L U R A H S E M B IL A N S E P U C U K JA M B I
|
|
- Verawati Johan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 S E P U C U K JA M B I S E M B IL A N L U R A H Pendahuluan Bab ini Menjelaskan Dasar Hukum tentang pembentukan daerah yang bersangkutan dan perundangan lainnya yang diperlukan; Gambaran Umum Daerah yang terdiri dari Kondisi Geografis Daerah, Gambaran Umum Demografis, dan Kondisi Ekonomi yang terdiri dari Potensi Unggulan Daerah dan Pertumbuhan Ekonomi/PDRB 1.1. DASAR HUKUM S ejak dibentuk berdasarkan Undang-undang Darurat Nomor 19 Tahun 1957 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Swatantra Tingkat I Sumatera Barat, Jambi dan Riau, yang kemudian ditetapkan menjadi Undang-undang sesuai dengan Undang-undang Nomor 61 Tahun 1958 (Lembaran Negara Tahun 1958 Nomor 112), Provinsi Jambi ketika itu terdiri dari 5 Kabupaten dan 1 Kota secara bertahap telah pelaksanaan pembangunan berkesinambungan sesuai ideologi Pancasila dan amanat Pembukaan dan Batang Tubuh Undangundang Dasar 1945 serta seluruh peraturan perundang-undangan yang berlaku. Perubahan signifikan terjadi tahun 1999 dan 2008, melalui UU Nomor 54 tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, dan UU Nomor 25 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Kota Sungai Penuh di Provinsi Jambi, maka wilayah administratif Provinsi Jambi menjadi 9 kabupaten dan 2 kota. Pemekaran wilayah ini bertujuan memperpendek rentang kendali penyelenggaraan pemerintahan, pemerataan pembangunan dan mempercepat laju roda perekonomian daerah yang bersangkutan. -1
2 Selanjutnya, dengan berpedoman pada UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, pelaksanaan pembangunan di Provinsi Jambi juga dilakukan secara terencana dan sistematis, mempedomani Pasal 150 Ayat (3) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Pasal 5 Ayat (2) Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004, maka visi, misi dan pembangunan Kepala Daerah dituangkan kedalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) yang telah ditetapkan melalui Peraturan Gubernur Jambi Nomor 9 Tahun 2006 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Provinsi Jambi Tahun Sedangkan sebagai acuan pembangunan jangka panjang, Pemerintah Provinsi bersama DPRD telah menetapkan RPJP melalui Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Provinsi Jambi Tahun Dalam RPJM Provinsi Jambi telah ditetapkan beberapa Strategi Dasar Pembangunan Provinsi Jambi untuk mewujudkan visi Jambi Mampu, Maju Dan Mandiri yang tergambar dalam misi pembangunan yaitu : 1. Peningkatan kesejahteraan dan kualitas kehidupan masyarakat 2. Peningkatan daya saing dan kemandirian daerah 3. Peningkatan pembangunan prasarana dan sarana dasar 4. Peningkatan kualitas pelayanan publik. 5. Peningkatan perlindungan masyarakat Untuk mewujudkan visi dan menjalankan misi pembangunan Provinsi Jambi tersebut didukung oleh 3 (tiga) pilar utama yaitu : 1. Pemerintah Yang Berwibawa dan Bersih dari KKN, 2. Sumber Daya Manusia Sebagai Penggerak Pembangunan, dan 3. Potensi SDA yang Siap untuk digali dalam mengakserelasikan roda pembangunan, melalui empat agenda pembangunan, yaitu : a. Meningkatkan Daya Saing Ekonomi, b. Meningkatkan Kemampuan dan Pemerataan Pembangunan Daerah, -2
3 c. Meningkatkan Kesejahteraan dan Kehidupan Masyarakat Yang Berkualitas, dan d. Meningkatkan Pembangunan Hukum dantata Pemerintahan Yang Baik. Reformasi politik memberikan otoritas sekaligus tanggung jawab pelaksanaan pembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan seperti diatur dalam Pasal 27 ayat (2) UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang menyebutkan bahwa kepala daerah mempunyai kewajiban untuk memberikan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) kepada Pemerintah, dan memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban (LKPJ) kepada DPRD, serta menginformasikan LPPD kepada masyarakat. Sebagai penjabaran dari ketentuan dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 tersebut, telah diterbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat, sebagai dasar dalam penyusunan LKPJ Gubernur. Pada peraturan pemerintah ini diatur bahwa dalam LKPJ wajib menggambarkan program dan kegiatan yang direncanakan, realisasi dari program dan kegiatan serta kendala dan solusi yang dilakukan untuk dapat merealisasikan program dan kegiatan di tahun LKPJ memiliki makna penting dalam proses pembangunan yang berkesinambungan, karena melalui mekanisme ini kemajuan dan permasalahan pembangunan di Provinsi Jambi dapat dicermati, sehingga dapat menjadi bahan masukan untuk perbaikan dan penajaman dalam penyusunan dan pelaksanaan program pembangunan Provinsi Jambi pada tahun-tahun berikutnya. -3
4 LKPJ tahun anggaran 2009 ini merupakan LKPJ kelima masa pemerintahan Gubernur Jambi periode yang disusun untuk memberikan gambaran program, kegiatan dan capaiannya selama tahun Untuk penguatan laporan ini maka program dan kegiatan SKPD Provinsi Jambi juga dilampirkan termasuk penyerapan dana selama tahun 2009 sebagai salah satu bentuk penyebarluasan informasi pertanggungjawaban penyelenggaraan pembangunan kepada publik melalui perwakilan rakyat. Disamping itu kapasitas Gubernur selaku Wakil Pemerintah, maka gubernur berkewajiban juga menyampaikan informasi kegiatan yang dilakukan oleh instansi vertikal yang berada pada wilayah pemerintahan Provinsi Jambi GAMBARAN UMUM DAERAH Konndisi Geografis Letak Wilayah dan Topografi Secara geografis Provinsi Jambi terletak pada 0 o 45-2 o 45 LS dan 101 o o 55 BT di bagian tengah Pulau Sumatera, sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Riau, Sebelah Timur dengan Laut Cina Selatan Provinsi Kepulauan Riau, sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi Sumatera Selatan dan sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Sumatera Barat. Posisi Provinsi Jambi cukup strategis karena langsung berhadapan dengan kawasan pertumbuhan ekonomi yaitu IMS- GT (Indonesia, Malaysia, Singapura Growth Triangle). Luas wilayah Provinsi Jambi tercatat seluas ,72 km 2 yang terdiri dari (Biro Pemerintahan dan OTDA, 2009) : 1) Kabupaten Kerinci 3.808,50 Km 2 (7,13%), 2) Kabupaten Bungo 6.461,00 Km 2 (12,09%), 3) Kabupaten Tebo 6.802,59 Km 2 (12,73%), -4
