BAB I PENDAHULUAN. perubahan sosial. Setidaknya ini dapat kita lihat sejak awal abad ke-20, yang
|
|
- Doddy Iskandar
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah mencatat bahwa mahasiswa selalu ikut ambil bagian dalam perubahan sosial. Setidaknya ini dapat kita lihat sejak awal abad ke-20, yang umumnya dipelopori mahasiswa STOVIA. Keterlibatan mahasiswa ini bertujuan untuk mengubah tatanan sosial-politik yang tidak mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan. Lebih jauh, mahasiswa bergerak untuk mengubah penindasan (kemiskinan) menuju kehidupan yang lebih beradab. Paradigma berpikir ini di dapat mahasiswa ketika mereka mulai bersentuhan dekat dengan dunia pendidikan. Definisi gerakan mahasiswa itu sendiri cukup jamak. Artinya, gerakan mahasiswa tidak hanya dipahami sebagai adanya sekelompok massa (mahasiswa) yang berkumpul dan melakukan unjuk rasa, dan dimana umumnya dilakukan di jalan-jalan atau tempat tertentu. Namun, pengertiannya lebih dari itu. Gerakan
2 mahasiswa adalah sebuah komunitas sosial yang melakoni aktifitas politik, terlepas dari jumlah, metode dan hasilnya 1. Bicara tentang gerakan mahasiswa, paling tidak ada dua kondisi yang menyebabkan mahasiswa terlibat dalam kegiatan politik tersebut. Pertama, pemikiran yang mengatakan mahasiswa sebagai ujung tombak perubahan sistem sosial-politik. Dalil ini sendiri berangkat dari pernyataan bahwa mahasiswa sebagai komunitas yang lebih maju dibandingkan dengan komunitas masyarakat lainnya. Lebih maju karena mahasiswa mempunyai tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Kedua, pemikiran yang menyebutkan mahasiswa adalah komunitas sosial yang lebih cepat meresponi ketimpangan sistem politik. Biasanya gerakan mahasiswa ini dipicu karena adanya penindasan secara struktural dari atas ke bawah. Yang akibatnya tak jarang menimbulkan krisis di masyarakat. 2 Seperti telah disinggung di awal tulisan, gerakan mahasiswa sudah hadir seiring datangnya abad ke-20. Namun, mengingat begitu terlalu jauh untuk menuliskannya, maka penulis di sini akan membatasi latar belakang sejarah 1 Adi Suryadi Culla, Patah Tumbuh Hilang Berganti: Sketsa Pergolakan Mahasiswa dalam Politik dan Sejarah Indonesia ( ), Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1999, hal., 17 2 Ibid., hal., 8-9
3 gerakan mahasiswa. Yaitu dimulai pasca Indonesia merdeka, tepatnya pada periode 1960-an. Berbicara gerakan mahasiswa pada periode ini, maka kita akan melihat dinamika gerakan yang berbeda dengan dinamika sebelum kemerdekaan. Salah satunya yaitu mengenai musuh gerakan itu sendiri. Jika sebelumnya musuh gerakan mahasiswa adalah pemerintah Kolonial Belanda yang sudah menginjakkan kakinya di Indonesia sejak akhir abad ke-16 dan pendudukan Jepang selama kurang lebih 3,5 tahun, maka setelah kemerdekaan musuh tersebut adalah anak bangsa sendiri. Kedudukan atau peranan mahasiswa pascakemerdekaan yaitu ikut untuk mengisi alamnya kemerdekaan itu sendiri. Terutama dalam hal pendidikan (back to campus). Mahasiswa menyadari dengan pendidikan tinggi yang nantinya diperoleh, mereka bisa menyumbangkan pemikiran dan tenaga untuk membangun bangsanya. Sebagai contoh, yaitu untuk memasuki pos-pos di setiap departemen atau kementerian yang tentunya membutuhkan tenaga-tenaga ahli di bidangnya. Namun, mahasiswa ketika itu juga tidak semerta-merta meninggalkan dirinya dari kegiatan aktifitas politik. Pada masa ini banyak bermunculan organisasi pergerakan mahasiswa. Hanya saja, organisasi mahasiswa yang berdiri umumnya merupakan underbouw
4 dari partai politik (parpol) yang ada ketika itu. Lihat saja misalnya, Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) yang berafiliasi dengan PNI, Consentrasi Gerakan Mahasiswa Indonesia (CGMI) yang berafiliasi dengan PKI, Gerakan Mahasiswa Sosialis Indonesia (Gemsos) yang berafiliasi dengan PSI, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) yang berafiliasi dengan NU, Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI) yang berafiliasi dengan Masyumi, dll. Sayangnya, di satu sisi, hal ini cukup membuat gerakan mahasiswa menjadi lemah (tidak independen). Dalam arti, gerakan mahasiswa tidak lagi berdiri secara otonom, tetapi sudah menjadi komoditi politik dari parpol. Maka, warna pergerakan organisasi mahasiswa saat itu sama dengan warna pergerakan parpol yang menaunginya. Di satu sisi, adalah tidak salah jikalau gerakan mahasiswa mempunyai kekuatan politik yang berasal dari pihak elite (parpol). Namun, kondisi ini menjadi tidak sehat ketika gerakan mahasiswa lebih menampakkan diri sebagai alat kepentingan sesaat dari elite. Memasuki periode 1960-an warna politik Indonesia adalah buah dari pelaksanaan Demokrasi Terpimpin sebagai pengganti dari Demokrasi Parlementer atau Liberal. Pada Demokrasi Terpimpin orientasi gerakan mahasiswa sedikit berubah. Ini
5 disebabkan kebijakan Soekarno yang banyak membubarkan parpol, 3 sehingga organisasi gerakan mahasiswa sebagai underbouw sebuah parpol, merasa kehilangan induknya. Kalau toh ada organisasi mahasiswa yang masih menjadi underbouw sebuah parpol, itu lebih dikarenakan parpol tersebut pro kepada pemerintah (Soekarno). Seperti PNI dan PKI. Dari sinilah perlahan-lahan gerakan mahasiwa mulai tampil kritis, terlepas dari tidak adanya parpol yang menaungi mereka. Di sisi lain, konstelasi politik ketika itu semakin memanas. Pertentangan parpol (kecuali PKI) dengan pemerintah, militer (AD) dengan pemerintah maupun dengan PKI semakin menjadi-jadi. Situasi ini semakin kritis ketika dua kekuatan politik internasional ikut mempengaruhi konstelasi politik dalam negeri. Yaitu antara AS (liberal) dengan Uni Soviet (komunis). Dalam perkembangannya dominasi politik luar negeri AS lebih kentara dibandingkan dengan Uni Soviet. 3 Beberapa partai politik yang dilarang adalah Masyumi dan PNI. Ini terjadi di bulan Agustus Selain partai politik, beberapa tokoh yang dianggap berseberangan dengan Soekarno dijebloskan ke penjara. Diantaranya yaitu, Syarifuddin, Natsir, Simbolon, Burhanudin, Syahrir, dll. Lihat M.C. Ricklefs, Dharmono Hardjowidjono (pnj.), Sejarah Indonesia Modern, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2005, hal., 406 dan 408
