Pengaruh Penerapan Pendekatan SAVI (Somatic, Auditory, Visulization, Intellectually) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pengaruh Penerapan Pendekatan SAVI (Somatic, Auditory, Visulization, Intellectually) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa"

Transkripsi

1 Pengaruh Penerapan Pendekatan SAVI (Somatic, Auditory, Visulization, Intellectually) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Abdul Mukti Hanasi, Syamsu Qomar Badu & Lailany Yahya Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK Penelitian ini mengkaji tentang pembelajaran berbasis multi indrawi yaitu Somatis, Auditori, Visual, dan Intelektual. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa kelas VII SMP Negeri 1 Telaga yang diajar dengan menggunakan pendekatan SAVI dan siswa yang diajar dengan pendekatan pembelajaran konvensional. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 1 Telaga dengan populasi terjangkau adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Telaga. Penelitian eksperimen ini menggunakan desain Posttest-Only Control Group Design dengan pengambilan sampel dilakukan secara Cluster Simple Random Sampling. Data yang digunakan adalah data kemampuan berpikir kritis siswa pada pokok bahasan segitiga. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan uji t menunjukan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa yang menggunakan pendekatan SAVI lebih tinggi dari kemampuan berpikir kritis siswa yang menggunakan pendekatan pembelajaran konvensional. Perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa ini ditunjukkan dengan rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa yang diajar dengan menggunakan pendekatan SAVI yaitu 59,00 lebih tinggi dibandingkan rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa yang diajar dengan menggunakan pendekatan Konvensional yaitu 39,73. Dengan demikian, hipotesis penelitian diterima dan penggunaan pendekatan pembelajaran SAVI dapat menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif dan inovatif bagi siswa. Kata Kunci : Pendekatan SAVI. Kemampuan Berpikir Kritis Siswa I. PENDAHULUAN Pembelajaran matematika yang merupakan bagian penting dari proses pendidikan sekolah diharapkan dapat mengembangkan kemampuan berpikir, bersikap, bertindak karena Menurut NCTM (dalam Walle, 008 : 1) sebuah organisasi guru dan pendidik matematika di Amerika Serikat bahwa di dalam dunia yang terus berubah, mereka yang memahami dan dapat mengerjakan matematika akan memiliki kesempatan dan pilihan yang lebih banyak dalam menentukan masa depannya. Kemampuan dalam matematika akan membuka pintu untuk masa depan yang produktif. Lemah dalam matematika membiarkan pintu tersebut

2 tertutup. Semua siswa harus memiliki kesempatan dan dukungan yang diperlukan untuk belajar matematika secara mendalam dan dengan pemahaman. Tidak ada pertentangan antara kesetaraan dan keunggulan. Pandangan terhadap pelajaran matematika yang muncul dikalangan para siswa saat ini terkadang menjadikan matematika sebagai ilmu yang menakutkan bagi siswa itu sendiri. Matematika dipandang sebagai salah satu mata pelajaran yang bersifat abstrak. Karena bersifat absrak itulah maka matematika menjadi salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa. Sehingga siswa merasa kurang tertarik dengan materi yang diberikan oleh guru dan siswa pun merasa bosan dalam mengerjakan masalah matematika yang diberikan. Sementara itu, pada pembelajaran matematika kemampuan berpikir kritis sangat dibutuhkan karena siswa dituntut untuk memecahkan masalah dan mengambil kesimpulan dalam permasalahan matematis. Kemampuan berpikir kritis merupakan bentuk berpikir yang perlu dikembangkan dalam rangka memecahkan masalah, merumuskan kesimpulan, mengumpulkan berbagai kemungkinan dan membuat keputusan ketika menggunakan semua keterampilan tersebut secara efektif dalam konteks dan tipe yang tepat. Glaser (dalam Fisher, 009: 3), mendefinisikan berpikir kritis sebagai: (1) suatu sikap mau berpikir secara mendalam tentang masalah-masalah dan hal-hal yang berada dalam jangkauan pengalaman seseorang; () pengetahuan tentang metode-metode pemeriksaan dan penalaran yang logis; dan (3) semacam suatu keterampilan untuk menerapkan metode-metode tersebut. Kemampuan berpikir kritis menuntut upaya keras untuk memeriksa setiap keyakinan atau pengetahuan asumtif berdasarkan bukti pendukungnya dan kesimpulan-kesimpulan lanjutan yang diakibatkannya. Agar kemampuan berpikir kritis siswa berkembang dengan optimal dan mendapat respon yang baik dari siswa, maka diperlukan strategi atau pendekatan pembelajaran matematika yang tepat. Oleh karena itu, guru hendaknya dapat memperbaiki kembali prosesproses pembelajaran yang selama ini biasa dilaksanakan. Sebaiknya guru berupaya agar mampu menciptakan suasana pembelajaran yang dapat memotivasi siswa belajar dengan baik dan bersemangat, dengan suasana pembelajaran yang menantang untuk memotivasi siswa dalam belajar akan berdampak positif dalam pencapaian kemampuan berpikir kritis siswa. Hal ini merupakan ciri dari pembelajaran yang berpusat pada siswa. Pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa yaitu dengan menerapkan pendekatan SAVI (Somatic, Auditory, Visulization, Intellectually). Pendekatan belajar dengan cara SAVI ini didasari oleh fakta bahwa setiap orang memiliki gaya berfikir dan gaya belajar yang berbeda-beda. Sebagian kita dapat belajar dengan baik hanya dengan melihat orang lain melakukannya.

3 Biasanya orang-orang seperti ini menyukai penyajian informasi yang runtut. Mereka lebih suka menuliskan apa yang dikatakan fasilitator dan tidak terganggu oleh kebisingan. Pola belajar demikian disebut gaya belajar visual. Disisi lain banyak pula pelajar yang mengandalkan kemampuan mendengar untuk mengingat dan tidak sedikit siswa yang memiliki cara belajar paling efektif dengan terlibat langsung dengan kegiatan. Melalui penerapan pendekatan SAVI siswa dapat belajar matematika dengan lebih menyenangkan, kreatif, dan inovatif. Karena dengan pendekatan pembelajaran SAVI siswa diberikan suatu kegiatan yang harus dilakukan siswa dengan menggunakan suatu media atau alat peraga yang bertujuan meningkatkan kemampuan berpikir kritis mereka di dalam kelas dan dapat mengembangkan kompotensi siswa dalam memberikan argumentasi. Kemudian siswa diminta untuk menjawab soal-soal yang sudah diberikan sebagai upaya untuk mencapai kesimpulan dari materi pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dengan menggunakan pendekatan SAVI yang tertuang dalam judul penelitian: Pengaruh Penerapan Pendekatan SAVI (Somatic, Auditory, Visulization, Intellectually) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII di SMP Negeri 1 Telaga). Berkenaan dengan hal tersebut, maka rumusan masalah yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah Apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa kelas VII SMP Negeri 1 Telaga yang diajar dengan menggunakan pendekatan SAVI dan siswa yang diajar dengan menggunakan pendekatan konvensional? Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa kelas VII SMP Negeri 1 Telaga yang diajar dengan menggunakan pendekatan SAVI dan siswa yang diajar dengan pendekatan pembelajaran konvensional. Beberapa para ahli telah banyak mengutarakan pendapatnya tentang definisi kemampuan berpikir kritis akan tetapi masing-masing komponen berpikir kritis dari para ahli yang berbeda mengandung banyak kesamaan. Menurut Ennis (dalam Fisher, 009: 4) berpikir kritis adalah pemikiran yang masuk akal dan reflektif yang berfokus untuk memutuskan apa yang mesti dipercaya atau dilakukan. Dari definisi Ennis dapat diungkapkan beberapa hal penting. Kemampuan berpikir kritis difokuskan kedalam pengertian sesuatu yang penuh kesadaran dan mengarah pada sebuah tujuan. Richard Paul memberikan definisi berpikir kritis yang kelihatan agak berbeda dari definisi-definisi yang diberikan di atas. Menurut Paul (dalam Aryworo, 01),

