh: Agus Supriyanto Email: Agus_Supriyanto@uny.ac.id Gaya kupu- kupu (butterfly) adalah suatu variasi dari gaya katak (gaya dada ortodox) Menurut S.P.J. Borsten, Penulis buku De Zwemsport, pada tahun

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui power otot

III. METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui power otot III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Berdasarkan tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui power otot tungkai, power otot lengan, kelentukan dan keseimbangan dengan hasil belajar kayang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demi menghadapi perkembangan jaman dan teknologi yang semakin pesat sudah semestinya manusia menyadari arti penting hidup sehat. Hidup sehat dapat tercapai melalui berbagai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA Passing dan Ketepatan Tembakan Sepak Bola

BAB II KAJIAN PUSTAKA Passing dan Ketepatan Tembakan Sepak Bola 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Passing dan Ketepatan Tembakan Sepak Bola 2.1.1. Pengertian Passing Yang dimaksud dengan passing adalah mengoper bola dengan menggunakan kaki yang sebenarnya.pada permainan

Lebih terperinci

2016 KONTRIBUSI KESEIMBANGAN, KELENTUKAN PANGGUL DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL TENDANGAN SABIT CABANG OLAHRAGA PENCAK SILAT

2016 KONTRIBUSI KESEIMBANGAN, KELENTUKAN PANGGUL DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL TENDANGAN SABIT CABANG OLAHRAGA PENCAK SILAT BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pencak silat merupakan hasil karya budaya bangsa Indonesia yang telah dikembangkan secara turun temurun hingga mencapai bentuknya seperti sekarang ini. Definisi Pencak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk prestasi yang menggangkat harkat martabat suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. untuk prestasi yang menggangkat harkat martabat suatu bangsa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu bagian dari peningkatan kualitas hidup manusia adalah pembinaan dan pengembangan olahraga, dimana kualitas olahraga yang diarahkan menuju kepada kesehatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pandega wreksa 10 Jalan Kaliurang 5,6 Yogyakarta, latihan bertempat di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pandega wreksa 10 Jalan Kaliurang 5,6 Yogyakarta, latihan bertempat di BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian PS PADMA berdiri pada tanggal 20 Juni 1982 yang beralamat di Jl. Pandega wreksa 10 Jalan Kaliurang 5,6 Yogyakarta, latihan bertempat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. gaya punggung menyerupai gerakan tungkai gaya crawl dengan bersumber

BAB II KAJIAN PUSTAKA. gaya punggung menyerupai gerakan tungkai gaya crawl dengan bersumber BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Stroke Tungkai Stroke tungkai atau gerakan tungkai merupakan gerakan tungkai ke atas dan bawah secara bergantian dan terus menerus. Gerakan tungkai gaya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Hakikat Power Otot Tungkai a. Pengertian Power otot tungkai Power otot tungkai adalah sekelompok otot tungkai dalam berkontraksi dengan beban tertentu. Salah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak besar pada perkembangan

I. PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak besar pada perkembangan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak besar pada perkembangan pendidikan. Hal ini secara tidak langsung menuntut para pendidik berupaya meningkatkan profesionalisme

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Arikunto (2002: 160) metode penelitian adalah cara yang digunakan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Arikunto (2002: 160) metode penelitian adalah cara yang digunakan 34 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Arikunto (00: 160) metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Metode penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. renang, seorang guru harus mencari sistem pengajaran atau metode yang

I PENDAHULUAN. renang, seorang guru harus mencari sistem pengajaran atau metode yang 1 I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani adalah suatu pelajaran yang identik dengan kegiatan jasmani dimana di dalamnya banyak menggunakan fisik atau motorik. Untuk memberikan pelajaran

Lebih terperinci

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN MAWASHI GERY CHUDAN PADA KARATEKA DOJO CAPITAL KARATE CLUB TAHUN Rahman Situmeang.

