PENDAHULUAN. karena kualitas manusia tidak hanya diukur dari kualitas non fisik seperti
|
|
- Ida Tan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan adalah salah satu penentu modal manusia (human capital) dalam persaingan di dunia global. Kesehatan menjadi salah satu tolok ukur karena kualitas manusia tidak hanya diukur dari kualitas non fisik seperti latar belakang pendidikan tetapi juga diukur dari kualitas fisiknya yaitu kesehatan. Jadi tidak mengherankan jika kesehatan menjadi isu penting dalam kebijakan pemerintah, baik di Indonesia maupun di seluruh dunia. Pada bulan September tahun 2000, Indonesia bersama 189 negara anggota Perserikatan Bangsa- Bangsa mengikuti Deklarasi Millenium Development Goals (MDGs). Deklarasi ini berisi komitmen untuk mempercepat pembangunan manudia dan pemberantasan kemiskinan. Terdapat 8 kelompok tujuan yang harus dicapai pada tahun 2015, yaitu: (1) Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan, (2) Mencapai pendidikan dasar untuk semua, (3) Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, (4) Menurunkan angka kematian bayi, (5) Meningkatkan kesehatan ibu, (6) Memerangi HIV/AIDS, Malaria, dan penyakit menular lainnya, (7) Memastikan kelestarian lingkungan hidup, dan (8) Mengembangkan kemitraan global. Goal tersebut menunjukkan bahwa perhatian dunia internasional akan pentingnya kesehatan. Hal ini dapat dilihat dari kedelapan goal yang ditetapkan, lima goal yaitu MDGs 1, 4, 5, 6 dan 7 terkait erat dengan kesehatan. 1
2 Pemerintah Indonesia menunjukkan perhatian mereka terhadap kesehatan dengan memberikan peraturan tersendiri dalam bidang kesehatan, yaitu Undang- Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan. Undang- undang ini menyebutkan bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan, mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu dan terjangkau dan berhak secara mandiri dan bertanggung jawab menentukan sendiri pelayanan kesehatan yang diperlukan bagi dirinya. Pemerintah berkewajiban memberikan jaminan untuk terpenuhinya hak hidup sehat setiap warga negaranya termasuk penduduk miskin dan tidak mampu. Tanggung jawab pemerintah juga termasuk dalam penyediaan sumber daya di bidang kesehatan yang adil bagi seluruh warga negara Indonesia. Regulasi yang mengatur masalah kesehatan juga dimuat dalam Undang- undang Nomor 40 tahun 2002 tentang sistem jaminan sosial nasional yang menyebutkan bahwa setiap orang berhak atas jaminan sosial agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak dan meningkatkan martabatnya menuju terwujudnya masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil dan makmur. Sebelumnya pada tahun 1999, Departemen Kesehatan juga meluncurkan Rencana Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat Menurut Departemen Kesehatan, Indonesia Sehat adalah suatu kondisi yang merupakan gambaran masyarakat Indonesia di masa depan, yakni masyarakat, bangsa, dan negara yang ditandai oleh penduduknya 2
3 hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku hidup sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi- tingginya di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (Rakernas Departemen Kesehatan RI: 1999). Selanjutnya pada tahun 2009, sebagai bagian dari Kebijakan 100 Hari Kabinet Indonesia Bersatu periode kedua, Menteri Kesehatan mengangkat 4 isu, yaitu (1) peningkatan pembiayaan kesehatan untuk memberikan Jaminan Kesehatan Masyarakat, (2) peningkatan kesehatan masyarakat untuk mempercepat pencapaian target MDGs, (3) pengendalian penyakit dan penanggulangan masalah kesehatan akibat bencana, serta (4) peningkatan ketersediaan, pemerataan dan kualitas tenaga kesehatan terutama di daerah terpencil, tertinggal, perbatasan dan kepulauan (DTPK). Keempat isu tersebut diwujudkan melalui 6 Rencana Strategi Tahun (Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan: 2009), yaitu: 1. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, swasta dan masyarakat madani dalam pembangunan kesehatan melalui kerjasama nasional dan global 2. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, bermutu dan berkeadilan, serta berbasis bukti,: dengan pengutamaan pada upaya promotif dan preventif 3. Meningkatkan pembiayaan pembangunan kesehatan, terutama untuk mewujudkan jaminan sosial kesehatan nasional 3
4 4. Meningkatkan pengembangan dan pendayagunaan SDM kesehatan yang merata dan bermutu 5. Meningkatkan ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat dan alat kesehatan serta menjamin keamanan, khasiat, kemanfaatan, dan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan 6. Meningkatkan manajemen kesehatan yang akuntabel, transparan, berdayaguna dan berhasilguna untuk memantapkan desentralisasi kesehatan yang bertanggung jawab. Hasil dari Kebijakan Departemen Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010 ternyata belum mampu memenuhi target yang diinginkan. Maka dibuat Kebijakan Menuju Indonesia Sehat Sasaran pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat adalah perilaku hidup sehat, lingkungan sehat, upaya kesehatan, manakemen pembangunan kesehatan dan derajat kesehatan. Sejalan dengan tujuan pembangunan yang berwawasan kesehatan dan kesejahteraan maka pemerintah telah menetapakan pola dasar pembangunan yaitu pembangunan mutu SDM di berbagai sektor serta masih menitik beratkan pada Kebijakan- Kebijakan pra- upaya kuratif dan rehabilitatif yang didukung oleh informasi kesehatan secara berkesinambungan sehingga dapat mewujudkan masyarakat yang berperilaku hidup sehat, lingkungan sehat dan memiliki kemampuan untuk menolong dirinya sendiri serta dapat menjangkau pelayanan kesehatan yang berkualitas di tahun (Depkes RI 2010). 4