6 Salah satunya bisa dilihat dari usaha-usaha AS untuk menjatuhkan Soekarno. Langkah ini diambil karena Soekarno tidak bisa diajak berkerja sama dengan AS, terutama dalam hal ekonomi dan ideologi. Sejalan waktu dengan meletusnya peristiwa Gerakan 30 September (G 30 S), seakan menjadi pertanda bahwa kejatuhan Soekarno tinggal menunggu waktu. Kejadian ini sendiri sampai sekarang masih menjadi catatan gelap dalam historiografi Indonesia. 4 Pascaperistiwa ini gerakan mahasiswa semakin menguat. Ini bisa dilihat dari terbentuknya KAMI 5 yang mengusung Tritura. 6 Ada hal yang menarik di sini. Pada masa Demokrasi Parlementer atau Liberal, organisasi 4 Sampai saat ini belum diketahui apa motif sesungguhnya pada peristiwa yang terjadi 1 Oktober 1965 itu. Ada beberapa spekulasi/teori yang muncul berkaitan dengan peristiwa tersebut. Diantaranya yaitu, pemberontakan PKI, kudeta merangkak militer (AD), konspirasi kekuatan internasional (AS-CIA), bahkan ada yang menyebutkan Soekarno sendirilah sebagai dalang utamanya. 5 Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia atau KAMI didirikan pada tanggal 25 Oktober 1965 yang dipelopori oleh Menteri PTIP Mayjen dr. Syarief Thayeb. KAMI terdiri antara lain dari HMI, PMII, GMKI, dll. Lebih jauh lihat Adi Surya Culla, Op., Cit., hal., Sementara tujuannya adalah untuk menyatukan gerakan mahasiswa dalam rangka mengamankan Pancasila, menggalang anti-nasakom, dan membantu ABRI untuk memberangus G 30 S/PKI. Lihat juga Muridan S. Widjojo, Penakluk Rezim Orde Baru: Gerakan Mahasiswa 1998, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1999, hal., Isi Tritura (sebelumnya dikenal dengan istilah suara hati nurani rakyat-hanura) yaitu bubarkan PKI, rombak Kabinet Dwikora dan turunkan harga.
7 mahasiswa cenderung untuk menjadi underbouw dari parpol, sedangkan pada masa Demokrasi Terpimpin, mahasiswa cenderung melekat kepada militer (AD). Kembali gerakan mahasiswa menjadi tidak otonom. Sama halnya ketika menjadi underbouw parpol, pergerakan mahasiswa lebih menunjukkan kepentingan (alat) militer. Yaitu untuk mengganti Soekarno. Perjuangan KAMI yang di back up penuh militer akhinya menuai hasil. Pertanggungjawaban Soekarno dengan judul Nawaksara ditolak anggota MPRS 7. Peristiwa ini ibarat membukan pintu masuk kepada Soeharto untuk menjadi Presiden, yang di kemudian hari dikenal dengan istilah Orde Baru (Orba) Memasuki zaman Orba, gerakan mahasiswa menemui kondisi yang sama dengan ketika Indonesia baru saja merdeka. Yaitu lebih menarik diri sambil mengikuti perkembangan situasi atau keadaan. Ketika Soeharto berkuasa mahasiswa seakan-akan memberikan kesempatan kepadanya untuk membuktikan pemerintahan yang dipimpinnya dapat membawa Indonesia ke arah yang lebih baik. Namun, memasuki pertengahan tahun 1970-an, gerakan mahasiswa kembali 7 Sebelum pidato Soekarno di MPRS, terlebih dahulu terbit yang namanya Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar). Hal ini digunakan oleh Soeharto sebagai senjata ampuh untuk memuluskan rencananya. Diantaranya yaitu dengan mengganti anggota MPRS dengan anggota baru pilihannya.
8 bergolak. Tepatnya di tahun 1974 dan tahun Di tahun 1974 meletuslah peritiwa Malari. Peritiwa ini sendiri tidak terlepas dari kontroversi. Ada yang mengatakan aksi mahasiswa tersebut bukanlah murni perjuangan mereka sebagai agen of change. Dengan kata lain peristiwa Malari telah ditunggangi. Beberapa spekulasi yang berkembang mengatakan peristiwa ini lebih merupakan puncak pertikaian terselubung antara Sumitro dengan Ali Moertopo. Keduanya ingin mendapatkan nilai lebih di mata Soeharto. Peristiwa ini sendiri meninggalkan noda hitam bagi sejarah pergerakan mahasiswa. Bagi mahasiswa, beberapa aktivis ditangkap dan diadili. Termasuk mantan ketua Dewan Mahasiswa UI, Hariman Siregar. Sedangkan di tataran elite, yaitu dengan mundurnya Soemitro selaku Pangkopkamtib. Peristiwa Malari adalah gerakan pertama mahasiswa secara monumental untuk menentang kebijakan pembangunan Soeharto. Gerakan mahasiswa berikutnya yaitu pada tahun Sama halnya dengan gerakan 1974, aksi ini muncul karena kekecewaan mahasiswa terhadap konsep ekonomi yang dijalankan Soeharto. Namun, kekecewaan terhadap praktek politik Orba yang semakin jauh dari nilai-nilai demokrasi juga dimunculkan. Hanya saja isu-isu yang dilemparkan oleh mahasiswa domainnya lebih spesifik (sempit). Seperti mengangkat kecurangan
9 Orba dalam proses pemilu. Bahkan, pada masa ini mahasiswa dengan berani mengkampanyekan penolakan terhadap Soeharto yang ingin kembali mencalonkan dirinya menjadi Presiden. Untuk menghindari aksi-aksi berikutnya dari mahasiswa, maka pemerintah mengeluarkan kebijakan NKK/BKK. 8 Inti dari dua kebijakan ini adalah untuk mengebiri kegiatan aktifitas politik mahasiswa. Di mana mereka hanya cukup memahami politik dalam artian teori bukan praktek. Kemudian, jika diadakan evaluasi terhadap kedua aksi tersebut, maka nilainya adalah kegagalan. Salah satu yang menyebabkannya yaitu tidak adanya partner politik mahasiswa ketika itu. Akibatnya, gerakan ini dengan mudahnya ditumpas oleh penguasa. Ini berbeda dengan gerakan mahasiswa 1966 yang mendapatkan dukungan penuh dari militer. Memasuki periode 1980-an, dinamika pergerakan mahasiswa (dalam hal ini di Jakarta) benar-benar lemah, jika tak mau dikatakan mati total. Dalam rentang waktu sepuluh tahun, kita tidak melihat adanya sebuah peristiwa atau momentum sebagai hasil dari gerakan mahasiswa. Pergerakan mahasiswa seakanakan kehilangan akal (daya kreatifitas) untuk menciptakan sebuah momentum. 8 NKK (Normalisasi Kehidupan Kampus) berdasarkan SK No 0156/U/1978 dan BKK (Badan Koordinasi Kemahasiswaan) berdasarkan SK RI No 037/U/1979. Keduanya dikeluarkan oleh Menteri PTIK, Daoed Yosoef
10 Gejala ini tentunya menarik untuk dipertanyakan. Apakah memang jiwa zaman (zeitgeist) pada periode ini berbeda dengan periode sebelumya? Jika memang benar, permenungan selanjutnya adalah mengapa gerakan mahasiswa tak kunjung jua mencari jalan keluarnya. Maksudnya, mencari solusi dalam kerangka proses menuju penciptaan momentum yang baru. Toh, gerakan mahasiswa an berhasil menciptakan momentum: Malari. Padahal, kondisi zamannya berbeda dengan tahun 1960-an. Oleh karenanya, penulis beralasan pada periode ini adalah memang masa stagnan gerakan mahasiswa. Terkhususnya ketidakberhasilan gerakan mahasiswa ketika itu untuk menciptakan sebuah momentum. Kenapa? Karena penulis juga beranggapan sebuah gerakan mahasiswa dapat dikatakan berhasil jika ia bisa menciptakan sebuah momentum. Dari sinilah akan nampak keunggulan gerakan mahasiswa dalam menjalankan proses perubahan. Persoalan momentum itu sukses atau tidak, adalah lain hal. Di satu sisi, kevakuman gerakan mahasiswa pada periode ini dikarenakan beberapa hal. Pertama, pemerintah sangat menyadari betul bahwa mahasiswa adalah salah satu elemen terpenting dalam mewujudkan perubahan sosial. Oleh karena itu mengacu kepada peristiwa gerakan mahasiswa 1974 dan 1978, penguasa tidak
