Pemodelan Numerik Reaksi Enzimatik Imobilisasi
|
|
- Suryadi Atmadjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Jurnal Teknologi Proses Media Publikasi Karya Ilmiah Teknik Kimia 4() Juli 5 : 8 5 ISSN Pemodelan Numerik Reaksi Enzimatik Imobilisasi Zuhrina Masyithah Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara, Medan 55 Abstrak Enzim yang diimobilisasi pada partikel berongga, akan mempunyai tahanan akibat dari difusi partikel eksternal dan internal. Tahanan difusi eksternal dan internal merupakan pembatas kinerja proses sehingga perlu dipelajari agar konversi substrat pada reaksi enzimatik imobilisasi dapat menjadi seperti yang diharapkan. Tahanan difusional dalam hal ini digambarkan oleh dua bilangan tak berdimensi, yaitu modulus Thiele (Th) dan bilangan Sherwood (Sh). Dari hasil analisis numerik, ditemukan bahwa konsentrasi permukaan akan mendekati konsentrasi bulk pada nilai bilangan Sherwood lebih besar dari 4. Untuk nilai modulus Thiele yang kecil, gradient konsentrasi substrat di dalam partikel akan berkurang dibandingkan dengan nilai yang besar dari modulus Thiele. Konsentrasi substrat keseluruhan di dalam partikel pada nilai modulus Thiele yang besar adalah rendah jika dibandingkan dengan konsentrasi substrat pada nilai modulus Thiele yang kecil. Kata kunci: enzim, metode finite different. Latar Belakang Enzim merupakan protein yang mampu mengkatalisis seluruh proses biokimiawi dalam sel hayati yang sangat spesifik. Enzim dapat diaplikasikan pada berbagai proses industri antara lain untuk menghasilkan produk pangan, pakan, bahan kimiawi atau pengelolaan lingkungan. Untuk mengendalikan aktivitas enzim dan mendayagunakannya dalam kegiatan proses, maka pemahaman tentang reaksi yang dikatalisis oleh enzim pada sistem homogen maupun heterogen perlu dilakukan. Pada sistem enzimatik heterogen, enzim dapat diimobilisasi dengan melekatkannya ke suatu penyangga padat. Penyangga ini dapat berupa butiran, serat, lembaran berongga, tabung ataupun membran semipermeabel. Saat ini penggunaan enzim imobilisasi memperoleh perhatian yang besar karena imobilisasi membuat enzim menjadi stabil, lebih tahan terhadap serangan protease, dan lebih mudah dipisahkan dari campuran pada akhir reaksi untuk selanjutnya dapat dipakai lagi. Pada penggunaan enzim imobilisasi, molekul substrat yang kontak dengan enzim pertama sekali akan terdifusi melalui struktur berpori dari penyangga. Untuk enzim imobilisasi pada partikel tak berongga (pada permukaan partikel), satu-satunya tahanan adalah tahanan eksternal yang digambarkan dengan bilangan Damkohler. Tahanan perpindahan massa eksternal ini dapat dikurangi dengan pengadukan larutan bulk hingga lapisan difusi didekat permukaan padatan secara efektif berkurang menjadi nol (Lin 978). Untuk enzim imobilisasi pada partikel berongga, tahanan yang timbul adalah dari difusi partikel eksternal dan internal melalui dua mekanisme perpindahan. Pertama,
2 Zuhrina Masyithah / Jurnal Teknologi Proses 4() Juli 5 : substrat berdifusi secara molekuler dan konvektif dengan larutan yang terdapat pada permukaan luar membran (difusi eksternal). Kemudian substrat berdifusi ke dalam membran untuk bereaksi/bersatu dengan sisi aktif katalitik (difusi internal). Tahanan difusi eksternal dan internal merupakan pembatas kinerja proses sehingga perlu dipelajari agar konversi substrat dapat menjadi seperti yang diharapkan. Tahanan difusional dalam hal ini digambarkan oleh dua bilangan tak berdimensi, yaitu modulus Thiele (Th) dan bilangan Sherwood (Sh). Mengabaikan tahanan difusional dapat menurunkan konversi substrat, untuk itu perlu diamati pengaruh tahanan difusional eksternal dan internal terhadap konsentrasi substrat dalam reaksi enzimatik imobilisasi. Pada suatu enzim yang diimobilisasi atau enzim heterogen, semua molekul enzim tidak identik. Sebagai contoh suatu enzim yang diimobilisasi pada penyangga dengan pengikatan kovalen, akan mengalami pengubahan struktur tiga dimensi. Dalam sistem ini kesiapan sisi aktif (katalitik) tergantung pada orientasi molekul enzim terhadap permukaan penyangga. Selain itu, pada sistem imobilisasi molekul enzim tidak selalu terdispersi secara merata dalam pereaksi. Hal ini dapat dijumpai pada sistem bifasa yang terdiri atas fasa cair dan fasa padatan. Fasa cair mengandung substrat dan produk, sedangkan fasa padatan mengikat enzim. Demikian pula seluruh parameter yang terlibat dalam reaksi enzimatik imobilisasi pada setiap titik reaksi tidak selalu identik. Pada sistem imobilisasi terdapat perbedaan (gradien) konsentrasi, ph dan suhu. Gradien ini terjadi karena sifat elektrostatik, hidrofilik atau hidrofobik penyangga dan larutan serta adanya fenomena difusional eksternal dan/atau internal. Oleh karena itu, selain sifat fasa padatan sebagai penyangga, beberapa fenomena fisik juga berpengaruh terhadap kinematika enzimatik pada sistem imobilisasi. Ketidaksamarataan heterogenitas sistem enzimatik dapat terjadi sebagai akibat imobilisasi, fenomena pembagian (partisi) dan fenomena difusional. Metode Penelitian Tahanan difusional reaksi enzimatik imobilisasi pada penyangga yang berpori terdiri dari tahanan eksternal dan internal. Model matematis dari kedua tahanan tersebut diturunkan dengan cara berikut: Tahanan difusional eksternal dan internal Distribusi konsentrasi substrat di dalam enzim imobilisasi dinyatakan dengan: d S ds + = VmaksS De () dr r dr S + km dengan kondisi batas: ds pada r=; = dr r=r ; D k( S S ) Al () ds = b (3) dr Persamaan () menyatakan model persamaan difusi untuk tahanan difusional internal dari substrat. Tahanan difusi eksternal dinyatakan dengan persamaan (3). Pada penelitian ini diambil asumsi sebagai berikut: Enzim terdistribusi merata di dalam partikel penyangga berbentuk bola yang berpori. Laju reaksi dinyatakan dengan kinetika Michaelis-Menten. Difusi digambarkan menggunakan Hukum Fick s dengan koefisien De. Konsentrasi substrat bervariasi hanya pada arah radial. Difusi dan reaksi terjadi secara simultan.
