Efek Ekstrak Daun Jambu Biji Daging Buah Putih dan Jambu Biji Daging Buah Merah Sebagai Antidiare
|
|
- Sucianty Iskandar
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Daging Buah Putih dan Jambu Biji Daging Buah Merah Sebagai Antidiare I Ketut Adnyana*, Elin Yulinah, Joseph I. Sigit, Neng Fisheri K., Muhamad Insanu Unit Bidang Ilmu Farmakologi-Toksikologi, Departemen Farmasi, Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha Bandung 432 (Diterima Maret 24, disetujui 28 April 24) Abstrak Telah duji aktivitas antibakteri (penyebab diare) ekstrak etanol daun jambu biji daging buah putih dan jambu biji daging buah merah (Psidium guajava L., Myrtaceae) terhadap bakteri Escherichia coli, Shigella dysenteriae, Shigella flexneri, dan Salmonella typhi dan uji antidiare dengan metode proteksi terhadap diare imbasan-minyak jarak dan metode transit intestinal pada mencit. Ekstrak etanol daun jambu biji daging buah putih memiliki kemampuan hambat bakteri yang lebih besar daripada jambu biji daging buah merah (KHM terhadap Escherichia coli (6 mg/ml vs > mg/ml), Shigella dysenteriae (3 mg/ml vs 7 mg/ml), Shigella flexneri (4 mg/ml vs 6 mg/ml), dan Salmonella typhi (4 mg/ml vs 6 mg/ml). Tidak terdapat perbedaan bermakna pada konsistensi feses, berat total feses, waktu munculnya diare, lamanya diare, dan kecepatan transit usus untuk kedua ekstrak uji dibandingkan dengan kelompok kontrol. Frekuensi defekasi mencit yang diberi ekstrak etanol daun jambu biji daging buah putih 5 mg/kg bb pada menit ke8-24 menunjukkan perbedaan bermakna dibanding kelompok kontrol (p<,5). Kata kunci : aktivitas antibakteri, metode transit intestinal, ekstrak etanol jambu biji daging buah merah, ekstrak etanol jambu biji daging buah putih Abstract Antibacterial activity of ethanol extracts of white guava and red guava (Psidium guajava L., Myrtaceae) leaves against Escherichia coli, Shigella dysenteriae, Shigella flexneri, and Salmonella typhi and antidiarrheal activity against minyak jarak-induced diarrhe and intestinal transit time method in Swiss webster mice had been tested. The ethanol extracts of white guava leaves showed stronger antibacterial activity than that of ethanol extracts of red guava leaves against Escherichia coli (MIC of 6 mg/ml vs > mg/ml), Shigella dysenteriae (MIC of 3 mg/ml vs 7 mg/ml), Shigella flexneri (MIC of 4 mg/ml vs 6 mg/ml), and Salmonella typhi (MIC of 4 mg/ml vs 6 mg/ml). There was no significant differences in increased stool consistency, stool weight, onset and diarrhea duration, and intestinal transit time in mice treated by both extracts compared to those of control group. Frequency of defecacy of mice administered by ethanol extracts of white guava at a dose of 5 mg/kg bw at minute 8-24 showed significantly different compared to that of control group (p<,5). Key words : antibacterial activity, intestinal transit time method, ethanol extracts of red and white guava leaves 9 Acta Pharmaceutica Indonesia, Vol. XXIX, No., 24
2 Pendahuluan Diare adalah defekasi yang sering dalam sehari dengan feses yang lembek atau cair, terjadi karena chymus yang melewati usus kecil dengan cepat, kemudian feses melewati usus besar dengan cepat pula sehingga tidak cukup waktu untuk absorpsi, hal ini menyebabkan dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit. Dehidrasi adalah suatu keadaan kekurangan cairan, kekurangan kalium (hipokalemia) dan adakalanya acidosis (darah menjadi asam), yang tidak jarang berakhir dengan shock dan kematian. Keadaan ini sangat berbahaya terutama bagi bayi dan anakanak kecil, karena mereka memiliki cadangan cairan intrasel yang lebih sedikit sedangkan cairan ekstra-selnya lebih mudah lepas daripada orang dewasa. Telah diketahui oleh masyarakat umum bahwa ekstrak daun jambu biji memiliki khasiat sebagai antidiare. Jambu biji (Psidium guajava) memiliki varietas antara lain yang berdaging-buah warna putih dan yang berwarna merah. Mengingat bahaya-bahaya yang ditimbulkan oleh diare, maka penelitian mencari ekstrak daun jambu biji yang lebih efektif sangat penting untuk mencapai sasaran penanganan diare. Dalam penelitian ini efektivitas ekstrak daun jambu biji daging buah putih dibandingkan dengan yang berwarna merah sebagai antidiare, berdasarkan aktivitas antimikroba, konsistensi feses, berat feses, waktu diare, dan uji waktu lintas usus. Percobaan Bahan Ekstrak daun jambu biji daging buah putih, ekstrak daun jambu biji daging buah merah, nutrien agar (Difco), NaCl,9 % b/v, cakram kertas, kapas berlemak, kertas alumunium, suspensi 5 % norit dalam gom acacia 5 %, loperamid BPFI, tetrasiklin BPFI, mencit jantan, dan bakteri penginfeksi penyebab diare: Escherichia coli, Shigella dysenteriae, Shigella flexneri dan Salmonella typhi. Alat Cawan petri, spektrofotometer Spektronik Bausch & Lomb, kuvet, alat suntik, jarum oral mencit, seperangkat alat bedah, dan kandang metabolisme hewan. Prosedur : Pengumpulan, determinasi dan ekstraksi bahan Daun jambu biji daging buah merah dan daun jambu biji daging buah putih yang diperoleh dari pasar dideterminasi di Departemen Biologi FMIPA-ITB. Simplisia yang diperoleh kemudian diekstraksi dengan cara refluks (etanol 95%, selama 2 jam). Acta Pharmaceutica Indonesia, Vol. XXIX, No., 24-2