4 Critical thinking is that mode of thinking - about any subject, content, or problem - in which the thinker improves the quality of his or her thinking by skillfully taking charge of the structures inherent in thinking and imposing intellectual standards upon them. Disampaikan oleh Lewis dan Smith (dalam Muhfahroyin, 009) bahwa kemampuan berpikir kritis merupakan bagian dari kemampuan berpikit tingkat tinggi, setidaknya ada tiga makna berpikir kritis, yaitu: 1) berpikir kritis sebagai suatu pemecahan masalah, ) berpikir sebagai evaluasi dan pertimbangan, dan 3) berpikir kritis sebagai kombinasi pemecahan masalah, evaluasi dan pertimbangan. Ennis (dalam Achmad, 007) mengidentifikasi 1 indikator berpikir kritis yang dikelompokkannya dalam lima besar aktivitas sebagai berikut: (1) Memberikan penjelasan sederhana, yang berisi: memfokuskan pertanyaan, menganalisis pertanyaan dan bertanya, serta menjawab pertanyaan tentang suatu penjelasan atau pernyataan. () Membangun keterampilan dasar, yang terdiri atas mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak dan mengamati serta mempertimbangkan suatu laporan hasil observasi. (3) Menyimpulkan, yang terdiri atas kegiatan mendeduksi atau mempertimbangkan hasil deduksi, meninduksi atau mempertimbangkan hasil induksi, dan membuat serta menentukan nilai pertimbangan. (4) Memberikan penjelasan lanjut, yang terdiri atas mengidentifikasi istilah-istilah dan definisi pertimbangan dan juga dimensi, serta mengidentifikasi asumsi. (5) Mengatur strategi dan teknik, yang terdiri atas menentukan tindakan dan berinteraksi dengan orang lain. Dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis Angelo yang dikutip dalam Edukasi Kompasiana (010) mengidentifikasi lima perilaku yang sistematis dalam berpikir kritis yaitu (1). Keterampilan Menganalisis (). Keterampilan Mensintesis (3). Keterampilan Mengenal dan Memecahkan Masalah (4). Keterampilan Menyimpulkan (5). Keterampilan Mengevaluasi atau Menilai. Keterampilan Menganalisis, merupakan suatu keterampilan menguraikan sebuah struktur ke dalam komponen-komponen agar mengetahui pengorganisasian struktur tersebut, menggambarkan pola hubungan antar unsur, mendeskripsikan unsur-unsur yang membentuk sesuatu dan menentukan unsur-unsur yang setara pada sesuatu keadaan. Keterampilan Mensintesis, Keterampilan menggabungkan bagian-bagian menjadi sebuah bentukan atau susunan yang baru.pertanyaan sintesis menuntut pembaca untuk menyatupadukan semua informasi yang diperoleh dari materi bacaannya, sehingga dapat menciptakan ide-ide baru yang tidak dinyatakan secara eksplisit di dalam bacaannya.

5 Keterampilan Mengenal dan Memecahkan Masalah, Keterampilan ini menuntut pembaca untuk memahami bacaan dengan kritis sehinga setelah kegiatan membaca selesai siswa mampu menangkap beberapa pikiran pokok bacaan, sehingga mampu mempola sebuah konsep. Tujuan keterampilan ini mengacu pada proses mental individu dalam menghadapi suatu masalah untuk selanjutnya menemukan cara mengatasi masalah itu melalui proses berpikir yang sistematis dan cermat. Keterampilan Menyimpulkan, Suatu keterampilan dalam menarik suatu kesimpulan akhir dari seluruh proses yang telah dilakukan. Keterampilan menyimpulkan ini merupakan kegiatan akal pikiran manusia berdasarkan pengertian/pengetahuan (kebenaran) yang dimilikinya, dapat beranjak mencapai pengertian/pengetahuan (kebenaran) yang baru yang lain. Keterampilan Mengevaluasi atau Menilai, Keterampilan ini menuntut pemikiran yang matang dalam menentukan nilai sesuatu dengan berbagai kriteria yang ada. Keterampilan menilai menghendaki pembaca agar memberikan penilaian tentang nilai yang diukur dengan menggunakan standar tertentu. Berdasarkan indikator-indikator kemampuan berpikir kritis diatas, beberapa diantaranya yang berhubungan dengan pembelajaran maka indikator kemampuan berpikir kritis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu (1).Kemampuan Menganalisis (). Kemampuan Mensintesis (3). Kemampuan Memecahkan Masalah (4). Kemampuan Menyimpulkan. Proses belajar siswa bisa optimal jika keempat unsur SAVI ada dalam suatu kegiatan pembelajaran. Jika siswa secara simultan menggerakan sesuatu (Somatis) sambil membicarakan apa yang sedang mereka kerjakan (Auditori) untuk menghasilkan piktogram atau pajangan tiga dimensi (Visual) maka siswa dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dalam memecahkan masalah (Intelektual). Pemilik konsep dasar ini adalah Dave Meier. Menggabungkan keempat modalitas belajar dalam satu peristiwa pembelajaran adalah inti dari Pembelajaran Multi Indriawi. Menurut Meier (00: 9) Pembelajaran tidak otomatis meningkat dengan menyuruh anak berdiri dan bergerak. Akan tetapi menggabungkan gerak fisik dengan aktivitas intelektual dan pengunaan semua indra dapat berpengaruh besar terhadap proses pembelajaran terutama pada kemampuan berpikir kritis siswa. Pendekatan SAVI mengintegrasikan keempat unsur tersebut sedemikian rupa sehingga siswa dan guru dapat secara bersama-sama menghidupkan suasana kelas. Di bawah ini diberikan perincian setiap keempat unsur SAVI menurut Meier:

