DASAR PENGUKURAN DAN KETIDAKPASTIAN
|
|
- Ida Agusalim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 DASAR PENGUKURAN DAN KETIDAKPASTIAN I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU) Setelah megikuti percobaa ii, mahasiswa aka dapat: 1. Memperoleh kecakapa da ketrampila dalam megguaka da megerti keguaa peralata Laboratorium. Memperkiraka da meyataka kesalaha II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS 1. Megguaka beberapa alat ukur dasar satu/lebih variabel. Meetuka ketidakpastia pada hasil pegukura tuggal 3. Meetuka ketidakpastia pada pegukura berulag 4. Megerti membuat lapora hasil pegukura. III. TEORI A. PENDAHULUAN Fisika adalah ilmu yag mempelajari gejala da perilaku alam sepajag bisa diamati oleh mausia baik dega megguaka paca idera yag dimiliki maupu dega alat ukur yag diciptaka oleh mausia itu sediri. Pegukura suatu besara fisis dalam fisika seatiasa dihiggapi dega apa yag disebut sebagai ketidakpastia baik dilakuka satu kali maupu yag dilakuka secara berulag-ulag. Misalka adalah suatu besara fisis tertetu yag ilai bearya adalah o yag aka diketahui melalui pegukura, maka setiap kali dilakuka suatu pegukura pada besara fisis tersebut aka berpeluag terjadiya peyimpaga dari ilai yag sebearya. Cotoh : Suhu kamar, kelembaba udara, arus listrik dalam ragkaia, massa kalorimeter da sebagaiya. 1
2 Adapu sebab sebab terjadiya peyimpaga ii aatara lai adalah : 1. Adaya ilai skala terkecil (least cout) yag ditimbulka oleh keterbatasa dari alat ukur yag diguaka.. Adaya ketidakpastia bersistem, diataraya: Kesalaha kalibrasi Pemberia ilai pada skala waktu alat diproduksi teryata kurag tepat Kesalaha titik ol : Sebelum diguaka utuk megukur alat ukur telah meujuk pada suatu harga skala tertetu atau jarum tidak mau kembali pada titik ol secara tepat. Kesalaha pegas Setelah sekia lama berfugsi, pegas melembek atau pu megeras dari keadaa semula. Geseka pada bagia bagia alat yag bergerak. Paralaks (arah padag) dalam membaca skala. Kesalaha bersistem meyebabka hasil pegukura yag diperoleh agak meyimpag dari ilai yag sebearya, da simpaga ii mempuyai arah tertetu. Misalya, hasil pegukura meghasilka ilai ilai yag secara kosiste lebih besar atau lebih kecil dari harga yag semestiya. 3. Adaya ketidakpastia acak, diataraya : Gerak Brow molekul udara, gerak ii dapat meggaggu peujuka jarum alat ukur yag sagat halus. Flutuasi tegaga jariga listrik, meggaggu operasioal alat alat listrik.
3 Bisig elektroik, berupa gaggua pada alat ukur elektroik Sumber kesalaha acak serig berada diluar kedali da dapat meghasilka simpaga positif maupu egatif secara acak, terhadap ilai yag dicari. 4. Keterbatasa ketrampila pegamat Alat ukur dewasa ii tidak jarag merupaka alat ukur yag sagat kompleks pemakaiya, sehigga meutut ketrampila yag tidak sedikit dari si pemakai. Misalya : Mikroskop, Osiloskop, Spektrometer, Pecaha partikel dll.dega demikia aka timbul masalah masalah seperti : Apa saja yag harus diatur sebelumya Bagaimaa cara megoperasika Bagaimaa membaca skalaya dll. Demikia bayak yag harus diatur da dipahami, sehigga pegamat mudah sekali meklakuka suatu kesalaha.kalau dipikir sejeak, haruslah diakui bahwa demikia bayakya sumber kesalaha, sehigga tidak mugki dapat dihidari atau diatasi semuaya dega sekaligus setiap saat. Berdasarka asas teori pegukura di atas, maka dapat dikataka bahwa ilai bear o tidak mugki dapat diketahui secara tepat melalui suatu eksperime. Dari pegukura yag dilakuka, aka seatiasa diperoleh ilai yag tidak tepat sama dega ilai o yag sebearya. B. NILAI SKALA TERKECIL (least cout) ALAT UKUR Setiap alat ukur memiliki skala berupa pajag atau busur atau agka digital. Pada skala terdapat goresa besar da kecil sebagai pembagi, dibubuhi ilai tertetu. Secara fisik, jarak atara goresa kecil bertetagga jarag kurag dari satu mm. Megapa demikia? Ii disebabka karea mata mausia (tapa alat batu) agak sukar melihat jarak kurag dari 1 mm dega tepat. Nilai skala sesuai dega jarak terkecil itu tersebut ilai skala terkecil (st) dari alat ukur tersebut. C. NONIUS Bayak alat ukur dilegkapi oius. Alat ii membatu alat ukur berkemampua lebih besar, karea jarak atara dua garis skala bertetagga seolah-olah mejadi lebih kecil. Biasaya pembagia skala utama da oius adalah : 3
4 1 bagia skala alat ukur = 10 bagia skala oius. Tetapi tidak selalu demikia, misalya pada spektrometer. Bagaimaa membaca keduduka pegukura dega oius? Perhatika gambar 1 berikut ii, Skala alat ukur 10 Gambar 1. Pembacaa skala Pada gambar, skala bagia atas adalah alat ukur yaitu atara agka 1 da 13 dibagi mejadi 10 bagia terkecil yag meyataka keduduka 1, 1; 1, ;1,3 ; ; Sedagka pada bagia bawah, adalah skala oius. Dalam gambar tersebut skala oius terdiri dari 10 bagia. Tampak bahwa skala oius ii lebih kecil dari bagia terkecil skala alat ukur. Kalau diperhatika lebih lajut pada gambar terdapat dua keduduka skala oius da skala alat ukur yag berimpit, yaitu 1 pada skala alat ukur berimpit dega 0 da pada skala oius 10 berimpit dega 1,9 pada skala alat ukur. Pegukura yag meghasilka keduduka seperti ii meyataka harga = 1,00. Selajutya perhatika hasil pegukura lai dari alat batu oius tersebut seperti yag ditujuka pada gambar Gambar. Pembacaa skala oius Skala ol pada oius dari gambar di atas tidak berimpit dega salah satu skala pada alat ukur, melaika terletak atara keduduka 9,5 dega 9,6. Dalam pegukura ii dapat diyakii bahwa harga yag diukur adalah lebih besar dari 9,5 tetapi lebih kecil dari 9,6. Berpakah harga X meurut hasil pembacaa ii? Cobalah ada perhatika gambar lebih teliti lagi. Teryata ada satu garis skala oius yag berimpit dega skala 7 dari oius. 4
