BAB II KAJIAN TEORITIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN TEORITIS"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN TEORITIS A. Konsep Pendidikan Jasmani Istilah pendidikan jasmani sudah tidak asing lagi bagi siswa dan guru di lingkungan Sekolah, baik di sekolah dasar, sekolah menengah pertama maupun sekolah menengah atas. Pentingnya memahami konsep pendidikan jasmani akan memudakan siswa maupun guru dalam memahami nilai-nilai olahraga. Pendidikan jasmani merupakan bagian penting dari sebuah proses pendidikan. Pendidikan jasmani merupakan wahana pendidikan yang memberikan kesempatan bagi anak untuk mempelajari hal- hal penting melalui gerak.menurut Rosdiani (203, hlm. 26) pendidikan jasmani adalah Proses pendidikan melalui aktivitas jasmani, permainan atau olahraga yang terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan.pendidikan jasmani diartikan sebagai proses pendidikan melalui aktivitas jasmani. Tujuannya tidak jauh berbeda dengan tujuan pendidikan pada umumnya yaitu untuk membantu anak agar tumbuh dan berkembang secara wajar sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, yaitu menjadi manusia Indonesia seutuhnya. Hanya saja yang membedakannya dengan mata pelajaran lain adalah alat yang digunakan adalah aktivitas fisik dan manusia yang bergerak secara sadar. Misi pendidikan jasmani tercakup dalam tujuan pembelajaran yang meliputi domain kognitif, apektif dan psikomotor.. Pengertian Pendidikan Jasmani Secara tidak langsung pendidikan jasmani memiliki peranan penting dalam rangka meningkatkan taraf hidup sehat siswa.siedentop (Husdarta, 200, hlm. 42) menyatakan bahwa Education trough and physical activities. Yang artinya bahwa pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari keseluruhan proses pendidikan. Secara singkatnya pendidikan jasmani merupakan salah satu media untuk membantu tercapainya tujuan pendidikan secara keseluruhan.pada kenyataannya, pendidikan jasmani diharapkan dapat berkontribusi secara positif terhadap peningkatan kualitas hidup siswa.permainan dan olahraga, aktivitas aquatik, aktivitas ritmik, uji diri atau senam, pendidikan luar sekolah dan 9

2 0 pendidikan kesehatan serta aktivitas-aktivitas fisik lainnya merupakan materimateri yang terkandung dalam pembelajaran pendidikan jasmani yang memiliki nilai-nilai positif bagi kelangsungan hidup siswa. Rosdiani (203, hlm. 09) mengemukakan pendidikan jasmani adalah Pendidikan dari, tentang dan melalui aktivitas jasmani. Menurut Wiliams (Rosdiani, 203, hlm. 09) pendidikan jasmani adalah Sejumlah aktivitas manusiawi yang terpilih sehingga dilaksanakan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Pendapat lain juga mengatakan hal yang sama, seperti Barrow (Rosdiani, 203, hlm. 0) yang menyatakan bahwa. Pendidikan jasmani dapat didefinisikan sebagai pendidikan tentang dan melalui gerak insani, ketika tujuan kependidikan dicapai melalui media aktivitas otot-otot, termasuk: olahraga (sport), permainan senam, dan latihan (exercise). Hasil yang ingin dicapai individu yang terdidik secara fisik. Nilai ini menjadi salah satu bagian nilai individu yang terdidik, dan bermakna hanya ketika berhubungan dengan sisi kehidupan individu. Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan jasmani merupakan sebuah proses pendidikan melalui aktivitas-aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup siswa khususnya dalam meningkatkan kualitas gerak. 2. Landasan Ilmiah Pendidikan Jasmani Secara ilmiah,pendidikan jasmani dalam pelaksanaannya mendapat dukungan dari berbagai disiplin ilmu.berikut ini berbagai landasan ilmiah pendidikan jasmani. a. Landasan biologis bagi pendidikan jasmani. Pendidikan jasmani adalah disiplin yang berorientasi tubuh, disamping berorientasi pada disiplin mental dan sosial (Rosdiani, 203, hlm. 28).Oleh karena itu guru pendidikan jasmani harus memiliki pemahaman tentang fungsi fisik dari tubuh agar dapat memanfaatkannya dalam kegiatan pendidikan jasmani. b. Landasan psikologis pendidikan jasmani. Pendidikan jasmani melibatkan interaksi antara guru dengan anak serta anak dengan anak (Rosdiani, 203, hlm. 30).Dalam interaksi tersebut, guru maupun siswa harus saling menghargai kelebihan dan kekurangannya.hal ini tidak hanya terletak pada keadaan fisik semata, tetapi juga dalam perbedaan psikologis seperti

3 kepribadian, karakter, pola pikir serta tak kalah pentingnya dalam hal pengetahuan dan kepercayaan.dari pemahaman terhadap landasan psikologis itulah, maka pembelajaran pendidikan jasmani yang baik tidak cukup hanya dengan memberikan perintah dan tugas-tugas gerak semata, melainkan juga dengan upaya pemberian kesempatan pada mereka untuk melihat situasi dan memberikan kebebasan untuk mengambil keputusan sendiri. c. Landasan sosiologis dalam pendidikan jasmani Pendidikan jasmani adalah sebuah wahana yang sangat baik untuk proses sosialisasi (Rosdiani, 203, hlm. 32). Perkembangan sosial jelas penting dalam aktivitas pendidikan jasmani karena pendidikan jasmani mempunyai potensi untuk menuntaskan tujuan-tujuan tersebut. 3. Makna Pendidikan Jasmani Pendidikan jasmani merupakan bagian dari proses pendidikan secara keseluruhan. Tujuan umum pendidikan jasmani juga selaras dengan tujuan umum pendidikan.tujuan belajar ialah menghasilkan perubahan perilaku. Proses belajar dalam pendidikan jasmani juga bertujuan untuk menimbulkan peubahan perilaku. Secara sederhana pendidikan jasmani itu adalah proses belajar untuk bergerak dan belajar melalui gerak. Dalam pendidikan jasmani, anak belajar melalui gerak yang sering dilakukan dan anak juga diberi pemahaman bahwa gerak yang dilakukannya itu merupakan sebuah pengalaman belajar. Melalui pengalaman itu akan terbentuk perubahan dalam aspek jasmani dan rohaninya.keterampilan gerak tidak hanya dapat dikuasai melalui proses belajar, tetapi juga dapat dikuasai melalui pengalaman. Suatu cabang olahraga pun dapat dikuasai, bila dipelajari dengan sebaik-baiknya.prosesnya mencakup kegiatan latihan atau pelaksanaan tugas-tugas secara berulang-ulang. 4. Tujuan Pendidikan Jasmani Tujuan pendidikan jasmani adalah untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berolahraga. Tujuan lain dari pendidikan jasmani adalah meningkatkan taraf kesehatan anak yang baik dan tidak bisa disangkal pula pasti ada yang mengatakan, bahwa tujuan pendidikan jasmani adalah untuk meningkatkan kebugaran jasmani.

