PENGAKUAN "DE JURE" BELANDA...

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGAKUAN "DE JURE" BELANDA..."

Transkripsi

1 Kolom IBRAHIM ISA Rabu, 16 Oktober MASIH SEKITAR PENGAKUAN "DE JURE" BELANDA... Penyessalan dan Pengakuan PM W. Kok * * * Belanda mau mengakui, atau, tidak mau mengakui de jure, atas Republik Indonesia Proklamasi 17 Agustus 1945, Memang hal itu bukan masaalah sederhana bagi pemerintah Belanda. Prof Dr Saafruddin Bahar, historikus senior, dalam nya kepadaku kemarin dulu, membenarkan,.... bahwa masaalah tsb bagi Belanda seperti menghadapi buah simalakama. Mengakui salah. Tidak mengakui, APALAGI! Meneruskan, memperluas dan mendalami masaalah ini, sungguh penting! Terutama bagi generasi muda kita. Dalam rangka mengkhayati sejarah bangsa, memantapkan kesedaran berbangsa! Itlah sebabnya kita membalik sejenak ke masa ketika Wim Kok pemimpin PvdA, Parai Buruh Belanda, menjabat sebagai Perdana Menteri Belanda. Sekitat periode itu situasi hubungn Indonesia-Belanda punya syarat-syarat positif untuk memulai dengan landasan baru dalam hubungan kedua negeri ini. Di Belanda sedang memerintah kabinet PvdA yang pandangannya relatif lumayan terhadap Indonesia ketika itu. Dan di Indonesia ada pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid hasil pemilu pertama setelah jatuhnya rezim Orde Baru Suharto. Dalam situasi itulah menjelang kunjungan Presiden Gus Dur ke Belanda, aku melayangkan sepucuk SURAT TERBUKA kepadda PM Wim Kok <Beberapa hari sebelumnya, yaitu tanggal 23 Januari 2000 telah kukirimkan sepucuk surat kepada PM Wim Kok), sbb: Bunyi surat tsb (26 Febr 2000) lengkapnya sbb: (terjemahan bebas dari aslinya yang ditulis dalam bahasa Belanda): 1

2 Y.M. Wim Kok Perdana Menteri Kerajaan Belanda Binnenhof Den Haag Y.M., Menurut Radio Nederland I, dan NOS-TT, ttg 26 Februari 2000, Tuan menyatakan dalam acara TV _Cakap-cakap dengan Perdana Menteri_, seperti yang disiarkan (saya kutip), sbb: Perdana Menteri Kok akan menyatakan permintaan maaf berhubung dengan peranan tentara Belanda di bekas Hindia Belanda. Rencana Tuan untuk menyatakan permintaan maaf kepada presiden Wahid berhubung dengan peranan tentara Belanda di bekas Hindia Belanda, saya anggap merupakan langkah bersejarah menuju arah yang tepat yang diambil oleh pemerintah Belanda, untuk meletakkan hubungan antara Nederland dan Indonesia, pada dasar yang baru, dan untuk mengembangkanya lebih lanjut. Meskipun kebijaksanaan baru ini bukan merupakan reaksi langsung atas surat saya kepada Tuan ( ), dimana saya mengusulkan kepada pemerintah Belanda: 1. Untuk memperbaiki secara mendasar hubungan Nederland dengan Indonesia dan memajukannya,... maka pemerintah Belanda akan minta maaf kepada rakyat Indonesia, sehubu-ngan dengan penindasan dan penderitaan selama penguasaan kolonial Belanda yang dialami oleh rakyat Indonesia. 2. Pemerintah Belanda akan dengan resmi mengakui 17 Agustus 1945 sebagai hari Nasional Kemerdekaan Indonesia. 3. Pemerintah Belanda akan menghargai dan mengakui pendirian rakyat Indonesia yang menganggap SUKARNO, mantan presiden pertama Republik Indonesia, sebagai proklamator Republik Indonesia (17 Agustus 1945), dan sebagai salah satu dari founding fathers dari bangsa dan negara Indonesia, saya dengan ini: Ingin secara pribadi menyatakan respek dan terimakasih saya yang tulus kepada Tuan. 2

3 Bersamaan dengan itu, saya juga ingin menyatakan terimakasih kepada pemerintah Belanda dan Ketua Tweede Kamer dan semua Fraksi yang telah memberikan iurannya terhadap kebijaksanaan Nederland yang baru ini terhadap masa lampaunya di Indonesia. Sekali lagi terima kasih. ttd Ibrahim Isa * * * Di bawah ini silakan baca tulisanku tertanggal 21 Februari 2000, sebagai input dalam memperbincangkan maalah hubungan dua negeri: Republik Indonesi dan Kerajaan Belanda: Kami, tiga orang Indonesia, T.M Siregar, A.S. Munandar, dan saya, semuanya adalah dari _Stichting Azie Studies_. Kami ambil bagian dalam Festival Pengetahuan PvdA, semuanya di workshop yang mencantumkan masalah _hubungan Indonesia-Belanda_ dalam acaranya. Kami anggap lebih baik memusatkan perhatian ke masalah Indonesia-Belanda. Sayang hanya kami bertiga orang Indonesia yang mengikuti Festival. Ada seorang lagi orang Indonesia, yang oleh PvdA ditempatkan di meja pimpinan diskusi, yaitu Aboepriyadi Santoso dari Radio Hilversum. Tampak pada meja pimpinan a.l. juga seorang anggota parlemen PvdA Bert Koenders, pakar Indonesia dari Universitas Twente, yang tidak asing lagi Prof. Nico Schulte Nordholt yang baru saja kembali dari Indonesia; John Lilipaly, mantan anggota parlemen Belanda, dan ketuanya, Peter van Tuyl dari NOVIB. Pada pembukaan Festival Pengetahuan telah bicara ketua partainya, dan ketua fraksi PvdA di Tweede Kamer, Ad Melkert, mantan Menteri Sosial di kabinet yang lalu. Saya kebetulan melihat menteri Milieu Nederland, Jan Pronk, juga hadir. Jadi Festival Pengetahuan cukup mendapat perhatian. Surat kepada PM Belanda, Wim Kok: Pada kesempatan yang diberikan kepada saya dalam diskusi, saya sampaikan bahwa menjelang kedatangan Presiden Abdurrahman Wahid ke Belanda, saya telah menulis sepucuk surat ke Perdana Menteri Wim Kok, dengan tembusan kepada Ketua Parlemen Belanda dan pimpinan fraksi parpol-parpol terpenting di Parlemen Belanda (Tweede Kamer). Isi surat tsb menyarankan agar pemerintah Belanda 3

