BAB VI UPAYA IBU MENINGKATKAN KUALITAS KESEHATAN DAN PENDIDIKAN KELUARGA
|
|
- Sri Atmadja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 66 BAB VI UPAYA IBU MENINGKATKAN KUALITAS KESEHATAN DAN PENDIDIKAN KELUARGA 6.1 Penguatan Kapasitas Rumah Tangga Penerima PKH Mutu sumberdaya manusia bukan semata-mata ditentukan oleh seberapa kadar pengetahuan, keterampilan, kejujuran, kemahiran, dan keahlian yang dikuasai melainkan juga harus disertai orientasi dan produktifitas. Dalam berbagai perbincangan tentang mutu SDM, kuat sekali kecenderungan orang untuk memulangkan permasalahannya pada upaya pendidikan, lebih khususnya apa yang dapat dan mungkin harus disajikan melalui sistem pendidikan bahkan yang lebih khusus adalah apa yang dapat dihasilkan oleh berbagai jenjang dan jenis pendidikan (Hassan, 1995). Dalam mencapai tujuan PKH untuk mengurangi kemiskinan melalui peningkatan kualitas SDM bidang kesehatan dan pendidikan, maka sebagai sasaran utamanya adalah bagaimana untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas ibu guna mendukung tercapainya tujuan ini, hal ini disebabkan karena ibu relatif memiliki waktu lebih banyak bersama anak sehingga dapat memberikan arahan, bimbingan, dan meningkatkan potensi anak (Musbikin, 2009). Penguatan kapasitas merupakan suatu proses peningkatan atau perubahan perilaku individu, organisasi dan sistem masyarakat dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien. Dengan demikian, menurut Sumpeno (2002) dalam Riasih (2004) penguatan kapasitas berarti terjadi perubahan perilaku untuk: 1. Meningkatkan kemampuan individu dalam pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Dalam kasus yang terjadi di Desa Tegal melalui data yang didapatkan terkait peningkatan kemampuan individu (ibu) dalam pengetahuan dan sikap menunjukan bahwa masih banyak ibu yang belum mengetahui tentang pentingnya wajib sekolah 9 tahun dan juga pentingnya membawa dan memeriksakan kondisi ibu dan anak ke posyandu sehingga ini akan berpengaruh pada sikap ibu terhadap pelayanan pendidikan dan kesehatan. 2. Meningkatkan kemampuan kelembagaan dalam organisasi dan manajemen, keuangan dan budaya. Hal ini bisa dilihat, dari adanya pembagian kelompok
2 67 RTSM penerima PKH di setiap wilayah pendampingan, misalnya ada ketua kelompok PKH untuk setiap wilayah pendampingan yang dilakukan pertemuan rutin setiap bulan guna membantu pendamping dalam melakukan pendataan, pemutakhiran data, dan proses pencairan dana. Khusus di Desa Tegal, karena memiliki dua pendamping maka mekanisme pertemuan untuk setiap ketua kelompok PKH pun berbeda, misalnya untuk ketua kelompok bimbingan Ibu Evi melakukan pertemuan rutin setiap bulan sedangkan tidak demikian untuk ketua kelompok bimbingan Bapak Erik. Dengan adanya ketua kelompok ini, minimal dapat meningkatkan kemampuan manajemen yang dilakukan ketua kelompok terhadap anggotanya walaupun mekanisme belum diseragamkan. 3. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam kemandirian, keswadayaan, dan mengantisipasi perubahan. Kondisi ini tidak terlalu bisa digambarkan dalam perilaku masyarakat Desa Tegal, sebagian RTSM penerima PKH masih menyampaikan bahwa mereka sangat tergantung dengan dana ini, bahkan mereka mengeluhkan jika dana PKH ini sudah selesai mereka sangat bingung dari mana memperoleh dana untuk pendidikan dan kesehatan padahal telah dituturkan juga oleh Bapak Erik bahwa pendamping bekerjasama dengan UPPKH telah memberikan bantuan pembudidayaan ikan lele kepada RTSM penerima PKH untuk dikelola secara mandiri sehingga bisa menghasilkan keuntungan bagi rumah tangganya, namun setelah beberapa bulan upaya ini tidak berhasil karena banyak penerima bantuan yang memanfaatkan untuk kepentingan pribadi dan tidak dibudidayakan. Berdasarkan pemaparan di atas, menunjukan bahwa untuk mencapai perilaku tersebut diperlukan kerjasama beberapa pihak, walaupun program ini sudah dijalankan sejak 2007 namun belum berhubungan signifikan pada perubahan perilaku yang diharapkan, misalnya ada saja RTSM yang tidak menyekolahkan anaknya walaupun usia anak masuk usia sekolah dikarenakan rendahnya motivasi belajar anak juga penuturan beberapa warga yang menyampaikan rasa was-was jika tidak ikut posyandu akan dikurangi dana PKH yang didapatkan, hal ini tentu menunjukan bahwa belum muncul kesadaran penuh dari masyarakat.