5 Dari berbagai kebijakan yang dijalankan oleh Departemen Kesehatan RI, salah satu kebijakannya adalah Jaminan Persalinan (Jampersal). Kebijakan ini merupakan bentuk dari perhatian pemerintah untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia. Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, Angka kematian ibu adalah 228 per kelahiran hidup, angka kematian bayi (AKB) 34 per 1000 kelahiran hidup. Pencapaian tersebut masih jauh jika dibandingkan dengan target yang harus dicapai pada tahun 2015 berdasarkan kesepakatan yang telah ditanda tangani dalam Millenium Development Golas (MDGs 2000) yaitu menurunkan angka kematian ibu menjadi 102 per kelahiran hidup dan angka kematian bayi menurun menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup (Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2562/MENKES/PER/XII/2011: 2011). Perhatian Indonesia terhadap kesehatan Ibu dan Bayi tidak hanya terjadi pada zaman saat ini saja, sejak dahulu bahkan saat zaman penjajahan Belanda pada abad ke- 19. Pada tahun 1807, saat pemerintahan Gubernur Jenderal Daendels telah dilakukan pelatihan terhadap dukun bayi dan praktik persalinan (Soekidjo Notoatmodjo, 2005:11). Upaya tersebut dilakukan dalam rangka upaya penurunan angka kematian bayi yang tinggi pada waktu itu. Hal yang disayangkan, upaya ini tidak berlangsung lama karena jumlah pelatih kebidanan yang sedikit bahkan langka. Perkembangannya kesehatan ibu dan bayi, kembali membaik ketika pada tahun 1930 dilakukan pendataan semua dukun bayi dan pelatihan penolong 5
6 persalinan. Pasca kemerdekaan, pada tahun 1952, upaya tersebut ditingkatkan lagi dengan diadakannya pelatihan- pelatihan dukun bayi yang lebih intensif. Kebijakan Jaminan Persalinan merupakan kebijakan peningkatan akses masyarakat terhadap persalinan yang sehat dengan cara memberikan kemudahan pembiayaan kepada seluruh ibu hamil yang belum memiliki jaminan persalinan. Kebijakan Jaminan Persalinan ini diluncurkan pada tahun Kebijakan ini diberikan kepada semua ibu hamil yang belum mempunyai jaminan kesehatan atau persalinan agar dapat mengakses pemeriksaan persalinan (antenatal), pertolongan persalinan, pelayanan nifas termasuk pelayanan KB pasca persalinan (postnatal) serta pelayanan bayi baru lahir oleh tenaga kesehatan dengan fasilitas kesehatan yang memadai. Meningkatnya akses yang didapat oleh ibu hamil dan bayi oleh tenaga kesehatan dengan menghilangkan hambatan finansial ini, diharapkan dapat menurunkan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi yang ada di Indonesia. Kebijakan ini berlaku universal, seluruh daerah yang mendapat Kebijakan kebijakan ini maka siapapun ibu hamil yang belum memiliki jaminan persalinan meskipun dia bukan termasuk orang miskin maka berhak mendapatkan Kebijakan jaminan persalinan ini. Kebijakan ini diawali dengan Rapat Kerja Cipanas pada bulan Januari 2010 yang menghasilkan Inpres Nomor 1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional Tahun Tujuan dari Inpres tersebut salah satunya adalah untuk mengatasi sumbatan 6
7 pembangunan (debottlenecking) yang dihadapi oleh Indonesia. Selanjutnya pada tanggal April, bertempat di Istana Tampaksiring Bali, jajaran Kabinet Indonesia Bersatu kembali mengadakan Rapat Kerja yang berfokus pada pembangunan ekonomi berkeadilan. Dua panel dibahas dalam rapat pleno, pertama terkait dengan percepatan pertumbuhan ekonomi yang inklusif, seimbang dan berkelanjutan serta peningkatan daya saing melalui inovasi teknologi. Panel yang kedua membahas pembangunan keadilan, mengevaluasi pelaksanaan pembangunan berkeadilan, disparitas pembangunan dan kelemahan- kelemahan pelaksanaan kebijakan. Pembahasan dilanjutkan dengan diskusi paralel yang dibagi ke dalam empat kelompok. Hal ini dilakukan untuk mempertajam masing- masing tema. Kelompok pertama membahas pembangunan ekonomi dan dunia usaha mencakup pembahasan kebijakan ekonomi makro, percepatan penyediaan infrastuktur dan energi (termasuk kemitraan dengan swasta) serta peningkatan investasi dan ekspor. Kelompok kedua membahas evaluasi dan peningkatan Kebijakan- Kebijakan pro- rakyat mencakup pembahasan perlindungan sosial, pemberdayaan masyarakat (PNPM) serta penguatan ekonomi rakyat. Kelompok ketiga membahas upaya untuk meningkatkan keadilan bagi rakyat termasuk pembahasan mengenai masyarakat penyandang masalah sosial, lansia, anak terlantar, cacat, keadilan, HAM dan lain- lain. Kelompok keempat membahas upaya pencapaian MDG s (Millenium Development Goal s), mengenai percepatan Kebijakan tersebut, disparitas wilayah dan off track (masalah HIV/AIDS, Angka Kematian Ibu, Angka 7
8 Kematian Bayi, dan air minum). Tercapainya delapan tujuan dari MDG s dapat mencitrakan Suistinable Development dan Human Capital Development Indonesia. Pelaksanaan Kebijakan Jaminan Persalinan di berbagai daerah pada tahun 2011 banyak mengalami kendala, salah satunya di Kabupaten Nganjuk dimana Kebijakan jampersal terkesan tumpang tindih dengan Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Nganjuk. Dalam Perda tentang persalinan juga mengatur tentang besaran biaya persalinan, hal ini menyebabkan terjadinya kebingungan dikalangan bidan dalam menetapkan tarif jasa persalinan yang harus mereka tarik dari warga yang memanfaatkan jasa mereka. Dalam Perda itu disebutkan bahwa biaya persalinan untuk setiap ibu melahirkan yang di tanggung oleh pemerintah sebesar Rp ,-, sementara itu dalam petunjuk teknis jampersal biaya persalinan hanya Rp ,- untuk setiap persalinan (Suara Bela Negara : 9 September 2011). Melihat beberapa kendala yang dihadapi pada pelaksanaan Jampersal 2011 tersebut, maka pada Desember 2011 diturunkan Petunjuk Teknis Jaminan Persalinan yang sudah direvisi dan diberlakukan untuk tahun Tarif Pelayanan Jaminan Persalinan juga mengalami Revisi. 8
