BAB 3 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1 Definisi kualitas Pengertian Kualitas Pengertian kualitas secara tradisinal adalah ketepatan untuk kegunaan. Kualitas secara tradisinal berdasarkan pada ketepatan kegunaan suatu prduk atau jasa dengan kebutuhan pelanggan. Sedangkan secara mdern kualitas adalah berbanding terbalik dengan banyaknya variasi. Semakin sedikit variasi suatu prduk maka akan semakin baik kualitas prduk tersebut. Pengertian lain dari kualitas (secara knvensinal) adalah penggambaran karakteristik langsung dari suatu prduk, seperti perfrmansi, keandalan, kemudahan dalam penggunaan, estetika, dan sebagainya. Sedangkan dalam era glbalisasi, secara strategik kualitas didefinisikan sebagai segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan Pengertian Kualitas Dalam Knteks SPC Menurut Gasperz (1998, p1), definisi dari kualitas adalah knsistensi peningkatan atau perbaikan dan penurunan variasi karakteristik dari suatu prduk atau jasa yang dihasilkan, agar memenuhi kebutuhan yang telah dispesifikasikan, guna meningkatkan kepuasan pelanggan internal maupun eksternal.

2 Statistical Prcess Cntrl (SPC) Pengertian SPC SPC merupakan suatu metdlgi pengumpulan dan analisis data kualitas, serta penentuan dan interpretasi pengukuran pengukuran yang menjelaskan tentang prses dalam suatu sistem industri. SPC mencakup pengukuran dan evaluasi terhadap variasi dalam sebuah prses, dan usaha usaha yang telah dibuat untuk membatasi atau mengendalikan variasi tersebut. Menurut Smith (1996, p1) SPC merupakan sekumpulan metde prduksi yang digunakan untuk mendapatkan efisiensi, prduktifitas, dan kualitas untuk memprduksi prduk yang kmpetitif dengan tingkat maksimum. SPC menggunakan analisis dan kumpulan data untuk memnitr prses, mengidentifikasi kinerja, dan menentukan variabilitas / kapabilitas Tujuan SPC SPC bertujuan untuk meningkatkan kualitas dari utput guna memenuhi kebutuhan dan harapan dari pelanggan. SPC membantu sebuah perusahaan untuk mengidentifikasi masalah masalah yang mungkin, sehingga dapat dilakukan tindakan yang tepat untuk menyelesaikan masalahnya. Sedangkan menurut Smith (1996,p4) tujuan dari SPC adalah : Meminimasi biaya prduksi Menciptakan peluang untuk semua angggta untuk memberikan kntribusi terhadap peningkatan kualitas Mendapatkan prduk dan servis yang memenuhi spesifikasi knsumen

3 33 Membantu karyawan managemen dan prduksi untuk membuat keputusan yang eknmis mengenai tindakan yang diambil yang dapat mempengaruhi prses. 3.3 Variasi Pengertian Variasi Variasi adalah ketidakseragaman dalam sistem prduksi atau perasinal sehingga menimbulkan perbedaan dalam kualitas pada utput yang dihasilkan. Penyebab utama terjadinya masalah kualitas adalah adanya variasi. Variasi terjadi di dalam setiap prses sehingga merupakan bagian dari sebuah prses tersebut Penyebab Variasi Beberapa penyebab variasi dapat kita kendalikan seperti metde, peralatan, manusia, dan material. Sedangkan penyebab variasi yang tidak dapat kita kendalikan adalah lingkungan. Menurut Gasperz (1998, p28-29), penyebab variasi ada dua macam, yaitu : Variasi penyebab umum (Cmmn causes f variatin) Yang dimaksud variasi penyebab umum adalah faktr faktr di dalam sistem yang menyebabkan timbulnya variasi dalam sistem. Menurut Smith (1996,p41), satu cara untuk menurunkan variasi penyebab umum adalah dengan membuat peningkatan pada prses manufacturing. Perluasan dari variasi penyebab umum dapat diukur secara statistik dan dibandingkan dengan spesifikasinya, jika dibutuhkan perbaikan maka perlu dilakukan tindakan dalam prsesnya. Penyebab umum ini mempunya pla yang acak (randm causes).

4 34 Variasi penyebab khusus (Special causes f variatin) Yang dimaksud variasi penyebab khusus adalah faktr faktr di luar sistem yang mempengaruhi variasi dalam sistem. Variasi penyebab khusus inilah yang dapat dikendalikan dan dapat diidentifikasi. Penyebab khusus ini mempunyai pla yang tidak acak (nn randm patterns). 3.4 Peta Kendali (Cntrl Chart) Peta kendali merupakan grafik yang digunakan sebagai alat untuk mengawasi prses yang berjalan. Peta kendali pertama kali diperkenalkan leh Dr.Walter Andrew Shewhart, leh karena itu peta kendali ini juga dinamakan peta kendali Shewhart. Maksud dari peta kendali ini adalah untuk menghilangkan variasi yang disebabkan leh penyebab khusus dan umum Data Dalam Knteks SPC Definisi data itu sendiri menurut Gasperz (1998, p43) adalah catatan tentang sesuatu yang dipergunakan sebagai petunjuk untuk bertindak. Jenis data dalam SPC adalah : Data variabel Merupakan data kuantitatif yang diukur untuk keperluan analisis. Cnth : berat prduk, tinggi prduk, diamater prduk, dan lain-lain. Data atribut Merupakan data kualitatif yang dapat dihitung untuk pencatatan analisis. Cnth : Ketidak sesuaian warna, banyaknya jenis cacat prduk, dan ketidak sesuaian spesifikasi atribut yang ditetapkan.

5 Jenis Peta Kendali Berdasarkan jenis data yang ada, jenis peta kendali terbagi atas jenis peta kendali untuk data variabel dan peta kendali untuk data atribut. Pada dasarnya setiap peta kendali memiliki : Garis tengah (Central Line), yang dintasikan sebagai CL Sepasang batas kntrl (Cntrl Limits). Satu batas kntrl ditempatkan di atas CL yang dikenal sebagai batas kntrl atas (Upper Cntrl Limit), yang dintasikan sebagai UCL, dan satu batas kntrl ditempatkan dibawah CL yang dikenal sebagai batas kntrl bawah (Lwer Cntrl Limit), yang dintasikan sebagai LCL. Tebaran nilai nilai karakteristik kualitas yang menggambarkan keadaan dari prses. Jika nilai yang diplt di peta kntrl masih berada dalam batas kntrl maka prses yang berlangsung dianggap terkntrl, sedangkan jika nilai diplt berada di luar batas kntrl maka prses dianggap di luar kntrl sehingga perlu diambil tindakan perbaikan. Jenis jenis peta kendali dalam SPC adalah : Peta kendali untuk data variabel Data variabel merupakan data yang diperleh dari hasil pengukuran. Cnth : panjang, berat, tinggi, dan lain-lain. Jenis jenis peta kendali untuk data variabel adalah : Peta kendali x dan R Peta kendali x menggambarkan apakah perubahan telah terjadi dalam ukuran titik pusat (central tendency) atau rata rata dari suatu prses. Dan

6 36 peta kendali R menggambarkan apakah perubahan perubahan telah terjadi dalam ukuran variasi, dengan demikian berkaitan dengan perubahan hmgenitas prduk yang dihasilkan melalui suatu prses. Biasanya peta kendali x dan R digunakan untuk pengamatan yang mempunya jumlah sampel banyak. Untuk menghitung rata rata dan batas kntrl digunakan rumus sebagai berikut : Rata rata R Batas Kendali R R = k UCL R = D 4 R LCL R = D 3 R Rata rata x Batas Kendali x x = k UCL = x + A2 x R LCL = x A2 x R Peta kendali individual x dan MR Peta kendali individual ini digunakan untuk membuat plt dari pengamatan tunggal (n=1). Diterapkan pada prses prduksi yang sangat lama dan menggunakan 100% inspeksi. Peta kendali untuk data atribut Pada umumnya data atribut hanya memiliki dua nilai yang berkaitan dengan YA atau TIDAK, seperti : Sesuai atau Tidak, Berhasil atau Gagal, dan lain sebagainya. Jenis peta kendali untuk atribut adalah :

7 37 Peta kendali p Digunakan untuk mengukur prprsi cacat dari item yang dihasilkan dalam suatu prduk.. Dengan demikian peta kendali p digunakan untuk mengendalikan prprsi item yang tidak memenuhi syarat kualitas yang dihasilkan dalam suatu prses. Peta kendali np Pada dasarnya peta kendali np serupa dengan peta kendali p, kecuali bahwa dalam peta kntrl np terjadi perubahan skala pengukuran. Peta kendali np menggunakan ukuran banyaknya item yang tidak memenuhi spesifikasi dalam suatu pemeriksaan. Peta kendali c Diterapkan pada kasus yang tingkat tleransi atas kelemahan satu atau beberapa titik spesifik yang tidak memenuhi syarat sepanjang tidak mempengaruhi fungsi dari prduk yang diperiksa. Peta kendali u Mengukur banyaknya cacat per unit lapran inspeksi dalam kelmpk pengamatan, yang mungkin memiliki ukuran cnth Keuntungan Peta Kendali Keuntungan yang didapat dengan menggunakan peta kendali adalah : Sebuah peta kendali dapat mengindikasikan kapan sesuatu harus diperbaiki. Pla dari peta kendali yang diplt menganalisis penyebab yang ada dan tindakan perbaikan yang diperlukan

8 38 Peta kendali menunjukkan kapan variasi dikatakan nrmal dan tidak diperlukan tindakan perbaikan lagi Ketika suatu peta kendali berada dalam kendali statistik maka kita dapat memperkirakan kapabilitas dari prses. Peta kendali merupakan dasar untuk mengukur peningkatan kualitas 3.5 Diagram Sebab Akibat (Cause and Effect Diagram) Menurut Gasperz (1998, p61), diagram sebab akibat atau lebih dikenal dengan istilah Diagram Fishbne pertama kali dikenalkan leh Prf. Kauru Ishikawa pada tahun Diagram sebab-akibat adalah suatu diagram yang menunjukkan hubungan antara sebab dan akibat. Diagram ini digunakan untuk menunjukkan faktr faktr penyebab (sebab) dan karakteristik kualitas (akibat). Diagram sebab-akibat dapat digunakan untuk kebutuhan-kebutuhan sebagai berikut : Membantu mengidentifikasi akar penyebab dari suatu masalah Membantu membangkitkan ide untuk slusi dari suatu masalah Membantu dalam pencarian fakta lebih lanjut berikut : Langkah-langkah pembuatan diagram sebab akibat dapat dikemukakan sebagai Pernyataan masalah utama yang penting untuk diselesaikan Tuliskan pernyataan masalah pada kepala ikan yang merupakan akibat (effect). Tuliskan faktr faktr penyebab utama (sebab - sebab) yang mempengaruhi masalah kualitas

