Buku Saku Data dan Tren TIK 2014

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Buku Saku Data dan Tren TIK 2014"

Transkripsi

1 Buku Saku Data dan Tren TIK 2014 Badan Litbang SDM Kementerian Komunikasi dan Informatika 0

2 Benchmarking TIK 2

3 Perbandingan IDI Indonesia dan Negara Asia Terpilih Negara Rank 2013 IDI 2013 Rank 2012 IDI 2012 Korea Selatan 2 8,85 1 8,81 Jepang 11 8, ,15 Singapura 16 7,9 15 7,85 Malaysia 71 5,2 66 5,18 Thailand 81 4, ,09 Vietnam 101 4, ,94 Philipina 103 4, ,91 Indonesia 106 3, ,7 Kamboja 127 2, ,54 India 129 2, ,42 Sumber: Measuring Information Society, ITU, 2014 IDI (ICT Development Index) merupakan indikator pembangunan TIK yang dikeluarkan International Telecommunication Union. Indikator IDI terdiri dari 11 indikator yang dibangun dari 3 sub-index yang meliputi kemajuan dan pembangunan infrastruktur TIK (ICT Access), penggunaan TIK (ICT Use) dan keterampilan SDM TIK (ICT Skill). Peringkat IDI Indonesia tahun 2013 dan 2012 tidak berubah yaitu peringkat 106. Tetapi apabila dilihat dari nilai IDI, Indonesia mengalami peningkatan 0,13 poin. Hal ini menunjukkan bahwa ratarata nilai IDI secara keseluruhan juga mengalami peningkatan. 3

4 Perbandingan NRI Indonesia dan Negara Asia Terpilih Negara Peringkat NRI 2014 (dari 148 negara) Nilai NRI 2014 (dari 148 negara) Peringkat NRI 2013 (dari 144 negara) Nilai NRI 2013 (dari 144 negara) Singapura Korea 10 5,5 11 5,5 Japan 16 5,4 21 5,2 Malaysia 30 4,8 30 4,8 Brunei Darussalam 45 4,3 57 4,1 India 83 3,8 68 3,9 Indonesia ,8 Thailand ,9 Vietnam 84 3,8 84 3,7 Philipina 78 3,9 86 3,7 Kamboja 108 3, ,3 Sumber: The Global Information Technology Report 2014, World Economic Forum NRI (Networked Readiness Index) merupakan indeks yan menunjukkan tingkat kesiapan suatu negara untuk menerapkan dan mengimplementasikan TIK secara konsisten, sistematis, dan dengan cara terstruktur untuk meningkatkan pembangunan ekonomi yang dikeluarkan oleh World Economic Forum. Nilai NRI Indonesia mengalami kenaikan 0,2 poin dan menempati peringkat 64 pada tahun 2014 naik 12 peringkat dari tahun sebelumnya. 4

5 Teledensitas Pelanggan Telepon Tetap Indonesia dan Negara Asia Terpilih 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0, Korea (Rep.) Singapore Japan Brunei Darussalam Malaysia Thailand India Indonesia Sumber: Statistik ITU, Dit Pengendalian PPI 2014 Jumlah pelanggan telepon tetap di negara Asean dan Asia terpilih cenderung mengalami tren penurunan sejak tahun Sedangkan kondisi di Indonesia, jumlah pelanggan telepon tetap di Indonesia mengalami penurunan hingga 4% di tahun Penurunan terjadi pada pelanggan FWA (Fixed Wireless Access), yang pada tahun 2013 berkurang hingga 12 juta pelanggan. 5

6 Teledensitas Pelanggan Fixed Broadband Indonesia dan Negara Asia Terpilih (%) 40,00 35,00 30,00 25,00 20,00 15,00 10,00 5,00 0, Cambodia India Indonesia Malaysia Philippines Singapore Thailand Viet Nam Brunei Darussalam Japan Korea (Rep.) Sumber: Statistik ITU, 2014 Penetrasi fixed broadband (wired) internet di kawasan Asean mempunyai tren yang cenderung meningkat setiap tahunnya. Di Indonesia, penetrasi jumlah pelanggan fixed Broadband berada di angka 1%. Akan tetapi jumlah pelanggan fixed broadband Indonesia sebesar 3,2 juta pelanggan, lebih besar dari Malaysia (2,5 juta pelanggan). Namun karena populasi penduduk yang jauh lebih besar, menjadikan persentasi pelanggan per seluruh penduduk Indonesia menjadi lebih kecil. 6

7 Teledensitas Pelanggan Telepon Seluler Indonesia dan Negara Asia Terpilih (%) 180,00 160,00 140,00 120,00 100,00 80,00 60,00 40,00 20,00 0, Philippines Singapore Korea (Rep.) Japan Brunei Darussalam Malaysia Indonesia Thailand India Viet Nam Cambodia Sumber: Statistik ITU, 2014 Hampir semua negara di Asean telah memiliki teledensitas pelanggan seluler diatas 100%, yang berarti jumlah pelanggan telepon seluler lebih banyak daripada jumlah penduduk pada tahun yang sama. Hal itu disebabkan adanya pelanggan yang berlangganan lebih dari satu simcard sehingga mengakibatkan teledensitasnya melebihi 100%. 7

8 Perbandingan Kecepatan Internet Indonesia dan Negara Asia Terpilih , ,7 6,9 23,6 14,6 4,4 8,4 2,7 3,5 1,7 1,3 1,7 2,4 5,2 1,5 2 2,1 1,4 Singapura Korea Japan Malaysia India Indonesia Thailand Vietnam Philipina Sumber: akamai Q Q Kecepatan internet di suatu negara merupakan salah indikator perkembangan TIK di setiap negara. Hal tersebut terkait dengan kondisi jaringan broadband di negara tersebut. Di Indonesia sendiri kecepatan akses internet pada tahun 2014 masih berada di angka 2,4 Mbps. Meskipun naik dari periode yang sama tahun sebelumnya, tetapi angka itu masih dibawah rata-rata kecepatan akses Internet negara Asean yaitu 3,6 Mbps pada tahun

9 % (Persentase) GNI Buku Saku Data dan Tren TIK Indonesia Perbandingan ICT Price Basket Indonesia dan Negara Asia terpilih 6,05 0,86 0,92 0,86 1,05 0,71 0,19 0,2 0,29 0,62 0,46 Singapura Korea Japan Malaysia Brunei Darussalam Mobile Seluler 3,72 2,23 2,3 2,5 1,95 1,34 1,2 1,38 1,26 India Indonesia Thailand Vietnam Philipina Fixed Telephone Sumber: Measuring Information Society, ITU, 2014 Perbandingan pengeluaran untuk mendapatkan layanan telekomunikasi dapat dilihat dari ICT Price Basket yang dipersentasekan terhadap GNI (Gross National Income) per bulan untuk mengetahui tingkat affordabilitas penduduk terhadap layanan telekomunikasi. Di Indonesia sendiri, pengeluaran untuk fixed telephone (1,34%) lebih murah daripada mobile telephone (2,3%). 9

10 Kondisi TIK Indonesia 10

11 Perkembangan Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi Indonesia ( ) Jaringan Bergerak Jaringan Tetap Sumber: Data Direktorat Pengendalian Pos dan Penyelenggara Telekomunikasi (ADO 2014) Di tahun 2013 jumlah penyelenggara jaringan telekomunikasi Indonesia meningkat menjadi 135 penyelenggara, di mana penyelenggara jaringan bergerak sebanyak 19 penyelenggara dan 116 penyelenggara jaringan tetap. 11

12 Perkembangan Penyelenggara Jasa Telekomunikasi Indonesia ( ) Jasa ISP Jasa NAP Jasa Nilai Tambah Teleponi (Calling Card, Premiun Call dan Call Center) Jasa ITKP Jasa Siskomdat Sumber: Data Direktorat Pengendalian Pos dan Penyelenggara Telekomunikasi (ADO 2014) Pada tahun 2008 jumlah penyelenggara jasa telekomunikasi berjumlah 271 penyelenggara, dan pada tahun 2013 meningkat menjadi 357 penyelenggara. Jumlah Penyelenggara Jasa Telekomunikasi terbanyak adalah jasa ISP (Internet Service Provider) mencapai 245 penyelenggara di tahun

13 Perkembangan Jumlah BTS 2G dan 3G ( ) Jumlah BTS 2G Jumlah BTS 3G Sumber: Data Direktorat Pengendalian Pos dan Penyelenggara Telekomunikasi Terdapat 8 penyelenggara jaringan bergerak selular 2G yang memiliki kewajiban untuk menyediakan BTS 2G, dan terdapat 5 penyelenggara jaringan bergerak selular 3G yang berkewajian untuk membangun BTS 3G. Dalam 5 tahun terakhir telah terjadi peningkatan sebesar 83% dalam jumlah BTS 2G dan 3G. 13

14 Perkembangan Jumlah BTS 2G dan 3G berdasarkan Pulau Besar Indonesia Jawa Sumatera Kalimantan Sulawesi Bali dan Nusa Tenggara Maluku dan Papua Jawa Sumatera Kalimantan Sulawesi Bali dan Nusa Tenggara Sumber: Data Direktorat Pengendalian Pos dan Penyelenggara Telekomunikasi Jumlah BTS 2G di Indonesia masih berkonsentasi di Wilayah Indonesia Bagian Barat, hal ini sejalan dengan jumlah pelanggan yang juga berkonsentrasi di wilayah barat. Akan tetapi perkembangan jumlah BTS 2G sejak tahun 2010 cukup signifikan di wilayah Indonesia Timur. Hal ini terlihat dengan persentase pertumbuhan BTS 2G di wilayah Sulawesi mencapai 94%, yaitu pada tahun 2010 jumlah BTS 2G di Sulawesi sebanyak 3975 BTS meningkat menjadi 7704 BTS ditahun

