JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1"

Transkripsi

1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) PEMBUATAN MODEL PROSES BISNIS SAP ERP DALAM INTERAKSI ANTARA MODUL MATERIALS MANAGEMENT DAN PRODUCTION PLANNING DI PT.XYZ DENGAN ALGORITMA ALPHA++ DAN ALGORITMA GENETIKA Irwan Haryo Yudananto, Mahendrawathi ER, S.T, M.Sc, Ph.D, Renny P. Kusumawardani, S.T, M.T Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Sukolilo, Surabaya haryo09@msh.is.its.ac.id, mahendra_w@its-sby.edu, renny@is.its.ac.id Abstrak Saat ini, semakin banyak perusahaan yang mengimplementasikan sistem Enterprise Resource Planning (ERP) untuk menunjang dan mengoptimalkan proses bisnis mereka. Salah satu software ERP yang paling banyak diimplementasikan adalah SAP. Namun, dari sekian banyak perusahaan yang mengimplementasikan SAP ERP, tidak banyak yang melakukan evaluasi terhadap pengoperasian proses bisnis SAP ERP tersebut. Dalam pemanfaatan SAP ERP tentunya suatu perusahaan telah memiliki rancangan Standar Operating Procedure dengan harapan penggunaan SAP ERP tidak melenceng dari perencanaan proses bisnis yang telah ditentukan sebelumnya. Namun pada kenyataannya selalu ada perbedaan yang terjadi antara proses bisnis yang telah ditentukan pada Standar Operating Procedure dengan proses bisnis aktual yang terjadi dalam perusahaan. PT.XYZ merupakan anak perusahaan dari PT.XYZ Internasional yang memiliki proses bisnis utama memproduksi sepatu. Dalam operasionalnya, PT.XYZ memiliki proses bisnis yang terkait antara satu komponen dengan komponen yang lain yaitu dalam perencanaan produksi (Production Planning) dan manajemen material (Materials Management). Setiap kali bagian Production Planning merencanakan suatu produksi pasti akan dilakukan pengecekan ketersediaan material, jika terdapat kekurangan material maka pihak Materials Management akan melakukan pengadaan terhadap kebutuhan material tersebut. Hal yang seringkali terjadi di PT.XYZ adalah perubahan dalam perencanaan produksi yang selalu menyesuaikan dengan input prognosis dari kantor pusat, sedangkan pihak pengadaan material akan selalu mengacu pada kebutuhan yang muncul pada rencana produksi. Dari pihak Production Planning, seorang main planner selalu menetapkan jadwal mulai produksi dengan tujuan PT.XYZ dapat memenuhi permintaan kantor pusat tepat waktu. Namun pada kenyataannya aktivitas produksi sering terjadi keterlambatan. Faktor yang mungkin menyebabkan keterlambatan itu terjadi adalah terlambatnya penerimaan dan rilis material di warehouse serta seringnya terjadi perubahan rencana produksi. Oleh sebab itu, perlu dilakukan permodelan proses bisnis SAP ERP dalam interaksi antara Modul Materials Management dan Production Planning. Permodelan tersebut akan dilakukan dengan menganalisis Event Log dari sistem SAP ERP Modul Materials Management dan Production Planning. Event Log ini didapatkan dari proses ekstraksi yang kemudian hasilnya dapat dianalisis dengan menerapkan algoritma Process Mining yaitu Algoritma Alpha++ dan Genetika terhadap Event Log tersebut menggunakan ProM Sebagai alat pengolah. Algoritma Alpha++ dan Genetika merupakan algoritma yang terkenal dan sering digunakan dalam process mining. Namun, dengan pesatnya perkembangan pendekatan metode proces mining diatas tidak diimbangi dengan perkembangan evaluasi model yang dihasilkan. Hal tersebut menimbulkan permasalahan mengenai bagaimana kita dapat mengetahui algoritma yang terbaik dan cocok untuk diterapkan dalam kasus tertentu, sabagai contoh dalam tugas akhir kali ini adalah kasus SAP ERP dalam interaksi antara modul Production Planning dan Materials Management. Tugas akhir ini diharapkan dapat memberikan gambaran alur model proses bisnis aktual SAP ERP dalam interaksi antara modul Materials Management dengan Production Planning di PT.XYZ. Hasil alur model proses bisnis nantinya akan dibandingkan dengan alur proses bisnis ideal perusahaan. Selain itu akan dilakukan perbandingan performa algoritma alpha++ dan genetika. Harapannya, dapat diketahui algoritma mana yang paling cocok diterapkan untuk mengevaluasi proses bisnis SAP ERP khususnya dalam interaksi antara modul Production Planning dan Materials Management. Kata kunci: SAP, ERP, ekstraksi event log, materials management, production planning, process mining, event log, ProM, algoritma alpha++, algoritma genetika.. 1. PENDAHULUAN Enterprise Resource Planning merupakan suatu sistem yang bertujuan untuk mengintegrasikan data dan informasi dari berbagai proses bisnis dalam perusahaan sehingga berbagai proses bisnis tersebut dapat berjalan secara selaras dan saling mendukung sehingga performa perusahaan akan meningkat. ERP merupakan salah satu sistem informasi yang memiliki berbagai macam modul yang setiap modulnya terdiri dari banyak proses bisnis yang saling terkait dan terintegrasi satu sama lain (Hamilton, 2003). Kebanyakan perusahaan pada umumnya menyimpan log aktivitas terkait dengan penggunaan sistem ERP di perusahaan untuk tujuan audit, namun hanya sedikit yang menyimpan log untuk melakukan analisis tujuan dan meneliti level proses (D.A.M Piessens, 2011). Hal yang sering terjadi dalam suatu perusahaan saat melakukan implementasi ERP adalah, proses bisnis aktual dalam sistem ERP tersebut terkadang berbeda dengan proses bisnis perusahaan yang telah didefinisikan sebelumnya. Perbedaan mengenai perencanaan proses bisnis yang ada dengan proses bisnis aktual dapat dianalisis melalui Event Log. Event Log merupakan suatu catatan histori seluruh user pengguna ERP dalam suatu perusahaan mengenai proses bisnis apa saja yang telah user lakukan. Karena sistem ERP memiliki banyak modul dan proses yang saling terkait satu sama lain, untuk memodelkan event log ERP memerlukan metode lain

2 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) agar proses bisnis tersebut dapat dimodelkan dan direkayasa. Teknik inilah yang dinamakan Process Mining. Process Mining merupakan suatu metode ekstraksi model proses bisnis aktual dari log sistem informasi (Weber, Philip 2010). Selain itu, Process Mining merupakan suatu metode untuk melakukan penyaringan deskripsi proses yang terstruktur dari sekumpulan eksekusi nyata dari perusahaan (W.M.P van der Aalst, A.J.M.M Weijters, dan L. Maruster, 2011). Dengan adanya process mining perusahaan dapat menganalisa model proses bisnis ERP, mengevaluasi kelemahan yang ada untuk meningkatkan kinerja dari proses bisnis tersebut. Salah satu kelebihan dari penggunaan event log dan teknik process mining adalah data yang diolah benar benar data aktual dari proses bisnis perusahaan dan bukan merupakan asumsi dari para pengguna ERP perusahaan tersebut. PT. XYZ merupakan anak perusahaan PT. XYZ Internasional yang bergerak di bidang manufaktur produk sepatu yang memiliki 5 pabrik, 6 supplier, 13 warehouse, 1 HUB, 54 negara tujuan pasar, serta melibatkan sekitar 9200 konsumen. PT XYZ memiliki spesialisasi pembuatan upper shoes, yaitu bagian atas sepatu yang dalam proses produksinya memerlukan banyak proses penjahitan. Dengan besarnya jaringan perusahaan, PT. XYZ mengimplementasikan SAP ERP untuk mengintegrasikan proses bisnis mereka. Dalam operasional dari SAP ERP tersebut, PT.XYZ memiliki proses bisnis utama memproduksi produk sepatu sesuai dengan peramalan dari PT. XYZ Internasional. Dengan proses bisnis seperti yang dijelaskan di atas maka terdapat dua modul dari SAP ERP yang saling berinteraksi yaitu modul perencanaan produksi (Production Planning) dan manajemen material (Materials Management). Hal yang seringkali terjadi di PT.XYZ adalah seorang main planner dari production planning selalu menetapkan jadwal mulai produksi dengan tujuan PT.XYZ dapat memenuhi permintaan kantor pusat tepat waktu. Namun pada kenyataannya aktivitas produksi sering terjadi keterlambatan. Dengan permasalahan yang terjadi dalam interaksi antara modul Materials Management dengan Production Planning. Maka diperlukan pembuatan suatu model bisnis dalam interaksi antara kedua modul tersebut. Dengan pembuatan model proses bisnis diharapkan nantinya dapat dianalisis penyebab sebenarnya dari permasalahan interaksi antara Materials Management dan Production Planning beserta solusi yang mungkin dapat diterapkan. Gambar Diagram Alur Metodologi Pengerjaan Tugas Akhir 3. PEMODELAN PROSES BISNIS 3.1 Wawancara Wawancara perlu dilakukan agar pemahaman mengenai alur proses bisnis SAP ERP terutama modul Materials Management dan Production Planning di PT.XYZ. Sebelum dilakukan proses wawancara dibutuhkan input berupa pemahaman mengenai process mining, ekstraksi event log, dan event log sehingga proses pengambilan data menjadi lebih mudah. Proses pengambilan data itu sendiri dilakukan dalam jangka waktu sekitar satu bulan dengan melakukan wawancara terhadap Main Planner di PT. XYZ. Berdasarkan hasil wawancara diperoleh informasi bahwa proses bisnis perencanaan produksi dan pembelian material ini dimulai melalui beberapa tahapan yang ditunjukkan pada gambar METODOLOGI Berikut ini adalah gambar metodologi tugas akhir yang digunakan. Gambar Proses Perencanaan di PT.XYZ Dari hasil wawancara terdapat banyak informasi yang diperoleh mengenai proses perencanaan produksi yang terjadi di PT. XYZ. Beberapa aktivitas perencanaan produksi yang dilakukan oleh PT. XYZ, yaitu: - Run MRP - Planned Order - Material Status Set A - Material Status Set B

