DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR"

Transkripsi

1 TINGKAT KECUKUPAN ENERGI DAN PROTEIN, TINGKAT PENGETAHUAN GIZI, JENIS TERAPI KANKER DAN STATUS GIZI PASIEN KANKER RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT KANKER DHARMAIS LINA SUGITA DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012

2 TINGKAT KECUKUPAN ENERGI DAN PROTEIN, TINGKAT PENGETAHUAN GIZI, JENIS TERAPI KANKER DAN STATUS GIZI PASIEN KANKER RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT KANKER DHARMAIS LINA SUGITA Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Gizi pada Mayor Ilmu Gizi, Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012

3 ABSTRACT LINA SUGITA. Adequency level of Energy and Protein Intake, Level of Nutrition Knowledge, Type of Cancer Therapy and Nutritional Status of Cancer Hospitalized Patients at Dharmais Cancer Hospital. Under direction of EVY DAMAYANTHI and RIRIN HARIANI. The purpose of this research was for study about adequency level of energy and protein intake, level of nutrition knowledge, type of cancer therapy and nutritional status of cancer hospitalized patients at Dharmais cancer hospital. This research was used cross sectional study design with purposive sampling technique and total sample was 80 cancer patients. Data processing used Nutrisurvey and Microsoft Excel 2007 programe with univariat descriptive analysis and bivariat to see the relationship from level of energy and protein intake, level of nutrition knowledge, type of cancer therapy with nutritional status that tested with pearson corelation. The result showed based on level of nutrition knowledge, almost a half from sample (43.8%) had low level of nutrition knowledge. Most of the sample had severe deficit at energy intake (90%) and protein intake (55%). Half of the sample (62.5%) had been doing chemotherapy, with the highest sample was on breast cancer patient (30%). Half of the sample had good nutritional status (50%), even though sample with severe underweight nutritional status was 16.25%, sample with mild underweight was 11.25%, for 15% sample that had overweight and 7.5% sample with severe overweight. Test result from pearson corelation showed that there was no relationship between level of nutrition knowledge, adequency level of energy intake, adequency level of protein intake and cancer therapy with nutritional status. Key words: cancer, nutritional status, energy intake, protein intake, nutrition knowledge

4 RINGKASAN LINA SUGITA.Tingkat Kecukupan Energi dan Protein,Tingkat Pengetahuan Gizi, Jenis Terapi Kanker dan Status Gizi Pasien Kanker Rawat Inap di Rumah Sakit Kanker Dharmais. Dibimbing oleh EVY DAMAYANTHI dan RIRIN HARIANI. Penyakit kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik di dunia maupun di negara berkembang seperti Indonesia. Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 diantara penyakit tidak menular. Pada semua kelompok umur di Indonesia, kanker (tumor ganas) berada pada urutan keenam setelah diabetes mellitus yaitu 4.3. Kanker dapat dianggap sebagai penyakit dari sel-sel tubuh yang berkembang secara abnormal. Pengembangannya melibatkan kerusakan sel-sel DNA, dan kerusakan ini terakumulasi dari waktu ke waktu. Seiring dengan perjalanan penyakitnya dapat menimbulkan masalah gizi,terutama menyebabkan penurunan status gizi bagi penderitanya. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mempelajari tingkat kecukupan energi dan protein, tingkat pengetahuan gizi, jenis terapi kanker dan status gizi pasien kanker rawat inap di Rumah Sakit Kanker Dharmais. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study, karena pengambilan data dilakukan pada satu waktu tidak berkelanjut. Bertempat di Rumah Sakit Kanker Dharmais. Dilakukan pada bulan Juli Populasi adalah pasien kanker rawat inap di kelas II, III, dan Jamkesmas. Contoh adalah bagian dari populasi yang diambil dengan teknik purposive sampling dengan kriteria inklusi yaitu laki-laki atau perempuan, berusia > 18 tahun, pasien rawat inap kunjungan maksimal 3 hari rawat, kondisi sadar dan bersedia menjadi contoh penelitian. Jumlah contoh yang diambil yaitu sebanyak 80 orang. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer meliputi data karakteristik contoh (usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan pekerjaan), tingkat pengetahuan gizi contoh diperoleh menggunaka kuesioner dengan pertanyaan sebanyak 20 pertanyaan, asupan makan contoh diperoleh dengan menggunakan recall 2 x 24 jam, antropometri (berat badan) contoh diperoleh dengan pengukuran menggunakan timbangan injak. Data sekunder meliputi data profil Rumah Sakit Kanker Dharmais, data tinggi badan, jenis kanker dan jenis terapi kanker yang diperoleh dari rekam medik. Data yang dikumpulkan diolah dan dianalisis, pengolahan data dimulai dari coding, editing, entry data kemudian dianalisis dengan menggunakan program nutrisurvey, komputer perangkat lunak microssoft excel 2007 dengan analisis deskriptif. Untuk melihat hubungan antar variabel, uji yang digunakan yaitu uji korelasi Pearson. Secara keseluruhan sebagian besar dari contoh (70%) adalah perempuan. Secara keseluruhan usia contoh berkisar antara tahun (45%), hampir separuh dari contoh (39%) dengan tingkat pendidikan SMA/sederajat, separuh dari contoh (59%) tidak bekerja, hal ini dikarenakan contoh pada penelitian ini sebagian besar adalah ibu rumah tangga. Berdasarkan status gizi, separuh dari contoh (50%) dengan status gizi lebih maupun kurang, yaitu sebesar 16.25% contoh status gizi kurus berat, 11.25% kurus ringan, sebesar 15% contoh gemuk ringan dan 7.5% contoh gemuk berat. Berdasarkan tingkat pengetahuan gizi, hampir separuh dari contoh (43.8%) tingkat pengetahuan gizi rendah < 60% dengan rata-rata pengetahuan gizi 61.3%. Sebagian besar dari contoh (90%) memiliki tingkat kecukupan energi dengan kategori defisit berat,

5 dan contoh (55%) dengan tingkat kecukupan protein defisit berat. Rata-rata asupan energi contoh 862±340 kkal dan rata-rata asupan protein contoh 34±17 gram. Dimana pada contoh yang memiliki tingkat kecukupan defisit berat ratarata asupan energi contoh yaitu 805±291 kkal dan rata-rata asupan protein 32±15 gram, contoh dengan tingkat kecukupan defisit sedang rata-rata asupan energi 878 kkal dan protein 43 gram, contoh dengan tingkat asupan defisit ringan rata-rata asupan energi yaitu 1578±173 kkal dan protein 60±60, contoh dengan asupan baik rata-rata asupan energi contoh 1169±334 kkal dan asupan protein contoh 34±24 gram. Separuh dari contoh (62.5%) sedang menjalani terapi kemoterapi, dengan jumlah contoh 30% terbanyak pada kanker payudara. Berdasarkan kebiasaan makan contoh sebelum terdiagnosa kanker, sebagian besar dari contoh (47.4%) menjawab kadang mengkonsumsi sayur dan (48.5%) jarang mengkonsumsi buah. Hasil analisis menunjukan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan gizi dengan status gizi dimana p>0.05. Hal ini dikarenakan pengetahuan gizi merupakan faktor yang tidak secara langsung mempengaruhi status gizi. Hasil menunjukan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara jenis terapi kanker dengan status gizi dengan p>0.05, hal ini diduga karena terdapat faktor lain yang tidak diamati seperti stadium kanker, jenis obat yang digunakan yang mungkin berpengaruh. Selain itu, contoh yang diamati tidak beragam jenis terapinya yang sebagian besar contoh (62.5%) mendapat kemoterapi, sedangkan sisanya (37.5%) mendapat terapi radiasi, operasi dan kombinasi. Menyebabkan hubungan yang tidak bermakna secara statistik. Dan juga hasil menunjukan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kecukupan energi dan tingkat kecukupan protein dengan status gizi dengan p>0.05, hal ini dimungkinkan karena status gizi seseorang merupakan refleksi dari kebiasaan makan pada waktu sebelumnya. Selain itu, pengaruh kanker dan terapi kanker, asupan makan pada status gizi tidak dapat dilihat hanya pada satu waktu (cross sectional), tetapi perlu dilihat perjalanan penyakit dan terapi yang dilakukan, untuk itu perlu penelitian lebih lanjut mengenai status gizi pasien kanker melalui pendekatan longitudinal ke depan (cohort).

6 Judul : Tingkat Kecukupan Energi dan Protein, Tingkat Pengetahuan Gizi, Jenis Terapi Kanker, dan Status Gizi Pasien Kanker Rawat Inap di Rumah Sakit Kanker Dharmais. Nama : Lina Sugita NRP : I Menyetujui, Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II Dr. Ir. EvyDamayanthi, MS dr. RirinHariani, SpGK Mengetahui, KetuaDepartemenGiziMasyarakat Dr. Ir. Budi Setiawan, MS NIP TanggalDisetujui:

7 PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-nya sehingga tugas akhir dengan judul skripsi, Tingkat Kecukupan Energi dan Protein, JenisTerapi Kanker, Tingkat Pengetahuan Gizi dan Status Gizi Pasien Kanker Rawat Inap di Rumah Sakit Kanker Dharmais dapat diselesaikan. Penyusunan skripsi ini merupakan syarat bagi penulis untuk dapat memperoleh gelar Sarjana Gizi pada Mayor Ilmu Gizi, Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.Terselesainya penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan banyak pihak. Oleh karena itu, penulis juga mengucap kanteri makasih kepada. 1. Dr. Ir. Evy Damayanthi, MS selaku pembimbing I yang telah senantiasa sabar dan tulus memberikan arahan, motivasi dan bimbingannya dalam penyusunan skripsi ini. 2. dr. Ririn Hariani, SpGK selaku pembimbing II yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian di Instalansi Gizi Rumah Sakit Kanker Dharmais. 3. Dr. Ir. Lilik Kustiyah, MS selaku Penguji dan pemandu seminar yang telah memberikan masukan demi kesempurnaan skripsi ini. 4. Kepala perawat kelas I, II, dan Jamkesmas serta para perawat dan ahli gizi RS Kanker Dharmais telah memberikan izin dan bantuannya dalam pengumpulan data penelitian. 5. Kedua orangtua di rumah yang selalu memberikan yang terbaik melalui motivasi dan dukungan baik material maupun spiritual kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini serta Adik dan Nenek tercinta atas semangat dan doanya. 6. Sahabat dan teman-teman terdekat, mba Desri, serta kerabat Ekstensi Ilmu Gizi angkatan 3 atas berbagi ilmu, motivasi, dukungan, bantuan dan doanya. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Maka dari itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun. Akhirnya penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan umumnya bagi pembaca. Bogor, Maret 2012 Penulis

8 RIWAYAT HIDUP Penulis lahir di Sukabumi Provinsi Jawa Barat pada tanggal 30 April 1988.Penulis adalah anak pertama dari dua bersaudara dari Bapak Yugiyono dan Ibu Juju Ratnasih. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD NegeriPintukisi II kota Sukabumi padatahun Kemudian melanjutkan pendidikan ke SMP Negeri 5 kota Sukabumi dan lulus tahun Pendidikan selanjutnya ditempuh penulis di SMA Negeri 2kota Sukabumi dan lulus pada tahun Penulis diterima di Program Diploma Politeknik Kesehatan Bandung pada jurusan Gizi dan lulus pada tahun Kemudian penulis melanjutkan pendidikan pada Program Ahli Jenis S1 Mayor Ilmu Gizi, Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor pada tahun Selama menjadi mahasiswa di Institut Pertanian Bogor, penulis pernah ikut serta kepanitiaan dalam kegiatan seminar Nasional dengan judul Lebih Sehat, Muda dan Menarik dengan Minuman Antioksidan dan Susu.

9 i DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI. i DAFTAR TABEL. ii DAFTAR GAMBAR iii DAFTAR LAMPIRAN. iv PENDAHULUAN 1 Latar belakang Rumusan masalah... 4 Tujuan Kegunaan TINJAUAN PUSTAKA.. 6 Definisi kanker.. 6 Etiologi dan Patofisiologi Kanker.. 6 Kategori Kanker 8 Stadium Kanker... 8 Gejala Kanker.. 9 Faktor Risiko Terapi Kanker.. 13 Pengetahuan Gizi Status Gizi 15 Pengukuran Status Gizi. 16 Indeks Masa Tubuh Survei Konsumsi Metode Recall 24 Jam. 19 Gizi Pada Pasien Kanker KERANGKA PEMIKIRAN. 22 METODOLOGI PENELITIAN.. 24 Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data.. 25 Pengolahan dan Analisis data DEFINISI OPERASIONAL HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran umum RS Kanker Dharmais Distribusi Frekuensi Karakteristik.. 31 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Gizi Tingkat Kecukupan Energi dan Protein dengan Status Gizi Distribusi Frekuensi Jenis Terapi dan Jenis kanker Distribusi Frekuensi Status Gizi Tingkat Kecukupan Energi dan Protein dengan Status Gizi. 42 Jenis Terapi Kanker dengan Status Gizi Jenis Kanker dengan Status Gizi Terapi Kanker dengan Tingkat Kecukupan pan Energi& Protein. 47 Hubungan Antar Variabel KESIMPULAN DAN SARAN 55 Kesimpulan 55 Saran.. 55 DAFTAR PUSTAKA.. 56 LAMPIRAN.. 60

10 ii DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1 Faktor risiko gizi pada kanker secara umum Tabel 2 Kategori ambang batas IMT Tabel 3 Jenis dan cara pengumpulan data 25 Tabel 4 Pengkategorian variabel penelitian Tabel 5 Sebaran contoh berdasarkan jawaban yang benar pertanyaan pengetahuan gizi Tabel 6 Sebaran contoh menurut jenis kanker berdasarkan jenis kelamin.. 39 Tabel 7 Sebaran contoh berdasarkan status gizi.. 40 Tabel 8 Sebaran contoh berdasarkan tingkat kecukupan energi dan protein dengan status gizi Tabel 9 Sebaran contoh berdasarkan jenis terapi kanker dengan status gizi Tabel 10 Sebaran contoh berdasarkan jenis terapi kanker dengan status 45 gizi Tabel 11 Sebaran contoh berdasarkan tingkat kecukupan energi dan 46 protein... Tabel 12 Sebaran contoh berdasarkan kebiasaan makan Tabel 13 Hasil uji analisis korelasi Pearson hubungan pengetahuan gizi, tingkat asupan energi& protein, jenis terapi kanker dengan status gizi.. 51

11 iii DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1 Kerangka pemikiran Gambar 2 Sebaran contoh berdasarkan jenis kelamin Gambar 3 Sebaran contoh berdasarkan usia Gambar 4 Sebaran contoh berdasarkan tingkat pendidikan.. 33 Gambar 5 Sebaran contoh berdasarkan pekerjaan. 34 Gambar 6 Sebaran contoh berdasarkan tingkat pengetahuan gizi Gambar 7 Sebaran contoh berdasarkan tingkat kecukupan energi dan protein Gambar 8 Sebaran contoh berdasarkan terapi kanker... 38

12 iv DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Persetujuan responden Lampiran 2 Kuesioner penelitian 61 Lampiran 3 Master data karakteristik contoh 69