4 2 Pendidikan jasmani menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang selanjutnya disebut dengan KTSP (BNSP, 2006, hlm. 62), bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut. a. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih. b. Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik. c. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar. d. Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilainilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan. e. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama, percaya diri dan demokratis. f. Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan. g. Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memilki sikap yang positif. Menurut Rosdiani (203, hlm. 34), secara sederhana pendidikan jasmani memberikan kesempatan kepada siswa untuk: a. mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan aktivitas jasmani, perkembangan estetika dan perkembangan sosial, b. mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan untuk menguasai keterampilan gerak dasar yang akan mendorong partisipasinya dalam aneka aktivitas jasmani, c. memperoleh dan mempertahankan derajat kebugaran jasmani yang optimal untuk melaksanakan tugas sehari-hari secara efisien dan terkendali, d. mengembangkan nilai-nilai pribadi melalui partisipasi dalam aktivitas jasmani baik secara kelompok maupun perorangan, e. berpartisipasi dalam aktivitas jasmani yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang memungkinkan siswa berfungsi secara afektif dalam hubungan antar orang, f. menikmati kesenangan dan keriangan melalui aktivitas jasmani termasuk permainan olahraga. Maka tujuan pembelajaran pendidikan jasmani sama halnya dengan tujuan pendidikan secara umum yaitu harus mencakup aspek dalam domain psikomotorik (gerak), domain kognitif (pengetahuan) dan tak kalah pentingnya yaitu domain

5 3 afektif (sikap). Tujuan pendidikan jasmani ini akan menjadi pedoman kerja bagi guru dalam melakukan pembelajaran di sekolah. 5. Manfaat Pendidikan Jasmani Beban belajar di Sekolah begitu berat dan menekankan kebebasan anak untuk bergerak. Kebutuhan mereka akan gerak tidak bisa terpenuhi karena keterbatasan waktu dan kesempatan. Lingkungan Sekolah tidak menyediakan wilayah yang menarik untuk dijelajahi.pendidikan jasmani tampil untuk mengatasi masalah tersebut sehingga kedudukannya dianggap penting.melalui program yang direncanakan dengan baik, siswa dilibatkan dalam kegiatan fisik yang dikemas ke dalam bentuk yang menyenangkan.melalui pendidikan jasmanilah anak-anak dapat menemukan sarana yang tepat untuk bergerak bebas dan meraih kembali keceriannya sekaligusmerangsang perkembangan yang bersifat menyeluruh.secara umum, manfaat pendidikan jasmani di sekolah adalah sebagai berikut (Rosdiani, 203, hlm. 37). a. Memenuhi kebutuhan anak akan gerak. b. Mengenalkan anak pada lingkungan dan potensi dirinya. c. Menanamkan dasar-dasar keterampilan yang berguna. d. Menyalurkan energi yang berlebihan. e. Merupakan proses pendidikan secara serempak baik fisik, mental maupun emosional. Dapat disimpulkan bahwa manfaat pendidikan jasmani adalah mengembangkan keterampilan dan keterampilan anak, mengembangkan percaya diri dan kemampuan berfikir anak, meningkatkan kebugaran jasmani anak dan memberikan kesan menyenangkan untuk anak. 6. Hakikat Pendidikan Jasmani Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan perilaku individu, baik dalam hal fisik, mental serta emosional. Pendidikan jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, yaitu sebagai seseorang yang terpisah kualitas fisik dan mentalnya.pada kenyataannya pendidikan jasmani adalah suatu bidang kajian yang sangat luas.pusat perhatiannya adalah peningkatan gerak. Lebih khusus lagi, pendidikan jasmani berkaitan dengan hubungan antara perkembangan tubuh fisik dengan perilaku dan jiwanya.

6 4 Pendidikan jasmani memanfaatkan alat fisik untuk mengembangkan keutuhan manusia, (Rosdiani, 203, hlm. 42).Dalam hal ini artinya bahwa melalui fisik, aspek mental dan emosional pun turut terkembangkan bahkan dengan penekanan yang cukup dalam. 7. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan jasmanidalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang selanjutnya disebut dengan KTSP menurut Mulyasa (2007, hlm. 49) adalah: a. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan pada SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik serta menanamkan sportivitas dan kesadaran hidup sehat. b. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan pada SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik serta membudayakan sportivitas dan kesadaran hidup sehat. c. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan pada SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik serta membudayakan sikap positif, disiplin, kerjasama, dan hidup sehat. d. Budaya hidup sehat termasuk kesadaran, sikap, dan perilaku hidup sehat yang bersifat individual ataupun yang bersifat kolektif kemasyarakatan seperti keterbatasan dari perilaku seksual bebas, kecanduan narkoba, HIV/AIDS, demam berdarah, muntaber, dan penyakit lain yang potensial untuk mewabah. B. Senam. Pengertian Senam Secara Umum Senam merupakan aktivitas jasmani yang efektif dan efisien untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak.gerakan-gerakan dalam senam sangat sesuai untuk mengisi program pendidikan jasmani.gerakangerakannya mampu merangsang perkembangan komponen kebugaran jasmani, seperti kekuatan, daya tahan, kelentukan dan kecepatan.disamping itu senam juga berpotensi untuk mengembangkan keterampilan gerak dasar sebagai landasan penting bagi penguasaan keterampilan suatu teknik dasar cabang olahraga.senam yang dikenal dalam bahasa Indonesia merupakan terjemahan langsung dari bahasa Inggris yaitu Gymnastics, atau bahasa Belanda Gymnastiek.Gymnastics sendiri dalam bahasa aslinya merupakan serapan dari bahasa Yunani Gymnos, yang berarti telanjang.menurut Hidayat (dalam Mahendra, 200, hlm.) Kata gymnastiek tersebut, dipakai untuk menunjukkan kegiatan-kegiatan fisik yang

7 5 memerlukan keleluasaan gerak, sehingga perlu delakukan dengan telanjang atau setengah telanjang.hal ini bisa terjadi karena pada masa itu teknologi pembuatan pakaian belum berkembang seperti sekarang.dari kata-kata tersebut, mengandung arti yang demikian luas namun merujuk pada kegiatan-kegiatan olahraga.werner (dalam Mahendra, 200, hlm. 3) mengatakan bahwa Senam dapat diartikan sebagai bentuk latihan tubuh pada lantai, atau pada alat, yang dirancang untuk meningkatkan daya tahan, kekuatan, kelenturan, kelincahan, koordinasi, serta kontrol tubuh.jadi fokusnya adalah tubuh, bukan alatnya.bukan pula pola gerakan-gerakannya.karena gerakan apapun yang digunakan, tujuan utamanya adalah untuk peningkatan kualitas fisik serta penguasaan pengontrolannya. Mengingat begitu luasnya cakupan arti senam serta berbagai karakteristik geraknya, maka Hidayat (dalam Mahendra, 200, hlm. 3) memberikan pedoman untuk memperjelas pengertian senam, diantaranya sebagai berikut. a. Kalestenik, berasal dari kata Yunani yaitu Kalos yang artinya indah dan Stenos yang artinya kekuatan. b. Tumbling adalah gerakan yang cepat dan eksplosif dan merupakan gerak yang pada umumnya dirangkaikan pada suatu garis lurus. c. Akrobatik adalah keterampilan yang pada umumnya menonjolkan fleksibilitas gerak dan balancing (keseimbangan) dengan gerakan yang lambat. 2. Jenis Senam FIG (Federation Internationale de Gymnastique) yang di Indonesiaka menjadi Federasi Senam Internasional membagi senam menjadi enam kelompok, yaitu (Mahendra, 200, hlm. 5) a. Senam artistik(artistic gymnastics) b. Senam ritmik sportif (sportive rhythmic gymnastics) c. Senam akrobatik (acrobatic gymnastics) d. Senam aerobik sport (sport aerobic) e. Senam trampolin (trampolinning) f. Senam umum (general gymnastics) Senam artistik adalah sebagian senam yang menggabungkan aspek tumbling dan akrobatik untuk mendapatkan efek-efek artistik dari gerakan-gerakan yang dilakukan pada alat-alat.senam ritmik sportif adalah senam yang dikembangkan dari senam irama sehingga dapat dipertandingkan.senam akrobatik adalah senam yang mengandung salto dan putaran, sementara pesenamnya harus mendarat di tempat-tempat sulit.senam trampolin merupakan pengembangan dari suatu bentuk