5 4) Kabupaten Merangin 7.451,30 Km 2 (13,94%), 5) Kabupaten Sarolangun 6.175,43 Km 2 ( 11,56%), 6) Kabupaten Batanghari 5.804,83 Km 2 ( 10,86%), 7) Kabupaten Muaro Jambi 5.246,00 Km 2 ( 9,82%), 8) Kabupaten Tanjab Barat 5.645,25 Km 2 (10,56%), 9) Kabupaten Tanjab Timur 5.444,98 Km 2 ( 10,19%), 10) Kota Jambi 205,38 Km 2 (0,38%). 11) Kota Sungai Penuh 391,5 Km 2 ( 0,73%). Secara topografis, Provinsi Jambi terdiri atas 3 (tiga) kelompok variasi ketinggian yaitu (Bappeda, 2005): Daerah dataran rendah m (69,1%), berada di wilayah timur sampai tengah. Daerah dataran rendah ini terdapat di Kota Jambi, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, sebagian Kabupaten Batanghari, Kabupaten Bungo, Kabupaten Tebo, Kabupaten Sarolangun dan Kabupaten Merangin; Daerah dataran dengan ketinggian sedang m (16,4%), pada wilayah tengah. Daerah dengan ketinggian sedang ini terdapat di Kabupaten Bungo, Kabupaten Tebo, Kabupaten Sarolangun dan Kabupaten Merangin serta sebagian Kabupaten Batanghari; dan Daerah dataran tinggi >500 m (14,5%), pada wilayah barat. Daerah pegunungan ini terdapat di Kabupaten Kerinci, Kota Sungai Penuh serta sebagian Kabupaten Bungo, Kabupaten Tebo, Kabupaten Sarolangun dan Kabupaten Merangin Kemiringan Lahan dan Jenis Lapisan Tanah Lahan di Provinsi Jambi didominasi oleh hamparan datar dan bergelombang dengan kemiringan 0 15% seluas -5
6 Ha atau mencapai 63.75% dari luas daratan Provinsi Jambi. Sedangkan jenis lapisan tanah yang paling dominan adalah Podzolik Merah Kuning (PMK) yang mencapai luas Ha atau 43,73%. Berikutnya adalah jenis Latosol seluas Ha (18,38%) serta jenis Clay Humus seluas Ha (10,27%). Sedangkan sebagian yang lain (kurang dari 10%) terdiri atas berbagai jenis tanah seperti Andosol, Organosol, Alluvial, dan lain-lain Klimatologi Provinsi Jambi termasuk daerah beriklim tropis yang memiliki karakteristik curah hujan sedang dan lembab sepanjang tahun. Curah hujan rata-rata selama tahun 2008 adalah 163,43 mm, jumlah penyinaran matahari 3,83 jam per hari dan kelembaban udara rata-rata sebesar 84,33%. Sedangkan suhu udara rata-rata selama tahun 2008 adalah 26,2º C, kecuali pada dataran tinggi di wilayah Barat dengan suhu rata-rata 21,9º C Penggunaan Lahan Lahan di Provinsi Jambi sebagian besar digunakan untuk kegiatan budidaya pertanian, baik pertanian lahan sawah maupun pertanian lahan bukan sawah. Berdasarkan data pada tahun 2008 penggunaan lahan untuk sawah mencapai Ha atau 3,37% dan lahan pertanian bukan sawah seluas Ha atau 54,94%, penggunaan lain seluas atau 2,07% serta lahan non-budidaya seluas Ha atau 40,79%. Berdasarkan SK Menhut Nomor 421/Kpts-II/1999 Tentang Penunjukan Kawasan Hutan Provinsi Jambi dan SK -6
7 Gubernur Jambi nomor 108 tahun 1999 tentang Penetapan Luas Kawasan Hutan Provinsi Jambi Potensi Wilayah Provinsi Jambi adalah salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki keragaman ekosistem terlengkap. Provinsi ini memiliki hutan pegunungan dataran tinggi (tipe sub-alpin) pada daerah yang membentang sepanjang Bukit Barisan. Disamping itu, provinsi Jambi juga memiliki hutan dataran rendah pada wilayah-wilayah menuju pantai timur yang landai serta hutan rawa (mangrove). Kelengkapan tipe ekosistem hutan ini diwakili oleh 4 Taman Nasional berdasarkan hasil tata batas sesuai dengan SK Menhut Nomor 421/Kpts-II/1999 Tentang Penunjukan Kawasan Hutan Provinsi Jambi dan SK Gubernur Jambi nomor 108 tahun 1999 tentang Penetapan Luas Kawasan Hutan Provinsi Jambi, yaitu: 1) Kerinci Seblat (TNKS) seluas ha, merupakan perwakilan ekosistem pegunungan dataran tinggi yang dikenal dengan keragaman hayatinya; 2) Berbak (TNB) seluas ha, merupakan salah satu wilayah yang mewakili ekosistem dataran rendah berawa; 3) Bukit Tiga Puluh (TNBT) seluas ha, merupakan perwakilan hutan dataran rendah; serta 4) Bukit Duabelas (TNBD) seluas ha, yang merupakan habitat perlindungan bagi Suku Anak Dalam (Orang Kubu). Keempat Taman Nasional tersebut masih menyimpan keragaman hayati yang cukup besar. Salah satu spesies kunci yang masih eksis di TNKS adalah harimau Sumatra (Panthera Tigris Sumatraensis) dan gajah (Elephan Maximus) juga sangat penting keberadaannya di TNKS dan TNBT. -7
