KERJA DAN PESAWAT SEDERHANA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KERJA DAN PESAWAT SEDERHANA"

Transkripsi

1 KERJA DAN PESAWAT SEDERHANA Apakah energi? Ketika Ana memiliki banyak energi, Ana apat berlari lebih cepat an lebih jah; Ana jga apat melompat lebih tinggi. Sebagaimana mansia, bena jga apat memiliki energi. Sebah bat yang jath ari atas tebing apat memecahkan kaca mobil. Sebah cara ntk merangkm contoh-contoh energi yang imiliki bena aalah bahwa sebah bena memiliki energi jika bena tersebt apat menghasilkan perbahan paa irinya seniri ata lingkngannya. Paa bab ini, kita akan memfokskan paa bagaimana cara sebah bena menghasilkan perbahan paa irinya seniri ata paa lingkngannya. Umat mansia telah mengembangkan berbagai alat an mesin yang membat pekerjaan mereka menjai lebih mah sehingga menghasilkan beberapa perbahan paa bena ata lingkngannya. Sebah sepea engan 10-kelajan merpakan mesin yang menyeiakan pengenaranya pilihan kelajan yang membat sepea lebih mah ikenarai sesai engan jalan yang mereka lali. Kerja an energi Sat hari, mngkin Ana menghabiskan pagi hari Ana ntk mengangkat peti-peti berisi barang-barang rmah tangga ke atas trk. Ana mngkin akan merasa sangat kelelahan lal merasa sangat lapar. Ana hars makan ntk memeroleh lebih banyak energi. Dengan cara seemikian rpa, energi yang terapat alam makanan itransfer menjai energi yang menghasilkan terangkatnya peti. Kita menggnakan kata kerja ntk menanai jmlah energi yang itransfer ari makanan paa aktivitas Ana mengangkat peti. Kata kerja mempnyai makna baik ketika ignakan sebagai bahasa sehari-hari mapn bahasa ilmiah. Paa kass mengangkat peti, setiap orang akan sepakat bahwa Ana seang melakkan kerja ketika mengangkat peti. Di alam aktivitas Ana

2 mengangkat peti maka i sana kerja seang ilakkan. Namn, kita jga menggnakan kata tersebt alam membicarakan aktivitas kehipan kita sehari-hari yang lain. Sebagai contoh, setiap orang sepenapat bth kerja keras ketika mereka belajar fisika. Di alam fisika, kita akan menemkan kerja sebagai kata khss yang menjelaskan sat aktivitas. Kerja Ketika Ana mengangkat peti, ata bena-bena yang lain, Ana melakkan kerja lebih banyak jika petinya lebih berat. Aktivitas Ana semakin melelahkan jika peti yang iangkat hars iletakkan i tempat yang lebih tinggi. Dengan emikian, menjai hal yang mask akal jika Ana menggnakan besaran gaya ikali jarak ntk mengkr jmlah energi yang itransfer ketika mengangkat peti. Untk kass i mana besar gaya yang ikerjakan konstan, kita menefinisikan kerja sebagai perkalian antara gaya yang ikerjakan paa sebah bena an jarak yang itemph bena yang arahnya sama engan arah gaya yang ikerjakan. Dalam bentk matematis, W = i mana W aalah kerja, aalah besar gaya, an aalah besar perpinahan yang arahnya sama engan arah gaya. Perhatikan bahwa kerja aalah besaran skalar, sehingga tiak memiliki arah. Satan Internasional ntk kerja aalah jole. Jika gaya sat newton ikerjakan ntk menggerakkan bena sejah sat meter, maka kerja sat jole seang ilakkan, 1 jole = 1 newton 1 meter (N m) Kerja ilakkan paa bena hanya jika bena bergerak. Ketika Ana mengangkat sebah bk lal Ana iam selama sat jam engan bk masih Ana angkat, maka Ana tiak melakkan kerja, meskipn Ana merasa sangat kelelahan. Ana jga tiak melakkan kerja, meskipn ketika Ana mengangkat bk it Ana berpinah tempat. Kerja ilakkan hanya jika ketika gaya an perpinahan beraa paa arah yang sama Gaya (N) 10 Gambar 1. Grafik gaya vs. perpinahan. Bagian

3 Sebah grafik gaya-perpinahan apat memberikan gambaran paa Ana mengenai kerja yang ilakkan. Gambar 2. memperlihatkan grafik gaya vs. perpinahan ari sebah bat yang iorong engan arah menatar. Sebah gaya netto sebesar 30 N iperlkan ntk menorong bat sejah 1,5 m engan kecepatan tetap. Kerja yang ilakkan paa bat merpakan perkalian ari gaya an perpinahan, W = = (30 N)(1,5 m) = 45 J. Daerah yang iarsir paa grafik mennjkkan kerja yang ilakkan. Jika Ana memperbesar lebar (perpinahan) ata tinggi (gaya) ari persegi panjang arsiran tersebt berarti Ana memperbesar kerja yang ilakkan. = 125 N θ = 25 h h = cos 25 = (125 N)(0,906) = 113 N v Gambar 2. Jika sebah gaya ikerjakan paa pemotong rmpt engan arah tegak lrs, gaya netto yang ikerjakan merpakan komponen gaya yang arahnya sama engan arah gerak. Kerja an arahnya Kerja hair hanya jika gaya yang ikerjakan arahnya sama engan engan arah gerakan. Orang ata bena yang mengerjakan gaya berarti melakkan kerja. Jika sebah gaya

4 ikerjakan tegak lrs terhaap arah gerakan, maka tiak aa kerja yang ilakkan. Bagaimana jika gaya yang ikerjakan membentk sebah st engan arah gerakan? Sebagai contoh, jika Ana menorong pemotong rmpt sebagaimana itnjkkan paa gambar 2., kerja yang bagaimanakah yang Ana lakkan? Ana tah bahwa gaya apat iraikan ke alam komponen-komponennya. Gaya 125 N yang ikerjakan paa pegangan pemotong rmpt mempnyai a bah komponen, perhatikan gambar 2. Komponen horisontal ata h sama engan 113 N; seangkan komponen vertikalnya ata v sama engan 53 N (ke bawah). Komponen vertikal tegak lrs terhaap arah gerakan, sehingga tiak melakkan kerja. Hanya komponen horizontal saja yang melakkan kerja. Kerja yang Ana lakkan ketika Ana mengerjakan sebah gaya yang membentk st terhaap arah gerakan sama engan komponen gaya yang arahnya sama engan arah gerakan ikali engan jarak temph. Besar komponen gaya yang arahnya sama engan arah gerakan icari engan mengalikan gaya engan cosins st antara engan arah gerakan, W = (cos θ ) = cos θ Aakah gaya lain yang bekerja paa pemotong rmpt tersebt? Aa a gaya lain yang bekerja paa pemotong rmpt tersebt, yakni gaya gravitasi yang arahnya ke bawah an gaya normal yang arahnya ke atas. Keanya tegak lrs terhaap arah gerakan. Dengan emikian, st antara a gaya tersebt aalah 90. Karena cos 90 = 0, maka tiak aa kerja yang ihasilkan oleh kea gaya tersebt. Halaman rmah yang itmbhi rmpt mengerjakan sebah gaya, yakni gaya gesekan, yang arahnya berlawanan engan arah gerakan. Jika pemotong rmpt bergerak engan kelajan tetap, maka komponen horisontal ari gaya yang ikerjakan iseimbangkan oleh Arah gerakan gaya gesekan, gesekan. St antara Gaya gesekan Dilarang mengganakan sebagian ata selrh okmen ini tanpa 180 izin ari penlis Arah gerakan Gaya gesekan Gambar 3. Arah gerakan membentk st 180 terhaap gaya gesekan.

5 gaya gesekan an arah gerakan sama engan 180. Karena cos 180 = 1, maka kerja yang ilakkan oleh rmpt aalah W = gesekan. Dengan emikian, kerja yang ilakkan oleh rmpt harganya negatif. Kerja yang harganya negatif menanakan bahwa kerja ilakkan paa rmpt oleh pemotong. Kerja yang harganya positif yang Ana lakkan engan mengerjakan gaya paa pegangan pemotong menanakan berarti Ana yang melakkan kerja. Apa akibat ari melakkan kerja? Ketika Ana mengangkat sebah kotak ke alam rak, Ana memberi kotak tersebt keaaan tertent. Jika kotak tersebt jath, maka kotak tersebt apat melakkan kerja, kotak mngkin mengerjakan gaya yang menmbk bena lain. Jika kotak tersebt beraa i atas peati lal Ana menorongnya, kotak tersebt akan bergerak. Lagi, kotak apat menghasilkan gaya yang membatnya menmbk bena lain. Paa kass ini, Ana telah memberi kotak tersebt energi, yait kemampan ntk menghasilkan perbahan paa irinya seniri ata lingkngannya. Dengan melakkan kerja paa kotak, Ana telah mentransfer energi ari tbh Ana ke kotak. Dengan emikian, kita apat mengatakan bahwa kerja aalah transfer energi yang ilakkan engan cara mekanis. Ana apat memikirkan kerja sebagai energi yang itransfer sebagai hasil ari sebah gerakan. Ketika Ana mengangkat kotak, kerja yang Ana lakkan positif. Energi itransfer Ana ke kotak. Ketika Ana menrnkan kotak, kerja-nya berharga negatif. Energi itransfer ari kotak ke Ana. Daya Hingga sekarang, tiak aa satpn pembahasan tentang kerja menyebtkan wakt yang iperlkan ntk meminah sebah bena. Kerja yang ilakkan ntk mengangkat sekotak bk akan sama, apakah kotak tersebt iangkat sekaligs alam 2 etik ata masing-masing bk i alam kotak iangkat sat per sat, sehingga memerlkan wakt 20 menit ntk meletakkan selrhnya i rak. Kerja yang ilakkan sama, tetapi aya (power)nya berbea. Daya (power) aalah laj ilakkannya kerja ata laj i mana energi itransfer. Daya aalah kerja yang ilakkan ibagi engan wakt yang iperlkan. Daya apat ihitng menggnakan,