8 6 latihan yang dilakukan diatas trampolin.sport Aerobics merupakan pengembangan dari senam aerobik.senam umum adalah segala jenis senam, diluar kelima jenis senam di atas seperti senam aerobik, senam pagi, senam SKJ dan senam lantai. 3. Senam Lantai Senam adalah aktivitas fisik yang dilakukan, baik secara cabang olahraga latihan untuk cabang olahraga lainnya.itulah sebabnya senam disebut sebagai olahraga dasar. Secara kebahasaan, senam (gymnastic) berasal dari bahasa Yunani yang artinya untuk menerangkan bermacam-macam gerak yang dilakukan oleh atlet-atlet telanjang.(restianti, 200, hlm. 2). Berbeda dengan cabang olahraga lainnya yang mengukur hasil belajarnya pada objek tertentu misalnya dalam cabang lempar yang diukur itu adalah seberapa jauhnya, pada senam untuk mengukur hasil belajarnya harus mengacu pada bentuk gerak yang dikerjakan dengan kombinasi terpadu dan berhubungan dengan komponen gerak tubuh seperti kekuatan, kecepatan, keseimbangan, kelenturan, ketepatan dan koordinasi. Dengan koordinasi yang baik dan sesuai dengan tata urutan gerak yang selaras maka akan terbentuk rangkaian gerak yang menarik. Pembelajaran senam diantaranya yaitu senam lantai.senam merupakan suatu cabang olahraga yang melibatkan koordinasi gerakan yang membutuhkan kecepatan, kekuatan dan estetika.senam sangat penting untuk pembentukan kelenturan tubuh yang menjadi arti penting bagi kelangsungan hidup manusia.senam ada berbagai macam, diantaranya senam lantai, senam hamil, senam aerobik, senam ritmik, senam pramuka, Senam Kesegaran Jasmani (SKJ) dan lain-lain.biasanya di sekolah dasar, pembelajaran senam yang biasa dilakukan adalah senam lantai dan senam ritmik. Senam lantai merupakan suatu rangkaian gerak atau olah tubuh yang membutuhkan kelentukan tubuh dalam melakukan rangkaian-rangkaian gerakannya.maka kebebasan bergerak sangatlah luas.menurut Restianti (200, hlm. 0) Senam lantai (flour exercise) adalah satu bagian dari rumpun senam.sebagaimana dengan istilah lantai, maka gerakan-gerakan senam yang dilakukan diatas yang beralaskan matras atau permadani atau sering disebut juga dengan latihan bebas karena pada waktu pelaksanaannya pesenam tidak boleh menggunakan alat atau suatu benda. Senam lantai menggunakan area yang

9 7 berukuran 2 x 2 meter, dan area satu meter untuk menjaga keamanan.(restianti, 200, hlm. 0).Pembagian senam menurut Knirsch (dalam Muhtar, 200, hlm. 33) Terbagi atas senam normatif dan senam nonnormatif. Senam normatif lebih dikenal dengan nama senam artistik (putri dan putra), ritmik sportif (khusus putri) dan sports aerobics (putra dan putri), sedangkan senam nonnormatif lebih dekat kepada pendidikan jasmani secara umum (general gymnastic). 4. Guling Depan a. Pengertian Guling Depan Roll ke depan (forward roll) berarti menggelundung ke depan. Roll atau menggelundung mengandung pengertian bahwa benda yang bergerak itu berbentuk bundar atau sebagian dari bundaran. (Uhamisastra, dkk., 200, hlm. 08).Maka guling depan adalah berguling ke depan dengan menggunakan bagian belakang atas badan yang meliputi tengkuk, punggung, pinggang dan panggul bagian belakang. Latihan guling depan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu guling ke depan dengan sikap awal jongkok dan guling depan dengan sikap awal berdiri. b. Gerak Dasar Guling Depan Uhamisastra, dkk., (200, hlm. 08) mengemukakan bahwa gerak dasar atau cara melakukan guling depan yaitu sebagai berikut. ) Dari sikap permulaan jongkok rendah, kaki rapat, tangan bertumpu kirakira 40 cm di depan ujung kaki 2) Kaki menolak ke depan, tangan membengkok untuk meletakkan pundak di matras dengan menundukkan kepala. 3) Badan yang berbentuk bundar menggelundung ke depan dengan sikap tungkai lurus, tetapi pada saat panggul kontak dengan lantai lutut segera dilipat ke sikap jongkok serta kedua tangan diajukan ke depan untuk memelihara keseimbangan. Guling depan dari sikap jongkok dengan memanggunakan tolakan sebagai awalan, merupakan ketangkasan untuk berjungkir balik dan kemampuan dasar untuk mengetahui kelentukan tubuh. Berikut ini langkah-langkah pelaksanaan guling depan. ) Tahap persiapan, menyiapkan peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan.

10 8 2) Sikap awal, berdiri tegak, mengambil sikap jongkok, telapak tangan bertumpu diatas matras dengan jarak kurang lebih 40 cm dan pandangan lurus ke depan. 3) Pelaksanaan geraknya, tolakan kaki atau tungkai sekuat-kuatnya, tarik dagu ke dada hingga menempel, tubuh berguling mulai dari kepala bagian belakang, tengkuk, punggung, pantat dan berakhir dengan mendarat dengan kedua kaki. Tangan yang bertumpu tidak boleh bengkok dan harus kuat menahan beban berat badan ketika berguling. 4) Sikap akhir, saat kaki menyentuh, kaki kembali ke sikap jongkok dengan kedua tangan diajukan atau diluruskan ke depan agar tetap seimbang. c. Peralatan dan perlengkapan Guling Depan. ) Alat dan media, yaitu matras atau sejenisnya. 2) Tempat, yaitu lapangan atau ruangan yang cukup luas. d. Proses penilaian Cara penilaian berdasarkan kode penilaian sebagai berikut: ) Proses pelaksanaan (execution). a) Saat menolak dan melayang, tungkai mendekati lurus. b) Saat berguling, tubuh harus bulat, kepala ditekuk, dagu rapat ke dada. Lutut ditekuk dan rapat ke dada, tumit rapat ke pantat 2) Teknik gerak. a) Saat menolak dan melayang. () Tolakan cukup kuat. (2) Tolakan cukup tinggi. (3) Tolakan cukup jauh. b) Saat berguling. () Bergulingnya tidak miring. (2) Bergulingnya pada satu garis lurus. (3) Bergulingnya mulus dari kepala bagian atas, tengkuk, punggung, pinggang dan pantat. c) Saat bertumpu atau mendarat. () Saat mendarat,kaki rapat. (2) Jongkok dan tidak bergeser. (3) Tangan diluruskan ke depan, badan tidak goyah.