3 Zuhrina Masyithah / Jurnal Teknologi Proses 4() Juli 5 : 8 5 Persamaan () dan (3) dapat diubah ke dalam bentuk tak-berdimensi dengan menggunakan parameter dan variabel berikut: S r k C = ; R = ; Km = Sb r S o m b Ri Ri Δ C R + Δ C R (9) I I + Ri + = Th Ri Km kr Sh = D o AL ; Vmaksr Th = DeSb o / Persamaan () hingga (3) kemudian ditransfer menjadi: d C dc Th C + = dr R dr C + Km dengan kondisi batas: (4) dc R = ; =...(5) dr dc R = ; = Sh( C) (6) dr Data simulasi Persamaan (4) hingga (6) diselesaikan untuk C sebagai fungsi R menggunakan metode finite different. Suku ketiga persamaan (4) dapat dilinierisasi sehingga persamaan (4) menjadi: d C dc Th C + dr R dr Km = (7) Kemudian turunan pertama dan kedua dari persamaan (7) digantikan dengan formula finite different. Persamaan (7) menjadi: Ci+ C ( i + R Ci+ C ΔR I Th CI = Km (8) Penyusunan kembali persamaan di atas memberikan persamaan finite different: dimana: R = i α ΔR Ri Th Ri β = Km R = i λ + ΔR Perkiraan persamaan (7) memberikan persamaan: α C i + βci + λci+ = untuk i=,,3,,n- () Hasil perkiraan untuk kondisi batas adalah sebagai berikut: ( α + λ) C + βc () = ( α + λ) C N + + ( β λsh C N = () Persamaan () hingga () merupakan persamaan aljabar linier. Struktur matriks untuk persamaan ini adalah tridiagonal sederhana. Pemodelan numerik persamaan diselesaikan dengan algoritma Thomas. Jika suku ketiga persamaan (4) tidak dilinierisasi, akan diperoleh persamaan aljabar non linier, dan persamaan dapat diselesaikan dengan Iterasi Seidel nonlinier dan metode Newton- Raphson (Mathews, 999).
4 Zuhrina Masyithah / Jurnal Teknologi Proses 4() Juli 5 : 8 5 Hasil Pemodelan Sebagaimana dinyatakan dimuka bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengamati pengaruh tahanan difusional eksternal dan internal terhadap konsentrasi substrat pada reaksi enzimatik imobilisasi. Tahanan difusional dalam hal ini dinyatakan dengan modulus Thiele (Th) dan bilangan Sherwood (Sh). Pengamatan pengaruh modulus Thiele terhadap profil konsentrasi substrat di dalam partikel ditunjukkan pada Gambar hingga 3. Pengamatan dilakukan pada konstanta Michaelis (Km),5 serta nilai modulus Thiele bervariasi dari hingga 5. Hasil yang ada menunjukkan bahwa pada peningkatan nilai modulus Thiele maka profil dari kurva cenderung akan menurun. Pada Gambar hingga 3 menunjukkan profil yang sama dalam menunjukkan peningkatan nilai modulus Thiele ini. Hanya saja Gambar 3 menunjukkan hasil konsentrasi substrat yang lebih besar karena pemodelan dilakukan pada bilangan Sherwood yang lebih tinggi. Dari ketiga gambar ini dapat disimpulkan bahwa jika nilai modulus besar (reaksi cepat dan difusi lambat), molekul substrat akan digunakan sebelum terdifusi hingga jauh ke dalam partikel. Selanjutnya reaksi dibatasi hingga daerah yang tipis disekitar lapisan luar partikel. Hal ini juga menunjukkan bahwa konsentrasi substrat di dalam katalis adalah rendah Km=.5;Sh= Th= Th= Th=3 Th=4 Th= GAMBAR : Hasil Pemodelan Pengaruh Perubahan Modulus Thiele terhadap Profil Konsentrasi Substrat pada Km=,5 dan bilangan Sherwood.
5 Zuhrina Masyithah / Jurnal Teknologi Proses 4() Juli 5 : Km=.5;Sh=4 Th= Th= Th=3 Th=4 Th= GAMBAR : Hasil Pemodelan Pengaruh Perubahan Modulus Thiele terhadap Profil Konsentrasi Substrat pada Km=,5 dan bilangan Sherwood Km=.5;Sh=6 Th= Th= Th=3 Th=4 Th= GAMBAR 3: Hasil Pemodelan Pengaruh Perubahan Modulus Thiele terhadap Profil Konsentrasi Substrat pada Km=,5 dan bilangan Sherwood 6. Pengaruh bilangan Sherwood terhadap profil konsentrasi substrat ditunjukkan pada Gambar 4 hingga 6. Pengamatan dilakukan pada bilangan Sherwood mulai hingga 6. Keseluruhan hasil menunjukkan bahwa pada peningkatan bilangan Sherwood maka akan diperoleh konsentrasi permukaan substrat yang besar. Juga terlihat bahwa pada bilangan Sherwood mendekati 4, konsentrasi permukaan mendekati konsentrasi bulk. Peningkatan bilangan Sherwood akan meningkatkan difusivitas molekul sehingga di akan dijumpai konsentrasi substrat yang lebih besar.
6 Zuhrina Masyithah / Jurnal Teknologi Proses 4() Juli 5 : Km=.5;Th= Sh= Sh=3 Sh=4 Sh=5 Sh= GAMBAR 4: Hasil Pemodelan Pengaruh Perubahan Bilangan Sherwood terhadap Profil Konsentrasi Substrat pada Km=,5 dan bilangan Modulus Thiele =. Secara detail hal ini dapat dijelaskan bahwa immobilisasi enzim akan mengubah kinetika enzim secara nyata. Perubahan ini terjadi karena interaksi enzim dengan penyangga, dimana terjadi perubahan struktur tiga dimensi dari enzim. Pada pengubahan struktur tiga dimensi ini akan terjadi penghalangan secara sterik terhadap substrat dengan sisi aktif, atau antara efektor dengan sisi alosterik. Penghalangan sterik sisi katalitik juga berkaitan dengan ukuran substrat dimana pada substrat dengan bobot molekul kecil akan dijumpai aktivitas enzimatik yang lebih tinggi Km=.5;Th=3 Sh= Sh=3 Sh=4 Sh=5 Sh= Gambar 5 : Hasil Pemodelan Pengaruh Perubahan Bilangan Sherwood terhadap Profil Konsentrasi Substrat pada Km=,5 dan bilangan Modulus Thiele = 3.