13 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penyakit kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik di dunia maupun di negara berkembang seperti Indonesia. Menurut WHO dan Bank Dunia (2005) diperkirakan setiap tahun, 12 juta orang di seluruh dunia menderita kanker dan 7,6 juta diantaranya meninggal dunia. Jika tidak dikendalikan, diperkirakan 26 juta orang akan menderita kanker dan 17 juta meninggal karena kanker pada tahun Ironisnya, kejadian ini akan terjadi lebih cepat di negara miskin dan berkembang (International Union Against Cancer /UICC 2009). Kanker menempati urutan kedua setelah penyakit jantung sebagai penyebab kematian utama di Amerika serikat. Pada wanita usia 40 hingga 79 tahun dan laki-laki usia tahun (Whitney 2008). Penyakit kanker sebagian besar dapat dicegah, namun dapat mengakibatkan lebih dari satu juta kematian setiap tahunnya. Sekitar 23 % kematian di Amerika serikat diakibatkan oleh kanker (Lee RD, et al 2008). Proporsi kejadian kanker di dunia yang lebih tinggi terjadi di daerah kurang berkembang, baik dari segi insiden kanker (56% dari kasus kanker baru di tahun 2008 terjadi di negara berkembang) dan kematian kanker (63% dari kematian akibat kanker). Penderita kanker terbanyak di dunia adalah kanker paru-paru (1.61 juta, 12.7% dari total), kanker payudara (1.38 juta, 10.9%) dan kanker kolorektal (1.23 juta, 9.7%). Penyebab kematian yang paling umum terjadi yaitu pada kanker paru-paru (1.38 juta, 18.2% dari total), kanker lambung (0.74 juta, 9.7%) dan kanker hati (0.69 juta, 9.2%) (GLOBOCAN 2008). Di Indonesia pada tahun 2004, prevalensi penyakit neoplasma mengalami peningkatan yang cukup tinggi (Depkes Indonesia 2005). Data statistik rumah sakit dalam Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2006, menunjukkan bahwa kanker payudara menempati urutan pertama pada pasien rawat inap (19,64%), disusul kanker leher rahim (11,07%), dan leukemia (5,93%) (Depkes Indonesia 2009). Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 diantara penyakit tidak menular pada semua kelompok umur di Indonesia, kanker (tumor ganas) berada pada urutan keenam setelah diabetes mellitus yaitu 4.3. Kanker dapat dianggap sebagai penyakit dari sel-sel tubuh yang berkembang secara abnormal. Pengembangannya melibatkan kerusakan pada sel - sel DNA, dan kerusakannya ini terakumulasi dari waktu ke waktu. Sel-sel ini merusak dan melepaskan diri dari mekanisme yang berfungsi untuk melindungi

14 2 dari pertumbuhan dan penyebaran sel-sel tersebut, yaitu neoplasma. Klasifikasi tumor didasarkan pada jaringannya, sifat pertumbuhan, dan invasi atau penyebaran ke jaringan lain. Pertumbuhan neoplasma ganas biasanya merusak jaringan sekitarnya dan dapat menyebar ke organ lainnya, proses ini dikenal sebagai metastasis (Grant 2004). Kanker dapat membunuh penderitanya dengan berbagai cara, tetapi yang paling sering adalah akibat kekurangan gizi yang berat atau kakhesia. Pada penderita dengan kakhesia, penderita mengalami kurus kering dan lemah lunglai, seperti orang yang menderita kelaparan dengan jangka waktu yang lama. Malnutrisi pada kanker disebabkan oleh faktor-faktor primer dan sekunder, baik langsung maupun tidak langsung. Pada 20% - 40% dari seluruh penderita kanker penyebab kematian adalah karena kelaparan. Faktor-faktor primer tersebut antara lain faktor umur, pengetahuan tentang gizi, asupan makanan, penyakit infeksi dan untuk faktor-faktor sekunder tersebut antara lain stadium kanker dan tindakan pengobatan kanker (Uripi 2002). Status gizi dan tingkat konsumsi pangan merupakan bagian penting dari status kesehatan seseorang. Seseorang dengan kondisi sakit yang sedang dalam penyembuhan dan juga pada lanjut usia pun memerlukan pangan khusus karena kondisi kesehatannya yang kurang baik. Pandangan dan kepercayaan seseorang, termasuk juga pengetahuan mereka tentang ilmu gizi, harus dipertimbangkan sebagai bagian dari berbagai faktor penyebab yang berhubungan terhadap konsumsi makanan mereka. Dengan pendidikan gizi yang baik maka dapat ditingkatkan konsumsi pangan serta keadaan gizi (Suhardjo 2003). Terjadinya penurunan status gizi pada sebagian besar penderita kanker terutama karena turunnya asupan zat-zat gizi, baik akibat gejala penyakit kankernya sendiri atau efek samping pengobatan seperti anoreksia, mual, muntah, maupun diare. Penyakit kanker dapat diobati dengan pembedahan, radiasi, kemoterapi, imunoterapi, atau kombinasi beberapa jenis pengobatan tersebut. Meskipun demikian, semua jenis pengobatan ini sedikit banyak akan mempengaruhi keadaan gizi penderita karena efek samping yang ditimbulkan seperti anoreksia, mual, muntah, maupun diare. Di lain pihak, keberhasilan pengobatan sangat tergantung pada keadaan gizi penderita (Uripi 2002). Kemunduran status gizi dapat menimbulkan komplikasi dan menghambat terapi kuratif. Kekurangan gizi merupakan salah satu faktor penting yang sangat

15 3 mempengaruhi hasil pengobatan kanker karena pasien dengan kecukupan gizi dan status gizi yang baik relatif lebih tahan terhadap terapi kanker dari pada pasien yang berstatus gizi buruk dan kecukupan gizi kurang. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Montoya dan Domingo (2010) mengenai status gizi pasien kanker dengan pengobatan kemoterapi pada Lembaga Nasional Transplantasi Ginjal di Singapura, menunjukan bahwa separuh (47,5%) pasien kanker yang menjalani kemoterapi mengalami kekurangan gizi bahkan risiko lebih tinggi mengalami gizi buruk. Dalam penelitiannya dinyatakan bahwa pada pasien kanker berisiko kekurangan gizi karena memiliki sistem metabolik yang tinggi akibat tumor, rendahnya asupan makan karena kemoterapi yang menyebabkan perubahan indera pencecap dan pembau. Begitu juga dengan hasil studi Unsal (2006) dan Geirsdottir (2008) menunjukan bahwa, terjadi penurunan status gizi pasien kanker (40%) setelah menjalani terapi kemoterapi, dan terjadi peningkatan keadaan malnutrisi pasien kanker (31% menjadi 43%) setelah menjalani terapi radiasi. Studi lain menunjukan bahwa 64% pasien kanker mereka mengalami gizi buruk yang meningkat sampai 81% di antara pasien yang menjalani perawatan paliatif, dimana perawatan paliatif yaitu perawatan yang dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi dampak kanker serta meningkatkan kualitas hidup pasien. Perawatan ini biasanya dilakukan pada pasien dengan kondisi stadium lanjut. Karena tingginya prevalensi gizi buruk pada pasien kanker sehingga penting untuk dilakukannya penilaian status gizi pasien tersebut. Rumah Sakit Kanker Dharmais adalah RS rujukan pusat yang berfungsi memberikan pelayanan yang merata bagi masyarakat, khususnya bagi penderita kanker. Ada peningkatan persentase penyakit kanker di RS Kanker Dharmais dari tahun ke tahun. Hal ini dapat terlihat dari 10 besar jumlah penderita kanker dari tahun 2009 jumlah penderita kanker adalah 1530 kasus dan pada tahun 2010 berjumlah 1722 kasus. Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai tingkat kecukupan energi dan protein, tingkat pengetahuan gizi, jenis terapi kanker, dan status gizi pasien kanker rawat inap Rumah Sakit Kanker Dharmais.

16 4 Rumusan Masalah Bagaimanakah tingkat kecukupan energi dan protein,tingkat pengetahuan gizi, jenis terapi kanker dan status gizi pasien kanker rawat inap di Rumah Sakit Kanker Dharmais. Tujuan Penelitian Tujuan Umum Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari tingkat kecukupan energi dan protein, tingkat pengetahuan gizi, jenis terapi kanker dan status gizi pasien kanker rawat inap di Rumah Sakit Kanker Dharmais. Tujuan Khusus 1. Mempelajari karakteristik contoh (jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, dan pekerjaan). 2. Identifikasi tingkat pengetahuan gizi contoh kanker di Rumah Sakit Kanker Dharmais. 3. Identifikasi tingkat kecukupan energi dan protein contoh kanker di Rumah Sakit kanker Dharmais. 4. Identifikasi jenis kanker dan jenis terapi kanker contoh kanker di Rumah Sakit Kanker Dharmais. 5. Identifikasi status gizi contoh kanker rawat inap di Rumah Sakit Kanker Dharmais. 6. Menganalisis hubungan antara pengetahuan gizi, tingkat kecukupan energi dan protein, jenis terapi kanker dengan status gizi contoh kanker di Rumah Sakit Kanker Dharmais. Kegunaan Penelitian 1. Bagi Peneliti Dengan melakukan penelitian ini peneliti akan memperoleh pengalaman langsung untuk mengetahui permasalahan kanker dalam bidang gizi dan mengetahui baik tingkat asupan makan, terapi kanker maupun status gizi pasien kanker juga menambah wawasan dan pengetahuan peneliti di bidang gizi klinik. 2. Bagi Institusi Rumah Sakit Dengan melakukan penelitian ini diharapkan hasilnya dapat memberikan masukan informasi data mengenai status gizi pasien kanker rawat inap dan hubungannya dengan tingkat asupan makan dan terapi kanker serta

17 5 sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan intervensi gizi pada pasien kanker. 3. Bagi Masyarakat Dengan melakukan penelitian ini diharapkan hasilnya berguna untuk masyarakat khususnya pasien kanker maupun keluarganya dalam informasi berkenaan dengan asupan makan pasien kanker, terapi kanker serta hubungannya dengan status gizi pasien kanker.

18 6 TINJAUAN PUSTAKA Kanker Definisi Kanker Kanker dapat dianggap sebagai penyakit dari sel-sel tubuh yang berkembang secara abnormal. Pengembangannya melibatkan kerusakan pada sel-sel DNA (Deoxyribonucleic Acid), dan kerusakannya ini terakumulasi dari waktu ke waktu. Sel-sel ini merusak dan melepaskan diri dari mekanisme yang berfungsi untuk melindungi dari pertumbuhan dan penyebaran sel - sel tersebut, yaitu neoplasma. Klasifikasi tumor didasarkan pada jaringannya, sifat pertumbuhan, dan invasi atau penyebaran ke jaringan lain. Pertumbuhan neoplasma ganas biasanya merusak jaringan sekitarnya dan dapat menyebar ke organ lainnya, proses ini dikenal sebagai metastasis (Grant 2008). Kanker merupakan suatu penyakit yang ditandai oleh perkembangan populasi sel yang lolos pada pertumbuhan regulasi normal, replikasi, dan diferensiasi dan yang menyerang jaringan di sekitarnya. Kanker berkembang ketika clone dari sel abnormal dapat keluar dari regulasi. Kanker dihasilkan dari fungsi sel yang abnormal dan kelainan ini hasil dari mutasi dalam struktur nukleotida DNA yang paling sering diperoleh selama hidup (mutasi somatik) (Wiseman 2007). Penyakit kanker dapat didefinisikan berdasarkan empat karakteristik, yang dapat menjelaskan bagaimana sel kanker belaku berbeda dengan sel normal. 1. Klonalitas : Kanker berasal dari perubahan genetik yang terjadi pada sebuah sel, yang kemudian berploriferasi membentuk sel ganas. 2. Autonomi : Pertumbuhan tidak teratur dengan benar oleh pengaruh biokimia dan fisik normal dalam lingkungan. 3. Anaplasia : Tidak terdapat diferensiasi sel yang normal dan terkoordinasi 4. Metastasis : Sel kanker memiliki kemampuan tumbuh secara tidak kontinyu dan menyebar ke bagian tubuh lain (Mendelsohn 2000). Etiologi dan Patofisiologi Kanker Kanker adalah suatu pertumbuhan maligna yang selnya memiliki sifat sifat : replikasi terus menerus, hilangnya kontak penghambat, invasif dan kemampuannya untuk menyebar, jika tidak ditangani maka akan menjadi fatal. Faktor lingkungan merupakan penyebab kejadian kanker sebesar 80-85%,

19 7 sedangkan sekitar 10-15% disebabkan oleh kesalahan replikasi dan genetika, dan diyakini sepertiga dari kanker berhubungan dengan diet (Damayanthi 2008). Penyebab kanker bervariasi dan tidak dapat diketahui dengan pasti. Kanker terjadi karena kerusakan struktur genetik yang menyebabkan pertumbuhan sel menjadi tidak terkontrol. Pola insiden kanker bervariasi sesuai jenis kelamin, ras, dan letak geografik. Beberapa kanker dapat dipengaruhi faktor genetik keluarga, namun yang paling sering terjadi karena faktor lingkungan dan gaya hidup. Promotor kanker, yang disebut karsinogen seperti bahan kimia, virus serta faktor lingkungan dan gaya hidup (Mendelsohn 2000 dan Duyff 2006). Kanker adalah nama untuk sekelompok kondisi yang dihasilkan dari pertumbuhan tidak terkendali dari sel - sel yang abnormal. Perkembangannya kompleks melalui beberapa tahap yaitu: aktivasi, inisiasi, promotor, progresi (perkembangan dan penyebaran), dan kemungkinan remisi (sukses pengobatan atau pembalikan). Menurut Krinke (2005) Fase transformasi sel normal menjadi sel kanker adalah sebagai berikut : 1. Aktivasi. Beberapa bahan kimia dan/atau radiasi dapat memicu perubahan sel. Dalam proses yang normal, tubuh seseorang dapat menghilangkan zat-zat berbahaya, dalam beberapa kasus substansi menetap dan menempel pada DNA dalam sel. 2. Inisiasi. DNA berubah atau bermutasi dalam sel yang disalin. Jika itu terjadi dalam DNA tertentu, ini akan membuat sel lebih sensitif terhadap zat berbahaya dan/atau radiasi. 3. Promosi. Ketika sel menjadi sensitif, promotor mendorong sel-sel membelah dengan cepat. Jika urutan normal dari DNA rusak, gumpalan sel abnormal mengikat bersama untuk membentuk suatu masa atau tumor. 4. Progresi. Sel-sel terus berkembang biak dan menyebar ke jaringan terdekat. Jika mereka memasuki sistem getah bening, sel-sel abnormal akan diangkut ke organ tubuh lain. 5. Pembalikan. Tujuan dari pembalikan adalah untuk mencegah perkembangan kanker atau untuk memblokir salah satu dari keempat tahap pertama.