11 9 Berikut ini contoh pedoman penilaian praktik guling depan menurut yang penulis lihat dalam buku Uhamisastra, dkk., namun penulis mengembangkannya kembali. Tabel 2. Pedoman Penilaian Praktik Penjas Materi Pembelajaran : Pembelajaran senam Kemampuan yang dinilai : Guling depan dari sikap jongkok Nama siswa : No Kemampuan Aspek Skor Tolakan dan saat melayang. Daya tolak kuat 2. Ketinggian tolakan 3. Kejauhan tolakan 2 Berguling. Tidak miring 2. Kebulatan berguling dan dalam satu garis lurus 3. Kemulusan bergulig 3 Saat mendarat. Saat mendarat, kaki rapat. 2. Jongkok dan tidak bergeser. 3. Tangan diluruskan ke depan, badan tidak goyah Jumlah maksimal 9 C. Media Pembelajaran. Pengertian Media Pembelajaran Dalam suatu proses pembelajaran, guru bukan hanya satu-satunya sumber belajar, namun karena posisinya sebagai penyalur informasi, guru harus mampu menciptakan sumber-sumber belajar lainnya agar tercipta lingkungan belajar yang kondusif. Sumber-sumber belajar selain guru inilah yang disebut dengan penghubung antara pesan ajar yang diberikan guru secara terencana yang biasa dikenal dengan media pembelajaran. Media pembelajaran dapat dipahami sebagai segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimaannya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif. Munadi

12 20 (203, hlm. 8).Kata media berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Menurut Sukiman (202, hlm. 29) Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta kemauan peserta didik sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran secara efektif. Media pembelajaran merupakan segala bentuk perangsang dan alat yang disediakan guru untuk mendorong siswa belajar secara cepat, tepat, mudah, benar dan tidak terjadinya verbalisme.(rosdiani, 203, hlm. 7).Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah sebuah sumber baru yang berfungsi untuk mempermudah guru dalam menyampaikan pesan atau informasi dari materi yang akan diajarkan. 2. Fungsi Media Pembelajaran Kemp & Dayton (dalam Sukiman, 202, hlm. 39) menyebutkan bahwa media pembelajaran dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan untuk perorangan atau kelompok, yaitu sebagai berikut. a. Memotivasi minat atau pendapat. b. Menyajikan informasi. c. Memberi intruksi. Maka dapat disimpulkan bahwa fungsi media pembelajaran adalah sebuah sumber yang berfungsi menyajikan informasi untuk meningkatkan motivasi dalam sebuah proses pembelajaran. 3. Kegunaan Media Pembelajaran Sadiman (dalam Sukiman, 202, hlm. 40) menyampaikan kegunaan-kegunaan media pembelajaran secara umum sebagai berikut. a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat visual. b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera. c. Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik. d. Memberikan rangsangan yang sama, dapat menyamakan pengalaman dan persepsi peserta didik terhadap isi pelajaran. e. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada peserta didik tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, secara

13 2 memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya. Menurut Hamalik (dalam Sukiman, 202, hlm. 4), Pemanfaatan media dalam pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat baru, meningkatkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan berpengaruh secar psikologis kepada peserta didik.sudjana & Rifai (dalam Sukiman, 202, hlm. 43) mengemukakan bahwa kegunaan atau manfaat media pembelajaran dalam proses belajar peserta didik, yaitu: a. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian peserta didik sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. b. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh peserta didik dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran. c. Metode mengajar akan lebih bervariasi. d. Peserta didik dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan dan lain-lain. Dari beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kegunaan media pembelajaran adalah untuk mempermudah proses penyampaian informasi dan memperlancar proses penyampaian tujuan dari pembelajaran serta memotivasi siswa untuk mengikuti kegiatan selama pembelajaran berlangsung. D. Bola. Pengertian Bola Menurut Djumadi (203, hlm ) Bola adalah benda yang berbentuk bulat.benda ini terbuat dari karet, karet tipis, campuran karet dan bahan sejenis lainnya yang mudah memantul.bola merupakan alat yang digunakan dalam banyak permainan olahraga.bola dibuat dengan berbagai ukuran, sesuai dengan tujuan permainannya. 2. Macam-macam Bola Bola terdiri atas dua macam yaitu bola besar dan bola kecil.yang termasuk ke dalam bola besar yaitu bola voli, bola sepak dan bola basket, sedangkan yang termasuk kedalam bola kecil yaitu bola kasti, bola tenis, bola takraw dan lainlain.bola yang digunakan dalam penelitian ini merupakan bola yang termasuk ke dalam kategori bola besar yaitu bola voli.bola voli umumnya memiliki warna

14 22 cerah.bagian luar bola biasanya terbuat dari kulit yang berbahan kulit lunak atau lentur atau bahan kulit sintetis ataupun bahan kulit yang fleksibel sedangkan bagian dalamnya terbuat dari karet.sutrisno (2009, hlm. 5) menyebutkan bahwa Ukuran keliling bola adalah 65-67cm. berat bola adalah gram. Sementara itu, tekanannya 0,30-0,325 kg/cm 2 atau 294,3-38,82 mbar. E. Program Latihan Harsono (988, hlm. 0) mengemukakan bahwa Training adalah proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja, yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan atau pekerjaannya. Jadi program latihan adalah sebuah rangkaian kegiatan latihan yang diberikan kepada siswa atau atlet secara berulang untuk membantu meningkatkan keterampilan dan prestasi semaksimal mungkin. Dengan berlatih secara berulang-ulang dan secara teratur maka gerakan-gerakan yang semula sukar dilakukan, lama kelamaan akan terbiasa dan gerakannya akan menjadi lebih baik. Salah satu latihan yang perlu dilatih dalam pembelajaran senam lantai guling depan adalah latihan fisik, karena salah satu komponen fisik yang paling berpengaruh dalam pelaksanaan guling depan adalah kelentukan. Peneliti merencanakan program latihan ini selamatiga bulan dengan jumlah pertemuan selama 4 kali yaitu 2 kali sebagai pemberian perlakuan, satu kali untuk pengambilan tes awal dan satu kali untuk pengambilan tes akhir. Hal ini sejalan dengan pendapat Harsono (988, hlm 06) bahwa Fleksibilitas misalnya, secara substansial sudah nampak perkembangannya dalam 2 sampai 3 bulan,.. Harsono juga mengemukakan bahwa penambahan beban untuk fleksibilitas dapat diberikan dalam waktu yang relatif singkat dibandingkan penambahan beban untuk kekuatan dan daya tahan. Misalnya untuk fleksibilitas dalam 2 3 hari, (988, 07).Lamanya waktu program latihan yang diberikan yaitu selama 50 menit. Hal ini beradasarkan pendapat Harsono (988, hlm. 7) Untuk olahraga prestasi: menit. Dalam mendesain latihan overload, Bompa (dalam Haryono, 988, hlm. 05) Menyarankan sistem yang disebutnya the step type approach atau sistem tangga. Berikut ini ilustrasi grafis tentang bagaimana penambahan beban latihan.

15 23 Gambar 2. Penambahan Beban Latihan secara Bertahap, Harsono (988, hlm. 05) Program latihan yang peneliti rencanakan merupakan program latihan guling depan dengan menggunakan media bola dalam latihannya, pada pertemuan pertama sampai keenam melakukan guling depan dengan treatment mengoper bola kebelakang melewati kedua kaki dan pada pertemuan ketujuh sampai kedua belas melakukan guling depan dengan treatment menyundul bola menggunakan kepala kebelakang sebelum berguling. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan kelentukan tubuh siswa, dimana kelentukan merupakan komponen utama penunjang gerak dasar guling depan. F. Penelitian yang Relevan Sebelum penelitian ini dilakukan, beberapa peneliti sebelumnya juga pernah membahas tentang gerak dasar guling depan namun dengan media yang berbeda dan kelemahan serta kelebihan yang berbeda. Terdapat dua buah temuan dari penelitian yang pernah dilakukan oleh:. Angga Permana Kautsar pada tahun 203 dengan judul Meningkatkan Gerak Dasar Guling Depan Dengan Menggunakan Media Bantu Sederhana Di Kelas IV SDN Karapyak I Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang. Penelitian tersebut menunjukan bahwa pada siklus I menghasilkan 37%, siklus II meningkat 63% dan pada siklus III 85,8% yang mencapai batas ketuntasan belajar. Kekurangan dalam penelitian ini yaitu siswa hanya dilatih gerak dasar guling depannya selama tiga siklus atau selama tiga kali pertemuan dan dengan media yang berbeda-beda setiap siklusnya. Artinya setiap siklus siswa