7 4 Zuhrina Masyithah / Jurnal Teknologi Proses 4() Juli 5 : Km=.5;Th=5 Sh= Sh=3 Sh=4 Sh=5 Sh= GAMBAR 6 : Hasil Pemodelan Pengaruh Perubahan Bilangan Sherwood terhadap Profil Konsentrasi Substrat pada Km=,5 dan bilangan Modulus Thiele = 5. Untuk nilai yang besar dari bilangan Sherwood (Sh>4), kurva yang diperoleh saling berdekatan satu sama lain. Hal ini berarti bahwa tahanan perpindahan massa diabaikan untuk bilangan Sherwood yang sangat tinggi maupun sangat rendah. Untuk itu diperlukan konsentrasi bulk yang sama atau mendekati dengan konsentrasi antar muka padat-fluida. Kesimpulan Metode finite different merupakan salah satu metode analisis numerik yang digunakan untuk penyelesaikan persamaan diferensial yang menggunakan kondisi batas. Dengan menggunakan metode ini, persamaan diferensial dan kondisi batasnya ditransformasikan ke dalam persamaan aljabar linier atau non linier. Persamaan aljabar linier dan non linier dapat diselesaikan menggunakan tridiagonal dan metode Newton-Raphson. Dari hasil analisis numerik, ditemukan bahwa konsentrasi permukaan akan mendekati konsentrasi bulk pada nilai bilangan Sherwood lebih besar dari 4. Untuk nilai modulus Thiele yang kecil, gradient konsentrasi substrat di dalam partikel akan berkurang dibandingkan dengan nilai yang besar dari modulus Thiele. Konsentrasi substrat keseluruhan di dalam partikel pada nilai modulus Thiele yang besar adalah rendah jika dibandingkan dengan konsentrasi substrat pada nilai modulus Thiele yang kecil. Daftar Notasi C konsentrasi substrat di dalam partikel, tak berdimensi, S/Sb D e koefisien difusi efektif substrat didalam partikel D AL difusi substrat dalam fasa cair k koefisien perpindahan massa k m konstanta Michaelis K m konstanta Michaelis tak berdimensi, K m /S b N jumlah tahap r koordinat radial r o diameter partikel enzim S konsentrasi substrat dalam partikel S b konsentrasi bulk substrat ΔR ukuran tahap Daftar Pustaka Krishna, R. & Ramachandran, P.A.. 975, Analysis of diffusional effects in immobilized two-enzyme systems, J.Appl Chem.Biotechnology. 5: Lin, S.H Performance characteristics of s CSTR containing immobilized enzyme
8 Zuhrina Masyithah / Jurnal Teknologi Proses 4() Juli 5 : particles, J.Appl.Chem.Biotechnology, 8: Mathews, J.H. & Hlavacek, V Numerical solution of nonlinear boundary value problems with application. New Jersey: Prentice Hall. Mangunmidjaja, D & Suryani, A., 994, Teknologi Bioproses. Jakarta: penebar Swadaya. Roslina Rashid dan Noraishah Saidina Amin., Numerical Modeling of an Enzymatic Reaction using Matlab 5.3, Prosiding Simposium Jurutera Kimia Malaysia ke-4, Shuler, M.L. & Kargi, F. 99, Bioprocess Engineering. New York : Prentice Hall.
Bab II Pemodelan. Gambar 2.1: Pembuluh Darah. (Sumber:
Bab II Pemodelan Bab ini berisi tentang penyusunan model untuk menjelaskan proses penyebaran konsentrasi oksigen di jaringan. Penyusunan model ini meliputi tinjauan fisis pembuluh kapiler, pemodelan daerah
Lebih terperinciVI. DASAR PERANCANGAN BIOREAKTOR. Kompetensi: Setelah mengikuti kuliah mahasiswa dapat membuat dasar rancangan bioproses skala laboratorium
VI. DASAR PERANCANGAN BIOREAKTOR Kompetensi: Setelah mengikuti kuliah mahasiswa dapat membuat dasar rancangan bioproses skala laboratorium A. Strategi perancangan bioreaktor Kinerja bioreaktor ditentukan
Lebih terperinciKINETIKA REAKSI ENZIMATIS
LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA BIOPROSES KINETIKA REAKSI ENZIMATIS KHAIRUL ANAM P051090031/BTK BIOTEKNOLOGI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 KINETIKA REAKSI ENZIMATIS 1. Pendahuluan Amilase
Lebih terperinciFENOMENA PERPINDAHAN. LUQMAN BUCHORI, ST, MT JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNDIP
FENOMENA PERPINDAHAN LUQMAN BUCHORI, ST, MT luqman_buchori@yahoo.com JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNDIP Peristiwa Perpindahan : Perpindahan Momentum Neraca momentum Perpindahan Energy (Panas) Neraca
Lebih terperinciPemodelan Difusi Oksigen di Jaringan Tubuh dengan Konsumsi Oksigen Linier Terhadap Konsentrasi
Pemodelan Difusi Oksigen di Jaringan Tubuh dengan Konsumsi Oksigen Linier Terhadap Konsentrasi Kartika Yulianti, S.Pd., M.Si. Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Dr.