4 menggunakan kesempatan kunjungan kenegaraan Gus Dur ke Belanda, untuk, pertama, menyatakan maaf kepada bangsa Indonesia berkenaan dengan politik kolonialisme Belanda atas Indonesia, khususnya dua kali agresi militer Belanda terhdap Republik Indonesia; kedua, mengakui bahwa Hari Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, pada 17 Agustus 1945, adalah Hari Nasional Indonesia; dan ketiga, menghormati sikap dan pendirian bangsa Indonesia, bahwa Sukarno adalah proklamator Negara Republik Indonesia, seorang pahlawan dan patriot serta salah seorang dari _founding fathers_ nasion Indonesia. Saya nyatakan bahwa dengan melakukan seperti yang saya sarankan itu, maka hubungan diantara kedua negeri, akan ditegakkan atas dasar yang baru samasekali. Kopi surat tsb saya kirimkan kepada dua s.k. nasional Belanda, de Volkskrant dan NRC-Handelsblad, dengan pengantar sbb: Hari ini (26/1/2000), saya membaca dalam s.k. bahwa PM Wim Kok, pada waktu kunjungan beliau ke Jepang dalam beberapa hari ini, mengharapkan suatu permintaan maaf dari pemerintah Jepang, berhubung dengan tindakan Jepang di Hindia Belanda sewaktu Perang Dunia II, khususnya perlakuan militer Jepang terhadap para tahanan orang-orang Belanda ketika itu. Saya kemukakan bahwa seyogianya pemerintah Belanda juga bisa melihat pada peranannya sendiri selama menguasai Hindia Belanda sebagai kekuasaan kolonial. Baik de Volkskrant maupun NRC-Handelsblad, tidak mau menyiarkan surat saya itu dengan mengemukakan alasan teknis-adminsitratif. Diantara para wakil parpol-parpol Belanda di Tweede Kamer, hanyalah Fraksi VVD (Partai Liberal) yang memberikan jawaban positif. Wakil VVD itu menyatakan kepada saya melalui tilpunl bahwa VVD sudah menerima surat saya itu, dan menganggap memang sudah waktunya dewasa ini pemerintah Belanda mengakui 17 Agustus sebagai Hari Nasional Indonesia. Fraksi-fraksi PvdA dan CDA, hanya menyatakan sudah menerima surat saya itu, dan meneruskannya kepada orang yang khusus mengurus masalah itu. Kantor Perdana Menteri Wim Kok menyatakan bahwa surat saya itu telah diteruskan kepada Menlu Belanda Van Aarts. Saya nyatakan dimuka forum PvdA itu bahwa amat disayangkan bahwa hanya VVD yang memberikan jawaban positif. Mendengar komentar saya itu, wakil PvdA disitu senyum-senyum saja, sambil mengingatkan bahwa sikap Belanda yang nuntut kepada Jepang agar minta maaf, sedangkan terhadap kolonialismenya sendiri di Indonesia, masim bungkam, sebagai suatu sikap yang h i p o k r i t H i p o k r i t? Suatu kata yang keras terhadap sikap pemerintah Belanda yang diutarakan oleh seorang anggota parlemen Belanda, yang notabene seorang anggota PvdA. Apalagi kalau dicatat bahwa kepala pemerintah sekarang adalah dari PvdA, Wim Kok. Kebetulan malam ini saya melihat berita di _NOS Journaal_, TV Nederland-2, 4

5 dimana PM Kok yang sedang melakukan kunjungan ke Jepang, dalam rangka memperingati 400 tahun hubungan dagang Belanda -Jepang, menerima permintaan maaf dan penyesalan dari pemerintah Jepang atas segala kerugian yang diderita Belanda selama pendudukan Hindia Belanda oleh Jepang. Namun, para penanggung jawab dari fihak-fihak yang bersangkutan di Holland, masih tidak puas dengan penyesalan dan permintaan maaf pemerintah Jepang itu. Mereka menuntut seharusnya hal itu dinyatakan oleh Jepang, tidak dalam bentuk tertulis kepada PM KOK., tetapi suatu pernyataan penyesalam dan permintaan maaf Jepang kepada Belanda, secara terbuka, dimuka pers dan TV yang disiarkan ke seluruh dunia. Kita bangsa Indonesia, samasekali bukan suatu bangsa yang menaruh dendam kepada bangsa manapun. Dan samasekali tidak menyajukan tuntutan permintaan maaf dari pemerintah Belanda atas kejahatan mereka di Indonesia zaman kolonial dulu. Salah seorang pembicara dalam workshop, kalau tidak salah Prof. Nico Schulte Norhdolt, malah mengatakan bahwa orang-orang Indonesia tidak akan datang ke Den Haag untuk mengajukan tuntutan demikian itu kepada pemerintah Belanda. Soalnya ialah, dari fihak Belanda sendiri, apakah pemerintah Belanda tidak punya pertimbangan seperti yang saya kemukakan dalam surat saya kepada PM Kok itu? Tampaknya sampai sekarang, baik kantor Perdana Menteri Belanda, maupun fraksi-fraksi parpol di Tweede Kamer, samasekali tidak menyinggung soal tsb. Makanya, kita mengerti sekarang, mengapa anggota Tweede Kamer Bert Koendert, wakil PvdA di Parlemen, nyeletuk bahwa sikap Belanda terhadap Jepang yang demikian itu, dibanding dengan sikapnya terhadap Indonesia, yang seperti orang yang berlagak pilon atas dosa-dosanya sendiri di Indonesia, sebagai suatu sikap yang h i p o k r i t. Sehubungan dengan masalah ini sungguh menarik tulisan seorang Belanda, Lambert Giebels dalam _De Groene Amsterdammer_ (5 Januari 2000). Tulis Giebels a.l, bahwa pada tanggal 27 Desember 1949, Nederland telah berubah dari suatu negara kolonial menjadi suatu negara Eropah yang sederhana. Tetapi, yang boleh dikatakan hampir tidak diketahui orang, ialah bahwa Indonesia telah memberikan sumbangan yang krusial untuk pembangunan Nederland sesudah perang. Persetujuan KMB (Konferenensi Meja Bundar, antara Indonesia dan Belanda), telah menentukan, sebagai imbalan terhadap _peneyerahan kedaulatan_ kepada Indonesia, Belanda mendapat bayaran dari Indonesia sejumlah 4500 juta gulden.tadinya Belanda menuntut 6500 juta gulden. Jumlah itu adalah perhitungan 5

6 Belanda mengenai _hutang_ Hindia Belanda kepada pemerintah Belanda di Den Haag. Ini berarti bahwa uang yang dikeluarkan oleh pemerintah Belanda untuk menindas kemerdekaan Indonesia, khususnya dua kali agresi militer Belanda terhadap Republik Indonesia, harus dibayar oleh pemerintah Republik Indonesia, harus dibayar oleh bangsa Indonesia, yang mereka jajah dan agresi. Selain itu modal dan usaha Belanda di Indonesia, oleh persetujuan KMB, diberikan kedudukan istimewa, yang dengan kurs yang khusus yang amat menguntungkan Belanda bisa secara leluasa ditransfer keuntungan mereka ke negeri Belanda.Ini berlangsung terus sampai saat ketika RI secara sefihak membatalkan persetujuan KMB, karena menyadari bahwa persetujuan itu adalah persetujuan yang berat sebelah, yang amat menguntungkan Belanda, dan merugikan Indonesia. Ketika itu Indonesia sudah membayar kepada Holland sebesar 3850 juta gulden. Bandingkan sumbangan Indonesia kepada Belanda ini dengan _bantuan_ Marshal Plan AS kepada Belanda yang dalam tahun , selama lima tahun, berjumlah 1127 ribu juta dolar AS. Itupun statusnya sebagai hutang. Banyak orang Belanda, bila bicara mengenai pembangunan kembali Nederland, menyebutnya sebagai hasil yang dicapai berkat bantuan Marshal Plan. Sumbangan Indonesia untuk pembangunan kembali Holland, orang mencoba untuk melupakannya. Tampaknya, tulis Giebels, suntikan Indonesia untuk ekonomi kita (Belanda) pada tahun-tahun bukan tidak ada artinya untuk industrialisasi sesudah perang yang cepat dari Belanda, yang dibilang orang sebagai _le miracle hollandais_. Pendek kata, _Indie verloren, betekende niet ramspoed geboren_ <_Hindia hilang, bukan berarti bahwa tibalah bencana_>, karena pada saat-saaat yang krusial sesudah perang itu, dimana diletakkan dasar bagi negeri kita untuk kemakmuran dewasa ini, Belanda masih bisa menarik keuntungan dari bekas jajahannya. Demikian Giebels. Dengan demikian, pemerintah kolonial Belanda, sampai dengan pertengahan tahun limapuluhan, bukan saja telah mengeduk keuntungan sebesar-besarnya selama lebih dari 300 tahun dari Indonesia, atas kerugian dan penderitaan bangsa Indonesia, tapi juga telah menerima _suntikan_ finans dan ekonomni dari Indonesia, untuk pemulihan dan pembangunan ekonominya sesudah Perang Dunia II. Makanya sekali lagi harus diulangi lagi disini apa yang diucapkan oleh Meneer Bert Koendert, dalam membandingkan sikap Belanda terhadap Jepang yang nuntut Jepang minta maaf, dengan sikap Belanda yang _berlagak pilon_ terhadap dosa-dosanya di Indonesia, sebagai suatu sikap yang h i p o k r i t. 6