3 Pembuatan media untuk bakteri Media nutrient agar dibuat dengan cara mencampur 23 g nutrient agar dengan ml air suling dan dididihkan sampai melarut sempurna, dimasukkan ke dalam botol untuk disterilisasi dengan autoklaf. Nutrient broth sebanyak 8 g dicampurkan ke dalam ml air dan dididihkan sebelum digunakan dan distrerilisasi dengan autoklaf. Pembuatan suspensi bakteri Suspensi bakteri dalam media cair setelah diinkubasi selama 8-24 jam pada suhu 37 C dikocok menggunakan pengocok vortex, kepekatan suspensi bakteri diatur sehingga jika diukur dengan menggunakan spektrofotometer Spektronik pada panjang gelombang 53 nm memberikan transmitansi sebesar 25%. Pengujian aktivitas antibakteri Aktivitas antibakteri diuji dengan metode difusi agar menggunakan cakram kertas dan metode pengenceran agar. (i) Metode difusi agar dilakukan dengan cara mencampur sebanyak 5 µl masing-masing suspensi bakteri ke dalam 5 ml media agar yang telah di cairkan dalam cawan petri steril dan kemudian dibiarkan menjadi padat. Cakram kertas dengan diameter 6 mm diletakkan pada permukaan media padat. Pada cakram diteteskan 2 µl masing-masing zat uji kemudian dibarkan selama 3 menit pada suhu kamar sebelum dimasukkan ke inkubator 37 C. (ii) Pengujian dengan metode pengenceran agar dilakukan dengan cara meletakkan,5 ml ekstrak uji pada cawan petri ditambah 4,5 ml media agar hangat yang masih cair, dibiarkan mendingin, lalu digoreskan suspensi bakteri uji ke atas permukaan agar. Metode proteksi terhadap diare oleh Minyak jarak Hewan percobaan berupa mencit putih jantan Swiss Webster sehat dengan bobot 2-25 g dan memiliki feses normal dikelompokkan secara acak menjadi 9 kelompok. Mencit dipuasakan selama satu jam sebelum percobaan dimulai, tiap kelompok diberi sediaan per oral,5 ml/2 g bb, kemudian ditempatkan di dalam bejana individual yang beralaskan kertas saring pengamatan yang terlebih dahulu dikeringkan dan ditimbang. Satu jam setelah perlakuan, tiap mencit kecuali dari kelompok normal diberi,75 ml minyak jarak. Respon tiap mencit diamati selang 3 menit sampai 4 jam, dan pada 5 jam setelah pemberian minyak jarak, meliputi waktu terjadinya diare, frekuensi diare, konsistensi dan jumlah atau bobot feses serta jangka waktu berlangsungnya diare. Metode transit intestinal Hewan percobaan berupa mencit putih Swiss Webster jantan dewasa sehat dengan berat 2-25 g dipuasakan selama lebih kurang 8 jam namun tetap diberi minuman. dikelompokkan secara acak ke dalam 8 kelompok. Pemberian ekstrak uji, pembawa 2 Acta Pharmaceutica Indonesia, Vol. XXIX, No., 24
4 atau pembanding diberikan pada saat t =. Setelah t = 45 menit, mencit diberi suspensi norit sebanyak, ml/ g secara oral. Pada t = 65 menit, mencit dikorbankan secara dislokasi tulang leher. Usus mencit dikeluarkan secara hati-hati jangan sampai terenggang. Panjang seluruh usus dan bagian usus yang yang dilalui marker norit mulai dari pilorus sampai ujung akhir (berwarna hitam) diukur dari masing-masing hewan kemudian dihitung perbandingan jarak yang ditempuh marker terhadap panjang usus keseluruhan. Hasil dan Pembahasan Hasil percobaan in vitro menunjukkan bahwa ekstrak etanol jambu biji daging buah putih memiliki konsentrasi hambat minimum (KHM) 4 mg/ml terhadap bakteri Shigella flexneri, 3 mg/ml terhadap bakteri Shigella dysenteriae, 4 mg/ml terhadap Escherichia coli, dan 6 mg/ml terhadap bakteri Salmonella typhi. Tabel Aktivitas ekstrak terhadap pertumbuhan Shigella dysentriae, Shigella flexneri, S. typhi, E. coli Kelompok Ekstrak etanol jambu biji daging buah putih Ekstrak etanol jambu biji daging buah merah Konsentrasi (mg/ml) Shigella dysentriae Keterangan: n = 5, = ada pertumbuhan, = tidak ada pertumbuhan. Pertumbuhan bakteri Shigella flexneri S. typhi E. coli Acta Pharmaceutica Indonesia, Vol. XXIX, No., 24-22
5 Ekstrak etanol jambu biji daging buah merah memiliki KHM 5 mg/ml terhadap bakteri Shigella flexneri, 4 mg/ml terhadap bakteri Shigella dysenteriae, 4 mg/ml terhadap Escherichia coli, dan tidak terdapat hambatan hingga konsentrasi mg/ml terhadap bakteri Salmonella typhi (Tabel ). Ekstrak etanol jambu biji daging buah putih memiliki aktivitas lebih kuat terhadap Salmonella typhi dibandingkan dengan ekstrak etanol jambu biji daging buah merah, dengan demikian ekstrak etanol jambu biji daging buah putih dapat lebih manjur untuk mengobati diare yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Percobaan in vivo menunjukkan bahwa ekstrak jambu biji daging buah merah 5 mg/kg bobot badan mampu menekan frekuensi defekasi yang berbeda secara bermakna dari kontrol positif, namun pada dosis 3 mg/kg bobot badan dan 6 mg/kg bobot badan tidak menekan frekuensi defekasi secara berarti (p<,5). Hal ini diperkirakan karena konsentrasi ekstrak yang kental sehingga mempengaruhi fisiologis hewan uji yang mengakibatkan efek obat tidak begitu terlihat. Pengaruh serupa juga terjadi pada konsistensi feses, pada dosis 5 mg/kg bobot badan mampu meningkatkan konsistensi sehingga feses tidak berada dalam keadaan cair pada menit ke-2. Tidak terdapat perbedaan bermakna pada waktu diare, lama diare, berat total feses, dan transit usus. Frekuensi Defekasi Waktu Pengamatan (menit) Kontrol Normal Loperamid JP 5 mg/kg bb JP 3 mg/kg bb JP 6 mg/kg Gambar Profil frekuensi defekasi kelompok ekstrak etanol daun jambu biji daging buah putih. Keterangan : JP = Ekstrak etanol daun jambu biji daging buah putih, n = 5(p<,5) Ekstrak daun jambu biji daging buah merah 5, 3, dan 6 mg/kg bobot badan tidak menunjukkan terjadinya penekanan frekuensi defekasi pada mencit diare yang diinduksi dengan minyak jarak. Ekstrak uji juga tidak memberikan perbedaan bermakna pada konsistensi feses, waktu diare, lama diare, berat total feses pada mencit diare dan waktu transit usus pada mencit normal. 