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN MAWASHI GERY CHUDAN PADA KARATEKA DOJO CAPITAL KARATE CLUB TAHUN Rahman Situmeang. 17 HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN MAWASHI GERY CHUDAN PADA KARATEKA DOJO CAPITAL KARATE CLUB TAHUN 2015 Rahman Situmeang Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara power

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Untuk memperoleh data atau keterangan yang dibutuhkan dalam menyelesaikan penelitian ini, penelitian ini dilaksanakan di Kampus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gerakan jalan, lari, lompat dan lain-lain. Berdasarkan sejarah dikemukakan

BAB I PENDAHULUAN. gerakan jalan, lari, lompat dan lain-lain. Berdasarkan sejarah dikemukakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Renang merupakan olahraga yang eksklusif, sehingga tidak semua orang dapat melakukan gerakan renang seperti kebanyakan orang melakukan gerakan jalan, lari, lompat

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : MUHLISIN NPM: P

SKRIPSI. Oleh : MUHLISIN NPM: P HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN DAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN RENANG GAYA BEBAS 50 M PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi

Lebih terperinci

2016 HUBUNGAN KEKUATAN OTOT PERUT DAN POWER TUNGKAI TERHADAP WAKTU PEMBALIKAN RENANG GAYA BEBAS 100 METER

2016 HUBUNGAN KEKUATAN OTOT PERUT DAN POWER TUNGKAI TERHADAP WAKTU PEMBALIKAN RENANG GAYA BEBAS 100 METER 1 A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Renang merupakan cabang olahraga yang dilakukan di air. Olahraga renang memiliki banyak manfaat dan bisa dikatakan menjadi olahraga favorit bagi masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Olahraga adalah salah satu bentuk dari upaya peningkatan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Olahraga adalah salah satu bentuk dari upaya peningkatan kualitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga adalah salah satu bentuk dari upaya peningkatan kualitas manusia Indonesia yang diarahkan pada pembentukan watak dan kepribadian, disiplin dan sportivitas yang

Lebih terperinci

ATRI WIDOWATI 1 ADHE SAPUTRA 2 Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan Fakultas ilmu keolahragaan Universitas jambi

ATRI WIDOWATI 1 ADHE SAPUTRA 2 Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan Fakultas ilmu keolahragaan Universitas jambi PROFIL KONDISI FISIK ATLET DAYUNG SENIOR NOMOR PERAHU NAGA PROPINSI JAMBI 2017 ATRI WIDOWATI 1 ADHE SAPUTRA 2 Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan Fakultas ilmu keolahragaan Universitas jambi ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting, karena olahraga dapat memberi manfaat yang sebesar-besarnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. penting, karena olahraga dapat memberi manfaat yang sebesar-besarnya dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia olahraga mempunyai arti dan makna sangat penting, karena olahraga dapat memberi manfaat yang sebesar-besarnya dalam kehidupan. Salah satu tujuan

Lebih terperinci

Latihan Kuatkan Otot Seluruh Badan

Latihan Kuatkan Otot Seluruh Badan Latihan Kuatkan Otot Seluruh Badan latihan dengan gerakan-gerakan berikut ini. "Saya seorang wanita berusia 30 tahun. Secara teratur, saya melakukan olahraga jalan pagi. Setiap latihan waktunya antara

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun untuk putri. Unsur fisik yang diperlukan dalam nomor tolak ini adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun untuk putri. Unsur fisik yang diperlukan dalam nomor tolak ini adalah 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Prestasi Lempar Lembing Lempar lembing merupakan salah satu nomor pada cabang olahraga atletik yang diperlombakan dalam perlombaan nasional maupun internasional, baik untuk putra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sangat digemari oleh semua lapisan masyarakat di Indonesia, baik di kota-kota maupun di desa-desa. Bahkan sekarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di Indonesia, mulai dari anak-anak sampai dengan orang dewasa, baik

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di Indonesia, mulai dari anak-anak sampai dengan orang dewasa, baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Renang merupakan salah satu cabang olahraga yang digemari oleh sebagian masyarakat di Indonesia, mulai dari anak-anak sampai dengan orang dewasa, baik di perkotaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. kaki, kepala, dan dada. Hanya penjaga gawang yang disahkan memakai tangan.