3 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) Material Status Set L - Material Status Set C - Material Issued - Start Production Dengan delapan aktivitas tersebut, didapatkan pula alur proses bisnis ideal perusahaan sebagaimana ditunjukkan oleh tabel di 3.1 bawah ini : Tabel Alur Proses Bisnis Ideal PT.XYZ Indonesia No Skenario 1 Run MRP Create Planned Order Material Status Set C Run MRP Material Issued Start Production 2 Run MRP Create Planned Order Material Status Set A Run MRP Material Status Set B Run MRP Material Status Set L Run MRP Material Status Set C Run MRP Material Issued Start production 3 Run MRP Create Planned Order Material Status Set B Run MRP Material Status Set L Run MRP Material Status Set C Run MRP Material Issued Start Production 4 Run MRP Create Planned Order Material Status Set L Run MRP Material Status Set C Run MRP Material Issued Start Production 3.2 Data Pengambilan data terdiri dari empat fase, yaitu : Fase Persiapan Fase ini dilakukan dengan mengidentifikasi aktivitas pada proses bisnis, memetakan aktivitas-aktivitas tersebut dengan tabel basis data SAP, dan menentukan atribut-atribut yang relevan. Kegiatan ini ditunjukkan pada tabel 3.2 berikut ini : Tabel Fase Persiapan Data Tabel Aktivitas Atribut SAP Planned Order Material Status Materials Issued Start Production PLAF PLAF AUFM AFKO Order Number Material Planned Order Qty Requirement Qty Order Finish Date Production Start Date Production Finish Date Date of Action (Creation) Availability Confirm Material Order Number Posting Date Order Number Actual Start Date Actual Finish Date Created On Fase Ekstraksi Langkah ekstraksi data dilakukan dengan mengakses software SAP, dengan transaction code SE16. Kemudian untuk setiap tabel yang akan diekstrak datanya dan diambil masing-masing atribut yang telah ditentukan sebelumnya Strukturisasi Data Data yang telah diekstrak kemudian disusun ke dalam format event log, yaitu sebagai berikut : a. Material + Size, b. Order Number c. Nama Aktivitas d. Tanggal Aktivitas Konversi Data Data yang telah diambil kemudian harus dikonversi ke dalam format yang bisa dibaca oleh perangkat lunak ProM yaitu.mxml. Proses konversi dibantu oleh tool Disco. 3.3 Process Mining Input Input dari tahap ini berasal dari output standardisasi event log yang telah dijabarkan pada sub-bab yaitu event log yang sudah disimpan dalam format.mxml Proses Process mining dilakukan dengan menggunakan tools ProM, dengan pilihan algoritma alpha++, genetika default parameter, dan genetika custom parameter. Dalam penggunaan algoritma genetika, terdapat berbagai macam parameter yang dapat digunakan. Nilai parameter pilihan yang digunakan untuk memodelkan event log adalah nilai nilai yang menghasilkan performa maksimun dalam setiap parameter yang ada. Nilai nilai parameter tersebut ditunjukkan pada tabel 3.3 di bawah ini : Tabel Nilai Pilihan dalam Algoritma Genetika Population Size 110 Initial Population Possible Duplicate Seed 40 Power Value 13 Elitism Rate 0.04 Selection Method Type Tournament Crossover Rate 0.08 Mutation Rate Output Process mining menghasilkan output berupa model proses yang dihasilkan baik dari algoritma alpha++, genetika default parameter, dan genetika custom parameter. Gambar 3.2, 3.3, dan 3.4 menunjukkan output dari masing masing algoritma :

4 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) dibandingkan dengan alur proses bisnis ideal PT.XYZ Indonesia. 4.1 Pengukuran Performa Model Dengan menggunakan dimensi evaluasi fitness, presisi, dan struktur. Didapatkan performa model proses untuk masing masing algoritma ditunjukkan oleh tabel sebagai berikut : Tabel Hasil Pengukuran Performa Model Dimensi Alpha++ Genetika Default Genetika Custom Fitness Presisi 0, Struktur Gambar Output Model Proses dengan Algoritma Genetika Default Gambar Output Model Proses dengan Algoritma Genetika Custom Gambar Output Model Proses dengan Algoritma Alpha++ 4. ANALISIS Analisis dilakukan dengan melakukan pengukuran serta perbandingan performa model proses yang dihasilkan algoritma alpha++, genetika default parameter, dan genetika custom parameter. Setelah itu hasil model proses terbaik akan 4.2 Analisis Perbandingan Performa Model Berdasarkan hasil perhitungan performa dari ketiga model proses yang dihasilkan, dapat disimpulkan bahwa untuk data event log dalam studi kasus interaksi antara manajemen material dan perencanaan produksi SAP ERP, model yang dihasilkan algoritma genetika default parameter merupakan model yang terbaik. Hal ini dibuktikan dengan nilai performa dimensi fitness adalah , presisi 0.8, dan strukturnya 1 (satu). Berdasarkan skenario yang didapatkan dari process mining didapatkan bahwa skenario yang paling dominan hanya mencakup 15 % dari keseluruhan skenario yang ada, sehingga frekuensi terjadinya skenario yang tidak umum sering terjadi. Berdasarkan hal tersebut dapat kita simpulkan bahwa event log yang dihasilkan dari studi kasus interaksi antara manajemen material dan perencanaan produksi SAP ERP di PT.XYZ Indonesia mengandung cukup banyak noise yang dapat mengganggu performa dari model algoritma alpha++ yang rentan terhadap noise, hal ini dapat dibuktikan dengan nilai presisinya yang turun. Sedangkan untuk algoritma genetika yang robust terhadap noise menghasilkan nilai presisi yang baik, khususnya untuk algoritma genetika default parameter. Untuk model proses yang dihasilkan oleh algoritma genetika custom parameter memiliki nilai performa yang lebih rendah daripada model yang dihasilkan algoritma genetika default parameter. Hal ini disebabkan antara satu parameter dengan parameter yang lain dalam algoritma genetika memiliki hubungan saling mempengaruhi, sehingga optimum untuk masing masing parameter ternyata tidak menghasilkan performa model proses yang optimum. Namun, walaupun algoritma alpha++ dari segi performa model proses kurang maksimal, hal ini diimbangi dengan proses komputasi dalam software ProM yang jauh lebih cepat daripada algoritma genetika. Dalam melakukan komputasi untuk menghasilkan suatu model proses, algoritma genetika membutuhkan sedikitnya empat jam untuk menghasilkan suatu model proses, sedangkan algoritma alpha++ hanya membutuhkan sekitar sepuluh detik untuk menghasilkan suatu model proses.

