Laporan Pencapaian Hari ke-100 Unit Kerja Presiden Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Laporan Pencapaian Hari ke-100 Unit Kerja Presiden Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan"

Transkripsi

1 PROGRAM 100 HARI Laporan Pencapaian Hari ke-100 Unit Kerja Presiden Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan

2 BIDANG POLITIK, HUKUM DAN KEAMANAN

3 H100 [P1] Pemberantasan Mafia Hukum/Penataan ulang tata laksana dan hubungan kerja sama antar lembaga penegak hukum termasuk KPK, Kepolisian dan Kejaksaan [P1A1] Penyiapan dan langkah awal pelaksanaan restrukturisasi Kepolisian dan Kejaksaan sebagai bagian substansial dari reformasi lembaga penegakan hukum Koordinator POLHUKAM Kepolisian Republik Indonesia, Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Kejaksaan Agung, Komisi Kejaksaan, Komisi Polisi Nasional, Komisi Pemberantasan Korupsi, Komisi Ombudsman, Hukum dan HAM Tersusunnya Kelompok Kerja Penataan Tata Laksana Penegakan Hukum pada Kepolisian dan kejaksaan R.I SK Menko Polhukam tentang Kelompok Kerja Penataan Tata Laksana Penegakan Hukum pada Kepolisian dan Kejaksaan R.I TARGET H-100: SK Menko Polhukam tentang Kelompok Kerja Penataan Tata Laksana Penegakan Hukum pada Kepolisian dan Kejaksaan R.I Terbitnya SK Menko Polhukam No. KEP-377/MENKO/ POLHUKAM/12/2009 tentang Pembentukan Kelompok Kerja Penataan Tata Laksana Penegakan Hukum dan Hubungan Kerjasama antara Lembaga Penegak Hukum. Terlaksananya kesepakatan awal reformasi lembaga penegakan hukum pada Kepolisian dan Kejaksaan R.I Langkah awal reformasi lembaga penegakan hukum di Kepolisian dan Kejaksaan R.I TARGET H-100: Terlaksananya Round Table Discussion dan kesepakatan awal reformasi lembaga penegakan hukum di Kepolisian dan Kejaksaan R.I Penyusunan Kesepakatan Bersama antara Kejaksaan, Kepolisian Negara, dan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi tentang Optimalisasi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi telah selesai. Pelembagaan fungsi pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan penyidikan, penuntutan dan eksekusi di institusi Kepolisian dan Kejaksaan dalam rangka mencegah kegiatan mafia hukum Terbentuknya/ optimalisasi Tim Pengawas untuk mengawasi proses dan kegiatan penyidikan, penuntutan, dan eksekusi guna mencegah kegiatan mafia hukum TARGET H-100: Langkah awal reformasi lembaga penegakan hukum di Kepolisian dan Kejaksaan R.I Program Reformasi Birokrasi di Kejaksaan telah dikirim ke Presiden pada 13 Jan 2010 melalui Tim Kerja Reformasi Birokrasi Nasional. Program Reformasi berisi antara lain Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kejaksaan. [P1A2] Penyusunan rencana dan pelaksanaan peningkatan profesionalitas dan penegakan integritas sumberdaya manusia di seluruh jajaran kepolisian dan kejaksaan Koordinator POLHUKAM Komisi Polisi Nasional, Komisi Kejaksaan, Kejaksaan Agung, Kepolisian Republik Indonesia, Komisi Pemberantasan Korupsi, Komisi Ombudsman Tersusunnya rencana peningkatan profesionalitas dan penegakan integritas SDM penyidik dan penuntut di Kepolisian dan Kejaksaan Dokumen rencana peningkatan profesionalitas SDM penyidik dan penuntut TARGET H-100: Dokumen rencana peningkatan profesionalitas SDM penyidik dan penuntut Dokumen telah tersusun sejak H75 dan sudah dalam persiapan implementasi. BIDANG POLITIK, HUKUM DAN KEAMANAN 2

4 H100 Tersusunnya pakta integritas bagi SDM penyidik dan penuntut Dokumen Pakta Integritas bagi SDM Penyidik dan Penuntut TARGET H-100: Dokumen Pakta Integritas bagi SDM penyidik dan penuntut Penandatanganan Pakta Integritas oleh para Jaksa sudah berlangsung. Khusus Kepolisian, telah dilakukan mendahului Agenda 100 Hari KIB II, sehingga dianggap sudah selesai. Terlaksananya pelatihan teknis penyidikan dan penuntutan di Kepolisian dan Kejaksaan Pelaksanaan pelatihan teknis penyidikan dan penuntutan di Kepolisian dan Kejaksaan TARGET H-100: Pelaksanaan pelatihan teknis penyidikan dan penuntutan di Kepolisian dan Kejaksaan Pelaksanaan pelatihan dan pengembangan SDM penyidik dan penuntut sudah dimulai. [P1A3] Sinkronisasi dan harmonisasi penegakan hukum antara KPK, Kepolisian dan Kejaksaan Koordinator POLHUKAM Komisi Ombudsman, Kepolisian Republik Indonesia, Kejaksaan Agung, Komisi Pemberantasan Korupsi, Komisi Kejaksaan, Komisi Polisi Nasional Tersusunnya mekanisme hubungan dan kerja sama penegakan hukum antara KPK, POLRI, dan Kejaksaan Dokumen mekanisme hubungan dan kerja sama penegakan hukum antara KPK, POLRI, dan Kejaksaan TARGET H-100: Dokumen mekanisme hubungan dan kerja sama penegakan hukum antara KPK, POLRI, dan Kejaksaan Dokumen Kesepakatan Bersama antara Kejaksaan, Kepolisian Negara, dan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi tentang Optimalisasi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi telah selesai. [P2] Percepatan Pelayanan Publik [P2A1] Koordinasi instansi terkait terhadap penyederhanaan persyaratan memulai usaha & percepatan waktu penyelesaian perijinan Dalam Negeri Pemda, Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Keuangan, Perindustrian, Perdagangan, Hukum dan HAM, Badan Koordinasi Penanaman Modal Teridentifikasi dan dikajinya peraturan perundangperundangan yang terkait dengan perijinan untuk memulai usaha 3 peraturan perundangan yang diidentifikasi dan dikaji terkait dengan penyederhanaan perijinan untuk memulai usaha TARGET H-100: Tersusunnya peraturan bersama 4 (empat) Menteri: Mendagri, Menkumham, Mendag dan Menakertrans terkait dengan penyederhanaan perijinan untuk memulai usaha Target telah tercapai di H75 [P2A2] Fasilitasi Pemda tentang peraturan perundangan terkait dengan penyederhanaan perijinan untuk memulai usaha (starting of business) Dalam Negeri Perdagangan, Keuangan, Perindustrian, Badan Koordinasi Penanaman Modal, Hukum dan HAM, Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Pemda Prosedur pemberian ijin untuk memulai usaha (starting of business) dari 90 hari menjadi 40 hari tersusun dalam sebuah panduan Panduan penyederhanaan perijinan untuk memulai usaha (starting of business) dalam 40 hari TARGET H-100: Panduan penyederhanaan perijinan untuk memulai usaha (starting of business) dalam 40 hari Target telah tercapai pada H75 dan telah dilaksanakan launching penerapan Sistem Pelayanan Informasi dan Pelayanan Investasi Secara Elektronik (SPIPISE) pada 15 Jan 2010 di Batam. [P2A3] Perluasan citizen service pada perwakilan RI di luar negeri (LA, Sydney, Darwin, Perth, Tokyo, Osaka, NY, Kuching, Penang) Luar Negeri Hukum dan HAM, Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Terbentuknya Satuan Tugas (satgas) untuk memberikan layanan citizen service pada 9 perwakilan RI di luar negeri pada Desember 2009 Satgas untuk memberikan layanan citizen service pada perwakilan RI di Los Angeles, New York, Sydney, Darwin, Perth, Tokyo, Osaka, Kuching, dan Penang TARGET H-100: Operasional Satgas untuk memberikan layanan citizen service pada perwakilan RI di Los Angeles, New York, Sydney, Darwin, Perth, Tokyo, Osaka, Kuching, dan Penang Seluruh program citizen service di 9 perwakilan (LA, Sydney, Darwin, Perth, Tokyo, Osaka, NY, Kuching, dan Penang) sudah dioperasionalkan. BIDANG POLITIK, HUKUM DAN KEAMANAN 3

5 H100 [P2A4] Pemulangan WNI/TKI bermasalah di penampungan pada KBRI Kuwait City, Riyadh, Abu Dhabi, Singapura, Damaskus, Kairo & KJRI Jeddah, Hongkong, Dubai Luar Negeri Koordinator POLHUKAM, Hukum dan HAM, Kepolisian Republik Indonesia, Tentara Nasional Indonesia, Badan Intelejen Negara, Tenaga Kerja dan Transmigrasi, BNP2TKI, Dalam Negeri Terselesaikannya pemulangan 1367 TKI bermasalah di penampungan pada KBRI pada Januari TKI bermasalah yang dipulangkan dari penampungan pada KBRI Kuwait City, Riyadh, Abu Dhabi, Singapura, Damaskus, Kairo & KJRI Jeddah, Hongkong, dan Dubai TARGET H-100: Penyelesaian pemulangan 1367 TKI bermasalah dari penampungan pada KBRI Kuwait City, Riyadh, Abu Dhabi, Singapura, Damaskus, Kairo & KJRI Jeddah, Hongkong, Dubai. (Target Tahap IV: 342 orang) H-100: 150 Selama Des Jan 2010, TKI bermasalah yang berhasil dipulangkan sebanyak 924 orang, sehingga total TKI bermasalah yang dipulangkan sebanyak orang atau 150. [P2A5] Pelayanan paspor yang mudah, transparan & tepat waktu dari 7 hari menjadi 4 hari termasuk pelayanan bagi TKI bermasalah di luar negeri Hukum dan HAM Luar Negeri, Perhubungan, Tenaga Kerja dan Transmigrasi, BNP2TKI Tersusunnya prosedur pelayanan paspor untuk WNI yang mudah, transparan dan singkat dari 7 hari menjadi 4 hari Prosedur pelayanan paspor untuk WNI yang mudah dan transparan dalam waktu 4 hari TARGET H-100: Prosedur pelayanan paspor untuk WNI yang mudah dan transparan dalam waktu 4 hari Pelayanan paspor dalam 4 hari sudah terlaksana berdasarkan Standar Operasional Prosedur (SOP) penerbitan paspor RI melalui Surat Edaran Direktur Doklanvisfaskim No. IMI.2-UM tanggal 21 Desember 2009 tentang Perubahan SOP Paspor RI. Pelayanan penyelesaian permohonan SPRI berlangsung di seluruh Kantor Imigrasi paling lama 4 (empat) hari. Tersusunnya prosedur pelayanan paspor yang mudah, transparan & singkat dari 7 hari menjadi 4 hari untuk TKI bermasalah di luar negeri Prosedur pelayanan paspor untuk TKI bermasalah di luar negeri yang mudah dan transparan dalam waktu 4 hari TARGET H-100: Pemantapan Prosedur pelayanan paspor untuk TKI bermasalah di luar negeri yang mudah dan transparan dalam waktu 4 hari H-100: 150 Terselenggaranya pemberian paspor RI kepada TKI bermasalah di Kota Kinabalu dan Tawao, Malaysia per 23 Des 2009 sebanyak paspor dari target sebanyak TKI bermasalah. [P2A6] Penyempurnaan prosedur pengesahan badan hukum (PT) dari 1 bulan menjadi 7 hari Hukum dan HAM Perindustrian, Perdagangan, Badan Koordinasi Penanaman Modal Terselesaikannya penyempurnaan prosedur pengesahan badan hukum (PT) dari 1 bulan menjadi 7 hari Prosedur baru pengesahan badan hukum (PT) dalam waktu 7 hari TARGET H-100: Pelaksanaan Prosedur baru pengesahan badan hukum (PT) dalam waktu 7 hari Sudah diimplementasikan dengan proses pengesahan melalui sistem baru. [P2A7] Penyelesaian tunggakan permohonan HKI: hak cipta berkas, desain industri berkas, paten berkas, merk berkas Hukum dan HAM Luar Negeri, Agama, Perdagangan, Budaya dan Pariwisata, Badan Pengawasan Obat dan Makanan Terselesaikannya tunggakan permohonan Hak Kekayaan Intelektual Diselesaikan berkas hak cipta, berkas desain industri,1.250 berkas paten, dan berkas merk TARGET H-100: Diselesaikan berkas hak cipta, berkas desain industri,1.250 berkas paten, dan berkas merk H-100: 125 Menyelesaikan tunggakan permohonan pendaftaran hak cipta, hak design, hak paten, dan merk BIDANG POLITIK, HUKUM DAN KEAMANAN 4