11 ingin kecolongan lagi. Karena itulah keluar kebijakan NKK/BKK. Kebijakan ini benar-benar menjauhkan mahasiswa dari realita sosial yang ada. Karena setiap tindakan yang mengarah kepada kritikan terhadap pemerintah, langsung dihadapi oleh cara-cara represif. Alasannya, hal itu dapat menggganggu stabilitas keamanan. Kedua, selain adanya campur tangan pemerintah yang sangat jauh, melemahnya gerakan mahasiswa periode juga dikarenakan belum terkonsolidasinya dengan kuat gerakan mahasiswa. Apalagi mahasiswa tidak mempunyai partner politik dalam perjuangannya. Sesuatu yang berbeda dengan gerakan mahasiswa tahun 1966 yang di back up penuh oleh militer. Kondisikondisi ini berlaku secara umum (nasional) dan demikan pula halnya di Jakarta. Selain permasalahan kevakuman ini, hal lain yang penulis lihat menarik untuk dikaji di sini yaitu berubahnya pola atau metode pergerakan mahasiswa. Jika pada masa Demokrasi Liberal gerakan mahasiswa terkonsentrasi pada kehidupan parpol, maka pada periode ini gerakan mahasiswa sangat jauh bersentuhan dengan parpol. Maka, fenomena yang muncul adalah berdirinya kembali kelompok-kelompok studi seperti pertengahan 1920-an. Varian lain yang
12 muncul adalah kehadiran organisasi non-pemerintah (Ornop) atau Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Jika kelompok studi fokus terhadap pembentukan sense of intelectual, maka LSM lebih kepada aksi langsung ke basis-basis masyarakat. Juga kemunculan pers mahasiswa atau Persmawa. Surat kabar kampus ini muncul sebagai counter product terhadap media cetak umum yang isi pemberitaannya condong merupakan pesanan dari penguasa. Dan terakhir, pembentukan komite rakyat (KR) sebagai sebuah sintesa baru pergerakan mahasiswa. Di mana kehadirannya karena perpaduan dari mantan anggota-anggota kelompok studi atau Persmawa. Berjamurnya kembali kelompok studi adalah salah satu dari sedemikian banyak fenomena yang muncul. Untuk lebih jauh mengenai permasalahan kelompok studi dan lainnya, akan dibahas dalam isi skripsi ini. Sedangkan untuk pemilihan topik, penulis mengikuti apa yang dikatakan oleh Kuntowijoyo mengenai pemilihan topik. Yaitu berdasarkan pada kedekatan emosional. Di mana adanya kesamaan lokasi penelitian dengan tempat tinggal penulis Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta: PT. Bentang Pustaka, 2005, hal.,
13 Tetapi, tentunya penulis tetap bersikap krisis dalam melakukan penelitian, agar hasilnya tidak cenderung subyektifitas penulis. Untuk batasan periodesasinya sendiri penulis mulai dari tahun Rumusan Masalah Dinamika gerakan mahasiswa Jakarta memang tidak bisa dilepaskan begitu saja dari periode-periode sebelumnya. Sifat, bentuk dan permasalahan di dalamnya adalah kelanjutan dari periode sebelumnya. Tentunya dengan ciri khas tersendiri. Oleh karena itu permasalahan inti (rumusan masalah) yang ingin penulis kaji adalah berkaitan dengan: 1. Apa yang menyebabkan gerakan mahasiswa Jakarta melemah dibandingkan dengan periode-periode sebelumnya? 2. Bagaimana pola atau metode gerakan mahasiswa Jakarta pada periode ? 3. Apa kontribusi gerakan mahasiswa Jakarta dalam hubungannya sebagai agen perubahan sosial? Seperti telah disinggung di atas, pembatasan pada periode dikarenakan pada periode inilah gerakan mahasiswa benar-benar sangat jauh kekuatan politiknya. Oleh karena itu, kajian untuk melihat dinamika gerakan
14 mahasiswa pada masa ini sangat minim. Mungkin saja dikarenakan gerakan mahasiswa pada saat itu sangat miskin dari prestasi. Tetapi ini bukan berarti gerakan mahasiswa Jakarta periode tidak menarik sama sekali untuk dikaji. 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian Setiap proses pasti ada maknanya. Demikian pula halnya dengan proses gerakan mahasiswa di Jakarta. Dengan proses inilah kita dapat mengetahui pengalaman berharga seperti apa yang dapat kita petik. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui kondisi-kondisi apa saja yang membuat gerakan mahasiswa Jakarta lemah dibandingkan dengan periode-periode sebelumnya. 2. Mengetahui pola atau metode gerakan mahasiswa Jakarta Mengetahui kontribusi apa saja yang dihasilkan dari gerakan mahasiswa Jakarta Manfaat Penelitian
15 Setiap babakan waktu gerakan mahasiswa, terlepas dari kegagalan atau keberhasilan, pasti mempunyai nilai-nilai positif bagi perkembangan perubahan sosial-politik ke arah yang lebih baik. Begitu juga dengan penelitian ini setidaknya dapat memberikan manfaat bagi pembaca untuk mengetahui beberapa hal. Antara lain yaitu: 1. Bahwa gerakan mahasiswa Jakarta tidak bisa dilepaskan begitu saja dari masa-masa sebelumnya. Apa yang terjadi pada periode ini adalah kelanjutan kisah dari periodeperiode sebelumnya. 2. Terlepas dari menurunnya prestasi pada periode ini, adalah sangat tidak bijaksana untuk mengatakan tidak ada sama sekali prestasi yang ditorehkannya. Paling tidak dalam skala kecil sekalipun. 3. Untuk menambah literatur atau bahan bacaan yang berkaitan langsung dengan gerakan mahasiswa di Jakarta. 1.4 Tinjauan Pustaka
16 Dalam pemilihan topik, penulis menggunakan kedekatan emosional seperti yang dikatakan oleh Kuntowijoyo. Namun, bukan berarti penulis melepaskan begitu saja faktor referensi untuk melakukan penelitian. Secara umum, buku-buku tentang gerakan mahasiswa ditulis secara nasional. Oleh karenanya, penulis tidak mendapatkan buku-buku yang penulisannya concern untuk gerakan mahasiswa Jakarta saja. Untuk menutupi kekurangan ini, penulis menggunakan referensi yang secara tidak langsung menceritakan gerakan mahasiswa di Jakarta. Buku pertama yang penulis gunakan yaitu Gerakan Mahasiswa dan Politik Kaum Muda Era 80-an karya Denny J.A. Buku ini adalah tulisan Denny J.A yang sebelumnya di muat di media massa. Hubungannya dengan judul penelitian penulis adalah banyak hal mengenai gerakan mahasiswa yang terjadi pada tahun 1980-an dilengkapi di sini. Baik dalam hal tujuan atau orientasi gerakan, pola atau metode gerakan, dll. Dari pemikiran inilah yang penulis tangkap sebagai gambaran gerakan mahasiswa Jakarta pada periode Buku kedua yaitu berjudul Patah Tumbuh Hilang Berganti: Sketsa Pergolakan Mahasiswa dalam Politik dan Sejarah Indonesia ( ) yang ditulis oleh Adi Suryadi Culla. Buku ini menceritakan sejarah gerakan