3 Hubungan PKH dengan Upaya Ibu Meningkatkan Kualitas Kesehatan Keluarga Program Keluarga Harapan (PKH) adalah program yang bertujuan khusus meningkatkan akses pelayanan kesehatan bagi ibu hamil/nifas dan anak usia 0-6 tahun. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas kesehatan dalam rangka mengurangi angka kemiskinan. Dilihat dari angka jumlah penduduk Desa Tegal menunjukan usia 5-9 tahun dan usia 0-4 tahun menempati urutan pertama dan kedua sebanyak 1355 jiwa dan 1269 jiwa. Hal ini menunjukkan bahwa banyak usia balita di Desa Tegal sehingga perlu dilakukan upaya pelayanan kesehatan yang optimal, mulai dari ibu hamil, melahirkan hingga pasca melahirkan. Melalui PKH, RTSM diwajibkan mengikuti beberapa pelayanan kesehatan, berupa 1. Anak usia 0-6 tahun Anak usia 0-11 bulan harus mendapatkan imunisasi lengka dan ditimbang berat badannya secara rutin setiap bulan Anak usia 6-11 bulan harus mendapatkan Vitamin A minimal sebanyak 2 kali dalam setahun, yaitu bulan Februari dan Agustus. Anak usia bulan perlu mendapatkan imunisasi tambahan dan ditimbang berat badannya secara rutin setiap 3 bulan. Anak usia 5-6 tahun ditimbang berat badannya secara rutin setiap tiga bulan untuk dipantau tumbuh kembangnya di lokasi posyandu terdekat 2. Ibu Hamil dan Ibu Nifas Selama kehamilan, ibu nifas harus melakukan pemeriksaan kehamilan di fasilitas kesehatan sebanyak 4 kali dan mendapatkan suplemen tablet Fe Ibu melahirkan harus ditolong oleh tenaga kesehatan Ibu nifas harus melakukan pemeriksaan/diperiksa kesehatannya setidaknya 2 kali sebelum bayi berusia 28 hari. Dalam melihat kualitas kesehatan keluarga, maka yang dilihat dari sisi si ibu, karena perilaku ibu akan mempengaruhi perilaku anak yang dikuatkan oleh penelitian Rahmaulina (2009) dalam Hastuti (2009) bahwa pendidikan dan pengetahuan ibu tentang gizi berhubungan positif dengan tumbuh kembang anak. Variabel PKH yang akan dihubungkan dan dinilai signifikan terdiri dari dua variabel, yaitu variabel dana PKH dan pendampingan yang dilakukan oleh
4 69 pendamping PKH sebagai input PKH. Dana PKH yang diterima oleh masingmasing RTSM berbeda satu sama lain, semakin banyak memenuhi kriteria penerima PKH maka akan semakin banyak pula dana yang didapatkan (tabel 2). Indikator pertanyaan terkait kesehatan ini meliputi pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu, misalnya sejauhmana ibu memiliki pengetahuan bahwa status dan kesehatan anak itu penting untuk perkembangan anak, atau bagaimana pandangan dan sikap ibu terhadap pelayanan kesehatan juga perilakunya dengan datang ke posyandu atau layanan kesehatan lain Hubungan Dana PKH dengan Upaya Ibu Meningkatkan Kualitas Kesehatan Keluarga Mengukur usaha ibu meningkatkan kualitas kesehatan keluarga dilakukan dengan menggunakan beberapa indikator khususnya sikap, pengetahuan dan perilaku ibu terhadap pelayanan kesehatan yang dianjurkan sebagai penerima program PKH, baik pelayanan kesehatan yang langsung bersentuhan dengan si ibu atau anak. Tabel 10. Koefisien, Signifikan, dan N dalam Hubungan Dana PKH dengan Upaya Ibu Meningkatkan Kualitas Kesehatan Keluarga menurut Analisis Spearman, Tahun 2011 Dana PKH Kualitas Kesehatan Koefisien ** Dana PKH Signifikan..005 Spearman Koefisien.296 ** Upaya ibu Signifikan.005. (Kesehatan) ** Angka signifikansi (α ) berada di 0.01 Tabel 10 memperlihatkan angka koefisien korelasi 0,296 dan signifikansi sebesar 0.005, karena angka koefisien korelasi berada diantara > , maka nilai korelasi cukup dan mendekati 1 yang dinyatakan bahwa kedua variabel memiliki hubungan semakin kuat (positif). Dalam mengukur signifikansi hubungan dua variabel diukur jika nilai angka signifikansi hasil penelitian < α, maka hubungan kedua variabel signifikan, maka dari tabel diatas dapat diketahui
5 70 nilai signifikasinya adalah dengan α = 0.01 sehingga 0.005< 0.01 jadi dapat disimpulkan hubungan kedua variabel signifikan. Interpretasi diatas menjelaskan bahwa terdapat hubungan antara variabel dana PKH dengan upaya ibu meningkatkan kualitas kesehatan keluarga, jadi tinggi rendahnya dana PKH yang diperoleh oleh RTSM berhubungan dengan upaya ibu meningkatkan kualitas kesehatan keluarga karena hubungannnya positif maka semakin tinggi dana PKH yang diperoleh maka semakin baik pula upaya ibu dengan hubungan yang signifikan. Adapun kekuatan hubungan dapat dilihat dari nilai koefisien korelasinya sebesar 0.296, berarti kekuatan hubungan diantara variabel dana PKH dengan upaya ibu meningkatkan kualitas kesehatan keluarga bernilai cukup kuat hubungannya. Data ini ditunjang pula oleh keterangan beberapa responden bahwa partisipasi mereka meningkat dalam pelayanan kesehatan yang ada di Desa Tegal seperti partisipasi atas pelayanan (posyandu, puskesmas, atau lainnya) Hubungan Partisipasi Pendampingan PKH dengan Upaya Ibu Meningkatkan Kualitas Kesehatan Keluarga Indikator lain dalam variabel PKH adalah partisipasi pendampingan, hal ini dilatarbelakangi karena salah satu hal yang membedakan PKH dengan program bantuan lainnya adalah adanya pendamping PKH yang langsung ditugaskan di lapangan dan bertemu dengan para RTSM untuk menjadi fasilitator dan mendampingi mereka terkait PKH. Tabel 11. Koefisien, Signifikan, dan N dalam Hubungan Partisipasi Pendampingan dengan Upaya Ibu Meningkatkan Kualitas Kesehatan Keluarga menurut Analisis Spearman, Tahun 2011 Spearman Partisipasi Pendampingan Upaya ibu (Kesehatan) Partisipasi Pendampingan Kualitas Kesehatan Koefisien Signifikan..182 Koefisien Signifikan.182.