5 Dalam keadaa pegukura semacam ii meujukka bahwa harga o yag diukur adalah 9,570 mm 4. Alat ukur dasar a. Jagka sorog Jagka sorog adalah suatu alat ukur pajag yag memilki betuk seperti gambar 3 di bawah ii, yag dapat diguaka utuk meetuka dimesi dalam, luar da kedalama beda uji. Jagka sorog memiliki bagia utama yag disebut rahag tetap da rahag sorog (rahag geser). Skala pajag yag tertera pada rahag sorog disebut oius atau verier Jagka sorog dapat meigkatka akurasi pegukura higga 1/0 mm karea memiliki skala 1 mm = 0 skala oius sehigga memiliki ketelitia 0.05 mm atau cm.. Gambar. 3. Pegukura pajag beda dega jagka sorog. Ada tiga fugsi pegukura pajag yag memiliki jagka sorog, yaitu : 1. Pegukura pajag bagia luar beda.. Pegukura pajag bagia rogga dalam beda. 3. Pegukura kedalama lubag dalam beda b. Mikrometer skrup. Mikrometer skrup diperguaka utuk megukur pajag beda yag memiliki ukura maksimum sekitar,50 cm, da betuk mikrometer skrup di tujukka pada gambar 4. Jika selubug luar diputar legkap 1 kali maka rahag geser da juga selubug luar maju atau mudur 0,5 mm. Karea selubug luar memiliki 50 skala, maka 1 skala 5
6 pada selubug luar sama dega jarak maju atau mudur rahag geser sejauh 0,5 mm/50 = 0,01 mm. Bilaga 0,01 mm ii merupaka ketelitia mikrometer sekrup. Gambar. 4 Pegukura pajag dega mikrometer sekrup. 5. Ketidakpastia pada pegukura tuggal Ketepata pegukura adalah hal yag sagat petig dalam fisika utuk medapatka hasil yag dapat dipercaya. Namu demikia tidak ada pegukura yag absolut tepat, selalu ada ketidakpastia dalam setiap pegukura. Pegukura tuggal adalah pegukura yag dilakuka haya satu kali saja, apapu alasaya. Keterbatasa skala alat atara lai merupaka sebab megapa setiap pegukura dihiggapi ketidakpastia (ktp). Nilai pajag sampai dega harga mm kita ketahui dega pasti, bacaa selebihya adalah terkaa/dugaa saja, maka bersifat sagat subyektif,sehigga patut diraguka. Iilah ktp() yag dimaksud, da pada pegukura yag tidak diulag, orag biasa megambil kebijaksaaa sebagai berikut : 1 st ( pegukura tuggal ) Utuk melaporkaya, cara yag lazim dipakai adalah : dega: [] adalah besara fisis yag diukur, adalah hasil pegukura beserta ktp-ya. [] adalah satua besara. (Guakalah sedapat mugki satua SI) 6
7 Peulisa hasil hedakya megguaka agka sigifika yag bear, agka dibelakag koma dari kesalaha tidak boleh lebih dari agka dibelakag koma dari hasil rata-rata, apabila dijumpai bilaga sagat besar atau sagat kecil hedakya diguaka betuk ekspoe da satua harus selalu dituliska. Tabel. 1 Cotoh Peulisa Agka Sigifika Cotoh Peulisa yag Salah Cotoh Peulisa yag Bear F=( )N F=( 50 6 )10 4 N I=(0, , ) A I=( 30 7)10-7 A Y=(990,0,147) N/m Y=(990,0,1) N/m =/7 =3,1415 Cotoh 1 : Misalka arus diukur dega megguaka miliamperemeter dega jarum peujuk tebal/kasar seperti tampak pada gambar di bawah : 3 Hasilya ditulis sebagai berikut : I = (,60 0,05) ma Apakah yag bersirat dalam cara meulis demikia? Pertama : Pegamat meduga arus itu di sekitar,60 ma, yaki atara,55,65 ma. Berapa tepatya? Tidak seor ag pu yag bisa memastika. Arus itu mugki,57 ma, mugki,63, bahka mugki,57973 ma!!! yag dapat diartika dari peryataa di atas hayalah bahwa pegamat berkeyakia bahwa betul besar arus listrik tidak kurag dari,55 ma da tidak lebih dari,65 ma. Secara matematis, peryataa tersebut dapat digambarka sebagai berikut : 7
8 P(I) 100%,55,65,60 I(mA ) P (1) meyataka kemugkia arus, dega ilai maksimum 1. Grafik daftar bermaka : arus sama kemugkiaya berilai salah satu harga atara,55 ma,65 ma, da PASTI TIDAK berilai di luar selag tersebut. Kedua : Dalam peulisa itu tersirat juga tetag mutu skala alat.milliamperemeter yag dipakai yataya haya mampu di baca sampai 1 desimal (= persepuluha) ma saja. 6. Ketidakpastia pada pegukura berulag Bagaimaa kalau pegukura berulag? Adakah mafaat pada pegulaga da apa pula maka pegulaga tersebut? Dalam usaha mecari ilai bear dari o dega megadaka satu kali pegukura hasilya haya suatu peryataa samar-samar saja. Pegulaga diharapka aka memberi iformasi lebih bayak tetag o. Maki bayak suatu ilai dihasilka dalam pegukura berulag maki yaki aka kebeara ilai tersebut. Ilmu statistika megataka : (i) Hasil kali pegulaga pegukura besara, sebutlah 1,, 3,,. Adalah merupaka suatu sampel dari populasi besara. (ii) Nilai terbaik yag medekati ilai o yag dapat diambil dari sampel adalah ilai rata-rata sampel : (iii) Karea bukalah o, maka padaya terdapat suatu peyimpaga atau ketidakpastia. Ketidakpastia pada ilai rata-rata sampel meyataka deviasi hasil pegukura ( ) dapat diguaka deviasi stadar ilai rata-rata sampel, yaki: i1 i 8