23 Acta Pharmaceutica Indonesia, Vol. XXIX, No., 24
6 6 5 Frekuensi Defekasi Waktu Pengamatan (menit) Kontrol Normal Loperamid JP 5 mg/kg bb JP 3 mg/kg bb JP 6 mg/kg bb Gambar 2 Profil frekuensi defekasi kelompok ekstrak etanol daun jambu biji daging buah putih Keterangan : JP = Ekstrak etanol daun jambu biji daging buah putih, n = 5(p<,5) 5 4 Konsistensi Waktu Pengamatan (menit) Kontrol Normal Loperamid JM 5 mg/kg bb JM 3 mg/kg bb JM 6 mg/kg bb Gambar 3 Profil konsistensi feses kelompok ekstrak etanol daun jambu biji daging buah merah Keterangan : JM = Ekstrak etanol daun jambu biji daging buah merah, n = 5 (p<,5), = tidak defekasi, = keras, 2 = keras lembek, 3 = lembek keras, 4 = berair masih berbentuk masa, 5 = berair tidak berbentuk masa. Acta Pharmaceutica Indonesia, Vol. XXIX, No., 24-24
7 6 5 Konsistensi Waktu Pengamatan (menit) Kontrol Normal Loperamid JP 5 mg/kg bb JP 3 mg/kg bb JP 6 mg/kg bb Gambar 4 Profil konsistensi feses kelompok ekstrak etanol daun jambu biji daging buah putih Keterangan : JP = Ekstrak etanol daun jambu biji daging buah putih, n = 5 (p<,5), = tidak defekasi, = keras, 2 = keras lembek, 3 = lembek keras, 4=berair masih berbentuk masa, 5 = berair tidak berbentuk masa.,8 Ratio (X/Y),6,4,2 Normal Loperamid JM 5 mg/kg bb JM 3 mg/kg bb JM 6 mg/kg bb JP 5 mg/kg bb JP 3 mg/kg bb JP 6 mg/kg bb Kelompok Gambar 5. Grafik ratio panjang usus kelompok ekstrak etanol daun jambu biji daging buah merah dan ekstrak etanol daun jambu biji daging buah putih. Keterangan : x = panjang usus yang dilalui norit, y = panjang usus mencit, JP = ekstrak etanol jambu biji daging buah putih, JM = ekstrak etanol jambu biji daging buah merah. 25 Acta Pharmaceutica Indonesia, Vol. XXIX, No., 24
8 Kesimpulan Ekstrak etanol daun jambu biji daging buah putih dan ekstrak etanol daun jambu biji daging buah merah menghambat pertumbuhan Shigella dysenteriae masingmasing pada konsentrasi 4 mg/ml dan 5 mg/ml, terhadap Shigella flexneri masing-masing pada konsentrasi 3 mg/ml dan 4 mg/ml, terhadap Escherichia coli masing-masing pada konsentrasi 4 mg/ml, dan terhadap Salmonella typhi hanya ekstrak etanol daun jambu biji daging buah putih pada konsentrasi 6 mg/ml. Ekstrak etanol daun jambu biji daging buah putih menunjukkan aktivitas antibakteri yang lebih kuat dibandingkan ekstrak etanol daun jambu biji daging buah merah. Kedua ekstrak uji tidak menunjukkan perbedaan efek yang bermakna terhadap konsistensi feses, berat total feses, waktu munculnya diare, lamanya diare, dan transit usus. Frekuensi defekasi ekstrak etanol daun jambu biji daging buah putih 5 mg/kg bb pada menit ke-8 sampai 24 berbeda bermakna dibandingkan dengan kelompok kontrol (p<,5). Daftar Pustaka. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 977, Materia Medika Indonesia, Jakarta, 33, 3436, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 989, Materia Medika Indonesia ed. 5, Jakarta. 3. Ditjen POM, 995, Farmakope Indonesia, ed. 4, Depkes RI, Guyton, A.C., 99, Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit, terjemahan P. Andrianto, ed 3, BCG, Jakarta, , 663, Hartarto, B., 983, Uji Efek Infus Daun Psidium guajava (Myrtaceae), Kayu Caesalpinia sappan (Caesalpiniaceae), Buah dan Kulit Buah Punica granatum (Punicacae) sebagai Antidiare pada Mencit Putih Swiss-webster dan sebagai Antibakteri, Tugas Akhir Sarjana Farmasi, Jurusan Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung, Bandung, 37, Suryawati, S., Santoso, B. (Eds.), 993, Penapisan Farmakologi Pengujian Fitokimia dan Pengujian Klinik, Yayasan Pengembangan Obat Bahan Alam Phytomedica, Jakarta, Muscthler, E., 99, Dinamika Obat, terjemahan M. B. Widianto dan A. S. Ranti, Penerbit ITB, Bandung, Syamsuhidayat, Sugati, S., dan Hutapea, J.R., 99, Inventaris Tanaman O- bat Indonesia, jil., Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Kesehatan, Jakarta, 8889, , 366, 466, Tjay, T. dan Rahardja, K., 986, Obat-Obat Penting, Pangeran Jayakarta, Jakarta, Acta Pharmaceutica Indonesia, Vol. XXIX, No., 24-26
9 . Tortora, G., Nicholas, J. and Anagnostakos, P., 99, Principles of Anatomy and Physiology, New York; Harpen&Row Publishers, 772, 763,765, Zuniarto, A.A., 994, Uji Antidiare Infus Kulit Buah Delima Pada Tikus Putih Jantan Balur Wistar, Bandung; Tugas Akhir Sarjana Farmasi, Jurusan Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung, Acta Pharmaceutica Indonesia, Vol. XXIX, No., 24