6 a) Somatic (Somatis) Somatis berasal dari bahasa yunani yang berarti tubuh. Jadi menurut Meier (00: 9) pembelajaran somatis adalah belajar somatic, berarti belajar dengan indra peraba, kinestetik, praktis, melibatkan fisik dan menggunakan serta menggerakkan tubuh sewaktu belajar. b) Auditory (Auditori) Pikiran auditori lebih kuat daripada yang kita sadari. Telinga terus menerus menangkap dan menyimpaninformasi auditori, bahkan tanpa disadari. Ketika membuat suara sendiri dengan berbicara, beberapa area penting di otak menjadi aktif (Meier, 00: 95). c) Visulization (Visual) Ada beberapa karakteristik yang khas bagi orang-orang yang menyukai gaya belajar visual ini. Belajar dengan mengamati dan menggambarkan. Secara khususnya pembelajaran visual yang baik jika mereka dapat melihat contoh dari dunia nyata, diagram, peta gagasan, ikon dan sebagainya ketika belajar. Selain memudahkan kita mengingat banyak informasi, belajar dengan cara visual ini dapat mengembangkan kreativitas berpikir. d) Intellectually (Intelektual) Gaya belajar intelektual menggunakan kemampuan berpikir yaitu belajar haruslah dengan konsentrasi pikiran dan berlatih menggunakannya melalui bernalar, menyelidiki, mengidentifikasi, menemukan, mencipta, mengkonstruksi, memecahkan masalah, dan menerapkan. II. Metode Penulisan Penelitian di SMP Negeri 1 Telaga ini dilaksanakan selama ± 3 bulan (April, Mei, dan Juni) mulai dari persiapan hingga pelaksanaan penelitian dan penyusunan laporan, pada semester genap tahun ajaran 01/013. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan menggunakan Posttest-Only Control Group Design (Sugiyono, 011: 76). Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random. Posttest-Only Control Group Design dapat di gambarkan sebagai berikut :

7 Keterangan : Tabel 3.1 Posttest-Only Control Group Design Kelas Perlakuan Post Test Kelas Eksperimen X 1 O Kelas Kontrol X O O adalah tes akhir (post test) untuk kelas yang diajarkan dengan pendekatan SAVI O adalah tes akhir (post test) untuk kelas yang diajarkan dengan pendekatan Konvensional X 1 adalah Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan SAVI X adalah Pembelajaran yang diajarkan dengan pendekatan Konvensional Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Negeri 1 Telaga. Populasi terjangkau yang juga sebagai wilayah sampel yaitu seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Telaga, yang tersebar di 8 kelas dengan jumlah rata rata setiap kelas terdiri atas 7 siswa. Total sampel berjumlah 16 siswa. Sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini terdiri dari dua kelas. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara Cluster Simple Random Sampling. Tehnik Cluster Sampling digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, yaitu terdiri dari 8 kelas. Dikatakan Simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Pengambilan sampel acak sederhana dapat dilakukan dengan cara undian (Sugiyono, 010: 64-65), dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Pertama, memilih dua kelas dengan melakukan undian terhadap 8 (delapan) kelas, siswa kelas VII SMP Negeri 1 Telaga. Undian tersebut dilakukan untuk menentukan kelas yang akan dikenai perlakuan, yaitu kelas yang akan diajar dengan penerapan pendekatan SAVI dan kelas yang diajar dengan pendekatan pembelajaran konvensional. b. Kedua, memilih dengan cara mengundi (misalnya menggunakan dua sisi mata uang koin) yaitu kelas yang akan diajar dengan penerapan pendekatan SAVI dan kelas yang diajar dengan pendekatan pembelajaran konvensional. Berdasarkan hasil undian, kelas VII- terpilih sebagai kelas yang mendapat perlakuan pembelajaran dengan menggunakan penerapan pendekatan SAVI. Sedangkan kelas VII-5 terpilih sebagai kelas perlakuan dengan pendekatan pembelajaran konvensional. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan uji kesamaan dua rata-rata. Pengujian dimaksudkan untuk melihat apakah sampel kelas eksperimen dan kelas kontrol

8 memperlihatkan hasil yang berbeda. Statistik hipotesis yang akan diuji dirumuskan sebagai berikut: H 0 : 1 Kemampuan berpikir kritis siswa yang diajar dengan menggunakan pendekatan SAVI lebih rendah atau sama dengan kemampuan berpikir kritis siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran konvensional. H 1 : 1 Kemampuan berpikir kritis siswa yang diajar dengan menggunakan pendekatan SAVI lebih tinggi kemampuan berpikir kritis siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran konvensional. Jika kedua kelompok yang diperbandingkan pada hipotesis diatas telah diuji dan hasilnya kedua kelompok tersebut berdistribusi normal dan mempunyai varians yang homogen, maka langkah selanjutnya yakni melakukan uji t dengan menggunakan rumus : Keterangan : t x 1 x n n 1 1 s t x1 x (Sugiyono, 010: 138) s1 s n n 1 = Nilai hitung untuk uji t = Nilai rata-rata kelas eksperimen = Nilai rata-rata kelas control = Jumlah anggota sampel kelas eksperimen = Jumlah anggota sampel kelas control = Standar Deviasi kelas eksperimen s = Standar Deviasi kelas kontrol Langkah selanjutnya adalah menentukan daerah penolakan dan penerimaan hipotesis dengan kriteria pengujian : Terima H 0 jika : t tabel > t hitung dengan dk = (n 1 + n - ), pada taraf signifikasi = 0,05, dan tolak H 0 jika t mempunyai harga lain. III. Hasil Dan Pembahasan Dari hasil tes kemampuan berpikir kritis diperoleh perbedaaan nilai rata-rata kelas kelas eksperimen x1 59, 00 atau 60,04% dan untuk kelas kontrol nilai rata-rata yang diperoleh kelas control x 39, 73 atau 39,96%. Perbedaan tersebut seperti ditunjukkan oleh gambar 4.3 berikut ini.

9 Gambar 4.3 Histogram rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol Berdasarkan gambar 4.3 di atas menunjukkan bahwa kelas yang dibelajarkan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran SAVI memiliki nilai rata-rata lebih tinggi jika dibandingkan dengan kelas yang dibelajarkan dengan pendekatan pembelajaran konvensional dengan selisih rata-rata 19,73 atau 0,07%. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan diperoleh t 3,06 dan t 1,7. Dengan demikian H 0 ditolak dan H 1 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa yang diajar menggunakan pendekatan pembelajaran SAVI lebih tinggi dibanding kemampuan berpikir kritis siswa yang diajar dengan pendekatan pembelajaran Konvensional. Pada kelas eksperimen nilai rata-rata lebih tinggi sebab adanya penggunaan pendekatan pembelajaran SAVI yang melibatkan multi indrawi siswa dalam belajar. Sehingga siswa mudah dalam menganalisis, mensintesis, mengenal dan memecahkan masalah serta mampu menyimpulkan materi yang diberikan. Hasil temuan penelitian ini juga didukung oleh teori Jean Piaget (dalam Idin, 009) mengemukakan tiga prinsip utama pembelajaran yaitu: (1) Belajar aktif, proses pembelajaran adalah proses aktif, karena pengetahuan terbentuk dari dalam subyek belajar, () Belajar lewat interaksi social, dalam belajar perlu diciptakan suasana yang dimungkinkan terjadi interaksi di antara subjek belajar, (3) Belajar lewat pengalaman sendiri, perkembangan kognitif anak akan lebih berarti apabila didasarkan pada pengalaman nyata dari siswa tersebut. Dari hasil penelitian, perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa tidak hanya terdapat pada kelasnya saja tetapi juga terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis pada tiap indikator berpikir kritis antara kelas yang menggunakan pendekatan pembelajaran SAVI dan hitung tabel