9 39 Tuliskan penyebab penyebab sekunder yang mempengaruhi penyebab penyebab utama Tuliskan penyebab penyebab tersier yang mempengaruhi penyebab penyebab sekunder Tentukan item item yang penting dari setiap faktr dan tandai faktr penting yang kelihatannya memiliki pengaruh nyata terhadap karakteristik kualitas Catat infrmasi yang perlu di dalam diagram sebab akibat tersebut. Cnth dari gambar diagram sebab-akibat menyerupai kerangka ikan ditunjukkan dalam gambar 3.1 Gambar 3.1 Diagram Sebab Akibat

10 Diagram Paret Diagram Paret adalah grafik batang yang menunjukkan masalah berdasarkan urutan banyaknya kejadian. Pada dasarnya diagram Paret digunakan untuk : Menentukan frekuensi relatif dan urutan pentingnya masalah dan penyebab masalah yang ada Memfkuskan perhatian pada isu isu penting melalui pembuatan rangking terhadap masalah atau penyebab dari masalah tersebut. Langkah langkah pembuatan diagram Paret adalah sebagai berikut : Langkah 1 Menentukan masalah apa yang akan diteliti, menentukan data apa yang diperlukan beserta pengklasifikasiannya, dan menentukan metde pengumpulan data. Langkah 2 Membuat ringkasan tabel yang mencatat frekuensi kejadian dari masalah yang telah diteliti. Langkah 3 Membuat daftar masalah secara berurut berdasarkan frekuensi kejadian dari yang tertinggi sampai yang terendah, hitung frekuensi kumulatif, persentase ttal kejadian, dan persentase ttal kejadian. Langkah 4 Menggambar dua buah garis vertikal dan sebuah garis hrizntal. Langkah 5 Buat histgram pada diagram Paret

11 41 Langkah 6 Gambar kurva kumulatif dan cantumkan nilai kumulatif disebelah kanan atas dari interval setiap masalah. Langkah 7 Memutuskan untuk mengambil tindakan perbaikan atas penyebab utama dari masalah yang sedang terjadi itu. Cnth diagram Paret ditunjukkan dalam gambar 3.2 (Gasperz, 1998,p56) Gambar 3.2 Diagram Paret Sumber : Gasperz (1998) 3.7 FMEA (Failure Mde and Effect Aalysis) Menurut Brue (2002, p130) FMEA adalah suatu cara dimana suatu bagian atau suatu prses yang mungkin gagal memenuhi suatu spesifikasi, menciptakan cacat dan dampaknya pada pelanggan bila mde kegagalan itu tidak dikreksi. Pengurutan ranking FMEA adalah sebagai berikut: Akibat ptensial merupakan akibat yang dialami leh pengguna prduk

12 42 Mde kegagalan ptensial merupakan kegagalan dalam disain sehingga prduk tidak berfungsi sebagaimana mestinya Penyebab ptensial adalah kelemahan disain dan perubahan dalam variabel yang akan mempengaruhi prses sehingga menyebabkan cacat prduk Occurance (O) adalah suatu perkiraan tentang peluang bahwa penyebab akan terjadi dan menghasilkan kegagalan yang menyebabkan suatu akibat tertentu. Berikut adalah tabel dari rating ccurance : Tabel 3.1 Rating Occurance Rangking Kriteria Verbal Prbabilitas Kegagalan 1 Tidak mungkin penyebab ini mengakibatkan 1 dalam kegagalan 2 Kegagalan akan jarang terjadi 1 dalam dalam Kegagalan agak mungkin terjadi 1 dalam dalam dalam 80 7 Kegagalan adalah sangat mungkin terjadi 1 dalam dalam 20 9 Hampir dapat dipastikan bahwa kegagalan akan 1 dalam 8 terjadi 10 1 dalam 2 Catatan : prbabilitas kegagalan berbeda beda tiap prduk, leh karena itu pembuatan rating disesuaikan dengan prses dan berdasarkan pengalaman dan pertimbangan rekayasa (engineering judgement)

13 43 Severity (S) adalah suatu perkiraan subyektif atau estimasi tentang bagaimana buruknya pengguna akhir akan merasakan akibat dari kegagalan tersebut. Berikut tabel rating severity : Tabel 3.2 Rating severity Rangking Kriteria Verbal 1 Neglible Severity, kita tidak perlu memikirkan akibat ini akan berdampak pada kinerja prduk. Pengguna akhir tidak akan memperhatikan kecacatan atau kegagalan ini. 2 Mild Severity, akibat yang ditimbulkan hanya bersifat ringan, pengguna akhir tidak 3 merasakan perubahan kinerja Mderate Severity, pengguna akhir akan merasakan akibat penurunan kinerja atau penampilan namun masih berada dalam batas tleransi. High Severity, pengguna akhir akan merasakan akibat buruk yang tidak dapat diterima, berada di luar batas tleransi. 8 9 Ptential Safety Prblem, akibat yang ditimbulkan adalah sangat berbahaya dan 10 bertentangan dengan hukum. Catatan : Tingkat severity berbeda beda tiap prduk, leh karena itu pembuatan rating disesuaikan dengan prses dan berdasarkan pengalaman dan pertimbangan rekayasa (engineering judgement)

14 44 Detectibility (D) adalah perkiraan subyektif tentang bagaimana efektivitas dan metde pencegahan atau pendeteksian. Berikut adalah tabel rating detectibility : Tabel 3.3 Rating detectibility Rangking Kriteria Verbal Tingkat Kejadian Penyebab 1 Metde pencegahan atau deteksi sangat efektif. Tidak ada kesempatan bahwa penyebab akan muncul lagi. 1 dalam Kemungkinan bahwa penyebab itu terjadi adalah sangat 1 dalam rendah. 1 dalam Kemungkinan penyebab bersifat mderat, Metde deteksi 1 dalam masih memungkinkan kadang kadang penyebab itu 1 dalam terjadi. 1 dalam 80 7 Kemungkinan bahwa penyebab itu masih tinggi. Metde 1 dalam 40 pencegahan atau deteksi kurang efektif, karena penyebab 1 dalam 20 8 masih berulang lagi 9 Kemungkinan bahwa penyebab itu terjadi sangat tinggi. 1 dalam 8 10 Metde deteksi tidak efektif. Penyebab akan selalu terjadi 1 dalam 2 Catatan : tingkat kejadian penyebab berbeda beda tiap prduk, leh karena itu pembuatan rating disesuaikan dengan prses dan berdasarkan pengalaman dan pertimbangan rekayasa (engineering judgement) Risk Pririty Number (RPN) merupakan hasil perkalian antara rating severity, detectibility dan rating ccurance. 3.8 DMAIC DMAIC merupakan strategi kualitas yang berdasarkan pada data untuk meningkatkan prses yang ada. DMAIC merupakan akrnim dari fase-fase DMAIC yang berhubungan, yaitu Define, Measure, Analyze, Imprve dan Cntrl. DMAIC digunakan untuk meningkatkan bisnis prses yang ada.

15 Langkah langkah DMAIC Define (Mendefinisikan Masalah) Pada tahap ini permasalahan yang ada diidentifikasi, kemudian ditentukan tujuan yang ingin dicapai (misalnya untuk mengurangi cacat prduksi, mempersingkat waktu prses prduksi, dan sebagainya). Measure (Mengukur) Measure merupakan tindak lanjut lgis terhadap langkah Define dan merupakan sebuah penghubung untuk langkah selanjutnya yaitu Analyze. Dua sasaran utama Measure adalah : Mendapatkan data untuk memvalidasi masalah Memulai menyentuh fakta dan angka-angka yang memberikan petunjuk tentang awal mula permasalahan. Analyze (Menganalisis) Menganalisis faktr faktr yang paling mempengaruhi suatu prses dan apabila faktr tersebut diperbaiki maka akan memperbaiki prses kita secara dramatis. Imprve (Memperbaiki) Mendiskusikan slusi slusi yang didapat untuk memperbaiki prses berdasarkan hasil analisis terdahulu. Setelah beberapa slusi diusulkan dilakukan analisis untuk memilih slusi yang paling tepat.

16 46 Cntrl (Kntrl) Membuat rencana dan desain pengukuran agar hasil perbaikan tim bisa berkesinambungan. Cntrl bertujuan untuk menghindari kembalinya ke kebiasaan dan prses lama Keuntungan DMAIC Menurut Pande, keuntungan paling besar dari DMAIC (2005, p44-45) adalah : Mengukur masalah Pada DMAIC, tidak hanya berasumsi pengertian terhadap masalah baik namun harus dibuktikan dengan fakta fakta. Memfkuskan pada pelanggan Pelanggan sangat penting walaupun penghematan biaya yang dilakukan ada dalam prses. Menguji asal masalah Pembuktian asal masalah dengan fakta dan data yang sudah didapat. Mematahkan kebiasaan lama Slusi yang berasal dari DMAIC tidak bleh mengubah sedikit prses prses lama yang kaku. Mengella risik Menguji dan menyempurnakan slusi. Mengukur hasil Tindak lanjut dari sebuah slusi dengan cara membuktikannya secara riil.