16 24 harus beradaptasi dengan media yang diberikan. Sehingga proses penyampaian tujuan akan membutuhkan waktu yang cukup lama. Kelebihannya yaitu penggunaan media yang diberikan dapat meningkatkan gerak dasar guling depan, tetapi tidak diketahui peningkatannya bersifat signifikan atau tidak. 2. Juariah dengan judul Pengaruh Media Kardus untuk Meningkatkan Gerak Dasar Guling Depan, PTK Pada Kelas IV SDN Panyingkiran III Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang. Penelitian tersebut menunjukan bahwa pada dari setiap siklus terjadi peningkatan hasil belajar. Berdasarka data pada siklus III ternyata siswa yang tuntas dalam pembelajaran gerak dasar guling depan mencapai 90%.Kelebihan dari penelitian ini yaitu penggunaan media yang diberikan dapat meningkatkan gerak dasar guling depan,namun kekurangannya adalah tidak diketahuinya peningkatan yang timbul bersifat signifikan atau tidak. Dari kedua temuan tersebut, ternyata penggunaan media mampu meningkatkan kemampuan gerak dasar guling depan pada siswa kelas IV. Namun tingkat kesignifikansiannya tidak jelas.oleh karena itu peneliti bermaksud ingin mengambil penelitian yang serupa mengenai gerak dasar guling depan namun dengan media pembelajaran yang berbeda yaitu media bola. Peneliti berharap dengan penggunaan media tersebutgerak dasar guling depan yang dikuasai oleh siswa kelas IV dapat meningkat, selain itu juga peneliti ingin memotivasi siswa agar selalu antusias dalam mengikuti pembelajaran khususnya pembelajaran senam lantai guling depan. Melalui penelitian ini pula tingkat signifikansi peningkatan gerak dasar guling depan akan terlihat. G. Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis yaitu.. Hipotesis Penelitian a. Pembelajaran guling depan dengan menggunakan media bola dapat meningkatkangerak dasar guling depan dalam pembelajaran senam lantai pada siswa kelas IVSDN Cimarga secara signifikan.

17 25 b. Pembelajaran guling depan tanpa menggunakan media bola dapat meningkatkangerak dasar guling depan dalam pembelajaran senam lantai pada siswa kelas IV SDN Linggasari secara signifikan. c. Terdapat perbedaan yang signifikan antara penggunaan media bola dan tanpa menggunakan media bola dalam pembelajaran guling depan. 2. Hipotesis Statistik a. H o : B = 0, nol berarti tidak ada peningkatan. H o : B 0, tidak sama dengan nol berarti lebih besar atau kurang dari nol berarti ada peningkatan. b. H o : B = 0, nol berarti tidak ada peningkatan. H o : B 0, tidak sama dengan nol berarti lebih besar atau kurang dari nol berarti ada peningkatan. c. H o = 2, terdapat pengaruh yang sama. H 2, tidak terdapat pengaruh yang sama.

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. secara sistematis dengan melibatkan gerakan-gerakan yang terpilih dan terencana

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. secara sistematis dengan melibatkan gerakan-gerakan yang terpilih dan terencana 1 2.1 Kajian Teoritis BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1.1 Hakikat Senam Ketangkasan Senam dapat diartikan sebagai setiap bentuk latihan fisik yang disusun secara sistematis dengan melibatkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Gymnastics. Sedangkan Imam Hidayat dalam Hendra Agusta (2009: 9), mengembangkan keterampilan, dan menanamkan nilai-nilai mental

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Gymnastics. Sedangkan Imam Hidayat dalam Hendra Agusta (2009: 9), mengembangkan keterampilan, dan menanamkan nilai-nilai mental BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Senam Ada beberapa pengertian tentang senam dengan mengutip pernyataan Agus Mahendra (2000: 7), senam dalam bahasa Indonesia sebagai salah satu cabang

Lebih terperinci

I., PENDAHULUAN. merupakan terjemahan langsung dari bahasa Inggris Gymnastics. Kata gymnastics menurut Hidayat (1995:27), dipakai untuk menunjukan

I., PENDAHULUAN. merupakan terjemahan langsung dari bahasa Inggris Gymnastics. Kata gymnastics menurut Hidayat (1995:27), dipakai untuk menunjukan 1 I., PENDAHULUAN A. Latar Belakang Senam merupakan salah satu materi pendidikan jasmani. Senam yang dikenal dalam bahasa indonesia sebagai salah satu cabang olahraga merupakan terjemahan langsung dari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sendiri dalam bahasa aslinya merupakan serapan kata bahasa yunani, gymnos,

I. PENDAHULUAN. sendiri dalam bahasa aslinya merupakan serapan kata bahasa yunani, gymnos, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Senam merupakan aktifitas jasmani yang efektif untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak. Gerakan senam sangat sesuai untuk mengisi program pendidikan jasmani.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. jasmani yang direncanakan secara sistematik bertujuan untuk. mengembangkan dan meningkatkan individu secara organik,

II. TINJAUAN PUSTAKA. jasmani yang direncanakan secara sistematik bertujuan untuk. mengembangkan dan meningkatkan individu secara organik, 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pendidikan Jasmani Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistematik bertujuan untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB VI SENAM. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 133

BAB VI SENAM. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 133 BAB VI SENAM Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 133 Senam lantai merupakan alat pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, juga merupakan upaya mempelajari manusia bergerak. A. Peta

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. hidup bangsa dan negara. Pada Negara-negara yang masih berkembang,

I. PENDAHULUAN. hidup bangsa dan negara. Pada Negara-negara yang masih berkembang, I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan adalah upaya yang dikerjakan secara sadar oleh manusia untuk meningkatkan kualitas manusia dan untuk bersaing dalam membangun taraf hidup bangsa dan negara.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Pendidikan Jasmani Pendidikan jasmani merupakan suatu pendidikan yang wahana belajarnya melalui aktifitas fisik, tetapi dalam pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak terutama berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangannya. Peranan

BAB I PENDAHULUAN. anak terutama berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangannya. Peranan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang strategis bagi pemberdayaan anak terutama berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangannya. Peranan sekolah sebagai wahana

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan merupakan salah satu tujuan pembangunan nasional seperti yang tertera dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan merupakan salah satu tujuan pembangunan nasional seperti yang tertera dalam II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Pendidikan merupakan salah satu tujuan pembangunan nasional seperti yang tertera dalam pembukaan UUD 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mewujudkan tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang memiliki peran sangat penting terhadap perkembangan perilaku siswa seperti aspek kognitif,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Senam Menurut Hidayat yang dikutip oleh Agus Mahendra 2002: 2 (dalam

I. PENDAHULUAN. Senam Menurut Hidayat yang dikutip oleh Agus Mahendra 2002: 2 (dalam I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Senam Menurut Hidayat yang dikutip oleh Agus Mahendra 2002: 2 (dalam aswin 2013:28) senam sebagai suatu latihan tubuh yang dipilih dan dikonsrtuk dengan sengaja, dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang melibatkan semua aspek gerak. Proses pendidikan jasmani mampu menjadikan manusia untuk berkembang dalam hal gerak.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Senam merupakan salah satu cabang olahraga yang melibatkan performa gerakan yang membutuhkan kekuatan, kecepatan dan keserasian gerakan fisik yang teratur. Senam

Lebih terperinci

BOBBY HELMI Pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi Stok bina guna medan

BOBBY HELMI Pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi Stok bina guna medan UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SENAM ROLL KEDEPAN DENGAN MENGGUNAKAN GAYA MENGAJAR RESIPROKAL PADA SISWA KELAS X SMK PUTRA ANDA BINJAI TAHUN AJARAN 2015/2016 BOBBY HELMI Pendidikan jasmani kesehatan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. tersebut mengandung arti bahwa belajar tidak mengenal usia dari bayi, anak-anak

BAB II KAJIAN TEORI. tersebut mengandung arti bahwa belajar tidak mengenal usia dari bayi, anak-anak BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Belajar Pepatah mengatakan belajar dari kandungan sampai ajal menjemput pepatah tersebut mengandung arti bahwa belajar tidak mengenal usia dari bayi, anak-anak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dengan perkembangan jaman. Sehubungan dengan hal itu peningkatan kualitas. agar kualitas manusia yang diharapkan dapat terwujud.