6 71 Tabel 11 menunjukan angka koefisien korelasi dan signifikansi sebesar 0.182, karena angka koefisien korelasi berada diantara > maka korelasinya sangat lemah, walaupun memiliki hubungan semakin kuat (positif) karena mendekati 1. Sementara nilai signifikasinya adalah dengan α = 0.05, karena 0.182> 0.05 jadi dapat disimpulkan hubungan kedua variabel tidak signifikan. Berbeda dengan variabel dana yang memiliki hubungan dan signifikansi dengan variabel upaya ibu meningkatkan kualitas kesehatan keluarga, maka untuk partisipasi pendampingan tidak ada hubungannya dengan nilai korelasi sangat lemah sebesar Kondisi ini menunjukan bahwa peran pendamping dalam hal peningkatan upaya ibu meningkatkan kualitas kesehatan keluarga tidak signifikan. Pernyataan ini dikuatkan karena masing-masing pendamping (Ibu Evi dan Bapak Erik) memiliki metode tersendiri dalam mendamping para peserta PKH. Rata-rata mereka lebih sering berinteraksi dengan ketua kelompok PKH setiap bulan, namun untuk RTSM lain mereka hanya bertemu saat pencairan dana saja. Para pendamping hanya melakukan pengecekan kepada kader posyandu terkait daftar hadir dan keterlibatan peserta PKH, dan peserta PKH pun berinteraksi dengan pendamping sebatas apa yang mereka ingin sampaikan saja. Secara kekuatan hubungan diantara partisipasi pendampingan dengan upaya ibu meningkatkan kualitas kesehatan keluarga juga menunjukan angka yang kecil, yaitu yang menunjukan kekuatan yang sangat lemah sehingga dapat dikatakan tidak berhubungan nyata. 6.3 Hubungan PKH dengan Upaya Ibu Meningkatkan Kualitas Pendidikan Keluarga Menurut UU No 20 Tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (Hasbullah, 2006). Pendapat tersebut menguatkan bahwa upaya pengembangan potensi diri perlu ditunjang oleh pendidikan. Pelaksanaan Program
7 72 Keluarga Harapan juga bertujuan dalam meningkatkan akses pelayanan pendidikan bagi anak hingga lulus Sekolah Menengah Pertama (SMP) sesuai dengan wajib sekolah 9 tahun. Peserta PKH diwajibkan mendaftarkan anak mereka sekolah di SD/MI terdekat dan melanjutkan hingga SMP, adanya dana PKH diharapkan mampu membantu biaya operasional RTSM terkait pembayaran SPP atau peralatan penunjang sekolah (buku, baju sekolah, dan alat tulis). Umumnya masyarakat di Desa Tegal tercatat hanya lulusan SD/sederajat sebanyak 2466 orang dan memiliki 6 SD/MI berstatus negeri dan 5 berstatus swasta. Kondisi ini kemudian mencerminkan bahwa perlu ada upaya peningkatan kualitas pendidikan melalui peningkatan akses dan kemudahan masyarakat dalam menyekolahkan anak mereka demi mencapai SDM berkualitas Hubungan Dana PKH dengan Upaya Ibu Meningkatkan Kualitas Pendidikan Keluarga Besarnya dana yang diperoleh RTSM penerima PKH jika dilihat dari segi usia dan peruntukan dana untuk keperluan pendidikan, maka untuk RTSM yang memiliki anak usia SD/MI akan mendapatkan dana Rp /tahun dan bagi RTSM yang memiliki anak usia SMP/MTs akan mendapatkan dana Rp /tahun. Tebel 12. Koefisien, Signifikan, dan N dalam Hubungan Dana PKH dengan Upaya Ibu Meningkatkan Kualitas Pendidikan Keluarga menurut Analisis Spearman, Tahun 2011 Spearman Dana PKH Upaya ibu (Pendidikan) Dana PKH Kualitas Pendidikan Koefisien Signifikan..116 Koefisien Signifikan.116. Tabel 12 menunjukan angka koefisien korelasi dan signifikansi sebesar 0.116, karena angka koefisien korelasi berada diantara > maka nilai korelasinya sangat lemah walaupun kedua variabel memiliki hubungan semakin kuat (positif) karena mendekati 1. Sementara nilai signifikasinya adalah 0.116
8 73 dengan α = 0.05, karena 0.116> 0.05 sehingga dapat disimpulkan hubungan kedua variabel tidak signifikan. Jika melihat analisis statistik melalui uji korelasi spearman diatas, menunjukan tidak ada hubungan dan tidak ada signifikansi antara dana PKH dengan upaya ibu meningkatkan kualitas pendidikan keluarga. Kondisi ini berbeda dengan dana PKH yang berhubungan dengan upaya ibu meningkatkan kualitas kesehatan keluarga dengan korelasi cukup. Perbedaan ini menunjukan bahwa untuk keperluan pendidikan, ada dan tidaknya dana PKH, pendidikan sudah menjadi hal wajib dan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi oleh orang tua, misalnya kewajiban membayar biaya sekolah, membeli alat tulis dan sebagainya sehingga ketika pun dana itu ada maka masyarakat akan lebih mengalokasikannya untuk dana kesehatan dan lainnya. Kekuatan hubungan diantara dana PKH dengan upaya ibu meningkatkan kualitas pendidikan keluarga juga menunjukan angka yang kecil, yaitu yang berarti sangat lemah Hubungan Partisipasi Pendampingan PKH dengan Upaya Ibu Meningkatkan Kualitas Pendidikan Keluarga Pendamping merupakan pelaksana PKH yang langsung bekerja di lapangan dan berperan mendampingi penerima PKH. Dalam hal pendidikan, pendamping melakukan koordinasi kepada pihak sekolah terkait partisipasi dan kehadiran anak RTSM peserta PKH bahkan memberikan bantuan jika peserta PKH sulit mendaftarkan anaknya sekolah. Tabel 13. Koefisien, Signifikan, dan N dalam Hubungan Partisipasi Pendampingan dengan Upaya Ibu Meningkatkan Kualitas Pendidikan Keluarga menurut Analisis Spearman, Tahun 2011 Spearman Partisipasi Pendampingan Upaya ibu (Pendidikan) ** Angka signifikansi (α ) berada di 0.01 Partisipasi Pendampingan Kualitas Pendidikan Koefisien ** Signifikan..004 Koefisien.300 ** Signifikan.004.