6 P = W t Daya ikr alam watt (W). Sat watt aalah energi sebesar sat jole yang itransfer selama sat etik. Sebah mesin yang bekerja engan laj sat jole per etik memiliki aya sat watt. Satan watt merpakan satan yang relatif kecil. Sebagai contoh, sebah gelas air engan berat 2 N Ana angkat sejah 0,5 m menj mlt Ana, maka Ana telah melakkan kerja sebesar 1 jole. Jika Ana melakkannya alam sat etik, maka Ana melakkan kerja engan laj sat watt. Karena watt merpakan satan yang kecil, aya seringkali ikr alam kilowatt (kw). Mesin/pesawat (seerhana) Orang menggnakan mesin setiap hari. Beberapa merpakan alat yang seerhana seperti pembka botol an obeng; lainnya merpakan alat yang lebih kompleks seperti sepea an mobil. Baik igerakkan oleh orang mapn mesin, mesin ata pesawat membat pekerjaan kita makin mah. Sebah pesawat memahkan pekerjaan engan merbah besar ata arah gaya, tetapi tiak mengbah kerja yang ilakkan. Pesawat seerhana (simple machines) an pesawat kompleks Ketika Ana menggnakan pembka ttp botol, Ana mengangkat pegangan sambil melakkan kerja paa pembka. Pembka botol lal membka ttp botol, mengerjakan gaya paa ttp botol. Kerja yang Ana lakkan isebt engan kerja maskan, W m, seangkan kerja yang ilakkan pesawat isebt engan kerja kelaran, W k. r e e Kerja aalah transfer energi menggnakan cara-cara mekanis. Ana melakkan kerja Gambar 4. Pembka botol aalah salah sat contoh pesawat seerhana. Dilarang mengganakan sebagian ata selrh okmen Dapat ini membka tanpa izin ttp ari botol penlis lebih mah, tetapi tiak mengrangi kerja yang ilakkan. r

7 paa pesawat. Paa kass ini, Ana mentransfer energi paa pembka botol. Pesawat lal melakkan kerja paa bena lain. Selanjtnya, giliran pembka mentransfer energi paa pentp botol. Pembka ttp botol bkanlah smber energi, sehingga pentp tiak apat menerima energi lebih banyak ari energi yang Ana berikan paa pembka ttp. Dengan emikian, kerja kelaran tiak apat lebih besar aripaa kerja maskan. Pesawat hanyalah alat bant ntk mentransfer energi Ana ke ttp botol. Kekekalan Energi an Kentngan Mekanis Gaya yang Ana kerjakan paa pesawat isebt gaya paya,. Gaya yang ihasilkan oleh pesawat isebt engan gaya beban, b. Perbaningan gaya beban terhaap gaya paya, b /, isebt engan kentngan mekanis (KM) ata mechanical avantage (MA) pesawat. Secara matematis apat itliskan, b MA = Beberapa pesawat, seperti pembka botol, memiliki kentngan mekanis lebih besar ari sat. Ketika kentngan mekanis nilainya lebih ari sat, maka mesin meningkatkan gaya yang Ana kerjakan. Kita apat menghitng kentngan mekanis ini menggnakan efinisi kerja. Kerja maskan aalah perkalian gaya paya yang Ana kerjakan,, an perpinahan tangan Ana,. Dengan cara yang sama, kerja laran aalah hasil kali antara gaya beban, b, engan perpinahan yang iakibatkan oleh pesawat, b. Sebah mesin meningkatkan gaya, tetapi tiak apat meningkatkan energi. Sebah mesin yang ieal mentransfer selrh energi, sehingga kerja laran sama engan kerja maskan, W k = W m, ata b b =

8 Persamaan tersebt apat itlis lang alam bentk: b =. Kita tah bahwa kentngan mekanis iberikan oleh akan mempnyai MA = b b MA = b. Untk sebah pesawat ieal, kita jga. Karena persamaan ini merpakan karakeristik sebah pesawat yang ieal, maka kentngan mekanisnya isebt engan kentngan mekanis ieal ata ieal mechanical evantage, IMA, IMA = Perhatikan bahwa jika Ana menghitng jarak maka berarti Ana akan menghitng kentngan mekanis ieal, IMA, seangkan jika Ana menghitng gayanya maka berarti Ana menghitng kentngan mekanis, MA. Paa pesawat yang sesngghnya, tiak selrh kerja maskan sama itransfer menjai kerja laran. Efisiensi ari sebah mesin iefinisikan sebagai perbaningan antara kerja laran terhaap kerja maskan. Dengan emikian, efisiensi = W W 100% Sebah pesawat ieal memiliki perbaningan W o /W i = 1, sehingga efisiensinya 100%. Selrh pesawat yang aa alam kehipan kita sehari-hari mempnyai efisiensi krang ari 100%. Kita apat mengngkapkan efisiensi alam bentk kentngan mekanis an kentngan mekanis ieal, k m b efisiensi = 100% b efisiensi = 100% MA IMA b

9 Kentngan mekanis ieal paa sebagian besar pesawar itentkan oleh isain mesin. Sebah mesin yang efisien memiliki harga MA an IMA yang hampir sama, seangkan mesin yang krang efisien memiliki MA yang lebih kecil. Semakin renah efisiensi pesawat berarti gaya paya yang iperlkan ntk mengimbangi gaya beban lebih besar. r e e r (a) (b) e (c) e e 1 r 2 1 r 2 r () (e) (f) Gambar 5. Pesawat seerhana (a) pengngkit, (b) sekrp, (c) roa-an-as, () katrol, (e) biang miring, an (f) baji.

10 Selrh pesawat, bagaimanapn kompleksnya, merpakan kombinasi maksimal ari enam bah jenis pesawat yang itnjkkan paa gambar 10. Keenamnya aalah pengngkit (lever), katrol (plley), roa-an-as (wheel-an-axle), biang miring (incline plane), baji (wege), an sekrp (scew). Gir, salah sat pesawat seerhana yang ignakan paa sepea merpakan contoh roa-an-as. Kentngan mekanis ieal aalah perbaningan jarak gerakan. Gambar 9 mennjkkan bahwa ntk pengngkit an roaan-as, perbaningan ini apat inyatakan engan perbaningan antara tempat i mana gaya ikerjakan an porosnya. Pengngkit Pengngkit/Tas aalah pesawat seerhana yang berbentk batang keras yang apat memtari sat titik. U T B b b Gambar 6. Pengngkit. Keterangan: U = titik paya (tempat gaya bekerja) B = titik beban (tempat beban iletakkan) T = titik tmp b (lengan beban) = jarak B T = (lengan paya) = jarak A T b b

11 b = gaya beban = gaya paya Prinsip kerja tas: Memperbesar gaya, artinya engan gaya yang kecil apat mengangkat ata meminahkan beban yang berat ata meminahkan bena lebih jah. Paa tas berlak hbngan berikt: b b b = ata = b Dengan, b = berat beban an = gaya paya. Pengngkit (tas) ibeakan menjai tiga jenis: 1. Tas jenis I yait tas engan ssnan T i antara B an U. Contohnya: gnting, kakata (catt), an tang. 2. Tas jenis II yait tas engan ssnan B i antara T an U. Contohnya: gerobak orong, pembka kaleng, pelbang kertas, an pemecah kemiri. 3. Tas jenis III yait tas engan ssnan U i antara T an B. Contohnya: alat memancing, sap, an lengan bawah kita sewakt mengangkat beban. B T U T Tas jenis I B U

12 Tas jenis II T U B Tas jenis III Gambar 7. Jenis-jenis tas an contohnya. Kentngan mekanis aalah perbaningan antara beban an paya ata perbaningan antara lengan paya an lengan beban. MA = b ata IMA = b Contoh soal: Perhatikan gambar i samping. Berapa gaya yang iperlkan ntk mengangkat beban (W = 100 N) an berapa kentngan mekanis tas tersebt? Penyelesaian: Diketahi: berat beban ( b ) = 100 N 0,25 m 1 m Gambar 8. Gnakan ntk contoh soal. lengan beban ( b ) = 0,25 m

13 lengan paya ( ) = 1 m Ditanyakan: gaya ntk mengangkat ( ) an kentngan mekanis tas (MA) Jawab : Gaya angkat () b = b = ( 0,25)( 100 N ) = 25 N Jai, besar gaya ntk mengangkat beban sebesar 25 N. Kentngan mekanis (M) MA b 100 N = = = 25 N 4 Jai, kentngan mekanis tas aalah 4. Katrol Katrol aalah pesawat seerhana berptar yang ignakan ntk meringankan mengangkt ata menarik bena karena apat mengbah arah gaya ketika menarik ata mengangkt beban tersebt. Prinsip kerja katrol: mengbah gaya angkat ke paa bena menjai gaya tarik ke bawah. atas Macam-macam katrol antara lain: 1. Katrol tetap, yait katrol yang porosnya itempatkan paa tempat yang tetap. Gambar 9. Contoh katrol. Contoh: katrol ntk menimba air ari smr.