20 8 Kategori kanker Tumor diidentifikasi berdasarkan jaringan asal, tempat mereka tumbuh. Akhiran oma biasanya ditambahkan ke istilah jaringan untuk mengidentifikasi suatu kanker (Corwin 2001). Beberapa kategori umum kanker yaitu, karsinoma adalah kanker jaringan epitel, termasuk sel-sel kulit, testis, ovarium, kelenjar penghasil mukus, sel penghasil melanin, payudara, serviks, kolon, rektum, lambung, pankreas dan esophagus. Limfoma adalah kanker jaringan limfe yang mencakup kapiler limfe, lakteal, limpa, berbagai kelenjar limfe dan pembuluh limfe. Timus dan sumsum tulang juga dapat dipengaruhi. Limfoma spesifik antara lain adalah penyakit Hodgkin (kanker kelenjar limfe dan limpa) dan limfoma malignum. Leukemia adalah kanker dalam darah dimana sumsum tulang belakang memproduksi sel darah putih abnormal yang mendesak keluar sel darah putih normal, sel darah merah dan platelet. Sarkoma adalah kanker jaringan ikat, termasuk sel-sel yang ditemukan di otot dan tulang (Escott 2008). Glioma adalah kanker sel-sel glia (penunjang) di susunan saraf pusat. Karsinoma in situ adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan sel epitel abnormal yang masih terbatas di daerah tertentu sehingga dianggap lesi prainvasif (Corwin 2001). Stadium kanker Stadium kanker merupakan keputusan klinis yang berkaitan dengan ukuran tumor, derajat invasi lokal yang telah terjadi dan derajat penyebarannya ke tempat-tempat jauh pada seseorang (Corwin 2001). Sebuah prediktor secara kuat mengenai kekambuhan penyakit dan lamanya paparan penyakit pasien yang menyerang di tempat itu serta penyebaran ke organ terdekat, seperti tulang, hati, paru-paru dan sistem saraf pusat. Secara klinis untuk menentukan diagnosa perluasan penyakit, maka akan digunakan hasil pemeriksaan klinis pasien, hasil observasi selama intervensi pembedahan, dan hasil laporan patologis (Nasca 2008). Sistem stadium tumor terbagi menjadi dua yaitu stadium yang masih terbatas dan stadium yang sudah meluas. Sistem stadium terbatas termasuk kategori kanker in situ (tumor yang terbatas pada lapisan atas sel epitel), penyebaran kanker masih terbatas pada satu tempat. Sistem TNM dapat digunakan untuk pembagian stadium kanker yang meluas, dimana T (ukuran tumor), N (metastasis ke kelenjar getah bening regional), dan M (ada atau tidak adanya metastasis jauh). Sistem TNM telah dikembangkan oleh gabungan The

21 9 International Agency for Research on Cancer (IARC) dan The American Joint Committee on Cancer (AJCC) (Nasca 2008). Gejala kanker Menurut Corwin (2001) gejala kanker secara umum timbul tergantung dari jenis atau organ tubuh yang terserang yaitu : a. Nyeri dapat terjadi akibat tumor yang meluas menekan syaraf dan pembuluh darah disekitarnya, reaksi kekebalan dan peradangan terhadap kanker yang sedang tumbuh, dan nyeri juga disebabkan karena ketakutan atau kecemasan. b. Pendarahan atau pengeluaran cairan yang tidak wajar, misalnya ludah, batuk atau muntah yang berdarah, mimisan yang terus menerus, cairan puting susu yang mengandung darah, cairan lubang senggama yang berdarah (diantara menstruasi/menopause) darah dalam tinja, darah dalam air kemih. c. Perubahan kebiasaan buang air besar. d. Penurunan berat badan dengan cepat akibat kurang lemak dan protein (kaheksia). e. Gangguan pencernaan, misalnya sukar menelan yang terus menerus. f. Nyeri akibat penekanan syaraf dan pembuluh darah terutama terjadi pada jaringan-jaringan yang terletak diruangan yang terbatas seperti tulang atau otak g. Anemia yang terjadi akibat berbagai sebab h. Kelelahan sering terjadi akibat gizi yang buruk, malnutrisi protein, dan gangguan oksigenasi jaringan akibat anemia. Menurut Corwin (2001), Wilson (2003), dan Escott (2008), terdapat beberapa gejala kanker yag secara khusus berdasarkan jenis kanker yang dialami, yaitu : a. Kanker paru-paru Batuk persisten, dispnea, nyeri pleura (dada), hemoptisis (batuk berdarah). Anoreksia, penurunan berat badan adalah manifestasi kanker paru yang lanjut. b. Kanker payudara Adanya benjolan, penebalan kulit (tickening), perubahan bentuk, kulit menjadi merah, panas, edematosa (pembengkakan), berindurasi (benjolan) dan nyeri

22 10 c. Kanker lambung Gejala dini rasa sedikit tidak enak pada abdomen bagian atas, rasa penuh setelah makan. Pada akhirnya terjadi anoreksia dan penurunan berat badan. d. Kanker kolon Perubahan kebiasaan defekasi, pendarahan, nyeri, anoreksia dan penurunan berat badan e. Kanker andung kemih atau ginjal Ada darah pada air seni, rasa sakit atau perih pada saat buang air kecil, keseringan atau kesulitan buang air kecil, sakit pada kandung kemih. f. Kanker prostat Kencing tidak lancar, rasa sakit ketika buang air kecil, rasa terbakar Limfoma Kelenjar getah bening membesar, mual, muntah, anoreksia demam atau penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas. g. Leukemia Pucat, kelelahan kronis, penurunan berat badan, anemia, mual, muntah, dan demam. h. Kanker otak Sakit kepala sering merupakan manifestasi kanker otak stadium lanjut i. Kanker mulut Bengkak kecil di dasar mulut yang dapat bergerak dan tidak menimbulkan nyeri. j. Kanker hati Nyeri akut karena pendarahan dari tumor, acites (penumpukan cairan di rongga perut), nafsu makan menurun dan muncul ikterus (kuningan) k. Kanker pankreas Penurunan nafsu makan, penurunan berat badan dan nyeri punggung l. Nasofaring Gejala pertama baru muncul setelah pertumbuhan masuk meluas ke lingkungan sekitar misalnya menyebabkan mata juling, tuli satu telinga dan bengkak di leher akibat metastasis di kelenjar limfe leher. m. Kanker servik Gangguan siklus haid, keputihan berlebihan dan bau busuk, penderita sering mendadak sakit perut.

23 11 Faktor risiko Faktor-faktor risiko untuk kanker antara lain adalah pajanan ke bahan fisik, kimiawi, atau virus yang diketahui bersifat mutagenik dan pajanan berkepanjangan ke suatu promotor. Mutagen dapat terhirup, tertelan, atau bekerja di kulit, misalnya radiasi ultraviolet. Menurut Corwin (2001) dan Krinke (2005) terdapat pula beberapa faktor risiko lainnya yaitu : a. Faktor risiko hormonal Hormon estrogen dapat berfungsi sebagai promotor bagi kanker tertentu, misalnya kanker payudara dan kanker endometrium. Wanita yang menstruasi memiliki kadar estrogen yang tinggi, maka risiko terbentuknya kanker payudara meningkat pada wanita yang mengalami menstruasi dini dan mencapai menopause lambat. Terlambat mengandung atau tidak memiliki anak dapat meningkatkan risiko kanker payudara. b. Faktor kejiwaan, emosi psikis Gangguan yang terjadi pada emosi dapat menyebabkan atau memperberat kanker seperti stress, dendam, kebencian yang mendalam atau sakit hati. Peranan faktor kejiwaan pada kanker dapat melalui beberapa cara, diantaranya; stress atau dendam yang mempengaruhi perkembangan sel menjadi liar dan efek yang melemahkan sistem kekebalan tubuh sel T sehingga tidak mampu melenyapkan sel kanker tertentu. c. Faktor yang bersifat protektif terhadap pembentukan kanker. Hormon progesteron bersifat protektif terhadap kanker yaitu dengan menghambat efek stimulasi estrogen. Hormon progesteron meningkat pada wanita saat kehamilan dan saat menyusui, oleh karena itu wanita yang menyusui selama paling sedikit 6 bulan berturut-turut, wanita yang hamil beberapa kali, akan mengurangi risiko terkena kanker payudara. d. Faktor riwayat keluarga Adanya riwayat keluarga yang mengidap kanker, terutama dari satu jenis, adalah faktor risiko terjangkitnya kanker. Kecenderungan genetik untuk kersinogenesis mungkin disebabkan oleh rapuhnya gen-gen regulator, kerentanan terhadap inisiator atau promotor tertentu, kesalahan enzim pengkoreksi, atau gagalnya fungsi sistem imun (Corwin 2001).

24 12 e. Faktor prilaku individu Perilaku tertentu meningkatkan kemungkinan bahwa seseorang akan lebih sering terpajan ke inisiator atau promotor. Faktor-faktor risiko perilaku antara lain adalah merokok, dan konsumsi makanan yang banyak mengandung lemak dan daging yang diawetkan. Faktor risiko perilaku berkaitan dengan perilaku seksual seperti berganti-ganti pasangan, dan melakukan hubungan intim pada usia dini, meningkatkan risiko terinfeksi virus papiloma manusia yang berkaitan dengan neoplasma alat kelamin. Infeksi oleh virus herpes simplek tipe-2 yang ditularkan melalui hubungan kelamin dapat menigkatkan risiko kanker (Corwin 2001). f. Faktor makanan Diet dapat merubah peran genetik dalam perkembangan kanker. Walaupun pola diet berdampak lebih besar ketika awal kehidupan, tetapi perhatian ditunjukan lebih besar pada orang dewasa dalam menurunkan risiko kanker. Asupan buah, sayuran dan antioksidan berhubungan dengan penurunan kanker pada tahap inisiasi dan progresi. The American Cancer Society Expert Committe telah menunjukan bahwa manfaat dari peningkatan asupan buah dan sayuran dapat mencegah kanker payudara, kolon, paru-paru dan prostat (Krinke 2005). Adapun faktor risiko kanker yang berkaitan dengan gizi secara umum, disajikan pada tabel 1. Tabel 1 Faktor risiko gizi pada kanker secara umum Tipe kanker Faktor risiko gizi dengan fakta nyata maupun diduga berpengaruh Paru paru - Rendahnya asupan buah dan sayur Payudara - Rendahnya asupan buah dan sayur - Obesitas (terutama pada wanita menopause) - Peningkatan asupan alkohol Lambung - Rendahnya asupan buah dan sayur - Asupan makanan yang diawetkan - Tingginya penggunaan obat, merokok dan makanan awetan. Kolon/ rektum - Rendahnya asupan buah dan sayur - Tingginya asupan daging merah (terutama lemak pada daging merah) - Asupan alkohol berlebih Nasofaring - Rendahnya asupan buah dan sayur - Asupan alkohol dan tembakau berlebih - Kebiasaan merokok Hati - Tingginya asupan alkohol - Konsumsi makanan yang terkontaminasi (terutama kontaminasi aflatoxins) Servik - Rendahnya asupan buah dan sayur Esophagus - Rendahnya asupan buah dan sayur - Kekurangan gizi - Asupan tinggi alcohol Prostat - Tingginya asupan daging merah atau lemak daging dan produk olahanya Sumber : Klinke 2005

25 13 Terapi kanker Terapi pada pasien kanker bertujuan untuk membinasakan sel-sel kanker dengan membunuhnya ataupun membuangnya (uripi 2002). Walaupun saat ini cukup banyak pilihan terapi yang dapat dilakukan untuk setiap jenis kanker tetapi sebagian besar menimbulkan komplikasi dan penyulit pada penderitanya. Secara umum tujuan terapi kanker adalah memperbesar angka harapan hidup dan mengatasi gejala yang berarti memperbaiki kualitas hidup. Berikut ini jenis terapi untuk pasien kanker : a. Kemoterapi Kemoterapi adalah penggunaan bahan kimia atau obat untuk mengobati kanker. Sedangkan operasi dan terapi radiasi digunakan untuk mengobati tumor lokal. Kemoterapi adalah terapi sistemik yang efeknya mempengaruhi seluruh tubuh. Aksi target dari kemoterapi tidak hanya terbatas pada jaringan ganas, hal itu juga mempengaruhi sel-sel normal. Sel-sel tubuh dengan peredaran yang cepat seperti sumsum tulang, folikel rambut, dan mukosa saluran pencernaan biasanya yang paling terpengaruh. Gejala gizi yang dialami akibat kemoterapi meliputi myelosupresi (penurunan dalam produksi sel darah merah, sel darah putih dan trombosit oleh sumsum tulang), kelelahan, mual dan muntah, kehilangan nafsu makan, mucositis, perubahan rasa dan bau, xerostomia (mulut kering), disfagia, dan perubahan fungsi usus. Akibatnya, asupan makan dan status gizi dapat terpengaruh (Grant 2008). Kemoterapi adalah penggunaan obat untuk penyembuhan atau pengendalian kanker. Kemoterapi merupakan terapi sistemik yang dapat mempengaruhi seluruh tubuh. Obat ini akan bekerja dengan menghambat atau mematikan sel-sel tumor, dan juga berpengaruh pada sel normal seperti ketika sel-sel pada saluran pencernaan terkena dapat menyebabkan diare, konstipasi, ataupun menghambat penyerapan zat gizi. Efek samping ini bersifat sementara karena sel-sel saluran cerna menganti dirinya sendiri setiap tiga hari. Namun karena kemoterapi dilakukan dalam waktu yang lama sehingga dapat menyebabkan status gizi buruk (Levine and Colleagues 2008 dalam Peckenpaugh 2010). Tingkat keparahan efek samping tergantung pada agen tertentu, dosis, lamanya pengobatan, obat yang digunakan, respon individu, dan status kesehatan saat ini. Penggunaan waktu dan terapi yang tepat seperti antiemetic, antidiarrhe, agen hematopoetik, dan antibiotik, serta perubahan pola makan,

26 14 sangat penting bagaimana mengatur efektivitasnya terkait dengan efek samping pengobatan (Grant 2008). b. Radiasi Terapi radiasi dapat diberikan secara eksternal ke dalam tubuh dari akselerator liniear atau unit kobalt atau internal dengan menempatkan sumber radioaktif secara langsung di dalam tubuh atau pada tumor dengan dosis tinggi. Berbeda dengan kemoterapi yang merupakan terapi sistemik, terapi radiasi berpengaruh hanya pada tumor dan daerah sekitarnya. Efek samping terapi radiasi biasanya hanya pada daerah yang teradiasi. Radiasi juga dapat diberikan dengan mengkombinasikannya dengan terapi kemoterapi agar meningkatkan efek radiasi. Terapi radiasi yang dilakukan pada leher, dada, kerongkongan, dan perut menyebabkan masalah makan yang akut. Efek samping dari pengobatan sering menyebabkan ketidaknyamanan penderitanya, seperti disfagia, mulut sakit, stomatitis, esofagitis (radang kerongkongan) dan penurunan produksi air liur yang menyebabkan mulut kering (Grant 2008). c. Operasi Operasi dilakukan dalam pengobatan kanker dalam upaya untuk mengangkat tumor atau mengurangi gejala (misalnya obstruksi pada saluran cerna). Masalah gizi dapat berkembang tergantung pada jenis prosedur yang dilakukan. Memberikan gizi yang optimal diperlukan dengan cara memodifikasi diet berdasarkan kemampuan atau ketidakmampuan seseorang untuk mengkonsumsi, dan mencerna makanan. Operasi digunakan untuk pengobatan kanker dapat pula dikombinasikan dengan kemoterapi adjuvant sebelum operasi atau pasca operasi atau terapi radiasi. Setelah operasi diet yang diberikan yaitu tinggi energi dan protein yang diperlukan untuk penyembuhan luka dan pemulihan. Gejala yang umum terjadi seperti kelelahan, kesakitan, kehilangan nafsu makan, dan perubahan makan. Umumnya efek samping tersebut sementara dan menghilang beberapa hari setelah operasi (Peckenpaugh 2010). d. Imunoterapi Imunoterapi adalah bentuk terapi kanker yang baru diciptakan yang memanfaatkan dua sifat atau ciri utama dari sistem imun : spesifitas dan daya ingat. Imunoterapi dapat digunakan untuk mengidentifikasi tumor dan memungkinkan pendeteksian semua tempat metastasis yang tersembunyi. Imunoterapi dapat merangsang sistem kekebalan pejamu agar berespons secara