15 Sebaran Jumlah Lembaga Penyiaran Swasta Radio per Provinsi Sumber: Data Direktorat Pengendalian Pos dan Penyelenggara Telekomunikasi (ADO 2014) Jumlah lembaga penyiaran swasta radio di Indonesia pada tahun 2013 masih terpusat di wilayah Indonesia Barat, terutama pulau Jawa. Sedangkan di wilayah kawasan Timur, jumlah lembaga penyiaran radio swasta masih sangat sedikit (<5). 15

16 Sebaran Jumlah Lembaga Penyiaran Swasta Televisi per Provinsi Sumber: Data Direktorat Pengendalian Pos dan Penyelenggara Telekomunikasi 2014 Jumlah lembaga penyiaran swasta televisi di Indonesia pada tahun 2013 terbanyak berada di Pulau Jawa dan Sumatera. Untuk wilayah Indonesia Tengah dan Timur, sebaran jumlah lembaga penyiaran swasta per provinsi sekitar 3-6 (berada di zona ketiga). 16

17 Perkembangan Jumlah Pelanggan Telekomunikasi Indonesia ( ) Pelanggan FWA Pelanggan Seluler Pelanggan PSTN Sumber: Data Direktorat Pengendalian Pos dan Penyelenggara Telekomunikasi Jumlah pelanggan seluler di tahun 2011 telah melebihi jumlah penduduk Indonesia ditahun tersebut dan angkanya pun terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2013, jumlah pelanggan seluler mencapai 313 juta pelanggan. Dengan rata-rata pertumbuhan jumlah penggan selular mencapai 18% per tahun. Sedangkan pelanggan FWA cenderung mengalami penurunan setiap tahun, sedangkan pelanggan FWA mengalami penurunan hingga 30% dalam kurun 5 tahun. 17

18 Pertumbuhan Jumlah Pengguna Frekuensi Berdasarkan Pita Frekuensi kHz - 3 Mhz 3MHz - 30MHz 30MHz-300MHz 300Mhz-3Ghz 3GHz-30GHz MF HF VHF UHF SHF * Sumber: diolah Statistik SDPPI * (semester ) Selama kurun waktu 5 (lima) tahun dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2014 semester 1, intensitas penggunaan pita frekuensi di spektrum frekuensi MF cenderung mengalami penurunan antara tahun dengan persentase penurunan berkisar antara 6% - 31%. Namun, pada tahun 2013, intensitas penggunaan spektrum frekuensi MF kembali mengalami peningkatan sebesar 18,94% jika dibandingkan dengan penggunaan di tahun

19 Penggunaan Pita Frekuensi Berdasarkan Pulau Besar di Indonesia Sumatra; 26,93 Jawa; 49,78 Maluku, Papua; 1,58 Sulawesi; 6,83 Sumber: Statistik SDPPI sem Kalimantan; 9,2 Bali, NT; 5,75 Proporsi penggunaan pita frekuensi pada tahun 2014 semester 1 masih terkonsentrasi di wilayah bagian barat Indonesia, yaitu Pulau Jawa, Sumatera, dan Kalimantan. Hampir 50% pita frekuensi ISR digunakan di Pulau Jawa, dan lebih dari 75% penggunaan frekuensi terkonsentrasi di wilayah barat Indonesia (Jawa dan Sumatera). Kanal frekuensi ISR ini digunakan untuk broadcast, fixed service, land mobile private dan publik serta satelit. 19

20 Proporsi Penerbitan Izin Frekuensi Radio Berdasarkan Pulau Besar di Indonesia 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 18,00% 44,00% 38,00% 29,20% 36,20% 40,50% 21,00% 30,30% 42,80% 18% 30,80% 31,80% 17,50% 19,60% 24,20% 50,90% 50,70% 56,30% Sumatera Jawa Bali, NT Kalimantan Sulawesi Maluku, Papua IAR IKRAP SKAR Sumber: diolah Statistik SDPPI sem Untuk penerbitan IKRAP, proporsi tertinggi berada di Pulau Sumatera sebesar 44%. Sedangkan, untuk SKAR, Pulau Maluku-Papua memiliki proporsi terbanyak, yaitu sebesar 56,30%. Berdasarkan gambar juga dapat dilihat bahwa komunikasi antar penduduk melalui radio banyak dilakukan oleh masyarakat yang berdomisili di Pulau Sumatera, Jawa, dan Kalimantan. 20

21 Nama Domain.id Yang Terdaftar Semester 1 Semester 2 Semester 1 Semester 2 Semester 1 Semester 2 Sumber: Pandi, co.id.web.id.sch.id.or.id.go.id.ac.id Lainnya PANDI mengelola secara penuh domain co.id, biz.id, my.id, web.id, or.id, sch.id, ac.id, net.id, desa.id dan apapun.id, serta membantu pemerintah mengelola domain go.id dan mil.id. Berdasarkan jumlah rekapitulasi yang terdaftar, domain.co.id merupakan jumlah domain yang terbesar dengan tren meningkat setiap tahunnya. Sedangkan domain web.id terus mengalami penurunan drastis, hingga pada tahun 2014 akhir, hanya berjumlah domain, atau turun sekitar 47% daripada periode dua tahun sebelumnya semester

22 Jumlah Domain Rujukan Trust Positif 100% 80% 60% 40% 20% 0% International Pornography Complaints Assessment Kominfo Team Sumber: TRUST+,2014 Trust Positif adalah adalah layanan yang bebas digunakan oleh pengguna internet yang membutuhkan saringan situs negatif. Database daftar hitam merupakan hasil pelaporan dan kajian, pornografi internasional serta database open-proxy. Dari rekapitulasi database selama 5 tahun terakhir, komplain/laporan dari masyarakat setiap tahunnya semakin meningkat. Pada tahun 2014, database hasil pelaporan masyarakat mencapai sampai dengan Desember

23 Keamanan Informasi Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agust Sep Okt Nov Des Sumber: ID SIRTII Jumlah serangan serangan deface ke website berdomain.id dalam 3 tahun terakhir cenderung berfluktuasi setiap bulannya. Rata-rata, jumlah serangan deface mencapai 1100 serangan setiap bulannya, dengan insiden serangan tertinggi pada bulan Mei 2012, dimana terjadi deface ke domain.id. 23

24 Survei Indikator Akses dan Penggunaan TIK Di Rumah Tangga 2014 Pada tahun 2014, Kementerian Kominfo mengadakan survei akses dan penggunaan indikator TIK sektor rumah tangga. Survei indikator TIK di rumah tangga dilaksanakan secara nasional oleh Badan Litbang Kementerian Komunikasi dan Informatika. Pelaksanaan Survei tersebut melibatkan 8 balai Penelitian Badan Litbang Kominfo di daerah yang wilayah kerjanya mencakup seluruh provinsi di Indonesia. Sedangkan populasi rumah tangga yang digunakan sebagai metode sampling merupakan jumlah rumah tangga berdasar sensus BPS. Sedangkan sampel dalam survei ini berjumlah rumah tangga dengan tingkat keyakinan 95% dan margin of error estimation sekitar 1%. Kuesioner survei akses dan penggunaan TIK di rumah tangga disusun berdasarkan indikator TIK rumah tangga yang dipublikasikan oleh ITU (International Telecommunication Union). 24

25 Kepemilikan TIK di Rumah Tangga Indonesia 100% 80% 60% 40% 20% 0% 100% 80% 60% 40% 20% 0% 27,20% 87,20% 5,80% Mempunyai Radio Mempunyai TV Mempunyai Telepon Kabel 83,20% 25,20% 22,20% Mempunyai HP Mempunyai Komputer Mempunyai Internet Tidak Ya Tidak Ya Perangkat TIK yang paling banyak dimiliki oleh rumah tangga Indonesia ialah Televisi (87,20%) dan HP (83,20%). Sedangkan rumah tangga yang memiliki komputer (25,2%) dan akses internet (22,20%) masih cukup rendah. Dan hanya sebesar 5,80% dari rumah tangga yang disurvei yang mempunyai telepon kabel. Sumber: Survei Indikator TIK rumah Tangga, 2014 Puslitbang PPI Kominfo 25

26 Persentase Kepemilikan HP di Rumah Tangga Indonesia 100,00% 80,00% 83,20% 89,30% 88,60% 81,70% 79,20% 75,60% 65,20% 60,00% 40,00% 20,00% 0,00% Nasional Sumatera Jawa Kalimantan Bali-NT Sulawesi Maluku-Papua Sumber: Survei Indikator TIK rumah Tangga, 2014 Puslitbang PPI Kominfo Dari hasil survei secara nasional 83,20% rumah tangga memiliki mobile phone (HP) sedangkan hanya 17% rumah tangga yang mengaku tidak memiliki mobile phone (HP). Sedangkan proporsi tingkat kepemilikan HP oleh rumah tangga berdasarkan pulau utama di wilayah Indonesia dapat dilihat pada gambar di atas. Pulau Sumatera, Pulau Jawa dan Pulau Sulawesi adalah pulau yang proporsi kepemilikan HP berada diatas 80%. 26

27 Persentase Kepemilikan Komputer Di Rumah Tangga Indonesia 35,00% 30,00% 25,00% 20,00% 15,00% 10,00% 5,00% 0,00% 30,40% 28,60% 25,20% 25,40% 24% 20,70% 16,10% Nasional Jawa Sumatera Kalimantan Bali-NT Sulawesi Maluku-Papua Sumber: Survei Indikator TIK rumah Tangga, 2014 Puslitbang PPI Kominfo Berdasarkan hasil survei, 25% rumah tangga mengaku memiliki komputer dan 75% rumah tangga mengaku tidak memiliki komputer. Sedangkan proporsi kepemilikan komputer paling banyak adalah rumah tangga di Pulau Jawa sebesar 30.42%, Pulau Sumatera dengan proporsi 28.57%. Sedangkan proporsi kepemilikan paling rendah adalah proporsi kepemilikan Komputer di Maluku & Papua sebesar 16.07% 27