8 Secara keruangan, pola umum penggunaan lahan dan fungsi ruang wilayah Provinsi Jambi terbagi atas tiga zona yaitu wilayah Barat, Tengah dan Timur. Ketiga wilayah tersebut memiliki karakteristik yang berbeda dalam perspektif pengembangan daerah. Wilayah Barat memiliki fungsi konservasi. Hal ini berkaitan dengan keberadaan kawasan TNKS yang mendominasi penggunaan lahan di wilayah ini. Potensi penting wilayah ini adalah pengembangan pertanian, agrobisnis dan agroindustri serta pariwisata. Wilayah Tengah mempunyai sumber daya alam yang produktif dan potensial baik dalam bentuk budidaya hutan, perkebunan karet rakyat, perkebunan sawit dan pertanian tanaman pangan, hortikultura, pariwisata maupun pertambangan terutama minyak dan gas bumi. Selain itu wilayah Tengah ini mempunyai tingkat aksesibilitas yang tinggi, karena dilalui oleh jaringan arteri Sumatera (Lintas Timur) dan arteri penghubung antara lintas Barat dan Timur Sumatera. Sedangkan wilayah Timur memiliki karakteristik fisik dominan berupa tanah gambut berawa - rawa yang kurang subur namun kaya akan sumber mineral dan bahan tambang lainnya serta minyak bumi dan gas alam. Selain itu, wilayah ini memiliki keunggulan dari sisi posisinya yang sangat strategis di pantai Timur Sumatera berdekatan dengan kawasan kerjasama regional Singapura-Johor-Riau (Sijori), Singapura-Batam-Johor (Sibajo), kerjasama perdagangan Indonesia-Malaysia-Singapura Growth Triangle (IMS-GT), dan Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT). Posisi geografis ini potensial dikembangkan sebagai pintu gerbang dan diharapkan akan -8
9 menjadi tulang punggung pembangunan ekonomi wilayah Jambi umumnya Kondisi Demografis Penduduk Menurut data BPS (2009), bahwa penduduk Provinsi Jambi tahun 2009 berjumlah jiwa dengan tingkat kepadatan rata-rata sebesar 60 jiwa/km 2 kecuali Kota Jambi sebesar jiwa/km 2 dan Kota Sungai Penuh sebesar 199 jiwa/km 2. Sedangkan pertumbuhan penduduk Provinsi Jambi selama periode rata-rata mencapai 1,59% pertahun, dengan pertumbuhan tertinggi pada tahun 2006 dan 2007 yaitu 2,20%. Namun pada tahun 2008 tingkat pertumbuhan penduduk mengalami penurunan menjadi 1,68% dari tahun Berdasarkan jenis kelamin, meskipun angkanya berfluktuasi namun selama tahun rasio penduduk berjenis kelamin laki-laki selalu lebih besar dari kelompok penduduk berjenis kelamin perempuan. Pada tahun 2009 penduduk laki-laki berjumlah dan perempuan berjumlah jiwa atau rasio sebesar 1,04 banding 1. Terdapat tiga daerah dengan jumlah penduduk terbesar pada tahun 2009 adalah: Kota Jambi sebanyak jiwa, Kabupaten Muaro Jambi jiwa dan Kabupaten Bungo jiwa. Sedangkan tiga daerah dengan jumlah penduduk terkecil yaitu Kota Sungai Penuh jiwa, Kabupaten Tanjab Timur jiwa dan Kabupaten Sarolangun jiwa. Penurunan jumlah penduduk Kabupaten Kerinci sebanyak -9
10 atau 24,63% disebabkan oleh terbentuknya Kota Sungai Penuh sebagai daerah otonom baru sejak 8 Nopember Tabel 1.1. Jumlah Penduduk Dirinci per Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi Tahun No Kab/Kota * r(%) 1 Kerinci ,63 2 Merangin ,90 3 Sarolangun ,96 4 Batanghari ,67 5 Muaro Jambi ,26 6 Tanjab Timur ,94 7 Tanjab Barat ,08 8 Tebo ,54 9 Bungo ,74 10 Kota Jambi ,85 11 Kota Sei. Penuh Jumlah ,65 * Data sementara Sumber: BPS Provinsi Jambi 2009 Dilihat dari pertumbuhan penduduk pada tahun , maka daerah yang paling besar pertumbuhannya adalah Kabupaten Tanjung Jabung Barat sebesar 2,08%, kemudian Kabupaten Sarolangun 1,96%. Daerah yang pertumbuhan penduduknya paling rendah adalah Kabupaten Tanjung Jabung Timur 0,94% dan Kabupaten Muaro Jambi 1,26% Tenaga Kerja Pertumbuhan angkatan kerja Provinsi Jambi relatif berfluktuasi selama periode , rata-rata pertumbuhan adalah sebesar orang/tahun atau 2,74% per tahun. Sedangkan pertumbuhan kesempatan kerja selama kurun -10
11 waktu yang sama adalah sebanyak orang/tahun atau 3,04% per tahun (BPS, 2009). Pada tahun 2009 jumlah penduduk Provinsi Jambi yang bekerja mengalami kenaikan relatif tinggi yaitu sebanyak orang bila dibanding tahun 2008 sebanyak orang atau mengalami pertambahan kesempatan kerja sebanyak orang atau 7,59%. Sektor yang mengalami pertumbuhan kesempatan kerja terbesar adalah pertambangan yang naik 204,24% dari orang tahun 2008 menjadi orang tahun Sektor kedua tertinggi adalah keuangan dan persewaan naik 88,96% bila dibandingkan tahun 2008, untuk peringkat ketiga pertumbuhan kesempatan kerja tertinggi adalah sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 20,21%. Sektor lain yang mengalami pertumbuhan penyerapan tenaga kerja adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran meningkat dari orang pada tahun 2008 menjadi orang pada tahun 2009 atau tumbuh sebesar 17,02%. Peningkatan kesempatan kerja yang besar sektor pertambangan dan galian tahun 2009 ternyata belum diikuti dengan peningkatan kontribusi PDRB dan sumber pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi tahun 2009 yang hanya sebesar 0,08% bila dibandingkan tahun 2008 sebesar 1,78%. Peningkatan penyerapan tenaga kerja ketiga terbesar adalah sub-sektor perdagangan besar dan eceran, hal ini dapat dilihat dari perkembangan pasar swalayan dan pembangunan ruko di setiap kabupaten di Provinsi Jambi dan khususnya di Kota Jambi. Perkembangan ini mendorong pertumbuhan penyerapan -11
12 tenaga kerja di sektor perdagangan, komunikasi, transportasi dan jasa di Provinsi Jambi pada tahun Tabel 1.2. Penduduk Bekerja Menurut Sektor Lapangan Usaha Tahun Kesempatan Kerja Persektor r (%) Pertanian ,62 Pertambangan ,24 Industri ,03 Listrik, Gas & Air Bersih ,87 Bangunan ,79 Perdagangan, Hotel, Restoran ,02 Pengangkutan dan Komunikasi ,21 Keuangan, Persewaan ,96 Jasa-jasa dan lainnya ,85 Jumlah ,59 Sumber : Dinas Nekertransos Provinsi Jambi , diolah Namun pada sisi lain terdapat beberapa sektor yang mengalami penurunan kesempatan kerja seperti sektor listrik, gas dan air bersih berkurang dari orang tahun 2008 menjadi 1,358 orang tahun 2009 atau 18,87%, kedua sektor bangunan dari orang tahun 2008 turun menjadi orang tahun 2009 atau menurun 5,76%, penurunan ketiga terjadi pada sektor industri dengan penurunan sebesar 5,79% Kondisi Ekonomi Potensi Unggulan Daerah Provinsi Jambi yang kaya akan sumberdaya alam merupakan salah satu daerah yang mempunyai potensi cukup besar pada sektor perkebunan, pertanian tanaman pangan, peternakan, kehutanan dan perikanan. Demikian pula sektor pertambangan dan penggalian, terutama sub sektor minyak -12