14 Kentngan mekanis: 1, artinya tiak aa kentngan mekanis, hanya sekear mempermah saha. Katrol tetap sebagai tas: Keterangan: Titik tmp = T Lengan beban( b ) = BT Gaya Berat = W Lengan paya ( ) = UT Titik beban = B Gaya tarik = Titik paya = U B 1 T U b N = 1 Gambar 10. Katrol tetap. Kentngan mekanis ieal: b = 1 Contoh soal: Saepllah mengangkat seember air yang beratnya 25 newton ari smr menggnakan katrol tetap. Berapa gaya yang hars ikelarkan Saepllah? Penyelesaian: Diketahi: berat seember air ( b ) = 25 N; iangkat engan katrol tetap. kentngan mekanis (MA) = 1 Ditanyakan: gaya tarik ( ) Jawab: Katrol memiliki kentngan mekanis (MA) = 1. MA = b 25 N 1 25 N = = Jai, gaya tarik Saepllah 25 N, sama engan berat seember air.

15 2. Katrol bergerak, yait katrol yang apat bergerak bebas saat ignakan. Kentngan mekanis: 2, artinya ntk mengangkat beban seberat newton hanya iperlkan gaya setengah newton. Katrol bergerak sebagai tas: N = 2 T 1 B U 2 Keterangan: Titik tmp = U Gaya tarik = Titik beban = B Gaya berat = b = 2 Titik paya = T Lengan beban ( b ) = UB Lengan paya ( ) = UT b Gambar 11. Katrol bergerak. Kentngan mekanis ieal: e UT = = UB 2 Contoh soal: Untk mengangkat sebah peti engan katrol bergerak iperlkan gaya sebesar 200 N. Berapa newton berat peti tersebt? Penyelesaian: Diketahi: gaya tarik ( ) = 200 N kentngan mekanis (M) = 2 Ditanyakan: berat bena (W)

16 Jawab: Katrol memiliki kentngan mekanis (M) = 2. b b MA = 2 = b = 400 N 200 N Jai, berat peti tersebt aalah 400 N. 3. Takal, yait katrol majemk yang terssn atas katrol tetap an katrol bergerak. Contoh: katrol alam alat erek i pelabhan. Kentngan mekanis: tergantng banyak katrol an tali yang terapat paa takal, misalnya takal 4 tali mempnyai kentngan mekanis 4. Secara singkat, ntk katrol, IMA = N N = 4 b Gambar 12. Katrol majemk Biang miring Gambar 13. Contoh biang miring.

17 Biang miring aalah pesawat seerhana yang permkaannya ibat miring sehingga apat mempermah kerja, misalnya memahkan menaikkan bena berat ke atas. Prinsip kerja biang miring: Mengangsr kerja sehingga gaya yang ibthkan lebih kecil, tetapi tiak mengrangi besar saha yang ilakkan. Persamaan paa biang miring: = h s b Keterangan: = gaya angkat (N) b = berat beban (N) h = tinggi biang miring (m) S = panjang biang miring (m) W s Gambar 14. Biang miring. h Kentngan mekanis ieal: IMA = s h Persamaan-persamaan i atas berlak jika biang miring ianggap licin semprna sehingga tiak menimblkan gesekan. Contoh soal: Untk meminahkan beban seberat 150 newton ke atas bak trk, seseorang menggnakan papan kay yang panjangnya 2,5 meter. Jika tinggi bak trk terhaap tanah 1,25 meter, berapakah gaya orong yang ikelarkan orang it an berapakah kentngan mekanis biang miring it? Penyelesaian: Diketahi: panjang papan (s) = 2,5 m tinggi bak (h) = 1,25 m berat beban ( b ) = 150 N

18 Ditanyakan: gaya orong () an kentngan mekanis (M) h 1, 25 m = = 150 N 75 N s = 2,50 m Jawab: ( ) b IMA s 2,5 m = M = = h 1,25 m 2 Jai, gaya orong yang ikelarkan sebesar 75 N an kentngan mekanis ieal biang miring it = 2. Manfaat prinsip biang miring alam kehipan sehari-hari antara lain: 1. Untk meletakkan bena ke tempat yang lebih tinggi, misalnya meletakkan peti ata rm ke bak trk engan menggnakan papan yang ipasang miring. 2. Tangga ntk memanjat selal ibat ata ipasang miring. 3. Jalan i pegnngan selal ibat berkelok-kelok, an memtar ntk mengrangi kecraman. 4. Alat-alat sehari-hari, misalnya baji, kapak, pisa, an sekrp. Roa berganar (Roa berporos)

19 Gambar 15. Peralatan sehari-hari yang menggnakan prinsip roa-an-as Roa-an-as aalah pesawat seerhana yang teriri atas sebah roa (alat pemtar) yang ihbngkan engan sebah as yang apat berptar bersama-sama. Kentngan mekanis ieal roa berganar: Roa IMA = jari-jari paya jari-jari beban As Alat-alat yang menggnakan prinsip roa berganar, antara lain: 1. Kemi mobil ata kapal 2. Poros ptaran ntk menimba air 3. Roa gerina paya beban Gambar 16. Roa-an-as 4. Mixer Contoh soal: Sebah roa berganar iketahi iameter roanya 1 meter, seangkan iameter ganarnya 20 cm. Alat it ignakan ntk mengangkat beban seberat 80 newton. Tentkan kentngan mekanik ieal roa berganar! paya 80 N

20 Penyelesaian: Diketahi: jari-jari roa (R) = 1 m jari-jari ganar (r) = 20 cm = 0,2 m Gambar 17. Gnakan ntk contoh soal berat beban (W) = 80 N Ditanyakan: kentngan mekanik ieal (IMA) Jawab: IMA R 1 m = = = rb 0, 2 m 5 Jai, kentngan mekanis ieal roa berganar aalah 5 Gabngan pesawat seerhana Sebah pesawat gabngan terssn atas a ata lebih pesawat yang tersambng sehingga gaya beban ari pesawat yang sat menjai gaya paya ntk mesin yang kea. Sepea aalah salah sat contohnya. Peal ata sproket/gir bekerja seperti roa-as. Gaya paya aalah gaya yang Ana kerjakan paa peal, paa peal. Gaya bebannya aalah gaya gir paa rantai, paa rantai. Rantai memberikan gaya paya paa gir roa belakang, oleh rantai, sama engan gaya yang ikerjakan paa rantai. Gir belakang an roa belakang bekerja seperti roa-an-as. Gaya beban aalah gaya yang ikerjakan oleh roa paa jalan, paa jalan. Berasarkan Hkm III Newton, permkaan jalan memberikan gaya ke epan paa roa. Gaya ini menghasilkan percepatan sepea ke epan. Kentngan mekanis gabngan pesawat seerhana aalah perkalian antara kentngan mekanis pesawat seerhana yang menysnnya. Sebagai contoh, ntk kass paa sepea, MA = paa rantai paa peal paa jalan oleh rantai

21 MA = paa jalan paa peal Kentngan mekanis ieal paa setiap roa-an-as aalah perbaningan antara jarak gerakan. Untk gir paa peal, IMA = jari-jari peal jari-jari gir epan Untk roa belakang, IMA = jari-jari gir belakang jari-jari roa Maka, ntk sepea, IMA = = jari-jari peal jari-jari gir epan jari-jari gir belakang jari-jari gir epan jari-jari gir belakang jari-jari roa jari-jari peal jari-jari roa karena kea gir menggnakan rantai yang sama an mempnyai gigi yang sama besar, Ana apat menghitng IMA engan menghitng jmlah gigi paa gir an menemkan bahwa, IMA = banyak gigi paa gir belakang banyak gigi paa gir epan panjang lengan peal jari-jari roa Paa sebah sepea yang memiliki gir belakang engan berbagai kran kelajan, pengenara apat mengbah kentngan mekanis engan memilih kran paa salah sat ata kea sproket. Ketika memerlkan percepatan besar ata menaki, pengenara menaikkan kentngan mekanis ntk meningkatkan gaya yang imiliki roa yang ikerjakan paa jalan. Sebaliknya, jika beraa i jalan yang rata ata paa kelajan yang tinggi, gaya yang iperlkan lebih kecil, an pengenara menrnkan kentngan mekanis ntk mengrangi jmlah ptaran peal ntk setiap sat ptaran penh roa.