9 No Jenis Pelayanan Frek Pemeriksaan kehamilan (ANC) Tabel 1. Perbandingan Tarif dan Fasilitas Jampersal 2011 dan 2012 Tarif 2011 (Rp) Frek 2012 Tarif 2012 (Rp) Ket 4 kali kali Mengikuti Buku Pedoman KIA. Pada kasus- kasus kehamilan dengan komplikasi/resiko tinggi frekuensi ANC dapat > 4 kali dengan penanganan di RS berdasarkan rujukan 2. Persalinan Normal 1 kali kali Besaran biaya ini hanya untuk pembayaran; a. Jasa Medis b. Akomodasi pasien maksimum 24 Jam pasca persalinan Sedangkan untuk obat- obatan permintaan diajukan ke Dinas Kesehatan 3. Pelayanan ibu nifas dan bayi baru lahir. 4. Pelayanan pra rujukan pada komplikasi kebidanan dan neonatal. 5. a. Pelayanan penanganan perdarahan pasca keguguran, persalinan per vaginam dengan tindakan emergensi dasar. Pelayanan rawat inap untuk komplikasi selama kehamilan, persalinan dan nifas serta bayi baru lahir. 3 kali kali Mengikuti Buku Pedoman KIA. Pada kasus- kasus kehamilan dengan komplikasi/resiko tinggi frekuensi ANC dapat > 4 kali dengan penanganan di RS berdasarkan rujukan. 1 kali kali Mengikuti Buku Pedoman KIA 1 kali kali Hanya dilakukan pada Puskesmas PONED yang mempunyai tenaga yang berkompeten serta fasilitas yang Menunjang Biaya pelayanan rawat inap sesuai dengan ketentuan tarif rawat inap Puskesmas PONED yang berlaku 9
10 No Jenis Pelayanan Frek 2011 b. Pelayanan rawat inap untuk bayi baru lahir sakit c. Pelayanan Tindakan Pasca Persalinan (misal Manual Plasenta) 6. KB Pasca Persalinan a. Jasa pemasangan alat kontrasepsi (KB): 1) IUD dan Implant 2) Suntik b. Penanganan Komplikasi KB pasca persalinan Tarif 2011 (Rp) Frek 2012 Tarif 2012 (Rp) 1 kali kali Sesuai tarif rawat inap Puskesmas Perawatan yang berlaku Ket Hanya dilakukan pada Puskesmas Perawatan 1 kali kali Hanya dilakukan oleh Tenaga terlatih untuk itu (mempunyai surat Penugasan kompetensi oleh Kadinkes setempat) dan di fasilitas yang mampu kali a. Termasuk jasa dan penyediaan obat- obat kali komplikasi b. Pelayanan KB Kontap dilaksanakan di RS melalui penggerakan dan besaran tarif mengikuti INA- CBG s 7. Transport Rujukan - - Setiap Kali (PP) Besaran biaya transport sesuai dengan Standar Biaya Umum (SBU) APBN, Standar biaya transportas i yang berlaku di daerah Biaya transport rujukan adalah biaya yang dikeluarkan untuk merujuk pasien, sedangkan biaya petugas dan pendampingan dibebankan kepada pemerintah daerah. Sumber: Petunjuk Teknik Jaminan Persalinan 2011 dan 2012, diolah 10 Desember Kondisi berbeda dialami oleh Puskesmas Depok 3 yang terletak di Kelurahan Caturtunggal yang berada di Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta. Kelurahan Caturtunggal yang menjadi area kerja Puskesmas 10
11 Depok 3 luasnya Ha yang terdiri atas 20 padukuhan, 297 RT dan 95 RW (Profil Puskesmas Depok 3: 2012). Jumlah penduduk dan kepala kelurahan di wilayah kerja Puskesmas depok adalah KK (Kepala Keluarga) dan jiwa. Fasilitas pelayanan masyarakat yang ada di Desa Caturtunggal tidak jauh berbeda dengan desa- desa lainnya, hal yang membuat perbedaan adalah di desa ini terdapat 23 Perguruan Tinggi baik negeri maupun swasta. Bisa dikatakan bahwa Desa Caturtunggal sudah bukan desa pada umumnya, kondisi masayarakatnya sudah digolongkan menjadi masyarakat sub- urban. Fasilitas yang ada di desa ini cukup lengkap, dalam hal fasilitas pendidikan, di Desa Caturtunggal memilikinya secara lengkap, Playgroup, Taman Kanak- Kanak, Sekolah Dasar, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi. Seluruh fasilitas pendidikan tersebut ada di Desa Caturtunggal, bahkan tidak tanggung- tanggung fasilitas pendidikan tersebut sangat lengkap karena selain milik pemerintah, di Desa ini cukup banyak fasilitas pendidikan yang dimiliki oleh swasta. Desa Caturtunggal juga memiliki fasilitas kesehatan bagi masyarakatnya, desa ini memiliki satu Puskesmas yaitu Puskesmas Depok 3, satu Rumah Sakit Negeri yaitu Rumah Sakit Sardjito, dan satu Rumah Sakit Swasta yaitu Rumah Sakit Pantirapih. Bidang Ekonomi masyarakat Desa Caturtunggal juga sangat terbantu dengan adanya pasar tradisional hingga mall. Kondisi masyaraat yang sangat bervariatif membuat gerak perekonomian di desa ini juga bervariasi mulai dari sektor barang, jasa, serta yang lainnya. 11
12 Sehingga bisa dikatakan bahwa kawasan wilayah Desa Caturtunggal adalah kawasan trans- sosial antara wilayah kota dengan desa. Perkembangan komunitas pendatang baik pedagang maupun pencari kerja yang akseleratif membuat peningkatan kebutuhan hidup di desa ini semakin pesat. Komunitas mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah memberikan sumbangan berarti pada perkembangan desa sub- urban ini. Karateristik masyarakat yang sangat bervariasi inilah yang menjadikan Desa Caturtunggal menjadi entitas tersendiri yang memerlukan pertimbangan dan perhatian penting dari pemerintah dalam memberikan Kebijakan- Kebijakan perlindungan. Kondisi kesehatan masyarakat Desa Caturtunggal tentang kesehatan juga sudah cukup baik. Hal ini dibuktikan dengan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi yang cukup rendah di daerah ini. Pada tahun 2010 sebelum kebijakan jampersal diberlakukan tidak terdapat kasus kematian pada ibu melahirkan dan bayi baru lahir. Kebijakan Jampersal mulai diberlakukan di Puskesmas Depok 3 pada bulan Juni Kebijakan ini adalah bentuk kerjasama antara Bidan yang menandatangani kontrak kerjasama dengan Dinas Kesehatan. Sehingga Puskesmas adalah fasilitator dari Bidan yang memiliki homebase di Puskesmas Depok 3 dengan para pasien ibu hamil yang membutuhan jampersal. Puskesmas depok adalah puskesmas yang hanya melayani perawatan jalan, maka pengguna jampersal di Puskesmas ini mendapatkan fasilitas kunjungan periksa kehamilan gratis saja, untuk pelayanan persalinan didapatkan dengan mengunjungi bidan Puskesmas yang melakukan MOU 12