Lebih terperinciPENGARUH KATALISIS TERHADAP TETAPAN LAJU
PENGARUH KATALISIS TERHADAP TETAPAN LAJU Laju reaksi sering dipengaruhi oleh adanya katalis Contoh : Hidrolisis sukrosa dalam air Suhu kamar lama (bisa beberapa bulan) Namun jika hidrolisis dilakukan dalam
Lebih terperinciMODEL DIFUSI OKSIGEN DI JARINGAN TUBUH
MODEL DIFUSI OKSIGEN DI JARINGAN TUBUH Kartika Yulianti, S.Pd., M.Si. Pembimbing: Dr. Agus Yodi Gunawan 14 Juli 2009 artika Yulianti, S.Pd., M.Si. Pembimbing:Dr. MODEL Agus DIFUSI Yodi Gunawan OKSIGEN()
Lebih terperinci2 Tinjauan Pustaka. 2.1 Polimer. 2.2 Membran
2 Tinjauan Pustaka 2.1 Polimer Polimer (poly = banyak, meros = bagian) merupakan molekul besar yang terbentuk dari susunan unit ulang kimia yang terikat melalui ikatan kovalen. Unit ulang pada polimer,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil percobaan pendahuluan, ditentukan lima formula
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Formulasi Granul Mengapung Teofilin Berdasarkan hasil percobaan pendahuluan, ditentukan lima formula untuk dibandingkan karakteristiknya, seperti terlihat pada Tabel
Lebih terperinciKuliah 07 Persamaan Diferensial Ordinari Problem Kondisi Batas (PDOPKB)
Kuliah 07 Persamaan Diferensial Ordinari Problem Kondisi Batas (PDOPKB) Persamaan diferensial satu variabel bebas (ordinari) orde dua disebut juga sebagai Problem Kondisi Batas. Hal ini disebabkan persamaan
Lebih terperinciMETODE PSEUDO ARC-LENGTH DAN PENERAPANNYA PADA PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN NONLINIER TERPARAMETERISASI
Jurnal Matematika UNAND Vol. 5 No. 4 Hal. 9 17 ISSN : 233 291 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND METODE PSEUDO ARC-LENGTH DAN PENERAPANNYA PADA PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN NONLINIER TERPARAMETERISASI RAHIMA
Lebih terperinciFENOMENA PERPINDAHAN. LUQMAN BUCHORI, ST, MT JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNDIP
FENOMENA PERPINDAHAN LUQMAN BUCHORI, ST, MT luqman_buchori@yahoo.com luqmanbuchori@undip.ac.id JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNDIP Peristiwa Perpindahan : Perpindahan Momentum Neraca momentum Perpindahan
Lebih terperinciRekayasa Bioproses. Deskripsi. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Strategi Perancangan Bioreaktor: Pertemuan Ke-6 Dasar Perancangan Bioreaktor
Rekayasa Bioproses (Kode MKA: 114151462) Pertemuan Ke-6 Dasar Perancangan Bioreaktor Dosen: Ir. Sri Sumarsih, MP. E-mail: Sumarsih_03@yahoo.com Weblog: Sumarsih07.wordpress.com Deskripsi Dasar perancangan
Lebih terperinciBefore UTS. Kode Mata Kuliah :
Before UTS Kode Mata Kuliah : 2045330 Bobot : 3 SKS Pertemuan Materi Submateri 1 2 3 4 Konsep dasar perpindahan massa difusional Difusi molekuler dalam keadaan tetap Difusi melalui non stagnan film 1.
Lebih terperinciRekayasa Bioproses. Pertemuan Ke-4 Dasar Perancangan Bioreaktor
Rekayasa Bioproses (Kode MKA: 114151462) Pertemuan Ke-4 Dasar Perancangan Bioreaktor Dosen: Ir. Sri Sumarsih, MP. E-mail: Sumarsih_03@yahoo.com Weblog: Sumarsih07.wordpress.com Teknik Lingkungan- UPN[V]Yk
Lebih terperinci4 Hasil dan Pembahasan
4 Hasil dan Pembahasan Bab ini terdiri dari 6 bagian, yaitu optimasi pembuatan membran PMMA, uji kinerja membran terhadap air, uji kedapat-ulangan pembuatan membran menggunakan uji Q Dixon, pengujian aktivitas
Lebih terperinciDifusi adalah Proses Perpindahan Zat dari konsentrasi yang tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah.
Difusi adalah Proses Perpindahan Zat dari konsentrasi yang tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah. Contoh difusi : a. Difusi gas b. Difusi air Hukum I Ficks : Q = - D dc/dx Ket : D Q dc/dx = Koofisien
Lebih terperinciSidang Tugas Akhir - Juli 2013
Sidang Tugas Akhir - Juli 2013 STUDI PERBANDINGAN PERPINDAHAN PANAS MENGGUNAKAN METODE BEDA HINGGA DAN CRANK-NICHOLSON COMPARATIVE STUDY OF HEAT TRANSFER USING FINITE DIFFERENCE AND CRANK-NICHOLSON METHOD
Lebih terperinciENZIM TERIMMOBILISASI DAN PENGGUNAANNYA YANG EFEKTIF DALAM INDUSTRI PANGAN. Nanang Rahmat Wijaya*) dan Zahra Fonna *) ABSTRAKS
Jurnal Reaksi Jurusan Teknik Kimia Vol. 2 No.3, Juni 2004 ISSN 1693248X NZIM TRIMMOBILISASI DAN PNGGUNAANNYA YANG FKTIF DALAM INDUSTRI PANGAN Nanang Rahmat Wijaya*) dan Zahra Fonna *) ABSTRAKS Lebih dari
Lebih terperinciPENGANTAR TRANSFER MASSA
MD D3 Sperisa Distantina ENGNTR TRNSFER MSS Transfer massa merupakan salah satu hemical Engineering Tools, yang merupakan konsep-konsep atau prinsip-prinsip seorang TK dalam menyelesaikan tugasnya. hemical
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. FeO. CO Fe CO 2. Fe 3 O 4. Fe 2 O 3. Gambar 2.1. Skema arah pergerakan gas CO dan reduksi
BAB II DASAR TEORI Pengujian reduksi langsung ini didasari oleh beberapa teori yang mendukungnya. Berikut ini adalah dasar-dasar teori mengenai reduksi langsung yang mendasari penelitian ini. 2.1. ADSORPSI
Lebih terperinci4 Hasil dan Pembahasan
4 Hasil dan Pembahasan Dalam penelitian tugas akhir ini dibuat membran bioreaktor ekstrak kasar enzim α-amilase untuk penguraian pati menjadi oligosakarida sekaligus sebagai media pemisahan hasil penguraian