13 dan gas bumi, batu bara dan tambang mineral lainnya. Namun sumberdaya alam Non-Renewable potensi pastinya belum memperoleh porsi kajian yang dalam. Potensi sektor industri pengolahan di Provinsi Jambi terutama untuk produk pengolahan dengan bahan baku (Crude Palm Oil), Crumb Rubber (Sheet), Virgin Coconut Oil (VICO), olahan dari produk tanaman pangan dan produk dari ikan. Terdapat 11 produk unggulan agroindustri di Provinsi Jambi, yang didominasi dari berbagai sub-sektor pertanian dengan urutan sebagai berikut: Tabel 1.3. Urutan Produk Unggulan Provinsi Jambi No. KOMODITI SKOR URUTAN 1. Karet dan turunannya 10, Kelapa turunannya 9, Kelapa sawit dan turunannya 8, Cassiavera 8, Kopi 6, Buah-buahan (duku dan manggis) 5, Pinang 5, Nenas 4, Perikanan laut 3, Peternakan 2, Perikanan darat 2,10 11 Sumber: 1. Bappeda Provinsi Jambi Tahun 2005; 2. Hasil Kajian Fak.Teknologi Pertanian UGM, Jogyakarta, Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi yang digambarkan oleh laju pertumbuhan PDRB sementara atas dasar harga konstan (tahun 2000). Pada tahun 2008 pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi sebesar 7,16%, sedangkan untuk tahun 2009 pertumbuhan ekonomi sebesar 6,37%. Angka pertumbuhan ekonomi tahun 2009 sedikit menurun dibandingkan tahun 2008, namun masih lebih tinggi bila dibandingkan pertumbuhan -13
14 ekonomi rata-rata nasional sebesar 4,5%. Namun secara keseluruhan kondisi makro ekonomi Provinsi Jambi cukup baik, salah satu indikatornya terlihat dengan cukup stabilnya harga komoditas sehingga laju inflasi turun menjadi satu digit yaitu 2,49%. Dari pola distribusi PDRB, konsumsi rumah tangga merupakan penyumbang terbesar yaitu rata-rata sebesar 64,57% pada tahun Demikian juga pengeluaran pemerintah dari 15,31% triwulan I meningkat menjadi 16,69% pada triwulan IV tahun 2009 dengan rata-rata sampai akhir tahun 2009 sebesar 18,45%. Pembentukan investasi juga mengalami peningkatan dari 15,13% pada triwulan I menjadi 16,69% pada triwulan IV atau rata-rata sebesar 18,45% pada tahun Pada tabel berikut dapat dilihat distribusi PDRB Provinsi Jambi menurut penggunaan pada Tahun Tabel 1.4. Distribusi PDRB Provinsi Jambi Menurut Penggunaan Tahun 2008 dan 2009 (%) No Jenis Penggunaan 1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 61,38 64,57 2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 15,31 18,45 3. Pengeluaran Konsumsi Lembaga NirLaba 0,42 0,56 4. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) 15,13 17,56 5. Perubahan Stok 2,31 2,64 6. Ekspor 57,44 50,34 7. Dikurangi Impor 52,48 53,14 Sumber: BPS Provinsi Jambi, Pada tahun 2009 kontribusi sektor pertanian dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi adalah terbesar yaitu 2,01%, kemudian diikuti secara berturut-turut sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 1,28%, -14
15 keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar 0,98% dan industri pengolahan sebesar 0,67%. Kontribusi terkecil listrik, gas dan air bersih sebesar 0,07% dan pertambangan dan galian sebesar 0,08%. Bila dilihat kontribusi penyumbang pertumbuhan ekonomi pada tahun 2008 terjadi pergeseran cukup signifikan yaitu kontribusi sektor pertambangan dan galian penyumbang terbesar yaitu sebesar 1,78% namun tahun 2009 hanya sebesar 0,08% atau nomor 2 terkecil dibandingkan sektor lain. Sektor penyumbang kedua terbesar adalah perdagangan, hotel dan restoran dari 0,67% tahun 2008 naik menjadi 1,28% tahun Sektor pertanian pada tahun 2008 menyumbang 1,75% tahun 2008 naik menjadi 2,01% tahun Tahun 2009 terjadi lonjakan kontribusi pertumbuhan ekonomi sektor tersier yang cukup tinggi (perdagangan, hotel dan restoran, keuangan, persewaan dan jasa). Sebagai daerah yang memiliki potensi primary resources yang cukup besar, maka keunggulan ini juga berpotensi dalam peningkatan nilai tambah melalui industri pengolahan, industri kerajinan dan industri menengah serta dengan mengembangkan industri kreatif. Pada tabel 1.5 di bawah dapat dilihat perkembangan laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi dan sumber pertumbuhan ekonomi pada tahun Laju pertumbuhan sektor yang paling tinggi pada tahun 2009 adalah sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar 17,85%, sedangkan yang paling rendah pertumbuhannya adalah sektor pertambangan dan galian yaitu 0,71% sangat menurun bila -15
16 dibandingkan dengan pertumbuhan sektor pertambangan dan galian di tahun 2008 sebesar 14,70%. Tabel 1.5. Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jambi 2009 dan Sumber Pertumbuhan Menurut Lapangan Usaha (%). No SEKTOR r (%) Sumber r (%) r (%) Sumber r (%) 1. Pertanian, Peternakan, 5,72 1,75 6,56 2,01 Perkebunan, Kehutanan 2. Pertambangan dan 14,7 1,78 0,71 0,08 Penggalian 3. Industri Pengolahan 5,63 0,76 4,86 0,64 4. Listrik, Gas, dan Air 7,28 0,06 9,27 0,07 Bersih 5. Bangunan 10,28 0,48 8,45 0,41 6. Perdagangan, Hotel, 3,99 0,67 7,56 1,28 dan Restoran 7. Pengangkutan dan 3,37 0,26 5,81 0,45 Komunikasi 8. Keuangan, Persewaan 23,88 0,18 17,85 0,98 dan Jasa Perusahaan 9. Jasa-Jasa 4,99 0,44 6,24 0,55 PDRB 7,16 7,16 6,37 6,37 Sumber: BPS Provinsi Jambi, Laju pertumbuhan Sektor pertanian, perkebunan, kehutanan dan perikanan sampai triwulan IV tahun 2009 mengalami kenaikan sebesar 6,56%. Kontribusi sektor pertambangan dan penggalian sebagai sumber pertumbuhan ekonomi sampai triwulan IV 2009 mengalami penurunan bila dibandingkan tahun 2008 sebesar 1,71% menjadi sebesar 0,71% tahun Laju pertumbuhan ekonomi sektor Industri pengolahan mengalami penurunan menjadi dari 5,63% tahun 2008 menjadi -16