7 Mudah-mudahan sikap hipokrit Belanda ini berangsur-angsur bisa diatasi. Sebabnya ialah karena kedua belah fihak, baik Belanda maupun Indonesia, akan meneruskan hubungannya selanjutnya, atas dasar yang baru samasekali, bila Belanda menyadari akan kedudukannya dalam sejarah kolonialnya terhadap Indonesia.Dan jangan bersikap seperti sekarang ini, seperti kata pepatah Indonesia: Kuman di seberang lautan tampak, gajah di pelupuk mata, tidak disadarinya. Tidak di luar dugaan saya, bahwa workshop tentang masalah hubungan masa depan Belanda dan Indonesia, memberikan tanggapan yang positif terhadap saran-saran yang diajukan untuk memperbaharui dasar-dasar hubungan antara kedua negeri. Ini tercermin a.l. dari pendapat Prof Nico Schulte Nordholt. Beliau menyarankan agar pada teks buku sejarah yang resmi untuk sekolah-sekolah Belanda, dengan tegas dicantumkan bahwa hari Kemerdekaan Indonesia adalah pada tanggal 17 Agustus 1945, dan bahwa tanggal 27 Desember 1949, adalah hari ketika Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia. Memang benar, lapisan luas masyarakat Belanda, bisa berfikir objektif, tidak seperti sementara kaum elitenya, yang masih sulit untuk melepaskan diri dari sisa-sisa pengaruh mentalitas kolonial _tempo dulu_. Dalam hal perubahan ke pandangan yang maju, bisa dipastikan bahwa _Festival Pengetahuan_ PvdA telah memberikan sumbangan yang positif. Saya masih mengharapkan bahwa pada kesempaqtan Hari Nasional Peringatan Proklamasi Republik Indonesia, pada tanggal 17 Agustus tahun ini, pemerintah Belanda akan mempertimbangkan untuk menyatakan penyesalannya atas masa lampaunya di Indonesia dan menghormati sikap dan pandanngan bangsa Indonesia bahwa Sukarno adalah proklamator, presiden Republik Indonesia yang pertama, dan adalah salah seorang _founding fathers_ dari nasion dan negara Republik Indonesia. * * * 7

Mengapa BELANDA Menolak Mengakui De Jure -- Republik Indonesia Proklamasi 1945?

Mengapa BELANDA Menolak Mengakui De Jure -- Republik Indonesia Proklamasi 1945? Kolom IBRAHIM ISA Senin, 14 Oktober 2013 --------------------------- DIALOG Interaktif Di Facebook -- : Mengapa BELANDA Menolak Mengakui De Jure -- Republik Indonesia Proklamasi 1945? Setelah disosialisasikannya

Lebih terperinci

B A B III KEADAAN AWAL MERDEKA

B A B III KEADAAN AWAL MERDEKA B A B III KEADAAN AWAL MERDEKA A. Sidang PPKI 18 19 Agustus 1945 Proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 hanya menyatakan Indonesia sudah merdeka dalam artian tidak mengakui lagi bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 bukanlah peristiwa yang terjadi begitu saja. Peristiwa tersebut adalah sebuah akumulasi sebuah perjuangan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1951 TENTANG NASIONALISASI DE JAVASCHE BANK N.V. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1951 TENTANG NASIONALISASI DE JAVASCHE BANK N.V. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1951 TENTANG NASIONALISASI DE JAVASCHE BANK N.V. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Republik Indonesia sebagai Negara yang merdeka dan berdaulat

Lebih terperinci

1. Menjelaskaan kekuasaan dalam pelaksanaan konsitusi.

1. Menjelaskaan kekuasaan dalam pelaksanaan konsitusi. 1. Menjelaskaan kekuasaan dalam pelaksanaan konsitusi. Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia adalah lembaga (tinggi) negara yang baru yang sederajat dan sama tinggi kedudukannya dengan Mahkamah Agung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan Revolusi merupakan perlawanan penjajah terhadap Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan Revolusi merupakan perlawanan penjajah terhadap Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Revolusi adalah pergolakan politik, sosial ekonomi dan kebudayaan yang membawa perubahan terhadap keadaan sebelum terjadinya Revolusi. Tujuan sebuah revolusi

Lebih terperinci

*BUNG KARNO PENYAMBUNG LIDAH RAKYAT INDONESIA CINDY ADAMS* *<EDISI ASLI: SUKARNO AN AUTOBIOGRAPHY, AS TOLD TO CINDY ADAMS>*

*BUNG KARNO PENYAMBUNG LIDAH RAKYAT INDONESIA CINDY ADAMS* *<EDISI ASLI: SUKARNO AN AUTOBIOGRAPHY, AS TOLD TO CINDY ADAMS>* *Kolom IBRAHIM ISA* *Minggu, 28 Agustus, 2011* *------------------------------* *BUNG KARNO PENYAMBUNG LIDAH RAKYAT INDONESIA CINDY ADAMS* **

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SERIKAT ( )

REPUBLIK INDONESIA SERIKAT ( ) REPUBLIK INDONESIA SERIKAT (1949-1950) Disusun Oleh : Rizma Alifatin (14144600176) Kurnia Widyastanti (14144600189) Riana Asti F (14144600213) M. Nurul Saeful (14144600201) Sejarah Singkat RIS Pada tanggal

Lebih terperinci

SD kelas 5 - ILMU PENGETAHUAN SOSIAL BAB 9. KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIALATIHAN SOAL BAB 9. Dwi tunggal. Tri Tunggal. Catur Tunggal.