27 15 lebih agresif terhadap tumor, atau sel-sel tumor dapat diserang oleh antibodi yang dibuat di laboratorium. Imunoterapi yang digunakan seperti ; Antibodi Berlabel Fluoresen, Stimulan Imunitas, dan Antibodi penyerang. Selain itu, sedang dikembangkan terapi yang didasarkan pada biologi molekuler sel tumor yang khas yang berbeda dengan sel-sel non kanker, contoh terapi biologis untuk tumor yaitu menggunakan obat-obat yang secara spesifik menghambat faktor angiogenesis dan enzim-enzim tumor tertentu misalnya kolagenase tipe IV (Corwin 2001). Pengetahuan gizi Pengetahuan gizi adalah pemahaman seseorang tentang ilmu gizi, zat gizi, serta interaksi antara zat gizi terhadap status gizi dan kesehatan. Pengetahuan gizi yang baik akan dapat menghindarkan seseorang dari konsumsi pangan yang salah atau buruk (Suhardjo 2003). Tingkat pengetahuan akan berpengaruh terhadap sikap dan praktek seseorang karena berhubungan dengan daya nalar, pengalaman, dan kejelasan konsep mengenai objek tertentu. Seseorang dapat memperoleh pengetahuan gizi melalui berbagai sumber seperti buku-buku pustaka, majalah, televisi, radio, surat kabar, dan orang lain (suami, teman, tetangga, ahli gizi, dokter, dan lainlain) (Khomsan et al 2009 ). Salah satu sebab masalah kurang gizi yaitu kurangnya pengetahuan tentang gizi atau kemampuan untuk menerapkan informasi tersebut dalam kehidupan sehari-hari (Suhardjo 2003). Pengetahuan gizi menjadi landasan yang menentukan konsumsi pangan. Individu yang berpengetahuan baik akan mempunyai kemampuan untuk menerapkan pengetahuan gizinya dalam pemilihan maupun pengolahan pangan, sehingga konsumsi pangan mencukupi kebutuhan (Nasoetion dan Khomsan 1995). Menururut Khomsan (2000) kategori pengetahuan gizi dapat dibagi menjadi tiga kategori yaitu baik, sedang dan kurang. Cara pengkategorian dilakukan dengan menetapkan cut-off-point dari skor yang telah dijadikan persen. Untuk keseragaman maka dianjurkan menggunakan cut-off-point sebagai berikut : baik: 80%, sedang : 60-80%, dan kurang : < 60%. Status Gizi dan Gizi Pada Pasien Kanker Status gizi Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat gizi. Status gizi dipengaruhi oleh konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi di dalam tubuh. Bila tubuh memperoleh cukup zat-zat

28 16 gizi dan digunakan secara efisien akan tercapai status gizi optimal yang memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin (Almatsier 2004). Status gizi merupakan keadaan tubuh seseorang atau sekelompok orang sebagai akibat dari konsumsi, penyerapan, dan penggunaan zat gizi makanan dalam jangka waktu yang lama (Supariasa 2002). Status gizi merupakan bagian terpenting dari status kesehatan seseorang. Kemunduran status gizi dapat menimbulkan komplikasi dan menghambat terapi kuratif. Menilai status gizi seseorang dapat memberikan gambaran tentang baik atau tidaknya status gizi orang tersebut (Gibson 2005). Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi Menurut Gibson (2005), bahwa konsep terjadinya keadaan gizi mempunyai dimensi yang sangat kompleks. Faktor-faktor yang mempengaruhi keadaan gizi yaitu konsumsi makanan dan tingkat kesehatan. Konsumsi makanan dan tingkat kesehatan dipengaruhi oleh pendapatan, makanan, dan ketersediaan bahan makanan, keadaan sosial budaya seperti pendidikan, pengetahuan gizi, dan faktor lingkungan (biologi, kimia, dan fisik). Gizi adalah faktor penting dalam perjalanan penyakit dan penyebab utama kematian secara umum pada masyarakat. Penyakit jantung koroner, obesitas, hipertensi, anemia, osteoporosis, diabetes mellitus, dan kanker adalah penyakit yang umum berhubungan dengan gizi (Hammond 2008). Beberapa kasus kematian diakibatkan, antara lain karena penyakit jantung koroner, stroke, diabetes mellitus, dan beberapa jenis kanker, memiliki hubungan yang kuat dengan tipe dan kualitas konsumsi makanan. Status gizi yang optimal dapat dicapai dengan keseimbangan antara asupan gizi dan kebutuhan gizi. Asupan gizi dipengaruhi oleh asupan makan dan penyerapan zat gizi dalam tubuh, sedangkan kebutuhan gizi dipengaruhi oleh pertumbuhan tubuh, pemeliharaan tubuh, stress psikologis, dan penyakit infeksi maupun bukan infeksi (Hammond 2008). Pengukuran status gizi Penilaian status gizi ada dua cara yaitu penilaian secara langsung dan tidak langsung. Penilaian status gizi secara langsung dibagi menjadi empat penilaian yaitu antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik. Adapun penilaian gizi secara tidak langsung dibagi menjadi tiga yaitu survei konsumsi, statistik vital, dan faktor ekologi (Supariasa 2002).

29 17 a. Antropometri Antropometri adalah ukuran tubuh manusia. Antropometri digunakan untuk melihat ketidakseimbangan antara asupan energi dan protein (Supariasa 2002). Menurut Riyadi (2004), saat ini pengukuran antropometri (ukuran-ukuran tubuh) digunakan secara luas dalam penilaian status gizi, terutama jika terjadi ketidakseimbangan kronik antara intik energi dan protein. Pengukuran antropometri yang sering dilakukan adalah berat badan (BB): untuk mengetahui massa tubuh, panjang/tinggi badan (PB/TB): untuk mengetahui dimensi linear, tebal lipatan kulit (skinfold thickness) dan lingkar lengan atas (LILA): untuk mengetahui komposisi tubuh, cadangan energi dan protein (Briawan dan Madanijah 2008). b. Klinis Pemeriksaan klinis digunakan untuk mendeteksi defisiensi gizi. Pemeriksaan ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda - tanda klinis secara umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi (Supariasa 2002). c. Biokimia Pemeriksaan biokimia adalah pemeriksaan specimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Pemeriksaan ini hanya dapat diperoleh di rumah sakit atau pusat kesehatan (Supariasa 2002). d. Biofisik Penilaian status gizi secara biofisik dilakukan untuk melihat kemampuan fungsi jaringan dan perubahan struktur. Penilaian dengan cara ini dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu : uji radiologi, tes fungsi fisik, dan sitologi (Supariasa 2002). Indeks Massa Tubuh Masalah kekurangan dan kelebihan gizi pada orang dewasa merupakan masalah penting, karena selain mempunyai risiko penyakit-penyakit tertentu, juga dapat mempengaruhi produktivitas kerja. Oleh karena itu, pemantauan keadaan tersebut perlu dilakukan secara berkesinambungan. Salah satu cara adalah dengan mempertahankan berat badan yang ideal atau normal (Supariasa 2002).

30 18 Laporan FAO/WHO/UNU tahun 1985 menyatakan bahwa batasan berat badan normal orang dewasa ditentukan berdasarkan nilai Body Mass Index (BMI). Di Indonesia istilah Body Mass Index diterjemahkan manjadi Indeks Masa Tubuh (IMT). Adapun rumus perhitungan IMT adalah sebagai berikut: ² Tabel 2 Kategori ambang batas IMT Kategori IMT Kurus tingkat berat < 17,0 kg/m 2 Kurus tingkat ringan 17,0 18,49 kg/m 2 Normal 18,5 24,9 kg/ m 2 Gemuk tingkat ringan 25 27,0 kg/m 2 Gemuk tingkat berat > 27,0 kg/m 2 Sumber : Depkes (2005) Survei konsumsi makanan Survei konsumsi makanan adalah salah satu metode yang digunakan dalam penentuan status gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi. Secara umum tujuan dari survei konsumsi makanan dimaksudkan untuk mengetahui kebiasaan makan dan gambaran tingkat kecukupan bahan makanan dan zat gizi pada tingkat kelompok, rumah tangga dan perorangan serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap konsumsi makanan tersebut (Supariasa 2002). Jenis data konsumsi Pengumpulan jenis data konsumsi makanan terbagi dua yakni kualitatif dan kuantitatif (Gibson 2005). Metode kuantitatif Metode ini digunakan untuk mengetahui jumlah makanan yang dikonsumsi sehingga dapat dihitung konsumsi zat gizi dengan menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM) atau daftar lain yang diperlukan seperti Ukuran Rumah Tangga (URT), Daftar Konversi Mentah Masak (DKMM) dan daftar penyerapan minyak. Metode untuk pengukuran konsumsi secara kuantitatif antara lain: a. Metode recall 24 jam b. Perkiraan makanan (Estimated food records) c. Penimbangan makanan (Food weighing)

31 19 d. Metode food account e. Metode inventaris (Inventory method) f. Pencatatan (Household food records) Metode Recall 24 jam Prinsip dari metode recall 24 jam yaitu dilakukan dengan mencatat jenis dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi pada periode 24 jam yang lalu. Dalam metode ini, responden disuruh menceritakan semua yang dimakan dan diminum selama 24 jam yang lalu. Biasanya dimulai sejak bangun pagi kemarin sampai responden istirahat tidur malam harinya, atau dapat juga dimulai dari waktu saat mulai wawancara mundur kebelakang sampai 24 jam penuh. Hal penting yang perlu diketahui adalah bahwa dengan recall 24 jam data yang diperoleh cenderung lebih bersifat kualitatif. Oleh karena itu untuk dapat data kuantitatif, maka jumlah konsumsi makanan individu ditanyakan secara teliti dengan menggunakan alat URT (sendok, gelas, piring) atau ukuran lainnya yang biasa dipergunakan sehari-hari (Supariasa 2002). Metode recall 24 jam didesain untuk memperkirakan asupan makanan rata-rata individu selama periode waktu yang lebih lama. Recall 24 jam diperlukan untuk memperkirakan kebiasaan asupan zat gizi individu yang bervariasi setiap harinya (Gibson 2005). Kelebihan metode recall 24 jam a. Mudah pelaksanaannya serta tidak membebani responden. b. Biaya relatif murah, tidak memerlukan peralatan khusus. c. Cepat, sehingga dapat mencakup banyak responden. d. Dapat digunakan untuk responden buta huruf. e. Dapat memberikan gambaran nyata yang benar-benar dikonsumsi individu sehingga dapat dihitung intake zat gizi sehari. Kekurangan metode recall 24 jam a. Tidak dapat menggambarkan asupan makanan sehari-hari, bila hanya dilakukan recall satu hari. b. Ketepatannya sangat tergantung pada daya ingat responden, sehingga metode ini tidak cocok dilakukan pada anak usia 7 tahun, orang tua berusia diatas 70 tahun dan orang yang hilang ingatan atau pelupa.

32 20 c. Membutuhkan tenaga atau petugas yang terlatih dan terampil dalam menggunakan alat-alat bantu URT dan ketepatan alat bantu yang dipakai menurut kebiasaan masyarakat. d. Responden harus diberi motivasi dan penjelasan tentang tujuan dari penelitian Gizi Pada Pasien Kanker Gizi merupakan bagian yang penting pada penatalaksanaan terapi kanker, baik pada pasien yang sedang menjalankan terapi kanker, pemulihan dari terapi, dan pada keadaan remisi maupun untuk mencegah kekambuhan. Adapun tujuan dari terapi gizi yaitu untuk mempertahankan atau memperbaiki status gizi, mengurangi gejala sindrom kaheksia, mencegah komplikasi lebih lanjut serta memenuhi kecukupan mikronutrien (Sutandyo dan Ririn 2006). Berikut ini penatalaksanaan gizi pada kanker : Kebutuhan gizi Kebutuhan gizi pasien kanker sangat individual dan berubah-ubah dari waktu kewaktu selama perjalanan penyakit serta tergantung dari terapi yang dijalankan (Sutandyo dan Ririn 2006). Menurut Babcock (2005) walaupun kebutuhan gizi pada individu bervariasi, pedoman untuk terapi gizi pasien kanker harus memenuhi kebutuhan gizi spesifik dan tujuannya terkait dengan percepatan metabolisme, yang syaratnya dapat meningkatkan sintesis jaringan protein dan produksi energi. a. Energi Kanker menyebabkan terjadinya hipermetabolik, untuk itu kebutuhan energi sangat tinggi pada pasien. Pada pasien dewasa dengan status gizi baik memerlukan energi 2000 kkal, atau 25 sampai 30 kkal/ kg berat badan. Untuk keperluan pemeliharaan, energi lebih mungkin diperlukan sesuai dengan kebutuhan dan tingkat stress individu atau luasnya kerusakan jaringan (Babcock 2005). b. Protein Sebagian besar pasien kanker mempunyai imbangan nitrogen yang negatif. Oleh karena itu dukungan gizi harus dapat memenuhi kebutuhan sintesa protein dan menurunkan degradasi protein. Kebutuhan protein pada pasien kanker dengan adanya peningkatan kebutuhan atau pasien dengan hipermetabolisme atau wasting yang berat dianjurkan protein 1,5-2 g/kg berat badan (Sutandyo dan Ririn 2006).

33 21 c. Vitamin dan mineral Vitamin dan mineral sebagai kontrol protein dan metabolisme energi melalui peranannya sebagai koenzim spesifik dalam cell enzyme pathways dan juga berperan penting dalam membangun dan memelihara jaringan yang kuat. Oleh karena itu perlu asupan vitamin dan mineral yang optimal, sesuai rekomendasi standar kecukupan gizi (The Dietary Reference Intake/ Recommended Dietary Allowance standards) tetapi lebih sering untuk tingkat terapetik yang lebih tinggi. Suplemen vitamin dan mineral biasanya diindikasikan sesuai dengan aturan makan (Babcock 2005). d. Cairan Asupan cairan harus dipastikan cukup dengan alasan yaitu mengganti cairan akibat gangguan gastrointestinal dari muntah, demam, infeksi ataupun diare, dan untuk membantu ginjal membuang produk uraian metabolisme dari kerusakan sel-sel kanker dan obat racun yang digunakan dalam kemoterapi. Beberapa jenis obat kemoterapi (seperti cyclophosphamide, cytoxan) membutuhkan sebanyak 2 sampai 3 liter cairan untuk mencegah hemorrhagic cystitis (Babcock 2005). Diet pada pasien kanker Jenis diet untuk pasien kanker sangat tergantung pada keadaan pasien, perkembangan penyakit, dan kemampuan untuk menerima makanannya. Oleh sebab itu, diet disusun secara individual. Jenis makanan atau diet yang diberikan hendaknya memperhatikan nafsu makan, perubahan indera pencecap, rasa cepat kenyang, mual, penurunan berat badan akibat pengobatan. Sesuai keadaan pasien makanan yang diberikan secara oral, enteral maupun parenteral. Makanan dapat diberikan dalam bentuk makanan padat, makanan cair atau kombinasi. Makanan padat dapat berbentuk makanan biasa, makanan lunak atau makanan lumat (Almatsier 2004). Syarat diet penyakit kanker adalah energi tinggi yaitu 36 kkal/kg BB untuk laki-laki dan 32 kkal/kg BB untuk perempuan. Protein tinggi yaitu 1-1,5 g.kg BB, lemak sedang yaitu 15-20% dari kebutuhan total energi. Karbohidrat, dan vitamin dan mineral diberikan cukup, rendah yodium apabila sedang menjalankan medikasi radioaktif internal, dan porsi makanan diberikan kecil dan sering (Almatsier 2004).