17 4,68% tahun 2009 dengan kontribusi sumber pertumbuhan masing-masing 0,76% dan 0,64%. Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih pada tahun 2009 mengalami pertumbuhan cukup besar yaitu 9,27% yang pada tahun 2008 sebesar 7,27% yang memberi sumbangan bagi pertumbuhan ekonomi tahun 2008 sebesar 0,06% dan 0,07% tahun Pada tahun 2009 PLN melalui dana APBN sebesar 27 Milyar rupiah telah membangun jaringan listrik pada 20 desa tersebar diseluruh Kabupaten/Kota. Begitu pula untuk sumber listrik dari penggerak uap pada tahun 2009 ini juga telah beroperasi PLTU yang dibangun swasta di Kabupaten Sarolangun dengan daya 2 x 7 Mega Watt. Laju pertumbuhan ekonomi sektor Bangunan mengalami penurunan dari 10,24% tahun 2008 menjadi 8,45% tahun 2009, tentunya ini juga berpengaruh kepada kontirbusi sumber pertumbuhan ekonomi dari 0,48% tahun 2008 menjadi 0,41% tahun Laju pertumbuhan sektor perdagangan hotel, dan restoran tumbuh cukup signifikan yaitu dari 3,56% tahun 2008, menjadi 7,56% tahun 2009 yang menyumbang sumber pertumbuhan ekonomi 0,67% tahun 2008 naik menjadi 1,28% tahun Sektor ini memberi kontribusi terbesar kedua sebagai sumber pertumbuhan ekonomi setelah sektor pertanian yaitu sebesar 1,28% dari 6,37% pertumbuhan ekonomi tahun Sektor pengangkutan dan komunikasi juga meningkat cukup besar dari 3,53% tahun 2008 menjadi 5,81% tahun 2009 yang menyumbang bagi sumber pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi 0,26% tahun 2008 naik menjadi 0,45% dari -17
18 pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi tahun 2009 yaitu sebesar 6,37%. Peningkatan sektor ini terutama didorong oleh sektor komunikasi seperti pesatnya bisnis telepon seluler dan internet, sedangkan untuk pengangkutan sangat ditopang oleh semakin meningkatnya penumpang pesawat udara dan kinerja transpotrasi lokal. Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan tahun 2009 mengalami penurunan yaitu dari sebesar 23,97% tahun 2008 menjadi 17,85% tahun Sektor perdagangan Hotel, dan Restoran memberi kontribusi terbesar ketiga yaitu sebesar 0,98% dari 6,37% pertumbuhan ekonomi tahun 2009 Peningkatan sektor ini terutama didorong oleh sektor keuangan dan jasa perusahaan, hal ini sejalan dengan perkembangan sektor perdagangan, hotel dan restoran. Sektor jasa-jasa mengalami pertumbuhan yang cukup menggembirakan bila dibandingkan yaitu dari 4,99 % tahun 2008 menjadi 6,24% tahun Sektor ini memberikan kontribusi sumber pertumbuhan ekonomi tahun 2009 sebesar 0,55%. Pertumbuhan sektor jasa-jasa telah mendorong peningkatan kesempatan kerja dari orang tahun 2007 meningkat menjadi orang pada tahun 2008 atau meningkat sebesar 3,12%. Pada Tabel 1.6 dapat dilihat perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jambi atas Harga Konstan Tahun
19 Tabel 1.6. PDRB Atas Harga Konstan Provinsi Jambi Tahun (Rp Milyar). SEKTOR Petbhn (%) 1. Pertanian, Peternakan, Perkebunan, Kehutanan ,56 2. Pertambangan dan Penggalian ,71 3. Industri Pengolahan ,158 4,86 4. Listrik, Gas, dan Air Bersih ,27 5. Bangunan ,45 6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran ,56 7. Pengangkutan dan Komunikasi ,81 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan ,85 9. Jasa-Jasa ,24 PDRB TOTAL ,37 PDR NON MIGAS ,89 Sumber : BPS Provinsi Jambi
IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak
IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI 4.1 Keadaan Umum Provinsi Jambi secara resmi dibentuk pada tahun 1958 berdasarkan Undang-Undang No. 61 tahun 1958. Secara geografis Provinsi Jambi terletak antara 0º 45
Lebih terperinciL U R A H S E M B IL A N S E P U C U K JA M B I
Pendahuluan S E P U C U K JA M B I S E M B IL A N L U R A H Pendahuluan Bab ini Menjelaskan Dasar Hukum tentang pembentukan daerah yang bersangkutan dan perundangan lainnya yang diperlukan; Gambaran Umum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Dasar Hukum
1 PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Dasar Hukum Provinsi Jambi merupakan salah satu Provinsi di wilayah Sumatera yang dibentuk berdasakan Undang-Undang Darurat Nomor 19 tahun 1957, tentang Pembentukan
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi
69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU
IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara
Lebih terperinciNepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12
BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Konsekuensi logis sebagai negara kesatuan
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
53 IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Selat Rupat merupakan salah satu selat kecil yang terdapat di Selat Malaka dan secara geografis terletak di antara pesisir Kota Dumai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi
BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Perkembangan Sejarah menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Barat merupakan Provinsi yang pertama dibentuk di wilayah Indonesia (staatblad Nomor : 378). Provinsi Jawa Barat dibentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan mempunyai tujuan yaitu berusaha mewujudkan kehidupan masyarakat adil dan makmur. Pembangunan adalah suatu proses dinamis untuk mencapai kesejahteraan masyarakat
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Geografis Kabupaten Indragiri Hulu. yang meliputi wilayah Rengat dan Tembilahan di sebelah Hilir.