I. PENDAHULUAN. dengan perkembangan jaman. Sehubungan dengan hal itu peningkatan kualitas. agar kualitas manusia yang diharapkan dapat terwujud. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan kebutuhan setiap orang didalam kehidupan, demikian pula dengan pendidikan jasmani yang diajarkan di sekolah-sekolah. Pendidkan

Lebih terperinci

GALIH PERMANA, 2015 PENGARUH PENGGUNAAN ALAT BANTU MODIFIED SMARTER SPOTTER TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SIKAP KAYANG

GALIH PERMANA, 2015 PENGARUH PENGGUNAAN ALAT BANTU MODIFIED SMARTER SPOTTER TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SIKAP KAYANG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan merupakan bagian dari pendidikan secara keseluruhan. Hal ini bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Senam merupakan aktivitas fisik yang dapat membantu mengoptimalkan. perkembangan gerak terutama dalam membangun pengalaman gerak anak.

I. PENDAHULUAN. Senam merupakan aktivitas fisik yang dapat membantu mengoptimalkan. perkembangan gerak terutama dalam membangun pengalaman gerak anak. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Senam merupakan aktivitas fisik yang dapat membantu mengoptimalkan perkembangan gerak terutama dalam membangun pengalaman gerak anak. Gerakan-gerakan senam sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan jasmani harus diarahkan

Lebih terperinci

: Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK)

: Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK) KTSP Perangkat Pembelajaran Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) PERANGKAT PEMBELAJARAN STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR Mata Pelajaran Satuan Pendidikan Kelas/Semester : Pendidikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Senam menurut Roji (2006: 110) adalah olahraga dengan gerakan gerakan

I. PENDAHULUAN. Senam menurut Roji (2006: 110) adalah olahraga dengan gerakan gerakan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Senam menurut Roji (2006: 110) adalah olahraga dengan gerakan gerakan latihan fisik secara sistematis, dan dirangkai secara keseluruhan dengan tujuan membentuk dan mengembangkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah fase dari program pendidikan keseluruhan yang memberikan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah fase dari program pendidikan keseluruhan yang memberikan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani adalah fase dari program pendidikan keseluruhan yang memberikan kontribusi, terutama melalui pengalaman gerak, untuk pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan proses untuk membantu individu untuk tumbuh dan berkembang secara optimal. Sebagaimana yang tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003 pasal 3 yaitu tujuan

Lebih terperinci

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot Kebugaran jasmani harus dipenuhi oleh setiap orang. Kebugaran jasmani merupakan pendukung keberhasilan dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Latihan kebugaran jasmani meliputi daya tahan, kekuatan, kelenturan,

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran

A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis,

Lebih terperinci

62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) 62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian

Lebih terperinci

85. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D)

85. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D) 85. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D) A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia selalu membawa anggota tubuhnya kesetiap tempat untukbergerak sambil berinteraksi dengan lingkungannya. Proses perpindahan tubuh ini sering

Lebih terperinci

62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) 62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. melibatkan gerakan-gerakan yang terpilih dan terencana untuk mencapai. tujuan tertentu.dalam Muhajir (2006: 88)

II. TINJAUAN PUSTAKA. melibatkan gerakan-gerakan yang terpilih dan terencana untuk mencapai. tujuan tertentu.dalam Muhajir (2006: 88) II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Senam Senam adalah bentuk latihan fisik yang disusun secara sistematis dengan melibatkan gerakan-gerakan yang terpilih dan terencana untuk mencapai tujuan tertentu.dalam Muhajir

Lebih terperinci

d. Pembelajaran Menahan Siku Lawan di Atas Pundak Cara melakukannya adalah sebagai berikut.

d. Pembelajaran Menahan Siku Lawan di Atas Pundak Cara melakukannya adalah sebagai berikut. A B A B A B Gambar 4.16 Pembelajaran mengunci lawan dengan menahan serangan siku lawan d. Pembelajaran Menahan Siku Lawan di Atas Pundak 1) Peserta didik A melancarkan pukulan dengan tangan kanan lurus

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan jasmani merupakan pembelajaran yang didesain untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan jasmani merupakan pembelajaran yang didesain untuk II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Jasmani Pendidikan jasmani merupakan pembelajaran yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, pengetahuan, prilaku hidup yang aktif dan sikap sportif melalui

Lebih terperinci

D. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas X, Semester 1

D. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas X, Semester 1 82. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) A. Latar Belakang Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDHULUAN. Pengaruh Model Education Gymastics terhadap Peningkatan Gerak Dasar Guling Depan dalam Pembelajaran Senam Lantai

BAB I PENDHULUAN. Pengaruh Model Education Gymastics terhadap Peningkatan Gerak Dasar Guling Depan dalam Pembelajaran Senam Lantai BAB I PENDHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani, permainan atau olahraga terpilih yang bertujuan meningkatkan kebugaran jasmani, kemampuan

Lebih terperinci

57. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

57. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) 57. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani adalah olahraga yang sangat penting keberadaannya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani adalah olahraga yang sangat penting keberadaannya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani adalah olahraga yang sangat penting keberadaannya dalam dunia pendidikan, tanpa adanya pendidikan jasmani maka pendidikan yang lainnya tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sengaja dan berencana, disusun secara sistematis dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. sengaja dan berencana, disusun secara sistematis dengan tujuan A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Menurut Imam Hidayat dalam bukunya Senam dan Metodik (1976:2) Senam ialah latihan tubuh yang dipilih dan diciptakan dengan sengaja dan berencana, disusun secara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. layak dan sejahtera, hal ini menuntut manusia untuk bekerja keras demi mencapai

I. PENDAHULUAN. layak dan sejahtera, hal ini menuntut manusia untuk bekerja keras demi mencapai I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Era globalisasi mengakibatkan peningkatan pemenuhan kebutuhan hidup yang layak dan sejahtera, hal ini menuntut manusia untuk bekerja keras demi mencapai cita-cita. Oleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam melaksanakan fungsi-fungsi kehidupan manusia tidak akan lepas dari pendidikan, karena pendidikan berfungsi untuk meningkatkan kualitas manusia, baik sebagai individu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS Kurikulum Pendidikan di Sekolah Sekolah Menengah Atas (SMA)

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS Kurikulum Pendidikan di Sekolah Sekolah Menengah Atas (SMA) BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Kurikulum Pendidikan di Sekolah Sekolah Menengah Atas (SMA) Kurikulum tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup, pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan yang diajarkan di sekolah memiliki peranan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BALING-BALING MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SDN 2 CIBOGO WALED

MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BALING-BALING MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SDN 2 CIBOGO WALED MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BALING-BALING MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SDN 2 CIBOGO WALED Universitas Pendidikan Indonesia hendipaweka@upi.edu Abstrak Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Lompat Jauh a. Pengertian Lompat Jauh Lompat jauh merupakan salah satu nomor lompatdalam cabang olahraga atletik. Lompat jauh merupakan suatu bentuk gerakan melompat,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kompleks, karena mencakup dimensi bio-sosio-kultural. Ditinjau dari aspek