22 paa rantai oleh rantai paa jalan paa peal Gambar 18. Sistem gaya yang bekerja paa sepea Contoh Seorang siswa menggnakan sepea engan jari-jari gir 4 cm an jari-jari roa 35,6 cm. Ketika sebah gaya 155 N ikerjakan paa rantai, roa berptar sejah 14 cm. Karena gaya gesekan, efisiensi sepea 95%. a. Berapa IMA roa an gir? b. Berapa MA roa an gir? c. Berapa pennjkan neraca pegas ketika ignakan ntk mengkr roa?. Berapa jah pengenara menarik rantai? Diketahi: Gaya paya, e = 155 N Jari-jari gir = 4 cm Jari-jari roa = 35,6 cm

23 Efisiensi = 95% Perpinahan beban, e = 14 cm Ditanyakan: a. IMA b. MA c. r. e Penyelesaian: a. IMA = e = r jari-jari gir jari-jari roa = = 4 cm 35,6 cm 0,112 MA b. Karena efisiensi = 100% IMA MA = eff IMA 100% = ( 95% )( 0,112) 100% = 0,107 c. MA = r e r = (MA)( e ) = (0,107)(155 N) = 16,6 N. IMA = e r

24 e = (IMA)( r ) = (0,112)(14 cm) = 1,57 cm Smber: Davis, Mark., Neff, Robert., Weing, Kelly., Zitzewitz, Pal. (1995). Merril Physical Science Teacher Wraparon Eition. NewYork: GLENCOE McGraw-Hill.

(x, f(x)) P. x = h. Gambar 4.1. Gradien garis singgung didifinisikan sebagai limit y/ x ketika x mendekati 0, yakni

(x, f(x)) P. x = h. Gambar 4.1. Gradien garis singgung didifinisikan sebagai limit y/ x ketika x mendekati 0, yakni Diktat Klia TK Matematika BAB TURUNAN Graien Garis Singgng Tinja seba krva = f() seperti iperliatkan paa Gambar Garis ang melali titik P(, f( )) an Q( +, f( + )) isebt tali bsr Graien tali bsr tersebt

Lebih terperinci

KEKUATAN BATAS : LENTUR DAN BEBAN LANGSUNG

KEKUATAN BATAS : LENTUR DAN BEBAN LANGSUNG KEKUATAN BATAS : LENTUR DAN BEBAN LANGSUNG (Kolom engan beban eksentris an batang tekan.. Saat ini sema kolom paa strktr portal beton bertlang, an batang-batang strktr lainnya, seperti bentk lengkng, mengalami

Lebih terperinci

BAB RELATIVITAS Semua Gerak adalah Relatif

BAB RELATIVITAS Semua Gerak adalah Relatif BAB RELATIVITAS. Sema Gerak adalah Relatif Sat benda dikatakan bergerak bila keddkan benda it berbah terhadap sat titik aan ata kerangka aan. Seorang penmpang kereta api yang sedang ddk di dalam kereta

Lebih terperinci

SEISMIK REFRAKSI (DASAR TEORI & AKUISISI DATA) SUSILAWATI. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Jurusan Fisika Universitas Sumatera Utara

SEISMIK REFRAKSI (DASAR TEORI & AKUISISI DATA) SUSILAWATI. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Jurusan Fisika Universitas Sumatera Utara SEISMIK REFRAKSI (DASAR TEORI & AKUISISI DATA) SUSILAWATI Fakltas Matematika an Ilm Pengetahan Alam Jrsan Fisika Universitas Smatera Utara PENDAHULUAN Metoe seismik merpakan salah sat metoe yang sangat

Lebih terperinci

Untuk pondasi tiang tipe floating, kekuatan ujung tiang diabaikan. Pp = kekuatan ujung tiang yang bekerja secara bersamaan dengan P

Untuk pondasi tiang tipe floating, kekuatan ujung tiang diabaikan. Pp = kekuatan ujung tiang yang bekerja secara bersamaan dengan P BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1 Mekanisme Pondasi Tiang Konvensional Pondasi tiang merpakan strktr yang berfngsi ntk mentransfer beban di atas permkaan tanah ke lapisan bawah di dalam massa tanah. Bentk transfer

Lebih terperinci

PELUANG BERTAHAN PERUSAHAAN ASURANSI DARI KEBANGKRUTAN PADA WAKTU KEDATANGAN KLAIM BERDISTRIBUSI GAMMA(2,

PELUANG BERTAHAN PERUSAHAAN ASURANSI DARI KEBANGKRUTAN PADA WAKTU KEDATANGAN KLAIM BERDISTRIBUSI GAMMA(2, PELUANG BERTAHAN PERUSAHAAN ASURANSI DARI KEBANGKRUTAN PADA WAKTU KEDATANGAN KLAIM BERDISTRIBUSI GAMMA(2, ) Ali Shoiqin alqinok@gmail.com Dosen Peniikan Matematika IKIP PGRI Semarang Jl. Sioai Timr Semarang

Lebih terperinci

HASIL KALI TITIK DAN PROYEKSI ORTOGONAL SUATU VEKTOR (Aljabar Linear) Oleh: H. Karso FPMIPA UPI

HASIL KALI TITIK DAN PROYEKSI ORTOGONAL SUATU VEKTOR (Aljabar Linear) Oleh: H. Karso FPMIPA UPI HASIL KALI TITIK DAN PROYEKSI ORTOGONAL SUATU VEKTOR (Aljabar Linear) Oleh: H. Karso FPMIPA UPI A. Hasil Kali Titik (Hasil Kali Skalar) Da Vektor. Hasil Kali Skalar Da Vektor di R Perkalian diantara da

Lebih terperinci

Penerapan Masalah Transportasi

Penerapan Masalah Transportasi KA4 RESEARCH OPERATIONAL Penerapan Masalah Transportasi DISUSUN OLEH : HERAWATI 008959 JAKA HUSEN 08055 HAPPY GEMELI QUANUARI 00890 INDRA MOCHAMMAD YUSUF 0800 BAB I PENDAHULUAN.. Pengertian Riset Operasi

Lebih terperinci

BAB III 3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III 3. METODOLOGI PENELITIAN BAB III 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. PROSEDUR ANALISA Penelitian ini merpakan sebah penelitian simlasi yang menggnakan bantan program MATLAB. Adapn tahapan yang hars dilakkan pada saat menjalankan penlisan

Lebih terperinci

IV. ANALISA RANCANGAN

IV. ANALISA RANCANGAN IV. ANALISA RANCANGAN A. Rancangan Fungsional Dalam penelitian ini, telah irancang suatu perontok pai yang mempunyai bentuk an konstruksi seerhana an igerakkan engan menggunakan tenaga manusia. Secara

Lebih terperinci

PENYELESAIAN LUAS BANGUN DATAR DAN VOLUME BANGUN RUANG DENGAN KONSEP DETERMINAN

PENYELESAIAN LUAS BANGUN DATAR DAN VOLUME BANGUN RUANG DENGAN KONSEP DETERMINAN Bletin Ilmiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volme xx, No. x (tahn), hal xx xx. PENYELESAIAN LUAS BANGUN DATAR DAN VOLUME BANGUN RUANG DENGAN KONSEP DETERMINAN Doni Saptra, Helmi, Shantika Martha

Lebih terperinci

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 5 BILANGAN REYNOLD

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 5 BILANGAN REYNOLD PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 5 BILANGAN REYNOLD LABORATORIUM RISET DAN OPERASI TEKNIK KIMIA PROGRAM STUDI TEKNIK KIMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UPN VETERAN JAWA TIMUR SURABAYA BILANGAN REYNOLD

Lebih terperinci

Fisika Ebtanas

Fisika Ebtanas isika Ebtanas 1996 1 1. Di bawah ini yang merpakan kelompok besaran trnan adalah A. momentm, wakt, kat ars B. kecepatan, saha, massa C. energi, saha, wakt ptar D. wakt ptar, panjang, massa E. momen gaya,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB LANDASAN TEORI. Pasar.. Pengertian Pasar Pasar adalah sebah tempat mm yang melayani transaksi jal - beli. Di dalam Peratran Daerah Khss Ibkota Jakarta Nomor 6 Tahn 99 tentang pengrsan pasar di Daerah

Lebih terperinci

1. Grafik di samping menyatakan hubungan antara jarak (s) terhadap waktu (t) dari benda yang bergerak.

1. Grafik di samping menyatakan hubungan antara jarak (s) terhadap waktu (t) dari benda yang bergerak. 1 1. Grafik di samping menyatakan hbngan antara jarak (s) terhadap wakt (t) dari benda yang bergerak. Bila s dalam m, dan t dalam sekon, maka kecepatan rata-rata benda A. 0,60 m/s D. 3,00 m/s B. 1,67 m/s

Lebih terperinci

1. Pada ganbar di bawah, komponen vektor gaya F menurut sumbu x adalah A. ½ 3 F B. ½ 2 F C. ½ F D. ½ F E. ½ 3 F

1. Pada ganbar di bawah, komponen vektor gaya F menurut sumbu x adalah A. ½ 3 F B. ½ 2 F C. ½ F D. ½ F E. ½ 3 F 1 1. Pada ganbar di bawah, komponen vektor gaya F menrt smb x adalah A. ½ 3 F B. ½ F C. ½ F D. ½ F E. ½ 3 F. Benda jath bebas adalah benda yang memiliki: (1) Kecepatan awal nol () Percepatan = percepatan

Lebih terperinci

ALJABAR LINEAR (Vektor diruang 2 dan 3) Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Aljabar Linear Dosen Pembimbing: Abdul Aziz Saefudin, M.