17 47 Mempertahankan perubahan Perubahan harus dipelihara dan didukung. Membuat perubahan terus berlanjut merupakan kunci final bagi pendekatan pemecahan masalah yang lebih memberikan pencerahan. 3.9 Pengertian Sistem Infrmasi Pengertian Sistem Sistem adalah sebuah kelmpk elemen elemen tertentu yang untuk mencapai satu tujuan tertentu. Mdel dasar dari sistem adalah : Input Merupakan kumpulan data yang akan digunakan dalam prses sistem infrmasi. Prses Merupakan kegiatan mengubah, memanipulasi, dan menganalisis, data sehingga menjadi lebih berarti bagi penggunanya. Output Merupakan prses untuk melakukan penyebaran infrmasi kepada rang atau kegiata yang memerlukannya Umpan balik Output yang dikembalikan kepada rang rang dalam perusahaan agar dapat melakukan evaluasi input. Subsistem Merupakan bagian dari sistem yang mempunyai fungsi khusus. Masing-masing subsistem itu memiliki kmpnen input, prses, utput, dan umpan balik.

18 Pengertian Infrmasi Menurut McLed (2004, p10), infrmasi adalah data yang telah diprses, atau data yang memiliki arti. Sedangkan menurut O Brien (2004, p13), infrmasi adalah data yang telah diknversikan menjadi knteks yang berarti dan berguna bagi pemakai tertentu. Dari kedua definisi diatas dapat disimpulkan infrmasi adalah data yang telah dilah yang mempunyai arti dalam pengambilan keputusan bagi pihak yang bersangkutan Pengertian Sistem Infrmasi Sistem infrmasi merupakan alat bantu yang dirancang untuk membantu tingkat manajemen dengan cara menyediakan infrmasi yang berguna untuk pengambilan keputusan. Kmpnen kmpnen SI adalah metde kerja, infrmasi, manusia, dan teknlgi infrmasi. Sistem infrmasi dalam suatu perusahaan dapat membantu mempermudah pengambilan keputusan, memberikan kemudahan dalam pengambilan data karena data data yang diperlukan pada tiap tiap bagian terhubung, serta memberikan nilai tambah bagi perusahaan yang mengimplementasikan sistem infrmasi tersebut dengan baik. Beberapa kegunaan dari sistem infrmasi dalam suatu perusahaan adalah sebagai berikut : Untuk sinkrnisasi aktivitas aktivitas dalam perusahaan sehingga semua sumber daya perusahaan dapat digunakan dengan efektif. Untuk membantu dalam mempersingkat waktu untuk pengambilan keputusan. Semakin tingginya kmpleksitas aktivitas bisnis perusahaan Memberikan nilai tambah dalam lingkungan bisnis yang kmpetitif

19 49 Mengikuti perkembangan teknlgi Pengaruh dari eknmi internasinal terhadap perusahaan 3.10 Siklus Hidup Pengembangan Sistem (System Develpment Life Cycle) Menurut McLed (2004, p162), siklus hidup pengembangan sistem atau SDLC adalah prses pengembangan sistem yang meliputi aktivitas planning, analysis, design, implementatin, dan peratin. SDLC ini melibatkan staff IT, user, dan spesialis infrmasi. Berikut penjelasan dari tahap tahap dalam siklus hidup pengembangan sistem: 1. Perencanaan Sistem (System Plannning) Tahapan ini meliputi kegiatan-kegiatan seperti menginvestigasi masalah, mendefinisikan masalah, menentukan tujuan, mengidentifikasi batasan-batasan, dan mempersiapkan usulan penelitian sistem. 2. Analisis Sistem (System Analysis) Tahapan analisis sistem meliputi kegiatan-kegiatan seperti mengrganisasi tim pryek yang akan terlibat, mendefinisikan kebutuhan infrmasi, mendefinisikan kriteria kinerja sistem, mempersiapkan prpsal desain sistem, dan memberikan persetujuan atau penlakan desain pryek. 3. Desain Sistem (System Design) Tahapan desain sistem meliputi kegiatan-kegiatan seperti menyiapkan rancangan sistem yang terinci, mengidentifikasi berbagai alternatif knfigurasi sistem, mengevaluasi berbagai alternatif knfigurasi sistem, memilih knfigurasi yang terbaik, mempersiapkan usulan penerapan, dan menyetujui atau menlak penerapan sistem.

20 50 4. Implementasi Sistem (System Implementatin) Tahapan implementasi sistem meliputi kegiatan-kegiatan seperti mencanakan implementasi, mengumumkan implementasi, mengumpulkan sumber daya hardware dan sftware, menyiapkan database, memberikan pelatihan untuk user. 5. Penggunaan Sistem (Operatin System) Tahapan pengperasian sistem meliputi kegiatan-kegiatan seperti penggunaan sistem untuk mencapai tujuan yang sudah diidentifikasikan pada tahap perencanaan, audit sistem yang dilakukan dengan studi penelitian untuk mengetahui apakah sistem baru tersebut telah memenuhi kriteria kinerja, dan pemeliharaan sistem Analisis dan Perancangan Berrientasi Objek (Object Oriented Analysis and Design) Analisis berrientasi bjek merupakan knsep pemdelan sistem dari sudut pandang bjek dan sifat sifatnya. Pengertian analisis adalah kegiatan melakukan investigasi permasalahan yang ada, sedangkan pengertian perancangan adalah slusi dari permasalahan yang ditemukan dalam suatu sistem. Jadi OOAD dapat diartikan yaitu kegiatan untuk mencari permasalahan sistem kemudian dicari slusi lgisnya dari perspektif bjek. Sistem yang dirancang berrientasikan bjek dapat lebih mudah dikembangkan dan diadaptasi. Orientasi terhadap bjek ini berdasarkan apa saja yang bjek lakukan. Keunggulan dalam OOAD menurut Mathiassen (2000, p5-6) adalah : Menyediakan infrmasi yang jelas mengenai knteks sistem. OOAD memfkuskan pada kejelasan antara sistem dan knteksnya.

21 51 Hubungan yang erat antara analisis berrientasi bjek dengan perancangan berrientasi bjek, antar muka pengguna yang berrientasi bjek dan prgramming yang berrientasi bjek. Dalam menganalisis, bjek digunakan untuk menentukan kebutuhan sistem. Sedangkan dalam perancangan, bjek digunakan untuk mendeskripsikan sistem. Objek memungkinkan pemahaman dengan cara yang alami terhadap masalah yang dihadapi Objek Menurut Mathiassen (2000, p4 ) Objek merupakan suatu entitas yang mempunyai identitas, state, dan behaviur. Setiap bjek memiliki identitas agar dapat dibedakan satu dengan yang lainnnya. Objek memiliki state yang terdiri dari atribut yang sifatnya statis dan dinamis. Behaviur dari bjek merupakan aktivitas yang dilakukan bjek selama daur hidupnya. Ciri ciri yang dimiliki leh suatu bjek adalah : 1. Setiap bjek memiliki suatu identitas, atau infrmasi individual yang unik, disebut dengan atribut. Cnthnya, serang mahasiswa mempunyai atribut NIM, dan setiap mahasiswa mempunyai NIM masing masing yang tidak mungkin sama sehingga NIM tersebut merupakan suatu identitas yang unik. 2. Objek dapat melakukan suatu perasi (behavir). 3. Objek dapat dikmpsisikan menjadi bagian bagian yang terpartisi yang dinyatakan dalam hubungan agregat.

22 Class dan Instance Menurut Mathiassen (2000, p4) Class merupakan sekumpulan bjek yang mempunyai struktur, behaviural pattern, dan atribut yang sama. Objek dalam class yang sama memiliki definisi yang sama pula baik untuk perasinya maupun struktur infrmasinya. Cnthnya, class custmer merupakan sebuah mdel yang mempunyai atribut nmr pelanggan, nama pelanggan, nmr telepn, alamat, dan status accunt. Setiap individual dari custmer dapat dikatakan sebuah bject instace. Sebuah instance merupakan bjek yang diciptakan dari class dengan struktur yang didefinisikan dari class. Class merupakan sekumpulan bjek yang mempunyai struktur, behaviural pattern, dan atribut yang sama. Setiap bjek terdiri dari nama kelas, atribut, dan behaviur. Nama Class Atribut Behaviur Gambar Class Custmer -Nama -Alamat -KdPelanggan +BukaAccunt() +TutupAccunt() Gambar 3.3 Cnth Class Encapsulatin, Inheritance, dan Plymrphism Encapsulatin Encapsulatin merupakan kumpulan dari beberapa items yang disatukan dalam satu unit. Ketika dihubungkan dalam suatu bjek, atribut dan behaviur dari suatu bjek digabungkan bersama sebagai bagian dari satu bjek. Untuk merubah atau mengakses

23 53 atribut dari bjek tersebut melalui behaviur tertentu dari bjek tersebut. Sebagai cnth, hanya mahasiswa yang bersangkutan yang dapat merubah alamat dan nmr telpn. Dalam hal ini mahasiswa merupakan cnth bjek, merubah merupakan behaviur dari bjek tersebut, dan alamat serta nmr telpn merupakan atribut dari bjek tersebut Inheritance Inheritance merupakan prperti dalam sistem berrientasi bjek yang memungkinkan bjek dibangun dari bjek yang lain dan menciptakan sebuah class baru yang memiliki sifat-sifat induknya, ditambah karakteristik khas individualnya. Jika class B adalah turunan dari class A, maka perasi dan struktur infrmasi yang terdapat pada class A akan menjadi bagian dari class B. keuntungan menggunakan teknik ini adalah kita dapat membangun dari bjek yang sudah kita miliki sebelumnya atau penggunaan kembali dari apa yang kita miliki Plymrphism Secara harfiah ply berarti banyak dan mrph berarti bentuk jadi plymrphism adalah sesuatu yang dibuat dalam banyak bentuk. Sedangkan dalam knteks sistem berrientasi bjek, plymrphism dapat diartikan bjek yang dibuat dalam bentuk yang berbeda-beda. Plymrphism adalah kemampuan dari tipe bjek yang berbeda untuk menyadari atribut dan behaviur yang sama dalam hal yang berbeda. Cnth dari plymrphism adalah untuk bjek dari tipe kendaraan semuanya mempunyai behaviur akselerasi namun dalam melakukan akselerasi tersebut dalam setiap tipe kendaraan berbeda (untuk kendaraan seperti mbil akselerasi menggunakan