6 H100 [P2A8] Mengoptimalkan pembayaran tilang dengan menggunakan fasilitas elektronik Kepolisian Republik Indonesia Kesehatan, Pemda, Jasa Raharja, Keuangan, Perhubungan Tersedianya secara optimal pelayanan pembayaran titipan denda tilang dengan menggunakan fasilitas elektronik Kota yang menyediakan pembayaran titipan denda tilang dengan menggunakan fasilitas elektronik TARGET H-100: Launching pembayaran titipan denda tilang dengan menggunakan fasilitas elektronik di kota terpilih Sudah dilaksanakan. [P2A9] Mengembangkan fasilitas jaringan data kecelakaan & pelanggaran lalu lintas Kepolisian Republik Indonesia Kesehatan, Pemda,Jasa Raharja, Keuangan, Perhubungan Tersedianya fasilitas data kecelakaan & pelanggaran lalu lintas Kota yang menyediakan fasilitas data kecelakaan & pelanggaran lalu lintas TARGET H-100: kota yang menyediakan fasilitas data kecelakaan & pelanggaran lalu lintas - Terselenggaranya kegiatan input data di subbag infolantas DITLANTAS BABINKAM POLRI. - Dilaksanakan input data lakalanggar dari 9 Polda (Banten, PMJ, Jabar, Jateng, DIY, Jatim, Sulsel, Sumsel, dan Sumut). - Persiapan launching fasilitas jaringan data kecelakaan & pelanggaran lalu lintas. [P2A10] Membangun & mengembangkan sistem informasi & dokumentasi untuk mengelola informasi publik Kepolisian Republik Indonesia Pemda, Komunikasi dan Informatika Terbangunnya sistem informasi & dokumentasi untuk mengelola informasi publik Beroperasinya sistem informasi & dokumentasi untuk mengelola informasi publik TARGET H-100: Beroperasinya sistem informasi & dokumentasi untuk mengelola informasi publik Informasi dan dokumentasi di lingkungan Polri sudah dapat diakses oleh publik melalui [P2A11] Mengoptimalkan pelaksanaan Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan (SP2HP) di jajaran Polri Kepolisian Republik Indonesia Mahkamah Agung, Komunikasi dan Informatika, Kejaksaan Agung Terlaksananya optimalisasi SP2HP untuk meningkatkan transparansi kasus yang ditangani Polri Kota yang melaksanakan SP2HP TARGET H-100: Peresmian kota-kota yang melaksanakan SP2HP Polda dan Polres jajaran telah melaksanakan SP2HP, dan SPPe telah dilaksanakan di seluruh Polda. [P2A12] Membentuk Kelompok Kerja Pengawas Penyidik Kepolisian Republik Indonesia Kejaksaan Agung Terbentuknya Kelompok Kerja Pengawas Penyidik Kelompok Kerja Pengawas Penyidik TARGET H-100: Penetapan Kelompok Kerja Pengawas Penyidik Sprin Tim Wasdik gabungan (Bareskrim, Itwasum, Divbinkum, dan Divpropam) sudah final, ditandatangani Kapolri [P2A13] Mengoptimalkan sosialisasi Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan (SP2HP) secara luas kepada masyarakat melalui media Kepolisian Republik Indonesia Mahkamah Agung, Kejaksaan Agung, Komunikasi dan Informatika Terselenggaranya secara optimal sosialisasi SP2HP kepada masyarakat melalui media Media yang memuat sosialisasi pelaksanaan SP2HP TARGET H-100: Sosialisasi pelaksanaan SP2HP Telah dilaksanakan sosialisasi oleh Divhumas Polri dan Polda jajaran melalui media elektronik, cetak, dan website. [P2A14] Mendorong penyediaan pelayanan satu atap pada 10 kabupaten/ kota sebagai tambahan terhadap pelayanan yang sudah ada Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Perdagangan, Kepolisian Republik Indonesia, Pemda, Dalam Negeri, Keuangan Tersedianya pelayanan satu atap pada 10 kabupaten/ kota sebagai tambahan terhadap pelayanan yang sudah ada pada Desember kabupaten/kota yang menyediakan pelayanan satu atap TARGET H-100: Pelaksanaan pelayanan satu atap pada 10 kabupaten/kota Pelayanan satu atap sudah terlaksana pada minggu ke-2 Januari 2010 pada 10 kabupaten/kota, yaitu Kota Pangkal Pinang, Kota Surabaya, Kota Serang, Kota Kupang, Kota Ternate, Kota Waringin Barat, Kab. Badung, Kab. Nunukan, Kab. Pohuwato, dan Kab. Lampung Timur. BIDANG POLITIK, HUKUM DAN KEAMANAN 5

7 H100 [P2A15] Penyusunan rencana aksi nasional penanggulangan HIV/AIDS di 72 Rutan/Lapas dan Tim Penanggulangan TB di 65 Rutan/Lapas Hukum dan HAM Kesehatan Tersusunnya rencana aksi nasional dan terbentuknya tim penanggulangan HIV/AIDS dan TB di UPT Pemasyarakatan Rencana aksi nasional dan terbentuknya tim penanggulangan HIV/AIDS di 72 Rutan/Lapas dan Tim Penanggulangan TB di 65 Rutan/Lapas TARGET H-100: Pelaksanaan penanggulangan TB pada 64 Lapas/Rutan Pelaksanaan penanggulangan HIV/AIDS di 72 Lapas/ Rutan sesuai Peraturan Menkumham tentang Rencana Aksi Nasional (RAN) HIV/AIDS & Sosilalisasi Peraturan Dirjen Pemasyarakatan tentang Panduan Teknis tentang Penanggulangan Tuberkulosis (TB) dengan strategi DOTS di 64 Lapas/Rutan. [P3] Pemberantasan terorisme [P3A1] Koordinasi & sinkronisasi tindak lanjut hasil raker dengan komisi I DPR RI tentang peningkatan kapasitas Desk Koordinasi Pemberantasan Terorisme menjadi Badan Koordinasi Pemberantasan Terorisme Koordinator POLHUKAM Pertahanan, Luar Negeri, Kepolisian Republik Indonesia, Tentara Nasional Indonesia, Badan Intelejen Negara, Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Keuangan, Agama, Sekretaris Negara, Kesehatan, PPATK, Kejaksaan Agung, Dalam Negeri Terlaksananya koordinasasi dan sinkronisasi dengan berbagai pihak untuk meningkatkan kapasitas Desk Koordinasi Pemberantasan Terorisme menjadi Badan Koordinasi Pemberantasan Terorisme (BPKT) Terbitnya Perpres tentang Badan Koordinasi Pemberantasan Terorisme (BKPT) paling lambat 16 Januari 2010 TARGET H-100: Pengajuan rancangan Perpres tentang Badan Koordinasi Pemberantasan Terorisme (BKPT) kepada Presiden RI sebelum 15 Januari 2010 Rancangan Perpres sudah dimajukan oleh Seskab ke Presiden RI pada 25 Jan [P4] Pengelolaan wilayah perbatasan [P4A1] Koordinasi & Sinkronisasi Akselerasi Penyelesaian Perpres tentang Badan Nasional Pengelolaan Perbatasan (BNPP) Dalam Negeri Koordinator POLHUKAM, Luar Negeri, Pertahanan, Kepolisian Republik Indonesia, Tentara Nasional Indonesia, Badan Intelejen Negara, Kelautan dan Perikanan, Keuangan, Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Sekretaris Kabinet, Hukum dan HAM, Pekerjaan Umum, Negara Perencanaan Pembangunan Nasional BAPPENAS, Perhubungan, BAKOSURTANAL Terlaksananya koordinasi dan sinkronisasi dengan berbagai pihak untuk penyelesaian Perpres BNPP Terbitnya Perpres tentang Badan Nasional Pengelolaan Perbatasan (BNPP) paling lambat 16 Januari 2010 TARGET H-100: Pengajuan rancangan Perpres tentang Badan Nasional Pengelolaan Perbatasan (BNPP) kepada Setneg/Setkab paling lambat 15 Januari 2010 Rancangan Perpres sudah dimajukan oleh Seskab ke Presiden RI. BIDANG POLITIK, HUKUM DAN KEAMANAN 6

8 H100 [P4A2] Menyiapkan program inventarisasi pulau-pulau terluar/ terdepan Dalam Negeri Kelautan dan Perikanan, Sekretaris Negara, Koordinator POLHUKAM, Luar Negeri, Pertahanan Percepatan optimalisasi inventarisasi pulau-pulau terluar/ terdepan Program inventarisasi pulau-pulau terluar/ terdepan dilaksanakan dengan cepat TARGET H-100: Penyelesaian inventarisasi Pulau-pulau Terluar/ Terdepan, mencakup: Lokasi, Gambar dan Data penting terkait Pulau-pulau Terluar/ Terdepan. Inventarisasi Pulau-pulau Terluar/ Terdepan, berupa data profil pulau-pulau terluar/terdepan telah selesai disusun. [P5] Kerjasama internasional dalam rangka penguatan demokrasi [P5A1] Pelaksanaan Bali Democracy Forum ke-2 yang diikuti 39 Negara di Kawasan Asia Pasifik & 12 Negara Peninjau di Luar Kawasan Asia Luar Negeri Koordinator POLHUKAM, Dalam Negeri, Hukum dan HAM, Kepolisian Republik Indonesia, Tentara Nasional Indonesia, Negara Perencanaan Pembangunan Nasional BAPPENAS Terselenggaranya Bali Democracy Forum ke-2 Bali Democracy Forum ke-2 terselenggara yang diikuti 39 Negara di Kawasan Asia Pasifik & 12 Negara Peninjau di luar Kawasan Asia paling lambat pada 15 Januari 2010 TARGET H-100: Pelaksanaan Bali Democracy Forum ke-2 [P6] Tunjangan khusus bagi PNS/TNI/POLRI yang bertugas di wilayah terdepan, terluar & perbatasan [P6A1] Menyusun Kelompok Kerja (Pokja) untuk merumuskan kebijakan tunjangan khusus bagi penjaga perbatasan, pulau terluar dan terpencil Koordinator POLHUKAM Negara Perencanaan Pembangunan Nasional BAPPENAS, Keuangan, Tentara Nasional Indonesia, Pertahanan, Kepolisian Republik Indonesia, Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Sekretaris Negara Tersusunnya Kelompok Kerja Perumus Kebijakan Tunjangan Khusus bagi Penjaga Perbatasan Kelompok Kerja Perumus Kebijakan Tunjangan Khusus bagi Penjaga Perbatasan terbentuk sebelum 15 Desember 2009 TARGET H-100: Kelompok Kerja Perumus Kebijakan Tunjangan Khusus bagi Penjaga Perbatasan terbentuk sebelum 15 Desember 2009 H-100: 125 Buku kompilasi speeches & proceedings BDF II telah selesai dicetak dan dikirimkan ke seluruh negara peserta. Rumusan kebijakan khusus bagi penjaga perbatasan sudah dikirim ke Menpan. Khusus untuk Polri, telah dikirimkan surat kepada Pokja Perumus Kebijakan Tunjangan Khusus bagi Penjaga Perbatasan tentang daftar Polsek dan Pospol pada pulau terluar dan daerah perbatasan daratan Indonesia No. B/316/ XII/2009 tanggal 31 Desember 2009 (34 Polsek dan 34 Pospol) dan sudah dimajukan dalam APBNP [P6A2] Koordinasi dengan Depkeu & departemen terkait untuk menyesuaikan besaran tunjangan khusus di daerah perbatasan, pulau terluar dan terpencil Koordinator POLHUKAM Negara Perencanaan Pembangunan Nasional BAPPENAS, Sekretaris Negara, Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Tentara Nasional Indonesia, Pertahanan, Kepolisian Republik Indonesia, Keuangan Pelaksanaan koordinasi dengan instansi terkait untuk penyesuaian besaran tunjangan khusus di daerah perbatasan Disepakatinya dan disiapkannya rancangan ketentuan tentang penyesuaian besaran tunjangan khusus di daerah perbatasan pada 30 Desember 2009 TARGET H-100: Disepakatinya dan disiapkannya rancangan ketentuan tentang penyesuaian besaran tunjangan khusus di daerah perbatasan pada 30 Desember 2009 Rumusan kebijakan khusus bagi anggota TNI/Polri dan PNS yang bertugas di kawasan perbatasan sudah dikirim ke Menneg PAN & RB. BIDANG POLITIK, HUKUM DAN KEAMANAN 7