17 mahasiswa yang dimulai sejak terbentuknya Budi Utomo sampai meletusnya reformasi Memang tidak diceritakan secara detail bagaimana dinamika gerakan mahasiswa di Jakarta. Tetapi, ia setidaknya telah memberikan gambaran umum apa yang terjadi pada gerakan mahasiswa di Jakarta. Seperti halnya mulai terbentuk kelompok-kelompok studi di Jakarta. Kondisi yang hampir sama pada awal pergerakan. Sedangkan buku ketiga yang penulis gunakan yaitu Pergolakan Melawan Kekuasaan: Gerakan Mahasiswa Antara Aksi Moral dan Politik karangan Arbi Sanit. Buku ini mencoba melihat dinamika gerakan mahasiswa itu sebagai gerakan politikkah atau hanya sebatas gerakan moral. Kaitannya dengan judul penelitan penulis yaitu apakah dinamika gerakan mahasiswa Jakarta ketika itu juga dipengaruhi pernyataan tersebut. Lebih jauh Arbi Sanit juga menceritakan wilayah kekuasaan sebagai sesuatu yang sangat mempengaruhi gerakan mahasiswa. Ada semacam pragmatisme di kalangan mahasiswa. Ketika ia di luar struktur kekuasaan, akan sangat giat untuk mengkritisi kebijakan pemerintah. Namun, setelah ia memasuki sistem kekuasaan, mereka umumnya melupakan nilai-nilai perjuangan semula.
18 Kondisi ini jugalah yang ingin penulis kaji, apakah juga menjadi bagian dari gerakan mahasiswa Jakarta tahun ? 1.5 Metode Penelitian Kuntowijoyo mengatakan penelitian sejarah mempunyai lima tahapan yang seyogyangya dilakukan sejarawan, yaitu: pemilihan topik, pengumpulan sumber, verifikasi, interpretasi dan historigrafi. 10 Penulis sendiri cenderung untuk mengikuti kelima tahapan tersebut. Dalam pemilihan topik, seperti telah diuraikan dalam latar belakang, penulis menggunakan kedekatan emosional. Pada tahapan pengumpulan sumber (dikenal dengan istilah heuristik) yang terdiri dari pengumpulan sumber berdasarkan urutan penyampaian (sumber primer dan sumber sekunder) dan pengumpulan sumber berdasarkan bahannya (dokumen dan artefak), penulis berada dalam posisi kedua. Maksudnya yaitu, sumber yang penulis dapatkan masih kebanyakan berasal dari sumber sekunder, yaitu bukubuku yang menceritakan sejarah gerakan mahasiswa. Pengumpulan buku-buku ini sebagai dasar dari penelitian kepustakaan. Selain buku-buku, penulis juga akan 10 Ibid., hal., 90
19 berusaha melengkapinya dengan dokumen baik berupa arsip maupun kliping koran. Untuk kekurangannya akan penulis lengkapi pada saat penelitian di lapangan. Di mana di sini juga akan digunakan metode wawancara untuk melengkapi data yang akan diteliti. Wawancara juga sangat dimungkinkan mengingat periodesasi penelitikan yang tidak terlalu jauh. Sedangkan pada tahapan verifikasi atau kritik sumber yaitu yang terdiri dari kritik internal (kredibilitas) dan kritik eksternal (autensitas atau keaslian sumber) dan interpretasi akan penulis lakukan jika data-data yang diinginkan telah memadai. Kemudian barulah sampai pada tahapan terakhir, yaitu historiografi atau penulisan sejarah sebagai kisah.
20 BAB II GAMBARAN UMUM JAKARTA 2.1 Sejarah Singkat Jakarta Seperti umumnya kota-kota besar lain di Indonesia, Jakarta juga mempunyai riwayat panjang tentang sejarah berdirinya. Jakarta saat ini adalah bermula dari pelabuhan yang bernama Sunda Kelapa. Pelabuhan ini sendiri berada di bawah taklukan kerajaan Pajajaran yang beragama Hindhu. Sunda Kelapa merupakan pelabuhan yang strategis. Setidaknya hal ini sesuai dengan laporan musafir Portugis yang bernama Tome Pires. Di mana ia menyebutkan Sunda Kelapa dapat menghasilkan 1000 bahar lada, sepuluh jung beras setiap tahun, emas, sayuran, lembu, babi, dll. 11 Karena alasan strategis perdagangan inilah, bangsa Portugis yang telah menduduki Malaka sejak tahun 1511, mengadakan perjanjian kerjasama dengan Sunda Kelapa pada tanggal 21 Agustus Selain alasan ekonomis, Portugis 11 Abdurracman Surjomihardjo, Perkembangan Kota Jakarta, Jakarta: Lembaga Research Kebudayaan Nasional (LKRN) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bekerjasama dengan Dinas Museum dan Sejarah DKI Jakarta, 2000, hal., halaman tidak diketahui
BAB I PENDAHULUAN. Dewan Mahasiswa dan Majelis Mahasiswa merupakan lembaga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewan Mahasiswa dan Majelis Mahasiswa merupakan lembaga kemahasiswaan tingkat universitas pertama kali dikenalkan sekitar 1952 pada jamannya Kusnadi Hardjosoemantri
Lebih terperinciUKDW BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanpa pretensi untuk mengecilkan peran kelompok lain dari masyarakat yang turut bergerak dalam panggung perubahan sosial, peran mahasiswa merupakan unsur yang seolah
Lebih terperinciA. Pengertian Orde Lama
A. Pengertian Orde Lama Orde lama adalah sebuah sebutan yang ditujukan bagi Indonesia di bawah kepemimpinan presiden Soekarno. Soekarno memerintah Indonesia dimulai sejak tahun 1945-1968. Pada periode
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berupa upah yang layak diberikan kepada mereka. Selain itu bagi buruh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya kaum buruh 1 selalu menuntut hak hak normatifnya berupa upah yang layak diberikan kepada mereka. Selain itu bagi buruh perempuan, hak untuk mendapatkan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Terdapat beberapa hal yang penulis simpulkan berdasarkan permasalahan yang
168 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dipaparkan dalam bab ini merujuk pada jawaban atas permasalahan penelitian yang telah dikaji oleh penulis di dalam bab sebelumnya. Terdapat
Lebih terperincisherila putri melinda
sherila putri melinda Beranda Profil Rabu, 13 Maret 2013 DEMOKRASI YANG PERNAH BERLAKU DI INDONESIA DEMOKRASI YANG PERNAH BERLAKU DI INDONESIA Demokrasi berasal dari kata DEMOS yang artinya RAKYAT dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berposisi di baris depan, sebagai komunitas sosial yang memotori perwujudan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam konteks transisi politik di Indonesia, gerakan mahasiswa memainkan peranan yang penting sebagai kekuatan yang secara nyata mampu mendobrak rezim otoritarian.