5 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) Analisis Perbandingan Hasil Permodelan dengan Proses Bisnis Ideal Seperti yang telah dijabarkan di latar belakang, masalah yang terjadi di PT.XYZ adalah seringnya terjadi keterlambatan produksi. Padahal dari pihak main planner telah merencanakan jadwal mulai produksi untuk setiap produk agar permintaan dari kantor pusat dapat selesai tepat waktu. Sehingga, dalam sub-bab ini akan dilakukan analisis perbandingan hasil permodelan dengan proses bisnis ideal yang diterapkan oleh PT.XYZ Indonesia. Diharapkan dengan adanya pemahaman terhadap model proses ideal dan aktual, dapat diketahui faktor apa yang menyebabkan terjadinya keterlambatan proses produksi Alur Kerja Proses Perencanaan Produksi dan Manajemen Material dari Model Proses Pada kenyataannya terdapat perbedaan antara proses bisnis standar ideal yang ditentukan oleh PT.XYZ Indonesia dengan proses yang terjadi pada operasional produksi dan pengadaan material. Pada bagian analisis ini akan dilihat di mana terjadinya perbedaan tersebut Urutan Aktivitas dalam Model Proses Berikut ini merupakan penjelasan detil mengenai salah satu skenario yang memiliki keunikan dalam output dari process mining : a. Skenario 18 Pada skenario 18 terdapat 25 aktivitas dengan urutan aktivitas adalah Start - Run MRP Create Planned Order Material Status Set A Run MRP Material Status Set A Run MRP Material Status Set A Run MRP Material Status Set B Run MRP Material Status Set B Run MRP Material Status Set B Run MRP Material Status Set L Run MRP Material Status Set B Run MRP Material Status Set C Run MRP Material Status Set C Run MRP Materials Issued Start Production. Skenario ini merupakan skenario nomor 18 yang paling sering terjadi dalam proses interaksi antara perencanaan produksi dan manajemen material dengan frekuensi 6 kali yang mencakup 2.03 % dari total kasus yang ada. Pada skenario ini akan dijabarkan contoh kasus yang masuk ke dalam skenario, yaitu material dengan kode C untuk planned order produk sepatu wanita Inlaysole Eva 2 Density Light III L dengan kode Material ini menjalankan aktivitas Run MRP pertama kali pada tanggal 26 Desember 2012 dan mulai digunakan untuk proses produksi produk Inlaysole Eva 2 Density Light III L pada tanggal 9 Maret 2013 sehingga waktu totalnya adalah 72 hari. Sedangkan secara keseluruhan rata rata waktu penyelesaian adalah 62 hari. Terdapat alur kerja yang tidak sesuai dengan proses bisnis ideal perusahaan yang telah didefinisikan sebelumnya. Dapat dilihat dari alur material yang dari statusnya L lalu berubah kembali ke status B (14 Februari 2013), lalu pada 21 Februari statusnya dari B melompat ke status C. Ternyata hal ini terjadi akibat dari adanya prioritas material lain yang sifatnya urgent yang dilakukan main planner atas dasar penyesuaian terhadap prognosis dalam aktivitas Run MRP pada tanggal 13 Februari 2013 sehingga kebutuhan komponen material untuk kode produk walaupun telah mendapat komitmen dari pihak supplier akhirnya kebutuhan materialnya diambil oleh kode produk lain yang nilai prioritasnya lebih tinggi sehingga untuk kode material status materialnya turun dari L menjadi B pada 14 Februari Lalu kembali terjadi perubahan pada hasil Run MRP tanggal 20 Februari di mana dari staus B langsung berubah menjadi status C, hal ini ternyata disebabkan oleh pihak main planner yang harus kembali menyesuaikan dengan prognosis dari kantor pusat yang kembali berubah sehingga dari prognosis ini kebutuhan komponen material dengan kode kembali mendesak dan nilai prioritasnya meningkat sehingga kode material ini akan mengambil material sejenis yang digunakan sebagai komponen pada produk lain. Sehingga dari status material B langsung lompat ke status material C yang kemudian dilanjutkan ke issuing dan memulai proses produksi pada tanggal 9 Maret Dari skenario 18 yang telah dijabarkan tersebut dapat kita simpulkan bahwa skenario ini tidak berjalan sesuai dengan alur proses bisnis ideal yang telah ditentukan oleh PT.XYZ Indonesia, hal ini dibuktikan dengan urutan status material dari yang sebelumnya siap dikirim oleh pihak supplier ternyata kembali berubah menjadi menunggu komitmen dari pihak supplier lalu berubah menjadi tersedia dan siap digunakan untuk produksi. Hal ini terjadi karena pihak main planner mengikuti pergerakan perubahan yang terjadi dari proses prognosis Hasil Perbandingan dan Analisis Faktor Penyebab Keterlambatan Produksi Dari hasil perbandingan skenario yang dihasilkan oleh model proses dari process mining dengan alur proses bisnis ideal perusahaan. Terdapat banyak skenario yang menyimpang dari alur proses bisnis ideal perusahaan. Dari total 26 skenario yang dihasilkan dari process mining terdapat 17 skenario yang tidak sesuai dengan alur proses bisnis ideal perusahaan, proses yang tidak sesuai ini mencakup % dari total skenario yang ada. Alur proses bisnis yang menyimpang itu terjadi karena terlalu seringnya perubahan penjadwalan dari pihak main planner yang selalu berusaha menyesuaikan dengan prognosis dari kantor pusat. Namun untuk menyesuaikan rencana produksi dengan perubahan prognosis yang terjadi, pihak main planner sering mengubah perencanaan produksi yang ada sehingga alur ketersediaan material untuk tiap komponen penyusun produk menjadi tidak stabil. Hal ini tentu berpengaruh signifikan terhadap kesesuaian rencana produksi awal dengan waktu mulai produksi aktual dari setiap material penyusun produk.

6 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) KESIMPULAN DAN SARAN a. Kesimpulan Berdasarkan penggalian proses dan analisis yang telah dilakukan, berikut adalah beberapa kesimpulan yang diperoleh: 1. Pembentukan event log yang terkait dengan interaksi antra modul Materials Management dan Production Planning dilakukan dengan cara menentukan dan memetakan aktivitas yang terjadi dalam interaksi antara kedua modul tersebut dengan tabel dalam database sistem SAP ERP. Lalu dengan kode transasksi SE16 dilakukan pengambilan data dari tabel tabel sistem SAP ERP terkait yaitu diantaranya adalah tabel AUFM (Goods Movement), AFKO (Order Header Data), dan PLAF (Planned Order). Hasil pengambilan data tersebut kemudian diolah dengan bantuan software Microsoft Excel dan Disco untuk menghasilkan output event log yang terstandardisasi sehingga dapat digunakan untuk proses pembentukan model proses. 2. Pembentukan model proses bisnis dilakukan dengan bantuan software ProM. Terdapat tiga output model proses bisnis yang dihasilkan, yaitu berdasarkan algoritma alpha++, genetika default parameter, serta genetika custom parameter 3. Berdasarkan pengukuran performa model, diperoleh nilai fitness , presisi 0.5, dan struktur 1 untuk algoritma alpha++. Untuk algoritma genetika default parameter mendapatkan nilai fitness sebesar , nilai presisi 0.8, serta nilai struktur adalah 1. Lalu yang terakhir adalah model proses yang dihasilkan oleh algoritma genetika custom parameter didapatkan nilai fitness sebesar , presisi sebesar 0.55, dan strukturnya adalah 1. Dari hasil pengukuran tersebut dapat disimpulkan bahwa algoritma genetika dengan parameter default menghasilkan model proses yang paling optimal diantara yang lain sehingga model proses dari algoritma inilah yang nantinya akan dibandingkan dengan alur proses bisnis ideal PT.XYZ Indonesia. 4. Terdapat perbedaan antara model proses dengan alur proses bisnis ideal yang ditentukan oleh PT.XYZ Indonesia. Perbedaan ini terletak pada urutan perubahan status material dalam model proses yang tidak sesuai dengan urutan ideal yaitu status A B L C. Selain itu seringnya terjadi perulangan dan perubahan status material dalam beberapa minggu akibat pihak main planner sangat berpatokan terhadap hasil prognosis, hal ini menyebabkan alur ketersediaan material untuk setiap produk menjadi tidak stabil. Hal ini tentu berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu mulai produksi dari setiap material sehingga keterlambatan waktu mulai produksi sering terjadi dalam operasional PT.XYZ Indonesia. Rekomendasi : 1. PT.XYZ Indonesia sebaiknya menetapkan suatu frozen period atau suatu periode di mana planned order tidak bisa dimodifikasi lagi. Atau batasan cut-off perubahan status material dari pihak main planner. Hal ini perlu dilakukan untuk menghindari status material yang selalu berubah sehingga menyebabkan alur proses dan ketersediaan material menjadi tidak stabil. 2. PT.XYZ Indonesia sebaiknya memetakan kembali proses bisnis yang terjadi dalam proses pengadaan material dan perencanaan produksi, sehingga perusahaan memiliki SOP atau panduan proses bisnis yang jelas. 3. PT.XYZ Indonesia dapat mempertimbangkan bekerja sama dengan supplier supplier lokal yang tentunya dapat mensuplai material selain leather dalam waktu yang relatif singkat untuk mengurangi lead time dari setiap material yang ada. Saran : 1. Terkait dengan studi kasus sistem SAP ERP dalam perusahaan, sebaiknya dipilih perusahaan yang memang telah mengaktifkan fitur event log dalam sistem SAP mereka. Hal ini akan lebih mempermudah dalam proses ekstraksi dan strukturisasi data event log. 2. Sebaiknya data event log yang digunakan tidak hanya satu, melainkan lebih dari satu dan berasal dari studi kasus lain namun ruang lingkupnya tetap dalam interaksi antara modul production planning dan materials management sehingga analisis yang dilakukan dapat lebih detil dan mendalam. 3. Terkait dengan penggunaan parameter untuk algoritma genetika custom parameter, untuk kedepannya akan lebih baik jika pemilihan parameter didasarkan kepada hubungan antar parameter sehingga output model dari algoritma genetika custom parameter dapat memiliki performa yang lebih baik daripada model yang dihasilkan algoritma genetika default parameter. DAFTAR PUSTAKA [1] Aalst, W., Weijters, A., & Maruste, L. (2004). Workflow Mining Discovering Process Models from Event Logs. IEEE Transactions on Knowledge and Data Engineering, 16 (9), [2] Davenport, T. (1993). Process innovation: reengineering work through information technology. Cambridge: MA. [3] Dongen, B., Medeiros, A., & Verbeek, H. (2005). The prom framework: A new era in process mining tool support. Proceedings of the 26th International Conference on Applications and Theory of Petri Nets (ICATPN 2005) (pp ). Berlin: vol of Lecture Notes in Computer Science. [4] Nuryati, D. (2012). Perbandingan Performa Algoritma Alpha++ Dan Algoritma Genetika Dalam Memodelkan Proses Bisnis Untuk Evaluasi Proses Bisnis ERP. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember. [5] Piessens, D. (2011). Event Log Extraction from SAP ECC 6.0. Technische Universiteit Eindhoven. [6] Rozinat, A., & Aalst, W. v. (2009). Conformance Checking of Processes Based on Monitoring Real Behavior. b. Saran Dari tugas akhir kali ini terdapat beberapa rekomendasi untuk pengembangan PT. XYZ Indonesia dan saran untuk pengembangan penelitian selanjutnya, antara lain:

PEMODELAN INTERAKSI PROSES BISNIS PERENCANAAN PRODUKSI DAN PENGADAAN MATERIAL DI PT. XYZ MENGGUNAKAN ALGORITMA HEURISTIC MINER

PEMODELAN INTERAKSI PROSES BISNIS PERENCANAAN PRODUKSI DAN PENGADAAN MATERIAL DI PT. XYZ MENGGUNAKAN ALGORITMA HEURISTIC MINER PEMODELAN INTERAKSI PROSES BISNIS PERENCANAAN PRODUKSI DAN PENGADAAN MATERIAL DI PT. XYZ MENGGUNAKAN ALGORITMA HEURISTIC MINER Noval Arsad 1 Mahendrawathi ER. 2 Renny P. Kusumawardani 3 Jurusan Sistem

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER PEMBUATAN MODEL PROSES MENGGUNAKAN ALGORITMA HEURISTIC MINER UNTUK ANALISIS INTERAKSI PROSES BISNIS PERENCANAAN

Lebih terperinci

PEMBUATAN MODEL PROSES INTERAKSI PERENCANAAN PRODUKSI DAN MANAJEMEN MATERIAL PADA ERP DENGAN PROCESS MINING

PEMBUATAN MODEL PROSES INTERAKSI PERENCANAAN PRODUKSI DAN MANAJEMEN MATERIAL PADA ERP DENGAN PROCESS MINING Seminar Nasional Sistem Informasi Indonesia, 22 September 2014 PEMBUATAN MODEL PROSES INTERAKSI PERENCANAAN PRODUKSI DAN MANAJEMEN MATERIAL PADA ERP DENGAN PROCESS MINING Mahendrawathi ER 1), Renny P.

Lebih terperinci

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2014) ( X Print) 1

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2014) ( X Print) 1 JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2014) 2337-3520 (2301-928X Print) 1 Analisis Pengaruh Volume dan Variasi Artikel terhadap Lead Time Penyelesaian Pengepakan di Production Distribution Center

Lebih terperinci

Suviani Ningrum Dosen Pembimbing I : Mahendrawathi Er. S.T., M.Sc., Ph.D.

Suviani Ningrum Dosen Pembimbing I : Mahendrawathi Er. S.T., M.Sc., Ph.D. TUGAS AKHIR KS 091336 ANALISIS PENGARUH VOLUME DAN VARIASI ARTIKEL TERHADAP LEAD TIME PENYELESAIAN PENGEPAKAN DI PRODUCTION DISTRIBUTION CENTER PT. XYZ DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA DUPLICATE GENETIC Suviani

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA ALGORITMA PENGGALIAN PROSES UNTUK PEMODELAN PROSES BISNIS PERENCANAAN PRODUKSI DAN PENGADAAN MATERIAL DENGAN KRITERIA CONTROL-FLOW

ANALISIS KINERJA ALGORITMA PENGGALIAN PROSES UNTUK PEMODELAN PROSES BISNIS PERENCANAAN PRODUKSI DAN PENGADAAN MATERIAL DENGAN KRITERIA CONTROL-FLOW ANALISIS KINERJA ALGORITMA PENGGALIAN PROSES UNTUK PEMODELAN PROSES BISNIS PERENCANAAN PRODUKSI DAN PENGADAAN MATERIAL DENGAN KRITERIA CONTROL-FLOW Rachmadita Andreswari 1), Mahendrawathi ER 2) 1 Program

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA ALGORITMA PENGGALIAN PROSES UNTUK PEMODELAN PROSES BISNIS PERENCANAAN PRODUKSI DAN PENGADAAN MATERIAL PADA PT

ANALISIS KINERJA ALGORITMA PENGGALIAN PROSES UNTUK PEMODELAN PROSES BISNIS PERENCANAAN PRODUKSI DAN PENGADAAN MATERIAL PADA PT ANALISIS KINERJA ALGORITMA PENGGALIAN PROSES UNTUK PEMODELAN PROSES BISNIS PERENCANAAN PRODUKSI DAN PENGADAAN MATERIAL PADA PT.XYZ DENGAN KRITERIA CONTROL-FLOW Rachmadita Andreswari 1), Mahendrawathi ER

Lebih terperinci

PEMANFAATAN PROCESS MINING PADA E-COMMERCE

PEMANFAATAN PROCESS MINING PADA E-COMMERCE PEMANFAATAN PROCESS MINING PADA E-COMMERCE Wawan Yunanto 1), Kartina Diah KW 2) 1) Program Studi Sistem Informasi, Politeknik Caltex Riau 2) Program Studi Teknik Informatika, Politeknik Caltex Riau Jl.Umban

Lebih terperinci

Analisis Kesesuaian dan Variasi Pola Pengambilan Mata Kuliah Terhadap Kurikulum Dengan Teknik Penggalian Proses

Analisis Kesesuaian dan Variasi Pola Pengambilan Mata Kuliah Terhadap Kurikulum Dengan Teknik Penggalian Proses A301 Analisis Kesesuaian dan Variasi Pola Kuliah Terhadap Kurikulum Dengan Teknik Penggalian Proses Fariz Khairul A, Mahendrawathi ER, S.T., M.Sc., Ph.D Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi,

Lebih terperinci

ANALISIS PERGERAKAN MATERIAL UNTUK MENINGKATKAN KINERJA PROSES DI GUDANG MATERIAL PT.XYZ MENGGUNAKAN ALGORITMA HEURISTIC MINER

ANALISIS PERGERAKAN MATERIAL UNTUK MENINGKATKAN KINERJA PROSES DI GUDANG MATERIAL PT.XYZ MENGGUNAKAN ALGORITMA HEURISTIC MINER JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No.1, (2014) 1-6 1 ANALISIS PERGERAKAN MATERIAL UNTUK MENINGKATKAN KINERJA PROSES DI GUDANG MATERIAL PT.XYZ MENGGUNAKAN ALGORITMA HEURISTIC MINER Ika Rakhma Kusuma Wardhani

Lebih terperinci

ANALISIS PERGERAKAN MATERIAL UNTUK MENINGKATKAN KINERJA PROSES DI GUDANG MATERIAL PT.XYZ MENGGUNAKAN ALGORITMA HEURISTIC MINER

ANALISIS PERGERAKAN MATERIAL UNTUK MENINGKATKAN KINERJA PROSES DI GUDANG MATERIAL PT.XYZ MENGGUNAKAN ALGORITMA HEURISTIC MINER TUGAS AKHIR KS 091336 ANALISIS PERGERAKAN MATERIAL UNTUK MENINGKATKAN KINERJA PROSES DI GUDANG MATERIAL PT.XYZ MENGGUNAKAN ALGORITMA HEURISTIC MINER Ika Rakhma Kusuma Wardhani 5210100143 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

ANALISIS DAMPAK KUALITAS MATERIAL TERHADAP PROSES BISNIS PENERIMAAN MATERIAL PRODUKSI MENGGUNAKAN ALGORITMA DUPLICATE GENETIC DI PT.