ALJABAR LINEAR (Vektor diruang 2 dan 3) Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Aljabar Linear Dosen Pembimbing: Abdul Aziz Saefudin, M. ALJABAR LINEAR (Vektor dirang 2 dan 3) Dissn Untk Memenhi Tgas Mata Kliah Aljabar Linear Dosen Pembimbing: Abdl Aziz Saefdin, M.Pd Dissn Oleh : Kelompok 3/3A4 1. Nrl Istiqomah 14144100130 2. Ambar Retno

Lebih terperinci

Session 18 Heat Transfer in Steam Turbine. PT. Dian Swastatika Sentosa

Session 18 Heat Transfer in Steam Turbine. PT. Dian Swastatika Sentosa Session 8 Heat Transfer in Steam Trbine PT. Dian Sastatika Sentosa DSS Head Offie, 3 Oktober 008 Otline. Pendahlan. Skema keepatan, gaya tangensial. 3. Daya yang dihasilkan trbin, panas jath. 4. Trbin

Lebih terperinci

KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) MANAJEMEN KEUANGAN 2 ANDRI HELMI M, S.E., M.M.

KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) MANAJEMEN KEUANGAN 2 ANDRI HELMI M, S.E., M.M. KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) MANAJEMEN KEUANGAN 2 ANDRI HELMI M, S.E., M.M. Penganggaran Modal (Capital Bdgeting) Modal (Capital) mennjkkan aktiva tetap yang dignakan ntk prodksi Anggaran (bdget)

Lebih terperinci

VIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP

VIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP VIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP 8.. Penahuluan Lubang aalah bukaan paa ining atau asar tangki imana zat cair mengalir melaluinya. Lubang tersebut bisa berbentuk segi empat, segi tiga, ataupun lingkaran.

Lebih terperinci

(a) (b) Gambar 1. garis singgung

(a) (b) Gambar 1. garis singgung BAB. TURUNAN Sebelm membahas trnan, terlebih dahl ditinja tentang garis singgng pada sat krva. A. Garis singgng Garis singgng adalah garis yang menyinggng sat titik tertent pada sat krva. Pengertian garis

Lebih terperinci

BUKU AJAR METODE ELEMEN HINGGA

BUKU AJAR METODE ELEMEN HINGGA BUKU AJA ETODE EEEN HINGGA Diringkas oleh : JUUSAN TEKNIK ESIN FAKUTAS TEKNIK STUKTU TUSS.. Deinisi Umm Trss adalah strktr yang terdiri atas batang-batang lrs yang disambng pada titik perpotongan dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Small Area Estimation Small Area Estimation (SAE) adalah sat teknik statistika ntk mendga parameter-parameter sb poplasi yang kran sampelnya kecil. Sedangkan, area kecil didefinisikan

Lebih terperinci

1. Perhatikan tabel berikut ini! No Besaran Satuan Dimensi 1 Momentum kg m s -1 MLT -1 2 Gaya kg m s -2 MLT -2 3 Daya kg m s -3 MLT -3

1. Perhatikan tabel berikut ini! No Besaran Satuan Dimensi 1 Momentum kg m s -1 MLT -1 2 Gaya kg m s -2 MLT -2 3 Daya kg m s -3 MLT -3 1 1. Perhatikan tabel berikt ini! No Besaran Satan Dimensi 1 Momentm kg m s -1 MLT -1 2 Gaya kg m s -2 MLT -2 3 Daya kg m s -3 MLT -3 Dari tabel di atas yang mempnyai satan dan dimensi yang benar adalah

Lebih terperinci

Wardaya College. Denisi. Pesawat Sederhana. Part II

Wardaya College. Denisi. Pesawat Sederhana. Part II Pesawat Sederhana Part I Denisi Pesawat Sederhana adalah alat yang dapat digunakan untuk mempermudah suatu pekerjaan tanpa memperkecil usaha. Misalkan ketika seorang ibu rumah tangga menimba air dari dalam

Lebih terperinci

1. Momentum mempunyai dimensi yang sama dengan dimensi besaran A. impuls D. tekanan B. energi E. percepatan C. gaya

1. Momentum mempunyai dimensi yang sama dengan dimensi besaran A. impuls D. tekanan B. energi E. percepatan C. gaya 1 1. Momentm mempnyai dimensi yang sama dengan dimensi besaran A. impls D. tekanan B. energi E. percepatan C. gaya 2. Gerak sebah mobil menghasilkan grafik kecepatan (V) terhadap wakt (t) yang diperlihatkan

Lebih terperinci

Sebuah benda yang diberi gaya sebesar 6 N selama 5 menit mengalami perpindahan sejauh 15 m, tentukanlah: a. usaha yang dilakukan benda b.

Sebuah benda yang diberi gaya sebesar 6 N selama 5 menit mengalami perpindahan sejauh 15 m, tentukanlah: a. usaha yang dilakukan benda b. Jawab: P = Fv = (5 N) (2 m/s) = 10 N m/s = 10 watt. Jadi, daya benda tersebut adalah 10 watt. Menguji Diri Sebuah benda yang diberi gaya sebesar 6 N selama 5 menit mengalami perpindahan sejauh 15 m, tentukanlah:

Lebih terperinci

MODUL MATA PELAJARAN IPA

MODUL MATA PELAJARAN IPA KERJASAMA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA DENGAN FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA MODUL MATA PELAJARAN IPA Usaha, energi, dan pesawat sederhana untuk kegiatan PELATIHAN PENINGKATAN MUTU GURU DINAS

Lebih terperinci

Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM

Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM 5 Hasil Kali Dalam Untk memotiasi konsep hasil kali dalam diambil ektor di R dan R sebagai anak panah dengan titik awal di titik asal O = ( ) Panjang sat ektor x di R dan R

Lebih terperinci

EKONOMETRIKA PERSAMAAN SIMULTAN

EKONOMETRIKA PERSAMAAN SIMULTAN EKONOMETRIKA PERSAMAAN SIMULTAN OLEH KELOMPOK 5 DEKI D. TAPATAB JUMASNI K. TANEO MERSY C. PELT DELFIANA N. ERO GERARDUS V. META ARMY A. MBATU SILVESTER LANGKAMANG FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA

Lebih terperinci

3. Kegiatan Belajar Medan listrik

3. Kegiatan Belajar Medan listrik 3. Kegiatan Belajar Mean listrik a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah mempelajari kegiatan belajar 3, iharapkan Ana apat: Menjelaskan hubungan antara kuat mean listrik i suatu titik, gaya interaksi,

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 10. PESAWAT SEDERHANALatihan Soal 10.2

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 10. PESAWAT SEDERHANALatihan Soal 10.2 1. Perhatikan gambar katrol majemuk berikut! http://primemobile.co.id/assets/uploads/materi/cap58.png SMP kelas 9 - FISIKA BAB 10. PESAWAT SEDERHANALatihan Soal 10.2 Jika massa beban 90 kg dan percepatan

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 44 TAHUN 2009 TENTANG. PENGELOLAAN PINJAMAN JANGKA PENDEK PADA BADAN LA YANAN UMUM DAERAH

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 44 TAHUN 2009 TENTANG. PENGELOLAAN PINJAMAN JANGKA PENDEK PADA BADAN LA YANAN UMUM DAERAH ;' I. ~ tr'. T I BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 44 TAHUN 2009 TENTANG. PENGELOLAAN PINJAMAN JANGKA PENDEK PADA BADAN LA YANAN UMUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

Manusia menciptakan alat-alat tersebut karena menyadari

Manusia menciptakan alat-alat tersebut karena menyadari Setelah mempelajari materi pesawat sederhana dan penerapannya diharapkan ananda mampu 1. Mendefinisikan pesawat sederhana 2. Membedakan jenis-jenis pesawat sederhana 3. Menjelaskan prinsip kerja pesawat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis jalur yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama pada tahun 1920-an oleh

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis jalur yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama pada tahun 1920-an oleh BAB LANDASAN TEORI. Sejarah Analisis Jalr (Path Analysis) Analisis jalr yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama pada tahn 90-an oleh seorang ahli genetika yait Sewall Wright. Teknik analisis

Lebih terperinci

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004 Seminar asional Aplikasi Teknologi Informasi 004 Yogyakarta 9 Jni 004 Analisis Efisiensi dengan Bantan Sistem Pendkng Keptsan (SPK) Carles Sitompl Jrsan Teknik Indstri Uniersitas Katolik Parahyangan Jl.