9 74 Uji statistika diatas menunjukan angka koefisien korelasi dan signifikansi sebesar 0.004, karena angka koefisien korelasi berada diantara > maka nilai korelasinya dan kedua variabel memiliki hubungan semakin kuat (positif) karena nilainya mendekati 1. Sementara nilai signifikasinya adalah dengan α = 0.01, karena 0.004< 0.01 sehingga dapat disimpulkan hubungan kedua variabel signifikan. Terdapat hubungan antara variabel partisipasi pendampingan dengan variabel upaya ibu meningkatkan kualitas pendidikan keluarga dengan koefisien korelasi dan signifikansi sebesar yang artinya berhubungan positif dan hubungannya signifikan. Maksudnya bahwa peran pendamping terlihat lebih optimal dalam bidang pendidikan dibandingkan kesehatan yang tidak ada hubungannya. Kesimpulan atas uji korelasi spearman variabel dana dan pendampingan PKH terhadap upaya ibu meningkatkan kualitas kesehatan dan pendidikan keluarga memiliki nilai dan hubungan yang berbeda-beda. Ternyata yang berhubungan dan bernilai signifikan adalah dana PKH dengan upaya ibu meningkatkan kualitas kesehatan keluarga dan partisipasi pendampingan PKH dengan kualitas pendidikan keluarga. Sementara untuk hubungan dana PKH dengan upaya ibu meningkatkan kualitas pendidikan keluarga dan hubungan partisipasi pendampingan PKH dengan kualitas kesehatan keluarga, hasilnya adalah tidak berhubungan dan tidak signifikan. Kondisi ini menjelaskan bahwa guna mencapai tujuan PKH untuk meningkatkan kualitas kesehatan dan pendidikan tidak bisa dilepaskan dari dua faktor input PKH ini, dana juga pendampingan PKH. Dilihat dari sisi kekuatan hubungan, maka kekuatan hubungan partisipasi pendampingan PKH dengan upaya ibu terhadap peningkatan kualitas pendidikan keluarga memiliki hubungan yang cukup kuat, dan jika dibandingkan dengan variabel sebelumnya, maka hubungan partisipasi pendampingan PKH dengan usaha ibu meningkatkan kualitas pendidkan keluarga menempati angka koefisien korelasi terbesar yaitu sehingga kita bisa menyatakan bahwa dari segi pendampingan pendidikan, para pendamping sudah mampu berjalan lebih baik dibandingkan dengan kesehatan. Dan ternyata jika kita lihat lebih mendalam
10 75 antara input dana PKH dan pendampingan PKH, maka koefisien yang memiliki angka tertinggi adalah pendampingan sehingga kesimpulan ini menunjukan perlu adanya peningkatan terkait pendampingan PKH di lapangan.
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan data hasil temuan penelitian yang telah dianalisis oleh penulis, maka dapat diambil kesimpulan untuk menjawab rumusan masalah yang telah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Tegal Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi berdasarkan informasi dari Ketua Unit Pelaksana
Lebih terperinciSyarifah Maihani Dosen Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Almuslim
50-54 PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) DALAM UPAYA MEMBERIKAN PELAYANAN KESEHATAN DAN PENDIDIKAN BAGI KELUARGA SANGAT MISKIN (KSM) DI DESA PAYA CUT KECAMATAN PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN Syarifah Maihani
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi individu dengan hidup yang sehat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi individu dengan hidup yang sehat maka individu akan mampu melaksanakan aktifitas sehari-hari untuk bekerja sehingga
Lebih terperinciPROGRAM KELUARGA HARAPAN
PROGRAM KELUARGA HARAPAN PKH adalah program perlindungan sosial yang memberikan bantuan tunai kepada Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) dan bagi anggota keluarga RTS diwajibkan melaksanakan persyaratan
Lebih terperinciJAMINAN SOSIAL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
JAMINAN SOSIAL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DIREKTORAT JAMINAN SOSIAL DIREKTORAT JENDERAL PERLINDUNGAN DAN JAMINAN SOSIAL KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PROGRAM KELUARGA HARAPAN - PKH BANTUAN TUNAI
Lebih terperinciEVALUASI PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BREBES TAHUN 2011
EVALUASI PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BREBES TAHUN 2011 Erna Fidyatun Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro ABSTRAK Program Keluarga Harapan (PKH) merupakan
Lebih terperinciTENTANG BANTUAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN
TENTANG BANTUAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN A. PEMILIHAN PENERIMA BANTUAN DAN SYARAT PROGRAM Penerima bantuan PKH adalah rumahtangga sangat miskin (RTSM) yang memiliki anggota keluarga yang terdiri dari anak
Lebih terperinciBAB II PENDEKATAN TEORITIS
8 BAB II PENDEKATAN TEORITIS 3.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Konteks dan Ruang Lingkup Kebijakan Publik Menurut Thomas R Dye (1976) dalam Wahab (2008), kebijakan publik adalah segala sesuatu yang dikerjakan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. n= z 2 1-α/2.p(1-p) d 2
METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Desain dalam penelitian ini adalah cross sectional study. Lokasi penelitian di Desa Paberasan Kabupaten Sumenep. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan
Lebih terperinciPROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG
SALINAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA PELANGI KABUPATEN BELITUNG TIMUR TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciP O L I C Y B R I E F GAMBARAN PELAKSANAAN GENERASI SEHAT DAN CERDAS
P O L I C Y B R I E F GAMBARAN PELAKSANAAN GENERASI SEHAT DAN CERDAS I Gambaran Umum Generasi Sehat dan Cerdas selanjutnya disebut GSC, mulai dilaksanakan sejak tahun 2007, sebagai salah satu program nasional
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM
35 BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis Desa Tegal merupakan salah satu desa dari 8 desa lainnya yang terletak di Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor. Secara wilayah, Desa Tegal memiliki luas sekitar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat di Indonesia masih rendah disebabkan banyak
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Derajat kesehatan masyarakat di Indonesia masih rendah disebabkan banyak faktor. Salah satu penyebabnya adalah belum dimanfaatkannya sarana pelayanan kesehatan secara
Lebih terperinciKUESIONER Partisipasi Masyarakat terhadap Pelayanan Posyandu Di Puskesmas A.Yani
55 KUESIONER Partisipasi Masyarakat terhadap Pelayanan Posyandu Di Puskesmas A.Yani I. Identitas Responden 1. No. Responden : 2. RW tempat tinggal : 3. Usia : a)
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 5 TAHUN 2014
PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JAMINAN SOSIAL RAKYAT BANTEN BERSATU DI PROVINSI BANTEN DENGAN
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 4.1 Gambaran Umum Kelurahan Balumbang Jaya Kondisi Geografis
25 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Kelurahan Balumbang Jaya 4.1.1 Kondisi Geografis Kelurahan Balumbang Jaya merupakan salah satu kelurahan yang berada dalam wilayah administratif
Lebih terperinciLEMBAR PERSETUJUAN ARTIKEL
LEMBAR PERSETUJUAN ARTIKEL PERANAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT GENERASI SEHAT DAN CERDAS (PNPM-GSC) DALAM MENINGKATKAN KESEHATAN DAN PENDIDIKAN DI DESA ILOMATA KECAMATAN ATINGGOLA KABUPATEN
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PKH DI KELURAHAN BALUMBANG JAYA
BAB V PELAKSANAAN PKH DI KELURAHAN BALUMBANG JAYA 5.1 Kelembagaan PKH Pemilihan rumah tangga untuk menjadi peserta PKH dilakukan berdasarkan kriteria BPS. Ada 14 (empat belas) kriteria keluarga miskin
Lebih terperinciIDA YUNANI DESTIANTI. Program Keluarga Harapan (PKH) dalam Meningkatkan Taraf Kesehatan oleh
PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) DALAM MENINGKATKAN TARAF KESEHATAN OLEH UPPKH KECAMATAN DI DESA CILIANG KECAMATAN PARIGI KABUPATEN PANGANDARAN IDA YUNANI DESTIANTI ABSTRAK Berdasarkan hasil
Lebih terperinciBAB V HASIL PROGRAM KELUARGA HARAPAN
42 BAB V HASIL PROGRAM KELUARGA HARAPAN 5.1 Proses Pemilihan RTSM Penerima PKH 5.1.1 Program Keluarga Harapan sebagai Kebijakan Publik Menurut Young dan Quinn (2002) dalam Suharto (2005), memahami kebijakan
Lebih terperinciKEBIJAKAN PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) Direktorat Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Republik Indonesia
KEBIJAKAN PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) Direktorat Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Republik Indonesia Outline 1. Latar Belakang 2. PKH New Initiatives Pedoman Pelaksanaan
Lebih terperinciPENGABDIAN MASYARAKAT UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENGELOLAAN POSYANDU BALITA MELALUI PERBAIKAN SISTEM ADMINISTRASI
PENGABDIAN MASYARAKAT UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENGELOLAAN POSYANDU BALITA MELALUI PERBAIKAN SISTEM ADMINISTRASI Sri Mukhodim Faridah Hanum Universitas Muhammadiyah Sidoarjo srimukhodimfaridahhanum@umsida.ac.id
Lebih terperinciBantuan Incentiv Masyarakat dan Penyedia Layanan. Kesehatan dan Pendidikan: PNPM Generasi
Bantuan Incentiv Masyarakat dan Penyedia Layanan Meningkatkan Hasil Kesehatan dan Pendidikan: PNPM Generasi Agustus 2011 Struktur Presentasi Tujuan PNPM Generasi Dua bentuk model insentif yang ada - Insentif
Lebih terperinciKEBIJAKAN PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) Direktorat Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Republik Indonesia
KEBIJAKAN PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) Direktorat Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Republik Indonesia Outline 1. Latar Belakang 3. Tujuan PKH 6. Pendampingan 9.
Lebih terperinciEVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) DI DESA TETEHOSI KECAMATAN IDANOGAWO KABUPATEN NIAS
Pertanyaan Kuisioner EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) DI DESA TETEHOSI KECAMATAN IDANOGAWO KABUPATEN NIAS Petunjuk Pengisian Mohon angket ini diisi oleh Saudara/i dengan menjawab seluruh
Lebih terperinciRakor Pelaku Dan Pendamping Kecamatan Program Keluarga Harapan (Pkh) Kabupaten Tasikmalaya. Tasikmalaya, 30 Juni 2015
Rakor Pelaku Dan Pendamping Kecamatan Program Keluarga Harapan (Pkh) Kabupaten Tasikmalaya Tasikmalaya, 30 Juni 2015 Dalam rangka optimalisasi koordinasi lintas sektor demi keberhasilan Program Keluarga
Lebih terperinciBAB 7 : PENUTUP. pelaksanaan Program Keluarga Harapan Khususnya Bidang Kesehatan.