ANALISIS DAMPAK KUALITAS MATERIAL TERHADAP PROSES BISNIS PENERIMAAN MATERIAL PRODUKSI MENGGUNAKAN ALGORITMA DUPLICATE GENETIC DI PT. JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No.1, (2014) 1-6 1 ANALISIS DAMPAK KUALITAS MATERIAL TERHADAP PROSES BISNIS PENERIMAAN MATERIAL PRODUKSI MENGGUNAKAN ALGORITMA DUPLICATE GENETIC DI PT. XYZ Dita Pramitasari,

Lebih terperinci

Identifikasi Bottleneck pada Hasil Ekstraksi Proses Bisnis ERP dengan Membandingkan Algoritma Alpha++ dan Heuristics Miner

Identifikasi Bottleneck pada Hasil Ekstraksi Proses Bisnis ERP dengan Membandingkan Algoritma Alpha++ dan Heuristics Miner JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271 A-322 Identifikasi Bottleneck pada Hasil Ekstraksi Proses Bisnis ERP dengan Membandingkan Algoritma Alpha++ dan Heuristics Miner Laeila Mardhatillah,

Lebih terperinci

ANALISIS DAMPAK KUALITAS MATERIAL TERHADAP PROSES BISNIS PENERIMAAN MATERIAL PRODUKSI MENGGUNAKAN ALGORITMA DUPLICATE GENETIC DI PT.

ANALISIS DAMPAK KUALITAS MATERIAL TERHADAP PROSES BISNIS PENERIMAAN MATERIAL PRODUKSI MENGGUNAKAN ALGORITMA DUPLICATE GENETIC DI PT. 1 TUGAS AKHIR KS 091336 ANALISIS DAMPAK KUALITAS MATERIAL TERHADAP PROSES BISNIS PENERIMAAN MATERIAL PRODUKSI MENGGUNAKAN ALGORITMA DUPLICATE GENETIC DI PT. XYZ Dita Pramitasari NRP 5210 100 148 Dosen

Lebih terperinci

BAB III TEORI PENUNJANG

BAB III TEORI PENUNJANG BAB III TEORI PENUNJANG 3.1 Teori Penunjang Proyek Akhir Di dalam melaksanakan Proyek Akhir di PT Pertamina (Persero) Aviation Region III kita mempunyai bekal ilmu yang di dapat dari perkuliahan khususnya

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) A777 Analisis Pola Hubungan Kerja Antar Tenaga Medis dalam Melayani Pasien Diabetes dan Komplikasinya pada Rawat Inap RS XYZ Menggunakan Teknik Process mining Muhammad Rafdi Syarifuddin dan Mahendrawathi

Lebih terperinci

Analisis Pola Pengambilan Mata Kuliah dan Kinerja Mahasiswa Tiap Angkatan dengan Menggunakan Teknik Process Mining

Analisis Pola Pengambilan Mata Kuliah dan Kinerja Mahasiswa Tiap Angkatan dengan Menggunakan Teknik Process Mining A295 Analisis Pola Pengambilan Mata Kuliah dan Kinerja Mahasiswa Tiap Angkatan dengan Menggunakan Teknik Process Mining Satrio Adi Priyambada dan Mahendrawathi ER., S.T., M.Sc., Ph.D. Jurusan Sistem Informasi,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dilakukan berhasil apabila penelitian tersebut dilakukan berdasarkan langkah langkah yang sudah ditetapkan. Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah disampaikan

Lebih terperinci

ANALISIS IMPLEMENTASI ERP

ANALISIS IMPLEMENTASI ERP TUGAS AKHIR ANALISIS IMPLEMENTASI ERP (ENTERPRISE RESOURCES PLANNING) PADA PERUSAHAAN TEKSTIL DENGAN METODE BUSINESS PROCESS RE-ENGINEERING (Studi Kasus: PT. Apac Inti Corpora (AIC), Bawen Semarang) Diajukan

Lebih terperinci

Evaluasi Proses Bisnis ERP dengan Menggunakan Process Mining (Studi Kasus : Goods Receipt (GR) Lotte Mart Bandung)

Evaluasi Proses Bisnis ERP dengan Menggunakan Process Mining (Studi Kasus : Goods Receipt (GR) Lotte Mart Bandung) ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.1, No.1 Desember 2014 Page 677 Evaluasi Proses Bisnis ERP dengan Menggunakan Process Mining (Studi Kasus : Goods Receipt (GR) Lotte Mart Bandung) Satriyo

Lebih terperinci

Evaluasi Proses Bisnis ERP dengan Menggunakan Process Mining (Studi Kasus : Goods Receipt (GR) Lotte Mart Bandung)

Evaluasi Proses Bisnis ERP dengan Menggunakan Process Mining (Studi Kasus : Goods Receipt (GR) Lotte Mart Bandung) Evaluasi Proses Bisnis ERP dengan Menggunakan Process Mining (Studi Kasus : Goods Receipt (GR) Lotte Mart Bandung) Satriyo Wicaksono 1, Imelda Atastina 2, Angelina Prima Kurniati 3 1,2,3 Prodi Informatika

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sebuah perusahaan kini telah menjadi sebuah tuntutan. Penerapan Teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN. sebuah perusahaan kini telah menjadi sebuah tuntutan. Penerapan Teknologi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan Teknologi Informasi untuk mendukung proses bisnis pada sebuah perusahaan kini telah menjadi sebuah tuntutan. Penerapan Teknologi diharapkan menjadi sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manajemen, sumber daya manusia, piranti lunak (software), dan piranti keras. dengan memanfaatkan teknologi informasi (TI).

BAB I PENDAHULUAN. manajemen, sumber daya manusia, piranti lunak (software), dan piranti keras. dengan memanfaatkan teknologi informasi (TI). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan yang semakin meningkat membuat kalangan dunia usaha terus meningkatkan daya saingnya, dengan cara perbaikan struktur organisasi dan manajemen, sumber daya

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMECAHAN MASALAH

BAB III KERANGKA PEMECAHAN MASALAH BAB III KERANGKA PEMECAHAN MASALAH 3.1 Pengembangan Kerangka Kerja Secara garis besar terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan dalam menyelesaikan penelitian ini. Langkah-langkah tersebut yaitu studi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Material Requirements Planning 2.1.1 Definisi MRP MRP adalah dasar komputer mengenai perencanaan produksi dan inventory control. MRP juga dikenal sebagai tahapan waktu perencanaan

Lebih terperinci

K E L O M P O K S O Y A : I N D A N A S A R A M I T A R A C H M A N

K E L O M P O K S O Y A : I N D A N A S A R A M I T A R A C H M A N K E L O M P O K S O Y A : A H M A D M U K T I A L M A N S U R B A T A R A M A N U R U N G I K A N O V I I N D R I A T I I N D A N A S A R A M I T A R A C H M A N S A L I S U B A K T I T R I W U L A N D

Lebih terperinci

Fungsi Bisnis dan Proses Bisnis

Fungsi Bisnis dan Proses Bisnis Pertemuan 3 Fungsi Bisnis dan Proses Bisnis KA2113 Enterprise Resource Planning Dasar Semester Ganjil 2014/2015 Disampaikan oleh: "Hanya dipergunakan untuk kepentingan pengajaran di

Lebih terperinci

Lab. Teknik Industri Lanjut LEMBAGA PENGEMBANGAN TEKNOLOGI. p j UNIVERSITAS GUNADARMA

Lab. Teknik Industri Lanjut LEMBAGA PENGEMBANGAN TEKNOLOGI. p j UNIVERSITAS GUNADARMA Enterprise Resource Planning Visual Manufacturing ERP Infor Visual Alur Part Maintenance Modul Dengan menggunakan Visual Manufacturing Unit Of Measure, Vendor, Shop Resource, maintenance Engineering Master

Lebih terperinci

V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan

V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan Dalam industri komponen otomotif, PT. XYZ melakukan produksi berdasarkan permintaan pelanggannya. Oleh Marketing permintaan dari pelanggan diterima yang kemudian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pemodelan Proses Bisnis bagian Produksi di PT Gramasurya

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pemodelan Proses Bisnis bagian Produksi di PT Gramasurya BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pemodelan Proses Bisnis bagian Produksi di PT Gramasurya Gambar 4. 1 Proses Bisnis bagian Produksi Proses produksi di PT Gramasurya dimulai dengan menginput data pemesanan

Lebih terperinci

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING ENTERPRISE RESOURCE PLANNING 02- Pemetaan Proses & Siklus ERP PENGELOLAAN PROYEK ERP Lingkungan struktur organisasi dalam implementasi ERP bisa disesuaikan dengan kebutuhan, karena struktur organisasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis tidak terlepas dari perkembangan teknologi, teknologi membantu perusahaan untuk mempertahankan bahkan mengembangkan competitive advantage

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Penelitian Dalam mengembangkan blueprint Sistem Informasi penerapan SNP di Sekolah Menengah Atas, keseluruhan proses yang dilalui harus melalui beberapa tahapan.