10 kelas yang menggunakan pendekatan pembelajaran Konvensional. Distribusi perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk tiap indikator berpikir kritis dapat dilihat pada Gambar 4.5 sebagai berikut: Gambar 4.5 Distribusi kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol Berdasarkan Gambar 4.5 diatas, dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa pada indikator kemampuan berpikir kritis, dimana kelas eksperimen lebih tinggi persentase kemampuan berpikir kritisnya pada setiap aspek indikator dibandingkan dengan kelas kontrol. Meskipun terlihat menurun dibandingkan dengan kelas kontrol. Hal ini dikarenakan tingkat kesulitan soal dari setiap aspek indikator kemampuan berpikir kritis. Berdasarkan hal tersebut menunjukkan bahwa penggunaan pendekatan pembelajaran SAVI dapat menciptakan keaktifan siswa dan membuat siswa kreatif dalam pembelajaran matematika karena siswa diberikan suatu kegiatan yang harus dilakukan dengan menggunakan suatu media atau alat peraga yang bertujuan meningkatkan kemampuan berpikir kritis mereka di dalam kelas dan dapat mengembangkan kompotensi siswa dalam memberikan argumentasi. IV. Simpulan Dan Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa yang diajar menggunakan pendekatan pembelajaran SAVI lebih tinggi dibanding kemampuan berpikir kritis siswa yang diajar dengan menggunakan pendekatan pembelajaran Konvensional. Hal ini juga dibuktikan dengan rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen yakni 59,00 lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas kontrol dengan rata-rata 39,73.

11 Berdasarkan simpulan di atas, maka dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut: 1.)Diharapkan kepada para pendidik utamanya guru mata pelajaran matematika agar kiranya dapat menerapkan pendekatan SAVI pada proses pembelajaran, karena hasil penelitian telah menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan pendekatan SAVI dapat meningkatkan keaktifan siswa sehingga berpengaruh pada kemampuan berpikir kritis siswa..) Diharapkan kepada pihak sekolah, agar hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam rangka perbaikan pembelajaran, sehingga permasalahan yang dihadapi oleh siswa maupun guru dapat diminimalkan. 3.) Bagi para peneliti yang bermaksud menunjukkan hasil temuan yang lebih lanjut, diharapkan untuk lebih melakukan kontrol lebih ketat dalam seluruh rangkaian proses eksperimen terutama dalam penggunaan pendekatan dan penerapannya, sebab kerjasama yang baik antara guru, siswa dan sekolah akan dapat menunjang keberhasilan dalam proses pembelajaran. DAFTAR PUSTAKA Achmad, Arief Memahami Berpikir Kritis. Diakses pada tanggal 4 Februari 013. Aryworo, 01. Berpikir Kritis Matematika. Diakses pada tanggal 4 Februari 013. Edukasi Kompasiana Strategi Pendidikan. Diakses pada tanggal 4 Februari 013. Fisher, Alec Bepikir Kritis: Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga Idin, Robert. 01. Teori Belajar Dan Pembelajaran. Diakses pada tanggal 4 Februari 013. Meier, Dave. 00. The Accelerated Learning Handbook. Bandung: Kaifa Muhfahroyin Memberdayakan Kemampuan Berpikir Kritis. Diakses pada tanggal 4 Februari Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : cv. Alfabeta Walle, John A.Van De Matematika Sekolah Dasar dan Menengah: Pengembangan Pengajaran. Jakarta: Erlangga

PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PELAJARAN MATEMATIKA

PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PELAJARAN MATEMATIKA PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PELAJARAN MATEMATIKA I Wayan Sumiana, Sumarno Ismail, Lailany Yahya sumyana@ymail.com Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Pembelajaran Langsung

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Pembelajaran Langsung BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Kajian Pembelajaran Langsung a. Pengertian Pembelajaran Langsung Menurut Arends (1997) model pengajaran langsung adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE ACCELERATED LEARNING DENGAN METODE ACTIVE LEARNING DITINJAU DARI HASIL BELAJAR SISWA SMP N 21 BATAM TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PERBANDINGAN METODE ACCELERATED LEARNING DENGAN METODE ACTIVE LEARNING DITINJAU DARI HASIL BELAJAR SISWA SMP N 21 BATAM TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PYTHAGORAS; Vol. 3 (2): 1-6 ISSN 2301-5314 Oktober 2014 PERBANDINGAN METODE ACCELERATED LEARNING DENGAN METODE ACTIVE LEARNING DITINJAU DARI HASIL BELAJAR SISWA SMP N 21 BATAM TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN Oleh : Yeyen Suryani & Dewi Natalia S Abstrak Masalah dalam penelitian ini

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN SAVI DI TINJAU DARI KEMAMPUAN PENALARAN FORMAL PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 4 BAUBAU

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN SAVI DI TINJAU DARI KEMAMPUAN PENALARAN FORMAL PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 4 BAUBAU EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN SAVI DI TINJAU DARI KEMAMPUAN PENALARAN FORMAL PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 4 BAUBAU Sardin Pendidikan Matematika FKIP Universitas Dayanu Ikhsanuddin Baubau Email: sardinppsunypmath@gmail.com

Lebih terperinci

DESKRIPSI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI GARIS SINGGUNG LINGKARAN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 7 KOTA GORONTALO

DESKRIPSI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI GARIS SINGGUNG LINGKARAN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 7 KOTA GORONTALO 1 DESKRIPSI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI GARIS SINGGUNG LINGKARAN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 7 KOTA GORONTALO Natasandi Tolinggi, Abd. Djabar Mohidin, Nancy Katili Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

STUDI PERBANDINGAN PENDEKATAN SAVI DAN SCIENTIFIC

STUDI PERBANDINGAN PENDEKATAN SAVI DAN SCIENTIFIC STUDI PERBANDINGAN PENDEKATAN SAVI DAN SCIENTIFIC PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI SEGITIGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 KALIKAJAR TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Wahyu Aristyaningsih;

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan pendidikan potensi diri yang dimiliki oleh seseorang akan

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan pendidikan potensi diri yang dimiliki oleh seseorang akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, pendidikan memegang peranan yang sangat penting yaitu menjamin kelangsungan dan perkembangan bangsa itu sendiri. Dengan pendidikan

Lebih terperinci

Oleh : Yeyen Suryani dan Sintia Dewiana. Abstrak

Oleh : Yeyen Suryani dan Sintia Dewiana. Abstrak PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA (Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas X IIS di SMA Negeri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Untuk mengetahui keefektifan penerapan model pembelajaran Learning Cycle 5E terhadap hasil belajar Matematika pada materi segitiga

Lebih terperinci

Penerapan Model Pembelajaran AIR pada Pembelajaran Matematika Siswa SMP

Penerapan Model Pembelajaran AIR pada Pembelajaran Matematika Siswa SMP SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2015 Penerapan Model Pembelajaran AIR pada Pembelajaran Matematika Siswa SMP Mariyanti Elvi 1, Arini Viola Burhan 2, Suherman 3 dan Mirna 4 1 Sekolah