BAB II KAJIAN TEORITIS. kaki, kepala, dan dada. Hanya penjaga gawang yang disahkan memakai tangan. BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Hakikat Permainan Sepakbola Sepakbola adalah permainan yang dimainkan oleh 11 orang termasuk penjaga gawang. Dalam bermain sepakbola hanya diizinkan melakukan gerakan kaki, kepala,

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif korelasional, yaitu studi yang bertujuan mendeskripsikan atau menjelaskan peristiwa atau

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Sepak bola adalah olahraga terpopuler di jagad raya ini. Hampir semua

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Sepak bola adalah olahraga terpopuler di jagad raya ini. Hampir semua BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Deskripsi teoritis 2.1.1 Hakikat Permainan Sepak Bola Sepak bola adalah olahraga terpopuler di jagad raya ini. Hampir semua orang bisa memainkan olahraga yang mengandalkan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Arikunto Suharsimi (2006:160) Metodologi penelitian adalah cara

METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Arikunto Suharsimi (2006:160) Metodologi penelitian adalah cara III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam memecahkan suatu masalah diperlukan suatu cara atau metode, karena metode merupakan faktor yang penting dalam menentukan keberhasilan suatu penelitian.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sumbangan antara panjang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sumbangan antara panjang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sumbangan antara panjang tungkai (X 1 ), kekuatan otot perut (X 2 ) dan kekuatan otot tungkai (X 3 ) terhadap hasil

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Melalui pendidikan jasmani siswa disosialisasikan ke dalam aktivitas

TINJAUAN PUSTAKA. Melalui pendidikan jasmani siswa disosialisasikan ke dalam aktivitas 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pendidikan Jasmani Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui aktifitas jasmani untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh. Melalui pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam era teknologi yang maju seperti sekarang ini, olahraga semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam era teknologi yang maju seperti sekarang ini, olahraga semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era teknologi yang maju seperti sekarang ini, olahraga semakin menjadi penting agar manusia dapat menempatkan diri pada kedudukan yang mulia sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, mulai dari kalangan anak-anak sampai orang dewasa, baik oleh

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, mulai dari kalangan anak-anak sampai orang dewasa, baik oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang cukup populer di masyarakat, sehingga permainan sepak bola banyak digemari oleh masyarakat, mulai dari

Lebih terperinci

KONTRIBUSI KEKUATAN LENGAN, PANJANG LENGAN, POWER TUNGKAI, PANJANG TUNGKAI TERHADAP RENANG PUNGGUNG. Jurnal. Oleh ANGGUN ANINDITA SANI

KONTRIBUSI KEKUATAN LENGAN, PANJANG LENGAN, POWER TUNGKAI, PANJANG TUNGKAI TERHADAP RENANG PUNGGUNG. Jurnal. Oleh ANGGUN ANINDITA SANI KONTRIBUSI KEKUATAN LENGAN, PANJANG LENGAN, POWER TUNGKAI, PANJANG TUNGKAI TERHADAP RENANG PUNGGUNG Jurnal Oleh ANGGUN ANINDITA SANI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan seseorang. Pembinaan dan pengembangan olahraga adalah satu bagian

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan seseorang. Pembinaan dan pengembangan olahraga adalah satu bagian BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum olahraga adalah sebagai salah satu aktivitas fisik maupun psikis seseorang yang berguna untuk menjaga dan meningkatkan kualitas kesehatan seseorang. Pembinaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pencak silat merupakan bela diri asli Indonesia yang sudah diakui dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Pencak silat merupakan bela diri asli Indonesia yang sudah diakui dunia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pencak silat merupakan bela diri asli Indonesia yang sudah diakui dunia. Saat ini, pencak silat sendiri sudah dipertandingkan diberbagai ajang kompetisi olahraga internasional,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan aktifitas sehari-hari seperti bekerja di kantor, menyertir mobil atau