Lebih terperinci

ANALISA KELAYAKAN PENERAPAN ERP PADA PT. PWI DENGAN MENGGUNAKAN SWOT

ANALISA KELAYAKAN PENERAPAN ERP PADA PT. PWI DENGAN MENGGUNAKAN SWOT ANALISA KELAYAKAN PENERAPAN ERP PADA PT. PWI DENGAN MENGGUNAKAN SWOT Nikodemus Handrianto, Rully Soelaiman Jurusan Manajemen Teknologi Informasi Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya Kampus

Lebih terperinci

MRP. Master Production. Bill of. Lead. Inventory. planning programs. Purchasing MODUL 11 JIT DAN MRP

MRP. Master Production. Bill of. Lead. Inventory. planning programs. Purchasing MODUL 11 JIT DAN MRP MODUL 11 MRP adalah suatu teknik yang menggunakan BOM (bill of materials), inventory dan master schedule untuk mengetahui kebutuhan suatu part pada suatu waktu. Struktur MRP MRP membutuhkan data dari Bill

Lebih terperinci

Rancang Bangun Aplikasi Web Informasi Eksekutif Pada Pemerintah Kabupaten XYZ

Rancang Bangun Aplikasi Web Informasi Eksekutif Pada Pemerintah Kabupaten XYZ JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 3, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-476 Rancang Bangun Aplikasi Web Informasi Eksekutif Pada Pemerintah Kabupaten XYZ Sonny Ariyanto Prabowo, Sholiq dan Feby

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Perkembangan teknologi informasi sudah semakin pesat, sehingga memudahkan pekerjaan yang ada pada suatu organisasi serta kemudahan mengakses informasi yang di butuhkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi merupakan teknologi yang dapat digunakan untuk membantu manusia dalam memproses data untuk mendapatkan informasi yang bermanfaat. Perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi pada era globalisasi saat ini berkembang dengan sangat pesat. Dengan adanya teknologi informasi, maka dapat membantu berbagai kegiatan di semua

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi sekarang ini, sistem terkomputerisasi banyak digunakan pada berbagai bidang. Teknologi informasi akan terus berkembang karena meningkatnya kebutuhan

Lebih terperinci

REKOMENDASI SOLUSI PADA COMPUTER MAINTENANCE MANAGEMENT SYSTEM MENGGUNAKAN ASSOCIATION RULE, KOEFISEN KORELASI PHI DAN CHI-SQUARE

REKOMENDASI SOLUSI PADA COMPUTER MAINTENANCE MANAGEMENT SYSTEM MENGGUNAKAN ASSOCIATION RULE, KOEFISEN KORELASI PHI DAN CHI-SQUARE REKOMENDASI SOLUSI PADA COMPUTER MAINTENANCE MANAGEMENT SYSTEM MENGGUNAKAN ASSOCIATION RULE, KOEFISEN KORELASI PHI DAN CHI-SQUARE Farid Sukmana 1) dan Joko Lianto Buliali 2) 1) Management of Information

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA FASE TOGAF ADM

BAB IV ANALISA FASE TOGAF ADM BAB IV ANALISA FASE TOGAF ADM 4.1 Analisa Studi Kasus Penerapan sistem informasi dalam fungsi bisnis pada setiap organisasi dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan bahwa untuk menerapkan sistem

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print) A-100

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print) A-100 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-100 Identifikasi dan Pemodelan Sistem Pengkajian Makalah Menggunakan Pendekatan Berbasis Proses (Studi Kasus: Jurnal Sisfo) Chandra

Lebih terperinci

ANALISA DAN PERANCANGAN BERORIENTASI OBJEK PADA WEBSITE RENCANA PENGEMBANGAN PENDIDIKAN DASAR KOTA

ANALISA DAN PERANCANGAN BERORIENTASI OBJEK PADA WEBSITE RENCANA PENGEMBANGAN PENDIDIKAN DASAR KOTA UPI YPTK Jurnal KomTekInfo, Vol. x, No. x, 2017, pp. xx yy Copyright 2017 by LPPM UPI YPTK ANALISA DAN PERANCANGAN BERORIENTASI OBJEK PADA WEBSITE RENCANA PENGEMBANGAN PENDIDIKAN DASAR KOTA Revi Gusriva

Lebih terperinci

System Application and Product (SAP) in Data Processing

System Application and Product (SAP) in Data Processing System Application and Product (SAP) in Data Processing http://en.wikipedia.org/wiki/sap_ag http://priandoyo.wordpress.com/2007/03/30/ belajar-sap-r3-dari-mana/ http://www.sap-img.com/sap-introduction.htm

Lebih terperinci

DESAIN LAYANAN SI/TI PADA PROSES PELAYANAN DARAH MENGGUNAKAN SERVICE DESIGN ITIL V3 STUDI KASUS UNIT DONOR DARAH PMI JAWA TIMUR

DESAIN LAYANAN SI/TI PADA PROSES PELAYANAN DARAH MENGGUNAKAN SERVICE DESIGN ITIL V3 STUDI KASUS UNIT DONOR DARAH PMI JAWA TIMUR Seminar Nasional Sistem Informasi Indonesia, 22 September 2014 DESAIN LAYANAN SI/TI PADA PROSES PELAYANAN DARAH MENGGUNAKAN SERVICE DESIGN ITIL V3 STUDI KASUS UNIT DONOR DARAH PMI JAWA TIMUR Yogantara

Lebih terperinci

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: X

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: X Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 9, September 2018, hlm. 3087-3094 http://j-ptiik.ub.ac.id Pemodelan dan Evaluasi Proses Bisnis Berdasarkan Hasil

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO ISSN

Seminar Nasional IENACO ISSN PROTOTIPE PENGAMBILAN DATA LEAN MANUFACTURING SECARA TEROTOMASI UNTUK SATU STASIUN KERJA DENGAN MEMANFAATKAN TEKNOLOGI RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION Rispianda, Fayyadl Garishah Aschuri Putra, Fadillah

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PERANGKAT LUNAK PENJADWALAN PERKULIAHAN MENGGUNAKAN METODE META- HEURISTIK (PENGGABUNGAN METODE ALGORITMA GENETIK DAN TABU SEARCH)

RANCANG BANGUN PERANGKAT LUNAK PENJADWALAN PERKULIAHAN MENGGUNAKAN METODE META- HEURISTIK (PENGGABUNGAN METODE ALGORITMA GENETIK DAN TABU SEARCH) RANCANG BANGUN PERANGKAT LUNAK PENJADWALAN PERKULIAHAN MENGGUNAKAN METODE META- HEURISTIK (PENGGABUNGAN METODE ALGORITMA GENETIK DAN TABU SEARCH) TUGAS AKHIR Disusun Oleh : RIO PRAYOGA SUPRAYANA NPM. 06

Lebih terperinci

TIN409 - Enterprise Resources Planning Materi #3 Ganjil 2014/2015. TIN409 - Enterprise Resources Planning

TIN409 - Enterprise Resources Planning Materi #3 Ganjil 2014/2015. TIN409 - Enterprise Resources Planning PERKEMBANGAN ERP Materi #3 Evolusi SI 2 Pada awalnya Sistem Informasi (SI) hanya mendukung aktivitas pada satu area fungsional pada bisnis (marketing information system, production information system).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. era teknologi ialah memanfaatkan secara optimum kemajuan teknologi dalam

BAB I PENDAHULUAN. era teknologi ialah memanfaatkan secara optimum kemajuan teknologi dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dalam dunia bisnis semakin maju pesat mulai pada era tahun 1990-an. Memiliki strategi bisnis saja tidak cukup untuk menghadapi persaingan dewasa

Lebih terperinci

Penjadwalan Mata Kuliah Menggunakan Algoritma Genetika di Jurusan Sistem Informasi ITS

Penjadwalan Mata Kuliah Menggunakan Algoritma Genetika di Jurusan Sistem Informasi ITS JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-127 Mata Kuliah Menggunakan Algoritma Genetika di Jurusan Sistem Informasi ITS Wiga Ayu Puspaningrum, Arif Djunaidy, dan Retno

Lebih terperinci

Saat ini Web merupakan sumber informasi dengan volume yang besar.

Saat ini Web merupakan sumber informasi dengan volume yang besar. TUGAS AKHIR Sistem Ekstraksi Informasi Web Menggunakan Metode Pencarian Pola Otomatis Berbasis Pencocokan Pohon Sigit Dewanto 05/186213/PA/10559 http://nuevasystem.com PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI TUGAS AKHIR...