9 H100 [P6A3] Mengajukan rancangan Perpres tentang tunjangan khusus bagi prajurit & PNS yang bertugas di daerah perbatasan, terdepan & terpencil Pertahanan Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Negara Perencanaan Pembangunan Nasional BAPPENAS, Keuangan, Sekretaris Negara, Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Republik Indonesia Diajukannya rancangan Perpres tentang tunjangan khusus bagi prajurit & PNS yang bertugas di daerah perbatasan, terdepan & terpencil Rancangan Perpres tentang tunjangan khusus bagi prajurit & PNS yang bertugas di daerah perbatasan, terdepan & terpencil diajukan ke Sekretaris Negara paling lambat 16 Januari 2010 TARGET H-100: Rancangan Perpres tentang tunjangan khusus bagi prajurit TNI & PNS yang bertugas di daerah perbatasan, terdepan & terpencil diajukan ke Sekretaris Negara paling lambat 16 Januari 2010 Surat Izin Prinsip telah ditandatangani Menkeu No. S-5/MK.02/2010 tanggal 19 Januari Naskah Perpres sudah diajukan ke Presiden dengan surat Menpan No. B/228/M-PAN-RB/1/2010 tanggal 26 Jan [P7] Penegakan dan kepastian hukum [P7A1] Tersusunnya desain pola penguatan & pemantapan hubungan kelembagaan antar penegak hukum Koordinator POLHUKAM Hukum dan HAM, Kejaksaan Agung, Keuangan, Komisi Ombudsman, Komisi Pemberantasan Korupsi, Komisi Kejaksaan, Komisi Polisi Nasional, Kepolisian Republik Indonesia Tersusunnya desain pola penguatan & pemantapan hubungan kelembagaan antar penegak hukum Desain pola penguatan & pemantapan hubungan kelembagaan antar penegak hukum tersusun paling lambat 15 Desember 2009 TARGET H-100: Desain pola penguatan & pemantapan hubungan kelembagaan antar penegak hukum tersusun paling lambat 15 Desember 2009 Naskah akhir Rancangan Kesepakatan Bersama untuk penguatan hubungan antar Kejaksaan, Polri, dan KPK sudah siap. [P7A2] Pemantapan organisasi pada lembaga penegak hukum dalam prinsip kinerja yang transparan & akuntabel Koordinator POLHUKAM Keuangan, Kepolisian Republik Indonesia, Kejaksaan Agung, Komisi Pemberantasan Korupsi, Komisi Kejaksaan, Komisi Polisi Nasional, Hukum dan HAM Tertatanya sistem, prosedur, & kualitas SDM yang menunjang pelaksanaan tugas pokok dan fungsi secara transparan dan akuntabel Sistem, prosedur, & kualitas SDM TARGET H-100: Persiapan penataan sistem, prosedur, & kualitas SDM Penataan sistem, prosedur, & kualitas SDM sudah dilaksanakan mengacu pada peraturan Jaksa Agung tersebut di atas. [P7A3] Penyidikan perkara besar tindak pidana korupsi kerugian keuangan negara yang besar oleh Kejagung & 7 (tujuh) Kejati: DKI, Banten, Jabar, Jateng, Jatim, Sulsel, Sumut Kejaksaan Agung Hukum dan HAM, Kepolisian Republik Indonesia Dilaksanakanya Penyidikan perkara besar tindak pidana korupsi kerugian keuangan negara yang besar oleh Kejagung & 7 (tujuh) Kejati: DKI, Banten, Jabar, Jateng, Jatim, Sulsel, Sumut Gelar penyidikan dan pemeriksaan 10 perkara tindak pidana korupsi kerugian keuangan negara yang besar oleh Kejagung & 7 (tujuh) Kejati: DKI, Banten, Jabar, Jateng, Jatim, Sulsel, Sumut dimulai pada 1 Desember 2009 TARGET H-100: Gelar penyidikan dan pemeriksaan 10 perkara tindak pidana korupsi kerugian keuangan negara yang besar oleh Kejagung & 7 (tujuh) Kejati: DKI, Banten, Jabar, Jateng, Jatim, Sulsel, Sumut dimulai pada 1 Desember Kejaksaan Agung = Kasus Bank Century: Dilimpahkan Tahap I; Kasus KBRI Bangkok: Penyidikan selesai; Kasus DPRD DKI Jakarta: Pelimpahan Tahap II 2. Kejati DKI Jakarta = Kasus Lahan Pemakaman: Pelimpahan Tahap II; Kasus Taman: Pelimpahan Tahap II 3. Kejati Jawa Barat = Kasus Pajak Kota Depok: Pelimpahan Tahap II; Kasus Puskud Jabar: Tahap Persidangan 4. Kejati Jawa Timur = Kasus P2SEM: Tahap Persidangan; Kasus Pasar Simangunan: Pelimpahan Tahap II; Kasus Iglas: Pelimpahan Tahap II 5. Kejati Sumatera Utara = Kasus proyek pembaruan agraria: Pelimpahan Ke Pengadilan Negeri; Kasus Pelindo: Pelimpahan ke Pengadilan Negeri 6. Kejati Sumatera Selatan = Kasus UNSRI: Pelimpahan ke Pengadilan Negeri 7. Kejati Jawa Tengah = Penyalahgunaan dana PNBP Politeknik Kesehatan Semarang Tahun 2008: Pelimpahan Perkara ke Pengadilan Negeri BIDANG POLITIK, HUKUM DAN KEAMANAN 8

10 H100 [P7A4] Mengkoordinasi upaya inventarisasi seluruh peraturan perundangan yang menghambat pelaksanaan program di lapangan Koordinator POLHUKAM Dalam Negeri, Hukum dan HAM Pelaksanaan koordinasi inventarisasi peraturan perundangundangan yang menghambat pelaksanaan program di lapangan Peraturan perundangundangan yang menghambat pelaksanaan program di lapangan teridentifikasi dan terinventarisasi paling lambat 30 Desember 2009 TARGET H-100: Peraturan perundangundangan yang menghambat pelaksanaan program di lapangan teridentifikasi dan terinventarisasi paling lambat 30 Desember 2009 Telah diinventarisasi dan dibatalkan 715 Perda yang menghambat pelaksanaan program di lapangan [P7A5] Penyusunan RUU tentang Komponen Cadangan Pertahanan Negara Pertahanan Koordinator POLHUKAM, Sekretaris Negara, Tentara Nasional Indonesia, Hukum dan HAM Kesiapan Administrasi (Ampres) penyelesaian tentang RUU Komponen Cadangan Pertahanan Negara Tersusunnya konsep untuk permohonan Ampres tentang RUU Komponen Cadangan Pertahanan negara TARGET H-100: RUU Komponen Cadangan Pertahanan Negara RUU Komponen Cadangan Pertahanan telah siap untuk ditandatangani Presiden melalui Seskab. [P8] Peningkatan kemampuan pertahanan & keamanan negara [P8A1] Penyusunan cetakbiru minimum essential force yang meliputi: alutsista (ad/al/au) SDM sarpras kodal Pertahanan Negara Perencanaan Pembangunan Nasional BAPPENAS, Tentara Nasional Indonesia, Keuangan, Negara Badan Usaha Milik Negara Tersusunnya cetak biru minimum essential force yang meliputi: alutsista (AD/AL/AU), SDM, Sarpras dan Kodal TARGET: Cetak biru minimum essential force tersusun sebelum Februari 2010 TARGET H-100: Cetak biru minimum essential force tersusun sebelum Februari 2010 Permenhan tentang MEF, naskah dalam proses penjillidan. [P8A2] Revitalisasi sumber pengadaan: industri strategis dalam negeri kemitraan dengan luar negeri Pertahanan Keuangan, Negara Perencanaan Pembangunan Nasional BAPPENAS, Tentara Nasional Indonesia, Negara Badan Usaha Milik Negara Sumber pengadaan untuk peningkatan kemampuan pertahanan dan keamanan negara teridentifikasi untuk direvitalisasi TARGET: Dokumen rencana revitalisasi pengadaan baik lewat industri strategis dalam negeri maupun kemitraan luar negeri TARGET H-100: Dokumen rencana revitalisasi pengadaan baik lewat industri strategis dalam negeri maupun kemitraan luar negeri Rancangan Perpres KKIP sudah disampaikan ke Seskab untuk ditandatangani oleh Presiden. [P8A3] Penyusunan skim anggaran multiyears (3 renstra) Pertahanan Negara Perencanaan Pembangunan Nasional BAPPENAS, Keuangan, Negara Badan Usaha Milik Negara, Tentara Nasional Indonesia Tersusunnya skim anggaran multiyears (3 renstra) Dokumen skim anggaran multiyears (3 renstra) selesai TARGET H-100: Dokumen skim anggaran multiyears (3 renstra) selesai Skim penganggaran multiyears (3 Renstra) bagi Industri Pertahanan Dalam Negeri sudah terdapat dalam Perpres yang diajukan ke Sekab, telah selesai. (terdapat dalam Rencana Aksi P8A2) BIDANG POLITIK, HUKUM DAN KEAMANAN 9

11 H100 [P8A4] Pengembalian sukarela WNI asal Papua & Papua Barat ke wilayah NKRI sebanyak 320 orang Luar Negeri Koordinator POLHUKAM, Hukum dan HAM, Kesehatan, Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Perhubungan, Kepolisian Republik Indonesia, Tentara Nasional Indonesia, Badan Intelejen Negara, Pemda WNI asal Papua dan Papua Barat kembali dengan sukarela ke wilayah NKRI 320 WNI asal Papua dan Papua Barat kembali dengan sukarela ke wilayah NKRI TARGET H-100: Realisasi WNI dari Papua dan Papua Barat yang direpatriasi ke wilayah NKRI sebanyak 334 orang. Mengingat masih terdapatnya WNI yang berada di PNG dan berkeinginan untuk direpatriasi ke Papua dan Papua Barat, program repatriasi sukarela ini tetap terus dilaksanakan. [P8A5] Pembentukan anggota Tim Pengendali Pelaksanaan Pengalihan Aktivitas Bisnis TNI sesuai keputusan Menhannomor: KEP/190/M/X/2009 tanggal 21 Oktober 2009 Pertahanan Negara Perencanaan Pembangunan Nasional BAPPENAS, Keuangan, Sekretaris Negara, Koordinator POLHUKAM, Negara Badan Usaha Milik Negara, Tentara Nasional Indonesia Terbentuknya Tim Pengendali Pelaksanaan Pengalihan Aktivitas Bisnis TNI Tim Pengendali Pelaksanaan Pengalihan Aktivitas Bisnis TNI terbentuk dan siap bertugas mulai 2 Januari 2010 TARGET H-100: Tim Pengendali Pelaksanaan Pengalihan Aktivitas Bisnis TNI terbentuk dan siap bertugas mulai 2 Januari 2010 Tim Pengendali Pelaksanaan Pengalihan Aktivitas Bisnis TNI telah mulai bertugas. [P8A6] Penyelesaian penyusunan peraturan Menkeu & peraturan Panglima TNI yang dikoordinasikan oleh Timnas Pengalihan Aktivitas Bisnis TNI Pertahanan Negara Badan Usaha Milik Negara, Sekretaris Negara, Koordinator POLHUKAM, Tentara Nasional Indonesia, Negara Perencanaan Pembangunan Nasional BAPPENAS, Keuangan Selesainya penyusunan peraturan Menkeu & peraturan Panglima TNI yang dikoordinasikan oleh Timnas Pengalihan Aktivitas Bisnis TNI Terbitnya Peraturan Menkeu dan Panglima TNI untuk pengalihan aktivitas bisnis TNI TARGET H-100: Terbitnya Peraturan Menkeu dan Panglima TNI untuk pengalihan aktivitas bisnis TNI Permenkeu telah ditandatangani oleh Menkeu tanggal 29 Januari 2010 [P9] Reformasi birokrasi dan tata kelola pemerintahan [P9A1] Pelaksanaan reformasi birokrasi yang progresif berdasarkan Program Aksi Reformasi Birokrasi yang diterbitkan Januari 2010 Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Koordinator POLHUKAM Terlaksananya langkah awal menuju reformasi birokrasi yang progresif Terbitnya Dokumen Program Aksi Reformasi Birokrasi pada 2 Januari 2010 TARGET H-100: Terbitnya Dokumen Program Aksi Reformasi Birokrasi pada 2 Januari 2010 Rancangan Perpres tentang Grand Design dan Road Map Reformasi Birokrasi (GDRMRB) telah selesai dan telah dikirim ke Presiden pada 7 Januari BIDANG POLITIK, HUKUM DAN KEAMANAN 10

