PELATIHAN PEGAWAI DAPAT MENINGKATKAN PROFESIONALISME, PRESTASI KERJA TINGGI, DAN KARIER SUKSES

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PELATIHAN PEGAWAI DAPAT MENINGKATKAN PROFESIONALISME, PRESTASI KERJA TINGGI, DAN KARIER SUKSES"

Transkripsi

1 PELATIHAN PEGAWAI DAPAT MENINGKATKAN PROFESIONALISME, PRESTASI KERJA TINGGI, DAN KARIER SUKSES Oleh : Drs. Arrizal, M.Si Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Andalas, Padang ABSTRACT This article explains human resource training can upgrade dan improve professionalism, high performance, and success career of human resource. To explains this topic, this article uses human resource management model. Based human resource management model, this article can know that human resource training can upgrade dan improve professionalism, high performance, and success career of human resource. Keywords : human resource training, professionalism, high performance, and success career I. TEORI MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA Teori relativitas Albert Einstein membantu ahli fisika mengelola (memanagement) atom. Teori manajemen membantu manajer mengelola (memanagement) organisasi. Teori manajemen sumberdaya manusia membantu manajer sumberdaya manusia mengelola (me-management) sumberdaya manusia organisasi. Apakah pengertian manajer sumberdaya manusia?. Ada dua pengertian manajer sumberdaya manusia. Pertama, manajer sumberdaya manusia adalah manajer yang bekerja pada bidang manajemen sumberdaya manusia. Kedua, manajer sumberdaya manusia adalah manajer yang mengelola (me-management) sumberdaya manusia melalui proses pertukaran (exchange process) (Yukl, 2002 : 241). Proses pertukaran (exchange process) adalah pertukaran (exchange) antara kemampuan kerja dengan kemauan kerja atau pertukaran (exchange) profesionalisme dengan imbalan kerja (kompensasi) (Yukl, 2002 : 241). Manajer sumberdaya manusia memiliki banyak nama spesifik (nama khas) yaitu kepala kepegawaian, kepala personalia, direktur sumberdaya manusia, kepala departemen sumberdaya manusia, menteri pendayagunaan aparatur negara, dan kepala badan kepegawaian daerah. Apakah pengertian manajemen sumberdaya manusia?. Ada dua pengertian manajemen sumberdaya manusia. Pertama, secara sederhana, manajemen sumberdaya manusia adalah pekerjaan manajer sumberdaya Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang 1

2 manusia. Secara sederhana pula, pekerjaan manajer sumberdaya manusia adalah manajemen sumberdaya manusia. Kedua, manajemen sumberdaya manusia adalah aktifitas organisasi dalam menerapkan konsep-konsep dan teknik-teknik analisis jabatan, perencanaan pegawai, perekrutan pegawai, seleksi pegawai, orientasi pegawai, pelatihan pegawai, pemberian gaji, pemberian insentif finansial, pemberian tunjangan, pemberian kualitas kehidupan kerja, penilaian prestasi kerja, dan manajemen karier pegawai untuk mencapai tujuan organisasi (Dessler, 1986 : 2 3). Apakah pekerjaan manajer sumberdaya manusia?. Pertama, secara sederhana, pekerjaan manajer sumberdaya manusia adalah manajemen sumberdaya manusia. Secara sederhana pula, manajemen sumberdaya manusia adalah pekerjaan manajer sumberdaya manusia. Kedua, pekerjaan manajer sumberdaya manusia adalah manajemen sumberdaya manusia, yang terdiri dari 12 pekerjaan yaitu analisis jabatan, perencanaan pegawai, perekrutan pegawai, seleksi pegawai, orientasi pegawai, pelatihan pegawai, pemberian gaji, pemberian insentif finansial, pemberian tunjangan, pemberian kualitas kehidupan kerja, penilaian prestasi kerja, dan manajemen karier pegawai untuk mencapai tujuan organisasi (Dessler, 1986 : 2 3). Teori manajemen sumberdaya manusia bersifat netral (Dessler, 1986 : 1-25). Dua belas konsep dan teknik manajemen sumberdaya manusia besifat netral (Dessler, 1986 : 1-25). Apakah tujuan menerapkan teori manajemen sumberdaya manusia bersifat netral itu?. Itu tergantung filosofi atau visi atau cita-cita manajer sumberdaya manusia. Filosofi atau visi atau cita-cita manajer sumberdaya manusia yang akan menentukan tujuan menerapkan teori manajemen sumberdaya manusia bersifat netral itu (Dessler, 1986 : 1-25). Filosofi atau visi (vision) atau cita-cita menjawab pertanyaan, kita ingin menjadi seperti apa? (David : 2002 : 83). Filosofi atau visi (vision) atau cita-cita manajemen sumberdaya manusia menjawab pertanyaan, Sumberdaya manusia kita ingin menjadi seperti apa?. Filosofi manajemen sumberdaya manusia memberikan pedoman bagi manajer sumberdaya manusia dalam mengambil keputusan strategi dan kebijakan manajemen sumberdaya manusia dalam mengelola (me-management) sumberdaya manusia. Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang 2

3 II. MODEL MOTIVASI MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA Apakah visi (filosofi) manajemen sumberdaya manusia?. Visi (filosofi) manajemen sumberdaya manusia adalah manajer sumberdaya manusia perlu menciptakan pegawai yang bermotivasi kerja tinggi (Dessler, 1986 : 17 22). Motivasi adalah kesediaan (willingness) melakukan usaha tingkat tinggi (high levels of effort) guna mencapai tujuan organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan usaha tersebut memuaskan (satisfy) kebutuhan (need) sejumlah individu (Robbins dan Coulter, 2002 : ). Dengan kalimat lain, visi (filosofi) manajemen sumberdaya manusia adalah manajer sumberdaya manusia perlu menciptakan pegawai yang profesional, sejahtera, prestasi kerja tinggi, dan karier sukses. Visi (Filosofi) manajemen sumberdaya manusia dapat dijelaskan dengan menggunakan model motivasi manajemen sumberdaya manusia (Dessler, 1986 : 17 22). Model motivasi manajemen sumberdaya manusia (Dessler, 1986 : 17 22) yang dimodifikasi dapat dilihat pada gambar 1. Model motivasi manajemen sumberdaya manusia yang dimodifikasi pada gambar 1 merupakan modifikasi yang penulis (Arrizal, 2010) lakukan terhadap model motivasi manajemen sumberdaya manusia yang dikemukakan Dessler (1986 : 17 22). Model motivasi manajemen sumberdaya manusia pada hakekatnya menerapkan hukum motivasi (Dessler, 1986 : 20). Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang 3

4 Gambar 1: Model Motivasi Manajemen Sumber Daya Manusia Analisis Jabatan Kemampuan Kerja (Profesionalisme) Perencanaan Pegawai Perekrutan Pegawai Pengadaan Pegawai Seleksi Pegawai Orientasi Pegawai Motivasi Kerja Pelatihan Pegawai Pengembangan Pegawai Pemberian Gaji Kemauan Kerja (Imbalan Kerja) Pemberian Insentif Finansial Pemberian Tunjangan Kompensasi Kualitas Kehidupan Kerja Koreksi Motivasi Kerja (Koreksi Kemampuan Kerja dan Kemauan Kerja) Penilaian Prestasi Kerja Manajemen Karier Sumber : Dessler, Gary Manajemen Personalia. Edisi Ketiga. Diterjemahkan Oleh Agus Dharma, SH. Jakarta : Penerbit Erlangga ; Dan kemudian Penulis Arrizal (2010) memodifikasi model motivasi manajemen sumberdaya manusia yang dikemukakan Dessler (1986 : 17 22). Model motivasi manajemen sumberdaya manusia (Dessler, 1986 : 20) dan manajer sumberdaya manusia mengelola (me-management) sumberdaya manusia melalui proses pertukaran (exchange process) (Yukl, 2002 : 241) pada hakekatnya menerapkan hukum motivasi (Dessler, 1986 : 20). Hukum motivasi berbunyi, Orang-orang biasanya termotivasi atau terdorong untuk berperilaku dalam suatu cara tertentu yang dirasakan mengarah kepada perolehan imbalan (Vroom, 1964 : 183 ; Dessler, 1986 : 20). Banyak ahli manajemen mendukung hukum motivasi ini (Pritchard, Deleo, dan Bergen, 1976 ; Ranupandojo dan Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang 4

5 Husnan, 1985 : 212 ; Flippo, 1989 : 115 ; Dessler, 1986 : 20 ; Vroom, 1964 : 183). Dengan menerapkan hukum motivasi ini, maka manajer sumberdaya manusia untuk mengelola (me-management) dan memotivasi kerja pegawai memerlukan dua syarat mutlak yaitu kemampuan kerja dan kemauan kerja (Dessler, 1986 : 20-22). Pertama, kemampuan kerja. Manajer sumberdaya manusia berusaha agar pegawai merasakan bahwa pekerjaan yang akan dikerjakannya akan dapat memperoleh imbalan. Kedua, kemauan kerja. Manajer sumberdaya manusia berusaha mengetahui kebutuhan-kebutuhan yang diinginkan pegawai dan kemudian menggunakan kebutuhan-kebutuhan itu sebagai imbalan. Contohnya, direktur utama suatu perusahaan meminta kesediaan seorang pegawai bahwa pegawai itu akan dipromosikan menjadi manajer pemasaran dengan syarat pendapatan penjualan dapat mencapai satu miliar rupiah tiap bulan. Apakah yang terjadi?. Pegawai itu tidak termotivasi menjadi manajer pemasaran karena pegawai itu merasakan tidak memiliki kemampuan kerja mencapai pendapatan penjualan sebesar satu miliar rupiah tiap bulan, meskipun pegawai itu menginginkan imbalan dan memiliki kemauan kerja menjadi manajer pemasaran. Dengan demikian manajer sumberdaya manusia untuk mengelola (me-management) dan memotivasi kerja pegawai memerlukan secara sekaligus kemampuan kerja dan kemauan kerja. Manajer sumberdaya manusia mengelola (me-management) sumberdaya manusia melalui proses pertukaran (exchange process) (Yukl, 2002 : 241) yaitu melalui proses pertukaran (exchange process) antara kemampuan kerja dengan kemauan kerja atau proses pertukaran (exchange process) antara profesionalisme dengan imbalan kerja (kompensasi) (Dessler, 1986 : 20-22). Ciri manajer sumberdaya manusia yaitu mengelola (me-management) sumberdaya manusia melalui proses pertukaran (exchange process) (Dessler, 1986 : ; Yukl, 2002 : 241). Pada hakekatnya kemampuan kerja, kemauan kerja, dan proses pertukaran (exchange process) antara kemampuan kerja dengan kemauan kerja atau proses pertukaran (exchange process) antara profesionalisme dengan imbalan kerja (kompensasi) itulah inti pokok mengelola (me-management) dan memotivasi kerja pegawai untuk mencapai tujuan organisasi (Dessler, 1986 : ; Yukl, 2002 : 241). Manajer sumberdaya manusia dapat menggunakan teori manajemen sumberdaya manusia dalam mengelola (me-management) Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang 5