DAFTAR ISI TUGAS AKHIR... DAFTAR ISI TUGAS AKHIR... i PERNYATAAN KEASLIAN... ii SURAT KETERANGAN PENELITIAN... iii LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... iv LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi MOTTO... vii KATA PENGANTAR...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pengembangan Sistem Informasi adalah sesuatu yang penting untuk memenuhi kebutuhan pada suatu perusahaan, baik membuat ataupun menyesuaikan suatu sistem informasi yang

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL KINERJA SISTEM ERP PADA MODUL MATERIAL MANAGEMENT

BAB 4 HASIL KINERJA SISTEM ERP PADA MODUL MATERIAL MANAGEMENT 124 BAB 4 HASIL KINERJA SISTEM ERP PADA MODUL MATERIAL MANAGEMENT 4.1 Evaluasi Perspektif dalam IT Balanced Scorecard Sesudah menetapkan ukuran dan sasaran strategis dari masing-masing perspektif IT balanced

Lebih terperinci

Model-Model Perusahaan. Mahendrawathi ER, Ph.D Mudjahidin, M.T.

Model-Model Perusahaan. Mahendrawathi ER, Ph.D Mudjahidin, M.T. Model-Model Perusahaan Mahendrawathi ER, Ph.D Mudjahidin, M.T. Alat-alat Pemodelan Proses Bisnis Berbagai penelitian telah dilakukan untuk memodelkan proses bisnis Phalp, K.T. (1998), The CAP framework

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Dibawah ini merupakan diagram alir yang menggambarkan langkahlangkah dalam melakukan penelitian di PT. Dankos Laboratorioes

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. yang digunakan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini, yaitu System Development

BAB II LANDASAN TEORI. yang digunakan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini, yaitu System Development BAB II LANDASAN TEORI Dalam penyusunan tugas akhir ini dibutuhkan beberapa landasan teori sebagai acuan dalam penyusunannya. Landasan teori yang dibutuhkan antara lain teori tentang Rancang Bangun, teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dikelolah, maka tidak sedikit instansi maupun badan usaha yang ada

BAB I PENDAHULUAN. yang dikelolah, maka tidak sedikit instansi maupun badan usaha yang ada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan berkembangnya dunia teknologi khususnya komputer yang semakin baik halam hal perangkat lunak maupun perangkat keras dan pentingnya informasi yang dikelolah,

Lebih terperinci

JSIKA Vol. 5, No. 11, Tahun 2016 ISSN X

JSIKA Vol. 5, No. 11, Tahun 2016 ISSN X RANCANG BANGUN APLIKASI PERENCANAAN PRODUKSI KEBUTUHAN BAHAN BAKU PADA CV. MITRA TECHNO SAINS BERBASIS WEB Kentdra Handyono 1) Sri Hariani Eko Wulandari 2) Rudi Santoso 3) S1 / Jurusan Sistem Informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era globalisasi sekarang ini segala sesuatu berkembang dengan cepat, salah satunya adalah teknologi informasi yang kini telah menjadi salah satu bagian penting

Lebih terperinci

PRESENTASI TUGAS AKHIR CF 1380

PRESENTASI TUGAS AKHIR CF 1380 PRESENTASI TUGAS AKHIR CF 1380 ANALISIS EKONOMI PROYEK IMPLEMENTASI ERP DENGAN MEMPERHATIKAN FAKTOR TIDAK LANGSUNG DAN TIDAK BERWUJUD (Studi Kasus: PT. TELKOM Divre V, Financial Service ) Penyusun Tugas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENGERTIAN MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING (MRP) Menurut Gasperz (2004), Material Requirement Planning (MRP) adalah metode penjadwalan untuk purchased planned orders dan manufactured

Lebih terperinci

Kostumisasi Rancangan Sistem Informasi Manufaktur pada Impelementasi PowerMax (Studi Kasus PT. ALSTOM Power ESI) Pratama.W.Budiarta /

Kostumisasi Rancangan Sistem Informasi Manufaktur pada Impelementasi PowerMax (Studi Kasus PT. ALSTOM Power ESI) Pratama.W.Budiarta / Kostumisasi Rancangan Sistem Informasi Manufaktur pada Impelementasi PowerMax (Studi Kasus PT. ALSTOM Power ESI) Pratama.W.Budiarta / 9107201306 Daftar Isi 1. Pendahuluan 2. Kajian Pustaka 3. Metodologi

Lebih terperinci

Konsep Business Inteligence. (Bag. 2) Ade Sarah H., M.Kom

Konsep Business Inteligence. (Bag. 2) Ade Sarah H., M.Kom Konsep Business Inteligence (Bag. 2) Ade Sarah H., M.Kom Data, informasi dan pengetahuan Arsitektur BI Komponen utama BI Siklus analisis BI Tahap pengembangan sistem BI Sebuah organisasi memiliki data

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Persaingan yang semakin ketat dalam dunia bisnis dan perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Persaingan yang semakin ketat dalam dunia bisnis dan perkembangan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan yang semakin ketat dalam dunia bisnis dan perkembangan teknologi yang semakin cepat, memicu sebagian besar perusahaan untuk mempercepat proses bisnis mereka.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia industri saat ini sudah semakin berkembang, beberapa tahun belakangan ini persaingan dalam dunia industri di negara Indonesia menjadi sangat ketat. Setiap perusahaan

Lebih terperinci

KUSTOMISASI DAN PENERAPAN SOFTWARE OPEN-ERP

KUSTOMISASI DAN PENERAPAN SOFTWARE OPEN-ERP KUSTOMISASI DAN PENERAPAN SOFTWARE OPEN-ERP DALAM STUDI KASUS PT GARAM SURABAYA Oleh : Junaidi 5206100056 Dosen Pembimbing : Mudjahidin ST. MT Laboratorium Bidang Minat E-Bisnis Jurusan Sistem Informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Supply chain (rantai pasok) merupakan suatu sistem yang

BAB I PENDAHULUAN. Supply chain (rantai pasok) merupakan suatu sistem yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Supply chain (rantai pasok) merupakan suatu sistem yang mengintegrasikan seluruh proses bisnis pada suatu produk mulai dari hulu hingga ke hilir dengan tujuan menyampaikan

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN APLIKASI ORDER TRACKING UNTUK BAGIAN PURCHASING BERBASIS WEB PADA PT.ABC

PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN APLIKASI ORDER TRACKING UNTUK BAGIAN PURCHASING BERBASIS WEB PADA PT.ABC PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN APLIKASI ORDER TRACKING UNTUK BAGIAN PURCHASING BERBASIS WEB PADA PT.ABC Budi Handoko 1 ; Yulita 2 ; Yen lina Prasetio, S.Kom., MCompSc 3 1,2,3 Computer Science Department,

Lebih terperinci

BAB 1 ASUMSI PERANAN PENGANALISIS SISTEM

BAB 1 ASUMSI PERANAN PENGANALISIS SISTEM BAB 1 ASUMSI PERANAN PENGANALISIS SISTEM Informasi adalah sebuah sumber organisasi dimana harus diatur secara baik seperti sumber daya lainnya. Biaya dihubungkan dengan proses informasi. Proses Informasi

Lebih terperinci

EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) BERBASIS ORACLE PADA MODUL ORDER MANAGEMENT (STUDI KASUS : PT.

EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) BERBASIS ORACLE PADA MODUL ORDER MANAGEMENT (STUDI KASUS : PT. EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) BERBASIS ORACLE PADA MODUL ORDER MANAGEMENT (STUDI KASUS : PT. JAR) Angeline Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia Richard Nawijaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. repository.unisba.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia industri tumbuh dengan pesat seiring dengan persaingan yang terjadi antara perusahaan dan tuntutan konsumen yang semakin tinggi. Disamping

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pesat. Hampir semua perusahaan baik yang berskala kecil hingga besar telah

BAB 1 PENDAHULUAN. pesat. Hampir semua perusahaan baik yang berskala kecil hingga besar telah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era globalisasi ini, perkembangan teknologi sudah berkembang dengan pesat. Hampir semua perusahaan baik yang berskala kecil hingga besar telah memanfaatkan perkembangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terintegrasi agar mampu memberikan informasi yang real time sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. terintegrasi agar mampu memberikan informasi yang real time sehingga BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang semakin pesat memberikan pengaruh yang besar kepada seluruh aspek kehidupan, khususnya dalam dunia kerja. Sebagian besar perusahaan sangat

Lebih terperinci

OPTIMASI PERSEDIAAN BAJU MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

OPTIMASI PERSEDIAAN BAJU MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA OPTIMASI PERSEDIAAN BAJU MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA andra Aditya 1), Wayan Firdaus Mahmudy 2) 1) Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer Malang Jl. Veteran, Malang 65145, Indonesia