12 H100 Reformasi birokrasi yang progresif dilaksanakan mulai 15 Januari 2010 TARGET H-100: Reformasi birokrasi yang progresif dilaksanakan mulai 15 Januari 2010 Sesuai penjelasan Kemenneg PAN & RB, target ini bernaung di bawah program Wapres karena menyangkut keseluruhan dan Lembaga. Kemenneg PAN & RB mencatat penyelesaian 7 Rancangan RPP yang sudah dimajukan ke Presiden untuk Reformasi Birokrasi yang progresif, sehingga setara 100. [P9A2] Memulai tindak lanjut yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan Undang-Undang Pengadilan Tipikor Hukum dan HAM Komisi Pemberantasan Korupsi, Kejaksaan Agung, Koordinator POLHUKAM Terlaksananya tindak lanjut yang diperlukan dalam pelaksanaan UU Tipikor Pembentukan Pengadilanpengadilan Tipikor di 33 ibukota provinsi dimulai pada 15 Januari 2010 TARGET H-100: pembentukan Pengadilanpengadilan Tipikor di 33 ibukota provinsi dimulai pada 15 Januari 2010 Secara bertahap sudah disiapkan untuk dibentuk pada setiap ibukota provinsi. Tetapi Mahkamah Agung meminta waktu untuk penyediaan dan penempatan hakim. [P10] Peningkatan efektifitas otonomi daerah [P10A1] Menyiapkan prosedur, mekanisme dan langkah-langkah untuk evaluasi menyeluruh terhadap pemekaran daerah Dalam Negeri Koordinator POLHUKAM Tersusunnya prosedur, mekanisme dan langkah-langkah untuk evaluasi menyeluruh terhadap pemekaran daerah Dokumen tentang prosedur, mekanisme dan langkahlangkah untuk evaluasi menyeluruh terhadap pemekaran daerah selesai TARGET H-100: Dokumen tentang prosedur, mekanisme dan langkah-langkah untuk evaluasi menyeluruh terhadap pemekaran daerah selesai Instrumen Evaluasi Evaluasi Daerah Otonomi Baru (DOB) berupa Rancangan Permendagri tentang Tata Cara Pelaksanaan Evaluasi Perkembangan DOB. Grand Strategy/Strategi Dasar Penataan Daerah (GSPD/Stradtada) sampai dengan tahun 2025 sudah selesai. [P10A2] Menyiapkan konsep pengkajian ulang dalam rangka peningkatan efektifitas pelaksanaan otonomi daerah, termasuk otonomi khusus Dalam Negeri Koordinator POLHUKAM Tersusunnya konsep pengkajian ulang dalam rangka peningkatan efektifitas pelaksanaan otonomi daerah, termasuk otonomi khusus Dokumen konsepsi dan rencana pengkajian ulang dalam rangka peningkatan efektifitas pelaksanaan otonomi daerah, termasuk otonomi khusus selesai TARGET H-100: Dokumen konsepsi dan rencana pengkajian ulang dalam rangka peningkatan efektifitas pelaksanaan otonomi daerah, termasuk otonomi khusus selesai Materi peraturan pelaksanaan UU 32/2004: RPP Tatib DPRD sudah disampaikan ke Setneg tanggal 4 Des 2009; RPP ttg Tata Cara Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah Provinsi disampaikan ke Setneg tanggal 21 Des Penyelesaian peraturan pelaksanaan UU 11/2006 ttg Pemerintahan Aceh: RPP ttg Pelimpahan Kewenangan Kepada Dewan Kawasan Sabang sudah dikirim ke Setneg tanggal 4 Jan 2010; R. Perpres ttg Kerjasama Pemerintahan Aceh dengan Badan/Lembaga di Luar Negeri dikirim ke Setkab tanggal 4 Jan Dokumen pendukung penerbitan Surat Presiden kepada DPR-RI perihal Pembahasan RUU ttg Keistimewaan DIY disampaikan ke Setneg tanggal 29 Des 2009.</p> BIDANG POLITIK, HUKUM DAN KEAMANAN 11

13 H100 [P10A3] Mengevaluasi sistem dan pelaksanaan pemilihan kepala daerah (pilkada) Dalam Negeri Koordinator POLHUKAM Dilakukan evaluasi awal terhadap sistem dan pelaksanaan pemilihan kepala daerah (pilkada) Dokumen hasil evaluasi dan pengkajian awal sistem dan pelaksanaan pemilihan kepala daerah (pilkada) TARGET H-100: Dokumen hasil evaluasi dan pengkajian awal sistem dan pelaksanaan pemilihan kepala daerah (pilkada) selesai disusun, yang meliputi: 1. Draft landasan hukum penyelenggaraan Pilkada serentak di seluruh wilayah Indonesia atau serentak dilakukan dengan basis provinsi. 2. Draft RUU Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Target tercapai di H75 [P10A4] Mengevaluasi sistem dan meningkatkan efektifitas penggunaan dana perimbangan daerah Dalam Negeri Keuangan, Koordinator POLHUKAM Dilakukan evaluasi awal terhadap sistem penggunaan dana perimbangan daerah Dokumen hasil evaluasi, kajian dan rekomendasi untuk meningkatkan efektifitas penggunaan dana perimbangan daerah TARGET H-100: Finalisasi dokumen hasil evaluasi, kajian dan rekomendasi untuk meningkatkan efektifitas penggunaan dana perimbangan daerah Bahan kajian final sudah selesai. [P10A5] Mengembangkan konsep peningkatan kapasitas aparatur pemerintah daerah Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Dalam Negeri, Koordinator POLHUKAM Tersusunnya konsep peningkatan kapasitas aparatur pemerintah daerah Dokumen konsep peningkatan kapasitas aparatur pemerintah daerah melalui proses pelatihan dan pembinaan tersusun TARGET H-100: Dokumen konsep peningkatan kapasitas aparatur pemerintah daerah melalui proses pelatihan dan pembinaan tersusun Rancangan Perpres telah selesai dan disampaikan ke Setneg/Setkab pada tanggal 6 Januari 2010, dengan surat Mendagri No /25/SJ. BIDANG POLITIK, HUKUM DAN KEAMANAN 12

14 BIDANG PEREKONOMIAN

15 H100 [P11] Ketersediaan Lahan dan Keterpaduan Tata Ruang [P11A1] Review sinkronisasi kebijakan dan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan tata ruang Koordinator Bidang Perekonomian Hukum dan HAM, Kehutanan, Pekerjaan Umum, Perhubungan, Dalam Negeri, Sekretaris Negara Terselesaikannya hasil review mengenai kebijakan dan peraturan perundangundangan terkait dengan tata ruang yang tidak sinkron Dokumen yang berisi tentang kebijakan dan peraturan perundangundangan terkait dengan tata ruang yang tidak sinkron TARGET H-100: Penetapan Rekomendasi terhadap kebijakan dan peraturan perundang-undangan terkait dengan tata ruang yang tidak sinkron oleh Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional H-100: 150 Rekomendasi Kebijakan terkait Penyelesaian Konflik Penataan Ruang sebanyak lima buah. Substansi kelima rekomendasi kebijakan tersebut telah diakomodir dalam RPP Penyelenggaraan Penataan Ruang (PPR) yang saat ini telah berada di Setneg untuk ditetapkan menjadi PP. [P11A2] Penyusunan Revisi Keputusan Kepala BPN Nomor 1/2005 tentang Standar Prosedur Operasi Pengaturan dan Pelayanan (SPOPP) Pertanahan dan Peraturan Kepala BPN RI Nomor 6/2008 tentang Penyederhanaan dan Percepatan SPOPP Pertanahan untuk Jenis Pelayanan Pertanahan Lainnya Badan Pertanahan Nasional Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Tersusunnya Revisi Keputusan Kepala BPN Nomor 1/2005 tentang Standar Prosedur Operasi Pengaturan dan Pelayanan (SPOPP) Pertanahan dan Peraturan Kepala BPN RI No.6/2008 tentang Penyederhanaan dan Percepatan SPOPP Pertanahan untuk Jenis Pelayanan Pertanahan Lainnya Tersusunnya Revisi Keputusan Kepala BPN Nomor 1/2005 tentang Standar Prosedur Operasi Pengaturan dan Pelayanan (SPOPP) Pertanahan yang meliputi kegiatan: Pembentukan Pokja, Inventarisasi dan Pengkajian jenis pelayanan, Identifikasi perbedaan nomenklatur sesuai Perpres 10/2006, Penyusunan Draft Penyempurnaan SPOPP, Pembahasan pada Sidang Pleno Tim Proker 100 Hari, Finalisasi, dan Penandatanganan Peraturan Kepala BPN RI tentang Revisi SPOPP TARGET H-100: Penandatanganan Peraturan Kepala BPN RI tentang Revisi SPOPP Terbitnya Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2010 Tanggal 25 Januari 2010 Tentang Standar Pelayanan dan Pengaturan Pertanahan [P11A3] Penyelenggaraan Pelayanan Online (Online Service) pada 274 Kantor Pertanahan Kabupaten/ Kota Badan Pertanahan Nasional Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Terselenggaranya pelayanan online di 274 Kantah Terpasangnya sistem jaringan di 274 Kantor Pertanahan Terpasangnya sistem komunikasi di 274 Kantor Pertanahan Terlaksananya implementasi Pelayanan Online di 274 Kantah Launching Pelayanan Online di 274 Kantah TARGET H-100: Terpasangnya sistem jaringan di 274 Kantor Pertanahan Terpasangnya sistem komunikasi di 274 Kantor Pertanahan Launching Pelayanan Online di 274 Kantor Pertanahan Launching Pelayanan Online di 274 Kantor Pertanahan telah dilaksanakan pada tanggal 15 Januari 2010 di Kawasan Berikat Nusantara,Marunda, Cilincing, Jakarta Utara oleh Presiden Republik Indonesia. BIDANG PEREKONOMIAN 14