EFEK ANTIDIARE EKSTRAK ETANOL DAUN MINDI (Melia azedarach Linn) PADA MENCIT SWISS WEBSTER JANTAN ABSTRAK
KARTIKA JURNAL ILMIAH FARMASI, Des 2013, 1 (1), 38-44 ISSN 2354-6565 EFEK ANTIDIARE EKSTRAK ETANOL DAUN MINDI (Melia azedarach Linn) PADA MENCIT SWISS WEBSTER JANTAN Linda P. Suherman, Faizal Hermanto,
Lebih terperinciSetiap tahun, diperkirakan terdapat 2 miliar kasus diare di seluruh dunia. Pada tahun 2004, diare menjadi penyebab kematian tertinggi ketiga di
BAB 1 PENDAHULUAN Obat tradisional Indonesia merupakan warisan budaya dan merupakan bagian integral dari kehidupan bangsa Indonesia yang dapat dipakai dalam sistem pelayanan kesehatan. Oleh karena itu
Lebih terperinciIndonesia merupakan negara berkembang yang kaya akan tumbuhtumbuhan. Banyak sekali tanaman yang berkhasiat sebagai bahan obat telah digunakan secara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara berkembang dan tidak dapat dipungkiri bahwa banyak masalah kesehatan yang sering terjadi salah satunya adalah diare. Angka kesakitan
Lebih terperinciPenelitian efek antidiare ekstrak daun salam (Eugenia polyantha) dengan metode transit intestinal oleh Hardoyo (2005), membuktikan
BAB 1 PENDAHULUAN Diare dapat diartikan sebagai timbulnya feses yang berbentuk cair secara berulang-ulang dan berlebihan (lebih dari 3 kali sehari). Pada umumnya timbulnya diare karena suatu gejala klinis,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian eksperimental laboratorik. Proses ekstraksi dilakukan dengan menggunakan pelarut methanol
Lebih terperinciJurnal Akademi Farmasi Prayoga
JURNAL AKADEMI FARMASI PRAYOGA, 2(1), 2017 Jurnal Akademi Farmasi Prayoga ISSN-Online : 2548-141X Diterbitkan Oleh Akademi Farmasi Prayoga Padang http:// jurnal.akfarprayoga.ac.id Perbandingan Daya Antibakteri
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan
Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan 45 Lampiran 2. Gambar Tanaman ranti Tanaman ranti 46 Lampiran 3. Simplisia dan serbuk simplisia daun ranti Simplisia daun Ranti Serbuk simplisia daun Ranti 47 Lampiran
Lebih terperinciPHARMACY, Vol.14 No. 02 Desember 2017 p-issn ; e-issn X. AKTIVITAS ANTIDIARE EKSTRAK ETANOL DAUN SUJI (Dracaena angustifolia Roxb)
AKTIVITAS ANTIDIARE EKSTRAK ETANOL DAUN SUJI (Dracaena angustifolia Roxb) ANTIDIARRHEAL ACTIVITIES OF ETANOL EXTRACT SUJI LEAF (Dracaena angustifolia Roxb) Ika Kurnia Sukmawati 1, Elin Yulinah Sukandar
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008.
BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian dilakukan di Laboratorium Fitokimia dan Farmakologi Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008. B. BAHAN DAN ALAT
Lebih terperinciUji Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Etanol Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L.)
Uji Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Etanol Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L.) I Ketut Adnyana*, Elin Yulinah, Andreanus A. Soemardji, Endang Kumolosasi, Maria Immaculata Iwo, Joseph Iskendiarso Sigit,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit diare masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia. Dari hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004, angka
Lebih terperinciPHARMACY, Vol.09 No. 01 April 2012 ISSN AKTIVITAS ANTIDIARE EKSTRAK ETANOL DAUN SELEDRI (Apium graveolens L) PADA MENCIT JANTAN
AKTIVITAS ANTIDIARE EKSTRAK ETANOL DAUN SELEDRI (Apium graveolens L) PADA MENCIT JANTAN ANTIDIARRHEAL ACTIVITY OF CELERY LEAVES (Apium graveolens L) ETHANOL EXTRACT IN MALE MICE Fifteen Aprila Fajrin Bagian
Lebih terperinciSelain itu, pengobatan antidiare juga dapat menggunakan obat-obat kimia. Salah satu contohnya adalah loperamid. Loperamid HCL memiliki efek samping
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Di negara berkembang penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan dunia. Penyakit diare juga merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia.
Lebih terperinciPemanfaatan Hasil Alam (Daun Randu Dan Daun Jambu Biji) sebagai Antidiare
Pemanfaatan Hasil Alam (Daun Randu Dan Daun Jambu Biji) sebagai Antidiare Ani Purwanti 1, Abdul aziz 1, Abdullah Dedi R 1, Fitri Riyadi 2 Jurusan Teknik Kimia Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta
Lebih terperinciLAMPIRAN. Sampel Daun Tumbuhan. dicuci dikeringanginkan dipotong-potong dihaluskan
LAMPIRAN Lampiran A. Alur Kerja Ekstraksi Daun Tumbuhan Sampel Daun Tumbuhan dicuci dikeringanginkan dipotong-potong dihaluskan Serbuk ditimbang dimasukkan ke dalam botol steril dimaserasi selama + 3 hari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Diare merupakan penyakit yang umum dialami oleh masyarakat. Faktor
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Diare merupakan penyakit yang umum dialami oleh masyarakat. Faktor penyebab terjadinya diare antara lain infeksi kuman penyebab diare (Escherichia coli,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan metode rancangan eksperimental sederhana (posttest only control group design)
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan Biji Asam Jawa (Tamarindus indica L.)
Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan Biji Asam Jawa (Tamarindus indica L.) 51 Lampiran 2. Rekomendasi Persetujuan Etik Penelitian Kesehatan 52 Lampiran 3. Gambar pohon asam jawa 53 Lampiran 3. (Lanjutan)
Lebih terperincidiare di Indonesia sebanyak kasus rawat inap dan kasus rawat jalan. Kematian akibat diare di Indonesia pada tahun 2009 mempunyai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diare adalah suatu gejala klinis dan gangguan saluran pencernaan (usus) yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi defekasi lebih dan biasanya berulang-ulang, disertai
Lebih terperinciLampiran 2. Morfologi Tanaman Jengkol (Pithecellobium lobatum Benth)
Lampiran 2 Morfologi Tanaman Jengkol (Pithecellobium lobatum Benth) Gambar 1. Tanaman Jengkol (Pithecellobium lobatum Benth) suku Fabaceae Lampiran 2 A B C Gambar 2. Buah dari Tanaman Jengkol (Pithecellobium
Lebih terperinciUJI ANTIDIARE KOMBINASI EKSTRAK ETANOL KUNYIT, KEMUNING, TAPAK LIMAN DAN JAMBU BIJI DENGAN METODE PROTEKSI DAN TRANSIT INTESTINAL
UJI ANTIDIARE KOMBINASI EKSTRAK ETANOL KUNYIT, KEMUNING, TAPAK LIMAN DAN JAMBU BIJI DENGAN METODE PROTEKSI DAN TRANSIT INTESTINAL TIRZA VALENTA KASE 2443011140 PROGRAM STUDI S1 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. MIPA dan Laboratorium Universitas Setia Budi Surakarta. B.
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan, mulai dari bulan September sampai Desember 2013, bertempat di Laboratorium Jurusan Biologi Fakultas
Lebih terperinciAKTIVITAS ANTIDIARE EKSTRAK ETANOL KULIT BATANG SINTOK
AKTIVITAS ANTIDIARE EKSTRAK ETANOL KULIT BATANG SINTOK (Cinnamomum sintoc BL.) DENGAN METODE TRANSIT INTESTINAL PADA MENCIT* Oleh: Sri Adi Sumiwi, Rini Hendriani, Irfani syahrul ABSTRAK Pengujian aktivitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. perkolasi kemangi kering menggunakan pelarut air dengan variasi waktu
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap yaitu tahap pertama adalah perkolasi kemangi kering menggunakan pelarut air dengan variasi waktu perkolasi.
Lebih terperinciAnthony Wibowo K, 2011 Pembimbing Utama : Djusena, dr, AIF Pembimbing Pendamping : Dr. Sugiarto Puradisastra,dr, M.kes
ABSTRAK EFEK EKSTRAK ETANOL DAGING BUAH SALAK PONDOH (Salacca edulis Reinw.) SEBAGAI ANTIDIARE PADA MENCIT SWISS WEBSTER JANTAN YANG DIINDUKSI OLEUM RICINI Anthony Wibowo K, 2011 Pembimbing Utama : Djusena,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tanaman berkhasiat obat sebagai salah satu upaya dalam penanggulangan masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Sudah sejak jaman dahulu masyarakat Indonesia mengenal dan menggunakan tanaman berkhasiat obat sebagai salah satu upaya dalam penanggulangan masalah kesehatan
Lebih terperinciNUR SIDIK CAHYONO AKTIVITAS ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL BIJI JARAK, DAUN URANG-ARING DAN KOMBINASINYA TERHADAP MALASSEZIA SP. SERTA EFEK IRITASINYA
NUR SIDIK CAHYONO AKTIVITAS ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL BIJI JARAK, DAUN URANG-ARING DAN KOMBINASINYA TERHADAP MALASSEZIA SP. SERTA EFEK IRITASINYA Program Studi Sains dan Teknologi Farmasi INSTITUT TEKNOLOGI
Lebih terperinciBAB 3 PERCOBAAN 3.1 Alat 3.2 Bahan 3.3 Hewan Uji
BAB 3 PERCOBAAN Alat, bahan, dan hewan uji yang diperlukan dalam percobaan dijelaskan dalam bab ini. Prosedur yang dilakukan meliputi penyiapan bahan tanaman, pembuatan jus, orientasi pembuatan model tikus
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Bahan dan Alat
19 Metode ekstraksi tergantung pada polaritas senyawa yang diekstrak. Suatu senyawa menunjukkan kelarutan yang berbeda-beda dalam pelarut yang berbeda. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan pelarut
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Hewan Coba Departemen Biologi
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Hewan Coba Departemen Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga sebagai tempat pemeliharaan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan
30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Agustus 2013. 2. Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium
Lebih terperinciUJI AKTIVITAS EKSTRAK BUAH SAWO MENTAH (Acrhras zapota ) DENGAN BERBAGAI PELARUT PADA Salmonella typhii
JURNAL TEKNOLOGI AGRO-INDUSTRI Vol. 2 No.2 ; November 2015 UJI AKTIVITAS EKSTRAK BUAH SAWO MENTAH (Acrhras zapota ) DENGAN BERBAGAI PELARUT PADA Salmonella typhii FATIMAH, ERFANUR ADLHANI, DWI SANDRI Staff
Lebih terperinciLampiran 1. Dosis infusa rimpang kunyit yang dipakai pada percobaan sebelumnya untuk mencit = 7,8 mg / 0,5 ml (Joao M.C.Ximenes, 2010).
Lampiran 1 Perhitungan Dosis Perhitungan Dosis Kunyit Dosis infusa rimpang kunyit yang dipakai pada percobaan sebelumnya untuk mencit = 7,8 mg / 0,5 ml (Joao M.C.Ximenes, 2010). Berat serbuk rimpang kunyit
Lebih terperinciABSTRAK. EFEK ANTIDIARE JAMU EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava L) TERHADAP MENCIT (Mus musculus) JANTAN SWISS WEBSTER DEWASA
ABSTRAK EFEK ANTIDIARE JAMU EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava L) TERHADAP MENCIT (Mus musculus) JANTAN SWISS WEBSTER DEWASA Rijallul Fiqhri, 2011; Pembimbing I : Dra. Rosnaeni, Apt Pembimbing II:
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian bulan Desember 2011 hingga Februari 2012.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi, Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya.