Lebih terperinci

Rancang Bangun Fitur Rekomendasi Buku Menggunakan Algoritma PrefixSpan pada Sistem Peminjaman Buku Berbasis Web di Perpustakaan Universitas Ciputra

Rancang Bangun Fitur Rekomendasi Buku Menggunakan Algoritma PrefixSpan pada Sistem Peminjaman Buku Berbasis Web di Perpustakaan Universitas Ciputra Rancang Bangun Fitur Rekomendasi Buku Menggunakan Algoritma PrefixSpan pada Sistem Peminjaman Buku Berbasis Web di Perpustakaan Universitas Ciputra Lenny Universitas Ciputra UC Town, Citraland Surabaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jasa ekspedisi adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang pengiriman barang yang saat ini tumbuh pesat dalam dunia bisnis, perusahaan dalam bidang ini bersaing

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN IMPLEMENTASI DAN POTENSI PENGEMBANGAN ALLEGRO

BAB V PELAKSANAAN IMPLEMENTASI DAN POTENSI PENGEMBANGAN ALLEGRO BAB V PELAKSANAAN IMPLEMENTASI DAN POTENSI PENGEMBANGAN ALLEGRO 1.1. Pelaksanaan Implementasi Allegro 5.1.1. Master Data Master data diduplikasikan dari master data pada OTTO International, khususnya pada

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Rancang Bangun Sistem Pemantau Ruangan Berbasis Multi Kamera untuk Smartphone Android pada Jaringan Pikonet yang Adaptif terhadap Perubahan Situasi Ruangan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. repository.unisba.ac.id

DAFTAR ISI. repository.unisba.ac.id DAFTAR ISI ABSTRAK... i ABSTRACT... ii PERUNTUKAN... iii AYAT AL-QURAN... iv PEDOMAN PENGGUNAAN TUGAS AKHIR... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xv BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE ALGORITMA GENETIKA PADA APLIKASI OTOMASI PENJADWALAN PERKULIAHAN ANDRE ARSYAN JORDIE

IMPLEMENTASI METODE ALGORITMA GENETIKA PADA APLIKASI OTOMASI PENJADWALAN PERKULIAHAN ANDRE ARSYAN JORDIE IMPLEMENTASI METODE ALGORITMA GENETIKA PADA APLIKASI OTOMASI PENJADWALAN PERKULIAHAN ANDRE ARSYAN JORDIE 1112001029 PROGRAM STUDI INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS BAKRIE JAKARTA

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN. 4.1 Proses Bisnis Pengadaan Barang

BAB IV PERANCANGAN. 4.1 Proses Bisnis Pengadaan Barang BAB IV PERANCANGAN Pada tahap perancangan ini akan dilakukan perancangan proses pengadaan barang yang sesuai dengan proses bisnis rumah sakit umum dan perancangan aplikasi yang dapat membantu proses pengadaan

Lebih terperinci

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 2

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 2 ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 2 outline Proses Bisnis Perusahaan Manufaktur Rantai Pasok, SCM dan ERP Kebutuhan dan Manfaat Sistem Terintegrasi Proses Bisnis Perusahaan Manufaktur Sub Bab

Lebih terperinci

APLIKASI PENGGALIAN POLA SEKUENSIAL INTERVAL WAKTU FUZZY PADA PROSES BISNIS ERP MENGGUNAKAN ALGORITMA FP-GROWTH-PREFIXSPAN

APLIKASI PENGGALIAN POLA SEKUENSIAL INTERVAL WAKTU FUZZY PADA PROSES BISNIS ERP MENGGUNAKAN ALGORITMA FP-GROWTH-PREFIXSPAN Seminar Hasil Tugas Akhir APLIKASI PENGGALIAN POLA SEKUENSIAL INTERVAL WAKTU FUZZY PADA PROSES BISNIS ERP MENGGUNAKAN ALGORITMA FP-GROWTH-PREFIXSPAN Application of Fuzzy Time-Interval Sequence Pattern

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Dewasa ini, perkembangan IS/IT yang pesat menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Dewasa ini, perkembangan IS/IT yang pesat menyebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, perkembangan IS/IT yang pesat menyebabkan peningkatan resiko dalam mengembangkan inovasi. Hal ini menyebabkan perusahaan atau organisasi semakin dituntut

Lebih terperinci

Evaluasi Kesesuaian Struktur Organisasi Pengelola Teknologi Informasi dengan Rencana Jangka Panjang Instansi (Studi Kasus pada Dinas XYZ)

Evaluasi Kesesuaian Struktur Organisasi Pengelola Teknologi Informasi dengan Rencana Jangka Panjang Instansi (Studi Kasus pada Dinas XYZ) JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271 A-316 Evaluasi Kesesuaian Struktur Organisasi Pengelola Teknologi Informasi dengan Rencana Jangka Panjang Instansi (Studi Kasus pada Dinas XYZ) Arief

Lebih terperinci

Pemodelan Proses Bisnis

Pemodelan Proses Bisnis Modul ke: Pemodelan Proses Bisnis Pengenalan Proses Bisnis Fakultas FASILKOM Program Studi Sistem Informasi www.mercubuana.ac.id Anita Ratnasari, S.Kom, M.Kom Definisi Proses Satu set aktivitas dan sumber

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berharga bagi yang menerimanya. Tafri (2001:8).

BAB II LANDASAN TEORI. berharga bagi yang menerimanya. Tafri (2001:8). BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Sistem informasi adalah data yang dikumpulkan, dikelompokkan dan diolah sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah satu kesatuan informasi yang saling terkait dan

Lebih terperinci

APLIKASI MANAJEMEN PERKANTORAN E*/**

APLIKASI MANAJEMEN PERKANTORAN E*/** APLIKASI MANAJEMEN PERKANTORAN E*/** Pertemuan 4 Enterprise Resource Planning (ERP) PEMAHAMAN ERP Perencanaan sumber daya perusahaan atau yang sering dikenal ERP adalah : Sistem informasi yang diperuntukkan

Lebih terperinci

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2010/2011

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2010/2011 STMIK GI MDP Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2010/2011 SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR PADA PT. USAHA JAYA PALEMBANG Edwin 2009240505 Shandy Pratama 2009240503

Lebih terperinci

PENGGUNAAN DAN PROSES BACKUP DATA SISTEM ERP SAP Arif Hendra Kusuma 1, Kodrat Iman Satoto, ST. MT 2.

PENGGUNAAN DAN PROSES BACKUP DATA SISTEM ERP SAP Arif Hendra Kusuma 1, Kodrat Iman Satoto, ST. MT 2. PENGGUNAAN DAN PROSES BACKUP DATA SISTEM ERP SAP Arif Hendra Kusuma 1, Kodrat Iman Satoto, ST. MT 2. 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di gudang tidak mengalami penumpukan ataupun kekurangan.

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di gudang tidak mengalami penumpukan ataupun kekurangan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Agar memenuhi order dari konsumen, maka perusahaan perlu meningkatkan kinerjanya dalam perencanaan produksi. Salah satu bentuk perencanaan produksi adalah

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR KS141501

TUGAS AKHIR KS141501 TUGAS AKHIR KS141501 EVALUASI IMPLEMENTASI MODUL SALES AND DISTRIBUTION (SD) SAP PADA PROSES BISNIS PENJUALAN PRODUK KEPADA PELANGGAN JENIS MODERN TRADE STUDI KASUS : PT. XYZ INDONESIA TBK. EVALUATION

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa kini, khususnya di Indonesia perkembangan teknologi informasi, telekomunikasi dan komputer di era globalisasi semakin pesat, sesuai kebutuhan seiring dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai modal untuk memenangkan persaingan global. dapat memberikan informasi yang akurat, informatif, dan up to date yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai modal untuk memenangkan persaingan global. dapat memberikan informasi yang akurat, informatif, dan up to date yang dapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, bidang teknologi informasi dan sistem informasi telah mengalami perkembangan. Kedua bidang ini sangat berhubungan dalam kemajuan bisnis

Lebih terperinci

Practical Work Material KS Introduction to Information System

Practical Work Material KS Introduction to Information System 2012 Practical Work Material KS091302 Introduction to Information System Module 3: Data Mining-Credit Scoring Modul ini menjelaskan tentang apa itu Data Mining khususnya Credit Scoring dan implementasinya

Lebih terperinci

Enterprise Resource Planning

Enterprise Resource Planning Modul ke: Enterprise Resource Planning Fakultas FASILKOM PENTINGNYA ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) DAN TEKNOLOGI TERKAIT Program Studi Sistem Informasi www.mercubuana.ac.id Anita Ratnasari, M.Kom Latar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan industri secara global membuat persaingan industri semakin meningkat. Setiap perusahaan harus mengatur strategi dan mengelola perusahaan dengan efektif dan

Lebih terperinci