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. KARAKTERISTIK PENGERINGAN LAPISAN TIPIS SINGKONG 4.1.1. Perubahan Kadar Air Terhadap Waktu Proses pengeringan lapisan tipis irisan singkong dilakukan mulai dari kisaran kadar
Lebih terperinciMODEL ABSORPSI MULTIKOMPONEN GAS ASAM DALAM LARUTAN K 2 CO 3 DENGAN PROMOTOR MDEA PADA PACKED COLUMN
MODEL ABSORPSI MULTIKOMPONEN GAS ASAM DALAM LARUTAN K 2 CO 3 DENGAN PROMOTOR MDEA PADA PACKED COLUMN NURUL ANGGRAHENY D NRP 2308100505, DESSY WULANSARI NRP 2308100541, Dosen Pembimbing : Prof.Dr.Ir.Ali
Lebih terperinci1. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem merupakan sekumpulan obyek yang saling berinteraksi dan memiliki keterkaitan antara satu obyek dengan obyek lainnya. Dalam proses perkembangan ilmu pengetahuan,
Lebih terperinciPENYELESAIAN PERSAMAAN POISSON 2D DENGAN MENGGUNAKAN METODE GAUSS-SEIDEL DAN CONJUGATE GRADIENT
Teknikom : Vol. No. (27) E-ISSN : 2598-2958 PENYELESAIAN PERSAMAAN POISSON 2D DENGAN MENGGUNAKAN METODE GAUSS-SEIDEL DAN CONJUGATE GRADIENT Dewi Erla Mahmudah, Muhammad Zidny Naf an 2 STMIK Widya Utama,
Lebih terperinciPenyelesaian Persamaan Poisson 2D dengan Menggunakan Metode Gauss-Seidel dan Conjugate Gradient
Teknikom : Vol. No. (27) ISSN : 2598-2958 (online) Penyelesaian Persamaan Poisson 2D dengan Menggunakan Metode Gauss-Seidel dan Conjugate Gradient Dewi Erla Mahmudah, Muhammad Zidny Naf an 2 STMIK Widya
Lebih terperinciSimulasi Perpindahan Panas pada Lapisan Tengah Pelat Menggunakan Metode Elemen Hingga
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.2, (2015) 2337-3520 (2301-928X Print) A-13 Simulasi Perpindahan Panas pada Lapisan Tengah Pelat Menggunakan Metode Elemen Hingga Vimala Rachmawati dan Kamiran Jurusan
Lebih terperinci3.1 Membran Sel (Book 1A, p. 3-3)
Riswanto, S. Pd, M. Si SMA Negeri 3 Rantau Utara 3 Gerakan zat melintasi membran sel 3.1 Membran Sel (Book 1A, p. 3-3) A Bagaimana struktur dari membran sel? (Book 1A, p. 3-3) Struktur membran sel dapat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dan kotoran manusia atau kotoran binatang. Semua polutan tersebut masuk. ke dalam sungai dan langsung tercampur dengan air sungai.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Dalam kehidupan, polusi yang ada di sungai disebabkan oleh limbah dari pabrikpabrik dan kotoran manusia atau kotoran binatang. Semua polutan tersebut masuk
Lebih terperinciRekayasa Bioproses. Pertemuan Ke-3. Bioreaktor Sistem Kontinyu
Rekayasa Bioproses (Kode MKA: 114151462) Pertemuan Ke-3 Bioreaktor Sistem Kontinyu Dosen: Ir. Sri Sumarsih, MP. E-mail: Sumarsih_03@yahoo.com Weblog: Sumarsih07.wordpress.com Teknik Lingkungan- UPN[V]Yk
Lebih terperinciTEKNOLOGI PRODUKSI ENZIM MIKROBIAL
TEKNOLOGI PRODUKSI ENZIM MIKROBIAL Ani Suryani FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR PENDAHULUAN Sumber Enzim Tanaman dan Hewan Mikroba Enzim dari Tanaman Enzim dari Hewan Enzim dari Mikroba
Lebih terperinciMetode Pengukuran Spektrofotometri (Bergmeyer et al. 1974) Pembuatan Media Heterotrof Media Heterotrof Padat. Pengaruh ph, Suhu, Konsentrasi dan
4 Metode Penelitian ini dilakukan pada beberapa tahap yaitu, pembuatan media, pengujian aktivitas urikase secara kualitatif, pertumbuhan dan pemanenan bakteri, pengukuran aktivitas urikase, pengaruh ph,
Lebih terperinciR DNA (3.1.1) k 1. DNA NTP k 3. k 2
Bab 3 MODEL DAN ANALISA MATEMATIKA 3.1 Model Matematika Pada bab ini akan dimodelkan proses ekspresi gen dengan kontrol yang dilakukan oleh protein repressor. Kemudian kita analisis model yang diperoleh
Lebih terperinci1.1 Latar Belakang dan Identifikasi Masalah
BAB I PENDAHULUAN Seiring dengan pertumbuhan kebutuhan dan intensifikasi penggunaan air, masalah kualitas air menjadi faktor yang penting dalam pengembangan sumberdaya air di berbagai belahan bumi. Walaupun
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Asap atau polutan yang dibuang melalui cerobong asap pabrik akan menyebar atau berdispersi di udara, kemudian bergerak terbawa angin sampai mengenai pemukiman penduduk yang berada
Lebih terperinciSATUAN OPERASI FOOD INDUSTRY
SATUAN OPERASI RYN FOOD INDUSTRY Satu tujuan dasar industri pangan: mentransformasi bahan baku pertanian menjadi makanan yg layak dikonsumsi melalui serangkaian tahapan proses,. Tipe alat yg digunakan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Fabrikasi Membran PES Fabrikasi membran menggunakan bahan baku polimer PES dengan berat molekul 5200. Membran PES dibuat dengan metode inversi fasa basah yaitu
Lebih terperinciBAB II KOROSI dan MICHAELIS MENTEN
BAB II : MEKANISME KOROSI dan MICHAELIS MENTEN 4 BAB II KOROSI dan MICHAELIS MENTEN Di alam bebas, kebanyakan logam ditemukan dalam keadaan tergabung secara kimia dan disebut bijih. Oleh karena keberadaan
Lebih terperinciMAKALAH ALAT INDUSTRI KIMIA ABSORPSI
MAKALAH ALAT INDUSTRI KIMIA ABSORPSI Disusun Oleh : Kelompok II Salam Ali 09220140004 Sri Dewi Anggrayani 09220140010 Andi Nabilla Musriah 09220140014 Syahrizal Sukara 09220140015 JURUSAN TEKNIK KIMIA
Lebih terperinciBab 2 TEORI DASAR. 2.1 Model Aliran Panas
Bab 2 TEORI DASAR 2.1 Model Aliran Panas Perpindahan panas adalah energi yang dipindahkan karena adanya perbedaan temperatur. Terdapat tiga cara atau metode bagiamana panas dipindahkan: Konduksi Konduksi
Lebih terperinciIndo. J. Chem. Sci. 3 (2) (2014) Indonesian Journal of Chemical Science