9 S 1 i 1 i Hasil pegukura dapat dituliska sebagai berikut: Besara ilai yag dipakai sebagai serigkali diyataka dalam: Kesalaha relatif: Kesalaha mutlak: s pegukura berulag. Kesalaha pegukura (dapat juga diyataka dalam perse) Cotoh : Diameter D sekepig mata uag diukur 10 kali dega megguaka jagka sorog. Sampel yag dihasilka : D i = (11,7 11,8 11,9 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,3 1,3) mm. Desimal terakhir dalam bilaga-bilaga ii adalah taksira. Berapakah D D meurut pegukura ii? Jawab : Utuk memudahka hituga, data dituagka dalam betuk table, da perhituga dilakuka dega megguaka kalkulator. I D i Di ,7 11,8 11,9 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,3 1,3 136,89 139,4 141,61 144,00 144,00 144,00 144,00 144,00 151,9 151, 10,0 1440,3 9
10 Pelaporaya ditulis: 10 D 1, Di D 1 D i 0, D D D 1,00 0, 06mm Seadaiya D haya diukur sekali saja, hasilya mugki (1,00,5) mm, karea 1 1 D st 1 0,5. 7. Agka Berarti Perhatika, misalya peulisa hasil pegukura diameter sebuah kepig logam D 1,00 0, 06mm da D 1,0 0, 6mm. Yag pertama meyataka bahwa ilai bear diameter ada dalam selag (11,94-1,06)mm, sedagka yag kedua mempuyai maka ilai bear berada dalam selag (11,4-1,6)mm. Dikataka bahwa diameter pertama diketahui dega 4 agka berarti, sedagka yag kedua mempuyai 3 agka berarti. Semaki bayak agka berarti semaki tepat pegukura D 0,06 Dari cotoh di atas 100% 0,5% utuk yag pertama da utuk yag D 1,00 D 0,6 kedua 100% 5%. Jadi dikataka bahwa pegukura diameter pertama D 1,00 dega ketelitia 10 kali lebih besar dari pegukura diameter kedua. Sehubuga dega jumlah agka berarti yag harus dipakai dalam meyataka hasil pegukura dega ketelitia yag telah dicapai, dapat dipakai suatu atura praktis sebagai berikut: Ketidakpastia (ktp) relatif Jumlah agka berarti yag dipakai AB 1 log Sekitar 10 % Sekitar 1 % Sekitar 0,1 %
11 Tabel. Beberapa Fugsi Yag Serig Diguaka Fugsi Z() atau Z(,y) Z Z/Z 1.. Z a Z ae 3. Z al 4. Z asi 5. Z y 6. Z y m a 1 ae a acos ( Z / ) 1 ( Z / y) 1 ( Z / ) 1 ( Z / y) m y y m m1 l cot y y ( / ) ( my / y) Catata : a,m, adalah kostata Dalam peerapa rumus di atas ada 3 kemugkia peerapaya yag harus dibedaka sebagai berikut: i. da ii. iii. Kasus i. Jika da da da y keduaya ditetuka oleh ilai skala terkecil (st) alat ukur y keduaya stadar deviasi y salah satuya st yag lai berupa stadar deviasi y ditetuka oleh st, diguaka: Z Z o yo Z y o yo y Kasus ii. Jika da y keduaya stadar deviasi, diguaka: Kasus iii. Jika Z S z Z Z o yo ( S ) o yo ( S y y ditetuka st (diukur sekali saja) da ) y stadar deviasi (diukur berulag), maka statistik kedua ktp tidak sama sehigga harus disamaka sebelum dipaduka. Misalka dega membuat jamia pada seperti halya jamia pada 68%=(/3)100%, sehigga: y. Jadi diguaka dari jamia 100% mejadi 68% baru =(/3) lama karea Z S z Z Z o yo ( ) o yo ( S y 3 y ) 11
12 IV. TUGAS PENDAHULUAN (Tugas Rumah) 1. Tetuka st dari jam didig yag satu ligkaraya dibagi 60 skala!. Berapa skala terkecil dari alat ukur jagka sorog da mikrometer? 3. Pajag pesil satu kali pegukura dilaporka L = (1,80 0,05) cm. Apa artiya? Berapa st-ya alat ukur, agka berarti da perse kesalaha relatifya. 4. Dari hasil peimbaga suatu massa tertetu diperoleh harga yag berkisar atara 45,35 gram da 60,55 gram. Tuliska hasil peimbaga tersebut sesuai cara peulisa lapora yag bear. 5. Diameter peampag kawat diukur 3 kali dega megguaka mikrometer. Dataya adalah: (,75,78,79) mm. V. ALAT DAN BAHAN 1. Jagka sorog 1 buah. Mikrometer sekrup 1 buah 3. Stop watch 1 buah 4. Termometer 1 buah 5. Amperemeter 1 buah 6. Voltmeter 1 buah 7. Balok besi 1 buah 8. Bola bola kecil 1 buah 9. Neraca tekis 1 buah I.3. Daftar Pustaka 1. Djooputro, B.Darmawa, 1984, Teori Ketidakpastia, peerbit ITB Badug.. D.C. Baird. 196, Eperimetatio : Atroductio to measuremet theori ad eperime desig. 3. Hikam, Muhammad, dkk,005, Eksperime Fisika Dasar, Preada Media, Jakarta. 1
Pengamatan, Pengukuran dan Eksperimen
TEORI KESALAHAN EKSPERIMEN FISIKA DASAR I Pegamata, Pegukura da Eksperime Pegamata da pegukura Teori / model Eksperime Ramala Pegamata payig attetio watch somethig attetively record of somethig see or
Lebih terperincimempunyai sebaran yang mendekati sebaran normal. Dalam hal ini adalah PKM (penduga kemungkinan maksimum) bagi, ˆ ˆ adalah simpangan baku dari.
Selag Kepercayaa Cotoh Besar Jika ukura cotoh (sample size) besar, maka meurut Teorema Limit Pusat, bayak statistik megikuti/mempuyai sebara yag medekati ormal (dapat diaggap ormal). Artiya jika adalah
Lebih terperinciMata Kuliah : Matematika Diskrit Program Studi : Teknik Informatika Minggu ke : 4
Program Studi : Tekik Iformatika Miggu ke : 4 INDUKSI MATEMATIKA Hampir semua rumus da hukum yag berlaku tidak tercipta dega begitu saja sehigga diraguka kebearaya. Biasaya, rumus-rumus dapat dibuktika
Lebih terperinciI. DERET TAKHINGGA, DERET PANGKAT
I. DERET TAKHINGGA, DERET PANGKAT. Pedahulua Pembahasa tetag deret takhigga sebagai betuk pejumlaha suku-suku takhigga memegag peraa petig dalam fisika. Pada bab ii aka dibahas megeai pegertia deret da
Lebih terperinciPendugaan Selang: Metode Pivotal Langkah-langkahnya 1. Andaikan X1, X
Pedugaa Selag: Metode Pivotal Lagkah-lagkahya 1. Adaika X1, X,..., X adalah cotoh acak dari populasi dega fugsi kepekata f( x; ), da parameter yag tidak diketahui ilaiya. Adaika T adalah peduga titik bagi..