37 BAB III GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis Kabupaten Indragiri Hulu 1. Wilayah Pembentukan Kabupaten Indragiri Hulu pada awainya ditetapkan dengan UU No. 12 Tahun 1956 tentang pembentukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini memaparkan sejarah dan kondisi daerah pemekaran yang terjadi di Indonesia khususnya Kota Sungai Penuh. Menguraikan tentang latar belakang penelitian, perumusan masalah,
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
63 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2011) Provinsi Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 km 2 termasuk pulau-pulau yang
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -
IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu dari delapan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara geografis terletak antara 116-117
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyampaian laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD merupakan amanah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Lebih terperinciKARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis LS dan BT. Beriklim tropis dengan
III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Kondisi Geografis Secara geografis Kabupaten Tebo terletak diantara titik koordinat 0 52 32-01 54 50 LS dan 101 48 57-101 49 17 BT. Beriklim tropis dengan ketinggian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM
BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tentang Pemerintahan Daerah, Pemerintahan Daerah telah diberikan kewenangan untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi
BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Kabupaten Malinau
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAMBI TAHUN 2009
No. 09/02/15/Th. IV, 10 Februari 2010 PERTUMBUHAN EKONOMI JAMBI TAHUN Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Jambi pada tahun meningkat sebesar 6,4 persen dibanding tahun 2008. Peningkatan
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat
51 IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat Sumatera Barat adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di pesisir barat Pulau Sumatera dengan ibukota
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM WILAYAH
29 IV. KONDISI UMUM WILAYAH 4.1 Kondisi Geografis dan Administrasi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 50-7 50 LS dan 104 48-104 48 BT dengan batas-batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM. 4.1 Kondisi Geografis dan Persebaran Tanaman Perkebunan Unggulan Provinsi Jambi. Jambi 205,43 0,41% Muaro Jambi 5.
IV. GAMBARAN UMUM 4.1 Kondisi Geografis dan Persebaran Tanaman Perkebunan Unggulan Provinsi Jambi Provinsi Jambi secara geografis terletak antara 0 0 45 sampai 2 0 45 lintang selatan dan antara 101 0 10
Lebih terperinciPROGRAM PENGEMBANGAN KELAPA BERKELANJUTAN DI PROVINSI JAMBI
PROGRAM PENGEMBANGAN KELAPA BERKELANJUTAN DI PROVINSI JAMBI Hasan Basri Agus Gubernur Provinsi Jambi PENDAHULUAN Provinsi Jambi dibagi dalam tiga zona kawasan yaitu: 1) Zona Timur, yang merupakan Kawasan
Lebih terperinciV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 5.1 Geografis dan Administratif Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 0 50 7 0 50 Lintang Selatan dan 104 0 48 108 0 48 Bujur Timur, dengan batas-batas
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan trend ke arah zona ekonomi sebagai kota metropolitan, kondisi ini adalah sebagai wujud dari
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKONOMI RIAU
No. 24/05/14/Th.XV, 5 Mei 2014 PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU Ekonomi Riau termasuk migas pada triwulan I tahun 2014, yang diukur dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2000, mengalami
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN IV TAHUN 2013
BPS PROVINSI LAMPUNG No.06/02/18/Th.XIV, 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN IV TAHUN 2013 EKONOMI LAMPUNG TUMBUH 5,97 PERSEN SELAMA TAHUN 2013 Sebagai dasar perencanaan pembangunan ekonomi
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah
35 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah Provinsi Lampung adalah 3,46 juta km 2 (1,81 persen dari
Lebih terperinciKEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Situasi Wilayah Letak Geografi Secara geografis Kabupaten Tapin terletak antara 2 o 11 40 LS 3 o 11 50 LS dan 114 o 4 27 BT 115 o 3 20 BT. Dengan tinggi dari permukaan laut
Lebih terperinciBAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2006
BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2006 4.1. Gambaran Umum inerja perekonomian Jawa Barat pada tahun ini nampaknya relatif semakin membaik, hal ini terlihat dari laju pertumbuhan ekonomi Jawa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat melalui beberapa proses dan salah satunya adalah dengan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKONOMI RIAU
No. 19/05/14/Th.XI, 10 Mei PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU Ekonomi Riau Tanpa Migas y-on-y Triwulan I Tahun sebesar 5,93 persen Ekonomi Riau dengan migas pada triwulan I tahun mengalami kontraksi sebesar 1,19
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur Provinsi Kalimantan Timur terletak pada 113 0 44-119 0 00 BT dan 4 0 24 LU-2 0 25 LS. Kalimantan Timur merupakan
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia
BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Kondisi Geografis Daerah Kota Bengkulu merupakan ibukota dari Provinsi Bengkulu dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKONOMI RIAU
No. 38/08/14/Th.XIV, 2 Agustus 2013 PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU Ekonomi Riau Tanpa Migas Triwulan II Tahun 2013 mencapai 2,68 persen Ekonomi Riau termasuk migas pada triwulan II tahun 2013, yang diukur dari
Lebih terperinciKONDISI UMUM WILAYAH STUDI
16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan
77 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada 104 552-105 102 BT dan 4 102-4 422 LS. Batas-batas wilayah Kabupaten Tulang Bawang Barat secara geografis
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Reformasi yang terjadi di Indonesia menyebabkan terjadinya pergeseran
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reformasi yang terjadi di Indonesia menyebabkan terjadinya pergeseran paradigma dan sistem pemerintahan yang bercorak monolitik sentralistik di pemerintahan pusat kearah
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH
PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH No. 06/05/72/Thn XIV, 25 Mei 2011 PEREKONOMIAN SULAWESI TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2011 MENGALAMI KONTRAKSI/TUMBUH MINUS 3,71 PERSEN Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah
Lebih terperinci2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah
2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah Provinsi Kalimantan Timur dengan ibukota Samarinda berdiri pada tanggal 7 Desember 1956, dengan dasar hukum Undang-Undang