Indo. J. Chem. Sci. 3 (2) (2014) Indonesian Journal of Chemical Science http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ijcs KAJIAN KESAHIHAN PERSAMAAN ESPENSON (1995) UNTUK REAKSI ENZIMATIS DAN YANG MIRIP Patiha,
Lebih terperinciKINETIKA STERILISASI (STR)
MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA KINETIKA STERILISASI (STR) Disusun oleh: Kevin Yonathan Prof. Dr. Tjandra Setiadi Dr. Ardiyan Harimawan PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI
Lebih terperinci2 Tinjauan Pustaka. 2.1 Teknik Voltametri
2 Tinjauan Pustaka 2.1 Teknik Voltametri Teknik voltametri adalah salah satu teknik analisis yang sering digunakan di bidang kimia analitik. Pada teknik ini, arus dari elektroda kerja diukur sebagai fungsi
Lebih terperinciV. BIOREAKTOR SISTEM KONTINYU. Kompetensi: Setelah mengikuti kuliah mahasiswa dapat menyusun alur proses kontinyu dalam bioreaktor
V. BIOREAKTOR SISTEM KONTINYU Kompetensi: Setelah mengikuti kuliah mahasiswa dapat menyusun alur proses kontinyu dalam bioreaktor A. Prinsip sistem kontinyu Pada sistem sederhana, enzim terus-menerus dimasukkan
Lebih terperinciBAB IV KAJIAN CFD PADA PROSES ALIRAN FLUIDA
BAB IV KAJIAN CFD PADA PROSES ALIRAN FLUIDA IV. KAJIAN CFD PADA PROSES ALIRAN FLUIDA 4.1. Penelitian Sebelumna Computational Fluid Dnamics (CFD) merupakan program computer perangkat lunak untuk memprediksi
Lebih terperinciMinggu 13. MA2151 Simulasi dan Komputasi Matematika
Minggu 13 MA2151 Simulasi dan Komputasi Matematika 10.2 Difusi Difusi Panas Energi panas ditransfer oleh konduksi panas di dalam atau antar objek di mana terdapat perbedaan suhu. Partikel atau kelompok
Lebih terperinciSimulasi Kestabilan Model Predator Prey Tipe Holling II dengan Faktor Pemanenan
Prosiding Matematika ISSN: 2460-6464 Simulasi Kestabilan Model Predator Prey Tipe Holling II dengan Faktor Pemanenan 1 Ai Yeni, 2 Gani Gunawan, 3 Icih Sukarsih 1,2,3 Prodi Matematika, Fakultas Matematika
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Bahan Baku Ibuprofen
BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Pemeriksaan bahan baku dilakukan untuk menjamin kualitas bahan yang digunakan dalam penelitian ini. Tabel 4.1 dan 4.2 menunjukkan hasil pemeriksaan bahan baku. Pemeriksaan
Lebih terperinci2. TINJAUAN PUSTAKA. Pelapisan massa air merupakan sebuah kondisi yang menggambarkan
2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kestabilan Massa Air Pelapisan massa air merupakan sebuah kondisi yang menggambarkan bahwa dalam kolom air massa air terbagi secara vertikal kedalam beberapa lapisan. Pelapisan
Lebih terperinciUntuk mengetahui pengaruh ph medium terhadap profil disolusi. atenolol dari matriks KPI, uji disolusi juga dilakukan dalam medium asam
Untuk mengetahui pengaruh ph medium terhadap profil disolusi atenolol dari matriks KPI, uji disolusi juga dilakukan dalam medium asam klorida 0,1 N. Prosedur uji disolusi dalam asam dilakukan dengan cara
Lebih terperinciUsia massa air sering diperkirakan melalui metode perhitungan radio-usia dihitung dari mulai di distribusikannya radioaktif pelacak.
Usia massa air sering diperkirakan melalui metode perhitungan radio-usia dihitung dari mulai di distribusikannya radioaktif pelacak. Deleersnijder et al. Dalam [J. Maret Syst. 28 (2001) 229.] telah menunjukan
Lebih terperinciBAB 2. Landasan Teori. 2.1 Persamaan Dasar
BAB 2 Landasan Teori Objek yang diamati pada permasalahan ini adalah lapisan fluida tipis, yaitu akan dilihat perubahan ketebalan dari lapisan fluida tipis tersebut dengan adanya penambahan surfaktan ke
Lebih terperinciDesain PI Controller menggunakan Ziegler Nichols Tuning pada Proses Nonlinier Multivariabel
Desain PI Controller menggunakan Ziegler Nichols Tuning pada Proses Nonlinier Multivariabel Poppy Dewi Lestari 1, Abdul Hadi 2 Jurusan Teknik Elektro UIN Sultan Syarif Kasim Riau JL.HR Soebrantas km 15
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Secara garis besar hasil hasil penelitian akan dibahas dan ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik, sehingga lebih mudah dalam menganalisa dan membahas baik secara
Lebih terperinciFaktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi Faktor yang mempengaruhi laju reaksi adalah sebagai berikut. Konsentrasi Jika konsentrasi suatu larutan makin besar, larutan akan mengandung jumlah partikel
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Optimasi pembuatan mikrokapsul alginat kosong sebagai uji
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Optimasi pembuatan mikrokapsul alginat kosong sebagai uji pendahuluan Mikrokapsul memberikan hasil yang optimum pada kondisi percobaan dengan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. KADAR AIR SAMPEL Pengukuran kadar air sampel dilakukan sebelum pengeringan osmotik, selama pengeringan osmotik dan setelah pengeringan osmotik. Pengukuran kadar air sampel sebelum
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Aliran Udara Kipas terhadap Penyerapan Etilen dan Oksigen Pada ruang penyerapan digunakan kipas yang dihubungkan dengan rangkaian sederhana seperti pada gambar 7.
Lebih terperinciBAB IV ANALISA. Gambar 4.1. Fenomena case hardening yang terjadi pada sampel.