Lebih terperinci

Diajukan Oleh : IRFAKNI BIRRUL WALIDATI A

Diajukan Oleh : IRFAKNI BIRRUL WALIDATI A -USAHA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERNALAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN BELAJAR SOMATIS, AUDITORI, VISUAL DAN INTELEKTUAL (SAVI) ( PTK Pembelajaran Matematika Kelas VII SMP N II Wuryantoro)

Lebih terperinci

Jurnal Matematika Ilmiah STKIP Muhammadiyah Kuningan Vol. 1 No.2 November 2015

Jurnal Matematika Ilmiah STKIP Muhammadiyah Kuningan Vol. 1 No.2 November 2015 PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING DAN LEARNING (CTL) Rika Rostikaningsih, Uba Umbara, Ir. Irmakhamisah. STKIP Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Kemampuan adalah kecakapan untuk melakukan suatu tugas khusus dalam

BAB II KAJIAN TEORI. Kemampuan adalah kecakapan untuk melakukan suatu tugas khusus dalam BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Kemampuan Pemecahan Masalah Sebuah soal pemecahan masalah biasanya memuat suatu situasi yang dapat mendorong seseorang untuk menyelesaikanya akan tetapi tidak

Lebih terperinci

Oleh Indah Fajrina

Oleh Indah Fajrina Pengaruh Model Pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual dan Intelektual) terhadap Kemampuan Bermain Drama pada Siswa Kelas XI MAN 1 Tanjung Pura Tahun Pembelajaran 2013/2014 Oleh Indah Fajrina 2102111011

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRETED READING AND COMPOSITION

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRETED READING AND COMPOSITION 0 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRETED READING AND COMPOSITION TERHADAP KEMAMPUAN MENEMUKAN GAGASAN UTAMA SISWA KELAS IX SMP SWASTA AL-ULUM MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 SITI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Elly Susanti, Proses koneksi produktif dalam penyelesaian mmasalah matematika. (surabaya: pendidikan tinggi islam, 2013), hal 1 2

BAB I PENDAHULUAN. Elly Susanti, Proses koneksi produktif dalam penyelesaian mmasalah matematika. (surabaya: pendidikan tinggi islam, 2013), hal 1 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sistem pendidikan Indonesia, bidang studi yang dipelajari secara implisit dan eksplisit mulai dari taman kanakkanak hingga perguruan tinggi adalah matematika.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Pembelajaran SAVI (Somatis Auditori Visual Intelektual) a. Pengertian Pembelajaran Somatis Auditori Visual Intelektual

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Pembelajaran SAVI (Somatis Auditori Visual Intelektual) a. Pengertian Pembelajaran Somatis Auditori Visual Intelektual BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran SAVI (Somatis Auditori Visual Intelektual) a. Pengertian Pembelajaran Somatis Auditori Visual Intelektual Menurut Meier (2002) pembelajaran SAVI merupakan pembelajaran

Lebih terperinci

Kata Kunci: pendekatan SAVI melalui metode eksperimen, aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa

Kata Kunci: pendekatan SAVI melalui metode eksperimen, aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa Penerapan Pendekatan SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV melalui Metode Eksperimen Pokok Bahasan Energi Panas dan Bunyi di SD Negeri

Lebih terperinci

Oleh Rosmindo Sitorus Prof. Dr. Rosmawaty, M.Pd

Oleh Rosmindo Sitorus Prof. Dr. Rosmawaty, M.Pd PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAVI (SOMATIS, AUDITORI, VISUAL DAN INTELEKTUAL) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 TANAH JAWA TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 Oleh Rosmindo Sitorus Prof.

Lebih terperinci

Oleh Desty Junita Sitohang Dra. Rosdiana, Siregar, M.Pd. Abstrak

Oleh Desty Junita Sitohang Dra. Rosdiana, Siregar, M.Pd. Abstrak PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SISWA SEBAGAI FASILITATOR DAN PENJELAS) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA OLEH SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BOSAR MALIGAS TAHUN PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL SAVI (SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, INTELEKTUAL) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI

PENERAPAN MODEL SAVI (SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, INTELEKTUAL) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI PENERAPAN MODEL SAVI (SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, INTELEKTUAL) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI Rina Tri Wulandari Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS, Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Sidosari Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan pada semester genap Tahun Pelajaran

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Sidosari Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan pada semester genap Tahun Pelajaran 21 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Sidosari Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan pada semester genap Tahun Pelajaran 2013/2014. B. Populasi

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE WINDOW SHOPPING TERHADAP HASIL BELAJAR IPA-FISIKA PADA MATERI HUKUM NEWTON

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE WINDOW SHOPPING TERHADAP HASIL BELAJAR IPA-FISIKA PADA MATERI HUKUM NEWTON PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE WINDOW SHOPPING TERHADAP HASIL BELAJAR IPA-FISIKA PADA MATERI HUKUM NEWTON Rofita M. Patty 1, Enos Taruh 2, Supartin 3 Universitas Negeri Gorontalo Fakultas

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK USAHA DAN ENERGI KELAS VIII MTS N-3 MEDAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK USAHA DAN ENERGI KELAS VIII MTS N-3 MEDAN ISSN 5-73X PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK USAHA DAN ENERGI KELAS VIII MTS N-3 MEDAN Ratni Sirait Jurusan Pendidikan Fisika Program Pascasarjana

Lebih terperinci

EKSPERIMENTASI PENDEKATAN SAVI DAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT SISWA KELAS V SD

EKSPERIMENTASI PENDEKATAN SAVI DAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT SISWA KELAS V SD EKSPERIMENTASI PENDEKATAN SAVI DAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT SISWA KELAS V SD Bangkit Dwi Sugiharto, Mujiyem Sapti, Riawan Yudi Purwoko Program Studi Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wulan Nurchasanah, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wulan Nurchasanah, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika adalah ilmu dasar yang memiliki nilai esesensial dalam kehidupan sehari-sehari. Matematika berhubungan dengan ide-ide atau konsep abstrak yang tersusun

Lebih terperinci

PERBANDINGAN MODEL MAKE A MATCH DAN MODEL PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI SMA PADA MATERI PELUANG

PERBANDINGAN MODEL MAKE A MATCH DAN MODEL PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI SMA PADA MATERI PELUANG Artikel Skripsi PERBANDINGAN MODEL MAKE A MATCH DAN MODEL PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI SMA PADA MATERI PELUANG SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA (Suatu Penelitian pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Gorontalo pada Pokok Bahasan Luas Permukaan dan Volume

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini di laksanakan di SMP N 1 kabila Kab.Bonebolango

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini di laksanakan di SMP N 1 kabila Kab.Bonebolango BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di SMP N kabila Kab.Bonebolango pada kelas VII semester genap tahun ajaran 0/03. Penelitian dilakukan selama ±

Lebih terperinci

Adapun yang dimaksud dengan penguasaan konsep menurut Winkel (dalam Helperida, 2012) adalah pemahaman dengan menggunakan konsep, kaidah

Adapun yang dimaksud dengan penguasaan konsep menurut Winkel (dalam Helperida, 2012) adalah pemahaman dengan menggunakan konsep, kaidah 1 PENGARUH PENGGUNAAN LEMABAR KEGIATAN SISWA (LKS) TERHADAP PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA MATERI LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME BANGUN RUANG SISI DATAR KUBUS DAN BALOK Salfitri Makatindu, Dr. Ali Kaku, Drs.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. adalah teori belajar behaviorisme, kognitivisme, dan konstruktivisme.