I. PENDAHULUAN. kompleks, karena mencakup dimensi bio-sosio-kultural. Ditinjau dari aspek I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aktivitas dalam pendidikan jasmani dan olahraga merupakan fenomena yang kompleks, karena mencakup dimensi bio-sosio-kultural. Ditinjau dari aspek biologis isi kegiatan

Lebih terperinci

SENAM PETI LOMPAT MEMBINA KEBERANIAN DAN KETANGKASAN ANAK SEKOLAH DASAR. Oleh Fredericus Suharjana Universitas Negeri Yogyakarta

SENAM PETI LOMPAT MEMBINA KEBERANIAN DAN KETANGKASAN ANAK SEKOLAH DASAR. Oleh Fredericus Suharjana Universitas Negeri Yogyakarta 1 SENAM PETI LOMPAT MEMBINA KEBERANIAN DAN KETANGKASAN ANAK SEKOLAH DASAR Oleh Fredericus Suharjana Universitas Negeri Yogyakarta ABSTRAK Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan di sekolah dasar merupakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. pendidikan dengan mengabaikan aspek yang lain, sedangkan pendidikan

TINJAUAN PUSTAKA. pendidikan dengan mengabaikan aspek yang lain, sedangkan pendidikan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pendidikan Jasmani 1. Pendidikan Jasmani Pendidikan Jasmani mengandung dua pengertian yaitu pendidikan untuk jasmani dan pendidikan melalui aktivitas jasmani. Pendidikan

Lebih terperinci

untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.

untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang. 57. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan

II. TINJAUAN PUSTAKA. sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pendidikan Jasmani Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai perseorangan atau anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Hakekat Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistematik bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PenjasOrkes) sebagai bagian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PenjasOrkes) sebagai bagian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PenjasOrkes) sebagai bagian integral dari pendidikan keseluruhan tentu saja memusatkan semua usahanya untuk dapat membantu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani sebagai komponen pendidikan secara keseluruhan telah disadari oleh banyak kalangan. namun dalam pelaksanaannya pengajaran pendidikan jasmani

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI AKTIVITAS PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG TERHADAP TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA KETERAMPILAN GULING

IMPLEMENTASI AKTIVITAS PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG TERHADAP TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA KETERAMPILAN GULING 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai Makhluk Tuhan yang dikaruniai kemampuan-kemampuan dasar yang bersifat rohaniah dan jasmaniah, manusia mampu mempertahankan hidup serta memperbaiki kualitas

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. di sekolah. Mata pelajaran ini beroreantasi pada pelaksanaan misi. berbagai aktivitas jasmani (Depdikbud, 1993: 1).

TINJAUAN PUSTAKA. di sekolah. Mata pelajaran ini beroreantasi pada pelaksanaan misi. berbagai aktivitas jasmani (Depdikbud, 1993: 1). 1 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Jasmani Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran dalam kurikulum di sekolah. Mata pelajaran ini beroreantasi pada pelaksanaan misi pendidikan melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jasmani harus diarahkan pada pencapaian tujuan tersebut. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. jasmani harus diarahkan pada pencapaian tujuan tersebut. Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan keseluruhan, oleh karena itu pelaksanaan pendidikan jasmani harus diarahkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Senam a. Pengertian Senam Senam adalah istilah atau nama suatu cabang olahraga. Sebagai cabang olahraga senam mempunyai domein atau daerah batas-batasnya sendiri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. D. Manfaat penulisan

BAB I PENDAHULUAN. D. Manfaat penulisan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Senam lantai adalah salah satu jenis olahraga yang cukup diminati dan digeluti banyak orang.biasanya merupakan nomor pertama dalam pertandingan atas pertimbangan kesempatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masaalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masaalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masaalah Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (Penjasorkes) perlu makin ditingkatkan dan memasyarakatkan sebagai cara pembinaan kesehatan jasmani dan rohani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia pendidikan, mata pelajaran pendidikan jasmani mempunyai kedudukan yang sama dengan mata pelajaran yang lainnya, karena dalam pendidikan jasmani bermaterikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes) merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dasar/bekal ilmu untuk menghadapi tantangan dimasa yang akan datang dan

BAB I PENDAHULUAN. dasar/bekal ilmu untuk menghadapi tantangan dimasa yang akan datang dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses untuk meningkatkan martabat manusia yang memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif, psikomotor) berkembang secara optimal. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Riska Dwi Herliana, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Riska Dwi Herliana, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pendidikan merupakan proses yang sangat berperan penting dalam meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Melalui proses pendidikan manusia dididik dan dibina

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan seseorang sebagai. dan pembentukan watak. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan seseorang sebagai. dan pembentukan watak. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan seseorang sebagai perseorangan maupun sebagai anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani adalah olahraga yang sangat penting keberadaannya dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani adalah olahraga yang sangat penting keberadaannya dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani adalah olahraga yang sangat penting keberadaannya dalam dunia pendidikan, tanpa adanya pendidikan jasmani maka pendidikan yang lainnya tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perlu kiranya pendidikan dasar mendapat perhatian yang khusus dan sungguhsungguh

BAB I PENDAHULUAN. perlu kiranya pendidikan dasar mendapat perhatian yang khusus dan sungguhsungguh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Program wajib belajar sembilan tahun terutama pendidikan dasar merupakan wahana bagi anak untuk mengembangkan kemampuan dan kepribadiannya. Untuk itu perlu kiranya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu gymnastics yang artinya: untuk menerangkan bermacam-macam gerak. yang dilakukan oleh atlet-atlet yang telanjang.

BAB I PENDAHULUAN. yaitu gymnastics yang artinya: untuk menerangkan bermacam-macam gerak. yang dilakukan oleh atlet-atlet yang telanjang. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMA Negeri 1 Godean : Penjasorkes : XII/Satu : Roll Depan dan Roll Belakang : 3 JP (3 X 45 menit)

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SENAM LANTAI

IMPLEMENTASI KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SENAM LANTAI IMPLEMENTASI KOOPERATIF NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SENAM LANTAI I Dewa Made Suastika, Nim 1196015012 PENJASKESREK FOK Universitas Pendidikan Ganesha, Kampus Tengah Undiksha Singaraja,

Lebih terperinci

BAB V KEBUGARAN JASMANI. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 117

BAB V KEBUGARAN JASMANI. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 117 BAB V KEBUGARAN JASMANI Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 117 Kebugaran jasmani merupakan alat pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, juga merupakan upaya untuk meningkatkan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu olahraga yang sudah dikenal dari zaman dahulu kala ialah gymnastic (senam). Senam merupakan olahraga tertua, sehingga senam juga

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Di dalam suatu kurikulum pendidikan terdapat macam-macam model

II. TINJAUAN PUSTAKA. Di dalam suatu kurikulum pendidikan terdapat macam-macam model 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Jasmani 1. Pembelajaran Pendidikan Jasmani Di dalam suatu kurikulum pendidikan terdapat macam-macam model kurikulum salah satunya yaitu Pendidikan Jasmani. Pendidikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia baik itu di sekolah maupun di luar sekolah selalu akan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia baik itu di sekolah maupun di luar sekolah selalu akan I. PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah. Pendidikan di Indonesia baik itu di sekolah maupun di luar sekolah selalu akan mengarah pada tujuan pendidikan nasional itu sendiri, yaitu untuk mencerdaskan kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan investasi besar jangka panjang yang harus ditata dan disiapkan sebaik mungkin, hal ini diakui oleh semua orang atau suatu bangsa demi untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Senam 1. Sejarah Senam BAB II KAJIAN PUSTAKA Senam merupakan aktifitas jasmani yang efektif untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak. Gerakan-gerakan senam sangat sesuai untuk mengisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan jasmani harus diarahkan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antara guru dan peserta didik, tujuan dari pembelajaran tersebut meliputi tiga