SD kelas 5 - ILMU PENGETAHUAN SOSIAL BAB 9. KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIALATIHAN SOAL BAB 9. Dwi tunggal. Tri Tunggal. Catur Tunggal. SD kelas 5 - ILMU PENGETAHUAN SOSIAL BAB 9. KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIALATIHAN SOAL BAB 9 1. Soekarno dan Mohammad Hatta disebut tokoh Dwi tunggal Tri Tunggal Catur Tunggal Panca Tunggal Jika menyebut

Lebih terperinci

TUGAS KELOMPOK REPUBLIK INDONESIA SERIKAT ( )

TUGAS KELOMPOK REPUBLIK INDONESIA SERIKAT ( ) TUGAS KELOMPOK REPUBLIK INDONESIA SERIKAT (1949-1950) DOSEN PEMBIMBING : ARI WIBOWO,M.Pd Disusun Oleh : Rizma Alifatin (176) Kurnia Widyastanti (189) Riana Asti F (213) M. Nurul Saeful (201) Kelas : A5-14

Lebih terperinci

Negara Jangan Cuci Tangan

Negara Jangan Cuci Tangan Negara Jangan Cuci Tangan Ariel Heryanto, CNN Indonesia http://www.cnnindonesia.com/nasional/20160426085258-21-126499/negara-jangan-cuci-tangan/ Selasa, 26/04/2016 08:53 WIB Ilustrasi. (CNN Indonesia)

Lebih terperinci

HUBUNGAN INDONESIA -- TIONGKOK BERKEMBANG PESAT...

HUBUNGAN INDONESIA -- TIONGKOK BERKEMBANG PESAT... Kolom IBRAHIM ISA Kemis, 03 Oktober 2013 -------------------- HUBUNGAN INDONESIA -- TIONGKOK BERKEMBANG PESAT... Hubungan dua negeri Asia: -- Indonesia dan Tiongkok--, Yang satu negeri kepulauan terbesar

Lebih terperinci

BACAAN UNTUK HARI " SEBELAS MARET" HARI "SUPERSEMAR"

BACAAN UNTUK HARI  SEBELAS MARET HARI SUPERSEMAR Kolom IBRAHIM ISA Rabu Sore, 11 Maret 2015 ---------------------- BACAAN UNTUK HARI " SEBELAS MARET" HARI "SUPERSEMAR" SUPERSEMAR Di Satu Tangan, B E D I L Di Tangan Satunya KUDETA Paling CANGGIH, Paling

Lebih terperinci

MR. SJAFRUDDIN PRAWIRANEGARA ( ) Sang Penyelamat Eksistensi Negara Proklamasi Republik Indonesia

MR. SJAFRUDDIN PRAWIRANEGARA ( ) Sang Penyelamat Eksistensi Negara Proklamasi Republik Indonesia MR. SJAFRUDDIN PRAWIRANEGARA (1911 1989) Sang Penyelamat Eksistensi Negara Proklamasi Republik Indonesia MAKALAH Disampaikan dalam Seminar Nasional Pengusulan Mr. Sjafruddin Prawiranegara sebagai Pahlawan

Lebih terperinci

Surat-Surat Buat Dewi

Surat-Surat Buat Dewi Surat-Surat Buat Dewi Di bawah ini kami turunkan surat-surat Presiden Soekarno, yang ditulis dan dikirim kepada istrinya, Ratna Sari Dewi, selama hari-hari pertama bulan Oktober 1965. Surat-surat ini berhasil

Lebih terperinci

Kasus RAWAGEDE PEMBUNUHAN MASSAL YG TAK PERNAH KADALUWARSA <RAWAGEDE 1>

Kasus RAWAGEDE PEMBUNUHAN MASSAL YG TAK PERNAH KADALUWARSA <RAWAGEDE 1> *Kolom IBRAHIM ISA* *Sabtu, 10 September 2011* *------------------------------* Kasus RAWAGEDE PEMBUNUHAN MASSAL YG TAK PERNAH KADALUWARSA Beberapa hari yang lalu sahabatku, Fediya Andina,

Lebih terperinci

BAB XIII KONFERENSI MEJA BUNDAR (KMB)

BAB XIII KONFERENSI MEJA BUNDAR (KMB) BAB XIII KONFERENSI MEJA BUNDAR (KMB) D alam Bab sebelumnya telah dibahas upaya Indonesia mempertahankan kemerdekaan dan penyelesaikan permasalahan dengan Belanda melalui perjanjian-perjanjian yang disepakati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada masa kesultanan Asahan agar dapat didokumentasikan. peristiwa-peristiwa yang terjadi untuk jadi pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada masa kesultanan Asahan agar dapat didokumentasikan. peristiwa-peristiwa yang terjadi untuk jadi pembelajaran. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah adalah kejadian yang terjadi pada masa lampau, disusun berdasarkan peninggalan-peninggalan yang terdapat dimasa kini. Perspektif sejarah selalu menjelaskan ruang,

Lebih terperinci

Lambang Kerajaan Belanda BERITA NEGARA No September Penerbitan resmi dari Kerajaan Belanda sejak tahun 1814

Lambang Kerajaan Belanda BERITA NEGARA No September Penerbitan resmi dari Kerajaan Belanda sejak tahun 1814 Terjemahan tidak resmi Lambang Kerajaan Belanda BERITA NEGARA No. 25383 10 September 2013 Penerbitan resmi dari Kerajaan Belanda sejak tahun 1814 Pengumuman dari Menteri Luar Negeri dan Menteri Pertahanan

Lebih terperinci

Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG NASIONALISASI DE JAVASCHE BANK N.V.

Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG NASIONALISASI DE JAVASCHE BANK N.V. UU 24/1951, NASIONALISASI DE JAVASCHE BANK N.V. Oleh:PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor:24 TAHUN 1951 (24/1951) Tanggal:6 DESEMBER 1951 (JAKARTA) Tentang:NASIONALISASI DE JAVASCHE BANK N.V. Presiden Republik

Lebih terperinci

PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA

PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA Modul ke: Fakultas FAKULTAS TEKNIK PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA ERA KEMERDEKAAN BAHAN TAYANG MODUL 3B SEMESTER GASAL 2016 RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH. Program Studi Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Revolusi yang menjadi alat tercapainya kemerdekaan bukan kuat dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Revolusi yang menjadi alat tercapainya kemerdekaan bukan kuat dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Revolusi yang menjadi alat tercapainya kemerdekaan bukan kuat dalam persepsi bangsa Indonesia tentang dirinya sendiri. Semua usaha yang tidak menentu untuk

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1959 TENTANG FRONT NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1959 TENTANG FRONT NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1959 TENTANG FRONT NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa perlu diadakan suatu gerakan rakyat, yang bersendikan demokrasi terpimpin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Maya Nurhasni, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Maya Nurhasni, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menyerahnya Jepang terhadap Sekutu pada tanggal 15 Agustus 1945 telah menandai akhir Perang Dunia II. Dalam situasi demikian, tanggal 17 Agustus 1945 Soekarno

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah sebagai suatu narasi besar diperlihatkan melalui peristiwa dan

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah sebagai suatu narasi besar diperlihatkan melalui peristiwa dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah sebagai suatu narasi besar diperlihatkan melalui peristiwa dan tokoh besar dengan mendokumentasikan asal-usul kejadian, menganalisis geneologi, lalu membangun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia di jajah oleh bangsa Eropa kurang lebih 350 tahun atau 3.5 abad, hal ini di hitung dari awal masuk sampai berakhir kekuasaannya pada tahun 1942. Negara eropa

Lebih terperinci

KAUM EKSIL INDONESIA MEMPERTAHANKAN PERJUANGAN DEMI REFORMASI, DEMOKRASI DAN HAM DI INDONESIA

KAUM EKSIL INDONESIA MEMPERTAHANKAN PERJUANGAN DEMI REFORMASI, DEMOKRASI DAN HAM DI INDONESIA Kolom IBRAHIM ISA Minggu, 09 Maret 2014 -------------------- KAUM EKSIL INDONESIA MEMPERTAHANKAN PERJUANGAN DEMI REFORMASI, DEMOKRASI DAN HAM DI INDONESIA Tulisan penulis Singapura, May Swan, disiarkan

Lebih terperinci

RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi MANAJEMEN.

RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi MANAJEMEN. Modul ke: MATA KULIAH : KEWARGANEGARAAN MODUL 2 NEGARA DAN SISTEM PEMERINTAHAN SUMBER : BUKU ETIKA BERWARGANEGARA, PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI PERGURUAN TINGGI. ( DITERBITKAN OLEH UMB GRAHA ILMU ) Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berdirinya negara Republik Indonesia dan TNI serta diakui kedaulatannya

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berdirinya negara Republik Indonesia dan TNI serta diakui kedaulatannya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Dengan berdirinya negara Republik Indonesia dan TNI serta diakui kedaulatannya oleh Belanda pada tanggal 27 Desember 1949, maka pada tahun 1950 KNIL dibubarkan. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing.

BAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing. BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 yang diucapkan oleh Soekarno Hatta atas nama bangsa Indonesia merupakan tonggak sejarah berdirinya

Lebih terperinci

SMP. 1. Jaminan terhadap hak-hak asasi manusia dan warga negara 2. Susunan ketatanegaraan suatu negara 3. Pembagian & pembatasan tugas ketatanegaraan

SMP. 1. Jaminan terhadap hak-hak asasi manusia dan warga negara 2. Susunan ketatanegaraan suatu negara 3. Pembagian & pembatasan tugas ketatanegaraan JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMP VIII (DELAPAN) PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKN) KONSTITUSI YANG PERNAH BERLAKU A. Konstitusi yang pernah berlaku di Indonesia Konstitusi (Constitution) diartikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pemilihan umum (Pemilu) dimaknai sebagai sarana kedaulatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pemilihan umum (Pemilu) dimaknai sebagai sarana kedaulatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pemilihan umum (Pemilu) dimaknai sebagai sarana kedaulatan rakyat. Melalui Pemilihan Umum juga diyakini akan melahirkan wakil dan pemimpin yang dikehendaki rakyatnya.

Lebih terperinci

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN 1945-1949 K E L O M P O K 1 A Z I Z A T U L M A R A T I ( 1 4 1 4 4 6 0 0 2 0 0 ) D E V I A N A S E T Y A N I N G S I H ( 1 4 1 4 4 6 0 0 2 1 2 ) N U R U L F I T R I A

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENJADI TUAN DI NEGERI SENDIRI: PERSPEKTIF POLITIK. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENJADI TUAN DI NEGERI SENDIRI: PERSPEKTIF POLITIK. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENJADI TUAN DI NEGERI SENDIRI: PERSPEKTIF POLITIK Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI Disampaikan Pada Acara Konvensi Kampus VII dan Temu Tahunan XIII Forum Rektor

Lebih terperinci

SILABUS DAN RPP MATA KULIAH SEJARAH INDONESIA BARU PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH S1

SILABUS DAN RPP MATA KULIAH SEJARAH INDONESIA BARU PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH S1 SILABUS DAN RPP MATA KULIAH SEJARAH INDONESIA BARU PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH S1 FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS ILMU SOSIAL SILABUS Fakultas

Lebih terperinci

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN A ZIZATUL MAR ATI ( )

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN A ZIZATUL MAR ATI ( ) PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN 1945-1949 KELOMPOK 1 A ZIZATUL MAR ATI (14144600200) DEVIANA SETYANINGSIH ( 1 4144600212) NURUL FITRIA ( 1 4144600175) A JI SARASWANTO ( 14144600 ) Kembalinya Belanda

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SERIKAT

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SERIKAT UNDANG-UNDANG DARURAT NOMOR 19 TAHUN 1950 TENTANG PERATURAN PENSIUN DAN ONDERSTAND KEPADA PARA ANGGOTA TENTARA ANGKATAN DARAT PRESIDEN SERIKAT Menimbang : a. bahwa perlu diadakan peraturan tentang pensiun

Lebih terperinci

Ebook dan Support CPNS Ebook dan Support CPNS. Keuntungan Bagi Member cpnsonline.com:

Ebook dan Support CPNS   Ebook dan Support CPNS. Keuntungan Bagi Member cpnsonline.com: SEJARAH NASIONAL INDONESIA 1. Tanam paksa yang diterapkan pemerintah colonial Belanda pada abad ke-19 di Indonesia merupakan perwujudan dari A. Dehumanisasi masyarakat Jawa B. Bekerjasama dengan Belanda

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1959

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1959 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1959 TENTANG PENETAPAN UNDANG-UNDANG DARURAT NO. 7 TAHUN 1958 TENTANG PENGGANTIAN PERATURAN TENTANG BINTANG GERILYA SEBAGAIMANA TERMAKTUB DALAM PERATURAN

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Malaka membuat jalur perdagangan beralih ke pesisir barat Sumatra.

BAB V KESIMPULAN. Malaka membuat jalur perdagangan beralih ke pesisir barat Sumatra. BAB V KESIMPULAN Sumatra Barat punya peran penting dalam terbukanya jalur dagang dan pelayaran di pesisir barat Sumatra. Berakhirnya kejayaan perdagangan di Selat Malaka membuat jalur perdagangan beralih

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus

I. PENDAHULUAN. Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1 I. PENDAHULUAN A.Latar BelakangMasalah Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945 banyak sekali permasalahan yang dihadapi oleh Indonesia.Sebagai negara yang baru merdeka

Lebih terperinci

APA SEBAB JENDRAL SUHARTO TIDAK PUNYA SYARAT UNTUK DIBENUM -- JADI PAHLAWAN NASIONAL * * *

APA SEBAB JENDRAL SUHARTO TIDAK PUNYA SYARAT UNTUK DIBENUM -- JADI PAHLAWAN NASIONAL * * * Kolom IBRAHIM ISA Selasa Sore, 30 Juni 2015 ---------------------- APA SEBAB JENDRAL SUHARTO TIDAK PUNYA SYARAT UNTUK DIBENUM -- JADI PAHLAWAN NASIONAL Entah disebabkan mimpi buruk (nightmare) apa Dua

Lebih terperinci

Demokrasi di Indonesia

Demokrasi di Indonesia Demokrasi Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warganegara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara

Lebih terperinci

KISI-KISI PEDAGOGIK UKG 2015 SEJARAH STANDAR KOMPETENSI GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN/KELAS/KEAHLIAN/BK

KISI-KISI PEDAGOGIK UKG 2015 SEJARAH STANDAR KOMPETENSI GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN/KELAS/KEAHLIAN/BK KISI-KISI UKG 2015 SEJARAH Indikator Pencapaian b c d e 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, 1.1 Memahami karakteristik peserta didik yang berkaitan dengan aspek

Lebih terperinci

MASA REPUBLIK INDONESIA SERIKAT

MASA REPUBLIK INDONESIA SERIKAT MASA REPUBLIK INDONESIA SERIKAT Nama Kelompok 1. Anisa Khafida (14144600207) 2. Rahardhika Adhi Negara (14144600182) 3. Zafitria Syahadatin (14144600195) a) Strategi perjuangan bangsa Indonesia secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berat bagi rakyat Indonesia. Sebagai negara yang baru merdeka belum lepas