Lebih terperinciKONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Bengkalis merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Riau. Wilayahnya mencakup daratan bagian pesisir timur Pulau Sumatera dan wilayah kepulauan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 69 mengamanatkan Kepala Daerah untuk menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II-2011
No. 43/08/63/Th XV, 05 Agustus 20 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II-20 Ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan II-20 tumbuh sebesar 5,74 persen jika dibandingkan triwulan I-20 (q to q)
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKONOMI KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT : TINJAUAN SECARA MAKRO
PERKEMBANGAN EKONOMI KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT 2011-2015: TINJAUAN SECARA MAKRO Prof. Dr. Ir. Zulkifli Alamsyah, M.Sc. Guru Besar Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Jambi Disampaikan
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan
BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR 4. 1 Kondisi Geografis Provinsi Jawa Timur membentang antara 111 0 BT - 114 4 BT dan 7 12 LS - 8 48 LS, dengan ibukota yang terletak di Kota Surabaya. Bagian utara
Lebih terperinciKONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Lokasi penelitian ini meliputi wilayah Kota Palangkaraya, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kabupaten Katingan, Kabupaten
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota
66 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Bandarlampung 1. Letak Geografis Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota Bandarlampung memiliki luas wilayah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Dasar Hukum
BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Hukum Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Gubernur Jawa Barat Akhir Tahun Anggaran 2011 disusun berdasarkan ketentuan sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950
Lebih terperinciKEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA
31 KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA Administrasi Secara administratif pemerintahan Kabupaten Katingan dibagi ke dalam 11 kecamatan dengan ibukota kabupaten terletak di Kecamatan
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
31 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Geografis Wilayah Secara astronomis, wilayah Provinsi Banten terletak pada 507 50-701 1 Lintang Selatan dan 10501 11-10607 12 Bujur Timur, dengan luas wilayah
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2007
BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 40/11/31/Th. IX, 15 November 2007 PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2007 Perekonomian DKI Jakarta pada triwulan III tahun 2007 yang diukur berdasarkan PDRB
Lebih terperinciI-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ)
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta. Bujur Timur. Luas wilayah Provinsi DKI Jakarta, berdasarkan SK Gubernur
57 IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta Provinsi DKI Jakarta merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 7 meter diatas permukaan laut dan terletak antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah berorientasi pada proses. Suatu proses yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penelitian Pembangunan ekonomi daerah berorientasi pada proses. Suatu proses yang melibatkan pembentukan institusi baru, pembangunan industri alternatif, perbaikan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN II-2011
No. 06/08/62/Th. V, 5 Agustus 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN II-2011 Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah triwulan I-II 2011 (cum to cum) sebesar 6,22%. Pertumbuhan tertinggi pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum Dasar hukum penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2016, adalah sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karakteristik potensi wilayah baik yang bersifat alami maupun buatan, merupakan salah satu unsur yang perlu diperhatikan dalam proses perencanaan pembangunan. Pemahaman
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN I-2014
BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 26/05/73/Th. VIII, 5 Mei 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN I-2014 PEREKONOMIAN SULAWESI SELATAN TRIWULAN I 2014 BERTUMBUH SEBESAR 8,03 PERSEN Perekonomian
Lebih terperinciKAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar
BAB II PROFIL WILAYAH KAJIAN Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKONOMI RIAU
No. 21/05/14/Th.XII, 5 Mei PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU Ekonomi Riau Tanpa Migas Triwulan I Tahun mencapai 7,51 persen Ekonomi Riau termasuk migas pada triwulan I tahun, yang diukur dari kenaikan Produk Domestik
Lebih terperinciBAB IV KONDISI UMUM. A. Letak Geografis, Iklim
27 BAB IV KONDISI UMUM A. Letak Geografis, Iklim Kabupaten Bungo terletak di bagian Barat Provinsi Jambidengan luas wilayah sekitar 7.160 km 2. Wilayah ini secara geografis terletak pada posisi 101º 27
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2014
No. 47/08/72/Thn XVII, 05 Agustus PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN II TAHUN Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada triwulan
Lebih terperinciPRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan indikator ekonomi makro yang dapat digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan pembangunan ekonomi suatu daerah. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Majalengka
Lebih terperinciKONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
39 KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN Letak Geografis dan Administrasi Kabupaten Deli Serdang merupakan bagian dari wilayah Propinsi Sumatera Utara dan secara geografis Kabupaten ini terletak pada 2º 57-3º
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2007
BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 30/08/31/Th.IX, 15 AGUSTUS 2007 PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2007 Perekonomian DKI Jakarta pada triwulan II tahun 2007 yang diukur berdasarkan PDRB atas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara agraris dengan kekayaan hayati yang melimpah, hal ini memberikan keuntungan bagi Indonesia terhadap pembangunan perekonomian melalui
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM. A. Gambaran Umum Kabupaten Tulang Bawang Barat. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak di bagian utara Provinsi Lampung.
BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Kabupaten Tulang Bawang Barat Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak di bagian utara Provinsi Lampung. Kabupaten Tulang Bawang Barat berbatasan langsung dengan Provinsi
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2011
No.43/08/33/Th.V, 5 Agustus 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2011 PDRB Jawa Tengah pada triwulan II tahun 2011 meningkat sebesar 1,8 persen dibandingkan triwulan I tahun 2011 (q-to-q).