BAB IV ANALISA 4.1 FENOMENA DAN PENYEBAB KERUSAKAN KUALITAS PRODUK 4.1.1 Fenomena dan penyebab terjadinya case hardening Pada proses pengeringan yang dilakukan oleh penulis khususnya pada pengambilan data
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bergesernya selera masyarakat pada jajanan yang enak dan tahan lama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bergesernya selera masyarakat pada jajanan yang enak dan tahan lama dalam penyimpanannya membuat salah satu produk seperti keripik buah digemari oleh masyarat. Mereka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber energi bahan bakar minyak yang berasal dari fosil saat ini diprediksi sudah tidak mampu memenuhi seluruh kebutuhan konsumsi hidup penduduk dunia di masa datang
Lebih terperinciBioreaktor Sistem Fedbatch & Kontinyu
MATERI KULIAH 5 REKAYASA BIOPROSES Bioreaktor Sistem Fedbatch & Kontinyu Dosen: Ir. Sri Sumarsih, MP. Bioreaktor Semi Sinambung (Fedbatch): Untuk bioproses yang memerlukan penambahan aliran cairan ke dalam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pada masa sekarang konsumsi bahan bakar minyak sangat tinggi,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada masa sekarang konsumsi bahan bakar minyak sangat tinggi, sedangkan produksi sumber bahan bakar minyak saat ini semakin menipis (Seftian dkk., 2012). Berdasarkan data
Lebih terperinciLaju reaksi meningkat menjadi 2 kali laju reaksi semula pada setiap kenaikan suhu 15 o C. jika pada suhu 30 o C reaksi berlangsung 64 menit, maka
Laju reaksi meningkat menjadi 2 kali laju reaksi semula pada setiap kenaikan suhu 15 o C. jika pada suhu 30 o C reaksi berlangsung 64 menit, maka waktu reaksi berlangsung pada suhu 90 o C Susu dipasteurisasi
Lebih terperinciInstructor s Background
Instructor s Background (in CATALYST TECHNOLOGY Lecture ) BEng. (1995): Universitas Diponegoro Meng. (2000): Institut Teknologi Bandung PhD. (2006): Universiti Teknologi Malaysia Instructor: Dr. Istadi
Lebih terperinciRekayasa Bioproses. Deskripsi. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Pertemuan Ke-8 Penggandaan Skala (Scale up) Bioproses. Penggandaan skala bioproses:
Rekayasa Bioproses (Kode MKA: 114151462) Pertemuan Ke-8 Penggandaan Skala (Scale up) Bioproses Dosen: Ir. Sri Sumarsih, MP. E-mail: Sumarsih_03@yahoo.com Weblog: Sumarsih07.wordpress.com Deskripsi Penggandaan
Lebih terperinciRENCANA PEMBELAJARAN (RP) / GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) E-LEARNING MATA KULIAH FENOMENA TRANSPORT
RENCANA PEMBELAJARAN (RP) / GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) E-LEARNING MATA KULIAH FENOMENA TRANSPORT JURUSAN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH
Lebih terperinciKata Kunci :konveksi alir bebas; viskos-elastis; bola berpori 1. PENDAHULUAN
PEMODELAN PENGARUH PANAS TERHADAP ALIRAN FLUIDA KONVEKSI BEBAS YANG MELALUI BOLA BERPORI Mohamad Tafrikan, Basuki Widodo, Choirul Imron. Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Institut Teknologi
Lebih terperinciSOLUSI ANALITIK MASALAH KONDUKSI PANAS PADA TABUNG
Jurnal LOG!K@, Jilid 6, No. 1, 2016, Hal. 11-22 ISSN 1978 8568 SOLUSI ANALITIK MASALAH KONDUKSI PANAS PADA TABUNG Afo Rakaiwa dan Suma inna Program Studi Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil uji formula pendahuluan (Lampiran 9), maka dipilih
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Pembuatan Tablet Mengapung Verapamil HCl Berdasarkan hasil uji formula pendahuluan (Lampiran 9), maka dipilih lima formula untuk dibandingkan kualitasnya, seperti
Lebih terperinciPERMODELAN PERPINDAHAN MASSA PADA PROSES PENGERINGAN LIMBAH PADAT INDUSTRI TAPIOKA DI DALAM TRAY DRYER
SKRIPSI RK 1583 PERMODELAN PERPINDAHAN MASSA PADA PROSES PENGERINGAN LIMBAH PADAT INDUSTRI TAPIOKA DI DALAM TRAY DRYER AULIA AGUS KURNIADY NRP 2303 109 016 NIDIA RACHMA SETIYAJAYANTRI NRP 2306 100 614
Lebih terperinciBab 10. MA2151 Simulasi dan Komputasi Matematika
Bab 10 MA2151 Simulasi dan Komputasi Matematika 10.2 Difusi Difusi Panas Energi panas ditransfer oleh konduksi panas di dalam atau antar objek di mana terdapat perbedaan suhu. Partikel atau kelompok partikel
Lebih terperinciKINETIKA REAKSI HIDROLISA PATI DARI KULIT NANGKA DENGAN KATALISATOR ASAM CHLORIDA MENGGUNAKAN TANGKI BERPENGADUK
KINETIKA REAKSI HIDROLISA PATI DARI KULIT NANGKA DENGAN KATALISATOR ASAM CHLORIDA MENGGUNAKAN TANGKI BERPENGADUK Indra B.K. 1), Retno D. 2) Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, UPN
Lebih terperincikimia LAJU REAKSI 1 TUJUAN PEMBELAJARAN
KTSP & K-13 kimia K e l a s XI LAJU REAKSI 1 TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami konsep molaritas. 2. Memahami definisi dan faktor-faktor
Lebih terperinciALAT TRANSFER MASSA ABSORBER DAN STRIPPER
PMD D3 Sperisa Distantina ALAT TRANSFER MASSA ABSORBER DAN STRIPPER Silabi D3 Teknik Kimia: 1. Prinsip dasar alat transfer massa absorber dan stripper. 2. Variabel-variabel proses alat absorber dan stripper.
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pemodelan kualitas air melibatkan prediksi pencemaran air dengan menggunakan teknik matematika. Ciri-ciri dari model kualitas air adalah adanya kumpulan informasi yang mempresentasikan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Menurut Mandalam & Palsson (1998) ada 3 persyaratan dasar untuk kultur mikroalga fotoautotropik berdensitas tinggi yang tumbuh dalam fotobioreaktor tertutup. Pertama adalah
Lebih terperinciPENGGANDAAN SKALA BIOREAKTOR. Kompetensi: Setelah mengikuti kuliah mahasiswa dapat menggandakan skala bioproses dengan menggunakan salah satu metoda
VII. PENGGANDAAN SKALA BIOREAKTOR Kompetensi: Setelah mengikuti kuliah mahasiswa dapat menggandakan skala bioproses dengan menggunakan salah satu metoda A. Pengembangan Bioproses Bioreaktor dapat digunakan
Lebih terperinciBAB II TEORI ALIRAN PANAS 7 BAB II TEORI ALIRAN PANAS. benda. Panas akan mengalir dari benda yang bertemperatur tinggi ke benda yang
BAB II TEORI ALIRAN PANAS 7 BAB II TEORI ALIRAN PANAS 2.1 Konsep Dasar Perpindahan Panas Perpindahan panas dapat terjadi karena adanya beda temperatur antara dua bagian benda. Panas akan mengalir dari
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PERCOBAAN KE 2 PEMISAHAN PROTEIN PUTIH TELUR DENGAN FRAKSINASI (NH 4 ) 2 SO 4
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PERCOBAAN KE 2 PEMISAHAN PROTEIN PUTIH TELUR DENGAN FRAKSINASI (NH 4 ) 2 SO 4 Disusun oleh : Ulan Darulan - 10511046 Kelompok 1 Asisten Praktikum : R. Roro Rika Damayanti (10510065)
Lebih terperinciTEKNOLOGI AEROSOL Gerak Brown & Difusi. Prof. Heru Setyawan, Jurusan Teknik Kimia FTI - ITS
TEKNOLOGI AEROSOL Gerak Brown & Difusi Prof. Heru Setyawan, Jurusan Teknik Kimia FTI - ITS Koefisien Difusi Gerak Brown: gerak berkelak-kelok tak beraturan partikel aerosol dalam udara diam yang disebabkan
Lebih terperinciSIMULASI ABSORPSI MULTIKOMPONEN HIDROKARBON DENGAN VISUAL BASIC 6.0 METODE BURNINGHAM-OTTO SUM RATES
PROSIDING SEMINAR NASIONAL REKAYASA KIMIA DAN PROSES 2004 ISSN : 1411-4216 SIMULASI ABSORPSI MULTIKOMPONEN HIDROKARBON DENGAN VISUAL BASIC 6.0 METODE BURNINGHAM-OTTO SUM RATES M. Kis Harwanto, Shintoko
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Berikut adalah diagram alir penelitian konduksi pada arah radial dari pembangkit energy berbentuk silinder. Gambar 3.1 diagram alir penelitian konduksi
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN OTK di bidang Teknik Kimia?