34 22 KERANGKA PEMIKIRAN Satus gizi adalah keadaan tubuh seseorang atau sekelompok orang sebagai akibat dari konsumsi, penyerapan, dan penggunaan zat gizi makanan. Menilai status gizi seseorang dapat memberikan gambaran tentang baik atau tidaknya status gizi orang tersebut (Gibson 2005). Status gizi merupakan bagian terpenting dari status kesehatan seseorang. Kanker dapat dianggap sebagai penyakit dari sel-sel tubuh yang berkembang secara abnormal. Perkembangannya melibatkan kerusakan pada sel - sel DNA, dan kerusakannya ini terakumulasi dari waktu ke waktu. Sel-sel ini merusak dan melepaskan diri dari mekanisme yang berfungsi untuk melindungi dari pertumbuhan dan penyebaran sel-sel tersebut, yaitu neoplasma. (Grant 2008). Seiring dengan perjalanan penyakitnya dapat menimbulkan masalah gizi seperti malnutrisi. Malnutrisi pada kanker disebabkan oleh faktor-faktor primer dan sekunder, baik langsung maupun tidak langsung. Faktor-faktor primer tersebut antara lain faktor umur, pengetahuan tentang gizi, asupan makanan, penyakit infeksi dan untuk faktor-faktor sekunder tersebut antara lain stadium kanker dan tindakan pengobatan kanker (Uripi 2002). Malnutrisi akan berpengaruh terhadap penurunan status gizi bagi penderitanya. Status gizi pada pasien kanker dapat dilihat dari kondisi kesehatan non kanker ataupun penyakit infeksi dan kondisi kesehatan kankernya itu sendiri yang meliputi jenis kanker, stadium kanker, dan jenis terapi kanker. Selain itu, asupan makan dan zat gizi akan mempengaruhi status gizi secara langsung. Asupan makan pada pasien kanker dapat dipengaruhi oleh kondisi kesehatan terkait kanker seperti jenis kanker itu sendiri dan jenis terapi yang diberikan, serta seberapa baik pengetahuan gizinya.

35 23 Kondisi sosial, ekonomi dan budaya Karakteristik contoh : Usia Jenis kelamin Pekerjaan Tk pendidikan Pengetahuan gizi Kebiasaan makan Asupan (energi & protein) melalui asupan makanan secara oral, enteral, dan parenteral Kondisi kesehatan terkait kanker : Jenis kanker Terapi kanker Kondisi kesehatan non kanker Penyakit Infeksi/ lainnya Status Gizi Pasien Kanker : Indeks Massa Tubuh (IMT) Gambar 1 Kerangka pemikiran hubungan antara status gizi pasien kanker rawat inap dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya Variabel yang diteliti Variabel yang tidak diteliti Hubungan yang diteliti Hubungan yang tidak diteliti

36 24 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study karena pengumpulan variabel independen dan dependen dilakukan pada satu waktu yang tidak berkelanjutan untuk menggambarkan karakteristik dan tingkat kecukupan energi dan protein, tingkat pengetahuan gizi, jenis terapi kanker serta status gizi pasien kanker rawat inap. Penelitian ini dilaksanakan di RS Kanker Dharmais Jakarta Barat. Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Juli Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Populasi dalam penelitian ini adalah pasien rawat inap di RS kanker Dharmais. Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil secara non probability samples dengan teknik purposive sampling dengan kriteria inklusi sebagai berikut : 1. Laki- laki atau perempuan 2. Usia 18 tahun 3. Pasien rawat inap dengan kunjungan baru maksimal 3 hari rawat 4. Kondisi sadar dan bersedia menjadi contoh penelitian yang ditunjukan dengan penandatanganan informed concern. Dengan perhitungan sampel sebagai berikut : n =. = 78 keterangan : n = jumlah contoh 78 N = jumlah populasi 354 orang (periode bulan Juni) d = tingkat kepercayaan (0.1) (Notoatmodjo 2005) Jumlah contoh yang diperoleh berdasarkan hasil perhitungan yaitu 78 orang. Pengambilan contoh dilakukan selama dua minggu, dengan jumlah contoh sebanyak 80 orang dari populasi pasien kanker untuk periode bulan Juni 2011 pada kelas II, III dan jamkesmas yaitu 354 orang.

37 25 Jenis dan Cara Pengumpulan Data Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer yang dikumpulkan meliputi data karakteristik contoh (usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan pekerjaan), antropometri contoh meliputi (berat badan dan tinggi badan) tingkat pengetahuan gizi contoh, asupan makan contoh. Data sekunder terdiri dari, jenis penyakit kanker contoh, jenis terapi kanker yang sedang dijalankan contoh, dan gambaran umum rumah sakit, gambaran umum instalasi gizi RS Kanker Dharmais. Data karakteristik contoh (usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan pekerjaan) diperoleh melalui pengisian kuesioner dengan menggunakan kuesioner. Data antropometri (berat badan dan tinggi badan) diperoleh dengan melakukan pengukuran menggunakan timbangan injak dan microtoise. Data pengetahuan gizi contoh diperoleh melalui pengisian kuesioner dengan menggunakan kuesioner. Data mengenai jenis kanker, pengobatan atau jenis terapi kanker diperoleh dari buku rekam medis contoh. Data asupan makan contoh dikumpulkan dengan menggunakan recall 2 x 24 jam dari makanan yang dikonsumsi contoh. Data sekunder didapatkan dari data profil Rumah Sakit Kanker Dharmais mengenai gambaran umum Rumah sakit dan instalasi gizi. Selain itu data jenis diet, jenis kanker, pengobatan ataupun terapi kanker dan lama perawatan dikumpulkan dari hasil diagnosa dokter melalui rekam medis. Jenis dan cara pengumpulan data secara umum dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini: Tabel 3 Jenis dan Cara Pengumpulan Data No Data Jenis data Cara Pengumpulan Data Alat 1 Karakteristik contoh - Usia - Jenis kelamin - Tingkat pendidikan - Pekerjaan Primer Wawancara kuesioner 2 timbangan injak Berat badan, dan Pengukuran Primer/sekunder dan rekam tinggi badan medis 3 Pengetahuan gizi Primer Wawancara Kuesioner 4 Jenis kanker,jenis terapi kanker 5 Asupan zat gizi (Energi & protein) 6 Gambaran umum rumah sakit dan instalasi gizi Sekunder Primer Wawancara/ melihat dari buku rekam medis Wawancara dengan recall 2 x24 jam Buku rekam medis Recall 2 x 24 jam Sekunder wawancara -

38 26 Pengolahan dan Analisis Data Data yang diperoleh kemudian diolah melalui proses editing, coding, dan entry data kemudian tabulasi dan dianalisis dengan menggunakan program komputer perangkat lunak Microssoft excel 2007 dengan analisis deskriptif. Data karakteristik contoh yang meliputi usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan pekerjaan, data pengetahuan gizi contoh, data asupan makan data jenis kanker, data terapi kanker, dan data status gizi contoh dikelompokan berdasarkan kriteria tertentu kemudian dianalisis secara deskriptif. Usia contoh. Data usia contoh yang diperoleh dikelompokan menjadi tiga kelompok berdasarkan (Riskesdas 2007) yaitu tahun, tahun, tahun, tahun, tahun, tahun dan > 75 tahun. Jenis kelamin. Data jenis kelamin contoh terdiri dari dua kategori yaitu laki - laki dan perempuan. Tingkat pendidikan. Data tingkat pendidikan contoh diolah dengan mengkelompokan menjadi lima kategori yaitu tidak sekolah, SD/sederajat, SMP/sederajat, SMA/sederajat, dan Perguruan Tinggi/sederajat. Pekerjaan. Data pekerjaan contoh diolah dengan mengkelompokan menjadi lima kategori yaitu PNS, Pegawai Swasta, Wiraswasta, Buruh, dan Ibu Rumah tangga/ tidak bekerja. Tingkat pengetahuan gizi. Tingkat pengetahuan gizi contoh diolah dengan menggunakan scoring dari hasil jawaban contoh, kemudian dikelompokan menjadi tiga kategorikan menurut (Khomsan 2000) yaitu tingkat pengetahuan baik (> 80%), tingkat pengetahuan sedang (60-80%), dan tingkat pengetahuan kurang (< 60%). Jenis kanker. Data jenis kanker contoh diolah dengan mengkategorikan berdasarkan jenis kanker contoh yang ada pada buku rekam medis. Jenis Terapi kanker. Data terapi kanker contoh diolah dengan mengkategorikan berdasarkan jenis terapi yang dijalani contoh yang ada pada buku rekam medis. Asupan zat gizi. Data hasil konsumsi dalam satuan gram kemudian dihitung energi dan kandungan proteinnya dengan menggunakan program nutrisurvey sehingga diperoleh rata-rata asupan untuk 2 hari. Data tersebut dianalisis sebagai berikut : Asupan energi dan protein contoh dibandingkan dengan angka kecukupan gizi (2005) untuk contoh dengan status gizi kurang maupun lebih,

39 27 sedangkan contoh dengan status gizi normal menggunakan angka kecukupan gizi yang telah dikoreksi dengan berat badan aktual contoh sehingga didapatkan angka kecukupan energi dan protein koreksi. Rumus yang digunakan dalam mengkoreksi angka kecukupan gizi adalah sebagai berikut (Nasoetion & Damayanthi 2008): AKG Koreksi = Angka kecukupan gizi kemudian digunakan untuk menghitung tingkat konsumsi zat gizi. Tingkat konsumsi zat gizi contoh diperoleh dengan menggunakan rumus (Nasoetion & Damayanthi 2008) : Tingkat konsumsi zat gizi =, 100 % Penggolongan tingkat kecukupan dilakukan berdasarkan Supariasa (2002) yaitu : Defisit berat : < 70 % AKG Defisit sedang : % AKG Defisit ringan : % AKG normal : % AKG kelebihan : 120% AKG Status gizi. Status gizi contoh diukur dengan menggunakan indeks massa tubuh yang terdiri dari lima kategori menurut Depkes (1994) dalam Depkes (2005) yaitu sebagai berikut : Kategori IMT Kurus tingkat berat < 17,0 kg/m 2 Kurus tingkat ringan 17,0-18,49 kg/m 2 Normal 18,5-24,9 kg/ m 2 Gemuk tingkat ringan 25-27,0 kg/m 2 Gemuk tingkat berat > 27,0 kg/m 2 Pengolahan data ini mencakup tabulasi data dan perhitungan statistik. Analisis data yang dilakukan yaitu analisis data univariat dan analisis data bivariat. Adapun data yang akan dianalisis yaitu: 1. Analisis Univariat a. Data karakteristik contoh meliputi (usia, jenis kelamin, pekerjaan dan tingkat pendidikan)

40 28 b. Tingkat kecukupan dan Asupan energi dan protein contoh c. Tingkat pengetahuan gizi contoh d. Jenis terapi kanker contoh e. Jenis kanker contoh f. Status gizi contoh g. Asupan makan contoh (energi dan protein) dengan status gizi contoh h. Jenis terapi kanker contoh dengan status gizi contoh i. Jenis kanker contoh dengan status gizi contoh j. Asupan makan contoh (energi dan protein) dengan terapi kanker contoh k. Kebiasaan makan contoh 2. Analisis Bivariat Analisis bivariat untuk melihat hubungan antar dua variabel dengan menggunakan uji korelasi Pearson digunakan untuk melihat hubungan antara variabel yaitu hubungan antara tingkat pengetahuan gizi, asupan (energi dan protein), jenis terapi kanker dengan status gizi..

41 29 Tabel 4 Pengkategorian variabel penelitian No Variabel Kategori/Kelompok 1. Usia 2. Jenis Kelamin 3. Pekerjaan Tingkat Pendidikan Pengetahuan gizi 6. Jenis kanker 7. Terapi kanker 8. Asupan zat gizi (Energi & protein) 9. Status gizi tahun tahun tahun tahun tahun tahun 7. > 75 tahun Sumber/ Acuan Riskesdas Laki-laki 2. Perempuan Sebaran contoh 1. Pegawai swasta 2. PNS 3. Wiraswasta 4. Buruh 5. IRT/ tidak bekerja 3. Perguruan Tinggi 4. SMA/sederajat 5. SMP/sederajat 6. SD/sederajat 7. Tidak sekolah 1. Kurang (<60%) 2. Sedang (60%-80%) 3. Baik (>80%) 1. Kanker payudara 2. Kanker servix 3. Kanker paru 4. Kanker ovarium 5. Kanker nasofaring 6. Kanker rektum 7. Kanker tiroid 8. Kanker kolon 9. Hepatoma 10. Lymphoma non hodgkin s 1. Kemoterapi 2. Radioterapi 3. Operasi 4. Terapi lainnya 1. Defisit berat : < 70% AKG 2. Defisit sedang : 70-79% AKG 3. Defisit ringan : % AKG 4. Normal : % AKG 5. Kelebihan : 120 % AKG Kurus tingkat berat : <17,0 kg/m 2 Kurus tingkat ringan : 17,0 18,49 kg/m 2 Normal : 18,5-24,9 kg/m 2 Berat tingkat ringan : 25,0 27,0 kg/m 2 Berat tingkat berat : > 27 kg/m 2 Sebaran contoh Sebaran contoh Khomsan (2000) Data RSK.Dharmais Rekam medis Supariasa (2002) Depkes (2005)

42 30 Definisi Operasional Contoh adalah pasien kanker rawat inap baik laki-laki maupun perempuan yang telah bersedia menjadi contoh penelitian dan sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan peneliti. Usia adalah umur penderita kanker yang dikelompokan menjadi tujuh kelompok umur yaitu tahun, tahun, tahun, tahun, tahun, tahun dan > 75 tahun. Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir contoh yang telah ditamatkan dan memperoleh ijazah atau sertifikat, yang dikategorikan menjadi SD/sederajat, SMP/sederajat, SMA/ sederajat, Perguruan tinggi/ sederajat. Pekerjaan adalah jenis pekerjaan contoh yang dikategorikan menjadi PNS, Pegawai Swasta, wiraswasta, buruh, IRT/ tidak bekerja. Pengetahuan gizi adalah kemampuan contoh dalam menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan gizi seimbang, dan fungsi zat gizi. Jenis kanker adalah jenis kanker yang diderita oleh contoh. Jenis Terapi kanker adalah jenis upaya tindakan seperti kemoterapi, radioterapi maupun kombinasi pengobatan yang sedang dijalani oleh contoh. Asupan makan adalah konsumsi makanan contoh berdasarkan hasil recall dua kali 24 jam. Asupan Energi dan Protein adalah rata-rata asupan energi dan protein contoh yang berasal dari makanan baik secara oral, enteral maupun parenteral yang dihitung dari 2 hari asupan contoh. Tingkat Kecukupan Energi dan Protein adalah jumlah asupan energi dan protein contoh yang dibandingkan dengan angka kecukupan gizi untuk status gizi kategori kurang atau lebih sedangkan status gizi normal dibandingkan dengan angka kecukupan gizi yang telah dikoreksi berat badan ideal. Status gizi adalah keadaan gizi contoh yang dihitung berdasarkan indeks massa tubuh (IMT) menurut Depkes (2005). IMT dihitung berdasarkan berat badan dalam kilogram dibagi dengan tinggi badan dikuadratkan (BB/TB 2 ).