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan mengenai dinamika Partai
148 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian di lapangan mengenai dinamika Partai Masyumi di Jawa Barat periode tahun 1950-1960. Maka penulis dapat menyimpulkan. Pertama,
Lebih terperinciPANDANGAN POLITIK TAN MALAKA TENTANG KONSEP NEGARA REPUBLIK
PANDANGAN POLITIK TAN MALAKA TENTANG KONSEP NEGARA REPUBLIK ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Program Studi Pendidikan Sejarah Pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa tersebut sangat dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran, baik itu watak, kepercayaan,
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Politik Indonesia Pada Masa Demokrasi Terpimpin Tahun , penulis
BAB V PENUTUP 1.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian Dampak Nasakom Terhadap Keadaan Politik Indonesia Pada Masa Demokrasi Terpimpin Tahun 1959-1966, penulis menarik kesimpulan bahwa Sukarno sebagi
Lebih terperinciGerakan 30 September Hal tersebut disebabkan para kader-kader Gerwani tidak merasa melakukan penyiksaan ataupun pembunuhan terhadap para
BAB 5 KESIMPULAN Gerwani adalah organisasi perempuan yang disegani pada masa tahun 1950- an. Gerwani bergerak di berbagai bidang. Yang menjadi fokus adalah membantu perempuan-perempuan terutama yang tinggal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sugeng Teza Bastaman, 2013
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mahasiswa adalah kelompok sosial masyarakat yang mempunyai kapasitas intelektual untuk memahami kondisi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dinamika hubungan sipil dan militer pada masa Demokrasi Liberal (1950-
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan. Dinamika hubungan sipil dan militer pada masa Demokrasi Liberal (1950-1959) sangat menarik untuk dikaji. Militer adalah organ yang penting yang dimiliki
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perhatian yang khusus. Perjuangan dalam pergerakan kebangsaan Indonesia
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Abad ke 20 bukan hanya menjadi saksi perjuangan bangsa Indonesia, akan tetapi dalam hal gerakan-gerakan anti penjajahan yang bermunculan di masa ini menarik perhatian
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Pada bagian ini merupakan kesimpulan terhadap semua hasil penelitian yang telah diperoleh setelah melakukan pengkajian dan sekaligus memberikan analisis
Lebih terperinciPartai PDIP dan Pembasmian PKI Melalui Supersemar.
Partai PDIP dan Pembasmian PKI Melalui Supersemar. BY HANDOKO WIZAYA ON OCTOBER 4, 2017POLITIK https://seword.com/politik/partai-pdip-dan-pembasmian-pki-melalui-supersemar/ Menurut Sekretaris Jenderal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Deklarasi terhadap pembentukan sebuah negara yang merdeka tidak terlepas dari pembicaraan mengenai pembentukan struktur atau perangkatperangkat pemerintahan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang akan digunakan oleh penulis adalah di Desa Delanggu, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten. Sedangkan datanya dikumpulkan dari berbagai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sejak jaman kemerdekaan berkali-kali menghadapi ujian. Pada tahun
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perjuangan bangsa Indonesia untuk menciptakan keadilan bagi masyarakatnya sejak jaman kemerdekaan berkali-kali menghadapi ujian. Pada tahun 1950-1959 di Indonesia berlaku
Lebih terperinciEKSISTENSI PANCASILA DALAM KONTEKS MODERN DAN GLOBAL PASCA REFORMASI
EKSISTENSI PANCASILA DALAM KONTEKS MODERN DAN GLOBAL PASCA REFORMASI SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA NAMA : FELIX PRASTYO NIM : 11.12.6219 KELOMPOK : J PROGRAM STUDI
Lebih terperinciBAB V. Penutup. pengaruh kapitalisme guna mewujudkan revolusi sosialis di Indonesia, berangkat dari
BAB V Penutup 5.1. Kesimpulan PKI lahir sebagai organisasi kepartaian yang memiliki banyak tujuan. Di samping untuk menguasasi politik domestik negara, PKI juga memiliki misi untuk menghapus pengaruh kapitalisme
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pemuda merupakan suatu generasi bangsa yang akan menentukan perubahan- perubahan dimasa akan datang. Hal ini dapat di pahami, mengingat pemuda berperan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nisa Rizkiah, 2014 Pers Mahasiswa Indonesia Pada Akhir Pemerintahan Orde Baru
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mahasiswa sebagai kelompok elit terdidik memiliki peran penting dalam sejarah suatu negara. Melalui kekuatan ideologi dan intelektualnya, mahasiswa menciptakan
Lebih terperinciREPRESENTASI PERAMPASAN HAK HIDUP INDIVIDU YANG DIANGGAP TAPOL DALAM NOVEL MENCOBA TIDAK MENYERAH KARYA YUDHISTIRA ANM MASSARDI
REPRESENTASI PERAMPASAN HAK HIDUP INDIVIDU YANG DIANGGAP TAPOL DALAM NOVEL MENCOBA TIDAK MENYERAH KARYA YUDHISTIRA ANM MASSARDI Bangga Pramesti Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, FPBS, UPI bangga_108@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. oleh masyarakat menunjukkan bahwa Indonesia sudah menjadi negara yang telah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia telah menjadi negara demokrasi yang semakin berkembang. Berawal dari PEMILU pertama pada tahun 1955 untuk memilih pemimpin negara, sampai pemilihan
Lebih terperinciKISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH KELAS XI IPA 2011
KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH KELAS XI IPA 2011 Jenis sekolah : SMA/MA Jumlah soal : 55 butir Mata pelajaran : SEJARAH Bentuk soal/tes : Pilihan Ganda/essay Kurikulum : KTSP Alokasi waktu : 90
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai gagasan pemersatu bangsa Indonesia dengan tujuan melanjutkan revolusi kita
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nasakom merupakan hasil buah pikiran Presiden Soekarno yang dijadikannya sebagai gagasan pemersatu bangsa Indonesia dengan tujuan melanjutkan revolusi kita yang belum
Lebih terperinciKISI-KISI PEDAGOGIK UKG 2015 SEJARAH STANDAR KOMPETENSI GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN/KELAS/KEAHLIAN/BK
KISI-KISI UKG 2015 SEJARAH Indikator Pencapaian b c d e 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, 1.1 Memahami karakteristik peserta didik yang berkaitan dengan aspek