BAB I PENDAHULUAN. melakukan aktifitas sehari-hari seperti bekerja di kantor, menyertir mobil atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebugaran jasmani yang baik dibutuhkan oleh manusia untuk dapat melakukan aktifitas sehari-hari seperti bekerja di kantor, menyertir mobil atau kegiatan yang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Nilai rata-rata kayuhan atlet renang gaya dada 50 meter KU II putera adalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Nilai rata-rata kayuhan atlet renang gaya dada 50 meter KU II putera adalah 81 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan rumusan masalah dan pembahasan yang telah dikemukakan, maka kesimpulan yang dapat diperoleh adalah : 1. Nilai rata-rata kayuhan atlet renang gaya

Lebih terperinci

2015 PENGARUH LATIHAN SQUAT D AN LATIHAN PNF TERHAD AP HASIL SMASH KED ENG PAD A PERMAINAN SEPAKTAKRAW

2015 PENGARUH LATIHAN SQUAT D AN LATIHAN PNF TERHAD AP HASIL SMASH KED ENG PAD A PERMAINAN SEPAKTAKRAW BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Untuk meningkatkan prestasi dalam bidang olahraga, proses latihan seyogyanya berpedoman pada teori dan prinsip-prinsip serta norma-norma latihan yang benar, sehingga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan Kesehatan (FPOK) dan Gelanggang Olahraga Stadion Bumi Siliwangi

BAB III METODE PENELITIAN. dan Kesehatan (FPOK) dan Gelanggang Olahraga Stadion Bumi Siliwangi BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian bertempat di Laboratorium Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK) dan Gelanggang Olahraga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 3.1 Jadwal Tes dan Pengukuran Terhadap Variabel-varibel Penelitian. No. Variabel Penelitian Hari/Tanggal Waktu Tempat

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 3.1 Jadwal Tes dan Pengukuran Terhadap Variabel-varibel Penelitian. No. Variabel Penelitian Hari/Tanggal Waktu Tempat BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Jadwal pelaksanaan tes dan pengukuran yang penulis rencanakan pada penelitian yang akan dilakukan terhadap variabel-variabel yang akan diselidiki,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA STROKE TUNGKAI, STROKE LENGAN DAN TEKNIK TERHADAP KECEPATAN RENANG GAYA PUNGGUNG 50 METER (STUDY KASUS ATLET RENANG PPLPD JAWA TENGAH)

HUBUNGAN ANTARA STROKE TUNGKAI, STROKE LENGAN DAN TEKNIK TERHADAP KECEPATAN RENANG GAYA PUNGGUNG 50 METER (STUDY KASUS ATLET RENANG PPLPD JAWA TENGAH) HUBUNGAN ANTARA STROKE TUNGKAI, STROKE LENGAN DAN TEKNIK TERHADAP KECEPATAN RENANG GAYA PUNGGUNG 50 METER (STUDY KASUS ATLET RENANG PPLPD JAWA TENGAH) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Senam menurut Roji (2006: 110) adalah olahraga dengan gerakan gerakan

I. PENDAHULUAN. Senam menurut Roji (2006: 110) adalah olahraga dengan gerakan gerakan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Senam menurut Roji (2006: 110) adalah olahraga dengan gerakan gerakan latihan fisik secara sistematis, dan dirangkai secara keseluruhan dengan tujuan membentuk dan mengembangkan

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA UNP KEDIRI 2015

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA UNP KEDIRI 2015 KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI, PANJANG TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP JAUHNYA TENDANGAN (OBJEK STUDI PADA PEMAIN USIA 12 TAHUN DI MITRA TULUNGAGUNG TAHUN 2015) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjaga dan meningkatkan kesehatan.di samping itu, renang juga termasuk