II. TINJAUAN PUSTAKA. adalah teori belajar behaviorisme, kognitivisme, dan konstruktivisme. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Teori Belajar Terdapat tiga kategori utama yang berkaitan dengan teori belajar, diantaranya adalah teori belajar behaviorisme, kognitivisme, dan konstruktivisme.

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERFIKIR KRITIS MELALUI PENDEKATAN SAVI (SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, INTELEKTUAL)

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERFIKIR KRITIS MELALUI PENDEKATAN SAVI (SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, INTELEKTUAL) UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERFIKIR KRITIS MELALUI PENDEKATAN SAVI (SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, INTELEKTUAL) [ 286 ] P a g e Wahyu Aris Setyawan & Yoyok Susatyo Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Roni Rodiyana, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Roni Rodiyana, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia pendidikan di indonesia senantiasa tidak pernah lepas dari berbagai masalah. Bahkan tak jarang setelah satu masalah terpecahkan akan muncul masalah baru. Hal ini

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BESITANG TAHUN PEMBELAJARAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BESITANG TAHUN PEMBELAJARAN 1 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BESITANG TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 Oleh Rima Mawarni Siregar NIM 2103111057 ABSTRAK

Lebih terperinci

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 03, September 2016, ISSN:

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 03, September 2016, ISSN: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SAVI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERPINDAHAN PANAS DI KELAS X SMAN 2 PONOROGO Intan Septika Setya Wardhani, Setyo Admoko Jurusan Fisika, Fakultas Matematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu bidang pembangunan yang dapat perhatian serius dari pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. salah satu bidang pembangunan yang dapat perhatian serius dari pemerintah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu tujuan pembangunan nasional Indonesia, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Saat ini bidang pendidikan merupakan salah satu bidang

Lebih terperinci

Dila Sari dan Ratelit Tarigan Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

Dila Sari dan Ratelit Tarigan Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan PE NGARUH MO DEL PE MBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN KOMPUTER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK CAHAYA KELAS VIII SMP NEGERI 11 MEDAN Dila Sari dan Ratelit Tarigan Jurusan Fisika FMIPA

Lebih terperinci

PENGARUH MEDIA ALBUM FOTO KENANGAN TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 BINJAI TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

PENGARUH MEDIA ALBUM FOTO KENANGAN TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 BINJAI TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 PENGARUH MEDIA ALBUM FOTO KENANGAN TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 BINJAI TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 Oleh Sifra Br Sijabat Dra. Rumasi Simaremare, M.Pd.

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN SAVI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 8 PALU

PENERAPAN PENDEKATAN SAVI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 8 PALU PENERAPAN PENDEKATAN SAVI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 8 PALU Sakka, Yusuf Kendek dan Kamaluddin e-mail: sakha_rahma@yahoo.com Program Studi Pendidikan Fisika

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH PADA ASPEK MINAT BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP ABSTRAK

PENERAPAN PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH PADA ASPEK MINAT BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP ABSTRAK PENERAPAN PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH PADA ASPEK MINAT BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP Wahyu Nugroho 1, Ahmad Afandi 2, In Hi. Abdullah 3 1 Mahasiswa Program Studi Matematika, Universitas Khairun 2,3 Dosen

Lebih terperinci

rangka perkembangan manusia (Hidayat dan Machali, 2010: 32). maka manusia dapat berkembang lebih jauh daripada mahluk-mahluk lainnya.

rangka perkembangan manusia (Hidayat dan Machali, 2010: 32). maka manusia dapat berkembang lebih jauh daripada mahluk-mahluk lainnya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sebuah proses kegiatan yang khas dilakukan oleh manusia. Pendidikan merupakan produk kebudayaan manusia. Kegiatan pendidikan dilakukan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 7 Gorontalo

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 7 Gorontalo 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 7 Gorontalo 3.1. Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah penting, dikarenakan dalam kehidupan sehari-hari kita tidak

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah penting, dikarenakan dalam kehidupan sehari-hari kita tidak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari kegiatan pembelajaran matematika sangatlah penting, dikarenakan dalam kehidupan sehari-hari kita tidak terlepas dari penggunaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Gorontalo, karena pada sekolah tersebut kemampuan pemecahan masalah matematika

Lebih terperinci

Fembriani Universitas Widya Dharma Klaten ABSTRAK

Fembriani Universitas Widya Dharma Klaten ABSTRAK MODEL PEMBELAJARAN AIR (AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION) BERBANTUAN MAKE A MATCH SEBAGAI INOVASI PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR Fembriani Universitas Widya Dharma

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kemampuan Bertanya 1. Pengertian Kemampuan bertanya siswa terdiri dari tiga kata yaitu kemampuan, bertanya dan siswa. Kemampuan berasal dari kata mampu yang artinya sanggup melakukan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ruggiero (Johnson, 2007:187) mengartikan berfikir sebagai segala aktivitas mental

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ruggiero (Johnson, 2007:187) mengartikan berfikir sebagai segala aktivitas mental II. TINJAUAN PUSTAKA A. Berpikir Kritis Ruggiero (Johnson, 2007:187) mengartikan berfikir sebagai segala aktivitas mental yang membantu merumuskan atau memecahkan masalah, membuat keputusan, atau memenuhi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di SMK Negeri 1 Batudaa Kabupaten

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di SMK Negeri 1 Batudaa Kabupaten 6 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di SMK Negeri 1 Batudaa Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo Tahun Pelajaran 01/013. Penelitian ini akan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Biologi

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Biologi IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAVI (Somatis, Auditory, Visual, dan Intelektual ) MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) DENGAN MEDIA MICROSOFT POWER POINT INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL

Lebih terperinci

Nelly Febri Trisna ABSTRAK

Nelly Febri Trisna ABSTRAK PENGARUH METODE PEMBELAJARAN GUIDED NOTE TAKING DENGAN BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA MATA PELAJARAN IPA DI SD MARKUS MEDAN Nelly Febri Trisna ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelectual)

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelectual) BAB II LANDASAN TEORI A. Pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelectual) Model pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual) adalah pembelajaran yang menekankan bahwa belajar haruslah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Dalam mengajarkan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Dalam mengajarkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sejarah perkembangan manusia sampai sekarang peranan matematika dianggap penting, baik bagi perkembangan peradapan manusia, misalnya perkembangan ilmu-ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN GEOBOARD BANGUN DATAR DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN GEOBOARD BANGUN DATAR DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA EFEKTIVITAS PENGGUNAAN GEOBOARD BANGUN DATAR DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA Abstrak: Pembelajaran yang monoton membuat siswa malas belajar terutama pada pelajaran matematika. Salah satu penyebabnya adalah

Lebih terperinci

ARTIKEL. Oleh Frisnawati Siburian NIM Dosen Pembimbing Skripsi, Mara Untung Ritonga, M.Hum., Ph.D.