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Bab ini merupakan kesimpulan dari pembahasan skripsi yang berjudul Gejolak Politik di Akhir Kekuasaan Presiden: Kasus Presiden Soeharto (1965-1967) dan Soeharto
Lebih terperinciKEHIDUPAN POLITIK PADA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN
KEHIDUPAN POLITIK PADA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN Nama : DIMAS DWI PUTRA Kelas : XII MIPA 3 SMAN 1 SUKATANI 2017/3018 Gagalnya usaha untuk kembali ke UUD 1945 dengan melalui Konstituante dan rentetan peristiwa-peristiwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Periode perjuangan tahun 1945-1949 sering disebut dengan masa perjuangan revolusi fisik atau periode perang mempertahankan kemerdekaan. Periode tersebut merupakan
Lebih terperinciBAB V. Penutup. Dari kajian wacana mengenai Partai Komunis Indonesia dalam Surat Kabar
BAB V Penutup A. Kesimpulan Dari kajian wacana mengenai Partai Komunis Indonesia dalam Surat Kabar Kompas dan Republika dapat ditarik beberapa kesimpulan. Pertama, produksi wacana mengenai PKI dalam berita
Lebih terperinciKISI-KISI UAS SEJARAH
KISI-KISI UAS SEJARAH Reformasi Kondisi politik masa B.J. Habibie ABRI masa B.J. Habibie Kebijakan Gusdur terhadap etnis Tionghoa Kebijakan politik masa Gusdur Kebijakan ekonomi masa Megawati Prestasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proklamasi kemerdekaan Indonesia tidak serta merta mengakhiri perjuangan rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan yang
Lebih terperinciKelompok 10. Nama :- Maria Yuni Artha (197) - Neni Lastanti (209) - Sutarni (185) Kelas : A5-14
Kelompok 10 Nama :- Maria Yuni Artha (197) - Neni Lastanti (209) - Sutarni (185) Kelas : A5-14 SISTEM PEMERINTAHAN PRESIDENSIIL 1959-1966 1. Pengertian Sistem Pemerintahan Presidensial Sistem presidensial
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan suatu negara untuk menjadi lebih baik dari aspek kehidupan merupakan cita-cita dan sekaligus harapan bagi seluruh rakyat yang bernaung di dalamnya.
Lebih terperinciMasa Pemerintahan Orde Lama. Masa Pemerintahan Orde Baru
Masa Pemerintahan Orde Lama Masa Pemerintahan Orde Baru A. Orde Lama Orde lama adalah sebutan bagi orde pemerintahan sebelum orde baru yang dianggap tidak melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, dapat. disimpulkan bahwa Banyuwangi merupakan wilayah yang rawan
BAB V KESIMPULAN Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa Banyuwangi merupakan wilayah yang rawan konflik. Hal ini tidak terlepas dari peristiwa-peristiwa konflik yang terjadi jauh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. PKI merupakan sebuah Partai yang berhaluan Marxisme-Lenisme(Komunis).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Analisis Masalah PKI merupakan sebuah Partai yang berhaluan Marxisme-Lenisme(Komunis). Partai Komunis Indonesia merupakan partai komunis terbesar ketiga di dunia
Lebih terperinciPENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Oleh DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd Materi Ke-2 Dinamika Penerapan Demokrasi
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Oleh DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd Materi Ke-2 Dinamika Penerapan Demokrasi Undang Undang yang berkaitan dengan Demokrasi a. Dalam Pasal 1 ayat (2) UUD 1945 (sebelum
Lebih terperinciRefleksi Akhir Tahun Papua 2010: Meretas Jalan Damai Papua
Refleksi Akhir Tahun Papua 2010: Meretas Jalan Damai Papua Oleh Dr. Muridan S. Widjojo (Koordinator Tim Kajian Papua LIPI) Ballroom B Hotel Aryaduta Jakarta, Senin,13 Desember 2010 Refleksi: 1. catatan
Lebih terperinciLATIHAN SOAL TATA NEGARA ( waktu : 36 menit )
LATIHAN SOAL TATA NEGARA ( waktu : 36 menit ) 1. Lembaga tinggi negara yang terdiri atas anggota DPR dan anggota DPD adalah a. DPR c. DPD e. MK f. MA 2. Yang bukan Tugas MPR adalah a. Melantik Presiden
Lebih terperinciPENGUATAN SISTEM DEMOKRASI PANCASILA MELALUI INSTITUSIONALISASI PARTAI POLITIK Oleh: Muchamad Ali Safa at (Dosen Fakultas Hukum Universitas Brawijaya)
PENGUATAN SISTEM DEMOKRASI PANCASILA MELALUI INSTITUSIONALISASI PARTAI POLITIK Oleh: Muchamad Ali Safa at (Dosen Fakultas Hukum Universitas Brawijaya) Apakah Sistem Demokrasi Pancasila Itu? Tatkala konsep
Lebih terperinciPENDIDIKAN PANCASILA
Modul ke: PENDIDIKAN PANCASILA Pancasila Dalam Sejarah Perjuangan Bangsa (PASCA Kemerdekaan) Fakultas MKCU Dr. H. SyahrialSyarbaini, MA. Program Studi www.mercubuana.ac.id Indikator: Menguasai pengetahuan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 4. 1. KESIMPULAN 1. Peristiwa Malari merupakan sebuah gerakan yang dilakukan sebagai aksi mahasiswa untuk menolak akan kebijakan Soeharto terhadap pertumbuhan ekonomi yang mendominasi
Lebih terperinciINDONESIA PADA MASA DEMOKRASI LIBERAL ( )
INDONESIA PADA MASA DEMOKRASI LIBERAL (1949 1959) a. Dalam bidang politik b. Dalam bidang ekonomi c. Dalam bidang sosial budaya 1 a. Dalam bidang Politik Athif Ke-Ren Sistem Pemerintahan Parlementer Menteri
Lebih terperinciLATAR BELAKANG LAHIRNYA DEKRIT PRESIDEN 5 JULI 1959
LATAR BELAKANG LAHIRNYA DEKRIT PRESIDEN 5 JULI 1959 A. Latar Belakang 1. Kehidupan politik yang lebih sering dikarenakan sering jatuh bangunnya kabinet dan persaingan partai politik yang semakin menajam.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan terlupakan oleh masyarakat kota Madiun, terutama bagi umat Islam di Madiun. Pada bulan September tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Partai politik merupakan organisasi politik yang dapat berperan sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Partai politik merupakan organisasi politik yang dapat berperan sebagai penyalur aspirasi masyarakat, dimana partai politik menjadi penghubung antara penguasa
Lebih terperinciSalawati Daud, Walikota Perempuan Pertama Di Indonesia
Salawati Daud, Walikota Perempuan Pertama Di Indonesia Sabtu, 3 Agustus 2013 14:51 WIB Saya iseng bertanya ke mesin pencari Google: Siapa Walikota Perempuan Pertama di Indonesia? Sejumlah nama pun muncul.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. paham kebangsaan di Indonesia, Islam menjadi salah satu katalisator dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada awal abad ke-20, sewaktu mulai timbul akan kesadaran dan paham kebangsaan di Indonesia, Islam menjadi salah satu katalisator dan pembuka jalan bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Organisasi adalah suatu wadah berkumpulnya sekelompok orang yang memiliki tujuan bersama, kemudian mengorganisasikan diri dengan bekerja bersamasama dan merealisasikan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab V, penulis memaparkan kesimpulan dan rekomendasi dari hasil penelitian secara keseluruhan yang dilakukan dengan cara studi literatur yang data-datanya diperoleh