Lebih terperinci

LKPD.3 HUKUM ARCHIMEDES

LKPD.3 HUKUM ARCHIMEDES LKPD.3 HUKUM RCHIMEDES Kelompok : Nama nggota : 1. 2. 3. 4. 5.. Tjan Percobaan. Tjan Percobaan - Melali penyelidikan ini peserta didik mamp mengetahi pengarh volme benda yang tercelp dalam zat cair terhadap

Lebih terperinci

(draft) KAN Calibration Guide: Volumetric Apparatus (IN) PEDOMAN KALIBRASI PERALATAN VOLUMETRIK

(draft) KAN Calibration Guide: Volumetric Apparatus (IN) PEDOMAN KALIBRASI PERALATAN VOLUMETRIK PEDOMAN KALIBRASI PERALAN VOLUMETRIK 1. PENDAHULUAN 1.1 Pedoman ini ditjkan ntk memberikan petnjk bagi laboratorim kalibrasi dalam melakkan kalibrasi peralatan volmetrik dan mengharmonisasikan praktek

Lebih terperinci

1. Perhatikan gambar percobaan vektor gaya resultan dengan menggunakan 3 neraca pegas berikut ini

1. Perhatikan gambar percobaan vektor gaya resultan dengan menggunakan 3 neraca pegas berikut ini 1 1. Perhatikan gambar percobaan vektor gaya resltan dengan menggnakan 3 neraca pegas berikt ini Yang sesai dengan rms vektor gaya resltan secara analitis adalah gambar A. (1), (2) dan (3) D. (1), dan

Lebih terperinci

PENELUSURAN LINTASAN DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN

PENELUSURAN LINTASAN DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN Bab 4 PENELUSURAN LINTASAN DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN Tgas mendasar dari robot berjalan ialah dapat bergerak secara akrat pada sat lintasan (trajectory) yang diberikan Ata dengan kata lain galat antara

Lebih terperinci

Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM

Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM 5 Hasil Kali Dalam Untk memotiasi konsep hasil kali dalam diambil ektor di R dan R sebagai anak panah dengan titik awal di titik asal O ( ) Panjang sat ektor x di R dan R dinamakan

Lebih terperinci

MODUL 5 INTEGRAL LIPAT DAN PENGGUNAANNYA

MODUL 5 INTEGRAL LIPAT DAN PENGGUNAANNYA Sei Mol Kliah EL- Matematika Teknik I MOUL 5 INTEGRAL LIPAT AN PENGGUNAANNYA Satan Acaa Pekliahan Mol 5 Integal Lipat an Penggnaanna sebagai beikt Peteman ke- Pokok/Sb Pokok ahasan Tjan Pembelajaan Integal

Lebih terperinci

VEKTOR. Oleh : Musayyanah, S.ST, MT

VEKTOR. Oleh : Musayyanah, S.ST, MT VEKTOR Oleh : Msayyanah, S.ST, MT . ESRN SKLR DN VEKTOR Sifat besaran fisis : esaran Skalar Skalar Vektor esaran yang ckp dinyatakan oleh besarnya saja (besar dinyatakan oleh bilangan dan satan). Contoh

Lebih terperinci

Analisis Peluruhan Flourine-18 menggunakan Sistem Pencacah Kamar Pengion Capintec CRC-7BT S/N 71742

Analisis Peluruhan Flourine-18 menggunakan Sistem Pencacah Kamar Pengion Capintec CRC-7BT S/N 71742 Prosiding Perteman Ilmiah XXV HFI Jateng & DIY 63 Analisis Pelrhan Florine-18 menggnakan Sistem Pencacah Kamar Pengion Capintec CRC-7BT S/N 717 Wijono dan Pjadi Psat Teknologi Keselamatan dan Metrologi

Lebih terperinci

BAB III LIMIT DAN FUNGSI KONTINU

BAB III LIMIT DAN FUNGSI KONTINU BAB III LIMIT DAN FUNGSI KONTINU Konsep it mempnyai peranan yang sangat penting di dalam kalkls dan berbagai bidang matematika. Oleh karena it, konsep ini sangat perl ntk dipahami. Meskipn pada awalnya

Lebih terperinci

CHAPTER 6. INNER PRODUCT SPACE

CHAPTER 6. INNER PRODUCT SPACE CHAPTER 6. INNER PRODUCT SPACE Inner Prodcts Angle and Orthogonality in Inner Prodct Spaces Orthonormal Bases; Gram-Schmidt Process; QR-Decomposition Best Approximation; Least Sqares Orthogonal Matrices;

Lebih terperinci

Bab. Peta Konsep. Gambar 13.1 Mendorong mobil. Usaha. membahas melakukan

Bab. Peta Konsep. Gambar 13.1 Mendorong mobil. Usaha. membahas melakukan Bab 13 Usaha dan Energi Sumber: image.google.com Gambar 13.1 Mendorong mobil Mendorong mobil merupakan salah satu kegiatan yang membutuhkan tenaga. Ketika kamu mendorong mobil hingga bergerak, kamu telah

Lebih terperinci

Hasil Kali Titik. Dua Operasi Vektor. Sifat-sifat Hasil Kali Titik. oki neswan (fmipa-itb)

Hasil Kali Titik. Dua Operasi Vektor. Sifat-sifat Hasil Kali Titik. oki neswan (fmipa-itb) oki neswan (fmipa-itb) Da Operasi Vektor Hasil Kali Titik Misalkan OAB adalah sebah segitiga, O (0; 0) ; A (a 1 ; a ) ; dan B (b 1 ; b ) : Maka panjang sisi OA; OB; dan AB maing-masing adalah q joaj =

Lebih terperinci

Korelasi Pasar Modal dalam Ekonofisika

Korelasi Pasar Modal dalam Ekonofisika Korelasi Pasar Modal dalam Ekonofisika Yn Hariadi Dept. Dynamical System Bandng Fe Institte yh@dynsys.bandngfe.net Pendahlan Fenomena ekonomi sebagai kondisi makro yang merpakan hasil interaksi pada level

Lebih terperinci

Integrasi 2. Metode Integral Kuadratur Gauss 2 Titik Metode Integral Kuadratur Gauss 3 Titik Contoh Kasus Permasalahan Integrasi.

Integrasi 2. Metode Integral Kuadratur Gauss 2 Titik Metode Integral Kuadratur Gauss 3 Titik Contoh Kasus Permasalahan Integrasi. Interasi Metode Interal Kadratr Gass Titik Metode Interal Kadratr Gass Titik Contoh Kass Permasalahan Interasi Interasi Metode Interasi Gass Metode interasi Gass merpakan metode yan tidak mennakan pembaian

Lebih terperinci

PENDUGAAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI KOTA SEMARANG DENGAN METODE SAE

PENDUGAAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI KOTA SEMARANG DENGAN METODE SAE Vale Added, Vol. 11, No. 1, 015 PENDUGAAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI KOTA SEMARANG DENGAN METODE SAE 1 Moh Yamin Darsyah, Ujang Malana 1, Program Stdi Statistika FMIPA Universitas Mhammadiyah Semarang Email:

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 10. PESAWAT SEDERHANALATIHAN SOAL BAB 10

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 10. PESAWAT SEDERHANALATIHAN SOAL BAB 10 SMP kelas 9 - FISIKA BAB 10. PESAWAT SEDERHANALATIHAN SOAL BAB 10 1. http://www.primemobile.co.id/assets/uploads/materi/fis9-10.1.png Jika panjang lengan kuasa 2,4 m, maka panjang lengan beban adalah.

Lebih terperinci

III PEMODELAN SISTEM PENDULUM

III PEMODELAN SISTEM PENDULUM 14 III PEMODELAN SISTEM PENDULUM Penelitian ini membahas keterkontrolan sistem pendlm, dengan menentkan model matematika dari beberapa sistem pendlm, dan dilakkan analisis dan menyederhanakan permasalahan

Lebih terperinci

BAB 1 BAB II PEMBAHASAN

BAB 1 BAB II PEMBAHASAN BAB 1 I. PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Pesawat sederhana adalah segala jenis perangkat yang hanya membutuhkan satu gaya untuk bekerja. Kerja terjadi sewaktu gaya diberikan dan menyebabkan gerakan sepanjang

Lebih terperinci

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gnawan Semester II, 2016/2017 3 Maret 2017 Kliah yang Lal 10.1-2 Parabola, Elips, dan Hiperbola 10.4 Persamaan Parametrik Kra di Bidang 10.5 Sistem Koordinat Polar 11.1 Sistem

Lebih terperinci

FIsika USAHA DAN ENERGI

FIsika USAHA DAN ENERGI KTSP & K-3 FIsika K e l a s XI USAHA DAN ENERGI Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.. Memahami konsep usaha dan energi.. Menjelaskan hubungan

Lebih terperinci

lensa objektif lensa okuler Sob = fob

lensa objektif lensa okuler Sob = fob 23 jekti ler S = ~ S = A B d 24 Diagram pembentkan bayangannya adalah sebagari berikt: jekti d ler S = ~ S S A B S Teropong Pantl (Teleskop Releksi) Teropong jenis ini menggnakan sat positi, sat cermin

Lebih terperinci

BAB 7 P A S A K. Gambar 1. Jenis-Jenis Pasak

BAB 7 P A S A K. Gambar 1. Jenis-Jenis Pasak BAB 7 P A S A K Pasak atau keys merupakan elemen mesin yang igunakan untuk menetapkan atau mengunci bagian-bagian mesin seperti : roa gigi, puli, kopling an sprocket paa poros, sehingga bagian-bagian tersebut

Lebih terperinci

Hukum Coulomb. a. Uraian Materi

Hukum Coulomb. a. Uraian Materi Hukum oulomb a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah mempelajari kegiatan belajar, iharapkan ana apat: - menjelaskan hubungan antara gaya interaksi ua muatan listrik, besar muatan-muatan, an jarak pisah

Lebih terperinci

FAKULTAS DESAIN dan TEKNIK PERENCANAAN

FAKULTAS DESAIN dan TEKNIK PERENCANAAN Wiryanto Dewobroto ---------------------------------- Jrsan Teknik Sipil - Universitas elita Harapan, Karawaci FAKULTAS DESAIN dan TEKNIK ERENCANAAN UJIAN TENGAH SEMESTER ( U T S ) GENA TAHUN AKADEMIK