6 dan memotivasi kerja sumberdaya manusia melalui proses pertukaran (exchange process) (Yukl, 2002 : 241). Dengan kalimat lain, teori manajemen sumberdaya manusia dapat membantu manajer sumberdaya manusia mengelola (me-management) sumberdaya manusia melalui proses pertukaran (exchange process) (Yukl, 2002 : 241). Dengan demikian teori manajemen sumberdaya manusia berkorelasi kuat dengan manajer sumberdaya manusia untuk mencapai tujuan organisasi. Manajer sumberdaya manusia dapat menggunakan teori manajemen sumberdaya manusia dalam mengelola (me-management) dan memotivasi kerja sumberdaya manusia melalui proses pertukaran (exchange process) (Yukl, 2002 : 241). Pada hakekatnya kemampuan kerja, kemauan kerja, dan proses pertukaran (exchange process) antara kemampuan kerja dengan kemauan kerja atau proses pertukaran (exchange process) antara profesionalisme dengan imbalan kerja (kompensasi) itulah inti pokok mengelola (me-management) dan memotivasi kerja pegawai untuk mencapai tujuan organisasi (Dessler, 1986 : ; Yukl, 2002 : 241). Pertama, kemampuan kerja. Manajer sumberdaya manusia harus memastikan bahwa pegawai memiliki kemampuan kerja untuk mengerjakan pekerjaan. Dengan kalimat lain, manajer sumberdaya manusia harus mengetahui pekerjaan yang dikerjakan pegawai akan memperoleh imbalan. Oleh karena itu, untuk memperoleh pegawai yang memiliki kemampuan kerja maka manajer sumberdaya manusia harus mengerjakan konsep-konsep dan teknik-teknik analisis jabatan, perencanaan pegawai, perekrutan pegawai, seleksi pegawai, orientasi pegawai, pelatihan pegawai. Kedua, kemauan kerja. Manajer sumberdaya manusia harus memastikan bahwa pegawai tersebut memiliki kemauan kerja untuk mengerjakan pekerjaan. Dengan kalimat lain, manajer sumberdaya manusia harus mengetahui kebutuhan-kebutuhan yang diinginkan pegawai dan kemudian menggunakan kebutuhan-kebutuhan itu sebagai imbalan. Oleh karena itu, untuk memperoleh pegawai yang memiliki kemauan kerja maka manajer sumberdaya manusia harus mengerjakan konsepkonsep dan teknik-teknik pemberian gaji, pemberian insentif finansial, pemberian tunjangan, dan pemberian kualitas kehidupan kerja. Akhirnya ketiga, memeriksa kemampuan kerja dan kemauan kerja. Manajer sumberdaya manusia harus memeriksa hasil usaha dalam mengelola (me-management) dan memotivasi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang 6

7 kerja pegawai (memeriksa kemampuan kerja dan kemauan kerja pegawai) dan berusaha mengambil strategi dan kebijakan yang diperlukan untuk memperbaiki motivasi kerja pegawai atau memperbaiki kemampuan kerja dan kemauan kerja pegawai. Oleh karena itu, manajer sumberdaya manusia harus mengerjakan konsep-konsep dan teknik-teknik penilaian prestasi kerja dan manajemen karier. Manajer sumberdaya manusia mengelola (me-management) sumberdaya manusia melalui proses pertukaran (exchange process) yaitu melalui proses pertukaran (exchange process) antara kemampuan kerja dengan kemauan kerja atau proses pertukaran (exchange process) antara profesionalisme dengan imbalan kerja (kompensasi) (Dessler, 1986 : ; Yukl, 2002 : 241). Ciri manajer sumberdaya manusia yaitu mengelola (me-management) sumberdaya manusia melalui proses pertukaran (exchange process) (Dessler, 1986 : ; Yukl, 2002 : 241). Semua konsep-konsep dan teknik-teknik manajemen sumberdaya manusia memberi kontribusi terhadap kemampuan kerja dan kemauan kerja serta pertukaran antara kemampuan kerja dengan kemauan kerja (Dessler, 1986 : 20-22). Konsep-konsep dan teknik-teknik manajemen sumberdaya manusia adalah analisis jabatan, perencanaan pegawai, perekrutan pegawai, seleksi pegawai, orientasi pegawai, pelatihan pegawai, pemberian gaji, pemberian insentif finansial, pemberian tunjangan, pemberian kualitas kehidupan kerja, penilaian prestasi kerja, dan manajemen karier pegawai (Dessler, 1986 : 2 3). Pada hakekatnya kemampuan kerja, kemauan kerja, dan proses pertukaran (exchange process) antara kemampuan kerja dengan kemauan kerja atau proses pertukaran (exchange process) antara profesionalisme dengan imbalan kerja (kompensasi) itulah inti pokok mengelola (me-management) dan memotivasi kerja pegawai untuk mencapai tujuan organisasi (Dessler, 1986 : ; Yukl, 2002 : 241). III. PELATIHAN PEGAWAI Berdasarkan model motivasi manajemen sumberdaya manusia di atas maka dapat diketahui bahwa pelatihan pegawai merupakan aktivitas manajemen sumberdaya manusia ke-6 dalam meningkatkan motivasi kerja pegawai. Model motivasi manajemen sumberdaya manusia menyatakan bahwa manajer sumberdaya manusia dalam meningkatkan motivasi kerja pegawai atau menciptakan pegawai yang profesional, sejahtera, prestasi kerja tinggi, dan Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang 7

8 karier sukses membutuhkan dua syarat mutlak yaitu kemampuan kerja (profesionalisme) dan kemauan kerja (imbalan kerja). Melalui pelatihan pegawai maka manajer sumberdaya manusia dapat meningkatkan kemampuan kerja (profesionalisme), prestasi kerja tinggi, dan karier sukses. Dengan demikian berdasarkan model motivasi manajemen sumberdaya manusia maka dapat diketahui bahwa pelatihan pegawai dapat meningkatkan profesionalisme, prestasi kerja tinggi, dan karier sukses. Apakah pengertian pelatihan pegawai?. Pelatihan pegawai ialah aktivitas organisasi untuk meningkatkan (upgrading) dan memperbaiki (improving) kompetensi (competency) pegawai (Robbins dan Coulter, 2004 : 317). Kompetensi (competency) terdiri dari tiga unsur yaitu pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan kecakapan (ability) (Mathis dan Jackson, 2001 : 243). Dengan kalimat lain pelatihan pegawai ialah aktivitas organisasi untuk meningkatkan (upgrading) dan memperbaiki (improving) pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan kecakapan (ability) pegawai (Robbins dan Coulter, 2004 : 317). Ada perbedaan pelatihan pegawai (training of human resources) dan pengembangan pegawai (development of human resources). Pertama, pelatihan pegawai (training of human resources) ialah aktivitas organisasi untuk meningkatkan (upgrading) dan memperbaiki (improving) kompetensi (competency) pegawai untuk mengerjakan tugas jabatan yang sekarang (for present jobs). Kedua, pengembangan pegawai (development of human resources) ialah aktivitas organisasi untuk meningkatkan (upgrading) dan memperbaiki (improving) kompetensi (competency) pegawai untuk mengerjakan tugas jabatan pada masa datang (for future jobs) (Dessler, 1986 : 248 ; Werther dan Davis, 1989 : 243 ; Robbins dan Coulter, 2004 : 317). Dengan kalimat lain training is for present jobs. Development is for future jobs (Werther dan Davis, 1989 : 243). Karena teknik pelatihan pegawai (training of human resources) dan teknik pengembangan pegawai (development of human resources) yang digunakan sering sama, maka selamanya sulit (difficult) untuk membedakan pelatihan pegawai (training of human resources) dan pengembangan pegawai (development of human resources) (Dessler, 1986 : 248). Perbedaan pelatihan (training) dan pengembangan (development) sering kabur (blur) (Werther dan Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang 8