28 Persentase Kepemilikan Akses Internet Di Rumah Tangga Indonesia 30,00% 25,00% 22,20% 28,30% 26,20% 20,00% 15,00% 17,10% 16,50% 16,20% 14,20% 10,00% 5,00% 0,00% Nasional Jawa Sumatera Kalimantan Bali-NT Sulawesi Maluku-Papua Sumber: Survei Indikator TIK rumah Tangga, 2014 Puslitbang PPI Kominfo Berdasarkan hasil survei terlihat bahwa 22% rumah tangga mengaku memiliki akses internet, sedangkan 78% rumah tangga belum memiliki akses internet. Mirip dengan pola sebaran komputer, wilayah Jawa terlihat memiliki persentase rumah tangga dengan kepemilikan internet tertinggi dibandingkan wilayah lainnya yaitu sebesar 28,28%. Kemudian diikuti oleh wilayah Sumatera sebesar 26,24% dan Sulawesi sebesar 17,05%. 28

29 Sebaran Individu Pengguna Mobile Phone (HP) Berdasarkan Tingkat Pendidikan 77,83% 89,67% 94,36% 90,91% 62,77% 29,12% Tidak Sekolah SD SMP SMA D3/S1 S2/S3 Sumber: Survei Indikator TIK rumah Tangga, 2014 Puslitbang PPI Kominfo Berdasarkan tingkat pendidikan, Sebaran Individu Pengguna Mobile Phone (HP) tertinggi merupakan individu dengan pendidikan tinggi yaitu D3/S1 (94,36%) dan S2/S3 (90,91%). Sedangkan untuk responden dengan pendidikan menengah atas proporsi kepemilikan HP mencapai 89,67%. 29

30 Sebaran Individu Pengguna Mobile Phone (HP) Berdasarkan Kelompok Usia 84,82% 82,59% 80,62% 76,74% 64,68% 63,08% 9-15 tahun tahun tahun tahun tahun tahun Sumber: Survei Indikator TIK rumah Tangga, 2014 Puslitbang PPI Kominfo Dari hasil survei, didapatkan data sebaran individu pengguna mobile phone (HP)responden usia muda (16-25 tahun) dan (26-35 tahun) merupakan responden dengan persentase pengunaan HP tertinggi. Sedangkan persentase responden dengan usia lebih tua (56-65 tahun) yang menggunakan HP mencapai 63,08%. 30

31 Sebaran Individu Pengguna Mobile Phone (HP)Berdasarkan Jenis Pekerjaan Wiraswasta Tidak Bekerja PNS/TNI/POLRI Petani/Nelayan/Pedagang/Buruh/Tu kang Pensiunan Pelajar/Mahasiswa Karyawan Swasta Ibu Rumah Tangga 89,87% 67,62% 93,63% 69,18% 80,00% 77,28% 90,59% 73,39% Persentase sebaran individu pengguna mobile phone (hp) berdasarkan jenis pekerjaan paling tinggi adalah PNS/TNI/Polri, karyawan swasta dan wiraswasta (sekitar 90%). Sedangkan responden tidak bekerja yang menggunakan HP mencapai 67,62% Sumber: Survei Indikator TIK rumah Tangga, 2014 Puslitbang PPI Kominfo 31

32 Persentase Pengguna Mobile Phone (HP) Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia 29,44% 5,69% 16,34% 23,50% 25,97% 19,32% 9,18% 7,54% 22,52% 22,83% 12,90% 4,77% 9-15 tahun tahun tahun tahun tahun tahun 9-15 tahun tahun tahun tahun tahun tahun L P Sumber: Survei Indikator TIK rumah Tangga, 2014 Puslitbang PPI Kominfo Apabila di lihat dari jenis kelamin dan usia, dapat dilihat perbedaan pola pengguna HP antara laki-laki dan perempuan. Pengguna HP dengan responden laki-laki tertinggi berada di rentang usia tahun. Semdangkan untuk responden perempuan, pengguna HP tertinggi berada di rentang usia lebih muda (26-35 tahun). 32

33 Persentase Individu Yang Menggunakan Internet Dalam 3 Bulan Terakhir 24,20% 30,70% 27% 22,50% 20% 17,70% 13,50% Nasional Jawa Sumatera Kalimantan Bali-NT Sulawesi Maluku-Papua Sumber: Survei Indikator TIK rumah Tangga, 2014 Puslitbang PPI Kominfo Berdasarkan hasil survei terlihat bahwa 24% responden pernah menggunakan Internet dalam 3 bulan terakhir, sedangkan 76% lainnya tidak. menunjukkan bahwa tingkat penggunaan internet di Indonesia persentasenya cukup tinggi. Hasil survey menunjukan bahwa Pulau Jawa merupakan pulau dengan persentase pengguna Internet tertinggi di Indonesia dengan persentase sebesar 30,7%. 33

34 Sebaran Individu Pengguna Internet Berdasarkan Usia 25,9% 38,9% 26,8% 21,1% 16,0% 10,0% 9-15 Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Sumber: Survei Indikator TIK rumah Tangga, 2014 Puslitbang PPI Kominfo Berdasarkan survei, Sebaran Individu Pengguna Internet paling tinggi berada di rentang usia muda (16-25 tahun) dengan persentase mencapai 38,9%. Dapat juga dilihat tren pengguna internet untuk usia yang semakin tua, maka persentasenya semakin menurun. 34

35 Sebaran Individu Pengguna Internet Berdasarkan Pekerjaan PNS/TNI/POLRI 58,6% Sebaran individu yang menggunakan internet apabila Pelajar/Mahasiswa 42,6% dipilah berdasarkan jenis pekerjaan, dapat dilihat bahwa Karyawan Swasta 42,3% responden PNS/TNI/Polri Wiraswasta 29,8% mempunyai proporsi tertinggi (58,6%), dan pelajar mahasiswa Tidak Bekerja 22,2% (42,6%). Sedangkan persentase terendah adalah responden yang Pensiunan 15,2% mempunyai pekerjaan petani/nelayan/pedagang Ibu Rumah Tangga 11,1% /buruh/tukang Petani/Nelayan/Pedagang/Buruh/Tu kang 6,7% Sumber: Survei Indikator TIK rumah Tangga, 2014 Puslitbang PPI Kominfo 35

36 Lokasi Individu untuk Menggunakan Internet Dalam 3 Bulan Terakhir Rumah Dimana saja menggunakan HP Kantor Tempat umum Berbayar Sekolah Tempat umum tidak berbayar Rumah teman 5,60% 2,20% 1,50% 12,10% 15,50% 27,60% 35,20% Persentase lokasi utama yang dominan digunakan responden dalam mengakses internet adalah di rumah, dimana lokasi tersebut mempunyai persentase yang paling tinggi yaitu sebesar 35,2%. Selain di rumah, persentase lokasi untuk mengakses internet yang tinggi yaitu dimana saja dengan menggunakan HP (27,60%). Lokasi lainnya 0,30% Sumber: Survei Indikator TIK rumah Tangga, 2014 Puslitbang PPI Kominfo 36

37 Aktivitas Utama yang Dilakukan dalam Mengakses Internet Membuka situs jejaring sosial Menjual/membeli barang/jasa Melakukan aktivitas belajar Mengirim pesan melalui Instan Messaging Mengirim/menerima Mencari informasi mengenai kesehatan atau Mencari informasi mengenai organisasi Mengunduh film, gambar, music, menonton TV Bermain game atau mengunduh video Membaca/mengunduh online newspaper, Internet banking Mengunduh software Melakukan video call Lainnya Aktivitas utama yang sering dilakukan responden disaat mengakses internet adalah membuka situs jejaring sosial (29,9%), selanjutnya menjual atau membeli barang dan jasa (20,7%), melakukan aktivitas belajar (13,7%), mengirim pesan melalui instant messaging (7,2%), menerima/mengirim (5,7%), mencari informasi mengenai kesehatan atau pelayanan kesehatan (5,5%). Sumber: Survei Indikator TIK rumah Tangga, 2014 Puslitbang PPI Kominfo 37

38 Biaya Responden Untuk Pulsa Komunikasi dan Internet Berdasarkan Jenis Kelamin IDR ,00 IDR ,00 IDR ,00 IDR ,00 IDR ,00 IDR ,00 IDR ,00 IDR ,00 Internet Komunikasi IDR - Laki-laki Perempuan Sumber: Survei Indikator TIK rumah Tangga, 2014 Puslitbang PPI Kominfo Berdasarkan hasil survei, biaya pulsa komunikasi dan internet bagi responden laki-laki sedikit lebih tinggi dari pada responden wanita. Apabila dilihat dari jumlah rupiah yang dikeluarkan setiap bulannya untuk pulsa komunikasi, dapat dilihat bahwa biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat cukup tinggi, lebih diatas 70 ribu rupiah. 38

39 Alasan Individu Tidak Menggunakan Internet Lainnya 1,69% Alasan budaya Tidak sesuai dengan kebutuhan RT Jaringan internet tidak tersedia Khawatir mengenai keamanan Biaya layanan tinggi Biaya peralatan tinggi Kurang percaya diri 0,96% 4,40% 11,49% 2,35% 10,28% 24,45% 22,81% Alasan tertinggi individu untuk tidak menggunakan internet ialah karena individu tersebut tidak membutuhkan internet (40,06%). Selain itu, alasan lain yang juga mempunyai persentase tinggi ialah biaya layanan dan peralatan internet yang tinggi. Memiliki akses di tempat lain 5,65% Tidak butuh internet 40,06% Sumber: Survei Indikator TIK rumah Tangga, 2014 Puslitbang PPI Kominfo 39