Lebih terperinciLampiran 1. Identifikasi Tumbuhan
Lampiran 1. Identifikasi Tumbuhan Lampiran 2. Gambar Tumbuhan Belimbing Manis (Averrhoa carambola Linn.) Lampiran 3. Gambar Buah Segar, Simplisia, dan Penampang Melintang Buah Segar Belimbing Manis (Averrhoa
Lebih terperinciDAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1. Alur prosedur kerja
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Alur prosedur kerja Hewan coba yang digunakan adalah mencit putih jantan berumur 8-10 minggu galur Swiss Webster sebanyak 25 ekor dengan berat badan 20-25 mg. Hewan coba diperoleh
Lebih terperinciBAB II METODE PENELITIAN
BAB II METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Variabel Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental semu, yaitu penelitian yang dilakukan melalui pengamatan terhadap kelompok eksperimental
Lebih terperinciLampiran 1.Identifikasi tumbuhan
Lampiran 1.Identifikasi tumbuhan Lampiran 2. Gambar tumbuhan dan daun segarkembang bulan (Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray Keterangan :Gambar tumbuhan kembang bulan (Tithonia diversifolia (Hemsley)
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan post test only control group design. Penelitian
22 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimental laboratorium dengan rancangan post test only control group design. Penelitian dilakukan dengan beberapa
Lebih terperinciA : Tanaman ceplukan (Physalis minima L.)
Lampiran 1 A Gambar 1. Tanaman ceplukan dan daun ceplukan B Keterangan A : Tanaman ceplukan (Physalis minima L.) B : Daun ceplukan Lampiran 1 (Lanjutan) A B Gambar 2. Simplisia dan serbuk simplisia Keterangan
Lebih terperinciLampiran 1. Skema Alur Pikir
65 Lampiran 1. Skema Alur Pikir Adanya bakteri dalam saluran akar merupakan penyebab penyakit pulpa dan jaringan periradikular. Pemberian medikamen intrakanal penting untuk menghilangkan bakteri dalam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
32 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimen. Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta
Lebih terperinciABSTRAK. EFEK ANTIDIARE INFUSA KULIT BUAH RAMBUTAN (Nephelium lappaceum L.) PADA MENCIT SWISS WEBSTER JANTAN
ABSTRAK EFEK ANTIDIARE INFUSA KULIT BUAH RAMBUTAN (Nephelium lappaceum L.) PADA MENCIT SWISS WEBSTER JANTAN Fany Gunawan, 2010; Pembimbing: Dr. Sugiarto Puradisastra, dr., M.Kes Diare merupakan masalah
Lebih terperinciParawansah: Aktivitas Antidiare Seduhan Kayu Secang (Caesalpinia sappan L.) Pada Mencit (Mus musculus)
Aktivitas Antidiare Seduhan Kayu Secang (Caesalpinia sappan L.) Pada Mencit (Mus musculus) Parawansah 1, Nila Aryani 2, Eri Marwati 2 1 Fakultas Kedokteran Universitas Halu Oleo 2 Akademi Farmasi Bina
Lebih terperinciEFEK ANTIDIARE EKSTRAK ETANOL DAUN SAMBANG GETIH PADA MENCIT SECARA TRANSIT INTESTINAL
EFEK ANTIDIARE EKSTRAK ETANOL DAUN SAMBANG GETIH PADA MENCIT SECARA TRANSIT INTESTINAL H. Muharam Priatna 1, Dian Cardiana 1 1 Prodi S1 FarmasiSTIKes BTH Tasikmalaya Corresponding author email: priatna.muharam@yahoo.com
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena dalam penelitian ini dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian
Lebih terperinciEFEK ANTIDIARE EKSTRAK ETANOL DAUN PAPAYA ( Carica papaya L ) PADA MENCIT SWISS-WEBSTER JANTAN
ABSTRAK EFEK ANTIDIARE EKSTRAK ETANOL DAUN PAPAYA ( Carica papaya L ) PADA MENCIT SWISS-WEBSTER JANTAN ANTIDIARRHEAL EFFECT EXTRACT ETANOL OF PAPAYA LEAF ( Carica papaya L) ON SWISS WEBSTER MALE MICE Guti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tinggi. Survei morbiditas yang dilakukan oleh (Sub Direktorat) Subdit Diare,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya masalah penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang berbasis lingkungan yang masih merupakan masalah kesehatan terbesar di Indonesia baik dikarenakan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium Pertanian Universitas Sultan Syarif Kasim Riau.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Juli 2013 di Laboratorium Pertanian Universitas Sultan Syarif Kasim Riau. B.
Lebih terperinciBAB I. A. Latar Belakang Masalah. baik bagi masyarakat yang tinggal di perkotaan maupun pedesaan. Tanaman obat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanaman obat adalah tanaman yang dapat digunakan sebagai obat untuk mengobati berbagai penyakit. Sejak dahulu, tanaman obat telah digunakan masyarakat Indonesia
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April-Juni 2014 di Laboratorium
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April-Juni 2014 di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia dan Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi
Lebih terperinciUJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) ASAL KOTA WATAMPONE. St. Maryam, Saidah juniasti, Rachmat Kosman
As-Syifaa Vol 07 (01) : Hal. 60-69, Juli 2015 ISSN : 2085-4714 UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) ASAL KOTA WATAMPONE St. Maryam, Saidah juniasti, Rachmat
Lebih terperinciBAB IV PROSEDUR KERJA
BAB IV PROSEDUR KERJA 4.1. Penyiapan Bahan Bahan tumbuhan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun alpukat dan biji alpukat (Persea americana Mill). Determinasi dilakukan di Herbarium Bandung Sekolah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penyakit diare sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan dunia terutama di negara berkembang. Angka kejadian diare pada anak di dunia mencapai 1 miliar kasus
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sampel dan Lokasi Penelitian Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil determinasi tumbuhan dilampirkan pada Lampiran 1) yang diperoleh dari perkebunan
Lebih terperinciUJI ANTIDIARE KOMBINASI EKSTRAK ETANOLTEMULAWAK, KEMUNING, JAMBU BIJI DAN SALAM DENGAN METODEPROTEKSI DAN TRANSIT INTESTINAL
UJI ANTIDIARE KOMBINASI EKSTRAK ETANOLTEMULAWAK, KEMUNING, JAMBU BIJI DAN SALAM DENGAN METODEPROTEKSI DAN TRANSIT INTESTINAL SIRILIA MARIET NGOMPU 2443011166 PROGRAM STUDI S1 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS
Lebih terperinciUJI EKSTRAK DAUN BELUNTAS
UJI EKSTRAK DAUN BELUNTAS (Pluchea indica L. Less) TERHADAP ZONA HAMBAT BAKTERI Escherichia coli patogen SECARA IN VITRO Oleh: Ilma Bayu Septiana 1), Euis Erlin 2), Taupik Sopyan 3) 1) Alumni Prodi.Pend.Biologi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April Juni 2014 di Laboraturium
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April Juni 2014 di Laboraturium organik Jurusan Kimia dan Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Sains
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang dilakukan menggunakan daun sirsak (Annona muricata) yang
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1. Hasil Penelitian yang dilakukan menggunakan daun sirsak (Annona muricata) yang berasal dari daerah Sumalata, Kabupaten Gorontalo utara. 4.1.1 Hasil Ektraksi Daun Sirsak
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmakologi Departemen. Farmasi FMIPA UI dari September 2008 hingga November 2008.
BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmakologi Departemen Farmasi FMIPA UI dari September 2008 hingga November 2008. B. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan
Lebih terperinciLAMPIRAN Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan
LAMPIRAN Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan Lampiran 2. Tumbuhan pepaya jantan a. Tumbuhan pepaya jantan b. Bunga pepaya jantan c. Simplisia bunga pepaya jantan Lampiran 3. Perhitungan hasil pemeriksaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin meluas. Penggunaan obat tradisional mempunyai banyak keuntungan karena
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini penggunaan obat tradisional di kalangan masyarakat Indonesia semakin meluas. Penggunaan obat tradisional mempunyai banyak keuntungan karena bahan bakunya
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan
Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan Lampiran 2. Gambar Tanaman Andong (Cordyline fruticosa Goepp.) Lampiran 3. Gambar Daun Andong Segar dan Simplisia Daun Andong A Keterangan: A. Daun Andong Segar,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium.
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium. B. Tempat dan Waktu Penelitian Proses ekstraksi biji C. moschata dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciBAB IV PROSEDUR PENELITIAN
BAB IV PROSEDUR PENELITIAN 4.1. Penyiapan Bahan Daun sukun Artocarpus altilis (Parkinson) Fosberg yang digunakan sudah berwarna hijau tua dengan ukuran yang sama. Bahan uji yang digunakan dalam penelitian
Lebih terperinciPHARMACY, Vol.06 No. 01 April 2009 ISSN Roselina Wulandari*, Pri Iswati Utami *, Dwi Hartanti*
PENAPISAN FITOKIMIA DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL HERBA PULUTAN (Urena lobata Linn.) Roselina Wulandari*, Pri Iswati Utami *, Dwi Hartanti* Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Purwokerto,
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Metode Penelitian
23 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian berlangsung selama 7 bulan, yaitu penelitian in vitro bulan Januari sampai Maret 2009 di Laboratorium Biokimia Institut Pertanian Bogor (IPB)
Lebih terperinciBAB III. A. Jenis Penelitian. Penelitian ini termasuk ke dalam metoda penelitian eksperimental dimana
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk ke dalam metoda penelitian eksperimental dimana di dalamnya terdapat perlakuan untuk memanipulasi objek penelitian dan diperlukan kontrol
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel dari penelitian ini adalah daun murbei (Morus australis Poir) yang
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Sampel dan Lokasi Penelitian Sampel dari penelitian ini adalah daun murbei (Morus australis Poir) yang diperoleh dari perkebunan murbei di Kampung Cibeureum, Cisurupan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Annona
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap kadar Superoksida Dismutase (SOD) dan Malondialdehide (MDA)
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
19 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian adalah eksperimen laboratorik dengan metode difusi (sumuran). Perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak enam kali sehingga digunakan 12 unit
Lebih terperinciUJI ANTIDIARE KOMBINASI EKSTRAK ETANOL TEMULAWAK, BELUNTAS, KEMUKUS DAN MENIRAN DENGAN METODE PROTEKSI DAN TRANSIT INTESTINAL
UJI ANTIDIARE KOMBINASI EKSTRAK ETANOL TEMULAWAK, BELUNTAS, KEMUKUS DAN MENIRAN DENGAN METODE PROTEKSI DAN TRANSIT INTESTINAL FATRESYE MARIATI BAWOLE 2443011161 PROGRAM STUDI S1 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata L.)