13 dengan Jampersal, rujukan ke Puskesmas lain yang memiliki Rawat Inap, atau rujukan ke Rumah Sakit Daerah jika pengguna Jampersal membutuhkan perawatan yang tidak bisa disediakan oleh Puskesmas. Melihat fenomena bahwa sebagian besar masyarakat area kerja Puskesmas Depok 3 sudah memiliki kesadaran tentang kesehatan yang tinggi. Pertanyaan yang kemudian timbul adalah bagaimana kinerja implementasi Kebijakan ini berjalan di Puskesmas Depok 3. Faktor apa sajakah yang mendukung implementasi Jampersal di Puskesmas Depok Rumusan Masalah Kebijakan Jaminan Persalinan merupakan salah satu kebijakan yang menjadi prioritas pemerintah untuk akselerasi penurunan AKI dan AKB di Indonesia. Sayangnya Kebijakan ini berjalan dengan sasaran kebijakan yang tidak fokus. Ibu hamil yang belum memiliki jaminan persalinan baik mampu maupun tidak mampu dapat mengakses jaminan ini syarat yang mudah. Tidak adanya pembatasan yang jelas terhadap sasaran kebijakan membuat masyarakat yang seharusnya sudah mampu memenuhi atau sadar akan kebutuhan kesehatan ibu dan bayi tanpa adanya jaminan persalinan akhirnya menggunakan jaminan ini. Latar belakang inilah yang akan menjadikan penelitian ini mengkaji lebih dalam tentang implementasi Kebijakan Jaminan Persalinan yang berlaku di Puskesmas Depok 3. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 13
14 Bagaimana kinerja implementasi Kebijakan Kebijakan Jaminan Persalinan yang terjadi di Puskesmas Depok 3 dan faktor apa sajakah yang mendukung mplementasi Jampersal di Puskesmas Depok Tujuan Penelitian Sesuai dengan masalah penelitian yang telah disebutkan sebelumnya, penelitian ini akan mengkaji lebih dalam tentang kinerja implementasi Kebijakan Kebijakan Jaminan Persalinan dan dampak yang dihadapi pemerintah. Selain itu penelitian ini akan mencoba memberikan perbandingan antara hal- hal normatif yang seharusnya terjadi dengan fakta yang terjadi di lapangan. Berdasar pemikiran tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1. Mengkaji kinerja implementasi Kebijakan Kebijakan Jaminan Persalinan yang merupakan bentuk perlindungan sosial di kalangan masyarakat sub- urban 2. Mengkaji faktor- faktor yang mempengaruhi kinerja implementasi Kebijakan Kebijakan Jaminan Persalinan di Puskesmas Depok Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat: 1. Bagi ilmu pengetahuan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran tentang kinerja implementasi Kebijakan Kebijakan Jaminan Persalinan yang sejauh ini penelusuran terhadap 14
15 daerah sub- urban masih jarang dilakukan. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian serupa. 2. Manfaat secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk perbaikan kebijakan khususnya dalam hal ini kinerja Kebijakan Kebijakan Jaminan Persalinan yang pada tahun 2014 ini melebur dalam BPJS agar selanjutnya menjadi lebih baik Keaslian Penelitian Penelitian tentang kebijakan Kebijakan jaminan persalinan sudah beberapa kali ditemukan dalam publikasi saat ini, hal ini disebabkan karena Kebijakan jaminan persalinan yang dicanangkan sejak bulan Januari 2011 baru dimulai pelaksanaannya di Yogyakarta pada bulan Juni tahun Berdasar telaah kepustakaan, ditemukan penelitian yang berkaitan dengan Jaminan Persalinan yaitu oleh Arifurrohman (2012) dari Magister Hukum Kesehatan Universitas Gadjah Mada yang membahas tentang Implementasi Regulasi Jaminan Persalinan Di Kabupaten Sleman (Kajian Pada Bidan Praktik Yang Melakukan Perjanjian Kerja Sama). Hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa di Kabupaten Sleman, dari aspek kepesertaan, portabilitas jaminan persalinan, kewenangan bidan praktik, tarif pelayanan, hak pasien mengikuti Kebijakan KB, iuran biaya, penyediaan lembar administrasi, waktu pengajuan klaim sudah sesuai dengan regulasi perjanjian kerja sama. Sedangkan aspek penyediaan alat kontrasepsi oleh BKKBN tidak 15
16 sesuai dengan regulasi. Tidak ada kendala dari aspek sosialisasi Kebijakan jampersal, keikutsertaan bidan dalam Kebijakan jampersal, waktu pencairan klaim, proses administrasi pembuatan PKS, kendala yang terjadi adalah pada aspek rujukan pasien ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi. Pada tahun yang sama Armey Yudha Purwitasari (2012)dari Magister Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia juga melakukan penelitian tentang Implementasi Kebijakan Kebijakan Jampersal di Kabupaten Lebak Propinsi Banten Tahun Penelitian ini berfokus untuk memahami implementasi Kebijakan, faktor pendukung Kebijakan dan hambatan- hambatan dalam pelaksanaan implementasi Kebijakan. Hasil penelitian, Anggun menunjukkan bahwa implementasi kebijakan yang dilakukan sudah berjalan dengan baik, hanya saja masih ada hambatan- hambatan yang terjadi, seperti terhambatnya laporan ke Dinas Kesehatan Propinsi, rendahnya tarif, kurangnya fasilitas, sebagian bidan desa yang tidak berada di tempat dan struktur geografis yang kurang mendukung. Penelitian mengenai Jampersal juga telah dilakukan oleh Pansunu Perwitasari (2013) dari Magister Administrasi Publik Universitas Gadjah Mada. Penelitian ini membahas mengenai Kendali Biaya Kebijaan Jaminan Persalinan (Jampersal) di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Yogyakarta. Penelitian ini menghasilkan informasi bahwa tidak semua pejabat struktural di RSUD Kota Yogyakarta memahami pelaksanaan kendali biaya Jampersal di RSUD Kota Yogyakarta dan lemahnya kontrol terhadap sumber dana Jampersal yang berasal dari APBN. Monitoring atau on going process 16
17 evaluation ternyata tidak dapat dilaksanakan secara kontinu oleh direksi rumah sakit. Sehingga muncullah masalah klasik yang terus berulang yaitu lambatnya proses administrasi dan verivikasi klaim. Hal inilah yang menimbulkan penumpukan piutang klaim di RSUD Kota Yogyakarta sepanjang tahun Penelitian ini berbeda dengan penelitian tentang jaminan persalinan yang telah dilakukan sebelumnya, perbedaan utama terletak pada kinerja implementasi Kebijakan jaminan persalinan dan objek kebijakan yang terletak pada masyarakat sub- urban. Jadi bisa dipastikan bahwa penelitian ini masih belum pernah dilakukan dan sangat penting untuk dilakukan. Adapun kesamaan- kesamaan yang terdapat di dalam penelitian- penelitian sebelumnya bisa dijadikan referensi oleh peneliti untuk melakukan penelitian. 17
BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PEMANFAATAN DANA JAMINAN PERSALINAN PADA PUSKESMAS DI KABUPATEN KUDUS TAHUN 2012
BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PEMANFAATAN DANA JAMINAN PERSALINAN PADA PUSKESMAS DI KABUPATEN KUDUS TAHUN 2012 BUPATI KUDUS, Menimbang : a bahwa dalam rangka menurunkan
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI REJANG LEBONG NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG
PERATURAN BUPATI REJANG LEBONG NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG PENETAPAN BESARAN TARIF PELAYANAN JAMINAN PERSALINAN BAGI PENGGUNA PROGRAM JAMPERSAL DI PELAYANAN KESEHATAN DASAR DALAM KABUPATEN REJANG LEBONG
Lebih terperinciBUPATI KARANGASEM PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PENGGUNAAN DANA JAMINAN PERSALINAN DI KABUPATEN KARANGASEM
BUPATI KARANGASEM PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PENGGUNAAN DANA JAMINAN PERSALINAN DI KABUPATEN KARANGASEM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGASEM, Menimbang : a.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yaitu menanggulangi kemiskinan dan kelaparan, mencapai pendidikan dasar untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Millenium Development Goals (MDG s) atau tujuan pembangunan millenium adalah upaya untuk memenuhi hak-hak dasar kebutuhan manusia melalui komitmen bersama 189 negara
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,
PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DANA PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT DAN JAMINAN PERSALINAN DI LINGKUNGAN KABUPATEN BANDUNG BARAT Menimbang : a. DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG
BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN DAN PEMANFAATAN DANA PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT (JAMKESMAS) DAN JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DI PUSKESMAS,
Lebih terperinciBUPATI MALUKU TENGGARA PERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA NOMOR 7.K TAHUN 2013 TENTANG
SALINAN BUPATI MALUKU TENGGARA PERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA NOMOR 7.K TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEMANFAATAN PENDAPATAN DAERAH YANG BERSUMBER DARI PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sasaran Milenium Development Goals (MDGs) telah menunjukkan menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup (BAPPENAS, 2010).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan Pencapaian Tujuan Milenium Indonesia Tahun 2010 ditegaskan, penurunan angka kematian ibu melahirkan (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan sasaran Milenium
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 8 TAHUN 2012
BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 8 TAHUN 2012 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG JASA PELAYANAN JAMINAN PERSALINAN PADA UPTD PUSKESMAS DI LINGKUNGAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN
Lebih terperinciWALIKOTA PROBOLINGGO
WALIKOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGAJUAN DAN PENGGUNAAN DANA PROGRAM JAMINAN PERSALINAN PADA PUSKESMAS DAN JARINGANNYA DENGAN
Lebih terperinciKata kunci : Kebijakan Kesehatan, Jampersal, Angka Kematian Ibu (AKI)
kesehatan ibu dan anak, penyediaan SDM yang berkulitas dan penyediaan sarana dan prasarana dalam upaya percepatan penurunan AKI di Kabupaten Bangka Tengah. Kata kunci : Kebijakan Kesehatan, Jampersal,
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN
PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN BANTUAN OPERASIONAL PELAYANAN KESEHATAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT DAN JAMINAN PERSALINAN PADA PUSKESMAS DAN JARINGANNYA
Lebih terperinciBUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 60 TAHUN 2017 TENTANG
BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 60 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,
Lebih terperinciBUPATI BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,
1 BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT DAN JAMINAN PERSALINAN PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masih cukup tinggi dengan negara ASEAN lainnya. Menurut data Survei
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka kematian bayi (AKB) dan Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih cukup tinggi dengan negara ASEAN lainnya. Menurut data Survei Demografi Kesehatan Indonesia
Lebih terperinciTENTANG. dan Jaminan
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 54 2011 SIPERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 54 TAHUN 2011 TENTANG SERI : E PENGELOLAAN DANA PENDAPATAN PADA PENYELENGGARAAN JAMINAN KESEHATAN MASYARAK KAT (JAMKESMAS) DAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (GSI), safe motherhood, program Jaminan Persalinan (Jampersal) hingga program
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) merupakan tolak ukur dalam menilai kesehatan suatu bangsa, oleh sebab itu pemerintah berupaya keras menurunkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bidan Praktik Mandiri (BPM) 2.1.1 Pengertian BPM BPM merupakan salah satu pemberi pelayanan kesehatan yang melakukan praktik secara mandiri. Pelayanan yang diberikan yaitu pelayanan
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BEKASI
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 66 2012 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 66 TAHUN 2012.. TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DANA PENYELENGGARAAN JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT (JAMKESMAS) DAN JAMINAN