16 H100 [P11A4] Terlaksananya Pengembangan LARASITA (Layanan Rakyat untuk Sertipikasi Tanah) Badan Pertanahan Nasional Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Tersedianya sarana, prasarana & SDM LARASITA untuk 150 Kantor Pertanahan Terlaksananya Pengembangan LARASITA di 150 Kantor Pertanahan yang terdiri dari: 1 unit KN LARASITA untuk Kepulauan Seribu, 150 unit mobil LARASITA, 306 Motor LARASITA, Peralatan IT LARASITA di 150 Kantah, 150 unit alat ukur Total Station, Diklat LARASITA untuk 962 pejabat & system administrator Kantor Pertanahan TARGET H-100: 1 Unit KN LARASITA, 150 unit Mobil LARASITA, 306 unit Motor LARASITA, Peralatan IT LARASITA di 150 Kantor Pertanahan, 150 unit Total Station, Diklat LARASITA untuk 962 Peserta, Launching LARASITA secara nasional Pengadaan 150 unit Mobil LARASITA, 306 unit motor LARASITA, Peralatan IT LARASITA di 150 Kantor Pertanahan, dan 150 unit Total Station, serta diklat LARASITA untuk 962 peserta telah tercapai pada H-75. Launching LARASITA Kapal Motor di Kepulauan Seribu dan LARASITA di 150 Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota telah dilaksanakan pada tanggal 15 Januari 2010 di Kawasan Berikat Nusantara,Marunda, Cilincing, Jakarta Utara oleh Presiden Republik Indonesia. [P11A5] Penyusunan RPP tentang Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan Kehutanan Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Dalam Negeri, Energi Sumber Daya Mineral, Pertanian, Hukum dan HAM, Negara Lingkungan Hidup, Kelautan dan Perikanan, Pekerjaan Umum, Negara Pembangunan Daerah Tertinggal, Sekretaris Negara a. Penyusunan RPP tentang Tata Cara Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan Penyelesaian RPP tentang Tata Cara Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan PP tentang Tata Cara Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan untuk penyediaan lahan dalam rangka memenuhi tuntutan dinamika pembangunan nasional. TARGET H-100: PP tentang Tata Cara Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan PP No. 10 Tahun 2010 tentang Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan ditetapkan pada tanggal 22 Januari 2010 b. Penyusunan RPP tentang Penggunaan Kawasan Hutan Penyelesaian draft RPP tentang Penggunaan Kawasan Hutan. Draft RPP tentang Penggunaan Kawasan Hutan dalam rangka memenuhi kebutuhan penyediaan lahan untuk kepentingan pembangunan di luar kehutanan. TARGET H-100: Penyampaian Draft Final RPP tentang Penggunaan Kawasan Hutan kepada Presiden. Draft final RPP tentang Penggunaan Kawasan Hutan telah disampaikan kepada Presiden dengan surat Menhut kepada Pre-siden No.S.07 /Menhut-VII/ 2010 tanggal 5 Januari BIDANG PEREKONOMIAN 15

17 H100 [P12] Pembiayaan untuk pembangunan infrastruktur [P12A1] Perubahan Perpres Nomor 67 Tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur Negara Perencanaan Pembangunan Nasional BAPPENAS Pekerjaan Umum, Keuangan, Dalam Negeri, Perhubungan, Energi Sumber Daya Mineral, Negara Badan Usaha Milik Negara Penyelesaian perubahan Perpres Nomor 67/2005 tentang Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastrukturr Pengesahan oleh Presiden RI terhadap perubahan Perpres Nomor 67/2005 tentang Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur TARGET H-100: Perpres tentang perubahan Perpres No.67 tahun 2005 [P12A2] Pembentukan perusahaan pembiayaan infrastruktur sebagai anak perusahaan PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) Keuangan Keuangan Pendirian perusahaan pembiayaan infrastruktur Beroperasinya secara efektif perusahaan pembiayaan infrastruktur PT IIFF TARGET H-100: Soft launching PT IIFF Soft launching PT IIF telah dilaksanakan pada tanggal 27 Januari 2010 yang bertempat di Gedung BRI II Jalan Jend. Sudirman, Jakarta dan dihadiri oleh shareholders serta perwakilan pemerintah (Depkeu). [P12A3] Perubahan Keppres Nomor 80 tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Negara Perencanaan Pembangunan Nasional BAPPENAS Keuangan, Sekretaris Kabinet Cakupan penyempurnaan Keppres 80/2003 mengenai tata cara pengadaan barang dan jasa pemerintah Keppres perubahan atas Keppres Nomor 80/2003 yang mencakup skema co-financing dan mengakomodasi tata cara pengadaan hasil industri kreatif, inovatif, budaya, dan hasil penelitian laboratorium atau institusi pendidikan TARGET H-100: Tersusunnya Rancangan Perpres Perubahan Keppres No. 80 Tahun 2003 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Rancangan Perpres telah selesai disusun setelah dibahas dalam beberapa kali Rakor Perekonomian, terakhir pada 26 Januari Menteri Perekonomian telah menyampaikan Rancangan Perpres Perubahan Keppres No. 80 Tahun 2003 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah kepada Presiden melalui surat No. S-16/M- EKON/01/2010 tertanggal 28 Januari [P12A4] Penetapan skema co-financing bagi program pembangunan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (penciptaan ownership di daerah) serta Pemerintah dan Swasta/ BUMN (Public Private Partnership) Koordinator Bidang Perekonomian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional BAPPENAS, Keuangan, Perhubungan, Pekerjaan Umum, Penetapan Dewan Komisaris dan Direksi serta kelengkapan organisasi anak perusahaan PT Sarana Multi Infrastruktur (PT SMI) Terbentuknya Dewan Komisaris dan Direksi serta beroperasinya anak perusahaan PT Sarana Multi Infrastruktur TARGET H-100: Soft launching anak perusahaan PT SMI Soft launching telah dilakukan pada tanggal 27 Januari 2010 BIDANG PEREKONOMIAN 16

18 H100 Penetapan Dewan Komisaris dan Direksi serta kelengkapan organisasi PT Penjamin Infrastruktur Indonesia Terbentuknya Dewan Komisaris dan Direksi serta beroperasinya PT Penjaminan Infastruktur Indonesia TARGET H-100: beroperasinya PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia Soft launching telah dilakukan pada tanggal 30 Desember 2009 [P13] Pembangunan dan pemeliharaan Infrastruktur Strategis [P13A1] Peningkatan kesehatan lingkungan berupa pembangunan sarana air minum di lokasi/kawasan bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan pembangunan sanitasi masyarakat di 61 lokasi Pekerjaan Umum Kesehatan Meningkatnya Cakupan sarana air minum dan sanitasi masyarakat berpenghasilan rendah Sarana air minum di lokasi/kawasan; Sarana sanitasi masyarakat di 61 lokasi TARGET H-100: 100, Pemberdayaan terlaksana Air Minum di lokasi/ kawasan, Sanitasi di 61 lokasi; sedangkan pelaksanaan fisik Air minum di lokasi/ kawasan dan Sanitasi di 61 lokasi Terlaksananya pemberdayaan Air Minum di lokasi/kawasan dan Sanitasi di 61 lokasi; serta terlaksananya pelaksanaan fisik Air minum di lokasi/kawasan dan Sanitasi di 61 lokasi [P13A2] Penyelesaian audit teknis untuk pengembalian dan pemastian fungsi embung, waduk, bendung dan bendungan, serta jaringan irigasi secara holistik dan terintegrasi Pekerjaan Umum Pertanian Penyelesaian pelaksanaan audit teknis yang terintegrasi mengenai fungsi embung, waduk, bendung dan bendungan, serta jaringan irigasi Selesai audit teknis untuk 3357 Daerah Irigasi (DI), 105 Bendungan/ waduk, 400 embung/situ. TARGET H-100: 100, Audit Teknis selesai di 3357 DI, 105 Bendungan/waduk, 400 embung/situ. Audit Teknis selesai di DI, 109 Bendungan dan 534 embung/bendung [P13A3] Peningkatan kapasitas jalan lintas di Sumatera dan Sulawesi sepanjang 695 km; sebagai bagian dari pembangunan jalan lintas Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan, Sulawesi dan Papua sepanjang km dalam 5 tahun Pekerjaan Umum Pekerjaan Umum Cakupan kapasitas jalan lintas di Sumatera dan Sulawesi 695 km jalan lintas di Sumatera dan Sulawesi TARGET, 695 km jalan lintas di Sumatera dan Sulawesi telah ditingkatkan Telah ditingkatkan jalan 365 km di Sumatera dan 335 km di Sulawesi BIDANG PEREKONOMIAN 17

19 H100 [P13A4] Pembentukan tim penyiapan prasarana penghubung Jawa- Sumatera yang bertugas melakukan studi kelayakan Pekerjaan Umum Perhubungan Ternbentuknya tim untuk mengkaji kelayakan pembangunan prasarana penghubung Jawa- Sumatera Surat Usulan Menteri PU mengusulkan konsep Keppres Pembentukan Tim Pengkajian Kelayakan Pembangunan Prasarana Penghubung Jawa- Sumatera. TARGET H-100: 100, Diterbitkan Keppres tentang Pembentukan Tim Penyiapan Prasarana penghubung Jawa Sumatera 100 selesai penerbitan Keppres No. 36 Tahun 2009 tentang Tim Nasional Persiapan Pembangunan Jembatan Selat Sunda [P13A5] Penyelesaian struktur penampang basah prasarana pengendalian banjir Banjir Kanal Timur (BKT) Jakarta sehingga dapat mengalirkan air Pekerjaan Umum Pekerjaan Umum Penyelesaian permasalahan yang menghambat pembangunan prasarana pengendalian banjir Banjir Kanal Timur (BKT) Jakarta Pembebasan dan penggalian saluran sepanjang 1335 m TARGET H-100: 100, pembebasan dan galian tanah sepanjang 1335 m, BKT dapat mengalirkan air Pembebasan dan galian tanah sepanjang m, BKT telah dapat mengalirkan air [P13A6] Peningkatan tingkat hunian rusunawa yang sudah/sedang dibangun dari sekitar 40 menjadi 80 dalam 100 hari dan melakukan kaji ulang menyeluruh atas kebijakan pembangunan dan penghunian rusunawa dan rusunami Negara Perumahan Rakyat Sekretaris Negara, Keuangan, Pekerjaan Umum, PDAM, Pemda, Koordinator Bidang Perekonomian, PLN, Pengadilan TInggi Meningkatnya Rusunawa terhuni dari sebanyak 40 menjadi 80 atas Rusunawa siap huni Terhuninya 124 TB Rusunawa dari 155 TB Rusunawa siap huni TARGET H-100: Terhuni 112 s.d. 124 TB H-100: 106 BIDANG PEREKONOMIAN 18

20 H100 Tersusun rekomendasi penyempurnaan kebijakan pembangunan dan penghunian rusunawa dam rusunami Teridentifikasinya permasalahan dan tersusunnya substansi perubahan kebijakan pembangunan dan penghunian Rusunawa dan Rusunami terkait dengan: a. Pengelolaan Rusunawa b. Perhitungan tarif sewa Rusunawa c. Pedoman bantuan Rusunawa Pendidikan Tinggi dan Berasrama d. Pembentukan PPRS Rusunami e. Penghunian dan Pengalihan Sarusunami f. Revitalisasi KepPres 22 Th 2006 g. Revisi PP 31 Th 2007 h. Revisi PP 38 Th 2008 TARGET H-100: Teridentifikasinya permasalahan dan tersusunnya substansi perubahan kebijakan pembangunan dan penghunian Rusunawa dan Rusunami terkait dengan : a. Pengelolaan Rusunawa b. Perhitungan tarif sewa Rusunawa c. Pedoman bantuan Rusunawa Pendidikan Tinggi dan Berasrama d. Pembentukan PPRS Rusunami e. Penghunian dan Pengalihan Sarusunami f. Revitalisasi KepPres 22 Th 2006 g. Revisi PP 31 Th 2007 h. Revisi PP 38 Th 2008 [P13A7] Penyelesaian penyediaan akses telepon di 32 provinsi, mencakup desa (Desa Berdering) Komunikasi dan Informatika Pemda Peningkatan jangkauan dan cakupan akses telpon di desa desa di 32 provinsi mendapatkan akses telepon TARGET H-100: desa di 32 provinsi mendapatkan akses telepon H-100: 101 Pada H 100 tanggal 01/02/2010 telah terbangun telepon di desa (capaiannya 100,70 dari rencana target total desa). [P13A8] Pencanangan dukungan kepada Teknologi Informasi dan Komunikasi lokal sekaligus pemantapan program IGOS (Indonesia Go Open Source) Komunikasi dan Informatika Komunikasi dan Informatika Selesainya konsep dan terlaksananya dukungan kepada Teknologi Informasi dan Komunikasi lokal serta pemantapan program IGOS (Indonesia Go Open Source) Konsep kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi lokal dan program IGOS (Indonesia Go Open Source) selesai 7 Januari 2010 dan pencanangan sebelum 1 Februari 2010 TARGET H-100: - Target H 100 telah tercapai pada H 30, dengan ditetapkannya Peraturan MenKominfo Nomor : 48/ PER/M.KOMINFO/11/2009, tgl 23 Nopember 2009 BIDANG PEREKONOMIAN 19