BAB I PENDAHULUAN. menjaga dan meningkatkan kesehatan.di samping itu, renang juga termasuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Renang merupakan olahraga air yang cukup digemari masyarakat,untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan.di samping itu, renang juga termasuk cabang olahraga

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESES PENELITIAN. dilemparkan lurus ke belakang sehingga tubuh kelihatan lurus seperti sikap tubuh

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESES PENELITIAN. dilemparkan lurus ke belakang sehingga tubuh kelihatan lurus seperti sikap tubuh BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESES PENELITIAN 2.1 Latihan Squat Trust Latihan Squat trust adalah sebuah latihan yang dimulai dengan sikap berdiri tegak, kemudian berjongkok dengan kedua tangan di lantai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. gabungan dari jalan, lari dan lompat serta unsur kekuatan, kecepatan,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. gabungan dari jalan, lari dan lompat serta unsur kekuatan, kecepatan, BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Permainan Bolabasket Bolabasket merupakan permainan yang gerakannya kompleks yaitu gabungan dari jalan, lari dan lompat serta unsur kekuatan, kecepatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia olahraga yang sifatnya persaingan satu dengan lainnya, termasuk dalam olahraga permainan sepakbola untuk mencapai prestasi dibutuhkan kemampuan kondisi

Lebih terperinci

2016 HUBUNGAN QUICKNESS, POWER TUNGKAI DAN FLEKSIBILITAS PANGGUL DENGAN HASIL START (GRAB START) RENANG PADA SISWA CLUB RENANG CIKALAPA SWIMMING POOL

2016 HUBUNGAN QUICKNESS, POWER TUNGKAI DAN FLEKSIBILITAS PANGGUL DENGAN HASIL START (GRAB START) RENANG PADA SISWA CLUB RENANG CIKALAPA SWIMMING POOL BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Renang merupakan salah satu jenis olahraga yang digemari oleh berbagai lapisan masyarakat karena olahraga renang dapat dilakukan oleh anak-anak dan orang dewasa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian merupakan situasi, tempat, dimana penelitian dilaksanakan. Penelitian ini dilaksanakan di Jl. Pajajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Penelitian Heri Muhammad Saefullah, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Penelitian Heri Muhammad Saefullah, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Penelitian Atletik merupakan salah satu cabang olahraga yang tertua didunia, karena gerak dasar yang terdapat didalamnya sudah dilakukan sejak jaman peradaban manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. maupun tingkat internasional (yang diselenggarakan oleh IAAF). Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. maupun tingkat internasional (yang diselenggarakan oleh IAAF). Selain itu, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lompat jangkit merupakan salah satu nomor yang dilombakan dalam kejuaraan atletik, baik untuk tingkat nasional (yang diselenggarakan oleh PASI) maupun tingkat

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini membawa dampak dalam berbagai kehidupan termasuk olahraga. Khususnya cabang olahraga renang mengalami kemajuan

Lebih terperinci

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh : ANGGORO WIDYA SURYANTO NPM:

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh : ANGGORO WIDYA SURYANTO NPM: Artikel Skripsi HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN DAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN RENANG GAYA BEBAS 50 M PADA SISWA PUTRA SMK PGRI 4 KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN 2015/2016 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola merupakan olahraga yang tidak asing lagi di indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola merupakan olahraga yang tidak asing lagi di indonesia, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepakbola merupakan olahraga yang tidak asing lagi di indonesia, begitupun di dunia. Setiap orang, baik perempuan maupun laki-laki, tua maupun muda, mengetahui

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. perlakuan atau treatment. Hal ini sesuai pendapat Surakhmad (1982) bahwa

III. METODOLOGI PENELITIAN. perlakuan atau treatment. Hal ini sesuai pendapat Surakhmad (1982) bahwa 66 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen. Metode eksperimen bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh akibat dari suatu perlakuan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010:3). Metode

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010:3). Metode BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian secara umum dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010:3). Metode

Lebih terperinci

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA BERJALAN DIUDARA PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 11 BANDA ACEH.