43 31 HASIL DAN PEMBAHASAN Rumah Sakit Kanker Dharmais Rumah Sakit (RS) Kanker Dharmais didirikan sebagai usulan dari mantan presiden RI, Soeharto pada tahun 1993 sebagai rumah sakit rujukan pusat yang berfungsi memberikan pelayanan yang merata bagi masyarakat, khususnya bagi penderita kanker. RS Kanker Dharmais juga menjadi pusat pendidikan dan penelitian bagi mereka yang bergerak dalam pelayanan penyakit kanker yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan terhadap penyakit kanker. Bangunan RS Kanker Dharmais didirikan di atas lahan seluas m 2 dengan luas total seluruh bangunan adalah m 2 dan terdiri dari tiga blok bangunan yaitu bangunan pelayanan rumah sakit, bangunan penelitian, pengembangan dan asrama, serta bangunan penunjang. RS Kanker Dharmais berfungsi sebagai pusat kegiatan pelayanan medis pasien kanker serta pusat pendidikan dan pelatihan kanker. RS Kanker Dharmais juga melakukan riset klinik, riset dasar dan pendidikan mengenai kanker sehingga diharapkan dapat meningkatkan kualitas pasien kanker. Pelayanan medis di rumah sakit ini bertujuan kuratif, paliatif, rehabilitatif, preventif, promotif dan edukatif. RS Kanker Dharmais memberikan pelayanan berupa: pengobatan segala jenis kanker, deteksi dini kanker dengan tes screening kanker di samping melakukan check up serta pencegahan kanker dengan melakukan penyuluhan mengenai berbagai jenis pencegahan penyakit kanker. Rumah sakit ini dituntut untuk selalu memantau perkembangan kanker baik secara nasional maupun internasional (Profil RS Kanker Dharmais 1993). Karakteristik Contoh Contoh pada penelitian ini adalah pasien kanker rawat inap RS Kanker Dharmais kelas II, III dan Jamkesmas yang diambil dari populasi pada periode bulan Juni 2011, yaitu sebanyak 354 orang contoh yang memenuhi kriteria inklusi. Jumlah keseluruhan contoh adalah 80 orang, dimana jumlah tersebut melebihi jumlah minimal sampel. Karakteristik contoh yang diamati meliputi jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan pekerjaan.

44 32 Jenis Kelamin Contoh Berdasarkan jenis kelamin contoh dikelompokan menjadi laki-laki dan perempuan. Seperti disajikan pada gambar di bawah ini: 30% 70% laki-laki perempuan Gambar 2 Sebaran contoh berdasarkan jenis kelamin Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa berdasarkan jenis kelamin, jumlah terbesar adalah kelompok berjenis kelamin perempuan sebanyak 56 orang (70%) dan untuk laki-laki 24 orang (30%). Hasil tersebut sejalan dengan RISKESDAS 2007 yang melaporkan kejadian kanker pada perempuan (5.7 ) lebih tinggi dibandingkan laki-laki (2.9 ). Usia Contoh Berdasarkan usia contoh dikelompokan menjadi tujuh kelompok usia yaitu tahun, tahun, tahun, tahun, tahun, tahun, dan > 75 tahun. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar dibawah ini : 11% 5% 2% 14% % % Gambar 3 Sebaran contoh berdasarkan kelompok usia Dari gambar 3 di atas, dapat diketahui bahwa berdasarkan usia, jumlah terbesar adalah kelompok usia tahun sebanyak 36 orang (45%). Kelompok usia tahun sebanyak 18 orang (23%), usia sebanyak 11 orang (14%), usia sebanyak 9 orang (11%) dan sisanya pada kelompok usia tahun 4 orang (5%) serta usia tahun sebanyak 2 orang (2%). Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui bahwa kejadian kanker sebagian besar terjadi pada golongan usia tahun. Kanker diketahui meningkat sejalan dengan bertambahnya usia (Linn 2004), karena mutasi pada gen

45 33 penyebab kanker terakumulasi dengan usia, yang menyebabkan meningkatnya risiko kanker pada usia lanjut (Virshup 2010). Menurut Escott (2008) kejadian kanker umumnya terjadi setelah usia 30 tahun, seperti pada kanker payudara, dan kanker colon kejadiannya setelah usia 50 tahun serta kanker pankreas dan lambung yang umum terjadi pada usia antara tahun. Hal ini dikarenakan bahwa ciri dari kanker itu memiliki jangka waktu yang panjang antara terkena dengan saat timbulnya kanker. Pertumbuhannya sekitar 6 sampai 10 tahun sebelum tumornya membesar (Wim de jong 2004). Seperti halnya pada kanker payudara, yang membutuhkan waktu 7 tahun untuk tumbuh dari satu sel menjadi massa yang cukup besar untuk dapat dipalpasi ( kira - kira diameter 1 cm) (Wilson 2003). Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar pasien kanker terdiagnosa kanker pada usia antara 35 hingga 54 tahun. Tingkat Pendidikan Contoh Berdasarkan tingkat pendidikan contoh dikelompokan menjadi lima kelompok yaitu Perguruan tinggi, SMA/sederajat, SMP/sederajat, SD/sederajat dan tidak sekolah yang disajikan pada gambar dibawah ini : 15% 2% 29% perguruan tinggi SMA 15% SMP SD tdk sekolah 39% Gambar 4 Sebaran contoh berdasarkan tingkat pendidikan Berdasarkan gambar 4 di atas, menunjukkan bahwa jumlah terbesar untuk tingkat pendidikan contoh adalah SMA/sederajat sebanyak 33 orang (39 %), perguruan tinggi 21 orang (26 %) dan sisanya masing - masing sebanyak 12 orang (15 %) SMP/sederajat dan SD/sederajat, dan hanya 2 orang contoh (3 %) tidak sekolah. Menurut Guhardja et al (1992) Pendidikan merupakan faktor dari diri seseorang yang mempengaruhi perilakunya. Selain itu, pendidikan seseorang akan berpengaruh terhadap banyaknya informasi maupun pengetahuan yang ia

46 34 miliki. Menurut Khomsan et al (2009) Tingkat pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh kemampuan intelektualnya. Tingkat pengetahuan akan berpengaruh terhadap sikap dan perilaku seseorang karena berhubungan dengan daya nalar, pengalaman, dan kejelasan konsep mengenai objek tertentu. Pekerjaan contoh Berdasarkan pekerjaan contoh dikelompokan menjadi lima kelompok yaitu pegawai swasta, PNS, wiraswasta, buruh dan tidak bekerja/ ibu rumah tangga yang disajikan pada gambar dibawah ini : 24% swasta PNS wiraswasta 59% 5% 2% 10% buruh tdk kerja/irt Gambar 5 Sebaran contoh berdasarkan pekerjaan Berdasarkan gambar 5 di atas, menunjukkan bahwa sebagian besar contoh tidak bekerja yaitu sebanyak 47 orang (59 %), sedangkan contoh yang bekerja untuk pegawai swasta sebanyak 19 orang (24 %), PNS sebanyak 10 orang (10 %), buruh 4 orang (5 %) dan yang bekerja sebagai wiraswasta hanya 2 orang (2%). Sebagian besar dari contoh tidak bekerja, hal ini dikarenakan contoh pada penelitian sebagian besar dengan jenis kelamin wanita dan merupakan seorang ibu rumah tangga. Hasil ini sejalan dengan RISKESDAS 2007 yang melaporkan bahwa kejadian kanker lebih banyak terjadi pada ibu rumah tangga dengan prevalensi (8.2 ). Pengetahuan Gizi Pada penelitian ini pengetahuan gizi contoh diukur dengan menggunakan angket pengetahuan yang terdiri dari 20 pertanyaan. Pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan gizi seimbang, dan fungsi zat-zat gizi pada bahan makanan. Berikut sebaran contoh menurut pengetahuan gizi disajikan pada gambar 6 di bawah ini.

47 35 jumlah contoh < 60% % > 80% % Kategori Tingkat Pengetahuan Gizi n % Gambar 6 Sebaran contoh berdasarkan tingkat pengetahuan gizi Berdasarkan gambar di atas, dapat diketahui bahwa sebagian besar dari contoh memiliki tingkat pengetahuan gizi rendah yaitu sebanyak 35 orang (43.8 %) dan tingkat pengetahuan sedang sebanyak 32 orang ( 40 %) sedangkan tingkat pengetahuan baik hanya 13 orang (16.25 %). Skor pengetahuan gizi contoh berkisar antara 25% sampai 95 % dengan rata-rata 61.3 % ± 0.186%. Pengetahuan gizi adalah pemahaman seseorang tentang ilmu gizi, zat gizi serta interaksi antara zat gizi terhadap status gizi dan kesehatan (Suhardjo 2003). Salah satu pertimbangan seseorang untuk mengkonsumsi makanan adalah tingkat pengetahuan tentang manfaat makanan tersebut bagi kesehatan, pengetahuan tentang bahan penyusun asal makanan, dan makna simbolnya. Semakin baik pengetahuan gizinya, makan seseorang akan semakin memperhatikan kualitas pangan yang akan dikonsumsinya (Khomsan et al 2009). Pertanyaan pengetahuan gizi yang diajukan pada contoh yaitu pengetahuan dasar mengenai menu gizi seimbang, jenis kandungan gizi pada pangan, fungsi dan manfaat zat gizi. Berdasarkan hasil penelitian ini, separuh dari contoh (43.8 %) memiliki tingkat pengetahuan gizi rendah. Hal ini dikarenakan sebagian besar dari contoh dengan tingkat pendidikan SMA, SMP, dan SD. Sedangkan pada contoh dengan tingkat pendidikan baik sebanyak 13 orang (16.25 %) merupakan contoh dengan tingkat pendidikan perguruan tinggi. Dimana tingkat pendidikan tinggi seseorang akan berpengaruh terhadap pengetahuan maupun informasi yang lebih baik dibandingkan dengan seseorang yang pendidikan lebih rendah. Berikut tingkat pengetahuan gizi contoh berdasarkan pertanyaan dan jawaban yang benar:

48 36 Tabel 5 Sebaran contoh berdasarkan jawaban yang benar pertanyaan pengetahuan gizi No Pertanyaan dan jawaban n = 80 % 1. Susunan menu keluarga yang baik yaitu nasi, sayur, lauk, buah, dan susu. 2. Zat-zat gizi yang diperlukan tubuh yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air. 3. Zat gizi untuk pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh yaitu protein 4. Bahan makanan mengandung protein hewani yaitu daging, ikan, telur, dan susu 5. Bahan makanan mengandung protein nabati yaitu kacangkacangan Fungsi utama protein yaitu mengganti bagian tubuh yang rusak, Pangan yang termasuk sumber karbohidrat yaitu nasi Simpanan energi berlebih disimpan tubuh dalam bentuk yaitu lemak 9. Penggunaan minyak goreng yang aman sebaiknya tidak lebih dari kali 10. Kandungan gizi pada sayur dan buah yaitu vitamin dan mineral Makanan yang mengandung serat yaitu sayuran dan buah-buahan Kelompok pangan yang mengandung antioksidan yaitu sayuran dan buah-buahan 13. Fungsi antioksidan yaitu menetralisir radikal bebas Jenis vitamin larut lemak yaitu A,D,E dan K Mempertahankan gizi sayuran proses pengolahan yang baik yaitu dicuci, dipotong dan dimasak Merebus sayuran terlalu lama menyebabkan vitamin dan mineralnya banyak berkurang 17. Jumlah sayur dan buah yang baik dikonsumsi yaitu 5 porsi Jumlah air yang baik dikonsumsi setiap hari 8 gelas Pengaruh kurang zat besi yaitu anemia Makanan sumber zat besi yaitu hati, bayam dan daging Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa dari 20 pertanyaan yang diajukan kepada contoh, terdapat 5 pertanyaan yang dianggap sulit oleh contoh diantaranya adalah pengaruh kurang zat besi, fungsi utama protein, fungsi antioksidan, jumlah sayuran dan buah yang baik dikonsumsi dan jenis vitamin larut lemak. Dimana diantara contoh menjawab tidak tahu dan beberapa diantara mereka pernah mendengar namun menyatakan lupa. Untuk pertanyaan yang dijawab bener oleh sebagian besar contoh diantaranya yaitu mengenai penggunaan minyak goreng yang aman, kandungan gizi sayuran dan buah, susunan menu keluarga makan yang baik, pangan sumber karbohidrat dan protein. Menurut Khomsan et al (2009) pengetahuan gizi adalah salah satu faktor untuk memperbaiki kebiasaan pangan sehingga berdampak pada semakin baiknya status gizi. Upaya meningkatkan pengetahuan gizi dapat dilakukan melalui penyuluhan.

49 37 Tingkat Kecukupan Energi dan Protein Tingkat kecukupan energi dan protein dalam penelitian ini adalah proporsi asupan energi dan protein contoh yang diperoleh dari hasil recall 2 x 24 jam, yang kemudian dibandingkan dengan Angka kecukupan gizi (AKG) dalam WKNPG untuk contoh dengan kondisi malnutrisi gizi lebih maupun kurang, sedangkan untuk contoh dengan status gizi normal, menggunakan Angka kecukupan gizi (AKG) yang telah dikoreksi, kemudian dikategorikan menjadi 5 kategori yaitu defisit berat (< 70% AKG), sedang (70-79% AKG), ringan (80-89% AKG), normal ( % AKG) dan kelebihan ( 120 % AKG) (Supariasa 2002). Berikut sebaran contoh berdasarkan tingkat kecukupan energi dan protein: persen defisit berat defisit sedang defisit ringan normal 0 5 kelebihan kategori tingkat kecukupan %Energi %Protein Gambar 7 sebaran contoh berdasarkan tingkat kecukupan energi dan protein Berdasarkan gambar di atas, dapat diketahui bahwa sebagian besar contoh memiliki tingkat kecukupan energi dan protein yang rendah yaitu sebesar 90% tingkat kecukupan energi kategori defisit berat dan sebesar 55% tingkat kecukupan protein kategori defisit berat. Hal ini disebabkan karena, contoh pada penelitian ini merupakan pasien kanker yang sedang menjalani terapi kanker, dimana pengaruh dari terapi yang dijalani secara umum menyebabkan penurunan nafsu makan, rasa mual dan muntah, dan perubahan indera pencecap. Menurut Grant (2008), dari pengobatan yang diberikan pada pasien kanker memiliki efek samping yang menyebabkan ketidaknyamanan penderitanya, seperti disfagia, mulal, muntah, stomatitis, esofagitis (radang kerongkongan) dan penurunan produksi air liur yang menyebabkan mulut kering (Grant 2008).