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJARMASIN

WALIKOTA BANJARMASIN / WALIKOTA BANJARMASIN PERATURAN WALIKOTA BANJARMASIN NOMOR TAHUN2013 TENTANG PEDOMAN STANDAR KINERJA INDIVIDU PEGAWAI NEGERI SIPIL DILINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BANJARMASIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

KAJIAN PENGGUNAAN KOMPRESOR AKSIAL

KAJIAN PENGGUNAAN KOMPRESOR AKSIAL Jrnal Dinamis Vol. II, No. 6, Janari 00 ISSN 06-749 KAJIAN PENGGUNAAN KOMPRESOR AKSIAL Tekad Sitep Staf Pengajar Departemen Teknik Mesin Fakltas Teknik Universitas Smatera Utara Abstrak Tlisan ini mencoba

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Data Langkah-Langkah Penelitian

METODE PENELITIAN Data Langkah-Langkah Penelitian METODE PENELITIAN Data Inonesia merupakan salah satu negara yang tiak mempunyai ata vital statistik yang lengkap. Dengan memperhatikan hal tersebut, sangat tepat menggunakan Moel CPA untuk mengukur tingkat

Lebih terperinci

LENSA OBJEKTIF LENSA OKULER SOB = FOB

LENSA OBJEKTIF LENSA OKULER SOB = FOB LENSA OBJEKTIF LENSA OKULER SOB = FOB 23 lensa objektif lensa okler Sob = ~ Sob = fob A fob fob B d 24 Diagram pembentkan bayangannya adalah sebagari berikt: lensa objektif d Sob = ~ lensa okler Sob Sok

Lebih terperinci

PRESENTASI TUGAS AKHIR KI091391

PRESENTASI TUGAS AKHIR KI091391 PRESENTASI TUGAS AKHIR KI091391 PENGGUNAAN INTEGER LINEAR PROGRAMMING DENGAN METODE HEURISTIK UNTUK OPTIMASI PENJADWALAN PEGAWAI PARUH WAKTU (Kata knci: penjawalan, optimasi, intege linea pogamming, heistik)

Lebih terperinci

Pengenalan Pola. Ekstraksi dan Seleksi Fitur

Pengenalan Pola. Ekstraksi dan Seleksi Fitur Pengenalan Pola Ekstraksi dan Seleksi Fitr PTIIK - 4 Corse Contents Collet Data Objet to Dataset 3 Ekstraksi Fitr 4 Seleksi Fitr Design Cyle Collet data Choose featres Choose model Train system Evalate

Lebih terperinci

BEBERAPA SIFAT JARAK ROTASI PADA POHON BINER TERURUT DAN TERORIENTASI

BEBERAPA SIFAT JARAK ROTASI PADA POHON BINER TERURUT DAN TERORIENTASI JRISE, Vol.1, No.1, Febrari 2014, pp. 28~40 ISSN: 2355-3677 BEBERAPA SIFA JARAK ROASI PADA POHON BINER ERURU DAN ERORIENASI Oleh: Hasniati SMIK KHARISMA Makassar hasniati@kharisma.ac.id Abstrak Andaikan

Lebih terperinci

3. RUANG VEKTOR. dan jika k adalah sembarang skalar, maka perkalian skalar ku didefinisikan oleh

3. RUANG VEKTOR. dan jika k adalah sembarang skalar, maka perkalian skalar ku didefinisikan oleh . RUANG VEKTOR. VEKTOR (GEOMETRIK) PENGANTAR Jika n adalah sebah bilangan blat positif maka tpel-terorde (ordered-n-tple) adalah sebah rtan n bilangan riil (a a... a n ). Himpnan sema tpel-terorde dinamakan

Lebih terperinci

BBM 5 PESAWAT SEDERHANA

BBM 5 PESAWAT SEDERHANA BBM 5 PESAWAT SEDERHANA PENDAHULUAN Bahan Belajar Mandiri (BBM) ini merupakan BBM kelima dari mata kuliah Konsep Dasar Fisika untuk SD yang membahas pesawat sederhana dan jenis-jenisnya. Dalam kehidupan

Lebih terperinci

PENGENDALI PROSES PADA CSTR DIABATIK DENGAN PENGENDALI H-INFINITY

PENGENDALI PROSES PADA CSTR DIABATIK DENGAN PENGENDALI H-INFINITY PENGENDLI PROSES PD CSTR DIBTIK DENGN PENGENDLI -INFINITY gs Spraitno Jrsan Teknik Elektro Fakltas Teknologi Instri Universitas Islam Sltan gng Semarang agschips@gmail.com bstak ISBN : 978-6-9535--8 CSTR

Lebih terperinci

Persamaan gerak dalam bentuk vektor diberikan oleh: dv dt dimana : (1) v = gaya coriolis. = gaya gravitasi

Persamaan gerak dalam bentuk vektor diberikan oleh: dv dt dimana : (1) v = gaya coriolis. = gaya gravitasi 1 ARUS LAUT Ada gaa ang berperan dalam ars ait: gaa-gaa primer dan gaa-gaa seknder. Gaa primer berperan dalam menggerakkan ars dan menentkan kecepatanna, gaa primer ini antara lain adalah: stress angin,

Lebih terperinci

Pengembangan Hasil Kali Titik Pada Vektor

Pengembangan Hasil Kali Titik Pada Vektor Pengembangan Hasil Kali Titik Pada Vektor Swandi *, Sri Gemawati 2, Samsdhha 2 Mahasiswa Program Stdi Magister Matematika, Dosen Pendidikan Matematika Uniersitas Pasir Pengaraian 2 Dosen Jrsan Matematika

Lebih terperinci

Hendra Gunawan. 5 Maret 2014

Hendra Gunawan. 5 Maret 2014 MA101 MATEMATIKA A Hendra Gnawan Semester II, 013/014 5 Maret 014 Kliah yang Lal 10.1 Parabola, aboa, Elips, danhiperbola a 10.4 Persamaan Parametrik Kra di Bidang 10.5 Sistem Koordinat Polar 11.1 Sistem

Lebih terperinci

BAB USAHA DAN ENERGI

BAB USAHA DAN ENERGI BAB USAHA DAN ENERGI. Seorang anak mengangkat sebuah kopor dengan gaya 60 N. Hitunglah usaha yang telah dilakukan anak tersebut ketika: (a anak tersebut diam di tempat sambail menyangga kopor di atas kepalanya.

Lebih terperinci

BAB III PENDEKATAN TEORI

BAB III PENDEKATAN TEORI 9 BAB III PENDEKAAN EORI 3.1. eknik Simlasi CFD Comptational Flid Dnamics (CFD) adalah ilm ang mempelajari cara memprediksi aliran flida, perpindahan panas, rekasi kimia, dan fenomena lainna dengan menelesaikan

Lebih terperinci

Politeknik Negeri Bandung - Jurusan Teknik Sipil LABORATORIUM MEKANIKA TANAH Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp./Fax.

Politeknik Negeri Bandung - Jurusan Teknik Sipil LABORATORIUM MEKANIKA TANAH Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp./Fax. Jl Gegerkalong Hilir, esa Ciwarga, Bandng, Telp/Fax : 0 01 45 8 PEMBORAN / SAMPLING AN VANE SHEAR TEST Standar Acan : ASTM - 145 89 I TUJUAN 1 Untk menyelidiki / mengetahi jenis-jenis lapisan tanah (stratigrafi)

Lebih terperinci

ANALISAPERHITUNGANWAKTU PENGALIRAN AIR DAN SOLAR PADA TANGKI

ANALISAPERHITUNGANWAKTU PENGALIRAN AIR DAN SOLAR PADA TANGKI ANALISAPERITUNGANWAKTU PENGALIRAN AIR DAN SOLAR PADA TANGKI Nurnilam Oemiati Staf Pengajar Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammaiyah Palembang Email: nurnilamoemiatie@yahoo.com Abstrak paa

Lebih terperinci

USAHA DAN ENERGI. W = F.s Satuan usaha adalah joule (J), di mana: 1 joule = (1 Newton).(1 meter) atau 1 J = 1 N.m

USAHA DAN ENERGI. W = F.s Satuan usaha adalah joule (J), di mana: 1 joule = (1 Newton).(1 meter) atau 1 J = 1 N.m USAHA DAN ENERGI Usaha (W) yang dilakukan pada sebuah benda oleh suatu gaya tetap (tetap dalam besar dan arah) didefinisikan sebagai perkalian antara besar pergeseran (s) dengan komponen gaya (F) yang

Lebih terperinci

Pertemuan IX, X, XI IV. Elemen-Elemen Struktur Kayu. Gambar 4.1 Batang tarik

Pertemuan IX, X, XI IV. Elemen-Elemen Struktur Kayu. Gambar 4.1 Batang tarik Perteman IX, X, XI IV. Elemen-Elemen Strktr Kay IV.1 Batang Tarik Gamar 4.1 Batang tarik Elemen strktr kay erpa atang tarik ditemi pada konstrksi kdakda. Batang tarik merpakan sat elemen strktr yang menerima

Lebih terperinci

Contoh Soal dan Pembahasan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. Pembahasan. a) percepatan gerak turunnya benda m.