21 H100 [P13A9] Peningkatan layanan transportasi bagi masyarakat di daerah tertinggal, terdepan, terluar, dan pasca-konflik Perhubungan Negara Pembangunan Daerah Tertinggal, Pekerjaan Umum Cakupan layanan transportasi yang lebih baik bagi daerah tertinggal, terdepan, terluar, dan pasca konflik Peningkatan layanan transportasi masyarakat di daerah tertinggal, terdepan, terluar, dan pasca konflik TARGET H-100: unit bus perintis sudah beroperasi di daerah; 2. 6 unit kapal penyeberangan sudah beroperasi di masing-masing lintas; 3. Pemberian subsidi operasional angkutan jalan perintis sudah terimplementasi; 4. Pemberian subsidi operasional penyeberangan perintis sudah terimplementasi. 1. Telah terbangun 100 pembangunan 6 kapal penyeberangan perintis namun baru 4 kapal penyeberangan perintis yang telah dikirim ke lokasi (Maluku Tenggara, Maluku Tengah, Garonggong-Batu licin, Manokwari-Mokmer) dan 2 kapal akan di kirim menunggu kondisi cuaca yang baik. 2. Telah dikirim sebanyak 78 Unit Bis perintis di 21 lokasi. 3. Pemberian subsidi operasional angkutan jalan perintis dan angkutan penyeberangan perintis sudah dilaksanakan. [P13A10] Dimulainya perbaikan sarana dan prasarana pelabuhan perikanan dengan mengutamakan penyediaan sarana air bersih dan pabrik es oleh pemerintah serta pembenahan sistem rantai dingin mulai dari penyortiran di laut sampai dengan di tempat pemasarannya Kelautan dan Perikanan Pekerjaan Umum Peningkatan cakupan sarana dan prasarana serta penyempurnaan sistem rantai dingin di hulu dan hilir sesuai dengan kebutuhan di setiap lokasi Tersedianya sarana dan prasarana sistem rantai dingin pada 34 lokasi sentra perikanan (PPN/ PPP/ PPI/TPI) sesuai dengan kebutuhan pada masingmasing lokasi. TARGET H-100: Selesainya penyediaan sarana prasarana fisik sistem rantai dingin pada 7 lokasi sentra perikanan (PPI/TPI) Jumlah kumulatif s/d Hari ke 100 sebesar 34 lokasi di Sentra Perikanan. Pengadaan CCS dilakukan melalui mekanisme Tugas Pembantuan (TP), Pemda Kab/ Kota melalui Dinas Kelautan dan Perikanan diberikan kewenangan untuk menentukan lokasi sesuai dengan kebutuhan dan ketersediaan persyaratan teknis di lokasi dan mendapat rekomendasi dari Unit Kerja eselon I terkait. Prov. DKI pada perencanaan awal berlokasi di Muara Angke dan TPI Kalibaru, Jakarta Utara dialihkan ke PPI Kamal Muara dan Cilincing, dengan pertimbangan di Muara Angke sudah terbangun coldstorage dengan APBD 2009 dan ice storage dengan APBN TA [P14] Pengadaan lahan bagi pertanian, perkebunan dan perikanan [P14A1] Penyusunan Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Penertiban Tanah Terlantar (Revisi PP 36 Thn 1998) Badan Pertanahan Nasional Keuangan, Kepolisian Republik Indonesia, Pertanian, Koordinator POLHUKAM, Dalam Negeri, Kehutanan, Pekerjaan Umum, Negara Badan Usaha Milik Negara, Badan Koordinasi Penanaman Modal, Negara Perumahan Rakyat, Hukum dan HAM, Sekretaris Negara, Bank Indonesia Tersusunnya Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Penertiban Tanah Terlantar (Revisi PP 36 Thn 1998) dan Rancangan Peraturan Kepala BPN RI tentang Pelaksanaan RPP Penertiban Tanah terlantar (Juklak RPP) serta updating data tanah terlantar. Tersusunnya Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Penertiban Tanah Terlantar (Revisi PP 36 Thn 1998) yang meliputi kegiatan: Perumusan isu-isu strategis, Penyusunan RPP Penertiban Tanah Terlantar, Diskusi Internal dan Konsinyasi, Pembahasan RPP dengan Instansi Terkait (Interdep), Penyampaian Naskah RPP ke Setneg, serta Penyusunan Rancangan Peraturan Kepala BPN RI tentang Pelaksanaan RPP Penertiban Tanah Terlantar dan updating data tanah terlantar. TARGET H-100: Terbitnya PP Penertiban Tanah Terlantar, Terbitnya Peraturan Kepala BPN RI tentang Pelaksanaan PP Penertiban Tanah Terlantar dan Laporan Akhir Data Tanah Terlantar Telah diterbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 11 Tahun 2010 tentang Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar dan Peraturan Kepala BPN RI No. 4 Tahun 2010 Tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar (Proses Calling Team Hukum BPN RI untuk disalin/digandakan sesuai naskah aslinya), beserta laporan data tanah terlantar. BIDANG PEREKONOMIAN 20

Peran ORI dalam penyelesaian laporan/pengaduan dan pengawasan implementasi UU Pelayanan Publik

Peran ORI dalam penyelesaian laporan/pengaduan dan pengawasan implementasi UU Pelayanan Publik Peran ORI dalam penyelesaian laporan/pengaduan dan pengawasan implementasi UU Pelayanan Publik Oleh : Budi Santoso, SH, LL.M (Ombudsman RI Bid.Penyelesaian Laporan/Pengaduan) Jakarta, 24 Juli 2013 Rekapitulasi

Lebih terperinci

2015, No Mengingat : Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 85,

2015, No Mengingat : Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 85, LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.135, 2015 KEUANGAN. BPK. Organisasi. Tugas. Wewenang. Pencabutan. PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PEMBAGIAN TUGAS

Lebih terperinci

NOTA DINAS Nomor : ND 6/D4/1/2017 Tanggal : 16 Januari 2017

NOTA DINAS Nomor : ND 6/D4/1/2017 Tanggal : 16 Januari 2017 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN PENYELENGGARAAN KEUANGAN DAERAH Jl.Pramuka No.33 Jakarta 320 Telepon 02-8584863 Faksimile 02-8590332 NOTA DINAS Nomor : ND 6/D4//207 Tanggal

Lebih terperinci

Paparan Draft Rencana Aksi

Paparan Draft Rencana Aksi Paparan Draft Rencana Aksi 2016-2017 Open Government Indonesia Jakarta, 4 April 2016 Alur Pikir Renaksi CLUSTER I Penegakan Hukum dan Pencegahan Korupsi No Aksi Kementerian / Lembaga Sasaran Indikator

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.91, 2010 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN. Pembagian. Tugas Dan Wewenang. Ketua. Anggota. PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG

Lebih terperinci

KASUS-KASUS HUKUM DAN PENYIMPANGAN PAJAK - PENYELESAIAN INPRES NO. 1 TAHUN

KASUS-KASUS HUKUM DAN PENYIMPANGAN PAJAK - PENYELESAIAN INPRES NO. 1 TAHUN KASUS-KASUS HUKUM DAN PENYIMPANGAN PAJAK - PENYELESAIAN INPRES NO. 1 TAHUN INSTRUKSI PRESIDEN NOMOR 1 TAHUN TENTANG PERCEPATAN PENYELESAIAN KASUS-KASUS HUKUM DAN PENYIMPANGAN PAJAK ABSTRAK : Dalam rangka

Lebih terperinci

KOORDINASI TEKNIS PEMBANGUNAN

KOORDINASI TEKNIS PEMBANGUNAN KOORDINASI TEKNIS PEMBANGUNAN Ir. Diah Indrajati, M.Sc Plt. Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah Disampaikan dalam acara: Temu Konsultasi Triwulan I Bappenas Bappeda Provinsi Seluruh Indonesia Tahun

Lebih terperinci

Penataan Ruang dalam Rangka Mengoptimalkan Pemanfaatan Ruang di Kawasan Hutan

Penataan Ruang dalam Rangka Mengoptimalkan Pemanfaatan Ruang di Kawasan Hutan Penataan Ruang dalam Rangka Mengoptimalkan Pemanfaatan Ruang di Kawasan Hutan Disampaikan oleh: Direktur Jenderal Penataan Ruang Komisi Pemberantasan Korupsi - Jakarta, 13 Desember 2012 Outline I. Isu

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN... TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN... TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN... TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 228

Lebih terperinci

BAPPEDA Planning for a better Babel

BAPPEDA Planning for a better Babel DISAMPAIKAN PADA RAPAT PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL RKPD PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2018 PANGKALPINANG, 19 JANUARI 2017 BAPPEDA RKPD 2008 RKPD 2009 RKPD 2010 RKPD 2011 RKPD 2012 RKPD 2013 RKPD

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA IMPLEMENTASI KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DAN OPEN GOVERNMENT PARTNERSHIP (OGP)

KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA IMPLEMENTASI KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DAN OPEN GOVERNMENT PARTNERSHIP (OGP) KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA IMPLEMENTASI KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DAN OPEN GOVERNMENT PARTNERSHIP (OGP) A. Pengantar B. Regulasi Pendukung Pemerintahan Terbuka C. Pelaksanaan

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG LANGKAH-LANGKAH PENGHEMATAN DAN PEMOTONGAN BELANJA KEMENTERIAN/LEMBAGA DALAM RANGKA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN R I

MENTERI KEUANGAN R I MENTERI KEUANGAN R I Yth. 1. Para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu 2. Jaksa Agung RI 3. Kepala Kepolisian RI 4. Para Kepala Lembaga Pemerintahan Non Departemen 5. Para Pimpinan Kesekretariatan Lembaga

Lebih terperinci

LAMPIRAN I : PERATURAN BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN TENTANG RENCANA AKSI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

LAMPIRAN I : PERATURAN BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN TENTANG RENCANA AKSI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR 7 2012, No.54 LAMPIRAN I : PERATURAN BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN TENTANG RENCANA AKSI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR KAWASAN PERBATASAN TAHUN 2012 NOMOR : 2 TAHUN 2012 TANGGAL : 6 JANUARI 2012 RENCANA

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS DAN INFRASTRUKTUR SELAT SUNDA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS DAN INFRASTRUKTUR SELAT SUNDA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS DAN INFRASTRUKTUR SELAT SUNDA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI SULAWESI TENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI SULAWESI TENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI SULAWESI TENGAH PRESIDEN, Dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan memantapkan situasi keamanan dan ketertiban

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS DAN INFRASTRUKTUR SELAT SUNDA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS DAN INFRASTRUKTUR SELAT SUNDA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS DAN INFRASTRUKTUR SELAT SUNDA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.571, 2015 OMBUDSMAN. Tata Kerja. Susunan Organisasi. Pecabutan. PERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI III DPR RI DENGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI DAN KEPOLISIAN NEGARA RI --------------------------------------------------- (BIDANG HUKUM, HAM DAN KEAMANAN)

Lebih terperinci

BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH

BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH A. KONDISI UMUM 1. PENCAPAIAN 2004 DAN PRAKIRAAN PENCAPAIAN 2005 Pencapaian kelompok

Lebih terperinci

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

KEMENTERIAN DALAM NEGERI KEMENTERIAN DALAM NEGERI KEMENTERIAN DALAM NEGERI RI Jakarta 2011 Sasaran program K/L Kesesuaian lokus program dan kegiatan K/L & daerah Besaran anggaran program dan kegiatan K/L Sharing pendanaan daerah

Lebih terperinci

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA LAPORAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SELAKU SEKRETARIS DPOD KEBIJAKAN PENATAAN DAERAH TERKAIT

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA LAPORAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SELAKU SEKRETARIS DPOD KEBIJAKAN PENATAAN DAERAH TERKAIT KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA LAPORAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SELAKU SEKRETARIS DPOD KEBIJAKAN PENATAAN DAERAH TERKAIT PADA DAERAH OTONOM BARU BERDASARKAN SIDANG DPOD UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH

BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH A. KONDISI UMUM 1. PENCAPAIAN 2004 DAN PRAKIRAAN PENCAPAIAN 2005 Pencapaian kelompok Program Pengembangan Otonomi Daerah pada tahun 2004, yaitu

Lebih terperinci

TABEL 2 RINGKASAN APBN, (miliar rupiah)

TABEL 2 RINGKASAN APBN, (miliar rupiah) 2 A. Pendapatan Negara dan Hibah 995.271,5 1.210.599,7 1.338.109,6 1.438.891,1 1.635.378,5 1.762.296,0 I. Pendapatan Dalam Negeri 992.248,5 1.205.345,7 1.332.322,9 1.432.058,6 1.633.053,4 1.758.864,2 1.