BAB I. PENDAHULUAN OTK di bidang Teknik Kimia? Aplikasi dasar-dasar ilmu pengetahuan alam yang dirangkai dengan dasar ekonomi dan hubungan masyarakat pada bidang yang berkaitan Iangsung dengan proses dan
Lebih terperinciMEKANISME TRANSPOR PADA MEMBRAN SEL
MEKANISME TRANSPOR PADA MEMBRAN SEL Berbagai organel yang terdapat di dalam sitoplasma memiliki membran yang strukturnya sama dengan membran plasma. Walaupun tebal membran plasma hanya ± 0,1 μm, membran
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan terhadap Bahan Bakar Minyak (BBM) pertama kali muncul pada tahun 1858 ketika minyak mentah ditemukan oleh Edwin L. Drake di Titusville (IATMI SM STT MIGAS
Lebih terperinciMETODA AKTIVASI ZEOLIT ALAM DAN APLIKASINYA SEBAGAI MEDIA AMOBILISASI ENZIM α-amilase. Skripsi Sarjana Kimia. Oleh WENI ASTUTI
METODA AKTIVASI ZEOLIT ALAM DAN APLIKASINYA SEBAGAI MEDIA AMOBILISASI ENZIM α-amilase Skripsi Sarjana Kimia Oleh WENI ASTUTI 07132011 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS
Lebih terperinciSOLUSI PENYEBARAN PANAS PADA BATANG KONDUKTOR MENGGUNAKAN METODE CRANK-NICHOLSON
SOLUSI PENYEBARAN PANAS PADA BATANG KONDUKTOR MENGGUNAKAN METODE CRANK-NICHOLSON Viska Noviantri Mathematics & Statistics Department, School of Computer Science, Binus University Jl. K.H. Syahdan No. 9,
Lebih terperinciKOMPUTASI DISTRIBUSI SUHU DALAM KEADAAN MANTAP (STEADY STATE) PADA LOGAM DALAM BERBAGAI DIMENSI
Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan & Penerapan MIPA, Hotel Sahid Raya Yogyakarta, 8 Februari KOMPUTASI DISTRIBUSI SUHU DALAM KEADAAN MANTAP (STEADY STATE) PADA LOGAM DALAM BERBAGAI DIMENSI
Lebih terperinciSimulasi Komputer untuk Analisis Karakteristik Model Sistem Pegas- Peredam Kejut- Massa
Simulasi Komputer untuk Analisis Larakteristik Model Sistem Pegas-Peredam Kejut-Massa (Oegik Soegihardjo) Simulasi Komputer untuk Analisis Karakteristik Model Sistem Pegas- Peredam Kejut- Massa Oegik Soegihardjo
Lebih terperinciBAB 4 LOGICAL VALIDATION MELALUI PEMBANDINGAN DAN ANALISA HASIL SIMULASI
BAB 4 LOGICAL VALIDATION MELALUI PEMBANDINGAN DAN ANALISA HASIL SIMULASI 4.1 TINJAUAN UMUM Tahapan simulasi pada pengembangan solusi numerik dari model adveksidispersi dilakukan untuk tujuan mempelajari
Lebih terperinciMODEL DIFUSI OKSIGEN DI JARINGAN TUBUH TESIS. KARTIKA YULIANTI NIM : Program Studi Matematika
MODEL DIFUSI OKSIGEN DI JARINGAN TUBUH TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh KARTIKA YULIANTI NIM : 20106010 Program Studi Matematika
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. bisa mengalami perubahan bentuk secara kontinyu atau terus-menerus bila terkena
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Mekanika Fluida Mekanika fluida adalah subdisiplin dari mekanika kontinyu yang mempelajari tentang fluida (dapat berupa cairan dan gas). Fluida sendiri merupakan zat yang bisa
Lebih terperinciDINAMIKA PROSES PENGUKURAN TEMPERATUR (Siti Diyar Kholisoh)
DINAMIKA PROSES PENGUKURAN TEMPERATUR (Siti Diyar Kholisoh) ABSTRACT Process dynamics is variation of process performance along time after any disturbances are given into the process. Temperature measurement
Lebih terperinciKinetika Kimia dan Mekanisme Reaksi
Kinetika Kimia dan Mekanisme Reaksi Kinetika Kimia Kinetika kimia adalah ilmu yang mempelajari laju reaksi, atau seberapa cepat proses reaksi berlangsung dalam waktu tertentu. Kinetika kimia menjelaskan
Lebih terperinciC w : konsentrasi uap air dalam kesetimbangan, v f dan f w menyatakan laju penguapan dengan dan tanpa film di permukaan
Adanya film monomolekuler menyebabkan laju penguapan substrat berkurang, sedangkan kesetimbangan tekanan uap tidak dipengaruhi Laju penguapan dinyatakan sebagai v = m/t A (g.det -1.cm -2 ) Tahanan jenis
Lebih terperinciRekayasa Bioproses. Pertemuan Ke-2. Prinsip Bioreaktor & Sistem Batch
Rekayasa Bioproses (Kode MKA: 114151462) Pertemuan Ke-2 Prinsip Bioreaktor & Sistem Batch Dosen: Ir. Sri Sumarsih, MP. E-mail: Sumarsih_03@yahoo.com Weblog: Sumarsih07.wordpress.com Teknik Lingkungan-
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Aljabar Linear Definisi 2.1.1 Matriks Matriks A adalah susunan persegi panjang yang terdiri dari skalar-skalar yang biasanya dinyatakan dalam bentuk berikut: [ ] Definisi 2.1.2
Lebih terperinci(in CATALYST TECHNOLOGY Lecture ) Instructor: Dr. Istadi.
(in CATALYST TECHNOLOGY Lecture ) Instructor: Dr. Istadi (http://tekim.undip.ac.id/staf/istadi id/ ) Email: istadi@undip.ac.id Instructor s t Background BEng. (1995): Universitas Diponegoro Meng. (2000):
Lebih terperinci