24 54 tenaga yang diterapkan melalui rda, sedangkan untuk kendaraan seperti perahu akselerasi menggunakan tenaga yang diterapkan melalui baling baling), untuk methd akselerasi hasil yang diberikan berbeda mbil dan perahu. Cnth lain dari plymrphism adalah untuk sebuah superclass Bank Card Class yang mempunyai subclass CreditCard Class dan DebitCard Class mempunyai functin yang sama yaitu pencetakan lapran bulanan dengan implementasi methd yang berbeda Metdlgi Analisis dan Perancangan Sistem Berbasis Objek Menurut Mathiassen (2000, p14) dalam merancang sistem berbasis bjek terdapat empat aktivitas utama yang diperlukan untuk mengembangkan sistem dengan metde bject riented yaitu : prblem dmain analysis, applicatin Dmain Analysis, architecture design dan cmpnen design. Sebelum 4 aktivitas utama yang tersebut diatas terdapat aktivitas tambahan yaitu preliminary analysis. Preliminary analysis tersebut bertujuan untuk menentukan sistem yang dibutuhkan dengan cara memahami situasi yang ada mengumpulkan ide-ide. Berikut gambar dari aktivitas utama analisis dan perancangan sistem berbasis bjek : Gambar 3.4 Aktivitas OOAD

25 Pengembangan Sistem Infrmasi berbasiskan Objek Perencanaan dan Pemilihan Sistem Pengembangan sistem infrmasi berbasis bjek diawali dengan tahap perencanaan dan pemilihan sistem yang merupakan tahap pengumpulan infrmasi awal untuk aplikasi yang akan dibangun. Tahap perencanaan dan pemilihan sistem ini disebut juga dengan tahap pre-analysis. Menurut Mathiassen (2000 p.37 40) pada tahap ini terdapat 2 kegiatan utama, yaitu menentukan definisi sistem dan kriteria FACTOR Definisi Sistem (System Definitin) Menurut Mathiassen (2000, p.37-38) Suatu definisi sistem menggambarkan keseluruhan dari sistem yang memfkuskan kepada bagaimana semua bagian dan kmpnen saling berinteraksi satu dengan lainnya. Suatu definisi sistem lebih menggambarkan prperti-prperti yang mengacu pada sistem daripada detil dari kmpnen. Definisi sistem ini juga berguna untuk memberikan batasan batasan yang spesifik yang berada diluar dari sistem Kriteria FACTOR Menurut Mathiassen (2000, p.39-40) FACTOR merupakan kriteria-kriteria dari definisi sistem yang terdiri dari 6 elemen, yaitu : Functinality Merupakan fungsi-fungsi dari sistem yang mendukung tugas-tugas dari applicatin-dmain.

26 56 Applicatin Dmain Merupakan bagian-bagian dari rganisasi yang mengadministrasi, memnitr dan mengendalikan suatu prblem dmain. Cnditins Merupakan gambaran tentang kndisi di mana sistem akan dikembangkan dan dipakai. Technlgy Merupakan teknlgi yang digunakan baik untuk mengembangkan dan menjalankan sistem. Objects Merupakan bjek-bjek utama yang ada di dalam prblem dmain. Respnsibility Merupakan keseluruhan tanggung jawab dari sistem yang berhubungan dengan knteks dari sistem tersebut Analisis Sistem Dua hal utama yang harus dilakukan dalam pengembangan sistem infrmasi berrientasi bjek yaitu analisis kebutuhan dan analisis dmain Prblem Dmain Analysis Prblem dmain analysis memfkuskan pada upaya untuk mengetahui infrmasi apa saja yang perlu untuk ditangani leh sistem. Kegiatan dalam prblem dmain analysis mencakup aktivitas kelas berupa penentuan bjek, kelas dan event yang dirangkum dalam event table. Kelas dan bjek tersebut kemudian dibuat mdelnya

27 57 berdasarkan relasi struktural antara kelas dan bjeknya, untuk kemudian dideskripsikan atribut dan behavir dari kelas dan bjek tersebut Aktivitas Kelas Aktivitas kelas dalam prblem dmain analysis merupakan kegiatan abstraksi, klasifikasi, dan pemilihan. Prblem dmain diabstraksikan dalam bentuk bjek dan kelas. Objek dan kelas tersebut diklasifikasikan dan kemudian dipilih kelas dan event yang digunakan untuk memdelkan prblem dmain. Knsep kelas dan event ini bertujuan untuk mendefinisikan dan membatasi prblem dmain. Event table merupakan tabel yang berisikan rangkuman kelas dan event. Event table akan menunjukkan bjek mana yang terlibat dalam suatu event tertentu dan event apa saja yang mempengaruhi bjek tersebut Aktivitas Struktural Aktivitas struktural merupakan aktivitas yang mendeskripsikan hubungan struktural antara kelas dan bjek tersebut. Sruktur ini kemudian digambarkan dalam suatu class diagram (diagram kelas). Struktur menurut Mathiassen (2000, p72-77) terbagi atas dua yaitu struktur antar bjek dan struktur antar kelas : Struktur antar kelas Generalisasi Hubungan struktural antara dua atau lebih kelas yang khusus dengan kelas yang lebih umum. Generalisasi merupakan hubungan adalah dimana suatu subclass (kelas yang khusus) juga adalah superclass (kelas yang umum). Cnthnya adalah antara kendaraan dengan mbil dan mtr dimana

28 58 kendaraan adalah superclass dan mbil mtr adalah subclass. Dalam knsep generalisasi ini segala yang merupakan prperty dari superclass juga berlaku bagi subclassnya. Berikut cnth dari hubungan generalisasi : Kendaraan Mbil Mtr Gambar 3.5 Cnth Hubungan Generalisasi Sumber : Mathiassen et al (2000) Cluster Merupakan kumpulan dari kelas yang saling berhubungan. Cluster memungkinkan pemahaman prblem dmain secara keseluruhan dengan membaginya menjadi sub dmain. Kelas didalam sebuah cluster umumnya memiliki hubungan generalisasi atau agregasi walaupun hal ini bukanlah syarat mutlak dalam pembentukan cluster. Struktur antar bjek Agregasi Menggambarkan hubungan antara dua bjek atau lebih dimana bjek yang merupakan bjek keseluruhan (Superir Objects) dan bjek bjek yang lain (Inferir Objects) merupakan bagian dari bjek keseluruhan. Hubungan agregasi dapat dinyatakan sebagai hubungan bagian dari. Cnthnya adalah pada bjek mbil dan rda dimana rda dapat dinyatakan sebagai bagian dari mbil.berikut cnth dari hubungan agregasi :

29 59 Gambar 3.6 Cnth Hubungan Agregasi Sumber : Mathiassen et al (2000) Assiasi Menggambarkan hubungan dari dua atau lebih bjek dimana bjek yang satu berhubungan dengan bjek yang lain namun bjek tersebut tidak didefinisikan sebagai prperti dari sebuah bjek. Berikut cnth dari hubungan assiasi : Gambar 3.7 Cnth Hubungan Assiasi Sumber : Mathiassen et al (2000)

30 60 Hubungan Kmpsisi (Cmpsitin Structure) Menggambarkan hubungan antara dua bjek atau lebih dimana bjek bagian (inferir bjects) tidak dapat berdiri tanpa adanya superir bjects. Berikut cnth dari hubungan kmpsisi : Gambar 3.8 Cnth Hubungan Kmpsisi Sumber : Mathiassen et al (2000) Aktivitas Behavir Pada aktivitas ini dilakukan pendefinisian atribut dan behaviral pattern dari setiap kelas. Behaviral pattern adalah deskripsi dari semua kemungkinan urutan event (event trace) untuk semua bjek dalam sebuah kelas. Menurut Mathiassen (2000, p93), behaviral pattern memiliki tiga bentuk yaitu sequence (urutan), selectin (pemilihan) dan iteratin (perulangan). Sequence merupakan pla dimana event terjadi setelah event tertentu diselesaikan. Selectin merupakan pla dimana hanya satu event yang terjadi dari beberapa kemungkinan event yang dapat terjadi. Iteratin merupakan pla event yang dapat terjadi berulang-ulang. Dalam pembuatan behaviral pattern event yang menyebabkan terbentuk dan menghilangnya bjek dalam sebuah prblem dmain harus diperhatikan. Hal lainnya adalah bahwa behaviral pattern harus mampu menggambarkan event traces yang diperblehkan dan yang tidak legal. Hasil dari

31 61 aktivitas ini adalah statechart yang menggambarkan semua kemungkinan aktivitas dalam kelas mulai dari pembentukan kelas hingga ketika kelas tersebut dihilangkan Applicatin Dmain Analysis Applicatin dmain analysis memfkuskan pada kegunaan sistem nantinya. Pada tahap ini dilakukan pendefinisian use case, actr, functin dan interface dari system. Kegiatan analisis dapat dimulai baik dari analisis prblem dmain maupun pada analisis applicatin dmain, kedua analisis ini mempunyai titik berat yang berbeda. Bila diawali dengan applicatin dmain analysis, fkus akan terletak pada pekerjaan pengguna. Sedangkan bila memulai dari prblem dmain analysis fkus terletak pada aktivitas bisnis tersebut. Dengan memulai dari prblem dmain analysis mempunyai kelebihan berupa pendeskripsian bject riented yang lebih baik. Sementara prblem dmain lebih stabil sementara applicatin dmain lebih rentan terhadap perubahan. Sehingga bila terdapat perubahan pada prblem dmain maka fungsi dan antarmuka pasti berubah namun perubahan pada applicatin dmain dapat tidak menyebabkan perubahan pada prblem dmain Usage Usage mendefinisikan bagaimana user berinteraksi dengan sistem. Hal ini dilakukan dengan pendefinisian use case dan actr. Dalam use case digambarkan bagaimana sistem berinteraksi dengan pemakai (user)dan sistem lainnya. Pemakai (user) ataupun sistem lain yang berinteraksi dengan target sistem dinamakan actr.