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA BERJALAN DIUDARA PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 11 BANDA ACEH. HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA BERJALAN DIUDARA PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 11 BANDA ACEH Zukrur Rahmat 1 Abstrak Lompat jauh adalah suatu bentuk gerakan melompat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepak bola merupakan cabang olahraga yang sudah memasyarakat, baik sebagai hiburan, mulai dari latihan peningkatan kondisi tubuh atau sebagai prestasi untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai prestasi yang maksimal, banyak. Harsono (2000:4) mengemukakan bahwa: Apabila kondisi fisik atlet dalam

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai prestasi yang maksimal, banyak. Harsono (2000:4) mengemukakan bahwa: Apabila kondisi fisik atlet dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk mencapai prestasi yang maksimal, banyak faktor yang mempengaruhi, salah satunya adalah kemampuan atau kondisi fisik. Menurut Harsono (2000:4) mengemukakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pendidikan Jasmani Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistematik bertujuan untuk mengembangkan dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Muhammadiyah Rongkop Gunungkidul Yogyakarta dikarenakan belum

Lebih terperinci

Latihan 1: untuk menyiapkan kondisi secara fisiologis maupun psikologis agar dapat melaksanakan latihan gerakan senam dengan baik dan benar

Latihan 1: untuk menyiapkan kondisi secara fisiologis maupun psikologis agar dapat melaksanakan latihan gerakan senam dengan baik dan benar Lampiran 4 No. Panduan Senam Bugar Lansia (SBL) Langkah Gerakan SBL Bag. 1 Gerakan Pemanasan Gambar Latihan Pernapasan 1. Meluruskan badan dengan kedua tangan lurus ke bawah sejajar dengan kedua sisi tubuh.

Lebih terperinci

HUBUNGAN EXPLOSIVE POWER OTOT LENGAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS ATAS ATLET BOLAVOLI KUANSING KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

HUBUNGAN EXPLOSIVE POWER OTOT LENGAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS ATAS ATLET BOLAVOLI KUANSING KABUPATEN KUANTAN SINGINGI ISSN 2527-760X (Print) ISSN 2528-584X (Online) HUBUNGAN EXPLOSIVE POWER OTOT LENGAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS ATAS ATLET BOLAVOLI KUANSING KABUPATEN KUANTAN SINGINGI Dupri Universitas

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PROGRAM LATIHAN RENANG 50 METER GAYA BEBAS KU V DI KLUB RENANG SURYA AQUATIK KOTA KEDIRI

EFEKTIFITAS PROGRAM LATIHAN RENANG 50 METER GAYA BEBAS KU V DI KLUB RENANG SURYA AQUATIK KOTA KEDIRI EFEKTIFITAS PROGRAM LATIHAN RENANG 50 METER GAYA BEBAS KU V DI KLUB RENANG SURYA AQUATIK KOTA KEDIRI SKRIPSI Diajuakan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan Nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan Nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan Nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan berkesinambungan, meliputi seluruh aspek kehidupan masyarakat, bangsa dan negara sebagai upaya untuk mewujudkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. validitas dan reliabilitas. Dalam bab ini akan dikemukakan hal-hal yang

III. METODE PENELITIAN. validitas dan reliabilitas. Dalam bab ini akan dikemukakan hal-hal yang 33 III. METODE PENELITIAN A. Metode penelitian Metodologi penelitian perlu diterapkan sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang sebenarnya untuk memperoleh data yang mempunyai tingkat validitas dan reliabilitas.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cabang olahraga atletik adalah salah satu nomor cabang yang tumbuh dan berkembang seiring dengan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cabang olahraga atletik adalah salah satu nomor cabang yang tumbuh dan berkembang seiring dengan kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cabang olahraga atletik adalah salah satu nomor cabang yang tumbuh dan berkembang seiring dengan kegiatan alami manusia. Berlari adalah bagian yang tak terpisahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Salah satu bagian dari peningkatan kualitas hidup manusia adalah pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Salah satu bagian dari peningkatan kualitas hidup manusia adalah pembinaan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Salah satu bagian dari peningkatan kualitas hidup manusia adalah pembinaan dan pengembangan olahraga, dimana kualitas olahraga yang diarahkan menuju kepada kesehatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Pengambilan data dalam penelitian ini dilaksanakan di beberapa tempat, yaitu: - SMP Negeri 8 Purwokerto - Kolam Renang Tirta