40 Survei Akses dan Penggunaan TIK di Sektor Bisnis 2014 Pada tahun 2014, Direktorat Statistik Keuangan, Teknologi Informasi dan Pariwisata Badan Pusat Statistik (BPS) melaksanakan survei akses dan penggunaan TIK di sektor Bisnis. Survei ini merupakan profiling akses dan penggunaan TIK sektor bisnis dengan kategori kegiatan utama perusahaan industri pengolahan, perdagangan, hotel dan restaurant/rumah makan. Data populasi perusahaan diambil dari direktori industri besar dan sedang, direktori hotel, direktori restoran dan direktori perdagangan. Indikator pertanyaan dalam survei ini disusun berdasarkan indikator TIK sektor bisnis yang dipublikasikan oleh ITU (International Telecommunication Union). Sampel yang diambil dalam survei ini berjumlah perusahaan dari 33 provinsi dengan jumlah kabupaten/kota pengambilan sampel sebanyak 78 kab/kota. 40

41 Persentase Perusahaan yang Menggunakan Komputer 80,00% 70,00% 60,00% 50,00% 40,00% 30,00% 20,00% 10,00% 0,00% 61,76% 65,05% 48,45% 63,38% 73,84% Total Sektor Bisnis Industri pengolahan Perdagangan Hotel Restaurant/Rumah Makan Sumber: P2TIK 2014 Sektor Bisnis, BPS Dari hasil survei akses dan penggunaan TIK sektor Bisnis tahun 2014 oleh BPS, dapat diketahui persentase perusahaan di Indonesia yang menggunakan komputer di sektor bisnis mencapai 61,76%. Bila dilihat dari kegiatan utama perusahaan, restaurant/rumah makan memiliki persentase tertinggi (73,84%). 41

42 Persentase Tenaga Kerja yang Rutin Menggunakan Komputer 35,00% 30,00% 25,00% 20,00% 15,00% 10,00% 5,00% 0,00% 17,50% 14,00% 29,25% 28,65% 20,37% Total Sektor Bisnis Industri Pengolahan Perdagangan Hotel Restoran/Rumah Makan Sumber: P2TIK 2014 Sektor Bisnis, BPS Persentase persentase tenaga kerja yang rutin menggunakan komputer pada perusahaan di sektor bisnis hanya 17,5%. Hal ini berarti rasio tenaga kerja yang menggunakan komputer dalam pekerjaannya dibanding jumlah seluruh tenaga kerja pada perusahaan tersebut masih cukup rendah. 42

43 Persentase Perusahaan yang Memiliki Fasilitas Jaringan Internet 100,00% 80,00% 85,35% 82,92% 76,50% 92,00% 84,75% 60,00% 40,00% 20,00% 0,00% Total Sektor Bisnis Industri Pengolahan Perdagangan Hotel Restoran/Rumah Makan Sumber: P2TIK 2014 Sektor Bisnis, BPS Perusahaan yang memiliki fasilitas jaringan internet di sektor tinggi mencapai 85,35%. Bila dilihat dari kegiatan utama perusahaan, sektor perhotelan memiliki persentase tertinggi kepemilikan fasilitas jaringan internet (92%), kemudian restoran/rumah makan (84,75%), industri pengolahan (82,92%) dan perdagangan (76,5%). 43

44 Persentase Tenaga Kerja yang Rutin Menggunakan Internet 30,00% 25,00% 20,00% 15,00% 10,00% 5,00% 0,00% 14,80% 9,66% 16,37% 28,49% 18,46% Total Sektor Bisnis Industri Pengolahan Perdagangan Hotel Restoran/Rumah Makan Sumber: P2TIK 2014 Sektor Bisnis, BPS Sedangkan persentase tenaga kerja yang rutin menggunakan internet di sektor bisnis berdasar survei ini sejumlah 14,80 %. Bila dilihat dari per sektor kegiatan perusahaan, persentase Tenaga Kerja yang rutin menggunakan internet tertinggi (28,49%) di sektor perhotelan. Sedangkan di restoran/rumah makan sejumlah 18,46%, perdagangan 16,37%, dan industri pengolahan 9,66%. 44

45 Persentase Perusahaan yang Memiliki Fasilitas Jaringan 50,00% 44,59% 40,00% 30,00% 27,20% 20,00% 10,00% 14,16% 0,00% LAN Intranet Ekstranet Sumber: P2TIK 2014 Sektor Bisnis, BPS Pemanfaatan jaringan komputer untuk dapat saling berkomunikasi antar bagian dalam satu perusahaan menjadikan koordinasi dan proses bisnis lebih cepat dan efisien. Berdasarkan survei diketahui bahwa persentase Perusahaan Yang Memiliki Jaringan LAN sebesar 27,2%, Intranet, 44,59%, ekstranet 14,16%. 45

46 Persentase Perusahaan yang Memiliki Website 70,00% 60,00% 50,00% 40,00% 30,00% 20,00% 10,00% 0,00% 50,57% 37,94% 25,14% 66,59% 57,45% Sektor Bisnis Industri Pengolahan Perdagangan Hotel Restoran/Rumah Makan Sumber: P2TIK 2014 Sektor Bisnis, BPS Berdasar hasil survei, persentase perusahaan yang memiliki website di sektor bisnis mencapai 50,57%. Bila dilihat dari jenis kegiatan utama perusahaan, persentase perusahaan yang tertinggi dalam kepemilikan website yang bergerak dalam sektor perhotelan (66,59%), kemudian restoran/rumah makan (57,45%), industri pengolahan (37,94%) dan perdagangan (25,14%). 46

47 Persentase Aktivitas Penggunaan Internet Pada Perusahaan Mengirim dan menerima Mencari Informasi barang/jasa Mencari Informasi berita Sosial Media Mencari Informasi lembaga pemerintahan Menyediakan pelayanan bagi pelanggan Menerima pemesanan barang/jasa (melakukan Internet Banking Mengakses fasilitas finansial lainnya Melakukan pembelian barang/jasa Merekrut calon tenaga kerja Telepon melalui VOIP / IP PBX Memberikan pelatihan bagi tenaga kerja Video Conferencing Pengadaan barang/jasa pemerintah atau BUMN Sumber: P2TIK 2014 Sektor Bisnis, BPS 94,61% 75,58% 74,28% 58,50% 56,55% 54,22% 46,61% 45,68% 37,17% 35,56% 29,90% 18,20% 17,92% 15,78% 12,91% Aktifitas penggunaan internet yang dilakukan oleh perusahaan dengan persentase tertinggi ialah untuk mengirim dan menerima (94,61%), selain itu internet juga digunakan untuk mencari informasi barang/jasa (75,56%) dan berita (74,28%), sosial media (58,50%), mencari informasi lembaga pemerintahan (56,55%). 47

48 Tren TIK 48

49 Evolusi Teknologi Seluler LTE adalah lanjutan dan evolusi 2G dan 3G sistem dan juga untuk menyediakan layanan tingkat kualitas yang sama dengan jaringan wired. LTE ini merupakan pengembangan dan teknologi sebelumnya, yaitu UMTS (3G) dan HSPA (3.5G) yang mana LTE disebut sebagai generasi ke-4 (4G). Sumber: Commscope 49

50 Tren 5G Future Peneliti dari ABI (Application Binary Interface) memperkirakan tersedianya jaringan 5G, namun baru akan tersedia tahun 2020 mendatang. Penyebab lamanya realisasi jaringan 5G adalah belum adanya sertifikasi untuk penggunaan dalam ponsel. ABI menunjukkan bahwa badan standardisasi jaringan, seperti 3GPP dan International Telecommunication Union, belum meratifikasi teknologi ini. Sumber: Paparan Ir Nonot Harsono, MT - BRTI 50

51 Perbandingan Teknologi 1G 5G Technology 1G 2G/2.5G 3G 4G 5G Deployment 1970/ / / / /2015 Bandwidth 2kbps 14-64kbps 2mbps 200mbps >1gbps Technology Analog cellular Digital cellular Broadbandwidth/ cdma/ip technology Unified ip & seamless combo of LAN/WAN /WLAN/PAN 4G+WWWW Service Mobile telephony Digital voice,short messaging Integrated high quality audio, video & data Dynamic information access, variable devices Dynamic information access, variable devices with AI capabilities Multiplexing FDMA TDMA/CDMA CDMA CDMA CDMA Switching Circuit Circuit/circuit for access network & air interface Packet except for air interface All packet All packet Core network PSTN PSTN Packet network Internet Internet Handoff Horizontal Horizontal Horizontal Horizontal&Vertical Horizontal&Vertical 51

52 Karakteristik Smart City Smart governance Smart environment Sumber: smart-cities.eu Smart people Smart city Smart mobility Smart living Smart economic Smart City didefinisikan sebagai pengembangan dan pengelolaan kota dengan pemanfaatan TIK untuk menghubungkan, memonitor dan mengendalikan berbagai sumber daya yang ada di dalam kota dengan lebih efektif dan efisien untuk memaksimalkan pelayanan kepada warganya serta mendukung pembangunan yang berkelanjutan. Karakteristik yang dibangun di atas pondasi kombinasi smart meliputi : Smart Economy, Smart People, Smart Governance, Smart Mobility, Smart Environment, Smart Living. 52

53 Model Smart City Smart Planet IBM Salah satu Model Smart City adalah IBM Smart Planet. Model ini menjadikan interkoneksi, instrumentasi, dan intelegensi sebagai fokus objektifnya. Dalam pelaksanaannya dibagi dalam tiga area, yakni human yang meliputi keamanan publik, program sosial, kesehatan, serta pendidikan; planning and management yang meliputi pemerintahan, bangunan, serta fasilitas urban; dan infrastructure yang meliputi energi, air, serta transportasi. Sumber: IBM 53