50 38 Rata-rata asupan makan contoh yaitu untuk energi 862±339 kkal/hari,untuk protein 34±17 gram/hari dan lemak 24±13 gram/hari. Pada contoh yang memiliki tingkat kecukupan defisit berat rata-rata asupan energi contoh yaitu 805±291 kkal dan rata-rata asupan protein 32±15 gram, contoh dengan tingkat kecukupan defisit sedang rata-rata asupan energi 878 kkal dan protein 43 gram, contoh dengan tingkat asupan defisit ringan rata-rata asupan energi yaitu 1578±173 kkal dan protein 60±60 gram, contoh dengan asupan baik rata-rata asupan energi contoh 1169±334 kkal dan asupan protein contoh 34±24 gram. Dimana asupan makan contoh selain asupan oral juga terdapat beberapa contoh dengan tambahan gizi parenteral dan enteral. Jenis Terapi Kanker Penatalaksanaan kanker bersifat multidisiplin, mulai dari pendekatan diagnostik yang melibatkan banyak keahlian, kemudian pengobatan kanker yang multimodalitas dengan operasi, radiasi, dan kemoterapi, ataupun kombinasi dari ketiga hal tersebut (Reksodiputro 2006). Berikut sebaran contoh berdasarkan jenis terapi kanker yang dijalani. % Kombinasi Kemoterapi Radiasi Operasi Gambar 8 Sebaran contoh berdasarkan jenis terapi kanker Pada gambar di atas, dapat dilihat bahwa separuh dari contoh sedang menjalani terapi kanker dengan kemoterapi sebesar (62.5%), dan sisanya dengan terapi operasi sebesar (18.8%), kombinasi sebesar (12.5) dan radiasi sebesar (6.2%). Beberapa contoh dalam penelitian ini merupakan pasien kanker yang sedang menjalani kemoterapi kanker pertama. Jenis Kanker Kanker adalah suatu penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel jaringan yang tidak terkendali. Sel-sel bagian tubuh yang terserang penyakit ini mengalami perubahan material genetik asam deoksiribonukleat

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penyakit kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik di dunia maupun di negara berkembang seperti Indonesia. Menurut

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Kanker Definisi Kanker Etiologi dan Patofisiologi Kanker

TINJAUAN PUSTAKA Kanker Definisi Kanker Etiologi dan Patofisiologi Kanker 6 TINJAUAN PUSTAKA Kanker Definisi Kanker Kanker dapat dianggap sebagai penyakit dari sel-sel tubuh yang berkembang secara abnormal. Pengembangannya melibatkan kerusakan pada sel-sel DNA (Deoxyribonucleic

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. n =

METODE PENELITIAN. n = 24 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study karena pengumpulan variabel independen dan dependen dilakukan pada satu waktu yang tidak

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam keadaan normal, reproduksi sel adalah suatu proses yang terkontrol ketat. Rangsangan tertentu dan berbagai faktor pertumbuhan, baik fisiologis maupun patologis, dapat mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terkendali dan penyebaran sel-sel yang abnormal. Jika penyebaran

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terkendali dan penyebaran sel-sel yang abnormal. Jika penyebaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah sekelompok penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan yang tidak terkendali dan penyebaran sel-sel yang abnormal. Jika penyebaran kanker tidak terkontrol,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akibat kanker setiap tahunnya antara lain disebabkan oleh kanker paru, hati, perut,

BAB I PENDAHULUAN. akibat kanker setiap tahunnya antara lain disebabkan oleh kanker paru, hati, perut, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama di seluruh dunia. Pada tahun 2012, kanker menjadi penyebab kematian sekitar 8,2 juta orang. Berdasarkan

Lebih terperinci

Kanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Kanker Payudara Kanker payudara merupakan kanker yang paling umum diderita oleh para wanita di Hong Kong dan negara-negara lain di dunia. Setiap tahunnya, ada lebih dari 3.500 kasus kanker payudara baru

Lebih terperinci

Sartono, SKM, M.Kes, Terati, SKM, M.Si, Yunita Nazarena, S.Gz Dosen Jurusan Gizi Poltekkes Palembang Kemenkes RI. Abstrak

Sartono, SKM, M.Kes, Terati, SKM, M.Si, Yunita Nazarena, S.Gz Dosen Jurusan Gizi Poltekkes Palembang Kemenkes RI. Abstrak Artikel Penelitian ANALISIS ASUPAN ZAT GIZI (ENERGI, PROTEIN), ASUPAN ANTIOKSIDAN (VITAMIN A DAN C) DENGAN STATUS GIZI PASIEN KANKER LEHER RAHIM YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUP DR.MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit RSUD dr. Moewardi. 1. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit RSUD dr. Moewardi. 1. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Rumah Sakit RSUD dr. Moewardi 1. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi RSUD dr. Moewardi adalah rumah sakit umum milik pemerintah Propinsi Jawa Tengah. Berdasarkan

Lebih terperinci

Kanker Serviks. Cervical Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Serviks. Cervical Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Kanker Serviks Kanker serviks merupakan penyakit yang umum ditemui di Hong Kong. Kanker ini menempati peringkat kesepuluh di antara kanker yang diderita oleh wanita dengan lebih dari 400 kasus baru setiap

Lebih terperinci

InfoDATIN SITUASI PENYAKIT KANKER. 4 Februari-Hari Kanker Sedunia PUSAT DATA DAN INFORMASI KEMENTERIAN KESEHATAN RI

InfoDATIN SITUASI PENYAKIT KANKER. 4 Februari-Hari Kanker Sedunia PUSAT DATA DAN INFORMASI KEMENTERIAN KESEHATAN RI InfoDATIN PUSAT DATA DAN INFORMASI KEMENTERIAN KESEHATAN RI SITUASI PENYAKIT KANKER 4 Februari-Hari Kanker Sedunia SITUASI PENYAKIT KANKER Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama di

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara adalah pertumbuhan sel yang abnormal pada struktur saluran dan kelenjar payudara (Pamungkas, 2011). Menurut WHO 8-9 % wanita akan mengalami kanker payudara.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. siklus sel yang khas yang menimbulkan kemampuan sel untuk tumbuh tidak

BAB I PENDAHULUAN. siklus sel yang khas yang menimbulkan kemampuan sel untuk tumbuh tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan kelainan siklus sel yang khas yang menimbulkan kemampuan sel untuk tumbuh tidak terkendali (pembelahan sel melebihi

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. penyakit degeneratif. Transisi epidemiologi ini salah satunya dipengaruhi oleh pola

BAB 1 : PENDAHULUAN. penyakit degeneratif. Transisi epidemiologi ini salah satunya dipengaruhi oleh pola BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pola penyakit dewasa ini bergeser dari penyakit menular dan masalah gizi ke penyakit degeneratif. Transisi epidemiologi ini salah satunya dipengaruhi oleh pola masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kanker payudara seperti dapat melakukan sadari (periksa payudara

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kanker payudara seperti dapat melakukan sadari (periksa payudara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan salah satu penyakit kronik yang paling banyak ditemukan pada wanita dan ditakuti karena sering menyebabkan kematian. Angka kematian akibat

Lebih terperinci

Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko

Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko Apakah kanker rahim itu? Kanker ini dimulai di rahim, organ-organ kembar yang memproduksi telur wanita dan sumber utama dari hormon estrogen dan progesteron

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut untuk menyerang jaringan

BAB I PENDAHULUAN. tidak terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut untuk menyerang jaringan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah segolongan penyakit yang ditandai dengan pembelahan sel yang tidak terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut untuk menyerang jaringan bilogis lainnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker atau karsinoma merupakan istilah untuk pertumbuhan sel abnormal dengan kecepatan pertumbuhan melebihi normal dan tidak terkontrol. (World Health Organization,

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat pada

Lebih terperinci

Kanker Prostat. Prostate Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Prostat. Prostate Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Kanker Prostat Kanker prostat merupakan tumor ganas yang paling umum ditemukan pada populasi pria di Amerika Serikat, dan juga merupakan kanker pembunuh ke-5 populasi pria di Hong Kong. Jumlah pasien telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan wawancara Riskesdas 2013 didapatkan prevalensi penderita kanker pada penduduk semua umur di Indonesia sebesar 1,4% per 1000 penduduk, dengan prevalensi kanker

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Obesitas Obesitas adalah kondisi kelebihan berat tubuh akibat tertimbun lemak yang melebihi 25 % dari berat tubuh, orang yang kelebihan berat badan biasanya karena kelebihan

Lebih terperinci

Kanker Usus Besar. Bowel Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Usus Besar. Bowel Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Kanker Usus Besar Kanker usus besar merupakan kanker yang paling umum terjadi di Hong Kong. Menurut statistik dari Hong Kong Cancer Registry pada tahun 2013, ada 66 orang penderita kanker usus besar dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dipahami. Ketiga konsep ini saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Ketiga konsep pengertian tersebut adalah :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dipahami. Ketiga konsep ini saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Ketiga konsep pengertian tersebut adalah : BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian Status Gizi Dalam pembahasan tentang status gizi, ada tiga konsep yang harus dipahami. Ketiga konsep ini saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat pada jaringan payudara, bisa berasal dari komponen kelenjarnya (epitel maupun lobulusnya) dan

Lebih terperinci

Bagi pria, kewaspadaan juga harus diterapkan karena kanker payudara bisa menyerang

Bagi pria, kewaspadaan juga harus diterapkan karena kanker payudara bisa menyerang Gejala Kanker Payudara dan Penyebabnya Pada wanita khususnya, payudara adalah salah satu organ paling pribadi. Penting artinya memeriksa kondisi payudara secara berkala. Benjolan, penebalan, dan perubahan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 31 HASIL DAN PEMBAHASAN Rumah Sakit Kanker Dharmais Rumah Sakit (RS) Kanker Dharmais didirikan sebagai usulan dari mantan presiden RI, Soeharto pada tahun 1993 sebagai rumah sakit rujukan pusat yang berfungsi

Lebih terperinci

Kanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9

Kanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9 Kanker Paru-Paru Kanker paru-paru merupakan kanker pembunuh nomor satu di Hong Kong. Ada lebih dari 4.000 kasus baru kanker paru-paru dan sekitar 3.600 kematian yang diakibatkan oleh penyakit ini setiap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker adalah sekelompok penyakit kompleks yang dicirikan dengan dengan pertumbuhan dan penyebaran sel abnormal yang tidak terkontrol. Kanker dapat terjadi dengan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik di dunia maupun di Indonesia (Anonim, 2008b). Di dunia, 12%

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. tahun dan penyebab kematian kedua pada kelompok anak usia 5-14 tahun (Minino

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. tahun dan penyebab kematian kedua pada kelompok anak usia 5-14 tahun (Minino BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kanker merupakan penyakit keganasan yang menjadi salah satu penyebab kematian terbesar. Penyakit kanker tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi juga anak-anak. Kanker

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di seluruh dunia kanker serviks atau kanker leher rahim menempati urutan ketujuh dari seluruh kejadian keganasan pada manusia (Cancer Research United Kingdom, 2010).

Lebih terperinci

Kanker Serviks. 2. Seberapa berbahaya penyakit kanker serviks ini?

Kanker Serviks. 2. Seberapa berbahaya penyakit kanker serviks ini? Kanker Serviks Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, penyakit kanker serviks merupakan penyebab utama kematian akibat kanker. Di dunia, setiap dua menit seorang wanita meninggal dunia akibat kanker

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumsum tulang yang paling sering ditemukan pada anak-anak (Wong et al, normal di dalam sumsum tulang (Simanjorang, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. sumsum tulang yang paling sering ditemukan pada anak-anak (Wong et al, normal di dalam sumsum tulang (Simanjorang, 2012). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Leukemia merupakan kanker pada jaringan pembuluh darah yang disebabkan karena terjadinya kerusakan pada pabrik pembuat sel darah yaitu sumsum tulang yang paling sering

Lebih terperinci

Limfoma. Lymphoma / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Limfoma. Lymphoma / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Limfoma Limfoma merupakan kanker pada sistem limfatik. Penyakit ini merupakan kelompok penyakit heterogen dan bisa diklasifikasikan menjadi dua jenis utama: Limfoma Hodgkin dan limfoma Non-Hodgkin. Limfoma

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN PENELITIAN HUBUNGAN POLA KONSUMSI ENERGI, LEMAK JENUH DAN SERAT DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER Usdeka Muliani* *Dosen Jurusan Gizi Indonesia saat ini menghadapi masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terkendali. Kanker menyerang semua manusia tanpa mengenal umur, jenis

BAB I PENDAHULUAN. terkendali. Kanker menyerang semua manusia tanpa mengenal umur, jenis BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Kanker serviks semakin hari menjadi salah satu penyakit yang semakin meresahkan manusia. Kanker diperkirakan menjadi salah satu penyebab kesakitan dan kematian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker payudara adalah pertumbuhan sel yang abnormal pada jaringan payudara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker payudara adalah pertumbuhan sel yang abnormal pada jaringan payudara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara adalah pertumbuhan sel yang abnormal pada jaringan payudara seseorang, yang bersifat buruk, sifat tumbuhnya sangat cepat, merusak, menyebar dan menyebabkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyelenggaraan Makanan Penyelenggaraan makanan merupakan suatu kegiatan atau proses menyediakan makanan dalam jumlah yang banyak atau dalam jumlah yang besar. Pada institusi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutritute dalam bentuk. variabel tertentu ( Istiany, 2013).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutritute dalam bentuk. variabel tertentu ( Istiany, 2013). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Status Gizi a. Definisi Status Gizi Staus gizi merupakan ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutritute dalam

Lebih terperinci

Awal Kanker Rongga Mulut; Jangan Sepelekan Sariawan

Awal Kanker Rongga Mulut; Jangan Sepelekan Sariawan Sariawan Neng...! Kata-kata itu sering kita dengar pada aneka iklan suplemen obat panas yang berseliweran di televisi. Sariawan, gangguan penyakit pada rongga mulut, ini kadang ditanggapi sepele oleh penderitanya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 8,2 juta orang. Berdasarkan Data GLOBOCAN, International Agency

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 8,2 juta orang. Berdasarkan Data GLOBOCAN, International Agency BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah penyakit tidak menular yang ditandai dengan pertumbuhan sel tidak normal/terus-menerus dan tidak terkendali yang dapat merusak jaringan sekitarnya serta

Lebih terperinci

8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Kanker Kanker merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal. Sel-sel kanker akan berkembang dengan cepat, tidak

Lebih terperinci

Beberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya

Beberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya Beberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya Organ seksual pada wanita, seperti rahim, vagina, dan payudara, masing-masing mempunyai fungsi tersendiri. Kadangkala fungsi organ-organ tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Definisi sehat sendiri ada beberapa macam. Menurut World Health. produktif secara sosial dan ekonomis.