32 62 Penggambaran hubungan antara actr dan use case ditampilkan dalam actr table atau usecase diagram. Berikut cnth dari usecase diagram : Gambar 3.9 Use case diagram Sumber : Berikut merupakan penjelasan dari ntasi ntasi yang terdapat pada use case diagram diatas dalam bentuk tabel :

33 63 Tabel 3.4 Penjelasan Ntasi pada Usecase Relatinship Purpse Ntatin Assciatin Menunjukkan hubungan antara aktr dan use case. Generalizatin Menunjukkan inheritance di antara use case. Include Hubungan langsung antara use case satu dengan use case lain dimana behaviur use case yang satu dimasukkan ke behaviur use case yang lain. Extend Menunjukkan bahwa behaviur dari satu usecase dapat diperluas dengan behaviur di usecase lain dalam kndisi tertentu Functins Functin merupakan kemampuan yang harus dimiliki leh suatu sistem sehingga sistem tersebut berguna bagi kebutuhan user. Sebuah fungsi awalnya diaktifkan, kemudian dijalankan dan menghasilkan suatu hasil. Functin yang dijalankan dapat merubah state dari kmpnen mdel. Menurut Mathiassen (2000, p.138) ada 4 macam tipe functin : Update Diaktifkan leh event pada prblem dmain dan menghasilkan perubahan pada state mdel. Signal Diaktifkan karena perubahan pada state mdel dan menghasilkan suatu reaksi pada knteks. Reaksi ini dapat berupa tampilan kepada pengguna pada applicatin dmain, atau perubahan langsung pada prblem dmain.

34 64 Read Digunakan ketika infrmasi dibutuhkan leh actr untuk melaksanakan tugasnya dan kemudian sistem akan menampilkan bagian yang relevan dari mdel sistem tersebut. Cmpute Digunakan ketika infrmasi dibutuhkan leh actr untuk melaksanakan tugasnya yang terdiri dari prses perhitungan yang melibatkan infrmasi dari actr ataupun dari mdel. Hasilnya berupa hasil perhitungan tersebut User Interface Interface adalah suatu fasilitas yang membuat mdel dan functin dapat berinteraksi dengan actr. Interface terdiri dari user interface dan system interface. Interface dapat berupa frm, navigatin diagram, dan perancangan layar. Hasil dari analisis ini adalah navigatin diagram yang digunakan untuk menggambarkan hubungan antara elemen interface utama. Diagram ini digunakan untuk dua tujuan khusus. Pertama, digunakan untuk menggambarkan interaksi yang dapat dilakukan user terhadap sftware, seperti yang dijelaskan pada sebuah use case. Dan kedua, diagram ini berguna untuk mendapatkan gambaran secara jelas tentang interface pengguna dari aplikasi yang dikembangkan. Hasil lain dari analisis ini adalah sequence diagram yang merupakan salah satu diagram di UML yang bertujuan untuk menggambarkan interaksi antara bjek satu dengan bjek yang lain. Sequence diagram ini digunakan untuk menggambarkan behaviur dari beberapa bjek yang dinyatakan dalam sebuah usecase tunggal.(martin Fwler, 2005, p. 81).

35 65 Sequence diagram menunjukkan interaksi antara bjek yang diatur berdasarkan susunan waktu. Sequence diagram digambarkan dalam sebuah chart dua dimensi yang terdiri dari garis vertikal yang menunjukkan waktu dan garis hrizntal menunjukkan semua bjek yang terlibat dalam interaksi tersebut. Kmunikasi antara bjek-bjek dalam sequence diagram ditunjukkan dalam garis mendatar yang disebut sebagai garis kmunikasi yang menyatakan messages (pesan-pesan) berurutan yang dikirim dan diterima leh sebuah bjek. Berikut cnth dari sequence diagram : Gambar 3.10 Cnth Sequence Diagram

36 Architectural Design Perancangan arsitektur merupakan suatu usaha untuk menstrukturisasi sistem berdasarkan bagian-bagiannya untuk memenuhi kriteria perancangan tertentu. Tujuan dari perancangan arsitektur adalah membuat struktur dari suatu sistem yang terkmputerisasi. Menurut Mathiassen (2000, p176 ), pada tahap ini akan dilakukan tiga hal yaitu pemilihan kriteria, yang berguna untuk mengetahui kndisi dan priritas yang diinginkan dari perancangan sistem, perancangan arsitektur kmpnen yang berguna untuk mengetahui struktur kmpnen dari sistem dan perancangan arsitektur prses yang berguna untuk mengetahui bagaimana prses dari sistem didistribusikan dan dikrdinasikan Pemilihan Kriteria Kriteria merupakan kndisi atau sifat yang lebih diutamakan dalam suatu arsitektur. Perancangan yang baik perlu untuk menyeimbangkan antara berbagai kriteria dan karena kriteria-kriteria ini bisa jadi saling bertentangan maka priritas dari kriteria tersebut menjadi penting. Perancangan yang baik biasanya memiliki kriteria usable (hubungan antara kualitas sistem dengan penggunaan user), flexible dan cmprehensible (membantu dalam perancangan dan pengimplementasian kegiatan). Menurut Mathiassen (2000, p.178) terdapat 12 kriteria klasik untuk menentukan kualitas dari sftware, yaitu sebagai berikut: Usable Merupakan kemampuan sistem untuk dapat beradaptasi baik terhadap knteks rganisasi, teknis maupun yang berhubungan dengan kerja.

37 67 Secure Apakah sistem yang baru aman terhadap akses terhadap data maupun fasilitas yang tidak mempunyai trisasi. Efficient Keeknmisan pemakaian fasilitas platfrm teknis sistem yang dibuat Crrect Apakah sistem tersebut sesuai dengan kebutuhan. Reliable Ketepatan sistem terhadap presisi dari fungsi-fungsi sistem. Maintenable Kemudahan dalam perawatan sistem yang dibuat. Testable Sistem tersebut telah teruji dengan baik. Flexible Sistem dapat dimdifikasi dengan mudah sehingga dapat sesuai dengan pengembangan sistem. Cmprehensible Apakah sistem tersebut mudah dimengerti dan seberapa besar usaha yang dibutuhkan untuk memperleh pemahaman terhadap sistem. Reusable Bagian dari sistem dapat dipakai untuk sistem yang mempunyai hubungan. Prtable Sistem dapat dengan mudah dipindahkan dan dijalankan pada platfrm teknis yang lain.

38 68 Interperable Sistem dapat digunakan untuk bekerja sama dengan baik dengan sistem yang lain Perancangan Arsitektur Kmpnen Arsitektur kmpnen merupakan suatu struktur sistem yang terdiri dari kmpnen-kmpnen yang saling berhubungan, dimana kmpnen itu sendiri merupakan sekumpulan dari bagian prgram yang terdiri dari suatu keseluruhan dan mempunyai tanggung jawab yang terdefinisi dengan baik. Hasil dari arsitektur kmpnen ini berupa cmpnent diagram.berikut gambar dari cmpnent diagram : Gambar 3.11 Cmpnent Diagram Kmpnen sistem memiliki tiga bagian yaitu : User interface Bertanggung jawab untuk membaca perintah dari tmbl dalam tampilan, dan mengupdate tampilan sehingga memungkinkan interaksi antara user dengan sistem.

39 69 Mdel bertanggung jawab untuk menampung bjek. Functin bertanggung jawab dalam penyediaan fungsi sistem Perancangan Arsitektur Prses Arsitektur prses merupakan struktur pengeksekusian sistem yang terdiri dari prses-prses yang interdependent. Tujuan dari aktivitas ini adalah untuk mendefinisikan struktur fisik dari sistem. Hasil dari aktivitas ini adalah deplyment diagram. Deplyment diagram menjelaskan knfigurasi sistem dalam bentuk prcessr dan bjek yang terkait dengan prcessr dimana prcessr adalah unit yang melakukan prses. Berikut cnth dari deplyment diagram : Gambar 3.12 Deplyment Diagram

40 Cmpnent Design Perancangan kmpnen terdiri dari kegiatan untuk mendefinisikan kedua kmpnen tersebut dan bagaimana menghubungkan kmpnen-kmpnen. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menentukan penerapan kebutuhan dalam kerangka kerja arsitektur Mdel Cmpnent Mdel cmpnent adalah bagian dari sistem yang mengimplementasikan mdel prblem dmain. Mdel cmpnent bertujuan untuk mengantarkan data histris dan masa kini ke functins, user interface dan juga bagi pengguna serta sistem lain yang menggunakannya. Hasil dari kegiatan ini adalah revised class diagram Functin Cmpnent Functin Cmpnent merupakan bagian dari sistem yang mengimplementasikan kebutuhan fungsinal. Functins didisain dan dimplementasikan melalui perasi yang ada dalam sebuah class dalam sistem. Sebuah perasi merupakan behavir yang diaktifkan melalui bjek.

41 Gambar 3.13 Functin Cmpnent 71

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 15 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Metde Pengambilan Keputusan 2.1.1 Metde Analytic Hierarchy Prcess (AHP) 2.1.1.1 Sejarah AHP Analytical Hierarchy Prcess (AHP) adalah suatu metde analisa pengambilan keputusan

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Yang menjadi dasar evaluasi untuk menjadikan sistem ptimal di prduksi tekstil pada PT. ISTEM adalah dengan menggunakan metde DMAIC. Define

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 52 BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah adalah langkah-langkah sistematis yang akan menjadi pedoman dalam penyelesaian masalah. Dengan berdasarkan pada metodologi ini, penelitian

Lebih terperinci

Teknik Informatika S1

Teknik Informatika S1 Teknik Infrmatika S1 Object Oriented Analysis and Design Pendahuluan Disusun Oleh: Egia Rsi Subhiyakt, M.Km, M.CS Teknik Infrmatika UDINUS egia@dsn.dinus.ac.id +6285740278021 AGENDA PERKULIAHAN Kntrak

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define,

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi sistem produksi Percetakan Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, Measure,

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI D3 KOMPUTERISASI AKUNTANSI FAKULTAS ILMU TERAPAN TELKOM UNIVERSITY

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI D3 KOMPUTERISASI AKUNTANSI FAKULTAS ILMU TERAPAN TELKOM UNIVERSITY RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI D3 KOMPUTERISASI AKUNTANSI FAKULTAS ILMU TERAPAN TELKOM UNIVERSITY MATA KULIAH KODE RUMPUN MK BOBOT (SKS) SEMESTER DIREVISI P = 1 Analisis dan Perancangan Sistem

Lebih terperinci

DESAI EVALU IMPLEM BAB I PENDAHULUAN

DESAI EVALU IMPLEM BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Pertemuan ke : 1 Alkasi waktu : 0,5 Jam Kmpetensi dasar : 1. Mahasiswa mampu memahami pentingnya mempelajari perancangan antarmuka pengguna. Indikatr : 1. Menuliskan dan menjelaskan knsep