Lebih terperincib. Penyajian data kelompok Contoh: Berat badan 30 orang siswa tercatat sebagai berikut:
Statistik da Peluag A. Statistik Statistik adalah metode ilmiah yag mempelajari cara pegumpula, peyusua, pegolaha, da aalisis data, serta cara pegambila kesimpula berdasarka data-data tersebut. Data ialah
Lebih terperinci2 BARISAN BILANGAN REAL
2 BARISAN BILANGAN REAL Di sekolah meegah barisa diperkealka sebagai kumpula bilaga yag disusu meurut "pola" tertetu, misalya barisa aritmatika da barisa geometri. Biasaya barisa da deret merupaka satu
Lebih terperinciOutline. Pengukuran Listrik II. Kesalahan dlm Pengukuran 25/09/2012. Anhar, ST. MT. Lab. Jaringan Komputer
5/09/0 II. Kesalaha dlm Pegukura Ahar, ST. MT. Lab. Jariga Komputer Outlie Kosep pegukura Kesalaha Pegukura Istilah Tekik Pegukura Aalisis statistik 5/09/0 Kosep Pegukura Meetuka ilai kuatitatif atau besar
Lebih terperinci9 Departemen Statistika FMIPA IPB
Supleme Resposi Pertemua ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351 9 Departeme Statistika FMIPA IPB Pokok Bahasa Sub Pokok Bahasa Referesi Waktu Pegatar Aalisis utuk Data Respo Kategorik Data respo kategorik Sebara
Lebih terperinciModul Kuliah statistika
Modul Kuliah statistika Dose: Abdul Jamil, S.Kom., MM SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER MUHAMMADIYAH JAKARTA Bab 2 Populasi da Sampel 2.1 Populasi Populasi merupaka keseluruha pegamata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan suatu ilmu yang mempunyai obyek kajian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakag Masalah Matematika merupaka suatu ilmu yag mempuyai obyek kajia abstrak, uiversal, medasari perkembaga tekologi moder, da mempuyai pera petig dalam berbagai disipli,
Lebih terperinciDefinisi Integral Tentu
Defiisi Itegral Tetu Bila kita megedarai kedaraa bermotor (sepeda motor atau mobil) selama 4 jam dega kecepata 50 km / jam, berapa jarak yag ditempuh? Tetu saja jawabya sagat mudah yaitu 50 x 4 = 200 km.
Lebih terperinciREGRESI LINIER DAN KORELASI. Variabel bebas atau variabel prediktor -> variabel yang mudah didapat atau tersedia. Dapat dinyatakan
REGRESI LINIER DAN KORELASI Variabel dibedaka dalam dua jeis dalam aalisis regresi: Variabel bebas atau variabel prediktor -> variabel yag mudah didapat atau tersedia. Dapat diyataka dega X 1, X,, X k
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. : Lux meter dilengkapi sensor jarak berbasis arduino. : panjang 15,4 cm X tinggi 5,4 cm X lebar 8,7 cm
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Spesifikasi Alat Nama Alat Tegaga Ukura Berat : Lux meter dilegkapi sesor jarak berbasis arduio : 5 V (DC) : pajag 15,4 cm tiggi 5,4 cm lebar 8,7 cm : 657 gram 4.. Gambar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Maajeme risiko merupaka salah satu eleme petig dalam mejalaka bisis perusahaa karea semaki berkembagya duia perusahaa serta meigkatya kompleksitas aktivitas perusahaa
Lebih terperinciSecara umum, suatu barisan dapat dinyatakan sebagai susunan terurut dari bilangan-bilangan real:
BARISAN TAK HINGGA Secara umum, suatu barisa dapat diyataka sebagai susua terurut dari bilaga-bilaga real: u 1, u 2, u 3, Barisa tak higga merupaka suatu fugsi dega domai berupa himpua bilaga bulat positif
Lebih terperinci1 n MODUL 5. Peubah Acak Diskret Khusus
ODUL 5 Peubah Acak Diskret Khusus Terdapat beberapa peubah acak diskret khusus yag serig mucul dalam aplikasi. Peubah Acak Seragam ( Uiform) Bila X suatu peubah acak diskret dimaa setiap eleme dari X mempuyai
Lebih terperinciB a b 1 I s y a r a t
34 TKE 315 ISYARAT DAN SISTEM B a b 1 I s y a r a t (bagia 3) Idah Susilawati, S.T., M.Eg. Program Studi Tekik Elektro Fakultas Tekik da Ilmu Komputer Uiversitas Mercu Buaa Yogyakarta 29 35 1.5.2. Isyarat
Lebih terperinciPendekatan Nilai Logaritma dan Inversnya Secara Manual
Pedekata Nilai Logaritma da Iversya Secara Maual Moh. Affaf Program Studi Pedidika Matematika, STKIP PGRI BANGKALAN affafs.theorem@yahoo.com Abstrak Pada pegaplikasiaya, bayak peggua yag meggatugka masalah
Lebih terperinciterurut dari bilangan bulat, misalnya (7,2) (notasi lain 2
Bab Bilaga kompleks BAB BILANGAN KOMPLEKS Defiisi Bilaga Kompleks Sebelum medefiisika bilaga kompleks, pembaca diigatka kembali pada permasalah dalam sistem bilaga yag telah dikeal sebelumya Yag pertama
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Alat terapi ini menggunakan heater kering berjenis fibric yang elastis dan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Spesifikasi Alat Alat terapi ii megguaka heater kerig berjeis fibric yag elastis da di bugkus dega busa, pasir kuarsa, da kai peutup utuk memberi isolator terhadap kulit
Lebih terperinciBARISAN FIBONACCI DAN BILANGAN PHI
BARISAN FIBONACCI DAN BILANGAN PHI Fiboacci Matematikawa terbesar pada abad pertegaha adalah Leoardo dari Pisa, Italia (80 0). Ia lebih dikeal dega ama Fibo-acci. Artiya, aak Boaccio. Meara Pisa yag terkeal
Lebih terperinciPENGUJIAN HIPOTESIS. Atau. Pengujian hipotesis uji dua pihak:
PENGUJIAN HIPOTESIS A. Lagkah-lagkah pegujia hipotesis Hipotesis adalah asumsi atau dugaa megeai sesuatu. Jika hipotesis tersebut tetag ilai-ilai parameter maka hipotesis itu disebut hipotesis statistik.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. matematika secara numerik dan menggunakan alat bantu komputer, yaitu:
4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Model matematis da tahapa matematis Secara umum tahapa yag harus ditempuh dalam meyelesaika masalah matematika secara umerik da megguaka alat batu komputer, yaitu: 2.1.1 Tahap
Lebih terperinciUKURAN PEMUSATAN DATA
Malim Muhammad, M.Sc. UKURAN PEMUSATAN DATA J U R U S A N A G R O T E K N O L O G I F A K U L T A S P E R T A N I A N U N I V E R S I T A S M U H A M M A D I Y A H P U R W O K E R T O DEFINISI UKURAN PEMUSATAN