BAB 7 : PENUTUP 7.1 Kesimpulan 7.1.1 Komponen Input 1. Kebijakan berpedoman dari Kementerian Sosial RI, Kementerian Kesehatan RI dan Surat Keputusan Walikota Padang. Kebijakan ini belum maksimal disosialisasikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan dan gizi merupakan kebutuhan dasar manusia. Sejak janin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan dan gizi merupakan kebutuhan dasar manusia. Sejak janin dalam kandungan, bayi, balita, remaja, dewasa sampai usia lanjut, memerlukan kesehatan dan gizi yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Selama beberapa periode belakangan ini, pembangunan sosial di Indonesia
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Selama beberapa periode belakangan ini, pembangunan sosial di Indonesia tertinggal dari pembangunan ekonominya. Padahal pembangunan sosial sangat penting, karena pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di Indonesia menjadi masalah yang berkepanjangan.kemiskinan tidak dipahami
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kemiskinan merupakan permasalahan yang kompleks bagi setiap negara, terutama negara besar seperti Indonesia.Sampai saat ini, masalah kemiskinan di Indonesia
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang didukung oleh data kualitatif. Metode kuantitatif yang digunakan adalah dengan metode survai,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan global mengharuskan Indonesia harus mampu bersaing
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan global mengharuskan Indonesia harus mampu bersaing dengan negara-negara di dunia internasional. Kecenderungan tersebut yang kemudian mendorong bangsa Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk terciptanya kesadaran, kemauan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan diarahkan untuk terciptanya kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk, agar dapat mewujudkan derajat kesehatan
Lebih terperinciBAB 1 GAMBARAN PROGRAM PUSKESMAS KALIPARE TAHUN 2015
BAB 1 GAMBARAN PROGRAM PUSKESMAS KALIPARE TAHUN 2015 1. Pelayanan kesehatan bayi muda - Transport sweeping imunisasi bayi 2. Pelayanan kesehatan balita - Posyandu - Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)
Lebih terperinciMENINGKATKAN KESEHATAN IBU DAN ANAK MELALUI GERAKAN POSYANDU
MENINGKATKAN KESEHATAN IBU DAN ANAK MELALUI GERAKAN POSYANDU Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat yang menjadi milik masyarakat dan menyatu dalam kehidupan dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. POSYANDU (Pos Pelayanan Terpadu) 1. Pengertian Posyandu Posyandu adalah suatu forum komunikasi, alih teknologi dan pelayanan kesehatan masyarakat yang mempunyai nilai strategis
Lebih terperinciKUESIONER HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN PRAKTEK KADARZI DI KECAMATAN TRIENGGADENG KABUPATEN PIDIE JAYA
94 KUESIONER HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN PRAKTEK KADARZI DI KECAMATAN TRIENGGADENG KABUPATEN PIDIE JAYA KARAKTERISTIK KELUARGA Nomor Responden : Nama Responden (Inisial)
Lebih terperinciSASARAN PROGRAM BIDANG SOSIAL
1 SASARAN PROGRAM BIDANG SOSIAL a. Membangun 22 Jenis Penyandang Masalah Kesejahteraan sosial (PMKS) b. Mengoptimalkan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial ( PSKS) GOAL ( TUJUAN UMUM ) MENINGKATKAN KUALITAS
Lebih terperinciBAB VI HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PROGRAM KELUARGA HARAPAN
BAB VI HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PROGRAM KELUARGA HARAPAN Pada bab sebelumnya sudah dipaparkan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja PKH di Desa Petir, baik itu faktor internal
Lebih terperinciKUESIONER PEMANTAUAN STATUS GIZI DAN KADARZI PROGRAM PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT DINAS KESEHATAN PROVINSI JAMBI TAHUN 2010 I.
5 Lampiran 1 KUESIONER PEMANTAUAN STATUS GIZI DAN KADARZI PROGRAM PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT DINAS KESEHATAN PROVINSI JAMBI TAHUN 21 I. IDENTITAS LOKASI 1. Propinsi 2. Kabupaten 3. Kecamatan 4. Desa / Kelurahan
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN
BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis dan Demografis Desa Petir merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Jumlah penduduk Desa
Lebih terperinciMEKANISME PELAKSANAAN. Referensi Pedoman Pelaksanaan PKH Tahun 2016, Bab III - VI
MEKANISME PELAKSANAAN Referensi Pedoman Pelaksanaan PKH Tahun 2016, Bab III - VI Outline 5. Pengembangan Kepesertaan 1. Alur Pelaksanaan PKH 6. Pengelolaan Sumber Daya 2. Penetapan Sasaran 7. Organisasi
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN PROGRAM GIZI PUSKESMAS KAMPAR KIRI
KERANGKA ACUAN PROGRAM GIZI PUSKESMAS KAMPAR KIRI 1 Pendahuluan 2 Latar Belakang 3 Tujuan a. Umum b. Khusus. 4 Kegiatan a. Pokok b. Rincian Kegiatan. 5 Cara melaksanakan kegiatan. 6 Sasaran 7 Jadwal pelaksanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan adalah suatu situasi dimana seseorang atau rumah tangga mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuah dasar, sementara lingkungan pendukungnya kurang memberikan
Lebih terperinciVI. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka ditarik kesimpulan sebagai
VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Evaluasi program P4K dengan stiker yang dilaksanakan oleh Puskesmas Rawat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas dan produktif. Untuk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tantangan utama dalam pembangunan suatu bangsa adalah membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas dan produktif. Untuk mencapainya, faktor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang banyak sehingga kemiskinan pun tak dapat dihindari. Masalah kemiskinan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang dengan jumlah penduduk yang banyak sehingga kemiskinan pun tak dapat dihindari. Masalah kemiskinan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan masalah yang bersifat kompleks dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan masalah yang bersifat kompleks dan multidimensial yang berkaitan dengan aspek sosial, ekonomi, budaya, dan aspek lainnya. Adapun masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pos pelayanan terpadu (Posyandu) merupakan bentuk partisipasi. masyarakat yang membawa arti yang sangat besar bagi kesehatan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pos pelayanan terpadu (Posyandu) merupakan bentuk partisipasi masyarakat yang membawa arti yang sangat besar bagi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat secara operasional.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia telah merdeka hampir mencapai 69 tahun, tetapi masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia telah merdeka hampir mencapai 69 tahun, tetapi masalah kemiskinan masih tetap menjadi masalah fenomenal yang masih belum dapat terselesaikan hingga
Lebih terperinciBAB V PENUTUP A. Kesimpulan