9 Davis, 1989 : 243). Dengan demikian tulisan ini selamanya hanya akan menggunakan istilah pelatihan pegawai (training of human resources) saja. IV. BAGAIMANA CARA MENGERJAKAN PELATIHAN PEGAWAI Bagaimana cara mengerjakan pelatihan pegawai?. Jawabannya, ada empat langkah mengerjakan pelatihan pegawai. Pertama, analisis kebutuhan pelatihan pegawai. Kedua, menetapkan tujuan pelatihan pegawai. Ketiga, melaksanakan pelatihan pegawai. Keempat, evaluasi pelatihan pegawai (Dessler, 1986 : ). Penjelasan dilakukan berikut ini. Langkah Pertama : Analisis Kebutuhan Pelatihan Pegawai Ada tiga teknik menetapkan kebutuhan pelatihan pegawai yaitu teknik analisis tugas, teknik analisis prestasi kerja, dan teknik lainnya (Dessler, 1986 : ). Penjelasan dilakukan berikut ini. Pertama, teknik analisis tugas. Teknik analisis tugas ialah suatu studi pekerjaan yang terperinci untuk menentukan pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan kecakapan (ability) spesifik yang dibutuhkan pegawai. Teknik analisis tugas merupakan teknik analisis kebutuhan pelatihan pegawai baru. Contohnya pelatihan komputer bagi pegawai baru. Kedua, teknik analisis prestasi kerja. Teknik analisis prestasi kerja ialah kegiatan memverifikasi prestasi kerja pegawai yang rendah dan mencari penyebab prestasi kerja pegawai yang rendah itu dan kemudian menetapkan apakah prestasi kerja pegawai yang rendah itu akan ditingkatkan melalui peningkatan kemampuan kerja (contohnya melalui pelatihan pegawai) atau melalui peningkatan kemauan kerja (kompensasi). Teknik analisis prestasi kerja merupakan teknik analisis kebutuhan pelatihan pegawai lama. Secara teori, prestasi kerja pegawai rendah disebabkan oleh kemampuan kerja rendah dan kemauan kerja (kompensasi) rendah. Pertama, kemampuan kerja. Ada enam penyebab kemampuan kerja rendah yaitu analisis jabatan yang salah, perencanaan pegawai yang salah, perekrutan pegawai yang salah, seleksi pegawai yang salah, orientasi pegawai yang salah, dan pelatihan pegawai yang salah. Kedua, kemauan kerja (kompensasi). Ada enam penyebab kemauan kerja (kompensasi) rendah yaitu pemberian gaji yang salah, pemberian insentif finansial yang salah, pemberian tunjangan yang salah, penerapan kualitas Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang 9

10 kehidupan kerja yang salah, penilaian prestasi kerja yang salah, dan manajemen karier pegawai yang salah (Dessler, 1986 : 17 22). Prestasi kerja pegawai yang rendah dapat ditingkatkan melalui peningkatan kemampuan kerja dan salah satunya melalui pelatihan pegawai. Ketiga, teknik lainnya. Teknik lainnya menetapkan kebutuhan pelatihan pegawai yaitu laporan atasan langsung (supervisor), catatan personalia, permohonan pimpinan, pengamatan, tes pengetahuan tentang pekerjaan, dan survei kuesioner. Pegawai membutuhkan pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan kecakapan (ability) dalam mengerjakan tugas dan tanggung jawab jabatan. Di samping pengetahuan (knowledge), dan kecakapan (ability), ada tiga keterampilan (skill) yang dibutuhkan pegawai. Pertama, keterampilan teknis (technical skill) ialah keterampilan dasar yang terdiri kemampuan membaca, menulis, berhitung, dan komputer. Kedua, keterampilan antar pribadi (interpersonal skill) ialah keterampilan mengkomunikasikan ide secara jelas, mendengar yang baik, dan mengurangi konflik. Ketiga, keterampilan penyelesaian masalah (problem solving skill) ialah keterampilan penalaran, pemikiran, mendefinisikan masalah, menilai penyebab, kreatif menyusun alternatif, menganalisis alternatif, dan memilih pemecahan (Robbins dan Coulter, 2004 : ). Langkah Kedua : Menetapkan Tujuan Pelatihan Pegawai Pelatihan pegawai bertujuan untuk meningkatkan (upgrading) dan memperbaiki (improving) kompetensi (competency) pegawai (Robbins dan Coulter, 2004 : 317). Dengan kalimat lain pelatihan pegawai bertujuan untuk meningkatkan (upgrading) dan memperbaiki (improving) pengetahuan knowledge), keterampilan (skill), dan kecakapan (ability) pegawai (Robbins dan Coulter, 2004 : 317). Langkah Ketiga : Melaksanakan Pelatihan Pegawai Pelatihan pegawai dikerjakan dengan menggunakan dua metode pelatihan yaitu metode pelatihan dalam pekerjaan (metode on-the-job training) dan metode pelatihan di luar pekerjaan (metode off-the-job training) (Werther dan Davis, 1989 : ). Penjelasan dilakukan berikut ini. Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang 10

11 1. Metode Pelatihan dalam Pekerjaan (Metode On-The-Job Training) Metode pelatihan dalam pekerjaan (metode on-the-job training) ialah pelatihan dikerjakan di dalam tempat kerja. Dengan kalimat lain metode on-thejob training ialah metode pelatihan untuk meningkatkan (upgrading) dan memperbaiki (improving) kompetensi (competency) pegawai dengan mengerjakan tugas dan kewajiban jabatan (job description) secara aktual di dalam (on) tempat kerja (Robbins dan Coulter, 2004 : 317 ; Dessler, 1986 : 260). Deskripsi jabatan (job description) ialah tugas dan tanggung jawab suatu jabatan (Mathis dan Jackson, 2001 : 242). Spesifikasi jabatan (job specification) ialah kompetensi individu yang diperlukan untuk mengerjakan tugas dan tanggung jawab jabatan (job description) dengan memuaskan (Mathis dan Jackson, 2001 : 243). Metode pelatihan dalam pekerjaan artinya berlatih sambil bekerja atau belajar sambil bekerja. Ada lima metode on-the-job training yaitu rotasi jabatan (job rotation), pelatihan instruksi pekerjaan (job instruction training), magang (apprenticeships), coaching, dan penugasan sementara (Werther dan Davis, 1989 : ; Handoko, 1985 : 82). Penjelasan dilakukan berikut ini. Pertama, rotasi jabatan (job rotation). Rotasi jabatan ialah metode on-thejob training dengan memindah-mindahkan pegawai dari suatu jabatan kepada jabatan lain (move the trainee from job to job). Dengan kalimat lain rotasi jabatan ialah metode on-the-job training untuk meningkatkan (upgrading) dan memperbaiki (improving) kompetensi (competency) pegawai dengan mengerjakan tugas dan kewajiban jabatan (job description) secara aktual di dalam tempat kerja di berbagai jabatan (variety of jobs) dengan memindahmindahkan pegawai dari suatu jabatan kepada jabatan lain (move the trainee from job to job). Kedua, pelatihan instruksi pekerjaan (job instruction training). Pelatihan instruksi pekerjaan ialah metode on-the-job training dengan memberikan petunjuk (instruction) langsung pada jabatan (directly on the job) oleh atasan langsung (supervisor) dan teman sekerja (coworker). Dengan kalimat lain pelatihan instruksi pekerjaan ialah metode on-the-job training untuk meningkatkan (upgrading) dan memperbaiki (improving) kompetensi (competency) pegawai dengan mengerjakan tugas dan kewajiban jabatan (job Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang 11

12 description) secara aktual di dalam tempat kerja dengan memberikan petunjuk (instruction) langsung pada jabatan (directly on the job) oleh atasan langsung (supervisor) dan teman sekerja (coworker). Ketiga, magang (apprenticeships). Magang ialah metode on-the-job training dengan memberikan petunjuk (instruction) langsung pada jabatan (directly on the job) oleh pegawai yang lebih berpengalaman (more experienced employee). Dengan kalimat lain magang ialah metode on-the-job training untuk meningkatkan (upgrading) dan memperbaiki (improving) kompetensi (competency) pegawai dengan mengerjakan tugas dan kewajiban jabatan (job description) secara aktual di dalam tempat kerja dengan memberikan petunjuk (instruction) langsung pada jabatan (directly on the job) oleh pegawai yang lebih berpengalaman (more experienced employee). Asistensi (assistantship) dan internship sama (similar) dengan magang (apprenticeships). Keempat, coaching. Coaching ialah metode on-the-job training dengan memberikan petunjuk (instruction) langsung pada jabatan (directly on the job) oleh atasan langsung (supervisor). Dengan kalimat lain coaching ialah metode on-the-job training untuk meningkatkan (upgrading) dan memperbaiki (improving) kompetensi (competency) pegawai dengan mengerjakan tugas dan kewajiban jabatan (job description) secara aktual di dalam tempat kerja dengan memberikan petunjuk (instruction) langsung pada jabatan (directly on the job) oleh atasan langsung (supervisor). Coaching sama (similar) dengan magang (apprenticeships), tetapi magang (apprenticeships) diajar (teach) oleh pegawai yang lebih berpengalaman (more experienced employee) dan coaching diajar (teach) oleh atasan langsung (supervisor). Kelima, penugasan sementara. Penugasan sementara ialah metode onthe-job training dengan menugaskan pegawai pada suatu jabatan dan anggota suatu panitia untuk waktu sementara atau waktu pendek. Dengan kalimat lain penugasan sementara ialah metode on-the-job training untuk meningkatkan (upgrading) dan memperbaiki (improving) kompetensi (competency) pegawai dengan mengerjakan tugas dan kewajiban jabatan (job description) secara aktual di dalam tempat kerja dengan menugaskan pegawai pada suatu jabatan dan anggota suatu panitia untuk waktu sementara atau waktu pendek. Misalnya Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang 12