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Pengertian
TINJAUAN PUSTAKA Pegertia Racaga peelitia kasus-kotrol di bidag epidemiologi didefiisika sebagai racaga epidemiologi yag mempelajari hubuga atara faktor peelitia dega peyakit, dega cara membadigka kelompok
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PERHITUNGAN DATA 4.1 Meetuka udara masuk (efisiesi volumetrik) da efisiesi pegirima pada hasil uji 4.1.1 Rumus udara masuk (efisiesi volumetrik) da efisiesi pegirima Jumlah volume
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Dalam tugas akhir ini akan dibahas mengenai penaksiran besarnya
5 BAB II LANDASAN TEORI Dalam tugas akhir ii aka dibahas megeai peaksira besarya koefisie korelasi atara dua variabel radom kotiu jika data yag teramati berupa data kategorik yag terbetuk dari kedua variabel
Lebih terperinciBAB V UKURAN GEJALA PUSAT (TENDENSI CENTRAL)
BAB V UKURAN GEJALA PUSAT (TENDENSI CENTRAL) Setiap peelitia selalu berkeaa dega sekelompok data. Yag dimaksud kelompok disii adalah: Satu orag mempuyai sekelompok data, atau sekelompok orag mempuyai satu
Lebih terperinciDistribusi Pendekatan (Limiting Distributions)
Distribusi Pedekata (Limitig Distributios) Ada 3 tekik utuk meetuka distribusi pedekata: 1. Tekik Fugsi Distribusi Cotoh 2. Tekik Fugsi Pembagkit Mome Cotoh 3. Tekik Teorema Limit Pusat Cotoh Fitriai Agustia,
Lebih terperinciLEVELLING 1. Cara pengukuran PENGUKURAN BEDA TINGGI DENGAN ALAT SIPAT DATAR (PPD) Poliban Teknik Sipil 2010LEVELLING 1
LEVELLING 1 PENGUKURAN SIPAT DATAR Salmai,, ST, MS, MT 21 PENGUKURAN BEDA TINGGI DENGAN ALAT SIPAT DATAR (PPD) Jika dua titik mempuyai ketiggia yag berbeda, dikataka mempuyai beda tiggi. Beda tiggi dapat
Lebih terperinciBab III Metoda Taguchi
Bab III Metoda Taguchi 3.1 Pedahulua [2][3] Metoda Taguchi meitikberatka pada pecapaia suatu target tertetu da meguragi variasi suatu produk atau proses. Pecapaia tersebut dilakuka dega megguaka ilmu statistika.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB PENDAHULUAN. Latar Belakag Didalam melakuka kegiata suatu alat atau mesi yag bekerja, kita megeal adaya waktu hidup atau life time. Waktu hidup adalah lamaya waktu hidup suatu kompoe atau uit pada
Lebih terperinciBab 3 Metode Interpolasi
Baha Kuliah 03 Bab 3 Metode Iterpolasi Pedahulua Iterpolasi serig diartika sebagai mecari ilai variabel tergatug tertetu, misalya y, pada ilai variabel bebas, misalya, diatara dua atau lebih ilai yag diketahui
Lebih terperinci6. Pencacahan Lanjut. Relasi Rekurensi. Pemodelan dengan Relasi Rekurensi
6. Pecacaha Lajut Relasi Rekuresi Relasi rekuresi utuk dereta {a } adalah persamaa yag meyataka a kedalam satu atau lebih suku sebelumya, yaitu a 0, a,, a -, utuk seluruh bilaga bulat, dega 0, dimaa 0
Lebih terperinciSetelah mempelajari modul ini Anda diharapkan dapat: a. memeriksa apakah suatu pemetaan merupakan operasi;
Modul 1 Operasi Dr. Ahmad Muchlis B PENDAHULUAN erapakah 97531 86042? Kalau Ada megguaka kalkulator, jawabaya amat bergatug pada tipe kalkulator yag Ada pakai. 9 Kalkulator ilmiah Casio fx-250 memberika
Lebih terperinciBab IV. Penderetan Fungsi Kompleks
Bab IV Pedereta Fugsi Kompleks Sebagaimaa pada fugsi real, fugsi kompleks juga dapat dideretka pada daerah kovergesiya. Semua watak kajia kovergesi pada fugsi real berlaku pula pada fugsi kompleks. Secara
Lebih terperinciHendra Gunawan. 12 Februari 2014
MA1201 MATEMATIKA 2A Hedra Guawa Semester II, 2013/2014 12 Februari 2014 Bab Sebelumya 8. Betuk Tak Tetu da Itegral Tak Wajar 8.1 Betuk Tak Tetu 0/0 82 8.2 Betuk Tak Tetu Laiya 8.3 Itegral Tak Wajar dg
Lebih terperinciBAB VIII KONSEP DASAR PROBABILITAS
BAB VIII KONSEP DASAR PROBABILITAS 1.1. Pedahulua Dalam pertemua ii Ada aka mempelajari beberapa padaga tetag permutasi da kombiasi, fugsi da metode perhituga probabilitas, da meghitug probabilitas. Pada
Lebih terperinciESTIMASI. (PENDUGAAN STATISTIK) Ir. Tito Adi Dewanto. Statistika
Wed 6/0/3 ETIMAI (PENDUGAAN TATITIK) Ir. Tito Adi Dewato tatistika Deskriptif Iferesi Estimasi Uji Hipotesis Titik Retag Estimasi da Uji Hipotesis Dilakuka setelah peelitia dalam tahap pegambila suatu
Lebih terperinciInduksi Matematika. Pertemuan VII Matematika Diskret Semester Gasal 2014/2015 Jurusan Teknik Informatika UPN Veteran Yogyakarta
Iduksi Matematika Pertemua VII Matematika Diskret Semester Gasal 2014/2015 Jurusa Tekik Iformatika UPN Vetera Yogyakarta Metode pembuktia utuk peryataa perihal bilaga bulat adalah iduksi matematik. Cotoh
Lebih terperinciPETA KONSEP RETURN dan RISIKO PORTOFOLIO
PETA KONSEP RETURN da RISIKO PORTOFOLIO RETURN PORTOFOLIO RISIKO PORTOFOLIO RISIKO TOTAL DIVERSIFIKASI PORTOFOLIO DENGAN DUA AKTIVA PORTOFOLIO DENGAN BANYAK AKTIVA DEVERSIFIKASI DENGAN BANYAK AKTIVA DEVERSIFIKASI
Lebih terperinciBAB VII DISTRIBUSI SAMPLING DAN DESKRIPSI DATA
BAB VII DITRIBUI AMPLING DAN DEKRIPI DATA 7. Distribusi amplig (samplig distributio) amplig distributio adalah distribusi probabilitas dari suatu statistik. amplig distributio tergatug dari ukura populasi,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Analisis regresi menjadi salah satu bagian statistika yang paling banyak aplikasinya.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Aalisis regresi mejadi salah satu bagia statistika yag palig bayak aplikasiya. Aalisis regresi memberika keleluasaa kepada peeliti utuk meyusu model hubuga atau pegaruh
Lebih terperinciBAB VIII MASALAH ESTIMASI SATU DAN DUA SAMPEL
BAB VIII MASAAH ESTIMASI SAT DAN DA SAMPE 8.1 Statistik iferesial Statistik iferesial suatu metode megambil kesimpula dari suatu populasi. Ada dua pedekata yag diguaka dalam statistik iferesial. Pertama,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di kelas X SMA Muhammadiyah 1 Pekanbaru. semester ganjil tahun ajaran 2013/2014.