54 Smart Society for Smart Indonesia Konsep Smart City yang dikembangkan di Indonesia terdiri dari Desa Cerdas, Kota/Kabupaten Cerdas, yang berujung pada Indonesia cerdas. Konsep Smart City dibentuk menjadi Smart Indonesia yakni Indonesia yang mengelola dan menggunakan sumber daya alam dengan efektif dan efisien dengan sumber daya manusia dan ilmu pengetahuan teknologi sebagai sumber inovasi untuk mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur. Sumber: Prof. Suhono Supangkat - ITB 54

55 Sosial Media Landscape 2014 Sumber: wearesocial.net Agustus 2014 Sosial Media Landscape tahun 2014 masih menjadikan FB, Twitter dan Google plus sebagai pusat, karena ketiga sosial media tersebut memberikan fungsi yang luas bagi pengguna untuk berbagi, publikasi dan berjaringan. Di Indonesia, jumlah penggua media sosial aktif mencapai 70 juta pengguna, mencapai 97% dari total penguna internet 55

56 Ilustrasi Pemanfaatan Sosial Media dalam 60 Detik Ilustrasi terkait penggunaan media sosial, dalam waktu 60 detik terdapat lebih dari 320 akun Twitter yang baru yang didaftarkan. Selain itu, dalam waktu 60 detik pula, lebih dari kicauan yang muncul di Twitter. 56

57 Convergence Environment Konvergensi teknologi dalam penyiaran, data dan kontrol mengakibatkan perkembangan dunia menuju dunia tanpa batas (borderless world). Konvergensi tersebut akan meningkatkan interaksi pengguna layanan penyiaran yang dapat terintegrasi melalui layanan data (internet). Sumber: Paparan Ir. Hardijanto Saroso, MMT, MM 57

58 Pergeseran Media Saat ini, teknologi TV tradisional telah beralih kepada teknologi hybrid TV yang multiplatform. dimana teknologi TV tradisional hanya memungkinkan interaksi satu arah, dengan teknologi saat ini, berubah menjadi TV interaktif. Sumber: Paparan Ir. Hardijanto Saroso, MMT, MM 58

59 The Three V s of Big Data Secara global big data didefinisikan sebagai kumpulan dari sejumlah besar informasi yang bervariasi, yang dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman mengenai lingkungan, kesehatan, ilmu pengetahuan, bisnis, serta kehidupan manusia. Namun, pada dasarnya terdapat aspek 3-V (The Three Vs) dalam big data, yakni volume, variety, dan velocity. Paparan Sigit P. Wigati dalam FGD ICT WP

60 Puslitbang Penyelenggaraan Pos dan Informatika Badan Litbang SDM Kementerian Komunikasi dan Informatika Jln Medan Merdeka Barat 9 - Jakarta Pusat Tel/Fax

HASIL SURVEI INDIKATOR TIK 2015

HASIL SURVEI INDIKATOR TIK 2015 BUKU SAKU HASIL SURVEI INDIKATOR TIK 2015 RUMAH TANGGA DAN INDIVIDU HASIL SURVEI INDIKATOR TIK 2015 RUMAH TANGGA DAN INDIVIDU Pusat Penelitian dan Pengembangan Penyelenggaraan Pos dan Informatika Badan

Lebih terperinci

Data & Trend Teknologi Informasi Komunikasi

Data & Trend Teknologi Informasi Komunikasi Data & Trend Teknologi Informasi Komunikasi A.A Sri Astiti Pusat Promosi Inovasi dan Pengembangan Kapasitas Kedeputian Bidang Inovasi Administrasi Negara Lembaga Administrasi Negara Disampaikan pada forum

Lebih terperinci

tu a S n TELEKOMUNIKASI ia DAN INTERNET g a B

tu a S n TELEKOMUNIKASI ia DAN INTERNET g a B Bagian Satu TELEKOMUNIKASI DAN INTERNET 2 TIK 1.1 Teledensitas Dunia Gambar 1.1 : Teledensitas di 5 Belahan Dunia Tahun 2009. Sumber : International Telecommunication Union, 2009 Penetrasi telepon dunia

Lebih terperinci

Pengembangan Sumber Daya Manusia Bidang Komunikasi dan Informatika

Pengembangan Sumber Daya Manusia Bidang Komunikasi dan Informatika KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SDM Pengembangan Sumber Daya Manusia Bidang Komunikasi dan Informatika Disampaikan oleh: Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan

Lebih terperinci

INDIKATOR TIK INDONESIA 2011

INDIKATOR TIK INDONESIA 2011 INDIKATOR TIK INDONESIA 2011 KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA Indikator TIK Indonesia 2011 KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SDM PUSLITBANG PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

DATA DAN TREN TIK INDONESIA 2015

DATA DAN TREN TIK INDONESIA 2015 DATA DAN TREN TIK INDONESIA 2015 Pusat Penelitian dan Pengembangan Penyelenggaraan Pos dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Komunikasi dan Informatika BUKU

Lebih terperinci

TELEKOMUNIKASI DAN INTERNET

TELEKOMUNIKASI DAN INTERNET Ringkasan Eksekutif TELEKOMUNIKASI DAN INTERNET ANGGARAN TIK PEMERINTAH PUSAT INDUSTRI TIK PERDAGANGAN LUAR NEGERI KOMODITAS TIK SDM PENDIDIKAN BIDANG TIK HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL BIDANG TIK TELEKOMUNIKASI

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kata Pengantar

KATA PENGANTAR. Kata Pengantar KATA PENGANTAR Kata Pengantar Buku ini merupakan laporan survei pemanfaatan dan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi di sektor bisnis. Dewasa ini telah diketahui bahwa penggunaan TIK sangat penting

Lebih terperinci

Agus Setiadi BAB II DASAR TEORI

Agus Setiadi BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Teknologi 3G 3G adalah singkatan dari istilah dalam bahasa Inggris: third-generation technology. Istilah ini umumnya digunakan mengacu kepada perkembangan teknologi telepon nirkabel

Lebih terperinci

Next Generation Network (NGN) Pertemuan XIII

Next Generation Network (NGN) Pertemuan XIII Next Generation Network (NGN) Pertemuan XIII Konsep Next Generation Network (NGN) merepresentasikan sintesis dari dua teknologi besar yang telah berkembang sebelumnya itu, yaitu teknologi Public Switched

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pada masa persaingan bebas ini, ketika semua aspek kehidupan. terus berkembang, konsumen semakin membutuhkan jasa telekomunikasi

I. PENDAHULUAN. Pada masa persaingan bebas ini, ketika semua aspek kehidupan. terus berkembang, konsumen semakin membutuhkan jasa telekomunikasi I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada masa persaingan bebas ini, ketika semua aspek kehidupan terus berkembang, konsumen semakin membutuhkan jasa telekomunikasi yang dapat mendukung aktivitasnya. Menurut

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, ANCANGAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19/PER/M.KOMINFO/09/2011 TENTANG PENGGUNAAN PITA FREKUENSI RADIO 2.3 GHz UNTUK KEPERLUAN LAYANAN PITA LEBAR NIRKABEL (WIRELESS

Lebih terperinci

2011, No c. bahwa untuk dapat mendorong persaingan industri telekomunikasi yang sehat, mengembangkan inovasi teknologi informasi dan membuka pel

2011, No c. bahwa untuk dapat mendorong persaingan industri telekomunikasi yang sehat, mengembangkan inovasi teknologi informasi dan membuka pel BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.695, 2011 KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA. Pita Frekuensi Radio 2.3Ghz. Pita Lebar Nirkabel. Netral Teknologi. RANCANGAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

Lebih terperinci

TANTANGAN INDONESIA PADA ERA BROADBAND ICT

TANTANGAN INDONESIA PADA ERA BROADBAND ICT Ditjen SDPPI Kementerian Kominfo TANTANGAN INDONESIA PADA ERA BROADBAND ICT DR.Ir. ISMAIL, MT. Direktur Jenderal SDPPI Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) Kementerian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, perkembangan teknologi seluler sangat pesat, perkembangan ini berjalan seiring dengan inovasi dan kebutuhan yang berguna untuk memudahkan

Lebih terperinci

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 07 /PER/M.KOMINFO/01/2009 TENTANG PENATAAN PITA FREKUENSI RADIO UNTUK KEPERLUAN LAYANAN PITA LEBAR

Lebih terperinci

PENETRASI & PERILAKU PENGGUNA INTERNET INDONESIA 2017

PENETRASI & PERILAKU PENGGUNA INTERNET INDONESIA 2017 INFOGRAFIS PENETRASI & PERILAKU PENGGUNA INTERNET INDONESIA 2017 SURVEY your text here DAFTAR ISI METODE DAN PARAMETER SURVEY SEBARAN RESPONDEN SURVEY A. PENETRASI PENGGUNA INTERNET INDONESIA PENETRASI

Lebih terperinci

Pengantar Teknologi Mobile

Pengantar Teknologi Mobile Pengantar Teknologi Mobile Seiring dengan produktivitas manusia yang semakin meningkat dan kemajuan jaman yang sangat pesat, kebutuhan untuk berkomunikasi dan bertukar data dengan cepat, mudah dan mobile

Lebih terperinci

PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DI NUSA TENGGARA BARAT

PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DI NUSA TENGGARA BARAT JURNAL KOMUNIKASI, MEDIA DAN INFORMATIKA Volume 5 No. 1 / April2016 PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DI NUSA TENGGARA BARAT Wahyudiyono Balai Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika

Lebih terperinci

Perkembangan Teknolgi Wireless: Teknologi AMPS Teknologi GSM Teknologi CDMA Teknologi GPRS Teknologi EDGE Teknologi 3G, 3.5G Teknologi HSDPA, HSUPA