Lebih terperinciSILABUS DAN RPP MATA KULIAH SEJARAH INDONESIA BARU PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH S1
SILABUS DAN RPP MATA KULIAH SEJARAH INDONESIA BARU PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH S1 FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS ILMU SOSIAL SILABUS Fakultas
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan kesimpulan dari hasil penelitian tentang Peranan Ali Moertopo Dalam Mewujudkan Stabilitas Politik Pada Masa Pemerintahan Soeharto (1966-1984). Kesimpulan tersebut
Lebih terperinciSosialisme Indonesia
Sosialisme Indonesia http://sinarharapan.co/news/read/140819049/sosialisme-indonesia 19 Agustus 2014 12:50 Ivan Hadar* OPINI Sosialisme-kerakyatan bisa diterapkan di Indonesia. Terpilihnya Jokowi sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN masih menyisakan satu persoalan yaitu masalah status Irian Barat. Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hasil Perjanjian Komisi Meja Bundar antara Indonesia dengan Belanda pada tahun 1949 masih menyisakan satu persoalan yaitu masalah status Irian Barat. Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilu 1955 merupakan pemilihan umum pertama dengan sistem multi partai yang dilakukan secara terbuka,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilu 1955 merupakan pemilihan umum pertama dengan sistem multi partai yang dilakukan secara terbuka, bebas dan jujur.tetapi pemilihan umum 1955 menghasilkan
Lebih terperinciSEJARAH PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA
SEJARAH PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA SEJARAH PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA Asas kerakyatan mengandung arti bahwa kedaulatan ada pada rakyat. Segala hukum (recht, peraturan perundang-undangan)
Lebih terperinciPancasila Idiologi dan Identitas Nasional. D.H.Syahrial/PPKn
Pancasila Idiologi dan Identitas Nasional 1 D.H.Syahrial/PPKn Dr. H.Sy ahrial Pancasila sebagai Ideologi Negara Pemerimaan Pancasila sebagai konsensus (kesepakatan) politik, nilai-nilai cultural. Piagam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kita hidup ditengah derasnya perkembangan sistem komunikasi. Media massa adalah media atau sarana penyebaran informasi secara massa dan dapat diakses oleh masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gejala politik pada bulan mei 1998 merupakan suatu peristiwa bersejarah bagi bangsa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gejala politik pada bulan mei 1998 merupakan suatu peristiwa bersejarah bagi bangsa Indonesia. Pada masa ini terjadi kejatuhan suatu kekuasaan pemerintahan yang diperintah
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
121 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Pada bab terakhir ini, peneliti akan memaparkan mengenai kesimpulan dan rekomendasi dari penulisan skripsi yang berjudul " Refungsionalisasi Tentara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sejarah mencatat perjuangan menuju kemerdekaan Republik Indonesia merupakan perjuangan yang berat dan tidak dapat ternegasikan oleh peran golongan pemuda.
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. pemikiran dua tokoh tersebut, tidak bisa kita lepaskan dari kehidupan masa lalunya yang
BAB V KESIMPULAN Sutan Sjahrir dan Tan Malaka merupakan dua contoh tokoh nasional yang memberikan segenap tenaga dan pikirannya pada masa kemerdekaan. Kajian terhadap pemikiran dua tokoh tersebut, tidak
Lebih terperinci2014 PEMILIHAN UMUM DAN MEDIA MASSA
BAB V KESIMPULAN Media massa di Indonesia berkembang seiring dengan bergantinya pemerintahan. Kebijakan pemerintah turut mempengaruhi kinerja para penggiat media massa (jurnalis) dalam menjalankan tugas
Lebih terperinciTinjauan Pustaka, Kerangka Fikir dan Paradigma
10 II. Tinjauan Pustaka, Kerangka Fikir dan Paradigma A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Peranan Peranan merupakan aspek dinamis dari suatu status (kedudukan). Apabila seseorang melaksanakan hak-hak dan kewajibannya
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi yang berjudul Peristiwa Mangkok Merah (Konflik Dayak Dengan Etnis Tionghoa Di Kalimantan Barat Pada Tahun 1967), berisi mengenai simpulan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kerusuhan di berbagai tempat di Indonesia hendaknya kita cermati sebagai
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kerusuhan di berbagai tempat di Indonesia hendaknya kita cermati sebagai suatu dinamika sosial, politik, dan ekonomi. Kita tidak selalu harus menginterpretasikan
Lebih terperinciKEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS TEKNIK PANCASILA TEKNIK GEOLOGI PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI MAKALAH
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS TEKNIK PANCASILA TEKNIK GEOLOGI PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI MAKALAH PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH PERJUANGAN BANGSA
Lebih terperinciDemokrasi Sudah Digagas Jauh Sebelum Merdeka
Demokrasi Sudah Digagas Jauh Sebelum Merdeka Desain Negara Indonesia Merdeka terbentuk sebagai Negara modern, dengan kerelaan berbagai komponen pembentuk bangsa atas ciri dan kepentingan primordialismenya,
Lebih terperinciTap XXXIII/MPRS/1967
Tap XXXIII/MPRS/1967 KETIKA memberi sambutan dalam rangka 100 Tahun Bung Karno di Blitar, Rachmawati Soekarnoputri mengusul-kan agar Ketetapan Tap XXXIII/MPRS/1967 dicabut. Menurut Rachmawati, Tap itu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Politik merupakan hal yang sering diperbincangkan dalam masyarakat. Apalagi tahun ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Politik merupakan hal yang sering diperbincangkan dalam masyarakat. Apalagi tahun ini merupakan tahun politik di Indonesia, karena tahun ini di Indonesia menjalani Pemilu.
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing.