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu da Tempat Peelitia Peelitia dilaksaaka dari bula Agustus-September 03.Peelitia ii dilakuka di kelas X SMA Muhammadiyah Pekabaru semester gajil tahu ajara 03/04. B. Subjek
Lebih terperinciRESPONSI 2 STK 511 (ANALISIS STATISTIKA) JUMAT, 11 SEPTEMBER 2015
RESPONSI STK 511 (ANALISIS STATISTIKA) JUMAT, 11 SEPTEMBER 015 A. PENYAJIAN DAN PERINGKASAN DATA 1. PENYAJIAN DATA a. Sebutka tekik peyajia data utuk data kualitatif! Diagram kueh, diagram batag, distribusi
Lebih terperinciBab 7 Penyelesaian Persamaan Differensial
Bab 7 Peelesaia Persamaa Differesial Persamaa differesial merupaka persamaa ag meghubugka suatu besara dega perubahaa. Persamaa differesial diataka sebagai persamaa ag megadug suatu besara da differesiala
Lebih terperinciSelang Kepercayaan (Confidence Interval) Pengantar Penduga titik (point estimator) telah dibahas pada kuliah-kuliah sebelumnya. Walau statistikawan
Selag Kepercayaa (Cofidece Iterval) Pegatar Peduga titik (poit estimator) telah dibahas pada kuliah-kuliah sebelumya. Walau statistikawa telah berusaha memperoleh peduga titik yag baik, amu hampir bisa
Lebih terperinciHimpunan/Selang Kekonvergenan
oki eswa (fmipa-itb) Deret Pagkat Kita aka mempelajari beberapa tehik utuk meyajika suatu fugsi f (x) dalam betuk deret pagkat (power series), yaitu meetuka derat pagkat c (x a) sehigga f (x) = c (x a)
Lebih terperinciBAB III 1 METODE PENELITAN. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 2 Batudaa Kab. Gorontalo dengan
BAB III METODE PENELITAN. Tempat Da Waktu Peelitia Peelitia dilakuka di SMP Negeri Batudaa Kab. Gorotalo dega subject Peelitia adalah siswa kelas VIII. Pemiliha SMP Negeri Batudaa Kab. Gorotalo. Adapu
Lebih terperinciRange atau jangkauan suatu kelompok data didefinisikan sebagai selisih antara nilai terbesar dan nilai terkecil, yaitu
BAB 4 UKURAN PENYEBARAN DATA Pada Bab sebelumya kita telah mempelajari beberapa ukura pemusata data, yaitu ukura yag memberika iformasi tetag bagaimaa data-data ii megumpul atau memusat Pada bagia Bab
Lebih terperinciAplikasi Interpolasi Bilinier pada Pengolahan Citra Digital
Aplikasi Iterpolasi Biliier pada Pegolaha Citra Digital Veriskt Mega Jaa - 35408 Program Studi Iformatika Sekolah Tekik Elektro da Iformatika Istitut Tekologi Badug, Jl. Gaesha 0 Badug 403, Idoesia veriskmj@s.itb.ac.id
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR. Definisi Grup G disebut grup komutatif atau grup abel jika berlaku hukum
BAB II TEORI DASAR 2.1 Aljabar Liier Defiisi 2. 1. 1 Grup Himpua tak kosog G disebut grup (G, ) jika pada G terdefiisi operasi, sedemikia rupa sehigga berlaku : a. Jika a, b eleme dari G, maka a b eleme
Lebih terperinciDistribusi Sampling (Distribusi Penarikan Sampel)
Distribusi Samplig (Distribusi Pearika Sampel) 1. Pedahulua Bidag Iferesia Statistik membahas geeralisasi/pearika kesimpula da prediksi/ peramala. Geeralisasi da prediksi tersebut melibatka sampel/cotoh,
Lebih terperinciIII BAB BARISAN DAN DERET. Tujuan Pembelajaran. Pengantar
BAB III BARISAN DAN DERET Tujua Pembelajara Setelah mempelajari materi bab ii, Ada diharapka dapat:. meetuka suku ke- barisa da jumlah suku deret aritmetika da geometri,. meracag model matematika dari
Lebih terperinciProgram Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom. Barisan dan Deret
Program Perkuliaha Dasar Umum Sekolah Tiggi Tekologi Telkom Barisa da Deret Barisa Defiisi Barisa bilaga didefiisika sebagai fugsi dega daerah asal merupaka bilaga asli. Notasi: f: N R f( ) a Fugsi tersebut
Lebih terperinci,n N. Jelas barisan ini terbatas pada dengan batas M =: 1, dan. barisan ini kovergen ke 0.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNMUH PONOROGO SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP TA 03/04 Mata Ujia : Aalisis Real Tipe Soal : REGULER Dose : Dr. Jula HERNADI Waktu : 90 meit Hari, Taggal : Selasa,
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN. Pada BAB III ini akan dibahas mengenai bentuk program linear fuzzy
BAB III PEMBAHASAN Pada BAB III ii aka dibahas megeai betuk program liear fuzzy dega koefisie tekis kedala berbetuk bilaga fuzzy da pembahasa peyelesaia masalah optimasi studi kasus pada UD FIRDAUS Magelag
Lebih terperinciBarisan. Barisan Tak Hingga Kekonvergenan barisan tak hingga Sifat sifat barisan Barisan Monoton. 19/02/2016 Matematika 2 1
Barisa Barisa Tak Higga Kekovergea barisa tak higga Sifat sifat barisa Barisa Mooto 9/0/06 Matematika Barisa Tak Higga Secara sederhaa, barisa merupaka susua dari bilaga bilaga yag urutaya berdasarka bilaga
Lebih terperinciMETODE NUMERIK JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA 7/4/2012 SUGENG2010. Copyright Dale Carnegie & Associates, Inc.
METODE NUMERIK JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA 7/4/0 SUGENG00 Copyright 996-98 Dale Caregie & Associates, Ic. Kesalaha ERROR: Selisih atara ilai perkiraa dega ilai eksakilai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian yaitu PT. Sinar Gorontalo Berlian Motor, Jl. H. B Yassin no 28
5 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Peelitia da Waktu Peelitia Sehubuga dega peelitia ii, lokasi yag dijadika tempat peelitia yaitu PT. Siar Gorotalo Berlia Motor, Jl. H. B Yassi o 8 Kota Gorotalo.