Lebih terperinci

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG HUBUNGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI, KELENTUKAN SENDI PANGGUL, DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KECEPATAN RENANG GAYA KUPU-KUPU 50 METER PERENANG KELOMPOK UMUR (KU) I PUTRA PESERTA KEJUARAAN RENANG ANTAR PERKUMPULAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sepakbola merupakan olahraga yang sangat populer di dunia. Ini dapat dilihat dari antusias penonton di stadion, dan siaran televisi yang banyak menyiarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia olahraga khususnya pada olahraga prestasi saat ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia olahraga khususnya pada olahraga prestasi saat ini semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia olahraga khususnya pada olahraga prestasi saat ini semakin hari semakin modern didukung dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tinggi

Lebih terperinci

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI POWER OTOT LENGAN KELENTURAN DAN KESEIMBANGAN DENGAN HASIL BELAJAR KAYANG. Jurnal MUHAMMAD INDRA KURNIAWAN

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI POWER OTOT LENGAN KELENTURAN DAN KESEIMBANGAN DENGAN HASIL BELAJAR KAYANG. Jurnal MUHAMMAD INDRA KURNIAWAN HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI POWER OTOT LENGAN KELENTURAN DAN KESEIMBANGAN DENGAN HASIL BELAJAR KAYANG Jurnal MUHAMMAD INDRA KURNIAWAN PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI, KELENTUKAN PINGGUL DAN KESEIMBANGAN TERHADAP DAYA LEDAK TENDANGAN JODAN MAWASHI GERI.

HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI, KELENTUKAN PINGGUL DAN KESEIMBANGAN TERHADAP DAYA LEDAK TENDANGAN JODAN MAWASHI GERI. HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI, KELENTUKAN PINGGUL DAN KESEIMBANGAN TERHADAP DAYA LEDAK TENDANGAN JODAN MAWASHI GERI Khavisa Pranata 1 Abstrak Penelitian ini tergolong dalam metode survey dengan

Lebih terperinci

Angkat kedua dumbbell ke depan dengan memutar pergelangan tangan (twist) hingga bertemu satu sama lain.

Angkat kedua dumbbell ke depan dengan memutar pergelangan tangan (twist) hingga bertemu satu sama lain. DADA 1. Breast Twist Fly 1. Posisikan tubuh bersandar incline pada bench dengan kedua tangan terbuka lebar memegang dumbbell. Busungkan dada untuk gerakan yang optimal. Angkat kedua dumbbell ke depan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik itu di tingkat Nasional seperti PON ataupun di tingkat Internasional seperti

BAB I PENDAHULUAN. baik itu di tingkat Nasional seperti PON ataupun di tingkat Internasional seperti 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga adalah suatu bentuk kegiatan jasmani yang terdapat di dalam permainan, perlombaan dan kegiatan intensif dalam rangka memperoleh relevansi kemenangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga adalah segala kegiatan yang sistematis untuk mendorong, membina serta mengembangkan potensi jasmani,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga adalah segala kegiatan yang sistematis untuk mendorong, membina serta mengembangkan potensi jasmani, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga adalah segala kegiatan yang sistematis untuk mendorong, membina serta mengembangkan potensi jasmani, rohani dan sosial. Selain olahraga dapat berfungsi untuk

Lebih terperinci