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 yang diucapkan oleh Soekarno Hatta atas nama bangsa Indonesia merupakan tonggak sejarah berdirinya
Lebih terperinci66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)
66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) A. Latar Belakang Sejarah merupakan cabang ilmu pengetahuan yang menelaah tentang asal-usul dan perkembangan serta peranan
Lebih terperinciHANDOUT MATAKULIAH: PROPAGANDA PRODI: ILMU KOMUNIKASI FISIP UNIVERSITAS MALIKUSSALEH Semester: Genap 2010/2011 Pertemuan 9
HANDOUT MATAKULIAH: PROPAGANDA PRODI: ILMU KOMUNIKASI FISIP UNIVERSITAS MALIKUSSALEH Semester: Genap 2010/2011 Pertemuan 9 PROPAGANDA POLITIK di INDONESIA 1 Oleh: Kamaruddin Hasan 2 Propaganda Era Soeharto
Lebih terperinciPancasila era Orde Lama reformasi
Pancasila era Orde Lama reformasi Modul ke: Pancasila terus berlanjut dari Orde Lama, Ore Baru, Orde Reformasi dan saat ini. Perjalanan Ideologi Pancasila mengalami Pasang surut dari Generasi ke generasi,
Lebih terperinciKISI-KISI SOAL UJIAN SEKOLAH SEJARAH INDONESIA SMK NEGERI 3 JEPARA TAHUN PELAJARAN 2016/2017
KISI-KISI SOAL UJIAN SEKOLAH SEJARAH INDONESIA SMK NEGERI 3 JEPARA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Jenis Sekolah : SMK Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia Kurikulum : 2013 Alokasi Waktu: Jumlah Soal : 40 Soal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Revolusi yang menjadi alat tercapainya kemerdekaan bukan kuat dalam
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Revolusi yang menjadi alat tercapainya kemerdekaan bukan kuat dalam persepsi bangsa Indonesia tentang dirinya sendiri. Semua usaha yang tidak menentu untuk
Lebih terperinciLATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA
LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA 1. BPUPKI dalam sidangnya pada 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945 membicarakan. a. rancangan UUD b. persiapan kemerdekaan c. konstitusi Republik Indonesia Serikat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara yang menganut paham demokrasi. Sebagaimana dikemukakan Abraham Lincoln bahwa demokrasi adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan negara yang menganut paham demokrasi. Sebagaimana dikemukakan Abraham Lincoln bahwa demokrasi adalah pemerintahan yang berasal dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bentuk kepedulian sebuah Negara terhadap rakyatnya. Di Indonesia sendiri,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesejahteraan sosial adalah impian bagi setiap Negara dibelahan dunia termasuk di Indonesia. Upaya untuk mencapai mimpi tersebut adalah bentuk kepedulian sebuah Negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Simbol manifestasi negara demokrasi adalah gagasan demokrasi dari
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Simbol manifestasi negara demokrasi adalah gagasan demokrasi dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Pemilihan Umum (Pemilu) menjadi bagian utama dari gagasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. istilah unjuk rasa dan demonstrasi mahasiswa (Matulessy, 2005). Mahasiswa telah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sejumlah perubahan di Indonesia, tercatat peran signifikan gerakan mahasiswa di dalamnya. Gerakan mahasiswa (student movement) merupakan salah satu bentuk dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia mulai memperoleh akses informasi yang lebih luas dan terbuka.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak keruntuhan kekuasaan Presiden Soeharto ditahun 1998, masyarakat Indonesia mulai memperoleh akses informasi yang lebih luas dan terbuka. Berbagai hal yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gagalnya Konstituante dalam menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD) dan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gagalnya Konstituante dalam menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD) dan diikuti keadaan politik yang semakin rawan dengan munculnya rasa tidak puas dari daerah terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gerakan Aceh Merdeka atau sering kita dengar dalam penyebutan GAM ataupun AGAM adalah organisasi yang dianggap separatis yang memiliki tujuan supaya Aceh lepas
Lebih terperinciPresiden Seumur Hidup
Presiden Seumur Hidup Wawancara Suhardiman : "Tidak Ada Rekayasa dari Bung Karno Agar Diangkat Menjadi Presiden Seumur Hidup" http://tempo.co.id/ang/min/02/18/nas1.htm Bung Karno, nama yang menimbulkan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Bab ini berisi interpretasi penulis terhadap judul skripsi Penerimaan Asas
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini berisi interpretasi penulis terhadap judul skripsi Penerimaan Asas Tunggal Pancasila oleh Nahdlatul Ulama : Latar Belakang dan Proses 1983-1985 yang menjadi bahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dudih Sutrisman, 2015
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia sebagai sebuah negara berdaulat telah melalui perjalanan sejarah panjang dalam kepemimpinan nasional sejak kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembabakan sejarah di Indonesia terbagi ke dalam beberapa periode, salah satunya adalah masa Orde Baru (1966-1998). Pada periode ini, Indonesia berada di bawah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Utara di sebelah Tenggara dan Selatan. (Adan 2006: 3)
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Aceh yang dahulu pernah menjadi sebuah negara tangguh di dunia kini menjadi sebuah provinsi dalam wilayah Republik Indonesia. Ia berkedudukan di ujung barat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gerakan Aceh Merdeka atau sering kita dengar dalam penyebutan GAM ataupun AGAM adalah organisasi yang dianggap separatis yang memiliki tujuan supaya Aceh lepas
Lebih terperinciPEREKONOMIAN INDONESIA
Modul ke: PEREKONOMIAN INDONESIA Sejarah Perekenomian Indonesia Periode Orde Baru Fakultas FEB Sitti Rakhman, SP., MM. Program Studi Manajemen Latar belakang lahirnya Orde Baru Terjadinya peristiwa Gerakan
Lebih terperinciB A B III KEADAAN AWAL MERDEKA
B A B III KEADAAN AWAL MERDEKA A. Sidang PPKI 18 19 Agustus 1945 Proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 hanya menyatakan Indonesia sudah merdeka dalam artian tidak mengakui lagi bangsa
Lebih terperinciPOLITICS AND GOVERNANCE IN INDONESIA:
MARKAS BESAR KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA SEKOLAH TINGGI ILMU KEPOLISIAN LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN BEDAH BUKU POLITICS AND GOVERNANCE IN INDONESIA: THE POLICE IN THE ERA OF REFORMASI (RETHINKING
Lebih terperinciRELEVANSI TEORI MARHAENISME DALAM MENJAWAB TANTANGAN ZAMAN DI ERA KAPITALISME GLOBAL SKRIPSI ANWAR ILMAR
RELEVANSI TEORI MARHAENISME DALAM MENJAWAB TANTANGAN ZAMAN DI ERA KAPITALISME GLOBAL SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Lebih terperinciNegara Jangan Cuci Tangan
Negara Jangan Cuci Tangan Ariel Heryanto, CNN Indonesia http://www.cnnindonesia.com/nasional/20160426085258-21-126499/negara-jangan-cuci-tangan/ Selasa, 26/04/2016 08:53 WIB Ilustrasi. (CNN Indonesia)
Lebih terperinciPERAN POLITIK MILITER DI INDONESIA
PERAN POLITIK MILITER DI INDONESIA Materi Kuliah Sistem Politik Indonesia [Sri Budi Eko Wardani] Alasan Intervensi Militer dalam Politik FAKTOR INTERNAL FAKTOR EKSTERNAL 1. Nilai dan orientasi perwira
Lebih terperinci