Lebih terperinci

DisampaikanOleh : DR. MUH. MARWAN, M.Si DIRJEN BINA BANGDA. 1. Manajemen Perubahan. 4. Penataan Ketatalaksanaan. 6. Penguatan Pengawasan

DisampaikanOleh : DR. MUH. MARWAN, M.Si DIRJEN BINA BANGDA. 1. Manajemen Perubahan. 4. Penataan Ketatalaksanaan. 6. Penguatan Pengawasan REFORMASI BIROKRASI DAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH Disampaikan dalam Seminar Kemenpan dan RB bersama Bakohumas, 27/5/13. DisampaikanOleh : DR. MUH. MARWAN, M.Si DIRJEN BINA BANGDA 1 PROGRAM PERCEPATAN

Lebih terperinci

PENGHEMATAN ANGGARAN JILID II

PENGHEMATAN ANGGARAN JILID II PENGHEMATAN ANGGARAN JILID II http://www.republika.co.id Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menandatangani Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 8 Tahun 2016 tentang Langkah-Langkah Penghematan Belanja Kementerian/Lembaga

Lebih terperinci

Bahan Paparan MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA BPN

Bahan Paparan MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA BPN Bahan Paparan MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA BPN Dalam Acara Rapat Kerja Nasional Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional Tahun 2015 Jakarta, 5 November 2015 INTEGRASI TATA RUANG DAN NAWACITA meningkatkan

Lebih terperinci

2017, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENGEL

2017, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENGEL No.79, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA ADMINISTRASI. Pemerintahan. BNPP. Perubahan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 12

Lebih terperinci

SUMATERA KALIMANTAN IRIAN JAYA JAVA DISAMPAIKAN OLEH:

SUMATERA KALIMANTAN IRIAN JAYA JAVA DISAMPAIKAN OLEH: SUMATERA KALIMANTAN IRIAN JAYA JAVA DISAMPAIKAN OLEH: RAKORNAS TIM TERPADU PENANGANAN KONFLIK SOSIAL JAKARTA, 16 SEPTEMBER 2015 D A S A R P E L A K S A N A A N K O O R D I N A S I P E N A N G A N A N K

Lebih terperinci

BAB 9 PEMBENAHAN SISTEM DAN POLITIK HUKUM

BAB 9 PEMBENAHAN SISTEM DAN POLITIK HUKUM BAB 9 PEMBENAHAN SISTEM DAN POLITIK HUKUM Mewujudkan Indonesia yang adil dan demokratis merupakan upaya yang terus-menerus dilakukan, sampai seluruh bangsa Indonesia benar-benar merasakan keadilan dan

Lebih terperinci

PERAN GWPP DAN ISU- ISU AKTUAL RPP TENTANG PELAKSANAAN TUGAS DAN WEWENANG GWPP

PERAN GWPP DAN ISU- ISU AKTUAL RPP TENTANG PELAKSANAAN TUGAS DAN WEWENANG GWPP DIREKTORAT JENDERAL BINA ADMINISTRASI KEWILAYAHAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI PERAN GWPP DAN ISU- ISU AKTUAL RPP TENTANG PELAKSANAAN TUGAS DAN WEWENANG GWPP Oleh : Drs. MUH FIRMANSYAH, M.Si KASUBDIT FASILITASI

Lebih terperinci

Kementerian PPNBappenas

Kementerian PPNBappenas Evaluasi Pelaksanaan Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi terkait Asset Recovery Kementerian PPNBappenas Hotel JS Luwansa, Jakarta, 21 November 2016 STRANAS PPK Salah satu upaya yang dilakukan dalam

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN UNTUK RUMAH TANGGA SASARAN DALAM RANGKA PENANGGULANGAN KEMISKINAN

INSTRUKSI PRESIDEN TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN UNTUK RUMAH TANGGA SASARAN DALAM RANGKA PENANGGULANGAN KEMISKINAN BANTUAN PELAKSANAAN INPRES NO. 1 TAHUN INSTRUKSI PRESIDEN TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN UNTUK RUMAH TANGGA SASARAN DALAM RANGKA PENANGGULANGAN KEMISKINAN ABSTRAK : - Bahwa untuk kelancaran pelaksanaan

Lebih terperinci

Oleh : Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia KEMENTRIAN HUKUM DAN HAM RI

Oleh : Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia KEMENTRIAN HUKUM DAN HAM RI Oleh : Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia KEMENTRIAN HUKUM DAN HAM RI DISAMPAIKAN PADA RAPAT KOORDINASI KPK TENTANG TATA LAKSANA BENDA SITAAN DAN BARANG RAMPASAN NEGARA DALAM RANG PEMULIHAN ASET

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG PROGRAM PENYUSUNAN PERATURAN PRESIDEN PRIORITAS TAHUN 2014

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG PROGRAM PENYUSUNAN PERATURAN PRESIDEN PRIORITAS TAHUN 2014 KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG PROGRAM PENYUSUNAN PERATURAN PRESIDEN PRIORITAS TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas dan Fungsi. Pasal 1

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas dan Fungsi. Pasal 1 - 2-5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82); 6. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan

Lebih terperinci

JADWAL PENAJAMAN INPRES NO. 10 TAHUN 2016

JADWAL PENAJAMAN INPRES NO. 10 TAHUN 2016 JADWAL PENAJAMAN INPRES NO. 10 TAHUN 2016 SELASA, 15 NOVEMBER 2016 RABU, 16 NOVEMBER 2016 KAMIS, 17 NOVEMBER 2016 JUM AT, 18 NOVEMBER 2016 RUANG RAPAT 3.2 - KSP RUANG RAPAT 3.2 - KSP RUANG RAPAT 3.2 -

Lebih terperinci

PEMAPARAN HASIL STUDY DAN DISKUSI PUBLIK RKA-DIPA, Masihkan Rahasia?

PEMAPARAN HASIL STUDY DAN DISKUSI PUBLIK RKA-DIPA, Masihkan Rahasia? PEMAPARAN HASIL STUDY DAN DISKUSI PUBLIK RKA-DIPA, Masihkan Rahasia? Sekretariat Nasional Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran SEKNAS FITRA Bekerjasama dengan KOALISI MASYARAKAT SIPIL UNTUK KETERBUKAAN

Lebih terperinci

TINDAK LANJUT KOORDINASI TEKNIS PEMBANGUNAN DAERAH. Ir. Diah Indrajati, M.Sc Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri

TINDAK LANJUT KOORDINASI TEKNIS PEMBANGUNAN DAERAH. Ir. Diah Indrajati, M.Sc Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri TINDAK LANJUT KOORDINASI TEKNIS PEMBANGUNAN DAERAH Ir. Diah Indrajati, M.Sc Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri KERANGKA UMUM RAKORTEK GAMBARAN HASIL RAKORTEK PROVINSI JAMBI

Lebih terperinci

Yang Terhormat: 1. Menteri Kelautan RI / Eselon 1 di KKP. 2. Kepala Staf Kantor Kepresidenan. 3. Ketua Satgas IUU Fishing

Yang Terhormat: 1. Menteri Kelautan RI / Eselon 1 di KKP. 2. Kepala Staf Kantor Kepresidenan. 3. Ketua Satgas IUU Fishing SAMBUTAN PIMPINAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI DALAM KEGIATAN RAPAT MONEV KOORDINASI DAN SUPERVISI GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBERDAYA ALAM SEKTOR KELAUTAN 3 PROVINSI (SULAWES SELATAN, SULAWESI TENGAH

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG LANGKAH-LANGKAH PENGHEMATAN BELANJA KEMENTERIAN/LEMBAGA DALAM RANGKA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI KEMENTERIAN NEGARA SERTA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI KEMENTERIAN NEGARA SERTA PERATURAN PRESIDEN NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI KEMENTERIAN NEGARA SERTA SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, DAN FUNGSI ESELON I KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESI ---- RANCANGAN

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESI ---- RANCANGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESI ---- RANCANGAN ----------------- ----------- LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI III DPR RI DENGAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA ---------------------------------------------------

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 100 TAHUN 2001 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, KEWENANGAN, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA MENTERI NEGARA KOORDINATOR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAK FISIK TAHUN 2018

KEBIJAKAN DAK FISIK TAHUN 2018 KEBIJAKAN DAK FISIK TAHUN 2018 - Direktur Otonomi Daerah Bappenas - 1 Arah Kebijakan Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik Tahun 2018 DAK TA.2018 DAK REGULER DAK AFIRMASI DAK PENUGASAN Untuk penyediaan pelayanan

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN INDUSTRI PERIKANAN NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN INDUSTRI PERIKANAN NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN INDUSTRI PERIKANAN NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka percepatan pembangunan industri perikanan nasional

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA INSTRUKSI PRESIDEN NOMOR 6 TAHUN 2003 TENTANG PERCEPATAN PEMULIHAN PEMBANGUNAN PROPINSI MALUKU DAN PROPINSI MALUKU UTARA PASCAKONFLIK PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa saat ini masih terdapat permasalahan

Lebih terperinci

RGS Mitra 1 of 7 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERCEPATAN PEMULIHAN PEMBANGUNAN PROPINSI MALUKU DAN PROPINSI MALUKU UTARA PASCAKONFLIK

RGS Mitra 1 of 7 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERCEPATAN PEMULIHAN PEMBANGUNAN PROPINSI MALUKU DAN PROPINSI MALUKU UTARA PASCAKONFLIK RGS Mitra 1 of 7 INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2003 TENTANG PERCEPATAN PEMULIHAN PEMBANGUNAN PROPINSI MALUKU DAN PROPINSI MALUKU UTARA PASCAKONFLIK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI SULAWESI TENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI SULAWESI TENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI SULAWESI TENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan memantapkan

Lebih terperinci

PENEGAKAN HUKUM. Selasa, 24 November

PENEGAKAN HUKUM. Selasa, 24 November PENEGAKAN HUKUM Selasa, 24 November 2015 09.00 17.00 PESERTA PERTEMUAN Kementerian/Lembaga 1. Sekretariat Jenderal Kementerian Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan 2. Sekretariat Jenderal Kementerian

Lebih terperinci

Oleh : Direktur Jenderal Planologi Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Oleh : Direktur Jenderal Planologi Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Oleh : Direktur Jenderal Planologi Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Disampaikan pada acara : Rapat Monitoring dan Evaluasi Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam Jakarta, 22

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI KEMENTERIAN NEGARA SERTA SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, DAN FUNGSI ESELON I KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. 7April 2010

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. 7April 2010 Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional 7April 2010 AGENDA RAKER Pembukaan dan Arahan Presiden 19 April 2010 Pleno Pembangunan Ekonomi Pleno Pembangunan Berkeadilan