BAB I PENDAHULUAN. berat bagi rakyat Indonesia. Sebagai negara yang baru merdeka belum lepas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia menjadi masa yang berat bagi rakyat Indonesia. Sebagai negara yang baru merdeka belum lepas dari incaran negara

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Belanda meneruskan serangan ke daerah-daerah yang belum berhasil dikuasai

BAB V PENUTUP. Belanda meneruskan serangan ke daerah-daerah yang belum berhasil dikuasai BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah berhasil menduduki Yogyakarta sebagai awal agresi II, Belanda meneruskan serangan ke daerah-daerah yang belum berhasil dikuasai dengan Agresi-nya yang pertama termasuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. media atau saluran tertentu. (A. Muis, 2001 : 37) Masyarakat dapat mendengarkan informasi tentang kesehatan, pendidikan,

BAB 1 PENDAHULUAN. media atau saluran tertentu. (A. Muis, 2001 : 37) Masyarakat dapat mendengarkan informasi tentang kesehatan, pendidikan, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Radio merupakan media massa auditif, yakni dikonsumsi telinga atau pendengaran. Radio sebagai sarana komunikasi yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat,

Lebih terperinci

UU 2/1959, PENETAPAN UNDANG UNDANG DARURAT NO Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 2 TAHUN 1959 (2/1959)

UU 2/1959, PENETAPAN UNDANG UNDANG DARURAT NO Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 2 TAHUN 1959 (2/1959) UU 2/1959, PENETAPAN UNDANG UNDANG DARURAT NO. 19... Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 2 TAHUN 1959 (2/1959) Tanggal: 12 PEBRUARI 1959 (JAKARTA) Sumber: LN 1959/4 Tentang:

Lebih terperinci

Kampanye WALHI Sulsel 1

Kampanye WALHI Sulsel 1 Kampanye WALHI Sulsel 1 Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 2 TAHUN 1959 (2/1959) Tanggal: 12 PEBRUARI 1959 (JAKARTA) Sumber: LN 1959/4 Tentang: PENETAPAN UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 4/PUU-XI/2013

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 4/PUU-XI/2013 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 4/PUU-XI/2013 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dinamika hubungan sipil dan militer pada masa Demokrasi Liberal (1950-

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dinamika hubungan sipil dan militer pada masa Demokrasi Liberal (1950- BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan. Dinamika hubungan sipil dan militer pada masa Demokrasi Liberal (1950-1959) sangat menarik untuk dikaji. Militer adalah organ yang penting yang dimiliki

Lebih terperinci

BAB I PARTAI POLITIK PADA MASA PENJAJAHAN

BAB I PARTAI POLITIK PADA MASA PENJAJAHAN BAB I PARTAI POLITIK PADA MASA PENJAJAHAN Kepartaian yang terjadi di Indonesia, sudah mulai tumbuh dan berkembang sejak masa kolonial Belanda, untuk hal yang menarik untuk disimak dalam buku ini, dimulai

Lebih terperinci

Makalah Diskusi SEJARAH SOSIAL EKONOMI

Makalah Diskusi SEJARAH SOSIAL EKONOMI Makalah Diskusi SEJARAH SOSIAL EKONOMI Oleh: Zulkarnain JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 1 SISTEM TANAM PAKSA Oleh: Zulkarnain Masa penjajahan yang

Lebih terperinci

SEJARAH KETATANEGARAAN INDONESIA SHINTA HAPPY YUSTIARI, S.AP, MPA

SEJARAH KETATANEGARAAN INDONESIA SHINTA HAPPY YUSTIARI, S.AP, MPA SEJARAH KETATANEGARAAN INDONESIA SHINTA HAPPY YUSTIARI, S.AP, MPA SEJARAH KETATANEGARAAN INDONESIA SUMBER PENELITIAN SEJARAH DOKUMEN / ARSIP BENDA / PRASASTI PELAKU SEJARAH SISTEM PRA KEMERDEKAAN PENJAJAHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Periode perjuangan tahun 1945-1949 sering disebut dengan masa perjuangan revolusi fisik atau periode perang mempertahankan kemerdekaan. Periode tersebut merupakan

Lebih terperinci

1.Presiden seharusnya menjadi seorang figur yang kuat dan sangat berpengaruh terhadap negaranya

1.Presiden seharusnya menjadi seorang figur yang kuat dan sangat berpengaruh terhadap negaranya KOPI - Berdirinya atau munculnya suatu negara dapat diakibatkan oleh beberapa hal, ada negara yang muncul dari kelompok masyarakat yang manyatakan diri menjadi negara merdeka, ada negara yang muncul karena

Lebih terperinci

Prajurit-prajurit Belanda Yg Menolak Memerangi Republik Indonesia

Prajurit-prajurit Belanda Yg Menolak Memerangi Republik Indonesia *Kolom IBRAHIM ISA Minggu, 01 April 2012 --------------------- *Sekali lagi tentang De INDONESIË WEIGERAARS Prajurit-prajurit Belanda Yg Menolak Memerangi Republik Indonesia Sebuah episode, satu peristiwa

Lebih terperinci

Gus Dur minta ma'af atas pembunuhan tahun 1965/66

Gus Dur minta ma'af atas pembunuhan tahun 1965/66 Gus Dur minta ma'af atas pembunuhan tahun 1965/66 (Oleh : A. Umar Said ) Renungan tentang HAM dan demokrasi di Indonesia (pamflet, gaya bebas berfikir) Agaknya, bagi banyak orang, pernyataan Gus Dur dalam

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUBARAN NEGARA MADURA TAHUN A. Perjuangan Rakyat Madura Menentang Pembentukan Negara Madura

BAB IV PEMBUBARAN NEGARA MADURA TAHUN A. Perjuangan Rakyat Madura Menentang Pembentukan Negara Madura BAB IV PEMBUBARAN NEGARA MADURA TAHUN 1950 A. Perjuangan Rakyat Madura Menentang Pembentukan Negara Madura Semangat rakyat Madura untuk kembali ke Negara Kesatuan Republik Indonesia terlihat ketika disiarkan

Lebih terperinci

SEJARAH PERKEMBANGAN UUD

SEJARAH PERKEMBANGAN UUD SEJARAH PERKEMBANGAN UUD [18 Agustus 1945 dan Setelah Dekrit Presiden 5 Juli 1959] Dr. Herlambang Perdana Wiratraman Departemen Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Airlangga 2017 Pokok Bahasan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1999 TENTANG SUSUNAN DAN KEDUDUKAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB II GAMBARAN UMUM BAB II GAMBARAN UMUM 2.1. Jepang Pasca Perang Dunia II Pada saat Perang Dunia II, Jepang sebagai negara penyerang menduduki negara Asia, terutama Cina dan Korea. Berakhirnya Perang Dunia II merupakan kesempatan

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 1959 TENTANG PENETAPAN UNDANG-UNDANG DARURAT NO. 7 TAHUN 1958 TENTANG PENGGANTIAN PERATURAN TENTANG BINTANG GERILYA SEBAGAIMANA TERMAKTUB DALAM PERATURAN PEMERINTAH NO. 8 TAHUN

Lebih terperinci

*SEKITAR TERORIS-KANAN ANDREAS BREIVIK*

*SEKITAR TERORIS-KANAN ANDREAS BREIVIK* *Kolom IBRAHIM ISA* *Kemis, 18 Agustus 2011* ------------------------ *SEKITAR TERORIS-KANAN ANDREAS BREIVIK* ** Setelah kejadian aksi-teror Andreas

Lebih terperinci

BAB I PNDAHULUAN. Jepang dalam Perang Raya Asia Timur tahun Namun, ditengah tengah

BAB I PNDAHULUAN. Jepang dalam Perang Raya Asia Timur tahun Namun, ditengah tengah 1 BAB I PNDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kemerdekaan Indonesia diperoleh dengan perjuangan yang tidak mudah. Perjuangan tersebut lebih dikenal dengan sebutan revolusi nasional Indonesia. Revolusi nasional

Lebih terperinci

========================================= KTP Pada Zaman Hindia Belanda

========================================= KTP Pada Zaman Hindia Belanda Penyelenggaraan Catatan Sipil pada jaman Pemerintah Hindia Belanda ditangani oleh Lembaga Burgerlijk Stand atau disingkat BS yang artinya Catatan Kependudukan/Lembaga Catatan Sipil. =========================================

Lebih terperinci

IRIAN JAYA ATAU PAPUA ADALAH INDONESIA..