Perkembangan Teknolgi Wireless: Teknologi AMPS Teknologi GSM Teknologi CDMA Teknologi GPRS Teknologi EDGE Teknologi 3G, 3.5G Teknologi HSDPA, HSUPA Perkembangan Teknolgi Wireless: Teknologi AMPS Teknologi GSM Teknologi CDMA Teknologi GPRS Teknologi EDGE Teknologi 3G, 3.5G Teknologi HSDPA, HSUPA TEKNOLOGI AMPS Analog mobile phone system(amps) dimulai

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Dunia usaha telekomunikasi makin berkembang pesat seiring dengan perkembangan teknologi yang digunakannya. Telekomunikasi Indonesia yang pada awalnya berupa komunikasi menggunakan

Lebih terperinci

LOGO. NATIONAL BROADBAND ECONOMY Strategi: Teknologi, Regulasi dan Pendanaan

LOGO. NATIONAL BROADBAND ECONOMY Strategi: Teknologi, Regulasi dan Pendanaan LOGO NATIONAL BROADBAND ECONOMY Strategi: Teknologi, Regulasi dan Pendanaan DR. MUHAMMAD BUDI SETIAWAN, M.ENG Direktur Jenderal SDPPI Kementerian Komunikasi dan Informatika Indonesia Jakarta, 11 December

Lebih terperinci

DAFTAR INFORMASI PUBLIK INFORMASI YANG WAJIB TERSEDIA SETIAP SAAT PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA TAHUN 2012 UNIT YANG MENGUASAI

DAFTAR INFORMASI PUBLIK INFORMASI YANG WAJIB TERSEDIA SETIAP SAAT PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA TAHUN 2012 UNIT YANG MENGUASAI KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA RI PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI Jl. Medan Merdeka Barat No. 9 Jakarta 10110., Telp/Fax.: (021) 3452841; E-mail : pelayanan@mail.kominfo.go.id DAFTAR

Lebih terperinci

INDEKS PERATURAN MENTERI KOMINFO TAHUN No. Permen Tentang Ket

INDEKS PERATURAN MENTERI KOMINFO TAHUN No. Permen Tentang Ket INDEKS PERATURAN MENTERI KOMINFO TAHUN 2009 No. Permen Tentang Ket 1. Permenkominfo No. 01/P/M.KOMINFO/01/2009 2. Permenkominfo No. 02/P/M.KOMINFO/01/2009 3. Permenkominfo No. 03/P/M.KOMINFO/01/2009 4.

Lebih terperinci

DAFTAR INFORMASI PUBLIK INFORMASI YANG WAJIB DISEDIAKAN DAN DIUMUMKAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA TAHUN 2014

DAFTAR INFORMASI PUBLIK INFORMASI YANG WAJIB DISEDIAKAN DAN DIUMUMKAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA TAHUN 2014 DAFTAR INFOR PUBLIK INFOR YANG WAJIB DISEDIAKAN DAN DIUMUMKAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA TAHUN 24 Jl. Medan Merdeka Barat No.9, Jakarta 110 Telp.: 021-345 2841; Website http://ppid.kominfo.go.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak Pemerintah mengubah pola pengelolaan sektor telekomunikasi di

BAB I PENDAHULUAN. Sejak Pemerintah mengubah pola pengelolaan sektor telekomunikasi di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sejak Pemerintah mengubah pola pengelolaan sektor telekomunikasi di Indonesia dari monopoli menjadi kompetisi melalui UU No.36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis daya saing..., 1 Rani Nur'aini, FT UI, 2009 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Analisis daya saing..., 1 Rani Nur'aini, FT UI, 2009 Universitas Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manfaat kompetisi yang semakin ketat di sektor telekomunikasi kini mulai dirasakan oleh masyarakat luas. Persaingan teknologi dan persaingan bisnis antar-operator telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tinjauan Objek Studi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tinjauan Objek Studi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Objek Studi Peningkatan aplikasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK) atau dikenal pula dengan nama Information and Communication Technology (ICT), khususnya melalui

Lebih terperinci

Pokok Bahasan : - Perkembangan Teknologi Informasi - WELCOME. Kursus Online - Pertemuan 5 - Join : Follow

Pokok Bahasan : - Perkembangan Teknologi Informasi - WELCOME. Kursus Online - Pertemuan 5 - Join :  Follow Pokok Bahasan : - Perkembangan Teknologi Informasi - WELCOME Kursus Online - Pertemuan 5 - Join : www.makinpinter.com Follow : @makinpinter PERKEMBANGAN 01 Teknologi untuk berkomunikasi sudah mengalami

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. telekomunikasi berkisar 300 KHz 30 GHz. Alokasi rentang frekuensi ini disebut

I. PENDAHULUAN. telekomunikasi berkisar 300 KHz 30 GHz. Alokasi rentang frekuensi ini disebut 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Frekuensi merupakan sumber daya yang disediakan oleh alam dan penggunaannya terbatas. Rentang frekuensi yang digunakan dalam dunia telekomunikasi berkisar 300 KHz 30

Lebih terperinci

DAFTAR INFORMASI PUBLIK INFORMASI YANG WAJIB TERSEDIA SETIAP SAAT PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI RI TAHUN 2013

DAFTAR INFORMASI PUBLIK INFORMASI YANG WAJIB TERSEDIA SETIAP SAAT PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI RI TAHUN 2013 DAFTAR INFORMASI PUBLIK INFORMASI YANG WAJIB TERSEDIA SETIAP SAAT PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI RI TAHUN 2013 1 2 3 4 Penyediaan Jasa Akses Internet Pada Wilayah Pelayanan Universal Telekomunikasi Internet

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Perkembangan yang terjadi dalam bidang ICT (Information and Communication Technology) telah membawa dampak yang cukup signifikan pada kehidupan manusia. Terjadi perubahan

Lebih terperinci

Teknologi Seluler. Pertemuan XIV

Teknologi Seluler. Pertemuan XIV Teknologi Seluler Pertemuan XIV Latar Belakang Teknologi jaringan seluler berevolusi dari analog menjadi sistem digital, dari sirkuit switching menjadi packet switching. Evolusi teknologi seluler terbagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan merupakan tujuan dari suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan merupakan tujuan dari suatu negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Modal manusia berperan penting dalam pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan merupakan tujuan dari suatu negara maka modal manusia merupakan faktor

Lebih terperinci

TEKNOLOGI & FREKUENSI PENYIARAN MUHAMMAD IRAWAN SAPUTRA, S.I.KOM., M.I.KOM

TEKNOLOGI & FREKUENSI PENYIARAN MUHAMMAD IRAWAN SAPUTRA, S.I.KOM., M.I.KOM TEKNOLOGI & FREKUENSI PENYIARAN MUHAMMAD IRAWAN SAPUTRA, S.I.KOM., M.I.KOM APA YANG TERJADI KETIKA FREKUENSI TIDAK DIATUR? Harmful interference audience Tayangan Lembaga Media ACUAN PENGATURAN FREKUENSI

Lebih terperinci

Seri TIKoMeter. Pusat Teknologi Informasi Dan Komunikasi BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI

Seri TIKoMeter. Pusat Teknologi Informasi Dan Komunikasi BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI Seri TIKoMeter INDIKATOR TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI EDISI 2010 Pusat Teknologi Informasi Dan Komunikasi DEPUTI BIDANG TEKNOLOGI INFORMASI, ENERGI DAN MATERIAL BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

Pertemuan ke 5. Wireless Application Protocol

Pertemuan ke 5. Wireless Application Protocol Pertemuan ke 5 Wireless Application Protocol WAP Wireless Application Protocol disingkat WAP adalah sebuah protokol atau sebuah teknik messaging service yang memungkinkan sebuah telepon genggam digital

Lebih terperinci

DATA STATISTIK DITJEN SDPPI SEMESTER 2 TAHUN 2012

DATA STATISTIK DITJEN SDPPI SEMESTER 2 TAHUN 2012 D ATA S TAT I S T I K D I T J E N S D P P I S E M E S T E R 2 TA H U N 2 0 1 2 a b DATA STATISTIK DITJEN SDPPI SEMESTER 2 TAHUN 2012 Kata Pengantar Alhamdulillahi rabbil alamin. Segala puji bagi Allah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam Instruksi Presiden RI Nomor 3 Tahun 2003 [1] tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan e-government, dijelaskan bahwa pengembangan e-government merupakan

Lebih terperinci

DAFTAR INFORMASI PUBLIK HASIL PENELITIAN TAHUN 2010

DAFTAR INFORMASI PUBLIK HASIL PENELITIAN TAHUN 2010 KOMINFO DAFTAR INFOR PUBLIK HASIL PENELITIAN TAHUN 2010 KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA RI PEJABAT PENGELOLA INFOR DAN DOKUMENTASI 2012 KOMINFO KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA RI PEJABAT

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN REGULASI TELEKOMUNIKASI INDONESIA TENTANG RENCANA STRATEGIS RPJMN DALAM PEMBANGUNAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

KEBIJAKAN DAN REGULASI TELEKOMUNIKASI INDONESIA TENTANG RENCANA STRATEGIS RPJMN DALAM PEMBANGUNAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KEBIJAKAN DAN REGULASI TELEKOMUNIKASI INDONESIA TENTANG RENCANA STRATEGIS RPJMN 2015-2019 DALAM PEMBANGUNAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA Eko Kurniawan 55415120005 Jurnal Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Kondisi Umum Industri Telekomunikasi di Indonesia. baik untuk mendukung kegiatan pemerintahan, pendidikan, bisnis, kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN Kondisi Umum Industri Telekomunikasi di Indonesia. baik untuk mendukung kegiatan pemerintahan, pendidikan, bisnis, kesehatan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Kondisi Umum Industri Telekomunikasi di Indonesia Telekomunikasi memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, baik untuk mendukung kegiatan pemerintahan,

Lebih terperinci

PELAYANAN PUBLIK KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

PELAYANAN PUBLIK KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PELAYANAN PUBLIK KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA Jakarta, 23 Agustus 2017 SUSUNAN PAPARAN 1. DASAR REGULASI 2. JENIS LAYANAN 3. SISTEM YANG DIGUNAKAN 4. HASIL CAPAIAN 5. PROGRES PERBAIKAN 2 DASAR

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Di era globalisasi saat ini, perkembangan teknologi telekomunikasi dan informasi sangatlah pesat. Berbagai macam gadget bermunculan dengan beragam fitur terbaru. Fungsi ponsel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendekatan pembangunan manusia telah menjadi tolak ukur pembangunan. pembangunan, yaitu United Nations Development Programme (UNDP)

BAB I PENDAHULUAN. Pendekatan pembangunan manusia telah menjadi tolak ukur pembangunan. pembangunan, yaitu United Nations Development Programme (UNDP) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sumber Daya Manusia (SDM) adalah kekayaan suatu negara yang dijadikan sebagai modal dasar pembangunan. Pembangunan bertujuan untuk menciptakan lingkungan

Lebih terperinci

Pengertian dan Macam Sinyal Internet

Pengertian dan Macam Sinyal Internet Pengertian dan Macam Sinyal Internet Rizki Regina Ulfauziah Just_regina@yahoo.com Abstrak Ilmu Teknologi di dunia ini sangat luas dan akan akan terus berkembang, salah satunya yaitu pada Sinyal atau Jaringan.