Lebih terperinci

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (MUSRENBANGNAS) TAHUN 2010 Jakarta, 28 April-1 Mei 2010 RISALAH KESEPAKATAN PEMBAHASAN SIDANG KELOMPOK

Lebih terperinci

(Steers, 1985) FAKTOR-FAKTOR MANAJEMEN KEPEGAWAIAN

(Steers, 1985) FAKTOR-FAKTOR MANAJEMEN KEPEGAWAIAN FAKTOR-FAKTOR MANAJEMEN KEPEGAWAIAN (Steers, 1985) 1. Tujuan Strategis 2. Pemanfaatan sumberdaya 3. Lingkungan kerja 4. Proses komunikasi 5. Kepemimpinan dan pengambilan keputusan 6. Adaptasi dan inovasi

Lebih terperinci

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR... TAHUN 2017 TENTANG PELAKSANAAN KOORDINASI

Lebih terperinci

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1 RINCIAN ANGGARAN PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS Halaman : 1 001 MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT 21.106.197 305.536.058 24.747.625 0 351.389.880 13.550.500

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Jabatan. Kelas Jabatan. Tunjangan. Kinerja.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Jabatan. Kelas Jabatan. Tunjangan. Kinerja. No.701, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Jabatan. Kelas Jabatan. Tunjangan. Kinerja. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN

Lebih terperinci

BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR

BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG AKSI DAERAH PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR TAHUN 2014 BUPATI

Lebih terperinci

MENTERI HUKUM DAN HAM R.I REPUBLIK INDONESIA

MENTERI HUKUM DAN HAM R.I REPUBLIK INDONESIA MENTERI HUKUM DAN HAM R.I REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : M 01.PR.07.10 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR WILAYAH DEPARTEMEN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN Jakarta, Juni 2012 KATA PENGANTAR Buku ini merupakan penerbitan lanjutan dari Buku Statistik Bidang Planologi Kehutanan tahun sebelumnya yang

Lebih terperinci

Penanggungjawab : Koordinator Tim Pelaksana

Penanggungjawab : Koordinator Tim Pelaksana CAKUPAN PEKERJAAN KOORDINATOR SEKTOR DAN STAF ADMINISTRASI PADA SEKRETARIAT PELAKSANAAN PERATURAN PRESIDEN (PERPRES) NOMOR 55 TAHUN 2012 TENTANG STRATEGI NASIONAL PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI (STRANAS

Lebih terperinci

MULTILATERAL MEETING II PRIORITAS NASIONAL : PENINGKATAN IKLIM INVESTASI DAN IKLIM USAHA

MULTILATERAL MEETING II PRIORITAS NASIONAL : PENINGKATAN IKLIM INVESTASI DAN IKLIM USAHA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL MULTILATERAL MEETING II PRIORITAS NASIONAL : PENINGKATAN IKLIM INVESTASI DAN IKLIM USAHA Jakarta, 15 April 2016 Multilateral

Lebih terperinci

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2008 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH )

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2008 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) RINCIAN ANGGARAN PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2008 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS Halaman : 1 001 MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT 79.185.200 117.232.724 20.703.396 0 217.121.320 13.993.473

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGANGGARAN DANA PERIMBANGAN DALAM APBD 2017 DAN ARAH PERUBAHANNYA

KEBIJAKAN PENGANGGARAN DANA PERIMBANGAN DALAM APBD 2017 DAN ARAH PERUBAHANNYA KEBIJAKAN PENGANGGARAN DANA PERIMBANGAN DALAM APBD 2017 DAN ARAH PERUBAHANNYA DIREKTORAT FASILITASI DANA PERIMBANGAN DAN PINJAMAN DAERAH DIREKTORAT JENDERAL BINA KEUANGAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Lebih terperinci

DIN PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

DIN PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG DIN PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH, SEKRETARIAT DPRD DAN DINAS DAERAH PROVINSI KEPULAUAN

Lebih terperinci

Trend Pemberantasan Korupsi 2013

Trend Pemberantasan Korupsi 2013 Trend Pemberantasan Korupsi 20 Pembahasan. Sumber data dan periode pemantauan 2. Penindakan perkara korupsi 20. Pelaksanaan fungsi koordinasi dan supervisi 4. Kesimpulan 5. Rekomendasi Waktu dan Metode

Lebih terperinci

Analisa dan Usulan Kegiatan Berdasarkan Fungsi Yang Diselenggarakan Direktorat Pemantauan dan Pembinaan Pertanahan

Analisa dan Usulan Kegiatan Berdasarkan Fungsi Yang Diselenggarakan Direktorat Pemantauan dan Pembinaan Pertanahan Analisa dan Usulan Kegiatan Berdasarkan Fungsi Yang Diselenggarakan Direktorat Pemantauan dan Pembinaan Pertanahan I. Dasar Hukum a. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KETENTERAMAN, KETERTIBAN UMUM DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KETENTERAMAN, KETERTIBAN UMUM DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KETENTERAMAN, KETERTIBAN UMUM DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI

REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI KEMENTERIAN DALAM NEGERI KEMENTERIAN DALAM NEGERI URUSAN PEMERINTAHAN ABSOLUT PERTAHANAN KEAMANAN AGAMA YUSTISI POLITIK LUAR NEGERI 6. MONETER & FISKAL URUSAN PEMERINTAHAN UMUM 1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3.

Lebih terperinci

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1 RINCIAN ANGGARAN PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS Halaman : 1 001 MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT 21.106.197 281.961.663 34.630.463 0 337.698.323 10.833.500

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 91 TAHUN 2017 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN BERUSAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 91 TAHUN 2017 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN BERUSAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 91 TAHUN 2017 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN BERUSAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa perkembangan jumlah,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 No. 10, 2008 LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN

Lebih terperinci

Jakarta, 2 Februari 2015

Jakarta, 2 Februari 2015 Jakarta, 2 Februari 2015 PENDAHULUAN Perpres No. 55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi (Stranas PPK) Jangka Panjang Tahun 2012-2025 dan Jangka Menengah Tahun 2012-2014

Lebih terperinci

PAPARAN PADA ACARA MUSRENBANG RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN

PAPARAN PADA ACARA MUSRENBANG RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN MENTERIDALAM NEGERI REPUBLIKINDONESIA PAPARAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA MUSRENBANG RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN 2017-2022 Serang 20 Juni 2017 TUJUAN PEMERINTAHAN DAERAH UU No. 23

Lebih terperinci

BUPATI BUTON UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI BUTON UTARA NOMOR : 53 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BUTON UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI BUTON UTARA NOMOR : 53 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BUTON UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN BUPATI BUTON UTARA NOMOR : 53 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Lebih terperinci

PROGRAM PENYUSUNAN PERATURAN PRESIDEN PRIORITAS TAHUN 2014

PROGRAM PENYUSUNAN PERATURAN PRESIDEN PRIORITAS TAHUN 2014 LAMPIRAN KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 20 TAHUN 2014 TANGGAL : 20 MEI 2014 PROGRAM PENYUSUNAN PERATURAN PRESIDEN PRIORITAS TAHUN 2014 1. RPerpres tentang Penyelenggaraan Sistem Administrasi

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU SALINAN GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2018 TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2018 TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2018 TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 228 dan

Lebih terperinci

2017, No serta Kinerja Pegawai di Lingkungan Badan Koordinasi Penanaman Modal; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam hu

2017, No serta Kinerja Pegawai di Lingkungan Badan Koordinasi Penanaman Modal; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam hu BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1197, 2017 BKPM... Kinerja. Perubahan Kedua. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN

Lebih terperinci

2017, No kawasan pariwisata sudah dapat dilaksanakan dalam bentuk pemenuhan persyaratan (checklist); e. bahwa untuk penyederhanaan lebih lanjut

2017, No kawasan pariwisata sudah dapat dilaksanakan dalam bentuk pemenuhan persyaratan (checklist); e. bahwa untuk penyederhanaan lebih lanjut No.210, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA EKONOMI. Berusaha. Percepatan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 91 TAHUN 2017 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN BERUSAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2007 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH )

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2007 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) RINCIAN ANGGARAN PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2007 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS Halaman : 1 001 MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT 81.406.623 88.821.300 25.893.402 0 196.121.325 14.349.217

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 91 TAHUN 2017 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN BERUSAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 91 TAHUN 2017 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN BERUSAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 91 TAHUN 2017 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN BERUSAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa perkembangan jumlah,

Lebih terperinci

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 8 TAHUN 2014 T E N T A N G

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 8 TAHUN 2014 T E N T A N G GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 8 TAHUN 2014 T E N T A N G AKSI DAERAH PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI ( AD-PPK ) PROVINSI JAMBI TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 126 ayat

Lebih terperinci

POKJA REGULASI, KELEMBAGAAN, DAN PEMBIAYAAN

POKJA REGULASI, KELEMBAGAAN, DAN PEMBIAYAAN POKJA REGULASI, KELEMBAGAAN, DAN PEMBIAYAAN A. TARGET OUTPUT BERUPA PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN 1. Tanggung Jawab KKP NO BENTUK DAN JUDUL STATUS 1. Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Kapal Perikanan

Lebih terperinci

PAGU RKAKL/DIPA DAN REALISASI TA 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PAGU RKAKL/DIPA DAN REALISASI TA 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PAGU RKAKL/DIPA DAN REALISASI TA 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 51 BELANJA PEGAWAI 52 BELANJA BARANG 53 BELANJA MODAL 57 BELANJA BANTUAN SOSIAL KEMENTERIAN/LEMBAGA, UNIT PAGU REALISASI PAGU

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2003 TENTANG PAKET KEBIJAKAN EKONOMI MENJELANG DAN SESUDAH BERAKHIRNYA PROGRAM KERJASAMA DENGAN INTERNATIONAL MONETARY FUND PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT JENDERAL BADAN PENGAWAS PEMILIHAN

Lebih terperinci

GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH 1 GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SULAWESI SELATAN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG PERCEPATAN PEMBERANTASAN KORUPSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG PERCEPATAN PEMBERANTASAN KORUPSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG PERCEPATAN PEMBERANTASAN KORUPSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka percepatan pemberantasan korupsi dengan ini menginstruksikan:

Lebih terperinci

NOTULENSI SIDANG KELOMPOK 5 MUSRENBANGNAS TAHUN 2010 DALAM RANGKA PENYUSUNAN RKP 2011

NOTULENSI SIDANG KELOMPOK 5 MUSRENBANGNAS TAHUN 2010 DALAM RANGKA PENYUSUNAN RKP 2011 NOTULENSI SIDANG KELOMPOK 5 MUSRENBANGNAS TAHUN 2010 DALAM RANGKA PENYUSUNAN RKP 2011 Kelompok Prioritas : 1. Prioritas Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola 2. Prioritas Lainnya Bidang Politik, Hukum, dan

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA DAN PROVINSI PAPUA BARAT

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA DAN PROVINSI PAPUA BARAT INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA DAN PROVINSI PAPUA BARAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka mempercepat pembangunan Provinsi

Lebih terperinci

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, dengan ini kami sampaikan hal-hal sebagai berikut:

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, dengan ini kami sampaikan hal-hal sebagai berikut: KEMENTERIAN BAD AN USAHA MILIK NEGA REPUBLIK INDONESIA GEDUNG KEMENTERIAN BUMN LANTAI M, JALAN MEDAN MERDEKA SELATAN NO. 13, JAKARTA TELEPON (021) 29935678 FAKSIMILI (021) 29935740, SITUS www.bumn.go.id

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 BAB 2 EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 Evaluasi Pelaksanaan Renja Tahun 2013 2.1 BAB 2 EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 2.1. EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 DAN CAPAIAN RENSTRA SAMPAI DENGAN

Lebih terperinci

LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI III DPR RI DENGAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI III DPR RI DENGAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI III DPR RI DENGAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA --------------------------------------------------- (BIDANG HUKUM, PERUNDANG-UNDANGAN, HAM DAN KEAMANAN) Tahun

Lebih terperinci