BAB I PENDAHULUAN. Definisi sehat sendiri ada beberapa macam. Menurut World Health. produktif secara sosial dan ekonomis. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kesehatan merupakan dambaan setiap manusia. Kesehatan menjadi syarat utama agar individu bisa mengoptimalkan potensi-potensi yang dimilikinya. Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker adalah pertumbuhan dan penyebaran sel secara tidak terkendali, sering menyerang jaringan sekitar dan dapat bermetastasis atau menyebar ke organ lain (World Health

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyakit yang dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan jumlah penderitanya dengan cukup signifikan. Padahal kanker adalah penyakit yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular atau NCD (Non-Communicable Disease) yang ditakuti karena

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular atau NCD (Non-Communicable Disease) yang ditakuti karena 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker telah menjadi masalah kesehatan serius bagi negara, disebabkan insidennya semakin meningkat. Penyakit ini termasuk salah satu jenis penyakit tidak menular

Lebih terperinci

Leukemia. Leukemia / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Leukemia. Leukemia / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Leukemia Leukemia merupakan kanker yang terjadi pada sumsum tulang dan sel-sel darah putih. Leukemia merupakan salah satu dari sepuluh kanker pembunuh teratas di Hong Kong, dengan sekitar 400 kasus baru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikalangan wanita sedunia, meliputi 16% dari semua jenis kanker yang diderita

BAB I PENDAHULUAN. dikalangan wanita sedunia, meliputi 16% dari semua jenis kanker yang diderita 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling sering ditemui dikalangan wanita sedunia, meliputi 16% dari semua jenis kanker yang diderita oleh kaum wanita dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak menular. Menurut Depkes RI, 2003 (dalam Tanjung 2012) Pada akhir abad 20

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak menular. Menurut Depkes RI, 2003 (dalam Tanjung 2012) Pada akhir abad 20 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman yang serba modern seperti sekarang ini banyak penyakit yang bermunculan dan di derita oleh manusia, seperti penyakit menular ataupun penyakit tidak menular.

Lebih terperinci

Penyebab, Gejala, dan Pengobatan Kanker Payudara Thursday, 14 August :15

Penyebab, Gejala, dan Pengobatan Kanker Payudara Thursday, 14 August :15 Kanker payudara adalah penyakit dimana selsel kanker tumbuh di dalam jaringan payudara, biasanya pada ductus (saluran yang mengalirkan ASI ke puting) dan lobulus (kelenjar yang membuat susu). Kanker atau

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095 LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 NAMA NIM : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095 PROGRAM S1 KEPERAWATAN FIKKES UNIVERSITAS MUHAMMADIAH SEMARANG 2014-2015 1 LAPORAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama

BAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja didefinisikan oleh WHO sebagai suatu periode pertumbuhan dan perkembangan manusia yang terjadi setelah masa anak-anak dan sebe lum masa dewasa dari usia 10-19

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saluran pencernaan (gastrointestinal, GI) dimulai dari mulut sampai anus. Fungsi saluran pencernaan adalah untuk ingesti dan pendorongan makanan, mencerna makanan, serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker adalah pertumbuhan sel yang tidak normal atau terus menerus dan tak terkendali, dapat merusak jaringan sekitarnya serta dapat menjalar ke tempat yang jauh dari

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka kematian, membaiknya status gizi, dan Usia Harapan Hidup. (1) Penyakit degeneratif adalah salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paling banyak terjadi pada wanita (Kemenkes, 2012). seluruh penyebab kematian (Riskesdas, 2013). Estimasi Globocan,

BAB I PENDAHULUAN. paling banyak terjadi pada wanita (Kemenkes, 2012). seluruh penyebab kematian (Riskesdas, 2013). Estimasi Globocan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah penyakit tidak menular yang ditandai dengan pertumbuhan sel tidak normal dan tidak terkendali yang dapat merusak jaringan sekitarnya serta dapat menjalar

Lebih terperinci

ABSTRAK. di dunia, tepatnya penyakit kedua terbanyak setelah penyakit kardio vaskular. Salah

ABSTRAK. di dunia, tepatnya penyakit kedua terbanyak setelah penyakit kardio vaskular. Salah ABSTRAK Menurut WHO, kanker merupakan salah satu penyebab kematian terbanyak di dunia, tepatnya penyakit kedua terbanyak setelah penyakit kardio vaskular. Salah satu jenis kanker yang tingkat kejadiannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada beban Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 1. Masalah penyakit menular masih merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable

BAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua masalah ganda (double burden). Disamping masalah penyakit menular dan kekurangan gizi terjadi pula peningkatan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh 19 METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study. Cross sectional study yaitu rancangan yang digunakan pada penelitian dengan variabel sebab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker paru merupakan penyebab kematian terbanyak di dunia akibat kanker, baik pada pria maupun wanita di dunia. Di seluruh dunia, kematian akibat kanker paru sendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Payudara atau kelenjar mammae merupakan pelengkap alat reproduksi wanita dan

BAB I PENDAHULUAN. Payudara atau kelenjar mammae merupakan pelengkap alat reproduksi wanita dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Payudara atau kelenjar mammae merupakan pelengkap alat reproduksi wanita dan berfungsi memproduksi susu untuk nutrisi. Terletak diantara tulang iga kedua dan keenam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes Mellitus (DM) di dunia. Angka ini diprediksikan akan bertambah menjadi 333 juta orang pada tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah, serta kanker dan Diabetes Melitus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Health Organization, 2014). Data proyek Global Cancer (GLOBOCAN) dari

BAB I PENDAHULUAN. Health Organization, 2014). Data proyek Global Cancer (GLOBOCAN) dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker serviks merupakan salah satu bentuk kanker pada perempuan yang paling mematikan di dunia tetapi paling mudah untuk dicegah ( World Health Organization,

Lebih terperinci

Kanker Prostat - Gambaran gejala, pengujian, dan pengobatan

Kanker Prostat - Gambaran gejala, pengujian, dan pengobatan Kanker Prostat - Gambaran gejala, pengujian, dan pengobatan Apakah kanker Prostat itu? Kanker prostat berkembang di prostat seorang pria, kelenjar kenari berukuran tepat di bawah kandung kemih yang menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Berat Badan Lahir Cukup (BBLC) a. Definisi Berat badan lahir adalah berat badan yang didapat dalam rentang waktu 1 jam setelah lahir (Kosim et al., 2014). BBLC

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. perubahan. Masalah kesehatan utama masyarakat telah bergeser dari penyakit infeksi ke

BAB 1 : PENDAHULUAN. perubahan. Masalah kesehatan utama masyarakat telah bergeser dari penyakit infeksi ke BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perubahan pola hidup masyarakat maka pola penyakit pun mengalami perubahan. Masalah kesehatan utama masyarakat telah bergeser dari penyakit infeksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pola Makan Pola makan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai jumlah dan jenis bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh satu orang dan merupakan ciri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau tekanan darah tinggi (Dalimartha, 2008). makanan siap saji dan mempunyai kebiasaan makan berlebihan kurang olahraga

BAB I PENDAHULUAN. atau tekanan darah tinggi (Dalimartha, 2008). makanan siap saji dan mempunyai kebiasaan makan berlebihan kurang olahraga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi alam dan masyarakat saat ini yang sangat kompleks membuat banyak bermunculan berbagai masalah-masalah kesehatan yang cukup dominan khususnya di negara negara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pola penyakit sekarang ini telah mengalami perubahan dengan adanya transisi epidemiologi. Proses transisi epidemiologi adalah terjadinya perubahan pola penyakit dan

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh METODE Desain, Tempat, dan Waktu Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat observasional analitik dengan desain Hospital Based Case Control Study. Prinsip yang mendasari studi ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit ini. Sejarah kasus dari penyakit dan serangkaian treatment atau

BAB I PENDAHULUAN. penyakit ini. Sejarah kasus dari penyakit dan serangkaian treatment atau 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker merupakan salah satu jenis penyakit kronis yang mematikan di dunia. Kanker menjadi salah satu penyakit yang menakutkan bagi setiap orang. Setiap orang

Lebih terperinci

2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba

2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan gaya hidup masyarakat menjadi pola hidup tidak sehat telah mendorong terjadinya berbagai penyakit yang mempengaruhi metabolisme tubuh. Penyakit akibat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World

BAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap satu diantara enam penduduk dunia adalah remaja. Di Indonesia, jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World Health Organization (WHO)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung yang terutama disebabkan karena penyempitan arteri koroner. Peningkatan kadar kolesterol dalam darah menjadi faktor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada tahun 2000, World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa dari statistik kematian didunia, 57 juta kematian terjadi setiap tahunnya disebabkan oleh penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penderitanya semakin mengalami peningkatan. Data statistik kanker dunia tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penderitanya semakin mengalami peningkatan. Data statistik kanker dunia tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit kanker merupakan penyakit yang mematikan dan jumlah penderitanya semakin mengalami peningkatan. Data statistik kanker dunia tahun 2012 yang dikeluarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang WHO (World Health Organization) menyatakan bahwa lima besar karsinoma di dunia adalah karsinoma paru-paru, karsinoma mamae, karsinoma usus besar dan karsinoma lambung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi Status gizi adalah keseimbangan antara pemasukan zat gizi dari bahan makanan yang dimakan dengan bertambahnya pertumbuhan aktifitas dan metabolisme dalam tubuh. Status

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sel tubuh normal mengadakan mutasi menjadi sel kanker yang kemudian. Penyakit kanker saat ini sudah merupakan masalah kesehatan di

BAB I PENDAHULUAN. sel tubuh normal mengadakan mutasi menjadi sel kanker yang kemudian. Penyakit kanker saat ini sudah merupakan masalah kesehatan di 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kanker merupakan penyakit keganasan yang timbul ketika sel tubuh normal mengadakan mutasi menjadi sel kanker yang kemudian tumbuh cepat dan tidak mempedulikan

Lebih terperinci

KANKER PAYUDARA dan KANKER SERVIKS

KANKER PAYUDARA dan KANKER SERVIKS KANKER PAYUDARA dan KANKER SERVIKS OLEH : Dr. EMI RACHMAWATI. CH PUSAT KLINIK DETEKSI DINI KANKER GRAHA YAYASAN KANKER INDONESIA WILAYAH DKI JL.SUNTER PERMAI RAYA No.2 JAKARTA UTARA 14340 Pendahuluan Kanker

Lebih terperinci

BAB 2 DEFINISI, ETIOLOGI, KLASIFIKASI, DAN STADIUM EWING S SARCOMA. pada jaringan lunak yang mendukung, mengelilingi, dan melindungi organ tubuh.

BAB 2 DEFINISI, ETIOLOGI, KLASIFIKASI, DAN STADIUM EWING S SARCOMA. pada jaringan lunak yang mendukung, mengelilingi, dan melindungi organ tubuh. BAB 2 DEFINISI, ETIOLOGI, KLASIFIKASI, DAN STADIUM EWING S SARCOMA Sarcoma adalah suatu tipe kanker yang jarang terjadi dimana penyakit ini berkembang pada struktur pendukung tubuh. Ada 2 jenis dari sarcoma,

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB 1 : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah pertumbuhan sel yang tidak terkendali, yang dapat menyerang dan menyebar ke tempat yang jauh dari tubuh. Kanker dapat menjadi penyakit yang parah,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tuberkulosis Primer 1. Definisi Tuberkulosis Tuberkulosis adalah penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis yang biasa menyerang paru tetapi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Indeks Masa Tubuh 2.1.1. Defenisi Indeks Masa Tubuh Indeks Massa tubuh (IMT) adalah alat ukur paling umum yang digunakan untuk mendefenisikan status berat badan anak, remaja,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tergantung dimana kanker tersebut tumbuh dan tipe dari sel kanker tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. tergantung dimana kanker tersebut tumbuh dan tipe dari sel kanker tersebut. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah suatu penyakit pertumbuhan sel, akibat adanya onkogen yang menyebabkan sel normal menjadi sel kanker (Karsono, 2006). Kanker merupakan salah satu jenis

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke adalah suatu penyakit defisit neurologis akut yang disebabkan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke adalah suatu penyakit defisit neurologis akut yang disebabkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke adalah suatu penyakit defisit neurologis akut yang disebabkan oleh gangguan pembuluh darah otak yang terjadi secara mendadak dan menimbulkan gejala dan tanda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebar pada organ tubuh yang lain (Savitri et al, 2015). Penyakit

BAB I PENDAHULUAN. menyebar pada organ tubuh yang lain (Savitri et al, 2015). Penyakit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah penyakit yang timbul akibat pertumbuhan tidak normal sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker dan bersifat menyebar pada organ tubuh yang lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belakang hidung dan belakang langit-langit rongga mulut. Data Laboratorium

BAB I PENDAHULUAN. belakang hidung dan belakang langit-langit rongga mulut. Data Laboratorium BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker nasofaring merupakan jenis kanker yang tumbuh di rongga belakang hidung dan belakang langit-langit rongga mulut. Data Laboratorium Patologi Anatomi FKUI melaporkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih dari setengahnya terdapat di negara berkembang, sebagian besar dari

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih dari setengahnya terdapat di negara berkembang, sebagian besar dari BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini jumlah penderita kanker di seluruh dunia semakin meningkat. Dari kasus kanker baru yang jumlahnya diperkirakan sembilan juta setiap tahun lebih dari setengahnya

Lebih terperinci

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PENCERNAAN MANUSIA

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PENCERNAAN MANUSIA JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMP VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PENCERNAAN MANUSIA Salah satu ciri mahluk hidup adalah membutuhkan makan (nutrisi). Tahukah kamu, apa yang

Lebih terperinci

yang tidak sehat, gangguan mental emosional (stres), serta perilaku yang berkaitan

yang tidak sehat, gangguan mental emosional (stres), serta perilaku yang berkaitan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara global, kematian akibat Penyakit Tidak Menular (PTM) diperkirakan akan terus meningkat di seluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atrofi otot karena kurang bergerak. Atrofi (penyusutan) otot menyebabkan otot

BAB I PENDAHULUAN. atrofi otot karena kurang bergerak. Atrofi (penyusutan) otot menyebabkan otot BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap pasien yang berobat ke rumah sakit memiliki status gizi berbeda-beda, ada yang sangat kurus, kurus, normal hingga pasien yang berbadan gemuk. Pada umumnya,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menginduksi pertumbuhan dan pembelahan sel. tubuh tidak membutuhkan sel untuk membelah.

BAB 1 PENDAHULUAN. menginduksi pertumbuhan dan pembelahan sel. tubuh tidak membutuhkan sel untuk membelah. BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Schneider (2010) menyatakan kanker merupakan suatu peristiwa molekuler yang mengubah sifat normal sel. Dalam sel-sel kanker, sistem kontrol normal yang mencegah pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. negara-negara maju penyebab kematian karena kanker menduduki urutan kedua

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. negara-negara maju penyebab kematian karena kanker menduduki urutan kedua 15 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit kanker kini telah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang kompleks di Indonesia, yang perlu ditanggulangi secara menyeluruh, terpadu, efisien, ekonomis

Lebih terperinci

Kanker Darah Pada Anak Wednesday, 06 November :54

Kanker Darah Pada Anak Wednesday, 06 November :54 Leukemia adalah kondisi sel-sel darah putih yang lebih banyak daripada sel darah merah tapi sel-sel darah putih ini bersifat abnormal. Leukemia terjadi karena proses pembentukan sel darahnya tidak normal.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun terus meningkat, data terakhir dari World Health Organization (WHO)

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun terus meningkat, data terakhir dari World Health Organization (WHO) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) dimasukkan sebagai salah satu target SDGs (Sustainable Development Goals) yaitu mengurangi sepertiga angka kematian dini dari Penyakit

Lebih terperinci