Lebih terperinci

Kondisi ICT di Indonesia saat ini Indonesia ICT Whitepaper

Kondisi ICT di Indonesia saat ini Indonesia ICT Whitepaper Kondisi ICT di Indonesia saat ini 2010 Indonesia ICT Whitepaper Kapasitas Jaringan Terpasang Telekomunikasi Jumlah Pelanggan Telekomunikasi Jumlah Desa yang Memiliki Fasilitas Telepon Tetap Jumlah Desa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa mempercepat informasi yang perlu disampaikan baik yang sifatnya broadcast

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa mempercepat informasi yang perlu disampaikan baik yang sifatnya broadcast BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri telekomunikasi di Indonesia merupakan industri yang sangat penting dan strategis, karena dengan telekomunikasi pemerintah dan masyarakat bisa mempercepat informasi

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2015 TENTANG JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2015 TENTANG JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.246, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN. Pajak. PNBP. Kementerian Komunikasi dan Informatika. Jenis. Tarif. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Saat ini dunia berada dalam era globalisasi informasi. Ramalan Marshall McLuhan pada tahun 1960-an bahwa kehidupan dunia akan merupakan suatu kehidupan desa yang mendunia

Lebih terperinci

Our Mobile Planet: Indonesia

Our Mobile Planet: Indonesia Our Mobile Planet: Indonesia Memahami Konsumen Seluler Mei 2013 Rahasia dan Milik Google 1 Ringkasan Eksekutif Ponsel cerdas telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Penetrasi ponsel

Lebih terperinci

Teknologi Komunikasi. INFRASTRUKTUR KOMUNIKASI Broadband & Telecommunication USO. Yani Pratomo, S.S, M.Si. Advertising & Marketing Communication

Teknologi Komunikasi. INFRASTRUKTUR KOMUNIKASI Broadband & Telecommunication USO. Yani Pratomo, S.S, M.Si. Advertising & Marketing Communication Modul ke: Teknologi Komunikasi INFRASTRUKTUR KOMUNIKASI Broadband & Telecommunication USO Fakultas Ilmu Komunikasi Yani Pratomo, S.S, M.Si. Program Studi Advertising & Marketing Communication www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

DAFTAR INFORMASI PUBLIK HASIL PENELITIAN TAHUN 2011

DAFTAR INFORMASI PUBLIK HASIL PENELITIAN TAHUN 2011 KOMINFO DAFTAR INFOR PUBLIK HASIL PENELITIAN TAHUN 2011 KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA RI PEJABAT PENGELOLA INFOR DAN DOKUMENTASI 2012 KOMINFO KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA RI PEJABAT

Lebih terperinci

KESIAPAN E-GOVERNMENT XYZ

KESIAPAN E-GOVERNMENT XYZ KESIAPAN E-GOVERNMENT XYZ Lucky E. Santoso dan Anton T. Argono http://www.lesantoso.com/ Abstrak Tujuan penelitian ini adalah menentukan seberapa siap instansi-instansi XYZ (bukan nama sebenarnya) dalam

Lebih terperinci

SISTEM SELULAR. Pertemuan XIV

SISTEM SELULAR. Pertemuan XIV Pertemuan XIV SISTEM SELULAR Sistem komunikasi yang digunakan untuk memberikan layanan jasa telekomunikasi bagi pelanggan bergerak disebut dengan sistem cellular karena daerah layanannya dibagi bagi menjadi

Lebih terperinci

MODUL TEKNOLOGI KOMUNIKASI (3 SKS) Oleh : Drs. Hardiyanto, M.Si

MODUL TEKNOLOGI KOMUNIKASI (3 SKS) Oleh : Drs. Hardiyanto, M.Si PERTEMUAN 12 FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA, JAKARTA MODUL TEKNOLOGI KOMUNIKASI (3 SKS) Oleh : Drs. Hardiyanto, M.Si POKOK BAHASAN Pengertian teknologi telepon bergerak (mobile phone).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gadget adalah suatu peranti atau instrumen yang memiliki tujuan dan fungsi praktis yang secara spesifik dirancang lebih canggih dibandingkan dengan teknologi

Lebih terperinci

MODUL TEKNOLOGI KOMUNIKASI (3 SKS) Oleh : Drs. Hardiyanto, M.Si

MODUL TEKNOLOGI KOMUNIKASI (3 SKS) Oleh : Drs. Hardiyanto, M.Si PERTEMUAN 14 FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA, JAKARTA MODUL TEKNOLOGI KOMUNIKASI (3 SKS) Oleh : Drs. Hardiyanto, M.Si POKOK BAHASAN Pengertian dampak konvergensi media pada kehidupan masyarakat.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN Digital TV (DTV) merupakan masa depan TV dengan kapabilitas yang jauh melampaui kemampuan TV masa kini. Dengan jumlah pixel yang tinggi maka kualitas gambar DTV amat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem Logistik Nasional memiliki peran strategis dalam menyelaraskan kemajuan antar sektor ekonomi dan antar wilayah demi terwujudnya sistem pertumbuhan ekonomi yang

Lebih terperinci

Gambar 1.1 Sumber: Wifi.id (2015)

Gambar 1.1 Sumber: Wifi.id (2015) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Penyediaan jasa layanan internet yang dilakukan oleh PT Telkom berupa Indonesia wifi atau biasa dikenal dengan sebutan wifi.id merupakan layanan internet

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG. kebutuhan akan internet di Indonesia semakin bertambah dari tahun ketahun

BAB I LATAR BELAKANG. kebutuhan akan internet di Indonesia semakin bertambah dari tahun ketahun BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Masalah Internet merupakan salah satu kebutuhan utama bagi sebagian besar orang yang tinggal di perkotaan, baik untuk kebutuhan pekerjaan ataupun untuk kebutuhan

Lebih terperinci

SITUASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA *) FEBRUARI 2005

SITUASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA *) FEBRUARI 2005 No. 37 / VIII / 1 Juli SITUASI KETENAGAKERJAAN INDONESIA *) FEBRUARI Jumlah angkatan kerja Februari mencapai 105,8 juta orang, bertambah 1,8 juta orang dibanding Agustus sebesar 104,0 juta orang. Jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisa kelayakan..., Deris Riyansyah, FT UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Analisa kelayakan..., Deris Riyansyah, FT UI, Universitas Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kebutuhan akan berkomunikasi dimana dan kapan saja merupakan sebuah tuntutan manusia yang dinamis pada saat ini. Salah satu kebutuhan tersebut adalah komunikasi data

Lebih terperinci

Bab 1. Tren Global Pada Bisnis & Teknologi Telekomunikasi

Bab 1. Tren Global Pada Bisnis & Teknologi Telekomunikasi Bab 1. Tren Global Pada Bisnis & Teknologi Telekomunikasi Catatan Kuliah ET 4040 (Ekonomi Bisnis Regulasi dan Kebijakan Telekomunikasi) semester 2 tahun 2016/2017 Program Studi Teknik Telekomunikasi _

Lebih terperinci

PROFIL PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH MASYARAKAT

PROFIL PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH MASYARAKAT No. 42 / IX / 14 Agustus 2006 PROFIL PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH MASYARAKAT Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2005 Dari hasil Susenas 2005, sebanyak 7,7 juta dari 58,8 juta rumahtangga

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA YANG BERDAYA SAING TINGGI

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA YANG BERDAYA SAING TINGGI KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA YANG BERDAYA SAING TINGGI Gumilang Hardjakoesoema

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Riwayat DEPKOMINFO RI Sejarah berdirinya Departemen Komunikasi dan Informatika RI ( DEPKOMINFO RI ) sebagai departemen baru, berdasarkan Peraturan Presiden

Lebih terperinci

CONVERGENCE MEDIA. Toward Knowledge Based Society

CONVERGENCE MEDIA. Toward Knowledge Based Society CONVERGENCE MEDIA Toward Knowledge Based Society CDMA GSM/UMTS IEEE Cellular IEEE LAN 2G CDMA (IS-95A) GSM TDMA IS-136 IEEE 802.16 IEEE 802.11 2.5G CDMA (IS-95B) GPRS 802.11g 3G cdma 2000 E-GPRS EDGE WCDMA

Lebih terperinci

Multiple Access. Downlink. Handoff. Uplink. Mobile Station Distributed transceivers Cells Different Frequencies or Codes