13 penugasan sementara pada jabatan manajer dengan surat kuasa dan anggota panitia (Handoko, 1985 : 82). 2. Metode Pelatihan di Luar Pekerjaan (Metode Off -The -Job Training) Metode pelatihan di luar pekerjaan (metode off-the-job training) ialah pelatihan dikerjakan di luar tempat kerja. Dengan kalimat lain metode off-the-job training ialah metode pelatihan untuk meningkatkan (upgrading) dan memperbaiki (improving) kompetensi (competency) pegawai dengan mengerjakan tugas dan kewajiban jabatan (job description) secara non-aktual di luar (off) tempat kerja (Robbins dan Coulter, 2004 : 317 ; Dessler, 1986 : 260). Metode pelatihan di luar pekerjaan artinya berlatih sambil piknik, belajar sambil piknik, sekolah sambil piknik, dan bekerja sambil piknik. Ada dua metode off-the-job training yaitu metode simulasi dan metode presentasi informasi (Handoko, 1985 : 82 85). Penjelasan dilakukan berikut ini Metode Simulasi Metode simulasi ialah metode off-the-job training untuk meningkatkan (upgrading) dan memperbaiki (improving) kompetensi (competency) pegawai dengan mengerjakan tugas dan kewajiban jabatan (job description) secara nonaktual dan representasi tiruan (artificial) di luar (off) tempat kerja dan pegawai diminta menanggapi representasi tiruan (artificial) itu seolah-olah dalam keadaan sebenarnya (Handoko, 1985 : 82). Ada enam metode simulasi yaitu studi kasus (case study), permainan peran (role playing), permainan bisnis (business games), vestibule training, pelatihan laboratorium (laboratory training), dan pengembangan eksekutif (Werther dan Davis, 1989 : ; Handoko, 1985 : 82-85). Penjelasan dilakukan berikut ini. Pertama, studi kasus (case study). Studi kasus (case study) ialah metode off-the-job training dengan simulasi mempelajari (learn) dan mendiskusikan (discuss) keadaan nyata (real) atau keadaan hipotetikal (hypothetical) organisasi dan pegawai diminta menanggapi representasi tiruan (artificial) itu seolah-olah dalam keadaan sebenarnya. Dengan kalimat lain studi kasus (case study) ialah metode off-the-job training dengan simulasi meningkatkan (upgrading) dan memperbaiki (improving) kompetensi (competency) pegawai dengan Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang 13

14 mengerjakan tugas dan kewajiban jabatan (job description) secara non-aktual dan representasi tiruan (artificial) di luar (off) tempat kerja dengan mempelajari (learn) dan mendiskusikan (discuss) keadaan nyata (real) atau keadaan hipotetikal (hypothetical) organisasi dan pegawai diminta menanggapi representasi tiruan (artificial) itu seolah-olah dalam keadaan sebenarnya. Studi kasus (case study) dapat meningkatkan dan memperbaiki kompetensi pegawai dalam mengelola (manage) organisasi dan mengambil keputusan organisasi. Kedua, permainan peran (role playing). Permainan peran (role playing) ialah metode off-the-job training dengan simulasi memainkan peran (role palying) sandiwara tanpa naskah dan pegawai sebagai pemain diminta memainkan sandiwara tanpa naskah itu seolah-olah dalam keadaan sebenarnya. Dengan kalimat lain permainan peran (role playing) ialah metode off-the-job training dengan simulasi meningkatkan (upgrading) dan memperbaiki (improving) kompetensi (competency) pegawai dengan mengerjakan tugas dan kewajiban jabatan (job description) secara non-aktual dan representasi tiruan (artificial) di luar (off) tempat kerja dengan memainkan peran (role palying) sandiwara tanpa naskah dan pegawai sebagai pemain diminta memainkan sandiwara tanpa naskah itu seolah-olah dalam keadaan sebenarnya. Permainan peran (role playing) dapat meningkatkan dan memperbaiki keterampilan antar pribadi (interpersonal skill) pegawai. Ketiga, permainan bisnis (business games). Permainan bisnis (business games) ialah metode off-the-job training dengan simulasi mengelola (manage) dan mengambil keputusan bisnis skala kecil yang dibuat sesuai dengan keadaan bisnis nyata (real). Dengan kalimat lain permainan bisnis (business games) ialah metode off-the-job training dengan simulasi meningkatkan (upgrading) dan memperbaiki (improving) kompetensi (competency) pegawai dengan mengerjakan tugas dan kewajiban jabatan (job description) secara non-aktual dan representasi tiruan (artificial) di luar (off) tempat kerja dengan mengelola (manage) dan mengambil keputusan bisnis skala kecil yang dibuat sesuai dengan keadaan bisnis nyata (real). Permainan bisnis (business games) dapat meningkatkan dan memperbaiki keterampilan mengelola (manage) organisasi dan mengambil keputusan organisasi. Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang 14

15 Keempat, vestibule training. Vestibule training ialah metode off-the-job training dengan simulasi dengan menggunakan peralatan sama (similar) dengan peralatan yang akan digunakan pada jabatan sebenarnya. Dengan kalimat lain vestibule training ialah metode off-the-job training dengan simulasi meningkatkan (upgrading) dan memperbaiki (improving) kompetensi (competency) pegawai dengan mengerjakan tugas dan kewajiban jabatan (job description) secara nonaktual dan representasi tiruan (artificial) di luar (off) tempat kerja dengan menggunakan peralatan sama (similar) dengan peralatan yang akan digunakan pada jabatan sebenarnya. Vestibule training pada hakekatnya pelatihan duplikat. (duplicate training). Misalnya simulasi penerbangan, pelatihan pada duplikat hotel, pelatihan pada duplikat restoran, dan kursus mengemudi mobil. Kelima, pelatihan laboratorium (laboratory training). Pelatihan laboratorium (laboratory training) ialah metode off-the-job training dengan simulasi berbentuk pelatihan kelompok terutama untuk meningkatkan dan memperbaiki keterampilan antar pribadi (interpersonal skill). Misalnya pelatihan sensitivitas untuk meningkatkan dan memperbaiki kepekaan terhadap perasaan orang lain dan lingkungan. Keenam, pengembangan eksekutif. Pengembangan eksekutif ialah metode off-the-job training dengan simulasi untuk meningkatkan dan memperbaiki kompetensi para eksekutif biasanya dilaksanakan oleh universitas Metode Presentasi Informasi Metode presentasi informasi ialah metode off-the-job training untuk meningkatkan (upgrading) dan memperbaiki (improving) kompetensi (competency) pegawai dengan mengajarkan (teach) pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan kecakapan (ability) kepada para peserta pelatihan (Handoko, 1985 : 84 ; Werther dan Davis, 1989 : ). Ada lima metode presentasi informasi yaitu kuliah (lecture), presentasi video (video presentation), seminar (diskusi), programmed learning, dan studi sendiri (self-study) (otodidak) (Handoko, 1985 : ; Werther dan Davis, 1989 : ). Penjelasan dilakukan berikut ini. Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang 15

16 Pertama, kuliah (lecture). Kuliah (lecture) ialah metode off-the-job training dengan mengajarkan (teach) pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan kecakapan (ability) kepada peserta pelatihan melalui kuliah. Kedua, presentasi video (video presentation). Presentasi video (video presentation) ialah metode off-the-job training dengan mengajarkan (teach) pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan kecakapan (ability) kepada peserta pelatihan melalui teknologi video. Misalnya presentasi televisi, presentasi laptop, filem, dan slide. Ketiga, seminar (diskusi). Seminar (diskusi) ialah metode off-the-job training dengan mengajarkan (teach) pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan kecakapan (ability) kepada peserta pelatihan melalui seminar atau diskusi. Keempat, programmed learning. Programmed learning ialah metode offthe-job training dengan mengajarkan (teach) pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan kecakapan (ability) kepada peserta pelatihan melalui programmed learning di komputer. Programmed learning di komputer mempresentasikan topik pelajaran, memerinci langkah-langkah pemecahan masalah, dan penilaian prestasi pelatihan langsung setiap langkah pemecahan masalah. Programmed learning dibuat oleh para ahli dari berbagai disiplin ilmu. Kelima, studi sendiri (self-study) (otodidak). Studi sendiri (self-study) ialah metode off-the-job training dengan pegawai meningkatkan (upgrading) dan memperbaiki (improving) pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan kecakapan (ability) secara studi sendiri (self-study) atau otodidak. Langkah Keempat : Evaluasi Pelatihan Pegawai Evaluasi pelatihan pegawai berguna untuk mengetahui keberhasilan pelatihan pegawai dalam meningkatkan (upgrading) dan memperbaiki (improving) kompetensi (competency) pegawai sesuai dengan tujuan pelatihan pegawai (Robbins dan Coulter, 2004 : 317). Ada empat jenis evaluasi pelatihan pegawai yaitu evaluasi kegiatan, evaluasi hasil, evaluasi proses, dan evaluasi dampak. Pertama, evaluasi kegiatan ialah mengevaluasi kegiatan pelatihan pegawai. Evaluasi kegiatan mencakup kompetensi pegawai sebelum dan sesuadah pelatihan, kecocokan materi pelatihan dengan tujuan pelatihan, waktu Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang 16

17 pelaksanaan pelatihan, dan partisipasi para peserta dalam pelatihan. Kedua, evaluasi hasil ialah mengevaluasi kompetensi yang berhasil diperoleh para peserta pelatihan pegawai. Misalnya para peserta berhasil memperoleh kompetensi manajemen pemasaran. Ketiga, evaluasi proses ialah mengevaluasi kelancaran proses pelaksanaan pelatihan pegawai. Evaluasi proses mencakup penggunaan metode pelatihan, kesulitan dan kemudahan dalam pelaksanaan pelatihan pegawai, relevansi urutan penyajian dalam pelatihan pegawai, dan pendapat para peserta terhadap pelatihan pegawai. Keempat, evaluasi dampak ialah mengevaluasi penerapan pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan kecakapan (ability) yang diperoleh perserta pelatihan pegawai dan dampak penerapannya pada kinerja pegawai dan kinerja organisasi. V. KESIMPULAN Berdasarkan model motivasi manajemen sumberdaya manusia maka dapat diketahui bahwa pelatihan pegawai dapat meningkatkan profesionalisme, prestasi kerja tinggi, dan karier sukses. Pelatihan pegawai ialah aktivitas organisasi untuk meningkatkan (upgrading) dan memperbaiki (improving) pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan kecakapan (ability) pegawai. Proses pelatihan pegawai terdiri dari empat langkah, yaitu analisis kebutuhan pelatihan pegawai, menetapkan tujuan pelatihan pegawai, melaksanakan pelatihan pegawai, dan evaluasi pelatihan pegawai. Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang 17