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Berdasarkan System Development Life Cycle (SDLC) metode waterfall yang

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Berdasarkan System Development Life Cycle (SDLC) metode waterfall yang BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Berdasarkan System Develpment Life Cycle (SDLC) metde waterfall yang digunakan dalam pembuatan aplikasi penentuan harga jual, terdapat beberapa tahapan yang terdiri

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Prduk Prduk adalah segala sesuatu yang bisa ditawarkan ke pasar dan dapat memenuhi kebutuhan knsumen. (http://kpisusu.wrdpress.cm/). Ada tiga aspek prduk : Bertujuan

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi sistem produksi percetakan koran Lampung Post pada PT. Masa Kini Mandiri yaitu dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Setelah mengevaluasi berbagai data-data kegiatan produksi, penulis mengusulkan dasar evaluasi untuk mengoptimalkan sistem produksi produk

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah adalah model yang menggambarkan sistem dan terdapat langkah-langkah sistematis yang akan menjadi pedoman dalam penyelesaian masalah. Diharapkan

Lebih terperinci

Software Requirement (Persyaratan PL)

Software Requirement (Persyaratan PL) Sftware Requirement ( PL) Arna Fariza 1 Rekayasa Perangkat Lunak Tujuan Memperkenalkan knsep persyaratan user dan sistem Menjelaskan persyaratan fungsinal dan nnfungsinal Menjelaskan bagaimana persyaratan

Lebih terperinci

Desain Software. Arna Fariza PENS. Rekayasa Perangkat Lunak. Materi. Apakah desain software itu? Apakah modularisasi itu? Model

Desain Software. Arna Fariza PENS. Rekayasa Perangkat Lunak. Materi. Apakah desain software itu? Apakah modularisasi itu? Model Desain Sftware Arna Fariza PENS 1 Materi Apakah desain sftware itu? Apakah mdularisasi itu? Mdel 2 Apakah Desain Sftware itu? Desain adalah prses mengubah persyaratan sistem ke dalam prduk yang lengkap

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Data dan Informasi. Sistem Informasi. Komponen sistem informasi. Basis data

PENDAHULUAN. Data dan Informasi. Sistem Informasi. Komponen sistem informasi. Basis data UNIVERSITAS UNIVERSAL BATAM 2016 PENDAHULUAN Data dan Infrmasi Data merupakan nilai (value) yang turut merepresentasikan deskripsi dari suatu bjek atau kejadian (event) Infrmasi merupakan hasil dari penglahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. manufaktur bersaing dengan ketat dalam memproduksi barang, konsumen menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. manufaktur bersaing dengan ketat dalam memproduksi barang, konsumen menjadi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam masa persaingan bebas pada era Glbalisasi ini, dimana perusahaan manufaktur bersaing dengan ketat dalam memprduksi barang, knsumen menjadi sangat menyadari

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini terlebih dahulu akan dibahas tentang identifikasi permasalahan, analisis permasalahan, slusi permasalahan dan perancangan sistem dalam rancang bangun

Lebih terperinci

[Summary] Sistem Informasi Perusahaan Chapter 1 & 2

[Summary] Sistem Informasi Perusahaan Chapter 1 & 2 [Summary] Sistem Infrmasi Perusahaan Chapter 1 & 2 CHAPTER 1 PENGANTAR Integrated enterprise infrmatin system: Enterprise (perusahaan): rganisasi yang didirikan untuk mencapai suatu tujuan tertentu dengan

Lebih terperinci

WAKTU. Problem. Potensi Problem. Berpindah dari tindakan setelah kejadian ke tindakan sebelum kejadian. 1. FMEA (Failure Mode Effect Analysis)

WAKTU. Problem. Potensi Problem. Berpindah dari tindakan setelah kejadian ke tindakan sebelum kejadian. 1. FMEA (Failure Mode Effect Analysis) 1. FMEA (Failure Mde Effect Analysis) 1.1. Kenapa FMEA Mengacu pada sistem evlusi mutu yang terfkus pada sistem pencegahan (mengatasi masalah sebelum masalah tersebut terjadi), maka Teknlgi mutu yang berkembang

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda Teknik Industri Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007 Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Pengendalian Kualitas Pada

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian start Studi Pendahuluan - Survey ke Perusahaan Konsultasi Identifikasi Masalah Tinjauan Pustaka - Literatur - Jurnal - Buku - Website - dll Tujuan

Lebih terperinci

A. IDENTITAS B. DESKRIPSI MATAKULIAH C. TUJUAN MATAKULIAH

A. IDENTITAS B. DESKRIPSI MATAKULIAH C. TUJUAN MATAKULIAH A. IDENTITAS Nama Mata Kuliah : Sistem Infrmasi Akuntansi Kde Mata Kuliah : AKT 207 Tipe : Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB) Bbt SKS : 3 SKS / 3 JP Prasyarat : Aplikasi Kmputer Pengantar B. DESKRIPSI

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KINERJA BPK 1. PENDAHULUAN

PETUNJUK PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KINERJA BPK 1. PENDAHULUAN PETUNJUK PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KINERJA BPK 1. PENDAHULUAN a) LATAR BELAKANG DAN DASAR HUKUM BPK mempunyai kewenangan untuk melakukan pemeriksaan keuangan,kinerja dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA TERSTRUKTUR MODEL LIMA KEKUATAN PORTER

LAMPIRAN 1 DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA TERSTRUKTUR MODEL LIMA KEKUATAN PORTER L1 LAMPIRAN 1 DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA TERSTRUKTUR MODEL LIMA KEKUATAN PORTER Gambaran Umum Situasi Perusahaan dan Industri A. Gambaran Umum Situasi Perusahaan dan Industri 1. Pada lingkup industri

Lebih terperinci

Manajemen Proyek. Manajemen

Manajemen Proyek. Manajemen Manajemen Pryek Manajemen Aktivitas yang meliputi perencanaan, pengrganisasian, pelaksanaan dan kepemimpinan, serta pengawasan terhadap pengellaan sumber daya yang dimiliki suatu rganisasi untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI Kualitas adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan (meeting the needs of customers) (Gasperz, 2006). Pengendalian kualitas secara statistik dengan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Teknik Industri Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Teknik Industri Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda Teknik Industri Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007 SKRIPSI PROGRAM GANDA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Angga Adhytiawan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 PENGERTIAN KUALITAS Kualitas merupakan faktor dasar yang mempengaruhi pilihan konsumen untuk berbagai jenis produk dan jasa yang berkembang pesat dewasa ini. Kualitas secara langsung

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. bersatu untuk mencapai tujuan yang sama.

BAB 2 LANDASAN TEORI. bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. bersatu untuk mencapai tujuan yang sama. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Mulyadi (2001, p2) Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat antara satu dengan yang lainnya, yang berfungsi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Prttype Menurut Rger S. Pressman (2002) pendekatan prttipe atau prttyping paradigma sangat cck digunakan untuk sistem atau perangkat lunak yang dibangun mengikuti kebutuhan pengguna,

Lebih terperinci

BAB III TEORI PENUNJANG

BAB III TEORI PENUNJANG 8 BAB III TEORI PENUNJANG 3.1 Bimbingan dan Penyuluhan Prayitn dan Erman Amti (2004:99) mengemukakan bahwa bimbingan adalah prses pemberian bantuan yang dilakukan leh rang yang ahli kepada serang atau

Lebih terperinci

BAB 4. ANALISIS dan PEMBAHASAN

BAB 4. ANALISIS dan PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS dan PEMBAHASAN 4.1 Prfil Perusahaan PT. Megah Lestar Packind adalah perusahaan yang bergerak di bidang Percetakan kardus yang mulai berdiri sejak 9 Maret 1988 dengan lkasi yang bertempat

Lebih terperinci

Menggunakan P-Chart dan Diagram Ishikawa pada PT. Ungaran Multi. Engineering, Ungaran". Penelitian tersebut dilakukan di PT.

Menggunakan P-Chart dan Diagram Ishikawa pada PT. Ungaran Multi. Engineering, Ungaran. Penelitian tersebut dilakukan di PT. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu Penelitian Almunir Yudha Putra Raharja, mahasiswa Universitas Islam Indnesia pada tahun 2004 dengan judul "Evaluasi Pengendalian Kualitas Prduk Menggunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun meningkat di seluruh dunia khususnya Indonesia. Internet berfungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun meningkat di seluruh dunia khususnya Indonesia. Internet berfungsi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan teknlgi infrmasi khususnya jaringan internet sudah banyak dikenal leh masyarakat secara luas. Penggunaan internet dari tahun ke tahun meningkat di seluruh

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN PENDEKATAN MODEL SQC (STATISTICAL QUALITY CONTROL) (APLIKASI MODEL PADA PERUSAHAAN FURNITURE)

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN PENDEKATAN MODEL SQC (STATISTICAL QUALITY CONTROL) (APLIKASI MODEL PADA PERUSAHAAN FURNITURE) PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN PENDEKATAN MODEL SQC (STATISTICAL QUALITY CONTROL) (APLIKASI MODEL PADA PERUSAHAAN FURNITURE) Sutrisn Badri, Rmadhn Prgram Studi Manajemen Fakultas Eknmi-Universitas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kualitas Dalam menghasilkan suatu produk yang baik tentunya akan memperhatikan faktor kualitas, karena berhubungan dengan kepercayaan dan kepuasan konsumen dalam membeli

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA ABSTRAK

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA ABSTRAK UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda Sistem Informasi Teknik Industri Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Genap 2005/2006 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI BONDING TEST UNTUK MEMBANTU

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda SISTEM INFORMASI - TEKNIK INDUSTRI Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda SISTEM INFORMASI - TEKNIK INDUSTRI Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda SISTEM INFORMASI - TEKNIK INDUSTRI Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENGENDALIAN KUALITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sebagai negara agraris, Indnesia memiliki kekayaan alam dan hayati yang sangat beragam yang jika dikella dengan tepat, kekayaan tersebut mampu diandalkan menjadi andalan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda Teknik Industri Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007 SKRIPSI PROGRAM GANDA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Tedy Chandra 0600657693

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Sejarah Pengendalian Kualitas Pada tahun 1924, W.A. Shewart dari Bell Telephone Laboratories mengembangkan diagram atau grafik statistik untuk mengendalikan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1. Metodologi Pemecahan Masalah Metodologi pemecahan masalah adalah serangkaian urutan langkah-langkah yang disusun secara sistematis untuk digunakan sebagai pedoman

Lebih terperinci

JURNAL MANAJEMEN OPERASIONAL. Yang dibimbing oleh Roro Arinda Reswanti Julian Pratama, S.E.