IRIAN JAYA ATAU PAPUA ADALAH INDONESIA.. Kolom IBRAHIM ISA Selasa, 15 April 2014 ------------------ IRIAN JAYA ATAU PAPUA ADALAH INDONESIA.. Asvi Warman Adam -- KEMBALIKAN IRIAN PADA BANGSA INDONESIA! Minggu lalu aku menerima kiriman artikel

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Upacara Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional, Jakarta, 7 November 2012 Rabu, 07 November 2012

Sambutan Presiden RI pada Upacara Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional, Jakarta, 7 November 2012 Rabu, 07 November 2012 Sambutan Presiden RI pada Upacara Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional, Jakarta, 7 November 2012 Rabu, 07 November 2012 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA UPACARA PENGANUGERAHAN GELAR PAHLAWAN

Lebih terperinci

Bung Karno dan Pembebasan Papua Barat

Bung Karno dan Pembebasan Papua Barat Bung Karno dan Pembebasan Papua Barat Fakta sejarah menunjukkan bahwa sejak awal berdirinya Republik Indonesia, Papua Barat merupakan wilayah negeri ini. Soekarno tidak pernah menganeksasi Papua Barat,

Lebih terperinci

Bangkitnya Pengembangan Televisi

Bangkitnya Pengembangan Televisi Televisi Era 1930 Diawali adanya depresi ekonomi di Amerika Periode 1930-1935 banyak muncul gagasan besar mengenai jaringan dibidang broadcasting Penyiaran di 1935-1941 melihat pendapatan radio melonjak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai negara hukum berdasarkan Pancasila dan UUD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai negara hukum berdasarkan Pancasila dan UUD BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara hukum berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 mengakui bahwa kemerdekaan pers merupakan salah satu wujud kedaulatan rakyat dan menjadi unsur

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG KEPROTOKOLAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PANCASILA

PENDIDIKAN PANCASILA Modul ke: 03Fakultas Oni FASILKOM PENDIDIKAN PANCASILA PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA ERA PRA KEMERDEKAAN & ERA KEMERDEKAAN Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom Program Studi Sistem Informasi

Lebih terperinci

Jl. Lembang Terusan No. D57, Menteng Jakarta Pusat, 10310, Indonesia Telp. (021) , Fax (021) Website:

Jl. Lembang Terusan No. D57, Menteng Jakarta Pusat, 10310, Indonesia Telp. (021) , Fax (021) Website: WARISAN POLITIK SOEHARTO Jl. Lembang Terusan No. D57, Menteng Jakarta Pusat, 10310, Indonesia Telp. (021) 391-9582, Fax (021) 391-9528 Website: www.lsi.or.id, Email: info@lsi.or.id Latar belakang Cukup

Lebih terperinci

Sambutan Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Paripurna, 29 Juli 2010 Kamis, 29 Juli 2010

Sambutan Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Paripurna, 29 Juli 2010 Kamis, 29 Juli 2010 Sambutan Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Paripurna, 29 Juli 2010 Kamis, 29 Juli 2010 SAMBUTAN PENGANTAR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA SIDANG KABINET PARIPURNA PADA TANGGAL 29 JULI 2010 Bismillaahirrahmaanirrahiim,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan suatu negara untuk menjadi lebih baik dari aspek kehidupan merupakan cita-cita dan sekaligus harapan bagi seluruh rakyat yang bernaung di dalamnya.

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PANCASILA

PENDIDIKAN PANCASILA Modul ke: PENDIDIKAN PANCASILA Pancasila Dalam Sejarah Perjuangan Bangsa (Pra Kemerdekaan) Fakultas MKCU Drs. AMIRUDDIN, S.P.d. MM Program Studi www.mercubuana.ac.id PENDAHULUAN Soekarno pernah mengatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimasa lampau itu dapat kita pelajari dari bukti-bukti yang ditinggalkan, baik yang berupa bukti

BAB I PENDAHULUAN. dimasa lampau itu dapat kita pelajari dari bukti-bukti yang ditinggalkan, baik yang berupa bukti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah adalah peristiwa yang terjadi pada masa lampau, persepektif sejarah selalu menampilkan ruang dan waktu, setiap peristiwa selalu menampilkan tiga unsur yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Bandung merupakan sebuah kota yang terletak di Propinsi Jawa Barat yang merupakan salah satu bagian wilayah di Negara Indonesia. Kota ini dalam sejarahnya

Lebih terperinci

Pengaruh Politik Domestik Terhadap Kebijakan Politik Luar Negeri Australia

Pengaruh Politik Domestik Terhadap Kebijakan Politik Luar Negeri Australia Ciptahadi Nugraha 10/296341/SP/23828 Pengaruh Politik Domestik Terhadap Kebijakan Politik Luar Negeri Australia Seperti yang kita ketahui, dalam politik pemerintahan Australia terdapat dua partai yang

Lebih terperinci

H. U. Adil Samadani, SS., SHI.,, MH.

H. U. Adil Samadani, SS., SHI.,, MH. Modul ke: IDENTITAS NASIONAL Disampaikan pada perkuliahan Kewarganegaraan kelas PKK Fakultas Ekonomi & Bisnis H. U. Adil Samadani, SS., SHI.,, MH. Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. dinobatkan sebagai sultan kemudian menjadi Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun

BAB V KESIMPULAN. dinobatkan sebagai sultan kemudian menjadi Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun BAB V KESIMPULAN Sri Sultan Hamengkubuwono IX naik tahta menggantikan ayahnya pada tanggal 18 Maret 1940. Sebelum diangkat menjadi penguasa di Kasultanan Yogyakarta, beliau bernama Gusti Raden Mas (GRM)

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pd Silaturahim dg Paskibraka, di Jakarta, tgl.18 Agt 2014 Senin, 18 Agustus 2014

Sambutan Presiden RI pd Silaturahim dg Paskibraka, di Jakarta, tgl.18 Agt 2014 Senin, 18 Agustus 2014 Sambutan Presiden RI pd Silaturahim dg Paskibraka, di Jakarta, tgl.18 Agt 2014 Senin, 18 Agustus 2014 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA SILATURAHIM PRESIDEN RI DENGAN PASKIBRAKA, PASUKAN