18 REFERENSI Dessler, Gary Manajemen Personalia. Edisi Ketiga. Diterjemahkan Oleh Agus Dharma, SH. Jakarta : Penerbit Erlangga David, Fred R Manajemen Strategis. Edisi Ketujuh. Versi Bahasa Indonesia. Jakarta : Penerbit PT Prenhallindo Follett, Mary Parker dalam Stoner, James A. F Manajemen. Terjemahan Alfonsus Sirait. Jilid 1. Jakarta : Penerbit Erlangga Flippo, Edwin B Manajemen Personalia. Edisi Keenam. Jilid 2. Diterjemahkan Oleh Moh Masud. Jakarta : Penerbit Erlangga Handoko, T. Hani Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia. Edisi Pertama. Yogyakarta : Penerbit Liberty Mathis, Robert L dan John H. Jackson Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Kesembilan. Buku 1. Jakarta : Penerbit Salemba Empat (PT Salemba Emban Patria) Pritchard, Robert., Philip Deleo., and Clarence Van Bergen Jr A Field Experiemental Test of Expectancy Valence Incentive Motivation Techniques. Organizational Behavior and Human Performance. Volume 15 Nomor 12 April 1976 Ranupandojo, Heidjrachman., dan Suad Husnan Manajemen Personalia. Edisi Keenam. Yogyakarta : Penerbit BPFE Yogyakarta Robbins, Stephen P and Mary Coulter Management. Seventh Edition. Upper Saddle River, New Jersey : Pearson Education, Inc Robbins, Stephen P dan Mary Coulter Manajemen. Edisi Bahasa Indonesia. Edisi Ketujuh. Jilid 1. Jakarta : PT Indeks Group Gramedia Vroom, Victor H Work and Motivation. New York : John Wiley & Sons. Dalam Dessler, Gary Manajemen Personalia. Edisi Ketiga. Diterjemahkan Oleh Agus Dharma, SH. Jakarta : Penerbit Erlangga Werther, William B. and Jr dan Keith Davis Human Resources and Personnel Management. Third Edition. Singapore : Mc Graw-Hill Book Company Yukl, Gary Leadership in Organizations. Fifth Edition. Upper Saddle River, New Jersey : Prentice-Hall, Inc Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang 18

FILOSOFI MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA : SUMBERDAYA MANUSIA YANG PROFESIONAL, SEJAHTERA, PRESTASI KERJA TINGGI, DAN KARIER SUKSES

FILOSOFI MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA : SUMBERDAYA MANUSIA YANG PROFESIONAL, SEJAHTERA, PRESTASI KERJA TINGGI, DAN KARIER SUKSES FILOSOFI MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA : SUMBERDAYA MANUSIA YANG PROFESIONAL, SEJAHTERA, PRESTASI KERJA TINGGI, DAN KARIER SUKSES Oleh : Drs. Arrizal, M.Si Dosen Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

TEORI MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA MEMBANTU PEMIMPIN TRANSAKSIONAL MEMIMPIN SUMBERDAYA MANUSIA MELALUI PROSES PERTUKARAN

TEORI MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA MEMBANTU PEMIMPIN TRANSAKSIONAL MEMIMPIN SUMBERDAYA MANUSIA MELALUI PROSES PERTUKARAN TEORI MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA MEMBANTU PEMIMPIN TRANSAKSIONAL MEMIMPIN SUMBERDAYA MANUSIA MELALUI PROSES PERTUKARAN Oleh : Drs. Arrizal, M.Si Dosen Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 2, Nomor 2, Mei 2011 ISSN :

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 2, Nomor 2, Mei 2011 ISSN : FILOSOFI MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA DAN KEUNGGULAN KOMPETITIF : SUMBERDAYA MANUSIA PROFESIONAL, SEJAHTERA, PRESTASI KERJA TINGGI, DAN KARIER SUKSES DAPAT MENDUKUNG KEUNGGULAN KOMPETITIF Oleh : Drs. Arrizal,

Lebih terperinci

KONSEP MODUL DAN METODE PEMBELAJARAN GARY DESSLER, RISET EKSPERIMEN MATA KULIAH MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA

KONSEP MODUL DAN METODE PEMBELAJARAN GARY DESSLER, RISET EKSPERIMEN MATA KULIAH MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA 1 KONSEP MODUL DAN METODE PEMBELAJARAN GARY DESSLER, RISET EKSPERIMEN MATA KULIAH MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA ABSTRACT Oleh : Arrizal Dosen Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Andalas,

Lebih terperinci

Pelatihan dan Pengembangan. Manajemen Sumber Daya Manusia

Pelatihan dan Pengembangan. Manajemen Sumber Daya Manusia Pelatihan dan Manajemen Sumber Daya Manusia Pengertian Pelatihan dan (Schuler & Jackson 2006, Mondy 2008) Pelatihan bertujuan meningkatkan kinerja jangka pendek dalam pekerjaan (jabatan) tertentu yang

Lebih terperinci

BENTUK ORGANISASI USAHA

BENTUK ORGANISASI USAHA BENTUK ORGANISASI USAHA A.Pengertian Manajemen dan Organisasi; Setiap perusahaan memiliki tujuan, untuk mencapai tujuan perusahaan adalah Manajemen. Manajemen dan Organisasi tdk dpt dipisahkan satu sama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Suatu perusahaan atau organisasi dibentuk dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu, dan tujuan utama dari suatu perusahaan adalah untuk meningkatkan

Lebih terperinci

Pertemuan 6 MANAJEMEN PENGELOLAAN S D M

Pertemuan 6 MANAJEMEN PENGELOLAAN S D M Pertemuan 6 MANAJEMEN PENGELOLAAN S D M BENTUK ORGANISASI USAHA A. Pengertian Manajemen dan Organisasi; Setiap perusahaan memiliki tujuan, untuk mencapai tujuan perusahaan adalah Manajemen. Manajemen dan

Lebih terperinci

Pertemuan 6 MANAJEMEN PENGELOLAAN S D M

Pertemuan 6 MANAJEMEN PENGELOLAAN S D M Pertemuan 6 MANAJEMEN PENGELOLAAN S D M BENTUK ORGANISASI USAHA A. Pengertian Manajemen dan Organisasi; Setiap perusahaan memiliki tujuan, untuk mencapai tujuan perusahaan adalah Manajemen. Manajemen dan

Lebih terperinci

Pelatihan dan Pengembangan

Pelatihan dan Pengembangan MSDM Materi 7 Pelatihan dan http://deden08m.com 1 Pengertian Pelatihan dan (Schuler & Jackson 2006, Mondy 2008) Pelatihan bertujuan meningkatkan kinerja jangka pendekdalampekerjaan(jabatan) tertentuyang

Lebih terperinci

BY DWIYADI SURYA WARDANA, SE, MM STIE WIDYA MANGGALA SEMARANG

BY DWIYADI SURYA WARDANA, SE, MM STIE WIDYA MANGGALA SEMARANG BY DWIYADI SURYA WARDANA, SE, MM STIE WIDYA MANGGALA SEMARANG Source: Wayne F. Cascio. Managing Human Resources Productivity, Quality of Work Life, Profits Veithzal Rivai. Manajemen Sumber Daya Manusia

Lebih terperinci

MODUL 8 HUMAN RESOURCES MANAGEMENT TRAINING AND DEVELOPMENT

MODUL 8 HUMAN RESOURCES MANAGEMENT TRAINING AND DEVELOPMENT MODUL 8 HUMAN RESOURCES MANAGEMENT TRAINING AND DEVELOPMENT Group 4 1. Agam Zamzami 004-2011-05-021 2. Eben Frantogy 004-2011-05-043 3. Galih Prakoso 004-2011-05-046 4. Handika Panji S. 004-2011-05-049

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Menurut Sadili (2006,P.16) manajemen pada dasarnya adalah upaya mengatur segala sesuatu (sumber daya) untuk mencapai tujuan organisasi. Menurut Hasibuan (2003

Lebih terperinci

BAB X MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

BAB X MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA BAB X MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA T U J U A N 1. Mengetahui peran dan fungsi manajemen sumber daya manusia dalam organisasi perusahaan sebagai salah satu langkah pengorganisasian. 2. Mengetahui proses

Lebih terperinci

PENGARUH PELATIHAN TERHADAP KEMAMPUAN KERJA DAN KINERJA KARYAWAN (Studi Pada Karyawan Para-Medis Rsia Buah Hati Pamulang Tangerang Selatan)

PENGARUH PELATIHAN TERHADAP KEMAMPUAN KERJA DAN KINERJA KARYAWAN (Studi Pada Karyawan Para-Medis Rsia Buah Hati Pamulang Tangerang Selatan) PENGARUH PELATIHAN TERHADAP KEMAMPUAN KERJA DAN KINERJA KARYAWAN (Studi Pada Karyawan Para-Medis Rsia Buah Hati Pamulang Tangerang Selatan) Neno Apriyanto Kusuma Mochammad Djudi Arik Prasetya Fakultas

Lebih terperinci

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM (FEBI) UIN AR RANIRY

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM (FEBI) UIN AR RANIRY FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM (FEBI) UIN AR RANIRY SILABUS BERBASIS KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia/Indonesian Qualification Frame Work) Nama Matakuliah : Manajemen Sumber Daya Insani

Lebih terperinci

KETENTUAN PERKULIAHAN

KETENTUAN PERKULIAHAN MSDM IKA RUHANA KETENTUAN PERKULIAHAN PENDAHULUAN: 1. Penjelasan RPKPS 2. Penjelasan Sistem Penilaian 3. Aturan perkuliahan RPKPS BARU MINGGU I MINGGU 2 MINGGU 3 Peran strategis MSDM dan diskusi mata kuliah