Lebih terperincisuplemen Informasi Jampersal
suplemen Informasi Jampersal A. Apa itu Jampersal? Jampersal merupakan kependekan dari Jaminan Persalinan, artinya jaminan pembiayaan yang digunakan untuk pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan,
Lebih terperinciBUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 505 TAHUN 2011 TENTANG
BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 505 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PELAYANAN JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT (JAMKESMAS) DAN JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) PADA FASILITAS
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kandungan, saat kelahiran dan masa balita (dibawah usia lima tahun).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan manusia dalam bidang kesehatan bertujuan agar semua lapisan masyarakat memperoleh pelayanan secara mudah dan terjangkau dalam rangka meningkatkan derajat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Masalah yang terjadi di dunia saat ini adalah menyangkut kemiskinan,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah yang terjadi di dunia saat ini adalah menyangkut kemiskinan, ekonomi dan kesehatan. Masalah kesehatan sampai saat ini masih belum dapat diselesaikan. Salah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai dampak yang besar terhadap pembangunan di bidang kesehatan dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan masyarakat merupakan salah satu aspek penting dalam pembangunan nasional secara menyeluruh. Masalah kesehatan ibu dan anak merupakan masalah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sasaran Milenium Development Goals (MDGs) telah menunjukkan menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup (BAPPENAS, 2010).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan Pencapaian Tujuan Milenium Indonesia Tahun 2010 ditegaskan, penurunan angka kematian ibu melahirkan (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan sasaran Milenium
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. millenium (MDG s) nomor 5 yaitu mengenai kesehatan ibu. Adapun yang menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komitmen Indonesia untuk mencapai MDG s (Millennium Development Goals) mencerminkan komitmen Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya dan memberikan kontribusi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kesepakatan global ( Millenium Development Goals/MDG s) pada tahun 2015,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, Angka Kematian Ibu (AKI) 228 per 100.000 Kelahiran Hidup (KH), Angka Kematian Bayi (AKB) 34 per
Lebih terperinciTENTANG BUPATI SERANG,
BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN BANTUAN OPERASIONAL PELAYANAN KESEHATAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT (JAMKESMAS) DAN JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) PADA
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dalam peningkatan sumber daya manusia (SDM). Dalam Undang-Undang Nomor
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan hal yang sangat penting untuk mendukung perkembangan dan pembangunan suatu negara baik dalam segi sosial, ekonomi, maupun budaya. Kesehatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya seperti Thailand hanya 44 per
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat. Di Indonesia Angka Kematian Ibu tertinggi dibandingkan negara-negara
Lebih terperinciWALIKOTA BLITAR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DINAS KESEHATAN DAERAH KOTA BLITAR
1 WALIKOTA BLITAR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DINAS KESEHATAN DAERAH KOTA BLITAR WALIKOTA BLITAR, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menurunkan angka
Lebih terperinciWALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 9 TAHUN 2017 TENTANG
WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 9 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN PERSALINAN KOTA MATARAM WALIKOTA MATARAM, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. indikator keberhasilan program pembangunan.kesehatan berimplikasi pada
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu indikator kesejahteraan penduduk sekaligus indikator keberhasilan program pembangunan.kesehatan berimplikasi pada produktifitas perorangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan adalah aset yang paling berharga yang harus dimiliki oleh setiap orang untuk menjalankan segala aktivitas dalam kehidupan. Mendapatkan pelayanan kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan Pembangunan Milenium atau lebih dikenal dengan Millenium Development Goals (MDGs) merupakan paradigma pembangunan global, dideklarasikan di Konferensi Tingkat
Lebih terperinciWALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 9 TAHUN 2012
WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN OPERASIONAL PENYELENGGARAAN JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT, JAMINAN PERSALINAN, DAN JAMINAN KESEHATAN DAERAH DI PUSKESMAS DAN JAJARANNYA
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. ibu melahirkan menjadi 118 per kelahiran hidup; dan 4) Menurunnya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan tahun 2005-2025 memberikan perhatian khusus pada penduduk rentan, antara lain: ibu, bayi, anak, usia lanjut dan keluarga miskin. Adapun sasaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Menurunnya AKI dari 334
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Millenium Development Goals (MDGs) merumuskan delapan tujuan pembangunan, dua diantaranya adalah komitmen dalam menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian
Lebih terperinciRevisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan.
Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan. Dr. Kuntjoro Adi Purjanto, M.Kes Sekretaris Ditjen Bina Upaya Kesehatan kementerian kesehatan republik indonesia
Lebih terperinci6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Tahun 2011 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara
BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PEMBAGIAN JASA PELAYANAN KESEHATAN Menimbang DENGAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tertinggi di Asia Tenggara. Hal itu menjadi kegiatan prioritas departemen
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi tahun 2003 di Indonesia tertinggi di Asia Tenggara. Hal itu menjadi kegiatan prioritas departemen kesehatan pada periode 2005-2009.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih merupakan masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mereduksi AKI (Angka Kematian Ibu) di Indonesia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan bidang kesehatan merupakan bagian terpenting dalam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan bidang kesehatan merupakan bagian terpenting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui upaya pelayanan kesehatan menyeluruh. Pembangunan kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan). Maka kesehatan adalah dasar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah kebutuhan utama dan mendasar bagi kehidupan manusia. Kesehatan merupakan kondisi sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jaminan Kesehatan merupakan jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam Millenium Development Goals (MDG) yaitu goal ke-4 dan ke-5. Target
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan salah satu yang menjadi tujuan dalam Millenium Development Goals (MDG) yaitu goal ke-4 dan ke-5. Target MDG 2015 berkaitan dengan
Lebih terperincipanduan praktis Pelayanan Kebidanan & Neonatal
panduan praktis Pelayanan Kebidanan & Neonatal 05 02 panduan praktis Kebidanan & Neonatal Kata Pengantar Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan Kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi
Lebih terperinciVolume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TM III TENTANG PERSIAPAN PERSALINAN DENGAN PROGRAM JAMPERSAL DI BPM SRI HANDAYANI WELAHAN JEPARA Ummi Haniek 1 INTISARI Salah satu di antara beberapa penyebab terlambatnya
Lebih terperinci(GSI), safe motherhood, program Jaminan Persalinan (Jampersal) hingga program
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) merupakan tolak ukur dalam menilai kesehatan suatu bangsa, oleh sebab itu pemerintah berupaya keras menurunkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membangun manusia Indonesia yang tangguh. Pembangunan dalam sektor kesehatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan hal yang sangat penting dalam rangka membangun manusia Indonesia yang tangguh. Pembangunan dalam sektor kesehatan merupakan faktor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penurunan AKI juga merupakan indikator keberhasilan derajat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingginya angka kematian ibu dapat menunjukkan masih rendahnya kualitas pelayanan kesehatan. Penurunan AKI juga merupakan indikator keberhasilan derajat kesehatan suatu
Lebih terperinciWALIKOTA PROBOLINGGO
WALIKOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGAJUAN PERMINTAAN DAN PEMANFAATAN BIAYA YANG BERSUMBER DARI DANA PROGRAM JAMINAN KESEHATAN
Lebih terperinciMONITORING DAN EVALUASI KEBIJAKAN BOK DAN JAMPERSAL
1 MONITORING DAN EVALUASI KEBIJAKAN BOK DAN JAMPERSAL drg. Tini Suryanti Suhandi, M.Kes Kepala Biro Perencanaan dan Anggaran Kementerian Kesehatan RI Forum Nasional II: Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia
Lebih terperinciPerencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau
Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 1 1. Pendahuluan Pembangunan kesehatan bertujuan untuk: meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 69 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAYANAN PROGRAM JAMINAN PERSALINAN DI PONDOK BERSALIN DESA DAN PONDOK KESEHATAN DESA
PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 69 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAYANAN PROGRAM JAMINAN PERSALINAN DI PONDOK BERSALIN DESA DAN PONDOK KESEHATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perbaikan kesehatan yang bersifat menyeluruh dan lebih bermutu.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional dilaksanakan pada segala bidang dan salah satu bidang yang tidak kalah pentingnya dari bidang lain adalah bidang kesehatan. Pembangunan kesehatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sudah enam puluh sembilan tahun Indonesia merdeka, telah banyak tindakantindakan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sudah enam puluh sembilan tahun Indonesia merdeka, telah banyak tindakantindakan yang dilakukan oleh pemerintah dalam usaha menyejahterakan rakyat Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kematian anak dan meningkatkan kesehatan ibu. Upaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan Millennium Development Goals (MDGs) adalah menurunkan angka kematian anak dan meningkatkan kesehatan ibu. Upaya penurunan angka kematian anak salah
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Deklarasi pembangunan Millenium Development Goals (MDGs) yang merupakan hasil kesepakatan 189 negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada September 2000
Lebih terperinciBUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG
BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN PENERIMAAN JASA PELAYANAN JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT DAN JAMINAN PERSALINAN DI PUSAT KESEHATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Deklarasi millenium menegaskan kepedulian utama masyarakat dunia untuk bersinergi dalam mencapai tujuan pembangunan Millenium Development Goals (MDGs) pada tahun 2015.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dekade berhasil meningkatkan derajat kesehatan masyarakat cukup signifikan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah program Indonesia sehat dengan sasaran pokok Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yaitu meningkatkan status kesehatan dan
Lebih terperinciPenerapan Kebijakan Jaminan Persalinan dalam Mendukung Pelayanan Keluarga Berencana
Penerapan Kebijakan Jaminan Persalinan dalam Mendukung Pelayanan Keluarga Berencana Disampaikan dlm Pertemuan Medis Teknis Tingkat Provinsi Tahun 2011 Grandcity, 21 Maret 2011 Kerangka Penyajian o Situasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa dan Negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat, bangsa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan salah satu program
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan salah satu program pemerintah yang dilaksanakan pada awal tahun 2014 dengan harapan agar masyarakat dapat mengakses pelayanan
Lebih terperinciBUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PEMBAGIAN JASA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PEMBAGIAN JASA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI, MENIMBANG : a. bahwa berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan Pembangunan Kesehatan menuju Indonesia. Sehat mencantumkan empat sasaran pembangunan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan Pembangunan Kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010-2014 mencantumkan empat sasaran pembangunan kesehatan, yaitu: 1) Menurunnya disparitas status kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap tahun sekitar setengah juta perempuan dan satu setengah juta bayi baru lahir kehilangan nyawa dikarenakan komplikasi yang terjadi pada persalinan. Kemudahan
Lebih terperinciMATRIKS BUKU I RKP TAHUN 2011
MATRIKS BUKU I RKP TAHUN 2011 PRIORITAS 3 Tema Prioritas Penanggung Jawab Bekerjasama dengan PROGRAM AKSI BIDANG KESEHATAN Penitikberatan pembangunan bidang kesehatan melalui pendekatan preventif, tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang, terdiri dari pulau-pulau yang tersebar di seluruh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Indonesia merupakan negara berkembang, terdiri dari pulau-pulau yang tersebar di seluruh wilayah nusantara. Badan Pusat Statistik (2010) mencatat jumlah
Lebih terperinciBUPATI MAGELANG PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG
BUPATI MAGELANG PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PENGGUNAAN DANA PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT DAN JAMINAN PERSALINAN DI PUSKESMAS DAN JARINGANNYA DI KABUPATEN MAGELANG
Lebih terperinciWALIKOTA KENDARI PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DAERAH KOTA KENDARI
WALIKOTA KENDARI PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DAERAH KOTA KENDARI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KENDARI, Menimbang : a. bahwa kesehatan merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dari 189 negara yang menyepakati
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dari 189 negara yang menyepakati Deklarasi Millenium di New York pada bulan September 2000. Deklarasi Millenium ini dikenal dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang
Lebih terperinciPEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA
Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2006 PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA (BIDANG KESEHATAN) Disampaikan dalam Rapat Kerja dengan Komisi VIII DPR RI Jakarta, 23 November 2005 AGENDA PEMBANGUNAN AGENDA PEMBANGUNAN
Lebih terperinciEVALUASI PERSIAPAN PUSKESMAS PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI DASAR (PONED) DI KABUPATEN BREBES TAHUN 2012
EVALUASI PERSIAPAN PUSKESMAS PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI DASAR (PONED) DI KABUPATEN BREBES TAHUN 2012 Karya wijaya Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro ABSTRAK Puskesmas PONED
Lebih terperinciDr.dr. Bondan Agus Suryanto, SE, MA, AAK
Dr.dr. Bondan Agus Suryanto, SE, MA, AAK Millennium Development Goals (MDGs) Komitmen Negara terhadap rakyat Indonesia dan global Komitmen Indonesia kepada masyarakat Suatu kesepakatan dan kemitraan global
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. oleh Konstitusi Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO 1948), Undang-Undang Dasar
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan adalah Hak Fundamental setiap warga. Hal ini telah ditetapkan oleh Konstitusi Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO 1948), Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28H
Lebih terperinciApa Kabar Kesehatan Ibu dan Anak di Indonesia?