BAB I PENDAHULUAN. antara guru dan peserta didik, tujuan dari pembelajaran tersebut meliputi tiga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan belajar mengajar pada dasarnya merupakan proses interaksi antara guru dan peserta didik, tujuan dari pembelajaran tersebut meliputi tiga aspek, yakni aspek

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Hakikat Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di Sekolah Dasar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Hakikat Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di Sekolah Dasar BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di Sekolah Dasar 2.1.1 Hakikat Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan

Lebih terperinci

2015 KESULITAN-KESULITAN MENGAJAR YANG DIALAMI GURU PENJAS DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF DI SEKOLAH LUAR BIASA SE-KABUPATEN CIREBON

2015 KESULITAN-KESULITAN MENGAJAR YANG DIALAMI GURU PENJAS DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF DI SEKOLAH LUAR BIASA SE-KABUPATEN CIREBON BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani di dalam sekolah memiliki peranan penting terhadap perkembangan perilaku siswa, yang mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Dalam

Lebih terperinci

Penerapan Metode Part-whole untuk Meningkatkan Ketrampilan Senam Ketangkasan Gerakan Round-off pada Siswa Kelas XI RPL-3 SMK Negeri 5 Malang

Penerapan Metode Part-whole untuk Meningkatkan Ketrampilan Senam Ketangkasan Gerakan Round-off pada Siswa Kelas XI RPL-3 SMK Negeri 5 Malang Penerapan Metode Part-whole untuk Meningkatkan Ketrampilan Senam Ketangkasan Gerakan Round-off pada Siswa Kelas XI RPL-3 SMK Negeri 5 Malang Ibnu Darmawan (1), M.E. Winarno (2), Agung Kurniawan Universitas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Mengajar Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar. Belajar adalah modifikasi atau memperteguhkan kelakuan melalui pengalaman.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani sebagai bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, yang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani sebagai bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Pendidikan Jasmani sebagai bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, yang diarahkan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa melalui aktivitas jasmani yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai suatu kegiatan telah di kenal dan di sadari atau tidak di lakukan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai suatu kegiatan telah di kenal dan di sadari atau tidak di lakukan oleh 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Belajar adalah adalah suatu proses yang di tandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang dan perubahan tersebut terjadi karena adanya usaha. Sejak lahir

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. jasmani di mana di dalam pelaksanaannya banyak menggunakan fisik atau

I. PENDAHULUAN. jasmani di mana di dalam pelaksanaannya banyak menggunakan fisik atau 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan jasmani merupakan suatu pelajaran yang identik dengan kegiatan jasmani di mana di dalam pelaksanaannya banyak menggunakan fisik atau motorik siswa. Sedangkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Pendidikan Jasmani merupakan media untuk mendorong. perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan,

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Pendidikan Jasmani merupakan media untuk mendorong. perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata pelajaran Pendidikan Jasmani merupakan media untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran, penghayatan nilai (sikap-mental-emosional-spiritual-sosial),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas indivdu,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sunarto (Http://e-learning.Po.Unp.Ac.Id, 1999), menyatakan bahwa masa

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sunarto (Http://e-learning.Po.Unp.Ac.Id, 1999), menyatakan bahwa masa 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Karakteristik Siswa SMA Sunarto (Http://e-learning.Po.Unp.Ac.Id, 1999), menyatakan bahwa masa remaja adalah upaya menentukan jati dirinya (identitasnya) atau aktualisasi diri.

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SMP/MTs :... Mata Pelajaran Kelas/Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan : VII (Tujuh )/1 (satu) : Mempraktikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan suatu pelajaran yang identik dengan. kegiatan jasmani dimanadi dalam pelaksanaannya banyak menggunakan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan suatu pelajaran yang identik dengan. kegiatan jasmani dimanadi dalam pelaksanaannya banyak menggunakan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan jasmani merupakan suatu pelajaran yang identik dengan kegiatan jasmani dimanadi dalam pelaksanaannya banyak menggunakan fisik atau motorik siswa. Sedangkan

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas

I. TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas I. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pendidikan Jasmani Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistematik, terencana dan terarah yang bertujuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak. Gerakan senam sangat sesuai untuk. mengisi program pendidikan jasmani. Gerakannya merangsang

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak. Gerakan senam sangat sesuai untuk. mengisi program pendidikan jasmani. Gerakannya merangsang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Senam merupakan aktifitas jasmani yang efektif untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak. Gerakan senam sangat sesuai untuk mengisi program pendidikan jasmani.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan atau bagian hidup yang tidak dapat ditinggalkan. dan kebiasaan sosial maupun sikap dan gerak manusia.

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan atau bagian hidup yang tidak dapat ditinggalkan. dan kebiasaan sosial maupun sikap dan gerak manusia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usaha memasyarakatkan olahraga sekarang ini sudah nampak hasilnya. Hal ini ditandai dengan maraknya orang melakukan olahraga untuk kesehatan dan sebagai sarana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemudian yang disebut - sebut sebagai Bapak senam. keterampilan dan menanamkan nilai - nilai mental spiritual.

BAB I PENDAHULUAN. kemudian yang disebut - sebut sebagai Bapak senam. keterampilan dan menanamkan nilai - nilai mental spiritual. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga Senam lahir dari Yunani kuno tepatnya pada abad kelima sebelum masehi. Semua latihan badan yang dilakukan oleh bangsa Yunani termaksud adat istiadatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat kualitatif dan kuantitatif juga merupakan hasil dari proses

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat kualitatif dan kuantitatif juga merupakan hasil dari proses BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha untuk menyiapkan peserta didik melalui bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya pada masa yang akan datang. Disadari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis,

BAB I PENDAHULUAN. kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani,

Lebih terperinci

II.Tinjauan Pustaka. terencana, bertahap, dan berkelanjutan agar dapat meningkatkan sikap. adalah mata pelajaran yang merupakan bagian dari pendidikan

II.Tinjauan Pustaka. terencana, bertahap, dan berkelanjutan agar dapat meningkatkan sikap. adalah mata pelajaran yang merupakan bagian dari pendidikan 9 II.Tinjauan Pustaka A. Pendidikan jasmani Pendidikan jasmani merupakan pembelajaran yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, pengetahuan, prilaku hidup yang aktif dan sikap sportif melalui

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Meroda merupakan salah satu gerak dasar yang kompleks, karena dalam

I. PENDAHULUAN. Meroda merupakan salah satu gerak dasar yang kompleks, karena dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meroda merupakan salah satu gerak dasar yang kompleks, karena dalam melakukan gerakan meroda memerlukan berbagai aspek, seperti fisik antara lain kekuatan, keseimbangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Jasmani 1. Pengertian Pendidikan Jasmani Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yang diajarkan di sekolah dasar mempunyai peranan yang sangat penting yaitu memberi

Lebih terperinci

II. TINJAU PUSTAKA. Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan yang diarahkan untuk. mendorong, membimbing, mengembangkan dan membina kemampuan

II. TINJAU PUSTAKA. Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan yang diarahkan untuk. mendorong, membimbing, mengembangkan dan membina kemampuan 8 II. TINJAU PUSTAKA A. Pengertian Pendidikan Jasmani Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan yang diarahkan untuk mendorong, membimbing, mengembangkan dan membina kemampuan jasmaniah dan rohaniah

Lebih terperinci