BAB V PENUTUP Bagian kesimpulan pada bab ini akan menguraikan poin-poin penting yang terungkap dalam kompleksitas implementasi PKH tahun 2008 sampai 2014 ini. Poin-poin penting yang diuraikan dalam kesimpulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia saat ini tidak terlepas dari masalah dalam upaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia saat ini tidak terlepas dari masalah dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan persoalan yang paling mendasar yang dihadapi dunia
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KADER DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANTEE BIDARI LHOK NIBONG KABUPATEN ACEH TIMUR
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KADER DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANTEE BIDARI LHOK NIBONG KABUPATEN ACEH TIMUR RACHMADY Tenaga Pengajar Pada STIKes U Budiyah Banda Aceh Latar belakang : Kinerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat kepadatan penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat dalam hal kepadatan penduduk,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas merupakan faktor utama dalam rangka pelaksanaan pembangunan nasional. Untuk mencapai SDM yang berkualitas, gizi merupakan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Diskripsi Lokasi Penelitian 1. Gambaran Umum Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo a. Letak Geografis dan Luas Wilayah Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI BATANG NOMOR 2-9 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN DANA JAMINAN PERSALINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI BATANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BATANG NOMOR 2-9 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN DANA JAMINAN PERSALINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BATANG, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciPNPM Generasi. Generasi Sehat Dan Cerdas SEKOLAH DASAR TUNAS BANGSA POSYANDU ANGGREK POSYANDU ANGGREK. Info Kit
PNPM Generasi Generasi Sehat Dan Cerdas SEKOLAH DASAR TUNAS BANGSA POSYANDU ANGGREK POSYANDU ANGGREK Info Kit PNPM Generasi Ringkasan PNPM Generasi Generasi Sehat Dan Cerdas Tujuan Pengembangan Tujuan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data
24 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional study. Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Danau Teluk Kota Jambi Provinsi Jambi, yang mana pemilihan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini akan menggunakan metode atau pendekatan evaluasi
79 III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pelaksanaan penelitian ini akan menggunakan metode atau pendekatan evaluasi kuantitatif dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi secara mendalam dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. diupayakan, diperjuangkan dan tingkatkan oleh setiap individu dan oleh seluruh
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak azasi (UUD 1945, pasal 28 H ayat 1 dan UU No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan) dan sekaligus sebagai investasi, sehingga perlu diupayakan,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penerapan 5 indikator kadarzi dan status gizi balita umur 6-59 bulan di Desa. Tanjung Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik untuk mempelajari hubungan antara penerapan 5 indikator kadarzi dan status gizi balita umur 6-59 bulan di Desa
Lebih terperinciKertasari. Dengan mewajibkan peserta program untuk menggunakan. persalinan) dan pendidikan (menyekolahkan anak minimal setara SMP),
PENGARUH IMPLEMENTASI PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) TERHADAP PESERTA PROGRAM DI KELURAHAN KERTASARI KECAMATAN CIAMIS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2012 Oleh : Teguh Setiadi Abstrak : Penelitian ini ingin mengkaji
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG
PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR DAN ANAK BALITA (KIBBLA) DI KABUPATEN MADIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komitmen pemerintah untuk mensejahterakan rakyat nyata dalam peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari penetapan perbaikan status gizi yang
Lebih terperinciBAB VI PERSEPSI RELAWAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA
57 BAB VI PERSEPSI RELAWAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 6.1 Persepsi Relawan terhadap PNPM-MP Persepsi responden dalam penelitian ini akan dilihat dari tiga aspek yaitu persepsi terhadap pelaksanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengancam kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang sangat diperlukan sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia masih menghadapi permasalahan gizi yang belum dapat diselesaikan, khususnya masalah kekurangan gizi. Hal ini sangat merisaukan karena mengancam kualitas Sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dibidang kesehatan mempunyai arti penting dalam. kehidupan nasional, khususnya didalam memelihara dan meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan dibidang kesehatan mempunyai arti penting dalam kehidupan nasional, khususnya didalam memelihara dan meningkatkan kesehatan yang tertuang dalam arah kebijakan
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
Lampiran 1 FORMULIR PERSETUJUAN (INFORMED CONSENT) Judul :Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Nisam Kabupaten Aceh Utara Nama peneliti : Noerma Syahputri Nim
Lebih terperinciBAB PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. dipelajari serta dipahami. Hal tersebut berkaitan dengan adanya perubahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan merupakan hal yang penting untuk dipelajari serta dipahami. Hal tersebut berkaitan dengan adanya perubahan dalam hal besar, jumlah, ukuran
Lebih terperinciEFEKTIVITAS KETEPATAN SASARAN DALAM PENYALURAN PKH KELUARGA PETANI KELURAHAN MERAS KECAMATAN BUNAKEN KOTA MANADO
AgriSosioEkonomi Unsrat, ISSN 907 98, Volume Volume Nomor, September 07 : 5 56 EFEKTIVITAS KETEPATAN SASARAN DALAM PENYALURAN PKH KELUARGA PETANI KELURAHAN MERAS KECAMATAN BUNAKEN KOTA MANADO Rahasia Meyssel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dasar sekaligus kekayaan suatu bangsa, sedangkan sumber-sumber modal dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah faktor penting untuk mewujudkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Pendidikan juga merupakan sarana strategis guna peningkatan mutu sumber
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin, yakni movere yang. Menurut Sadirman (2007), motivasi adalah perubahan energi diri
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Motivasi 2.1.1. Definisi Motivasi Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin, yakni movere yang berarti menggerakkan (Winardi, 2007). Menurut Sadirman (2007), motivasi adalah
Lebih terperinciPELAYANAN KESEHATAN ANAK USIA 0-6 TAHUN DALAM PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) DI DESA BEJI, KECAMATAN JENU, KABUPATEN TUBAN SKRIPSI
PELAYANAN KESEHATAN ANAK USIA 0-6 TAHUN DALAM PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) DI DESA BEJI, KECAMATAN JENU, KABUPATEN TUBAN SKRIPSI Di susun Oleh : Destaris Eka Nur Kumala 0741010032 YAYASAN KESEJAHTERAAN
Lebih terperinciBAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN. dilaporkan sebesar 100% sehingga sudah mencapai target K1 100%.
BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN A. PELAYANAN KESEHATAN 1. Kesehatan Ibu Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil yaitu meliputi Pemeriksaan Ibu Hamil K1, K4, Persalinan ditolong tenaga kesehatan, Pemberian tablet
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembangunan Sumber Daya Manusia 2.1.1. Pendidikan Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan, pendidikan adalah usaha sadar dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan). Maka kesehatan adalah dasar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah kebutuhan utama dan mendasar bagi kehidupan manusia. Kesehatan merupakan kondisi sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang
Lebih terperinciRIWAYAT HIDUP PENULIS
RIWAYAT HIDUP PENULIS Data Pribadi: Nama : Irawaty Tempat dan tanggal lahir : Palangkaraya, 8 Febuari 1980. Alamat : Jln. Terusan Babakan Jeruk I No 5 Bandung. Riwayat Pendidikan: Tahun 1992 lulus SD Negeri
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kesejahteraan negara adalah cita cita luhur dari founding father kita.
BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kesejahteraan negara adalah cita cita luhur dari founding father kita. Kemerdekaan bukan saja bermakna kebebasan dari penjajah, lebih dari itu adalah tercapainya masyarakat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penurunan angka kematian ibu dan bayi (Depkes RI, 2006). kesehatan ditingkat desa. Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pos pelayanan terpadu (POSYANDU) merupakan suatu bentuk upaya kesehatan masyarakat bersumber daya masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk
Lebih terperincipemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, keluarga berencana dan keluarga sejahtera, sosial, tenaga kerja, koperasi
pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, keluarga berencana dan keluarga sejahtera, sosial, tenaga kerja, koperasi usaha kecil dan menengah, penanaman modal, kebudayaan, pemuda dan olahraga, kesatuan
Lebih terperinciPERLINDUNGAN ANAK DILIHAT DARI ASPEK SOSIOLOGI PENDIDIKAN * Oleh: Farida Hanum, M.Si **
PERLINDUNGAN ANAK DILIHAT DARI ASPEK SOSIOLOGI PENDIDIKAN * Oleh: Farida Hanum, M.Si ** Menurut Konvensi Hak Anak dan Undang-Undang No. 23/2003 tentang perlindungan anak, yang disebut anak adalah mereka
Lebih terperinciCampak-Rubella (MR) Sayangi buah hati Anda dengan Imunisasi
Sayangi buah hati Anda dengan Imunisasi Campak-Rubella () Campak dan Rubella adalah penyakit infeksi menular melalui saluran napas yang disebabkan oleh virus Campak dan Rubella. Campak dan Rubella merupakan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh
METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian berjudul Dampak Program Warung Anak Sehat terhadap Perubahan Pengetahuan dan Perilaku Hidup Bersih
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Posyandu 1. Pengertian Posyandu Posyandu adalah suatu bentuk keterpaduan dari dua atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh masyarakat. Kegiatan kegiatan yang dipadukan khususnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin maju suatu negara semakin banyak orang yang terdidik dan banyak pula orang yang menganggur. Maka semakin dirasakan pentingnya dunia usaha. Salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yuni Gantini, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
Lebih terperinciHUBUNGAN PENDIDIKAN IBU, UMUR DAN STATUS GIZI BAYI/ BALITA DENGAN KEPATUHAN IBU BERKUNJUNG KE POSYANDU
HUBUNGAN PENDIDIKAN IBU, UMUR DAN STATUS GIZI BAYI/ BALITA DENGAN KEPATUHAN IBU BERKUNJUNG KE POSYANDU MURWATI & TITIK LESTARI Poltekes Depkes Surakarta Abstrak Posyandu merupakan jenis upaya kesehatan
Lebih terperinciHubungan Kegiatan Posyandu Dengan Tingkat Fertilitas dan Mortalitas Balita
Hubungan Kegiatan Posyandu Dengan Tingkat Fertilitas dan Mortalitas Balita Cipta Aji Atmojo (08130014) Mahasiswa Pendidikan Geografi IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Kegiatan posyandu yang dilakukan ibu-ibu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu diselenggarakan pembangunan kesehatan secara menyeluruh
Lebih terperinciUniversitas Kristen Maranatha
45 KUESIONER PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU IBU BERSALIN OLEH PARAJI TENTANG PERSALINAN AMAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TIPAR KECAMATAN CITAMIANG KOTA SUKABUMI IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama responden :
Lebih terperinciVISI Menjadikan Bogor Sebagai Kota yang Nyaman, Beriman dan Transparan
EXPOSE KETUA POKJANAL POSYANDU Disampaikan pada Tim Evaluasi Pokjanal Tingkat Provinsi Jawa Barat Oleh : AZRIN SYAMSUDDIN Asisten Administrasi Kemasyarakatan & Pembangunan PEMERINTAH KOTA BOGOR Bogor,
Lebih terperinci5) Penanggulangan diare. 6) Sanitasi dasar. 7) Penyediaan obat esensial. 5. Penyelenggaraan
POSYANDU 1. Pengertian Posyandu adalah kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan. (www.bkkbn.com) Posyandu adalah pusat pelayanan
Lebih terperinciKUESIONER UNTUK KADER
KUESIONER UNTUK KADER Petunjuk Pengisian. 1. Jawablah pertanyaan yang ada pada kuesioner ini secara lengkap dan dengan sejujurnya. 2. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang menurut pendapat anda benar.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang berkaitan, antara lain tingkat pendapatan,
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kemiskinan merupakan masalah kompleks yang terjadi di berbagai tempat di Indonesia yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang berkaitan, antara lain tingkat pendapatan,
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 27 TAHUN 2008
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 27 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 272 TAHUN 2008 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA DI KABUPATEN SERDANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan strategi pemerintah yang ditetapkan pada kementrian kesehatan untuk. segera dapat diambil tindakan tepat (Mubarak, 2012).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari, oleh dan untuk masyarakat dengan dukungan
Lebih terperinciPELAKSANAAN KUNJUNGAN RUMAH. Manjilala
MATERI 9 PELAKSANAAN KUNJUNGAN RUMAH Manjilala www.gizimu.wordpress.com TUJUAN BELAJAR Peserta dapat menjelaskan cara-cara menggerakkan masyarakat Peserta dapat menjelaskan tujuan kunjungan rumah Peserta
Lebih terperinci