Apa Kabar Kesehatan Ibu dan Anak di Indonesia? Di beberapa negara terutama negara berkembang, kesehatan ibu dan anak masih merupakan permasalahan besar. Hal ini terlihat dari masih tingginya angka kematian
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1392, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Penyelenggaraan. Kesehatan. Tarif. Pelayanan. Standar. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Prawirohardjo (2010; h. 55) kehamilan, persalinan, nifas,dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Prawirohardjo (2010; h. 55) kehamilan, persalinan, nifas,dan bayi baru lahir merupakan keadaan yang fisiologis namun prosesnya bisa menjadi patologis, kemungkinan
Lebih terperinciMenurut Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan jumlah kematian ibu melahirkan di Kabupaten
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kematian ibu, bayi dan anak balita di Indonesia masih cukup tinggi. Tujuan Pembangunan Millenium (Millenuim Development Goals) 2000-2015 dan sekarang dilanjutkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peningkatan status kesehatan masyarakat di Indonesia sudah mulai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan status kesehatan masyarakat di Indonesia sudah mulai menunjukkan hasil nyata. Keberhasilan pembangunan kesehatan ini, salah satunya dapat dilihat dari periode
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai saat ini masih cukup tinggi. Menurut Riset Kesehatan Dasar
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di Indonesia sampai saat ini masih cukup tinggi. Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) diperoleh AKI tahun
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. antara delapan tujuan yang dituangkan dalam Millennium Development Goals
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 latar Belakang Negara-negara di dunia memberi perhatian yang cukup besar terhadap Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB), sehingga menempatkannya di antara delapan
Lebih terperinciMonitoring. 29-Feb-12
SIK Nas dikembangkan dengan memadukan SIK daerah dan Sistem Informasi lain yang terkait, seperti: Data fasilitas kesehatan Data berdasarkan masyarakat Data upaya kesehatan Data pembiayaan kesehatan Data
Lebih terperinciKEBIJAKAN KEMENTERIAN KESEHATAN DALAM AKSELERASI PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU
KEBIJAKAN KEMENTERIAN KESEHATAN DALAM AKSELERASI PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU dr. Budihardja, DTM&H, MPH Direktur Jenderal Bina Gizi dan KIA Disampaikan pada Pertemuan Teknis Program Kesehatan Ibu Bandung,
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 3 TAHUN 2009 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA (KIBBLA) DI KABUPATEN
Lebih terperinciBUPATI SAMBAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SAMBAS,
BUPATI SAMBAS PERATURAN BUPATI SAMBAS NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DAN PROGRAM PERSALINAN JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT (JAMKESMAS) BAGI PUSKESMAS DAN JARINGANNYA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu maupun perinatal. Memberikan manfaat dengan ditemukannya berbagai kelainan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengawasan antenatal dan postnatal sangat penting dalam upaya menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu maupun perinatal. Memberikan manfaat dengan ditemukannya berbagai
Lebih terperinciTabel 1. Perbandingan Belanja Kesehatan di Negara ASEAN
14 Tabel 1. Perbandingan Belanja Kesehatan di Negara ASEAN Negara Belanja kesehatan terhadap % PDB Belanja kesehatan pemerintah terhadap % total belanja kesehatan Malaysia 4,3 44,1 Thailand 4,1 74,3 Filipina
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 24
BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 24 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 24 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN DANA JAMINAN PERSALINAN PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA PUSAT
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. merupakan tantangan yang lebih sulit dicapai dibandingkan dengan target Millenium
19 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan tantangan yang lebih sulit dicapai dibandingkan dengan target Millenium Development Goals
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. unsur penentu status kesehatan (Saifuddin, 2013). Keadaan fisiologis bisa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa depan suatu bangsa dipengaruhi oleh kesejahteraan ibu dan anak, kesejahteraan ibu dan anak dipengaruhi oleh proses kehamilan, persalinan, postpartum (nifas), BBL
Lebih terperinciFilosofi. Mendekatkan Akses pelayanan kesehatan yg bermutu kepada masyarakat. UKM_Maret
Filosofi Mendekatkan Akses pelayanan kesehatan yg bermutu kepada masyarakat UKM_Maret 2006 1 MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS Tujuan Pembangunan Millenium (MDG) yg meliputi : 1 Menghapuskan kemiskinan & kelaparan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka menyukseskan program kabinet SBY jilid 2, khususnya dalam hal ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam rangka menyukseskan program kabinet SBY jilid 2, khususnya dalam hal ini departemen kesehatan RI mencanangkan program Meningkatkan Kesehatan Masyarakat, maka
Lebih terperinciBAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS
BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS A. KONDISI UMUM Sesuai dengan UUD 1945,
Lebih terperinci