JURNAL MANAJEMEN OPERASIONAL. Yang dibimbing oleh Roro Arinda Reswanti Julian Pratama, S.E. JURNAL MANAJEMEN OPERASIONAL Disusun dan diajukkan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Operasinal (Praktikum) Yang dibimbing leh Rr Arinda Reswanti Julian Pratama, S.E. Disusun Oleh :

Lebih terperinci

Proses Software. Tujuan

Proses Software. Tujuan Prses Sftware Arna Fariza PENS-ITS 1 Tujuan Memperkenalkan mdel prses sftware Menggambarkan beberapa mdel prses dan kapan digunakan Menggambarkan utline mdel prses untuk rekayasa persyaratan, pengembangan

Lebih terperinci

Bohal K. Simorangkir UTSU Agustus 2013

Bohal K. Simorangkir UTSU Agustus 2013 BASIS DATA I 1 Bhal K. Simrangkir UTSU Agustus 2013 PENDAHULUAN (1) Aplikasi basis data tradisinal merupakan infrmasi yang disimpan dan diakses melalui kumpulan data dalam bentuk data teks maupun numerik.

Lebih terperinci

Konsep Sistem Informasi Manajemen

Konsep Sistem Informasi Manajemen Knsep Sistem Infrmasi Manajemen Sistem Infrmasi Sistem Infrmasi telah menjadi pndasi bagi mdel dan prses bisnis Sistem Infrmasi memungkinkan distribusi pengetahuan: suatu sistem kmunikasi antara manusia

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. metodologi penelitian yang merupakan urutan atau langkah-langkah yang sistematis

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. metodologi penelitian yang merupakan urutan atau langkah-langkah yang sistematis BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Untuk menyelesaikan permasalahan yang ada dengan baik dibutuhkan suatu metodologi penelitian yang merupakan urutan atau langkah-langkah yang sistematis yang harus dilakukan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar dari Kualitas Kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda, dan bervariasi dari yang konvensional sampai yang lebih strategik. Definisi konvensional dari

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG PRINSIP AGILE SOFTWARE DEVELOPMENT

LATAR BELAKANG PRINSIP AGILE SOFTWARE DEVELOPMENT LATAR BELAKANG Agile Sftware develpment adalah salah satu metdlgi dalam pengembangan sebuah perangkat lunak. Kata Agile berarti bersifat cepat, ringan, bebas bergerak, waspada. Kata ini digunakan sebagai

Lebih terperinci

ANALISIS KELEMAHAN SISTEM LAMA Hanif Al Fatta M.Kom

ANALISIS KELEMAHAN SISTEM LAMA Hanif Al Fatta M.Kom ANALISIS KELEMAHAN SISTEM LAMA Hanif Al Fatta M.Km Abstraks Dalam teri rekayasa perangkat lunak ada 2 jenis prduk perangkat lunak. Prduk generik, yaitu prduk yang dibuat dan ditentukan fungsinalitasnya

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK. agar pekerjaan jauh lebih efisien serta meminimalisir terjadinya human eror. Untuk

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK. agar pekerjaan jauh lebih efisien serta meminimalisir terjadinya human eror. Untuk BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK Berdasarkan hasil analisis sistem yang sedang berjalan pada CV. Sinergi Design, prses perhitungan gaji masih menggunakan rumus sendiri sehingga dalam prses pembuatan lapran

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Sistem Pada tahap analisis sistem terdapat prses mengidentifikasi serta menganalisis masalah sehingga dapat merencanakan suatu rancangan untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memarkirkan mobilnya di tempat-tempat perparkiran yang cukup sibuk seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. memarkirkan mobilnya di tempat-tempat perparkiran yang cukup sibuk seperti BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan semakin banyaknya pemilik mbil di kta besar seperti Jakarta, Bandung dan Surabaya akan menimbulkan masalah bagi pemilik mbil untuk memarkirkan mbilnya di tempat-tempat

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTIK. tersebut, diperlukan langkah-langkah sebagai berikut. di harapkan akan dapat menyelesaikan permasalahan yang ada.

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTIK. tersebut, diperlukan langkah-langkah sebagai berikut. di harapkan akan dapat menyelesaikan permasalahan yang ada. BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTIK 4.1 Prsedur Kerja Berdasarkan hasil pengamatan dan survey yang dilakukan pada saat kerja praktik di PT. Karana Line, terdapat permasalahan tentang prses penggajian yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Kualitas dapat menjadi konsep yang berbeda bagi beberapa orang, pengertian kualitas

BAB 2 LANDASAN TEORI. Kualitas dapat menjadi konsep yang berbeda bagi beberapa orang, pengertian kualitas BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kualitas 2.1.1. Definisi Kualitas Kualitas dapat menjadi konsep yang berbeda bagi beberapa orang, pengertian kualitas terus berevolusi seiring dengan pertumbuhan dan kedewasaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT SEI Bogor pada Bulan September 2016 sampai dengan Bulan Desember 2016. PT SEI Bogor merupakan perusahaan yang bergerak

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Ganda Teknik Industri Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN METODE SPC PADA

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah merupakan langkah-langkah sistematis yang berperan penting sebagai pedoman dalam menyelesaikan dan memberikan solusi dari masalah yang timbul

Lebih terperinci

PERTEMUAN. Modul I/O. 1. Komponen-komponen Komputer SEPERTI : CENTRAL PROCESSING UNIT MEMORY. memory

PERTEMUAN. Modul I/O. 1. Komponen-komponen Komputer SEPERTI : CENTRAL PROCESSING UNIT MEMORY. memory CPU 1. Kmpnen-kmpnen Kmputer memry PERTEMUAN MAR MBR : Instruksi Instruksi : I/O AR I/O BR Mdul I/O Buffer Data Data 1 2 CENTRAL PROCESSING UNIT CPU umumnya berada dalam kntrl CPU bertukar data dengan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Pemecahan Masalah Gambar 3.1 Diagram Alir Metode Penelitian 88 A B Analisis Sistem Berjalan Membuat Rich Picture dari sistem yang sedang berjalan Perancangan database

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah adalah langkah-langkah sistematis yang akan menjadi pedoman dalam penyelesaian masalah. Dengan berdasarkan pada metodologi ini, penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sales dan Marketing Kegiatan utama di dalam sebuah perusahaan adalah penjualan dan pemasaran. Di samping bagian-bagian lain yang umumnya terdapat di sebuah perusahaan, seperti:

Lebih terperinci

BAB IV DISKRIPSI PEKERJAAN. cara langsung menemui bagian PPQC (Production Planning and Quality Control)

BAB IV DISKRIPSI PEKERJAAN. cara langsung menemui bagian PPQC (Production Planning and Quality Control) BAB IV DISKRIPSI PEKERJAAN 4.1 Analisis Sistem Menganalisa adalah langkah awal dalam merandang dan membuat sistem baru. Langkah pertama yang dilakukan penulis yaitu melakukan bservasi ke lapangan secara

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 25 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kualitas Produk dan jasa yang berkualitas adalah produk dan jasa yang sesuai dengan apa yang diinginkan oleh konsumen atau pelanggannya. Faktor utama yang menentukan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kualitas Pengertian Kualitas Dimensi Kualitas

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kualitas Pengertian Kualitas Dimensi Kualitas BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kualitas 2.1.1. Pengertian Kualitas Dalam buku yang berjudul Manajemen Operasi, Heizer & Render (2009:301) mendefinisikan pengertian kualitas sebagaimana dijelaskan oleh American

Lebih terperinci

Anggaran Berbasis Kinerja

Anggaran Berbasis Kinerja Anggaran Berbasis Kinerja Sebelum berlakunya sistem Anggaran Berbasis Kinerja, metde penganggaran yang digunakan adalah metda tradisinal atau item line budget. Cara penyusunan anggaran ini tidak didasarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap usaha yang didirikan dengan orientasi laba (keuntungan) mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap usaha yang didirikan dengan orientasi laba (keuntungan) mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Setiap usaha yang didirikan dengan rientasi laba (keuntungan) mempunyai tujuan untuk mencapai laba (keuntungan) yang ptimal, sehingga kelangsungan hidup badan usaha

Lebih terperinci

E-journal Teknik Informatika, Volume 5, No. 1 (2015), ISSN :

E-journal Teknik Informatika, Volume 5, No. 1 (2015), ISSN : E-jurnal Teknik Infrmatika, Vlume 5, N. 1 (2015), ISSN : 2301-8364 1 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMA BEASISWA DENGAN METODE TECHNIQUE FOR ORDER PREFERENCE BY SIMILARITY TO IDEAL SOLUTION DI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori yang mendukung metode penelitian pada penulisan skripsi ini. Teori yang akan dijelaskan adalah teori-teori yang digunakan penulis dalam pengolahan

Lebih terperinci

Bab 3. Landasan Teori

Bab 3. Landasan Teori Bab 3 Landasan Teori 3.1. Pengenalan Six Sigma Ada banyak pengertian mengenai six sigma, six sigma diartikan sebagai metode berteknologi canggih yang digunakan oleh para insinyur dan statistikawan dalam

Lebih terperinci

Statistical Process Control

Statistical Process Control Statistical Process Control Sachbudi Abbas Ras abbasras@yahoo.com Lembar 1 Flow Chart (dengan Stratifikasi): Grafik dari tahapan proses yang membedakan data berdasarkan sumbernya. Lembar Pengumpulan Data:

Lebih terperinci

OOAD (Object Oriented Analysis and Design) UML part 2 (Activity diagram, Class diagram, Sequence diagram)

OOAD (Object Oriented Analysis and Design) UML part 2 (Activity diagram, Class diagram, Sequence diagram) OOAD (Object Oriented Analysis and Design) UML part 2 (Activity diagram, Class diagram, Sequence diagram) Gentisya Tri Mardiani, S.Kom., M.Kom ADSI-2015 Activity Diagram Activity diagram digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. terkomputerisasi. Berikut adalah uraian proses dari kegiatan pemesanan makanan