Lebih terperinci

Pengembangan SDM Prinsip dan Proses Pembelajaran

Pengembangan SDM Prinsip dan Proses Pembelajaran Penempatan School of Communication Pegawai & Business Pengembangan SDM Prinsip dan Proses Pembelajaran (Ulasan Pelajaran Sebelumnya) Prinsip-Prinsip Belajar Para Pakar Pelatihan dan Pengembangan telah

Lebih terperinci

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Pengembangan SDM. Metode-Metode Pembelajaran

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Pengembangan SDM. Metode-Metode Pembelajaran Penempatan School of Communication Pegawai & Business Pengembangan SDM Metode-Metode Pembelajaran 1. Pengantar Pengembangan SDM 2. Prinsip dan Proses Pembelajaran 3. Penilaian Kebutuhan Pengembangan dan

Lebih terperinci

PELATIHAN KERJA LUTFI WIBAWA

PELATIHAN KERJA LUTFI WIBAWA PELATIHAN KERJA LUTFI WIBAWA Pengertian Menurut Gomes (1997 : 197), Pelatihan adalah setiap usaha untuk memperbaiki prestasi kerja pada suatu pekerjaan tertentu yang sedang menjadi tanggung jawabnya. Idealnya,

Lebih terperinci

SILABUS MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA (MJ 205) PROGRAM STUDI MANAJEMEN

SILABUS MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA (MJ 205) PROGRAM STUDI MANAJEMEN SILABUS MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA (MJ 205) PROGRAM STUDI MANAJEMEN MJ 205 Manajemen Sumberdaya Manusia : S-1, 3 sks, semester 3. Mata kuliah ini merupakan mata kuliah Program S-1 Manajemen. Setelah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam perusahaan disamping faktor lain seperti modal, mesin dan

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. aspek kualitas mencakup kemampuan SDM baik fisik maupun non. fisik/kecerdasan dan mental dalan melaksanakan pembangunan.

BAB I. Pendahuluan. aspek kualitas mencakup kemampuan SDM baik fisik maupun non. fisik/kecerdasan dan mental dalan melaksanakan pembangunan. BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Sumber Daya manusia (SDM) merupakan modal dasar pembangunan nasional, oleh karena itu maka kualitas SDM senantiasa harus dikembangkan dan diarahkan agar bisa mencapai

Lebih terperinci

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI. kualitas sumber daya manusianya melalui penyelenggaraan diklat secara terus

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI. kualitas sumber daya manusianya melalui penyelenggaraan diklat secara terus PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI Oleh, Drs. Idris, M.Si Agar tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif dan ekonomis, maka salah satu strategi manajemen yang ditempuh adalah

Lebih terperinci

STMIK UBUDIYAH. MATA KULIAH : Manajemen Personalia. JURUSAN : Manajemen DOSEN : Agus Ariyanto,SE,M.Si

STMIK UBUDIYAH. MATA KULIAH : Manajemen Personalia. JURUSAN : Manajemen DOSEN : Agus Ariyanto,SE,M.Si RENCANA PEMBELAJARAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK) STMIK UBUDIYAH MATA KULIAH : Manajemen Personalia JURUSAN : Manajemen DOSEN : Agus Ariyanto,SE,M.Si KOMPETENSI : Setelah mengikuti mata kuliah ini

Lebih terperinci

URINDO Silabus Mata Kuliah. Mata Kuliah : MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RUMAH SAKIT. Semester : II

URINDO Silabus Mata Kuliah. Mata Kuliah : MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RUMAH SAKIT. Semester : II 1 URINDO Silabus Mata Kuliah Mata Kuliah : MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RUMAH SAKIT Semester : II Penanggung Jawab Mata Kuliah : Sandra Dewi, dr, MARS Tujuan Instruksional: 1. Memahami konsep Manajemen

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. (2005) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh

BAB II URAIAN TEORITIS. (2005) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Choyimah (2005) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Pengembangan Pegawai terhadap prestasi kerja pegawai pada Badan Kepegawaian Daerah Kota Semarang.

Lebih terperinci

BABS SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian, analisis, dan pembahasan yang telah. dilakukan, maka simpulan yang dapat dikemukakan adalah:

BABS SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian, analisis, dan pembahasan yang telah. dilakukan, maka simpulan yang dapat dikemukakan adalah: BABS SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian, analisis, dan pembahasan yang telah dilakukan, maka simpulan yang dapat dikemukakan adalah: 1. Dari hasil pengujian hipotesis secara simultan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Dessler, G Human Resource Management. 8th edition. New Jersey: Prentice-Hall,

DAFTAR PUSTAKA. Dessler, G Human Resource Management. 8th edition. New Jersey: Prentice-Hall, DAFTAR PUSTAKA Dessler, G. 2000. Human Resource Management. 8th edition. New Jersey: Prentice-Hall, Dessler, Gary. 1992. Manajemen Personalia. diterjemahkan oleh : Agus Dharma, Edisi Ketiga. Erlangga.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur peraturan dilakukan melalui proses dan dilakukan berdasarkan urutan dan fungsi-fungsi

Lebih terperinci

Daftar Pustaka. Dessler, Garry (1999). Personal Management, Terjemahan Agus Dharma, Edisi Ketiga, Jakarta : Erlangga.

Daftar Pustaka. Dessler, Garry (1999). Personal Management, Terjemahan Agus Dharma, Edisi Ketiga, Jakarta : Erlangga. Daftar Pustaka Dessler, Garry (1999). Personal Management, Terjemahan Agus Dharma, Edisi Ketiga, Jakarta : Erlangga. Filippo, Edwin B. (1996). Principles of Personnel Management, Terjemahan Moh. Masud,

Lebih terperinci

KONSEP MODUL DAN METODE PEMBELAJARAN STEPHEN P. ROBBINS, RISET EKSPERIMEN MATA KULIAH PERILAKU ORGANISASI. Arrizal

KONSEP MODUL DAN METODE PEMBELAJARAN STEPHEN P. ROBBINS, RISET EKSPERIMEN MATA KULIAH PERILAKU ORGANISASI. Arrizal 1 KONSEP MODUL DAN METODE PEMBELAJARAN STEPHEN P. ROBBINS, RISET EKSPERIMEN MATA KULIAH PERILAKU ORGANISASI Arrizal ABSTRACT This experiment research was aimed to examine the effectiveness of organizational

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bagi banyak organisasi, karyawan yang berbakat merupakan landasan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bagi banyak organisasi, karyawan yang berbakat merupakan landasan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bagi banyak organisasi, karyawan yang berbakat merupakan landasan keunggulan dalam bersaing. Organisasi tersebut melakukan persaingan yang berdasarkan pada ide-ide

Lebih terperinci

Tri suswanto Saptadi Tujuan

Tri suswanto Saptadi  Tujuan Tri suswanto Saptadi http://trisaptadi.uajm.ac.id Tujuan Mengetahui peran dan fungsi manajemen sumber daya manusia dalam organisasi perusahaan sebagai salah satu langkah pengorganisasian. Mengetahui proses

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Barthos, Basir. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara

DAFTAR PUSTAKA. Barthos, Basir. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara DAFTAR PUSTAKA Buku : Ainley, Patrick dan Helen Rainbird (ed). Apprenticeship Towards a New Paradigm of Learning. London: Kogan Page. 1999. Barthos, Basir. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk menunjang keakuratan data penelitian yang dilakukan peneliti dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk menunjang keakuratan data penelitian yang dilakukan peneliti dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Landasan penelitian terdahulu digunakan sebagai referensi atau acuan untuk menunjang keakuratan data penelitian yang dilakukan peneliti dalam menyelesaikan

Lebih terperinci

Pelatihan & Pengembangan

Pelatihan & Pengembangan Pelatihan & Pengembangan [ The Workforce Environment Competitive Environment Economic Environment Technological Environment The Firm s HRD Plan Political and Legal Environment Social and Cultural Environment

Lebih terperinci

PENGARUH PELATIHAN TERHADAP KEMAMPUAN KERJA DAN KINERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan AUTO 2000 Malang-Sutoyo bagian divisi service)

PENGARUH PELATIHAN TERHADAP KEMAMPUAN KERJA DAN KINERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan AUTO 2000 Malang-Sutoyo bagian divisi service) PENGARUH PELATIHAN TERHADAP KEMAMPUAN KERJA DAN KINERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan AUTO 2000 Malang-Sutoyo bagian divisi service) Eriza Violananda Ekarendyka Hamidah Nayati Utami Heru Susilo Fakultas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Manajemen terdiri dari enam unsur (6M) yang meliputi man, money,

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Manajemen terdiri dari enam unsur (6M) yang meliputi man, money, BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen terdiri dari enam unsur (6M) yang meliputi man, money, materials, machines, method, dan market. Selanjutnya unsur man (manusia)

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Radha (2003) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Pendidikan dan

BAB II URAIAN TEORITIS. Radha (2003) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Pendidikan dan BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Radha (2003) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kerja Terhadap Peningkatan Produktivitas kerja karyawan pada PDAM

Lebih terperinci

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER MATA KULIAH MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA Oleh: 1. Dr. Sampurno, MBA, Apt. 2. M. Rifqi Rokhman, M.Sc., Apt. FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2016

Lebih terperinci

Arrizal dan Syafrizal 2

Arrizal dan Syafrizal 2 PELATIHAN MANAJEMEN PEMASARAN BAGI PENGUSAHA INDUSTRI KECIL KERUPUK LABU DI KECAMATAN MATUR, KABUPATEN AGAM, PROVINSI SUMATERA BARAT 1 Arrizal dan Syafrizal 2 ABSTRACT This marketing management training

Lebih terperinci

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2013 ISSN :

Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 4, Nomor 1, Januari 2013 ISSN : ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR MASUKAN SISTEM OPERASIONAL TERHADAP DINAMIKA PERKEMBANGAN PERUSAHAAN, KASUS PERUSAHAAN INDUSTRI MIKRO BUBUK KOPI DI KELURAHAN BUKIT APIT PUHUN, KECAMATAN GUGUK PANJANG,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Keberadaan manajemen sumber daya manusia dipandang sebagai suatu gerakan pengakuan terhadap pentingnya unsur manusia sebagai sumber