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian pengaruh ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap kadar Superoksida dismutase (SOD) dan Malondialdehide (MDA) mammae mencit
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak buah jambu biji (Psidium guajava)
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak buah jambu biji (Psidium guajava) terhadap kadar gula darah dan kadar transminase pada tikus (Rattus norvegicus)
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. laboratorium, mengenai uji potensi antibakteri ekstrak etilasetat dan n-heksan
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan menggunakan metode eksperimental laboratorium, mengenai uji potensi antibakteri ekstrak etilasetat dan n-heksan daun J. curcas terhadap
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Pada metode difusi, digunakan 5 perlakuan dengan masing-masing 3
digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Pada metode difusi, digunakan 5 perlakuan dengan masing-masing 3 ulangan meliputi pemberian minyak atsiri jahe gajah dengan konsentrasi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengukuran zona hambat yang berikut ini disajikan dalam Tabel 2 : Ulangan (mm) Jumlah Rata-rata
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Dari penelitian yang dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan, diperoleh hasil pengukuran zona hambat yang berikut ini disajikan dalam Tabel 2 : Tabel 2 : Hasil pengukuran
Lebih terperinciPENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL BUAH PARE (Momordica charantia L) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Shigella dysenteriae SECARA IN VITRO
PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL BUAH PARE (Momordica charantia L) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Shigella dysenteriae SECARA IN VITRO Universitas Muhammadiyah Banjarmasin Email : rahayu.dds15@gmail.com
Lebih terperinciUJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL RUMPUT LAUT. Bacillus cereus
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL RUMPUT LAUT (Eucheuma cottonii) TERHADAP BAKTERI Escherichia coli DAN Bacillus cereus Yoppi Iskandar, Dewi Rusmiati, Rini Rusma Dewi Jurusan Farmasi Fakultas MIPA
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN II. METODE PENELITIAN
I. PENDAHULUAN Bambu merupakan tanaman serbaguna. Bagian tanaman yang dimanfaatkan adalah batang. Pemanfaatan bagian daun belum maksimal, hanya sebagai pembungkus makana tradisional. Di Cina (1998), daun
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN
BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 JENIS PENELITIAN : Eksperimental Laboratoris 3.2 LOKASI PENELITIAN : Laboratorium Fatokimia Fakultas Farmasi UH & Laboratorium Mikrobiologi FK UH 3.3 WAKTU PENELITIAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
26 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dasar dengan metode eksperimental karena adanya manipulasi terhadap objek penelitian dan adanya kontrol
Lebih terperinciLampiran 2. Tumbuhan dan daun ketepeng. Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2. Tumbuhan dan daun ketepeng 44 Tumbuhan ketepeng Daun ketepeng Lampiran 3.Gambarsimplisia dan serbuk simplisia daun ketepeng 45 Simplisia daun ketepeng Serbuk simplisia daun ketepeng Lampiran
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen karena
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen karena dalam penelitian ini dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan, tidak saja di negara berkembang, tetapi juga di negara maju. Diare sering menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB)
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
12 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini digunakan jenis penelitian eksperimental dengan rancangan penelitian eksperimental sederhana (posttest only control group
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak biji jintan hitam (Nigella
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa Linn.) terhadap kadar transaminase hepar pada tikus (Rattus norvegicus)
Lebih terperinci6) Analisis Serapan N pada Anak Ayam 7) Analisis Kadar Lemak pada Bubuk Teripang
Setelah itu labu destruksi didinginkan dan larutan dimasukkan ke dalam labu penyuling dan diencerkan dengan 300 ml air. Selanjutnya ditambah beberapa butir batu didih dan larutan dijadikan basa dengan
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil identifikasi dari jenis rumput laut Kappaphycus alvarezii (Doty)
Lampiran 1. Hasil identifikasi dari jenis rumput laut Kappaphycus alvarezii (Doty) Lampiran 2. Bagan penelitian Talus Kappaphycus alvarezii (Doty) dicuci dari pengotoran hingga bersih ditiriskan dan ditimbang
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan
Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan Lampiran 2. Gambar bunga belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) Lampiran 3. Gambar simplisia bunga belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) Lampiran 4. Gambar serbuk
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan Rancangan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor yaitu perlakuan konsentrasi dan perlakuan
Lebih terperinciUJI ANTIDIARE JAMU DNR PADA MENCIT PUTIH JANTAN NETTY FEBRIYANTI SUGIARTO
UJI ANTIDIARE JAMU DNR PADA MENCIT PUTIH JANTAN NETTY FEBRIYANTI SUGIARTO 0606040886 UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DEPARTEMEN FARMASI DEPOK 2008 UJI ANTIDIARE JAMU
Lebih terperinciDAYA HAMBAT DEKOKTA KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) TERHADAP BAKTERI ESCHERICHIA COLI. Muhamad Rinaldhi Tandah 1
DAYA HAMBAT DEKOKTA KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) TERHADAP BAKTERI ESCHERICHIA COLI Muhamad Rinaldhi Tandah 1 1. Laboratorium Biofarmasetika, Program Studi Farmasi, Fakultas Matematika dan
Lebih terperinciUJI AKTIVITAS EKSTRAK DAUN SEPAT (Mitragyna speciosa) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT (Mus Musculus)
UJI AKTIVITAS EKSTRAK DAUN SEPAT (Mitragyna speciosa) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT (Mus Musculus) Ayu Indah Cahyani*, Mukti Priastomo, Adam M. Ramadhan Laboratorium Penelitian dan Pengembangan
Lebih terperinciINTISARI. UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL RIMPANG TEMU GIRING (Curcuma Heyneana Val) TERHADAP PERTUMBUHAN Shigella Dysentriae SECARA IN VITRO
INTISARI UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL RIMPANG TEMU GIRING (Curcuma Heyneana Val) TERHADAP PERTUMBUHAN Shigella Dysentriae SECARA IN VITRO Ria Hervina Sari 1 ; Muhammad Arsyad 2 ; Erna Prihandiwati
Lebih terperinciRumusan masalah Apakah ada efek antibakteri Aloe vera terhadap Enterococcus faecalis sebagai bahan medikamen saluran akar?
Alur Pikir LAMPIRAN 1 Bahan medikamen saluran akar Tujuan : Memperoleh aktivitas antimikroba di saluran akar. Menetralkan sisa-sisa debris di saluran akar. Mengontrol dan mencegah nyeri. Ca(OH) 2 Bahan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel penelitian 1. Variabel bebas : variasi konsentrasi sabun yang digunakan. 2. Variabel tergantung : daya hambat sabun cair dan sifat fisik sabun 3. Variabel terkendali
Lebih terperinciEFEK ANTIDIARE EKSTRAK DAUN SAMBILOTO (Andrographis paniculata Ness.) PADA MENCIT Swiss Webster YANG DIINDUKSI Oleum ricini
EFEK ANTIDIARE EKSTRAK DAUN SAMBILOTO (Andrographis paniculata Ness.) PADA MENCIT Swiss Webster YANG DIINDUKSI Oleum ricini Agustina Indah G., 2015; Pembimbing I : Dr. Sugiarto Puradisastra, dr., M.Kes
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. III. 1 Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan sabun pencuci piring ialah :
BAB III METODOLOGI III. 1 Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan sabun pencuci piring ialah : III.1.1 Pembuatan Ekstrak Alat 1. Loyang ukuran (40 x 60) cm 7. Kompor
Lebih terperinci