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. terkomputerisasi. Berikut adalah uraian proses dari kegiatan pemesanan makanan BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan Sistem pemesanan makanan dan minuman yang saat ini sedang berjalan pada Rumah Makan Dapur Runi masih menggunakan cara manual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PLN, di ganti menjadi kwh meter digital yang dapat memberikan nilai lebih

BAB I PENDAHULUAN. PLN, di ganti menjadi kwh meter digital yang dapat memberikan nilai lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknlgi selalu berkembang setiap saat, ada saja yang dilakukan manusia untuk memberikan kemudahan pada kehidupan sehari-hari. Salah satu cnth kemudahan

Lebih terperinci

Gambar 4.34 Cluster Jadwal Produksi. jadwal produksi oleh Kepala Pabrik. Seperti yang sudah dijelaskan dalam system

Gambar 4.34 Cluster Jadwal Produksi. jadwal produksi oleh Kepala Pabrik. Seperti yang sudah dijelaskan dalam system 274 Gambar 4.34 Cluster Jadwal Produksi Cluster jadwal produksi berisi class-class yang berhubungan dengan pembuatan jadwal produksi oleh Kepala Pabrik. Seperti yang sudah dijelaskan dalam system definition,

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. kerja praktek di CV. Sinergi Design adalah melakukan pengenalan terhadap

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. kerja praktek di CV. Sinergi Design adalah melakukan pengenalan terhadap BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN 4.1 Identifikasi Masalah Sebelum melakukan prses analisa, tahapan pertama ketika melakukan kerja praktek di CV. Sinergi Design adalah melakukan pengenalan terhadap perusahaan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS_DAN_PERANCANGAN_APLIKASI. kontrak kru yaitu menggunakan metode System Development Lyfe Cycle (SDLC)

BAB III ANALISIS_DAN_PERANCANGAN_APLIKASI. kontrak kru yaitu menggunakan metode System Development Lyfe Cycle (SDLC) BAB III ANALISIS_DAN_PERANCANGAN_APLIKASI 3.1 Analisis Metde yang digunakan dalam pembutan Aplikasi pengendalian dkumen kntrak kru yaitu menggunakan metde System Develpment Lyfe Cycle (SDLC) mdel waterfall

Lebih terperinci

DATA & INFORMASI DALAM SISTEM INFORMASI BISNIS ASIH ROHMANI,M.KOM

DATA & INFORMASI DALAM SISTEM INFORMASI BISNIS ASIH ROHMANI,M.KOM DATA & INFORMASI DALAM SISTEM INFORMASI BISNIS ASIH ROHMANI,M.KOM PENGERTIAN DATA Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. PENGERTIAN DATA Data adalah deskripsi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam penyusunan penelitian ini, penulis mengacu pada berbagai literatur yaitu

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam penyusunan penelitian ini, penulis mengacu pada berbagai literatur yaitu BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam penyusunan penelitian ini, penulis mengacu pada berbagai literatur yaitu buku-buku, jurnal, dan sebagainya. Berikut ini dijabarkan teori yang mendasari penelitian. 2.1.Pengertian

Lebih terperinci

PEMODELAN CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT (CRM) PERGURUAN TINGGI POLITEKNIK

PEMODELAN CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT (CRM) PERGURUAN TINGGI POLITEKNIK PEMODELAN CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT (CRM) PERGURUAN TINGGI POLITEKNIK Ek Subyantr* 1, Septafiansyah Dwi Putra 2 1,2 Pliteknik Negeri Lampung; Jl. Sekarn Hatta N. 10, Rajabasa Bandar Lampung Eknmi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Dasar Penjadwalan Prduksi Lading dan Scheduling merupakan salah satu pin dalan fungsi dan kegiatan pengawasan prduksi. Pemuatan (Lading) mempunyai

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. menggunakan model waterfall. Pada model waterfall terdapat tahapan analisis

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. menggunakan model waterfall. Pada model waterfall terdapat tahapan analisis BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Sistem Pada tahapan ini dilakukan beberapa prses yang berhubungan dengan tahapan awal metde penelitian. Pada metde penelitian yang diambil menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. sistem yang telah ada, dimana analisis sistem merupakan proses mempelajari suatu

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. sistem yang telah ada, dimana analisis sistem merupakan proses mempelajari suatu BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Sistem Tahapan yang diperlukan didalam pembuatan suatu progaram yaitu menganalisis sistem yang telah ada, dimana analisis sistem merupakan proses mempelajari

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu Dalam ISO 9000:2005, kualitas didefinisikan sebagai kumpulan dari karakteristik suatu produk yang menunjang kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang ditetapkan.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi Akuntansi. mengubah data keuangan dan data lainnya menjadi informasi. Informasi ini kemudian

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi Akuntansi. mengubah data keuangan dan data lainnya menjadi informasi. Informasi ini kemudian BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Gelinas et al. (2005, p.15), Sistem Informasi Akuntansi adalah subsistem dari sistem informasi yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini, menunjukkan bahwa industri ini memiliki potensi yang menjanjikan. Hal ini dapat dilihat

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini, menunjukkan bahwa industri ini memiliki potensi yang menjanjikan. Hal ini dapat dilihat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembang pesat dan semakin kuat nya persaingan bisnis di bidang tmtif saat ini, menunjukkan bahwa industri ini memiliki ptensi yang menjanjikan. Hal ini dapat

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR DOMINAN UNTUK MENARIK MINAT PEMAIN FUTSAL KE LAPANGAN FUTSAL X BANDUNG

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR DOMINAN UNTUK MENARIK MINAT PEMAIN FUTSAL KE LAPANGAN FUTSAL X BANDUNG INDEPT, Vl, N., Oktber 0 ISSN 087-90 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR DOMINAN UNTUK MENARIK MINAT PEMAIN FUTSAL KE LAPANGAN FUTSAL X BANDUNG Erlian Supriyant.,ST Dsen Tetap Teknik Industri Universitas Nurtani Bandung

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. pembuatan buku, observasi dilakukan agar dapat lebih memahami proses pembuatan

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. pembuatan buku, observasi dilakukan agar dapat lebih memahami proses pembuatan BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pengumpulan data Observasi dilakukan pada lantai Produksi dan dikhususkan pada proses pembuatan buku, observasi dilakukan agar dapat lebih memahami proses pembuatan buku,

Lebih terperinci

Pertemuan 1 PENGERTIAN MANAJEMEN KONSTRUKSI

Pertemuan 1 PENGERTIAN MANAJEMEN KONSTRUKSI Pertemuan 1 PENGERTIAN MANAJEMEN KONSTRUKSI Halaman 1 dari Pertemuan 1 1.1 Pengertian Manajemen Pengertian Manajemen menurut Kntz, H. adalah: prses merencanakan, mengrganisir, memimpin dan mengendalikan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PROYEK SISTEM INFORMASI

MANAJEMEN PROYEK SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PROYEK SISTEM INFORMASI APA ITU PROYEK? ADALAH SUATU RANGKAIAN PEKERJAAN YANG DIADA-KAN DALAM SELANG WAKTU TERTENTU & MEMPUNYAI TUJUAN KHUSUS. YANG MEMBEDAKAN PROYEK DENGAN PEKERJAAN LAIN ADALAH

Lebih terperinci

BAB 6. Physical Database Design

BAB 6. Physical Database Design BAB 6 Physical Database Design Dalam arsitektur sistem yang ditunjukkan pada Gambar 6 1, kami memiliki satu ETL server, dua server database( berkerumun), dua lapran server( beban seimbang), dan dua OLAP

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK. Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak CV. Bintang Anggara Jaya

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK. Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak CV. Bintang Anggara Jaya BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK 4.1 Identifikasi Masalah Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak CV. Bintang Anggara Jaya pada saat kerja praktek, maka dapat diketahui aplikasi pendukung yang dapat mengatasi

Lebih terperinci

PERANCANGAN BERORIENTASI OBJEK

PERANCANGAN BERORIENTASI OBJEK PERANCANGAN BERORIENTASI OBJEK 1. PENDAHULUAN Analisis dan disain berorientasi objek adalah cara baru dalam memikirkan suatu masalah dengan menggunakan model yang dibuat menurut konsep sekitar dunia nyata.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel merupakan sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel merupakan sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Identifikasi Sampel Penelitian Sampel merupakan sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan suatu prosedur tertentu dan diharapkan dapat mewakili suatu populasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teknik Industri 2.1.1 Peta Proses Operasi 2.1.1.1 Definisi Peta Proses Operasi Peta proses operasi (Sutalaksana, p21) merupakan suatu diagram yang menggambarkan langkah-langkah

Lebih terperinci

DESAIN PRODUK : RANCANGAN TEMPAT LILIN MULTIFUNGSI DENGAN PENDEKATAN 7 LANGKAH NIGEL CROSS

DESAIN PRODUK : RANCANGAN TEMPAT LILIN MULTIFUNGSI DENGAN PENDEKATAN 7 LANGKAH NIGEL CROSS Jurnal Teknvasi Vlume 04, Nmr 01, 2017, 32-41 SSN : 2355-701 DESAN PRDUK : RANCANGAN TEMPAT LLN MULTFUNGS DENGAN PENDEKATAN 7 LANGKAH NGEL CRSS Fahmi Sulaiman 1* 1 Prgram Studi Teknik ndustri, Pliteknik

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Teknik Industri Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Teknik Industri Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda Teknik Industri Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007 Herdyan Widarmanto 0600664894 ABSTRAK Sebagai penyedia komponen-komponen

Lebih terperinci

PENGANTAR SISTEM KENDALI

PENGANTAR SISTEM KENDALI 1 I PENGANTAR SISTEM KENDALI Deskripsi : Bab ini memberikan gambaran secara umum mengenai sistem kendali, definisi-definisi, pengertian sistem kendali lingkar tertutup dan sistem kendali lingkar terbuka,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi

BAB 2 LANDASAN TEORI. karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kualitas Kualitas merupakan ukuran yang tidak dapat didefinisikan secara umum, karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi perspektif yang

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: PER/219/M.PAN/7/2008 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA DAN ANGKA KREDITNYA

Lebih terperinci