Lebih terperinciDISTRIBUSI SAMPLING (Distribusi Penarikan Sampel)
DISTRIBUSI SAMPLING (Distribusi Pearika Sampel) I. PENDAHULUAN Bidag Iferesia Statistik membahas geeralisasi/pearika kesimpula da prediksi/ peramala. Geeralisasi da prediksi tersebut melibatka sampel/cotoh,
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB LANDASAN TEORI.1 Aalisis Regresi Istilah regresi pertama kali diperkealka oleh seorag ahli yag berama Facis Galto pada tahu 1886. Meurut Galto, aalisis regresi berkeaa dega studi ketergatuga dari suatu
Lebih terperinciDISTRIBUSI KHUSUS YANG DIKENAL
0 DISTRIBUSI KHUSUS YANG DIKENAL Kita sudah membahas fugsi peluag atau fugsi desitas, baik defiisiya maupu sifatya. Fugsi peluag atau fugsi desitas ii merupaka ciri dari sebuah distribusi, artiya fugsi
Lebih terperinciBAB IV PENELITIAN. menggunakan sensor mekanik limit switch sebagai mekanis hitungnya
BAB IV PENELITIAN 4.1 Spesifikasi Alat Coloy couter didesai khusus agar diperutuka bagi user utuk membatu meghitug sekaligus megaalisa jumlah media dega megguaka sesor mekaik limit switch sebagai mekais
Lebih terperinciJURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 6. No. 2, 77-85, Agustus 2003, ISSN : DISTRIBUSI WAKTU BERHENTI PADA PROSES PEMBAHARUAN
JURAL MATEMATKA DA KOMPUTER Vol. 6. o., 77-85, Agustus 003, SS : 40-858 DSTRBUS WAKTU BERHET PADA PROSES PEMBAHARUA Sudaro Jurusa Matematika FMPA UDP Abstrak Dalam proses stokhastik yag maa kejadia dapat
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah:
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Variabel da Defiisi Operasioal Variabel-variabel yag diguaka pada peelitia ii adalah: a. Teaga kerja, yaitu kotribusi terhadap aktivitas produksi yag diberika oleh para
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS
BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1. Pembahasa Atropometri merupaka salah satu metode yag dapat diguaka utuk meetuka ukura dimesi tubuh pada setiap mausia. Data atropometri yag didapat aka diguaka utuk
Lebih terperinciMETODE NUMERIK TKM4104. Kuliah ke-2 DERET TAYLOR DAN ANALISIS GALAT
METODE NUMERIK TKM4104 Kuliah ke- DERET TAYLOR DAN ANALISIS GALAT DERET TAYLOR o Deret Taylor adalah alat yag utama utuk meuruka suatu metode umerik. o Deret Taylor bergua utuk meghampiri ugsi ke dalam
Lebih terperinciBARISAN DAN DERET. Nurdinintya Athari (NDT)
BARISAN DAN DERET Nurdiitya Athari (NDT) BARISAN Defiisi Barisa bilaga didefiisika sebagai fugsi dega daerah asal merupaka bilaga asli. Notasi: f: N R f( ) = a Fugsi tersebut dikeal sebagai barisa bilaga
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORI
BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 ISTILAH KEENDUDUKAN 2.1.1 eduduk eduduk ialah orag atatu idividu yag tiggal atau meetap pada suatu daerah tertetu dalam jagka waktu yag lama. 2.1.2 ertumbuha eduduk ertumbuha peduduk
Lebih terperinciPENERAPAN TEOREMA TITIK TETAP UNTUK MENUNJUKKAN ADANYA PENYELESAIAN PADA SISTEM PERSAMAAN LINEAR
PENERAPAN TEOREMA TITIK TETAP UNTUK MENUNJUKKAN ADANYA PENYELESAIAN PADA SISTEM PERSAMAAN LINEAR Nur Aei Prodi Matematika, FST-UINAM uraeiatullah@gmail.com Ifo: Jural MSA Vol. 3 No. 2 Edisi: Juli Desember
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB PENDAHULUAN. Latar Belakag Statistika iferesi merupaka salah satu cabag statistika yag bergua utuk meaksir parameter. Peaksira dapat diartika sebagai dugaa atau perkiraa atas sesuatu yag aka terjadi
Lebih terperincii adalah indeks penjumlahan, 1 adalah batas bawah, dan n adalah batas atas.
4 D E R E T Kosep deret merupaka kosep matematika yag cukup populer da aplikatif khusuya dalam kasus-kasus yag meyagkut perkembaga da pertumbuha suatu gejala tertetu. Apabila perkembaga atau pertumbuha
Lebih terperinci1 Persamaan rekursif linier non homogen koefisien konstan tingkat satu
Secara umum persamaa rekursif liier tigkat-k bisa dituliska dalam betuk: dega C 0 0. C 0 x + C 1 x 1 + C 2 x 2 + + C k x k = b, Jika b = 0 maka persamaa rekursif tersebut diamaka persamaa rekursif liier
Lebih terperinciBAB IV PENELITIAN Gambar Alat Untuk gambar alat dapat dilihat pada gambar 4.1. dibawah ini: Gambar 4.1. Modul Alat Tugas Akhir
43 BAB IV PENELITIAN 4.1. Spesifikasi Alat Nama Alat : Had dryer Dilegkapi Dega UV Steril da Pompa Caira Sabu Otomatis. Tegaga : 0 V Frekuesi : 50-60 Hz Daya : 350 Watt 4.. Gambar Alat Utuk gambar alat
Lebih terperinciPENERAPAN TEOREMA TITIK TETAP UNTUK MENUNJUKKAN ADANYA PENYELESAIAN PADA SISTEM PERSAMAAN LINEAR
PENERAPAN TEOREMA TITIK TETAP UNTUK MENUNJUKKAN ADANYA PENYELESAIAN PADA SISTEM PERSAMAAN LINEAR Nur Aei Prodi Matematika, FST-UINAM uraeiatullah@gmail.com Ifo: Jural MSA Vol. 3 No. 2 Edisi: Juli Desember
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan deteksi dan tracking obyek dibutuhkan perangkat
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kebutuha Sistem Sebelum melakuka deteksi da trackig obyek dibutuhka peragkat luak yag dapat meujag peelitia. Peragkat keras da luak yag diguaka dapat dilihat pada Tabel
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi da Waktu peelitia Peelitia dilakuka pada budidaya jamur tiram putih yag dimiliki oleh usaha Yayasa Paguyuba Ikhlas yag berada di Jl. Thamri No 1 Desa Cibeig, Kecamata Pamijaha,
Lebih terperinciBAB 5 OPTIK FISIS. Prinsip Huygens : Setiap titik pada muka gelombang dapat menjadi sumber gelombang sekunder. 5.1 Interferensi
BAB 5 OPTIK FISIS Prisip Huyges : Setiap titik pada muka gelombag dapat mejadi sumber gelombag sekuder. 5. Iterferesi - Iterferesi adalah gejala meyatuya dua atau lebih gelombag, membetuk gelombag yag
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Integral adalah salah satu konsep penting dalam Matematika yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Masalah Itegral adalah salah satu kosep petig dalam Matematika yag dikemukaka pertama kali oleh Isac Newto da Gottfried Wilhelm Leibiz pada akhir abad ke-17. Selajutya
Lebih terperinciPENYELESAIAN PERSAMAAN GELOMBANG DENGAN METODE D ALEMBERT
Buleti Ilmiah Math. Stat. da Terapaya (Bimaster) Volume 02, No. 1(2013), hal 1-6. PENYELESAIAN PERSAMAAN GELOMBANG DENGAN METODE D ALEMBERT Demag, Helmi, Evi Noviai INTISARI Permasalaha di bidag tekik
Lebih terperinciMasih ingat beda antara Statistik Sampel Vs Parameter Populasi? Perhatikan tabel berikut: Ukuran/Ciri Statistik Sampel Parameter Populasi.