Contoh Soal dan Pembahasan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. Pembahasan. a) percepatan gerak turunnya benda m. Contoh Soal dan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. a) percepatan gerak turunnya benda m Tinjau katrol : Penekanan pada kasus dengan penggunaan persamaan Σ τ = Iα dan Σ F = ma, momen inersia (silinder

Lebih terperinci

Integra. asi 2. Metode Integral Kuadr. ratur Gauss 2 Titik

Integra. asi 2. Metode Integral Kuadr. ratur Gauss 2 Titik Intera asi Metode Interal Kadr ratr Gass Titik Metode Interal Kadratr Gass Titik Contoh Kass Permasalahan Interasi Metode Interasi Gass Metode interasi i Gass merpaka an metode yan tidak mennakan pembaian

Lebih terperinci

BAB XIV PESAWAT SEDERHANA

BAB XIV PESAWAT SEDERHANA BAB XIV PESAWAT SEDERHANA 1. Apakah yang dimaksud dengan pesawat sederhana? 2. Alat-alat apa saja yang dapat digolongkan sebagai pesawat sederhana? 3. Apa kegunaan pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari?

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham. Diferensiasi

Sudaryatno Sudirham. Diferensiasi Suaratno Suirham Diferensiasi Bahan Kuliah Terbuka alam format pf terseia i.buku-e.lipi.go.i alam format pps beranimasi terseia i.ee-cafe.org Pengertian-Pengertian 0-0 Kita telah melihat baha kemiringan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PEMILIHAN TALI BAJA PADA ELEVATOR BARANG. Q = Beban kapasitas muatan dalam perencanaan ( 1 Ton )

BAB III PERENCANAAN PEMILIHAN TALI BAJA PADA ELEVATOR BARANG. Q = Beban kapasitas muatan dalam perencanaan ( 1 Ton ) BAB III PERENCANAAN PEMILIHAN TALI BAJA PADA ELEVATOR BARANG 3.1 Perencanaan Beban Total Paa Elevator Barang Q total = Q + WM + WO ( Persamaan 2.1.10 ) Q = Beban kapasitas muatan alam perencanaan ( 1 Ton

Lebih terperinci

lim 0 h Jadi f (x) = k maka f (x)= 0 lim lim lim TURUNAN/DIFERENSIAL Definisi : Laju perubahan nilai f terhadap variabelnya adalah :

lim 0 h Jadi f (x) = k maka f (x)= 0 lim lim lim TURUNAN/DIFERENSIAL Definisi : Laju perubahan nilai f terhadap variabelnya adalah : TURUNAN/DIFERENSIAL Deinisi : Laj perbaan nilai teradap ariabelnya adala : y dy d lim = lim = 0 0 d d merpakan ngsi bar disebt trnan ngsi ata perbandingan dierensial, proses mencarinya disebt menrnkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas tentang teori-teori dan konsep dasar yang mendukung pembahasan dari sistem yang akan dibuat.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas tentang teori-teori dan konsep dasar yang mendukung pembahasan dari sistem yang akan dibuat. BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas tentang teori-teori dan konsep dasar yang mendkng pembahasan dari sistem yang akan dibat. 2.1. Katalog Perpstakaan Katalog perpstakaan adalah sat media yang

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS TERHADAP PROSES WELDING ( PENGELASAN N ) PADA PEMBUATAN KAPAL CHEMICAL TANKER / DUPLEK M Di PT.

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS TERHADAP PROSES WELDING ( PENGELASAN N ) PADA PEMBUATAN KAPAL CHEMICAL TANKER / DUPLEK M Di PT. ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS TERHADAP PROSES WELDING ( PENGELASAN N ) PADA PEMBUATAN KAPAL CHEMICAL TANKER / DUPLEK M000259 Di PT.PAL INDONESIA Oleh : Selfy Atika Sary NRP : 1307 030 053 Pembimbing :

Lebih terperinci

NAMA : KELAS : theresiaveni.wordpress.com

NAMA : KELAS : theresiaveni.wordpress.com 1 NAMA : KELAS : teresiaeni.wordpress.com TURUNAN/DIFERENSIAL Deinisi : Laj perbaan nilai teradap ariabelnya adala : y dy d ' = = d d merpakan ngsi bar disebt trnan ngsi ata perbandingan dierensial, proses

Lebih terperinci

Widodo Setiyo Wibowo TOPIK: PESAWAT SEDERHANA

Widodo Setiyo Wibowo TOPIK: PESAWAT SEDERHANA Widodo Setiyo Wibowo widodo_setiyo@uny.ac.id TOPIK: PESAWAT SEDERHANA Tujuan Setelah mengikuti sesi ini, mahasiswa mampu: Memahami maksud Kompetensi Dasar (KD) dan lingkup materi dalam KD 3.5 dan 4.5 Kelas

Lebih terperinci

Uraian Materi. W = F d. A. Pengertian Usaha

Uraian Materi. W = F d. A. Pengertian Usaha Salah satu tempat seluncuran air yang popular adalah di taman hiburan Canada. Anda dapat merasakan meluncur dari ketinggian tertentu dan turun dengan kecepatan tertentu. Energy potensial dikonversikan

Lebih terperinci

IT CONSULTANT UNIVERSITAS MURIA KUDUS (ITC - UMK)

IT CONSULTANT UNIVERSITAS MURIA KUDUS (ITC - UMK) IT CONSULTANT UNIVERSITAS MURIA KUDUS (ITC - UMK) Arif Setiawan 1*, Pratomo Setiaji 1 1 Program Stdi Sistem Informasi, Fakltas Teknik, Universitas Mria Kds Gondangmanis, PO Box 53, Bae, Kds 59352 * Email:

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJARMASIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BANJARMASIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR TAHUN 2016 TENTANG _ WALIKOTA BANJARMASIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN

Lebih terperinci

Misalkan S himpunan bilangan kompleks. Fungsi kompleks f pada S adalah aturan yang

Misalkan S himpunan bilangan kompleks. Fungsi kompleks f pada S adalah aturan yang Fngs Analtk FUNGSI ANALITIK Fngs sebt analtk ttk apabla aa sema ttk paa sat lngkngan Untk mengj keanaltkan sat ngs kompleks w = = + gnakan persamaan Cach Remann Sebelm mempelejar persamaan Cach-Remann

Lebih terperinci

DEFERENSIAL Bab 13. u u. u 2

DEFERENSIAL Bab 13. u u. u 2 DEFERENSIAL Bab Laj perbahan nilai f : f() pada = a ata trnan f pada = a adalah Limit ini disebt deriatif ata trnan f pada = a dan dinyatakan dengan f (a) f (a) = f ( a h) f ( a ) lim it h 0 h secara mm

Lebih terperinci

SIMULASI PADA MODEL PENYEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS SRI REJEKI PURI WAHYU PRAMESTHI DOSEN PENDIDIKAN MATEMATIKA IKIP WIDYA DARMA SURABAYA

SIMULASI PADA MODEL PENYEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS SRI REJEKI PURI WAHYU PRAMESTHI DOSEN PENDIDIKAN MATEMATIKA IKIP WIDYA DARMA SURABAYA SIMULASI PADA MODEL PENYEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS SRI REJEKI PURI WAHYU PRAMESTHI DOSEN PENDIDIKAN MATEMATIKA IKIP WIDYA DARMA SURABAYA Abstrak TBC penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit kardioaskler

Lebih terperinci

OPTIMALISASI FITUR-FITUR PADA APLIKASI PRESENTASI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENYAMPAIAN PESAN BERBASIS HCI

OPTIMALISASI FITUR-FITUR PADA APLIKASI PRESENTASI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENYAMPAIAN PESAN BERBASIS HCI OPTIMALISASI FITUR-FITUR PADA APLIKASI PRESENTASI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENYAMPAIAN PESAN BERBASIS HCI Mokhamad Fatoni, Indri Sdanawati Rozas, S.Kom., M.Kom., Latifah Rifani, S.T., MIT. Jrsan Sistem

Lebih terperinci

Simulasi Dinamika Gelombang Berjalan Pada Model Invasi Tumor

Simulasi Dinamika Gelombang Berjalan Pada Model Invasi Tumor Jrnal Kbik, Volme No. (7) ISSN : 338-896 Simlasi Dinamika Gelombang Berjalan Pada Model Invasi Tmor Habib Abdllah, a), Dian Nraiman dan Esih Skaesih Jrsan Matematika UIN Snan Gnng Djati Bandng a) email:

Lebih terperinci

USAHA, ENERGI & DAYA

USAHA, ENERGI & DAYA USAHA, ENERGI & DAYA (Rumus) Gaya dan Usaha F = gaya s = perpindahan W = usaha Θ = sudut Total Gaya yang Berlawanan Arah Total Gaya yang Searah Energi Kinetik Energi Potensial Energi Mekanik Daya Effisiensi

Lebih terperinci

1. Pengertian Usaha berdasarkan pengertian seharihari:

1. Pengertian Usaha berdasarkan pengertian seharihari: USAHA DAN ENERGI 1. Pengertian Usaha berdasarkan pengertian seharihari: Kata usaha dalam pengertian sehari-hari ini tidak dapat dinyatakan dengan suatu angka atau ukuran dan tidak dapat pula dinyatakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Stdi Pendahlan Langkah aal dalam enelitian ini adalah mencari dan mengmlkan smbersmber seerti: bk, jrnal ata enelitian sebelmna ang mendkng enelitian ini. 3. Tahaan Analisis

Lebih terperinci