Lebih terperinci

Marjinalisasi dan Afirmasi

Marjinalisasi dan Afirmasi PAPUA DAN INDONESIA DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI: Marjinalisasi dan Afirmasi Oleh: Simon P. Morin Seminar Akhir Tahun Tim Kajian Papua P2 Politik LIPI dan Jaringan Damai Papua (JDP) Integrasi Sosial Ekonomi,

Lebih terperinci

Semua informasi tentang buku ini, silahkan scan QR Code di cover belakang buku ini

Semua informasi tentang buku ini, silahkan scan QR Code di cover belakang buku ini SEJARAH INDONESIA; dari Proklamasi sampai Orde Reformasi, oleh Ketut Sedana Arta, S.Pd., M.Pd.; Dr. I Ketut Margi, M.Si. Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta 55283 Telp:

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG DARURAT (UUDRT) NOMOR 19 TAHUN 1950 (19/1950) TENTANG PERATURAN PENSIUN DAN ONDERSTAND KEPADA PARA ANGGOTA TENTARA ANGKATAN DARAT

UNDANG-UNDANG DARURAT (UUDRT) NOMOR 19 TAHUN 1950 (19/1950) TENTANG PERATURAN PENSIUN DAN ONDERSTAND KEPADA PARA ANGGOTA TENTARA ANGKATAN DARAT UNDANG-UNDANG DARURAT (UUDRT) NOMOR 19 TAHUN 1950 (19/1950) TENTANG PERATURAN PENSIUN DAN ONDERSTAND KEPADA PARA ANGGOTA TENTARA ANGKATAN DARAT Presiden Republik Indonesia Serikat Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Peresmian Rusunawa Kabil, Batam, 27 April 2012 Jumat, 27 April 2012

Sambutan Presiden RI pada Peresmian Rusunawa Kabil, Batam, 27 April 2012 Jumat, 27 April 2012 Sambutan Presiden RI pada Peresmian Rusunawa Kabil, Batam, 27 April 2012 Jumat, 27 April 2012 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERESMIAN RUMAH SUSUN SEJAHTERA SEWA DI KAWASAN INDUSTRI KABIL BATAM

Lebih terperinci

5. Materi sejarah berguna untuk menanamkan dan mengembangkan sikap bertanggung jawab dalam memelihara keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup.

5. Materi sejarah berguna untuk menanamkan dan mengembangkan sikap bertanggung jawab dalam memelihara keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup. 13. Mata Pelajaran Sejarah Untuk Paket C Program IPS A. Latar Belakang Sejarah merupakan cabang ilmu pengetahuan yang menelaah tentang asal-usul dan perkembangan serta peranan masyarakat di masa lampau

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2001 TENTANG PENETAPAN JUMLAH DAN TATA CARA PENGISIAN KEANGGOTAAN

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2001 TENTANG PENETAPAN JUMLAH DAN TATA CARA PENGISIAN KEANGGOTAAN KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2001 TENTANG PENETAPAN JUMLAH DAN TATA CARA PENGISIAN KEANGGOTAAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROPINSI DAN KABUPATEN/KOTA YANG BARU DIBENTUK Menimbang

Lebih terperinci

SURAT KEPERCAYAAN GELANGGANG SENIMAN MERDEKA INDONESIA

SURAT KEPERCAYAAN GELANGGANG SENIMAN MERDEKA INDONESIA Surat Kepercayaan Gelanggang SURAT KEPERCAYAAN GELANGGANG SENIMAN MERDEKA INDONESIA Kami adalah ahli waris yang sah dari kebudayaan dunia dan kebudayaan ini kami teruskan dengan cara kami sendiri. kami

Lebih terperinci

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN SEJARAH INDONESIA. Standar Kompetensi Guru (SKG) Kompetensi Guru Mata Pelajaran (KD)

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN SEJARAH INDONESIA. Standar Kompetensi Guru (SKG) Kompetensi Guru Mata Pelajaran (KD) KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN SEJARAH INDONESIA No (IPK) 1 Pedagogik Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, sosial, kultural, emosional, dan intelektual Memahami karakteristik peserta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setelah Indonesia merdeka secara de facto dan de jure, maka Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Setelah Indonesia merdeka secara de facto dan de jure, maka Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setelah Indonesia merdeka secara de facto dan de jure, maka Indonesia menjadi negara yang independen, negara yang seharusnya berdiri sendiri tanpa pengaruh

Lebih terperinci

sherila putri melinda

sherila putri melinda sherila putri melinda Beranda Profil Rabu, 13 Maret 2013 DEMOKRASI YANG PERNAH BERLAKU DI INDONESIA DEMOKRASI YANG PERNAH BERLAKU DI INDONESIA Demokrasi berasal dari kata DEMOS yang artinya RAKYAT dan

Lebih terperinci

AKAR DAN DALANG PEMBANTAIAN MANUSIA TAK BERDOSA. dan PENGGULINGAN BUNG KARNO

AKAR DAN DALANG PEMBANTAIAN MANUSIA TAK BERDOSA. dan PENGGULINGAN BUNG KARNO Kolom IBRAHIM ISA Minggu, 15 Desember 2013 ----------------------- Menyambut Hangat Karya Penting SUAR SUROSO: AKAR DAN DALANG PEMBANTAIAN MANUSIA TAK BERDOSA dan PENGGULINGAN BUNG KARNO Senin, 16 Desember

Lebih terperinci

Pengantar Presiden RI pada Rapat Koordinasi Bid. Pertahanan, Jakarta, 9 Agustus 2012 Kamis, 09 Agustus 2012

Pengantar Presiden RI pada Rapat Koordinasi Bid. Pertahanan, Jakarta, 9 Agustus 2012 Kamis, 09 Agustus 2012 Pengantar Presiden RI pada Rapat Koordinasi Bid. Pertahanan, Jakarta, 9 Agustus 2012 Kamis, 09 Agustus 2012 PENGANTAR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA RAPAT KOORDINASI BIDANG PERTAHANAN DI MABES

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR ISI DAFTAR PUSTAKA DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 BAB II ISI... 4 2.1 Pengertian Sistem Pemerintahan... 2.2 Sistem Pemerintahan Indonesia 1945 s.d.1949...

Lebih terperinci

G30S dan Kejahatan Negara

G30S dan Kejahatan Negara Telah terbit Buku: G30S dan Kejahatan Negara Catatan Penyunting Pada tanggal 1 Oktober 1965, sekitar pukul 7 pagi, saya bermain catur dengan ayah saya, Siauw Giok Tjhan di beranda depan rumah. Sebuah kebiasaan

Lebih terperinci

PROGRAM PERSIAPAN SBMPTN BIMBINGAN ALUMNI UI

PROGRAM PERSIAPAN SBMPTN BIMBINGAN ALUMNI UI www.bimbinganalumniui.com 1. Setelah kabinet Amir Syarifuddin jatuh, atas persetujuan presiden KNIP memilih Hatta sebagai Perdana Menteri. Jatuhnya Amir Syarifuddin membuat kelompok kiri kehilangan basis

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1956 TENTANG PEMBENTUKAN DAERAH OTONOM PROPINSI IRIAN BARAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1956 TENTANG PEMBENTUKAN DAERAH OTONOM PROPINSI IRIAN BARAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 1956 TENTANG PEMBENTUKAN DAERAH OTONOM PROPINSI IRIAN BARAT PRESIDEN, Menimbang : bahwa setelah ditetapkan Undang-undang Pembatalan Persetujuan Konperensi Meja Bundar, maka

Lebih terperinci