ARTIKEL. Oleh Frisnawati Siburian NIM Dosen Pembimbing Skripsi, Mara Untung Ritonga, M.Hum., Ph.D. ARTIKEL PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR AND SHARE (BERPIKIR, BERPASANGAN DAN BERBAGI) TERHADAP KEMAMPUAN MEMBEDAKAN FAKTA DAN OPINI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 SORKAM BARAT TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

Lebih terperinci

Data Mentah Skor Posttes Kelas Eksperimen

Data Mentah Skor Posttes Kelas Eksperimen BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode pembelajaran storyboard telling dan media gambar seri dalam meningkatkan keterampilan menulis

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP SWASTA ISTIQLAL DELITUA TAHUN PEMBELAJARAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP SWASTA ISTIQLAL DELITUA TAHUN PEMBELAJARAN 1 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP SWASTA ISTIQLAL DELITUA TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 Oleh Sri Mahyuni Hasibuan Drs. Malan Lubis, M.Hum

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF KOMBINASI STAD DAN TGT TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII DI MTS USB SAGULUNG BATAM

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF KOMBINASI STAD DAN TGT TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII DI MTS USB SAGULUNG BATAM PYTHAGORAS; Vol. 3(2):40-45 ISSN 2301-5314 Oktober 2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF KOMBINASI STAD DAN TGT TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII DI MTS USB SAGULUNG BATAM Devi Haryani,

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika (SESIOMADIKA) 2017 ISBN: 978-602-60550-1-9 Pembelajaran, hal. 634-639 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. 1 Pendekatan yang dilakukan berbentuk Posttest-Only Control Design,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kajian Teori 1. Pendekatan pembelajaran Somatic, Auditory, Visual, Intellectual (SAVI) Menurut Hermowo (Firti, 2012:17) SAVI adalah singkatan dari Somatis (bersifat raga), Auditori

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN SIKLUS BELAJAR ABDUKTIF EMPIRIS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KALOR

PENGARUH PENERAPAN SIKLUS BELAJAR ABDUKTIF EMPIRIS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KALOR PENGARUH PENERAPAN SIKLUS BELAJAR ABDUKTIF EMPIRIS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KALOR Anisa I. Lauseng 1, Mursalin 2, Tirtawaty Abdjul 3 Universitas Negeri Gorontalo Fakultas Matematika dan

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 MEJAYAN KABUPATEN MADIUN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 MEJAYAN KABUPATEN MADIUN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 MEJAYAN KABUPATEN MADIUN Wahyu Wijayanti 1, Sudarno Herlambang, dan Marhadi Slamet K 2

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. exsperimen (eksperimen semu) dengan desain Nonequivalent Control Group

BAB III METODE PENELITIAN. exsperimen (eksperimen semu) dengan desain Nonequivalent Control Group BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi exsperimen (eksperimen semu) dengan desain Nonequivalent Control Group Design

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGANALISA RANGKAIAN LISTRIK DENGAN METODE PROBLEM SOLVING DI SMK NEGERI 1 PADANG RANDIKA PUTRA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGANALISA RANGKAIAN LISTRIK DENGAN METODE PROBLEM SOLVING DI SMK NEGERI 1 PADANG RANDIKA PUTRA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGANALISA RANGKAIAN LISTRIK DENGAN METODE PROBLEM SOLVING DI SMK NEGERI 1 PADANG RANDIKA PUTRA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

Lebih terperinci

Jl. Sidodadi Timur No. 24 Semarang

Jl. Sidodadi Timur No. 24 Semarang EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DENGAN THINK-TALK-WRITE (TTW) DENGAN BERBANTU CABRI II PLUS 1.4 DAN ALAT PERAGA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SEGITIGA DAN SEGI EMPAT KELAS

Lebih terperinci

TAHUN AJARAN 2014/2015. ARTIKEL

TAHUN AJARAN 2014/2015. ARTIKEL Artikel Skripsi PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAVI DAN MEDIA AUDIO-VISUAL (VIDEO) PADA KEGIATAN MENGENAL DAN MENGURUTKAN DAUR HIDUP TUMBUHAN DAN HEWAN TERHADAP KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN DAUR HIDUP MAKHLUK

Lebih terperinci

ENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN PENDEKATAN SAVI ( SOMATIC, AUDITORY, VISUAL, INTELLECTUAL

ENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN PENDEKATAN SAVI ( SOMATIC, AUDITORY, VISUAL, INTELLECTUAL J. Pijar MIPA, Vol. V No., September : 66-70 ISSN 1907-1744 ENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN PENDEKATAN SAVI (SOMATIC, AUDITORY, VISUAL, INTELLECTUAL) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA

Lebih terperinci

Penggunaan CD Interaktif Dan Digital Storytelling Berbasis Kontekstual Sebagai Media Pembelajaran Matematika

Penggunaan CD Interaktif Dan Digital Storytelling Berbasis Kontekstual Sebagai Media Pembelajaran Matematika SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2015 Penggunaan CD Interaktif Dan Digital Storytelling Berbasis Kontekstual Sebagai Media Pembelajaran Matematika Ryan Nur Rahmawati Pendidikan

Lebih terperinci

Pengaruh Metode Karyawisata Terhadap Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VII SMP Swasta Yapendak Tinjowan Tahun Pembelajaran 2013/2014

Pengaruh Metode Karyawisata Terhadap Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VII SMP Swasta Yapendak Tinjowan Tahun Pembelajaran 2013/2014 1 2 Pengaruh Metode Karyawisata Terhadap Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VII SMP Swasta Yapendak Tinjowan Tahun Pembelajaran 2013/2014 Oleh Florenta Winda Herlina Pardede 2103111025 ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. komparatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian komparatif adalah

III. METODOLOGI PENELITIAN. komparatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian komparatif adalah 47 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Berdasarkan tingkat eksplanasinya, penelitian ini tergolong penelitian komparatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian komparatif adalah suatu penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Kemampuan berpikir kritis matematis menjadi tema pada kurikulum 2006 dan kurikulum 2013. Tema ini tertuang dalam tujuan pembelajaran matematika dalam permendiknas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (quasi experiment). Sugiyono (2010:114) mengemukakan

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (quasi experiment). Sugiyono (2010:114) mengemukakan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan eksperimen semu (quasi experiment). Sugiyono (2010:114) mengemukakan penelitian eksperimen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia itu sendiri, yakni untuk membudayakan manusia. Menurut Dhiu (2012:25-27)

BAB I PENDAHULUAN. manusia itu sendiri, yakni untuk membudayakan manusia. Menurut Dhiu (2012:25-27) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia di dunia ini karena pendidikan akan tetap berlangsung kapan dan di mana pun. Hal ini karena,

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN SAVI TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PENGARUH PENERAPAN SAVI TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012 PENGARUH PENERAPAN SAVI TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : WINDA MARTYAS MARA DEWI K4308062 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Monif Maulana 1), Nur Arina Hidayati 2) 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UAD

Monif Maulana 1), Nur Arina Hidayati 2) 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UAD EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TS-TS) DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA Monif Maulana 1),

Lebih terperinci

Kata Kunci : Pendekatan Matematika Realistik, Keliling dan Luas Persegi Panjang dan Persegi, Aktivitas Belajar Siswa.