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan dititikberatkan pada pertumbuhan sektor-sektor yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Tujuan pembangunan pada dasarnya mencakup beberapa
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2012 DAN TAHUN 2012
No. 06/02/62/Th. VII, 5 Februari 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2012 DAN TAHUN 2012 Perekonomian Kalimantan Tengah triwulan IV-2012 terhadap triwulan III-2012 (Q to Q) secara siklikal
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH
BPS PROVINSI JAWA TENGAH No. 06 /11/33/Th.I, 15 Nopember 2007 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH PDRB JAWA TENGAH TRIWULAN III TH 2007 TUMBUH 0,7 PERSEN Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Tengah pada
Lebih terperinciLKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG I BAB
LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG 2009-203 I BAB I LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG 2009-203 A. DASAR HUKUM Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Akhir Masa Jabatan Bupati dimaksudkan
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR. 119º00 Bujur Timur serta diantara 4º24 Lintang Utara dan 2º25 Lintang
IV. GAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR Propinsi Kalimantan Timur dengan luas wilayah daratan 198.441,17 km 2 dan luas pengelolaan laut 10.216,57 km 2 terletak antara 113º44 Bujur Timur dan 119º00
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR
20 BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 3.1. SITUASI GEOGRAFIS Secara geografis, Kota Bogor berada pada posisi diantara 106 derajat 43 30 BT-106 derajat 51 00 BT dan 30 30 LS-6 derajat 41 00 LS, atau kurang
Lebih terperinciPerkembangan Indikator Makro Usaha Kecil Menengah di Indonesia
Perkembangan Indikator Makro Usaha Kecil Menengah di Indonesia Perekonomian Indonesia tahun 2004 yang diciptakan UKM berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2014
No.51/08/33/Th.VIII, 5 Agustus 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN II TAHUN 2014 Perekonomian Jawa Tengah yang diukur berdasarkan besaran PDRB atas dasar harga berlaku pada triwulan II tahun
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
41 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung 1. Keadaan Umum Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi di Republik Indonesia dengan areal daratan seluas 35.288 km2. Provinsi
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI ACEH 2016
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 09/02/Th.XX, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH EKONOMI ACEH SELAMA TAHUN DENGAN MIGAS TUMBUH 3,31 PERSEN, TANPA MIGAS TUMBUH 4,31 PERSEN. Perekonomian Aceh
Lebih terperinciBAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya;
BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya; A. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi (economic growth) merupakan salah satu indikator yang
Lebih terperinciBADAN PUSAT SATISTIK PROPINSI KEPRI
BADAN PUSAT SATISTIK PROPINSI KEPRI No. 96/02/21/Th. IV / 16 Februari 2009 PERTUMBUHAN EKONOMI KEPULAUAN RIAU PDRB KEPRI TAHUN 2008 TUMBUH 6,65 PERSEN PDRB Kepri pada tahun 2008 tumbuh sebesar 6,65 persen,
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM
51 BAB IV GAMBARAN UMUM A. Keadaan Geografis 1. Keadaan Alam Wilayah Kabupaten Bantul terletak antara 07 o 44 04 08 o 00 27 Lintang Selatan dan 110 o 12 34 110 o 31 08 Bujur Timur. Luas wilayah Kabupaten
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Sejarah terbentuknya Kabupaten Lampung Selatan erat kaitannya dengan dasar
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Sejarah Kabupaten Lampung Selatan Sejarah terbentuknya Kabupaten Lampung Selatan erat kaitannya dengan dasar pokok Undang-Undang Dasar 1945. Dalam Undang-Undang Dasar
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PDRB Triw I-2009 KALSEL
No. 014/05/63,Th XII, 15 Mei 2009 PERKEMBANGAN PDRB Triw I-2009 KALSEL A. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi triw I-2009 terhadap triw IV-2008 (q to q) = - 7,72 %. Pertumbuhan ekonomi triw I-2009
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO
IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO 4.1. Keadaan Geografis Kabupaten Karo terletak diantara 02o50 s/d 03o19 LU dan 97o55 s/d 98 o 38 BT. Dengan luas wilayah 2.127,25 Km2 atau 212.725 Ha terletak pada ketinggian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan usaha yang meliputi perubahan pada berbagai aspek
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan merupakan usaha yang meliputi perubahan pada berbagai aspek termasuk di dalamnya struktur sosial, sikap masyarakat, serta institusi nasional dan mengutamakan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS IIV.1 Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Ngawi saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi lima tahun ke depan perlu mendapat
Lebih terperinciV KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5. 1. Letak Geografis Kota Depok Kota Depok secara geografis terletak diantara 106 0 43 00 BT - 106 0 55 30 BT dan 6 0 19 00-6 0 28 00. Kota Depok berbatasan langsung dengan
Lebih terperinciBPS PROVINSI MALUKU PERTUMBUHAN EKONOMI MALUKU PDRB MALUKU TRIWULAN IV TAHUN 2013 TUMBUH POSITIF SEBESAR 5,97 PERSEN
BPS PROVINSI MALUKU No. 01/05/81/Th.XV, 05 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI MALUKU PDRB MALUKU TRIWULAN IV TAHUN 2013 TUMBUH POSITIF SEBESAR 5,97 PERSEN PDRB Maluku pada triwulan IV tahun 2013 bertumbuh
Lebih terperinciA. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk. Pertumbuhan Penduduk
Perspektif Kabupaten Berau selama 5 tahun ke depan didasarkan pada kondisi objektif saat ini dan masa lalu yang diprediksi menurut asumsi cetiris paribus. Prediksi dilakukan terhadap indikator-indikator
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung Tengah terletak pada
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Lampung Tengah merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung Tengah terletak pada 104 35-105
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2008
No. 19/05/31/Th. X, 15 Mei 2008 PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2008 Perekonomian DKI Jakarta pada triwulan I tahun 2008 yang diukur berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan 2000 menunjukkan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2008
BADAN PUSAT STATISTIK No.43/08/Th. XI, 14 Agustus PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II- Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan II-
Lebih terperinciNo. 64/11/13/Th.XVII, 5 November 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA BARAT TRIWULAN III 2014
No. 64/11/13/Th.XVII, 5 November 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA BARAT TRIWULAN III 2014 Perekonomian Sumatera Barat yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku
Lebih terperinci4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR
4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Blitar yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografis, kondisi topografi, dan iklim.
Lebih terperinciBPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 64/11/61/Th. XVII, 5 November 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN BARAT TRIWULAN III-2014 EKONOMI KALIMANTAN BARAT TRIWULAN III-2014 TUMBUH 4,45 PERSEN Besaran Produk
Lebih terperinci2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik. A. Kondsi Geografis
2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik A. Kondsi Geografis Kabupaten Bolaang Mongondow adalah salah satu kabupaten di provinsi Sulawesi Utara. Ibukota Kabupaten Bolaang Mongondow adalah Lolak,
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4
Lebih terperinci