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) MATA KULIAH: MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA EKM 202

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) MATA KULIAH: MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA EKM 202 RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) MATA KULIAH: MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA EKM 202 Oleh : DR. HARIF AMALI RIVAI PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERISTAS ANDALAS RENCANA

Lebih terperinci

Pelatihan dan Pengembangan SDM (Training) MSDM-TIP FTP UB

Pelatihan dan Pengembangan SDM (Training) MSDM-TIP FTP UB Pelatihan dan Pengembangan SDM (Training) MSDM-TIP FTP UB Latar Belakang Training SDM Setelah seseorang atau sekelompok pegawai diterima dalam suatu posisi, seringkali kemampuannya belum sesuai dengan

Lebih terperinci

MAKALAH MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

MAKALAH MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA MAKALAH MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA Oleh: Dr. Nahiyah Jaidi Faraz, M.Pd FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2013 MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA Dr. Nahiyah Jaidi Faraz M.Pd nahiyah@uny.ac.id

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN 2.1 ORIENTASI

BAB II PEMBAHASAN 2.1 ORIENTASI BAB II PEMBAHASAN 2.1 ORIENTASI Orientasi dapat diartikan sebagai proses yang ditujukan untuk memperkenalkan dengan rekan-rekan kerja atau proses pengenalan dengan teman lama, dan dapat di definisikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Tb. Sjafri Mangkuprawira (2003:135) dalam bukunya Manajemen Sumber

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Tb. Sjafri Mangkuprawira (2003:135) dalam bukunya Manajemen Sumber BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pelatihan 2.1.1.1 Definisi Pelatihan Tb. Sjafri Mangkuprawira (2003:135) dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN PARTISIPATIF TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN KOPERASI SENTRAL MAKMUR DI SURABAYA

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN PARTISIPATIF TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN KOPERASI SENTRAL MAKMUR DI SURABAYA PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN PARTISIPATIF TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN KOPERASI SENTRAL MAKMUR DI SURABAYA SKRIPSI Diajukan guna melengkapi tugas tugas dan memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar

Lebih terperinci

Kebutuhan Pelatihan bagi SDM. Rd.Funny Mustikasari Elita

Kebutuhan Pelatihan bagi SDM. Rd.Funny Mustikasari Elita Kebutuhan Pelatihan bagi SDM Rd.Funny Mustikasari Elita Hubungan Pelatihan dengan Pekerjaan Lihat struktur organisasi Buat analisis kebutuhan dan analisis pekerjaan Rancang kebutuhan pelatihan Mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Pemiga Orba Yusra (2006) judul skripsi: Pengaruh Pelatihan Terhadap

BAB II URAIAN TEORITIS. Pemiga Orba Yusra (2006) judul skripsi: Pengaruh Pelatihan Terhadap 18 BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Pemiga Orba Yusra (2006) judul skripsi: Pengaruh Pelatihan Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT Ikaindo Industri Karbonik Indonesia, Medan. Tujuan penelitian

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA Modul ke: 12 Drs. Fakultas EKONOMI & BISNIS PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA Ali Mashar, MM Program Studi Manajemen Bagian Isi Pendahuluan Tujuan Pelatihan Metode-metode Pelatihan Evaluasi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM INSENTIF DALAM UPAYA PENINGKATAN KINERJA SUMBERDAYA MANUSIA Oleh : Dra. S. Mudjijah, SE,MM. Abstraksi

PENGEMBANGAN SISTEM INSENTIF DALAM UPAYA PENINGKATAN KINERJA SUMBERDAYA MANUSIA Oleh : Dra. S. Mudjijah, SE,MM. Abstraksi PENGEMBANGAN SISTEM INSENTIF DALAM UPAYA PENINGKATAN KINERJA SUMBERDAYA MANUSIA Oleh : Dra. S. Mudjijah, SE,MM Abstraksi Peran manajemen sumber daya manusia dalam organisasi tidak hanya sekedar administratif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan itu pada dasarnya sangatlah penting dan tidak dapat dipisahkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan itu pada dasarnya sangatlah penting dan tidak dapat dipisahkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan itu pada dasarnya sangatlah penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang, keluarga, bangsa dan negara. Maju mundurnya suatu bangsa

Lebih terperinci

Manajemen Penilaian dan Memaksimalkan Kinerja

Manajemen Penilaian dan Memaksimalkan Kinerja Manajemen Penilaian dan Memaksimalkan Kinerja MAKALAH Ditulis untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Matakuliah Manajemen Kinerja dan Kompensasi Oleh Maulya Septiani (125030200111113) Robertus Jovian (125030200111123)

Lebih terperinci

NEED ASSESMENT AND ANALYSIS TRAINNING OLeh: Drs. Ach. Mohyi, MM *

NEED ASSESMENT AND ANALYSIS TRAINNING OLeh: Drs. Ach. Mohyi, MM * 1 2 NEED ASSESMENT AND ANALYSIS TRAINNING OLeh: Drs. Ach. Mohyi, MM * Perhatian yang tinggi suatu organisasi pada isu pengembangan Sumber Daya manusia (SDM) didorong kenyakinan bahwa program latihan kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi semakin cepat berkembang. Hal ini mempengaruhi pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. informasi semakin cepat berkembang. Hal ini mempengaruhi pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Indonesia semakin memasuki era globalisasi, dimana teknologi dan informasi semakin cepat berkembang. Hal ini mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB II. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN BAB II LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Berdasarkan pendapat Veithzal Rivai, (2004,p1) manajemen sumber daya manusia untuk perusahaan dilihat dari susunan

Lebih terperinci

Human Resources Development

Human Resources Development Human Resources Development Presented by : M Anang Firmansyah SELECTION PRACTICES Main objective : Menyesuaikan karakteristik individu dengan persyaratan pekerjaan. JOB ANALYSIS Merupakan proses pengembangan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN Kode dan nama mata kuliah : Topik bahasan : Tujuan pembelajaran umum : Jumlah pertemuan : PG 541 Psikologi Konsumen (2 sks) Pendahuluan (orientasi perkuliahan) Mahasiswa memahami silabus, peraturan kelas,

Lebih terperinci

RANCANGAN PERKULIAHAN PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

RANCANGAN PERKULIAHAN PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS RANCANGAN PERKULIAHAN PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS Q No. Dokumen 061.423.4.70.00 Distribusi Tgl. Efektif 01 November 2011 Judul Mata Kuliah : MSDM Semester : II Sks : 3 Kode :

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM & KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS)

RENCANA PROGRAM & KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) RENCANA PROGRAM & KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) Nama Mata Kuliah Kode Mata Kuliah Beban sks : Manajemen Sumberdaya Manusia (MSDM) : IAB4217 : 3 sks (1) Minggu ke (2) Materi Pembelajaran 1 Peran

Lebih terperinci

JURNAL ANALYSIS OF THE INFLUENCE OF INDIVIDUAL FACTORS, SOSIAL AND WORK TOWARD A MAJOR FACTOR IN JOB SATICFACTION OF EMPLOYEES AT PT TELKOM KEDIRI

JURNAL ANALYSIS OF THE INFLUENCE OF INDIVIDUAL FACTORS, SOSIAL AND WORK TOWARD A MAJOR FACTOR IN JOB SATICFACTION OF EMPLOYEES AT PT TELKOM KEDIRI JURNAL PENGARUH STRUKTUR ORGANISASI, FAKTOR SOSIAL, DAN FAKTOR UTAMA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT TELKOM KEDIRI ANALYSIS OF THE INFLUENCE OF INDIVIDUAL FACTORS, SOSIAL AND WORK TOWARD A MAJOR

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP LOYALITAS KERJA KARYAWAN HOTEL ARIA GAJAYANA MALANG SKRIPSI

PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP LOYALITAS KERJA KARYAWAN HOTEL ARIA GAJAYANA MALANG SKRIPSI PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP LOYALITAS KERJA KARYAWAN HOTEL ARIA GAJAYANA MALANG SKRIPSI Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajad Sarjana Ekonomi Oleh : Dessy Anggraeni 20111016031113 FAKULTAS

Lebih terperinci

Fakultas Komunikasi dan Bisnis Inspiring Creative Innovation. Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan

Fakultas Komunikasi dan Bisnis Inspiring Creative Innovation. Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan The secret of business is to know something that nobody else knows -Aristotle Onassis Rahasia dari bisnis adalah mengetahui apa yang tidak diketahui orang lain -Aristotle

Lebih terperinci

menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah Ada pengaruh

menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah Ada pengaruh 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan kaitannya dengan latar belakang masalah diatas maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah Ada pengaruh hasil penilaian kinerja terhadap kebutuhan

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR MOTIVASI TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PT. MENGANTI PERMAI DI SURABAYA SKRIPSI

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR MOTIVASI TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PT. MENGANTI PERMAI DI SURABAYA SKRIPSI PENGARUH FAKTOR-FAKTOR MOTIVASI TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PT. MENGANTI PERMAI DI SURABAYA SKRIPSI Diajukan guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi Salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Setiap perusahaan dituntut untuk siap dan peka dalam menghadapi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Setiap perusahaan dituntut untuk siap dan peka dalam menghadapi 56 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teorotis 2.1.1. Pengertian Pengembangan Karyawan Setiap perusahaan dituntut untuk siap dan peka dalam menghadapi perubahan lingkungan organisasi perusahaan yang semakin

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. berjudul Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Kinerja Karyawan PT.