Multiple Access. Downlink. Handoff. Uplink. Mobile Station Distributed transceivers Cells Different Frequencies or Codes Multiple Access Downlink Uplink Handoff Mobile Station Distributed transceivers Cells Different Frequencies or Codes Base Station Fixed transceiver Frequency TDMA: Time Division Multiple Access CMDA: Code

Lebih terperinci

Dampak Konvergensi terhadap Regulasi TIK. Khamami Herusantoso Semiloka ISKI Bandung 27 Agustus 2008

Dampak Konvergensi terhadap Regulasi TIK. Khamami Herusantoso Semiloka ISKI Bandung 27 Agustus 2008 Dampak Konvergensi terhadap Regulasi TIK Khamami Herusantoso Semiloka ISKI Bandung 27 Agustus 2008 Outline Definisi Konvergensi Dampak Konvergensi Regulasi TIK saat ini Antisipasi Konvergensi terhadap

Lebih terperinci

DAFTAR INFORMASI PUBLIK HASIL PENELITIAN TAHUN 2012

DAFTAR INFORMASI PUBLIK HASIL PENELITIAN TAHUN 2012 KOMINFO DAFTAR INFOR PUBLIK HASIL PENELITIAN TAHUN 2012 KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA RI PEJABAT PENGELOLA INFOR DAN DOKUMENTASI 2012 KOMINFO KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA RI PEJABAT

Lebih terperinci

Seri TIKoMeter. Pusat Teknologi Informasi Dan Komunikasi BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI

Seri TIKoMeter. Pusat Teknologi Informasi Dan Komunikasi BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI Seri TIKoMeter INDIKATOR TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI EDISI 2009 Pusat Teknologi Informasi Dan Komunikasi DEPUTI BIDANG TEKNOLOGI INFORMASI, ENERGI DAN MATERIAL BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. masyarakat baru, disebut masyarakat informasi (information society) (Wiryanto,

I. PENDAHULUAN. masyarakat baru, disebut masyarakat informasi (information society) (Wiryanto, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknologi mikro elektronika telah menciptakan era informasi yang menjadi pilar masyarakat baru, disebut masyarakat informasi (information society) (Wiryanto, 2004: 25).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (browsing, downloading, video streaming dll) dan semakin pesatnya kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. (browsing, downloading, video streaming dll) dan semakin pesatnya kebutuhan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin besarnya kebutuhan masyarakat akan informasi melalui internet (browsing, downloading, video streaming dll) dan semakin pesatnya kebutuhan masyarakat akan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Internet pada abad 21 telah menjadi bagian penting dari gaya hidup masyarakat di seluruh dunia. internet telah merambah ke hampir semua aspek kehidupan, dari sebagai

Lebih terperinci

PARIWISATA DKI JAKARTA

PARIWISATA DKI JAKARTA BPS PROVINSI DKI JAKARTA No.47/10/31/Th. XVII, 01 Oktober 2015 PARIWISATA DKI JAKARTA JUMLAH WISMAN YANG MENGUNJUNGI DKI JAKARTA BULAN AGUSTUS 2015 MENCAPAI 258.916 KUNJUNGAN Jumlah kunjungan wisatawan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Data yang dikeluarkan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Data yang dikeluarkan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia atau BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Lingkungan Eksternal Data yang dikeluarkan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia atau disingkat APJII menunjukkan tingkat penetrasi Internet di Indonesia mengalami peningkatan

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Agustus 2017 No. 103/11/Th. XX, 06 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Agustus 2017 A. KEADAAN KETENAGAKERJAAN Agustus 2017: Tingkat

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Perumusan Masalah Penelitian Penerapan Landasan Teori Pencarian Data (Study Literatur,Survei, dan Interview) Analisis Data Teknis, Recovery Plan, dan Business Impact Analysis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia yang mulai secara intensif menggunakan internet sebagai

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia yang mulai secara intensif menggunakan internet sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penggunaan internet di Indonesia menunjukan peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini terlihat dari jumlah pengguna yang semakin bertambah dan tren masyarakat

Lebih terperinci

BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL 1 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL BAGIAN I PERKEMBANGAN REALISASI INVESTASI 2 PERINGKAT GLOBAL MEMBAIK Realisasi Investasi (Rp Triliun) 313 399 463 +12,4%2 016 (y/y) 545 613 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Lebih terperinci

SURVEI NASIONAL PERAN ALUMNI AUP/STP

SURVEI NASIONAL PERAN ALUMNI AUP/STP SURVEI NASIONAL PERAN ALUMNI AUP/STP JAKARTA, 2017 Tujuan : 1) Mengetahui penyebaran alumni AUP/STP 2) Mengetahui tingkat ekonomi alumni AUP/STP 3) Mengetahui peran alumni untuk AUP/STP dan masyarakat

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2015 TENTANG PERENCANAAN PENGGUNAAN PITA FREKUENSI RADIO MICROWAVE LINK TITIK KE TITIK (POINT-TO-POINT) DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) METODE BARU

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) METODE BARU INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) METODE BARU Tujuan utama pembangunan adalah menciptakan lingkungan yang memungkinkan rakyat untuk menikmati umur panjang, sehat, dan menjalankan kehidupan yang produktif

Lebih terperinci

TELECOMMUNICATIONS & NETWORKS

TELECOMMUNICATIONS & NETWORKS TELECOMMUNICATIONS & NETWORKS Telekomunikasi mengacu pada transmisi sinyal seperti telepon, radio & televisi. elektronik Teknologi telekomunikasi = teknologi yang berhubungan dengan komunikasi jarak jauh.

Lebih terperinci

Tren Teknologi Informasi dan Komunikasi Indonesia ICT Whitepaper

Tren Teknologi Informasi dan Komunikasi Indonesia ICT Whitepaper Tren Teknologi Informasi dan Komunikasi 2010 Indonesia ICT Whitepaper TIK dan Pertumbuhan Ekonomi Pembangunan TIK akan menghasilkan efek berantai ke meningkatnya angka pertumbuhan ekonomi Dampak TIK terhadap

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dunia telekomunikasi yang sekarang ini berkembang, bermula dari. ditemukannya alat komunikasi sederhana oleh Alexandre Graham Bell

I. PENDAHULUAN. Dunia telekomunikasi yang sekarang ini berkembang, bermula dari. ditemukannya alat komunikasi sederhana oleh Alexandre Graham Bell I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia telekomunikasi yang sekarang ini berkembang, bermula dari ditemukannya alat komunikasi sederhana oleh Alexandre Graham Bell pada tahun 1876. Saat ini, alat telekomunikasi

Lebih terperinci

DAFTAR INFORMASI PUBLIK INFORMASI YANG WAJIB TERSEDIA SETIAP SAAT PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA TAHUN 2011

DAFTAR INFORMASI PUBLIK INFORMASI YANG WAJIB TERSEDIA SETIAP SAAT PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA TAHUN 2011 KOMINFO KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA RI PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI Jl. Medan Merdeka Barat No. 9 Jakarta 10110., Telp/Fax.: (021) 3452841; E-mail : pelayanan@mail.kominfo.go.id

Lebih terperinci

Home Networking. Muhammad Riza Hilmi, ST.

Home Networking. Muhammad Riza Hilmi, ST. Home Networking Muhammad Riza Hilmi, ST. saya@rizahilmi.com http://learn.rizahilmi.com Pengertian Jaringan adalah dua komputer atau lebih yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya menggunakan media

Lebih terperinci

Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika

Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Daftar Isi Daftar Isi Kata Pengantar Daftar Isi... ii Daftar Tabel...

Lebih terperinci

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan teknologi telekomunikasi nirkabel (wireless) sangat pesat sekali, khususnya teknologi informasi dan Internet. Teknologi seluler berkembang dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dari perkembangan siaran TV (Televisi) di Indonesia diperoleh bahwa TV merupakan suatu media informasi yang sangat strategis dan efektif bagi masyarakat untuk mendapatkan

Lebih terperinci

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA

EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA Ekspor dan Impor DKI Jakarta No. 42/09/31/Th.XIX, 4 September EKSPOR DAN IMPOR DKI JAKARTA NILAI EKSPOR PRODUK DKI JAKARTA BULAN JULI NAIK 17,74 PERSEN DIBANDINGKAN BULAN SEBELUMNYA Nilai ekspor melalui

Lebih terperinci

Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Komunikasi dan Informatika 2013 Kementerian Komunikasi dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pengarah:

Lebih terperinci

JENIS-JENIS KONEKSI INTERNET

JENIS-JENIS KONEKSI INTERNET JENIS-JENIS KONEKSI INTERNET Jenis-jenis dari koneksi Internet adalah senagai berikut : A. Koneksi fisik, misalnya ethernet, fiber-optik, modem, ADSL, wave-lan, satelit, dan masih banyak lagi. Dari segi

Lebih terperinci

KESEMPATAN KERJA PERDAGANGAN. Rahma Iryanti Direktur Tenaga Kerja dan Pengembangan Kesempatan Kerja. Jakarta, 5 Juli 2013

KESEMPATAN KERJA PERDAGANGAN. Rahma Iryanti Direktur Tenaga Kerja dan Pengembangan Kesempatan Kerja. Jakarta, 5 Juli 2013 KESEMPATAN KERJA MENGHADAPI LIBERALISASI PERDAGANGAN Rahma Iryanti Direktur Tenaga Kerja dan Pengembangan Kesempatan Kerja Jakarta, 5 Juli 2013 1 MATERI PEMAPARAN Sekilas mengenai Liberalisasi Perdagangan

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

INDIKATOR KINERJA UTAMA KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA Lampiran : 1 Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor : 04 /Per/M/Kominfo/3/2010 Tanggal : 30 Maret 2010 INDIKATOR KINERJA UTAMA KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 1 Satuan Kerja : KEMENTERIAN

Lebih terperinci