Kata Kunci : Pendekatan Matematika Realistik, Keliling dan Luas Persegi Panjang dan Persegi, Aktivitas Belajar Siswa. 1 PENERAPAM PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATERI BANGUN-BANGUN DATAR (Suatu Penelitian pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Limboto pada Pokok Bahasan Keliling dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ardi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ardi, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran matematika di SD bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan untuk memahami konsep matematika, mengkomunikasikan suatu gagasan melalui simbol,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam atau biasa yang disebut dengan IPA membutuhkan sebuah pengalaman langsung, agar tujuan dari pembelajaran IPA tersebut dapat tercapai dengan

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA Sujari Rahmanto SMP Negeri 1 Banjar Agung Alamat: Jl. Kampung Tri Darma Wirajaya, Kec. Banjar Agung, Kab.

Lebih terperinci

Fitri Agustina Lubis. Abstact. Kata Kunci : Model Pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS), Aktivitas, Sistem Pencernaan Pada Manusia.

Fitri Agustina Lubis. Abstact. Kata Kunci : Model Pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS), Aktivitas, Sistem Pencernaan Pada Manusia. EFEKTIVITAS PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERTIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMP NEGERI 1 SIBABANGUN TAHUN PELAJARAN 2010-2011 Fitri Agustina

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen semu (quasi experiment research). Eksperimen semu merupakan jenis penelitian untuk memperoleh informasi

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING 0 EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 Oleh Nur Aisyah Harahap Dr. Wisman

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran dapat lebih menarik jika menggunakan media pembelajaran.

TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran dapat lebih menarik jika menggunakan media pembelajaran. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Animasi Multimedia Pembelajaran dapat lebih menarik jika menggunakan media pembelajaran. Menurut Arsyad (2000:4) media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung

Lebih terperinci

PENGARUHMODEL PEMBELAJARANINQUIRY TRAINING TERHADAPHASILBELAJARSISWA PADAMATERI POKOK ELASTISITAS KELAS XI SEMESTER I DI MAN 1 MEDAN T.

PENGARUHMODEL PEMBELAJARANINQUIRY TRAINING TERHADAPHASILBELAJARSISWA PADAMATERI POKOK ELASTISITAS KELAS XI SEMESTER I DI MAN 1 MEDAN T. Vol., No., Mei PENGARUHMODEL PEMBELAJARANINQUIRY TRAINING TERHADAPHASILBELAJARSISWA PADAMATERI POKOK ELASTISITAS KELAS XI SEMESTER I DI MAN MEDAN T.P 3/ Fitriani dan Alkhafi Maas Siregar Program Studi

Lebih terperinci

BAB V ANALISA. Pembelajaran yang diterapkan pada kelompok sampel (kelas X IA-4)

BAB V ANALISA. Pembelajaran yang diterapkan pada kelompok sampel (kelas X IA-4) 83 BAB V ANALISA Pembelajaran yang diterapkan pada kelompok sampel (kelas X IA-4) adalah pembelajaran menggunakan model pembelajaran inquiry training yang dilakukan dalam tiga kali pertemuan dengan alokasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas merupakan salah satu tugas utama guru, dan pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang ditujukan untuk membelajarkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode penelitian true experimental design. Metode ini penelitian eksprimen

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pembahasan mengenai bab ini akan dikemukakan mengenai rancangan

III. METODE PENELITIAN. Pembahasan mengenai bab ini akan dikemukakan mengenai rancangan 64 III. METODE PENELITIAN Pembahasan mengenai bab ini akan dikemukakan mengenai rancangan penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi penelitian, sampel penelitian, teknik pengumpulan data, definisi

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA DENGAN PENDEKATAN SAVI SISWA KELAS VIIIA SMP NEGERI 2 KEPOHBARU TAHUN PELAJARAN 2008/2009 Endang Tri Bawani

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA DENGAN PENDEKATAN SAVI SISWA KELAS VIIIA SMP NEGERI 2 KEPOHBARU TAHUN PELAJARAN 2008/2009 Endang Tri Bawani Abstrak: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA DENGAN PENDEKATAN SAVI SISWA KELAS VIIIA SMP NEGERI 2 KEPOHBARU TAHUN PELAJARAN 2008/2009 Endang Tri Bawani Kemampuan menulis teks berita siswa kelas

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Model Pembelajaran SAVI, Kemampuan Berpikir Kritis Matematik Peserta Didik, Sikap Peserta Didik ABSTRACT

ABSTRAK. Kata Kunci : Model Pembelajaran SAVI, Kemampuan Berpikir Kritis Matematik Peserta Didik, Sikap Peserta Didik ABSTRACT PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC, AUDITORY, VISUAL, INTELLECTUAL (SAVI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK PESERTA DIDIK (Penelitian terhadap Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Oleh BEBI SURYA HANDAYANI

SKRIPSI. Diajukan Oleh BEBI SURYA HANDAYANI PERBEDAAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF TIPE SAVI BERBANTUAN AUTOGRAPH DAN TANPA AUTOGRAPH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI KELAS VIII MTs SWASTA GEUDUBANG ACEH T. A 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Oleh BEBI

Lebih terperinci

Sriningsih Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya,

Sriningsih Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya, STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DENGAN BANTUAN LKS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DI KELAS X AKUNTANSI Sriningsih Program

Lebih terperinci

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MIND MAPPING DALAM QUANTUM LEARNING TERHADAP PRESTASI BELAJAR

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MIND MAPPING DALAM QUANTUM LEARNING TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MIND MAPPING DALAM QUANTUM LEARNING TERHADAP PRESTASI BELAJAR Wahyudi, Mujiyem Sapti, Wharyanti Ika P. Program Studi Pendidikan Matematika Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses mengubah tingkah laku anak didik menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 11 Kota Jambi. Terdapat 12 kelas paralel

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 11 Kota Jambi. Terdapat 12 kelas paralel BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian Penelitian dilakukan di SMP Negeri 11 Kota Jambi. Terdapat 12 kelas paralel dari kelas VII. Untuk mendapatkan kelas yang akan dijadikan sampel,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan dari fakta dilapangan, siswa seringkali merasa cepat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan dari fakta dilapangan, siswa seringkali merasa cepat 20 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan dari fakta dilapangan, siswa seringkali merasa cepat bosan ketika dihadapkan pada satu metode saja misalnya; metode ceramah. Hal tersebut biasanya akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan metode penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mencerdaskan kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang produktif. Pendidikan adalah usaha

Lebih terperinci

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN SAVI DAN RME PADA POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK DITINJAU DARI KREATIVITAS BELAJAR SISWA

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN SAVI DAN RME PADA POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK DITINJAU DARI KREATIVITAS BELAJAR SISWA EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN SAVI DAN RME PADA POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK DITINJAU DARI KREATIVITAS BELAJAR SISWA (Pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 8 Surakarta Tahun

Lebih terperinci