BAB II URAIAN TEORITIS. berjudul Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Kinerja Karyawan PT. 16 BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu Sri Inggit Priutami (2002) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Kinerja Karyawan PT. Indonesia

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KARIER SEBAGAI MOTIVATOR KERJA KARYAWAN

PENGEMBANGAN KARIER SEBAGAI MOTIVATOR KERJA KARYAWAN PENGEMBANGAN KARIER SEBAGAI MOTIVATOR KERJA KARYAWAN Laksmi Sito Dwi Irvianti 1 ABSTRACT Regarding the importance of employee s work motivation and how it affects the productivity and the performance of

Lebih terperinci

Pertemuan 5. Nova Yanti Maleha, SE., MSi

Pertemuan 5. Nova Yanti Maleha, SE., MSi Pertemuan 5 Nova Yanti Maleha, SE., MSi Nova Yanti Maleha,S.E.MM 07/10/2016 1 PENGEMBANGAN Suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, dan moral karyawan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan/jabatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu proses penilaian dan perubahan perencanaan atas dasar nilai. mengatakan bahwa pengembangan sumber daya karyawan adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu proses penilaian dan perubahan perencanaan atas dasar nilai. mengatakan bahwa pengembangan sumber daya karyawan adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori yang relevan Menurut Dadam Indra Wijaya (1989:40) pengembangan adalah suatu proses penilaian dan perubahan perencanaan atas dasar nilai tertentu. Menurut Heidjrahman Ranopandoyo

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Manajemen sumber daya manusia Menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson (2011: 5) Manajemen sumber daya manusia adalah nilai kolektif dari kemampuan, pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia. visi untuk kepentingan manusia dan dalam pelaksanaannya misi tersebut

BAB II LANDASAN TEORI. A. Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia. visi untuk kepentingan manusia dan dalam pelaksanaannya misi tersebut BAB II LANDASAN TEORI A. Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia adalah faktor sentral dalam satu organisasi. Apapun bentuk serta tujuannya, organisasi dibuat berdasarkan berbagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bekerja merasa kebutuhannya sudah terpenuhi,maka akan timbul kepuasan bekerja dalam diri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bekerja merasa kebutuhannya sudah terpenuhi,maka akan timbul kepuasan bekerja dalam diri BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 KEPUASAN KERJA 2.1.1. Pengertian Kepuasan Kerja Manusia dalam hidup mempunyai kebutuhan mendasar yang tidak mungkin dapat dihilangkan, karena kebutuhan tersebut mendasari perilaku

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pelatihan merupakan suatu proses pendidikan yang tujuannya untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pelatihan merupakan suatu proses pendidikan yang tujuannya untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pelatihan dan Pengembangan Pelatihan merupakan suatu proses pendidikan yang tujuannya untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan khusus seseorang atau

Lebih terperinci

SILABUS RANCANGAN PEMBELAJARAN SATU SEMESTER SEMESTER GENAP PERIODE : JANUARI JUNI 2017

SILABUS RANCANGAN PEMBELAJARAN SATU SEMESTER SEMESTER GENAP PERIODE : JANUARI JUNI 2017 SILABUS RANCANGAN PEMBELAJARAN SATU SEMESTER SEMESTER GENAP 2016 2017 PERIODE : JANUARI JUNI 2017 Nama Mata Kuliah : Pengantar Manajemen Kode Mata Kuliah : EKO006 SKS : 3 Program Studi : Semua Program

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta. Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta. Jakarta. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta. Jakarta. Azwar. 2004. Penyusunan Skala Psikologi. Pustaka Belajar. Yogyakarta. Bungin, H.M Burhan.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA UNTUK MENCIPTAKAN ETOS KERJA YANG UNGGUL

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA UNTUK MENCIPTAKAN ETOS KERJA YANG UNGGUL BAB IV ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA UNTUK MENCIPTAKAN ETOS KERJA YANG UNGGUL A. Analisis Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia pada PT. Bank Panin Syariah Kantor Cabang Surabaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Fungsi-Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sebuah organisasi dalam menjalankan aktivitasnya perlu diatur agar dapat berjalan dengan

Lebih terperinci

PENGARUH KEPUASAN KERJA TERHADAP TURNOVER INTENTION

PENGARUH KEPUASAN KERJA TERHADAP TURNOVER INTENTION PENGARUH KEPUASAN KERJA TERHADAP TURNOVER INTENTION DENGAN KOMPENSASI FINANSIAL LANGSUNG SEBAGAI VARIABEL MODERASI KARYAWAN SPBU 63.762.01 TANAH GROGOT SKRIPSI Oleh: Faris Dzulfiqar NIM : 201210160311013

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Adrian Saleh (2007) melakukan penelitian dengan judul: Analisis Sistem Perekrutan dan Penempatan Karyawan Terhadap Produktifitas Kerja pada PT. Perkebunan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. manajemen, disebut manajemen sumber daya manusia karena bergerak di bidang

BAB II BAHAN RUJUKAN. manajemen, disebut manajemen sumber daya manusia karena bergerak di bidang BAB II BAHAN RUJUKAN Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan bagian dari ilmu manajemen, disebut manajemen sumber daya manusia karena bergerak di bidang ketenaga kerjaan. Suatu organisasi atau perusahaan

Lebih terperinci

KINERJA COMPILED BY: IY

KINERJA COMPILED BY: IY KINERJA COMPILED BY: IY PENGERTIAN Kinerja merupakan istilah yang berasal dari Job Performance atau Actual Performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang) Kinerja adalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Model Kompetensi Menurut Schoonover Associates, kompetensi adalah perilaku atau sekumpulan perilaku yang mengambarkan kinerja yang bagus dalam pekerjaan. Sedangkan model

Lebih terperinci

PENGARUH IKLIM ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA KANTOR KECAMATAN POSO PESISIR SELATAN. Timotius Garatu *)

PENGARUH IKLIM ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA KANTOR KECAMATAN POSO PESISIR SELATAN. Timotius Garatu *) PENGARUH IKLIM ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA KANTOR KECAMATAN POSO PESISIR SELATAN Timotius Garatu *) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Iklim Organisasi

Lebih terperinci

PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM

PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM Setelah kita mempelajari proses perencanaan, kemudian dilakukan proses rekrutmen, seleksi, selanjutnya yang akan kita bahas adalah tentang pelatihan dan pengembangan karyawan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Istilah manajemen telah digunakan sejak dulu, berasal dari Bahasa Inggris To Manage, yang berarti memimpin mengatur, menjelaskan atau mengelola suatu aktivitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Fungsi-Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sebuah organisasi dalam menjalankan aktivitasnya perlu diatur agar dapat berjalan dengan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA (MJ 205) PROGRAM STUDI MANAJEMEN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA (MJ 205) PROGRAM STUDI MANAJEMEN SATUAN ACARA PERKULIAHAN MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA (MJ 205) PROGRAM STUDI MANAJEMEN Kode dan nama mata kuliah Jumlah perte 1 1. Mahasiswa memahami silabus, kontrak rja dan membuat lompok 2. Mahasiswa

Lebih terperinci

Volume 13, Nomor 2, Mei 2012 ISSN: Hal Dosen pada Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh

Volume 13, Nomor 2, Mei 2012 ISSN: Hal Dosen pada Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh Journal Of Economic Of Economic Management Management & Business - Volume & Business 13, Nomor 2, Mei 2012 Volume 13, Nomor 2, Mei 2012 ISSN: 2301-4717 Hal. 1-11 ANALISIS KINERJA PEGAWAI SEBELUM DAN SETELAH

Lebih terperinci

PERENCANAAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA MELALUI STRATEGI PEREKRUTAN PADA PRODUK HIDRAN PILAR DUA DI PT.KARYA PADUYASA LEBAKSIU SLAWI KABUPATEN TEGAL

PERENCANAAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA MELALUI STRATEGI PEREKRUTAN PADA PRODUK HIDRAN PILAR DUA DI PT.KARYA PADUYASA LEBAKSIU SLAWI KABUPATEN TEGAL PERENCANAAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA MELALUI STRATEGI PEREKRUTAN PADA PRODUK HIDRAN PILAR DUA DI PT.KARYA PADUYASA LEBAKSIU SLAWI KABUPATEN TEGAL Diajukan Dalam Seminar Nasional 201 SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

BAB 6. Kesimpulan dan Saran

BAB 6. Kesimpulan dan Saran BAB 6 Kesimpulan dan Saran 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pengamatan yang telah dilakukan sebelumnya tentang hubungan kepuasan kerja dengan motivasi kerja karyawan, maka penulis mengambil

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motivasi 2.1.1 Pengertian Motivasi Menurut Hasibuan (2007:219) motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerjasama,

Lebih terperinci

DAB 7. SIMPULAN DAN SARAN

DAB 7. SIMPULAN DAN SARAN DAB 7. SIMPULAN DAN SARAN BAB7 SIMPULAN DAN SARAN 7.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab 6 dapat diambil simpulan sebagai berikut : a. Variabel gaya kepemimpinan ternyata mempunyai

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEGAWAI. Sukarman Kamuli Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo

PERENCANAAN PEGAWAI. Sukarman Kamuli Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo PERENCANAAN PEGAWAI Sukarman Kamuli Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo Abstrak: Dalam mengoptimal roda organisasi diperlukan perencanaan pegawai yang optimal melalui prosedure dan mekanisme

Lebih terperinci

Orientasi Karyawan. Memberikan karyawan baru informasi tentang perusahaan, informasi ttg bagaimana menjalankan pekerjaannya dengan baik, jam kerja

Orientasi Karyawan. Memberikan karyawan baru informasi tentang perusahaan, informasi ttg bagaimana menjalankan pekerjaannya dengan baik, jam kerja Orientasi Karyawan Memberikan karyawan baru informasi tentang perusahaan, informasi ttg bagaimana menjalankan pekerjaannya dengan baik, jam kerja Membantu mengurangi shock karena adanya Membantu mengurangi

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kepuasan karyawan atas kompensasi finansial langsung terhadap intention to leave karyawan di Borma Toserba

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses menangani berbagai masalah pada ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer dan

Lebih terperinci