Distribusi Samplig (Distribusi Pearika Sampel). Pedahulua Bidag Iferesia Statistik membahas geeralisasi/pearika kesimpula da prediksi/ peramala. Geeralisasi da prediksi tersebut melibatka sampel/cotoh,
Lebih terperinciPedahulua Hipotesis: asumsi atau dugaa semetara megeai sesuatu hal. Ditutut utuk dilakuka pegeceka kebearaya. Jika asumsi atau dugaa dikhususka megeai
PENGUJIAN HIPOTESIS Pedahulua Hipotesis: asumsi atau dugaa semetara megeai sesuatu hal. Ditutut utuk dilakuka pegeceka kebearaya. Jika asumsi atau dugaa dikhususka megeai ilai-ilai parameter populasi,
Lebih terperinciGalat dan Perambatannya
Modul 1 Galat da Perambataya Prof. Dr. Bambag Soedijoo P PENDHULUN ada Modul 1 ii dibahas masalah galat atau derajat kesalaha da perambataya, dega demikia para peggua modul ii diharapka telah memahami
Lebih terperinciBarisan Aritmetika dan deret aritmetika
BARISAN DAN DERET BILANGAN Peyusu: Atmii Dhoruri, MS Kode: Jejag: SMP T/P: / A. Kompetesi yag diharapka. Meetuka suku ke- barisa aritmatika da barisa geometri. Meetuka jumlah suku pertama deret aritmatika
Lebih terperinciInstitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Model Sistem dalam Persamaan Keadaan
Istitut Tekologi Sepuluh Nopember Surabaya Model Sistem dalam Persamaa Keadaa Pegatar Materi Cotoh Soal Rigkasa Latiha Pegatar Materi Cotoh Soal Rigkasa Istilah-istilah Dalam Persamaa Keadaa Aalisis Sistem
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengumpulan Data
IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi da waktu Peelitia ii dilakuka di PD Pacet Segar milik Alm Bapak H. Mastur Fuad yag beralamat di Jala Raya Ciherag o 48 Kecamata Cipaas, Kabupate Ciajur, Propisi Jawa Barat.
Lebih terperinciBAB 6. DERET TAYLOR DAN DERET LAURENT Deret Taylor
Bab 6 Deret Taylor da Deret Lauret BAB 6 DERET TAYLOR DAN DERET LAURENT 6 Deret Taylor Misal fugsi f aalitik pada - < R ligkara dega pusat di da jari-jari R Maka utuk setiap titik pada ligkara itu f dapat
Lebih terperinciANALISIS CURAH HUJAN WILAYAH
Lapora Praktikum Hari/taggal : Rabu 7 Oktober 2009 HIDROLOGI Nama Asiste : Sisi Febriyati M. Yohaes Ariyato. ANALISIS CURAH HUJAN WILAYAH Lilik Narwa Setyo Utomo J3M108058 TEKNIK DAN MANAJEMEN LINGKUNGAN
Lebih terperinciTEORI PENAKSIRAN. Bab 8. A. Pendahuluan. Kompetensi Mampu menjelaskan dan menganalisis teori penaksiran
Bab 8 TEORI PENAKSIRAN Kompetesi Mampu mejelaska da megaalisis teori peaksira Idikator 1. Mejelaska da megaalisis data dega megguaka peaksira titik 2. Mejelaska da megaalisis data dega megguaka peaksira
Lebih terperinciUniversitas Gadjah Mada Fakultas Teknik Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan REGRESI DAN KORELASI. Statistika dan Probabilitas
Uiversitas Gadjah Mada Fakultas Tekik Departeme Tekik Sipil da Ligkuga REGRESI DAN KORELASI Statistika da Probabilitas Kurva Regresi Mecari garis/kurva yag mewakili seragkaia titik data Ada dua cara utuk
Lebih terperinciPENENTUAN SOLUSI RELASI REKUREN DARI BILANGAN FIBONACCI DAN BILANGAN LUCAS DENGAN MENGGUNAKAN FUNGSI PEMBANGKIT
Prosidig Semiar Nasioal Matematika da Terapaya 06 p-issn : 0-0384; e-issn : 0-039 PENENTUAN SOLUSI RELASI REKUREN DARI BILANGAN FIBONACCI DAN BILANGAN LUCAS DENGAN MENGGUNAKAN FUNGSI PEMBANGKIT Liatus
Lebih terperinciKarakteristik Dinamik Elemen Sistem Pengukuran
Karakteristik Diamik Eleme Sistem Pegukura Kompetesi, RP, Materi Kompetesi yag diharapka: Mahasiswa mampu merumuskaka karakteristik diamik eleme sistem pegukura Racaga Pembelajara: Miggu ke Kemampua Akhir
Lebih terperinciBAB 4 LIMIT FUNGSI Standar Kompetensi Menggunakan konsep limit fungsi dan turunan fungsi dalam pemecahan masalah
BAB LIMIT FUNGSI Stadar Kompetesi Megguaka kosep it ugsi da turua ugsi dalam pemecaha masalah Kompetesi Dasar. Meghitug it ugsi aljabar sederhaa di suatu titik. Megguaka siat it ugsi utuk meghitug betuk
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. diinginkan. Menurut Arikunto (1991 : 3) penelitian eksperimen adalah suatu
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peelitia Metode peelitia merupaka suatu cara tertetu yag diguaka utuk meeliti suatu permasalaha sehigga medapatka hasil atau tujua yag diigika. Meurut Arikuto (99 :
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Statistika penyajian DATA untuk memperoleh INFORMASI penafsiran DATA. Data (bentuk tunggal : Datum ) : ukuran suatu nilai
1. Pegertia Statistika PENDAHULUAN Statistika berhubuga dega peyajia da peafsira kejadia yag bersifat peluag dalam suatu peyelidika terecaa atau peelitia ilmiah. Statistika peyajia DATA utuk memperoleh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Bagi Negara yang mempunyai wilayah terdiri dari pulau-pulau yang dikelilingi lautan,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakag Bagi Negara yag mempuyai wilayah terdiri dari pulau-pulau yag dikeliligi lauta, laut merupaka saraa trasportasi yag dimia, sehigga laut memiliki peraa yag petig bagi
Lebih terperinciPengendalian Proses Menggunakan Diagram Kendali Median Absolute Deviation (MAD)
Prosidig Statistika ISSN: 2460-6456 Pegedalia Proses Megguaka Diagram Kedali Media Absolute Deviatio () 1 Haida Lestari, 2 Suliadi, 3 Lisur Wachidah 1,2,3 Prodi Statistika, Fakultas Matematika da Ilmu
Lebih terperinci